ppt01

39
TUTOR: Dr. Abdul Hamid Syam, M. Kes PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS JAMBI

Upload: yoshanda17

Post on 10-Sep-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ppt

TRANSCRIPT

  • TUTOR: Dr. Abdul Hamid Syam, M. Kes

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    UNIVERSITAS JAMBI

  • Indra YanceG1A107016

    Tri Diana MulinaG1A109042

    Nanang KuswaraG1A109043

    NurpadhilahG1A109046

    M. Shahrenal AdeG1A109047

    Yoshanda Krisna P.G1A109048

    Gusti AndriG1A109049

    SofianG1A109067

    Reisa MaulidyaG1A109105

    Siti FatimahG1A107058

    Ahmad HabibiG1A108083

  • Tn, Y, 45 tahun, seorang wiraswasta yg

    diketahui usahanya mengalami kebangkrutan

    setahun yg lalu, sejak 4 bulan terakhir ini mengeluh

    insomnia dan sering merasa cemas, gelisah, jantung berdebar-debar kencang dan nyeri ulu hati.

    Hubungan dengan istri juga mengalami gangguan, penderita mengalami ejakulasi dini dan lekas marah. Hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan dokter tidak menunjukan adanya kelainan.

    Tuntutan hidup yang besar membuat 2 minggu terakhir insomnia semakin parah, penderita merasa depresi, kehilangan minat dan kegembiraaan, sosialisasi dan perawatan diri juga agak berkurang. Apa yg terjadi & bgmn seharusnya Tn.Y bersikap dlm kesulitan yg dialaminya?

  • InsomniaCemas GelisahEjakulasi DiniDepresi
  • I

  • 3. Bagaimana klasifikasi dari insomnia?

  • rangsangan pd Nuclei Rafe (diseparuh bag. bawah pons dan medulla) serat-serat saraf menyebar ke formatio retikularis, ke atas menuju thalamus, neokorteks hipotalamus dan sebagian besar pada sistem limbik pada ujung-ujung serat saraf tersebut terdapat serotonin yang berperan dalam proses tidur.Perangsangan pada area dalam nuclei traktus solitarius (merupakan region sensorik nedulla dan pons) yang dilewati sinyal sensorik visceral yang memasuki otak melalui saraf IX dan X keadaan tidur.Adanya rangkaian SSP dan batang otak saling menghambat dan mengaktifkan neuron area locus ceruleus dan norepinefrin mencetuskan terjadinya tidur.
  • Singkirkan atau terapi penyebab insomnia tersebut bila ada.Latih kebiasaan tidur yang baik. Psikoterapi Herbal Farmakoterapi

    7. Bagaiaman cara pemberian obat pada insomnia?

    hipnotik sedatif harus dimulai dengan dosis kecil

  • stressor gagal melakukan adaptasi terhadap stressor terjadi perubahan keadaan fungsional berbagai neurotransmitter dan sistem pemberi sinyal intraneuronal terjadinya perubahan pada pengaturan sistem adrenegik regulasi dari reseptor adrenergik beta norepinefrin bersama dengan serotonin sinyal di kirim ke korteks serebri, sistem limbik (amigdala dan hipokampus), batang otak dan medulla spinalis respon rasa takut yang berlebih cemas dan gelisah.
  • ansietas akan menyebakan terjadinya stimulasi system saraf otonom, maka akan menimbulkan gejala tertentu, misalnya kardiovaskular (takikardi), muscular (sakit kepala), gastrointestinal (diare), pernafasan (takipneu).

    9. Mengapa Tn. Y mengalami jantung berdebar kencang?

    Stresor mekan epineprin/mekan norepineprin vasokonstriksi terjadi hipoksia dijaringan perifer mekan CO HR

  • 10. Mengapa Tn. Y mengalami nyeri ulu hati?

    gangguan psikologis berupa cemas dan depresi perubahan keadaan fungsional neurotransmitter dan sistem pemberi signal intraneuronal perubahan dapt berupa hilangnya neuron dan penurunan besar dalam kontak sinaptik pengaruh pada faktor biologik disregulasi heterogen pada amin biogenik aktivasi adregenic alfa yang berlokasi pada neuron serotogenik mengatur jumlah serotonin penurunan serotonin stimulasi saraf otonom meningkatkan tonus simpatis peningkatan kerja lambung peningkatan produksi HCL nyeri ulu hati

  • Fisik, yaitu penyakit seperti hipertrofi prostat, sering olahraga.Cacat atau psikisEkonomiGen, yaitu adanya penurunan serotonin atau serotonin tidak ada.Hormonal

    II

  • stressor depresi mempengaruhi kepuasan nafsu dan kepercayaan diri ejakulasi dini.

    stressor gagal melakukan adaptasi perubahan keadaan fungsional berbagai neurotransmitter dan sistem pemberi sinyal intraneuronal perubahan pada pengaturan sistem adrenegik regulasi dari reseptor adrenergik beta serotonin pada nuclei rafe di batang otak pars rostalis impuls ke korteks serebri (frontalis dan temporal) dan sistem limbik gangguan fungsi pengendalian diri dan pengendalian emosi lekas marah.
  • 1. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang apa yang dilakukan?

    Pemeriksaan yang sudah dilakukan, kemungkinan adalah : vital sign, pemeriksaan fisik torakal dan abdomen lengkap. Sedangkan pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah EKG, dan Rontgent.

    III

  • 1. Mengapa depresi?

    Adanya stressor gagal melakukan adaptasi terhadap stressor terjadi perubahan keadaan fungsional berbagai neurotransmitter dan sistem pemberi sinyal intraneuronal terjadinya perubahan pada pengaturan sistem adrenegik regulasi dari reseptor adrenergik beta norepinefrin dan serotonin impuls dikirim ke sistem limbik gangguan emosional Depresif.

