pt indonesia air transport tbk - akses: frontpageakses.ksei.co.id/docs/quarter/2010/09/audit/iata/pt...

60
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN FINANCIAL STATEMENTS AND INDEPENDENT AUDITORSREPORT TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (MATA UANG INDONESIA) (INDONESIAN CURRENCY)

Upload: vankhue

Post on 16-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN FINANCIAL STATEMENTS AND INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (MATA UANG INDONESIA) (INDONESIAN CURRENCY)

The original financial statements included herein are in the

Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN KEUANGAN

DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TAHUN YANG BERAKHIR PADA

TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

FINANCIAL STATEMENTS AND INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT

YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009

Daftar Isi/Table of Contents Halaman/ Page

Laporan Auditor Independen Independent Auditors‟ Report Neraca ………………………………..........………............ . 1 - 2 .………………………………………… Balance Sheets Laporan Laba Rugi …..………………..……………….......... . 3 …..………………..………………. Statements of Income

Statements of Changes

Laporan Perubahan Ekuitas …………….………….............. . 4 …..………………..………...... in Stockholders‟ Equity Laporan Arus Kas…………………………………................. . 5 - 6 ……..………... ……………… Statements of Cash Flows Notes to the Financial Catatan atas Laporan Keuangan.....................……............... 7 - 56 ......………………………………..........……Statements

pt. Indonesia Air Transport Tbk.AIR CHARTER & HELICOPTER SERVICES

Head Office & Maintenance: JI. Baru Skatek - Apron Selatan - Halim Perdanakusuma AirportPO. Box 2485 Jakarta - Indonesia Phone : (62-21) 80870666 (Hunting)

Fax. : (62-21) 80870667 ; Email : alrcharter@iat .co.idFlight Operations: Phone : (62-21) 8009701 (Hunting) ; Fax: (62-21) 8097237

SURAT PERNYATAAN DIREKSIIDIRECTORS' STATEMENT LETTERTENTANGIRELA TING TO

TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN -TAHUN YANGBERAKHIR

31 DESEMBER 2010 DAN 2009THE RESPONSIBILITY ON THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED

DECEMBER 31, 2010 AND 2009PT INDONESIA AIR TRANSPORT TBK

Kami yang bertanda tangan di bawah ini/We, the undersigned.

1. Nama/NameAlamat kantor/Office address

Alamat sesuai KTP/OomicileAs stated in 10 Card

Nomor Telepon/Phone NumberJabatan/Position

2. Nama/NameAlamat kantor/Office address

Alamat sesuai KTP/DomicileAs stated in 10 Card

Nomor Telepon/Phone NumberJabatan/Position

Menyatakan bahwa / State that:

Syafril NasutionJI. Baru Skatek Apron SelatanHalim Perdanakusuma AirportJakarta 13610JI. Kemang Dalam IXlE-11Mampang PrapatanJakarta Selatan021 - 80870666Presiden Direktur

Juwo no KolbioenJI. Baru Skatek Apron SelatanHalim Perdanakusuma AirportJakarta 13610JI. Kayatun AE-9Halim PerdanakusumaJakarta Timur021 - 80870666Direktur

1. Bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan Perusahaan / We are responsiblefor the preparation and presentation of the financial statements .

2. Laporan keuangan perusahaan telah disusun dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlakuumum / The financial statements have been prepared and presented in accordance with general acceptedaccounting principles.

3. a. Semua informasi dalam laporan keuangan telah dimuat secara lengkap dan benar / Allinformation contained in the financial statements is complete and correct.

b. Laporan keuangan tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar / The financialstatements do not contain misleading material information or facts, and do not omit material informationand facts .

4. Bertanggung jawab atas sistem pengendalian intern dalam Perusahaan / We are responsible for thecompany internal control system.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya / This statement letter is made truthfully.

Jakarta, 29 Maret 2011 / March 29, 2011

Presiden Direktur / President Director 4 Direktur / Director

ENAM RIBU RUPIAH

«O):or~Syafril Nasution Juwono Kolbioen

Crowe Horwath.,

Laporan Auditor Independen

Laporan No. KNT&R-0079/11

Pemegang Saham , Dewan Komisaris dan DireksiPT INDONESIA AIR TRANSPORT TBK

KOSASIH , NURDIYAMAN , TJAHJO & REKANRegistered Public Accountants No. 630/KM .1/2009 (Head Office)Member Crowe Horwath International

Cyber 2 Tower 21St floor Unit FJI. H.R. Rasuna Said Siok X-5Jakarta 12950. Indonesia+62 (21) 2553 9299+62 (21) 2553 9298 Fax

The original report included here in is in the Indonesia language

Independent Auditors' Report

Report No. KNT&R-0079/11

The Stockholders, Boards ofCommissioners and Directors

PT INDONESIA AIR TRANSPORT TBK

Kami telah mengaudit neraca PT Indonesia Air Transport Tbk("Perusahaan") tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 sertalaporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan aruskas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut.Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemenPerusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataanpendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yangditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebutmengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan auditagar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporankeuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputipemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yangmendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporankeuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansiyang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat olehmanajemen, serta penilaian terhadap penyaj ian laporankeuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kamimemberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut diatas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,posisi keuangan PT Indonesia Air Transport Tbk tanggal31 Desember 2010 dan 2009, dan hasil usaha serta arus kasuntuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuaidengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Laporan keuangan terlampir telah disusun dengan anggapanbahwa Perusahaan akan melanjutkan operasinya sebagaientitas yang berkemampuan untuk melangsungkan usahanya.Sebagaimana diungkapkan pada Catatan 36 atas laporankeuangan, Perusahaan telah mengalami kerugian dari kegiatanusahanya, sehingga mengakibatkan defisit sebesarRp 112.674.640 ribu dan Rp 73.051.310 ribu pada tanggal31 Desember 2010 dan 2009. Rencana manajemensehubungan dengan hal tersebut diungkapkan dalam Catatan36 atas laporan keuangan . Laporan keuangan terlampir tidakmencakup penyesuaian yang berasal dari kondisi tersebut.

We have audited the balance sheets of PT Indonesia AirTransport Tbk (the "Company' ) as of December 31, 2010 and2009, and the related statements of income. changes instockholders' equity and cash flows for the years then ended.These financial statements are the responsibility of theCompany's management. Our responsibility is to express anopinion on these financial statements based on our audits.

We conducted our audits in accordance with auditingstandards established by the Indonesian Institute of CertifiedPublic Accountants. Those standards require that we planand perform the audit to obtain reasonable assurance aboutwhether the financial statements are free of materialmisstatement. An audit includes examining, on a test basis,evidence supporting the amounts and disclosures in thefinancial statements. An audit also includes assessing theaccounting principles used and significant estimates made bymanagement, as well as evaluating the overall financialstatement presentation. We believe that our audits providereasonable basis for our opinion.

In our optnton, the financial statements referred to abovepresent fairly, in all material respects, the financial position ofPT Indonesia Air Transport Tbk as of December 31,2010 and2009, and the results of its operations and its cash flows forthe years then ended in conformity with generally acceptedaccounting principles in Indonesia.

The accompanying financial statements have been preparedassuming that the Company will continue as a going concern.As discussed in Note 36 to the financial statements, theCompany has losses from its operations, which as ofDecember 31, 2010 and 2009 has caused a deficit amountingto Rp 112,674,640 thousand and Rp 73,051,310 thousandrespectively. Management's plans with regard to thesematters are also disclosed in Note 36 to the financialstatements. The financial statements do not include anyadjustments that might result from the outcome of thisuncertainty.

KOSASIH, NURDIYAMAN, T JAHJO & REKANReqrstered Pubhc Accountants.No. 630/ KM.1/2009 (Head Office)Membe r Crowe Horwath International

The original report included herein is in the Indonesia language

Seperti dijelaskan pada Catatan 2 atas laporan keuangan, mulai1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi2006), "Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan",dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), "Instrumen Keuangan:Pengakuan dan Pengukuran ", menggantikan PSAK No. 50,"Akuntansi Investasi Efek Tertentu" dan PSAK No. 55,"Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai".Penerapan PSAK revisi ini dilakukan secara prospektlf.

As discussed in Note 2 to the financial statements startingJanuary 1, 2010, the Company adopted PSAK No. 50(Revised 2006), Financial instruments: Presentation andDisclosure", and PSAK No. 55 (Revised 2006), "FinancialInstruments: Recognition and Measurement" whichsupersedes PSAK No. 50, "Accounting for Investments inCertain Securities" and PSAK No. 55, ''Accounting forDerivative Instruments and Hedging Activities". These revisedPSAKs have been applied prospectively.

KOSASIH, NURDIYAMAN, TJAHJO & REKAN

Drs. Nunu Nurdiyaman, CPA.Izin Akuntan Publik No.lPublic Accountant License No. 98.1.0062

29 Maret 2011/March 29, 2011

The accompanying financial statements are not intended to presentthe financial position, results of operations, changes in stockholders'eqUity and cash flows in accordance with accounting principles andpractices generally accepted in countries and jurisdictions other thanIndonesia. The standards, procedures and practices to audit suchfinancial statements are those generally accepted and appliedin Indonesia.

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

secara keseluruhan.

The accompanying notes an integral part part of these financial statements.

.

1

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NERACA

31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk BALANCE SHEETS

December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah,

unless otherwise stated)

Catatan/ Notes 2010 2009

ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan bank 2,3,35 34.179.175 19.316.657 Cash on hand and in banks Piutang usaha 2,4,11,16,35 37.339.058 26.303.029 Trade receivables Piutang lain-lain 5 6.127.643 4.988.917 Other receivables Persediaan 2,6,16 96.269.541 91.892.065 Inventories Uang muka dan biaya dibayar di muka 2,7,35 20.790.946 13.975.340 Advances and prepaid expenses Pajak dibayar di muka 2,18 276.144 900.961 Prepaid tax

Jumlah Aset Lancar 194.982.507 157.376.969 Total Current Assets

ASET TIDAK LANCAR NON - CURRENT ASSETS Taksiran tagihan pajak penghasilan 2,18 11.231.380 8.751.878 Claim for tax refund Aset pajak tangguhan - bersih 2,18 26.955.019 19.916.262 Deferred tax assets - net Investasi saham 2,8 1.000 1.000 Investment in shares of stock Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan Fixed assets - net of accumulated sebesar Rp 183.845.985 depreciation of tahun 2010 dan Rp 183.845.985 in 2010 Rp 157.398.459 tahun 2009 2,9,11,16,17 329.351.088 355.301.676 and Rp 157,398,459 in 2009 Aset lain-lain 2,10,35 30.891.817 20.821.752 Other assets

Jumlah Aset Tidak Lancar 398.430.304 404.792.568 Total Non - Current Assets

JUMLAH ASET 593.412.811 562.169.537 TOTAL ASSETS

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

secara keseluruhan.

The accompanying notes an integral part part of these financial statements.

.

2

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

NERACA (lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009

(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk BALANCE SHEETS (continued)

December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah,

unless otherwise stated)

Catatan/ Notes 2010 2009

LIABILITIES AND KEWAJIBAN DAN EKUITAS STOCKHOLDERS’ EQUITY KEWAJIBAN LANCAR CURRENT LIABILITIES Hutang bank 2,4,9,11,35 26.973.000 28.200.000 Bank loan Wesel bayar 2,12,35 43.723.600 15.800.000 Notes payable Hutang usaha 2,13,35 33.520.152 27.308.618 Trade payables Hutang lain-lain – pihak ketiga 14,35 18.200.982 12.177.012 Other payables - third parties Hutang pajak 2,18 10.534.770 9.772.366 Taxes payable Biaya masih harus dibayar 15 1.870.520 5.604.260 Accrued expenses Hutang yang jatuh tempo Current maturities of: dalam satu tahun: Hutang bank 2,4,6,16,35 117.441.512 89.684.780 Bank loans Hutang sewa pembiayaan 2,9,17 146.488 205.037 Obligations under finance lease

Jumlah Kewajiban Lancar 252.411.024 188.752.073 Total Current Liabilities

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR NON - CURRENT LIABILITIES Kewajiban imbalan kerja 2,19 25.740.293 21.909.190 Employee benefits liability Hutang jangka panjang – setelah dikurangi bagian yang Long - term debt-net of current jatuh tempo dalam satu tahun: maturities: Hutang bank 2,4,6,16,35 116.663.870 145.184.551 Bank loans Hutang sewa pembiayaan 2,9,17 190.201 48.793 Obligations under finance leas e Kewajiban jangka panjang lainnya 20,35 17.441.245 19.735.672 Other long-term liabilities

Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 160.035.609 186.878.206 Total Non-Current Liabilities

Jumlah Kewajiban 412.446.633 375.630.279 Total Liabilities

EKUITAS STOCKHOLDERS’ EQUITY Modal saham Capital stock Modal dasar – 6.800.000.000 saham Authorized – 6,800,000,000shares Saham seri A - nilai nominal Stock series A - Rp 100 par Rp 100 per saham value per share Modal ditempatkan dan disetor penuh - Subscribed and fully paid up - 2.322.723.417 saham tahun 2010 dan 2,322,723,417 shares in 2010 and 2.322.723.417 saham tahun 2009 2,21 232.272.342 232.272.342 2,322,723,417 shares in 2009 Saham seri B - nilai nominal Stock series B - Rp 50 par Rp 50 per saham value per share Modal ditempatkan dan disetor penuh - Subscribed and fully paid up - 681.005.000 saham tahun 2010 2,21 34.050.250 - 681,005,000 shares in 2010 Agio saham 22 24.766.375 24.766.375 Additional paid-in capital Saldo laba (defisit) Retained earnings (deficit) Telah ditentukan penggunaannya 29 2.551.851 2.551.851 Appropriated Belum ditentukan penggunaannya (112.674.640) (73.051.310 ) Unappropriated

Ekuitas - Bersih 180.966.178 186.539.258 Stockholders’ Equity - Net

JUMLAH KEWAJIBAN DAN TOTAL LIABILITIES AND EKUITAS 593.412.811 562.169.537 STOCKHOLDERS’ EQUITY

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

secara keseluruhan.

The accompanying notes an integral part part of these financial statements.

.

3

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

LAPORAN LABA RUGI Tahun Yang Berakhir Pada

Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk STATEMENTS OF INCOME

Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah,

unless otherwise stated)

Catatan/ Notes 2010 2009

PENDAPATAN USAHA 2,23 214.645.008 239.365.322 OPERATING REVENUES BEBAN LANGSUNG PENERBANGAN 2,24 172.263.497 207.537.063 DIRECT COST

LABA KOTOR 42.381.511 31.828.259 GROSS PROFIT

BEBAN USAHA 2,25 71.250.828 72.405.557 OPERATING EXPENSES

RUGI USAHA (28.869.317) (40.577.298) LOSS FROM OPERATIONS

PENGHASILAN (BEBAN) OTHER INCOME LAIN-LAIN (EXPENSES) Laba selisih kurs - bersih 2 9.732.815 40.650.868 Gain on foreign exchange – net Pendapatan bunga 35.031 41.276 Interest income Laba (rugi) atas penjualan aset 2,9 175.500 (8.232.418) Gain (loss) on sale of fixed asse ts Beban pembiayaan 2,26 (28.298.500) (32.620.271) Financing expense Lain-lain - bersih 27 562.385 (1.622.751) Others - net

Beban Lain-lain - Bersih (17.792.769) (1.783.296) Other Expenses - Net

RUGI SEBELUM MANFAAT LOSS BEFORE INCOME PAJAK PENGHASILAN (46.662.086) (42.360.594) TAX BENEFIT

MANFAAT PAJAK PENGHASILAN 2,18 INCOME TAX BENEFIT Tangguhan 7.038.756 7.586.970 Deferred

RUGI BERSIH (39.623.330) (34.773.624) NET LOSS

RUGI BERSIH PER SAHAM BASIC LOSS PER SHARE DASAR (Dalam Rupiah Penuh) 18 16 (In Full Amount)

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

The accompanying notes form an integral part of these financial statements.

4

Modal ditempatkan Saldo laba (Defisit)/ dan disetor / Agio Retained earnings (Deficit) Subscribed and saham/

Catatan paid -up Additional paid- Telah ditentukan/ Belum ditentukan/ Ekuitas - Bersih/ Notes capital stock in capital Appropriated Unappropriated Stockholders Equity - Net

Saldo 1 Januari 2009 214.960.514 10.365.618 2.551.851 (38.277.686) 189.600.297 Balance January 1, 2009 Penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih Limited offering through rights dahulu 1 17.311.828 14.400.757 - - 31.712.585 issue with preemptive rights Rugi bersih tahun berjalan - - - (34.773.624) (34.773.624) Net loss

Saldo 31 Desember 2009 232.272.342 24.766.375 2.551.851 (73.051.310) 186.539.258 Balance December 31, 2009 Penawaran umum terbatas dengan tanpa hak memesan efek terlebih Limited offering through rights dahulu 1 34.050.250 - - - 34.050.250 issue without preemptive rigths Rugi bersih tahun berjalan - - - (39.623.330) (39.623.330) Net loss

Saldo 31 Desember 2010 266.322.592 24.766.375 2.551.851 (112.674.640) 180.966.178 Balance December 31, 2010

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk STATEMENTS OF CHANGES IN STOCKHOLDERS’ EQUITY

Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

secara keseluruhan.

The accompanying notes an integral part of these financial statements. .

5

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

LAPORAN ARUS KAS Tahun Yang Berakhir Pada

Tanggal - Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk STATEMENTS OF CASH FLOWS

Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah,

unless otherwise stated)

Catatan/ Notes 2010 2009

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM OPERASI OPERATING ACTIVITIES Penerimaan kas dari pelanggan 218.635.963 259.633.568 Cash receipts from customers Pembayaran kepada pemasok (149.645.100) (196.930.383) Cash paid to suppliers Pembayaran kepada karyawan (40.146.618) (38.034.685) Cash paid to employees

Kas dihasilkan dari operasi 28.844.245 24.668.500 Cash generated from operations

Pembayaran pajak penghasilan (3.340.876) (2.175.822) Income tax paid Penerimaan bunga 33.031 57.068 Interest received Pembayaran bunga pinjaman (18.399.148) (51.908.852) Interest paid

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Net Cash Provided by (Used in ) Aktivitas Operasi 7.137.252 (29.359.106) Operating Activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM INVESTASI INVESTING ACTIVITIES Perolehan aset tetap 9 (692.902) (63.548) Acquisition of fixed assets Uang muka pembelian pesawat (21.611.158) (9.216.833) Advances for purchase of aircraft Hasil penjualan aset tetap 9 175.500 4.440.450 Proceeds from sale of fixed assets Penerimaan (pembayaran) uang Receipt (payment of) deposit an d jaminan dan performance bond (463.918) 10.355.991 performance bond

Kas Bersih Diperoleh dari Net Cash Provided by (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi (22.592.478) 5.516.060 (Used in) Investing Activitie s

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM PENDANAAN FINANCING ACTIVITIES Penerimaan wesel bayar 60.560.607 15.800.000 Proceeds from notes payable Penerimaan (pembayaran) pinjaman Proceeds from (payment of) jangka panjang (43.870.812) 16.738.562 long-term loans Pembayaran wesel bayar - (32.080.000) Payment of notes payable Penerimaan hutang bank 14.587.800 - Proceeds from bank loans Penerimaan hutang lain-lain - 9.337.165 Proceeds from other loans Penerimaan setoran modal saham - 32.200.000 Proceeds from issuance of share s Pelunasan hutang sewa pembiayaan (800.968 ) (579.272) Payments of lease obligations Pembayaran biaya administrasi bank (158.883) (6.609.105) Payments of loan administration fee Biaya emisi saham - (487.417) Payment of shares issuance cost s

Kas Bersih Diperoleh dari Net Cash Provided by Aktivitas Pendanaan 30.317.744 34.319.933 Financing Activities

KENAIKAN BERSIH NET INCREASE KAS DAN BANK 14.862.518 10.476.887 IN CASH ON HAND AND IN BANKS KAS DAN BANK CASH ON HAND AND IN BANKS AT AWAL TAHUN 19.316.657 8.839.770 BEGINNING OF YEAR

KAS DAN BANK CASH ON HAND AND IN BANK S AKHIR TAHUN 3 34.179.175 19.316.657 AT END OF YEAR

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

secara keseluruhan.

The accompanying notes an integral part of these financial statements. .

