proposal penelitian awal

35
UNIVERSITAS INDONESIA KAJIAN MENGENAI KEBIJAKAN PENGELOLAAN ECO-AIRPORT DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI (Studi Kasus di Terminal Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta) With a Summary in English A Study of An Eco-Airport Management with Major of Energy Efficient Architecture (Case Study at Halim Perdanakusuma Airport Terminal, East Jakarta, Province of DKI Jakarta) PROPOSAL PENELITIAN AYU STEFFINA OKTAVIANTI 1

Upload: ayu-steffina

Post on 26-Dec-2015

90 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Metode Penelitian

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Penelitian Awal

UNIVERSITAS INDONESIA

KAJIAN MENGENAI KEBIJAKAN PENGELOLAAN ECO-AIRPORT

DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI

(Studi Kasus di Terminal Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur,

Provinsi DKI Jakarta)

With a Summary in English

A Study of An Eco-Airport Management with Major of

Energy Efficient Architecture

(Case Study at Halim Perdanakusuma Airport Terminal, East Jakarta,

Province of DKI Jakarta)

PROPOSAL PENELITIAN

AYU STEFFINA OKTAVIANTI

1306501236

JENJANG MAGISTER/DOKTORPROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN

PROGRAM PASCASARJANAJAKARTA, 01 OKTOBER 2014

1

Page 2: Proposal Penelitian Awal

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan

bahwa proposal penelitian yang saya tulis ini dilakukan tanpa tindakan plagiarism,

sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Indonesia.

Jika di kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiarisme, maka

saya akan bertanggung jawab sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi yang

diberikan oleh Universitas Indoesia kepada saya.

Jakarta, 01 Oktober 2014

Ayu Steffina Oktavianti

Page 3: Proposal Penelitian Awal

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini. Penulisan

proposal ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai

gelar Magister Sains Ilmu Lingkungan Program Studi Ilmu Lingkungan pada

Program Pascasarjana Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa sangatlah

sulit untuk menyelesaikan proposal ini tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Dr. dr. Tri Edhi Budhi Soesilo, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu

Lingkungan,

2. Prof. Dr. dr. Haryoto Kusnoputranto, M.Si selaku Pembimbing Akademik

dan Tesis,

3. Keluarga yang telah memberikan dukungan moral, spiritual, dan material,

4. Sahabat yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan proposal

penelitian ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini dapat

membawa manfaat besar bagi seluruh pihak dalam mengembangkan ilmu

pengetahuan terkait.

Jakarta, 01 Oktober 2014

Ayu Steffina Oktavianti

Page 4: Proposal Penelitian Awal

DAFTAR ISI

Page 5: Proposal Penelitian Awal
Page 6: Proposal Penelitian Awal

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan surat dari Ditjen Perhubungan Udara dan Kementerian

Perhubungan No.AU.105/1/4/DRJU-212 yang dikeluarkan pada tanggal 5 Maret

2012 yang menginstruksikan kepada seluruh bandara internasional di Indonesia

untuk segera mengimplementasikan konsep bandara ramah lingkungan atau Eco-

Airport dalam rangka menghemat biaya operasional bandara

(www.beritasatu.com,26 September 2014,9:31 wib). Pengimplementasian tersebut

dilakukan melalui upaya-upaya konservasi energi seperti penggunaan

penghematan pemakaian energi listrik dan biaya operasional sehingga nilai

efisiensi energi dan biaya operasional dapat meningkat. Implementasi tersebut

tertuang dalam BAB III PP No.40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan

Pelestarian lingkungan hidup bandar udara yang berkelanjutan dan berbasis pada

tiga pilar, yaitu ekologi, ekonomi, dan sosial.

Salah satu bentuk pengembangan konsep Eco-Airport yang memadukan

prinsip ekologis, ekonomis, dan wawasan sosial adalah konsep konservasi energi.

