rethink by jed revolutia

122
ReTh nk Being Just A Christian In The 21 st Century JED-ReVoLuTiA www.cross-written.com

Upload: jeffry-yani

Post on 04-Jul-2015

106 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rethink by Jed Revolutia

ReTh nkBeing Just A Christian In The 21st Century

JED-ReVoLuTiA

www.cross-written.com

Page 2: Rethink by Jed Revolutia

About the Author:

JED-ReVoLuTiA is the founder and Operational Manager of Cross-

Written, Inc. He is known as an avid blogger and forumer who

believes that it is better to be honest than to be ‘spiritual’. His friends

know him as somebody who loves poetry and Soul music. He can be

reached at [email protected] or simply visit his official blog at

http://jed.revolutia.info.

ReThink: Being Just A Christian At 21st Century. Copyright © 2008 by JED-ReVoLuTiA. This work is licensed under a Creative Commons Attribution - Noncommercial - Share Alike 3.0 Indonesia License.

This E-Book is published by Cross-Written® Production and can be downloaded for free from www.cross-written.com/free-ebook. You are allowed to share this e-book with your friends as long as it is free and unmodified.

Please visit our website at www.cross-written.com to get bloody inspirational messages to turn your life upside down. You can also join our online community at forum.cross-written.com. For more information about us, please visit www.cross-written.com/about.

2

Page 3: Rethink by Jed Revolutia

Endorsements

“Jed is a revolutionary inspiring writer! Be his only avid reader and

get sparkled!”

Charlie Lie - Founder of Liquera Productions

“Saya mengenal Jed dari sebuah Forum Kristen dan saya

mendapatkan Jed adalah sebuah pribadi yang unik. Jed selalu

mengatakan secara terbuka apa yang ada dipikirkannya.

Demikianlah yang tercurah di dalam E-book ini, menggambarkan

apa yang ada di dalam pikiran Jed secara gamblang. E-book ini

memaksa saya untuk memandang dari sisi yang berbeda dari yang

biasanya, menjungkir balikkan pemikiran saya sehingga mau tidak

mau, saya harus membuka pikiran saya untuk sesuatu yang baru.

Saya yakin E-book ini akan sangat memberkati dan memberikan

suatu wawasan yang baru yang bahkan mungkin kita tidak

mengetahuinya sebelumnya. Selamat membaca!”

Talentaku, Sekretaris Umum GBI Taman Mahkota

3

Page 4: Rethink by Jed Revolutia

Endorsements

"Inspiring and motivating. Karya yang satu ini pantas untuk disimak

kalau Anda menyebut diri sebagai seorang Kristen. Dengan tutur

kata yang sederhana dan renyah namun kritis, diselingi topik yang

sangat provokatif, karya ini akan menyentuh dan memberikan kele-

gaan bagi orang yang haus akan kebenaran firmanNya. Great job

Jed!"

Hendri Bun, blogger, http://hendribun.blogspot.com

“E-Book yang oke. Ada peribahasa: orang bodoh melewatkan kesem-

patan, orang panda menunggu kesempatan, orang rajin mencari ke-

sempatan, tapi orang bijaksana menciptakan kesempatan. Pen-

jangkauan jiwa-jiwa terhilang dapat dilakukan secara aktif dengan

mencari dan menciptakan kesempatan, bukan menunggu kesem-

patan. E-Book ini saya kategorikan sebagai langkah Bijaksana.”

David Kurniawan, co-writer of Terhilang di Rumah Bapa

4

Page 5: Rethink by Jed Revolutia

Endorsements

“Saya tidak terlalu suka orang yang rohani. Tapi saya selalu kagum

dengan orang-orang biasa yang mau berjuang. Setiap ingat Jed,

saya selalu ingat ada kuasa dalam impian. Saya merekomendasikan

e-book ini karena saya yakin e-book ini akan memberkati banyak

kehidupan.”

Gladies Petra Pangerapan, Pemimpin De Magnificent Network

“As a non-active reader, I must say that this e-book has brought the

new sensation to my dull book-less life. An awesome start to ugly lazy

girl like me to start reading. I truly recommend you to explore the

new horizon through this e-book. Benar-benar Jed banget deh.”

Juli Huang, freelance writer & counselor for depressed juvenile

“E-book yang menarik. buku-buku seperti inilah yang dibutuhkan

generasi saat ini tidak hanya untuk membangun diri sendiri dalam

hal kerohanian namun juga membuka pola pikir kita akan berbagai

hal. Keep on moving.”

Ivie, astronom & pengelola LangitSelatan.Com

5

Page 6: Rethink by Jed Revolutia

Foreword

Ada pepatah, "sebuah buku akan berceritera tentang buku-buku

yang lain", manfaat yang berkesinambungan yang membuat kita

menjadi semakin cerdas dan berpikiran luas. Karya tulis adalah proyek

intelektual dimanifestasikan dalam kata-kata untuk dibaca banyak

orang. Saya suka membaca tulisan karya orang-orang muda, karena

disana ada gairah yang lahir dari gejolak hati, dan didalamnya ada

kejujuran akan sebuah pemikiran dan cita-cita. Kiranya e-book ini

dapat mendorong lahirnya banyak penulis-penulis muda. "Menulislah

tentang apa saja dan dari mana saja", demikian kata seorang penulis

besar Indonesia Pramoedya Ananta Toer, ajakan itu berlaku bagi siapa

saja. Menulis juga merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat,

"besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya" (Amsal

27:17).

Diberkatilah setiap yang bersedia membagikan tulisannya dengan

cuma-cuma. Saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada sahabat

saya Jed yang membagikan tulisannya yang berisikan padangannya

tentang filosofi kehidupan yang melewati batas tembok denominasi

kekristenan. Pada chapter pertama kita sudah disuguhi judul yang

menggelitik "Jesus: The Troublemaker" , dalam e-book ini kita diajak

menuju pandangan dengan kaki tetap menginjak bumi, dan mata hati

6

Page 7: Rethink by Jed Revolutia

yang memandang ke atas. Demikian juga tulisan-tulisan yang bernada

kritik terjadap kehidupan bergereja, yang memandang bahwa gereja-

gereja masa kini bukan disetir oleh kasih karunia, namun disetir oleh

tujuan-tujuan. Dan tentu saja bukan hanya kritik yang kita dapati

dalam e-book ini tetapi sebuah ajakan agar kita senantiasa sadar

bahwa ibadah gerejawi bukan sekedar pemuas kebutuhan spiritual,

tetapi didalamnya kita perlu banyak tetap kritis terhadap implementasi

etika yang sesuai dengan yang telah diajarkan Kristus kepada kita. Saya

percaya e-book ini akan memberi inspirasi positif bagi pembacanya.

Blessings,

Bagus Pramono

www.sarapanpagi.org

June 9, 2008

7

Page 8: Rethink by Jed Revolutia

Foreword

Apakah anda seseorang yang mengaku Kristen dan mengenal

Allah dengan baik?

Apakah anda seseorang yang mengaku Kristen dan telah

dilahirkan kembali?

Apakah anda seseorang yang mengaku Kristen dan telah

melayani Tuhan dengan baik?

Apakah anda seseorang yang mengaku Kristen dan belum

dilahirkan kembali?

Apakah anda seseorang yang mengaku Kristen dan belum

mengenal kekristenan itu sendiri dengan baik?

Apapun status yang anda berikan terhadap kekristenan anda,

rasanya belumlah lengkap bila anda belum membaca santapan tulisan-

tulisan di buku ini. Anda tak akan digurui, tak akan dikotbahi atau

sejenisnya, tetapi anda akan ditunjukkan oleh sesuatu pemikiran yang

kontroversial menuju kebenaran itu sendiri yang nyata, tak dioles

dengan yang namanya kemanisan, tetapi suatu realita kehidupan nyata

yang memang Tuhan ingin berkata secara gamblang lewat hati dan

kehidupan manusia.

8

Page 9: Rethink by Jed Revolutia

Apakah saya terlalu overacting dalam menuliskan pendapat saya

di atas? Saya kira andalah penentunya. Bagaimana bisa anda menjadi

penentu kalau belum membaca keseluruhan isi buku yang menantang

iman anda ini? Jadi tunggu apa lagi, berikan sedikit waktu anda untuk

menilik keindahan goresan pena penulisnya. Selamat membaca dan

Tuhan memberkati! Amin!

Fida Abbott, PA-USA

Redaktur Pelaksana Harian Online Kabar Indonesia

www.kabarindonesia.com

9

Page 10: Rethink by Jed Revolutia

Foreword

Hal yang paling menarik dari e-book ini adalah kesan saya tentang

penulisnya. Kami pernah bersama-sama dalam sebuah komunitas yang

banyak mengeksplorasi kekristenan dari sebuah sudut pandang kritis.

Di tengah berbagai aliran dan pandangan di dalam komunitas yang

membawa kita semua “keluar” dari koridor-koridor kekristenan “baku”

yang diam-diam menyembunyikan berbagai penyimpangan, Jed mem-

perlihatkan cirinya sendiri yaitu penguasaannya akan sejarah gereja,

paham-paham yang berkembang serta latar budaya yang mel-

ingkupinya. Hal ini bisa kita lihat di tulisannya yang berjudul Culture-

Friendly Church. Akan tetapi, fakta yang lebih menarik adalah di balik

wawasan intelektual serta kemampuan untuk menuangkannya ke

dalam tulisan yang tak jarang memiliki bobot ilmiah, Jed telah melalui

sejumlah pergumulan pribadi yang tidak mudah ditaklukkan, seti-

daknya tidak semudah menaklukkan wawasan yang ia peroleh dari ba-

han-bahan bacaannya, atau menaklukkan kata-kata ke dalam rangka-

ian kalimat.

10

Page 11: Rethink by Jed Revolutia

Barangkali Jed adalah cerminan dari kita semua di dalam pergu-

mulan masing-masing, yang seringkali terbentur kenyataan yang tidak

menyenangkan bahkan di sudut-sudut ruang rohani sekalipun, yang

semula kita harapkan dapat menawarkan jalan keluar bagi setiap per-

soalan. Dibutuhkan keberanian untuk menghadapi kenyataan pahit,

bahkan dan terutama di dalam tubuh gereja dan praktik-praktik

kekristenan. Ke mana lagi harus mencari perlindungan ketika payung-

payung keamanan (sekaligus kenyamanan) kita pada kenyataannya

penuh dengan lubang dan celah penyimpangan? Atau sebaliknya, kita

terus berpegangan erat-erat pada gagang itu, berpura-pura tidak meli-

hat lubang-lubang di atasnya atas nama rasa aman yang semu?

Memandang lewat kaca mata kritis adalah satu hal, tetapi belajar

berdamai dan hidup dengan berbagai ketidaksempurnaan adalah hal

lain. Tidak pernah ada satu solusi absolut untuk setiap persoalan

hidup. Tidak selalu ada jawaban pasti untuk memecahkan kegamangan

iman, karena justru di tengah kegamangan, iman kita menemukan arti.

Dengan gayanya sendiri, dalam tulisannya The Amazing Thing

Called ‘Church’ Jed mengatakan: “Karena kutahu sesuatu: Mereka

akan tetap sempurna bagiku meski dalam segala ketidaksempurnaan

mereka. Mereka adalah keluargaku. Masa bodoh semua pengetahuan.

Masa bodoh dengan kebenaran. Masa bodoh realitas. Mereka akan se-

lalu menjadi yang terbaik bagiku karena aku juga akan menjadi yang

terbaik bagi mereka apapun yang terjadi. Terima kasih Tuhan untuk

keluargaku dan gerejaku.”

11

Page 12: Rethink by Jed Revolutia

Semoga Jed terus bertumbuh, menemukan semakin banyak keari-

fan hidup dalam menggapai cita-citanya, dan dapat menjadi saluran

berkat bagi para pembaca. Tuhan berkati dan selamat membaca!

Anastasia Adelina

Pengembara Iman

12

Page 13: Rethink by Jed Revolutia

Acknowledgments

Ucapan terima kasih yang teramat tulus saya sampaikan kepada:

Bung BP, Mbak Fida, dan Sis Ina yang sudah saya ganggu dengan

meminta mereka memberikan kata pengantar kepada e-book ini.

Semua teman-teman lain yang sudah meluangkan waktu

membaca draft buku ini dan memberikan endorsement mereka.

Semua teman-teman diskusi saya selama ini baik di 2KG, OC, AP,

& XW.

Ryonn dan Saxman yang telah membantu impian Cross-Written,

Inc. menjadi kenyataan.

Rekan-rekan penulis Cross-Written atas dukungannya selama ini

sehingga XW bisa tetap punya gigi hingga sekarang.

Andrea Djunaidy sebagai orang yang dari dulu selalu bertanya

kapan ebook saya kelar.

My prayer blakets: Cute In Jesus, Mochabookworm, Forever

Intimacy, My Prayer, Beauty Squid, Renesule, and many others.

The wonder of Internet, Thank you Om Gugel & Om Wiki.

My Lord and Savior, Jesus Christ, for simply everything.

13

Page 14: Rethink by Jed Revolutia

Table of Contents

Endorsements

Foreword by Bagus Purnomo

Foreword by Fida Abbott

Foreword by Anastasia Adelina

Acknowledgments

Table of Contents

Preface

1) Jesus: The Troublemaker page 17

2) More Than page 22

3) The #1 Disciple page 31

4) Jesus & The Terrorists page 45

5) The Amazing Thing Called ‘Church’ page 52

6) Grace-Driven® Church page 56

7) Culture-Friendly® Church page 64

8) Mission is Yes-Us page 74

9) The iChristianity™ page 85

10)Rainbow Christianity page 93

11)Did Men Make God? page 97

12)The Conspiracy of Grace page 109

14

Page 15: Rethink by Jed Revolutia

Preface

Saya akan mulai dengan sebuah kejujuran: Salah satu impian

hidup saya adalah menjadi penulis buku yang diterbitkan dan dibaca

banyak orang. Saya juga percaya untuk mencapai impian perlu

dilakukan gerakan maju ke arah itu dan e-book ini saya buat terutama

untuk diri saya sendiri yang merayakan ulang tahun ke-26 tahun ini

sebagai sebuah proyek aktualisasi diri sendiri. Oleh sebab itu sebelum

memulai saya mau jujur terlebih dahulu bahwa saya memang sengaja

mengumpulkan tulisan saya yang tercecer di sana-sini selama ini, lalu

menambah 2 buah tulisan baru, hingga akhirnya jadilah sebuah e-

book. Akhirnya saya telah menulis buku pertama saya. So, ini adalah

proyek pribadi menggenapi impian.

E-book yang ada pegang ini juga saya rasa tidak pantas

dikategorikan sebagai kumpulan renungan rohani, karena saya sendiri

tidak merasa telah menulis sesuatu yang rohani. Yang saya tulis adalah

perjalanan iman saya yang bertolak dari suatu pemikiran kepada

pemikiran lain, dekonstruksi lalu rekonstruksi, oleh tabiat saya yang

tidak mau menerima jawaban mudah atas segala sesuatu. Oleh karena

itu, saya tidak memaksa Anda untuk setuju dengan apa yang ditulis di

dalam e-book ini, karena sejujurnya saya sendiri juga tidak setuju

15

Page 16: Rethink by Jed Revolutia

100% dengan apa yang saya tulis sendiri. Saya berpendapat apa yang

telah saya tulis adalah bagus untuk memikirkan ulang apa saja yang

telah kita anggap norma selama ini. Saya memaparkan pemikiran saya

dan selanjutnya terserah bagaimana Anda menanggapinya dan

mengembangkannya.

E-book ini lebih cocok dikategorikan sebagai bacaan retrospektif

yang kita baca ketika selesai melakukan segala sesuatu yang kita sebut

sebagai ‘kekristenan’. E-book ini semacam orat-oret brainstorming

tentang apa yang benar dan salah selama ini dengan tujuan menarik

kesimpulan tentang bagaimana melakukannya dengan lebih baik lagi.

Ide-ide yang saya sajikan adalah ide-ide yang raw dan

mempersilahkan Anda sendiri untuk mengolahnya menjadi sebuah

masakan nikmat sesuai selera Anda. Saya oper bolanya ke Anda,

selanjutnya terserah Anda untuk melakukan apapun dengan bola

tersebut.

Pada akhirnya, saya minta maaf jika e-book ini telah atau

menimbulkan masalah bagi diri Anda. Selamat membaca, jangan lupa

untuk selalu memiliki sense of humor, dan yang terutama, jangan

terlalu serius bacanya.

Salam tulus, 17 Juni 2008

JEDReVoLuTIA

16

Page 17: Rethink by Jed Revolutia

Chapter 1

Jesus: The Troublemaker

Berbincang-bincang dengan banyak orang Kristen membahas

tentang Yesus bisa terkadang lumayan menggelikan. Sering kali lawan

bicara saya akan berbicara dengan berapi-api tentang Yesus yang

mereka kenal. Herannya saya merasa mereka sedang membicarakan

Yesus yang lain dari yang saya kenal selama ini lewat Alkitab. Yang

membuat saya bertambah heran ialah banyaknya orang yang tidak

mengenal Jesus of the Bible, melainkan hanya mengenal Jesus of the

Mythology.

Ada seorang kawan yang menggambarkan Yesus sebagai sesosok

pribadi baik hati yang akan mengabulkan semua permintaan jikalau

kita memenuhi kriteria sebagai orang Kristen baik-baik, tidak memiliki

catatan kriminal, tampan atau cantik, dan yang terutama ialah rutin

mengembalikan persembahan persepuluhan. Seandainya doa kita tidak

juga terjawab, maka penyebabnya pasti tidak jauh-jauh dari kurang

iman atau mungkin ada dosa tersembunyi dalam diri kita yang belum

dibereskan. Seandainya ternyata yang bersangkutan sama sekali tidak

terlihat kalau dia kurang gizi (baca: kurang iman), maka mungkin saja

Tuhan sedang menyuruh dia menunggu waktunya Tuhan.

17

Page 18: Rethink by Jed Revolutia

Gambaran Yesus seperti diatas adalah sosok Yesus yang sangat

senang memberkati orang Kristen dengan segala hal yang luks seperti

misal rumah baru, mobil baru, dan segala hal lain yang stylish dari

sesosok Tuhan yang cool dan berselera baik. Celakanya gambaran

Yesus seperti itu lebih menyerupai sosok Santa Claus yang dikenal di

kebudayaan barat atau sosok Budai1 yang dikenal di kebudayaan Timur

dibanding menyerupai Yesus yang ada di Alkitab. Gambaran tersebut

menekankan pada posisi Tuhan sebagai pemberi apapun yang

diinginkan manusia selama semua syarat sudah dilengkapi.

Ada lagi kawan lain yang menggambarkan Yesus sebagai pribadi

yang penuh kedamaian dan cinta kasih. Ini adalah Yesus yang selalu

bertuturkata dengan etika, menghargai perasaan orang, dan yang

terutama ialah ia sangat lemah lembut. Ini adalah Yesus yang tidak

mengenal istilah ‘melawan’ dan selalu penuh senyum sementara

membiarkan orang lain menganiaya dirinya. Ini adalah Yesus yang

tidak menjadi batu sandungan, tidak beremosi (baca: inhumane), rajin

beribadah dan gemar menabung. Ini adalah Yesus yang sering

ditampilkan di lukisan-lukisan Kristen, yaitu sosok Yesus yang begitu

sangat amat mengasihi orang lain sampai lupa bagaimana mengurus

dirinya sendiri. Celakanya gambaran Yesus ‘banci’ seperti itu lebih

mirip seorang petapa anti-kekerasan dari India dibanding dengan

Yesus asal Nazaret yang ada tertulis di Alkitab. Mungkin saja yang

1 Budai adalah salah satu dari 7 Dewa Keberuntungan di kebudayaan Jepang dan dikenal sebagai Buddha Tertawa oleh karena dia selalu digambarkan sebagai figur gemuk makmur yang selalu tertawa. Ia kerap membawa sebuah kantung yang berisi barang-barang untuk dibagikan kepada mereka yang berharap.

18

Page 19: Rethink by Jed Revolutia

menganut paham ini mendasari imannya pada The Gospel According

to St. Gautama.2

Yesus yang saya kenal di Alkitab adalah terutama seorang

pembuat masalah. Kata-kataNya selalu tajam, membuat syak, dan

spesialis membuat banyak orang tersinggung dan naik pitam. Dia

adalah contoh sejati dari kata ‘batu sandungan’3 karena Dia telah

membuat pengikutnya membenci para pemuka agama pada waktu itu

dengan seringnya menggosipkan kejelekan dan kebobrokan mereka.

Dia tidak mengenal tata krama karena ‘demen’ membuat mukjizat

(baca: keonaran) pada sikon yang tidak tepat. Ketika Dia datang ke Bait

Allah (baca: gereja), semestinya Dia ada disana untuk melepaskan

berkat, namun Dia malah membuat banyak orang bangkrut dan

mengalami kerugian finansial. Dia juga dianggap kalangan terpelajar

pada waktu itu sebagai wong edan, orang yang kerasukan setan,

pemberontak, atau minimal tersertifikasi sebagai con artist.

Yesus yang saya kenal ialah Yesus yang selalu identik dengan

masalah. Lagipula Dia tidak pernah berjanji bahwa barangsiapa yang

mengikut Dia akan terbebas dari segala masalah, melainkan berkata,

“Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu

membenci Aku dari pada kamu.” 4Dia juga adalah pribadi yang

mengucapkan kata-kata mengerikan ini, “Jikalau seorang datang

kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-

2 Injil ini tidak pernah ada, namanya dibuat penulis untuk permainan kata saja.3 Lihat Matius 15:124 Yohanes 15:18

19

Page 20: Rethink by Jed Revolutia

anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan

nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”5

Mengikut Yesus berarti anda sedang membawa seluruh hidup

anda dalam masalah. Belakangan saya baru mengerti kenapa Yesus

dianggap sebagai jawaban semua masalah, yaitu karena detik anda

memutuskan jadi pengikut Kristus, maka semua masalah lama anda

hilang lenyap karena anda mendapat masalah baru yang berkali-kali

lebih besar dari sebelumnya.

Masalah yang dibawa Yesus kepada kita ialah ini, "Setiap orang

yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul

salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”6 Mengikut Yesus bukanlah

sekedar mengisi formulir keanggotaan gereja, rutin ibadah, dan tidak

pernah terlambat mengembalikan perpuluhan. Mengikut Yesus bicara

mengenai kehilangan segala-galanya demi mendapatkan kerajaan

Allah yang ironisnya untuk sementara kita hanya bisa intip di brosur

atau trailer saja. Kata-kata yang diucapkanNya pun terdengar sangat

mengerikan karena Dia berkata, “Barangsiapa mengasihi bapa atau

ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa

mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia

tidak layak bagi-Ku.”7

5 Lukas 14:266 Lukas 9:237 Matius 10:37

20

Page 21: Rethink by Jed Revolutia

Mengikut Yesus adalah petualangan terbesar yang mungkin anda

ikuti di dunia ini. Akan ada banyak goncangan dan saat-saat

menegangkan yang akan anda lalui. Oleh karena itu sekarang ketika

ada petobat baru, saya tidak lagi mengatakan ‘selamat’ padanya ketika

dia menerima Yesus, tapi saya akan pegang erat tangannya, tatap

matanya dan berkata, “Please fasten your seatbelt!”

