pro06-66

13

Click here to load reader

Upload: muhammad-zulkifli-harahap

Post on 05-Aug-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: pro06-66

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006

440

PRODUKSI DAN KUALITAS LIMBAH PERTANIAN SEBAGAI PAKAN SUBSTITUSI TERNAK RUMINANSIA KECIL

DI KABUPATEN BREBES

(The Agriculture Waste Production and Quality as Feed Substitution for Small Ruminant on Brebes Regency)

A. PRASETYO, T. HERAWATI dan MURYANTO

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, PO Box 101, Ungaran

ABSTRACT

The agriculture waste on Brebes Regency is many products that occur on central production agriculture commodity namely red onions, soys, corns, cassavas, soybean, rice straws and horticulture waste products but avail as feed unoptimal. Therefore necessary studied that destination for the agriculture waste quality and production know that can use as feed substitution formulas. The studied method with direct observation on each district, each district uses three villages sample and each village central small ruminant use three breeders for primer and secondary data collection. The output of studied show that total waste potency is 1.691.040,51 ton DM (dry matter)/years, therefore annuity waste for small ruminant is 1.483.368,84 cattle unit (ST), that capacity is 370.842,22 cattle unit. Total actual waste steadied as small ruminant feed is 364.965,51 ton DM/years, the actual annuity is 320.145,16 cattle unit, the capacity is 80.036,30 cattle unit. Therefore waste remains that unsteady as feed is 1.326.075,00 ton DM/years, the annuity is 1.163.075,68 cattle unit, the capacity for small ruminant is 290.805,92 cattle unit. The production waste red onions on district central is Brebes District 7.215,25 ton DM/years, Bulakamba 7.232,45 ton DM/years, Tanjung 2.010,97 ton DM/years and Larangan 13.630,12 DM/years. For waste red onions result of analysis dry matter digestibility (DMD) 75,18% and organic matter digestibility (OMD) 75,08%, value of nutrition crude protein 11,33% and gross energy 3,494 Mkal/kg. The production waste soybean of occur on district central is Banjarharjo district 10.339,20 ton DM/years, Ketanggungan 4.136,09 ton DM/years, Losari 2.514,52 ton DM/years and Larangan 886,05 ton DM/years. The value of DMD waste soybean is 30%. The value of nutrition crude protein 4,22% and gross energy 3,259 Mkal/kg. The feed production potency originate from corn waste on Brebes Regency is 89.360,05 ton DM/years. The result of analysis nutrition value is crude protein 6,00% and energy metabolism 1,570 Mkal/kg. The value of DMD corn waste is 30%. The feed production potency originates from waste cassavas on Brebes Regency 9.306,08 ton DM/years. Value of crude protein 5,20% and energy metabolism 0,660 Mkal/kg. Value of DMD cassava leaves 25%. The waste rice potency production on Brebes Regency 1.199.715,33 ton DM/years. Value of nutrition crude protein 3,44% and energy metabolism 1,180 Mkal/kg that value of DMD waste rice is 30%.

Key Words: Product, Quality, Agriculture Waste, Feed, Small Ruminant

ABSTRAK

Limbah pertanian di Kabupaten Brebes produksinya melimpah yang terdapat di daerah sentra produksi komoditas pertanian yaitu bawang merah, kedelai, jagung, ubi kayu, kacang panjang, jerami padi dan hasil samping hortikultura namun pemanfaatan sebagai pakan belum optimal. Oleh karena itu perlu dilakuan studi yang bertujuan untuk mengetahui produksi dan kualitas limbah pertanian yang bisa digunakan sebagai formula pakan substitusi. Pengkajian dilakukan dengan cara observasi secara langsung di tiap kecamatan, tiap kecamatan diambil sampel 3 desa dan tiap desa sentra ternak diambil sampel 3 peternak untuk mengumpulkan data primer dan sekunder. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa jumlah potensi limbah yaitu 1.691.040,51 ton BK/tahun, sehingga daya dukung limbah terhadap ternak ruminansia kecil adalah 1.483.368,87 ST, sedang daya tampungnya adalah 370.842,22 ST. Jumlah limbah aktual yang dimanfaatkan sebagai pakan ruminansia kecil adalah 364.965,51 ton BK/tahun, daya dukung aktual adalah 320.145,16 ST, daya tampung ternak 80.036,30 ST. Sehingga sisa limbah yang belum dimanfaatkan sebagai pakan adalah 1.326.075,00 ton BK/tahun, daya dukung terhadap ternak adalah 1.163.075,68 ST maka masih perlu penambahan ternak sebanyak 290.805,92 ST. Produksi jerami bawang merah di daerah sentra adalah

Page 2: pro06-66

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006

441

Kecamatan Brebes 7.215,25 ton BK/tahun, Bulakamba 7.232,45 ton BK/tahun, Tanjung 2.010,97 ton BK/tahun dan Larangan 13.630,12 ton BK/tahun. Untuk Jerami daun bawang merah hasil analisa kecernaan bahan kering (Kc BK) 75,18% dan kecernaan bahan organik (Kc BO) 75,08 %, nilai nutrisi protein kasar (PK) 11,33% dan gros energi 3,494 Mkal/kg. Produksi jerami kedelai yang terdapat di daerah sentra adalah Kecamatan Banjarharjo 10.339,20 ton BK/tahun, Ketanggungan 4.136,09 ton BK/tahun, Losari 2.514,52 ton BK/tahun dan Larangan 886,05 ton BK/tahun. Nilai Kc BK jerami kedelai adalah 30%. Nilai nutrisi PK 4,22% dan gros energi 3,259 Mkal/kg. Potensi produksi pakan berasal dari limbah jagung di Kabupaten Brebes adalah 89.360,05 ton/BK/tahun Hasil analisis nilai nutrisi adalah PK 6,00% dan metabolisme energi (ME) 1,570 Mkal/kg. Nilai Kc BK jerami jagung adalah 30%. Potensi produksi pakan berasal dari limbah ubi kayu di Kabupaten Brebes adalah 9.306,08 ton/BK/tahun. Nilai PK 5,20% dan ME 0,660 Mkal/kg. Nilai Kc BK daun ubi kayu 25%. Potensi produksi limbah jerami padi sawah di Kabupaten Brebes 1.199.715,33 ton/BK/tahun. Nilai nutrisi PK 3,44% dan ME 1,180 Mkal/kg sedangkan nilai Kc BK jerami padi adalah 30%.