Beberapa bandara internasional di Indonesia seperti Bandara Soekarno Hatta di

Banten, Bandara Djuanda di Surabaya, Bandara Hang Nadim di Palembang, dan

Bandara Ngurah Rai di Bali sudah mengimplementasikan konsep konservasi

energi dalam pengembangan fasilitasnya. Bandara Internasional Halim

Perdanakusuma di Jakarta Timur yang sejak tanggal 10 Januari 2014 lalu telah

dibuka sebagai bandara komersial dengan tujuan untuk mengalihkan kepadatan

arus penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta masih belum mampu

mengimplementasikan fasilitas berkonsep konservasi energi dengan baik.

Konsumsi energi listrik di Bandara Halim pun masih tergolong tinggi dengan

biaya operasional bandara yang mahal sehingga nilai efisiensi energi dan biaya

pun masih tergolong rendah. Fenomena tersebut tentunya akan membebani

anggaran perusahaan jika berlangsung lama.

Page 7: Proposal Penelitian Awal
Page 8: Proposal Penelitian Awal

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Bandara Halim Perdanakusuma sebagai bandara internasional yang mulai

dioperasikan secara komersial masih belum mampu mengimplementasikan

konsep Eco-Airport dengan baik pada pengembangan fasilitasnya, padahal

sesuai dengan instruksi dari Ditjen Perhubungan Udara melalui surat

no.AU.105/1/4/DRJU-212 tahun 2012 seharusnya Bandara Internasional Halim

Perdanakusuma sudah mampu mengimplementasikan konsep konservasi energi

yang berlandaskan prinsip ekologis, ekonomis, dan wawasan sosial dengan baik

dalam rangka meningkatkan nilai efisiensi energi listrik dan biaya operasional

bandara.

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka diajukanlah pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Berapa jumlah konsumsi energi listrik dan total biaya yang harus dikeluarkan

oleh Bandara Halim per tahunnya?,

2. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan nilai efisiensi pemakaian energi

dan biaya operasional Bandara Halim rendah per tahunnya?,

3. Bagaimanakah simulasi dan analisis mengenai keterkaitan antara jumlah

konsumsi energi listrik, total biaya operasional, nilai efisiensi pemakaian

energi, dan nilai efisiensi biaya per tahunnya sebelum dan sesudah

pengimplementasian konsep konservasi energi,

4. Berapa besar nilai perbandingan antara efisiensi energi yang dapat dicapai

oleh Bandara Halim per tahunnya sebelum dan sesudah pengimplementasian

konsep konservasi energi?.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian secara

khusus dijabarkan sebagai berikut:

1. Menghitung jumlah konsumsi energi listrik dan total biaya yang harus

dikeluarkan oleh Bandara Halim per tahunnya,

Page 9: Proposal Penelitian Awal

2. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan nilai efisiensi pemakaian energi

dan biaya operasional Bandara Halim rendah per tahunnya?,

3. Bagaimanakah simulasi dan analisis mengenai keterkaitan antara jumlah

konsumsi energi listrik, total biaya operasional, nilai efisiensi pemakaian

energi, dan nilai efisiensi biaya per tahunnya sebelum dan sesudah

pengimplementasian konsep konservasi energi,

4. Berapa besar nilai perbandingan antara efisiensi energi yang dapat dicapai

oleh Bandara Halim per tahunnya sebelum dan sesudah pengimplementasian

konsep konservasi energi?.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat umum penelitian ini adalah memberikan informasi dan gambaran

sederhana mengenai konsep Eco-Airport dan konservasi energi yang berlandaskan

prinsip ekonomi, ekologi, dan wawasan sosial sehingga diharapkan penelitian ini

dapat menginspirasi serta menggugah peneliti-peneliti selanjutnya untuk

mengembangkan ide-ide lain yang lebih inovatif dan efektif dalam lingkup terkait.

Manfaat penelitian ini secara khusus adalah:

1. Sebagai sumber informasi mengenai teknologi konservasi energi,

2. Sebagai sumber data ilmiah mengenai perhitungan nilai efisiensi energi.

3. Sebagai bentuk kontribusi informasi dan data ilmiah untuk Kementrian

Perhubungan Udara dan PT. Angkasa Pura II dalam upaya mengembangkan

konsep Eco-Airport dengan pendekatan konservasi energi yang ekonomis,

ekologis, dan berwawasan sosial.

