review buku qualitative methodology

15
QUALITATIVE METHODOLOGY JOHN VAN MAANEN (Editor) Sage Publications 1983 Chapters: The Ethnographic Paradigm (Peggy Reeves Sanday) Mixing Qualitative and Quantitative Methods: Triangulation in Action ( Todd D. Jick) REVIEW BUKU Oleh; MADEKHAN, MSI. PPS S3 UNAIR / NIM; 091270602 UNTUK MEMENUHI TUGAS: PROF. DR. IB. WIRAWAN 1

Upload: taralitbang

Post on 19-Nov-2015

221 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

metodologi kualitatif

TRANSCRIPT

QUALITATIVE METHODOLOGY

JOHN VAN MAANEN (Editor)Sage Publications 1983

Chapters: The Ethnographic Paradigm (Peggy Reeves Sanday)

Mixing Qualitative and Quantitative Methods:Triangulation in Action ( Todd D. Jick)

REVIEW BUKUOleh; MADEKHAN, MSI.PPS S3 UNAIR / NIM; 091270602

UNTUK MEMENUHI TUGAS: PROF. DR. IB. WIRAWANMKPD: METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF

I. PARADIGMA ETNOGRAFI

PengantarKajian etnografi yang akan dibahas dalam buku ini -- merupakan salah satu metode penelitian kualitatif. Dalam kajian sosiologi, Etnografi digunakan untuk meneliti kelompok atau komunitas relasi--interaksi manusia atau masyarakat berkaitan dengan perkembangan sosial dan budaya tertentu yang didasarkan atas kajian-kajian danm teori yang dianut dan dipakai. Metode penelitian etnografi dianggap mampu menggali informasi secara mendalam dengan sumber-sumber yang luas. Dengan teknik observatory participant, etnografi menjadi sebuah metode penelitian yang unik karena mengharuskan partisipasi peneliti secara langsung dalam sebuah masyarakat atau komunitas sosial tertentu. Yang lebih menarik, sejatinya metode ini merupakan akar dari lahirnya ilmu antropologi yang kental dengan kajian masyarakat.Beberapa keunikan dan fenomena yang mengikuti eksistensi metode penelitian etnografi dalam sosiologi ini membuat penulis berupaya menggali lebih jauh dari buku ini, dimana diharapkan mampu dikembangkan dan dirujuk dalam penelitian desertasi penulis nantinya.

Peneliti Sebagai Instrumen Etnografi secara harfiah, etnografi berarti tulisan atau laporan tentang suatu suku bangsa yang ditulis oleh seorang antropolog atas hasil penelitian lapangan (field work) selama sekian bulan atau sekian tahun. Etnografi, baik sebagai laporan penelitian maupun sebagai metode penelitian, dianggap sebagai asal-usul ilmu antropologi. Dalam buku ini, Wallace (1972) mengungkap perjalanan etnografi dari mula-mula sampai pada bentuk etnografi baru.

Pada proses kemunculannya Etnografi (akhir abad ke-19). Etnografi mula-mula dilakukan untuk membangun tingkat-tingkat perkembangan evolusi budaya manusia dari masa manusia mulai muncul di permukaan bumi sampai ke masa terkini. Tak ubahnya analisis wacana, mereka ilmuwan antropologi pada waktu itu melakukan kajian etnografi melalui tulisan-tulisan dan referensi dari perpustakaan yang telah ada tanpa terjun ke lapangan. Namun, pada akhir abad ke-19, legalitas penelitian semacam ini mulai dipertanyakan karena tidak ada fakta yang mendukung interpretasi para peneliti. Akhirnya, muncul pemikiran baru bahwa seorang antropolog harus melihat sendiri alias berada dalam kelompok masyarakat yang menjadi obyek kajiannya.Studi etnografi melibatkan serangkaian metodologi dan prosedur interpretasi yang menempatkan peneliti sebagai instrument dengan observasi parsitipatif, observasi parsitipatif. Jenis studi ini menuntut komitmen menyeluruh pada kerja-kerja pemahaman. Peneliti etnografi menjadi bagian dari situasi yang diteliti untuk merasakan bagaimana perasaan orang-orang dalam situasi tersebut, peneliti etnografi menyatu pada realitas orang-orang secara sungguh-sungguh.Penyatuan secara total menciptakan semacam disorientasi atau gegar budaya dimana muncul dari kebutuhan untuk mengidentifikasi pada saat yang sama, sekaligus menjaga jarak dari proses yang diteliti. Observasi parsitipatif didukung oleh serangkaian perangkat pengumpulan data. Perangkat lain yang digunakan tergantung kepada permasalahan penelitian, akses pada data dan orientasi teoritis. Perangkat ini berkisar dari interview informan kunci, pengumpulan latar sejarah, interview terstruktur dan penyususnan kuesioner sebagai tehnik yang kurang dikenal dalam etno-science. Mengapa harus menggunakan juga serangkaian prosedur data collectoion? Ini dimaksudkan untuk peneliti melakukan cross check hasil yang diperoleh dari observasi dan catatan lapangan. Ketika studi etnografi menelaah data pertanyaan yang muncul, apakah kita memandang data tersebut sebagai science, seni, jurnalisme atau mungkin fiksi? Pertanyaan demikian pada akhirnya adalah adalah keputusan pribadi masing masing. Penelitian Budaya, menurut Geertz, melaksanakan studi etnografi bukan masalah metode, menetapkan laporan, menyeleksi informan, mentranskrip teks, memetakan lapangan,membuat catatan harian dan sebagainya. Bagi Geertz etnografi adalah sebuah upaya intelektual untuk mengelaborasikan kenyataan sebagaimana dikatakan Gilbert Ryle thick description atau deskripsi tipis.