    IV

  • 2. Bagaimana kriteria dan klasifikasi depresi?

    PPDGJ III ::

    Gejala utama

    Afek depresifKehilangan minat dan kegembiraanBerkurangnya energy yang menuju kegembiraan

    Gejala lainnya

    Konsentrasi dan perhatian berkurang Harga diri dan kepercayaan diri berkurangGagasan tentang rasa bersalah dan tidak bergunaPandangan masa depan yang suram dan pesimistisGagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diriTidur tergangguNafsu makan berkurang
  • Klasifikasi ::

    F32.0 Episode Depresif RinganF32.1 Episode Depresif SedangF32.2 Episode Depresif berat tanpa gejala psikotikF32.3 Episode Depresif berat dengan gejala psikotikF32.8 Episode Depresif lainnyaF32.9 Episode Depresif YTT
  • 5. Mengapa kehilangan minat dan kegembiraan?

    Adanya stressor gagal melakukan adaptasi terhadap stressor terjadi perubahan keadaan fungsional berbagai neurotransmitter dan sistem pemberi sinyal intraneuronal terjadinya perubahan pada pengaturan sistem adrenegik regulasi dari reseptor adrenergik beta dopamin pada substansia nigra (mengatur minat dan konsentrasi) mempengaruhi traktus dopaminergik impuls diteruskan ke sistem limbik hilangnya minat dan kegembiraan.
  • 1. Apa yang terjadi pada Tn. Y?

    Tn. Y mengalami gangguan depresif sedang (F.32.1) dengan gejala somatik (F.32.11).

    2. Bagaimana seharusnya Tn.Y bersikap dalam kesulitan yang dialaminya?

    terapi kognitif atau modifikasi perilaku, untuk mengatasi tuntutan hidup yang berat Tn.Y harus secepatnya mencari pekerjaan baruSelain itu dapat juga mengkonsumsi obat-obatan hipnotif sedatif yang sesuai dengan keperluan dan indikasi.

    V

  • Tn. Y (45 tahun) mengalami depresi sedang dengan gangguan psikosomatik Aksis I :: F32.1 Episode Depresif Sedang F.32.11 dengan Gejala SomatikAksis II :: Tidak di diagnosisAksis III:: NoneAksis IV :: Masalah PekerjaanAksis V :: 80 71 ( gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, dll )
  • Patofisiologi

    Adanya stessor ketegangan pikiran mempengaruhi SSP terjadi perubahan keadaan fungsional berbagai neurotransmiter dan sistem pemberi signal intraneuronal terjadi ketidakseimbangan pelepasan norepinefrin dan serotonin penurunan aktivitas norepinefrin dan serotonin gangguan tidur insomnia
  • Terapi Wicara

    pemahaman artikulasi anak sangat buruk;

    berusia lebih dari 8 tahun;

    menimbulkan masalah dengan sebaya, belajar dan citra diri;

    banyak konsonan yang salah di artikulasikan;

    banyak fonem yang digantikan atau di abaikan bukannya penyimpangan.

    Konseling ortu
  • dapat sembuh sesuai perkembangan anak, walaupun agak terlambat.Jk ggn artikulasi hny sejumlah kecil fonem pulih spontan. Jk mengalami ggn di atas usia 5 tahun dapat mengalami kesalahan artikulasi yang lebih banyak, dan risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah pendengaran. Pemulihan spontan jarang terjadi setelah usia 8 tahun.
  • definisi

    Satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri.

    etiologi

    Faktor organobiologiFaktor genetikFaktor psikososialFaktor kepribadianFaktor psikodinamik pada depresi

    Epid.

    Perempuan dapat mencapai 25 persen5 persen dari komunitas memiliki gangguan depresif ringan.depresi berat paling sering terjadiPerempuan dua kali lipat lebih besar disbanding laki-laki
  • Anamnesis

    Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang-kurangnya 2minggu untuk penegakan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dan dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.

    Kategori diagnosis episode depresif ringan (F32.0), sedang (F32.1) dan berat (F32.2) hanya digunakan untuk episode depresi tunggal (yang pertama). Episode depresif berikutnya harus diklasifikasi di bawah salah satu diagnosis gangguan depresif berulang (F33.-)

  • PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN PSIKIATRI Deskripsi umum Mood, afek dan perasaan Bicara Gangguan persepsi Pikiran, dll PEMERIKSAAN PENUNJANGDexamethasone suppression test (DST)Peningkatan kortisol serum Penurunan MHPG urin dan 5-HIAA cairan secebrospinal Uji stimulasi TRHGangguan tidurUji tantangan stimulant
  • PSIKOTERAPIMEDIKAMENTOSA

    Prognosis

    Prognosis baik : jika episode ringan, tidak ada gejala psikotik, singkatnya rawat inap, indikator psikososial

    Prognosis buruk : depresi berat bersamaan dengan distmik, penyalahgunaan alcohol dan zat lain, ditemukan gejala gangguan cemas, ada riwayat lebih dari sekali episode depresi sebelumnya.

  • 1. Dorlan,W.A.Newman ; alih bahasa , Huriawati, Hartanto, dkk ;editor edisi bahasa indonesia, Huriawati, Hartanto, dkk; 2002: Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 29, Jakarta, EGC

    2A.Price, Sylvia. 2005. Buku Ajar Patofisiologi Konsep Klinis Proses proses penyakit. Edisi ke 9. Volume 2. Jakarta : EGC.

    3Sadock B, Sadock V A. Kaplan & Sadock, Buku Ajar Psikiatri Klinis, Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2010. Hal

    4Maslim, Rusdi SpKJ. 2007. Panduan Praktis: Pengguanaan Klinis Obat Psikotropik, Edisi Ketiga. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya. Jakarta.