pusat pelatihan musik pulomas dengan …thesis.binus.ac.id/doc/ringkasanind/2011-2-01134-ar...

12
PUSAT PELATIHAN MUSIK PULOMAS DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR KINETIK UNTUK PENGOPTIMALAN BENTUK RUANG BERDASARKAN SUARA Fatma Andhita Binus University, Jln K.H Syahdan 9, Kemanggisan, Palmerah, 021 - 5345830, [email protected] (Pembimbing : D3177- Firza Utama Sjarifudin, S.T., M.Eng., Dr.Eng. dan D3396- Doni Fireza, S.T., M.T.) ABSTRAK Unsur bunyi adalah elemen utama dari sebuah seni musik. Sehingga konsep perancangan harus menekankan pada bagaimana agar suara yang dihasilkan dapat disalurkan dengan baik oleh pendengar dan kenyamanan pengguna ruang selama kegiatan berlangsung. Kenyamanan yang dimaksud meliputi akustik ruang yang baik, desain ruang baik bentuk dan luasan ruang yang mendukung konsentrasi dan ketenangan selama proses belajar dan mengajar berlangsung. Oleh karena itu diperlukan suatu teknologi dan sistem pemantul gerakan suara yaitu dengan menggunakan konsep arsitektur kinetik. Dimana penerapan konsep ini, memiliki pendekatan “bentuk mengikuti fungsi” yaitu bagaimana mendesain ruangan yang bergerak atau menyesuaikan dengan pengguna ruangan dan fungsi dari ruangan tersebut berdasarkan suara yang dihasilkan sehingga menciptakan sebuah bentuk ruang dan sistem yang paling optimal untuk kegiatan didalamnya. Hal ini sebagai penunjang kenyamanan akustik agar ruangan menjadi kedap suara secara maksimal sehingga penghuni bisa konsentrasi dan fokus latihan dan sebaliknya, penghuni luar ruangan juga tidak merasa terganggu dengan suara yang dihasilkan oleh pengguna ruang dalam. Kata Kunci: Teknologi, Bentuk Ruang, Suara, Arsitektur Kinetik, Pusat Pelatihan Musik. ABSTRACT The element of sound is the main element of the art of music. So the concept of design should emphasize how to make the sound produced can be good supplied by the listener and the convenience of the room user for the activity. The convenience include good acoustic of room, design of room both shape and extents that support concentration and tranquility during the process learning and teaching. Therefore required technology and sound motion reflecting system by using the concept of kinetic architecture, where the implementation of this concept, has approach “shape follows function” is how to design motion room or adjust to user of room and function of the room by the sound produced so that creating a shape of room and optimal system for activities. It is to support acoustic convenience so the room to be maximum soundproofed so that residents can concentrate and focus on training and otherwise, residents at out of the rooms did not feel disturbed by the noise generated by the user of room. Keywords: technology, shape of room, voices, kinetic architecture, music training centre

Upload: duongthuan

Post on 03-Apr-2018

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PUSAT PELATIHAN MUSIK PULOMAS DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR KINETIK UNTUK PENGOPTIMALAN

BENTUK RUANG BERDASARKAN SUARA

Fatma Andhita Binus University, Jln K.H Syahdan 9, Kemanggisan, Palmerah, 021 - 5345830,

[email protected] (Pembimbing : D3177- Firza Utama Sjarifudin, S.T., M.Eng., Dr.Eng. dan D3396- Doni Fireza, S.T., M.T.)

ABSTRAK

Unsur bunyi adalah elemen utama dari sebuah seni musik. Sehingga konsep perancangan harus menekankan pada bagaimana agar suara yang dihasilkan dapat disalurkan dengan baik oleh pendengar dan kenyamanan pengguna ruang selama kegiatan berlangsung. Kenyamanan yang dimaksud meliputi akustik ruang yang baik, desain ruang baik bentuk dan luasan ruang yang mendukung konsentrasi dan ketenangan selama proses belajar dan mengajar berlangsung.