6

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN ARUS KAS (lanjutan)

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal - Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009

(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk STATEMENT OF CASH FLOW (continued) Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan/ Notes 2010 2009

PENGUNGKAPAN SUPPLEMENTARY TAMBAHAN INFORMATION Aktivitas investasi dan pendanaan Non-cash investing and yang tidak mempengaruhi kas : financing activities Konversi wesel bayar menjadi 12 34.050.250 - Conversion of notes payablee modal. to common stock Acquisition of fixed assets Perolehan aset tetap and equipment through melalui hutang sewa pembiayaan 9 410.700 - finance lease

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

7

1. UMUM 1. GENERAL

Pendirian Perusahaan The Company’s Establishment

PT Indonesia Air Transport (“Perusahaan”) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 berdasarkan Akta No. 14 tanggal 10 September 1968 dari Notaris Frederik Alexander Tumbuan, SH. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. JA5/18/21 tanggal 15 April 1969 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 40 tanggal 20 Mei 1969, Tambahan No. 68. Berdasarkan Surat Keputusan Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia No. 03/V/1984 tanggal 24 Pebruari 1984, status Perusahaan berubah dari penanaman modal asing menjadi penanaman modal dalam negeri. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No.03 tanggal 10 Desember 2010 dibuat oleh Notaris Liliana Arif Gondoutomo, SH mengenai peningkatan modal dasar Perseroan. Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM RI melalui Surat Keputusan No. AHU-03703.AH.01.02 tanggal 24 Januari 2011

PT Indonesia Air Transport (the “Company”) was established in Jakarta within the framework of the Foreign Capital Investment Law No. 1 year 1967 based on Deed No. 14 dated September 10, 1968 of Notary Frederik Alexander Tumbuan, SH. The Deed of Establishment was approved by the Ministry of Justice of the Republic of Indonesia, in its Letter No. JA5/18/21 dated April 15, 1969 and was published to the State Gazette No. 40 dated May 20, 1969, Supplement No. 68. Based on Decision Letter of the Chairman of the Capital Investment Coordinating Board (BKPM) No. 03/V/1984 dated February 24, 1984, the Company changed its status from Foreign Capital Investment (PMA) into a Domestic Capital Investment company. The Company‟s Articles of Association has been amended several times, most recently by Deed No. 03 dated December 10, 2010 of Notary Liliana Arif Gondoutomo, SH, about increase capital the company.This amendment was approved by the Ministry of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in its decision Letter No. AHU-03703.AH.01.02 dated January 24, 2011.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan adalah dalam bidang pengangkutan udara, menyewakan dan/atau menyewa, perdagangan, perawatan, jasa kebersihan dan jasaboga, perwakilan dan agen penjualan umum dan jasa pengamanan bandar udara.

In accordance with article 3 of the Company‟s Articles of Association, the scope of its activities is to carry on activities in the field of air transportation, hiring and/or leasing aircrafts, repairs and maintenance of aircrafts and trading of aviation technical equipment and related spareparts.

Perusahaan beroperasi secara komersial pada tahun 1969 dengan daerah operasi di Balikpapan (Kalimantan Timur) dan Jakarta. Perusahaan beralamat di Jl. Baru Skatek – Apron Selatan, Halim Perdanakusuma Airport, Jakarta.

The Company started its commercial operations in 1969 with operations in Balikpapan (East Kalimantan) and Jakarta. The Company is domiciled in Jakarta and its office is located in Jl. Baru Skatek – Apron Selatan, Halim Perdanakusuma Airport, Jakarta.

Dewan Komisaris, Direksi, dan Karyawan Boards of Commissioners, Directors, and Employees

Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha PT Bhakti Investama Tbk.

The Company is one of the group of companies owned by PT Bhakti Investama Tbk.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diaktakan dengan akta No. 30 tanggal 26 Juli 2009 oleh Notaris Ny. Liliana Arief Gondotomo, S.H, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

Based on the minutes of the stockholders‟ annual meeting which was notarized under deeds No. 30 dated July 26, 2009 of Ms. Liliana Arief Gondotomo, S.H, the members of the Company‟s boards of commissioners and directors as of December 31, 2010 and 2009, are as follows:

2010 dan 2009

Komisaris Utama : Hary Tanoesoedibjo : Board Of Commissioner Komisaris : Darma Putra Wati : Commissioner Komisaris Independen : Muhamad Budi Rustanto : Independent Commissioner Direktur Utama : Syafril Nasution : Board Of Director Direktur : Juwono Kolbioen : Director Direktur : Toto Soebandoro : Director

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

8

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

Dewan Komisaris, Direksi, dan Karyawan (lanjutan)

Boards of Commissioners, Directors, and Employees (continued)

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, susunan komite audit perusahaan adalah sebagai berikut:

On December 31, 2010 and 2009, the audit commitee are as follows:

Ketua : Muhamad Budi Rustanto : Chairman Anggota : Anton Tonbeng : Member Anggota : Nul Zulhadi : Member

Perusahaan memberikan kompensasi kepada pengurus Perusahaan berupa gaji, tunjangan dan bonus. Jumlah kompensasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 sebesar Rp 2.781.000 dan Rp 2.870.080. Jumlah karyawan Perusahaan pada 31 Desember 2010 dan 2009 masing - masing 217 dan 232.

The Company provided salaries, allowances and bonuses to the Company‟s commissioners and directors amounting to Rp 2,781,000 in 2010 and Rp 2,870,080 in 2009. The Company had a total number of permanent employees, in 2010 and 2009, 217 and 232 respectively.

Penawaran Umum Saham Perusahaan Public Offering of the Company’s Shares

Pada tanggal 31 Agustus 2006, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dengan suratnya No. S-1759/BL/2006 untuk melakukan Penawaran Umum kepada masyarakat sebanyak 432.000.000 saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 130 per saham. Seluruh saham Perusahaan sebanyak 2.149.605.000 saham tahun 2007 telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

On August 31, 2006, the Company obtained the notice of effectivity from the Chairman of Capital Market and Financial Supervisory Agency in his Letter No. S-1759/BL/2006 for the Initial Public Offering of 432,000,000 shares with par value of Rp 100 per share, at an offering price of Rp 130 per share. All of the Company‟s shares totaling 2,149,605,138 shares in 2007 have been listed on the Indonesia Stock Exchange.

Pada tanggal 5 Desember 2008, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam-LK dengan suratnya No. S-8803/BL/2008 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu 1.289.763.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga perolehan Rp 186 per saham. Saham ini dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 22 Desember 2008

On December 5, 2008, the Company obtained an effective notice from the Chairman of Bapepam-LK in his letter No. S-8803/BL/2008 for the Limited Offering of 1,289,763,000 shares through Rights Issue with Preemptive Rights to the Stockholders with par value of Rp 100 per share at an offering price of Rp 186 per share, These shares were listed on the Indonesia Stock Exchange dated December 22, 2008.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, sejumlah 3.003.728.417 dan 2.322.723.417 saham Perusahaan yang beredar telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

As of December 31, 2010 and 2009, the Company‟s outstanding shares totaling 3,003,728,417 and 2,322,723,417, respectively have been listed on the Indonesia Stock Exchange.

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

Dasar penyajian laporan keuangan Basis of preparation of the financial statements

Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), serta Peraturan dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No.VIII.G.7. tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Edaran No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik.

The financial statements have been presented in accordance with generally accepted accounting principles in Indonesia which is the Statement of Financial Accounting Standard (PSAK), Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (Bapepam) regulations and Guidelines in Presentation of Financial Statements circularized by Bapepam No.VIII.G.7. regarding Financial Statements Presentation Guidelines included in the Appendix of the Decree of the Chairman of the Bapepam-LK No. KEP-06/PM/2000 dated March 13, 2000 and Circular Letter No. SE-02/PM/2002 dated December 27, 2002 regarding Guidance of Presentation and Disclosure of Financial Statements of Public Company.

Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual dan laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

The financial statements, except for the statements of cash flows, were prepared under the accrual basis of accounting. While the measurement basis used is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan

metode langsung dan dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

The statement of cash flows was prepared using the direct method with classifications into operating, investing and financing activities.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah Rupiah.

These financial statements are presented in Indonesian Rupiah.

Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Transactions with related parties

Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.

The Company has transactions with certain parties which are regarded as having special relationship as defined under PSAK No. 7 on “Related Party Disclosures”.

Semua transaksi material dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan atau yang tidak dilakukan berdasarkan persyaratan dan kondisi normal, sebagaimana yang dilakukan dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan laporan keuangan.

All material transactions with related parties, whether or not conducted under terms and conditions similar to those granted to third parties, are disclosed in the related notes to the financial statements.

Investasi saham Investment in shares of stock

Investasi dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya).

Investment in shares of stock with ownership interest of less than 20% that does not have readily determinable fair value and is intended for long-term investment is stated at cost.

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

Aset dan Kewajiban Keuangan Financial Assets and Liabilities

Mulai tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006),“ Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” yang menggantikan PSAK No. 50 “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” dan PSAK No. 55 “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”. Penerapan PSAK revisi ini dilakukan secara prospektif.

Starting January 1, 2010, the Company adopted PSAK No. 50 (Revised 2006), “Financial Instruments: Presentation and Disclosure”, and PSAK No. 55 (Revised 2006), “Financial Instruments: Recognition and Measurement” which replaced PSAK No. 50 “Accounting for Investment in Certain Securities” and PSAK No. 55 “Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities”. These revised PSAKs have been applied prospectively.

(i) Aset Keuangan (i) Financial assets

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan tersedia untuk dijual, jika sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal.

Financial assets are classified as financial assets at fair value through profit or loss, loans and receivables, held to maturity investments or available for sale financial assets, as appropriate. The Company determines the classification of its financial assets at initial recognition.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset.

Financial assets are recognized initially at fair value, plus, in the case of financial assets not at fair value through profit or loss, directly attributable transaction costs. The subsequent measurement of financial assets depends on their classification.

Aset keuangan Perusahaan terdiri dari kas dan bank, piutang usaha dan piutang lain - lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan.

The Company‟s financial assets consist of cash on hand and in banks, trade receivables and other reciveble classified as loans and receivable.

Seluruh pembelian dan penjualan yang lazim pada aset keuangan diakui atau dihentikan pengakuannya pada tanggal perdagangan seperti contohnya tanggal pada saat Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Pembelian atau penjualan yang lazim adalah pembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku dipasar.

All regular way purchases and sales of financial assets are recognized on the trade date - the date that the Company commits to purchase or sell the asset. Regular way purchases or sales are purchases or sales of financial assets that require delivery of assets within the period generally established by regulation or convention in the marketplace concerned.

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi ketika aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, dan melalui proses amortisasi.

Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. Subsequent to initial recognition, such financial assets are carried at amortized cost using the effective interest rate method, except for those assets in which the interest calculation is not material. Gains or losses are recognized in the statement of income when the financial assets are derecognized or impaired, as well as through the amortization process.

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

Aset dan Kewajiban Keuangan (lanjutan) Financial Assets and Liabilities (continued) (ii) Kewajiban Keuangan (ii) Financial liabilities

Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi atau kewajiban keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, jika sesuai.

Financial liabilities are classified as financial liabilities at fair value through profit or loss or financial liabilities measured at amortized cost, as appropriate.

Perusahaan menentukan klasifikasi atas kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal.

The Company determines the classification of its financial liabilities in initial recognition.

Kewajiban keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan, dalam hal pinjaman dan hutang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Financial liabilities are recognized initially at fair value and, in the case of loans and borrowings, inclusive of directly attributable transaction costs.

Kewajiban keuangan Perusahaan terdiri dari wesel bayar, hutang usaha, hutang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar dan kewajiban jangka panjang lainnya – hutang pembelian pesawat yang diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi.

The Company‟s financial liabilities consist of notes payable, trade payables, other payables and other long-term liabilities – purchase of aircraft classified as financial liabilities measured at amortized cost.

Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pada awalnya diakui pada nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang bisa diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, menggunakan suku bunga efektif kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Beban bunga diakui dalam “Beban keuangan” dalam laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi ketika kewajiban keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi.

Financial liabilities measured at amortized cost are initially stated at fair value less directly attributable transaction costs and are subsequently measured at amortized cost, using the effective interest rate method unless the effect of discounting would be immaterial, in which case they are stated at cost. The related interest expense is recognized within “Interest Expense” in the statements of income. Gains and losses are recognized in the statements of income when the financial liabilities are derecognized as well as through the amortization process.

(iii) Saling Hapus dari Instrumen Keuangan (iii) Offsetting of financial instruments

Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam neraca jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat maksud untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajiban secara bersamaan.

Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount reported in the balance sheet if, and only if, there is a currently enforceable legal right to offset the recognized amounts and there is an intention to settle on a net basis, or to realize the assets and settle the liabilities simultaneously.

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

Aset dan Kewajiban Keuangan (lanjutan) Financial Assets and Liabilities (continued) (iv) Nilai Wajar dari Instrumen Keuangan (iv) Fair value of financial instruments

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi, jika ada, ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut mencakup penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar antara pihak-pihak yang mengerti dan berkeinginan (arm’s length market transactions); referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto; atau model penilaian lain.

The fair values of financial instruments that are actively traded in organized financial markets, if any, are determined by reference to quoted market bid or ask prices at the close of business at the end of the reporting period. For financial instruments where there is no active market, fair value is determined using valuation techniques. Such techniques may include using recent arm‟s length market transactions; reference to the current fair value of another instrument that is substantially the same; discounted cash flow analysis; or other valuation models.

(v) Biaya Perolehan Diamortisasi dari Instrumen

Keuangan (v) Amortized cost of financial instruments

Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Amortized cost is computed using the effective interest rate method less any allowance for impairment and principal repayment or reduction. The calculation takes into account any premium or discount on acquisition and includes transaction costs and fees that are an integral part of the effective interest rate.

(vi) Penurunan Nilai Aset Keuangan (vi) Impairment of financial assets

Setiap tanggal neraca, Perusahaan mengevaluasi

apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

The Company assesses at each balance sheet date whether there is any objective evidence that a financial asset or a group of financial assets is impaired. A financial asset or a group of financial assets is deemed to be impaired if, and only if, there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that has occurred after the initial recognition of the asset (an incurred „loss event‟) and that loss event has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or the group of financial assets that can be reliably estimated.

Bukti penurunan nilai meliputi indikasi bahwa kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam, wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga, kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, misalnya perubahan kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.

Evidence of impairment may include indications that the debtors or a group of debtors is experiencing significant financial difficulty, default or delinquency in interest or principal payments, the probability that they will enter bankruptcy or other financial reorganization and where observable data indicate that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows, such as changes in arrears or economic conditions that correlate with defaults.

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

Aset dan Kewajiban Keuangan (lanjutan) Financial Assets and Liabilities (continued)

(vi) Penurunan Nilai Aset Keuangan (vi) Impairment of financial assets

Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual dan untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual terdapat bukti penurunan nilai secara kolektif. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

For financial assets carried at amortized cost, the Company first assesses individually whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, or collectively for financial assets that are not individually significant. If the Company determine that no objective evidence of impairment exist for an individually assessed financial asset, whether significant or not, the Companyinclude the asset in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is, or continues to be recognized are not included in a collective assessment of impairment.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian

penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset keuangan tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi.

If there is an objective evidence that an impairment loss has occurred, the amount of the loss is measured as the difference between the asset‟s carrying amount and the present value of estimated future cash flows (excluding future credit losses that have not been incurred) discounted at the financial asset‟s original effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account and the amount of the loss is recognized in the statements of income.

Ketika aset tidak tertagih, nilai tercatat atas aset keuangan yang telah diturunkan nilainya dikurangi secara langsung atau jika ada suatu jumlah telah dibebankan ke akun penyisihan jumlah tersebut dihapusbukukan terhadap nilai tercatat aset keuangan tersebut.

When the asset becomes uncollectible, the carrying amount of the financial assets is reduced directly or if an amount was charged to the allowance account, the amounts charged to the allowance account are written off against the carrying value of the financial asset.

Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan, sepanjang pemulihan tersebut tidak mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan dilakukan, dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi. Penerimaan kemudian atas piutang yang telah dihapusbukukan sebelumnya, jika pada periode berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun penyisihan, sedangkan jika setelah tanggal neraca dikreditkan sebagai pendapatan operasional lainnya.

If, in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases the previously recognized impairment loss is reversed to the extent that the carrying amount of the asset does not exceed its amortized cost at the reversal date by adjusting the allowance account. The amount of the reversal is recognized in the statements of income. Subsequent recoveries of previously written off receivables, if in the current period, are credited to the allowance account, but if after balance sheet date, are credited to other operating income. Subsequent recoveries of previously written off receivables, if in the current period, are credited to the allowance accounts, but if after balance sheet date, are credited to other operating income.

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

(vii) Penghentian Pengakuan (vii) Derecognition Aset Keuangan Financial asset

Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Perusahaan mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung kewajiban untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga dibawah kesepakatan pelepasan (pass through arrangement); dan (a) Perusahaan telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Perusahaan tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset.

The Company derecognizes a financial asset if, and only if, the contractual rights to receive cash flows from the asset have expired; or the Company have transferred its rights to receive cash flows from the asset or has assumed an obligation to pay the received cash flows in full without material delay to a third party under a pass through arrangement; and either (a) the Company has transferred substantially all the risks and rewards of the asset, or (b) the Company has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset, but has transferred control of the asset.

Kewajiban Keuangan Financial liability

Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

A financial liability is derecognized when the obligation specified in the contract is discharged or cancelled or expired.

Ketika kewajiban keuangan saat ini digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi.

When an existing financial liability is replaced by another from the same lender on substantially different terms, or the terms of an existing liability are substantially modified, such an exchange or modification is treated as a derecognition of the original liability and the recognition of a new liability, and the difference in the respective carrying amounts is recognized in the statements of income.

Piutang usaha Trade receivables

Sebelum 2010, piutang usaha dinyatakan sebesar jumlah nominal setelah dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai. Penyisihan penurunan nilai diestimasi berdasarkan penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.

Prior to 2010, trade receivables are stated at nominal value, net of allowance for impairment. Allowance for impairment is estimated based on a review of the status of the accounts at the end of the year.

Persediaan Inventories

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dengan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan untuk suku cadang dan komponen perbaikan pesawat udara (repairable and rotable parts and components) yang telah dipasang (assigned) pada pesawat ditentukan sebesar jumlah tercatat setelah dikurangi dengan pembebanan persediaan.

Inventories are stated at cost or net realizable value, whichever is lower. Repairable and rotable parts and components of aircraft which have been assigned to the individual aircraft types are stated at cost less inventory charges.

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

Persediaan Inventories

Pembebanan persediaan ditentukan berdasarkan jumlah

jam terbang masing-masing pesawat udara. Biaya perolehan persediaan selain repairable spareparts dan components hanya untuk aset tetap tertentu ditentukan dengan metode “masuk pertama, keluar pertama” (FIFO).

Inventory charge is computed based on actual individual aircraft flying hours. Cost of inventories other than repairable spareparts and components of aircraft is determined using the first-in, first-out method.

Biaya dibayar di muka Prepaid expenses

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).

Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method.

Aset tetap Fixed assets

Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007),

“Aset Tetap”. Perusahaan memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.

The Company applied PSAK No.16 (Revised 2007), “Fixed Asset. The Company has chosen in the cost model as the accounting policy for its fixed assets.

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai.

Fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation and any impairment loss.

Aset tetap, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) dengan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Fixed assets are depreciated using the straight-line method based on the estimated useful lives of the assets as follows:

Tahun/Years

Bangunan dan prasarana 20 Buildings and improvements Pesawat udara – dengan nilai residu 20% 8 – 20 Aircraft – net of residual value of 20% Mesin dan peralatan 5 Machinery and equipment Kendaraan bermotor 5 Vehicles

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan ditelaah kembali setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

The estimated useful lives, residual values and depreciation method are reviewed at each year end, with the effect of any changes in estimates accounted for on a prospective basis.

Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai. Penurunan nilai aset tersebut diakui sebagai kerugian penurunan nilai aset dan dibebankan pada tahun berjalan.

When the carrying amount of an asset exceeds its estimated recoverable amount, the asset should be reduced to its estimated recoverable amount, which is determined as the higher of net selling price or value in use. Such impairment is recognized as impairment loss of fixed assets and charged to the current year.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; biaya penggantian komponen suatu aset dan biaya inspeksi yang signifikan diakui dalam jumlah tercatat aset jika memenuhi kriteria untuk diakui sebagai bagian dari aset. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.

The cost of maintenance and repairs is charged to operations as incurred; significant cost of replacing part of assets and major inspection cost are recognized in the carrying amount of the assets if the recognition criteria are met. When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in current year operations.

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

Sewa pembiayaan Lease

Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa”. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007) klasifikasi sewa didasarkan pada sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewan berada pada lessor dan lessee, dan pada substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya.

The Company applied PSAK No. 30 (Revised 2007), “Leases”, Under PSAK No. 30 (Revised 2007), the classification of leases is based on the extent to which risks and rewards incidental to ownership of a leased asset lie with the lessor or the lessee, and the substance of the transaction rather than the form.

Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemiikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.

A lease is classified as a finance lease if it transfers substantially all the risks and rewards incidental to ownership. A lease is classified as an operating lease if it does not transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership. At the commencement of the lease term, lessees shall recognise finance leases as assets and liabilities in their balance sheets at amounts equal to the fair value of the leased property or, if lower, the present value of the minimum lease payments, each determined at the inception of the lease.

Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban. Beban keuangan harus dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban.

Minimum lease payments shall be apportioned between the finance charge and the reduction of the outstanding liability. The finance charge shall be allocated to each period during the lease term so as to produce a constant periodic rate of interest on the remaining balance of the liability.

Jumlah yang dapat disusutkan dari aset sewaan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama perkiraan masa penggunaan dengan dasar yang sistematis dan konsisten dengan kebijakan penyusutan aset yang dimiliki. Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara masa sewa dan umur manfaat aset sewaan.

Depreciation expense for depreciable assets as well as finance expense for each accounting period shall be consistent with that for depreciable assets that are owned. If there is no reasonable certainty that the lessee will obtain ownership by the end of the lease term, the asset shall be fully depreciated over the shorter of the lease term and its useful life.

Murabahah Murabahah

Murabahah adalah transaksi pembelian barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (marjin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Hutang yang timbul dari transaksi murabahah tangguhan diakui sebagai hutang murabahah sebesar harga beli yang disepakati (jumlah yang wajib dibayarkan). Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah diakui sebesar biaya perolehan murabahah tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dengan biaya perolehan tunai diakui sebagai beban murabahah tangguhan dan diamortisasi secara proporsional dengan porsi hutang murabahah.