21

Page 22: Rethink by Jed Revolutia

Chapter 2

More Than

Pemandu spiritual Brennan Manning8 sering berkata bahwa Allah

mengasihi kita sebagaimana adanya diri kita dan bukan seperti yang

seharusnya diri kita karena tidak ada dari kita yang hidup seperti

sebagaimana harusnya kita hidup bagi Allah. Kasih Allah pada kita

memang menakjubkan, tanpa batas, dan lebih tinggi dari apapun juga.

Dalam lembar-lembar naskah Perjanjian Baru kata Gerika yang dipakai

untuk menggambarkan kasih Allah adalah ‘agape’. Pemilihan kata ini

memiliki arti yang sangat kuat karena agape bukan bicara mengenai

kasih yang masuk akal, tapi lebih pada kasih yang diluar dari pada

kewajaran.

Adalah wajar untuk mengasihi mereka yang mengasihi kita,

namun adalah ketidakwajaran untuk memperlakukan mereka yang

jahat kepada kita dengan perlakuan yang sama seperti terhadap

mereka yang mengasihi kita. Adalah wajar untuk mengasihi sesuai

dengan kebutuhan kasih yang diharapkan dari objek kasih, namun

adalah ketidakwajaran untuk memberikan kasih over the limit, dengan

melakukan lebih daripada yang diminta atau diharapkan.

8 Official Website: http://brennanmanning.com/

22

Page 23: Rethink by Jed Revolutia

Namun inilah gambaran agape yang coba dijelaskan oleh Yesus

kepada murid-muridNya 2000 tahun yang lalu di sebuah bukit di

tanah Palestina. Kata-kata nyaring dari Yesus sangat mengguncang

setiap hati mereka yang mendengar karena diucapkan seperti pedang

yang menancap pada tubuh. Yesus berkata, “Kalian tahu bahwa ada

juga ajaran seperti ini: mata ganti mata, gigi ganti gigi. Tetapi sekarang

Aku berkata kepadamu: jangan membalas dendam terhadap orang

yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya kalau orang menampar pipi

kananmu, biarkanlah dia menampar pipi kirimu juga. Dan jikalau

orang mengadukan kalian kepada hakim dan menuntut bajumu,

berikanlah kepadanya jubahmu juga. Kalau seorang penguasa

memaksa kalian memikul barangnya sejauh satu kilometer, pikullah

sejauh dua kilometer. Kalau orang minta sesuatu kepadamu,

berikanlah kepadanya. Dan jangan juga menolak orang yang mau

meminjam sesuatu daripadamu.Kalian tahu bahwa ada juga ajaran

seperti ini: cintailah kawan-kawanmu dan bencilah musuh-musuhmu.

Tetapi sekarang Aku berkata kepadamu: cintailah musuh-musuhmu,

dan doakanlah orang-orang yang menganiaya kalian, supaya kalian

menjadi anak-anak Bapamu yang di surga.” 9

Agape bicara mengenai kasih yang melewati batas kewajaran dari

kasih. Kalau ada yang sanggup untuk memberikan contoh agape pada

levelnya yang paling agape, maka itu adalah agape yang diberikan

Allah kepada kita. Kasih Allah pada kita tidak bisa diukur menurut

ukuran manusia mengasihi, namun untuk membayangkannya kita

9 Matius 5: 38-45a, BIS

23

Page 24: Rethink by Jed Revolutia

harus mengalikan kemampuan terbaik manusia untuk mengasihi

hingga seribu kali, atau bahkan sejuta kali, karena Allah memang tanpa

batas dan juga memiliki kemampuan untuk memberi tanpa batas juga.

Kalau Allah memberikan contoh mengasihi yang ekstrim bagi manusia

dalam khotbah di bukit, maka sudah dapat dipastikan bahwa Ia

sanggup melakukan lebih dari standar yang dibuat olehNya untuk

manusia.

“Supaya kalian jadi sama seperti Abba kalian di surga,”

demikian Yesus menjelaskan. Abba yang dilukiskan oleh Yesus adalah

sosok figur bapak yang “menerbitkan matahari-Nya untuk orang yang

baik dan untuk orang yang jahat juga. Ia menurunkan hujan untuk

orang yang berbuat benar dan untuk orang yang berbuat jahat juga.”10

Agape bicara kasih tanpa syarat. Agape bicara pemberian yang

diberikan dengan cuma-cuma terlepas dari reaksi si penerima. Bukan

agape namanya jika setelah diberikan lantas lalu ditarik kembali

karena dirasa si penerima agape tidak mampu untuk membalas budi.

Agape bukan lagi agape jika diberikan dengan prasyarat tertentu.

Agape Allah kepada kita berbicara mengenai Allah mengasihi kita

karena Dia adalah kasih, bukan karena kita telah berbuat sesuatu yang

membuat kita pantas untuk mendapatkan kasih Allah.

Agape berasal dari akar kata ‘agan’ yang berarti ‘berlimpah’.

Agape diberikan dalam konteks tanpa ukuran dan tidak ditakar. Allah

10 Matius 5: 45, BIS

24

Page 25: Rethink by Jed Revolutia

tidak membedakan kasih yang Dia beri kepada kita berdasarkan

kelayakan kita untuk menerima kasih itu. Dia memberi dalam sukacita

seorang yang begitu mabuk cinta sehingga sanggup berkata pada yang

dikasihiNya, “minta apa saja, maka akan aku beri kepadamu.”11

Agape Allah pada kita ditunjukkan dengan memberikan Yesus,

AnakNya yang tunggal untuk mati menebus dosa-dosa manusia. Tidak

ada pemberian yang lebih baik dari pada Allah Tritunggal dibanding

memberikan diriNya sendiri dengan mengorbankan harga diri,

semarak kemuliaan ilahi, dan kemahakuasaan sebagai Allah hanya

demi menyelamatkan sekelompok kecil para pemberontak.

Alkitab menyatakan Allah lebih dahulu mengasihi kita sebelum

kita mengasihi Dia atau bahkan sebelum kita mengerti apa itu kasih12.

Sebelum Yesus datang, kita, manusia adalah makhluk ciptaan yang

diciptakan dengan spesial13 namun tidak tahu diri dengan tidak

berbuat yang sepantasnya, namun malah hidup dalam pemberontakan

dan penuh dengan lumuran dosa terhadap Allah yang esa. Tidak ada

yang telah dilakukan manusia manapun yang membuat manusia layak

untuk mendapat kasih dari Allah. Bahkan sekelompok kecil orang

kudus di masa itu pun adalah juga orang-orang yang menyakiti hati

Allah. Nuh, Abraham, Musa, Daud, Elia dan siapapun yang dikatakan

bergaul dengan Allah juga pada titik tertentu dalam hidup mereka

memilih jalan dan keputusan yang mengecewakan bagi Yang Maha

11 Yohanes 15:7b, Terjemahan Bebas12 Lihat 1 Yohanes 4:1913 Lihat kidung dalam Mazmur pasal 8

25

Page 26: Rethink by Jed Revolutia

Kuasa. Singkat kata, kita tidak layak untuk menerima pemberian Allah

hingga ketika Allah turun sendiri ke bumi dalam rupa manusia,

menanggalkan semua kemuliaan surga, mengorbankan segala sesuatu

kemudahan sebagai ilahi, Dia pun masih harus mengalami penolakan

dari manusia. Umat pilihanNya sendiri, keturunan Abraham, harus

melecehkan Dia dengan memberiNya mimpi buruk selama masa hidup

Yesus di bumi.

Yesus pun mencurahkan isi hatinya dalam kisah yang

diceritakanNya dalam hati yang galau. “Dengarkan perumpamaan yang

satu ini lagi," kata Yesus. "Seorang tuan tanah menanami sebidang

kebun anggur. Ia memasang pagar di sekelilingnya, dan menggali

lubang untuk alat pemeras anggur, kemudian mendirikan menara jaga.

Sesudah itu ia menyewakan kebun anggur itu kepada penggarap-

penggarap, lalu berangkat ke negeri lain. Ketika sudah sampai musim

petik buah anggur, tuan tanah itu mengirim pelayan-pelayannya

kepada penggarap-penggarap kebun itu untuk menerima bagiannya.

Tetapi penggarap-penggarap kebun itu menangkap pelayan-pelayan

tuan tanah itu: Yang seorang dipukul, yang lain dibunuh, dan yang lain

lagi dilempari batu. Tuan tanah itu mengirim lagi pelayan-pelayan lain,

lebih banyak dari yang pertama kalinya. Tetapi mereka diperlakukan

dengan cara yang sama. Akhirnya tuan tanah itu mengirim kepada

mereka anaknya sendiri. ‘Pasti anak saya akan dihormati,’ pikirnya.

Tetapi ketika penggarap-penggarap kebun itu melihat anak tuan tanah

itu, mereka berkata satu sama lain, ‘Nah, ini dia, ahli warisnya. Mari

26

Page 27: Rethink by Jed Revolutia

kita bunuh dia, supaya kita mendapat warisannya!’ Maka anak itu

ditangkap, dibuang ke luar, lalu dibunuh." 14

Kenyataan bahwa kita yang telah membunuh Yesus (secara tidak

langsung dengan dosa-dosa kita) sebenarnya membuat kita tidak layak

untuk menerima pemberian apapun dari Allah. Namun Yesus mati

untuk semua orang, orang baik atau orang jahat, anak sulung atau

anak bungsu, tahu balas budi dan tidak tahu balas budi. Agape telah

diberikan, kasih Allah telah diberikan terlepas dari reaksi kita setelah

kasih itu diberikan, kasih itu akan tetap diberikan dan Yesus tidak akan

pernah masuk ke dalam mesin waktu, kembali ke Golgota, dan

merubah keputusanNya untuk mati bagi keselamatan kita, cuma

karena kita tidak mau membalas jasa baikNya.

Suatu ketika ada seorang muda yang sedang duduk memandang

ke arah sungai Gangga di India. Pandangannya ditujukan kepada

seorang petapa tua yang menghabiskan hari-harinya dengan berdoa di

tepi sungai tersebut. Ketika petapa itu mengakhiri doa hariannya, dia

membuka matanya dan melihat ada seekor kalajengking yang

terhanyut di sungai dan nyaris mati terbawa arus. Petapa itu tergerak

oleh belas kasihan dan mulai mengarahkan tangannya untuk menarik

kalajengking tersebut. Apa boleh buat ketika dia menggenggam

binatang itu, binatang itu menyengatnya sehingga dengan terpaksa dia

harus melepas kembali kalajengking beracun itu. Namun petapa itu

tidak menyerah, kali ini dia hendak menggunakan kakinya untuk

14 Matius 21: 33-39, BIS

27

Page 28: Rethink by Jed Revolutia

menarik kalajengking terhanyut itu kembali ke darat. Orang muda

yang dari tadi melihat kelakuan petapa tua itu pun bangkit berdiri dan

berseru kepada si petapa tua itu, “Hei pak tua, buat apa kamu

mengorbankan dirimu sendiri demi menyelamatkan seekor binatang

jelek dan tidak tahu berterimakasih itu? Apa kamu sudah gila?” Petapa

itu menyahut, “sekalipun adalah sifat kalajengking ini untuk

menyengat, itu tidak akan mengubah sifatku untuk menyelamatkan.”

Laki-laki tua itu pun mengulurkan kakinya, kembali disengat oleh

kalajengking beracun itu, dan tak lama kemudian meninggal dunia.15

Love is blind sometimes, so does also with the love of God. Agape

diberikan dalam kapasitas lebih dari apa yang mampu diberikan

dengan tujuan agar kita boleh terbangun dan tersadar bahwa kita

beharga di mata Allah. Yang menyebabkan manusia jatuh dalam dosa

ialah mereka kehilangan gambaran tentang apa artinya menjadi serupa

dan segambar dengan Sang Pencipta. Kasih Allah diberikan dengan

melimpah agar kita boleh datang dan mendapatkan Dia.

Perlu diingat bahwa saya tidak sedang mengajarkan bahwa semua

orang akan diselamatkan dari siksaan kekal nereka karena Allah tidak

tega manusia menderita seperti yang diajarkan Universalisme16. Akan

tetap ada mereka yang beroleh selamat dan mereka tidak beroleh

keselamatan. Ketika undangan diberikan, akan ada orang yang

bersemangat dan mereka yang menolak untuk datang. Mereka yang 15 Disadur dari kisah yang diceritakan oleh Henri Nouwen kepada Brennan Manning (The Signature of Jesus)16 Paham yang mengajarkan semua manusia, apapun kepercayaannya, akan kembali berdamai dengan Allah.

28

Page 29: Rethink by Jed Revolutia

menerima kasih Kristus dalam kerendahhatian akan mendapatkan

kerajaan surga, mereka yang dalam kesombongan menolak mengakui

karya kasih Allah di kayu salib sedang mendaftarkan diri menuju

kebinasaan kekal.

Yesus berkata sebuah kisah lain yang menjelaskan akan hal ini,

“Pada suatu waktu ada seorang mengadakan pesta yang besar dan

mengundang banyak orang. Ketika sudah waktunya untuk mulai pesta,

orang itu menyuruh pelayannya pergi kepada para undangan dan

berkata, ‘Silakan datang, semuanya sudah siap!’ Tetapi mereka semua,

seorang demi seorang mulai minta maaf. Yang pertama berkata kepada

pelayan itu, ‘Saya baru saja membeli sebidang tanah, dan perlu pergi

memeriksanya. Maafkanlah saya.’ Yang lain berkata, ‘Saya baru

membeli lima pasang lembu, dan hendak mencoba lembu-lembu itu.

Maafkanlah saya.’ Yang lain lagi berkata, ‘Saya baru saja kawin, karena

itu saya tidak dapat datang.’ Pelayan itu pulang dan memberitahukan

hal itu kepada tuannya. Tuan itu marah sekali, dan berkata kepada

pelayannya, ‘Cepatlah pergi ke jalan-jalan dan gang-gang di kota.

Bawalah ke mari orang miskin, orang cacat, orang buta dan orang

lumpuh.’ Kemudian pelayan itu berkata, ‘Tuan, perintah Tuan sudah

dijalankan, tetapi tempat masih banyak.’ Lalu tuan itu berkata,

‘Pergilah ke jalan-jalan raya dan lorong-lorong di luar kota, dan

desaklah orang-orang datang, supaya rumah saya penuh. Ingatlah!

Tidak seorang pun dari antara tamu-tamu yang sudah diundang itu

akan menikmati makanan pesta saya ini!’"17

17 (Lukas 14:16-24, BIS)

29

Page 30: Rethink by Jed Revolutia

Apakah anda siap untuk datang ke perjamuan sudah limpah

disediakan oleh Allah dalam agapeNya? Apakah anda siap untuk

merendahkan diri, menyangkal keangkuhan anda yang menyangka

bahwa anda akan masuk ke dalam perjamuan Allah dengan usaha anda

sendiri, dan menyadari bahwa tanpa anugerah Allah anda akan

disesatkan selamanya? Maukah anda menyadari Allah telah melakukan

lebih dari apa yang sanggup sebuah kasih dapat lakukan dan

bertekuklutut dan mengaku Yesus sebagai penyelamat sejati jiwa anda

dan bahwa tidak ada yang dapat anda lakukan dari diri anda sendiri

yang membuat anda layak mendapatkan kasih itu. Maukah anda

mengakui bahwa agape memang terdengar sangat manis, sebegitu

manisnya sehingga nyaris tidak dapat dipercaya?

30

Page 31: Rethink by Jed Revolutia

Chapter 3

The #1 Disciple

Suatu malam, Yesus dan murid-murid sedang berada di Bukit

Zaitun. Tidak ada yang aneh dalam pertemuan itu karena seperti biasa

mereka akan berbincang-bincang dengan Sang Guru yang mereka ikuti

selama ini. Tiba-tiba saja Sang Guru mulai berkata yang seram-seram,

“Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab

ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu

akan tercerai-berai.”18 Mereka pun terdiam dan mulai bertanya-tanya

apa yang Sang Guru maksud dengan gembala yang terbunuh dan

mereka yang akan tercerai berai.

Petrus mulai menangkap arah pembicaraan dan mulai membuat

pernyataan keras, “Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena

Engkau, aku sekali-kali tidak.”19

Sebuah pernyataan yang mungkin sudah dapat ditebak dari

seseorang yang berbicara dengan semangat berapi-api seperti Petrus.

Semua terdiam menunggu bagaimana reaksi dari Sang Guru. Mereka

pun teringat beberapa bulan silam dimana Petrus membuat semua

orang kaget akan peryataan dia yang berani. Pada waktu itu Yesus

18 Matius 26:3119 Matius 26:33

31

Page 32: Rethink by Jed Revolutia

bertanya kepada semua muridnya, “Kata orang, siapakah Anak

Manusia itu?”20 Pertanyaan yang membuat semua murid berpikir keras

setelah semua spekulasi yang beredar bahwa Sang Guru adalah

jelmaan dari Elia, Yeremia, atau nabi lain terjadi ketika Sang Guru

melanjutkan pertanyaanya dengan sebuah pertanyaan yang sangat

mengganggu, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?“21

Tidak ada yang berani menjawab. Semua orang takut berbuat

kesalahan dengan berkata bodoh. Tapi ada Petrus yang tidak pernah

takut mengutarakan apa yang ada dalam pikirannya. Dengan spontan

Petrus menjawab, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”22

Satu, dua, tiga detik pun berlalu dalam ketegangan dan tiba-tiba Sang

Guru pun tertawa sambil memegang bahu dari Petrus serta berkata,

“Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang

menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.“23

Bisa dibayangkan bagaimana perasaan Petrus pada waktu itu. Dia

telah dipuji oleh Sang Guru dihadapan semua yang lain. Akhirnya

Petrus mulai merasa di atas angin karena misinya menjadi murid

nomor satu sudah hampir menjadi kenyataan. Di dalam hati Petrus

cuma ada satu hal yang penting, yakni bagaimana dia bisa menjadi

tangan kanan Sang Guru yang utama. Selama tiga tahun dia selalu

mengawasi bagaimana hubungan Sang Guru dengan murid-murid

20 Matius 16:1321 Matius 16:1522 Matius 16:1623 Matius 16:17

32

Page 33: Rethink by Jed Revolutia

yang lain dan melihat siapa saja yang berpeluang menjadi saingan

dirinya untuk merebut posisi sebagai murid nomor satu.

Apakah Petrus bersungguh-sungguh dengan perkataannya di

Bukit Zaitun bahwa dia tidak akan meninggalkan Sang Guru meski

yang lain akan melakukannya. Bahwa dia akan tetap setia pada Sang

Guru meski yang lain kehilangan kepercayaan mereka pada sang Guru.

Kenyataannya ialah bahwa Petrus sungguh-sungguh mengatakannya

dari dasar hati dia yang paling dalam. Dia ingin menjadi murid nomor

satu dan itu berarti jika yang lain meninggalkan Sang Guru namun dia

tetap bertahan maka dia berhasil membuktikan kepada semuanya

bahwa dia memang layak menjadi murid nomor satu.

Menjadi murid nomor satu berarti segalanya bagi Petrus karena

itu akan berarti ketika Sang Guru tidak lagi hidup di bumi, maka dia

yang akan menjadi penerus utama seperti Yosua dengan Musa atau

Elisa dengan Elia. Atau mungkin politik adalah alasan utama dia

melakukannya karena telah terdengar pengajaran bahwa Sang Mesias

akan menjadi raja atas Israel dan mengusir penjajah Roma. Jika itu

benar-benar terjadi maka Petrus siap diangkat menjadi Perdana

Menteri atau Penasehat Utama kerajaan seperti Ahitofel24 dengan

Daud. Apapun itu, dia siap menjadi yang nomor satu buat Sang Guru.

Ingatan Petrus pun berpaling ke masa lalu kembali. Tak lama

sesudah dia dipuji oleh Sang Guru di hadapan yang lain sebagai orang

yang mendapat pewahyuan Bapa, terjadilah kejadian lain yang

24 2 Samuel 16:23

33

Page 34: Rethink by Jed Revolutia

membuat dia syak. Sang Guru menyatakan bahwa Ia harus pergi ke

Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua,

imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan

dibangkitkan pada hari ketiga. Petrus yang sedang besar hati pada

waktu itu dengan kebanggaan sebagai orang yang mendapat

pewahyuan mulai merasa perlu untuk mulai menjalankan perannya

sebagai penasehat utama Sang Guru. Dia mengatakan, “Tuanku,

kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa

Engkau.“25

Untuk alasan yang tidak dimengerti Petrus, Sang Guru malah

menghujaninya dengan ucapan keras. Sang Guru mengatakan,

“Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau

bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang

dipikirkan manusia.“26

Petrus pun terguncang.

Dia mulai sadar bahwa cita-citanya terancam. Sang Guru tidak lagi

menaruh kasih kepadanya seperti dahulu karena jika kemaren dia

dikatakan sebagai yang mendapat pewahyuan Bapa, maka sekarang dia

dianggap Sang Guru sebagai orang yang memiliki pikiran Iblis.

Sejak saat itu Petrus selalu mencari kesempatan untuk

membuktikan kepada Sang Guru bahwa dia masih pantas untuk

menjadi murid nomor satu melebihi semua yang lain dan sekarang

25 Matius 16:2226 Matius 16:23

34

Page 35: Rethink by Jed Revolutia

tibalah kesempatan itu. Sang Guru meramalkan semua murid akan

meninggalkan diriNya dan Petrus ada di sana untuk menjamin bahwa

apapun yang terjadi dia akan tetap setia demi memuktikan bahwa dia

memang pantas untuk jadi murid nomor satu. Hatinya hanya bisa

menduga apa yang akan terjadi namun dia tidak tahu bahwa Sang

Guru tahu apa yang ada dalam pikirannya. Sang Guru tahu bahwa

Petrus bukan mengatakan janjinya karena dia mengasihi Sang Guru,

namun karena dia ingin membuktikan dirinya pantas untuk mendapat

apa yang dia inginkan. Sang Guru tahu bahwa Petrus tidak ada

ubahnya dengan para murid yang lain yang cuma ada untuk

memanfaatkan Sang Guru untuk satu dan lain hal dalam hidup

mereka. Sebelum dipanggil untuk menjadi murid, mereka bukanlah

siapa-siapa selain kelompok nelayan miskin di danau Galilea. Sekarang

mereka mulai menjadi sesuatu karena mereka mendapat juga

pengaruh di masyrakat seperti halnya Sang Guru. Mereka pun telah

dilatih oleh Sang Guru untuk mengadakan berbagai kesembuhan ilahi.