Oleh karena itu diperlukan suatu teknologi dan sistem pemantul gerakan suara yaitu dengan menggunakan konsep arsitektur kinetik. Dimana penerapan konsep ini, memiliki pendekatan “bentuk mengikuti fungsi” yaitu bagaimana mendesain ruangan yang bergerak atau menyesuaikan dengan pengguna ruangan dan fungsi dari ruangan tersebut berdasarkan suara yang dihasilkan sehingga menciptakan sebuah bentuk ruang dan sistem yang paling optimal untuk kegiatan didalamnya. Hal ini sebagai penunjang kenyamanan akustik agar ruangan menjadi kedap suara secara maksimal sehingga penghuni bisa konsentrasi dan fokus latihan dan sebaliknya, penghuni luar ruangan juga tidak merasa terganggu dengan suara yang dihasilkan oleh pengguna ruang dalam.

Kata Kunci: Teknologi, Bentuk Ruang, Suara, Arsitektur Kinetik, Pusat Pelatihan Musik.

ABSTRACT

The element of sound is the main element of the art of music. So the concept of design should emphasize how to make the sound produced can be good supplied by the listener and the convenience of the room user for the activity. The convenience include good acoustic of room, design of room both shape and extents that support concentration and tranquility during the process learning and teaching.

Therefore required technology and sound motion reflecting system by using the concept of kinetic architecture, where the implementation of this concept, has approach “shape follows function” is how to design motion room or adjust to user of room and function of the room by the sound produced so that creating a shape of room and optimal system for activities. It is to support acoustic convenience so the room to be maximum soundproofed so that residents can concentrate and focus on training and otherwise, residents at out of the rooms did not feel disturbed by the noise generated by the user of room.

Keywords: technology, shape of room, voices, kinetic architecture, music training centre

PENDAHULUAN

Kemajuan ilmu dan teknologi saat ini seiring dengan perkembangan di beberapa aspek kehidupan manusia, salah satunya di bidang musik. Dalam buku ‘World Book Encyclopedy Music’, dikatakan musik adalah seni tertua dalam peradaban umat, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun pada keagamaan. Perkembangan musik di dunia, maju dengan sangat pesat dan memberi kontribusi yang besar serta berarti terhadap masyarakat karena dianggap turut meringankan beban hidup sehari-hari. Dari sekian banyak cabang seni, yang paling banyak diminati oleh masyarakat adalah seni musik. Demikian juga khususnya di Indonesia. Bukti berkembangnya musik di Indonesia dapat dilihat dari banyaknya pecinta musik di Indonesia dan banyak nya tempat pendidikan musik baik formal amaupun non formal.

Sumber : www.google.co.id

Selama ini di sekolah-sekolah formal lebih banyak mengutamakan perkembangan otak kiri. Akan tetapi menjadi seorang yang kreatif diperlukan perkembangan otak kanan dan otak kiri yang seimbang. Salah satu caranya adalah dengan belajar bermain musik (Djohan, 2009; 14). Seiring dengan perkembangan seni terutama musik yang kini senantiasa mempengaruhi kehidupan masyarakat, dirasakan belum lengkap tanpa adanya suatu wadah yang mampu menampung, membina dan menyalurkan segala aktifitas yang berkaitan dengan music secara fokus dan terarah.

Seringkali Indonesia memenangkan berbagai penghargaan dari kejuaraan musik khusunya seni tarik suara tingkat Internasional dengan membawa nama baik Indonesia, tetapi yang membuat miris adalah mereka berangkat dan berlatih dengan biaya sendiri tanpa adanya bantuan dari pemerintah berupa fasilitas penunjang khusus yang memadai. Demi mendapatkan pengakuan secara intelektual dari dunia musik maka perlu adanya suatu wadah/lembaga yang menampung kegiatan pendidikan musik yang bersifat formal. Dimana wadah/lembaga ini nantinya juga mampu menampilkan identitas musik Indonesia agar dapat diakuai keberadaannya dan menjadi bagian dari perkembangan musik di dunia.

Unsur bunyi adalah elemen utama dari seni musik. Sehingga konsep perancangan harus menekankan pada bagaimana agar suara yang dihasilkan dapat disalurkan dengan baik oleh pendengar dan kenyamanan pengguna ruang selama kegiatan berlangsung.