Murabahah is a purchase contract for goods in which the purchase price and the margin have been agreed by both the buyer and the seller and are made explicit. A murabahah may or may not be based on an order for goods. Payable which come from deferred murabahah transaction is recognized as murabahah payable equivalent to agreed margin of purchase price (the amount must have been paid). Asset which comes from murabahah transaction is recognized equivalent to acquisition cost of the murabahah cash. The difference between agreed purchase price and cash acquisition cost are recognized as deferred murabahah expense and amortized proportionally with murabahah payable.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

17

(continued)

Ijarah Ijarah Ijarah adalah akad sewa menyewa antara mu’jir (lessor)

dengan musta’jir (lessee) atas ma’jur (objek sewa) untuk mendapatkan imbalan atau barang yang disewakannya. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah perjanjian sewa suatu barang antara lessor dengan lessee yang diakhiri dengan perpindahan hak milik objek sewa.

An ijarah is a lease contract between mu‟jir (the owner of an object for lessee (ma‟jur)) and musta‟jir (lessee) to earn a return on the object. An ijarah muntahiyah bittamlik is a leasing agreement between lessor and a lessee in order to earn a gain on the object which includes an option to transfer the title of the object after a specified period of time in accordance with the lease contract.

Beban tangguhan Deferred charges

Biaya pendidikan pilot ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama masa ikatan dinas pilot berkisar antara 3 – 5 tahun. Biaya kompensasi lahan ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus berdasarkan jangka waktu perjanjian selama 30 tahun. Biaya provisi atas pinjaman bank jangka panjang ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama jangka waktu pinjaman.

Training costs for pilots are deferred and amortized using the straight-line method during pilot contract periods ranging from 3 to 5 years.

Costs of land compensation were deferred and are being amortized using the straight-line method over the term of 30 years. Prior 2010, provision cost for long-term loan, was deferred and was being amortized using the straight-line method over the term of the loans.

Biaya emisi saham Shares issuance cost

Biaya emisi saham dikurangkan dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.

Shares issuance costs are deducted from additional paid-in capital and are not amortized.

Pengakuan pendapatan dan beban Revenue and expense recognition

Pendapatan jasa penyewaan pesawat diakui berdasarkan jam terbang pada saat invoice dibuat. Pendapatan jasa perbaikan dan pemeliharaan pesawat diakui pada saat jasa diserahkan atau secara signifikan diberikan dan manfaat jasa tersebut telah dinikmati oleh pelanggan. Pendapatan bunga diakui atas dasar waktu, pokok dan tingkat bunga berlaku. Beban diakui pada saat terjadinya (metode akrual).

Revenue from aircraft chartered and services is recognized based on the terms of the use of the assets. Revenue from aircraft repairs and maintenance services are recognized when the services are rendered or significantly provided and the benefits have been received by the customers. Interest income is recognized on a time proportion basis that takes into account the effective yield on the asset. Expense is recognized when incurred (accrual basis).

Transaksi dan saldo dalam mata uang asing Foreign currency transactions and balances

Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku terakhir dari Bank Indonesia pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan.

Transactions involving foreign currencies are recorded in rupiah amounts at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At balance sheet date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the rates of exchange last quoted by Bank Indonesia at that date. The resulting gains or losses are credited or charged to current year operations.

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

Transaksi dan saldo dalam mata uang asing (lanjutan)

Foreign currency transactions and balances (continued)

Kurs yang digunakan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, adalah sebagai berikut:

The exchange rates used as of December 31, 2010 and 2009 were as follows:

2010 2009

Dolar Amerika Serikat 8.991 9.400 United States dollar Euro 11.956 13.510 European Euro Poundsterling 13.894 15.114 Poundsterling Dolar Singapura 6.981 6.699 Singapore dollar Dolar Australia 9.143 8.432 Australian dollar

Kurs tersebut dihitung berdasarkan rata-rata kurs beli dan kurs jual uang kertas asing dan/atau kurs transaksi terakhir dari Bank Indonesia untuk tahun berjalan.

The above exchange rates were computed by taking the average of the buying and selling rates of bank notes and/or transactions exchange rate last quoted by Bank Indonesia at the end of the year.

Pajak penghasilan Income tax

Beban pajak kini disajikan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui berdasarkan perbedaan temporer antara dasar pelaporan komersial dan dasar pajak atas aset dan kewajiban pada masing-masing tanggal pelaporan. Manfaat pajak masa yang akan datang, seperti akumulasi rugi fiskal yang belum digunakan diakui sejauh terdapat cukup kemungkinan atas realisasi dari manfaat pajak tersebut.

Current tax expense is provided based on the estimated taxable income for the year. Deferred tax assets and liabilities are recognized for temporary differences between the financial and the tax bases of assets and liabilities at each reporting date. Future tax benefits, such as the carry-forward of unused tax losses, are also recognized to the extent that realization of such benefits is probable.

Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transakasi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted at the balance sheet date. Changes in the carrying amount of deferred tax assets and liabilities due to a change in tax rates is charged to current year operations, except to the extent that it relates to items previously charged or credited to equity

Perubahan atas kewajiban pajak dicatat ketika hasil pemeriksaan diterima atau hasil dari keberatan ditetapkan dalam hal pengajuan keberatan oleh Perusahaan.

Amendment to tax obligation is recorded when an assessment is received or, if appealed against by the Company, when the result of the appeal is determined.

Imbalan kerja Employee benefits

Perusahaan mencatat imbalan kerja berdasarkan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 (“ UU No. 13”) dan PSAK 24 (Revisi 2004).

The Company recognized an unfunded employee benefits liability in accordance with Labor Law No. 13/2003 dated March 25, 2003 (“the Law”) and PSAK No.24 (Revised 2004).

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

Imbalan kerja (lanjutan) Employee benefits (continued)

Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya imbalan kerja dihitung berdasarkan UU No. 13 dengan menggunakan metode perhitungan aktuarial, projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui untuk masing-masing program pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah 10% dari kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian aktuarial ini diakui selama rata-rata sisa masa kerja karyawan dengan menggunakan metode garis lurus. Biaya jasa lalu yang timbul akibat pengenalan program imbalan pasti atau perubahan kewajiban imbalan kerja dari program sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan.

Under PSAK No. 24 (Revised 2004), the cost of providing employee benefits under the Law is determined using the projected unit credit actuarial valuation method. Actuarial gains or losses are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses for each individual plan at the end of the previous reporting year exceed 10% of the defined benefit obligation. These gains or losses are amortized on a straight-line basis over the expected average remaining working lives of the employees. Further, past-service costs arising from the introduction of a defined benefit plan or changes in the benefit payable of an existing plan are required to be amortized over the period until the benefits concerned become vested.

Program opsi karyawan Employee stock option plan Program opsi saham karyawan diberikan untuk direksi

dan komisaris serta karyawan tetap yang mempunyai masa kerja minimal 5 tahun. Nilai wajar opsi ditentukan dengan menggunakan model the black-scholes option pricing. Beban kompensasi ditentukan berdasarkan jumlah opsi diberikan dan dibebankan dalam laporan laba rugi selama periode vesting.

Employee stock option plan is granted to the Company‟s directors and commissioners and employees which have working tenure of a minimum of 5 years. The fair value of the stock option plan granted had been determined based on the market price at the grant date using an option pricing model. Compensation cost was measured based on the number of options granted and charged to operations during the vesting period.

Rugi per saham Loss per share

Rugi per saham dasar dihitung dengan membagi rugi bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

Basic loss per share is computed by dividing the net loss by the weighted average number this shares outstanding during the year.

Tidak ada efek berpotensi saham dilutif, sehingga rugi

bersih per saham dilusian tidak disajikan. There is no potential diluted share of effect, this diluted

loss per share is not disclosed.

Informasi segmen Segment information Informasi segmen disusun dengan kebijakan akuntansi

yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.

Segment information is prepared using the accounting policies adopted for preparing and presenting the financial statements. The primary format in reporting segment information is based on business segments, while secondary segment information is based on geographical segments.

Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang

dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.

A business segment is a distinguishable component of an enterprise that is engaged in providing an individual product or service or a group of related products or services and that is subject to risks and returns that are different from those of other business segments.

Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

A geographical segment is a distinguishable component of an enterprise that is engaged in providing products or services within a particular economic environment and that is subject to risks and returns that are different from those of components operating in other economic environments

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

Penggunaan estimasi Use of estimates

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi nilai yang dilaporkan. Sehubungan dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, maka realisasi yang akan terjadi dapat berbeda dengan estimasi yang telah dilaporkan sebelumnya.

The preparation of financial statements in conformity with generally accepted accounting principles in Indonesia requires management to make estimates and assumptions that affect amounts reported therein. Due to inherent uncertainty in making estimates, actual results reported in future periods might be based on amounts which differ from those estimates.

3. KAS DAN BANK 3. CASH ON HAND AND IN BANKS 2010 2009

Kas 266.541 299.334 Cash on hand

Bank – Rupiah Cash in banks - Rupiah

PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 1.152.216 - (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk 676.431 31.850 PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 393.272 529.086 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Syariah Mandiri 7.472 10.936 PT Bank Syariah Mandiri PT Bank DKI unit Syariah 4.426 13.357 PT Bank DKI unit syariah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk 2.668 5.897 PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Mega Tbk - 32.691 PT Bank Mega Tbk

Jumlah Bank - Rupiah 2.236.485 623.817 Total Cash in Banks - Rupiah

Bank – Dolar AS Cash in Banks - US Dollar PT Bank Muamalat Indonesia Tbk 28.426.487 10.379.834 PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2.476.018 313.971 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Syariah Mandiri 593.978 90.204 PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Central Asia Tbk 144.149 7.341.664 PT Bank Central Asia Tbk PT Bank DKI unit Syariah 35.517 267.833 PT Bank DKI unit syariah

Jumlah Bank – Dolar AS 31.676.149 18.393.506 Total Cash in Banks - US Dollar

Jumlah Bank 33.912.634 19.017.323 Total Cash in Banks

Jumlah 34.179.175 19.316.657 Total

4. PIUTANG USAHA 4. TRADE RECEIVABLES

Rincian piutang usaha kepada pihak ketiga adalah sebagai berikut:

The details of trade receivables from third parties are as follows:

2010 2009

Total E&P Indonesie (Catatan 16) 9.811.135 10.278.324 Total E&P Indonesie (Note 16) PT Badak NLG 2.853.733 - PT Badak NLG Eni Bukat Ltd 1.111.398 - Eni Bukat Ltd PT International Nickel Indonesia Tbk 1.102.250 3.929.473 PT International Nickel Indonesia Tbk PT Conoco Philips Indonesia Ainc Ltd 761.866 796.523 PT Conoco Philips Indonesia Ainc. Ltd Premier Oil Natuna Sea, BV - 74.942 Premier Oil Natuna Sea, BV PT Star Energy - 24.425 PT Star Energy

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

21

4. PIUTANG USAHA (lanjutan) 4. TRADE RECEIVABLES (continued) 2010 2009

Lainnya (masing-masing kurang dari 5% Others (each below 5% of total dari jumlah piutang usaha) 21.698.676 11.199.342 trade accounts receivable)

Jumlah 37.339.058 26.303.029 Total

Analisis umur piutang usaha adalah sebagai berikut: The aging analysis of trade receivables is as follows: 2010 2009

Sampai dengan satu bulan 23.800.483 16.730.335 Until 1 months >1 sampai 2 bulan 6.804.410 3.841.569 >1 month - 2 months >2 sampai 3 bulan 38.883 93.290 >2 month - 3 months >3 sampai 12 bulan 3.160.430 5.637.835 > 3 month - 12 months Lebih dari 12 bulan 3.534.852 - > 12 months

Jumlah 37.339.058 26.303.029 Total

Piutang usaha berdasarkan mata uang: Trade receivables based on currency: 2010 2009

Dolar Amerika Serikat 32.908.102 22.636.093 United States Dollar Rupiah 4.430.956 3.666.936 Rupiah

Jumlah 37.339.058 26.303.029 Total

Seluruh piutang usaha merupakan tagihan kepada pihak ketiga. Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang

usaha tersebut dapat ditagih sehingga tidak membuat penyisihan penurunan nilai. Piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (Catatan 11) dan hutang bank jangka panjang (Catatan 16).

All trade accounts receivable represent receivables from third parties. The management believes that all trade accounts receivable are collectible; thus, no allowance for impairment was provided. The trade accounts receivable are used as collateral for bank loan (Note 11) and long-term bank loans (Note 16).

5. PIUTANG LAIN-LAIN 5. OTHER RECEIVABLES 2010 2009

PT Global Maintenance Facility 3.902.077 2.769.339 PT Global Maintenance Facility PT Cheysia Aurelia 1.351.672 1.351.672 PT Cheysia Aurelia Lainnya 873.894 867.906 Others

Jumlah 6.127.643 4.988.917 Total

Piutang dari PT Cheysia Aurelia (dahulu PT Cahaya

Utama Delapan Belas) merupakan piutang atas asuransi 2 helikopter jenis Bell 212. Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang lain-lain tersebut dapat ditagih sehingga tidak membuat penyisihan piutang.

Accounts receivable from PT Cheysia Aurelia (was PT Cahaya Utama Delapan Belas) represents receivable of insurance of 2 aircraft type Bell 212. The management believes that all other receivables, are collectible; thus, no allowance for impairment was provided.

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

22

6. PERSEDIAAN 6. INVENTORIES Persediaan terdiri dari: Inventories consist of the following: 2010 2009

Repairable and rotable Komponen suku cadang dapat diperbaiki 59.501.674 54.010.007 parts and components Suku cadang 36.690.126 37.815.163 Spareparts Persediaan umum dan perlengkapan 77.741 66.895 General inventories and supplies

Jumlah 96.269.541 91.892.065 Total

Manajemen tidak membentuk penyisihan penurunan

nilai persediaan karena manajemen berpendapat pergerakan persediaan tersebut cepat. Persediaan digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank jangka panjang (Catatan 16).

The management believes that no allowance for decline in value of inventories should be provided because of high turnover of inventories. Inventories are used as collateral for long-term bank loans (Note 16).

Berdasarkan kondisi fisik dari persediaan di akhir tahun,

manajemen berpendapat bahwa pembentukan penyisihan atas barang usang tidak perlu dibuat.

Based on the review of the status of the inventory account at the end of the year, the Company‟s management believes that no allowance for inventory obsolescence is needed.

Pada tahun 2010 dan 2009, persediaan telah

diasuransikan terhadap risiko kebakaran atau kecurian dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis dengan nilai pertanggungan sejumlah US$ 12,5 juta kepada PT Citra International Underwriter. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari risiko-risiko tersebut.

In 2010 and 2009, inventories were insured under fire, theft and others for US$ 12.5 million to PT Citra Underwriter Insurance. The management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.

7. UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA 7. ADVANCES AND PREPAID EXPENSES Akun ini terdiri dari : This account consists of: 2010 2009

Uang muka pembelian persediaan 14.576.078 9.216.833 Advances for purchase of inventory Uang muka dan biaya dibayar dimuka lainnya 6.214.868 4.758.507 Other advances and prepaid expense

Jumlah 20.790.946 13.975.340 Total

8. INVESTASI DALAM SAHAM 8. INVESTMENT IN SHARES OF STOCK Akun ini merupakan investasi Perusahaan di PT Usaha

Gedung Bimantara (pemegang saham perusahaan) sebanyak 1 saham, dengan persentase kepemilikan 0,01% dengan biaya perolehan Rp 1 juta.

This account represents the Company‟s ownership interest in PT Usaha Gedung Bimantara of 1 share which represents 0.01% ownership with acquisition cost of Rp 1 million.

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

23

9. ASET TETAP 9. FIXED ASSETS

Rincian aset tetap adalah sebagai berikut: Fixed assets consist of the following: Saldo Saldo 1 Januari 2010/ 31 Desember 2010/ Balance as of Penambahan/ Pengurangan/ Balance as of 2010 January 1, 2010 Additions Disposals December 31, 2010 2010 Nilai Tercatat Carrying Value Pemilikan Langsung Direct Ownership Pesawat udara 481.329.368 - - 481.329.368 Aircraft Bangunan dan prasarana 18.728.437 - - 18.728.437 Buildings and improvements Mesin dan peralatan 9.514.943 692.902 - 10.207.845 Machinery and equipment Kendaraan bermotor 804.387 - 606.664 197.723 Vehicles

Jumlah Kepemilikan Langsung 510.377.135 692.902 606.664 510.463.373 Total Direct Ownership Sewa Pembiayaan Assets under Finance Lease Kendaraan 2.323.000 410.700 - 2.733.700 Vehicles

Jumlah 512.700.135 1.103.602 606.664 513.197.073 Total

Akumulasi Penyusutan Accumulated Depreciation Pemilikan Langsung Direct Ownership Pesawat udara 141.214.310 22.754.434 - 163.968.744 Aircraft Bangunan dan prasarana 6.665.844 2.865.262 - 9.531.106 Buildings and improvements Mesin dan peralatan 7.549.037 824.217 - 8.373.254 Machinery and equipment Kendaraan bermotor 1.190.468 1.086 993.832 197.722 Vehicles

Jumlah Kepemilikan Langsung 156.619.659 26.444.999 993.832 182.070.826 Total Direct Ownership Sewa Pembiayaan Assets under Finance Lease Kendaraan 778.800 996.359 - 1.775.159 Vehicles

Jumlah 157.398.459 27.441.358 993.832 183.845.985 Total

Nilai Buku 355.301.676 329.351.088 Net Book Value

Saldo Saldo 1 Januari 2009/ 31 Desember 2009/ Balance as of Penambahan/ Pengurangan/ Balance as of 2009 January 1, 2009 Additions Disposals December 31, 2009 2009

Nilai Tercatat Carrying Value Pemilikan Langsung Direct Ownership Pesawat udara 519.284.049 - 37.954.681 481.329.368 Aircraft Bangunan dan prasarana 18.657.998 70.439 - 18.728.437 Buildings and improvements Mesin dan peralatan 9.406.642 108.301 - 9.514.943 Machinery and equipment Kendaraan bermotor 832.987 - 28.600 804.387 Vehicles

Jumlah Kepemilikan Langsung 548.181.676 178.740 37.983.281 510.377.135 Total Direct Ownership Sewa Pembiayaan Assets under Finance Lease Kendaraan 2.323.000 - - 2.323.000 Vehicles

Jumlah 550.504.676 178.740 37.983.281 512.700.135 Total

Akumulasi Penyusutan Accumulated Depreciation Pemilikan Langsung Direct Ownership Pesawat udara 151.556.413 23.353.173 33.695.276 141.214.310 Aircraft Bangunan dan prasarana 5.668.823 997.021 - 6.665.844 Buildings and improvements Mesin dan peralatan 6.850.146 698.891 - 7.549.037 Machinery and equipment Kendaraan bermotor 828.815 390.253 28.600 1.190.468 Vehicles

Jumlah Kepemilikan Langsung 164.904.197 25.439.338 33.723.876 156.619.659 Total Direct Ownership Sewa Pembiayaan Assets under Finance Lease Kendaraan 701.367 77.433 - 778.800 Vehicles

Jumlah 165.605.564 25.516.771 33.723.876 157.398.459 Total

Nilai Buku 384.899.112 355.301.676 Net Book Value

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

24

9. ASET TETAP (lanjutan) 9. FIXED ASSETS (continued) Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut: Depreciation charged to operations is as follows: 2010 2009

Beban langsung penerbangan (Catatan 24) 22.754.434 23.353.173 Direct cost (Note 24) Beban usaha (Catatan 25) 4.686.924 2.163.598 Operating expenses (Note 25)

Jumlah 27.441.358 25.516.771 Total

Pengurangan aset tetap merupakan penjualan aset tetap pemilikan langsung dengan rincian sebagai berikut:

Deductions in fixed assets represent the disposal of directly acquired fixed assets, with details as follows:

2010 2009

Biaya perolehan 606.664 46.396.744 Acquisition cost Akumulasi penyusutan (606.664 ) (33.723.876) Accumulated depreciation

Jumlah tercatat - 12.672.868 Net book value Harga jual 175.500 4.440.450 Selling price

Keuntungan (kerugian) penjualan Gain (loss) on sale of aset tetap 175.500 (8.232.418) fixed assets

Pada bulan Agustus 2010, Perusahaan menjual 3 unit mobil yang terdiri dari 2 unit Mitsubishi Kuda dan 1 unit Toyota New Kijang. Ketiga mobil tersebut diperoleh pada tahun 2000 (1 unit Mitsubishi Kuda) dan 2001 (1 unit Mitsubishi Kuda dan Toyota New Kijang).

In August 2010, the Company sold 3 units vehicles consisting of 2 units Mitsubishi Kuda and 1 unit Toyota New Kijang. These vehicles were acquired on 2000 (1 unit Mitsubishi Kuda) and 2001 (1 unit Mitsubishi Kuda and Toyota New Kijang)

Pada bulan Pebruari 2009, Perusahaan menjual 3 unit

helicopter terdiri 1 unit Dauphin C dan 2 unit Dauphin N dikarenakan helikopter tersebut sudah tua dan memerlukan biaya perbaikan yang tinggi.

In February 2009, the Company sold 3 units of helicopter, consists of 1 unit Dauphin C and 2 units of Dauphin N because of obsolescence and high cost of maintenance.

Pada bulan April 2009, Perusahaan menjual 1 unit kendaraan bermotor, Kijang Aurora yang diperoleh pada tahun 1991.

In April 2009, the Company sold 1 unit of vehicles consists of Kijang Aurora that had been bought in year 1991.

Aset tetap dengan jumlah tercatat sebesar Rp 154.120.640 dan Rp 345.864.316, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 digunakan sebagai jaminan atas hutang bank dan pinjaman jangka panjang (Catatan 11 dan 16).

