resume kampus (ok 10 ) - interlocking nail tibia
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Resume Kampus (Ok 10 ) - Interlocking Nail Tibia
1/9
RESUME TEKNIK INSTRUMENTASI
PADA Nn. “P” DENGAN INTERLOCKING NAIL TIBIA
ATAS INDIKASI IMPLANT FAILURE TIBIA D POST PLATE SCREW
DI OK 10 (BEDAH ORTHOPAEDIC)
RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG
Ole!
ALDIA PALMA "UDASTA
NIM. 1#01$100%&
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
'URUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DI KEPERAWATAN MALANG
01*
-
8/16/2019 Resume Kampus (Ok 10 ) - Interlocking Nail Tibia
2/9
A. DEFINISI
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang di tandai oleh rasa nyeri, pembengkakan,
deformitas, gangguan fungsi, pemendekan dan krepitasi
Fraktur adalah pemisahan / terputusnya / hilangnya kontiunitas dari pada struktur tulang
. ORIF adalah Metode penatalaksanaan patah tulang dengan cara pembedahan reduksi terbuka dan
fiksasi internal dimana insisi dilakukan pada tempat yang mengalami cedera dan ditemukan sepanjang
bidang anatomik tempat yang mengalami fraktur, fraktur diperiksa dan diteliti, Hematoma fraktur dan
fragmen fragmen yang telah mati diiringi dari luka. Fraktur direposisi dengan tangan agar
menghasilkan posisi yang normal kembali, sesudah reduksi, fragmen!fragmen tulang dipertahankan
dengan alat alat ortopedi berupa pin, pelat, sre", paku.
ORIF adalah #uatu tindakan operasi yang bertujuan untuk mengembalikan struktur tulang
yang fraktur pada keadaan anatomis dari dalam dengan memberikan ikatan dari dalam
$. ETIOLOGI
%tiologi dari fraktur menurut &rice dan 'ilson ()**+ ada - yaitu
. 0idera atau benturan
). Fraktur patologik
Fraktur patologik terjadi pada daerah!daerah tulang yang telah menjadi lemah oleh karena tumor,
kanker dan osteoporosis.
-. Fraktur beban
Fraktur baban atau fraktur kelelahan terjadi pada orang! orang yang baru saja menambah tingkat
akti1itas mereka, seperti baru di terima dalam angkatan bersenjata atau orang! orang yang baru mulai
latihan lari.
C. PATOFISIOLOGI
Fraktur dibagi menjadi fraktur terbuka dan fraktur tertutup. 2ertutup bila tidak terdapat
hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. #edangkan fraktur terbuka bila terdapat hubungan
antara fragmen tulang dengan dunia luar oleh karena perlukaan di kulit (#melter dan $are, )**).
#e"aktu tulang patah perdarahan biasanya terjadi di sekitar tempat patah ke dalam jaringan lunak sekitar tulang tersebut, jaringan lunak juga biasanya mengalami kerusakan. Reaksi perdarahan
biasanya timbul hebat setelah fraktur. #el! sel darah putih dan sel anast berakumulasi menyebabkan
peningkatan aliran darah ketempat tersebut akti1itas osteoblast terangsang dan terbentuk tulang baru
umatur yang disebut callus. $ekuan fibrin direabsorbsidan sel ! sel tulang baru mengalami remodeling
untuk membentuk tulang sejati. Insufisiensi pembuluh darah atau penekanan serabut syaraf yang
berkaitan dengan pembengkakan yang tidak di tangani dapat menurunkan asupan darah ke ekstrimitas
dan mengakibatkan kerusakan syaraf perifer. $ila tidak terkontrol pembengkakan akan mengakibatkan
peningkatan tekanan jaringan, oklusi darah total dan berakibat anoreksia mengakibatkan rusaknya
serabut syaraf maupun jaringan otot. 3omplikasi ini di namakan sindrom compartment ($runner dan
#uddarth, )**) .