Etnografi dalam Penelitian KualitatifSebagai metode penelitian kualitatif, etnografi dilakukan untuk tujuan-tujuan tertentu. Spradley mengungkapkan beberapa tujuan penelitian etnografi, sbb: pertama, untuk memahami rumpun manusia. Dalam hal ini, etnografi berperan dalam menginformasikan teori-teori ikatan budaya; menawarkan suatu strategi yang baik sekali untuk menemukan teori grounded. Etnografi juga berperan untuk membantu memahami masyarakat yang kompleks. Kedua, etnografi ditujukan guna melayani manusia. Tujuan ini berkaitan dengan prinsip meyuguhkan problem solving bagi permasalahan di masyarakat, bukan hanya sekadar ilmu untuk ilmu. Ada beberapa konsep yang menjadi fondasi bagi metode penelitian etnografi ini. Pertama, pentingnya membahas konsep bahasa, baik dalam melakukan proses penelitian maupun saat menuliskan hasilnya dalam bentuk verbal. Sesungguhnya adalah penting bagi peneliti untuk mempelajari bahasa setempat. Konsep kedua adalah informan. Etnografer bekerja sama dengan informan untuk menghasilkan sebuah deskripsi kebudayaan. Informan merupakan sumber informasi; secara harafiah, mereka menjadi guru bagi etnografer.

Gaya Etnografi Paradigmatic Gaya HolistikSalah satu metode etnografi yang diuraikan dalam buku ini adalah tipe metode yang bersumber pada ethnoscience, atau yang dikenal sebagai etnografi baru. Bila etnografi modern, yang dipelopori oleh Radcliffe-Brown dan Malinowski, berusaha mengarahkan kajian etnografi pada upaya generalisasi, yakni penyusunan kaidah-kaidah umum tentang masyarakat (melalui komparasi antara organisasi internal masyarakat dan sistem sosial), maka etnografi baru justru berusaha menemukan keunikan' dari suatu masyarakat, yakni persepsi dan organisasi pikiran dari masyarakat atas fenomena material yang ada di sekelilingnya. Oleh karenanya, objek kajian antropologi tidak lagi berkenaan dengan fenomena material, melainkan dengan cara fenomena tersebut diorganisasikan di dalam pikiran (mind) manusia. Singkatnya, lantaran budaya berada di dalam pikiran manusia, dan bentuknya adalah organisasi pikiran tentang fenomena material, maka tugas etnografi adalah menemukan dan menggambarkan organisasi pikiran tersebut. Dengan acuan perspektif yang demikian itu, di dalam buku ini Spradley melukiskan empat tipe analisis etnografis, yakni analisis domain; analisis taksonomik; analisis komponen; dan analisis tema.

Paling tidak dalam Bab Paradigma Etnografi ini, bisa dipahami bahwa cara terbaik untuk belajar etnografi adalah dengan melakukan etnografi. Dan, agar proses tersebut bisa berjalan secara sistematis, terarah, dan efektif, buku ini cukup tepat untuk digunakan sebagai dasar pemahaman umum bagaimana posisi penelitian etnografi. Sekaligus, untuk kepentingan kajian komparasi dan pengembangan lebih lanjut mengenai metode penelitian, buku ini juga relevan untuk digunakan sebagai referensi pembanding jika pun bukan sebagai referensi utama bagi kalangan etnografer berpengalaman.