Fixed assets with the total amount of Rp 154,120,640 and Rp 345,864,316, as of December 31, 2010 and 2009 respectively are used as collateral for bank loan (Note 11) and long-term loans (Note 16).

Aset tetap dan pesawat sewaan diasuransikan dalam industrial special risks termasuk risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya sebesar US$ 72,85 juta dan Rp 1.054,95 juta tahun 2010 dan US$ 106,29 juta dan Rp 6.100 juta tahun 2009 kepada PT Citra Underwriter Insurance. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset tetap yang dipertanggungkan.

Fixed assets and charter aircraft were insured under industrial specific risks, including fire, theft and others for US$ 72,85 million and Rp 1,054.95 million in 2010 and US$ 106,29 million and Rp 6,100 million in 2009 to PT Citra Underwriter Insurance. The management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

25

10. ASET LAIN-LAIN 10. OTHER ASSETS 2010 2009

Beban tangguhan - bersih Deferred charges - net Pendidikan pilot 8.628.228 5.928.027 Pilot training costs Biaya administrasi bank - 1.733.868 Loan administration fee Sewa lahan (Catatan 34) 2.858.950 2.267.071 Land compensation (Note 34)

Sub jumlah 11.487.178 9.928.966 Sub Total Uang muka pembelian pesawat 18.365.810 10.072.099 Advances for purchase of aircraft Performance bond 1.019.034 800.893 Performance bond Jaminan lainnya 19.795 19.794 Other deposits

Jumlah 30.891.817 20.821.752 Total

Biaya pendidikan pilot ditangguhkan dan diamortisasi selama masa ikatan dinas dan wajib diganti oleh pilot apabila mengundurkan diri sebelum masa ikatan dinas berakhir.

Costs related to pilots‟ training are deferred and are being amortized over the pilot contracts and may be refunded if the pilots resign before the end of the contract.

Beban amortisasi kompensasi lahan, pendidikan pilot dan provisi bank adalah sebesar Rp 9.219.751 tahun 2010 dan sebesar Rp 11.984.552 tahun 2009.

Amortization of pilots‟ training, land compensation and bank provision charged to operations amounted to Rp 9,219,751 in 2010 and amounted Rp 11,984,552 in 2009, respectively.

Uang muka pembelian pesawat tahun 2010 dan 2009 merupakan uang muka pembelian 3 (tiga) unit helikopter dari Eurocopter South East Asia Pte. Ltd sebesar US$ 1.071.500 untuk proyek Total E&P Indonesie.

Advance for the purchase of aircraft In 2010 and 2009 represent an advance for the purchase of 3 (three) units of helicopter from Eurocopter South East Asia Pte. Ltd amounting to US$ 1,071,500 for Total E&P Indonesie project.

11. HUTANG BANK 11. BANK LOAN

Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan modal kerja dari PT Bank Syariah Mandiri maksimum sebesar US$ 3.000.000, jangka waktu 12 bulan jatuh tempo 31 Oktober 2008 dengan tingkat nisbah bagi hasil setara dengan 9,5% per tahun. Pinjaman ini diperpanjang sampai dengan April 2009 dan pinjaman ini dijamin dengan, piutang usaha, 2 unit pesawat. Beechcraft1900D (PK TRX dan PK–TRW), 1 unit pesawat BAC 1-11 (PK TRU), 1 unit helikopter Dauphin tipe 365N2 (PK-TSW), dan 1 unit helicopter Dauphin tipe SA-365C2 (PK-TRE). (Catatan 4 dan 9), fasilitas pinjaman ini diperpanjang kembali sampai dengan 30 April 2011.

Based on Musyrakah agreement, the Company obtained working capital credit facility from PT Bank Syariah Mandiri with a maximum amount of US$ 3,000,000, with a term of 12 months, which was due on October 31, 2008 and with interest rate of 9.5% per annum. This facility is extended until April 2009 and secured by trade receivables, 2 unit of Beechcraft 1900D aircraft (PK–TRX dan PK–TRW), 1 unit BAC 1-11 aircraft (PK-TRU),1 unit Dauphin helicopter type 365N2 (PK-TSW), and 1 unit Dauphin helicopter type SA-365C2 (PK-TRE). (Note 4 and 9), this loan facility has been extended until April 30, 2011.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo hutang untuk fasilitas ini sebesar Rp 26.973.000 dan Rp 28.200.000.

As of December 31, 2010 and 2009, the outstanding balance of the loan from this facility amounted to Rp 26,973,000 and Rp 28,200,000, respectively.

Sehubungan dengan fasilitas kredit tersebut, Perusahaan diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu yang harus mendapat persetujuan tertulis dari PT Bank Syariah Mandiri, antara lain membubarkan perusahaan, merger, mengakuisisi perusahaan lain, meminta dinyatakan pailit; menjual atau mengalihkan sebagian atau seluruh harta perusahaan; menjual, menjaminkan, atau membebani dengan kewajiban seluruh atau sebagian harta perusahaan termasuk pendapatan yang telah dan akan diterima.

In relation to the above credit facility, the Company is restricted by certain covenants, without written approval from PT Bank Syariah Mandiri such as, to liquidate the Company, to enter into merger, to acquire other company, to ask other party, to file a bankcruptcy of the Company; to sell or transfer part or all of the Company‟s assets; to sell assets, used as collateral or charge againts liability all or part of the Company‟s assets including revenue which has been received or to be received.

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

26

11. HUTANG BANK 11. BANK LOAN

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Manajemen berpendapat bahwa Perusahaan mematuhi seluruh perjanjian yang di buat oleh bank.

As of December 31, 2010 and 2009, the management of the Company believes that it has complied with all important covenants required by the bank.

12. WESEL BAYAR 12. NOTES PAYABLE

Pada 1 Oktober 2009 Perusahaan menerbitkan wesel bayar kepada Oxley Capital Investment Ltd sebesar Rp 15.800.000 dengan tingkat bunga 3% per tahun, jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2010.

In October 1, 2009, the Company issued notes payable to Oxley Capital Investment Ltd amounting Rp 15,800,000 with interest rate of 3% per annum, with maturity date on December 31, 2010.

Pada Januari 2010, Perusahaan menerbitkan wesel bayar kepada Global Far East Investment Ltd sebesar Rp 7.850.000 dengan tingkat bunga 3% per tahun, jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2010.

In of January 2010, the Company‟s issued notes payable to Global Far East Investment amounting to Rp 7,850,000, with interest rate of 3% per annum, with maturity date on Desember 31, 2010.

Pada Maret 2010, Perusahaan menerbitkan wesel bayar kepada Global Far East Investments Ltd sebesar Rp 1.400.250 dengan tingkat bunga 3% per tahun, jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2010.

In of March 2010, the Company‟s issued notes payable to Global Far East Investments Ltd amounting to Rp 1,400,250, with interest rate of 3% per annum, with maturity date on Desember 31, 2010.

Pada April 2010, Perusahaan menerbitkan wesel bayar kepada Global Far East Invesment Ltd sebesar Rp 9.000.000 dengan tingkat bunga 3% per tahun, jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2010.

In of April 2010, the Company‟s issued notes payable to Global Far East Invesment Ltd amounting to Rp 9,000,000, with interest rate of 3% per annum, with maturity date on Desember 31, 2010.

Pada bulan September 2010 wesel bayar Global Far East Invesment Ltd sebesar Rp 34.050.250 seluruhnya dikonversi menjadi saham perusahaan.

In of September, 2010 notes payable Global Far East Invesment Ltd with the amount of Rp 34,050,250 had been fully converted the company‟s shares.

Pada bulan April 2010, Perusahaan menerbitkan wesel bayar kepada Herst Investment Ltd sebesar USD 500.000 atau setara dengan Rp 4.546.000 dan tingkat bunga 3%, jatuh tempo 31 Januari 2011.

In April 2010, the Company issued notes payable to Herst Investment Ltd in amount of USD 500,000 or equivalent to Rp 4,546,000 and interest rate of 3% per annum, with maturity date on January 31, 2011.

Pada bulan Juni 2010, Perusahaan menerbitkan wesel bayar kepada Herst Investment Ltd sebesar Rp 2.300.000, Rp 1.675.000 dan Rp 10.980.000 dengan tingkat bunga 3% dan jatuh tempo 31 Januari 2011.

In June 2010, the Company issued notes payable to Herst Investment Ltd in amount of Rp 2,300,000, Rp 1,675,000, and Rp 10,980,000 with interest rate of 3% per annum and with maturity date on January 31, 2011.

Pada bulan September 2010, Perusahaan menerbitkan wesel bayar kepada Herst Investment Ltd sebesar Rp 2.500.000 dan Rp 1.000.000 dengan tingkat bunga 3% dan jatuh tempo 31 Januari 2011.

In September 2010, the Company issued notes payable to Herst Investment Ltd in amount of Rp 2,300,000 and Rp 1,000,000 with interest rate of 3% per annum and with maturity date on January 31, 2011.

Pada bulan Oktober 2010, Perusahaan menerbitkan wesel bayar kepada Herst Investment Ltd sebesar Rp 4.000.000, Rp 3.000.000 dan USD 870.000 atau setara dengan Rp 7.769.100 dengan tingkat bunga 3% dan jatuh tempo 31 Januari 2011.

In October 2010, the Company issued notes payable to Herst Investment Ltd in amount of Rp 4,000,000, Rp

3,000,000, and USD 870,000 or equivalent to Rp 7.769.100 with interest rate of 3% per annum and maturity date on January 31, 2011.

Pada bulan November 2010, Perusahaan menerbitkan wesel bayar kepada Herst Investment Ltd sebesar USD 175.500 atau setara dengan Rp 1.579.500 dan tingkat bunga 3%, jatuh tempo 31 Januari 2011.

In November 2010, the Company issued notes payable to Herst Investment Ltd in amount of USD 175,500 or equivalent to Rp 1,579,500 and interest rate of 3% per annum, with maturity date on January 31, 2011.

Pada bulan Desember 2010, Perusahaan menerbitkan wesel bayar kepada Herst Investment Ltd sebesar Rp 4.374.000 dan tingkat bunga 3%, jatuh tempo 31 Januari 2011.

In December 2010, the Company issued notes payable to Herst Investment Ltd in amount of Rp 4,374,000 and interest rate of 3% per annum, with maturity date on January 31, 2011.

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

27

12. WESEL BAYAR (lanjutan) 12. NOTES PAYABLE (continued)

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 total hutang wesel bayar Perusahaan sebesar Rp 43.723.600 dan Rp 15.800.000.

As of December 31, 2010 and 2009, the Company‟s notes payable amounting to Rp 43,723,600 and Rp 15,800,000, respectively.

Selama tahun 2010 mutasi wesel bayar adalah sebagai berikut:

In 2010 the movement in the notes payable are as follows:

Saldo Saldo 1 Januari 2010/ 31 Desember 2010/ Balance as of Penambahan/ Pengurangan/ Balance as of 2010 January 1, 2010 Additions/ Disposals/ December 31, 2010 2010 Wesel Bayar 15.800.000 61.973.850 34.050.250 43.723.600 Notes Payable

13. HUTANG USAHA 13. TRADE PAYABLES

Rincian akun ini adalah hutang usaha kepada pihak ketiga, sebagai berikut:

This account consist of trade payables to third parties, as follows:

2010 2009

Eurocopter South East Asia Pte., Ltd 11.759.246 6.381.036 Eurocopter South East Asia Pte., Ltd TAT Industries Asia Pacific 5.527.504 7.574.930 TAT Industries Asia Pacific Turbomeca 4.188.939 2.837.054 Turbomeca Fokker Services Schipol 2.974.345 4.143.305 Fokker Services Schipol ATR Eastern Support Pte., Ltd 1.053.134 1.835.357 ATR Eastern Support Pte., Ltd Lainnya (masing-masing kurang dari 5% Others (each below 5% of total jumlah hutang usaha) 8.016.984 4.536.936 trade accounts payable)

Jumlah 33.520.152 27.308.618 Total

Analisis umur hutang usaha adalah sebagai berikut : The aging analysis of trade payables is as follows: 2010 2009

Sampai dengan satu bulan 4.447.629 1.762.726 Until 1 month >1 sampai 2 bulan 4.211.633 3.573.517 >1 month - 2 months >2 sampai 3 bulan 907.747 1.580.822 >2 months - 3 months >3 sampai 12 bulan 9.021.121 20.391.553 > 3 months - 12 months

Lebih dari 12 bulan 14.932.022 - > 12 months

Jumlah 33.520.152 27.308.618 Total

Berdasarkan mata uang: Trade payables based on currency: 2010 2009

Dolar AS 19.260.712 21.299.701 US Dollar Euro 9.337.764 4.772.407 Euro Rupiah 4.733.854 1.198.560 Rupiah Dolar Sin 187.822 37.950 Sin Dollar

Jumlah 33.520.152 27.308.618 Total

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

28

14. HUTANG LAIN-LAIN – PIHAK KETIGA 14. OTHER PAYABLES - THIRD PARTIES

Rincian akun ini adalah sebagai berikut: This account consists of: 2010 2009

PT Badak Natural Gas Liqufaction 6.473.520 - PT Badak Natural Gas Liqufaction Flaming Luck Investments Limited 2.475.000 - Flaming Luck Investments Limited PT Citra International Underwriter 2.099.331 389.362 PT Citra International Underwriter Koperasi Bimantara 134.545 129.998 Koperasi Bimantara PT JAS 32.351 32.351 PT JAS Asuransi Parolamas - 5.039.052 Parolamas Insurance Lainnya 6.986.235 6.586.249 Others

Jumlah 18.200.982 12.177.012 Total

15. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR 15. ACCRUED EXPENSES

Rincian akun ini adalah sebagai berikut: This account consists of: 2010 2009

Perbaikan dan pemeliharaan 1.603.600 1.603.600 Repairs and maintenance Beban pembiayaan 266.920 1.557.332 Finance lease Lainnya - 2.443.328 Others

Jumlah 1.870.520 5.604.260 Total

Biaya masih harus dibayar perbaikan dan pemeliharaan pesawat merupakan estimasi perbaikan dan pemeliharaan pesawat berdasarkan jam terbang.

Accrued expense of aircraft repairs and maintenance was estimated based on flying hours.

16. HUTANG BANK JANGKA PANJANG 16. LONG - TERM BANK LOANS

Akun ini merupakan hutang bank jangka panjang dengan rincian sebagai berikut:

This account represents long-term bank loans with details as follows:

2010 2009

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Dolar AS 116.333.056 107.285.331 United States Dollar Rupiah 30.247.000 30.247.000 Indonesian Rupiah PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Syariah Mandiri Dolar AS 77.410.451 84.412.000 United States Dollar PT Bank DKI unit syariah PT Bank DKI unit syariah Dolar AS 10.114.875 12.925.000 United States Dollar

Sub Total 234.105.382 234.869.331 Sub Total Bagian jatuh tempo dalam satu tahun (117.441.512) (89.684.780) Current maturities

Bagian jangka panjang 116.663.870 145.184.551 Long–term portion

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

29

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Muamalat Indonesia Tbk

Berdasarkan perjanjian pembiayaan Al Murabahah tanggal 20 Januari 2004, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman untuk refinancing dan modal kerja masing-masing maksimal sebesar US$ 1.193.675 dan US$ 1.306.325. Fasilitas refinancing digunakan untuk melunasi hutang kepada Bank Niaga sehubungan pembelian 2 unit helikopter Dauphin N dan fasilitas modal kerja digunakan untuk pembelian spareparts helicopter Dauphin N. Kedua fasilitas tersebut berjangka waktu 48 bulan sampai dengan bulan Januari 2008, dengan margin sebesar US$ 159.166 untuk fasilitas refinancing dan US$ 174.187 untuk fasilitas modal kerja, dibayar secara bulanan sesuai dengan jadwal angsuran yang telah ditentukan.

Based on Al Murabahah financing agreement dated January 20, 2004, the Company obtained credit facilities for refinancing and for working capital requirements amounting to US$ 1,193,675 and US$ 1,306,325, respectively. The refinancing facility was used for payment of loans to Bank Niaga regarding the purchase of 2 units of Dauphin N helicopter, while the working capital facility was used for the purchase of spare parts of Dauphin N helicopter. The facilities have a payment period of 48 months up to January 2008, with a margin of US$ 159,166 for the refinancing facility and US$ 174,187 for the working capital facility, and repayable on monthly basis based on a scheduled payment scheme.

Pada tanggal 29 September 2005, Perusahaan

mendapat fasilitas pembiayaan Al Murabahah untuk pembelian spareparts sebesar US$ 400.000, jangka waktu 36 bulan dengan marjin sebesar US$ 71.410 yang dibayar secara bulanan. Pinjaman ini jatuh tempo pada bulan Nopember 2008. (Catatan 10).

On September 29, 2005, the Company obtained financing facility amounting to US$ 400,000 for the purchase of aircraft spareparts, with a term of 36 months and have a margin amounting to US$ 71,410, repayable on a monthly basis. This loan is due in November 2008. (Note 10).

Pada bulan April 2004, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan modal kerja maksimal sebesar Rp 10 miliar, jangka waktu 36 bulan, dengan marjin sebesar Rp 2.834.982 yang dibayar secara bulanan. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian spareparts helicopter Bell 212. Selanjutnya, pada bulan Pebruari 2005, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan Al Murabahah sebesar US$ 500.000 yang digunakan untuk pembelian spareparts. Berdasarkan surat persetujuan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk tanggal 29 September 2005, fasilitas pembiayaan sebesar Rp 10 miliar dan US$ 500.000 telah diubah menjadi fasilitas pembiayaan Al-Musyarakah sebesar US$ 1.101.597.

In April 2004, the Company obtained working capital facility with a maximum amount of Rp 10 billion, a term of 36 months, and a margin amounting to Rp 2,834,982, repayable on a monthly basis. This facility was used for the purchase of Bell 212 helicopter spareparts. In February 2005, the Company obtained Al Murabahah financing facility amounting to US$ 500,000 for the purchase of aircraft spareparts. Based on PT Bank Muamalat Indonesia Tbk agreement letter, dated September 29, 2005, the financing facility of Rp 10 billion and US$ 500,000 were formally changed to Al-Musyarakah financing facility, by converting loan from Rupiah to US Dollar amounting to US$ 1,101,597.

Selanjutnya, pada bulan Nopember 2005, fasilitas ini diubah menjadi sebesar US$ 955.317 dengan marjin sebesar US$ 122.350, fasilitas pinjaman ini jatuh tempo Nopember 2008. (Catatan 10).

Then, in November 2005, the above mentioned facility was restructured to US$ 955,317, with a margin amounting to US$ 122,350. This facility was due in November 2008. (Note 10).

Pada bulan Pebruari 2007, Perusahaan memperoleh

fasilitas pembiayaan Wa’ad sebesar US$ 5.200.000, jangka waktu 78 bulan, dengan marjin sebesar US$ 1.736.200 yang dibayar secara bulanan. Untuk menambah dana dari fasilitas pembiayaan Waad, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman melalui fasilitas pembiayaan Al Murabahah pada bulan Mei 2007 sebesar US$ 580.000, jangka waktu 78 bulan, dengan marjin sebesar US$ 193.300 yang dibayar secara bulanan. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian 1 (satu) unit pesawat tipe ATR 42–300 dan 1 unit pesawat tipe Fokker 50.

In February 2007, the Company obtained Wa‟ad working capital facility amounting to US$ 5,200,000, with a term of 78 months, and a margin amounting to US$ 1,736,200, repayable on a monthly basis. In addition to the Wa‟ad loan, the Company obtained an additional working capital facility in May 2007, amounting to US$ 580,000, with a term of 78 months, and a margin amounting to US$ 193,300 repayable on a monthly basis. This facility was used for the purchase 1 (one) unit of aircraft type ATR 42-300 and 1 (one) unit of aircraft type Fokker 50.

Pada bulan Mei 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas

pembiayaan Al Murabahah sebesar US$ 1.120.000, jangka waktu 60 bulan, dengan marjin sebesar US$ 275.000 yang dibayar secara bulanan. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian spareparts dan bahan bakar. Pinjaman ini jatuh tempo pada bulan April 2012.

In May 2007, the Company obtained an Al Murabahah working capital facility amounting to US$ 1,120,000, with a term of 60 months, and a margin amounting to US$ 275,000, repayable on a monthly basis. This facility was used for the purchase of spareparts and fuel. The loan maturity date is in April 2012.

16. HUTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan) 16. LONG - TERM BANK LOAN (continued)

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

30

Pada bulan Juni 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas

pembiayaan Al Murabahah sebesar US$ 3.335.000, jangka waktu 60 bulan, dengan marjin sebesar US$ 818.776 yang dibayar secara bulanan, mulai bulan Juni 2007. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian spareparts dan bahan bakar. Pada bulan Juni 2007, perusahaan juga memperoleh fasilitas pembiayaan Al Murabahah sebesar US$ 1.545.000, jangka waktu 60 bulan, dengan marjin US$ 379.210 yang digunakan untuk uang muka pembelian 2 unit pesawat Fokker 50.

In June 2007, the Company obtained an Al Murabahah working capital facility amounting to US$ 3,335,000, with a term of 60 months, and a margin amounting to US$ 818,776, repayable on a monthly basis starting from June 2007. This facility was used for the purchase of spare parts and fuel. In June 2007, the Company also obtained an Al Murabahah financing facility amounting to US$ 1,545,000, with a term of 60 months and a margin amounting to US$ 379,210 to be used as an advance payment for the purchase of 2 unit of Fokker 50 aircraft.