Kata Kunci: Produksi, Kualitas, Limbah-Pertanian, Pakan, Ruminansia Kecil

PENDAHULUAN

Populasi ternak kambing di Jawa Tengah pada tahun 2002 adalah 2.971.257 ekor (DINAS PETERNAKAN PROP. JATENG, 2003). Diantaranya berasal dari Kabupaten Brebes yaitu sebanyak 270.755 ekor kambing dan 194.558 ekor domba (BPS KAB. BREBES, 2003). Dari segi lokasi Kabupaten Brebes yang berbatasan langsung dengan Jawa Barat merupakan wilayah yang strategis sebagai pemasok ternak kambing dan domba baik ke kota Jakarta maupun Bandung pada setiap hari pasaran maupun hari raya Qurban. Peternakan kambing dan domba biasanya telah menyatu dengan sistem usahatani yang ada di pedesaan. Untuk mencapai hasil yang diharapkan yaitu produktivitas kambing dan domba yang tinggi, perlu perbaikan mutu genetik yang harus diimbangi dengan perbaikan pakan dan pola pemberian pakan yang memenuhi kebutuhan ternak (JALALUDIN et al., 1991). Sedangkan program pemuliaan ternak akan sangat tergantung pada aspek tatalaksana dan ketersediaan pakan yang berkelanjutan (ZARATE, 1996 yang disitasi SUTEDI et al. (2001).

Rumput alam merupakan salah satu hijauan pakan yang banyak digunakan sebagai pakan ternak ruminansia kecil. Namun ketersediaan dan kandungan nutrisinya sangat dipengaruhi iklim dan jenis tanah, dimana produksinya berlimpah dengan kualitas baik yaitu 7 – 8% Protein Kasar pada musim hujan, kemudian akan menurun drastis menjadi sangat rendah hingga 2 – 3% pada musim kemarau (LAY et al., 2002). Untuk itu perlu suatu alternatif sumber pakan lokal yang harganya murah,

antara lain pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan substitusi. Limbah pertanian di kabupaten Brebes produksinya melimpah, terutama daerah-daerah sentra komoditas dan baru sebagian dimanfaatkan sebagai pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa silase jerami padi dengan penambahan mikroba rumen kerbau meningkatkan kecernaan bahan kering 68,16%, kecernaan bahan organik 78,02% dan kecernaan protein kasar 71,84% (BESTARI et al., 1999). Kemudian MATHIUS et al. (2001) melaporkan bahwa penambahan batang pisang sebagai pakan tambahan tidak memberikan dampak negatif terhadap penampilan domba Garut.

Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui produksi dan kualitas limbah pertanian yang biasa digunakan sebagai sumber pakan substitusi dan alternatif.

MATERI DAN METODE

Lokasi penelitian adalah di Kabupaten Brebes, dilaksanakan pada tahun 2004 – 2005. Data yang dikumpulkan berupa data primer maupun data sekunder. Data primer berupa sampel pakan diambil dari 3 desa sentra ternak di 17 kecamatan dan tiap desa diwawancara 3 peternak, sampel dianalisis kandungan bahan kering, abu, lemak kasar, serat kasar, protein kasar bahan ekstrak tanpa nitrogen dan energi. Data sekunder berupa data populasi ternak, luasan wilayah dan luasan usahatani diambil dari instansi terkait.

Produksi limbah pertanian diestimasi dari produktivitas dikalikan nilai konversi dan luas panen tiap komoditas sebagai berikut:

Page 3: pro06-66

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006

442

Tabel 1. Luas panen tanaman (ha)

Kecamatan Padi sawah

Padi ladang Jagung Ubi

kayu Ubi jalar

Kacang tanah Kedelai Bawang

merah Tebu Labu siam Buncis Kubis Pisang

(rumpun) Kacang

hijau

Salem 5.813 87 110 1.402 106 39 10 0 0 7.423,0 0 Bantarkawung 5.595 50 1.360 150 50 0 38 0 34.713 99 Bumiayu 7.729 83 67 225 7 6 0 8 0 73.883 0 Paguyangan 6.908 0 1.482 1.210 0 0 0 0 29 145 624 4.091 0 Sirampog 5.463 0 1.244 0 0 0 0 0 1.384 1.177 149.263 0 Tonjong 5.018 175 716 0 0 0 0 0 0 Larangan 5.618 116 1.330 4 274 197 5.037 261 43.553 227 Ketanggungan 5.292 282 2.947 139 82 978 597 717 99.299 218 Banjarharjo 7.618 155 1.290 114 14 140 2.332 242 186 19.685 1.015 Losari 7.123 0 51 0 0 567 514 178 60.151 23 Tanjung 2.696 0 44 0 0 824 319 88.884 64 Kersana 1.385 0 129 0 0 191 689 381.327 0 Bulakamba 7.356 0 41 0 0 2.275 490 26.316 0 Wanasari 3.735 0 0 0 0 5.352 104 16.380 0 Jatibarang 4.542 0 1.161 0 0 357 331 16.100 0 Songgom 11.807 0 157 0 14 664 591 9.860 0 Brebes 2.717 0 184 0 61 2.585 114 12.500 0 Kab. Brebes 97.415 984 12.313 3.244 667 4.089 18.676 3.988 29 1.529 1.801 1.043.428 1.646

Sumber: BPS KABUPATEN BREBES (2003)

Page 4: pro06-66

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006

443

Tabel 2. Produktivitas tanaman tiap kecamatan (kg/ha)

Nomor/ Agro-Kesbm

Kecamatan Padi sawah

Padi ladang Jagung Ubi

kayu Ubi jalar

Kacang tanah Kedelai Bawang

merah Tebu Labu siam Buncis Kubis Pisang

(rumpun)