Page 10: Proposal Penelitian Awal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KajianTeori

2.1.1 Teori Kemampaman Lingkungan

Kemampaman atau keberlanjutan lingkungan (Sustainable Environment)

merupakan salah satu teori ilmu lingkungan yang membahas mengenai

kemampuan manusia, komponen abiotik, komponen biotik, dan lingkungannya

untuk menjaga kualitas lingkungan secara fisik melalui pembangunan

berkelanjutan (www.green-innovations.au,2014,5:20 wib). Pembangunan

berkelanjutan pada hakikatnya adalah “Pembangunan yang mampu memenuhi

kebutuhan masyarakat masa kini tanpa mengabaikan kemampuan generasi

mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka” (Brundtland,1987).

Pembangunan berkelanjutan menurut pernyataan dari World Summit pada tahun

2005 mencakup tiga aspek yaitu pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Ketiga aspek tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lain karena ketiganya

menimbulkan hubungan sebab-akibat. Aspek yang satu akan mempengaruhi aspek

yang lainnya. Hubungan antara aspek ekonomi dan sosial diharapkan dapat

menciptakan hubungan yang adil (equitable). Hubungan antara aspek ekonomi

dan lingkungan diharapkan dapat terus berjalan (viable) sedangkan hubungan

antara aspek sosial dan lingkungan bertujuan agar dapat terus bertahan (bearable).

Ketiga aspek tersebut akan menciptakan kondisi yang berkelanjutan (sustainable).

Hubungan tersebut dapat digambarkan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Konsep Pembangunan Berkelanjutan

Sumber: id.wikipedia.org,2014

Page 11: Proposal Penelitian Awal

Ekosistem lingkungan dibagi menjadi tiga jenis yaitu lingkungan alami,

buatan, dan sosial. Lingkungan buatan atau binaan yang dikembangkan oleh

manusia dikelilingi oleh lingkungan alami dan sosial disekitarnya. Lingkungan

tersebut membentuk hubungan dan interaksi yang kompleks. Ketidakseimbangan

antara salah satu bagian tersebut dapat menimbulkan masalah lingkungan seperti

yang digambarkan pada Gambar 2.2. Masalah lingkungan dapat menyebabkan

potensi lingkungan menjadi tidak mampan atau berlanjut. Masalah lingkungan

harus diselesaikan dengan upaya yang mengacu pada prinsip dasar ilmu

lingkungan. Upaya tersebut dilakukan melalui pengembalian fungsi dasar

ekosistem agar energi lingkungan dapat mengalir secara efisien dan berkelanjutan

dengan menerapkan prinsip penanganan yang economically profitable, socially

acceptable, environmentally sustainable, dan technologically manageable.

Berdasarkan teori yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya, peneliti berpendapat

bahwa masalah lingkungan harus diselesaikan secara efisien dengan prinsip

penanganan yang ekonomis, ekologis, dan berwawasan lingkungan melalui

penerapan teknologi yang ramah lingkungan, user friendly, dan memiliki

durabilitas tinggi.

Gambar 2.2 Komponen

Sumber: Soesilo,2014

Page 12: Proposal Penelitian Awal

2.1.2 Teori Peningkatan Konsumsi Energi Listrik

Pembangunan sangat erat kaitannya dengan sember daya energi dan

masyarakat. Pembangunan gedung-gedung bertingkat sebagai salah satu fasilitas

pelayananan publik memicu peningkatan konsumsi energi listrik. Energi listrik

merupakan salah satu contoh energi yang banyak dimanfaatkan untuk memenuhi

kebutuhan hidup masyarakat. Energi listrik merupakan kebutuhan hakiki

masyarakat sehingga dengan meningkatnya jumlah penduduk akan meningkatkan

konsumsi energi listrik. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 03-6390-