Pada bulan Juni 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas

pembiayaan Wa’ad sebesar US$ 3.150.000, jangka waktu 72 bulan, dengan marjin sebesar US$ 1.051.590 yang dibayar secara bulanan, mulai bulan Juni 2007. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian 1 unit pesawat tipe ATR 42–300. Pinjaman ini jatuh tempo pada bulan Juni 2013.

In June 2007, the Company obtained a Wa‟ad working capital facility amounting to US$ 3,150,000, with a term of 72 months, and a margin amounting to US$ 1,051,590, repayable on a monthly basis starting from June 2007. This facility was used for the purchase of 1 (one) unit of aircraft type ATR 42-300. The loan maturity date is in June 2013.

Pada bulan Juli 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas

pembiayaan Wa’ad sebesar US$ 1.000.000, jangka waktu 72 bulan, dengan marjin sebesar US$ 144.448 yang dibayar secara bulanan. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian mesin dan spareparts. Pinjaman ini jatuh tempo pada bulan Agustus 2010.

In July 2007, the Company obtained Wa‟ad working capital facility amounting to US$ 1,000,000, with a term of 72 months, and a margin amounting to US$ 144,448, repayable on monthly basis. This facility was used for the purchase of engine and spare parts. The loan maturity date is in August 2010.

Pada bulan Mei 2009, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk

merestrukturisasi semua fasilitas yang dimiliki Perusahaan menjadi fasilitas Al Musyarakah dengan nilai sebesar USD 11.445.540 yang merupakan baki debet dari plafond awal sebesar USD 15.930.000.

In May 2009, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk restructure all facilities owned by the Company to Al Musyarakah facility with a value of USD 11,445,540 which is a debit balance of the initial ceiling of USD 15,930,000.

Pada bulan April 2009 Perusahaan mendapat fasilitas

pembiayaan Al Musyarakah dengan pagu sebesar Rp 34.800.000. Fasilitas yang disalurkan kepada Perusahaan pada tahun 2009 sebesar Rp 30.247.000 dengan jangka waktu 60 bulan. Fasilitas ini digunakan untuk modal kerja proyek Total E&P Indonesie. Adapun jaminan atas fasilitas ini merupakan paripasu dengan fasilitas Al Musyarakah (restruktur) diatas.

In April 2009, the Company obtained Al Musyarakah financing facility with ceiling amounting to Rp 34,800,000 to the period of 60 months. This facility had been dropped for the Company in the amount of to Rp 30,247,000 in 2009. The purpose of this facility is a for working capital of Total E&P Indonesie project. Collaterals for this facility is a cross collateral with Al Musyarakah (restructured) facility.

Seluruh pinjaman diatas dijamin dengan 3 unit pesawat

Fokker 50 (PK-TSN, PK-TSO dan PK-TSP), 2 unit pesawat ATR 42-300 (PK-TSY dan PK-TSZ), Tanah dan bangunan yang terletak di Balikpapan.

All the above loans are secured by 3 units of Fokker 50 (PK-TSN, PK-TSO, and PK-TSP) aircraft, 2 units of ATR 42-300 aircraft (PK-TSY and PK-TS), Land and Buildings located in Balikpapan.

Pada bulan Nopember 2010 Perusahaan mendapat

fasilitas pembiayaan Ijarah Muntahiyya Bittamlik sebesar US$ 7.100.000 untuk pengadaan 1 unit pesawat ATR 42-500 PK-THT dengan jangka waktu 60 bulan.

In November 2010, the Company obtained on Ijarah Muntahiyya Bittamlik payment facility for US$ 7,100,000, for purchasing of 1 unit ATR 42-500 aircraft PK-THT with 60 months payment period.

Pada bulan Nopember 2010 Perusahaan mendapat

fasilitas pembiayaan Al Musyarakah sebesar US$ 1.000.000 untuk modal kerja pelaksanaan kontrak pesawat dengan PT Badak LNG dengan jangka waktu 12 bulan.

In November 2010, the Company obtained on Al Musyarakah payment facility for US$ 1,000,000 working capital to conduct a contract with PT Badak LNG with 12 months.

Pada bulan Nopember 2010 Perusahaan mendapat

fasilitas pembiayaan Al Murabahah sebesar US$ 600.000 untuk pembelian spare part dan mesin pesawat PK-THT dengan jangka waktu 12 bulan.

In November 2010, the Company obtained on Al Murubahah payment facility for US$ 600,000 for purchasing spare part and aircraft engine of PK-THT aircraft with 12 months payment period.

Saldo fasilitas pinjaman per 31 Desember 2010 dan

2009 adalah sebesar Rp 146.580.056 dan Rp 137.532.331.

The balances of loan facility as of December 31, 2010 and 2009 amounted to Rp 146,580,056 and Rp 137,532,331, respectively.

16. HUTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan) 16. LONG - TERM BANK LOAN (continued)

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

31

PT Bank DKI unit Syariah PT Bank DKI unit Syariah Pada bulan Januari 2008, Perusahaan memperoleh

fasilitas Al Musyarakah dan Wakalah Bil Ujrah sebesar US$ 3.500.000, jangka waktu 48 bulan, yang kemudian dilakukan addendum pada tanggal 31 Desember 2008 menjadi US$ 2.000.000, dengan bagi hasil setara dengan 8% yang dibayar secara bulanan. Fasilitas ini digunakan untuk modal kerja proyek Fixed Wing Charter. Saldo pinjaman ini per tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 sebesar Rp 10.114.875 dan Rp 12.925.000.

In January 2008, the Company obtained Al Musyarakah and Wakalah Bil Ujrah facility amounting to US$ 3,500,000, with a term of 48 months, then afterwards addendum has been made on December 31, 2008 to US$ 2,000,000, with profit sharing at 8% of payment every month. This Facility was used as project working capital for Fixed Wing Charter. The balance of loan this as of December 31, 2010 and 2009 amounted to Rp 10,114,875 and Rp 12.925.000, respectively.

PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Syariah Mandiri

Berdasarkan perjanjian pinjaman talangan (bridging loan) tanggal 26 September 2008 dan 6 Oktober 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas Al Murabahah sebesar US$ 9.155.000. Hutang ini jatuh tempo pada bulan Maret 2009. Pinjaman ini dijamin dengan tagihan kepada Total E&P Indonesie dan satu unit helikopter EC-155 B1 (PK-TPG) (Catatan 4 dan 9). Perjanjian ini diperpanjang sampai dengan 30 Maret 2011. Saldo per 31 Desember 2010 dan 2009 sebesar Rp 77.410.451 dan Rp 84.800.000 dengan nisbah setara 8,5% per tahun.

Based on the bridging loan, dated September 26, 2008 and October 6, 2008, the Company obtained financing facility amounting to US$ 9,155,000. The loan will mature in March 2009. The loan is secured by receivables from Total E&P Indonesie and one unit of helicopter EC-155 B1 (PK-TPG) (Notes 4 and 9). The loan was extended until March 30, 2011. The balance of this loan as of December 31, 2010 and 2009 amounted to Rp 77,410,451 and 84,400,000, respectively with nisbah equivalent to 8.5% per annum.

Sehubungan dengan fasilitas tersebut, Perusahaan diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu yang harus mendapat persetujuan tertulis dari PT Bank Syariah Mandiri, antara lain mencari tambahan pembiayaan baru; melakukan penyertaan saham; membagi dividen; melakukan transaksi dengan pihak lain di luar kegiatan bisnis inti; mengeluarkan pernyataan hutang dalam bentuk pinjaman, penyewaan atau garansi kepada pihak lain; menjual, mentransfer dan menjaminkan harta Perusahaan yang telah dijaminkan; mengubah anggaran dasar Perusahaan, khususnya mengenai modal, pengurus dan pemegang saham; membubarkan Perusahaan; meminta dinyatakan pailit dan mengalihkan hak atas barang jaminan kepada pihak lain.

In relation to these credit facilities, the Company is restricted by certain covenants, without written approval from PT Bank Syariah Mandiri such as, obtain loan or new credit facility; invest in shares of stock; distribute dividend; enter into transactions with other parties other than the Company‟s core business; issue indebtedness statement for loan, rental and guarantee to other party; sell, transfer and use as collateral the Company‟s assets used as collateral for these loans; change the Company‟s Articles of Association and in particular change in the capital stock, the Company‟s management and stockholders; liquidate the Company; ask other party to file a bankruptcy for the Company and transfer the title of collateralized assets to other party.

Perusahaan telah menerima surat persetujuan perubahan negative covenant dari PT Bank Syariah Mandiri sesuai Surat No. 8/595-3/DPB1 tanggal 16 Agustus 2006 yaitu setiap perubahan pengurus, pemegang saham dan pembagian dividen wajib dilaporkan secara tertulis kepada bank tersebut.

The Company received approval on the changes of negative covenants from Bank Syariah Mandiri in the Letter No. 8/595-2/DPB1, dated August 16, 2006, which stated that changes of management, stockholders, payment of dividend should be reported to PT Bank Syariah Mandiri in writing.

Pada tanggal 31 Desember 2010, Manajemen berpendapat bahwa Perusahaan mematuhi seluruh perjanjian yang di buat oleh bank.

As of December 31, 2010, the management of the Company believes that it has complied with all important covenants required by the bank.

17. SEWA PEMBIAYAAN 17. OBLIGATIONS UNDER FINANCE LEASE

Akun ini merupakan hutang sewa pembiayaan kendaraan bermotor dari PT Astra Sedaya Finance, sebagai berikut:

The account represents lease payables in relation to financing of motor vehicle by PT Astra Sedaya Finance – details of obligations by due date are as follows:

16. HUTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan) 16. LONG - TERM BANK LOAN (continued)

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

32

17. SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan) 17. OBLIGATIONS UNDER FINANCE LEASE (continued) 2010 2009

Pembayaran yang jatuh tempo Details of obligations under finance lease pada tahun : by due date : 2010 - 205.036 2010 2011 146.488 61.036 2011 2012 131.359 - 2012 2013 75.676 - 2013

Jumlah pembayaran minimum sewa 353.523 266.072 Total minimum lease payments Bunga (16.834) (12.243) Interest

Nilai tunai pembayaran minimum sewa 336.689 253.829 Present value of minimum lease payments Bagian jatuh tempo dalam satu tahun (146.488) (205.036) Current maturities

Bagian Jangka Panjang 190.201 48.793 Long-Term - Net of Current Maturities

Suku bunga sewa dengan PT Astra Sedaya Finance adalah 17% per tahun. Hutang sewa dibayar setiap bulan dalam jumlah tetap. Kendaraan bermotor tersebut sebagai jaminan atas pembiayaan ini (catatan 9).

Lease interest rate with PT Astra Sedaya Finance is 17% per annum. Lease obligations are repayable monthly at fixed amounts. The related vehicles were used as collateral for the lease (note 9).

18. PERPAJAKAN 18. TAXES

a. Pajak dibayar dimuka merupakan Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp 276.144 dan Rp 900.961 pada 31 Desember 2010 dan 2009.

a. Prepaid tax represents Value Added Tax amounting to Rp 276,144 and Rp 900,961 as of December 31, 2010 and 2009, respectively.

b. Hutang pajak terdiri dari : b. Taxes payables consist of:

2010 2009

Pajak penghasilan Income taxes Pasal 21 8.515.823 9.364.102 Article 21 Pasal 23 237.155 283.060 Article 23 Pasal 25 124.711 124.711 Article 25 Pasal 4(2) 346.853 493 Article 4(2) PPN 1.310.228 - Value added tax

Jumlah 10.534.770 9.772.366 Total

c. Rekonsiliasi antara rugi sebelum beban pajak penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dan taksiran rugi fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

c. Reconciliation between loss before income tax as shown in the statements of income and estimated fiscal loss for the years ended December 31, 2010 and 2009 are as follows:

2010 2009

Rugi sebelum manfaat Loss before income tax pajak penghasilan menurut (46.662.086) (42.360.594) per statements of income laporan laba rugi

Beda temporer: Temporary differences: Imbalan kerja 3.831.103 5.493.200 Employee benefits Sewa pembiayaan (996.359) (456.316) Finance leases Penyusutan (9.268.763) (16.250.595) Depreciation Beda tetap: Permanent differences: Tunjangan karyawan 15.832.677 15.211.123 Employees‟ allowances Penghasilan bunga yang pajaknya Interest income already subjected bersifat final (35.031) (57.068) to final tax Lain-lain 2.322.248 (2.568.670) Others

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

33

2010 2009

Estimasi rugi fiskal (34.976.211) (40.988.920) Estimated fiscal loss

Rugi fiskal yang dapat dikompensasi Tax loss carryforward 2008 84.945.079 84.945.079 2008 2009 40.988.920 40.988.920 2009 2010 34.976.211 - 2010

Jumlah 160.910.210 125.933.999 Total

Pajak penghasilan dibayar di muka: Prepayments of incomee tax: Pasal 22 34.822 18.994 Article 22 Pasal 23 2.444.680 3.776.731 Article 23

Jumlah pajak penghasilan dibayar di muka 2.479.502 3.795.725 Total prepayments of income tax

Taksiran tagihan pajak penghasilan awal 8.751.878 4.956.153 Estimated claim for tax refund beginning

Taksiran tagihan pajak penghasilan 11.231.380 8.751.878 Estimated claim for tax refund

d. Perhitungan manfaat pajak tangguhan atas beda temporer yang signifikan antara pelaporan komersial dan pajak dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku untuk tahun 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

d. The deferred tax benefit computation of significant temporary differences between commercial and fiscal statements using tax rates in 2010 and 2009 are as follows:

2010 2009

Rugi Fiskal 8.744.053 10.247.230 Fiscal loss Penyisihan imbalan kerja 957.776 1.373.299 Employee benefits Penyusutan (2.413.983) (3.427.001) Depreciation Sewa pembiayaan (249.090) (114.079) Finance lease Koreksi karena perubahan tarif - 492.479 Correction due to changes in tax rate

Jumlah manfaat pajak penghasilan tangguhan 7.038.756 7.586.970 Total deferred tax benefit

e. Rincian aset dan kewajiban pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

e. The details of deferred tax assets and liabilities as of

December 2010 and 2009 are as follows :

2010 2009

Aset pajak tangguhan Deferred tax assets Rugi Fiskal 42.775.904 34.031.851 Fiscal loss Kewajiban imbalan kerja 6.435.073 5.477.297 Employee benefits

Kewajiban pajak tangguhan Deferred tax liabilities Penyusutan aset tetap (18.455.171) (16.041.188) Depreciation Sewa pembiayaan (550.974) (301.884) Finance leases Beban tangguhan (3.249.813) (3.249.814) Deferred charges

Aset pajak tangguhan 26.955.019 19.916.262 Deferred tax assets - net

18. PERPAJAKAN (lanjutan) 18. TAXES (continued)

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

34

Pada September 2008, Undang-undang No. 7 tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya.

In September 2008, Law No. 7 year 1983 regarding “income tax” has been revised for the fourth time with law No. 36 Year 2008. The revised Law stipulates changes in corporate tax rate from a marginal tax rate to a single rate of 28% for fiscal year 2009 and 25% for fiscal year 2010 onwards.

Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan Perusahaan telah disampaikan kepada Kantor Pajak sampai dengan tahun fiskal tahun 2009. SPT Tahun 2010 Perusahaan akan dilaporkan sesuai dengan taksiran rugi fiskal yang diungkapkan dalam laporan keuangan. Semua hutang pajak dan pendapatan kena pajak / rugi fiskal telah dihitung dengan baik dan dilaporkan kepada kantor pajak sesuai dengan laporan keuangan auditan Perusahaan.

The Company‟s annual corporate income tax (SPT) tax has been submitted until for the fiscal year in 2009. SPT for the year 2010 of The Company will be reported according to fiscal loss estimation stated in the financial statements. All the taxes payable and fiscal loss has been calculated correctly and reported to the Tax Office in accordance with the audited financial statements.

Pada tanggal 18 Nopember 2009, Perusahaan telah menerima Surat Ketetapan Pajak yang menetapkan kurang bayar untuk pajak penghasilan (pasal 22, 23, 4(2)), pajak pertambahan nilai impor BKP, pajak pertambahan nilai atas barang mewah dan pajak penghasilan badan untuk tahun 2006 sebesar Rp 14.828.292 termasuk denda dan bunga. Perusahaan telah mengajukan keberatan pada tanggal 12 Pebruari 2010. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, perusahaan belum melunasi SKPKB tersebut.

In November 18, 2009, the Company has received tax assessment for underpayment of withholding taxes (articles 22, 23, 4(2)), value added tax of import taxable good, luxury sales tax, corporate income tax for fiscal year 2006 amounting to Rp 14,828,292 including interests and penalties. The Company has filed an objection against the tax assessments on February 12, 2010. As of December 31, 2010, the Company has not paid the underpayment.

Pada tanggal 5 Nopember 2010, perusahaan telah menerima Surat Keputusan Direktur Pajak tentang Keberatan Wajib Pajak Atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Penghasilan Pasal 4 (2) untuk tahun 2006 yang memutuskan menerima seluruhnya keberatan wajib pajak, sehingga hasilnya menjadi nihil.

On November 5, 2010, the Company received tax assessment for tax payer objection of tax assessment for underpayment of withholding taxes article 4 (2) for the year of 2006 which is a decision of the approval for all of tax payer objection, so the result becomes zero.

Pada tanggal 5 Nopember 2010, perusahaan telah menerima Surat Keputusan Direktur Pajak tentang Keberatan Wajib Pajak Atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai dan Jasa Impor BKP dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah untuk tahun pajak 2006 yang memutuskan menolak seluruhnya keberatan wajib pajak. Atas putusan tersebut perusahaan mengajukan banding pada tanggal 28 Januari 2011.

On November 5, 2010, the Company received tax assessment for tax payer objection of tax assessment for underpayment of value added tax of import taxable good and luxury sales tax for the year of 2006 which is a rejection for refuse all of tax payer objection. Because of that decision, the company filed an appeal on January 28, 2011.

Pada tanggal 12 Nopember 2010, perusahaan telah menerima Surat Keputusan Direktur Pajak tentang Keberatan Wajib Pajak Atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan badan untuk tahun 2006 yang memutuskan menerima sebagian keberatan wajib pajak. Atas keputusan tersebut, telah diperhitungkan dengan cara pemindahbukuan.

On November 12, 2010, the Company received tax assessment for tax payer objection of tax assessment for underpayment of withholding corporate income taxes for the year of 2006 which is a decision of the approval for just a part of tax payer objection. For this decision, has been calculated in a way bay overbooking.

Pada tanggal 15 Nopember 2010, perusahaan telah menerima Surat Keputusan Direktur Pajak tentang Keberatan Wajib Pajak Atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Penghasilan Pasal 22 Impor untuk tahun 2006 yang memutuskan menerima seluruhnya keberatan wajib pajak.

On November 15, 2010, the Company received tax assessment for tax payer objection of tax assessment for underpayment of withholding taxes article 22 for the year of 2006 which is a decision of the approval for all of tax payer objection.

18. PERPAJAKAN (lanjutan) 18. TAXES (continued)

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

35

Pada tanggal 20 April 2010, Perusahaan telah menerima Surat Ketetapan Pajak yang menetapkan kurang bayar untuk pajak penghasilan pasal 23, untuk tahun 2008 sebesar Rp 6.518.529 termasuk denda dan bunga. Perusahaan telah mengajukan keberatan pada tanggal 27 April 2010. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan belum melunasi SKPKB tersebut.

On April 20, 2010, the Company has received a tax assessment which confirmed the underpayment for income tax article 23, for 2008 amounted to Rp 6,518,529 including penalties and interest. The Company has filed an objection on April 27, 2010. As of December 31, 2010, the Company has not paid the tax assessment.

19. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA 19. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITY Perusahaan memberikan imbalan untuk karyawannya

yang telah mencapai usia pensiun yaitu 55 tahun sesuai dengan Undang-undang No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Imbalan kerja tersebut tidak didanai.

The Company provides benefits for its employees who reach the retirement age of 55 based on the provisions of Labor Law No. 13/2003 dated March 25, 2003. The employee benefits liability is unfunded.

Tabel berikut ini merangkum komponen-komponen atas

beban imbalan kerja bersih yang diakui dalam laporan laba rugi dan jumlah yang disajikan dalam neraca sebagai kewajiban imbalan kerja berdasarkan penilaian aktuaria yang dilakukan oleh aktuaris independen PT Eldridge Gunaprima Solution berdasarkan laporannya pada tanggal 08 Maret 2011 untuk tahun 2010 dan 19 Maret 2010 untuk tahun 2009.

