prevalensi coated tongue pada lansia di puskesmas pancur batu · tahun 2015 meneliti . tentang ....

54
Universitas Sumatera Utara Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id Fakultas Kedokteran Gigi Skripsi Sarjana 2019 Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu Oloan, Ray Universitas Suamtera Utara http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/14346 Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 29-Dec-2019

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id

Fakultas Kedokteran Gigi Skripsi Sarjana

2019

Prevalensi Coated Tongue pada Lansia

di Puskesmas Pancur Batu

Oloan, Ray

Universitas Suamtera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/14346

Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara

Page 2: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

PREVALENSI COATED TONGUE PADA LANSIA

DI PUSKESMAS PANCUR BATU

SKRIPSI

Diajukkan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

Syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

Ray Oloan

NIM: 140600124

Pembimbing:

Nurdiana, drg., Sp.PM

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Penyakit Mulut

Tahun 2019

Ray Oloan

PREVALENSI COATED TONGUE PADA LANSIA DI PUSKESMAS

PANCUR BATU

xii+ 37 halaman

Populasi lansia di Asia dan Indonesia mengalami peningkatan dimulai dari

tahun 1990. Seiring dengan bertambahnya usia, lansia mengalami penurunan fungsi

organ tubuh yang akan menyebabkan perubahan pada lansia. Perubahan pada lansia

dapat melibatkan perubahan sistemik dan rongga mulut. Perubahan rongga mulut

pada lansia diantaranya kelainan lidah seperti coated tongue yaitu lapisan pada lidah

yang dapat berwarna putih sampai berwarna kecoklatan. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui prevalensi coated tongue pada lansia di Puskesmas Pancur Batu.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional

yang melibatkan 96 lansia di Puskesmas Pancur Batu. Data penelitian diperoleh

dengan melakukan anamnesis untuk mengetahui umur dan xerostomia. Setelah itu,

dilakukan pemeriksaan klinis yaitu pemeriksaan (Oral Hygiene Index Simplified)

OHIS dan coated tongue. Hasil penelitian ini menunjukkan pasien yang mengalami

coated tongue berjumlah 68 orang (70,83%). Prevalensi coated tongue pada lansia

dengan usia 45-59 tahun sebanyak 22 orang (50%), pada usia 60-69 tahun sebanyak

39 orang (86,67%) dan pada usia ≥70 tahun sebanyak 7 orang (100%). Prevalensi

coated tongue pada lansia laki-laki sebanyak 34 orang (59,65%) dan perempuan

sebanyak 34 orang (87,18%). Prevalensi coated tongue pada lansia dengan OHIS baik

sebanyak 6 orang (40%), OHIS sedang sebanyak 39 orang (78%), dan OHIS buruk

sebanyak 23 orang (74,19%). Prevalensi coated tongue pada lansia yang mengalami

xerostomia 31 orang (88,57%) dan tidak mengalami xerostomia sebanyak 37 orang

(60,65%). Kesimpulan penelitian ini prevalensi coated tongue di Puskesmas Pancur

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

Batu pada lansia sebanyak 68 orang (70,83%), dimana coated tongue lebih banyak

ditemukan pada kelompok usia ≥70 tahun dan lebih banyak pada perempuan. Selain

itu, coated tongue lebih banyak pada OHIS sedang dan lansia yang mengalami

xerostomia.

Daftar rujukan: 47 (1988-2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini dipertahankan di hadapan tim penguji

pada tanggal 20 Februari 2019

TIM PENGUJI

KETUA : Nurdiana, drg., Sp.PM

ANGGOTA : Sayuti Hasibuan, drg., Sp.PM

Aida Fadhilla Darwis, drg., MDSc

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih

karunia-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi dengan judul

“Prevalensi coated tongue pada lansia di Puskesmas Pancur Batu” ini merupakan

salah satu syarat yang harus dipenuhi penulis untuk mendapatkan gelar Sarjana

Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Rasa hormat dan terimakasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada

kedua orangtua terkasih, ayah Samin Gurusinga dan ibu Berliana Silalahi, serta

abang/kakak Tinton Bastanta dan Iva Herlianta atas segala doa, motivasi, perhatian,

dan harapan selama penulisan skripsi ini. Penulis juga menyampaikan terimakasih

kepada Nurdiana, drg., Sp.PM selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan

sabar, tulus, dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan

motivasi, arahan, dan saran yang sangat berharga yang telah diberikan untuk

membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

terimakasih kepada:

1. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes, Sp.RKG(K) selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara;

2. Sayuti Hasibuan, drg., Sp.PM selaku Ketua Departemen Ilmu Penyakit

Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara serta tim penguji skripsi

yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran yang bermanfaat kepada

penulis;

3. Aida Fadhilla Darwis, drg., MDSc selaku tim penguji skripsi yang telah

meluangkan waktu dan memberikan saran yang bermanfaat kepada penulis;

4. Nevi Yanti, drg., M.Kes, Sp.KG selaku Dosen Pembimbing Akademik

penulis yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama

menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

5. Seluruh Staf Pengajar di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera

Utara, khususnya staf pengajar di Departemen Ilmu Penyakit Mulut;

6. Kepala Puskesmas Pancur Batu dr. Tety yang telah memberikan izin dan

bantuan kepada penulis dalam pelaksanaan penelitian;

7. Teman-teman Sitepu Residence yang telah memberikan motivasi dan

bantuan dalam pelaksanaan penelitian;

8. Kelompok kecil “Faith Integrity dan Efaproditus”, Faber, Admen,

Baginda, David yang telah menjadi keluarga bagi penulis;

9. Sahabat-sahabat terbaik penulis, Marshall, Alfath, Elsa, Paul, All, Yuli,

Elisabeth, Sary, Desy J, Desy S serta seluruh teman-teman stambuk 2014 yang tidak

dapat disebutkan satu persatu;

Akhir kata, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun

untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan

pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu, dan masyarakat. Tiada lagi

yang dapat penulis ucapkan selain ucapan syukur, semoga kasih karunia Tuhan Yang

Maha Esa selalu menyertai kita semua.

Medan, 20 Februari 2019

Penulis

(Ray Oloan)

NIM: 140600124

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................................ v

DAFTAR ISI…………….................................................................................. viii

DAFTAR TABEL……….................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah…………........................................................ 3

1.3 Tujuan Penelitian……………..................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian....................................................................... 4

1.4.1 Manfaat Teoritis........................................................................ 4

1.4.2 Manfaat Praktis………………................................................. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Coated Tongue............................................................................ 5

2.1.1 Defenisi.................................................................................... 5

2.1.2 Epidemiologi............................................................................ 5

2.1.3 Etiologi..................................................................................... 5

2.1.4 Gambaran Klinis...................................................................... 6

2.1.5 Diagnosis................................................................................. 7

2.1.7 Diagnosa Banding.................................................................... 7

2.1.8 Penatalaksanaan....................................................................... 8

2.2 Lansia.......................................................................................... 8

2.2.1 Defenisi.................................................................................... 8

2.2.2 Epidemiologi............................................................................ 9

2.2.3 Klasifikasi................................................................................ 9

2.2.4 Ciri-Ciri.................................................................................... 10

2.2.5 Teori Proses Penuaan pada Lansia.......................................... 11

2.2.5.1 Teori Kerusakan Oksidatif.................................................... 11

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

ix

2.2.5.2 Teori Kontrol Abnormal Mitosis Sel.................................... 11

2.2.5.3 Teori Modifikasi Protein....................................................... 12

2.2.5.4 Teori Wear dan Tear............................................................. 12

2.2.5.5 Teori Penuaan dan Evolusi................................................... 12

2.3 Coated Tongue pada Lansia........................................................ 12

2.4 Kerangka Teori........................................................................... 14

2.5 Kerangka Konsep........................................................................ 15

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian............................................................................ 16

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................... 16

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian................................................... 16

3.3.1 Kriteria Inklusi.......................................................................... 17

3.3.2 Kriteria Eklusi........................................................................... 17

3.4 Variabel dan Defenisi Operasional.............................................. 17

3.4.1 Variabel Bebas.......................................................................... 17

3.4.2 Variabel Terikat........................................................................ 18

3.4.3 Defenisi Operasional................................................................. 18

3.5 Alat dan Bahan Penelitian............................................................ 19

3.5.1 Alat............................................................................................ 19

3.5.2 Bahan......................................................................................... 20

3.6 Metode Pengumpulan Data.......................................................... 20

3.7 Pengolahan dan Analisa Data....................................................... 21

3.8 Etika Penelitian............................................................................. 21

BAB 4 HASIL PENELITIAN……….….……....…………........................ 23

4.1 Data Demografi........................................................................... 23

4.2 Prevalensi coated tongue pada lansia.......................................... 24

BAB 5 PEMBAHASAN…………….….……....…………........................ 27

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN….……....…………........................ 31

6.1 Kesimpulan.................................................................................. 31

6.2 Saran…………………………....…............................................ 31

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 33

LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Definisi operasional………………………………………..................... 18

2. Data demografi berdasarkan usia…………………………..................... 23

3. Data demografi berdasarkan jenis kelamin…………………………....... 23

4. Prevalensi coated tongue pada lansia………………………………….... 24

5. Prevalensi coated tongue pada lansia berdasarkan usia………………… 24

6. Prevalensi coated tongue pada lansia berdasarkan jenis kelamin………. 25

7. Prevalensi coated tongue pada lansia berdasarkan OHIS………………. 25

8. Prevalensi coated tongue pada lansia berdasarkan xerostomia…………. 26

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. A. Lidah normal; B. Coated tongue………………………………..................... 6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Lembar penjelasan kepada subjek penelitian.