2000) tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara pada Bangunan Gedung,

konsumsi energi adalah besar energi yang digunakan oleh bangunan gedung

dalam periode waktu tertentu dan merupakan perkalian antara daya dan waktu

operasi. Contoh fasilitas bangunan publik yang memerlukan energi atau tenaga

listrik untuk mengoperasikannya adalah alat pendingin udara atau Air Conditioner

(AC) dan alat penerangan berupa lampu. AC dan lampu yang dipasang pada

bangunan publik rata-rata mengonsumsi jumlah energi listrik yang cukup besar

karena waktu operasi yang relatif lama sehingga biaya operasional yang harus

dikeluarkan pun menjadi mahal. Pada sektor bangunan publik komersial seperti

bandara, persentase penggunaan energi listrik untuk sistem pendingin udara

adalah sebesar 50-60%, sistem pencahayaan sebesar 15-20%, dan sebesar hampir

20% untuk penggunaan sistem transportasi seperti lift dan peralatan mekanikal-

elektrikal.

2.1.3 Teori Bandara yang Berkelanjutan (Eco-Airport)

Konsep Eco-Airport meliputi proses perencanaan, pengembangan, dan

pengoperasian sarana dan prasarana bandara yang ramah lingkungan baik didalam

lingkungan bandar udara sendiri maupun disekelilingnya. Konsep Eco-Airport

diterapkan pertama kali oleh Bandar Udara Narita di Jepang, Changi Airport di

Singapura, dan Kuala Lumpur International Airport di Malaysia. Implementasi

konsep Eco-Airport diharapkan mampu mencegah terjadinya polusi dan

pemborosan energi. Komponen Eco-Airport terdiri dari noise (kebisingan),

Page 13: Proposal Penelitian Awal

vibration (getaran), atmosfhere (udara), water (air), soil waste material (sampah),

energy (energi), kawasan keselamatan operasi penerbangan, dan kesehatan

masyarakat community health).

2.1.3 Teori Arsitektur Hemat Energi (Energy Efficient Architecture)

Krisis energi dunia memacu dikembangkannya konsep arsitektur baru

yang lebih sadar energi. Krisis energi meningkatkan suhu udara global.

Peningkatan suhu ini akan berdampak pada penambahan pemanfaatan energi

untuk kepentingan kenyamanan bangunan.Arsitektur hemat energi adalah konsep

arsitektur dengan meminimalkan kebutuhan energi melalui pengurangan

pemakaian jumlah sumber daya yang masuk akal (Enno, 1994). Arsitektur hemat

energi ini berlandaskan pada pemikiran meminimalkan penggunaan energi tanpa

membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun produktifitas

penggunanya dengan mengoptimasikan, mengintegrasikan, dan mensinergikan

antara sistem tata cahaya dan udara buatan maupun alami melalui metode pasif

dan aktif berbasis teknologi hemat energi.

1. Metode Desain Pasif (Passive Building Design Method)

merupakan metode desain arsitektural yang mengandalkan elemen pembentuk

iklim potensial yang mampu memberikan kenyamanan fisik secara natural.

Faktor-faktor pembentuk iklim natural yang nyaman adalah melalui orientasi

dan konfigurasi bangunan, landscape bangunan, dan desain fasad Bangunan

sehingga dapat memberikan pencahayaan dan penghawaan alami yang optimal,

2. Metode Desain Aktif (Active Building Design Method)

energi matahari dikonversi menjadi energi listrik sel solar, kemudian energi

listrik inilah yang digunakan memenuhi kebutuhan bangunan. 