The following tables summarize the components of net employee benefits expense recognized in the statements of income and amount presented in the balance sheets for the employee benefits liability as determined by an independent actuary, PT Eldridge Gunaprima Solution, in its report dated March 08, 2011 for 2010 and March 19, 2010 for 2009 .

a. Beban imbalan kerja - bersih: a. Net employee benefits expense:

2010 2009

Beban jasa kini 3.087.946 3.017.075 Current service costs Beban bunga 2.554.223 2.855.495 Interest expense Amortisasi biaya jasa lalu yang Amortization past service belum diakui 1.179.418 1.179.419 obligation Kerugian amortisasi biaya Unrealized loss of amortization jasa kini yang belum diakui (76.516) - of current service costs

Jumlah 6.745.071 7.051.989 Total

b. Kewajiban imbalan kerja: b. Employee benefits liability:

2010 2009

Nilai kini kewajiban imbalan kerja 30.607.777 26.538.313 Present value of defined benefit obligation Keuntungan aktuarial yang belum diakui 1.974.900 3.392.679 Unrecognized actuarial gain Biaya jasa lalu yang belum diakui - non vested (6.842.384) (8.021.802) Unrecognized past service cost

Kewajiban bersih 25.740.293 21.909.190 Net liability

c. Mutasi kewajiban imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:

c. Movements in the employee benefits liability are as follows:

2010 2009

Saldo awal tahun 21.909.190 16.415.990 Balance at beginning of year Beban imbalan kerja tahun berjalan 6.745.071 7.051.989 Expense recognized in year Pembayaran imbalan kerja (2.913.968) (1.558.789) Benefits payment

Saldo akhir tahun 25.740.293 21.909.190 Balance at end of year

18. PERPAJAKAN (lanjutan) 18. TAXES (continued)

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

36

19. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA (lanjutan) 19. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITY (continued) Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam

menentukan kewajiban imbalan kerja pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

The principal assumptions used in determining employee benefits liability as of December 31, 2010 and 2009 are as follows:

Tingkat diskonto : 8% pada tahun 2010

dan10,5% pada tahun 2009 8% in 2010 and 10.5% in 2009

: Discount rate

Tingkat kenaikan upah : 7% pada tahun 2010 dan 8% pada tahun 2009

7% in 2010 and 8% in 2009

: Annual salary increment rate

Tingkat mortalitas : Tabel Mortalita Indonesia 2/ Mortality Indonesia Table 2

Mortality rate

Usia normal pensiun : 55 tahun/55 years : Normal retirement age 20. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG LAINNYA 20. OTHER LONG TERM LIABILITIES

Akun ini terdiri dari : This account consist of :

2010 2009

Hutang pembelian pesawat Purchase of aircraft - BAC 1-11 (PK-TRU)-Dolar AS 9.777.713 10.222.500 BAC 1-11 (PK-TRU) - US Dollar Uang jaminan pelanggan 7.663.532 9.400.000 Customer deposits Lain-lain - 113.172 Others

Jumlah 17.441.245 19.735.672 Total

Kewajiban atas pembelian pesawat yang merupakan

kewajiban kepada pihak ketiga (PT Wono Madu) dalam AS$ untuk memperoleh pesawat BAC 1-11 (PK-TRU). Kewajiban ini tidak dikenakan bunga dan akan dilunasi setelah pesawat tersebut dijual oleh Perusahaan.

A liability for the purchase of aircraft represents obligation to a third party (PT Wono Madu), in US Dollar in relation to the acquisition of BAC 1-11 (PK-TRU) aircraft. The liabilities are non-interest bearing and will be paid when the aircraft is sold by the Company.

Pada tahun 2009 PT TransNusa Air Services

memberikan jaminan atas sewa pesawat sebesar US$ 1.000.

In 2009, customer deposits represent PT TransNusa Air Services given deposits amounting to US$ 1,000 for aircraft rental.

21. MODAL SAHAM 21. CAPITAL STOCK Rincian pemilikan saham pada tanggal 31 Desember

2010 adalah sebagai berikut : The details of the share ownership as of December 31,

2010 are as follows: Jumlah Saham Ditempatkan dan Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor penuh/ Persentase Number of Pemilikan (%)/ Pemegang Saham/ Shares Issued Percentage of Jumlah/ Stockholders and Fully Paid Ownership (%) Amount

Seri A / Series A PT Global Transport Services 1.592.358.315 53,01% 159.235.832 Masyarakat dan karyawan / Publics and employees 730.365.102 24,32% 73.036.510

Jumlah Seri A / Total Series A 2.322.723.417 77.33% 232.272.342

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

37

21. MODAL SAHAM (lanjutan) 21. CAPITAL STOCK (continued) Jumlah Saham Ditempatkan dan Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor penuh/ Persentase Number of Pemilikan (%)/ Pemegang Saham/ Shares Issued Percentage of Jumlah/ Stockholders and Fully Paid Ownership (%) Amount

Seri B / Series B Global Far East Investments Ltd 365.005.000 12,15% 18.250.250 Starlight Ltd 316.000.000 10,52% 15.800.000

Jumlah Seri B / Total Series B 681.005.000 22,67% 34.050.250

Jumlah / Total 3.003.728.417 100,00% 266.322.592

Rincian pemilikan saham pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut :

The details of the share ownership as of December 31, 2009 are as follows:

Jumlah Saham Ditempatkan dan Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor penuh/ Persentase Number of Pemilikan (%)/ Pemegang Saham/ Shares Issued Percentage of Jumlah/ Stockholders and Fully Paid Ownership (%) Amount

PT Global Transport Services 1.592.358.315 68,56% 159.235.832 PT Usaha Gedung Bimantara 78.490 0,00% 7.849 Masyarakat dan karyawan/ Publics and employees 730.286.612 31,44% 73.028.661

Jumlah / Total 2.322.723.417 100,00% 232.272.342

Penambahan modal saham pada tahun 2009 berasal dari Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak 173.118.279 saham dengan harga Rp 186 per saham.

Increase in the Company‟s capital stock in year 2009 was a result of issuance 173,118,279 shares of stocks with preemptive rights with market value Rp 186 of each share.

Berdasarkan akta notaris tanggal 28 Juli 2010 No 11

tentang pernyataan keputusan rapat PT Indonesia Air Transport Tbk yang menetapkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 21 Mei 2010, yang menyetujui rencana perusahaan untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu dalam rangka konversi wesel bayar perusahaan menjadi kepemilikan saham.

Based on notarial deed dated July 28, 2010 number 11 on the statement of the meeting the decision of PT Indonesia Air Transport Tbk which establishes the resolution of the General Meeting of Stockholders on May 21, 2010, which approved the Company's plans to to make additional capital without preemptive rights in the context of conversion of corporate notes payable into shares.

Pada tanggal 30 September 2010, dilakukan

penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu sebesar Rp 34,050,250 ribu dengan menerbitkan Saham Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 50.

In September 30, 2010, there were additional capital without preemptive rights amounting to Rp 34,050,250 thousand by issuing Series B shares with a nominal value of Rp 50.

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

38

22. AGIO SAHAM 22. ADDITIONAL PAID - IN CAPITAL Rincian agio saham sebagai berikut: The details of additional paid-in capital are as follows: 2010 2009

Penawaran umum perdana saham tahun Public offering of shares in 2006- 2006-setelah dikurangi biaya emisi less issuance cost of shares amounted saham sebesar Rp 2.900.228 10.059.772 10.059.772 to Rp 2,900,228 Pelaksanaan opsi saham karyawan Employee stock option tahun 2007 305.834 305.834 exercised in 2007 Penawaran umum terbatas dengan Limited offering through rights hak memesan efek terlebih dahulu issue with preemptive rights tahun 2008 12 12 in 2008 tahun 2009 14.888.171 14.888.171 in 2009 Biaya emisi saham (487.414) (487.414) Shares issuance costs

Jumlah 24.766.375 24.766.375 Total

23. PENDAPATAN USAHA 23. OPERATING REVENUES Rincian pendapatan sebagai berikut: The details of revenues are as follows: 2010 2009

Jasa penyewaan pesawat Aircraft services Contract charter 174.713.140 228.382.883 Contract charter Spot charter 39.882.005 9.733.675 Spot charter Jasa perbaikan dan pemeliharaan pesawat 49.863 1.248.764 Aircraft repairs and maintenance services

Jumlah 214.645.008 239.365.322 Total

Seluruh pendapatan usaha diperoleh dari pihak ketiga.

All the operating revenues were derived from transactions with third parties.

Pendapatan usaha dari pelanggan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha berasal dari:

Revenues derived from the following customers represent more than 10% of the total operating revenues of the respective periods:

2010 2009

Total E&P Indonesie 117.716.819 123.613.674 Total E&P Indonesie PT Transnusa Air Service 31.927.206 - PT Transnusa Air Service PT International Nickel Indonesia Tbk 29.248.688 35.101.405 PT International Nickel Indonesia Tbk PT Metro Batavia - 47.202.017 PT Metro Batavia PT Conoco Phillips Indonesia Ainc Ltd - 2.243.943 PT Conoco Philips Indonesia Ainc Ltd

Jumlah 178.892.713 208.161.039 Total

24. BEBAN LANGSUNG 24. DIRECT COSTS Rincian beban langsung adalah sebagai berikut: The details of direct cost are as follows: 2010 2009

Mesin dan suku cadang utama 41.045.050 67.635.272 Engine and major spareparts Ijarah 34.294.037 39.476.899 Ijarah

Penyusutan (Catatan 9) 22.754.434 23.353.173 Depreciation (Note 9) Asuransi 23.812.492 27.752.525 Insurance Gaji dan tunjangan 13.587.892 20.533.464 Salaries and allowances

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

39

24. BEBAN LANGSUNG (lanjutan) 24. DIRECT COSTS (continued) 2010 2009

Suku cadang 10.445.679 10.379.888 Spare parts Bahan bakar 7.898.502 6.892.725 Fuel Lampu pendaratan 1.317.397 1.926.286 Landing light Lain – lain (masing-masing dibawah Others Rp 2.000.000) 17.108.014 9.586.831 (less than Rp 2,000,000)

Jumlah 172.263.497 207.537.063 Total

25. BEBAN USAHA 25. OPERATING EXPENSES Rincian beban usaha adalah sebagai berikut: The details of operating expenses are as follows: 2010 2009

Gaji dan tunjangan 26.575.143 29.179.348 Salaries and allowance Perjalanan dinas 11.772.128 13.308.779 Travelling Imbalan kerja (Catatan 19) 6.745.071 7.051.989 Employee benefits (Note 19) Sewa 4.948.813 4.283.742 Rent Penyusutan (Catatan 9) 4.686.924 2.163.598 Depreciation (Note 9) Lisensi pilot 4.129.487 6.239.883 Pilot license Asuransi 3.120.196 3.251.634 Insurance Utilitas 1.760.593 1.334.913 Utilities Komunikasi 1.722.810 1.387.056 Communications Perbaikan dan pemeliharaan 1.563.549 1.160.715 Repairs and maintenance Perlengkapan kantor 1.552.527 1.143.333 Office supplies Pelatihan 812.591 282.512 Trainin g Jasa Profesional 456.850 829.732 Professional fees Lain-lain (masing-masing dibawah Others Rp 140.000) 1.404.146 788.323 (less than Rp Rp 140,000)

Jumlah 71.250.828 72.405.557 Total

26. BEBAN PEMBIAYAAN 26. FINANCING EXPENSE 2010 2009

Hutang bank dan pinjaman jangka panjang 21.659.731 25.024.409 Bank loan and loan-term loans Hutang sewa - Murabahah 6.638.769 582.215 Lease obligations - Murabahah Murabahah tangguhan - 7.013.647 Deferred murabahah

Jumlah 28.298.500 32.620.271 Total

27. BEBAN LAIN-LAIN - BERSIH 27. OTHER CHARGES – NET 2010 2009

Provisi dan administrasi bank (7.175.627) (6.609.105) Bank and other financing charges Lain-lain 7.738.012 4.986.354 Others

Bersih 562.385 (1.622.751) Net

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

40

28. RUGI BERSIH PER SAHAM DASAR 28. BASIC LOSS PER SHARE Perhitungan rugi bersih per saham dasar didasarkan

pada data berikut : The calculation of basic loss per share is based on the

following data: Rugi bersih Net loss 2010 2009

Rugi bersih periode berjalan (39.623.330) (34.773.624) Net loss for the year

Jumlah Saham Number of shares Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar (penyebut)

untuk tujuan penghitungan laba per saham dasar adalah sebagai berikut :

The weighted average number of shares outstanding (denominator) for the computation of loss per share is as follows:

2010 2009

Saldo awal tahun 2.140.000.000 2.140.000.000 Balance at beginning of year Penerbitan saham melalui opsi saham Share issue through the employee karyawan (tanggal 17 Oktober 2007) 1.921.000 1.921.000 stock option (on October 17, 2007) Penawaran umum terbatas dengan Limited offering through rights hak memesan efek terlebih dahulu 173.118 173.118 issue with preemptive rigths Penawaran umum terbatas tanpa Limited offering through rights hak memesan efek terlebih dahulu 681.005 - issue without preemptive rigths

Weighted average Jumlah rata-rata tertimbang saham 2.142.775.123 2.142.094.118 number of shares outstanding

RUGI BERSIH PER SAHAM DASAR BASIC LOSS PER SHARE

2010 2009

Rugi per saham – Rupiah penuh 18 16 Loss per share – in full Rupiah amount

29. PROGRAM OPSI KARYAWAN 29. EMPLOYEE STOCK OPTION PLAN Berdasarkan rapat umum pemegang saham luar biasa

Perusahaan sebagaimana tercantum dalam akta No. 12 tanggal 9 Juni 2006, dari Notaris Meiyane Halimatussyadiah, SH, para pemegang saham menyetujui Program Pemilikan Saham Karyawan (ESOP). ESOP akan diberikan kepada direksi dan komisaris yang telah menjabat sejak tanggal 1 agustus 2006 serta karyawan tetap yang mempunyai masa kerja minimal 5 tahun. Jumlah hak opsi sebanyak 90 juta saham yang akan diberikan secara bertahap dalam jangka waktu 5 tahun dengan ketentuan tahap pertama sebanyak 20% dari jumlah opsi akan diberikan bersamaan dengan penawaran umum perdana Perusahaan dan tahap kedua sampai dengan tahap kelima masing-masing sebanyak 20% dari jumlah opsi akan diberikan setelah Rapat Umum Pemegang Saham tahun 2007, 2008, 2009 dan 2010. Setiap hak opsi memberikan hak untuk membeli 1 saham baru Perusahaan.

Based on the Company‟s Extraordinary General Meeting of Stockholders, as stated in Deed No. 12 dated June 9, 2006, of Notary Meiyane Halimatussyadiah, SH, the stockholders approved the Employee Stock Option Plan (ESOP). The ESOP will be granted to the directors and commissioners that have been employed by the Company since August 1, 2006 and to permanent employees that have a minimum of 5 working years. The option rights available to be exercised amounted to 90 million stocks and they will be given in several phases within a minimum period of 5 years, with the following provisions: 20% of option will be given in the first phase along with the Company‟s Initial Public Offering. For phase 2 through phase 5, each of a portion of 20% of options will be given, within every year after the Company‟s General Meeting of Stockholders, which is in the year of 2007, 2008, 2009, and 2010. Each option rights entitles the holder to buy 1 new stock of the Company.

Pada tahun 2010 dan 2009 tidak terdapat saham yang

dieksekusi There has no stock option exercised In 2010 and 2009.

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

41

29. PROGRAM OPSI KARYAWAN (lanjutan) 29. EMPLOYEE STOCK OPTION PLAN (continued) Nilai wajar opsi diestimasi pada tanggal pemberian opsi

dengan menggunakan model the Black-Scholes Option Pricing. Asumsi utama untuk menghitung nilai wajar opsi adalah sebagai berikut:

The fair value of the option is estimated on the grant date using the Black-Scholes Option Pricing model. Key assumptions used in calculating the fair value of the options are as follows:

Opsi gagal diperoleh 0,0822% Options forfeiture Suku bunga bebas risiko 8,25% Risk-free interest rate Periode opsi 5 tahun/years Option period Ketidakstabilan harga saham 51,06% Expected stock price volatility Dividen diharapkan 2,63% Expected dividend

30. KOMITMEN DAN KONTINJENSI 30. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES Perusahaan menghadapi kasus litigasi di Pengadilan

Negeri Jakarta Selatan sebagai tergugat II atas gugatan dari Syarifuddin Harahap terhadap PT Conoco Philips Indonesia Ainc Ltd sebagai tergugat I sehubungan dengan transaksi pembatalan performance bond. Proses perkara ini telah selesai dan berkekuatan hukum tetap, dengan putusan nomor 1221/Pdt.G/2009/PN.Jkt.Sel tertanggal 14 Oktober 2009.

The Company faced litigation case no. 1221/Pdt.G/2009/PN.Jkt.Sel in the South Jakarta District Court as 2nd defendant of Syarifuddin Harahap law suit to PT Conoco Philips Indonesia Ainc Ltd as 1st defendant, related to cancellation of performance bonds transaction. Based on Court decision letter No. 1221/Pdt.G/2009/PN.Jkt.Sel dated October 14, 2009, the case has been closed due to the agreed settlement between the involved parties.

31. INFORMASI SEGMEN 31. SEGMENT INFORMATION Segmen Usaha Business segments Untuk tujuan pelaporan, manajemen Perusahaan

menetapkan segmen usaha berdasarkan pertimbangan risiko dan hasil terkait dengan jasa yang diberikan yaitu jasa penyewaan pesawat serta jasa perbaikan dan pemeliharaan pesawat.

For management reporting purposes, subject to risks and returns of related services, the Company‟s management presented its business segment into charter aircraft and aircraft repairs and maintenance services.

Informasi segmen usaha Perusahaan adalah sebagai

berikut : Segment information of the Company is as follows :

2010 Jasa Perbaikan dan pemeliharaan Jasa Penyewaan pesawat/ Pesawat/ Aircraft repairs Charter and Jumlah/ PENDAPATAN USAHA Aircraft maintenance Amount OPERATING REVENUE

Pendapatan dari pihak eksternal 214.595.145 49.863 214.645.008 Revenue from external services

Hasil segmen 42.331.648 49.863 42.381.511 Segment results

Beban usaha tidak dapat dialokasi (71.250.828) Unallocated operating expenses

Rugi usaha (28.869.317) Loss from operations

Keuntungan kurs mata uang asing 9.732.815 Gain on foreign exchange - net Pendapatan bunga 35.031 Interest income Keuntungan penjualan aset tetap 175.500 Gain on disposal of fixed assets Beban pembiayaan (28.298.500) Financing expense Lain-lain – bersih 562.385 Others – net

Rugi sebelum pajak (46.662.086) Loss before tax

Manfaat pajak penghasilan 7.038.756 Income tax benefit

Rugi bersih (39.623.330) Net Loss

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

42

31. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) 31. SEGMENT INFORMATION (continued)

2010 Jasa Perbaikan dan pemeliharaan Jasa Penyewaan pesawat/ Pesawat/ Aircraft repairs Charter and Jumlah/ Aircraft maintenance Amount

ASET - ASSETS Aset segmen 493.851.504 493.851.504 Segment assets Aset tidak dapat dialokasi 99.561.307 - 99.561.307 Unallocated assets

Jumlah Aset 593.412.811 - 593.412.811 Total Assets

KEWAJIBAN LIABILITIES Kewajiban segment 381.840.362 - 381.840.362 Segment liabilities Kewajiban tidak dapat dialokasi 30.606.271 - 30.606.271 Unallocated liabilities

Jumlah kewajiban 412.446.633 - 412.446.633 Total liabilities

Pengeluaran modal Capital expenditure Penyusutan 22.754.434 3.862.706 26.617.140 Depreciation Penyusutan tidak dapat dialokasi - 824.218 824.218 Unallocated depreciation

Jumlah 22.754.434 4.686.924 27.441.358 Total

2009 Jasa Perbaikan dan pemeliharaan Jasa Penyewaan pesawat/ Pesawat/ Aircraft repairs Charter and Jumlah/ PENDAPATAN USAHA Aircraft maintenance Amount OPERATING REVENUE

Pendapatan dari pihak eksternal 238.116.558 1.248.764 239.365.322 Revenue from external services

Hasil segmen 30.772.261 1.055.998 31.828.259 Segment results

Beban usaha tidak dapat dialokasi (72.405.557) Unallocated operating expenses

Rugi usaha (40.577.298) Loss from operations Keuntungan kurs mata uang asing 40.650.868 Gain on foreign exchange - net Pendapatan bunga 41.276 Interest income Kerugian penjualan aset tetap (8.232.418) Loss on disposal of fixed assets Beban pembiayaan (32.620.271) Financing expense Lain-lain – bersih (1.622.751) Others – net

Rugi sebelum pajak (42.360.594) Loss before tax Manfaat pajak penghasilan 7.586.970 Income tax benefit

Rugi bersih (34.773.624) Net Loss

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

43

31. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) 31. SEGMENT INFORMATION (continued) 2009 Jasa Perbaikan dan pemeliharaan Jasa Penyewaan pesawat/ Pesawat/ Aircraft repairs Charter and Jumlah/ Aircraft maintenance Amount

ASET ASSETS Aset segmen 494.318.522 - 494.318.522 Segment assets Aset tidak dapat dialokasi 67.851.015 - 67.851.015 Unallocated assets

Jumlah Aset 562.169.537 - 562.169.537 Total Assets

KEWAJIBAN LIABILITIES Kewajiban segment 348.076.640 - 348.076.640 Segment liabilities Kewajiban tidak dapat dialokasi 27.553.639 - 27.553.639 Unallocated liabilities

Jumlah kewajiban 375.630.279 - 375.630.279 Total liabilities

Pengeluaran modal Capital expenditure Penyusutan 23.353.173 698.891 24.052.064 Depreciation Penyusutan tidak dapat dialokasi - 1.464.707 1.464.707 Unallocated depreciation

Jumlah 23.353.173 2.163.598 25.516.771 Total

Segmen geografis Geographical segments Perusahaan berlokasi di Jakarta dan Balikpapan,

sedangkan jasa diberikan ke beberapa wilayah. Pendapatan Perusahaan berdasarkan segmen geografis adalah sebagai berikut :

The Company is located in Jakarta and Balikpapan, while services are carried out in various geographical area in Indonesia. The distribution of the Company sales by geographical segments is as follows :

2010 2009

Balikpapan 148.231.686 106.311.881 Balikpapan Jakarta/Matak 3.112.959 16.471.346 Jakarta/Matak Lainnya 63.300.363 116.582.095 Others

Jumlah 214.645.008 239.365.322 Total

32. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN 32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT

Perkembangan situasi ekonomi yang terjadi dapat menimbulkan peluang dan risiko usaha yang mempengaruhi kinerja kinerja Perseroan. Dalam menjalankan kegiatan usahanya Perseroan juga tidak terlepas dari kemungkinan timbulnya risiko-risiko eksternal antara lain :

The economic situation can lead to business opportunities and risks that affect the performance of the Company. In business activities of the Company there is also the possibility of occurrence of external risks, including :

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

44

Risiko ketergantungan pada kontrak sewa Jangka Panjang

Risk of dependence on long-term lease

Sebagian besar sumber pendapatan Perseroan berasal

dari kegiatan menyewakan pesawat terbang dan helikopter dengan sistem kontrak jangka panjang. Mengingat bahwa jenis industri penerbangan charter adalah industri yang mengutamakan keselamatan dan kepuasan pelanggan baik dari aspek teknis operasional, perawatan atau aspek aspek lain, maka dalam setiap kontrak Perseroan dengan pelanggan terdapat klausula yang memungkinkan terjadinya pemutusan dan/ atau pengakhiran perjanjian secara sepihak dengan memberikan pemberitahuan 1 sampai 2 bulan di muka. Sehubungan dengan hal tersebut, pemutusan kontrak jangka panjang secara sepihak dapat berdampak terhadap pendapatan serta arus kas Perseroan. Demikian juga pada saat berakhirnya kontrak sewa jangka panjang, Perseroan tetap harus mengikuti tender ulang sesuai prosedur, sehingga terdapat kemungkinan Perseroan tidak memenangkan tender.