2. Informed consent.

3. Lembar pemeriksaan subjek penelitian.

4. Persetujuan komisi etik tentang pelaksanaan penelitian (Ethical Clearance).

5. Surat selesai melaksanakan penelitian dari Puskesmas Pancur Batu.

6. Rincian biaya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasien lansia yang memerlukan pelayanan kesehatan meningkat sejalan

dengan peningkatan populasi lansia.1 Situasi global pada saat ini menunjukkan

setengah jumlah populasi lansia di dunia (400 juta jiwa) berada di Asia.2

Permasalahan kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi kualitas hidup lansia.1

Bersamaan dengan bertambahnya usia terjadi pula penurunan fungsi tubuh.3

Salah

satu perubahan pada lansia adalah perubahan rongga mulut. Kondisi rongga mulut

pada lansia dapat mengalami perubahan pada mukosa, gigi, jaringan pendukung, dan

kelainan lidah.4

Kelainan lidah yang dapat ditemukan pada lansia, seperti coated

tongue, fissured tongue, dan geographic tongue.3

Coated tongue adalah lapisan pada dorsum lidah terlihat berwarna putih

sampai berwarna kecoklatan. Coated tongue merupakan tumpukan dari debris, sisa-

sisa makanan dan mikroorganisme yang terdapat pada permukaan dorsal lidah.3

Coated tongue berkaitan erat dengan kebiasaan menjaga kebersihan rongga mulut,

usia, jenis kelamin, penyakit sistemik, dan merokok.5 Keadaan kebersihan rongga

mulut (Oral Hygiene Index Simplified/OHIS) dari lansia mengakibatkan bakteri pada

plak dan kalkulus yang ada di permukaan gigi juga menyebar pada dorsal lidah

sehingga terjadi coated tongue.6 Selain itu, coated tongue berhubungan dengan

bertambahnya usia dan mikroorganisme pada dorsum lidah.5,7

Lansia cenderung

mengalami keterbatasan kemampuan untuk membersihkan lidahnya. Disamping itu

terjadi pula menurunnya sekresi saliva menyebabkan kebersihan rongga mulut yang

buruk sehingga kebersihan rongga mulut buruk ini kemudian menjadi penyebab

coated tongue.8,9

Prevalensi coated tongue yang tinggi pada lansia memerlukan edukasi dan

perawatan dari dokter gigi maupun tenaga medis lainnya.10

Penelitian Patil et al. pada

tahun 2013 mengenai prevalensi kelainan lidah di India melaporkan dari 595 subjek,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

2

terdapat 167 orang yang mengalami coated tongue dengan tingkat prevalensi 28%.

Hal ini menempatkan coated tongue sebagai kelainan lidah yang tertinggi di India.11

Penelitian Shinde et al. pada tahun 2017 mengenai prevalensi kelainan lidah di India

Barat menunjukkan dari 128 subjek yang mengalami kelainan lidah, terdapat coated

tongue sebesar 14,3% dan merupakan kelainan lidah tertinggi yang kedua.12

Penelitian Darwazeh et al. pada tahun 2011 mengenai prevalensi kelainan lidah di

Yordania menunjukkan prevalensi coated tongue dilaporkan menjadi kelainan lidah

tertinggi yang kedua yaitu 8,2%.13

Penelitian Patil, Shinde dan Darwazeh juga

dilakukan pada kelompok dengan rentang usia muda.11,12,13

Kelompok subjek lansia menunjukkan prevalensi coated tongue yang berbeda

dengan kelompok usia lain. Penelitian Nogalcheva et al. pada tahun 2017 mengenai

penatalaksanaan coated tongue menemukan subjek berusia ≤60 tahun menunjukkan

tingkat coated tongue yang rendah yaitu 20,5%, sedangkan subjek berusia di atas 60

tahun memiliki tingkat coated tongue yang tinggi yaitu 79,5%.14

Penelitian yang

dilakukan Nur’aeny dkk pada tahun 2016 mengenai profil lesi mulut pada kelompok

lansia di Panti Sosial Tresna Wreda Senjarawi Bandung mengungkapkan hasil

pemeriksaan pada 20 sampel, menunjukkan kelainan pada lidah yang terbanyak

adalah coated tongue sebesar 11 orang (55%).4 Omor et al. tahun 2015 meneliti

tentang prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan coated tongue di Yordania,

pada 353 subjek ditemukan sebanyak 129 orang (36,5%) menderita coated tongue

dengan usia subjek >45 tahun.5 Penelitian Kurniawan dkk pada tahun 2010 mengenai

profil kesehatan mulut dan saliva pada pasien geriatri di Rumah Sakit Cipto

Mangunkusumo pada 117 subjek ditemukan 56 orang (47,8%) mengalami coated

tongue.1 Penelitian yang dilakukan Asih dkk pada tahun 2014 di Panti Sosial Tresna

Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru mendapatkan prevalensi coated tongue 48,21%,

penelitian ini dilakukan pada sampel sebanyak 56 lansia.3

Penelitian mengenai prevalensi coated tongue pada lansia masih sedikit

dilakukan sehingga mendorong peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Penelitian prevalensi coated tongue pada lansia belum pernah dilakukan di

Puskesmas Pancur Batu. Oleh karena itu, peneliti merasa perlu melakukan penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

3

ini untuk melihat besarnya prevalensi coated tongue di Puskesmas Pancur Batu

Kabupaten Deli Serdang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Berapakah prevalensi coated tongue pada lansia di Puskesmas Pancur Batu?

2. Berapakah prevalensi coated tongue pada lansia berdasarkan usia menurut

DEPKES di Puskesmas Pancur Batu?

3. Berapakah prevalensi coated tongue pada lansia berdasarkan jenis kelamin di

Puskesmas Pancur Batu?

4. Berapakah prevalensi coated tongue pada lansia berdasarkan OHIS di Puskesmas

Pancur Batu?

5. Berapakah prevalensi coated tongue pada lansia berdasarkan xerostomia di

Puskesmas Pancur Batu?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui besarnya prevalensi coated tongue pada lansia di Puskesmas

Pancur Batu.

2. Untuk mengetahui prevalensi coated tongue pada lansia berdasarkan usia menurut

DEPKES di Puskesmas Pancur Batu.

3. Untuk mengetahui prevalensi coated tongue pada lansia berdasarkan jenis

kelamin di Puskesmas Pancur Batu.

4. Untuk mengetahui prevalensi coated tongue pada lansia berdasarkan OHIS di

Puskesmas Pancur Batu.

5. Untuk mengetahui prevalensi coated tongue pada lansia berdasarkan xerostomia

pada lansia di Puskesmas Pancur Batu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

4

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi dokter,

dokter gigi, dan tenaga medis lainnya pada program kesehatan untuk mengatasi

kelainan lidah yaitu coated tongue khususnya pada lansia.

2. Bagi Badan Penelitian dan Pengembangan (LITBANG), sebagai sumber

informasi untuk penelitian lebih lanjut tentang hubungan coated tongue pada lansia

dengan usia, jenis kelamin, OHIS dan xerostomia.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi dokter, dokter gigi,

dan tenaga medis lainnya untuk dapat melakukan edukasi pada masyarakat tentang

pentingnya lansia untuk memperhatikan rongga mulutnya khususnya coated tongue.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada masyarakat

tentang prevalensi coated tongue pada lansia, sehingga lansia dapat memperhatikan

keadaan rongga mulutnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Coated Tongue

2.1.1. Definisi

Coated tongue adalah lapisan pada lidah yang terdiri dari epitel, sisa makanan,

serta mikroorganisme seperti candida albicans dan streptokokus.7,15

Coated tongue

salah satu kelainan lidah disebabkan pemanjangan papilla filiformis yang memiliki

variasi warna dan ketebalan lapisan.16,17

2.1.2 Epidemiologi

Coated tongue biasanya dijumpai pada lansia baik pria maupun wanita.18

Penelitian Shinde et al. menemukan distribusi kelainan lidah salah satunya coated

tongue, penelitian ini dilakukan dari 896 subjek, terdiri dari 490 pria (54,7%), dan

406 wanita (45,31%).12

Coated tongue merupakan masalah yang umum pada orang

dewasa.7 Frekuensi coated tongue meningkat bersama dengan bertambahnya usia.