Sumber : www.google.co.id Kenyamanan yang dimaksud meliputi akustik ruang yang baik, desain ruang

baik bentuk dan luasan ruang yang mendukung konsentrasi dan ketenangan selama proses belajar dan mengajar berlangsung. Oleh karena itu diperlukan suatu teknologi dan sistem pemantul gerakan suara yaitu dengan menggunakan konsep arsitektur kinetik.

Sumber : www.google.co.id

Dimana penerapan konsep ini, memiliki pendekatan “bentuk mengikuti fungsi” yaitu bagaimana mendesain ruangan yang bergerak atau menyesuaikan dengan pengguna ruangan dan fungsi dari ruangan tersebut berdasarkan suara yang dihasilkan sehingga menciptakan sebuah bentuk ruang dan sistem yang paling optimal untuk kegiatan didalamnya. Hal ini sebagai penunjang kenyamanan akustik agar ruangan menjadi kedap suara secara maksimal sehingga penghuni bisa konsentrasi dan fokus latihan dan sebaliknya, penghuni luar ruangan juga tidak merasa terganggu dengan suara yang dihasilkan oleh pengguna ruang dalam.

C

Sumber : www.google.co.id

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Jenis data dan analisanya berupa data kuantitatif dalam bentuk grafik dan simulasi. Kuantitatif adalah bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta – fakta dan sifat

– sifat populasi atau objek tertentu. Riset ini menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelakan hubungan variabel (Kriyantono, 2006 : 67).

Analisis Data � Tahap Persiapan

Tahap ini merupakan tahap pengumpulan semua data yang terkait dengan proye, tema dan topik dan kepustakaan.

� Tahap Intepretasi, Uji Lapangan, dan Intepretasi Ulang Kegiatan interpretasi ini meliputi interpretasi tentang setting ruang dan

kegiatan penghuni di dalamnya yang terkait dengan suara. Kegiatan uji lapangan dengan melakukan pengecekan dan perbandingan hasil interpretasi dengan tahap persiapan tadi berupa pengamatan maupun pengukuran langsung di lapangan yang menjadi sampel di atas. Berikut interpretasi ulang bertujuan untuk menilai ulang dan memperbaiki data awal yang salah setelah pengecekan lapangan serta menambah data yang kurang. Tahapan Penelitian (Ecotect):

� Tahap I Pengukuran kualitas akustik breberapa auditorium yang ada (model Eksisting) secara statistik dan secara acoustic particles untuk melihat validitas hasil simulasi.

� Tahap II Studi simulasi dengan acoustic particles untuk mendukung pengambilan keputusan guna perbaikan nilai waktu dengung.

� Tahap III Pengujian nilai waktu dengung, distribusi suara, fleksibilitas desain terhadap jumlah pemakai dan aspek biaya pada model Desain dan beberapa model lain.

Proses validasi dengan membandingkan hasil simulasi dengan hasil pengukuran lapangan (site measurement) diperlukan untuk menentukan tingkat akurasi hasil simulasi yang akan menunjukkan keandalan suatu program simulasi.

� Tahap Penyajian Hasil

Penyajian hasil dan analisis mengenai bentuk ruang dan pengoptimalan akustik ruang, disajikan dalam bentuk grafik dan 3dimensi serta dalam bentuk 2dimensi dimana didalamnya terdapat simulasi pergerakan suara yang kemudian digabungkan dengan tebel perbandingan masing-masing bentuk dan studi literatur/kepustakaan lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

HASIL DAN BAHASAN

Analisa Bentuk Ruang Pusat Pelatihan Musik (Dynamic Movement) Untuk mengetahui bentuk ruang yang paling opimal untuk kegiatan music,

maka dilakukan analisa dengan menggunakan software autodesk yaitu ecothect analysis dengan menganalisa pergerakan suara pada lima ruang yang dipilih berdasarkan RT terbaik dan pendistribusian suara yang baik menurut buku akustik lingkungan, Lieslie L. Doelle.