Berlawanan dengan harapan Petrus untuk kembali mendapat

pujian dari Sang Guru, sekali lagi dia harus menelan kekecewaan. Sang

Guru berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini,

sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.“27

Apa? Petrus pun terkaget-kaget akan respon dari Sang Guru yang

menganggap sepi niatannya untuk tetap setia apapun yang terjadi.

27 Matius 26:34

35

Page 36: Rethink by Jed Revolutia

Maka dia pun kembali berujar, “Sekalipun aku harus mati bersama-

sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.“28

Sang Guru pun hanya bergumam dalam hatinya, “Engkau tidak

tahu apa yang Engkau katakan.“29

Beberapa jam pun berlalu.

Taman Getsemani. Sekarang Sang Guru sudah dikerubumi

pasukan pengawal Bait Suci yang dipimpin oleh Yudas Iskariot.

Mereka ingin menangkap Sang Guru dan membawa kepada sidang

Mahkamah Agama atas tuduhan telah menghujat yang Maha Kudus.

Sang Guru pun dengan pasrah menyerahkan diriNya untuk ditangkap

oleh kawanan pasukan itu.

Petrus menyadari situasi yang terjadi, digerakan oleh

keinginannya untuk membuktikan kesetiaannya pada Sang Guru,

mulai menghunus pedangnya dan berhasil menebas telinga kanan dari

seseorang diantara rombongan pasukan. Bagi Petrus itu adalah

tindakan kepahlawanan untuk membuktikan janjinya pada Sang Guru.

Herannya Sang Guru pun menanggapinya dengan berbeda.

“Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab

barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau

kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia

segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu

28 Matius 26:3529 Dalam imaginasi penulis

36

Page 37: Rethink by Jed Revolutia

Aku? Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam

Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?“30

Petrus pun terdiam malu namun dia tidak putus asa untuk

membuktikan janjinya pada Sang Guru meskipun telah dianggap sepi.

Ketika murid-murid lain lari ketakutan menyelamatkan diri masing-

masing, Petrus malah tetap membuntuti rombongan dari belakang

hendak mengikuti kemanapun mereka pergi membawa Sang Guru.

Singkat cerita, Sang Guru pun disidang dihadapan Imam Besar

dan imam-imam kepala yang merupakan otoritas agama Yahudi pada

waktu itu. Mereka pun memvonis bersalah Sang Guru karena telah

menghujat Yang Maha Kudus dan memberikan fatwa hukuman mati

terhadapnya. Kumpulan massa emosional itu pun mulai menyerang

Sang Guru dan memberi pukulan dan siksaan. Herannya Sang Guru

tidak melawan sedikitpun. Dia tetap diam tanpa komentar seolah-olah

pasrah seperti domba yang digiring ke pembantaian.

Hati Petrus mulai ketar-ketir. Jika saja Sang Guru mau

menggunakan kemampuan ajaibnya pada malam hari itu maka dia

yakin mereka berdua bisa keluar dari tempat neraka itu. Namun Sang

Guru tidak menunjukkan tanda bahwa Dia mau melarikan diri.

Sekarang Petrus sendirian dalam arti tidak ada yang berdiri di

sampingnya untuk membelanya. Di dalam kesepian itulah tiba-tiba

seorang hamba perempuan mendatangi dia dan berkata, “Engkau juga

selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu.” Tetapi ia

30 Matius 26:52-54

37

Page 38: Rethink by Jed Revolutia

menyangkalnya di depan semua orang, katanya: “Aku tidak tahu, apa

yang engkau maksud.” Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba

lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ:

“Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu.” Dan ia

menyangkalnya pula dengan bersumpah: “Aku tidak kenal orang itu.”

Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada

Petrus dan berkata: “Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu

nyata dari bahasamu.” Maka mulailah Petrus mengutuk dan

bersumpah: “Aku tidak kenal orang itu.” Dan pada saat itu berkokoklah

ayam. Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus

kepadanya: “Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku

tiga kali.” Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.

Sekarang Petrus sendiri dan dia mulai menyadari bahwa dia telah

gagal untuk menjadi murid nomor satu bagi Sang Guru. Terlebih lagi,

dia mulai menyadari bahwa selama ini dia tidak benar-benar

mengasihi Yesus dalam hatinya yang paling dalam namun sebenarnya

dia hanya mengasihi dirinya sendiri. Ketika dalam situasi ditanyai

seperti itu di malam kelam itu, dia harus memilih antara membela

Tuannya atau membela dirinya sendiri. Akhirnya dia sadar bahwa dia

sebenarnya tidak mau mati kehilangan nyawa demi Sang Guru karena

dia takut kehilangan nyawanya sendiri.

Kira-kira sepuluh hari kemudian telah banyak hal yang terjadi.

Penyaliban Yesus yang membawa kepada kematianNya dan juga

kebangkitanNya pada hari ketiga. Sekarang Sang Guru pun

menampakan diri di tepi danau Tiberias sementara para murid mulai

38

Page 39: Rethink by Jed Revolutia

berpikir untuk kembali ke karir nelayan mereka yang sempat terhenti

selama tiga tahun. Akhirnya mereka berhasil mendapat banyak ikan

pada hari itu dan mereka pun membawanya ke tepi untuk disantap

bersama dengan Sang Guru.

Sesudah sarapan Sang Guru berkata kepada Petrus: “Simon, anak

Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?“31

Sang Guru bertanya kepada Petrus sebuah pertanyaan yang

langsung menusuk sampai ke dalam batinnya. Sang Guru bertanya

apakah Petrus ‘agape’32 (agape adalah kasih yang murni tanpa

prasyarat) kepada diriNya lebih dari pada murid-murid yang lain.

Bukankah selama ini Petrus selalu berpendapat bahwa dia pantas

menjadi murid nomor satu karena dia mengasihi Sang Guru lebih dari

pada yang lain? Dalam hati Petrus, dia sadar bahwa dia telah salah

mengira dirinya selama ini. Ternyata Sang Guru justru lebih mengenal

dirinya lebih dari pada dia mengenal dirinya sendiri.

Memori Petrus pun kembali ke malam dimana dia membuat

perkataan bodoh bahwa dia tidak akan pernah meninggalkan Sang

Guru yang ditanggapi dingin oleh Sang Guru dengan mengatakan

Petrus akan menyangkalnya bukan hanya sekali, namun hingga tiga

kali, dalam satu malam saja. Pada waktu itu terjadi pertengkaran di

antara murid-murid tentang siapa yang paling besar dan Sang Guru

pun sudah berpesan demikian kepada mereka:

31 Yohanes 21:1532 ote oun hristhsan legei tw simwni petrw o ihsouv simwn iwna agapav me pleion toutwn legei autw nai kurie su oidav oti filw se legei autw boske ta arnia mou

39

Page 40: Rethink by Jed Revolutia

“Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-

orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-

pelindung. Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di

antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan

pemimpin sebagai pelayan. Sebab siapakah yang lebih besar: yang

duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan?

Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.“33

Kalau saja pada saat itu Petrus benar-benar mendengarkan apa

yang Sang Guru katakan. Sekarang Petrus dengan perasaan malu

hanya mampu menjawab:

“Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” 34

Petrus tidak berani menggunakan kata ‘agape’ di sini karena dia

menggunakan kata kasih persahabatan ‘fileo’ di sini.

Sang Guru pun menjawab, “Gembalakanlah domba-domba-Ku.“

Petrus diberikan hak untuk menjadi murid nomor satu dengan

diminta oleh Sang Guru untuk menggembalakan yang lain, namun

Petrus masih tertunduk lesu karena dia sadar akan kelemahan dan

kekurangan dirinya.

33 Lukas 22:25-2734 Yohanes 21:15

40

Page 41: Rethink by Jed Revolutia

Sang Guru pun bertanya lagi untuk kedua kalinya, “Simon, anak

Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?”35 Yesus kembali bertanya

menggunakan kata ‘agape’36

Air mata mulai keluar dari mata Petrus. Dia mulai teringat hari

ketika para murid bertanya pada Sang Guru mengenai siapa yang

terbesar di dalam kerajaan Surga. Pada hari itu Sang Guru sudah

memanggil seorang anak kecil ke antara mereka dan membuat

pernyataan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak

bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke

dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan

menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan

Sorga.”37

Dengan gemetar Petrus pun menjawab Sang Guru dengan ucapan,

“Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Petrus

kembali menggunakan kata ‘fileo’

Maka Sang Guru pun kembali berkata, “Gembalakanlah domba-

domba-Ku.“

Untuk ketiga kalinya pun Sang Guru kembali bertanya kepada

Petrus, “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?”38 Kali

ini Yesus menggunakan kata ‘fileo’39

35 Yohanes 21:1636 legei autw palin deuteron simwn iwna agapav me legei autw nai kurie su oidav oti filw se legei autw poimaine ta probata mou37 Matius 18:338 Yohanes 21:1739 legei autw to triton simwn iwna fileiv me eluphyh o petrov oti eipen autw to triton fileiv me kai eipen autw kurie su panta oidav su ginwskeiv oti filw se legei autw o

41

Page 42: Rethink by Jed Revolutia

Petrus pun menangis tersedu-sedu.

Dia ingat kejadian beberapa malam sebelum dia menyangkal Sang

Guru. Pada saat itu Sang Guru mengambil pakaian seorang budak

membasuh kaki semua murid-murid. Petrus pada waktu itu bangkit

sebagai orang yang menentang tindakan Sang Guru yang mungkin

dianggapnya mulai tidak waras. Lagipula Petrus sangat ingin sekali

menjadi penasehat utama Sang Guru dalam kerajaannya. Namun Sang

Guru pada malam itu mendiamkannya sambil mengatakan perkataan

yang menjadi misteri bagi para murid-murid:

“Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu

menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang

Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku

yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling

membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada

kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat

kepadamu.“40

Sekarang Petrus tersungkur di kaku Sang Guru penuh dengan air

mata dan berkata, “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu,

bahwa aku mengasihi Engkau.“

Sang Guru kembali mengatakan untuk ketigakalinya:

“Gembalakanlah domba-domba-Ku“

ihsouv boske ta probata mou40 Yohanes 13:12-15

42

Page 43: Rethink by Jed Revolutia

Tiba-tiba Sang Guru mulai mengatakan sesuatu mengenai masa

depan Petrus. Dia berkata: “Sesungguhnya ketika engkau masih muda

engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana

saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan

mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan

membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.” Dan hal ini

dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan

memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada

Petrus: “Ikutlah Aku.“41

Sang Guru mengindikasikan bahwa Petrus pada akhirnya akan

menjadi murid nomor satu dan membuktikan ucapannya bahwa dia

siap mati untuk Sang Guru. Sekarang Sang Guru tahu bahwa Petrus

sudah siap. Petrus sudah belajar apa artinya menjadi seperti anak kecil.

Petrus sudah memiliki kunci untuk menjadi yang terbesar di dalam

kerajaanNya.

Namun Petrus tetap penasaran apakah dia akan menjadi satu-

satunya murid nomor satu bagi Sang Guru. Itu sebabnya dia bertanya

pada Sang Guru tak lama kemudian mengenai Yohanes anak Zebedeus

karena Petrus tahu bahwa Yohanes ada bersama Yesus pada saat

penyaliban meskipun semua murid yang lain lari menyelamatkan

nyawa masing-masing. “Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia

ini?”42

41 Yohanes 21:18-1942 Yohanes 21:21

43

Page 44: Rethink by Jed Revolutia

Sang Guru pun menjawab, “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia

tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau:

ikutlah Aku.“43

Catatan Tambahan:

Menurut tradisi gereja Katolik, Petrus mati lewat penyaliban di

kota Roma. Berdasarkan kutipan dari entri di Wikipedia seperti ini:

“Konon menurut tradisi, ia memang sedang dalam perjalanan

meninggalkan Roma ketika ia berjumpa dengan Yesus di tengah

jalan. Petrus bertanya kepada-Nya, “Tuhan hendak ke manakah

Engkau pergi?” (dalam bahasa Latin: “Quo Vadis?”) Jawab Yesus,

“Aku datang untuk disalibkan kedua kalinya.” Kemudian Petrus

berbalik dan kembali ke Roma. Ia mengerti bahwa penglihatannya

berarti bahwa ia harus menderita dan wafat bagi Yesus.”44

43 Yohanes 21:1844 http://id.wikipedia.org/wiki/Santo_Petrus

44

Page 45: Rethink by Jed Revolutia

Chapter 4

Jesus & The Terrorists

“Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita

orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab

tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar—tetapi

mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati—.Akan

tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus

telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” 45

Injil Lukas pasal 2 mencatat sebuah peristiwa pada masa

kekaisaran Romawi dipimpin oleh Agustus dan Kirenius menjadi wali

negeri di daerah Siria (mencakup juga Judea) dimana sensus

penduduk dilahirkan. Kita semua ingat kisah ini sebagai kisah Natal

dimana Yusuf membawa isterinya Maria ke kampung halaman mereka

di Betlehem dan pada akhirnya bayi Yesus dilahirkan di Kota Daud.

Fakta sejarah mencatat bahwa sensus tersebut telah juga melahirkan

sebuah gerakan pemberontakan di Yudea yang dipimpin oleh

seseorang bernama Yudas dari Galilea. Kelompok yang dipimpin oleh

Yudas orang Galilea ini kemudian disebut sebagai orang-orang Zelot.

45 Roma 5:6-8

45

Page 46: Rethink by Jed Revolutia

Gerakan Zelot dikenal sebagai kumpulan orang-orang yang

bersemangat dan nasionalis. Mereka dibentuk untuk memperjuangkan

harga diri bangsa Yahudi sebagai bangsa pilihan Allah. Ada 2 hal yang

membuat mereka bersatu dan menentang penjajah Romawi pada

waktu itu, yakni sensus penduduk dan pajak bagi kaisar. Orang Yahudi

pada waktu itu menganggap adalah sebuah kejahatan untuk

menghitung jumlah umat pilihan Allah karena mereka yakin jumlah

mereka tidak bisa terhitung seperti banyaknya pasir di laut dan bintang

di langit sesuai dengan penafsiran harafiah terhadap nubuatan yang

Allah berikan kepada Abraham, sang bapak leluhur. Mereka juga ingat

tragedi nasional masa lalu mereka ketika bangsa mereka dilanda

bencana akibat tindakan Daud untuk menghitung jumlah penduduk

bangsa Israel.46 Oleh sebab itu bisa dipahami bagaimana perasaan

bangsa Israel di Yudea pada waktu itu ketika mereka dipaksa harus

melakukan sensus kembali. Hal kedua yang menyebabkan timbulnya

gerakan Zelot pada waktu itu adalah penetapan pembayaran pajak

kepada Kaisar. Bagi orang Yahudi, mereka menggangap pajak pada

Kaisar adalah sama dengan penyembahan kepada ilah asing oleh

karena cara mereka beribadah kepada Allah Israel ialah dengan cara

memberikan persembahan. Kedua hal tersebutlah sebagai ekor dari

sensus di Yudea yang melahirkan pemberontakan Zelot oleh Yudas

orang Galilea.

46 Baca 1 Tawarikh pasal 21

46

Page 47: Rethink by Jed Revolutia

Gerakan Zelot didirikan oleh Yudas orang Galilea dan Zadok orang

Farisi dan bertujuan membentuk negara Israel merdeka dengan Allah

sebagai pemimpin sejati. Gerakan ini dicap sebagai pemberontakan

yang harus ditumpas oleh bangsa Romawi oleh karena menggangu

keamanan dan ketertiban. Gerakan ini terus menjalar meski Yudas

orang Galilea telah berhasil ditewaskan. Kedua anak Yudas, yakni

Yakobus dan Simon mati disalibkan oleh prokurator Tiberius

Aleksander. Anaknya yang lain yang bernama Menahem menjadi

pemimpin gerakan teroris Sikarius yang akan kita bahas nanti. Di

kalangan bangsa Yahudi sendiri, gerakan ini dipandang sebelah mata.

Mereka dijuluki ‘biryonim’ yang berarti ‘kasar’ atau ‘liar’ akibat garis

politik non-kompromi dan militerisme buta yang tidak mengenal

diplomasi oleh kelompok ini.

Kelompok Sikarius adalah salah satu sayap paling ekstrem dari

gerakan Zelot ini. Nama Sikarius diambil dari kata ‘belati’ yang biasa

disembunyikan di balik jubah dan dipakai untuk membunuh orang-

orang tertentu. Kelompok ini bertujuan melakukan aksi terorisme

lewat aksi mereka yang sembunyi-sembunyi dan tiba-tiba menyerang

orang-orang yang dianggap sebagai sekutu Romawi, termasuk juga

orang Yahudi yang dianggap telah berkomplot dengan penjajah. Salah

satu korban aksi mereka yang tercatat di sejarah adalah Imam Besar

Yonatan. Ada juga kejadian dimana mereka merusak pusat persediaan

pangan di Yerusalem dengan tujuan orang Yahudi terpaksa berperang

dengan Romawi dan tidak lagi melanjutkan negosiasi. Sebagian besar

sejarahwan setuju bahwa kelompok Sikarius adalah salah satu gerakan

47

Page 48: Rethink by Jed Revolutia

terorisme paling primitif di bumi ini. Metode gerakan mereka

kemudian ditiru para teroris muslim Hashshashin di abad

pertengahan yang kemudian mempopulerkan istilah ‘asasin‘. Sejak itu

gerakan terorisme mulai berkembang hingga menjadi masalah global

dewasa ini.

Bukan kebetulan juga sang juruselamat dunia, Yesus Kristus,

dilahirkan bersamaan dengan awal dari gerakan terorisme di dunia.

Para teroris tidak pernah merasa salah dalam melakukan aksi

terorisme mereka oleh karena mereka menganggap apa yang mereka

lakukan adalah sesuatu yang benar. Mereka adalah pejuang yang

bertujuan untuk membebaskan masyarakat yang tertindas dengan

menggunakan ‘cara mereka’ untuk menyelesaikan masalah, meski

‘cara mereka’ itu adalah cara yang dikecam oleh orang banyak. Salah

satu teroris yang paling terkenal adalah Robin Hood, yang mencuri

dari orang kaya dan membagikan hasil curiannya kepada orang miskin.

Mencuri adalah tindakan melanggar hukum, namum bagi Robin Hood

dan pendukungnya, hal itu adalah sah karena dilakukan untuk tujuan

yang baik.

Di saat paling penting dalam kehidupan Yesus, Dia harus bertemu

dengan salah satu tokoh terorisme pada waktu itu, yaitu Barabas.

Barabas adalah salah satu orang yang terlibat dalam gerakan terorisme

Sikarius. Bukan kebetulan pada waktu itu gubernur Pontius Pilatus

meminta rakyat Yahudi memilih siapa yang mereka ingin bebaskan:

Yesus orang Nazaret atau Barabas sang penjahat? Sebuah pilihan yang

sudah diatur Allah atas bangsa Israel, metode pembebasan siapa yang

48

Page 49: Rethink by Jed Revolutia

ingin mereka pilih untuk memerdekakan mereka: Yesus yang

memerdekakan manusia dari dosa dengan firman-Nya atau Barabas

yang siap memerdekakan bangsa Yahudi dengan gerakan

terorismenya? Seperti yang kita semua tahu, mereka memilih cara

Barabas untuk memerdekakan mereka.

Yesus pun disalibkan. Bangsa Yahudi tidak mengharapkan seorang

mesias yang meminta mereka mengasihi musuh mereka, memberi pipi

kiri pada mereka yang menampar pipi kanan, dan menyebut orang

Samaria yang kafir sebagai sesama manusia. Yesus tidak menentang

pajak kepada Kaisar, melanggar berbagai aturan tambahan Taurat

yang dibuat oleh kaum agamis Farisi seperti kegiatan yang dilarang

pada hari Sabat, dan Yesus juga tidak peduli dengan siapa dia bergaul:

para pemungut cukai yang tidak nasionalis, para pelacur yang

mengotori kesucian bangsa, dan para nelayan udik dari Galilea yang

emosional. Sebagai seorang guru Taurat seharusnya Dia tahu batasan-

batasan untuk tidak menyentuh mayat, orang kusta, dan perempuan

yang sedang pendarahan. Yesus tidak pernah sekalipun menentang

penjajah Romawi namun sepertinya Dia selalu memandang rendah

bangsa-Nya sendiri dengan mengambarkan mereka tidak lebih baik

dari Gentiles (orang-orang kafir non-Yahudi) di dalam perumpamaan

yang diceritakan-Nya.

Mereka memilih Barabas dan para teroris lainnya. Pada tahun

70M naiklah seorang Zelot yang berhasil mengumpulkan massa

banyak bernama Simon bin Kosba (atau Simon Putera Bintang) yang

kemudian diklaim oleh seluruh bangsa Yahudi sebagai mesias yang

49

Page 50: Rethink by Jed Revolutia

dijanjikan (kecuali oleh umat Kristen pada waktu itu). Ujung dari kisah

sang mesias gadungan ini adalah penghancuran Yerusalem dan Bait

Allah yang berujung pada diaspora bangsa Yahudi yang telah

menyebabkan negara Israel hilang dari peta dunia selama berabad-

abad. Sekarang Simon bin Kosba cuma diingat sebagai tokoh sejarah

dan tidak lagi dilabeli sebagai mesias. Yesus pada sisi lain memang

disalibkan dan wafat, namun Ia bangkit pada hari yang ketiga. Di dunia

ini sekarang hampir tidak ada orang yang belum pernah mendengat

nama Yesus Kristus (atau Yesus sang Mesias). Yesus sendiri berkata,

“Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan

berlalu.”47

Perkataan Rabi Yahudi ternama, Gamaliel, akan menggemakan

hal ini. Dalam persidangan Sanhedrin untuk mengadili para pengikut

Yesus, hikmatnya pun bersuara lantang hingga sekarang, “Hai orang-

orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik, apa yang hendak kamu

perbuat terhadap orang-orang ini! Sebab dahulu telah muncul si

Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa dan ia mempunyai

kira-kira empat ratus orang pengikut; tetapi ia dibunuh dan cerai-

berailah seluruh pengikutnya dan lenyap. Sesudah dia, pada waktu

pendaftaran penduduk, muncullah si Yudas, seorang Galilea. Ia

menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas

dan cerai-berailah seluruh pengikutnya. Karena itu aku berkata

kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah

mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari

manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak 47 Lukas 21:33

50

Page 51: Rethink by Jed Revolutia

akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga

nanti, bahwa kamu melawan Allah.”48

Siapakah yang telah merubah dunia selama 2 milenium ini? Yesus

atau para teroris revolusioner? Yesus telah merubah lebih banyak

orang dibanding Marx, Hitler, Osama bin Laden digabung. Yesus, sang

Putera Allah, tahu bahwa merubah manusia lewat tekanan fisik tidak

akan pernah menghasilkan perubahan permanen karena akar segala

kejahatan adalah hati manusia. Bukan penjara, bukan pendidikan,

bukan indoktrinasi yang bisa merubah manusia sepenuhnya, tetapi

Yesus Kristus. Ketika Yesus masuk di dalam hidup seseorang, maka Ia

akan merubah hati orang tersebut menjadi baru, benar-benar baru.