Kacang hijau

1-SS Salem 5906 4173 2450 16336 8430 1222 1443 0 0 0 0 0 23 0 2-KM Bantarkawung 5980 5354 2445 16342 0 1215 1673 5263 0 0 0 0 40 1131 3-KD Bumiayu 6055 4852 2457 16362 0 0 0 0 5390 0 0 0 38 0 4-SS Paguyangan 6008 0 2419 15315 0 0 0 0 0 14083 2590 23155 24 0 5-BD Sirampog 6061 0 2438 0 0 0 0 0 0 0 3661 29785 16 0 6-KM Tonjong 6081 4987 2455 16122 0 1239 0 0 0 0 0 0 27 0 7-KSM Larangan 6061 4907 2437 0 8057 1147 1500 9020 4790 0 0 0 9 1115 8-KDM Ketanggungan 6189 4844 2398 16344 0 1120 1410 9538 4790 0 0 0 8 1110 9-KM Banjarharjo 5418 4923 2420 16345 7818 1178 1478 66 4790 0 0 0 11 1085 10-KM Losari 5772 0 2429 0 0 0 1478 9856 4640 0 0 0 21 1043 11-KM Tanjung 6214 0 2405 0 0 1175 1491 8135 4790 0 0 0 14 1048 12-KM Kersana 4793 0 2370 0 0 0 1545 7959 4900 0 0 0 54 0 13-KM Bulakamba 6440 0 2525 0 0 0 1467 10597 4790 0 0 0 11 0 14-KM Wanasari 5474 0 0 0 0 0 1486 8213 4790 0 0 0 28 0 15-KM Jatibarang 5785 0 2382 0 0 0 1460 8695 4790 0 0 0 7 0 16-KM Songgom 5805 0 2367 0 0 1065 1692 8499 6710 0 0 0 41 0 17-KM Brebes 5765 0 2420 16333 0 1066 1416 9304 4790 0 0 0 13 0

Page 5: pro06-66

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006

444

Tabel 3. Produksi pakan asal limbah hasil pertanian

Sumber (komoditi) Satuan produksi hasil utama (HU)

Jenis limbah/ hasil ikutan

Nilai konversi (%HU) Keterangan

Padi sawah unggul Gabah kering (GK) Jerami 100 MT1, MT2, MT3 umur sekitar 100 hari

Padi ladang unggul Jerami 300 MT1, MT2 Jagung Ton, pipilan kering (PK) daun

batang Jumlah

150 150 300

MK Umur 110 hari

Kedelai Ton biji kering daun, batang, kulit polong, akar

300 MK

Kacang tanah Ton kacang kulit kering sda 200 MK Kacang hijau Ton jerami kering -daun, batang,

kulit polong, 300 MK Umur 61 hari

Ubi Kayu Ton umbi segar (US) -daun -kulit -onggok -daun/batang

4 4 5 5

MT1-MT3 MT1-MT2 Umur 6 – 10 bulan MT-1/2/3. umur 120 hari

Tebu Ton tebu -pucuk tebu -tetes -ampas bagase -blotong -gula -brangkas daun

4,0 3,5

36,0 3,5 9,0

30,0

Musim panas Mei – Sept. Produksi di Jawa sekitar 70 ton tebu/ha/tahun MT-2, MT-3 (tanam bulan 5)

Bawang merah Ton brangkas kering Labu siam Ton daun segar -daun, tangkai 10,0 Buncis Ton daun -daun, tangkai 10,0 Musim peralihan

umur 80 hari Kobis Ton daun -sisa hasil 10,0 Daun pisang Ton segar -daun 275,0

Sumber: ASHARI et al. (2000)

{PLP = Prod. Komoditas/ha X % nilai konversi limbah X luas panen}

dimana:

PLP = Produksi limbah pertanian

Produksi komoditas/ha dilihat dari laporan tahunan Dinas Pertanian

% nilai konversi limbah diestimasi dari tabel yang telah dibuat ASHARI et al., (2000)

Data luas panen diambil dari Laporan Tahunan Dinas Pertanian

Daya dukung terdiri dari daya dukung riil dan daya dukung potensial. Daya dukung potensial adalah kemampuan wilayah untuk menampung sejumlah populasi ternak secara optimal yang sifatnya spesifik dari suatu basis agroekosistem ke agroekosistem lain. Daya dukung riil adalah total hijauan tercerna dibagi jumlah kebutuhan hidup pokok tercerna. Sedangkan daya tampung adalah indeks daya dukung riil yaitu jumlah hidup pokok tersedia dibagi jumlah ternak yang ada.

Page 6: pro06-66

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006

445

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan agroekosistem

Kabupaten Brebes terdiri dari 17 kecamatan merupakan daerah yang mempunyai agroekosistem beragam. Brebes bagian Utara beragroekosistem pantai, dengan lahan tambak dan sawah dimana kawasan ini meliputi Kecamatan Brebes, Bulakamba, Tanjung, Losari, Wanasari, Kersana, dan Jatibarang. Wilayah ini mempunyai kelerengan datar 0 – 3% didominasi oleh 3 (tiga) jenis tanah: 1) Fluvaquentic Endoaquept berkarakteristik sangat dalam, drainase terhambat, tekstur liat dan pH netral; 2) Typic Endoaquerts berkarakteristik dalam, drainase terhambat, tekstur liat berdebu, pH netral; 3) Typic Epiaquert berkarakteristik sangat dalam, drainase agak terhambat tekstur liat, pH netral. Brebes bagian tengah beragroekosistem dataran rendah dengan sebagian besar berlahan sawah tadah hujan, tegalan dan hutan rakyat yang meliputi Kecamatan Banjarharjo, Ketanggungan, Larangan, Songgom dan Tonjong, mempunyai kelerengan berombak (3 – 8%), bergelombang (8 – 15%), berbukit (15 – 45%). Kawasan ini didominasi oleh jenis tanah 1) Typic Hapluderts dengan karakteristik dalam, drainase sedang, tekstur liat dan pH alkalis; 2) Typic Dystrudepts dengan karakteristik dalam, drainase sedang, tekstur liat, pH agak masam; 3) Typic Eutrudepts dengan karakteristik dalam, drainase baik, tektur liat berdebu dan pH alkalis. Brebes bagian Selatan merupakan daerah yang mempunyai agroekosistem dataran tinggi sebagian besar berlahan sawah tadah hujan dan hutan negara dengan kondisi lahan berbukit dan bergunung dibawah lereng Gunung Slamet bagian Utara. Kawasan ini meliputi 5 kecamatan yaitu Kecamatan Salem dan Bantarkawung dengan kondisi lahan berbukit kelerengan 15 – 25%, didominasi oleh jenis tanah Typic Udorthents dengan karakteristik agak dalam, drainase sedang, tekstur liat dan pH netral; Kecamatan Bumiayu dan Paguyangan dengan kondisi lahan berombak dan kelerengan 3 – 8%, lahan didominasi oleh jenis tanah Aeric Epiaquepts yang berkarakteristik sangat dalam, drainase agak terhambat tekstur liat dan pH agak masam; Kecamatan Sirampog dengan kondisi lahan

bergunung dan kelerengan >45% serta didominasi oleh jenis tanah Typic Hapludands yang berkarakteristik sangat dalam, drainase baik, tekstur lempung dan pH agak masam serta jenis Pachic Melanudands berkarakteristik sangat dalam, drainase baik, tekstur lempung dan pH agak masam (SAMIJAN et al., 2004).