Berikut ini adalah keterangan yang terkait pergerakan suara pada kelima ruang:

Nama Gedung Konser

dan

Tahun Penyelesaian

Bentuk

Lantai

Volume (V)

ft kubik

(m3)

Kapasitas

Tempat

Duduk

V/ tempat

duduk

ft kubik (m3)

RT frekuensi

tengah,

detik

Beethovenhalle, Bohn

Germany., 1959

Tidak

Teratur

555.400

(15.700)

1.407 395

(11,2)

1,7

Grosser Musikvereinssaal

Vienna, Austria., 1870

Segi

Empat

530.000

(15.000)

1.680 315

(8,9)

2,1

Philharmonie

Berlin, Germany., 1963

Tidak

Teratur

890.000

(25.000)

2.218 400

(11,3)

2,0

Kleinhans Music Hall

Buffalo, N.Y., 1940

Bentuk

Kipas

644.000

(18.220)

2.839 227

(6,4)

1,32

Royal Albert Hall

London, England., 1871

Meleng-

kung

3.060.000

(86.600)

6.080 503

(14,2)

2,3

Hasil penelitian pergerakan suara :

Gambar. Daftar ruang musik yang memiliki pengendalian akustik baik

Table

Distribusi suara berdasakan waktu

Penelitian pergerakan suara pada kamar dengan bentuk persegi dan tidak

beraturan:

Kesimpulan:

Rentan waktu paling banyak usefull adalah pada bentuk Massa Philharmonie dengan bentuk yang tidak teratur. Analisa semakin di diperkuat bila grafik acoustic responce apabila dibandingkan satu sama lain, distrubusi suara paling merata dan tinggi adalah grafik pada bangunan. Penelitian pada kamar juga terbukti dengan ada nya suara usefull pada ruang tak beraturan lebih banyak di bandngkan dengan ruang persegi. Sehingga bentuk ruang yang paling optimal untuk ruang akustik adalalah bentuk tidak teratur atau patah-patah.

Analisa Bentuk Selubung

Kemudian garis garis tersebut disatukan dan menjadi sebuah bidang sebagai berikut :

Kemudian di section:

Sistem arsitektur kinetik pada panel-panel akustik ruang :

Sumber : Jurnal Firza Utama,2012.

Sistem pergerakan Panel :

Sumber : Jurnal Firza Utama,2012.

Pergerakan panel dengan sistem camshaft pada kamar tidur:

Pergerakan panel dengan sistem camshaft pada ruang studio musik:

Analisa penerapan selubung bangunan berdasarkan lagu Indonesia raya:

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bentuk ruang atau panel-panel yang membentuk suatu ruang dapat di buat berdasarkan suara, baik sumber suara, besar kekuatan suara, arah pantulan suara seperti yang diterapkan pada Pusat Pelatihan Musik Pulomas. Penerapan arsitektur kinetik ikut berperan penting dalam penyaluran suara ke pendengar melalui panel-panel akustik yang bergerak berdasarkan suara yang dihasilkan dan di desain berdasarkan penelitian suara. Sehingga membentuk suatu ruang yang paling optimal yang mampu menjaga kualitas suara secara maksimal.

Saran dari pembahasan tersebut adalah perkembangan teknologi yang sudah berkembang pesat saat ini harus di manfaatkan sebaik mungkin untuk membantu dalam menerapkan desain yang baik pada suatu bangunan.

REFERENSI Neufert, Ernest. (2002). Architect Data. Great Britain : Crossby Lockwood & Son Ltd

Karyono, Tri Harso. (2010). Green Architecture. Jakarta.

John.M Echols, Shadily Hassan. (2000). Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT.

Gramedia

DK Ching, Francis. (1996). Ilustrasi Desain Interior. Jakarta : Erlangga

Nyoman Hilda. (2011). Desain Interior Sekolah Musik Farabi. Denpasar

Tim Redaksi. Ragam Aplikasi iDEA: Dinding, Jakarta.

Akmal, Imelda. (2007). Ide Unik Dekorasi Interior. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka utama \

Anggreini Rani. (2011). 30 Material Inovatif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka utama

Majalah :

Tim redaksi, (2011). Building Indonesia. Jakarta.

Tim redaksi, (2011). Trend living. Jakarta. Pt. Desindo Media Group.

Website:

http://farabimusic.com

http://www.saskschools.htm

http://puslit2.petra.ac.id

http://repository.usu.ac.id

RIWAYAT PENULIS Fatma Andhita lahir di kota Jakarta pada 28 April 1991. Penulis menamatkan

pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Arsitektur pada tahun 2012.

Saat ini bekerja sebagai Arsitek di PT. Graha Sinar Abadi dan freelance.