presentasi torch

5/12/2018 Presentasi TORCH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-torch 1/41

Diagnostic and Laboratory Solution

PT. MULTIREDJEKI KITA

TORCHInfection

Hanung Sumbogo JatiProduct Executive

PT. MULTIREDJEKI KITAJl. Kebayoran Lama No. 28Jakarta Selatan 12210

T: 021 534 8161F: 021 5365 0741

E: [email protected]





1. Menjelaskan mengenai infeksi Toxoplasma, Rubella, Herpes,dan Cytomegalovirus (TORCH) dalam peranannya sebagaiTechnical Sales Representative & Product Executive

2. Menjelaskan prevalensi penyakit infeksi bakteri tersebut di

Indonesia

3. Menjelaskan mengenai lini produk yang dimilikiGenesis Diagnostics .





Merupakan Protozoa obligat intraselular

Terdapat dalam tiga bentuk :

• Takizoit

• Kista

• Ookista

Ukuran :

• Panjang : 4- 8 mikron

• Lebar : 2-4 mikron

Mempunyai selaput, inti dan badan golgi

Habitat dalam sel epitel usus muda

Toxoplasma gondii 1)

1) Jawetz, Melnick, & Adelberg's, Medical Microbiology 24th edition, a Lange

Medical Book, United States,2007





Penyebaran Toxoplasma gondii 1)

Tersebar di seluruh dunia, pada hewanberdarah panas dan mamalia

Diperkirakan sepertiga penduduk dunia telahterinfeksi

Binatang pengerat dan burung sebagaihospes perantara

Kucing dan berbagai jenis Felidae sebagai hospes definitif

Ditemukan pada segala macam sel jaringantubuh kecuali sel darah merah

1) James Chin, editor : I Nyoman Kandun, Manual Pemberantasan Penyakit

Menular, edisi ke 17,Departemen Kesehatan RI, tahun 2000





Cara Infeksi dan penularan1)

Makanan yang mengandung kista Toxoplasma gondii

Transplantasi organ

Kecelakaan laboratorium Infeksi kongenital

Gejala Klinis yang sering terjadi (akut)

Limfadenopati dan rasa lelah

Demam dan sakit kepala

Mialgia dan malaise1) James Chin, editor : I Nyoman Kandun, Manual Pemberantasan Penyakit


1) Edi Dharma, Toxoplasma gondii musuh dalam selimut, Desertasi, Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro, 2007, Semarang





Prevalensi dan Epidemiologi1)

Toxoplasma gondii ditemukan diseluruh dunia.

Prevalensi kasus Toxoplasma gondii di Indonesia pada

Manusia : 2 – 63 %,

Kucing : 35 – 73%,Babi : 11 – 36%,

Anjing : 75%.

Daging ternak dan ayam/burung serta tanah yang tercemar tinja kucing

merupakan sumber infeksi.









Proses infeksi Toxoplasma gondii 1)

Toxoplasma gondii tertelan Gejala Klinis

Menembus epitel ususTubuh menghasilkan

Antibodi

T.gondii menyerang T.gondii terusseluruh makrofag membelah diri

lisis ( ex antigen ) (lambat) bradizoit







Manifestasi Klinis Toxoplasmosis gondii

Susunan syaraf : Encephalitis

Otot jantung : MyocarditisPada mata : Irridosklitis dan Khorioditis

Bayi (Kongenital) : Eritoblastosis, keguguran,





Diagnosis Toxoplasmosis gondii

1. Menemukan parasit Toxoplasma gondii dalam

sediaan darah/cairan atau ookista dalam feses

2. Isolasi parasit dari bahan kelenjar Limfe, kemudian

inokulasi pada mencit

3. Tes Serologi :

• Tes warna Sabin Feldman

• Tidak langsung

IHA Inhibition Haema lutination Assa





Pengobatan Toxoplasmosis1. Penggunaan Antibiotik

Kombinasi Sulfadiazine – PyrimethamineSpiramisin, Klindamisin, Azithromisin, Clarithromisin,

Atovoqoune2. Obat – obat Imunostimulan

Pilihan pengobatan harus disesuaikan dengan kondisi pasien





Merupakan anggota dari Rubivirus

Tubuh virus diselimuti oleh ssRNA

Berbentuk bulat, diameter 60 – 70nm

Memiliki nukleoprotein padat

Memiliki 2 lapis lipid yang mengandungglikoprotein envelope E1 dan E2

Bersifat teratogenik

Rubella 1)







Penyebaran Rubella 1)