2rauma pada tulang dapat menyebabkan keterbatasan gerak dan ketidak seimbangan, fraktur
terjadi dapat berupa fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Fraktur tertutup tidak disertai kerusakan
-
8/16/2019 Resume Kampus (Ok 10 ) - Interlocking Nail Tibia
3/9
jaringan lunak seperti tendon, otot, ligament dan pembuluh darah ( #melt4er dan $are, )**. &asien
yang harus imobilisasi setelah patah tulang akan menderita komplikasi antara lain nyeri, iritasi kulit
karena penekanan, hilangnya kekuatan otot. 3urang pera"atan diri dapat terjadi bila sebagian tubuh di
imobilisasi, mengakibatkan berkurangnyan kemampuan pra"atan diri (0arpenito, )**5.
Reduksi terbuka dan fiksasi interna (ORIF fragmen! fragmen tulang di pertahankan dengan pen,
sekrup, plat, paku. 6amun pembedahan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi. &embedahanitu sendiri merupakan trauma pada jaringan lunak dan struktur yang seluruhnya tidak mengalami
cedera mungkin akan terpotong atau mengalami kerusakan selama tindakan operasi (&rice dan 'ilson,
)**+.
D. MANIFESTASI KLINIS
Fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ekstrimitas, krepitus,
pembengkakan local, dan perubahan "arna.
. 6yeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang di imobilisasi, spasme otot
yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang di rancang untuk meminimalkangerakan antar fragmen tulang.
). #etelah terjadi fraktur, bagian!bagian tak dapat digunakan dan cenderung bergerak tidak alamiah
bukan seperti normalnya, pergeseran fraktur menyebabkan deformitas, ekstrimitas yang bias di ketahui
dengan membandingkan dengan ekstrimitas yang normal. %kstrimitas tidak dapat berfungsi dengan
baik karena fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat melekatnya otot.
-. &ada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang
melekat diatas dan diba"ah tempat fraktur.
7. #aat ekstrimitas di periksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang yang dinamakan krepitus
yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan yang lainya.
8. &embengkakan dan perubahan "arna local pada kulit terjadi sebagai akibat dari trauma dan
perdarahan yang mengikuti fraktur. 2anda ini biasanya baru terjadi setelah beberapa jam atau hari
setelah cedera (#mel4ter dan $are, )**).
F. KLASIFIKASI FRAKTUR
Menurut Mansjoer ()**) ada tidaknya hubungan antara patahan tulang dengan dunia luar
di bagi menjadi ) antara lain
a. Fraktur tertutup (closed 9ikatakan tertutup bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulangdengan dunia luar, disebut dengan fraktur bersih (karena kulit masih utuh tanpa komplikasi.&ada
fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri yang berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar trauma,
yaitu
2ingkat * fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cedera jaringan lunak sekitarnya.
) 2ingkat fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan subkutan.
- 2ingkat ) fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam dan
pembengkakan.
7 2ingkat - 0edera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan ancaman sindroma
kompartement.
-
8/16/2019 Resume Kampus (Ok 10 ) - Interlocking Nail Tibia
4/9
b. Fraktur terbuka (open/compound fraktur 9ikatakan terbuka bila tulang yang patah menembus otot
dan kulit yang memungkinkan / potensial untuk terjadi infeksi dimana kuman dari luar dapat masuk ke
dalam luka sampai ke tulang yang patah.
9erajat patah tulang terbuka
9erajat I
:aserasi ; ) cm, fraktur sederhana, dislokasi fragmen minim
) 9erajat II
:aserasi < ) cm, kontusio otot dan sekitarnya, dislokasi fragmen jelas.
- 9erajat III
:uka lebar, rusak hebat, atau hilang jaringan sekitar.
Pe+,-/n P,-en !
#urat &ersetujuan Operasi (Informed consent
) &asien &uasa- Menanggalkan perhiasan dari pasien
7 &asien kondisi bersih
8 #ite mark
+ =ntibiotik profilaksis
5 Foto rontgen
Pe+,-/n L-n2nn !
=lat!alat dan obat!obatan ($H&.