19

Penelitian Avcu et al. dengan membagi enam kelompok usia, menemukan coated

tongue mengalami kenaikan dengan bertambahnya usia.16

Bhattacharya et al. pada tahun 2015 mendapatkan prevalensi coated tongue

merupakan kelainan lidah yang tertinggi, yaitu 30,6%, coated tongue tersebut

dikaitkan dengan usia, jenis kelamin, penyakit sistemik, dan kebiasaan menjaga oral

hygiene.20

Campisi et al. menyatakan prevalensi coated tongue adalah 47,45%. Hal

ini dihubungkan dengan kondisi rongga mulut yang buruk serta kurangnya menjaga

kebersihan rongga mulut khususnya membersihkan lidah.21

2.1.3 Etiologi

Etiologi coated tongue tidak diketahui secara jelas, namun terdapat beberapa

faktor predisposisi. Faktor predisposisi coated tongue diantaranya adalah kebersihan

rongga mulut yang buruk, xerostomia, dan konsumsi makanan lunak.22

Lidah juga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

6

dapat mengalami coated tongue pada perokok berat, pasien dengan gangguan

sistemik seperti gangguan saluran pencernaan, dan pasien xerostomia.21

Lansia

mengalami perubahan pola makan, perubahan fisiologis rongga mulut dan

menurunnya kemampuan fisik untuk menjaga oral hygiene sehingga menyebabkan

terjadinya coated tongue.23

Coated tongue merupakan kelainan lidah yang umum,

pada lansia akibat kehilangan gigi, mengonsumsi makanan yang lunak, dan

kebersihan mulut yang buruk.21

Faktor predisposisi coated tongue juga berkaitan erat

dengan tingkat lapisan sel mati sebagai pelindung yang disebut keratin, peningkatan

jumlah keratin pada lidah menyebabkan penumpukan di papila filiformis sehingga

menyebabkan coated tongue.24

2.1.4 Gambaran Klinis

Gambaran klinis coated tongue dapat bervariasi dalam hal warna, ketebalan

dan distribusi, tergantung pada individu yang mengalami coated tongue.25

Lapisan

coated tongue dapat berwarna putih sampai berwarna coklat. (Cit Danser et al,

2003).26

Lapisan coated tongue dapat hilang pada pengerokan tanpa meninggalkan

daerah eritema. Coated tongue dapat muncul dan hilang dalam waktu yang singkat.25

Gambar 1. A. Lidah normal; B. Coated tongue.

A B

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

7

2.1.5 Diagnosis

Diagnosis coated tongue dapat dilakukan dengan pemeriksaan visual dilihat

dari warna, ketebalan dan distribusinya.25

Diagnosis lidah paling baik dilakukan di

siang hari atau pemeriksaan harus dilakukan dengan cahaya buatan. Salah satu tujuan

pemeriksaan coated tongue untuk membedakan antara warna lidah yang normal

dengan lidah yang mengalami perubahan warna yang disebabkan oleh makanan

tertentu, obat-obatan, atau pengaruh mekanis.19

Warna dan ketebalan coated tongue

dipengaruhi oleh diet makanan, kebersihan mulut, dan komposisi bakteri yang

menumpuk pada permukaan dorsal lidah.20

Pengukuran coated tongue juga dapat dilakukan berdasarkan keparahan

coated tongue dengan menggunakan indeks Winkel dan Miyazaki.25

Indeks Winkel

(Cit. Campisi et al.) membagi dorsum lidah menjadi enam area, yaitu tiga di posterior

dan tiga di bagian anterior lidah. Coated tongue di masing-masing sektan dinilai

sebagai 0, tidak ada lapisan; 1, lapisan sedikit dan 2, lapisan yang parah.21

Miyazaki

(Cit. Danser et al.) menggolongkan coated tongue berdasarkan distribusi daerah

yang dilapisi, meliputi skor 0, tidak terlihat; 1, kurang dari 1/3 permukaan dorsum

lidah; 2, kurang dari 2/3 permukaan dorsum lidah; 3, lebih dari 2/3 permukaan dorsal

lidah.26

Gambaran klinis coated tongue biasanya cukup khas, oleh karena itu tidak

perlu dilakukan pemeriksaan penunjang misalnya dengan biopsi.25

2.1.6 Diagnosis banding

Diagnosis banding coated tongue ada beberapa diantaranya kandidiasis

pseudomembran dan hairy tongue.15

Kandidiasis pseudomembran merupakan bentuk

akut dari kandidiasis oral. Kandidiasis pseudomembran merupakan jenis kandidiasis

primer dan merupakan jenis kandidiasis yang paling sering muncul. Pada jenis

kandidiasis ini terlihat pseudomembran berwarna putih yang dapat dikerok dan akan

meninggalkan daerah eritema bahkan dapat berdarah. Gejala yang ditimbulkan pada

infeksi ini dapat berupa perubahan rasa ataupun rasa terbakar.27

Diagnosa banding

lain adalah hairy tongue yaitu permukaan dorsal lidah seperti berambut yang

merupakan pemanjangan abnormal papila filiformis. Hairy tongue didiagnosis ketika

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

8

pemanjangan papila filiformis lebih dari 3 mm. Lidah yang normal memiliki papila

filiformis <1 mm.16

Jumlah keratin pada coated tongue dengan tingkat rendah yang

membedakannya dengan hairy tongue.18

2.1.7 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan coated tongue diawali dengan mengidentifikasi kemungkinan

faktor predisposisi, seperti keadaan sistemik, kebersihan rongga mulut yang buruk,

xerostomia, konsumsi makanan lunak, dan penggunaan obat-obatan.19

Penatalaksanaan coated tongue tidak memerlukan obat-obatan. Menyikat lidah dan

menjaga kebersihan mulut dengan benar harus dilakukan secara rutin. Penting untuk

menekankan kepada pasien bahwa proses ini sepenuhnya dapat diatasi.26

Umumnya penatalaksanaan yang paling efektif untuk coated tongue adalah

penggunaan pembersih lidah setiap hari. Pembersih lidah ini bertujuan untuk

menghilangkan sel keratin yang mati di permukaan dorsal lidah.24

Selain pembersih

lidah, memberikan intruksi pada pasien untuk mengurangi kebiasaan seperti merokok,

mengonsumsi makanan lunak, serta menjaga oral hygiene juga dapat membantu

mengurangi coated tongue.26

2.2 Lansia

2.2.1 Definisi

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 45 tahun ke atas. Lanjut

usia (Lansia) merupakan kelompok usia yang rentan akan perubahan kondisi dan

situasi yang disebabkan adanya perubahan kondisi fisik, sosial dan psikologis.28

Perubahan fisik yang dapat diamati pada seseorang adalah rambut memutih, kulit

keriput, tipis, kering dan longgar, mata berkurang penglihatan oleh kelainan refraksi

ataupun katarak, daya penciuman menurun, daya pengecap kurang peka terhadap rasa

manis dan asin, pendengaran berkurang, serta persendian kaku dan sakit. Perubahan

sosial yang paling menonjol pada lansia adalah ketidakmampuan merawat diri sendiri

dalam hal kegiatan hidup sehari-hari. Perubahan psikologis yang dialami karena

perasaan kehilangan terutama pasangan hidup maupun sanak-keluarga atau teman

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

9

dekat (bereavement), sering menyendiri, perasaan ketersendirian sampai menjadi lupa

(demensia).2

2.2.2 Epidemiologi

Bila dilihat dari struktur kependudukan dunia, peningkatan populasi lansia

secara global dimulai dari tahun 1950. Populasi lansia di Asia dan Indonesia

mengalami peningkatan dimulai dari tahun 1990 dan 2000.29

Situasi global pada saat

ini setengah jumlah populasi lansia di dunia (400 juta jiwa) berada di Asia.2 Pada

tahun 2040 di dunia, Asia dan Indonesia diprediksi jumlah penduduk lansia lebih

besar dari jumlah penduduk <15 tahun. Indonesia termasuk negara yang mengalami

peningkatan populasi lansia yang tinggi.29

Hal ini dapat dilihat dari persentase

penduduk lansia tahun 2008, 2009 dan 2012 telah mencapai di atas 7% dari

keseluruhan penduduk.30

Populasi lansia di Indonesia diprediksi meningkat lebih

tinggi daripada populasi lansia di wilayah Asia dan dunia setelah tahun 2050.29

Pertumbuhan lansia diprediksi akan meningkat cepat di masa yang akan

datang.30

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang juga akan mengalami

ledakan jumlah penduduk lansia, kelompok umur 0-14 tahun dan 15-49 berdasarkan

proyeksi 2010-2035 menurun, sedangkan kelompok umur lansia (50-64 tahun dan

≥65) berdasarkan proyeksi 2010-2035 terus meningkat.29

Seiring meningkatnya

derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk akan berpengaruh pada peningkatan

usia harapan hidup di Indonesia.30

Di Sumatera Utara persentase lansia adalah 5,9%.