Produksi hijauan pakan baik berupa rumput alam, limbah pertanian maupun jenis rambanan sangat dipengaruhi oleh jenis tanah. Produksi vegetasi hijauan pakan disamping dipengaruhi jenis tanah, kondisi yang sangat mempengaruhi adalah curah hujan. SAMIJAN et al. (2004) melaporkan bahwa berdasarkan banyaknya curah hujan di tiap kecamatan di Kabupaten Brebes terbagi menjadi 5 (lima) lokasi yaitu: 1) lokasi dengan curah hujan 1500 – < 2000 mm/tahun meliputi Kecamatan Brebes, Jatibarang, Wanasari, Bulakamba, Kersana, Tanjung dan Losari; 2) lokasi dengan curah hujan 2000 – < 2500 mm/tahun meliputi Kecamatan Banjarharjo, Ketanggungan, Songgom, Tonjong, Bumiayu, Paguyangan dan Bantarkawung; 3) Lokasi dengan curah hujan 2500 – <3000 mm/tahun adalah Kecamatan Larangan; 4) Lokasi dengan curah hujan 3000 – <3500 mm/tahun adalah Kecamatan Salem; 5) lokasi dengan curah hujan 3500 – < 4000 mm/tahun adalah Kecamatan Sirampog.

Produksi dan kualitas limbah pertanian

Produksi pakan ternak dari limbah pertanian dipengaruhi oleh luas panen dan produktivitas komoditas per hektar. Sedangkan kualitas pakan dipengaruhi oleh banyaknya curah hujan dan jenis tanah setiap lokasi.

Brangkas bawang merah (Allium ascalonium sp.)

Kabupaten Brebes merupakan daerah sentra produksi bawang merah, sehingga brangkas bawang merah kering setelah panen raya belum termanfaatkan secara optimal. Namun beberapa kecamatan sudah memanfaatkan brangkas bawang merah kering ini untuk pakan ternak domba yaitu 10 – 15% dari komposisi, sebatas sebagai pakan tambahan (camilan) yang disimpan sebagai persediaan apabila musim kemarau dimana ketersediaan rumput lapang

Page 7: pro06-66

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006

446

berkurang. Brangkas bawang merah kering di Kabupaten Brebes mempunyai potensi sebagai bahan penyusunan ransum ternak ruminansia karena produksinya yang melimpah juga kandungan gizi yang cukup tinggi yaitu 94,25% bahan kering; 19,67% abu; 3,24% lemak kasar; 39,26% serat kasar; 11,33% protein kasar; 26,49% bahan ekstrak tanpa nitrogen dan 3,494 Mkal/kg gross energi. Produksi brangkas bawang merah kering di daerah sentra adalah Kecamatan Brebes 7.215,25 ton BK/tahun, Bulakamba 7232,45 ton BK/tahun, Tanjung 2.010,97 ton BK/tahun, Wanasari 13.186,79 ton BK/tahun dan Larangan 13.630,12 ton BK/tahun (Tabel 4). Untuk jerami daun bawang merah hasil analisa kecernaan bahan kering 75,18% dan kecernaan bahan organik 75,08% (PERMATASARI et al., 2005).

Jerami kedelai (Glycine max sp)

Lahan di Kabupaten Brebes pada musim tanam kedua dan ketiga biasanya ditanami tanaman palawija, tergantung dari curah hujan lokasi setempat. Beberapa kecamatan di Kabupaten Brebes pada musim tanam 2 dan 3 menanam kedelai, sehingga pada waktu panen, limbah berupa jerami kedelai melimpah, yang berpotensi untuk pakan ternak dengan hanya memerlukan biaya transport angkut. Ternak yang biasa diberi pakan jerami kedelai adalah domba sebagai pakan tambahan, pemberiannya bisa 20 – 25% dari komposisi ransum. Dari hasil pengamatan, penampilan ternak domba yang diberi pakan jerami kedelai lebih bagus dibandingkan dengan yang hanya diberi rumput lapang. Kandungan gizi jerami kedelai adalah 97,08% bahan kering; 5,69% abu; 0,23% lemak kasar; 59,20% serat kasar; 4,22% protein kasar; 30,66% bahan ekstrak tanpa nitrogen dan 3,259 Mkal/kg gross energi. Produksi limbah jerami kedelai yang terdapat di daerah sentra adalah Kecamatan Banjarharjo 10.339,20 ton BK/tahun, Ketanggungan 4.136,09 ton BK/tahun, Losari 2.514,52 ton BK/tahun dan Larangan 886,05 ton BK/tahun (Tabel 4). Nilai kecernaan bahan kering jerami kedelai adalah 30% (ASHARI et al., 1996).

Jerami padi (Oryza sativa)

Limbah jerami padi melimpah pada saat musim tanam padi yaitu MT I, II dan III namun belum dimanfaatkan sebagai pakan secara maksimal. Beberapa kecamatan yang mempunyai produksi limbah jerami padi adalah Kecamatan Jatibarang, Songgom, Wanasari, Kersana, Banjarharjo, Ketanggungan, Larangan, Bumiayu, Paguyangan dan Bantarkawung. Hasil analisa kandungan gizi jerami padi adalah sebagai berikut 86,00% BK; 18,20% abu; 1,50% LK; 30,90% SK; 3,44% PK; 32,20% BETN dan 1,180 Mkal/kg metabolisme energi. Potensi produksi limbah jerami padi sawah di Kabupaten Brebes 1.199.715,33 ton/BK/tahun (Tabel 4). Menurut ASHARI et al. (1996) menyatakan bahwa nilai kecernaan bahan kering jerami padi adalah 30%.

