referat tht empty nose syndrome

Upload: rizalestari

Post on 07-Jul-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Referat Tht empty nose syndrome

    1/15

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Wide nasal cavity syndrome adalah suatu kondisi medis dimana konka

    nasalis diangkat seluruhnya ataupun sebagian melalui pembedahan. Kondisi ini

     biasanya ditemukan pada orang-orang yang telah menjalani operasi sinus atau

    operasi hidung lainnya. Pada saat operasi terlalu banyak konka yang keliru

    diangkat dan hidung secara harafiah menjadi kosong. Penderita sindrom ini

    menjelaskan adanya perasaan takut tidak bisa mendapatkan cukup udara ketika

    mereka bernapas, namu merasa hidup mereka menjadi kosong sekaligus merasa

    terhalang pada saat yang bersamaan.1

    Tanda-tanda umum lainnya dari sindrom ini adalah napas yang pendek dan

    kesulitan bernapas lainnya, tumpulnya kemampuan menghidu dan mengecap,

    gangguan saat tidur. Tanda-tanda ini sering muncul bertahun-tahun setelah operasi

    atau terjadinya kerusakan terhadap konka.2

    Houser membagi Wide Nasal Cavity Syndrome berdasarkan reseksi konka,

    yaitu reseksi pada konka inferior, konka media, dan reseksi pada kedua konka

    tersebut. ngka kejadian dari Wide Nasal Cavity Syndrome masih belum diketahui

    dengan pasti karena belum adanya penelitian, namun diperkiran ada sekitar 2!"

     pasien yang menjalani pengangkatan konka akan mengalami gejala seperti ini.1

    BAB II

    1

  • 8/18/2019 Referat Tht empty nose syndrome

    2/15

    ANATOMI DAN FISIOLOGI

    A. Anatomi

    Hidung

    #ecara anatomis, hidung terbagi atas hidung luar dan rongga dalam hidung.

    Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke ba$ah %

     pangkal hidung &bridge', batang hidung &dorsum nasi', puncak hidung &tip', ala

    nasi, kolumela, dan lubang hidung &nares anterior'. Hidung luar dibentuk oleh

    kerangka tulang dan tulang ra$an yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat, dan

     beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang

    hidung. Kerangka tulang terdiri dari % tulang hidung &os nasal', prosesus frontal os

    maksila, dan prosesus nasal os frontal. #edangkan kerangka tulang ra$an terdiri

    dari beberapa pasang tulang ra$an yang terletak di bagian ba$ah hidung, yaitu

    sepasang kartilago nasal lateral superior, sepasang kartilago nasal lateral inferior 

    yang disebut juga sebagai kartilago alar mayor, dan tepi anterior kartilago

    septum.(

     

    )ambar 1. natomi hidung luar ( 

    2

  • 8/18/2019 Referat Tht empty nose syndrome

    3/15

    )ambar 2. natomi kerangka tulang dan tulang ra$an hidung(

    *ongga hidung atau ka+um nasi berbentuk tero$ongan dari depan ke

     belakang yang dipisahkan oleh septum nasi di bagian tengahnya menjadi ka+um

    nasi kanan dan kiri. Pintu atau lubang masuk ka+um nasi bagian depan disebut

    nares anterior sedangkan lubang belakang disebut nares posterior &koana' yang

    menghubungkan ka+um nasi dengan nasofaring. agian dari ka+um nasi yang

    letaknya sesuai dengan ala nasi, tepat di belakang nares anterior, disebut

    +estibulum. estibulum ini dilapisi oleh kulit yang mempunyai banyak kelenjar 

    sebasea dan rambut-rambut panjang yang disebut +ibrise.(

    Tiap ka+um nasi mempunyai buah dinding, yaitu dinding medial, lateral,

    inferior, dan superior. /inding medial hidung adalah septum nasi. #eptum

    dibentuk oleh tulang dan tulang ra$an. agian tulang adalah lamina perpendikular 

    os etmoid, +omer, krista nasal os maksila, dan krista nasal os palatina. agian

    tulang ra$an adalah kartilago septum &lamina kuadrangular' dan kolumela.