Tersebar di seluruh dunia, hanya terdapatpada manusia

Insiden infeksi tertinggi terjadi saat musimsemi dan panasi

Epidemik terjadi setiap 20 – 25 tahun

Lebih banyak menyerang anak – anak usia5 – 9 tahun

Virus bersarang di tenggorokan, bulu hidung

dan air seni

Dapat diisolasi pada biakan jaringan







Tanda dan Gejala Klinis

Demam selama 2 -3 hari

Pembengkakan kelenjar getah bening (Limfadenopati )

Ruam ( eksantema )

Sakit kepala, kehilangan nafsu makan, konjungtivitis ringan

Penularan penyakit

Kongenital

Air seni

Kontak dengan sekret cairan hidung





Prevalensi dan Epidemiologi

• Di Amerika Serikat tahun 1964-1965 merupakan endemik

Rubella , 20.000< bayi dilahirkan cacat

•

Setelah pemberian imunisasi pada tahun 1969 jumlah kasusnyamenurun

• Menurut data WHO,± 236.000 kasus Rubella kongenital terjadi setiaptahun di negara berkembang







Tahapan Klinis Rubella Terbagi menjadi 3 tahap, yaitu :

1. Masa Inkubasi

Berkisar selama 14 - 21 hari

2. Masa ProdormalBerkisar selama 1 – 5 hari

Gejala mulai muncul, erupsi mungkin timbul

3. Masa Eksantema

Eksantema muncul dari wajah hingga merata ke seluruhtubuh bertahan hingga 4 hari





Manifestasi Klinis Rubella 1)

Manifestasi virus Rubella dibagi 3, yaitu :

1. Transien

IUGR, Purpura Trombositopenia, Anemia Hemolitik,Hepatosplenomegaly, Ikterik

2. Developmental

Tuli sensorineural, Retardasi mental, Insulin dependent diabet,Pneumonia interstisial

3. PermanenKerusakan jantung, kerusakan mata, mikrosefali,







Diagnosis dan pengobatan Rubella • Diagnosis melalui :

– Imunnoassay Enzym (antibodi IgM )

– Isolasi dan identifikasi virus

–

Diagnosis infeksi kongenital – Prenatal diagnosis infeksi rubella

• Pengobatan adalah simtomatis, antara lain : Amantadin, Interferon,Isoprinosin





Merupakan anggota dari Herpesviridae

Mempunyai selubung lipoprotein

Berbentuk ikosahedral nukleokapsid

Berukuran 100 – 200 nm

Asam nukleat berupa DNA double stranded

Cytomegallovirus 1)







Penyebaran Cytomegallovirus 1)

Tersebar luas di seluruh dunia

Insiden infeksi tidak dipengaruhi musim atauiklim

Dapat menyerang manusia dan hewan

Merupakan penyebab infeksi kongenitalyang paling umum

Tidak ada vektor yang menjadi perantaratransmisi penularan

1) M.A Lisyani B S, Kewaspadaan Terhadap Infeksi Cytomegallovirus Serta

Kegunaan Deteksi Secara Laboratorik , Desertasi, Fakultas KedokteranUniversitas Diponegoro, Semarang, 2007





Tanda dan Gejala Klinis1)

Infeksi virus ini biasanya tidak menimbulkan gejala atau tanda yangkhas.

Bila timbul gejala, manifestasinya sangat bervariasi

Pada bayi, gejalanya antara lain : letargi, kejang, ikterus,petechiae,purpura

Penularan penyakit

Kongenital

Air liur, urin, ASI, sekret serviks, dan semen

Hubungan seks







Prevalensi dan Epidemiologi1)

• Pada sosial ekonomi yang baik terdapat 60 – 70% posist CMV.

• Di negara berkembang prevalensinya hingga sampai 90% masyarakattelah terinfeksi CMV

• Prevalensi infeksi kongenital bervariasi luas di antara 0,2 – 4,1% padapopulasi yang berbeda

• Numazaki melaporkan sekitar 7% dari infeksi CMV dijumpai pada saat

lahir, sedangkan Lipitz melaporkan sebesar 10 - 15%







Respon Imun terhadap infeksi Cytomegallovirus1)

Bersifat kompleks, meliputi respon imun seluler dan humoral

Sel NK akan mengenal inang lisis virus

Makrofag APC ( Antigen presenting cells ) pada infeksi akut

Menghancurkan selinang ( yang mengekspresik

Sel Limfosit CD4+ antigen virus )

( memproduksi sitokin )

memicu proliferasi klon tunggal Mengaktifkan

sel T sitotoksik Sel T CD8+







Manifestasi Klinis Cytomegallovirus

Manifestasi virus Cytomegallovirus dapat mengakibatkan :