II. PERPADUAN ANTARA METODE KUALITATIF DAN KUANTITATIF: PENERAPAN TRIANGGULASI

Apa Itu Trianggulasi?Triangulasi adalah istilah yang diperkenalkan oleh N.K.Denzin (1978) dengan meminjam peristilahan dari dunia navigasi dan militer, yang merujuk pada penggabungan berbagai metode dalam suatu kajian tentang satu gejala tertentu. Keandalan dan kesahihan data dijamin dengan membandingkan data yang diperoleh dari satu sumber atau metode tertentu dengan data yang di dapat dari sumber atau metode lain. Konsep ini dilandasi asumsi bahwa setiap bias yang inheren dalam sumber data, peneliti, atau metode tertentu, akan dinetralkan oleh sumber data, peneliti atau metode lainnya. Istilah triangulasi yang dikemukakan oleh Denzin dikenal sebagai penggabungan antara metode kualitatif dan metode kuantitatif yang digunakan secara bersama-sama dalam suatu penelitian.Metode penelitian dengan tehnik triangulasi digunakan dengan adanya dua asumsi yaitu yang pertama, pada level pendekatan, tehnik triangulasi digunakan karena adanya keinginan melakukan penelitian dengan menggunakan dua metode sekaligus yakni, metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif. Hal ini didasarkan karena, masing-masing metode memiliki kelemahan dan kelebihan tertentu, dan memiliki pendapat dan anggapan yang berbeda dalam memandang dan menanggapi suatu permasalahan. Suatu masalah jika dilihat dengan menggunakan suatu metode akan berbeda jika dilihat dengan menggunakan metode yang lain. Oleh karena itu akan sangat bermanfaat apabila kedua sudut pandang yang berbeda tersebut digunakan secara bersama-samaa dalam menanggapi suatu permasalahan sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih lengkap dan sempurna. Pada level pendekatan penelitian, penggabungan metode kuantitaif dan kualitatif dalam sebuah kegiatan penelitian ditujukan untuk menemukan sesuatu yang lebih utuh dari objek penelitian. Asumsi kedua yang mendasari penggunaan tehnik triangulasi yakni, pada level pengumpulan dan analisis data. Pengumpulan dan analisis data membutuhkan sebuah prosedur untuk menguji hasil analisis data.Bagaimana Trianggulasi Dilaksanakan?Dalam penelitian dengan mengunakan metode triangulasi, peneliti dapat menekankan pada metode kualitatif, metode kuantatif atau dapat juga dengan menekankan pada kedua metode. Apabila peneliti menekankan pada metode kualitatif, maka metode kuantitatif dapat digunakan sebagai fasilitator dalam membantu melancarkan kegiatan peneliatian, dan sebaliknya jika menekankan metode kuantitatif. Namun. apabila peneliti memberi tekanan yang sama terhadap kedua metode penelitian ( kuantitatif-kualitatif) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan harus dilakukan yakni: yang pertama memahami masing-masing metode dan pentingnya metode teersebut dalam suatu penelitian yang akan dilakukan; kedua, memahami permasalahan dan tujuan penelitian yang akan dilakukan sehingga penggunaan metode kualitatif dan metode kuantitatif ini disesuaikan dengan masalah dan tujuan dari penelitian yang ingin dicapai; ketiga, kedua metode yang digunakan juga dapat dilakukan dengan mempertimbangkan prioritas kepentingan, dimana kedua metode dapat digunakan dalam desain secara bersama-sama namun pada laporan penelitian hanya diperhitungkan salah satunya saja; dan yang ketiga, kedua metode juga digunakan berdasarkan pertimbangan keterampilan peneliti, yang terlibat dalam satu kegiatan penelitian secaara simultan apabila ada hubungan dengan masalah dan tujuan penelitian.Menggunakan metode triangulasi yakni penggabungan dua metode dalam satu penelitian diharapkan mendapatkan hasil yang lebih baik apabila dibandingkan dengan menggunakan satu metode saja dalam suatu penelitian. Sebelum melakukan penelitian dengan menggunakan metode triangulasi, peneliti harus terlebih dahulu menghitung dan memperkirakan apakah hasil yang akan diperoleh nantinya dalam peneltian tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan menggunakan satu metode saja. Selain itu juga diperhitungkan waktu, tenaga dan dana yang dihabiskan dalam penelitian, apakah akan menghasilkan atau memperoleh hasil yang memuaskan.Metode triangulasi banyak menggunakan metode alam level mikro, yakni bagaimana menggunakan beberapa metode pengumpulan data dan analisis data sekaligus dalam suatu penelitian, termasuk menggunakan informan sebagai alat uji keabsahan dan analisis hasil penelitian. Hal ini didasarkan karena informasi atau data yang diperoleh melalui pengamatan akan lebih akurat apabila juga digunakan wawancara atau menggunakan bahan dokumentasi untuk memeriksa keabsahan informasi yang telah diperoleh dengan menggunakan kedua metode tersebut. Teknik triangulasi lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang diinginkan. Triangulasi dapat dilakukan dengan menguji apakah proses dan hasil metode yang digunakan sudah berjalan dengan baik.Sebagai contoh proses kerja triangulasi yakni, dalam suatu penelitian dengan menggunakan wawancara mendalam dan observasi partisipasi untuk pengumpulan data, perlu dipastikan terhimpunnya catatan harian setiap harinya dari wawancara dan observasi tersebut. Kemudian dilakukan uji silang terhadap materi catatan-catatan harian tersebut untuk memastikan tidak ada informasi yang bertentangan antara catatan harian wawancara dan observasi. Setelah itu, hasil yang telah diperoleh perlu diuji lagi dengan informan-informan sebelumnnya. Apabila terdapat perbedaan, peneliti harus menelusuri perbedaan ytersebut sampai peneliti memperoleh sumber perbedaan dan materi perbedaannya, kemudian dilakukan konfirmasi dengan informan dan sumber-sumber lain. Proses ini dilakukan terus-menerus sepanjang proses mengumpulkan data dan analisis data, sampai peneliti yakin bahwa tidak ada lagi perbedaan-perbedaan dan tidak ada lagi yang perlu dikonfirmasikan kepada informan.Triangulasi juga dapat dilakukan dengan menguji pemahaman peneliti dengan pemahaman informan tentang hal-hal yang diinformasikan informan kepada peneliti. Hal ini dilakukan karena, dalam suatu penelitian dapat terjadi pemahaman yang berbeda antara peneliti dengan informan mengenai suatu objek yang diteliti. Oleh karena itu, untuk menghindarkan adanya pemahaman yang berbeda tersebut, digunakan triangulasi yakni dengan cara peneliti langsung melakukan uji pemahaman kepada informan. Cara ini dapat dilakukan setelah wawancara atau observasi. Uji pemahaaman dapat dilakukan diakhir penelitian ketika semua informasi telah dipresentasikan dalam draft laporan. Uji keabsahan melalui triangulasi dilakukan karena dalam penelitian kualitatif, untuk menguji keabsahan informasi tidak dapat dilakukan dengan alat-alat uji statistic.Triangulasi sebagai tehnik pemeriksaan keabsahan data memanfatkan sesuatu yang lain diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Adapun tehnik triangulasi yang banyak digunakan dalam pemeriksaan keabsahan data adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya, Denzin membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Triangulasi dengan sumber berrarti membnadingkan dan mengecek balik derajad kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Dalam triangulasi dengan sumber yang terpenting adalah mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan-perbedan tersebut.