    #eptum dilapisi oleh perikondrium pada bagian tulang ra$an dan periosteum pada

     bagian tulang, sedangkan di luarnya dilapisi oleh mukosa hidung.(

    Pada dinding lateral terdapat buah konka. 0ang terbesar dan letaknya

     paling ba$ah ialah konka inferior, kemudian yang lebih kecil ialah konka media,

    yang lebih kecil lagi ialah konka superior, sedangkan yang terkecil disebut konka

    suprema. Konka suprema ini biasanya rudimenter. Konka inferior merupakan

    3

  • 8/18/2019 Referat Tht empty nose syndrome

    4/15

    tulang tersendiri yang melekat pada os maksila dan labirin etmoid, sedangkan

    konka media, superior, dan suprema merupakan bagian dari labirin etmoid.(,

     

    )ambar (. natomi ka+um nasi dan konka

    /i antara konka-konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit

    yang disebut meatus.Tergantung dari letak meatus, ada tiga meatus yaitu meatus

    inferior, medius, dan superior. eatus inferior terletak di antara konka inferior 

    dengan dasar hidung dan dinding lateral rongga hidung. Pada meatus inferior 

    terdapat muara &ostium' duktus nasolakrimal. eatus medius terletak di antara

    konka media dan dinding lateral rongga hidung. Pada meatus medius terdapat

    muara sinus frontal, sinus maksila, dan sinus etmoid anterior. Pada meatus

    superior yang merupakan ruang di antara konka superior dan konka media

    terdapat muara sinus etmoid posterior dan sinus sfenoid.(, 

    /inding inferior merupakan dasar rongga hidung dan dibentuk oleh os

    maksila dan os palatum. /inding superior atau atap hidung sangat sempit dan

    dibentuk oleh lamina kribriform, yang memisahkan rongga tengkorak dari rongga

    hidung. amina kribriform merupakan lempeng tulang berasal dari os etmoid.

    Tulang ini berlubang-lubang &kribrosa3saringan' tempat masuknya serabut-

    4

  • 8/18/2019 Referat Tht empty nose syndrome

    5/15

    serabut saraf olfaktori. /i bagian posterior, atap rongga hidung dibentuk oleh os

    sfenoid.(, 

    #ecara garis besar perdarahan hidung berasal dari ( sumber utama yaitu%

    1.rteri 4tmoidal anterior5 2.rteri 4tmoidal posterior cabang dari arteri

    oftalmika5 (.rteri #fenopalatina, cabang terminal arteri maksila interna yang

     berasal dari arteri karotis eksterna. agian ba$ah rongga hidung mendapat

     pendarahan dari cabang arteri maksila interna, diantaranya ialah ujung arteri

     palatina mayor dan arteri sfenopalatina yang keluar dari foramen sfenopalatina

     bersama ner+us sfenopalatina dan memasuki rongga hidung di belakang ujung

     posterior konka media. agian depan hidung mendapat pendarahan dari cabang-

    cabang arteri fasial.(

    Pada bagian depan septum terdapat anastomosis dari cabang-cabang arteri

    sfenopalatina, arteri etmoid anterior, arteri labial superior dan arteri palatina