1. Infeksi ginjal saluran kemih

2. Radang hati3. Infeksi pada saluran gastrointestinal

4. Radang mata dan tuli

5. Keganasan

6. Autoimunitas

7. Ateroskelorsis





Metode pemeriksaan Cytomegallovirus • 1. Tes Serologi metode ELISA

Untuk mendeteksi antibodi IgM, dan IgG, dan IgG avidity spesifikanti-CMV dalam sirkulasi

• 2. Kultur virus

merupakan gold standard pemeriksaan CMV, memerlukan waktu 7 – 10 hari, dan spesimen harus diambil pada saat stadium akut

• 3. PCR ( Polymerase Chain reaction ) Melalui deteksi DNA virus, bahan yang dipakai ialah urin, darahatau jaringan.





Pengobatan dan pencegahan infeksi CMVObat – obat untuk terapi pada penyakit CMV adalah:

1. Ganciclovir, menghambat sintesa DNA virus

2. Foscarnet

3. Imunoglobulin antibodi anti CMV yang tinggi

4. Valaciclovir, menghambat replikasi DNA virus

Pemberian vaksin CMV hidup dan imunisasi berguna untuk pencegahaninfeksi virus CMV





Merupakan anggota dari Herpesviridae

Mempunyai selubung lipid, karbohidrat danprotein

2 tipe virus herpes simplex- HSV Tipe I

- HSV Tipe II

Berukuran 100 nm

Asam nukleat berupa DNA double stranded

Herpes Simplex 1)

1) Jawetz, Melnick, & Adelberg's, Medical Microbiology 24th edition, a LangeMedical Book, United States,2007





Penyebaran Herpes Simplex

Tersebar luas di seluruh dunia

Hampir 50 – 90% orang dewasa memilikiantibodi terhadap HSV I

Antibodi HSV II terjadi pada 20 – 30% orangAmerika dewasa

Prevalensi penyakit meningkat padakelompok sosial ekonomi rendah

Gaya hidup yang berganti – ganti pasangan

juga dapat meningkatkan resiko

1) James Chin, editor : I Nyoman Kandun, Manual Pemberantasan PenyakitMenular, edisi ke 17,Departemen Kesehatan RI, tahun 2000





Tanda dan Gejala Klinis1)

Infeksi pada umumnya menimbulkan atau tanpa gejala

Gejala yang umum terjadi, antara lain :

Rasa panas pada daerah yang terinfeksi

gingivostomatitis

Keratoconjungtivitis

Komplikasi kulit ( eczema kronis )

Timbul gelembung kemerahan

HSV I penyebab umum untuk luka di sekitar mulut

HSV II dapat menimbulkan infeksi genital herpes

1) Jawetz, Melnick, & Adelberg's, Medical Microbiology 24th edition, a LangeMedical Book, United States,2007





Cara –

cara penularan Herpes Simplex virusPada HSV I penularan melalui saliva dari carrier

Melalui lesi herpes yang bernanah

Pada HSV II penularan melalui hubungan seksual

Kedua tipe HSV dapat ditularkan melalui :

• Oral – genital

• Oral – anal

• Anal - genital

Pada neonatus melalui jalan lahir yang terkontaminasi

PT MULTIREDJEKI KITA





Infeksi virus Herpes Simplex 1)

Infeksi oleh HSV dapat berupa :

1. Infeksi Primer

HSV masuk ke hospes menggabungkan diri dengan DNA

hospes replikasi terjadi kelainan pada kulit

2. Infeksi Non primer

Infeksi sudah lama berlangsung, tetapi tidak menimbulkan gejalaTubuh telah membentuk antibodi

3. Infeksi rekurensApabila HSV aktif kembali ( faktor pencetus ) dan menggandakan diri

1) James Chin, editor : I Nyoman Kandun, Manual Pemberantasan PenyakitMenular, edisi ke 17,Departemen Kesehatan RI, tahun 2000






Metode pemeriksaan Herpes Simplex Virus• 1. Virulogi

a. Mikroskup cahaya

Menggunakan sampel sel – sel di dasar lesi, sel yang terinfeksitampak membesar dan ditemukan fusi

b. Pemeriksaan antigen langsung

Sel dasar lesi + aseton beku kemudian diperiksa dengancahaya elektron

c. PCR ( Polymerase Chain Reaction )