2.1.4 Teori Konservasi Energi Listrik

Menurut hukum kekekalan energi, energi tidak dapat diciptakan dan tidak

dapat dimusnahkan, melainkan dapat dikonversikan atau berubah dari bentuk

energi yang satu ke bentuk energi yang lain.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi,

definisi konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna

Page 14: Proposal Penelitian Awal

melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi

pemanfaatannya. Pelaksanaan konservasi energi mencakup seluruh aspek dalam

pengelolaan energi yaitu:

1. Penyediaan Energi,

2. Pengusahaan Energi,

3. Pemanfaatan Energi,

4. Konservasi Sumber Daya Energi.

2.1.5 Teori Efisiensi Energi dan Biaya

Menurut International Energy Agency, meningkatnya efisiensi energi pada

bangunan, proses industri dan transportasi dapat mengurangi sepertiga kebutuhan

energi dunia pada tahun 2050. Dalam rangka untuk menekan konsumsi energi

pada bandara yang tergolong cukup tinggi maka diupayakan pengimplementasian

konsep arsitektur hemat energi untuk mewujudkan Eco-Airport. Arsitektur hemat

energi meminimalkan input dan output energi sehingga penggunaan energi

menjadi lebih efisien (efisiensi energi). Input adalah energi yang digunakan

melalui perangkat tertentu untuk suatu keperluan sedangkan output adalah emisi

yang dikeluarkan ke lingkungan hasi dari penggunaan energi melalui perangkat.

Efisiensi adalah sebuah konsep yang mencakup pengertian “fitness or power to

accomplish, or success in accomplishing, the purpose intended” (Simpson &

Weine, 1989). Menurut Patterson (1996), efisiensi energi secara lebih luas

didefinisikan sebagai output yang berguna (nilai tambah atau kilogram produk)

per unit input energi dengan rumusan sebagai berikut:

Efisiensi (e) = Output yang berguna

Input energi

Page 15: Proposal Penelitian Awal

Gambar 2.3 Kerangka Teoritik

Sumber: Penulis, 2014

2.2 Kerangka Berpikir

Alur berpikir peneliti untuk menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan

penelitian ditempuh dengan cara menetapkan unit analisis atau subyek penelitian

terlebih dulu. Subyek penelitian tersebut meliputi data mengenai nilai konsumsi

energi listrik dan biaya operasional, data mengenai spesifikasi dan teknis

Arsitektur Hemat Energi

(Enno,1994)

Pembangunan Ekologi, Ekonomi, dan Sosial

(World Summit,2005)

Peningkatan Konsumsi Energi

Listrik

(SNI,2000)

Konservasi Energi Listrik

Pembangunan Berkelanjutan

(Brundtland,1987)

Efisiensi Biaya

Eco-Airport

Teknologi Eco-Building Material

Teknologi Solar Cells

Metode Desain PasifMetode Desain Aktif

Efisiensi Energi

Page 16: Proposal Penelitian Awal

teknologi solar cell dan eco-building material, serta data mengenai kebijakan

Eco-Airport. Setelah data-data terkumpul, maka peneliti selanjutnya dapat

mengidentifikasi tingkat pencahayaan dan penghawaan alami bangunan,

menganalisis dan menghitung nilai efisiensi energi listrik dan biaya, serta

membuat simulasi pemodelan Eco-Airport berbasis teknologi solar cell dan eco-

building material sebagai tujuan akhir yang ingin dicapai. Kerangka berpikir

peneliti disajikan pada Gambar 2.4 berikut:

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir

Sumber: Penulis, 2014

2.3 Kerangka Konsep

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir maka dihasilkan kerangka

konsep yang disajikan pada Gambar 2.5. Kerangka konsep memperlihatkan

hubungan antara variabel penelitian. Variabel penelitian terdiri dari nilai konsumsi

Membuat Simulasi Pemodelan Eco-Airport dengan Teknologi

Solar Cell dan Eco-Building Material

Mengidentifikasi Tingkat Pencahayaan dan Penghawaan Alami Bangunan

Data Konsumsi Energi Listrik

Data Biaya Energi Listrik

Data Spesifikasi dan Teknis Solar Cell

Data Spesifikasi dan Teknis Eco-Building

Material

Guidelines Eco-Airport

Menganalisis dan Menghitung Nilai Efisiensi Energi Listrik dan Biaya

Menetapkan Unit Analisis

Page 17: Proposal Penelitian Awal

energi listrik, nilai biaya operasional, persentase tingkat pencahayaan dan

penghawaan alami bangunan, kapasitas solar cell, kapasitas eco-building

material, nilai efisiensi energi, dan nilai efisiensi biaya. Variabel penelitian

tersebut berfungsi sebagai strategi penyelesaian masalah penelitian sehingga

tujuan penelitian dapat tercapai.