    mayor, yang disebut pleksus Kieesselbach &little’s area'.  Pleksus Kiesselbach

    letaknya superfisial dan mudah cedera oleh truma, sehingga sering menjadi

    sumber epistaksis &perdarahan hidung', terutama pada anak.(

    ena 6 +ena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan

     berdampingan dengan arterinya. ena di+estibulum dan struktur luar hidung

     bermuara ke +ena oftalmika yang berhubungan dengan sinus ka+ernesus. ena-

    +ena di hidung tidak memiliki katup, sehingga merupakan faktor predisposisi

    untuk mudahnya penyebaran infeksi sampai ke intracranial.(

    agian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari

    ner+us etmoid anterior, yang merupakan cabang dari ner+us nasosiliar, yang

     berasal dari ner+us oftalmik. #araf sensoris untuk hidung terutama berasal dari

    cabang oftalmik dan cabang maksilar ner+us trigeminus. 7abang pertama ner+us

    trigeminus yaitu ner+us oftalmik memberikan cabang ner+us nasosiliar yang

    kemudian bercabang lagi menjadi ner+us etmoid anterior dan etmoidal posterior 

    dan ner+us infratroklear. 8er+us etmoid anterior berjalan mele$ati lamina

    kribrosa bagian anterior dan memasuki hidung bersama arteri etmoid anterior 

    melalui foramen etmoid anterior, dan disini terbagi lagi menjadi cabang nasal

    5

  • 8/18/2019 Referat Tht empty nose syndrome

    6/15

    internus medial dan lateral. *ongga hidung lainnya, sebagian besar mendapat

     persarafan sensoris dari ner+us maksila melalui ganglion sfenopalatina. )anglion

    sfenopalatina, selain memberi persarafan sensoris, juga memberikan persarafan

    +asomotor atau otonom untuk mukosa hidung. )anglion ini menerima serabut

    serabut sensoris dari ner+us maksila. #erabut parasimpatis dari ner+us petrosus

     profundus. )anglion sfenopalatina terletak di belakang dan sedikit di atas ujung

     posterior konkha media 8er+us 9lfaktor turun melalui lamina kribosa dari

     permukaan ba$ah bulbus olfaktor dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor 

     penghidu pada mukosa olfaktor di daerah sepertiga atas hidung.(

    *ongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologic dan fungsional

    dibagi atas mukosa pernapasan &mukosa respiration' dan mukosa penghidu

    &mukosa olfaktorius'. ukosa pernapasan terdapat pada sebagian besar rongga

    hidung dan permukaannya dilapisi oleh epitel torak berlapis semu yang

    mempunyai silia dan diantaranya terdapat sel-sel goblet.(

    ukosa penghidu terdapat pada atap rongga hidung, konka superior dan

    sepertiga atas septum. ukosa dilapisi oleh epitel torak berlapis semu tidak 

     bersilia. 4pitelnya dibentuk oleh tiga macam sel, yaitu sel penunjang, sel basal,

    dan sel reseptor penghidu ber$arna coklat kekuningan. Pada bagian yang lebih

    terkena aliran udara mukosanya lebih tebal dan kadang-kadang terjadi metaplasia,

    menjadi sel epitel skuamosa.(

    /alam keadaan normal mukosa respiratori ber$arna merah muda dan

    selalu basah karena diliputi oleh palut lender pada permukaannya. /i ba$ah epitel

    terdapat tunika propria yang banyak mengandung pembuluh darah, kelenjar 

    mukosa dan jaringan limfoid.(

    Pembuluh darah mukosa hidung mempunyai susunan yang khas. rteriol

    terletak pada bagian yang lebih dalam dari tunika propria dan tersusun secara

     paralel. rteriol ini memberikan perdarahan pada anyaman kapiler periglanduler 

    dan subepitel. Pembuluh eferen dari anyaman kapiler ini membuka ke rongga

    sinusoid +ena yang besar yang dindingnya dilapisi oleh jaringan elastik dan otot

     polos. Pada bagian ujungnya sinusoid mempunyai sfingter otot. #elanjutnya

    sinusoid akan mengalirkan darahnya ke pleksus +ena yang lebih dalam lalu ke

    6

  • 8/18/2019 Referat Tht empty nose syndrome

    7/15

    +enula. /engan susunan demikian mukosa hidung yang menyerupai jaringan

    ka+ernosa yang erektil, yang mudah mengembang dan mengkerut. asodilatasi

    dan +asokonstriksi pembuluh darah ini dipengaruhi oleh saraf otonom.(

    B. Fisiologi

    erdasarkan teori struktural, teori e+olusioner dan teori fungsional, fungsi

    fisiologis hidung dan sinus paranasal adalah% 1' fungsi respirasi untuk mengatur 

    kondisi udara &air conditioning), penyaring udara, humidifikasi, penyeimbang

    dalam pertukaran tekanan dan mekanisme imunologik lokal5 2' fungsi penghidukarena terdapatnya mukosa olfaktori dan reser+oir udara untuk menampung

    stimulus penghidu5 (' fungsi fonetik yang bergunan untuk resonansi suara,

    membantu proses bicara dan mencegah hantaran suara sendiri melalui konduksi

    tulang5 ' fungsi statik dan mekanik untuk meringankan beban kepala, proteksi

    terhadap trauma dan pelindung panas5 :' refle; nasal.(

  • 8/18/2019 Referat Tht empty nose syndrome

    8/15

    atas septum. Partikel bau dapat mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan

     palut lendir atau apabila menarik napas dengan kuat.