Berdasarkan jenis kelamin, penduduk lansia yang paling banyak adalah perempuan.

Hal ini menunjukkan bahwa umur harapan hidup lebih tinggi pada perempuan.29

2.2.3 Klasifikasi

Batasan lansia terbagi atas:28

1. WHO (1999) menjelaskan batasan lansia adalah sebagai berikut:

Usia lanjut (elderly) adalah usia 60-74 tahun.

Usia tua (old) adalah usia 75-90 tahun.

Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

10

2. Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi menjadi tiga katagori,

yaitu:

Usia lanjut presenilis yaitu usia 45-59 tahun

Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas

Usia lanjut berisiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke atas

dengan masalah kesehatan.

2.2.4 Ciri-Ciri

Ciri-ciri lansia adalah sebagai berikut:

1. Lansia merupakan periode kemunduran

Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor

psikologis. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia

misalnya lansia yang memiliki motivasi rendah dalam melakukan kegiatan maka akan

mempercepat proses kemunduran fisik, akan tetapi lansia yang memiliki motivasi

tinggi maka kemunduran fisik akan lebih lama terjadi.28

Pada umumnya banyak lansia

yang memiliki kesehatan rongga mulut yang buruk, hal ini disebabkan kemampuan

fisik yang menurun. Lansia yang memiliki kesehatan mulut yang buruk ditandai oleh

xerostomia, hiposalivasi, dan coated tongue. Adanya gangguan pengecapan pada

lansia dikaitkan dengan banyak faktor, salah satunya adalah coated tongue.31

Coated

tongue pada lansia terjadi karena fungsi motorik rongga mulut dan sekresi air liur

menurun pada lansia. Hal ini memiliki beberapa dampak kesehatan pada lansia,

seperti bau mulut, gangguan pengecapan, bahkan radang paru-paru.32

2. Lansia memiliki status kelompok minoritas.

Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan

terhadap lansia dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya lansia yang

lebih senang mempertahankan pendapatnya maka sikap sosial di masyarakat menjadi

negatif, tetapi ada juga lansia yang mempunyai tenggang rasa kepada orang lain

sehingga sikap sosial masyarakat menjadi positif.28

Berdiskusi serta bertukar pikiran

dan cerita merupakan salah satu upaya perawat dalam melakukan pendekatan sosial.2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

11

3. Menua membutuhkan perubahan peran.

Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami

kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas

dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.28

Pada saat ini rasio

ketergantungan lansia terhadap usia muda semakin berkurang.2

4. Penyesuaian yang buruk pada lansia.

Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat mereka cenderung

mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan bentuk

perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri

lansia menjadi buruk pula, misalnya lansia yang tinggal bersama keluarga sering

tidak dilibatkan untuk pengambilan keputusan karena dianggap pola pikirnya kuno,

kondisi inilah yang menyebabkan lansia menarik diri dari lingkungan.28

2.2.5 Teori Proses Penuaan

Teori penuaan telah banyak ditemukan oleh ahli. Penelitian eksperimental

dibidang gerontologi dasar selama 20 tahun terakhir ini berhasil memunculkan teori

baru mengenai proses menua.33

Beberapa teori tentang penuaan yang dapat diterima

saat ini antara lain:

1. Teori Kerusakan Oksidatif

Unsur oksigen reaktif gagal dibersihkan oleh pertahanan antioksidan dan

merusak molekul utama, termasuk DNA. Kerusakan meningkat hingga proses

metabolisme terganggu dan sel-sel mati.33

Radikal bebas diyakini sebagai salah satu

unsur yang mempercepat proses penuaan sehingga berdasarkan teori ini maka

terbentuknya radikal bebas yang berlebihan harus dihindari. (Cit Pangkahila 2007).34

2. Teori Kontrol Abnormal Mitosis Sel

Pembelahan sel dapat terjadi secara terbatas yang disebut dengan "Batas

Hayflick", tetapi pada sel yang abnormal pembelahan sel dapat terus terjadi secara

tidak terkontrol.33

Kontrol genetik mengatur manusia sesuai dengan apa yang telah

diatur di dalam DNA. Kemajuan ilmu kedokteran telah mulai menjajaki pemutusan

rantai dari DNA untuk mencegah kerusakan dan memperbaiki DNA.34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

12

3. Teori Modifikasi Protein

Molekul glikosilasi kompleks adalah hasil akhir interaksi gula-protein, yang

menghasilkan molekul protein yang disebut hormon.33

Ketidakmampuan produksi

hormon mengimbangi fungsinya yang berlebihan menyebabkan tubuh akan

mengalami kekurangan hormon secara menyeluruh sehingga terjadi proses penuaan

akibat kekurangan hormon tersebut. Mekanisme umpan balik mulai dari hipotalamus,

hipofisis dan organ sasaran masih bekerja tetapi berhubung kerjanya berlebih poros

hipotalamus-hipofisis dan organ sasaran tetap tidak mampu mengimbanginya dan

akhirnya proses penuaan akan terjadi.34

4. Teori Wear and Tear

Teori ini menyatakan bahwa organ akan mengalami kerusakan apabila dipakai

secara berlebihan dan makin sering dipakai berlebihan akan makin banyak yang rusak

sehingga tubuh tidak mampu memperbaiki.34

Tidak diragukan lagi bahwa kerusakan

fisik berperan dalam proses penuaan. Kerusakan yang terjadi mulai dari kulit, tulang,

dan gigi, tetapi teori ini masih menjadi perdebatan tentang penjelasan penuaan.33

5. Teori Penuaan dan Evolusi

Teori yang konsisten dengan pandangan bahwa penuaan merupakan dampak

seleksi genetik adalah teori penuaan dan evolusi. Teori sebab akibat menjelaskan

bahwa penuaan terutama dipengaruhi oleh pembentukan gen dan dampak lingkungan

pada pembentukan kode genetik.34

Menurut teori genetika, penuaan adalah suatu

proses secara tidak sadar diwariskan yang berjalan dari waktu ke waktu mengubah sel

atau struktur jaringan.33

2.3. Coated Tongue pada Lansia

Prevalensi coated tongue yang tinggi dihubungkan dengan bertambahnya

usia.4

Penelitian Omor et al. menemukan ada hubungan yang kuat antara coated

tongue dengan bertambahnya usia. Omor et al. mendapatkan prevalensi coated

tongue pada usia ≥45 tahun adalah 36,5%.5

Asih dkk mendapatkan hasil penelitian

coated tongue pada kelompok lansia dengan jumlah sampel 47 orang didapatkan 27

orang mengalami coated tongue.3 Penelitian Toum et al. mendapatkan prevalensi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

13

coated tongue pada lansia 23,1 %, hal ini berbeda dengan usia 30-60 tahun yang

memiliki prevalensi 21,6 %, dan untuk usia ≤30 tahun 9,7%.35

Kurniawan dkk

mendapatkan prevalensi coated tongue 47,8 %, penelitian ini dilakukan pada lansia

dengan rentang usia 60-86 tahun. Hal ini dikaitkan dengan rendahnya laju aliran

saliva.1

Penelitian Andrade et al. mendapatkan prevalensi coated tongue untuk lansia

dengan usia 60-78 tahun adalah 6,3%.36

Penelitian Avcu et al. mendapatkan

prevalensi coated tongue pada subjek penelitian wanita dengan usia <20 tahun adalah

4,9%, 20-29 tahun adalah 11,9%, 30-39 tahun adalah 21,9%, 40-49 tahun adalah

35,8%, 50-59 tahun adalah 39,8% dan usia ≥60 tahun adalah 39,8%.16

Solemdal et al.

mendapatkan prevalensi coated tongue pada lansia adalah (25,1%), penelitian ini

dikaitkan dengan kesehatan rongga mulut dan nutrisi pada lansia.37

Coated tongue dipengaruhi oleh proses degeneratif pada lansia.4 Pada proses

penuaan terjadi penurunan fungsi organ tubuh dan berbagai perubahan fisik lainnya,

salah satu perubahan yang terjadi pada lansia menurunnya aliran saliva.3 Patogenesis

coated tongue dikaitkan dengan beberapa faktor misalnya, kebersihan rongga mulut,

usia, status periodontal, merokok, dan laju aliran saliva.6 Menurut Ralph, lansia

mengalami coated tongue dikaitkan dengan kebiasaan pola makan yang cenderung

memilih makanan yang lunak karena telah mengalami kehilangan gigi serta

berkurangnya kemampuan membersihkan rongga mulut dan menurunnya laju aliran

saliva.22

Menurut Koshimune et al. (Cit Campisi et al, 2001) laju aliran saliva

menjadi faktor penyebab coated tongue, laju aliran saliva yang rendah (<0,1

ml/menit) dapat menyebabkan coated tongue.21

Berkurangnya kemampuan untuk

membersihkan rongga mulut menyebabkan menumpuknya sisa-sisa makanan dan

mikroorganisme.22

Lansia kurang memiliki motivasi dalam membersihkan rongga

mulutnya sehingga menyebabkan kebersihan rongga mulut menjadi buruk dan terjadi

penumpukkan sisa-sisa makanan serta mikroorganisme.36

Selain itu, coated tongue

terbentuk melalui perlekatan leukosit dan aliran saliva yang sedikit pada lansia yang

mengalami kerusakan jaringan periodontal.6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