Most of the Company's income is derived from the leasing of aircrafts and helicopters under long-term contract systems. Given that the nature of charter flight industry places high value on customers' safety and satisfaction from the technical aspects of operational, maintenance or other aspects, within each contract between the Company and its customer there is a clause allowing the termination of the agreement by unilateral notice of 1 to two months in advance. In relation to this clause, the unilateral termination of a long-term contract can have an adverse effect on income and cash flow of the Company. Similarly at the end of a long term lease, the Company must still go through a retender process, as procedures dictates, that there is a possibility of not winning the tender.

Dalam hal ini, pengalaman beroperasi Perseroan serta pedoman usaha Perseroan yang selalu mengutamakan keselamatan dan kepuasan pelanggan telah berhasil menciptakan kepercayaan pelanggan, sehingga semenjak Perseroan berdiri tidak pernah mengalami pemutusan kontrak jangka panjang secara sepihak oleh pelanggan.

In this case, the Company's experience and business guide that puts customers' safety and satisfaction first has successfully created trust in the Company that ever since the Company was established there has not been any unilateral termination of long-term contract by the customer.

Risiko Perseroan dikenakan denda Risk of fines levied

Apabila Perseroan tidak dapat memenuhi penyerahan pesawat atau helicopter dan tidak dapat menerbangkan pesawat atau helicopter yang telah disewa sesuai ketentuan dan tanggal yang telah ditetapkan dalam kontrak perjanjian penyewaan, pengoperasian dan perawatan pesawat atau helicopter, Perseroan mempunyai risiko untuk dikenakan denda atau penalti oleh penyewa.

If the Company fails to meet the delegation of aircraft and helicopter, and is unable to operate the rented plane or helicopter in accordance with the terms and dates stipulated in the agreement for leasing, operation and maintenance of aircraft or helicopter, the Company has risks for fines or penalties imposed by tenants.

Risiko ketergantungan terhadap satu kelompok pelanggan tertentu

Risk of dependence on one particular group of customers

Sebagian besar pelanggan Perseroan berasal dari

kelompok perusahaan yang memiliki usaha di bidang minyak dan gas bumi serta pertambangan. Apabila usaha di bidang tersebut mengalami penurunan tentunya akan mempunyai dampak pada penurunan penyewaan pesawat dan helikopter, sehingga dapat mempengaruhi penerimaan Perseroan. Risiko ketergantungan terhadap kelompok pelanggan dibidang usaha ini telah berusaha diantisipasi Perseroan dengan mengikat kontrak penyewaan secara jangka panjang.

The majority of customers comes from the corporate group companies that are in the business of oil, gas, and mining. If the businesses in those fields are experiencing a downturn, they will have an impact of decrease in aircraft and helicopter rentals, which also adversely affects the Company's income. The risk of dependence on a group of customers in this business is being anticipated by entering long terms lease contracts.

32. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

45

Risiko persaingan usaha Risk of business competition Banyak operator baru hadir di industri jasa penerbangan

charter oleh karena didorong oleh deregulasi serta potensi keuntungan yang diberikannya telah memotivasi para operator baru untuk memasuki industri tersebut. Akan tetapi Perseroan beranggapan bahwa potensi persaingan dari para operator baru tersebut barulah benar-benar terealisir dan berdampak negatif terhadap Perseroan bilamana para pesaing tersebut telah memenangkan tender di mana Perseroan juga berpartisipasi. Proses tender tersebut hanya dapat diikuti oleh operator yang memiliki kualifikasi khusus dimana aspek keselamatan menjadi aspek utama.

The deregulation of the charter flight service industry as well as the profit potentials in the field has motivated new operators into entering the industry. However, the Company sees the potential for competition from the new operators will not be realized and have an adverse effect on the Company until the competitors manage to win a tender in which the Company is also a participant. Said Tender Process can only be joined by operators having special qualifications where the safety aspect is a main aspect.

Berhasilnya operator-operator baru memenangkan tender akan berpotensi memperkecil pangsa pasar Perseroan di mana pada akhirnya akan berpengaruh negatif pada pendapatan Perseroan. Namun dari sisi lainnya, industri jasa penerbangan charter merupakan jenis industri yang padat modal (capital intensive) sehingga diperkirakan tidak terjadi penambahan yang signifikan pada jumlah perusahaan yang bergerak pada industri penerbangan charter di Indonesia.

The success of new operators in winning tenders will potentially decrease the Company's market share and eventually have an adverse effect on the Company's income. On the other hand, the charter flight service industry is capital intensive that there should not be a significant increase in the number of companies in the industry in Indonesia.

Risiko fluktuasi mata uang Risk of currency fluctuations

Kebijakan keuangan pemerintah Indonesia sejak krisis ekonomi tahun 1997 telah berubah, tidak lagi tidak lagi menetapkan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing lainnya, tetapi menyerahkan penentuan nilai tukar Rupiah kepada mekanisme pasar. Kebijakan yang mengharuskan pembukuan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah dapat mengakibatkan perubahan yang signifikan akibat dari konversi pendapatan maupun hutang Perseroan dalam mata uang asing ke mata uang Rupiah. Dalam hal ini, melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing dapat menimbulkan terjadinya kerugian akibat selisih kurs, sedangkan menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akan menurunkan nilai pendapatan Perseroan dalam Rupiah.

The Government‟s finance policies had changed since ever since the economic crisis hit Indonesia in 1997, instead of settings the exchange rate of Rupiah against other currencies, the Government choose to let the market mechanism determine the exchange rate. Policies that require financial bookkeeping to be done in the Rupiah currency can lead to significant changes due to the conversion of debt and income in foreign currency to the currency Rupiah. In this case, the weakening of rupiah exchange rate against foreign currencies may cause the occurrence of losses due to exchange rate difference, while the strengthening of Rupiah exchange rate against the U.S. dollar will reduce the value of income in Rupiah.

Risiko sosial politik Risk due to social politics

Ketidakstabilan situasi politik dalam negeri dapat memicu gejolak sosial, kerusuhan dan bentrokan antar kelompok sosial, yang pada akhirnya berdampak negatif terhadap Perseroan. Hal tersebut berpotensi mengurangi minat investor luar negeri khususnya pada industri-industri vital seperti industri minyak, gas dan pertambangan untuk melakukan aktivitas bisnis di Indonesia serta membuat para pelanggan Perseroan saat ini memutuskan untuk tidak meneruskan kegiatan usahanya di Indonesia.

The unstable domestic political conditions can trigger social unrest and clashes between social groups, which in turn will negatively impact the Company. Such conditions can also lessen potential foreign investors' interest, especially in vital industries such as oil, gas and mining, to perform business activities in Indonesia and cause current Company's customers to cease their business activities in Indonesia.

Akibatnya Perseroan akan sulit mempertahankan pangsa pasarnya karena sebagian besar pelanggan perusahaan bergerak dalam industri minyak, gas dan pertambahan sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan serta laba Perseroan.

As a result, it will be difficult for the Company to maintain its market share since a majority of its customers are from the oil, gas, and mining industries, which in turn will have an adverse affect on the revenue and profit of the Company.

32. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

46

Risiko Kebijakan Pemerintah Risk due to government policies

Perubahan terhadap kebijakan baik Pemerintah Pusat Republik Indonesia maupun Pemerintah Daerah (dengan diberlakukannya Otonomi Daerah), seperti memberhentikan proyek produksi minyak, gas bumi dan pertambangan yang menyangkut pelanggan Perseroan, akan dapat mengganggu perolehan pendapatan serta laba Perseroan.

Changes in policies by Central Government of the Republic of Indonesia and Local Government (with the realization of Autonomous Region), such as halting projects for production of oil, gas and mining related to the Company's customers, will disrupt the income and profit of the Company.

Beberapa peraturan pemerintah juga harus mendapat perhatian dari Perseroan seperti Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 5 Tahun 2006 tentang Peremajaan Armada Pesawat Udara Kategori Transport Untuk Angkutan Udara Penumpang yang antara lain mengatur pesawat udara kategori transport untuk angkutan penumpang yang dapat didaftarkan dan dioperasikan untuk pertama kali di wilayah Republik Indonesia harus memenuhi persyaratan usia tidak lebih dari 20 (dua puluh) tahun dan jumlah pendaratan tidak lebih dari 50.000 kali (cycle), Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 35 Tahun 2005 tentang pengoperasian pesawat udara kategori transport bermesin jet untuk angkutan udara penumpang dengan jumlah pendaratan tidak lebih dari 70.000 kali atau umur pesawat udara tidak lebih dari 35 tahun, Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang keamanan dan keselamatan penerbangan , Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 90 Tahun 1993 tentang prosedur standar kelaikan udara, bahan bakar terbuang, gas buang, kebisingan dan marka pesawat udara, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 38 Tahun 2000 tentang standar kelaikan udara untuk pesawat udara kategori transport dan lain sebagainya. Perubahan dari peraturanperaturan tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan dapat mempengaruhi kinerja dan komitmen usaha Perseroan.

There are some government regulations the Company should also keep an eye on, such as the Minister of Transportation Regulation No. KM 5 Year 2006 regarding Rejuvenation of Transport Category Aircraft Fleet Air For Air Passenger Transport, which, among others, defines the transport category aircraft for passenger transport that can be registered and operated for the first time within the region of the Republic of Indonesia must meet the age requirement of not more than 20 (twenty) years and the number of landing must not exceed 50,000 times (cycle), the Minister of Transportation Regulation Number 35 Year 2005 KM regarding the operation of transport category aircraft with motorized jet for transportation of passengers must have a number of landing of no more than 70,000 times or age of no more than 35 years, Government Regulation No. 3 Year 2001 on security and flight safety, the Minister of Transportation Decree No. KM 90 Year 1993 on standard procedures, fuel, waste gas, noise and aircraft marks, the Minister of Transportation Decree No. KM 38 Year 2000 on standards of airworthiness for transport category aircraft, and so forth. Changes in these regulations will directly or indirectly affect the performance and business commitments of the Company.

Risiko peraturan internasional Risk of international regulations

Risiko peraturan internasional tetap harus diwaspadai, meskipun tidak terlalu berdampak kepada Perseoan mengingat tidak signifikannya kegiatan usaha Perseroan yang terkait dengan penerbangan internasional, karena setiap usaha jasa penerbangan udara dipengaruhi oleh perubahan hukum lingkungan serta peraturan-peraturan lainnya, di mana sebagai konsekuensi dalam upaya untuk mematuhinya dapat meningkatkan biaya pemeliharaan, termasuk biaya modifikasi pesawat dan atau pergantian dalam prosedur beroperasi. Risiko peraturan internasional berpotensi untuk meningkatkan biaya yang harus dikeluarkan oleh Perseroan sebagai konsekuensi kepatuhannya, yang pada akhirnya dapat mengurangi laba usaha Perseroan.

The risk of international regulations must still be monitored even though it should not have a considerable impact on the Company due to the insignificance of the Company's business activities related to international flights, for the reason that every aviation services business is influenced by changes in environmental laws and other rules, where as a consequence of efforts to comply, the maintenance cost could rise, including aircraft modification costs, and/or changes in operational procedures. The risk of international regulations could raise Company's costs as a consequence of compliance, and ultimately reduce Company's profits.

Risiko kecelakaan pesawat terbang atau Helikopter Risk of aircraft or helicopter accident

Salah satu risiko umum yang terjadi pada industri penerbangan adalah Risiko kecelakaan atau insiden pesawat terbang atau helikopter. Risiko kecelakaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor eksternal seperti faktor cuaca serta faktor internal seperti kerusakan mesin dan human error (kesalahan yang dilakukan oleh pilot maupun teknisi dan mekanik).

The risk of aircraft or helicopter accidents or incidents is one of the common risks in the aviation industry. Risk of accidents may be due to several factors, among which, external factors, such as weather, and internal factors such as mechanical failures and human error (errors made by pilots, technicians and mechanics).

32. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

47

32. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Apabila terjadi kecelakaan atas pesawat terbang atau

helikopter yang sedang dalam kontrak, Perseroan harus menyediakan pesawat pengganti dengan biaya yang ditanggung oleh Perseroan. Perseroan sampai saat ini terus meningkatkan Quality dan Safety Mangement dan perawatan pesawat sehingga sampai saat ini belum pernah terjadi insiden yang secara material mengganggu operasi Perseroan. Untuk mengantisipasi kerugian akibat kecelakaan, Perseroan telah mengasuransikan pesawat terbang atau helikopter yang saat ini dioperasikan, pilot, awak, dan penumpang. Terjadinya kecelakaan dapat mengurangi kepercayaan pelanggan yang selanjutnya dapat memperkecil pangsa pasar Perseroan dan menurunkan pendapatan dan keuntungan Perseroan.

Should an accident occur on an aircraft or helicopter currently under contract, the Company must provide a replacement aircraft at the Company's cost. The Company continuously raises the standards of Quality and Safety management and aircraft maintenance that up to this day there have not been an incident that could materially affect the Company's operations. To anticipate losses resulting from accidents, the Company has insured aircrafts of helicopters currently being operated, the pilots, crews and passengers. The occurrence of accidents can lessen customers' trust in the Company, and eventually reduce market share and result in reduction in income and profits.

33. KELOMPOK INSTRUMEN KEUANGAN 33. FINANCIAL INSTRUMENTS BY CATEGORY Berikut metode dan asumsi yang digunakan untuk

estimasi nilai wajar: The following methods and assumptions are used to

estimate the fair value:

Nilai wajar kas dan bank mendekati nilai tercatat karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut.

Fair value of cash on hand and in bank approximate their carrying amounts largely due to short-term maturities of these instruments.

Nilai wajar dari piutang usaha, piutang lain-lain hutang

bank, wesel bayar, hutang usaha, hutang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar dan kewajiban jangka panjang lainnya – hutang pembelian pesawat mendekati nilai tercatat karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut.

The fair value of trade receivables-third parties, other receivable, notes payable, trade payable, other payables, accrued expense and other long term liabilities – purchase of aircraft approximate carrying amounts largely due to short-term maturities of these instruments.

Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai

tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan yang tercatat dalam laporan keuangan.

The table below is a comparison by class of the carrying amounts and fair value of the Company‟s financial instruments that are carried in the financial statements.

Nilai tercatat/

Carrying value Nilai wajar/ Fair value

Aset keuangan: Financial assets: Kas dan bank 34.268.620 34.268.620 Cash on hand and in banks Piutang usaha 37.869.950 37.339.058 Trade Receivables

Piutang lain-lain 6.127.643 6.127.643 Other receivables

Kewajiban keuangan: Financial liabilities: Wesel bayar 43.723.600 43.723.600 Notes payable Hutang usaha 33.520.152 33.520.152 Trade payable Hutang lain-lain 18.200.982 18.200.982 Other payables Biaya masih harus dibayar 1.870.520 1.870.520 Accrued expenses

Kewajiban jangka panjang lainnya –

– Other long-term liabilities Hutang pembelian pesawat 9.777.713 9.777.713 Purchase of aircraft

34. PERJANJIAN PENTING 34. AGREEMENTS Perusahaan melakukan perjanjian penyewaan pesawat

udara dengan beberapa pelanggan antara lain: The Company entered into aircraft rental agreement with

some customers as follows:

Tiga unit helikopter Dauphin N2 (PK-TSB, PK-TSC dan PK-TSW) kepada Total E&P Indonesie untuk jangka waktu 11 bulan mulai bulan Mei 2008 sampai dengan April 2009. Mulai bulan Desember 2008, 1 unit helikopter Dauphin N2 (PK-TSW) digantikan dengan helicopter tipe EC 155 B1 (PK-TPG).

3 (three) units of Helicopter Dauphin N2 (PK-TSB, PK-TSC and PK-TSW) with Total E&P Indonesie with a term of 11 (eleven) month starting May 2008 until April 2009. Since December 2008, 1 unit helicopter Dauphin N2 (PK-TSW) has been replaced by helicopter type EC 155 B1 (PK-TPG).

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

48

34. PERJANJIAN PENTING (lanjutan) 34. AGREEMENTS (continued)

Tiga unit helikopter EC 155 B1 (PK-TPD, PK-TPE dan PK-TPF) kepada West Natuna Consortium/WNC (terdiri atas PT Conoco Philips Indonesia Ainc Ltd, Star Energy dan Premier Oil) untuk jangka waktu 60 bulan mulai Pebruari 2008 sampai dengan Januari 2013. Pada 23 Januari 2009, Perusahaan menghentikan kontrak ini, dan telah dialihkan ke Total E&P Indonesie pada tanggal 30 April 2009.

Satu unit ATR 42-500 (PK-TSQ) kepada PT International Nickel Indonesia Tbk untuk jangka waktu 12 bulan mulai bulan Juni 2008 dan berakhir pada bulan Mei 2009, namun sejak bulan Nopember 2008 dilayani dengan Fokker 50 (PK-TSO), karena kontrak sewa ATR 42-500 dengan PT Energy Spectrum diterminasi sejak tanggal 19 Nopember 2008.

Dua unit ATR 42-300 (PK-TSY dan PK-TSZ) serta 1 unit Fokker 50 (PK-TSP) kepada PT Metro Batavia untuk jangka waktu enam tahun berakhir tahun 2012 dan 2013. Pada Desember 2009, 1 unit ATR 42-300 (PK-TSY) dihentikan.

Pada bulan Desember 2009, Perusahaan melakukan perjanjian keagenan dengan PT TransNusa Air Services.

Penyewaan 1 unit helicopter EC 155 B1 (PK-TPG) kepada Pelita Air Service – Husky Oil untuk jangka waktu 3 bulan yang mulai bulan Juni – September 2009.

Penyewaan 1 unit ATR 42-500 PK-THT kepada PT Badak Natural Gas Liquefaction untuk jangka waktu lima tahun yang berakhir tahun 2015.

3 (three) units of Helicopter EC 155 B1 (PK-TPD, PK-TPE and PK-TPF) to West Natuna Consortium/WNC (consists of PT Conoco Philips Indonesia Ainc Ltd, Star Energy and Premier Oil) with a term of 60 (sixty) months starting February 2008 until January 2013. In January 23, 2009, the Company had canceled this agreement and transferred to Total E&P Indonesie on April 30, 2009.

1 (one) unit of ATR42-500 (PK-TSQ) to PT International Nickel Indonesia Tbk with a term of 12 months starting June 2008 until May 2009, however since November, 2008 serviced by Fokker 50 (PK-TSO), because the lease contract with PT Energy Spectrum has been terminate since November 19, 2008.

2 (two) unit of ATR 42-300 (PK-TSY and PK-TSZ) and 1 (one) unit Fokker 50 (PK-TSP) to PT Metro Batavia with a term 6 (six) years until 2012 and 2013.

In December 2009, the Company has made an agency agreement with PT TransNusa Air Services.

Renting 1 unit of helicopter EC 155 B1 (PK-TPG) to Pelita Air Service – Husky Oil for period of 3 months, started in June – September 2009.

Rental of 1 unit ATR 42-500 PK-THT from Badak Natural Gal Liquefaction for five years periode ended on 2015.

Perusahaan melakukan perjanjian sewa sindikasi

(ijarah) tiga unit helikopter EC 155 B1 dengan beberapa lembaga keuangan sebesar US$ 31.000.000 untuk masa 63 bulan sampai dengan April 2013.

The Company has agreement ijarah lease for three units helicopter EC 155 B1 with finance department amounting to US$ 31.000.000 for 63 months until April 2013.

Perusahaan melakukan perjanjian sewa dua unit

helikopter Dauphin N2 dengan Eurocopter Southeast Asia untuk masa 1 tahun sampai dengan Juli 2009.

The Company has agreement lease for two units of helicopter Dauphin N2 with Eurocopter Southeast Asia for 1 year until July 2009.