Daun ubi kayu (Manihot utilisima sp)

Ubi kayu yang bisa digunakan sebagai pakan adalah daunnya. Pemanfaatan daun ubi kayu sebagai pakan jangan langsung diberikan dalam bentuk segar melainkan harus dijemur satu hari agar layu sebelum diberikan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kandungan HCN (asam sianida) yang ada dalam daun yang bersifat racun. Pemberian daun ubi kayu sebaiknya 25% dari jumlah komposisi pakan dan hanya sebagai pakan campuran. Kecamatan yang mempunyai produksi ubi kayu tinggi adalah Salem dan Paguyangan. Kandungan gizi daun ubi kayu adalah 26,00% BK; 2,80% abu; 1,00% LK; 5,50% SK; 5,20% PK; 11,50% BETN dan 0,660 Mkal/kg metabolisme energi. Potensi produksi pakan berasal dari limbah ubi kayu di Kabupaten Brebes adalah 9.306,08 ton/BK/tahun (Tabel 4). Nilai kecernaan bahan kering daun ubi kayu 25%, menurut yang dilaporkan ASHARI et al., (1996).

Jerami jagung (Zea mays sp)

Tanaman jagung baik berupa jerami jagung (tebon) dan daunnya sangat disukai ternak

Page 8: pro06-66

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006

447

sebagai pakan, pemberian sebagai pakan dapat mencapai 40 – 60% dari komposisi ransum. Kecamatan yang mempunyai potensi produksi jerami jagung tinggi adalah Ketanggungan diikuti Paguyangan dan Bantarkawung. Potensi produksi pakan berasal dari limbah jagung di Kabupaten Brebes adalah 89.360,05 ton/BK/tahun (Tabel 4). Hasil analisis kandungan gizi adalah sebagai berikut 86,00% BK; 7,60% abu; 1,50% LK; 29,10% SK; 6,00% PK; 41,80% BETN dan 1,570 Mkal/kg metabolisme energi. Nilai kecernaan bahan kering daun jagung adalah 30% (ASHARI et al., 1996). SUNIHARDI dan HERMANTO (2004), melaporkan bahwa bobot biomasa segar empat varetas jagung dengan populasi tanaman 100.000 ton/ha, sebagai berikut Bisma umur 70 hari hasilnya 42,9 ton/ha dan umur 75 hari hasilnya 59,1 ton/ha; Semar umur 70 hari hasilnya 57,6 ton/ha dan umur 75 hari hasilnya 69,1 ton/ha; Lamuru umur 70 hari hasilnya 64,8 ton/ha dan umur 75 hari hasilnya 54,4 ton/ha; Sukmaraga umur 70 hari hasilnya 54,0 ton/ha dan umur 75 hari hasilnya 42,7 ton/ha.

Jerami kacang panjang (Vigna sinensis)

Jerami kacang panjang ini biasa diberikan sebagai pakan ternak domba dalam jumlah kecil yaitu 10 – 15% dari komposisi ransum, dan hanya sebagai campuran. Tanaman kacang panjang biasa ditanam di pematang sawah sebagai sayuran, apabila tanaman sudah tua produksi kacang panjang sedikit maka perlu diremajakan. Tanaman ini diberikan ternak domba atau kambing. Hasil analisa kandungan gizi terutama protein kasar dan energi cukup tinggi yaitu sebagai berikut 86,00% BK; 8,50% abu; 2,00% LK; 19,20% SK; 12,40% PK; 43,90% BETN dan 1,890 Mkal/kg metabolisme energi.

Jerami ubi jalar (Ipomoea batatas)

Daun ubi jalar pada saat panen produksinya melimpah sehingga bisa digunakan untuk pakan kambing, untuk campuran pakan daun ubi jalar ini sebaiknya diberikan 20% dari jumlah pakan yang diberikan. Daerah yang mempunyai produksi ubi jalar melimpah adalah Kecamatan Salem dengan potensi

produksi daun ubi jalar adalah 160,39 ton BK/tahun. Sedangkan Kecamatan lainnya adalah Banjarharjo adalah 19,56 ton BK/tahun. Kandungan nilai nutrisinya adalah 31% BK; 1,1% abu; 5,3% LK; 24,8% SK; 1,7% PK; 7,5% BETN dan 0,38 Mkal/kg metabolisme energi.

Jerami kacang tanah (Arachis hypogea)

Kacang tanah biasa ditanam di lahan tegalan atau sawah tadah hujan pada musim tanam ke-3. Limbah berupa jerami kacang tanah ini baru sebagian kecil dimanfaatkan sebagai pakan ruminansia kecil, padahal kandungan nilai nutrisinya cukup tinggi. Jerami kacang tanah termasuk tanaman subfamili leguminosa sebaiknya diberikan sebagai pakan kambing atau domba dalam keadaan kering, dengan jumlah pemberian 15 – 20% dari pakan. Daerah sentra kacang tanah adalah Brebes bagian tengah yaitu Kecamatan Larangan dengan potensi produksi 628,10 ton BK/tahun, Banjarharjo adalah 330,08 ton BK/tahun dan Ketanggungan sebanyak 183,90 ton BK/tahun. Kandungan nilai nutrisi jerami kacang tanah adalah 86% BK; 10,6% abu; 2,3% LK; 25,8% serat kasar; 34,7% BETN; 12,6% PK dan 1,67 Mkal/kg ME.

Jerami kacang hijau (Vigna radiata)

Tanaman kacang hijau termasuk subfamili leguminosa yang ditanam setelah tanaman padi (musim tanam bulan Oktober atau Maret), pada lahan tadah hujan maupun tegalan, umur tanaman sampai 61 hari dan potensi hasil rata-rata 1,5 ton/ha. Potensi limbah kacang hijau Kabupaten Brebes adalah 5.740,05 ton BK/tahun. Daerah sentra tanaman di Kabupaten Brebes bagian tengah yaitu Kecamatan Banjarharjo dengan potensi produksi 3.513,07 ton BK/tahun, Larangan 807,40 ton BK/tahun dan Ketanggungan 771,92 ton BK/tahun. Kandungan nilai nutrisinya per 100 gram biji adalah 10,4 gram kadar ari; 24 gram protein; 1,3 gram lemak; 3,5 gram mineral; 4,1 gram serat; 56,7 gram karbohidrat; 124 mili gram kalsium (mg); 326 mg fospor; 7,3 mg zat besi; 94,0 mg karotin; 0,47 mg thianin; 0,39 mg riboflavin dan 2,10 mg niacin.