14

2.3 Kerangka Teori

Lansia

Perubahan

Fisik Sosial Psikologis

Rongga Mulut Sistemik

Lidah

Geographic

Tongue

Coated

Tongue

Fissured

Tongue

Gingivitis

dan

Periodontitis

Anatomis Fisiologis Patologis

Mukosa

Tipis dan

Kering

Penebalan

lamina propia

Berkurangnya

Keratinisasi

Jaringan Lunak Jaringan Keras

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

15

2.4 Kerangka Konsep

Lansia

-Berdasarkan:

1. Usia

2. Jenis Kelamin

3. OHIS

4. Xerostomia

Prevalensi Coated Tongue

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

16

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan

pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan prevalensi

coated tongue pada lansia. Variabel bebas (lansia) dan variabel terikat (coated

tongue) diteliti dalam waktu bersamaan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Pancur Batu. Lokasi ini dipilih

karena di poli PTM (Penyakit Tidak Menular) Puskesmas Pancur Batu berdasarkan

survei pendahuluan memiliki jumlah lansia yang banyak. Penelitian ini dilakukan

pada Oktober-November 2018.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah pasien dengan usia ≥45 tahun yang datang ke

Puskesmas Pancur Batu.

3.3.2 Sampel

Untuk mendapatkan besar sampel yang akan diambil dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan proporsi prevalensi berdasarkan populasi pasien di Puskesmas

Pancur Batu pada bulan Agustus 2018. Peneliti menggunakan prevalensi penelitian

Kurniawan dkk yaitu sebesar 47,8%.1 Besar sampel diperoleh dengan menggunakan

rumus estimasi proporsi:38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

17

Keterangan:

N = besar sampel

Z1-α/2 = nilai baku distribusi normal pada α tertentu (1,96%)

P = Prevalensi coated tongue pada lansia =47,8% (0,478)

D = presisi (10%)

N = 95,85 (96 orang)

Sampel yang dibutuhkan sebagai subjek penelitian ini adalah sebanyak 96

orang. Teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan teknik pengambilan

sampel non probability purposive sampling yaitu subjek dalam populasi tidak

mempunyai kesempatan yang sama untuk dapat terpilih. Pemilihan subjek didasari

oleh kriteria yang ditentukan oleh peneliti.

3.3.3 Kriteria Inklusi

1. Lansia yang ada di Puskesmas Pancur Batu.

2. Lansia tanpa atau dengan penyakit sistemik yang tidak memiliki hubungan

dengan coated tongue.

3. Lansia yang dapat membuka rongga mulut dengan baik.

4. Lansia yang bersedia menjadi subjek penelitian.

3.3.4 Kriteria Eksklusi

1. Lansia yang tidak kooperatif.

2. Lansia yang mengundurkan diri.

3.4. Variabel dan Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah lansia yang dilihat berdasarkan

jenis kelamin, OHIS, dan xerostomia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

18

3.4.2 Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah coated tongue.

3.4.3 Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional Cara Ukur Alat Ukur

Skala

Ukur

(Variabel Bebas)

Lansia

1. Jenis Kelamin

2. OHIS

Lansia adalah

seseorang yang

memiliki usia 45

tahun ke atas.28

Perbedaan

biologis antara

perempuan dan

laki-laki.39

OHIS adalah

keadaan

kebersihan mulut

dari subjek

penelitian yang

dinilai dari

adanya plak dan

kalkulus (karang

gigi) pada

permukaan gigi.6

Menggunakan

rekam medis di

Poli PTM

Puskesmas

Pancur Batu.

Ciri-ciri fisik

yang melekat

pada setiap

individu.39

Menggunakan

indeks Oral

Hygiene Index

Simplified yang

merupakan

jumlah indeks

debris dan indeks

kalkulus.6

Alat ukur:28

1. Usia

lanjut

presenilis

(45-59

Tahun)

2. Usia

lanjut

(60-69

Tahun)

3. Usia

lanjut

berisiko

(≥70

Tahun)

Alat ukur:39

Laki-laki /

Perempuan

Skor OHIS:6

Baik: 0,0–1,2

Sedang: 1,3–

3,0

Buruk: 3,1–

6,0

Ordinal

Nominal

Ordinal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

19

3. Xerostomia

Xerostomia

adalah suatu

gejala subjektif

dengan atau tanpa

berkurangnya

sekresi saliva.40

Menggunakan

kuesioner Fox et

al.:

1. Apakah anda

merasa air

liur anda

terlalu

sedikit,

terlalu banyak

atau anda

tidak tahu

saliva anda

sedikit atau

banyak?

2. Apakah anda

mempunyai

masalah

dalam

mengunyah?

3. Apakah mulut

anda terasa

kering saat

makan?

4. Apakah anda

lebih memilih

makanan

yang berkuah

dari pada

makanan

kering?

Sampel yang

menjawab

“ya” pada

semua

pertanyaan

kuesioner

dapat

dikatakan

menderita

xerostomia.

Nominal

(Variabel

Terikat)

Coated Tongue

Lapisan pada

dorsal lidah yang

dapat berwarna

putih sampai

kecoklatan dan

jika dikerok tidak

meninggalkan

daerah

eritema.25,26

Pemeriksaan

klinis.26

Ya/Tidak Nominal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

20

3.5 Alat dan Bahan Penelitian

3.5.1 Alat

Alat yang dipakai:

1. Lembaran pemeriksaan

2. Alat tulis

3. Alat diagnostik (kaca mulut, pinset, sonde)

4. Alat scraping (tongue scraper)

3.5.2 Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang dipakai:

1. Masker

2. Sarung tangan

3. Desinfektan

3.6 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat hasil pemeriksaan klinis pada

lembar pemeriksaan. Lansia yang sesuai dengan kriteria inklusi diberitahu prosedur

pemeriksaan dan tujuan penelitian. Setelah itu, lansia diminta untuk menandatangani

informed consent. Lansia kemudian di anamnesis untuk mengetahui xerostomia

dengan pertanyaan Fox. Lansia yang menjawab “ya” pada semua pertanyaan

kuesioner dapat dikatakan menderita xerostomia. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan

klinis yaitu pemeriksaan OHIS dan coated tongue. Pemeriksaan OHIS untuk melihat

plak dan kalkulus dengan menggunakan alat diagnostik. Tiap permukaan dibagi

menjadi tiga bagian yaitu 1/3 ginggiva, 1/3 bagian tengah dan 1/3 bagian insisal.

Untuk pemeriksaan plak dan kalkulus digunakan sonde yang diletakkan pada 1/3

insisal dan digerakkan ke 1/3 ginggiva. Hasil pemeriksaan langsung dicatat pada

lembaran pemeriksaan.

Pemeriksaan coated tongue dilakukan dengan mengerok dorsum. Lansia

duduk berhadapan dengan pemeriksa, dilanjutkan melihat coated tongue dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

21

menggunakan alat diagnostik dan dilakukan scraping dengan menggunakan alat

scraping. Hasil pemeriksaan langsung dicatat pada lembaran pemeriksaan.

3.7 Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan cara manual. Analisis

univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.38

Data univariat disajikan dalam bentuk tabel yang meliputi:

1. Data demografi berdasarkan usia.

2. Data demografi berdasarkan jenis kelamin.

3. Prevalensi coated tongue pada lansia.

4. Prevalensi coated tongue pada lansia berdasarkan usia.

5. Prevalensi coated tongue pada lansia berdasarkan jenis kelamin.

6. Prevalensi coated tongue pada lansia berdasarkan OHIS.

7. Prevalensi coated tongue pada lansia berdasarkan xerostomia.

3.8 Etika Penelitian

Etika penelitian dalam penelitian ini mencakup hal sebagai berikut:

1. Ethical Clearance

Peneliti mengajukan persetujuan pelaksanaan penelitian kepada Komisi Etik

Penelitian Kesehatan berdasarkan ketentuan etika yang bersifat internasional maupun

nasional. Ethical Clearance ini diperlukan untuk memenuhi aspek legal tatacara

penelitian yang telah disepakati.

2. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Peneliti memberikan lembar persetujuan kepada subjek kemudian

menjelaskan terlebih dahulu tujuan penelitian, tindakan yang akan dilakukan serta

menjelaskan manfaat yang diperoleh dan hal-hal lain yang berkaitan dengan

penelitian. Bagi subjek yang setuju, dimohon untuk menandatangani lembar

persetujuan (informed consent) agar dapat berpartisipasi dalam penelitian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

22

3. Kerahasiaan

Data yang terkumpul dalam penelitian ini dijamin kerahasiaannya oleh

peneliti. Data yang ditampilkan dalam penelitian ini merupakan data kelompok dan

bukan data pribadi subjek penelitian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

23

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Data Demografi

Tabel 1 menunjukkan data demografi lansia berdasarkan usia di Puskesmas

Pancur Batu. Jumlah lansia pada rentang usia 45-59 adalah 45 orang, lansia dengan

usia 60-69 tahun adalah 44 orang, dan lansia dengan usia ≥70 tahun adalah 7 orang.

Tabel 1. Data demografi berdasarkan usia.

Usia (Tahun) Jumlah (n) Persentase (%)

45-59 45 46,87

60-69 44 45,83

≥70 7 7,29

Total 96 100

Tabel 2 menunjukkan data demografi lansia berdasarkan jenis kelamin di

Puskesmas Pancur Batu. Jumlah lansia laki-laki sebanyak 57 orang dan lansia

perempuan sebanyak 39 orang.

Tabel 2. Data demografi berdasarkan jenis kelamin.

Jenis kelamin Jumlah (n) Persentase (%)

Laki-laki 57 59,37

Perempuan 39 40,63

Total 96 100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

24

4.2 Prevalensi Coated Tongue pada Lansia

Tabel 3 menunjukkan prevalensi coated tongue pada lansia di Puskesmas

Pancur Batu. Hasil penelitian ini didapatkan prevalensi lansia yang mengalami coated

tongue adalah 70,83% (68 orang).

Tabel 3. Prevalensi Coated Tongue pada Lansia.

Coated Tongue Jumlah (n) Frekuensi (%)

Ya 68 70,83

Tidak 28 29,17

Total 96 100

Tabel 4 menunjukkan prevalensi coated tongue pada lansia di Puskesmas

Pancur Batu berdasarkan usia. Prevalensi coated tongue pada lansia dengan rentang

usia 45-59 tahun adalah 50% (22 orang). Prevalensi coated tongue pada lansia dengan

usia 60-69 tahun adalah 86,67% (39 orang). Prevalensi coated tongue pada lansia

dengan usia ≥70 tahun adalah 100% (7 orang).

Tabel 4. Prevalensi Coated Tongue pada Lansia berdasarkan Usia.

Usia

(Tahun) N

Coated Tongue

Ya Tidak

n % n %

45-59 44 22 50 22 50

60-69 45 39 86,67 6 13,33

≥70 7 7 100 0 0

Tabel 5 menunjukkan prevalensi coated tongue pada lansia di Puskesmas

Pancur Batu berdasarkan jenis kelamin. Prevalensi coated tongue pada lansia dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

25

jenis kelamin pria adalah 59,65% (34 orang). Prevalensi coated tongue pada lansia

dengan jenis kelamin wanita adalah 87,18% (34 orang).

Tabel 5. Prevalensi Coated Tongue pada Lansia berdasarkan Jenis Kelamin.

Jenis

kelamin N

Coated Tongue

Ya Tidak

n % n %

Laki-laki 57 34 59,65 23 40,35

Perempuan 39 34 87,18 5 12,82

Tabel 6 menunjukkan prevalensi coated tongue pada lansia di Puskesmas

Pancur Batu berdasarkan OHIS. Prevalensi coated tongue pada lansia dengan OHIS

baik adalah 40% (6 orang). Prevalensi coated tongue pada lansia dengan OHIS

sedang adalah 78% (39 orang). Prevalensi coated tongue pada lansia dengan OHIS

buruk adalah 74,19% (23 orang).

Tabel 6. Prevalensi Coated Tongue pada Lansia berdasarkan OHIS.

OHIS N

Coated Tongue

Ya Tidak

n % n %

Baik 15 6 40 9 60

Sedang 50 39 78 11 22

Buruk 31 23 74,19 8 25,81

Tabel 7 menunjukkan prevalensi coated tongue pada lansia di Puskesmas

Pancur Batu berdasarkan xerostomia. Prevalensi coated tongue pada lansia dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

26

xerostomia adalah 88,57% (31 orang). Prevalensi coated tongue pada lansia tanpa

xerostomia adalah 60,65% (37 orang).

Tabel 7. Prevalensi Coated Tongue pada Lansia berdasarkan Xerostomia.

Xerostomia N

Coated Tongue

Ya Tidak

n % n %

Ya 35 31 88,57 4 11,43

Tidak 61 37 60,65 24 39,35

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

27

BAB 5

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian prevalensi coated tongue pada lansia di Puskesmas

Pancur Batu, kelompok lansia berusia ≥70 tahun merupakan kelompok yang memiliki

jumlah subjek penelitian yang paling sedikit (Tabel 1). Penelitian Budiman tahun

2010 di Puskesmas Tanjungsari tentang pelayanan Jamkesmas di Kabupaten Bogor

mendapatkan subjek penelitian dengan jumlah paling sedikit adalah kelompok lansia

berusia ≥70 tahun yaitu sebanyak 8 orang.41

Jumlah lansia berisiko (≥70 tahun) yang

berobat ke puskesmas berjumlah sedikit dikarenakan adanya pelayanan home care

sehingga lansia yang berobat ke puskesmas menjadi lebih sedikit.42

Disamping itu,

adanya posyandu lansia yaitu suatu pos pelayanan kesehatan bersumber daya

masyarakat yang melayani penduduk lansia dimana pelaksanaannya dilakukan oleh

lintas sektor pemerintah menjadikan lansia berisiko (≥70 tahun) lebih memilih

pelayanan ke posyandu dibandingkan ke puskesmas.29

Pelayanan posyandu lansia

yang memberikan kemudahan dalam pelayanan kesehatan kepada lansia, memberikan

keringanan bagi lansia yang tak mampu sehingga lansia berisiko berobat ke

puskesmas menjadi berkurang.42

Kecamatan Pancur Batu memiliki beberapa

posyandu lansia yang dapat dijangkau lansia, khususnya yang jauh dari Puskesmas

Pancur Batu sehingga jumlah lansia berusia ≥70 tahun yang datang berobat ke

Puskesmas Pancur Batu menjadi lebih sedikit.

Data demografi lansia berdasarkan jenis kelamin di Puskesmas Pancur Batu

menunjukkan jumlah lansia laki-laki lebih banyak (Tabel 2). Beberapa penyakit pada

lansia laki-laki disebabkan oleh faktor merokok misalnya hipertensi, stroke, dan

pneumonia sehingga banyak lansia laki-laki berobat jalan dengan mendatangi tempat-

tempat pelayanan kesehatan termasuk puskesmas.29

Laki-laki cenderung kurang

memperhatikan kesehatannya pada usia muda sehingga umumnya memiliki keluhan

kesehatan pada saat memasuki usia lanjut. Keluhan pada lansia merupakan efek dari

penyakit kronis seperti asam urat, darah tinggi, rematik, dan diabetes melitus.43

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

28

Permasalahan kesehatan ini mendorong lansia laki-laki banyak ke puskesmas untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan dan pengambilan rujukkan.42

Penelitian ini menunjukkan prevalensi coated tongue pada lansia di

Puskesmas Pancur Batu adalah 70,83% (Tabel 3). Penelitian yang dilakukan

Nur’aeny pada tahun 2016 mengenai profil lesi mulut pada kelompok lansia di Panti

Sosial Tresna Wreda Senjarawi Bandung menunjukkan prevalensi coated tongue

sebanyak 55%.4 Pada umumnya banyak lansia memiliki kesehatan rongga mulut yang

buruk, hal ini disebabkan kemampuan fisik yang menurun.31

Prevalensi coated

tongue pada lansia banyak terjadi karena kemampuan fisik yang menurun

menyebabkan lansia sulit untuk membersihkan lidahnya sehingga mengakibatkan

akumulasi sisa-sisa makanan dan bakteri pada dorsal lidah yang menyebabkan

terbentuk coated tongue. Selain itu, sekresi saliva yang sedikit pada lansia

menyebabkan menurunnya pertahanan terhadap bakteri sehingga bakteri menumpuk

pada dorsal lidah dan terjadi coated tongue.26

Lansia juga mengalami perubahan pola

diet dimana makanan lunak yang dikonsumsi lansia menyebabkan keratin tidak dapat

terangsang untuk mengelupas sehingga terbentuk coated tongue.18,24

Penelitian ini menunjukkan prevalensi coated tongue berdasarkan usia. Pada

lansia di Puskesmas Pancur Batu dengan rentang usia ≥70 tahun merupakan

kelompok yang paling tinggi (Tabel 4). Prevalensi coated tongue yang tinggi

dihubungkan dengan bertambahnya usia.4

Meningkatnya usia menyebabkan papila

fungiformis mengecil dan pemanjangan papila filiformis.18

Pemanjangan papilla

filiformis terjadi karena pada lansia umumnya kehilangan gigi menyebabkan lansia

lebih memilih makanan lunak sehingga keratin tidak dapat mengelupas. Keratin yang

tidak mengelupas menyebabkan papila filiformis mengalami pemanjangan hal ini

mengakibatkan retensi sisa-sisa makanan dan bakteri pada dorsal lidah sehingga

prevalensi coated tongue pada lansia menjadi semakin tinggi.26

Penelitian Omor et al.