Gambar 2.5 Kerangka Konsep

Sumber: Penulis,2014

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konsep, peneliti membuat jawaban sementara

terhadap masalah penelitian, masalah penelitian, dan tujuan penelitian. Hipotesis

tersebut diantaranya:

1. Jika nilai konsumsi energi listrik tinggi, maka tingkat pencahayaan dan

penghawaan alami bangunan rendah,

2. Jika nilai konsumsi energi listrik tinggi, maka nilai efisiensi energi rendah,

Pengelolaan Eco-Airport Berbasis Efisiensi Energi

Peningkatan Konsumsi Energi Listrik

Ket:

Variabel Penelitian

Nilai Efisiensi Energi dan Biaya

MASALAH

TUJUAN

Mengidentifikasi,Menganalisis, Menghitung, dan Membuat Pemodelan terkait:

Nilai Konsumsi Energi

Listrik dan

Kapasitas Solar Cell

Kapasitas Eco-Building Material

Tingkat Pencahayaan dan Penghawaan Alami

STRATEGI PENYELESAIAN

Page 18: Proposal Penelitian Awal

3. Jika nilai biaya operasional tinggi, maka nilai efisiensi biaya rendah,

4. Jika pengelolaan bandara berbasis teknologi solar cell dan eco-building

material dapat diimplementasikan dengan baik, maka kebijakan Eco-Airport

pun dapat terwujud.

Page 19: Proposal Penelitian Awal

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan model

matematis yang banyak menampilkan output berupa gambar, tabel, dan grafik.

Data penelitian sebagian besar berupa angka-angka yang selanjutnya dianalisis

menggunakan statistik. Metode penelitian kuantitatif memiliki konsep dasar

positivis atau empiris yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara

variabel, menguji teori dan hipotesis secara deduktif, serta mencari generalisasi

yang menghasilkan nilai prediktif yang valid. Metode kuantitatif yang mendukung

pendekatan kuantitatif pada penelitian ini adalah:

1. Studi Literatur dengan data literatur berupa:

a. Kuisioner terkait implementasi kebijakan Eco-Airport dan Arsitektur Hemat

Energi

b. Analisis jurnal dan laporan penelitian sebelumnya yang terkait dengan Eco-

Airport dan Arsitektur Hemat Energi

c. Analisis data pemakaian energi listrik, biaya pembayaran listrik, efisiensi

energi listrik, dan efisiensi biaya Terminal Bandara Halim Perdanakusuma

d. Analisis sumber bacaan lain terkait

2. Membuat simulasi pemodelan tingkat pencahayaan dan penghawaan Terminal

Bandara Halim Perdanakusuma dalam bentuk tampilan tiga dimensi

menggunakan perangkat lunak Ecotect

3. Membuat simulasi pemodelan variabel Eco-Airport dan Arsitektur Hemat

Energi dengan perangkat lunak Powersim.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini dari proses

persiapan sampai dengan penulisan laporan akhir adalah sekitar 4 bulan, yaitu dari

minggu ke-III bulan Januari sampai dengan minggu ke-IV bulan April 2014,

sesuai dengan rencana jadwal penelitian yang disajikan pada Tabel 3.1.