Page 9: pro06-66

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006

448

Limbah pisang (Musa paradisiaca)

Tanaman pisang ditanam di pekarang rumah maupun tegalan sebagai tanaman buah. Tanaman pisang mudah tumbuh dalam agroklimat apapun asalkan tanahnya cukup subur dengan pH netral. Pemberian sebagai pakan kambing dan domba bisa 20 – 25% dari komposisi. Kabupaten Brebes hampir merata di tiap kecamatan ada tanaman pisang, namun yang mempunyai potensi produksi tinggi yaitu di Kecamatan Kersana dengan produksi 104.864,93 ton BK/tahun, Sirampog mempunyai potensi produksi 41.047,33 ton BK/tahun dan berikutnya Ketanggungan yaitu 27.307,23 ton BK/tahun. Kandungan nilai nutrisi daun pisang adalah 16% BK; 1,1% abu; 0,6% LK; 3,7% SK; 7,5% BETN; 2,3% PK dan 0,38 Mkal/kg ME.

Jerami tebu (Saccharum officinarum)

Limbah berupa pucuk tebu belum biasa diberikan sebagai pakan kambing dan domba, walaupun produksinya juga melimpah. Limbah tanaman tebu dan ampas tebu (bagasse) merupakan limbah yang sangat potensial sebagai pakan. Menurut OEDIYONO (1985) kandungan ampas tebu 24 – 36% dari bobot tebu segar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ampas tebu hasil biokonversi oleh jamur tiram putih (P. ostreatus) tidak memberikan pengaruh negatif terhadap konsumsi, pertumbuhan bobot hidup harian dan efisiensi ransum domba Priangan, dan dapat digunakan hingga 31,50% dari bahan kering ransum TARMIDI (2004). Total potensi produksi dari limbah tebu ini di Kabupaten Brebes adalah 11.363,03 ton BK/tahun. Kandungan nilai nutrisi dari tebu atau tetes adalah 77% BK; 8,0% abu; 0,2% LK; 7,7% SK; 57,1% BETN; 4,2% PK dan 1,48 Mkal/kg ME.

Limbah kobis (Brassica oleracea)

Tanaman kobis banyak ditanam di daerah dataran tinggi sekitar 1000 – 2000 m dpl., dengan kelembaban 80 – 90% dan suhu berkisar 15 – 20ºC. Sisa tanaman ini yang bisa digunakan sebagai pakan adalah sisa (rempelan) daun kobis yang tidak bisa dijual. Potensi produksi limbah kobis Kabupaten

Brebes adalah 4.950,57 ton BK/tahun. Daerah di Kabupaten Brebes yang merupakan sentra tanaman ini adalah bagian Selatan yaitu Kecamatan Sirampog mempunyai potensi produksi 3.505,69 ton BK/tahun dan Paguyangan adalah 1.444,87 ton BK/tahun. Sisa tanaman kobis yang digunakan sebagai pakan domba peranakan Domair di masing-masing kecamatan sentra adalah 70%, karena ternak domba di kawasan ini mengandalkan limbah sayuran sebagai sumber pakan. Kandungan nilai nutrisinya per 100 gram bahan segar adalah 25,0 cal kalori; 1,4 gram protein; 0,2 gram lemak; 5,3 gram karbohidrat; 4,6 mg kalsium; 31,0 mg fospor; 0,5 mg zat besi; 80,0 (SI) Vitamin A; 0,1 mg Vitamin B1; 50,0 mg Vitamin C dan 92,4 gram air.

Jerami buncis (Phaseolus vulgaris L)

Tanaman ini jenis hortikultura termasuk subfamili leguminosae yang ditanam di daerah pegunungan pada ketinggian 1000 – 1500 m dlp, dengan curah hujan 2500 mm/tahun dan suhu yang sesuai adalah 20 – 25ºC. Tanaman buncis mulai dipanen umur 60 – 80 hari dan paling baik ditanam pada peralihan akhir musim kemarau atau menjelang musim hujan. Potensi produksi beberapa varetas rata-rata 18,4 – 29,1 ton/ha (SETYANINGSIH dan KHAERODIN, 2000). Tanaman yang digunakan sebagai pakan kambing dan domba adalah daun buncis setelah tua. Pemberian untuk pakan sebaiknya sekitar 15% dari komposisi. Kecamatan yang mempunyai potensi produksi adalah Sirampog yaitu 506,68 ton BK/tahun dan Paguyangan adalah 37,56 ton BK/tahun.

Jerami labu siam

Labu siam juga jenis tanaman sayuran yang biasa ditanam pada pekarangan. Bila kondisi tanaman tua maka produksi labu siam menurun sehingga dirombak untuk diremajakan. Daun-daun rombakan itu yang digunakan sebagai pakan domba atau kambing. Daerah yang mempunyai potensi produksi komoditas ini adalah Kecamatan Paguyangan yaitu 40,84 ton BK/tahun.

Kabupaten Brebes mempunyai total potensial produksi limbah pertanian dan hasil samping tanaman sayuran adalah 1.691.040,51

Page 10: pro06-66

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006

449

Tabel 4. Potensi produksi pakan ternak berasal dari limban (ton BK/tahun)

Kecamatan Padi sawah

Padi ladang Jagung Ubi

kayu Ubi jalar

Kacang tanah Kedelai Bawang

merah Tebu Labu siam

Buncis Kubis Pisang Kacang hijau

Jumlah limbah

DD limbah (ST)

Daya tampung

(ST)

Salem 71.410 1.089 809 4.122 160 95 41 - - - - - 5.041 - 79.768 69.972 17.493 Bantarkawung 69.592 803 9.948 441 - 121 - 60 - - - - 9.546 357 90.895 79.733 19.933 Bumiayu 97.342 1.208 494 663 - - - - 24 - - - 20.318 - 120.049 105.306 26.326 Paguyangan 86.324 - 10.756 3.336 - - - - - 41 37 1.445 1.125 - 10.064 90407 22.602 Sirampog 68.871 - 9.099 - - - - - - - 507 3.506 41.047 - 123.030 107.921 26.980 Tonjong 63.469 2.618 5.273 - - - - - - - - - - - 71.360 62.597 15.649 Larangan 70.830 1.708 9.725 - - 628 886 13.630 700 - - - 11.977 807 110.892 97.274 24.318 Ketanggungan 80.998 4.098 21.201 409 - 184 4.136 1.708 1.923 - - - 27.307 772 142.736 125.207 31.302 Banjarharjo 85.849 2.289 9.366 335 20 330 10.339 5 499 - - - 5.413 3.513 117.959 103.473 25.868 Losari 85.517 - 372 - - - 2.515 1.520 463 - - - 16.542 7 107.004 93.863 23.466 Tanjung 34.845 - 317 - - - - 2.011 856 - - - 24.443 214 62.686 54.988 13.747 Kersana 13.810 - 917 - - - - 456 1.891 - - - 104.865 - 121.938 106.964 26.741 Bulakamba 98.536 - 311 - - - - 7.232 1.314 - - - 7.237 - 114.631 100.553 25.138 Wanasari 42.528 - - - - - - 13.187 279 - - - 4.505 - 60.498 53.068 13.267 Jatibarang 54.652 - 8296 - - - - 931 888 - - - 4.428 - 69.194 60.697 15.174 Songgom 142.562 - 1.116 - - 30 - 1.693 2.221 - - - 2.712 - 150.333 131.871 32.968 Brebes 32580 - 1.335 - - 130 - 7.215 206 - - - 3.438 - 45.004 39.477 9.869 Kab. Brebes 1.199.715 13.813 89.360 9.306 180 1.519 17.917 49.649 11.363 41 544 4.951 286.943 5.704 1.691.051 1.483.369 370.842

Page 11: pro06-66

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006

450

Tabel 5. Aktual produksi pakan ternak berasal dari limbah (ton BK/tahun)

Padi Sawah

Padi Ladang Jagung Ubi

Kayu Ubi Jalar

Kacang tanah Kedelai Bawang

merah Tebu Labu Siam Buncis Kubis Pisang Kacang

hijau

Jumlah limbah aktual

DD Limbah

(ST)

Daya tampung

(ST) Kecamatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Saleman 71.10 1.089 808 4.122 160 95 41 - - - - - 2.041 - 7.268 6.376 1.594

Bantarkawung 69.592 803 9.975 441 - 212 - 60 - - - - 9.546 357 20.501 17.983 4.496

Bumiayu 97.324 1.208 49386 663 - - - - 24 - - - 20.318 - 21.474 18.837 4.709

Paguyangan 86.324 - 10.756 3.336 - - - - - 41 37 1.445 1.125 - 16.739.50 14.684 3.671

Sirampong 68.871 - 9.099 - - - - - - - 507 3.506 41.047 - 54.158 47.507 11.877

Tonjong 63.469 2.618 5.273 - - - - - - - - - - - 5.273 4.626 1.156

Larangan 70.830 1.708 9.725 - - 628 886 13.630 700 - - - 11.977 807 37.654 33.030 8.257

Ketanggungan 80.998 4.098 21.201 409 - 184 4.136 1.708 1.923 - - - 27.307 772 54.009 47.376 11.844

Bandarharjo 85.849 2.289 9.366 335 20 330 10.339 5 499 - - - 5.413 3.513 96.045 84.250 21.062

Losari 85.517 - 372 - - - 2.514.52 1.520 462 - - - 16.542 77 4.482 3.932 983

Tanjung 34.845 - 317 - - - - 2.011 886 - - - 24.443 214 2.011 1.764 441

Kersana 13.810 - 917 - - - - 456 1.891 - - - 104.865 - 1.373 1.205 301

Bulakamba 98.536 - 311 - - - - 7.232 1.314 - - - 7.237 - 7.232 6.344 1.586

Wanasari 42.527 - - - - - - 13.187 279 - - - 4.504.50 - 17.691 15.519 3.880

Jatibarang 54.652 - 8.296 - - - - 931 888 - - - 4.427.50 - 9.227 8.094 2.023

Songgom 142.562 - 1.116 - - 30 - 1.693 2.221 - - - 2.711.50 - 1.145 1.005 251

Berebes 32.580 - 1.335 - - 130 - 7.215 306 - - - 3.437.50 - 8.680 7.614 1.904

Jumlah 1.199.715 13.813 89.360 9.306 180 1.518.52 17.917 49.649 11.363 41 544 4.951 286.943 5.740 364.965.51 320.146 80.036

Page 12: pro06-66

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006

451

ton BK/tahun, dari jumlah ini bisa mendukung ternak ruminansia kecil sebanyak 1.483.368,87 ekor Satuan Ternak (ST) sehingga daya tampung terhadap ternak adalah 370.842,22 ekor (ST) (Tabel 4). Dari jumlah limbah pertanian tersebut yang aktual dimanfaatkan sebagai pakan sejumlah 364.965,51 ton BK/tahun, daya dukung terhadap ternak ruminansia kecil 320.145,19 ekor (ST) dan daya tampung terhadap ternak baru 80.036,30 ekor (ST) (Tabel 5). Sehingga selisih dari limbah potensial dengan aktual adalah limbah yang belum dimanfaatkan sebagai pakan adalah 1.326.075,00 ton BK/tahun dan daya dukung terhadap ternak 1.163.223,68 ekor (ST), untuk itu di Kabupaten Brebes masih perlu penambahan ternak sebanyak 290.805,92 ekor (ST).

Dalam pemeliharaan kambing dan domba untuk memperoleh pertumbuhan dan produksi ternak yang optimal, pakan yang diberikan secara kuantitas dan kualitas harus memenuhi kebutuhan hidup pokok. Jumlah bahan kering yang diperlukan untuk hidup pokok dan pertumbuhan kambing muda sebanding dengan bobot hidup (BH) dan kecepatan laju pertumbuhan. Menurut NRC (1981) yang disitasi oleh MARTAWIDJAJA et al. (1999) menerangkan bahwa kambing dengan BH antara 10 – 20 kg (rataan 15 kg) untuk hidup pokok memerlukan BK antara 240 – 400 gram/ekor/hari (rataan 320 g). Sedangkan kebutuhan PK untuk hidup pokok sebesar 22 – 29 gram/ekor/hari (rataan 30 g). Pada ternak kambing dan domba yang kekurangan protein dan energi di dalam ransumnya, selain pertumbuhannya terhambat juga akan mempunyai efisiensi pakan yang lebih jelek (ENSMINGER dan PARKER, 1986).

KESIMPULAN

Produksi limbah pertanian yang melimpah adalah komoditas bawang merah, karena kabupaten Brebes merupakan daerah sentra bawang merah. Daerah yang tidak menanam bawang merah dari ke-17 kecamatan hanya 5 kecamatan. Produksi limbah pertanian lain yang sudah digunakan sebagai pakan adalah jerami kedelai, jerami jagung, jerami kacang panjang, jerami kacang tanah dan hasil samping komoditas sayuran di daerah

pegunungan (Kecamatan Sirampog dan Paguyangan). Produksi jerami padi sawah hampir merata di tiap kecamatan namun limbah ini belum biasa digunakan sebagai pakan kambing dan domba sehingga perlu introduksi teknologi biokonversi. Kandungan nutrisi limbah bawang merah, daun jagung dan jerami kedelai cukup tinggi dan nilai kecernaan juga tinggi sehingga bisa digunakan sebagai formula ransum alternatif. Dari selisih potensi produksi limbah pertanian dengan aktual pemanfaatan limbah di Kabupaten Brebes, masih mempunyai daya dukung terhadap ternak adalah 1.163.223,68 ekor (ST) sehingga perlu penambahan ternak sebanyak 290.805,92 ekor (ST).

DAFTAR PUSTAKA

ASHARI, E. JUARINI, SUMANTO, B. WIBOWO dan SURATMAN. 1996. Pedoman Analisis Potensi Wilayah Penyebaran dan Pengembangan Peternakan. Kerjasama Direktorat Bina Penyebaran dan Pengembangan Peternakan. Direktorat Jenderal Peternakan dengan Balai Penelitian Ternak. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.

ASHARI, E. JUARINI, SUMANTO, B. WIBOWO dan SURATMAN. 2000. Petunjuk Teknis Identifikasi dan Analisis Potensi Wilayah Pengembangan Peternakan. Direktorat Pengembangan Peternakan. Jakarta.

BIRO PUSAT STATISTIK KABUPATEN BREBES. 2003. Brebes Dalam Angka. Biro Pusat Statistik Kabupaten Brebes kerjasama dengan BAPPEDA Kabupaten Brebes.

BRADFORD, G.E. and I. INOUNU. 1996. Prolific breeds of Indonesia. In: Prolific Sheep. FAHMY, M.H. (Eds.) CAB International. pp. 137 – 145.

DINAS PETERNAKAN PROPINSI JAWA TENGAH. 2003. Laporan Tahunan Dinas Peternakan Propinsi Jawa Tengah tahun 2003, Ungaran.

DYAH PERMATASARI, Y.K. NISA dan R.W. SAGITA. 2005. Skripsi. Fakultas Peternakan. UNDIP, Semarang.

ENSMINGER, M.E. and R.O. PARKER .1986. Sheep and Goat Science. The Interstats Printers Publishers. INC, Danvile Illinois. pp. 235 – 253.

Page 13: pro06-66

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006

452

JALALUDIN, S., Y.W. HO, N. ABDULAH and H. KUDO. 1991. Strategies for animal improvement in Southeast Asia. In: Utilization of Feed Resources in Relation to Nutrition and Physiology of Ruminants in the Tropics. Trop. Agric. Res. Series. #25. pp. 67 – 76.

JON BESTARI, A. THALIB, H. HAMID dan D. SUHERMAN. 1999. kecernaan in vivo ransum silase jerami padi dengan penambahan mikroba rumen kerbau pada sapi peranaan ongole. JITV 4(4):

LAY, W.A., D. AMALO, Y.R. NOACH dan G. MALELAK. 2002. Analisis Pertumbuhan dan Finansial Penggunaan Blok Suplemen Pakan Gula Lontar (BSPGL) Pada Pemeliharaan Sapi Bali Jantan Muda. Laporan Penelitian Proyek Indonesia – Australia Pasca IAEUP Fakultas Peternakan Universitas Cendana, Bali.

MARTAWIDJAJA, M., B. SETIADI and SORTA S. SITORUS. 1999. The effect of protein – energy levels dietary on Kacang Goats performances. JITV 4(3): 167 – 172.

MATHIUS, I.W., J.E. VAN EYS and M. RANGKUTI. 1984. Supplementation of Napier grass with tree legumes: Effect on intake, digestibility and weight gain of lambs. Working paper No. 33, September. Balai Penelitian Ternak. Bogor.

MATHIUS, I-W., D. YULISTIANI, W. PUASTUTI dan M. MARTAWIDJAJA. 2001. Pengaruh pemberian campuran batang pisang dan bungkil kedelai terhadap penampilan domba muda. JITV 6(3): 159 – 165.

OEDIYONO. 1985. Beberapa pertimbangan untuk memanfaatkan bagasse dari pabrik gula untuk pembuatan Pulp kertas. Berita Selulosa. XXI 2: 1 – 15.

SAMIJAN, H. SUPADMO, TRI RENI P. dan MIRANTI D.P. 2004. Pewilayahan Komoditas Pertanian Berdasarkan Zona Agroekologi (ZAE) Kabupaten Brebes Skala 1 : 50.000. Kerjasama Pemerintah Kabupaten Brebes, Dinas Pertanian, Kehutanan dan Konservasi Tanah dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah.

SETYANINGSIH, T. dan KHAERODIN. 2000. Pembudidayaan buncis tipe tegak dan merambat. Cet – 5. Penebar Swadaya, Jakarta.

SUNIHARDI dan HERMANTO. 2004. Laporan Tahunan 2004 Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor.

SUTEDI, E., I-W. MATHIUS, NIP. SURATMINI, S. OLOAN BATUBARA, T. MANURUNG, S. YUNAENI, TANDA S. PANJAITAN dan A. MUZAINI. 2001. Potensi, ragam dan nilai nutrien vegetasi alam sebagai pakan hijauan di areal perkebunan jambu mente. JITV 6(2): 113 – 119.

TARMIDI, A.R. 2004. Pengaruh pemberian ransum yang mengandung ampas tebu hasil biokonversi oleh jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) terhadap performans domba Priangan. JITV 9(3): 157 – 163