Berdasarkan perjanjian kerja sama tanggal 12 Oktober

2000, Perusahaan memanfaatkan (untuk keperluan usaha) tanah seluas 10.524 m

2, apron seluas 7.500 m

2

dan gedung eks Terminal Haji seluas 2.592 m2

seluruhnya milik Induk Koperasi TNI Angkatan Udara (Inkopau) untuk jangka waktu 30 tahun. Sehubungan dengan perjanjian tersebut, Inkopau membebankan biaya pemanfaatan lahan sebesar US$ 76.830 per tahun dan kompensasi lahan sebesar Rp 3 miliar, yang telah dibayar pada tahun 2000 dan diamortisasi selama 30 tahun. (Catatan 10).

Based on the agreement dated October 12, 2000, the Company used assets of the Indonesian Air Force Cooperative (Inkopau) consisting of land of 10,524 m

2,

apron of 7,500 m2 and building ex Pilgrim Terminal of

2,592 m2 for a period of 30 years. In relation to the

agreement, Inkopau charged land usage fee of US$ 76,830 per year and land compensation of Rp 3 billion, which were paid in 2000 and amortized for 30 years. (Note 10).

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

49

34. PERJANJIAN PENTING (lanjutan) 34. AGREEMENTS (continued) Perusahaan memperoleh fasilitas bank garansi dari JP

Morgan Chase dengan counter garantor PT Bank Muamalat Indonesia Tbk sejumlah US$ 509.468,40, sebagai Performance Bond kepada Total E&P Indonesie dengan jangka waktu 11 bulan sampai dengan 1 April 2009.

The Company obtained bank guarantor facility from JP Morgan Chase with counter guarantor of PT Bank Muamalat Indonesia Tbk amounting to US$ 509,468.40, as Performance Bond to Total E&P Indonesie with a term of 11 (eleven) months until April 1, 2009.

Perusahaan memperoleh fasilitas Surety Bond dari

perusahaan asuransi PT Parolamas sejumlah US$ 2.497.530 sebagai performance bond kepada West Natuna Consorsium (WNC) untuk jangka waktu 63 bulan sampai dengan 30 April 2013. Pada bulan Januari 2009, Perusahaan telah membatalkan perjanjian dengan WNC (terdiri atas PT Conoco Philips Indonesia Ainc Ltd, Star Energy dan Premier Oil).

The Company obtained Surety Bond Facility from PT. Parolamas Insurance amounting to US$ 2,497,530 as performance bond to West Natuna Consortium (WNC) within 63 months until April 30, 2013. In January 2009, the Company canceled the agreement with WNC (consist of PT Conoco Philips Indonesia Ainc Ltd, Star Energy and Premier Oil).

Perusahaan memperoleh fasilitas performance bond dari

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan counter garansi dari PT Bank Muamalat Indonesia Tbk sebesar US$ 3.476.587,08, sebagai performance bond kepada Total E&P Indonesie untuk jangka waktu dari 15 Oktober 2008 sampai dengan 31 Maret 2014.

The Company obtained facility of performance bond from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk with counter guarantee from PT Bank Muamalat Indonesia Tbk amounting to US$ 3,476,587.08, as performance bond to Total E&P Indonesie with a term from October 15, 2008 until March 31, 2014.

35. ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING 35. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES IN FOREIGN

CURRENCIES Pada tanggal 31 Desember 2010, aset dan kewajiban

moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut: As of December 31, 2010, monetary assets and liabilities

in foreign currencies are as follows:

Mata Ekuivalen Uang Asing/ Rupiah/ Original Rupiah Currency Equivalent Aset Assets Kas dan Bank USD 3.523 31.676.149 Cash on hand and in bank Piutang usaha USD 3.660 32.908.102 Trade receivable Uang Muka USD 1.627 14.628.357 Advanced SGD 2 13.962 EUR 157 1.877.092 Aset lain-lain USD 2.158 19.402.578 Other assets Jumlah Aset 100.506.240 Total Assets

Kewajiban Liabilities Hutang bank USD 3.000 26.973.000 Bank loan Hutang usaha EUR 781 9.337.764 Trade payable USD 2.142 19.260.712 SGD 26 187.822 Hutang bank jangka pendek USD 13.062 117.441.512 Short term bank loan Hutang lain-lain USD 562 5.056.148 Other payable Biaya masih harus dibayar USD 30 266.920 Accrued expenses Pinjaman jangka panjang USD 9.617 86.416.870 Long-term bank loans Kewajiban jangka panjang lainnya USD 1.087 9.777.713 Other long-term liabilities

Jumlah Kewajiban 274.163.035 Total Liabilities Kewajiban Bersih 174.656.795 Net Liabilities

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

50

35. ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING (lanjutan)

35. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES IN FOREIGN CURRENCIES (continued)

Pada tanggal 31 Desember 2009, aset dan kewajiban

moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut: As of December 31, 2009, monetary assets and liabilities

in foreign currencies are as follows:

Mata Ekuivalen Uang Asing/ Rupiah/ Original Rupiah Currency Equivalent Aset Assets Kas dan Bank USD 1.956 18.393.506 Cash and Bank Piutang usaha USD 2.408 22.636.093 Trade receivable Uang Muka USD 1.015 9.547.422 Advanced SGD 5 35.124 EUR 34 457.834 GBP 711 10.746 Aset lain-lain USD 1.775 16.691.515 Other assets Jumlah Aset 67.772.240 Total Assets

Kewajiban Liabilities Hutang bank USD 3.000 28.200.000 Bank loan Hutang usaha EUR 353 4.772.407 Trade payable USD 2.266 21.299.701 SGD 6 37.950 Hutang bank jangka pendek USD 9.541 89.684.780 Short term bank loan Hutang lain-lain USD 1.806 16.980.632 Other payable Biaya masih harus dibayar USD 166 1.557.332 Accrued expenses Pinjaman jangka panjang USD 12.227 114.937.551 Long-term bank loans Kewajiban lainnya USD 1.012 9.513.173 Other liabilities Kewajiban jangka panjang lainnya USD 1.088 10.222.500 Other long-term liabilities

Jumlah Kewajiban 297.206.026 Total Liabilities Kewajiban Bersih 229.433.786 Net Liabilities

36. KELANGSUNGAN USAHA PERUSAHAAN 36. COMPANY’S GOING CONCERN

Perusahaan menderita kerugian pada tahun 2009 karena penghentian operasi tiga unit helikopter pada proyek West Natuna Consortium di Pulau Matak.

The Company suffered loss in 2009 due to operation on three units helicopter of West Natuna Consortium in Matak Island project that had been stopped.

Dalam memberikan respon terhadap kondisi ekonomi di atas, Perusahaan telah melakukan kebijakan-kebijakan antara lain: a. Memperbaiki arus kas Perusahaan dengan

penjadualan ulang dengan pemasok dan kreditur. b. Meningkatkan produktivitas aset. c. Meningkatkan efisiensi. d. Memperoleh kontrak-kontrak baru atas penyewaan

pesawat fixed wing dan rotary wing pada perusahaan minyak dan gas.

In respons to these economic events. The Company implemented the following: a. Improving cash flow condition by rescheduling the

payment to vendors and creditors. b. Increasing the productivity of asset. c. Increasing the efficiency. d. Obtaining new contracts of fixed wing and rotary wing

aircraft charter with oil and gas company.

Akibat belum optimalnya utilisasi pesawat, maka

Perusahaan masih mengalami kerugian pada tahun 2010. Dalam tahun 2010, Perusahaan telah mengajukan proposal restrukturisasi pembayaran hutang/pinjaman kepada beberapa kreditur melalui usulan penjadwalan ulang, pembayaran hutang dan konversi hutang menjadi saham. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, proses restrukturisasi masih terus berlanjut. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan posisi keuangan Perusahaan.

Because of the utilization of the aircraft is still not optimal yet, Company still suffering a loss in 2010. In 2010, Company proposed a restructuring of loan payment to some of the creditor for rescheduling, loan payment, and convertion to stock. Until the publishing date of the financial report, the restructuring process still on going. This action is done to increase the Company‟s performance and financial position.

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

51

36. KELANGSUNGAN USAHA PERUSAHAAN (lanjutan) 36. COMPANY’S GOING CONCERN (continued) Untuk memperbaiki kondisi keuangan di masa

mendatang, Perusahaan akan mengambil langkah sebagai berikut:

1. Mencari proyek baru. Saat ini Perusahaan sedang

melakukan tender sewa pesawat kepada beberapa customer.

2. Untuk proyek yang sedang berjalan, Perusahaan

telah mendapat komitmen dari customer akan adanya kenaikan utilisasi pesawat.

3. Meningkatkan nilai jual sewa pesawat. Perusahaan

sedang mengajukan proposal kenaikan harga sewa pesawat kepada beberapa customer, proposal kenaikan ini dilakukan karena adanya kenaikan beban langsung pesawat.

4. Melakukan efisiensi biaya operasional.

For improving Company‟s financial position in the future, Company will take action as follows: 1. Looking for a new project. The Company is currently

tendering lease aircraft to some customers.

2. For ongoing projects, the Company has received commitments from the customer will be an increase in aircraft utilization.

3. Increasing the value of selling the aircraft lease. The company is currently proposed increase in rents aircraft to several customers, such as TOTAL and TransNusa. Proposals of this increase is due to the increase in direct costs planes.

4. Perform operational cost efficiencies.

37. REVISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

KEUANGAN 37. REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL

ACCOUNTING STANDARDS REVISED STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) sebagai berikut:

The Indonesian Financial Accounting Standards Board of Indonesian Institute of Accountants issued the Revised Statements of Financial Accounting Standards (PSAK) as follows:

Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari

2011: Effective on or after January 1, 2011:

a. PSAK 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan

Keuangan”, yang menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. PSAK 1 (Revisi 2009) ini menggantikan PSAK 1 (1998) “Penyajian Laporan Keuangan”.

a. PSAK No. 1 (Revised 2009), “Presentation of Financial Statements”, which provides basis for presentation of general purpose financial statements to ensure comparability both with the entity‟s financial statements and with the financial statements of other entities. This revised standard supersedes PSAK No. 1 (1998) “Presentation of Financial Statements”.

b. PSAK 2 (Revisi 2009) “Laporan Arus Kas”, yang

memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas dari suatu entitas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama suatu periode. PSAK 2 (Revisi 2009) ini menggantikan PSAK 2 (1994) “Laporan Arus Kas”.

b. PSAK No. 2 (Revised 2009), “Cash Flow Statements”, requires the provision of information about the historical changes in cash and cash equivalents of an entity by means of a cash flow statement which classifies cash flows during the period from operating, investing and financing activities. This revised standard supersedes PSAK No. 2 (1994) “Cash Flow”.

c. PSAK No. 3 (Revisi 2010) “Laporan Keuangan

Interim”, menentukan isi minimum laporan keuangan interim serta prinsip pengakuan dan pengukuran dalam laporan keuangan lengkap atau ringkas untuk periode interim

c. PSAK No. 3 (Revised 2010) “Interim Financial Reporting”, prescribes the minimum contents of an interim financial report and the principles for recognition and measurement in complete or condensed financial statements for an interim period.

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

52

37. REVISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (lanjutan)

37. REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (continued) REVISED STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS

d. PSAK 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi”. Informasi

segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. PSAK 5 (Revisi 2009) ini menggantikan PSAK 5 (2000) “Pelaporan Segmen”.

d. PSAK 5 (Revised 2009) “Operating Segments”. Segment information is disclosed to enable users of financial statements to evaluate the nature and financial effect of the business activities in which the entity engages and the economic environments in which it operates. PSAK 5 (Revised 2009) supersedes PSAK 5 (2000) “Reporting Financial Information by Segment”.

e. PSAK No. 8 (Revisi 2010) “Peristiwa Setelah Periode

Laporan”, menentukan kapan entitas menyesuaikan laporan keuangannya untuk peristiwa setelah periode laporan, dan pengungkapan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit dan peristiwa setelah periode laporan. Mensyaratkan entitas tidak boleh menyusun laporan keuangan atas dasar kelangsungan usaha jika peristiwa setelah periode pelaporan mengindikasikan bahwa penerapan asumsi kelangsungan usaha tidak tepat.

e. PSAK No. 8 (Revised 2010) “Events after the Reporting Period”, prescribes when an entity should adjust its financial statements for events after the reporting period and disclosures about the date when financial statements were authorized for issue and events after the reporting period. This also requires an entity not to prepare financial statements on a going concern basis if events after the reporting period indicate that the going concern assumption is not appropriate.

f. PSAK No. 23 (Revisi 2010) “Pendapatan”,

mengidentifikasikan keadaan saat kriteria pengakuan pendapatan akan terpenuhi, sehingga pendapatan dapat diakui. Mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu. Memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan.

f. PSAK No. 23 (Revised 2010) “Revenue”, identifies the circumstances in which the criteria on revenue recognition will be met and, therefore, revenue will be recognized. Prescribes the accounting treatment of revenue arising from certain types of transactions and events. Provides practical guidance on the application of the criteria on revenue recognition.

g. PSAK No. 25 (Revisi 2009) “Kebijakan Akuntansi,

Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan” menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi dan koreksi kesalahan.

g. PSAK No. 25 (Revised 2009) “Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors”, prescribes the criteria for selecting and changing accounting policies, together with the accounting treatment and disclosure of changes in accounting policies, changes in accounting estimates and corrections of errors.

h. PSAK 48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai Aset”.

Menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui. PSAK 48 (Revisi 2009) ini menggantikan PSAK 48 (1998) “Penurunan Nilai Aset”

h. PSAK 48 (Revised 2009), “Impairment of Assets” which prescribe the procedures that an entity applies to ensure that its assets are carried at no more than its recoverable amount; requires recognition of impairment losses and reversal of this; and prescribe disclosures. This revised standard supersedes PSAK No. 48 (1998) “Impairment of Assets”.

i. PSAK No. 57 (Revisi 2009) “Provisi, Liabilitas,

Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”, bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait.

i. PSAK No 57 (Revised 2009), “Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets”, ensures that appropriate recognition criteria and measurement bases are applied to provisions, contingent liabilities and contingent assets and that sufficient information is disclosed in the notes to the financial statements to enable users to understand their nature, timing, and amount.

j. ISAK No. 9 “Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi,

Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa”, diterapkan terhadap setiap perubahan pengukuran atas aktivitas purnaoperasi, restorasi atau kewajiban yang serupa yaitu diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tetap sesuai PSAK 16 dan sebagai kewajiban sesuai PSAK 57.

j. ISAK No. 9 “Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities”, applies to changes in the measurement of any existing decommissioning, restoration or similar liability recognized as part of the cost of an item of property, plant and equipment in accordance with PSAK 16 and as a liability in accordance with PSAK 57.

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

53

37. REVISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (lanjutan)

37. REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (continued) REVISED STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS

k. ISAK No. 17 “Laporan Keuangan Interim dan

Penurunan Nilai”, mensyaratkan bahwa entitas tidak membalik rugi penurunan nilai yang diakui pada periode interim sebelumnya berkaitan dengan goodwill atau investasi pada instrumen ekuitas atau aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan.

k. ISAK No. 17, “Interim Financial Reporting and Impairment”, requires that an entity shall not reverse an impairment loss recognized in a previous interim period in respect of goodwill or an investment in either an equity instrument or a financial asset carried at cost.

Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari

2012: Effective on or after January 1, 2012:

a. PSAK No. 10 (Revisi 2010) “Pengaruh Perubahan

Kurs Valuta Asing”, menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam suatu mata uang pelaporan.

a. PSAK No. 10 (Revised 2010) “The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates”, prescribes how to include foreign currency transactions and foreign operations in the financial statements of an entity and translate financial statements into a presentation currency.

b. PSAK No. 24 (Revisi 2010), ” Imbalan Kerja”, Mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja. Pernyataan ini mengharuskan entitas untuk mengakui:

(i) liabilitas jika pekerja telah memberikan jasanya

dan berhak memperoleh imbalan kerja yang akan dibayarkan di masa depan; dan

(ii) beban jika entitas menikmati manfaat ekonomis

yang dihasilkan dari jasa yang diberikan oleh pekerja yangberhak memperoleh imbalan kerja.

b. PSAK No. 24 (Revised 2010) “”Employee Benefits”, prescribes the accounting and disclosure for employee benefits. The Standard requires an entity to recognize:

(i) liability when an employee has provided service in

exchange for employee benefits to be paid in the future; and

(ii) expense when the entity consumes the economic

benefit arising from service provided by an employee in exchange for employee benefits.

c. PSAK No. 46 (Revisi 2010), ”Pajak Penghasilan”,

diterapkan untuk akuntansi pajak penghasilan. Mensyaratkan entitas untuk mengakui liabilitas pajak tangguhan (aset pajak tangguhan) dengan batas pengecualian terbatas tertentu, untuk memperlakukan konsekuensi pajak atas transaksi dan kejadian lain sama dengan cara entitas memperlakukan transaksi dan kejadian lainnya sendiri dan juga mengatur pengakuan aset pajak tangguhan yang ditimbulkan dari rugi fiskal dan kredit pajak yang dapat dikompensasi, penyajian pajak penghasilan pada laporan keuangan dan pengungkapan informasi yang berkaitan dengan pajak penghasilan.

c. PSAK No. 46 (Revised 2010) “Income Taxes”, prescribe the accounting treatment for income taxes. Requires an entity to recognize a deferred tax liability (deferred tax asset), with certain limited exceptions, treat for the tax consequences of transactions and other events in the same way that it accounts for the transactions and other events themselves and also deals with the recognition of deferred tax assets arising from unused tax losses or unused tax credits, the presentation of income taxes in the financial statements and the disclosure of information relating to income taxes.

d. PSAK No. 50 (Revisi 2010), ”Instrumen Keuangan:

Penyajian”, berisi penetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan kewajiban keuangan.

d. PSAK No. 50 (Revised 2010) “”Financial Instrument: Presentation” contains establishment of principles for presenting financial instruments as liabilities or equity and for offsetting financial assets and financial liabilities.

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

54

37. REVISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (lanjutan)

37. REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (continued) REVISED STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS

e. PSAK No. 60 (Revisi 2010), ”Instrumen Keuangan:

Pengungkapan”, mensyaratkan entitas untuk menyediakan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi: i) signifikansi instrumen keuangan atas posisi

dan kinerja keuangan entitas; dan ii) jenis dan besarnya risiko yang timbul dari

instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risikorisiko tersebut.

e. PSAK No. 60 “Financial Instrument: Disclosures” requires entities to provide disclosures in their financial statements that enable users to evaluate: i) the significance of financial instruments for the

entity's financial position and performance; and ii) the nature and extent of risks arising from

financial instruments to which the entity is exposed during the period and at the end of the reporting period, and how the entity manages those risks

f. ISAK No. 15, ”PSAK 24-Batas Aset Imbalan Pasti,

Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”, membahas permasalahan: (a) kapan pengembalian atau pengurangan iuran di masa depan harus dianggap sebagai tersedia sesuai dengan PSAK 24 (revisi 2010): Imbalan Kerja paragraf 61. (b) bagaimana persyaratan pendanaan minimum dapat mempengaruhi ketersediaan pengurangan iuran di masa depan. (c) kapan persyaratan pendanaan minimum dapat menimbulkan liabilitas.

f. ISAK No. 15, “PSAK 24 - The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction”, issues addressed: (a) when refunds or reductions in future contributions should be regarded as available in accordance with paragraph 61 of PSAK 24. (b) how a minimum funding requirement might affect the availability of reductions in future contributions. (c) when a minimum funding requirement might give rise to a liability.

g. ISAK No. 20, ”Pajak Penghasilan – Perubahan

dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham”, Suatu perubahan dalam status pajak entitas atau para pemegang sahamnya tidak menimbulkan kenaikan atau penurunan jumlah yang diakui di luar laporan laba rugi. Konsekuensi pajak kini dan pajak tangguhan atas perubahan dalam status pajak harus tercakup dalam laporan laba rugi periode berjalan, kecuali konsekuensi tersebut terkait dengan transaksi dan kejadian yang menghasilkan (pada periode yang sama ataupun berbeda) kredit langsung atau pembebanan pada jumlah yang diakui dalam ekuitas atau jumlah yang diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya.

g. ISAK No. 20, “Income Taxes - Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders”. A change in the tax status of an entity or its shareholders does not give rise to increases or decreases in amounts recognized outside profit or loss. The current and deferred tax consequences of a change in tax status shall be included in profit or loss for the period, unless those consequences relate to transactions and events that result, in the same or a different period, in a direct credit or charge to the recognized amount of equity or in amounts recognized in other comprehensive income.

Perusahaan sedang mengevaluasi dan belum

menentukan dampak dari standar dan interpretasi yang direvisi dan yang baru tersebut terdahap laporan keuangannya.

The Company and Subsidiary are presently evaluating and have not determined the effects of these revised and new standards and interpretations on its financial statements.

38. REKLASIFIKASI 38. RECLASSIFICATION

Untuk tujuan perbandingan, akun dalam laporan

keuangan 2009 telah direklasifikasikan penyajianya agar sesuai dengan laporan keuangan 2010.

For comparative purposes, the following accounts in the financial statements 2009 have been reclassified to conform with financial statements presentation for 2010.

Sebelum Setelah Reklasifikasi/ Reklasifikasi/ Before After 2009 Reclassification Reclassification 2009

Beban langsung penerbangan 179.965.896 207.537.063 Direct Cost Beban pembiayaan 60.191.438 32.620.271 Financing expense

The original financial statements included herein are in the Indonesia language.

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31

Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009

(Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)

. .

55

39. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN 39. COMPLETION OF THE FINANCIAL STATEMENTS

Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas

penyusunan laporan keuangan terlampir yang diselesaikan pada tanggal 29 Maret 2011.

The management of the Company is responsible for the preparation of these financial statements that were completed on March 29, 2011.