pada tahun 2015 di Rumah Sakit Yordania tentang prevalensi dan faktor yang

berhubungan dengan coated tongue menemukan ada hubungan yang kuat antara

coated tongue dengan bertambahnya usia.5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

29

Penelitian ini menunjukkan subjek penelitian coated tongue pada lansia

dengan jenis kelamin perempuan memiliki prevalensi coated tongue yang lebih tinggi

(Tabel 5). Hal ini dikaitkan dengan perubahan hormonal pada perempuan yang terjadi

pada masa menopause. Salah satu perubahan fisik yang dapat terjadi selama

menopause adalah perubahan pada rongga mulut seperti xerostomia.44

Lidah dapat

mengalami coated tongue pada pasien dengan keadaan xerostomia. Xerostomia dapat

terjadi dengan atau tanpa berkurangnya sekresi saliva sehingga ketika aliran saliva

berkurang maka terjadi penurunan produksi antimikroba yang mengakibatkan

mikroorganisme meningkat pada dorsal lidah dan menyebabkan coated tongue.45

Hal

ini menyebabkan prevalensi coated tongue yang tinggi pada lansia perempuan.

Penelitian ini menunjukkan lansia yang mengalami coated tongue pada OHIS

sedang memiliki prevalensi coated tongue paling tinggi yaitu 78% (Tabel 6).

Kebersihan mulut lansia dinilai dari adanya sisa makanan yang menempel di gigi atau

debris dan kalkulus pada permukaan gigi dengan menggunakan Oral Hygiene Index

Simplified.6

Coated tongue terjadi karena menumpuknya mikroorganisme seperti

candida albicans dan streptokokus.15

Plak dan kalkulus yang terbentuk pada gigi

bermanfaat bagi mikroorganisme dengan membentuk kolonisasi di rongga mulut. Hal

ini menyebabkan berbagai mikroorganisme juga terdapat pada dorsal lidah yang

membentuk coated tongue sehingga semakin buruk OHIS, prevalensi coated tongue

juga semakin tinggi.7,46

Penelitian ini menunjukkan prevalensi coated tongue pada lansia dengan

keadaan xerostomia. Kelompok lansia yang mengalami xerostomia memiliki

prevalensi coated tongue yang paling tinggi (Tabel 7). Xerostomia merupakan

persepsi subjektif dari mulut kering.40

Souza pada tahun 2011 mendapatkan

prevalensi coated tongue yang tinggi disebabkan karena penurunan laju aliran dan

peningkatan kekentalan saliva yang menyebabkan penurunan kemampuan self

cleansing dan penurunan antimikroba pada saliva.47

Penurunan kemampuan self

cleansing menyebabkan penumpukan sisa-sisa makanan pada permukaan lidah

sehingga mengakibatkan coated tongue. Penurunan antimikroba pada saliva

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

30

menyebabkan terjadinya akumulasi mikroorganisme pada dorsal lidah sehingga

menyebabkan coated tongue.15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

31

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian prevalensi coated tongue pada lansia di

Puskesmas Pancur Batu dapat disimpulkan:

1. Prevalensi coated tongue pada lansia di Puskesmas Pancur Batu sebanyak

70,83% (68 orang).

2. Prevalensi coated tongue pada lansia di Puskesmas Pancur Batu

berdasarkan usia menunjukkan coated tongue lebih banyak pada lansia dengan usia

≥70 tahun.

3. Prevalensi coated tongue pada lansia di Puskesmas Pancur Batu

berdasarkan jenis kelamin menunjukkan coated tongue lebih banyak pada lansia

perempuan.

4. Prevalensi coated tongue pada lansia di Puskesmas Pancur Batu

berdasarkan OHIS menunjukkan coated tongue lebih banyak pada lansia yang

memiliki OHIS sedang.

5. Prevalensi coated tongue pada lansia di Puskesmas Pancur Batu

berdasarkan xerostomia menunjukkan coated tongue lebih banyak pada lansia yang

mengalami xerostomia.

6.2 Saran

Penelitian ini dilakukan pada lansia dengan pengamatan berdasarkan usia,

jenis kelamin, OHIS, dan xerostomia. Penelitian ini merupakan prevalensi coated

tongue pada lansia di Puskesmas Pancur Batu. Penelitian selanjutnya diharapkan

peneliti melakukan penelitian tentang hubungan antara coated tongue dengan jenis

kelamin, OHIS dan xerostomia pada lansia. Disamping itu, diperlukan edukasi

kesehatan rongga mulut khususnya tentang lidah kepada lansia tersebut. Hal ini akan

membuat lansia memahami tentang pentingnya menjaga kesehatan rongga mulut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

32

khususnya lidah. Selain itu, diperlukan kerjasama antara dokter, dokter gigi, dan

tenaga medis lainnya untuk melakukan promotif, preventif, dan kuratif dalam

mengatasi coated tongue pada lansia. Masyarakat juga perlu mengetahui pentingnya

menjaga kesehatan rongga mulut untuk meningkatkan kualitas hidup pada lansia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

33

DAFTAR PUSTAKA

1. Kurniawan A, Wimardhani Y, Rahmayanti F. Oral health and salivary profiles of

geriatric outpatients in Cipto Mangunkusumo general hospital. Ina J Dent Res

2010; 17: 53-7.

2. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Abikusno N. Kelanjutusiaan

sehat menuju masyarakat sehat segala usia, 2013: 1-2.

3. Asih A, Apriasari M, Kaidah S. Gambaran klinis kelainan mukosa rongga mulut

pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru. Dent J Ked

Gigi 2014; 2 : 7.

4. Nur’aeny N, Sari K. Profil lesi mulut pada kelompok lanjut usia di Panti Sosial

Tresna Wreda Senjarawi Bandung. Maj Ked Gi Ind 2016; 2: 74-6.

5. Omor R, Arabeyat M, Hiasat A, Ajarmeh M. Prevalence and factors related to

tongue coating among a sample of Jordanian royal medical services dental

outpatients. J Royal Med Services 2015; 22(1): 35-9.

6. Notohartojo I, Andayasari L. Nilai kebersihan gigi dan mulut pada karyawan

industri pulo gadung di Jakarta. Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan

Epidemiologi Klinik, Kementerian Kesehatan, 2013: 168-74.

7. Hamid H, Aulia R, Samad R. Efektivitas penggunaan tongue scraper terhadap

penurunan indeks tongue coating dan jumlah koloni bakteri anaerob lidah. J Ked

Gigi 2011; 10: 1.

8. Kikutani T, Tamura F, Nishiwaki K, et al. The degree of tongue-coating reflects

lingual motor function in the elderly. J Comp gerodontology Assoc 2008; 26 : 291-

6.

9. Langlais R, Miller C, Gehrig J. Lesi mulut yang sering ditemukan. Jakarta: EGC,

1992: 104.

10. Tachibana M, Yoshida A, Ansai T, et al. Prevalence of periodontopathic bacteria

on the tongue dorsum of elderly people. Tokyo: The Gerodontology Assoc and

Blackwell Munksgaard, 2006: 123–6.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

34

11. Patil S, Kaswan S, Rahman F, et al. Prevalence of tongue lesions in the Indian

population. J Clin Exp Dent 2013; 5(3): 128-32.

12. Shinde S, Sheikh N, Ashwinirani S, et al. Prevalence of tongue lesions in western

population of Maharashtra. Int J Applied Dent Sci 2017; 3(3): 104-8.

13. Darwazeh A, Almelaih A. Tongue lesions in a Jordanian population. Prevalence,

symptoms, subject’s knowledge and treatment provided. J Oral Med Pathology

2011; 6: 745-9.

14. Nogalcheva A, Konstantinova D, Nogalchev K. A modified tongue coating indeks.

Scripta Scientifica Medicinae Dent 2017; 3: 32-5.

15. Scully C. Handbook of oral desease. The Livery House, 2005: 365-6.

16. Avcu N, Kanli A. The prevalence of tongue lesions in 5150 Turkish dental

outpatients. J Hacettepe Faculty Dent 2003; 9: 188-95.

17. Anant S, Sandeep G. Tongue hygiene and its significance in the control of

halitosis. Journal of Orofacial Research 2013; 3: 256-62.

18. American Academy of Oral and Maxillofacial Pathology. Diagnosis, treatment

education & research. http://www.aaomp.org/public/docs/hairy-tounge.pdf (17 Juli

2018).

19. Cherel F. Rate of reformation of tongue coating in young adults. Int J Dent

Hygiene 2008; 6: 371-5.

20. Bhattacharya P, Sinha R, Pal S. Prevalence and subjective knowledge of tongue

lesions in an Indian population. J Bio and Craniofacial Res 2015; 207 : 5.