Sudahkah Anda membuka hati Anda bagi Yesus, sang revolusioner

sejati? Bukankah Simon orang Zelot pun sadar bahwa sang guru,

Yesus, adalah sang jawaban sejati?

48 Kisah Para Rasul 5 : 35-39

51

Page 52: Rethink by Jed Revolutia

Chapter 5

The Amazing Thing Called ‘Church’

Aku bersyukur kepada Tuhan yang telah mengasihiku dan

memeliharaku. Dia telah memeliharaku secara jasmani dan juga secara

rohani. Dia telah memberikan aku sebuah keluarga jasmani yang rela

dan tidak malu untuk merawat dan membesarkan seorang anak yang

bermasalah sepertiku. Dan bukan itu saja, Dia telah memberikanku

sebuah keluarga rohani, dimana aku bisa memiliki dan mendapatkan

kasih sayang ilahi lewat pribadi-pribadi yang telah rela dan tidak malu

untuk merawat dan membesarkan seorang anak yang bermasalah

sepertiku.

Seperti halnya keluarga jasmaniku telah mendidikku dan

membentukku sehingga aku menjadi manusia yang beradab secara

rohani, demikian pula keluarga rohani, yang menyebut diri mereka

gereja, telah meletakan dasar-dasar untuk aku bisa beradab

berhubungan denganMu ya Tuhanku. Sebagaimana aku didisiplin

ketika aku masih balita, aku pun juga didisiplin di dalam keluarga

rohani. Sebagaimana aku diberi nutrisi yang baik oleh keluarga

jasmani, demikian juga aku diberi makan susu-susu penggemuk yang

diberikan lewat keluarga rohaniku yang mengasihi dan merawatku.

52

Page 53: Rethink by Jed Revolutia

Mereka adalah orangtuaku, patronku, dan pencetakku. Mereka

adalah sumber kepercayaanku yang paling dasar dan hakiki. Aku tahu

mereka tidak akan membalikan badan kepadaku. Mereka adalah sang

pahlawan sejati bagi hidupku, meskipun mereka dibenci orang lain,

mereka tetap adalah orangtua yang melahirkanku, merawat dan

membesarkanku. Merekalah jati diriku, merekanya identitasku,

merekalah yang membuat aku seperti mereka. Mereka tidak pernah

salah. Mereka adalah Jagoanku. Jangan harap ada yang menjelekkan

orangtuaku dihadapanku, karena aku tidak akan pernah

memaafkannya.

Setelah aku mulai beranjak besar dan dewasa, aku mulai

dimasukan ke dalam sekolah oleh orangtuaku. Mereka ingin aku lebih

pintar dari mereka. Mereka ingin aku sukses dan berhasil dan menjadi

kebanggaan mereka. Mereka menginginkan segala yang baik bagiku

sehingga terkadang mereka melakukan hal-hal yang salah. Mereka

bersedia curang demi cinta buta mereka kepadaku. Mereka bersedia

memanjakan dan menuruti apa yang kumau, karena akulah mereka

dan merekalah aku. Aku terkadang benci melihat aksi jijik mereka,

namun mereka lakukan itu semua bagiku, untukku, dan karenaku. Aku

dijadikan alasan. Aku dibela tanpa batas oleh mereka. Padahal aku

tidak suka yang mereka contohkan. Mereka munafik dan tidak adil.

Sebagaimana keluarga jasmani, demikian pula keluarga rohani.

Aku mulai semakin pintar, pintar, dan pintar karena aku tidak lagi

belajar dari orangtuaku. Aku belajar dari segala sesuatu yang membuat

aku semakin berpengetahuan. Aku sekarang lebih pintar dari

53

Page 54: Rethink by Jed Revolutia

orangtuaku. Aku lihat semakin hari, semakin bodohlah orangtuaku.

Mereka tidak seperti yang aku pikirkan dahulu. Mereka tidaklah

sempurna. Mereka penuh cacat. Mereka penuh intrik, manipulasi, dan

muslihat. Mereka adalah bodoh, tidak beradab, dan ignorant (masa

bodoh). Mereka hancur dihadapanku. Kutahu semua cacat mereka.

Kutahu kalau mereka sangatlah munafik. Kutahu mereka sangatlah

bodoh. Kutahu aku bukanlah lagi mereka dan mereka bukanlah lagi

aku. Aku ingin lari meninggalkan mereka. Aku tidak suka ada di dekat

mereka karena akan berselisih paham selalu. Aku mau kabur. Aku mau

kehidupanku. Aku mau bebas. Sebagaimana keluarga jasmani,

demikian pula keluarga rohani.

Semakin aku dewasa, semakin aku sadari. Aku tidaklah tidak

menjadi seperti mereka, tetapi aku semakin seperti mereka setiap hari.

Bekas yang sama. Luka yang sama. Cacat yang sama. Aku juga munafik

seperti mereka. Aku juga penuh intrik, manipulasi, dan muslihat

seperti mereka. Aku juga bodoh, tidak beradab, dan ignorant seperti

mereka. Cetak-cetak itu mulai tampak dihidupku. Aku bukanlah

mereka, tetapi aku semakin mulai seperti mereka. Sebagaiman

keluarga jasmani, demikian pula keluarga rohani.

Aku bersyukur pada Tuhan yang telah memberikanku keluarga

yang tidak sempurna, supaya aku bisa belajar akan

ketidaksempurnaanku. Aku bersyukur akan keluarga yang penuh

intrik, manipulasi, dan muslihat karenanya aku bisa lepas dari jerat

orang licik dan si licik, supaya aku bisa tahu semuya strategi mereka.

Aku bersyukur untuk keluarga yang bodoh, tidak beradab, dan

54

Page 55: Rethink by Jed Revolutia

ignorant karena aku bisa semakin menjadi dewasa, pribadi utuh,

mandiri, independen, dan mengenal kebenaran dan sang benar.

Sebagaimana keluarga jasmani, demikian juga keluarga rohani.

Semakin kulihat kebelakang, semakin kucinta keluargaku.

Merekalah yang membuat aku menjadi sempurna, dan sempurna, dan

semakin sempurna. Merekalah yang aku butuhkan untuk membuat aku

menjadi manusia dewasa yang penuh dan utuh. Merekalah dengan

segala kelemahan dan cacatnya, telah menjadi malaikat penolong di

tengah kesunyian dunia. Di saat aku jatuh, dan remuk, dan hancur,

semakin aku tahu bahwa kelurgaku selalu akan menerima aku

sepenuhnya kerena mereka sama seperti aku, telah jatuh, remuk, dan

hancur.

Semakin kumerenung, semakin kebersyukur. Keluargaku adalah

yang terbaik bagiku. Masa bodoh dengan segala kelemahan dan

ketidaksempurnaan mereka. Masa bodoh dengan segala kesalahan

mereka yang kutahu. Karena kutahu sesuatu: Mereka akan tetap

sempurna bagiku meski dalam segala ketidaksempurnaan mereka.

Mereka adalah keluargaku. Masa bodoh semua pengetahuan. Masa

bodoh dengan kebenaran. Masa bodoh realitas. Mereka akan selalu

menjadi yang terbaik bagiku karena aku juga akan menjadi yang

terbaik bagi mereka apapun yang terjadi. Terima kasih Tuhan untuk

keluargaku dan gerejaku.

55

Page 56: Rethink by Jed Revolutia

Chapter 6

Grace-Driven® Church

KISAH DALAM ARTIKEL BERIKUT INI FIKTIF BELAKA DAN

DIBUAT HANYA UNTUK TUJUAN MEMPERMANIS PESAN UTAMA.

"Tuhan, aku bingung harus bagaimana?" Demikianlah kira-kira

bunyi doaku pada Tuhan hari ini. Kondisi keuanganku sedang buruk-

buruknya karena banyaknya tagihan yang mesti dibayar dalam tenggat

waktu yang singkat, sedang penghasilanku mengalami penurunan.

Kulihat dompetku, aku hanya menjumpai uang sebesar dua puluh

delapan ribu rupiah. "Malam ini aku harus ke gereja" pikirku.

Sudah lima tahun aku tidak pernah memberikan kolekte sebesar

seribu rupiah. Aku selalu memberikan jumlah lebih bahkan bisa

dibilang amat besar mengingat kecilnya penghasilanku, namun aku

lakukan itu semua dengan sukacita tanpa persungutan. Tapi malam ini,

dengan sedih hati aku hanya bisa memberikan seribu rupiah, karena

aku kurang iman untuk memberikan lembaran dua puluh ribuan.

Semoga masa krisis ini cepat berlalu pikirku.

56

Page 57: Rethink by Jed Revolutia

Sesampainya di gereja, pikiranku tidak bisa tenang. Aku

memikirkan tagihan seratus ribu rupiah yang harus aku bayar esok

pagi. Aku memikirkan uang sebesar ratusan ribu lainnya yang harus

aku keluarkan untuk membayar tagihan lain-lainnya lagi. Uang

tabunganku hanya tinggal tujuh ratus ribu. "Apa cukup hingga akhir

bulan saat gajian" pikirku lagi. Malam itu aku berharap sebuah

keajaiban, sebuah jalan keluar, sebuah kemenangan seperti layaknya

cerita-cerita iman yang sering aku dengar di gereja.

Kuingat bahwa Alex, salah seorang jemaat, baru saja mendapatkan

mujizat. Mobil yang sering dipakainya akhir-akhir ini memang sering

ngadat dan harus bolak-balik masuk bengkel. "Dasar memang barang

tua" pikirku atas kondisi mobil Alex. Namun Alex sekarang

bersukacita. Aku bisa merasakannya ketika aku melihat ekspresi

wajahnya ketika memuji Tuhan saat kami menyanyikan pujian bagi

Tuhan. Jelas saja Alex bersukacita karena ia baru saja mendapat mobil

baru dari menang undian yang diadakan sebuah bank. "Ah, kalau saja

ada mujizat juga untukku" gumamku lagi.

Tubuhku memang ada di kebaktian malam itu, namun pikiranku

ada nun jauh dimana. Aku membayangkan andaikata aku benar-benar

ada di sebuah gereja, tentu keadaannya akan banyak jauh berbeda.

Tunggu dulu, bukankah aku memang sedang ada di sebuah kebaktian

di sebuah gereja? Memang benar, namun gereja harusnya lebih dari

ini. Gereja adalah tubuh Kristus, perwakilan Kristus di dunia. Gereja

adalah kaki tangannya Yesus untuk menjamah dan memulihkan orang-

57

Page 58: Rethink by Jed Revolutia

orang yang terluka dan tertindas di dunia ini. Gereja adalah sebuah

solusi, sebuah jalan keluar, sebuah misi penyelamatan.

Andaikata aku berjumpa Yesus saat itu, tentu aku meminta tolong

padaNya. "Tuhan, tidakkah Kau tahu keadaanku?" tanyaku. Samar-

samar aku dengar Yesus berkata, "Aku tahu anak-Ku. Bukan hanya

tahu, tapi aku malah lebih tahu dari kamu tentang masalahmu." "Oh

Tuhan, kalau begitu mengapa Kau tidak jawab doaku dengan mujizat?"

tanyaku lagi. "Aku tidak bisa berbuat apa-apa, anakKu. Aku tidak

punya kuasa lagi. Semua sudah Ku-serahkan pada gereja-Ku."49 Jawab

Yesus dengan air mata di mata-Nya.

Kalau saja, kalau saja, kalau saja, gereja memang seperti yang

Yesus mau. Seharusnya ketika aku datang ke gereja hari ini, aku bisa

datang dengan air mata permasalahan. Aku tidak perlu pasang muka

munafik tanpa masalah. Aku bisa bebas cerita semua masalah dan

bebanku tanpa perlu merasa malu dan tanpa perlu dihakimi sebagai

'kurang iman', 'tidak dewasa', dan 'kurang berdoa'. Aku seharusnya

bisa menjatuhkan diriku diatas tangan kasih karunia gereja dan

menemukan sebuah tempat aman, sebuah persembunyian, sebuah

oasis. Namun, tidak ada wajah bersahabat di gereja. Mereka seolah

ingin mengatakan bahwa mereka sudah punya cukup banyak masalah

di rumah karena itu jangan kau coba-coba ceritakan masalahmu

49 Dalam konsep Gereja adalah perwakilan Kristus di dunia ini. Yang saya maksud bukan Yesus tidak melakukan mukjizat lagi, tapi saya mengacu pada konsep transfer of power, seperti seorang Presiden yang sudah lengser tidak punya kuasa lagi untuk mengatur negara. Kuasa itu telah diberikan oleh Yesus kepada Gereja-Nya dengan membaptis mereka dengan Roh Kudus, yang juga adalah Allah itu sendiri.

58

Page 59: Rethink by Jed Revolutia

padaku. Dengan gampangnya mereka bisa menjawab masalahku

dengan sebuah kata mutiara "doa dengan iman akan memindahkan

semua gunung permasalahan", padahal yang sebenarnya dikatakan

hati mereka ialah "aku tidak peduli apapun masalahmu". Buat apa aku

cerita, jika aku sudah tahu jawaban ya dan amin yang akan aku dapat.

Tanpa sadar, waktu penyembahan telah usai. Sekarang semua

jemaat duduk manis sementara mendengarkan khotbah pak pendeta

tentang cara keluar dari masalah tanpa menyulitkan atau mengganggu

anggota jemaat lainnya. Tiba-tiba, Yusuf, jemaat yang duduk

disebelahku mengatakan sesuatu, "kapan kau bayar iuran bulanan

pengurus sekolah minggu?". Aduh Tuhan, bagaimana ini. Lalu dengan

senyum aku menjawab dia dengan jawaban yang sama yang kukatakan

padanya sebelumnya berkali-kali, "besok ya". Sudah tiga bulan aku

tidak bayar iuran dan aku satu-satunya pengurus yang menunggak.

"Oke, sekalian sama iuran natal ya besok" jawab Yusuf lagi. Hatiku

tambah pedih rasanya.

Seandainya aku adalah salah satu murid Yesus, seandainya aku

ada di gereja mula-mula di Kisah Para Rasul, tentu keadaannya akan

jauh berbeda. Jawaban atas masalah keuanganku bukanlah

perpuluhan. Jawabannya bukanlah dengan menabur lebih banyak.

Jawabannya bukan dengan menambah jam doa. Jawabannya adalah

jawaban. Aku mulai membaca di kitab Kisah Para rasul demikian, "Dan

dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang

kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih

59

Page 60: Rethink by Jed Revolutia

karunia yang melimpah-limpah. Sebab tidak ada seorangpun yang

berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang

mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil

penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-

rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan

keperluannya."50 Mengapa gereja Yerusalem bisa menjadi sebuah

jawaban dari kebutuhan jemaat akan Yesus? Karena mereka memikiki

kasih karunia yang melimpah-limpah. 51

Ketika aku lihat jemaat sekitarku yang sedang mengangguk-

angguk untuk mengatakan "Amin" kepada kata-kata pak pendeta, aku

sadar jika gereja saat ini telah jauh dari gambaran gereja yang semula.

Tidak ada satu orang pun disini yang peduli atau pun mau membantu

kondisi keuanganku. Jikapun mereka memberikan bantuan keuangan,

itu hanya diberikan kepada pak pendeta, agar namanya disebut di

kebaktian minggu berikutnya. Gereja seharusnya adalah sebuah

komunitas. Gereja adalah rumah. Gereja adalah sebuah keluarga.

Aku bayangkan hebatnya gereja seperti itu. Ketika aku telah penat

kerja seharian mencari nafkah, ketika kepalaku sudah hampir pecah

dengan semua urusan di kantor, ketika aku naik darah karena terjebak

kemacetan, aku selalu punya harapan akan menutup hari dengan

kedamaian. Aku punya harapan karena aku tahu ketika aku sampai di

rumah, tidak ada yang akan menghakimiku, tidak ada yang

menyalahkanku, tidak ada yang membuat aku seperti orang bodoh, 50 Kisah Para Rasul 4 : 33-3551 Kisah Para Rasul 4:33

60

Page 61: Rethink by Jed Revolutia

tidak, tidak ada. Aku bisa pakai baju yang sama berhari-hari di rumah

tanpa satu orang pun menyebut aku bodoh. Aku bisa buang angin di

spot manapun di rumah tanpa kawatir kehilangan citra diri. Ah andai

saja gereja bisa menjadi sebuah rumah.

Memang rumah tidaklah menyelesaikan semua masalah. Masalah

yang sama tetap ada disana keesokan harinya, namun rumah adalah

sebuah tempat peristirahatan. Rumah adalah tempat dimana aku bisa

feel good dan melupakan semua masalah di luar karena aku selalu

diterima di rumah. Rumah adalah tempat 'kasih karunia yang

berlimpah-limpah' yang tidak ditemukan di tempat manapun yang

lain, tidak di tempat hiburan, tidak di pusat perbelanjaan, tidak di

menara doa, tidak juga di gereja.

"Kita harus hati-hati menggunakan kas gereja", itulah perkataan

yang sudah terlalu sering aku dengar di rapat pengurus gereja. "Kita

tidak boleh sembarang memberikan uang atau bantuan kepada orang.

Kita harus lihat dulu motivasinya apa. Jangan-jangan punya niat jahat.

Jangan-jangan jadi ketergantungan. Jangan-jangan kita diperalat. Kita

harus berdoa dulu berulang-ulang sebelum kita memberikan bantuan",

kata pak penatua. Ah, seandainya ada kasih karunia yang melimpah-

limpah di gereja, kita tidak pernah pusing soal ditipu atau diperalat.

Bukankah kasih karunia mengajarkan kita untuk membalas kejahatan

dengan kebaikan? Bukankah kasih karunia mengajarkan kita untuk

selalu memberi tanpa mengharap balasan? Bukankah kasih karunia

membuat kita tetap setia mengasihi dan percaya seseorang bisa dan

61

Page 62: Rethink by Jed Revolutia

mungkin berubah karena kita gemar menabur perbuatan baik kepada

dia? Bukankah kasih karunia Kristus diberikan pada semua orang

tanpa memandang motivasi? Bukankah Yesus mati bagi semua orang

di muka bumi dan bukan hanya bagi mereka yang menyebut diri

Kristen? Bukankah justru karena kita dibanjiri dengan kasih karunia

yang melimpah-limpah yang semestinya tidak layak kita terima, kita

malah diubah karenanya menjadi pribadi yang mengasihi Kristus?

Gereja masa kini bukan disetir oleh kasih karunia, namun disetir

oleh tujuan-tujuan. Karena indahnya visi dan misi gereja, maka segala

hal yang lain pun di korbankan termasuk harga diri jemaat dan mereka

yang ada di luar bangunan gereja. Jikalau saja gereja mau melupakan

tujuannya, dan mulai berbalik melihat kebelakang dimana ada banyak

orang yang berteriak minta tolong padanya untuk ditolong dan

diselamatkan, maka gereja akan mengalami sebuah terobosan besar

dan menjadi gereja yang disetir oleh kasih karunia. Bukankah ketika

gereja berani mengambil resiko kehilangan tujuannya, mengorbankan

visi, misi, impian, dan cita-cita nya, demi menyelamatkan mereka yang

tidak layak diselamatkan, maka gereja telah meneladani Yesus yang

telah melakukan hal yang sama bagi mereka?

Khotbah pak pendeta sudah selesai dan aku tersadar dari

perenunganku ketika kantong kolekte disodorkan padaku.

Kukeluarkan uang seribu yang telah kusiapkan sebelum kebaktian.

Sembari menyanyikan lagu iringan kolekte, aku mulai berpikir

mengenai apa gunanya aku ada di tempat itu. "Gereja sudah bobrok!"

62

Page 63: Rethink by Jed Revolutia

pikirku. Aku mulai mengandaikan hari ini adalah hari terakhir aku

berkunjung ke tempat yang mereka sebut gereja namun sebenarnya

bukan. Aku semakin yakin dan yakin akan keputusanku. Aku lalu

bangkit berdiri.

Pak pendeta sedang mengangkat tangannya untuk memberikan

berkat kepada jemaat ketika aku melihat ada seseorang yang berdiri

persis disebelah pak pendeta. Wajahnya seperti wajah orang

kebanyakan, sederhana, dan agak gembel52. Dia tersenyum padaku dan

menatapku dengan tajam. Wajahnya tidak mirip malaikat sama sekali.

Dia lebih menyerupai pengemis yang sering kulihat di pinggir jalan.

Orang itu berkata kepadaku, "Anak-Ku, sekarang kau tahu apa artinya

itu kasih karunia yang berlimpah-limpah. Maukah kau menunjukannya

pada orang-orang yang ada disini? Maukah kau mengampuni mereka

dengan tanpa alasan tanpa mengharap mereka untuk berubah seperti

yang telah Ku-buat padamu? Maukah kau jadi kaki tangan-Ku bagi

mereka? Maukah kau memberikan kasih karunia yang melimpah-

limpah itu?

52 Lihat Matius 25 : 34 - 45

63

Page 64: Rethink by Jed Revolutia

Chapter 7

Culture-Friendly® Church

Perubahan yang cepat menandai masa dimana kita hidup

sekarang. Salah satu faktor penyebabnya adalah berkembangnya

teknologi komunikasi dengan cepat. Akses Internet telah menjadikan

seluruh masyarakat dunia menjadi sebuah kampung global.

Perkembangan teknologi telepon genggam terkini membuat dunia kini

menjadi datar. Di tengah-tengah kondisi dunia di milenium ke-3 ini,

Gereja53 (dalam artian Am atau Universal) menghadapi tantangan dari

kultur baru yang sedang berkembang di masyarakat di seluruh dunia.

Sayangnya sedikit sekali para praktisi Gereja yang sadar dan awas

terhadap perubahan kultur dunia yang terjadi secara bersamaan ini.

Gereja sudah menjadi culture-friendly ketika mengadopsi kultur

modern. Kultur modern ditandai dengan penggunaan teknologi

terbaru di dalam segala bidang kehidupan. Kultur ini membuat

masyarakat dunia mendewakan teknologi dan percaya akan

kemampuan sains untuk menyelesaikan semua masalah manusia.