    >ungsi hidung untuk membantu indra pengecap adalah membedakan rasa

    manis yang berasal dari berbagai macam bahan seperti perbedaan rasa manis

    stra$beri, jeruk, pisang atau coklat.juga untuk membedakan rasa asam yang

     berasal dari cuka dan asam ja$a.

    Fungsi Foneti! 

    *esonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan

    menyanyi. #umbatan hidung akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang,

    sehingga terdengar suara sengau &rinolalia'.

    Hidung membantu proses pembentukan kata-kata. Kata dibentuk oleh

    lidah, bibir, dan palatum mole. Pada pembentukan konsonan nasal &m, n, ng'

    rongga mulut tertutuo dan hidung terbuka, palatum mole turun untuk aliran udara.

    "e#le!s Nasal

    ukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan

    saluran cerna, kardio+askuler dan pernapasan. ?ritasi mukosa hidung akan

    menyebabkan refleks bersin dan napas berhenti. *angsang bau tertentu akan

    menyebabkan sekresi liur, lambung dan pankreas.

     

    BAB III

    8

  • 8/18/2019 Referat Tht empty nose syndrome

    9/15

    WIDE NASAL CAVITY SINDROME 

    A. De#inisi

    Wide nasal cavity syndrome adalah suatu kondisi medis yang

    menggambarkan suatu kelumpuhan pada hidung dikarenakan konka nasal

    diangkat seluruhnya atau sebagian melalui pembedahan. Kondisi ini merupakan

    suatu komplikasi yang dapat dialami setelah beberapa bulan atau tahun menjalani

    operasi pengangkatan konka inferior dan atau konka media. Konka nasal

    membantu menghangatkan dan melembabkan udara yang kita hirup. Wide nasal 

    cavity syndrome  biasanya terjadi ketika konka nasal ini rusak oleh karena suatu

     penyakit dan tidak dapat berfungsi lagi. Hal ini juga dapat terjadi karena

     pembengkakan konka. Kondisi ini biasanya harus menjalani pembedahan untuk 

    mengangkat konka nasal yang rusak. kan tetapi setelah diangkat konka nasal

    tidak lagi dapat menghasilkan lendir dan silia sehingga mengakibatkan hidung

    terasa kering. #elain itu juga dapat menyebabkan kerusakan saraf penghidu.

    )ejala yang paling umum dirasakan adalah hidung yang tersumbat, meskipun pada pemeriksaan secara klinis ataupun pencitraan tidak ditemukan adanya

    sumbatan pada hidung tersebut.1,2,:

    Houser membagi Wide Nasal Cavity Syndrome berdasarkan reseksi konka,

    yaitu reseksi pada konka inferior, konka media, dan reseksi pada kedua konka

    tersebut. ngka kejadian dari Wide Nasal Cavity Syndrome masih belum diketahui

    dengan pasti karena belum adanya penelitian, namun diperkiran ada sekitar 2!"

     pasien yang menjalani pengangkatan konka akan mengalami gejala seperti ini.1

    B. Pato#isiologi

    Patofisiologi dari Wide Nasal Cavity Syndrome  masih belum dapat

    dijelaskan dengan pasti, namun beberapa hipotesa menyatakan bah$a kondisi ini

    terjadi karena hilangnya fungsi hidung &humidifikasi, menghangatkan dan

    menyaring udara yang dihirup' karena daerah mukosa yang berkurang

    menyebabkan berkurangnya reseptor sensorik, suhu dan taktil, yang dibutuhkan

    9

  • 8/18/2019 Referat Tht empty nose syndrome

    10/15

    untuk penyaringan udara yang dihirup. Hilangnya fungsi ini diperkirakan terjadi

    sekitar 2(" setelah reseksi pada konka.1,:

    Perubahan inilah yang mendasari terjadinya perubahan pada fungsi paru.

    Hidung memegang peranan penting pada pembukaan bronkiolus perifer dan

    mengoptimalkan +entilasi al+eolar. Hal ini pada gilirannya akan meningkatkan

     pertukaran gas, meningkatkan tekanan negatif pada toraks serta meningkatkan

    aliran balik jantung dan +ena pulmonal. Perubahan inilah yang menyebabkan

    sensasi tersumbat pada hidung sampai sesak nafas.1,:

    *asa kekeringan pada faring juga kadang dirasakan oleh penderita

    dikarenakan gagalnya proses humidifikasi yang seharusnya diperankan oleh

    mukosa hidung sehingga menyebabkan kekeringan pada mukosa rhinofaring.1

    *initis atrofi dan Wide Nasal Cavity Syndrome merupakan komplikasi

    yang dapat terjadi setelah reseksi konka. *eseksi dalam skala yang besar &total

    atau subtotal' dapat meningkatkan risiko terjadinya Wide Nasal Cavity Syndrome.

     8amun, kondisi ini juga dilaporkan terjadi pada reseksi pada sebagian konka,khususnya pada konka inferior. #edangkan keterlibatan banyaknya mukosa yang

    direseksi tidak ditemukan pada terjadinya Wide Nasal Cavity Syndrome.1

    Wide Nasal Cavity Syndrome dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu

    48#-?T & Empty Nose Syndrome n!erior "urbinectomy)# 48#-T $Empty Nose

    Syndrome %edia "urbinectomy)# dan 48#-both. /iantara ketiga jenis tersebut,

    48#-?T merupakan yang paling banyak ditemukan.1

    $. Diagnosis

    endiagnosis Wide Nasal Cavity Syndrome agak sulit diakrenakan tidak 

    adanya definisi klinis secara konsensus, beragamnya gejala yang dapat terjadi

    mulai dari keluhan fisik sampai psikis dan sosial. /iagnosis dapat ditegakkan dari

    manifestasi klinis dan pemeriksaan fisik serta endoskopi hidung.1

    10

  • 8/18/2019 Referat Tht empty nose syndrome

    11/15

    )ejala yang paling sering terjadi adalah rasa tersumbat pada hidung yang

    kadang dapat menimbulkan rasa sesak napas. )ejala lainnya seperti nyeri yang

    disertai rasa kekeringan pada hidung dan faring juga dapat ditemukan. ?ntensitas

    gejala ber+ariasi, mulai dari ringan sampai berat sehingga menghambat kegiatan

    sehari-hari. Penderita mungkin juga akan mengalami kurangnya konsentrasi,

    mudah lelah, kecemasan, dan gangguan emosional lainnya.1

    )ejala lain yang sering ditemukan, antara lain% sensasi aliran udara yang

     berlebihan, hipersensiti+itas terhadap udara dingin, hiper+entilasi, kesulitan untuk 

     bernapas, nyeri pada hidung, sakit kepala, rasa kekeringan pada hidung dan faring,

    sulit tidur, dan kelelahan. #elain itu, juga dapat ditemukannya krusta.1

    #elain itu, terdapat pula kuesioner #89T &Sino Nasal &utcome "est)-2!

    atau #89T-2: yang berisikan 2: pertanyaan dengan nilai !-:. Kuesioner ini selain

     berguna dalam menegakkan diagnosis juga dapat digunakan untuk memilih

     pengobatan selanjutnya yang akan dipilih.1

    Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan pembesaran rongga hidung yangsebelumnya dilakukan pembedahan dengan berkurangnya atau hilangnya struktur 

    konka. ukosa umumnya pucat dan kering.1,@

    Tes diagnostik merupakan suatu tes yang sederhana yang dilakukan

    sebelum dilakukannya terapi. #epotong kapas basah ditempatkan pada rongga

    hidung dan dibiarkan selama 2!-(! menit. pabila keluhan dirasakan berkurang

    maka dapat didiagnosis sebagai Wide Nasal Cavity Syndrome dan dapat

    mengindikasikan dilakukannya pembedahan.1,@

    /iagnosis Wide Nasal Cavity Syndrome ditegakkan secara klinis. Pada

     pemeriksaan radiologis menunjukkan gambaran yang ber+ariasi. /apat

    menunjukkan gambaran penebalan mukosa pada hidung, dan ditemukannya

    gambaran opak pada sinus maksila pada :!" kasus.1

    11

  • 8/18/2019 Referat Tht empty nose syndrome

    12/15

    *inomanometri tidak berguna dalam mendiagnosis Wide Nasal Cavity

    Syndrome, pemeriksaan ini hanya membuktikan bah$a tidak ada sesuatu yang

    menyumbat hidung.1

    Pada *? & %agnetic 'esonance maging ' dapat ditemukan adanya proses

    spesifik pada daerah temporal, serebellum dan amigdala. Pemeriksaan

     bakteriologik disarankan untuk penderita dengan adanya krusta atau secret yang

     purulen, yang membutuhkan pengobatan antibiotik.1 

    F. Penatala!sanaan

    ini pertama dari pengobatan Wide Nasal Cavity Syndrome  adalah

     pera$atan medis. eliputi irigasi hidung &garam fisiologis, deri+at sulfur dan

    lain-lain', pemberian salep hidung, antibiotik, aerosol dan kortikosteroid topikal.

    eskipun begitu, pengobatan dengan cara ini tidak begitu efektif dalam

    menangani Wide Nasal Cavity Syndrome.1,@

    Tujuan dari operasi perbaikan endonasal adalah dengan menurunkan

    +olume rongga hidung untuk meningkatkan hambatan aliran udara masuk ke

    dalam hidung, sehingga menurunkan aliran udara masuk ke dalam hidung

    sehingga meningkatkan kelembaban udara serta mengarahkan aliran udara dari

     bagian hidung yang dioperasi ke sisi hidung yang sehat. Prinsip dari operasi ini

    terdiri dari menempatkan sebuah implant pada septum, bagian dasar atau dinding

    lateral dari hidung.1

    ikroplasti endonasal adalah salah satu cara pembedahan yang dapatdipilih. Teknik pembedahan ini ber+ariasi, namun hasil yang didapatkan cukup

    memuaskan. Hal ini dicapai dengan implantasi submukosa konka dari tulang

    ra$an septum untuk mengembalikan +olume konka inferior. Tujuannya adalah

    untuk memulihkan daerah mukosa yang cukup sehingga menjamin berjalannya

    fungsi fisiologis untuk menghangatkan, menyaring dan humidifikasi udara yang

    masuk ke dalam hidung.1

    12

  • 8/18/2019 Referat Tht empty nose syndrome

    13/15

  • 8/18/2019 Referat Tht empty nose syndrome

    14/15

    BAB I&

    "ESUME

    Wide nasal cavity syndrome adalah suatu kondisi medis yang

    menggambarkan suatu kelumpuhan pada hidung dikarenakan konka nasal

    diangkat seluruhnya atau sebagian melalui pembedahan. Kondisi ini merupakan

    suatu komplikasi yang dapat dialami setelah beberapa bulan atau tahun menjalani

    operasi pengangkatan konka inferior dan atau konka media.

    )ejala yang paling sering terjadi adalah rasa tersumbat pada hidung yang

    kadang dapat menimbulkan rasa sesak napas. )ejala lainnya seperti nyeri yang

    disertai rasa kekeringan pada hidung dan faring juga dapat ditemukan. ?ntensitas

    gejala ber+ariasi, mulai dari ringan sampai berat sehingga menghambat kegiatan

    sehari-hari. Penderita mungkin juga akan mengalami kurangnya konsentrasi,

    mudah lelah, kecemasan, dan gangguan emosional lainnya.

    ini pertama dari pengobatan Wide Nasal Cavity Syndrome  adalah

     pera$atan medis. eliputi irigasi hidung &garam fisiologis, deri+ate sulfur dan

    lain-lain', pemberian salep hidung, antibiotik, aerosol dan kortikosteroid topical.

    eskipun begitu, pengobatan dengan cara ini tidak begitu efektif dalam

    menangani Wide Nasal Cavity Syndrome. #elain itu juga dapat dilakukan tindakan

     pembedahan.

    14

  • 8/18/2019 Referat Tht empty nose syndrome

    15/15

    DAFTA" PUSTA'A

    1. 7oste, . /essi, P. #errano, 4. 4mpty 8ose #yndrome. 4uropean nnals

    of 9torhynolaryngology Head and 8eck /isease. 4lse+ier asson #..#.

    2!12% B(-B=.

    2. iebman, A. 8ardi, A. ody #igns% Ho$ to e 0our 9$n /iagnostic

    /etecti+e. 2!!C% B2-B

    (. #oetjipto /, Dardani *#. Hidung. /alam % uku ajar ilmu kesehatan

    telinga hidung tenggorok kepala dan leher edisi keenam. #oepardi 4,

    ?skandar 8, ashiruddin A, *estuti */, editors. Aakarta % alai Penerbit

    >K