Tes reaksi rantai polimer untuk DNA HSV

d. Kultur virus






2. Serologi

a. ELISA

Mendeteksi antibodi terhadap HSV, antibodi terbentuk setelah 6minggu setelah terjadinya infeksi

b. Western Blot Test

Merupakan gold standard untuk pemeriksaan antibodi, hanyaharganya sangat mahal dan membutuhkan waktu yang lama

c. Biokit HSV II

Merupakan tes untuk mendeteksi HSV II






Pengobatan dan pencegahan infeksi HSVObat – obat untuk terapi pada penyakit HSV adalah:

1. Acylovir

2. Vidarabin

3. Idoksuridin

4. Trifluridin

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan :1. Mencegah kontaminasi kulit dengan penderita

2. Melakukan operasi cesar, bila terjadi lesi aktif

3. Menggunkan kondom lateks saat berhubungansex






PRODUCT KNOWLEDGEGENESIS DIAGNOSTICS






Produk Genesis Diagnostics TORCH1. Toxoplasma : IgM ELISA Kit and IgG ELISA Kit

2. Rubella : IgM ELISA Kit and IgG ELISA Kit

3. CMV : IgG ELISA Kit and IgM ELISA Kit

4. Herpes-1 IgG ELISA Kit and Herpes-2 IgG ELISA Kit

5. Herpes-simplex virus-1 and/ or -2 IgM ELISA Kit






Material dalam kit

Microplate: 96 wells in 12 x 8 breaks – apart strips, yang dilapisi recombinan protein

Reagent 1: Sample diluent 46 ml; biru

IgG Absorbent : Anti human IgG, 3 x 3,5 ml

Reagent 2 : Wash Buffer 100mM Tris – buffered saline with detergent, pH 7,2

Reagent 3 : Conjugate, 12 ml, (hijau)

Reagent 4: TMB substrate aqueous solution of TMB and hydrogen peroxide, 12 ml, Reagent 5 : Stop solution, 12 ml

Standards : 10 U/ml ( merah), 1 ml

Positive control: 1 ml of 10mM Tris buffered saline

Negative control: 1 ml ( hijau )

Incubation bag

Instruction for use






Campur 1 : 4 IgG absorbent

dan Sampel diluentDan larutkan sampel 1 : 100

Siapkan 100 μl standard, kontrolserta sampel terlarut pada

mikroplate

Inkubasi

selama 20 menit,

kemudian

cuci 3 kali

Sediakansebanyak 100μl

konjugate

+ sebanyak 100 μl TMBsubstrate

Inkubasi

selama 10

menit,Tambahkan 100 μl Stop

Solution pada setiap lubang

Baca pada panjanggelombang 450 nmatau 450/620 nm

Inkubasi selama 20 menit,

kemudian cuci 3

kali






• Interpretasi hasil pemeriksaan

Positive Negative

OD >/= 8 IU/ml OD OD < 8 IU/ml OD



OD >/= 10 IU/ml OD OD < 10 IU/ml ODOD >/= 3 IU/ml OD OD < 3 IU/ml OD

Pemeriksaan Interpretasi hasil

Toxoplasma IgG ELISA Kit

Quantitative result: plot hasil absorbansi dengankonsentrasinya, buatlah garis dari titik yang terbentuk,kemudian tentukan konsentrasinya, bila dibawah 8 IU/mlberarti negatif; bila diatas 8 IU/ml berarti positif

Toxoplasma IgM ELISA Kit

Rubella IgG ELISA Kit

Quantitative result: plot hasil absorbansi dengankonsentrasinya, buatlah garis dari titik yang terbentuk,kemudian tentukan konsentrasinya, nilai diatas 15 IU/mlberarti positif

Rubella IgM ELISA KitCMV IgG ELISA Kit

Quantitative result: plot hasil absorbansi dengankonsentrasinya, buatlah garis dari titik yang terbentuk,kemudian tentukan konsentrasinya, bila dibawah 3 IU/mlberarti negatif; bila diatas 3 IU/ml berarti positif






Interpretasi hasil





CMV IgM ELISA Kit

Herpes-1 IgG ELISA Kit

Quantitative result: plot hasil absorbansi dengan

konsentrasinya, buatlah garis dari titik yang terbentuk,kemudian tentukan konsentrasinya, nilai diatas 10 IU/mlberarti positif

Herpes-2 IgG ELISA Kit

Quantitative result: plot hasil absorbansi dengankonsentrasinya, buatlah garis dari titik yang terbentuk,kemudian tentukan konsentrasinya, nilai diatas 10 IU/mlberarti positif

Herpes simplex-1 and/or -2 IgM ELISA Kit

Positive Negative

Pemeriksaan Interpretasi hasil






TERIMA KASIH

presentasi torch

Documents