Gereja sendiri selama ini sudah merespon kultur modern dengan

merangkulnya menjadi bagian dari gereja. Musik gereja diperbaharui

53 Penulis mengacu kepada gereja secara global dan keseluruhan ketika mengatakan ‘Gereja’ dan gereja lokal tertentu dengan ‘gereja’.

64

Page 65: Rethink by Jed Revolutia

dengan menggunakan musik yang sesuai dengan perkembangan

zaman. Gaya khotbah dibuat lebih sistematis dengan meniru

pendekatan pendidikan sekuler. Acara-acara gereja mulai diberi

bumbu-bumbu entertainment agar jemaat juga mendapatkan hiburan

di dalam gereja. Kebaktian dibuat lebih praktis dan efisien dengan

memperhatikan kebutuhan jemaat akan kehidupan serba-cepat.

Outreach atau penjangkauan kepada yang tehilang dilakukan dengan

acara massal mirip konser dimana diadakan berbagai macam

pertunjukan untuk memikat orang banyak, termasuk misalnya

kesembuhan dan mukjijat ilahi. Penginjilan juga dimodernisasi dengan

menggunakan segala macam media yang ada, mulai dari traktat yang

sederhana hingga saluran televisi. Semua reaksi Gereja terhadap kultur

modern tersebut sangatlah baik dan jika kita mau jujur, Gereja sudah

tertolong dari degradasi jumlah pengikut jika saja tidak cepat tanggap

memberikan respon terhadap perubahan kultur global.

Gereja-gereja mulai mengalami pertumbuhan jumlah jemaat yang

pesat ketika membawa diri dalam kultur modern. Gereja bukan lagi

sekedar tempat belajar akan hal-hal tentang Tuhan tapi juga menjadi

sarana entertainment bagi jemaat. Kritikus gereja, Marjoe Gortner54,

mungkin ada benarnya ketika menganggap aksi ekstasis di gereja

sebagai bentuk penyaluran kejenuhan akan tuntutan pekerjaan di

zaman modern yang memiliki level stress yang tinggi. Jika orang-orang

non-Kristen berusaha mencari hiburan di tempat-tempat seperti klub-

klub malam, pesta-pesta, dan berbagai acara penyaluran hobi, orang

54 http://www.positiveatheism.org/hist/marjoe.htm

65

Page 66: Rethink by Jed Revolutia

Kristen akan berusaha mencarinya di gereja. Mereka menghindari

kegiatan-kegiatan yang diasosiasikan dengan keduniawian, namun

pada saat yang sama tetap punya kebutuhan untuk penyegaran dan

pelepasan stress. Oleh karena itu gereja-gereja yang memberikan

layanan musik yang menyentuh, khotbah yang memotivasi, dan aksi-

aksi yang memberikan unsur ekstasis seperti slain in Spirit, physical

and mental healing, prophetic words akan cenderung menjadi gereja

yang dipadati jemaat dan bertumbuh menjadi megachurches55. Tema-

tema yang populer tentu saja berpusat pada kebutuhan masyarakat

modern, dimana sukses merubah status sosial seseorang ke kelas yang

lebih baik menjadi kebutuhan utama. Ini alasan utama dibalik

kesuksesan prosperity gospel dan semua pengajaran tentang

memaksimalkan potensi manusia.

Ada hal yang sangat disayangkan sekarang, yakni ketika kultur

global mulai hijrah dari modern ke pasca-modern, Gereja sedikit sekali

memberikan respon. Mungkin karena gereja-gereja yang mengadopsi

kultur modern sudah merasa puas dengan jumlah jemaat mereka yang

membanggakan, sehingga tidak lagi peka akan perubahan besar yang

terjadi di luar gereja. Generasi yang lahir mulai tahun 1980-an ke atas

sudah termasuk ke dalam generasi pasca-modern, dimana tidak seperti

generasi sebelumnya, generasi ini besar dengan teknologi namun tidak

menemukan teknologi dan sains memberikan jawaban atas semua

kubutuhan hidup. Anggap saja hal ini seperti bumerang yang mulai

berbalik ke arah berlawanan. Generasi pasca-modern lebih bersifat 55 Sebuah trend hari-hari ini dimana gereja memiliki gedung besar yang bisa menampung ribuan jemaat beribadah sekaligus.

66

Page 67: Rethink by Jed Revolutia

skeptik terhadap apa pun juga. Mereka meragukan semua klaim-klaim

yang pernah dibuat oleh generasi-generasi sebelum mereka. Mereka

melihat adanya kebutuhan dasar manusia yang tidak bisa dipuaskan

dengan teknologi, yakni kebutuhan untuk mengenal dan dikenal secara

otentik.

Generasi pasca-modern besar dengan pemahaman human

equality56. Mereka muak terhadap segala bentuk diskriminasi terhadap

siapa pun. Mereka juga menolak konsep status sosial yang didewakan

oleh generasi modern. Semua orang punya hak dan kesempatan yang

sama dan tidak ada orang lain yang memiliki status lebih tinggi dari

lainnya. Akibatnya mereka cenderung muak terhadap semua sistem

otoritas dan sering dilabeli sebagai generasi pemberontak. Bagaimana

mungkin mereka yang besar dengan akses informasi dan pembelajaran

yang mudah diakses seperti Internet dan media lainnya mau di’didik’

oleh figur yang menggurui? Mereka tidak suka konsep pendidikan tapi

sebenarnya mereka mau belajar dan berani mengkritisi segala sesuatu.

Konsep pendidikan membuat satu pihak dianggap menjadi pihak yang

bodoh sedang pihak yang lain sebagai yang lebih mengerti. Oleh karena

itu, mereka lebih mau belajar dan diajar oleh mereka yang mau

mengakui mereka sebagai sederajat, para sahabat, yang tidak

menganggap diri lebih dari yang lain, namun sebagai rekan yang sama-

sama sedang dalam proses belajar.

56 Paham bahwa semua manusia adalah sama dan sejajar, kontras dengan pandangan masa sebelumnya yang masih menganggap kelompok tertentu sebagai manusia kelas kedua.

67

Page 68: Rethink by Jed Revolutia

Apakah artinya ini bagi Gereja (dalam artian Am atau Universal)?

Artinya pendekatan teknologi tidak mengena bagi generasi pasca-

modern. Mereka lebih suka dialog yang jujur dimana kedua belah

pihak terbuka dan saling mau belajar satu sama lain, dibanding paket-

paket pengajaran dinamis lewat Power Point. Mereka ingin agar suara

mereka juga didengar dan diperhatikan, serta pada saat yang sama

keragu-raguan mereka juga dihargai sebagai proses iman dan bukan

sebagai cacat iman. Gereja yang mau merangkul generasi pasca-

modern harus meninggalkan pendekatan show seperti kebaktian,

konser, KKR, outreach, dan segala bentuk penginjilan media. Mereka

harus banyak-banyak mengadakan dialog dalam bentuk private talk

yang pribadi dan bukan talk show (Sekali lagi hindari penggunaan

semua jenis show). Konsep yang mereka mau juga bukan konsep

mentor-murid, tapi konsep sahabat yang sama-sama sedang berjalan

ke arah titik yang sama, yang tidak menghakimi, tapi merangkul dan

saling jujur satu terhadap yang lain.

Generasi pasca-modern adalah generasi yang sudah muak

terhadap semua bentuk hype (kehebohan). Jika ada satu hal yang

sangat mereka dewakan itu adalah otentitas. Mereka lebih menghargai

mereka yang jujur akan kesalahannya dibanding mereka yang terlihat

tanpa cela. Kasus-kasus gereja modern dimana terungkapnya skandal

homoseksual para pengkhotbah terkenal, kasus pelacuran di gereja dan

berbagai skandal keuangan para penginjil kaya, semakin

membangkitkan semangat generasi pasca-modern untuk bersikap

skeptik terhadap semua bentuk hype. Mereka tahu persis bahwa apa

68

Page 69: Rethink by Jed Revolutia

yang di depan kamera kemungkinan besar bukanlah wajah asli namun

sudah melalui proses pembedakan. Para unsung heroes57, yang

walaupun tidak ada yang tahu siapa mereka, akan menjadi pahlawan

iman generasi pasca-modern karena mereka mampu menghidupi iman

Kristen dalam basis hari-demi-hari, sedangkan nama-nama populer

dengan keahlian membuat sebuah pertujukan yang baik akan kurang

digemari. Generasi ini mengagumi mereka yang tidak dikenal yang

dapat menjadi ekspresi iman pasca-modern dimana skeptisme bukan

dianggap sebagai anti-iman dan tampil apa adanya lebih baik

dibanding penampilan cemerlang dengan track record yang memukau.

Pesan yang ingin didengar generasi ini bukanlah bagaimana

meningkatkan status sosial mereka dengan perbaikan kualitas diri, tapi

bagaimana memelihara iman dalam skeptikisme dan memelihara

skeptikisme dalam iman. Jika anda seorang praktisi gereja, cara

terbaik mengadakan pendekatan terhadap generasi ini bukanlah

dengan menanyakan apa yang salah dengan mereka, tapi tanyakanlah

dengan tulus apa yang mereka ketahui yang mungkin tidak anda

ketahui.

Iman pasca-modernisme dipupuk oleh berkembangnya

munafikisme di gereja dan semakin dipacu dengan kritik iman kristiani

yang dikomandoi oleh heboh Da Vinci Code dan Injil-injil Gnostik

seperti yang terbaru, Injil Yudas. Namun saya sangat optimis bahwa

kedua faktor diatas yang seharusnya melemahkan gereja, malah

menjadi energi penguat bagi gereja pasca-modern. Mereka bukan akan

57 Orang-orang yang tidak populer namanya namun memiliki jasa yang berarti.

69

Page 70: Rethink by Jed Revolutia

kehilangan iman mereka, namun justru menemukan iman mereka

bertumbuh subur di sebidang tanah bernama skeptikisme. Fokus

perhatian gereja generasi pasca-modernisme bukan pada keunggulan

iman kristiani dibanding iman-iman lainnya (demi Tuhan, mereka

tidak suka segala bentuk perbedaan status atau pengelompokan kelas

atas dan bawah) namun lebih pada kehidupan Kristen sehari-hari.

Mereka bertanya-tanya apakah artinya menjadi seorang murid Kristus

yang otentik dimana mereka sadar bahwa simbol-simbol agama,

seperti gereja (dalam artian gedung atau organisasi), lagu rohani, doa

atau segala bentuk kegiatan aneh yang diberi nama ‘saat teduh’,

pembacaan firman teratur tidak membantu sama sekali. Bagi mereka,

menjadi Kristen bukanlah soal menjadi lebih rohani dari orang lain,

tapi menjadi sadar bahwa mereka belum rohani sama sekali. Mereka

tidak suka jargon-jargon agama yang akan membuat mereka seperti

makhluk planet yang tinggal di bumi, mereka ingin menjadi sama

seperti manusia kebanyakan, sambil memberi dampak lewat iman

Kristen yang mereka miliki secara tidak disengaja (karena kesengajaan

adalah lawan dari otentitas).

Prinsip human equality ini juga lah yang akan merombak wajah

gereja yang merangkul kultur pasca-modernisme. Mereka tidak suka

akan konsep clergy-laity (imam-awam) yang sudah populer selama

berabad-abad. Mereka tidak suka di-guru-i oleh siapa pun. Mereka

suka atmosfir belajar kelompok, dimana semua peserta adalah

pembelajar, dan akhirnya saling mengajar dan belajar dari satu sama

lain, berdasarkan kelebihan yang masing-masing mereka miliki. Akses

70

Page 71: Rethink by Jed Revolutia

belajar segala hal dengan mudah yang disediakan teknologi seperti

internet, membuat banyak generasi ini lebih banyak tahu dari para

pemimpin rohani mereka. Oleh sebab itu, para praktisi gereja yang

selama ini bertindak sebagai pemimpin rohani harus belajar

merendahkan diri dan berdialog dengan generasi ini dan membuka

kemungkinan belajar dari mereka.

Kondisi desain gereja modern tidak cocok bagi generasi pasca-

modern. Oleh karena itu, kebanyakan mereka mulai mencoba cara

alternatif untuk mengembangkan iman kristiani mereka. Ada beberapa

fenomena yang populer. 58Pertama, banyak dari mereka yang

merangkul kembali tradisi Ortodoksi Timur. Fenomena ini memang

tampak aneh, namun ketidakpuasan mereka terhadap gereja barat

yang telah mabuk oleh modernisme membuat mereka mencari-cari

model gereja yang tidak terjebak pada perangkap modernisme.

Diantara banyak pilihan, Ortodoksi Timur dengan segala tradisi kuno

mereka dianggap mewakili ekspresi iman yang murni yang tidak

tersentuh perubahan peradaban selama ini. Kedua, banyak dari

mereka yang terhisab dalam gereja-gereja emerging. 59Gereja

emerging muncul sebagai reaksi generasi pasca-modernisme yang mau

merangkul dunia bagi gereja dan gereja bagi dunia. Gerakan ini sering

dilabeli Church At Market Place.60 Fokus mereka yang utama ialah

58 Hasil dari membaca berbagai litelatur.59 “The emerging church (also known as the emerging church or the emergent church movement) is a Christian movement of the late 20th and early 21st century whose participants seek to engage postmodern people, especially the unchurched and post-churched.” Source: http://en.wikipedia.org/wiki/Emerging_church 60 Sebuah kesadaran baru bahwa gereja seharusnya ada di tengah-tengah dunia sebagai kesaksian dan bukannya membentuk kelompok eksklusif.

71

Page 72: Rethink by Jed Revolutia

memberi dampak bagi dunia dengan tidak antipati terhadap dunia itu

sendiri. Gereja-gereja emerging tidak segan-segan mempertontonkan

dan mendiskusikan sebuah film Hollywood populer dalam pertemuan-

pertemuan mereka, bukan untuk mengkritisi namun belajar untuk

menemukan Tuhan di mana pun termasuk di sebuah sub-kultur dan

pada akhirnya rindu untuk menjangkau mereka yang selama ini tidak

tersentuh gereja dengan pendekatan kebudayaan tersebut. Ketiga,

banyak dari generasi ini benar-benar meninggalkan organisasi gereja

tanpa meninggalkan iman kristiani mereka. Mereka berusaha

menghidupi iman mereka dengan wajar dan jujur, tanpa misi muluk-

muluk. Golongan ketiga ini umumnya suka berdialog dengan berbagai

pihak termasuk mereka yang memusuhi iman Kristiani. Bagi mereka,

gereja adalah suatu pagi di kafetaria dimana dua orang mengadakan

pembicaraan yang sangat pribadi sekali tentang Tuhan sambil

menghirup teh sesekali. Bagi mereka, gereja bukanlah perkumpulan

sosial, tapi mereka sendirilah yang adalah gereja. Mereka tidak pernah

‘bergereja’ lagi namun iman mereka tetap hidup melalui obrolan-

obrolan tentang Tuhan baik di internet maupun di coffee shop.

Keempat, ada pula yang tetap bertahan di gereja modern, namun

membawa semangat pasca-modern sambil senantiasa berharap bisa

mengadakan perubahan-perubahan ketika kepemimpinan gereja

beralih kepada generasi mereka.

Lalu apakah yang seharusnya dilakukan Gereja (secara Am dan

Universal)? Menurut saya yang utama ialah Gereja harus

menghentikan kecurigaan terhadap generasi pasca-modern. Penting

72

Page 73: Rethink by Jed Revolutia

untuk diingat bahwa generasi ini adalah produk sebuah kebudayaan

yang sedang berkembang, jadi bukanlah produk dari menjalarnya dosa

atau moralitas yang rendah. Jikalau Gereja tidak mau kehilangan satu

generasi (yang sudah mulai diam-diam keluar dari gereja), maka

Gereja harus mengadaptasi dirinya di dalam kebudayaan pasca-

modern. Ini sama sekali bukan berarti Gereja berusaha kompromi

dengan dunia, tapi ini bertujuan agar Gereja bisa tetap menjalankan

misinya untuk menginjili dunia yang terhilang ini. Tidak ada yang

perlu berubah dari iman Kristiani maupun panggilan Gereja sebagai

perwakilan Kristus di bumi, yang harus berubah adalah casing atau

kendaraan yang kita pakai untuk berkerja menjalankan amanat

Kristus. Jikalau saja Gereja peka akan kultur dan menjadi culture-

friendly, maka Gereja bisa berbangga akan keberhasilannya

menjalankan Amanat Agung. Sekarang terserah anda untuk

menentukan reaksi apa yang akan anda ambil.

73

Page 74: Rethink by Jed Revolutia

Chapter 8

Mission Is Yes-Us61

For God loved the world so much that he gave his one and only

Son, so that everyone who believes in him will not perish but have

eternal life. (John 3: 16)

Misi secara harafiah berarti pengutusan untuk melakukan suatu

tugas. Belakangan ini kata misi sepertinya kembali menjadi kata favorit

di dunia kekistenan. Gereja-gereja sedang menargetkan pertumbuhan

jumlah pengikut Kristus di dunia ini. Beberapa punya maksud tulus

yakni meneruskan amanat Yesus, sedang yang lain melakukannya demi

memperbanyak jumlah anggota jemaat mereka. Terlepas dari maksud

dan motivasi, bisa dipastikan sebagian besar orang Kristen memang

memikili beban untuk membagi berita Gospel (- dari kata ‘Good Spell’

kabar baik) atau God’s Pill ( obat bernama Tuhan) kepada dunia.

Tulisan ini bertujuan untuk menantang asumsi yang ada selama ini

mengenai apa dan bagaimana misi sebaiknya dilaksanakan. Penulis

tidak memaksakan pembaca untuk setuju sepenuhnya dengan isi

tulisan, namun lebih mengundang untuk memikirkan ulang konsep-

konsep yang pembaca punya selama ini.

61 Semua kutipan alkitab berbahasa Inggris di ambil dari The New Living Translation (NLT)

74

Page 75: Rethink by Jed Revolutia

Contoh terbaik untuk mempelajari misi adalah dari Allah sendiri.

Bapa di surga telah mengutus Anak-Nya Yesus ke dalam dunia untuk

melaksanakan suatu tugas, yakni penebusan manusia. Oleh karena itu

bisa dikatakan bahwa Yesus adalah Misionaris terbesar sepanjang

sejarah. Melalui cara Bapa mengutus Yesus ke dalam dunia seperti

yang diuraikan dalam Yohanes 1 : 9-14 kita bisa belajar mengenai

prinsip-prinsip utama dari misi dan penginjilan. Sebenarnya misi

sendiri tidak jauh-jauh dari Yes-(it’s)-Us.

Mission is Us – Coming into the World The one who is the

true light, who gives light to everyone, was coming into the

world. (ayat 9)

Misi berarti diutus pergi ke suatu tempat yang lain. Yesus

meninggalkan surga untuk datang ke dalam dunia. Gereja juga diutus

Yesus untuk pergi ke dalam dunia. Itu sebabnya Yesus tidak langsung

membawa GerejaNya ketika kembali kepada Bapa, melainkan

melepaskan Gereja untuk menjalankan misi di dunia. Celakanya, hal

ini sudah hampir dilupakan oleh Gereja masa kini.

Kebanyakan gereja mengartikan misi sebagai mengundang dunia

ke dalam sebuah tempat bernama gereja. Oleh karena itu, mayoritas

gereja menganggap mereka sudah menjalankan misi jika telah

menyelenggarakan berbagai event yang bertujuan mengundang orang

dunia mau masuk ke dalam gereja, entah melalui acara Kebaktian

Kebangunan Rohani (KKR), konser musik, acara makan-makan, atau

Seminar Pengembangan Pribadi. Bangunan gereja pun dipermewah

75

Page 76: Rethink by Jed Revolutia

dengan menambahkan AC dimana-mana dan musik gereja pun

diperbaharui dengan mengikuti selera pasar yang sedang berkembang.

Segala upaya tersebut memang bagus, tapi sudah melupakan dasar

esensi misi sesungguhnya, yakni ‘kita pergi ke dalam dunia’ dan bukan

‘dunia datang ke kita’.

Hasilnya kita punya the so-called ‘hyped’ christianity. Semua yang

dilakukan dalam ‘misi’ gereja bertujuan menunjukkan kepada dunia

betapa indahnya menjadi orang Kristen dan betapa orang-orang

Kristen memang sangat cool. Orang Kristen pun terlatih untuk

memasang topeng bernama ‘kerendahan hati palsu’ dan semua di

dalam bangunan gereja memang nampak seperti tidak punya masalah.

Orang dunia yang datang ke bangunan gereja pun dilatih untuk

mengganti baju ‘setan’ mereka dan mengenakan kostum ‘malaikat’ di

dalam gereja dan parahnya mereka kembali berganti kostum ketika

keluar dari bangunan gereja.

Allah mengartikan misi sebagai pergi ke dunia, namun kita telah

lancang menyebut segala upaya mengundang dunia ke dalam gereja

sebagai misi. Sekali lagi saya katakan bahwa misi adalah gereja datang

ke dunia, bukan dunia datang ke gereja. Jika anda sependapat dengan

saya silahkan lanjut membaca thesis-thesis selanjutnya, namun jika

tidak, sebaiknya anda tidak usah lanjut membaca karena tidak akan

ada gunanya semenjak anda suka berada di zona nyaman.

76

Page 77: Rethink by Jed Revolutia

Mission is Us – Shining in the Darkness The one who is the

true light, who gives light to everyone, was coming into the

world. (ayat 9)

Bapa mengutus Yesus untuk menjadi terang bagi dunia dan

sekarang dunia telah terang bederang karena efek kedatangan Yesus.

Dunia 2000 tahun sesudah kedatangan Yesus sudah berbeda jauh

dengan dunia pada zaman Yesus. Kedatangan Yesus telah membuat

manusia memikirkan ulang konsep-konsep yang dianggap baku

sebelumnya seperti perbudakan, rasisme, peperangan, kekerasan, dan

yang terutama ketidaksetaraan gender. Kedatangan Yesus telah

membuat dunia mengerti dan memahami betapa beharganya setiap

individu di mata Allah terlepas dari jenis kelamin, ras, dan strata

sosial. Kadatangan Yesus ke dalam dunia telah memunculkan musim

semi setelah musim dingin yang cukup lama. Kedatangan Yesus juga

seperti seperti fajar pagi yang menghapus kegelapan dan membawa

dunia semakin menuju puncak terang tengah hari.

Apakah misi gereja hari-hari ini sedang menunjukan terang yang

bersinar di kegelapan? Yang ada malah terang yang eksklusif dan

menolak hadir di tengah-tengah kegelapan. Gereja merasa risih dengan

kegelapan di sekitarnya sehingga akhirnya memilih untuk menerangi

dirinya sendiri. Tidak heran jika akhirnya setiap cacat cela gereja

menjadi olok-olok dunia. Gereja sudah lupa bagaimana caranya

bersinar di tengah kegelapan.