Page 20: Proposal Penelitian Awal

Pertimbangan penetapan waktu penelitian selama 4 bulan didasarkan pada

kemungkinan adanya kegiatan maintenance atau perbaikan peralatan listrik di

Bandara dengan estimasi waktu dari 2 minggu sampai dengan 1 bulan. Situasi

tersebut tentunya sangat tidak diharapkan dan dapat mengganggu kegiatan

pengumpulan data. Dengan demikian, peneliti harus menyiapkan cadangan waktu

lebih selama kira-kira 1 bulan. Proses persiapan dimulai pada minggu ke-III bulan

Januari dan berlangsung selama dua minggu. Setelah persiapan selesai,

dilanjutkan dengan pengumpulan data yang dimulai minggu ke-I bulan Februari

sampai dengan minggu ke-IV bulan Februari selama 4 minggu. Pada minggu ke-I

bulan Maret, peneliti merencanakan untuk memulai menganalisis data yang telah

didapat dan mensimulasikannya ke dalam perangkat lunak Ecotect dan Powersim.

Hasil analisis data dan simulasi perangkat lunak diperkirakan selesai dikerjakan

pada minggu ke-III bulan Maret. Pada minggu ke-IV bulan Maret, peneliti

merencanakan untuk memulai penulisan laporan dan bimbingan tesis. Penulisan

laporan diperkirakan selesai pada bulan April minggu ke-IV.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Ket :

x Waktu Pelaksanaan

Page 21: Proposal Penelitian Awal

Tempat penelitian berada di Terminal Bandara Halim Perdanakusuma,

Kota Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta seperti yang didokumentasikan pada

Gambar 3.1. Pertimbangan pemilihan lokasi didasarkan pada kesamaan antara

lokasi diadakannya penelitian dengan lokasi peneliti bekerja. Gambar lokasi

penelitian disajikan pada Gambar Kesamaan lokasi akan lebih memudahkan

peneliti dalam mengumpulkan data sehingga penelitian yang diadakan dapat

dikerjakan secara lebih efisien dari segi biaya, waktu, dan tenaga. Lokasi

penelitian pun dapat dijangkau menggunakan kendaraan roda dua maupun roda

empat dengan medan penelitian yang mudah seperti yang dijelaskan pada Gambar

3.1 dibawah ini. Waktu tempuh yang diperlukan untuk pergi ke lokasi penelitian

dari lokasi kerja adalah sekitar 5 menit dengan jarak tempuh 28 m.

Gambar 3.1 Terminal Bandara Halim Perdanakusuma

Page 22: Proposal Penelitian Awal

Ket :

Lokasi Kerja Peneliti

Lokasi Penelitian

Gambar 3.2 Denah Lokasi penelitian

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah peralatan listrik dan material

bangunan yang digunakan di Terminal Bandara Halim Perdanakusuma. Definisi

populasi penelitian dijelaskan sebagai berikut:

a. Peralatan Listrik

adalah peralatan listrik non-navigasi yang berada di kawasan Terminal

Bandara Halim Perdanakusuma, Kota Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta.

Peralatan listrik non-navigasi meliputi peralatan listrik yang dioperasikan

untuk memfasilitasi kegiatan perkantoran dan pelayanan jasa penerbangan

bagi penumpang pesawat.

b. Material Bangunan

adalah material atau bahan bangunan yang digunakan di Terminal Bandara

Halim Perdanakusuma, Kota Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta. Bahan

bangunan tersebut meliputi bahan bangunan yang dapat mempengaruhi tingkat

pencahayaan dan penghawaan bangunan dengan nilai koefisien pantul dan

serap tertentu.

Page 23: Proposal Penelitian Awal

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sampel terkait

nilai energi listrik yang digunakan untuk mengoperasikan peralatan listrik

non-navigasi, baik ketika peralatan berada dalam kondisi bekerja maupun

standby. Sampel terkait lainnya adalah material atau bahan penyusun

bangunan Terminal Bandara Halim Perdanakusuma seperti kaca, kayu,

beton, keramik, batu alam, alumunium, dan besi dalam kondisi

pencahayaan dan penghawaan tertentu.

No Kegiatan

Tahun 2015

Januari Februari Maret April

I IIII

IIV I

I

IIII

I

VI

I

IIII

I

VI II

II

IIV

1 Persiapan x x

2Pengumpulan

Datax x x x

3

Analisis dan

Simulasi

Software

x x x

4

Penulisan

Laporan dan

Bimbingan

x x x x x