Kualitas dalam TrianggulasiSebagai sebuah metode, dalam triangulasi terdapat dua strategi yakni, pengecekan derajad kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajad kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Triangulasi dengan memanfatkan penggunaan penyidik atau pengamat yang lainnya membantu mengurangi penyimpangan dalam pengumpulan data. Metode Penelitian Kualitatif adalah berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Dalam mengecek keabsahan atau validitas data menggunakan teknik triangulasi. data atau informasi dari satu pihak harus diperiksa kebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari sumber lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga dan seterusnya dengan menggunakan metode yang berbeda-beda. Tujuannya ialah membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar ada jaminan tentang tingkat kepercayaan data. Cara ini juga mencegah bahaya-bahaya subyektif.Penelitian dengan menggunakan metode triangulasi dilakukan dengan menggabungkan metode kualitatif dan metode kuantitatif dalaam suatu penelitian. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data yang benar-benar lengkap dan komprehensif, walaupun dengan metode ini akan lebih banyak menghabiskan waktu, tenaga dan dana dalam penelitian. Triangulasi sebagai salah satu tehnik pemeriksaan data secara sederhana dapat disimpulkan sebagai upaya untuk mengecek data dalam suatu penelitian, dimana peneliti tidak hanya menggunakan satu sumber data, satu metode pengumpulan data atau hanya menggunakan pemahaman pribadi peneliti saja tanpa melakukan pengecekan kembali dengan penelitian lain. Triangulasi ini merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu cara pandang. Dari beberapa cara pandang tersebut akan bisa dipertimbangkan beragam fenomena yang muncul, dan selanjutnya dapat ditarik kesimpulan yang lebih mantap dan lebih bisa diterima kebenarannya. Hasil pengumpulan data yang diperoleh seorang peneliti juga diperiksa oleh kelompok peneliti lain untuk mendapatkan pengertian yang tepat atau menemukan kekurangan-kekurangan yang mungkin ada untuk diperbaiki. Karenanya, trianggulasi setidaknya memberi kesempatan banyak kepada peneliti untuk lebih meyakini kualitas penelitiannya. 1