77

Page 78: Rethink by Jed Revolutia

Jemaat gereja hari ini dilatih menjadi katak dalam tempurung

dengan membuat subkultur sendiri. Mereka mengenal yang namanya

musik Kristen, film Kristen, buku Kristen, sekolah Kristen, televisi

Kristen, sulap Kristen, partai politik Kristen, arisan Kristen, hotel

Kristen, mobil Kristen, bakmi Kristen hingga make-up Kristen. Mereka

adalah kelompok masyarakat yang alergi terhadap segala sesuatu yang

tidak berlabel Kristen. Mereka mencap Harry Potter sebagai pekerjaan

setan, Teletubbies sebagai gay, dan Ahmadinejad sebagai antikristus.

Mereka adalah kelompok masyarakat yang sangat amat eksklusif.

Sama dengan cara pandang orang miskin di daerah kumuh

terhadap orang-orang yang tinggal di perumahan elit, demikianlah

pandangan dunia terhadap Gereja. Mereka melihat gereja sebagai

alien-alien yang hidup untuk diri mereka sendiri. Gereja mungkin saja

mengadakan acara sosial seperti membantu orang-orang miskin dan

susah, namun seringkali itu dilakukan hanya kepada kalangan sesama

Kristen, atau kepada kalangan di luar Kristen dengan tujuan meng-

kristen-kan mereka. Dengan kata lain Gereja tidak berhasil

menjalankan misi menjadi terang di dunia karena Gereja memang

tidak peduli pada kegelapan yang ada di dunia.

Mission is Us – Not Self-seeking He came into the very world

he created, but the world didn’t recognize him. (ayat 10)

Sangat miris memang melihat bagaimana Bapa mengutus Yesus ke

dalam dunia – dengan kesederhanaan. Selama di bumi Yesus dikenal

sebagai pribadi yang bersahaja, jauh dari kemewahan dan hedonisme

78

Page 79: Rethink by Jed Revolutia

dunia, dan Dia memilih menjadi yang paling rendah dari yang paling

rendah. Yesus tidak mencari popularitas. Meski saudara-saudara Yesus

mengusulkan sebuah usulan menajerial yang sangat baik,

“Berangkatlah dari sini dan pergi ke Yudea, supaya murid-murid-Mu

juga melihat perbuatan-perbuatan yang Engkau lakukan. Sebab tidak

seorangpun berbuat sesuatu di tempat tersembunyi, jika ia mau diakui

di muka umum. Jikalau Engkau berbuat hal-hal yang demikian,

tampakkanlah diri-Mu kepada dunia.” (Yoh 7:3-4), Yesus malah

menganggap dingin ide marketing brilian saudara-saudaranya

tersebut.

Yesus menjalankan misinya dengan tidak berusaha mencari

perhatian. Misi akan dianggap berhasil apabila tugas berhasil

dilaksanakan dengan baik, bukan karena banyak orang yang

memperhatikan dan ikut serta. Sungguh kontras dengan Gereja masa

kini yang sangat ingin mendapat perhatian dunia dengan menonjolkan

hal-hal yang dianggap Yesus sendiri sebagai ‘kebodohan’ seperti dalam

hal jumlah pengikut, popularitas, dan kekayaan material.

Yesus tidak perduli dengan berapa murid yang Dia punya, malah

mungkin Dia bisa dianggap gagal karena meskipun hanya punya 12

pengikut, Dia masih harus kehilangan 1 orang yang bukan hanya

meninggalkanNya, namun juga mengkhianatiNya. Yesus tidak

mempedulikan statistik, tapi transformasi hidup. Jika gereja hari ini

menganggap diri sukses dengan banyaknya jumlah jemaat, hal ini

mungkin mungkin akan ditertawakan Yesus jika Dia diwawancarai

surat kabar hari ini.

79

Page 80: Rethink by Jed Revolutia

Yesus tidak peduli dengan popularitas, malah dia selalu berusaha

kabur dan menghindar dari fans-fans fanatiknya. Dia tidak berminat

jadi superstar dan Dia tidak peduli apa kata orang tentang Dia. Gereja

hari ini mengukur kesuksesan dengan seberapa laris buku best-seller

mereka, seberapa nge-hit musik mereka, dan seberapa besar tarif

pengkhotbah kesayangan mereka. Para hamba Tuhan pun mulai

menganggap diri mereka sebagai selebritis rohani dan senang

membanggakan mahalnya pakaian mereka, kendaraan mereka, dan

rumah mereka. Celakanya itu semua dilakukan atas nama misi bagi

dunia.

Mission is Us – Not Imposing Others He came to his own

people, and even they rejected him. (ayat 11)

Dalam menjalankan misiNya Yesus harus berulang kali

menghadapi yang namanya penolakan. Meskipun Yesus bisa saja

menggunakan tangan besi untuk melaksanakan kehendakNya, namun

Yesus adalah pribadi lemah lembut yang tidak pernah memaksa orang

lain untuk mengikutiNya. Dia mengajukan sebuah tawaran dan

membiarkan orang memilih untuk menerima atau menolak. Namun

tetap saja Yesus memberikan nyawaNya bagi semua orang, baik yang

menerima maupun yang menolakNya. Dia berdoa di kayu salib, “Bapa,

ampunilah mereka”. Ini adalah ucapan yang spektakuler karena

memohon pengampunan bagi mereka yang hendak mengambil nyawa

kita memang terlihat sangat bodoh. Namun Yesus siap menjadi terlihat

bodoh demi cintaNya kepada kita dan ketaatanNya kepada misi yang

diberikan Bapa.

80

Page 81: Rethink by Jed Revolutia

Sejarah dunia menyebutkan salah satu alasan mengapa Kristen

menjadi agama dengan pengikut terbanyak di dunia karena

penyebarannya melalui media kekerasan. Pada zaman dahulu, Paus

bekerja sama dengan raja-raja Eropa untuk menaklukkan dunia dan

memaksa seluruh dunia menjadi Kristen. Sebuah anekdot Afrika

menceritakan bahwa sebelum bangsa Eropa datang ke Afrika, bangsa

Afrika memiliki emas di tangan mereka. Setelah berjumpa dengan

bangsa Eropa, emas pun berpindah ke tangan bangsa Eropa dan di

tangan bangsa Afrika diberikan Injil sebagai ganti emas. Tidak dapat

dipungkiri bahwa sebagian besar bangsa yang notabene Kristen seperti

Eropa, Afrika, dan Amerika Latin telah dibaptis dalam pedang dan

senapan.

Di masa kini pun chauvinisme Kristen masih merajalela. Tanya

saja kepada orang Kristen di mana saja tentang pendapat mereka

mengenai umat Islam, Atheist, atau kepercayaan lainnya, pasti akan

keluar sebuah pendapat yang kental dengan prasangka. Mereka

menganggap merekalah manusia sejati dan memaksa semua orang

untuk mengakui bahwa mereka unggul dan memakai baju yang sama.

Misi diartikan sebagai memaksa dunia untuk berseragam sama dengan

kita. Tidak heran kemudian lahir gerakan-gerakan politik berlabel

Kristen dan berusaha mengubah dunia dengan cara-cara yang tidak

mengikuti teladan Yesus. Yesus selalu mengutamakan perubahan hati

dan tidak pernah ada hati yang berubah akibat paksaan.

81

Page 82: Rethink by Jed Revolutia

Mission is Us – Giving Ourselves But to all who believed him

and accepted him, he gave the right to become children of God.

(ayat 12)

Yesus datang dengan semua misi untuk membuat sebanyak

mungkin orang menjadi anak-anak Allah. Meskipun dia adalah Putera

tunggal Bapa, Dia rela untuk memberikan hak kesulunganNya kepada

kita, agar kita boleh mengalami semua berkat yang Yesus miliki di

dalam Bapa. Misi berbicara mengasihi dan mengasihi berbicara

memberi. Yesus memberikan harta terbaik yang Ia miliki, yakni

nyawaNya agar kita bisa mendapat bagian di dalam kemuliaanNya.

Apa yang Yesus contohkan ketika dia menjalankan misi di dunia?

Dia menjadikan diriNya yang mulia sebagai hamba dan pelayan yang

hina. Yesus bahkan sempat mengambil jubah seorang budak dan

membasuh kaki murid-muridNya. Yesus mengajarkan bahwa

kebesaran sejati timbul dari merendahkan diri dan melayani dunia ini.

Pertanyaan yang timbul sekarang ialah apakah Gereja melayani dunia

seperti seorang hamba melayani tuannya? Apakah Gereja malah

menuntut dunia melayani dirinya dengan menuntut fasilitas dan

kemudahan? Apakah gereja rela kehilangan semarak kebaktian mewah

dan menyumbangkan semua uang untuk melayani dunia (mereka yang

tertindas)? Apakah gereja rela kehilangan hak demi menjangkau hati

manusia yang sudah bebal? Dalam menjalankan misinya, Yesus sudah

memberikan segala-galanya bagi dunia. Pertanyaannya sekarang,

apakah gereja sudah memberikan segala-galanya bagi dunia?

82

Page 83: Rethink by Jed Revolutia

Mission is Us – Incarnating So the Word became human

and made his home among us. He was full of unfailing love and

faithfulness. And we have seen his glory, the glory of the Father’s one

and only Son. (ayat 14)

Ketika Yesus datang ke dunia, Dia terlebih dahulu

menginkarnasikan diriNya ke dalam rupa manusia. Dia memilih untuk

lahir sebagai bayi tidak berdaya, mengalami proses pertumbuhan

selayaknya manusia bertumbuh, dan mengalami keterbatasan-

keterbatasan fisik sebagai manusia. Misi bagi Yesus ialah

mengkomunikasikan pesan dari Bapa dan pesan itu baru akan

tersampaikan dengan baik apabila pesan itu telah melalui proses

inkarnasi terlebih dahulu. Yesus tidak datang ke dunia dalam rupa

keilahianNya namun Ia menjadi sama dengan manusia.

Gereja misi adalah gereja yang berinkarnasi ke dalam dunia. Pesan

Injil tidak sampai dengan jelas karena Gereja memiliki bahasa yang

berbeda dengan bahasa yang digunakan dunia, akibatnya ialah

miskonsepsi dan salah pengertian yang berbuntut pada kecurigaan

yang berlarut-larut. Gereja telah terlalu sombong untuk mau

membungkuk dan menjadi sama dengan dunia. Oleh karena itu gereja

sebaiknya menghapus segala penggunaan bahasa Kristen dan mulai

berbicara dalam bahasa yang dimengerti oleh dunia ini.

Apakah dunia ini akan mendengar orang ‘kudus’ yang terlihat

seperti habis tersambar petir dan mengucapkan kata-kata yang ‘terlalu

rohani’? Apakah dunia ini akan mendengar kesaksian dari para

83

Page 84: Rethink by Jed Revolutia

selebritis Kristen yang hidup dalam kemewahan semu? Saya rasa dunia

ini sedang mencari mereka yang sama seperti dirinya, “been through

hell, done that”, dan berbicara dalam bahasa yang mampu

dimengerti.

Mission is Us – being Jesus So the Word became human and

made his home among us. He was full of unfailing love and

faithfulness. And we have seen his glory, the glory of the

Father’s one and only Son. (ayat 14)

Yesus datang untuk menunjukkan kepada dunia wajah daripada

Bapa dan Gereja di utus ke dunia untuk menunjukkan kepada dunia

wajah daripada Yesus. Gereja yang misioner adalah gereja yang

menjadi Yesus bagi dunia yang terhilang ini. Apa yang dilakukan Yesus

bagi dunia, hal yang sama seharusnya dilakukan oleh Gereja. Yesus

berdoa dan memberkati musuh-musuhNya, demikian halnya

seharusnya Gereja berdoa dan memberkati Osama bin Laden,

Ahmadinejad, dan Abu Bakar Baasyir.

Philip Yancey mengatakan jawaban bagi pertanyaan, “Dimana

Allah di saat dunia menderita?” seharusnya dijawab dengan “Dimana

Gereja di saat dunia menderita?” Gereja telah diberikan misi sebagai

kepanjangantangan dari pada Yesus untuk mengadakan pemulihan

atas bumi ini. Gereja misioner ada bersama mereka yang terluka dan

membalut luka-luka mereka. Gereja misioner tidak takut dicap sebagai

sesat dan memilih ada bersama dengan yang paling hina dari hina.

Gereja misioner ada untuk menunjukkan wajah Kristus kepada dunia.

84

Page 85: Rethink by Jed Revolutia

Chapter 9

The iChristianity™62

Ada lebih dari 1 milyar orang di muka bumi yang ini yang

mengaku dirinya adalah orang Kristen, tapi berapa banyak dari mereka

yang benar-benar Kristen? Siapakah yang bisa disebut sebagai kristen

otentik dan bukan kristen imitasi? Bagaimanakah membedakan

sebuah iman kristen yang murni dari sebuah iman yang palsu?

Bukankah sesuatu yang palsu dibuat untuk meniru apa yang asli dan

oleh karenanya menyesatkan? Patokan apa yang kita bisa pegang untuk

membedakan iman kristen sejati dari iman iChristianity™?

The iChristianity™

Apa itu iChristianity™? Ini adalah jenis kekristenan yang tidak

mau diatur dan mengikuti otoritas yang sudah ditetapkan. Jikalau saya

misalnya membuat rekaman dari lagu yang sudah baku macam

"Unchained Melody" dengan versi gue, artinya saya menerobos semua

aturan yang sudah ada dan hanya mengikuti apa kata hati saya. Saat

dimana kita mulai meremehkan otoritas yang ada, ialah saat dimana

kita mulai menjalankan sesuatu menurut 'versi gue'.

62 Nama yang saya reka-reka sendiri untuk menggambarkan ‘Kekristenan Versi Gue’

85

Page 86: Rethink by Jed Revolutia

Apa yang salah dengan iChristiany™? Kesalahannya ialah ini

bukanlah kekristenan yang asli. Ini bukanlah kekristenan yang otentik.

Ini adalah model kekristenan yang dibuat untuk memuaskan gaya

hidup 'semau gue'. Ini adalah cara banyak orang untuk menjadi

'Tuhan' atas kerohaniannya sendiri.

Iman Christianity 1.0™

Tidak mungkin ada barang yang palsu, jika tidak ada barang yang

asli. Demikian juga tidak akan ada iChristianity™ jika tidak ada yang

namanya iman Christianity 1.0™. Apa itu iman Christianity 1.0™?

Dengan standar apa kita bisa menilai keotentikannya?

Kekristenan yang otentik adalah kekristenan sebagaimana

diajarkan dan dipraktekan oleh sumbernya. Apa itu sumber? Sumber

adalah asal muasal dari sesuatu. Apakah sumber kekristenan yang

otentik? Sumbernya adalah Yesus Kristus, karena Dialah yang memulai

dan membangkitkan apa yang disebut iman kekristenan sebelum

siapapun. Yesus Kristus adalah figur utama dari kekristenan dimana

padaNyalah semua iman kristiani bertumpu. Jadi, kita bisa

menyimpulkan jika suatu iman kristen adalah otentik dan bukan

merupakan 'versi gue' lewat kaitannya dengan sang figur sentral, yakni

Yesus Kristus.

Beberapa Pertanyaan Pembuka Untuk Direnungkan

1. Setujukah anda jika keotentikan iman Kristiani diukur

dengan seberapa jauh keterkaitannya dengan Yesus Kristus?

86

Page 87: Rethink by Jed Revolutia

2. Seberapa pentingkah figur Yesus Kristus dalam iman

Kristen? Apakah ada figur lain yang lebih penting dari

Kristus Yesus?

3. Mungkinkah seseorang memiliki iman Kristiani tanpa

mengetahui dan mengenal Yesus Kristus?

Contoh: A: "Saya orang Kristen!"

B: "Oh ya, siapa yang kau percayai?"

A: "Saya pengikut Nabi JED-ReVoLuTiA."

B: "Lalu apa pandanganmu tentang Yesus Kristus?"

A: "Siapa? Yesus? Siapa tuh?”

Bukankah dalam contoh situasi diatas kita bisa menyimpulkan

bahwa si A tidak memiliki iman Kristen yang otentik? Mungkin benar

ia memiliki iman, tapi itu bukanlah iman Kristen, karena iman Kristen

otentik diukur lewat keterkaitannya dengan figur Yesus Kristus.

Standar Otoritas Yang Yesus Tetapkan

Yesus Kristus hidup 2000 tahun yang lalu. Menurut iman kristen

yang otentik, Yesus telah mati di kayu salib, dikuburkan, dan bangkit

pada hari yang ketiga, lalu naik ke sorga. Apa yang saya katakan

barusan adalah dasar utama kekristenan, yaitu berpusat pada karya

pengorbanan Yesus di kayu salib. Ambil saja salah satu unsur, maka

87

Page 88: Rethink by Jed Revolutia

anda tidak lagi memiliki iman Kristen, melainkan sesuatu iman baru

'versi gue'.

Dengan Yesus Kristus telah meninggalkan planet ini 2000 tahun

yang lalu, standar apakah yang kita bisa jadikan untuk menguji

keotentikan iman Kristen pada zaman sekarang? Di tengah segala

macam pandangan dan teori yang ada tentang iman Kristen, apakah

yang benar benar bisa kita jadikan patokan di masa post-modern

seperti sekarang? Bukankah kita tidak bisa menyelesaikannya lewat

Mahkamah Kitab Suci (mengacu pada fungsi dari Mahkamah

Konstitusi di sebuah negara)? Bukankah kita tidak bisa meng-interview

Yesus untuk menanyakan langsung padanya manakah yang benar

layak disebut iman Kristen sejati? Lalu patokan apa yang bisa kita

pegang? Apakah yang kita bisa sebut sebagai 'Otoritas' yang akan

menguji keotentikan suatu iman yang dilabeli 'Kristen'?

Jawabannya ada pada hal-hal yang ditinggalkan Yesus ketika di

bumi. Kita bisa menjadikan jejak-jejak peninggalannya sebagai otoritas

pengukur keotentikan iman Kristen. Mengapa demikian? Andaikata

ditemukan sebuah lukisan yang di-klaim pemiliknya sebagai karya

Pablo Picasso, apakah yang kita bisa buat menjadi tolok ukur (otoritas

penguji) bahwa lukisan itu benar karya otentik Picasso dan bukan

imitasi? Picasso sudah meninggal dunia jadi kita tidak dapat

menanyakan langsung kepadanya. Tapi kita bisa mengukur

keotentikannya dengan apa yang ditinggalkan Picasso, yakni lukisan-

lukisan lain yang telah terbukti keotentikannya lewat pengakuan

Picasso. Dengan membandingkan dan menelusuri pola-pola yang

88

Page 89: Rethink by Jed Revolutia

selalu dibuat Picasso, kita bisa menarik kesimpulan untuk

membuktikan keotentikan sebuah lukisan.

Lalu 'trace' apa yang ditinggalkan Yesus yang dapat kita jadikan

otoritas pengukur keotentikan iman kristen? Ada tiga hal, yakni

kesaksian (testimony), semangat (spirit), dan pengikut (followers).

Kesaksian Yesus

Kesaksian ialah apa yang dikatakan berulang-ulang oleh orang-

orang yang telah bertemu dan berkumpul dengan Yesus selama ia di

bumi. Kita bisa mengumpulkan data tentang seseorang yang sudah

meninggal dunia, dengan cara menanyakan pada orang-orang yang

sering berada disekitar pribadi yang dimaksud. Jikalau kita hendak

membuat biografi tentang seseorang bernama A, kesaksian yang

berpola dari orang-orang dekatnya akan membuat kita yakin akan

siapa A yang sebenarnya. Jika semua orang mengatakan bahwa A

pernah bersekolah di Kutub Utara, sangatlah logis kalau kita juga

menyimpulkan hal itu sebagai kebenaran.

Kesaksian yang berpola tentang Yesus yang diteruskan turun-

temurun karena pastinya tanpa ada saksi mata yang menyangkali,

dapat kita ambil kesimpulan sebagai suatu kebenaran. Lalu apakah

kesaksian tentang Yesus yang dapat kita andalkan sebagai otoritas

penguji iman Kristen otentik:

89

Page 90: Rethink by Jed Revolutia

Bahwa Yesus lahir dari seorang perempuan bernama Maria

Bahwa Yesus disebut sebagai Anak Allah dan Mesias Israel

Bahwa Yesus pernah membuat banyak mukjizat selama

hidupnya di bumi

Bahwa Yesus mati sesudah disalib bersadarkan hukum

kekaisaran Romawi

Bahwa Yesus sempat dikuburkan

Bahwa Yesus bangkit dari kematian pada hari ketiga sesudah

kematiannya

Bahwa Yesus naik terangkat ke sorga setalah Ia bangkit

Bahwa Yesus berjanji akan datang kembali ke bumi ini untuk

merebut kekuasaan

Hal-hal diatas adalah pilar-pilar utama penopang iman kristen.

Segala jenis iman kristen yang menyangkal salah satu poin diatas dapat

dikatakan sebagai iman kristen 'versi gue' dan bukan merupakan iman

yang otentik.

Semangat Yesus

Semangat Yesus mengacu pada pesan-pesan yang selalu dengan

berpola Ia amanatkan kepada semua orang semasa hidupnya di bumi.

Jikalau ada yang menyangkali semangat tersebut maka dapat

dikatakan sebuah bentuk iChristianity™ sedang dioperasikan.

90

Page 91: Rethink by Jed Revolutia

Apa saja hal-hal yang kita bisa sebut sebagai semangat Yesus?

Bahwa Tuhan itu Kasih

Bahwa hubungan dengan Tuhan lebih penting daripada tata

ibadah

Bahwa mengasihi sesama adalah kewajiban utama

Bahwa Tuhan mengadakan pengampunan dosa bagi yang

bertobat

Bahwa kejahatan harus direspon dengan perbuatan baik

Bahwa Tuhan melihat hati, bukan ibadah luaran yang seringkali

menimbulkan kemunafikan

Bahwa kasih pada Tuhan dan sesama manusia adalah inti

sebuah kerohanian yang sejati.

Pengikut Yesus

Yesus masih meninggalkan pengikut. Bahkan sampai detik ini

pengikutNya masih ada tersebar diseluruh dunia. Pengikut Kristus

seringkali disebut sebagai 'gereja'. Perbedaan antara gereja dan bukan

gereja bisa dilihat dari sikap yang mereka ambil terhadap figur Yesus

Kristus. The Church admits and submits to the Lordship of Jesus.

Gereja adalah orang-orang yang mengakui otoritas Yesus atas hidup

mereka. Jikalau menolak hal ini, dengan kata lain hanya menganggap

figur Yesus Kristus sebagai figur biasa tanpa arti, maka orang tersebut

bukanlah gereja.

91

Page 92: Rethink by Jed Revolutia

Gereja adalah kelompok orang yang meninggikan figur Yesus

Kristus bahkan menyembahNya. Gereja adalah lembaga yang Yesus

Kristus sendiri dirikan dan masih berlangsung hingga sekarang. Gereja

sejati bukanlah sebauh bangunan atau organisasi. Gereja sejati

berbicara mengenai komunitas orang-orang yang mengakui Yesus

sebagai Tuhan. Jika seseorang menolak gereja, maka orang tersebut

tidaklah memiliki iman kristen otentik tapi iman kristen 'versi gue'.

Apa yang bisa kita harapkan?63

Ada beragam doktrin yang beredar yang mengaku sebagai doktrin

kristen yang benar. Ada banyak kelompok atau sekte yang menganggap

dirinya sebagai 'Gereja Yang Benar'. Ada banyak orang mengaku

sebagai orang kristen 'sejati'. Standar apakah yang bisa kita ambil

untuk menilai keotentikan mereka? Saya sudah coba jelaskan lewat

thesis-thesis diatas. Semua kesimpulan diambil berdasarkan analogi

dan logika yang rasional dalam proses dekonstruksi-rekonstruksi dan

tidak berlandas pada iman yang membabibuta tanpa sikap

mempertanyakan. Saya harapkan apa yang saya tulis bisa jadi bahan

perenungan kita semua apakah kita sudah terlalu jauh melangkah dari

iman kristen yang otentik ataukah kita masih kurang meng-ekspolorasi

kedalaman-kedalaman dari iman kekristenan.

63 Saya akan sangat menghargai jika Anda membaca 3 kali bagian kesimpulan ini berhubung banyaknya yang salah tafsir dengan pembahasan saya karena tidak membaca bagian kesimpulan ini.

92

Page 93: Rethink by Jed Revolutia

Chapter 10

Rainbow Christianity

Hari itu tanggal 9 Desember 2007, seorang pemuda berusia 24

tahun bernama Matthew Murray64 bertindak kesetanan dengan

mengadakan penembakan di 2 lokasi berbeda di Colorado Springs,

yakni di kompleks bangunan milik lembaga misi internasional

(YWAM) dan di kompleks bangunan gereja milik Youth With A

MissionNew Life Church. Kejadian yang menewaskan 2 orang itu

akhirnya bisa dihentikan setelah seorang petugas keamanan gereja,

bernama Jeanne Assam, berhasil menembak mati Murray setelah dia

melancarkan tembakan bertubi-tubi ke lokasi tempat sekitar 7000

orang sedang beribadah. Banyak orang memuji tindakan berani Assam

pada waktu itu karena keberaniannya berhasil menyelamatkan nyawa

ribuan orang dari kematian sia-sia oleh seorang pembunuh gila.

Lalu bagaimanakah sudut pandang theologia Kristen terhadap

tindakan Assam pada hari itu? Apakah dibenarkan membunuh orang

lain demi alasan melindungi diri atau mencegah jatuhnya lebih banyak

korban? Apakah perintah jangan membunuh dapat diartikan hitam

dan putih bahwa segala macam jenis pembunuhan adalah dosa?

Tulisan ini dibuat untuk memberikan antithesis65 terhadap theologia

64 http://www.denverpost.com/ci_7682958 65 Sebuah paparan untuk menyanggah asumsi yang berlaku selama ini.

93

Page 94: Rethink by Jed Revolutia

hitam dan putih atau fundamentalisme yang dianut beberapa

kalangan.

Mereka yang memiliki pandangan hitam/putih menilai dunia

hanya bisa dinilai dari 2 kutub yang berlawanan. Seseorang atau

sesuatu itu entah jahat atau baik. Mereka yakin bahwa cuma ada

kebenaran dan kesalahan, tidak pernah yang adanya kesalahan dalam

kebenaran atau kebenaran dalam kesalahan. Berbohong adalah simply

berdosa entah dilakukan untuk alasan apapun juga. Membunuh adalah

berdosa meski itu dilakukan dengan tujuan mencegah kejahatan.

Kalau kita telaah lagi dari sistem hukum sebuah negara.

Membunuh tentu saja adalah perbuatan melanggar hukum, namun

tidak jika dalam kasus membunuh dengan maksud melindungi, seperti

misal seorang polisi yang menembak mati seorang penjahat atau

seseorang yang membunuh dalam usahanya untuk menyelamatkan diri

dari tindak kejahatan. Ada pula kasus pembunuhan yang didukung

oleh negara, misal ketika seorang tentara berperang membela bangsa

negara, maka semua tindakan pembunuhan tentara musuh tentu saja

akan dianggap sebagai perbuatan yang legal.

Di dalam alkitab sendiri kita menemukan bahwa Allah

memberikan dasatitah dimana salah satu perintahnya adalah 'jangan

membunuh' kepada seorang mantan pembunuh bernama Musa. Dari

sudut pandang hitam putih semestinya Allah seolah menjilat lidah

sendiri ketika Dia memerintahkan bangsa Israel untuk membunuh

semua orang bangsa Kanaan, namun hal itu bukan berarti Allah sedang

94

Page 95: Rethink by Jed Revolutia

memerintahkan bangsa Israel untuk melanggar perintah jangan

membunuh, karena perintah itu cuma teraplikasi pada sesama bangsa

Israel dan tidak terhitung kepada bangsa kafir seperti Kanaan. Belum

ada piagam PBB untuk Hak Asasi Manusia pada waktu itu.

Ketika Yesus datang, Dia malah membawa perintah Tuhan kepada

semua pehamaman yang baru yang melewati batasan-batasan huruf

tertulis pada Taurat. Dia berkata jika kita membenci seseorang itu

sudah sama saja dengan membunuh, karena pada intinya dosa dimulai

dari hati yang berdosa sebelum masuk pada tindakan dosa. Bangsa

Yahudi yang pada waktu itu dikendalikan oleh para religius Farisi

tampaknya terpaku pada sudut pandang hitam dan putih, benar dan

salah, boleh dan tidak boleh, sehingga mereka lupa menjalankan spirit

dari hukum Taurat sehingga memiliki hidup yang bisa dikategorikan

sebagai mati rohani.

Mungkin saja kita harus menarik lebih dalam dari redefinisi yang

diberikan oleh Yesus. Mungkin saja membunuh baru dikategorikan

sebagai sebuah tindakan dosa jika itu dimulai dari hati yang berdosa

karena penuh kebencian. Jika hal ini yang menjadi patokan maka

tindakan penyelamatan yang dilakukan Assam pada hari itu dengan

menembak mati Murray adalah benar perbuatan yang sesuai dengan

kehendak Allah karena itu timbul dari hati yang mengasihi. Bisa jadi

seorang tentara yang membunuh musuh dalam peperangan

dikategorikan sebagai membunuh non-dosa karena dilakukan atas

dasar komando atasan demi membela rakyat dan bukan atas dasar

kebencian atau dendam kesumat. Bisa jadi tindakan euthanasia bisa

95

Page 96: Rethink by Jed Revolutia

dikategorikan sebagai membunuh yang diperbolehkan jika dilakukan

dengan tujuan alasan manusiawi. Bisa jadi tindakan aborsi dapat

diperbolehkan jika hal itu akan menyelamatkan nyawa sang ibu yang

mengandung.

Yang ingin saya sampaikan ialah bahwa sudah waktunya kita

melihat dari sudut pandang pelangi atas segala sesuatu karena Tuhan

menciptakan sebuah dunia yang penuh warna yang melambangkan

kemuliaan Tuhan dan bukan sebuah dunia kaku dalam hitam dan

putih. Ketika Tuhan menciptakan bumi dan segala isinya, Ia melihat

semuanya amat baik bahkan pemazmur berkata bahwa bumi dipenuhi

dengan kemuliaan Tuhan. Jadi bisa dikata mata yang dicelikkan akan

dapat melihat pekerjaan Tuhan di dalam segala sesuatu bahkan di

unexpected places. Tuhan kita adalah Tuhan yang sanggup merubah

segala sesuatu menjadi penuh warna dan makna seperti pelangi yang

melambangkan Tuhan ingat selalu akan perjanjian kasihNya.

96

Page 97: Rethink by Jed Revolutia

Chapter 11

Did Men Make God?

Karl Marx berkata bahwa agama adalah candu masyarakat.66 Dia

menganggap agama adalah sebuat obat penawar rasa sakit bagi para

masyrakat termarginalkan supaya mereka bisa kuat dan tabah dalam

menghadapi hidup ini. Hal ini memang kedengarannya masuk akal

karena semakin makmur dan berkuasa seseorang, semakin tampaknya

dia tidak perlu memiliki agama sebagai penawar rasa sakit. Namun,

ketika penyakit menggerogoti tubuh, keluarga bermasalah, dan hidup

dilanda depresi, maka pada saat seperti itulah, ketika manusia merasa

dirinya kecil, mereka benar-benar membutuhkan Allah.

Pertanyaan dasar yang selalu muncul dalam topik ini ialah apakah

Allah menciptakan manusia atau manusia yang menciptakan Allah.

Bagi kalangan religius, mereka akan serta-merta menyetujui pendapat

yang pertama dan menyangkal yang kedua. Bagi kalangan ateis,

mungkin pendapat kedua yang lebih masuk akal bagi mereka. Mereka

berpendapat bahwa Allah cuma figur bayangan yang diciptakan

manusia sebagai jawaban dari segala sesuatu yang mereka tidak dapat

mengerti.

66 http://en.wikipedia.org/wiki/Opium_of_the_People

97

Page 98: Rethink by Jed Revolutia

Bagi saya pribadi, saya membenarkan kedua pendapat tersebut.

Pertama, saya sangat amat percaya bahwa Allah menciptakan manusia.

Setiap kali saya membaca riwayat hidup para genius di bumi ini, saya

menarik kesimpulan, bahwa semakin pintar seseorang, semakin dia

tidak dapat mengelak dari keberadaan Allah, Sang Intelegensia Tanpa

Batas. Keajaiban Tuhan terlihat jelas dari pemandangan alam yang

bisa kita lihat dengan mata kita, sistem tata surya yang cuma bisa kita

tangkap lewat teleskop kita, dan sistem DNA tubuh manusia yang jelas-

jelas too good to be true.

Di sisi lain, saya juga percaya bahwa manusia juga menciptakan

allah dan bagi saya hal itu tidak bertentangan sama sekali dengan iman

Kristen saya karena Alkitab menyebutkan bahwa manusia membuat

‘allah’ bagi diri mereka sendiri. “Orang mengeluarkan emas dari dalam

kantongnya dan menimbang perak dengan dacing, mereka mengupah

tukang emas untuk membuat allah dari bahan itu, lalu mereka

menyembahnya, juga sujud kepadanya! Mereka mengangkatnya ke

atas bahu dan memikulnya, lalu menaruhnya di tempatnya; di situ ia

berdiri dan tidak dapat beralih dari tempatnya. Sekalipun orang

berseru kepadanya, ia tidak menjawab dan ia tidak menyelamatkan

mereka dari kesesakannya.”67

Subjek mengenai penyembahan berhala telah menjadi salah satu

topik paling penting sepanjang rentetan kisah-kisah di Alkitab. Ketika

Allah memberikan Dasa Titah kepada bangsa Isreal misalnya, hal

67 Yesaya 46:6-7

98

Page 99: Rethink by Jed Revolutia

pertama yang Allah perintahkan ialah “Jangan ada padamu allah lain

di hadapan-Ku”68 dan dilanjutkan dengan perintah kedua untuk tidak

membuat berhala dalam bentuk apapun dan sujud menyembah

kepadanya. Sebuah fakta yang menunjukan bahwa manusia bisa

menciptakan allah bagi diri mereka sendiri, yang sesuai dengan

harapan dan keinginannya, dan menganggapnya sebagai Allah yang

sejati. Bagi Allah sendiri, penyembahan berhala adalah masalah hati

yang berakar pada pemberontakan kepada Sang Absolut. Karena kita

lari dari pada ketaatan, maka hati kita berontak dengan menyembah

kepada allah yang bukan Allah.

Rasul Paulus lewat surat yang dituliskannya kepada jemaat di

Roma menjelaskan proses ini demikian: “Memang mereka mengetahui

tentang Allah, tetapi mereka tidak mau mengakui-Nya dan tidak mau

menyembah Dia atau mengucap syukur kepada-Nya atas segala

pemeliharaan-Nya dari hari ke hari. Kemudian mereka pun mulailah

memikirkan hal-hal yang bodoh mengenai rupa Allah serta kehendak-

Nya. Akibatnya, pikiran mereka yang picik menjadi gelap dan kacau.

Dengan mengaku bijaksana tanpa Allah, mereka sebenarnya

menunjukkan kebodohan. Kemudian, mereka bukannya menyembah

Allah yang mulia dan kekal, melainkan mengambil kayu atau batu dan

mengukirnya menjadi berhala yang tidak berdaya, seperti burung-

burungan, hewan-hewanan, ular-ularan, dan orang-orangan. Dengan

demikian, Allah membiarkan mereka melakukan segala macam dosa

percabulan, mengumbar hawa nafsu, serta melakukan dosa dan

68 Keluaran 20:3

99

Page 100: Rethink by Jed Revolutia

kejahatan dengan tubuhnya seorang dengan yang lain. Mereka

mengetahui kebenaran tentang Allah, tetapi mereka tidak mau

mempercayainya, bahkan dengan sengaja mereka lebih suka

mendengarkan kebohongan. Jadi, mereka berdoa kepada benda-benda

yang dijadikan oleh Allah, tetapi tidak mau patuh kepada Allah yang

mulia yang menjadikan benda-benda itu. Itulah sebabnya Allah

melepaskan mereka dan membiarkan mereka melakukan segala

macam kejahatan, sehingga bahkan kaum wanita pun menentang

rencana Allah bagi mereka dan berlazat-lazat dalam dosa percabulan

dengan sesama wanita. Sedangkan kaum pria, bukannya hidup dengan

wanita dalam hubungan seksual yang wajar, melainkan berahi mereka

berkobar-kobar terhadap sesama pria. Pria melakukan perbuatan

yang memalukan dengan pria lain, dan sebagai akibatnya, tubuh dan

jiwa mereka menerima hukuman yang benar-benar setimpal.

Demikianlah, ketika mereka menjauhkan diri dari Allah dan bahkan

tidak mau mengakui-Nya, Allah membiarkan mereka melakukan apa

saja yang terlintas dalam pikiran mereka yang jahat itu. Hidup mereka

menjadi penuh dengan segala macam kejahatan dan dosa, ketamakan

dan kebencian, iri hati, pembunuhan, perkelahian, kebohongan,

dendam, dan fitnah. Mereka adalah pengumpat, pembenci Allah,

orang-orang sombong yang tinggi hati, dan kurang ajar, yang

senantiasa mencari cara-cara baru untuk melakukan dosa dan terus-

menerus tidak taat kepada orang tua mereka. Mereka

memutarbalikkan kenyataan, tidak memegang janji, berhati kejam,

dan tidak mengenal belas kasihan. Mereka tahu benar bahwa Allah

menjatuhkan hukuman mati untuk kejahatan seperti itu. Walaupun

100

Page 101: Rethink by Jed Revolutia

demikian, mereka terus melakukannya, dan bahkan mendorong orang

lain untuk melakukannya juga.”69 Kesimpulan yang bisa ditarik ialah

segala dosa berasal dari hati yang tidak taat yang ingin berontak

terhadap kekuasaan Allah yang absolut.

Salah satu peristiwa yang paling menyakitkan hati Allah terhadap

bangsa Israel adalah penyembahan terhadap patung lembu emas.

Peristiwa ini terjadi justru ketika Tuhan sedang mencurahkan isi hati-

Nya kepada Musa mengenai rancangannya terhadap umat Israel. Pada

waktu itu Harun, yang didesak oleh bangsa Israel yang semakin rusuh,

akhirnya memerintahkan pembentukan patung lembu tuangan. Yang

paling tragis dalam peristiwa ini adalah ketika Harun memerintahkan

bangsa Israel untuk sujud menyembah kepada patung lembu emas itu

dan menyebut patung itu sebagai YHWH, sang Allah sejati. "Hai Israel,

inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!" 70Ketika Harun melihat itu, didirikannyalah mezbah di depan anak

lembu itu. Berserulah Harun, katanya: "Besok hari raya bagi TUHAN!"

Peristiwa lembu tuangan juga kembali terulang di dalam sejarah

kelam bangsa Israel. Yerobeam yang hendak memisahkan kerajaan

Israel dari Kerajaan Yehuda secara ikatan keagamaan memerintahkan

pembuatan 2 buah lembu tuangan yang diletakkan di Betel dan Dan.

Sesudah menimbang-nimbang, maka raja membuat dua anak lembu

jantan dari emas dan ia berkata kepada mereka: "Sudah cukup

lamanya kamu pergi ke Yerusalem. Hai Israel, lihatlah sekarang allah-69 Roma 1 : 21-32 (FAYH)70 Keluaran 32:4

101

Page 102: Rethink by Jed Revolutia

allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir." Lalu ia

menaruh lembu yang satu di Betel dan yang lain ditempatkannya di

Dan. Maka hal itu menyebabkan orang berdosa, sebab rakyat pergi ke

Betel menyembah patung yang satu dan ke Dan menyembah patung

yang lain.” 71

Kedua kasus di atas menunjukkan adalah mungkin seseorang

mengatakan dirinya menyembah Allah yang hidup padahal

kenyataanya ia sedang menyembah allah ciptaannya sendiri. Yesus

sering mengutip nabi Yesaya dengan mengatakan, “Bangsa ini

memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-

Ku.”72 Paulus sendiri menyebutkan orang-orang seperti ini sebagai

“Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita,

tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka

yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu

orang-orang yang tulus hatinya.”73 Paulus juga menyebutkan bahwa

keserakahan adalah sama dengan penyembahan berhala.74

Allah yang palsu hidup diantara mereka yang serakah yang

mencari Allah hanya untuk mendapatkan sesuatu dari-Nya.

Pertanyaan dasarnya sekarang ialah bagaimana kita memandang

konsep Allah dalam imaginasi kita selama ini? Jika kita menginginkan

Allah yang bisu dan tidak bersuara (karena setiap kata pada suara-Nya

akan membuat kita sadar bagaimana jahatnya hati kita) maka kita 71 1 Raja-raja 12:28-3072 Matius 15:873 Roma 16:1874 Kolose 3:5

102

Page 103: Rethink by Jed Revolutia

sudah membuat sebuah allah palsu di hati kita. Selain itu saya melihat

sesuatu yang lebih dalam dari keserakahan dalam hati kita, yaitu

keinginan kita untuk menjadikan Allah sebagai ban serep di kala ban

mobil kita pecah dan sebagai jimat keberuntungan yang akan membuat

kita tetap beruntung di kala orang lain mengalami kesusahan. Seperti

yang pernah diceritakan seorang pendeta kepada saya ketika dia naik

sebuah kapal ferry dia terpaksa kepanasan di luar karena tidak

kebagian tempat di ruangan AC. Lalu seseorang di ruangan AC keluar

dan si pendeta segara masuk mengambil tempat duduk orang tadi. Si

pendeta lantas bersyukur kepada Tuhan kalau dia sebagai anak raja

mendapatkan ruang AC sedang orang lain kepanasan di luar. Sebuah

allah yang kita buat untuk memuaskan keegoisan kita semata.

Hidup semua orang diwarnai oleh grafik naik dan turun. Ada saat-

saat dimana kita serasa di puncak gunung, bahagia dengan apa yang

berhasil kita raih, sambil memandang sinis semua orang yang ada di

bawah kita. Ada pula saat yang lain ketika kita sendirian ada di lembah

kelam, tanpa teman, tanpa perhatian, dan putus asa. Suka atau tidak

suka semua kita akan mengalami masa-masa kelam kelabu, entah itu

pasca kegagalan kita mencapai apa yang kita inginkan, pasca ditinggal

pergi orang yang kita kasihi entah lewat perceraian atau kematian, dan

pasca kita kehilangan wajah-wajah ramah yang selama ini memberikan

pesan ke kita, “You’re good!”

Bahkan hidup Yesus pun mengalami grafik naik dan turun ketika

Dia berjalan di muka bumi ini 2 milenium lalu. Suatu hari dia diarak

103

Page 104: Rethink by Jed Revolutia

masuk ke sebuah kota dengan puji-pujian dan sorak-sorai, namun

beberapa hari kemudian massa yang sama berseru lantang, ‘salibkan

dia!’ Yesus sendiri adalah seseorang yang merana mencari hati yang

mengasihinya namun sulit sekali Dia menemukan. Para murid-Nya

sibuk berdebat tentang siapa yang paling besar di antara mereka dan

para fans-Nya juga adalah orang-orang kesetanan yang mengejar Dia

hanya untuk kepuasan mereka saja.

Yohanes anak Zebedeus mungkin adalah orang yang paling intim

dengan Yesus dan itu mungkin menjadi alasan mengapa Dia menulis

Injilnya dengan pendekatan yang berbeda dengan penulis Injil lain.

Yohanes lebih memilih pendekatan personal supaya para pembacanya

bisa merasakan detak jantung dari kekasih hatinya, Yesus Kristus,

sebagaimana ia biasa mendengarkannya ketika berbaring di dada sang

guru. Ia memulai Injilnya dengan sebuah perkataan menyentuh, “Ia

datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-

Nya itu tidak menerima-Nya.”75

Semua terbuktikan ketika pada suatu hari di tepi danau Galilea

orang banyak berkumpul untuk mendengarkan apa yang Yesus

katakan. Pada waktu itu Yesus adalah selebritis yang mirip rock star

masa kini yang selalu dikerubuti para penggemar kemanapun dia

pergi. Pada hari itu ada sekitar 5000 keluarga yang berkumpul dengan

antusias yang pada waktu itu adalah jumlah yang amat fantastis. Jika

itu terjadi pada masa sekarang, saya yakin Yesus bisa memenuhkan

75 Yohanes 1:11

104

Page 105: Rethink by Jed Revolutia

stadion bola dengan para penggemar-Nya (Gampang dibuktikan,

datang saja ke KKR yang di adakan di stadion bola). Tak lama

kemudian terjadi sebuah mukjizat yang luar biasa, Yesus memberi

makan kepada semua orang itu dengan melipatgandakan 5 roti dan 2

ikan.

Yohanes sangat jeli memperhatikan sesuatu yang tidak

diperhatikan oleh para penulis Injil lainnya. Ketika kita berpikir bahwa

kisah ini berakhir dengan baik dengan terjadinya sebuah mukjizat

besar yang akan membuat banyak orang percaya kepada Yesus,

Yohanes menuliskan pergolakan batin Yesus dengan jelas: “Karena

Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia

dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke

gunung, seorang diri.”76 Yesus tahu meski orang banyak itu memuji

nama-Nya akibat mukjizat pelipatgandaan makanan itu, mereka

selanjutnya akan berusaha mendikte dan memperalat dia untuk

kepentingan dan keperluan mereka semata.

Yesus pun bersembunyi di puncak sebuah gunung sementara para

murid-Nya disuruh-Nya berlayar ke seberang. Pada tengah malam,

Yesus menyusul mereka dengan berjalan di atas air. Singkat cerita

Yesus pun ada di perahu yang sama dengan murid-murid-Nya

sementara para penggemar yang berkemah di sekitar gunung

menyangka Yesus masih ada di puncak gunung. Saya berpendapat

bahwa Yesus ingin mengecoh mereka dengan tindakannya ini.

76 Yohanes 6:15

105

Page 106: Rethink by Jed Revolutia

Penggemar bukanlah penggemar jika mereka tidak berusaha

mencaritahu keberadaan sang bintang. Mereka pun menyewa kapal

dan berlayar ke seberang hingga mereka berhasil menemukan Yesus di

sana. Mereka langsung meluncur ke pertanyaan ini, “Rabi, bilamana

Engkau tiba di sini?”77 Mereka pun disambut dengan ucapan yang

mengejutkan dari Yesus, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu

mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda,

melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.

Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan

untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang

akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan

oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.”78

Jika Anda menyangka para penggemar itu menyenangkan hati

Yesus, maka Anda salah besar. Beberapa statement yang keluar dari

lidah bibir mereka kemudian membuktikan bahwa mereka

sesungguhnya tidak percaya kepada Yesus:

“Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami

melihatnya dan percaya kepada-Mu?”79

77 Yohanes 6:2578 Yohanes 6:26-2779 Yohanes 6:30

106

Page 107: Rethink by Jed Revolutia

“Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita

kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari

sorga?”80

“Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup

mendengarkannya?”81

Itu sebabnya ketika kerumunan orang banyak itu meninggalkan

Yesus, Dia sepertinya tidak terlalu peduli. Bahkan Ia malah bertanya

kepada 12 murid intinya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?”82 Jauh

di lubuk hati Yesus adalah ketaatan untuk menyenangkan hanya hati

Bapa-Nya. Itulah sebabnya Ia menghardik keras pada saudara-

saudara-Nya yang memberikan padanya nasehat bisnis seperti ini,

“Berangkatlah dari sini dan pergi ke Yudea, supaya murid-murid-Mu

juga melihat perbuatan-perbuatan yang Engkau lakukan. Sebab tidak

seorangpun berbuat sesuatu di tempat tersembunyi, jika ia mau diakui

di muka umum. Jikalau Engkau berbuat hal-hal yang demikian,

tampakkanlah diri-Mu kepada dunia.”83

Yesus tidak membutuhkan pengakuan manusia dan Ia sepertinya

tidak pernah memohon-mohon agar orang-orang mau percaya kepada-

Nya. Tidak seperti para televangelist84 yang memohon para pemirsa

untuk mengirimkan mereka dana, Yesus tahu dengan persis bahwa

80 Yohanes 6:4281 Yohanes 6:6082 Yohanes 6:6783 Yohanes 7:3-484 Penginjil televisi

107

Page 108: Rethink by Jed Revolutia

misi-Nya adalah membebaskan hati manusia dari ketidaktaatan yang

adalah akar dari pemberontakan kepada Allah yang sejati.

Itulah sebabnya Yesus berkata, “Makanan-Ku ialah melakukan

kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-

Nya.”85 Bagaimana dengan kita? Apakah kita bertindak sebagai orang-

orang yang diciptakan Allah atau sebagai orang-orang yang

menciptakan allah kita sendiri yang kita buat untuk memuaskan diri

kita sendiri?

85 Yohanes 4:34

108

Page 109: Rethink by Jed Revolutia

Chapter 12

The Conspiracy of Grace

Banyak kali orang Kristen berdebat mengenai apakah orang

Kristen harus kaya atau harus miskin. Pihak yang satu berpendapat

bahwa Allah menginginkan semua anak-Nya kaya raya dan jika orang

Kristen tidak kaya raya, itu berarti mereka kena kutuk atau masih

memiliki dosa yang disembunyikan. Kelompok ini dikenal sebagai para

penganut Teologi Kemakmuran yang memiliki pesan utama, “God

wants to make you rich, healthy, and trouble-free.” Kelompok yang

lain mungkin bisa dikategorikan sebagai kelompok Teologi

Penderitaan. Kelompok ini menganggap penderitaan dan kemiskinan

adalah sesuatu yang rohani. Santo Fransiskus dari Assisi berdoa pada

Tuhan, “Grant me the treasure of sublime poverty.”

Saya sama sekali tidak tertarik pada kedua pandangan tersebut.

Yang saya percayai ialah berikut ini:

Pertama, kerohanian seseorang tidak ditentukan oleh kekayaan

yang mereka miliki atau tidak miliki.

Kedua, kerohanian seseorang ditentukan oleh apa yang mereka

lakukan dengan apa yang mereka miliki.

109

Page 110: Rethink by Jed Revolutia

Marilah kita pelajari beberapa ayat berikut yang seringkali

dilupakan oleh kita:

Amsal 10:22 Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah

payah tidak akan menambahinya.

Ulangan 8:17-18 Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu:

Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku

memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada

TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu

kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud

meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah

kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.

Amsal 29:13 (FAYH) Baik yang kaya maupun yang miskin

sama-sama mendapat terang dari Allah.

Matius 26:11 Karena orang-orang miskin selalu ada padamu,

tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu.

Lihat saja perumpamaan-perumpamaan yang diberikan oleh

Yesus di lembar-lembar kitab Injil, mayoritas berhubungan dengan

sikap terhadap kepemilikan. Mereka yang bijaksana akan

menggunakan apa yang mereka punya dengan bijak, sedang mereka

yang bodoh akan kehilangan bahkan apa yang mereka tidak pernah

miliki.

Akan ada selalu orang kaya dan orang miskin namun satu hal yang

pasti bahwa kekayaan yang mereka miliki adalah anugerah. Pesan yang

110

Page 111: Rethink by Jed Revolutia

diberikan Alkitab dari Kejadian hingga Wahyu selalu jelas bahwa

semua yang kita miliki adalah anugerah, oleh sebab itu kita tidak boleh

berbangga atas semuanya dan menganggap itu semua ada karena

perbuatan kita. Yesus menyebut orang demikian sebagai orang yang

bodoh.

Satu hal lagi yang mencolok terutama di Perjanjian Baru ialah

kenyataan bahwa Allah mencari orang-orang yang mirip dengan-Nya.

Itulah mungkin alasan mengapa Allah menciptakan manusia segambar

dan serupa dengan diri-Nya dan menyebut kita semua sebagai anak-

anak-Nya. Seorang anak seharusnya membawa kemuliaan sang ayah

dimanapun dia berada, entah dari perawakannya atau dari

perilakunya. Untuk itu Yesus mengatakan ini di penutup khotbah di

bukit, “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu

yang di sorga adalah sempurna.”86

Banyak yang mengartikan ayat itu sebagai pembenaran

asketisisme Kristen dimana kita harus menahan nafsu agar bisa

mencapai tingkat kesempurnaan (yang lucunya mengingatkan saya

pada ajaran Hindu dan Buddha). Yesus sendiri tidak pernah

menerapkan standar ketat kepada murid-murid-Nya dengan

memberikan larangan ini dan itu, Yesus langsung kepada inti

masalahnya, “Kasihilah Allahmu dan kasihilah sesamamu manusia.”

Hal ini dibuktikan dengan ketika Lukas menuliskan khotbah di bukit di

dalam Injilnya, dia menggunakan kata ‘murah hati’ sebagai padanan

86 Matius 5:48

111

Page 112: Rethink by Jed Revolutia

dari kata ‘sempurna’ yang diberikan oleh Matius. “Hendaklah kamu

murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.”87

Baik Matius maupun Lukas tidaklah bertentangan sama sekali

karena jika kita melihat konteks ayat tersebut dengan teliti kita akan

mengetahui apa yang maksud dengan kesempurnaan seperti Bapa.

Sebelum sampai kepada ayat tersebut, Matius menulis demikian:

“Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti

gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang

yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar

pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang

yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu,

serahkanlah juga jubahmu. Dan siapapun yang memaksa engkau

berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.

Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak

orang yang mau meminjam dari padamu. Kamu telah mendengar

firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi

Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi

mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu

menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari

bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi

orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi

orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut

cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam

87 Lukas 6:36

112

Page 113: Rethink by Jed Revolutia

kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan

orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat

demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu

yang di sorga adalah sempurna.”88

Siapa yang sempurna seperti Bapa? Jawabannya ialah mereka

yang memiliki sifat dan karakter Bapa. Apa itu sifat dan karakter Bapa?

Sifat dan karakter Bapa adalah ‘free giver’ atau pemberi bebas. Yakobus

menetapkan ini lebih jelas lagi di dalam suratnya:

“Every good gift and every perfect (free, large, full) gift

is from above; it comes down from the Father of all [that

gives] light, in [the shining of] Whom there can be no

variation [rising or setting] or shadow cast by His turning

[as in an eclipse].”89

88 Matius 5:38-4889 Yakobus 1:17 Amplified Bible. Terjemahan penulis: “Semua pemberian yang baik

dan semua pemberian yang sempurna (gratis, besar, penuh) datangnya dari aras;

datang ke bawah dari Bapa atas semua (yang memberikan) terang, dan (dalam

cahaya) dimana tidak ada perbedaan jenis (terbit atau tenggelam) atau bayangan

akibat perputaran-Nya (seperti pada kasus gerhana)”

113

Page 114: Rethink by Jed Revolutia

Bagaimana sifat Allah ketika memberi? Ia memberi dalam

kapasitas penuh: free, large, full.

Free dalam artian apa yang diberikan Allah bersifat cuma-

cuma.

Large dalam artian apa yang diberikan Allah adalah sesuatu

yang besar sebesar yang dapat Anda bayangkan.

Full dalam artian apa yang diberikan Allah ada dalam ukuran

penuh, bukan setengah-setengah atau separuh-separuh.

Hal ini dibuktikan-Nya dengan memberikan Yesus Kristus kepada

kita semua. Seperti sebuah statement yang pernah saya pakai di

signature forum saya: “Sedih banget, banyak orang yang mendengar

kalimat ‘Tuhan pasti kasih yang terbaik buat umat-Nya’ lupa jikalau

'terbaik' mengacu pada Anak-Nya Yesus Kristus, dan bukan mengacu

pada pasangan hidup yang diimpikan akan bertekuk-lutut pada kita,

gaji or fasilitas seorang raja, atau hal-hal lain yang membuat kita

berpikir kalau Tuhan memutar dunia hanya bagi kita seorang.”90 Saya

percaya kepada Allah yang besar, yang kaya raya, yang memiliki segala

kelimpahan dan memberi segala yang Dia miliki untuk kita semua.

Paulus mengatakan: “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri,

tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah

mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-

sama dengan Dia?”91

90 Oleh saya sendiri. Thanks to Tinta Biru untuk mensave siggy tersebut.91 Roma 8:32

114

Page 115: Rethink by Jed Revolutia

Itu adalah sifat Allah. Itu adalah kesempurnaan yang harus kita

raih yaitu ketika kita tidak terikat dengan apa yang kita miliki dan

mulai memberi dengan bebas dan tanpa hitung-hitungan. So, seperti

yang saya telah katakan tadi, kerohanian kita bukan ditentukan dari

apa yang kita punya melainkan dari bagaimana kita menggunakan apa

yang kita punya itu. Anda tidak perlu jadi orang kaya terlebih dulu

sebelum Anda bisa memberi. Believe me, ketika Anda sudah kaya raya,

adalah lebih sulit untuk memberi dibanding ketika kita masih miskin.

Itu sebabnya Yesus berkata bahwa orang kaya sukar masuk ke dalam

kerajaan Allah dengan membandingkan mereka dengan seekor onta

yang hendak masuk ke dalam lubang jarum. Itu sebabnya Yesus

memuji janda yang memberikan dua peser. Itu sebabnya Tuhan

membunuh Ananias dan Safira. Sekali lagi, bukan jumlahnya tapi

kerelaan hati Anda.

Sebagaimana Allah telah memberi tanpa hitung-hitung pada kita,

demikianlah kita harus memberi tanpa hitung-hitung kepada sesama

kita manusia. Sebagaimana Allah telah mengampuni dosa kita tanpa

hitung-hitung, demikianlah kita harus mengampuni tanpa hitung-

hitung kepada semua orang yang bersalah kepada kita.

Beberapa dari Anda yang membaca ini mungkin sedang

mengalami konflik dengan apa yang diajarkan oleh gereja Anda selama

ini, saya sarankan Anda mulai meneliti apa yang Alkitab katakan

mengenai harta milik. Ketika seorang muda datang kepada Yesus

bertanya mengenai apa yang harus dia lakukan supaya dia menjadi

115

Page 116: Rethink by Jed Revolutia

sempurna, Yesus katakan padanya untuk mentaati isi pokok Hukum

Taurat yakni mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Orang muda itu

mengatakan dia sudah melakukan semuanya dan Yesus menangkap

bahwa orang muda ini sama sekali tidak mengetahui apa yang

dimaksud dengan mengasihi. Oleh sebab itu Yesus langsung masuk

kepada contoh, “Juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada

orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga,

kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”92 Akhir kisah ini Anda

sudah mengetahuinya, orang muda ini pergi dengan kesedihan karena

hartanya yang banyak itu.

Yesus mengatakan dengan lantang di Injil Lukas, “Juallah segala

milikmu dan berikanlah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang

tidak dapat menjadi tua, suatu harta di sorga yang tidak akan habis,

yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat.

Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.”93 Sekali

lagi masalahnya bukan pada apa yang kita miliki namun pada hati kita

yang pada ujungnya akan menentukan bagaimana kita menggunakan

harta kita itu.

Biarkan saya berikan contoh tentang hidup sebagai seorang

pemberi bebas dari lembaran Perjanjian Lama:

"Haruslah engkau benar-benar mempersembahkan sepersepuluh

dari seluruh hasil benih yang tumbuh di ladangmu, tahun demi tahun. 92 Markus 10:2193 Lukas 12:33

116

Page 117: Rethink by Jed Revolutia

Di hadapan TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih-Nya untuk

membuat nama-Nya diam di sana, haruslah engkau memakan

persembahan persepuluhan dari gandummu, dari anggurmu dan

minyakmu, ataupun dari anak-anak sulung lembu sapimu dan

kambing dombamu, supaya engkau belajar untuk selalu takut akan

TUHAN, Allahmu. Apabila, dalam hal engkau diberkati TUHAN,

Allahmu, jalan itu terlalu jauh bagimu, sehingga engkau tidak dapat

mengangkutnya, karena tempat yang akan dipilih TUHAN untuk

menegakkan nama-Nya di sana terlalu jauh dari tempatmu, maka

haruslah engkau menguangkannya dan membawa uang itu dalam

bungkusan dan pergi ke tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu,

dan haruslah engkau membelanjakan uang itu untuk segala yang

disukai hatimu, untuk lembu sapi atau kambing domba, untuk anggur

atau minuman yang memabukkan, atau apapun yang diingini hatimu,

dan haruslah engkau makan di sana di hadapan TUHAN, Allahmu dan

bersukaria, engkau dan seisi rumahmu. Juga orang Lewi yang diam di

dalam tempatmu janganlah kauabaikan, sebab ia tidak mendapat

bagian milik pusaka bersama-sama engkau. Pada akhir tiga tahun

engkau harus mengeluarkan segala persembahan persepuluhan dari

hasil tanahmu dalam tahun itu dan menaruhnya di dalam kotamu;

maka orang Lewi, karena ia tidak mendapat bagian milik pusaka

bersama-sama engkau, dan orang asing, anak yatim dan janda yang di

dalam tempatmu, akan datang makan dan menjadi kenyang, supaya

TUHAN, Allahmu, memberkati engkau di dalam segala usaha yang

dikerjakan tanganmu."94

94 Ulangan 14:22-29

117

Page 118: Rethink by Jed Revolutia

Beberapa kesimpulan yang bisa kita diambil dari ayat-ayat di atas

adalah:

1) Orang Israel harus menyisakan seperpuluh dari harta mereka

setiap tahunnya untuk sebuah tujuan yang ditetapkan oleh

Allah.

2) Persepuluhan tahun pertama dan kedua harus digunakan

untuk berpestapora dan bersenang-senang di hadapan Tuhan.

3) Persepuluhan tahun ketiga digunakan untuk disumbangkan

kepada 4 kelompok yang telah ditunjuk Allah untuk menerima

persembahan ini, yakni: orang Lewi, anak yatim, janda, dan

orang asing. Tujuannya agar mereka bisa turut juga

berpestapora dan bersenang-senang di hadapan Tuhan.

4) Demikianlah pola ini akan berlaku setiap siklus 3 tahun.

Meskipun perintah perpuluhan sudah usang sebagaimana semua

perintah Taurat lainnya yang telah digenapi oleh Yesus, kita masih bisa

belajar beberapa prinsip penting mengenai menggunakan harta di sini.

Pertama, harta akan kita gunakan untuk keperluan kita. Ada

beberapa tanggungjawab keuangan yang harus kita lakukan seperti

pengeluaran rutin untuk pangan dan membayar tagihan atau

hutang. Jika kita punya keluarga, maka yang pertama harus kita

lakukan ialah mengurus keluarga kita. Yesus menentang keras

mereka yang lebih memilih menyumbang Bait Allah dibanding

mengurus orangtua mereka.95

95 Lihat Matius 15:4-10

118

Page 119: Rethink by Jed Revolutia

Kedua, harta bukan hanya sekedar untuk dikumpulkan namun

dinikmati. Saya memperhatikan Yesus selalu memiliki pandangan

negatif terhadap mereka yeng menimbun harta.96 Anda bekerja

mencari uang bukan supaya Anda menjadi orang paling kaya di

dunia namun agar Anda bisa hidup berkenan di hadapan Allah dan

manusia. Uang adalah hamba dan menjadi hamba uang (cinta akan

uang) adalah dosa. Oleh sebab itu Anda harus menyisakan uang

Anda untuk bersenang-senang di hadapan Tuhan.

Saya menganggap kemewahan adalah kepantasan bagi mereka yang

kaya raya karena Tuhan kita jugalah yang menciptakan kemewahan,

dibuktikan dengan gambaran Yerusalem Baru sebagai tempat yang

amat teramat mewah. Yang salah ialah orang miskin yang berlagak

kaya atau orang kaya yang berlagak miskin. Amsal 13:7 berkata

“ada orang yang berlagak kaya, tetapi tidak mempunyai apa-apa,

ada pula yang berpura-pura miskin, tetapi hartanya banyak.” Jika

Anda kaya, Anda tidak berdosa. Jika Anda miskin, Anda tidak

berdosa. Anda diukur dari bagaimana Anda menggunakan apa yang

ada pada Anda.

Satu hal yang harus Anda ingat bahwa Allah ingin kita berbagi.

Hendaklah orang kaya berbagi kemewahan dengan orang miskin.

Hendaklah orang miskin selalu mengucapkan berkat kepada orang

kaya dan tidak mengutuki mereka. Allah ingin agar Anda

mengunakan harta Anda untuk maskud-maksud-Nya, yaitu untuk

menunjukan kemurahhatian Allah.

96 Lihat Lukas 12:16-21

119

Page 120: Rethink by Jed Revolutia

Itu sebabnya Allah mengundang Anda untuk terlibat dalam

conspiracy of grace. Adalah berdosa jika Anda menikmati apa yang

Anda miliki seorang diri. Undanglah orang lain untuk turut merasakan

kegembiraan Anda sebagai mana Allah yang hidup telah mengundang

Anda masuk dalam perjamuan anugerah-Nya.

Jangan lupa, Yesus pernah mengatakan demikian (sebuah ayat

yang saya tidak pernah mendengarnya dikutip oleh pengkhotbah

manapun sampai hari ini):

"Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan

malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau

saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu

yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang

engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi

apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang

miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta.

Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-

apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat

balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar."97

Sepanjang tulisan ini sebenarnya saya tidak sedang berbicara

mengenai memberi kepada organisasi manapun, saya sedang bicara

mengenai gaya hidup memberi. Memberi kepada siapa? Alkitab

memberi beberapa petunjuk akan hal ini:

97 Lukas 14:12-14

120

Page 121: Rethink by Jed Revolutia

Memberi kepada mereka yang meminta. Matius 5:42

berkata, “berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan

janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.”

Mengapa? Karena Allah juga akan memberi jika kita minta kepada-

Nya. Ada ayat yang mengatakan, “Mintalah maka kamu akan

diberi.”

Memberi kepada mereka yang membutuhkan. Yakobus 4:17

berkata, “jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik,

tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.”

Memberi kepada mereka yang miskin. 1 Yohanes 3:17 berkata

“barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya

menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap

saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam

dirinya?”

Memberi kepada anak yatim piatu dan janda-janda (yang

benar-benar janda). Yakobus 1:27 berkata, “ibadah yang murni dan

yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi

yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga

supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.”

Memberi kepada anggota keluarga yang kekurangan, 1

Timotius 5:16 berkata “jika seorang laki-laki atau perempuan yang

percaya mempunyai anggota keluarga yang janda, hendaklah ia

membantu mereka sehingga mereka jangan menjadi beban bagi

jemaat. Dengan demikian jemaat dapat membantu mereka yang

benar-benar janda.”

121

Page 122: Rethink by Jed Revolutia

Memberi pada kebutuhan jemaat, seperti yang dicontohkan

oleh Rasul Paulus dengan mengumpulkan pemberian kepada jemaat

Tuhan di Yerusalem yang mengalami bencana kelaparan.

Kesimpulan akhirnya ialah kita harus menggunakan apa yang kita

miliki dengan kesadaran bahwa kita adalah wakil Allah di bumi ini.

Panggilan utama orang Kristen ialah menunjukkan kasih karunia

kepada sesama kita manusia. Yang paling diutamakan ialah memberi

dengan sukacita dari hati yang bersyukur. Kita mengasihi sesama kita

akibat ucapan syukur atas Allah yang telah mengasihi kita. Bagaimana

dengan Anda? Sudah siap bergabung dengan membuat konspirasi

anugerah bagi orang lain? Coba lihat ke depan rumah atau kantor Anda

sekarang, apakah Anda menemukan beberapa orang yang tidak pernah

menikmati lezatnya es krim sebelumnya? Jika ada, mengapa Anda

tidak segera mentraktir mereka es krim karena Anda sudah selesai

membaca e-book ini. Salam.

122