) Mengatur posisi supine dengan pembiusan #pinal
- Memasang plat diatermi pada paha pasien
7 Memeriksa fungsi mesin suction, lampu, mesin monopolar, boor listrik
8 Menata meja instrument, menata ruang operasi
G. Pe+,-/n Al3 S3e+-l !
A. D- Me4 M56
! 9ressing forceps buah
! 2o"el klem + buah
! Mayo scissors buah
! Met4embaum #cissors buah
! 9eseting forceps ) buah
! 2issu forceps ) buah
! Handle mess no 7 buah
! Handle mess no - buah
! Mos>uito haemostatic forceps buah
! 6eedleholder kecil dan sedang ? buah
! :angen beck / hak tajam ) buah / ) buah! 3nable 2ang buah
! #cre"dri1er 7,8 buah
-
8/16/2019 Resume Kampus (Ok 10 ) - Interlocking Nail Tibia
5/9
! Respatorium / %le1ator buah
! 0anule suction buah
! Hammer $uah
! 2atah @ $uah
B. Me4 In,3+27en
! 3idney tray ) buah
! 0ucing ) buah
! 0outer monopolar buah
C. Se3 L-nen
. #kort Operasi + buah
). 9oek besar 7 buah
-. 9oek #edang 7 buah
7. 9oek kecil 7 buah
8. #arung meja mayo buah
+. Handuk steril 8 buah
II. Bn H8-, P-
9 Handscoen on steril / steril / maAiteA sesuai kebutuhan! B!pad on / steril sesuai kebutuhan
9 Mess no )) buah
! Mess no * buah
! $etadhine secukupnya
! 3assa -* biji
! 9eppers * biji
! &4 2"ist off liter - botol
! 0athteter no + cabang ) buah
! Brobag buah
! #puit * cc buah
! #puit 8* cc buah
! 'FI buah
! &lat diatermi buah
! #ufratule biji
! 2ensocrep no 8 buah
! #oftband no 8 buah
! Cicril * buah
-
8/16/2019 Resume Kampus (Ok 10 ) - Interlocking Nail Tibia
6/9
! &remiline -.!* ) buah
INSTRUMENT TEKNIK
. #ID6 I6
). &asien datang, cek kelengkapan status. 3emudian tulis di buku register pasien,dilanjutkan
dengan pembacaan sign in.$eri posisi pasien supinasi, selanjutnya tim anestesi melakukan
pembiusan dengan D=..
-. #etelah pasien dibius oleh tim anastesi
Pe+:3 S-+2le+
7. &asang folley kateter no +, $eri deppers, po1idone iodine, dan desinfeksi klem untuk
antisepsis area pemasangan kateter.
8. &osisikan pasien
+. &asang arde
5. &asang torni>uet
E. 0uci area operasi dengan clorheksidine. 3eringkan dengan duk steril
Pe+:3 In,3+27en3
*. :akukan surgical scrub, go"ning dan glo1ing, kemudian bantu tim bedah yang lain untuk
go"ning dan glo1ing.
. $eri desinfeksi klem pada asisten untuk melakukan antisepsis daerah operasi dengan betadine
*G dan deppers memakai desinfeksi klem, kemudian beri underpad steril untuk dipasang di
ba"ah daerah yang akan dioperasi.
). :akukan drapping
a. Bnderpad steril dan lapisi dengan duk tebal di atasnya
b. 9oek tebal diba"ah area operasic. 9oek tebal dibagian atas
d. 9oek segitiga dipangkal paha
e. Fiksasi dengan doek klem
f. 9oek tebal di bagian ba"ah
g. 2elapak bungkus dengan tensocrep steril
-. &asang kabel coater, selang suction didekat daerah yang akan dioperasi. Ikat dengan kasa dan
difiksasi dengan duk klem. 0ek kelayakan alat.
7. 2ime Out
A. Re76;e Pl3 S
-
8/16/2019 Resume Kampus (Ok 10 ) - Interlocking Nail Tibia
7/9
5. 3emudian berikan mess ) untuk insisi fasia
E. $eri langenback kombinasi pada asisten untuk memperluas lapang pandang,
. ika ketemu head & #cre" yang menempel ,berikan klem pean manis (mos>uito utuk
megambil serpihan yang melekat pada sisi sisi plat scre" yang sudah lama kalus
)*. $erikan #cre" dri1er 7,8 untung mengambil scre" scre" yang ada pada plat
). $erikan raspat untuk memisahkan otot dengan tulang, kemudian beri palu dan tatah untuk
memisahkan tulang dengan plat)). ika semua terlepas dari plat , berikan knable tang untuk melepas plat dari tibia
)-. $erikan kurretage untuk mengambil sisi sisa kalus pada tulang
)7. #etelah itu cuci dengan 6# *,G , lalu tutup dengan kasa steril
)8. $erikan mess dan pinset cirugis pada operator untuk incise kulit daerah proAimal tibia
)+. $erikan mess ) untuk membuka fascia dan fat dan pean manis serta kassa steril untuk ra"at
perdarahan
)5. $erikan sprider untuk memperlebar area lapang operasi
)E. $erikan pean manis panjang untuk memisahkan otot dan potong dengan couter
). #etelah ketemu &roAimal tibia, berikan o"l untuk menentukan batas tubersitas tibia
-*. :alu masukkan reamer dari ukuran yang terkecil sampai terbesar sesuai kebutuhan /
permintaan operator (dengan bantuan 0!=rm sampai batas paling distal tibia
-. Mengukur nail tibia menggunakan Det"ire dengan bantuan 0!=rm
-). :alu setelah ketemu ukuran nail nya, (saat operasi ketemu ukuran A)+ masukkan
interlocking nail nail ke dalam intramedular tibia fikasi menggunakan $or 8,) sampai ketemu
korteA
--. #cre" di pasang dengan bor 7.* dengan scre" 7.* (arah fiksasi medial tibia
-7. Blangi langkah di atas sampai 7 fiksasi scre"
-8. #etelah 7 scre" terisi (#cre" 7,* A -* ), #cre" 7,* A 78 , #cre" 7,* A 88 cek
dengan bantuan 0!=rm untk memastikan scre" sudah masuk pada tempatnya
-+. :epaskan seluruh crenreamer lalu pasang cupnail
-5. #etelah selesai taruh bengkok diba"ah tibia, cuci lapang operasi dengan 6# *,G, asisten
menyedot dengan suction dan operator membersihkan dengan kassa, berikan cairan antibiotic
gentamicin ) ampl dengan spuit * cc , lalu berikan Drap (bagian tulang pasang grap pada
area interlocking tibia.
-E. 3onfirmasi ( hitung jumlah kasa dan jumlah alat #ID6 OB2
-. $eri nald 1older dan ahit dengan 1icril * untuk daerah facia dan lanjut jahit fat dengan 1icryl
).*
7*. Bntuk kulit jahit dengan beri nald 1older dan ahit dengan &remiline -.*
7. 2utup area jahitan dengan supratul, beri kasa steril, softband no *, tensocrep no *
7). $ersihan area sekitar operasi dengan to"el
7-. Rapikan pasien, bersihkan bagian tubuh pasien dari bekas betadin yang masih menempel
dengan menggunakan kassa basah dan keringkan.
77. &indahkan pasien ke brankart, dorong ke ruang reco1ery.
-*. #emua instrument didekontaminasi menggunakan larutan pre4ep 0ide4yme 7* cc dalam 8 liter
air. Rendam selama * ! 8 menit lalu cuci, bersihkan dan keringkan, kemudian alat
diin1entaris dan diset kembali bungkus dengan kain siap untuk disterilkan.
-. $ersihkan ruangan dan lingkungan kamar operasi, rapikan dan kembalikan alat! alat yang
dipakai pada tempatnya.-). In1entaris bahan habis pakai pada depo farmasi.
-
8/16/2019 Resume Kampus (Ok 10 ) - Interlocking Nail Tibia
8/9
DAFTAR PUSTAKA
$runner, #uddarth. )**). Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol.3. %D0. akarta
0arpenito, )**5. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 akarta %D0
&rice dan 'ilson, )**+, en!ana Asuhan Keperawatan, %D0, akarta.
-
8/16/2019 Resume Kampus (Ok 10 ) - Interlocking Nail Tibia
9/9