21. Campisi G, Margiotta V. Oral mucosal lesions and risk habits among men in an

Italian study population. J Oral Pathol Med 2001; 30: 22–8.

22. Ralph W. Hygiene of the tongue. J Dent Australian 1988; 3: 169-70.

23. Kurniasari Y. Hubungan antara nilai oral hygiene indeks dengan coated tongue

indeks pada penduduk lanjut usia di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

(Skripsi): Yogyakarta: (Universitas Gajah Mada), 2017: 12.

24. Seerangaiyan K, Juch F, Winkel G. Tongue coating: its characteristics and role in

intra-oral halitosis and general healt. J of Breath Research 2017; 1: 4-6.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

35

25. Tornout M, Dadamio J, Coucke W, et al. Tongue coating: related factors. J

Catholic University Leuven 2012; 33: 3-5.

26. Danser M, Mantilla S, Van G. Tongue coating and tongue brushing. Int J Dent

Hygiene 2003; 1: 151-8.

27. Greenberg, MS., M.Glick. Burket’s Oral Medicine: Diagnosis and Treatment. 11th

Ed. London: BC Decker Inc. 2008. 79-81.

28. Kholifah S. Keperawatan gerontik. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia

Kesehatan, 2016: 3-9.

29. Kementerian Sosial RI Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Direktorat

Pelayanan Sosial Lanjut Usia. Modul pendampingan pelayanan sosial lanjut usia.

Publikasi Departemen Kesehatan RI, 2014: 10-9.

30. Mustari A, Agustina R. Rachmawati Y, Dewi K, Nugroho S. Statistik penduduk

lanjut usia. Badan Pusat Statistik, 2013: 1-3.

31. Agustina D. Oral hygiene and number of oral mucosal lesion correlate with oral

health-related quality of life in elderly communities. J Dent 2014; 47(1): 57-61.

32. Takeshita T et al. Microfloral characterization of the tongue coating and associated

risk for pneumonia-related health problems in institutionalizedolder adults. J

American Geriatrics Society 2010; 58: 1050-57.

33. Durso S et al. Geriatric medicine. Oxford University, 2010: 3-4.

34. Pangkahila J. Pengaturan pola hidup dan aktivitas fisik meningkatkan umur

harapan hidup. J Sport and Fitness 2013; 1: 1-7.

35. Toum S, Cassia A, Bouchi N, et al. Prevalence and distribution of oral mucosal

lesions by sex and age categories. Int J Dent 2018; 6: 2-5.

36. Andrade R, Guimaraes F, Vieira C et al. Oral mucosa alterations in a

socioeconomically deprived region: prevalence and associated factors. J Braz Oral

Res 2011; 5: 393-400.

37. Solemdal K. The impact of health on taste ability in acutely hospitalized elderly. J

P One. 2013; 7: 1-5.

38. Surahman, Rachmat M, Supardi S. Metodelogi penelitian. Jakarta: Pusdik SDM

Kesehatan, 2016: 86-7.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

36

39. Tangkudung J. Proses adaptasi menurut jenis kelamin dalam menunjang studi

mahasiswa Fisip Universitas Sam Ratulangi. J Acta Diurna 2014; 3: 1-9.

40. Singh M, Tonk R. Xerostomia: etiology, diagnosis and management. ADA CERP

2012: 1-4.

41. Budiman, Suhat, Herlina N. Hubungan status demografi dengan kepuasan

masyarakat tentang pelayanan jamkesmas di wilayah Puskesmas Tanjungsari

Kabupaten Bogor. Kesehatan Kartika, 2010: 1-17.

42. Pusat data dan informasi kementrian kesehatan. Situasi dan analisis lanjut usia.

Publikasi Departemen Kesehatan RI, 2014: 1-8.

43. Bestari B, Wati D. Penyakit kronis lebih dari satu menimbulkan peningkatan

perasaan cemas pada lansia di Kecamatan Cibinong. Jurnal Keperawatan

Indonesia 2016; 19(1): 49-54.

44. Raudah, Apriasari M, Kaidah S. Gambaran klinis pada wanita menopause di

Kelurahan Sungai Paring Kecamatan Martapura. J Ked Gigi 2014; 2: 184-7.

45. Hadiati S. Burning mouth syndrome pada wanita menopause dengan hiposalivasi,

coated tongue dan gangguan pengecapan. Maj Ked Gi 2012; 19(1): 82-5.

46. Idham, Samad R. Penggunaan tongue scraper dan kebersihan gigi dan mulut

setelah penyuluhan. J Dentofasial 2013; 12:19-23.

47. Souza A, Rosa A, Spin K, Oehlmeyer P, Maria E, Regina P. Diabetes mellitus and

oral mucosa alteration: Prevalence and risk factors. Diabetes Research and Clinical

Practice Journal 2011; 92: 100-5.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

LAMPIRAN 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi

Nama saya Ray Oloan, saya mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan

dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Saya akan

melakukan penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir saya yang berjudul

“Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu”

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa banyak

yang mengalami coated tongue pada lansia di Puskesmas Pancur Batu. Manfaat

dilakukannya penelitian ini bagi tenaga kesehatan adalah untuk menambah informasi

pengembangan ilmu pengetahuan mengenai prevalensi coated tongue di Puskesmas

Pancur Batu serta memberi edukasi kepada masyarakat khususnya lansia agar

menjaga kebersihan rongga mulutnya.

Dalam penelitian ini, saya meminta kesediaan bapak/ibu untuk diperiksa

keadaan rongga mulut setelah dilakukan wawancara terlebih dahulu. Pemeriksaan

rongga mulut, dimulai pemeriksaan pada gigi untuk melihat karang gigi kemudian

dilanjutkan lapisan pada lidah. Pada saat pemeriksaan, bapak/ibu akan diperiksa

dengan bantuan alat seperti, kaca mulut. Pemeriksaan ini tidak akan menimbulkan

rasa sakit karena pemeriksaan hanya dilakukan pada permukaan gigi, permukaan

dorsal lidah dan pemeriksaan dilakukan selama 10 menit.

Partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela dan akan

mendapatkan sikat gigi atas partisipasinya sebagai subjek penelitian. Apabila selama

penelitian berlangsung ada keluhan berupa muntah bapak/ibu akan dihentikan untuk

dilakukan penelitian. Apabila ada keluhan selain muntah, bapak/ibu silahkan hubungi

saya (Ray, 082275311569). Pada penelitian ini identitas saudara/i akan disamarkan.

Hanya peneliti dan anggota komisi etik yang dapat melihat data penelitian ini.

Kerahasiaan data saudara/i akan dijamin sepenuhnya.

Demikian penjelasan dari saya. Atas partisipasi dan kesediaan waktu

bapak/ibu, saya ucapkan terima kasih.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

Peneliti

( Ray Oloan)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

LAMPIRAN 2

LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bernama tersebut di bawah ini:

Nama :

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

Alamat :

Usia :

Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap, saya

menandatangani dan menyatakan bersedia berpartisipasi pada penelitian yang

berjudul:

“Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu”

Maka dengan surat ini menyatakan setuju menjadi subjek pada penelitian ini

secara sadar dan tanpa paksaan.

Mahasiswa Peneliti Pancur Batu,...............2018

Subjek Penelitian

(Ray Oloan) (.............................................)

Saksi

(.....................................)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

LAMPIRAN 3

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Nomor :

Tanggal :

DATA DEMOGRAFI

A. Nama :

B. Umur : Tahun

C. Jenis Kelamin : a. Laki-laki

b. Perempuan

PEMERIKSAAN XEROSTOMIA (Fox, dkk.)

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar.

1. Apakah anda merasa air liur anda terlalu sedikit, terlalu banyak atau

tidak menyadari sedikit atau banyak?

a. Ya

b. Tidak

2. Apakah anda mempunyai masalah dalam mengunyah?

1. Ya

2. Tidak

3. Apakah mulut anda sering terasa kering saat makan?

a. Ya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: Prevalensi Coated Tongue pada Lansia di Puskesmas Pancur Batu · tahun 2015 meneliti . tentang . prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan . coated . tongue. di Yordania, pada

b. Tidak

4. Apakah anda lebih memilih makanan yang berkuah dari pada makanan kering?

a. Ya

b. Tidak

PEMERIKSAAN KLINIS COATED TONGUE

Klinis : ………………….

Coated Tongue : Ya/Tidak

PEMERIKSAAN OHI-S

Tabel penilaian debris Tabel penilaian kalkulus

Bukal 16 Labial 11 Bukal 26 Bukal 16 Labial 11 Bukal 26

Lingual 46 Labial 31 Lingual 36 Lingual 46 Labial 31 Lingual 36

Tabel penilaian kalkulus

Indeks debris= = ..........

Indeks kalkulus= = ..........

Indeks OHI-S= Indeks debris + Indeks kalkulus = ............... + ............... = ...............

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA