seni rudat ikci makam godog

61
SENI RUDAT IKATAN JURU KUNCI (IKCI) MAKAM GODOG Disusun Oleh Yosep Nurdjaman, S.Sn., M.Sn. DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA BARAT 1

Upload: yosep-nurdjaman-alamsyah

Post on 30-Nov-2015

131 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

This kind of art is the only art that is in Garut regency. This art is strongly related to ceremonial cave in a ceremony held at Heritage on the 14th Mulud. There are a lot of uniqueness that need to be explored in this art.Happy reading and hopefully useful.

TRANSCRIPT

Page 1: Seni Rudat Ikci Makam Godog

SENI RUDAT IKATAN JURU KUNCI (IKCI)

MAKAM GODOG

Disusun Oleh

Yosep Nurdjaman, S.Sn., M.Sn.

DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN

PROVINSI JAWA BARAT

BANDUNG, MARET 2013

1

Page 2: Seni Rudat Ikci Makam Godog

ABSTRAK

Rudat Art Institute Interpreter Lock (IKCI) godog tomb is the only arts

group Rudat who are in Garut. This art is in the region precisely godog Tomb,

RT.01/RW.10, Valley Village Court, District Karangpawitan, Garut regency.

Janis Rudat art is no similarity with Rudat who are in the province of Banten, both

of the concept would performances and repertoire of songs featured dish in the

show. But the difference lies in the function of the arts, Rudat of arrowroot

performed only at the anniversary of City Garut and activities "Ngalungsur

Heritage" every fourteenth Mulud held at the Sacred Tomb godog. Rudat of

Banten except staged in commemoration of the anniversary of City of Banten and

religious events, are also frequently staged at events such as circumcision, the

inauguration, and others.

As already noted above that the concept of the show IKCI Rudat is

generally very similar to the Bantam. The kosep used when performing the song

bubuka usually featuring a song Assalamu'alaikum and Bissmillah. The next song

is Dalilu and Kumfiddunya, to the song dikhiasi by two dancers with martial arts

movements. The last song presented is Allah-Allah. The entire repertoire of songs

accompanied by musical instruments include: four pieces flying, and one drum.

Difference between Rudat IKCI and Banten lies in serving bubuka song, usually

featuring a song Song of Banten but IKCI not.

Potential and uniqueness of art owned by the IKCI Rudat found in the

chant texts and melodies songs are presented in the show Rudat. Usually texts

songs using melodies tones or Prhygian middle east, but the group changed IKCI

melody using pentatonic tones exactly is the barrel Salendro. It becomes

something that is unique because there are new innovations especially in the

melody of the song on the show. In addition there is creativity-creativity in dance

movements of martial arts which numbered twelve, so that adds to the appeal for

the entirety of the show Rudat.

2

Page 3: Seni Rudat Ikci Makam Godog

Recommendations that can be used to develop the arts Rudat IKCI provide

good creativity touches on aspects of musicality, idioms and songs used in each

show. one thing that is not less important is the inclusion of a new element of

choreography that woke the two elements of different movement pattern forming

a unity of different movement patterns and interesting. Creativity-creativity made

not to change the order kebakuan which is well defined in advance, but it is

intended to give new touches that show Rudat IKCI more attractive and can be

enjoyed by all people, not just used in a ritual that has to do Sacred Tomb godog,

so that all people can enjoy and watch the show Rudat IKCI Tomb godog Garut

regency.

Keywords: Rudat Art Institute Interpreter Lock (IKCI) Tomb godog, Garut.

3

Page 4: Seni Rudat Ikci Makam Godog

Intisari

Kesenian Rudat Ikatan Juru Kunci (IKCI) Makam Godog merupakan satu-

satunya kelompok seni Rudat yang berada di wilayah Garut. Kesenian ini tepatnya

berada di wilayah Godog Makam, RT.01/RW.10, Desa Lebak Agung, Kecamatan

Karangpawitan, Kabupaten Garut. Janis kesenian Rudat ini ada kesamaan dengan

Rudat yang berada di wilayah Provinsi Banten, baik dari konsep pertunjukan mau

maupun repertoar sajian lagu yang ditampilkan dalam pertunjukannya. Namun

perbedaannya terletak pada fungsi dari kesenian tersebut, Rudat dari garut hanya

dipentaskan pada waktu peringatan ulang tahun Kota Garut dan kegiatan

“Ngalungsur Pusaka” setiap tanggal empat belas Mulud yang dilaksanakan di

Makam Keramat Godog. Rudat dari Banten selain dipentaskan di acara

peringatan hari jadi Kota Banten dan acara keagamaan, juga sering dipentaskan di

acara-acara seperti khitanan, peresmian, dan lain-lain.

Seperti yang sudah diungkapkan di atas bahwa konsep pertunjukan Rudat

IKCI secara umum hampir sama dengan Banten. Adapun kosep yang digunakan

ketika pentas yaitu lagu bubuka biasanya menampilkan lagu Assalamu’alaikum

dan Bissmillah. Lagu yang berikutnya adalah Dalilu dan Kumfiddunya, ke dua

lagu tersebut dikhiasi oleh penari dengan gerak-gerak pencak silat. Lagu terakhir

yang disajikan adalah Alloh-Alloh. seluruh repertoar lagu tersebut diiringi oleh

instrument musik di antaranya adalah: empat buah terbang, dan satu buah bedug.

Perbedaan antara Rudat IKCI dan Banten terletak pada sajian lagu bubuka, Banten

biasanya menampilkan lagu Kidung akan tetapi IKCI tidak.

Potensi dan keunikan yang dimiliki oleh kesenian Rudat IKCI ini yakni

terdapat pada lantunan teks-teks dan melodi lagu yang disajikan dalam

pertunjukan Rudat tersebut. Biasanya teks-teks lagunya menggunakan melodi

nada-nada timur tengah atau Prhygian, akan tetapi kelompok IKCI merubah

melodinya dengan menggunakan nada-nada pentatonic tepatnya adalah laras

Salendro. Hal tersebut menjadi sesuatu yang unik karena terdapat inovasi-inovasi

baru khususnya dalam melodi lagu pada pertunjukannya. Selain itu terdapat

4

Page 5: Seni Rudat Ikci Makam Godog

kreativitas-kreativitas dalam gerak-gerak tari pencak silat yang berjumlah dua

belas orang, sehingga menambah daya tarik bagi keutuhan pertunjukan Rudat

tersebut.

Rekomendasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan kesenian

Rudat IKCI yakni memberikan sentuhan-sentuhan kreativitas baik pada aspek

musikalitas, maupun idiom-idiom lagu yang digunakan dalam setiap

pertunjukannya. satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah dimasukannya unsur

koreografi baru sehingga terbangun dua unsur pola gerak yang berbeda sehingga

terbentuk satu kesatuan pola gerak yang berbeda dan menarik. Kreativitas-

kreativitas yang dilakukan bukan untuk merubah tatanan kebakuan yang sudah

tertata dengan baik sebelumnya, akan tetapi hal tersebut dimaksudkan untuk

memberikan sentuhan-sentuhan baru agar pertunjukan Rudat IKCI lebih menarik

dan dapat dinikmati oleh semua kalangan, bukan hanya digunakan dalam acara

ritual yang ada kaitannya dengan Makam Keramat Godog, sehingga semua

masyarakat dapat menikmati dan menyaksikan pertunjukan Rudat IKCI Makam

Godog Kabupaten Garut.

Kata Kunci: Seni Rudat Ikatan Juru Kunci (IKCI) Makam Godog, Garut.

KATA PENGANTAR

5

Page 6: Seni Rudat Ikci Makam Godog

Laporan ini berisi tentang keberadaan kelompok Seni Rudat Ikatan Juru

Kunci (IKCI) Makam Godog di Kabupaten Garut. Laporan ini disusun untuk

kegiatan Pemberdayaan Sarjana Seni tahun 2013 yang diselenggarakan oleh Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Ucapan terima kasih kepada: 1. Para seniman Seni Rudat Ikatan Juru

Kunci (IKCI) Makam Keramat Godog; 2. Tokoh Masyarakat Godog Garut; dan 3.

Aparat dinas Kecamatan Karangpawitan yang bersedia menjadi narasumber dalam

penyusunan laporan ini.

Penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat dalam upaya pemetaan,

pelestarian, dan pengembangan sebi-sebni di Jawa Barat.

Bandung, 15 Mei 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

6

Page 7: Seni Rudat Ikci Makam Godog

Judul ……………………………………………………… i

Abstrak ……………………………………………………… ii

Kata Pengantar ……………………………………………………… iv

Daftar Isi ……………………………………………………… v

Daftar Tabel ……………………………………………………… vi

Daftar Foto ……………………………………………………… vi

A. PENDAHULUAN ……………………………………… 1

B. ANALISIS POTENSI SENI RUDAT MAKAM IKATAN JURU

KUNCI (IKCI) MAKAM GODOG KABUPATEN GARUT .. 6

C. REKOMENDASI UNTUK SENI RUDAT IKATAN JURU KUNCI

(IKCI) MAKAM GODOG KABUPATEN GARUT ……… 29

Daftar Acuan ……………………………………………………… 31

Lampiran ……………………………………………………… 32

7

Page 8: Seni Rudat Ikci Makam Godog

Daftar Tabel

Tabel-1: Susunan organisasi kelompok seni Rudat Ikatan Juru Kunci (IKCI) Makam Godog. Hal. 3.

Tabel-2: Komposisi anggota beserta tugas dalam setiap kali pentas seni Rudat IKCI Makam Godog. Hal. 10.

Daftar Gambar

Gambar-1. Kostum yang digunakan oleh pemai musik kelompok Seni Rudat IKCI Makam Godog Garut. (Foto, Yosep Nurdjaman Alamsyah, 2013). Hal. 13.

Gambar-2. Konstum yang digunakan oleh penari pencak slat kelompok seni Rudat IKCI Makam Godog Garut. (Foto Repro: Yosep Nurdjaman Alamsyah, 2013). Hal. 14.

Gambar-3. Salah satu terbang yang digunakan oleh kelompok seni Rudat IKCI Makam Godong Kabupaten Garut. (Foto. Repro; Yosep Nurdjaman A, 2013. Hal. 20.

Gambar-4. Permainan terbang ketika sedang pertunjukan dalam konsep arak-arakan. (Foto. Repro: Yosep Nurdjaman A, 2013). Hal. 21.

Gambar5. Bedug yang resonatornya terbuat dari bahan drum. (Foto. Repro: Yosep Nurdjaman. A, 2013). Hal. 24.

Gambar-6. Bedug yang resonatornya terbuat dari bahan kayu. (Foto. Repro: Yosep Nurdjaman A, 2013). Hal. 25.

Gambar-7. Bedug yang resonatornya terbuat dari bahan kayu pernis. (Foto. Repro: Yosep Nurdjaman A, 2013). Hal. 25.

Gambar-8. Bedug terbesar di dunia. (Foto. Repro: www.goole.com, 2013). Hal. 26.

Gambar-9. Bedug yang digunakan oleh kelompok seni Rudat IKCI Makam Godog Kabupaten Garut. (Foto. Repro: Yosep Nurdjaman A, 2013). Hal. 27.

A. PENDAHULUAN

8

Page 9: Seni Rudat Ikci Makam Godog

Seni Rudat Ikatan Juru Kunci (IKCI) Makam Godog adalah salah satu

kelompok seni yang berada di wilayah Kabupaten Garut. Keberadaaan kelompok

seni Rudat di Garut sendiri untuk saat ini cukup memprihatinkan karena hanya

terdapat satu kelompok seni Rudat saja, yakni kelompok seni Rudat IKCI Makam

Godog. Menurut informasi dari salah satu juru kunci Makam Godog yang

bernama Apipudin mengungkapkan, bahwa:

“Sekitar tahun 90an di Garut terdapat seni Rudat di daerah Leles dan Tarogong, akan tetapi keberadaan tidak pernah terangkat sehingga hilang dengan sendirinya, sampai saat ini keberadaan kelompok Rudat dari kedua daerah tersebut tidak diketemukan bentuk dan wujud keseniannya”. (Wawancara, Apipudin1, 2013).

Sebenarnya kesenian Rudat ini berasal dari Provinsi Banten dan menjadi

indentitas daerah tersebut. Dengan berkembangnya pola pikir warga Banten yang

ingin hijrah ke tempat lain dengan tujuan untuk mencari mata pencaharian yang

lebih layak dari sebelumnya, sehingga kesenian Rudat tersebut ikut menyebar

hapir ke seluruh kota di Jawa Barat, salah satunya ke Kota Garut.

Kesenian Rudat hijrah ke Kota Garut tepatnya di Godog Makam,

RT.01/RW.10, Desa Lebak Agung, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut

Jawa Barat pada tahun 1985. Adapun tokoh-tokoh Kyai yang mendirikan dan

mengembangkan kesenian Rudat di Makam Godog adalah Ajengan Winata,

Ajengan Marku, Bah Sirod, Mochammad Mu’min, Kyai Elon, dan Mang Dana.

Dikarenakan yang mendirikan kesenian ini adalah para kuncen atau juru kunci

Makam Godog, maka kelompok seni ini diberi nama Seni Rudat Ikatan Juru

Kunci (IKCI) Makam Godog.

Pada tahun 1990 keberadaan seni Rudat IKCI Makam Godog ini

mengalami krisis SDM, disebabkan oleh tidak adanya minat dan sistem pewarisan

kepada generasi berikutnya. Ketika itu kelompok tersebut mengalami kepunahan

1 Apipudin adalah salah seorang juru kunci Makam Godog, berliau juga merupakan adik H. Ahmad Enday (pimpinan seni Rudat IKCI Makam Godog.

9

Page 10: Seni Rudat Ikci Makam Godog

sampai tahun 1995, kemudian atas prakarsa salah satu juru kunci yang dituakan di

Makam Godog yaitu H. Ahmad Endang seni Rudat IKCI bangkit kembali dari

masa-masa keterpurukan. Akhirnya kesenian tersebut hingga saat ini masih

terawat dengan baik walaupun pengurusnya masih generasi tua, karena sistem

penggenerasiannya bisa dibilang terlambat. Hal tersebut disebabkan oleh

kurangnya minal dari generasi muda untuk mengenal selebihnya mendalami

kesenian Rudat tersebut. Namun secara perlahan langkah-langkah konservasi

proses penggenerasiannya terus dilakukan hingga saat ini, dengan hasil semakin

bertambahnya minat dari para generasi muda yang ingin belajar dan

mendalaminya kesenian Rudat tersebut.

Apabila di lihat dari fungsi bahwa pada awalnya kesenian Rudat IKCI

Makam Godog ini berfungsi sebagai media ritual, tepatnya yang ada kaitannya

dengan upacara ritual Makam Godog, yakni upacara Lungsur Pusaka. Namun

seiring dengan berkembangnya waktu dan kebutuhan dari berbagai pihak, salah

satunya adalah pemerintahan Kabupaten Garut melalui Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan daeranya melakukan pendaataan seluruh jenis kesenian yang ada di

wilayah Kabupaten Garut, setelah itu seluruh jenis kesenian tersebut salah

satunya adalah kesenian Rudat IKCI Makam Godog ditampilkan di setiap

peringatan ulang tahun hari jadi Kota Garut.

Selain itu, kesenian Rudat IKCI Makam Godog juga kerap ada permintaan

dari media televisi swasta yang meliput kesenian tersebut dengan tujuan

pengenalan, konservasi, dan publikasi kepada masyarakat umum mengenai

keberadaannya. Maka dari itu, setelah dilakukan pendokumentasian kemudian

penayangan di media televisi swasta, sehingga kesenian Rudat IKCI Makam

Godog semakin dikenal keberadaannya oleh masyarakat Garut, Jawa Barat, dan

Indonesia.

Keberadaan kesenian Rudat IKCI Makam Godog tidak akan bertahan tanpa

adanya para tokoh juru kunci yang senantiasa menjaga dan melestarkan kesenian

tersebut sampai dapat bertahan hingga saat ini. Adapun tokoh yang berperan aktif

10

Page 11: Seni Rudat Ikci Makam Godog

dalam proses mempertahankan dan melestarikan kesenian ini terdapat dalam

susunan organisasi Rudat IKCI Makam Godog sebagai berikut.

SUSUNAN ORGANISASI

SENI RUDAT IKATAN JURU KUNCI (IKCI) MAKAM GODOG

Pimpinan

H. Ahmad Enday

Wakil Pimpinan

Apipudin

Sekretaris

Dadang Hidayat

Bendahara

Wahyudin

Sie. Dokumentasi

Ude Herdiansyah

Stage Manager

Hendi Kusmawan

Sie. Make Up

Homizah

Sie. Kostum

Apipudin

Sie. Peralatan

Suryana

Sie. Humas

Sopandi

Sie. Transportasi

Agus

Tabel diagram 1Susunan organisasi kelompok seni Rudat Ikatan Juru Kunci (IKCI) Makam Godog.

Selain yang tercantum di dalam susunan organisasi di atas, adapun

beberapa yang terhimpun dalam kelompok seni Rudat IKCI Makam Godog di

antaranya adalah: Ujang Sumarna, Dana, Aki Sirod, dan para juru kunci generasi

pertama yang sudah disebutkan sebelumnya.

11

Page 12: Seni Rudat Ikci Makam Godog

Seperti kesenian Rudat yang berasal dari Banten dan daerah-daerah

lainnya, bentuk dan struktur pertunjukan seni Rudat IKCI Makam Godog juga

secara global tidak jauh beda dengan seni Rudat dari daerah lain. Adapun struktur

penyajian pertunjukannya dibagi menjadi dua, yaitu pertama berkonsep arak-

arakan dan ke dua konser di panggung pertunjukan. Penjelasan secara detailnya

akan dipaparkan sebagai berikut.

Pertunjukan dengan konsep arak-arakan dilakukan di jalan raya atau di

lapangan. Pertama-tama seluruh pemain berkumpul di tempat tempat yang luas,

biasanya pertunjukan diawali oleh MC (master of ceremony) yang menjelaskan

dan mengumumkan bahwa pertunjukan akan dimulai. Ketika MC telah selesai

mengumumkan, kemudian seluruh pemain Rudat IKCI langsung memulai

pertunjukan dengan menyajikan lagu bubuka, setelah lagu bubuka disajikan

dilanjutkan dengan lagu ke dua dan selanjutnya sampai lagu penutup. Ketika

sajian lagu kedua sampai penutup, pertunjukannya dilakukan dengan cara berjalan

membentuk dua barisan dan diikuti oleh tarian sebanyak dua belas penari yang

menggunakan gaya pencak silat. Lagu penutup disajikan ketika arak-arakan sudah

sampai di tempat, lagu tersebut sebagai ciri bahwa pertunjukan Rudat sudah

selesai.

Konsep pertunjukan selanjutnya adalah dilakukan di atas panggung,

pertama-tama MC membuka acara dan mengenalkan kepada penonton bahwa

kelompok seni yang akan tampil adalah seni Rudat IKCI Makam Godog, setelah

selesai introduction tampilan pertama adalah lagu bubuka, setelah itu lagu ke dua

dan seterusnya diikuti oleh gerak tari pencak silat yang disajikann oleg penari

sebanyak dua belas orang. Ketika pertunjukan hampir selesai biasanya diakhiri

oleh sajian lagu penutup.

Kedua konsep pertunjukan di atas kerap dilakukan oleh kelompok seni

Rudat IKCI Makam Godog ketika pertunjukan berlangsung. Namun pada

kenyataan hanya salah satu konsep yang digunakan sesuai dengan permintaan dari

penanggap. Pertunjukan berkonsep arak-arakan biasanya digunakan ketika

12

Page 13: Seni Rudat Ikci Makam Godog

peringatan hari jadi Kota Garut pada sesi karnaval kesenian Kota Garut, rute yang

dilakukan biasanya dimulai dari alun-alun kemudian keliling kira-kira 1km dan

diakhiri di depan gedung kesenian Garut. Ketika sampai di depan Gedung

kesenian pertunjukan diakhiri dengan menggunakan konsep di panggung namun

area pertunjukannya di jalan sebab Bupati beserta seluruh jajarannya menyaksikan

jalannya pertunjukan.

B. ANALISIS TENTANG POTENSI SENI RUDAT IKATAN JURU

KUNCI (IKCI) MAKAM GODOG KABUPATEN GARUT

13

Page 14: Seni Rudat Ikci Makam Godog

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa jenis kesenia yang

diteliti dalam penelitian ini adalah sanggar Seni Rudat Ikatan Juru Kunci (IKCI)

Makam Godog. Sesuai dengan nama kelompok seni tersebut bahwa semua

anggota yang tergabung di dalamnya adalah para juru kunci yang mengabdikan

dirinya untuk menjaga dan melestarikan salah satu situs makam yang sudah

dikenal khusunya oleh masyarakat Garut sendiri, bahkan sudah dikenal oleh

nasional dan internasional. Situs tersebut dinamakan dengan Makam Godog.

Situs Makam Godog merupakan salah satu makam yang dikeramatkan

oleh umat Islam, hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya umat muslim yang

berdatangan dari berbagai daerah bermaksud untuk jiarah. Menurut Wahyudin2

bahwa makam Godog ada sangkut pautnya dengan Prabu Siliwangi yang sangat

perkasa di mata masyarakat Sunda (Wawancara, Wahyudin, 2013). Pada

umumnya seluruh penjiarah yang berdatangan bertujuan untuk mendapatkan

barokah, namuan tidak sedikit banyak orang yang bertujuan untuk meminta

dengan melakukan cara yang salah dan akhirnya berujung terhadap kemusrikan.

Apabila di lihat dari aspek lingkungan bahwa kesenian Rudat IKCI ini

berada di lingkungan yang kental dengan unsur keagamaan yakni agama Islam,

sehingga seluruh aspek yang berada dalam kesenian tersebut ada kaitannya

dengan unsur-unsur agama Islam terutama yang paling gampang dideteksi yaini

dari teks lagu yang digunakan dalam sajian pertunjukan Rudat tersebut.

Setelah dilakukan penelitian di lapangan bahwa keberadaan kesenian

Rudat IKCI Makam Godog di wilayah Garut hanya satu artinya bahwa kesenian

ini merupakan satu-satunya seni Rudat yang berada di Wilayah Garut, kalaupun

ada berita bahwa kesenian tersebut ada di wilayah Lélés dan Kadungora

kabupaten Garut namun tidak ada tanda-tanda keberadaan dari jenis kesenian

Rudat tersebut (Wawancara, Apipudin, 2013).

2 Wahyudin adalah salah satu pengurus kelompok seni Rudat IKCI Makam Godog Garut, sekaligus sebagai keturunan dari keluarga makam Godog.

14

Page 15: Seni Rudat Ikci Makam Godog

Seni Rudat IKCI Makam Godog pertama didirikan pada tahun 1957 oleh

para juru kunci terdahulu – informasi siapa pendirinya tidak dapat dilacak.

Keberadaannya mengalami pasang surut yang cukup signifikan sampai-sampai

pada tahun 1978an seni Rudat ini bubar. Hal tersebut salah satunya disebabkan

oleh faktor penggenerasian yang tidak baik, tentunya tidak terlepas dari minat

masyarakat yang kurang mengapresiasi terhadap seni Rudat tersebut.

Di samping itu dikarenakan seni Rudat ini berada di lingkungan para juru

kunci yang sangat erat kaitannya dengan unsur genetic, sehingga image tersebut

sudah terbentuk di masyarakat sekitar yang mengakibatkan adanya kesenjangan

antara masyarakat dengan keluarga juru kunci tersebut. Hal tersebut berefek

kurang baik terhadap perkembangan seni Rudat itu sendiri karena ketika di antara

anggota keluarga sudah kurang minat terhadap seni tersebut bahkan sama sekali

tidak suka, maka hasil akhir keberadaan dari kesenian tersebut menjadi punah

yang dikarenakan tidak adanya peminat dari anggota keluarga berikutnya untuk

mendalami seni Rudat tersebut.

Padahal pada hakekatnya seni Rudat ini dapat dipelajari oleh seluruh

elemen masyarakat baik yang ada keturunan dari para juru kunci ataupun tidak.

Hal tersebut sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh salah satu pengurus seni

Rudat sekaligus anak salah satu juru kunci Makam Godog yang bernama Sopadi.

Dia mengungkapkan bahwa:

“Seni Rudat ini dapat dipelajari dan didalami oleh siapapun, dan tanpa memandang bulu atau unsur genetic sehingga keberadaan seni Rudat ini dapat bertahan bahkan terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan saat ini, namun tentunya tidak merubah tatanan esensi yang sudah terbentu sebelumnya, agar tercipta seni Rudat yang lebih menarik dan mengikat minat masyarakat umum untuk menyaksikan terlebihnya mendalami seni Rudat tersebut”. (Wawancara, Sopadi, 2013).3

Tahun 2003 seni Rudat Makam Godog terbentuk lagi yang diprakarsai

oleh H. Ahmad Endang, kemudian kelompok seni Rudat tersebut diberi nama seni

3 Pernyataan Sopadi juga dikuatkan oleh Wahyudin.

15

Page 16: Seni Rudat Ikci Makam Godog

Rudat Ikatan Juru Kunci (IKCI) Makam Godog. H. Ahmad Endang sendiri di

perkumpulan seni Rudat ini posisinya sebagai pemimpin.

Pada masa kepemimpinan H. Ahmad Endang seni Rudat IKCI

berkembang lebih pesat dibanding dengan sebelumnya, hal tersebut didukung juga

oleh para anggotanya peduli terhadap perkembangan seni tersebut. Salah satu

langkah yang dilakukannya yaitu dengan membuat legalitas untuk seni Rudat

IKCI Makam Godog sendiri sehingga keberadaannya diakui oleh pemerintah

kabupaten Garut.

Selain itu sistem kepengurusannya disusun dengan baik – sebagaimana

yang sudah utarakan pada tabel diagram 1, sehingga sistem organinasi dalam

kepengurusan seni Rudat IKCI Makam Godog sudah berjalan dengan baik hingga

saat ini. Usaha-usaha pendekatan dengan pemerintah pun kerap dilakukan dengan

baik, hal tersebut berdampak baik terhadap perkembangan seni Rudat sendiri

karena sudah mulai mendapatkan perhatian dari pemerintah kabupaten Garut.

Sebagai bukti bahwa seni Rudat IKCI Makam Godog mendapatkan

perhatian oleh pemerintah kabupaten Garut yakni setiap tahun selalu mengundang

kelompok seni Rudat IKCI Makam Godog untuk tampil di acara peringatan ulang

tahun kota Garut, dan event-event lainnya yang ada sangkut pautnya dengan

kepentingan pemerintahan.

Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya bahwa seni Rudat IKCI

Makam Godog ini juga secara rutin dipentaskan pada acara ‘Ngalungsur Pusaka’

yang dilaksanakan di wilayah Makam keramat Godog setiap tanggal empat belas

Mulud. Acara tersebut erat kaitannya dengan upacara ritual yang rutin dilakukan

oleh seluruh anggota keluarga Makam Keramat Godog.

Seluruh anggota yang terhimpun dalam kelompok seni Rudat Ikatan Juru

Kunci Makam Godog kira-kira sebanyak dua puluh lima orang, jumlah tersebut

diklasifiksikan sebagai berikut.

16

Page 17: Seni Rudat Ikci Makam Godog

1. Empat orang penabuh rebana;

2. satu orang penabuh bedug;

3. satu orang vokalis; dan

4. dua belas orang penari Pencak Silat.

Jadi, jumlah pelaku seni yang berperan sebagai pemain adalah delapan

belas orang. Sementara sisanya adalah bertugas sebagai crew dan mengurus hal-

hal yang ada hubungannya dengan kepentingan pentas serta kepentingan lainnya.

Adapun susunan pemain beserta tugas di kelompok seni Rudat IKCI Makam

Godog dipaparkan dalam tabel di bawah ini, yakni sebagai berikut.

N

O Nama Keterangan

1 Apipudin Pemain Terbang

2 E. Suryana Pemain Terbang

3 Mahmud Pemain Terbang

4 Iman Pemain Terbang

5 D. Hidayat Pemain Bedug

6 Rosmala Vokalis

7 Indri Penari Pencak Silat

8 Rahma Penari Pencak Silat

9 Santi Penari Pencak Silat

10 Widaz Penari Pencak Silat

11 April Penari Pencak Silat

12 Pina Penari Pencak Silat

13 Mattaqin Penari Pencak Silat

14 Dodi Penari Pencak Silat

17

Page 18: Seni Rudat Ikci Makam Godog

15 Zaenal Penari Pencak Silat

16 Aziz Penari Pencak Silat

17 Imron Penari Pencak Silat

18 Sandi Penari Pencak Silat

19 Wahyudin Crew

20 Ahmad Crew

21 Rahman Crew

22 Budi Crew

23 Endang Crew

24 Dian Crew

25 Ujang Crew

Tabel 2Komposisi anggota beserta tugas dalam setiap kali pentas seni Rudat IKCI Makam Godog.

Seperti yang sudah diutarakan di atas bahwa anggota dari seni Rudat IKCI

Makam Godog terbuka untuk umum dan tanpa syarat. Jadi tidak hanya keluarga

dari para juru kunci yang masuk ke kelompok seni ini, akan tetapi seluruh

masyarakat yang berminat untuk mendalami kesenian ini bisa masuk menjadi

anggota seni Rudat IKCI Makam Godog.

Seluruh anggota yang tergabung dalam kelompok seni Rudat IKCI Makam

Godog wilayah usianya kira-kira dari umur enam belas tahun samapi enam puluih

lima tahun. Akan tetapi apabila ada yang mau bergabung umur tidak menjadi

batasan, hanya saja kelayakan untuk pentas merupakan salah satu faktor utama

yang dijadikan sebagai panduan. Karena apabila ada anggota baru misalnya

belum menguasai tabuhan, nyanyian, dan tarian yang ditampilkan setiap pentas

maka akan diutamakan bagi anggota yang sudah mahir dan menguasai seluruh

repertoar yang ada dalam sajian pertunjukan seni Rudat tersebut.

18

Page 19: Seni Rudat Ikci Makam Godog

Ketika seni Rudat IKCI Makam Godog dibentuk kembali kira-kira tahun

2003, para anggota generasi baru mendapatkan pengetahuan dan keterampilan

dalam hal menabuh alat musik dan menyanyi dari para senior terdahulu. Terdapat

unsur positif dan negatif dalam hal pengajaran dan pendapatan ilmu yang

didapatkan oleh generasi baru. Positifnya adalah adanya perkembangan yang

cukup baik dalam hal keterampilan menabuh, namun dibalik itu terdapat hal

negatif yakni adalanya beberapa repertoar yang tidak tersampaikan kepada para

genereasi berikutnya disebabkan oleh faktor yang diluar batasan manusia, salah

satunya adalah lupa. Walaupun sebenarnya hal tersebut merupakan satu kewajaran

yang kerap dialami oleh manusia, akan tetapi akan merubah tatanan orsinalitas

dari seni Rudat tersebut.

Proses pelatihan tersebut dilakukan selama kurang lebih satu tahun, yakni

dari tahun 2003 sampai awal tahun 2004. Setelah keberadaan kelompok seni ini

diakui dan mendapatkan legalitas dari pemerintahan Kabupaten Garut, pada awal

tahun 2004 tepatnya bula April seni Rudat IKCI Makam Godog mendapatkan

sebuah kehormatan untuk tampil di acara MTQ tingkat Jawa Barat yang

dilaksanakan di Kabupaten Garut. Kesempatan tersebut merupakan sebuah

moment yang berharga bagi kelompok seni ini karena bagi generasi baru

undangan tersebut merupakan penampilan perdana.

Mengeni konsep penggenerasian, para pengurus Rudat IKCI Makam

Godog tidak membatasi bagi masyarakat yang ingin mempelajari kesenian

tersebut, artinya bahwa siapa saja yang mau mendalami kesenian Rudat IKCI

Makam Godog terbuka dengan lapang baik yang bernotabene warga Makam

Godog sendiri atau peminat yang berasal dari luar kabupaten Garut. Namun

sampai saat ini pengurus memfokuskan bagi generasi muda yang berasal dari

wilayah Makam Godog sendiri.

Seperti yang sudah dikemukakan sebelumnya bahwa perkumpulan seni

Rudat IKCI Makam Godog ini merupakan satu-satunya kelompok Rudat yang

berada di wilayah Kabupaten Garut, kalaupun sempat ada berita terdapat

19

Page 20: Seni Rudat Ikci Makam Godog

kelompok yang sama di daerah Leles dan Kadungora – Garut – tetapi

keberadaannya tidak ditemukan sampai sekarang.

Dikarenakan kurangnya apresiasi dari masyarakat umum terhadap

pertunjukan Rudat, maka hal tersebut berdampak signifikan terhadap frekuensi

banyaknya pentas dalam satu tahun. Menurut data yang diperoleh bahwa

kelompok seni Rudat IKCI Makam Godog melakukan pertunjukan paling sedikit

dua kali dalam se-tahun. Pada tahun ini terakhir kali dipentaskan pada acara

‘Ngalungsur Pusaka’ yang dilaksanakan pada empat belas Mulud tepatnya

tanggal tujuh belas Februari, kemudian yang ke dua dipentaskan dalam acara hari

jadi Kabupaten Garut atas permintaan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Garut. Selain ke dua event tersebut kelompok Rudat ini jarang sekali

mendapatkan permintaan manggung untuk mengisi acara-acara lainnya, kalaupun

ada bahkan ada permintaan ke luar kota, akan tetapi tidak setiap tahun

mendapatkan permintaan seperti itu. Adapun kota yang pernah disinggahi oleh

kelompok ini adalah Kota Tasikmalaya, selain itu kesenian Rudat ini juga pernag

diminta oleh salah satu stasion televisi swasta untuk diambil gambar dan video

ketika sedang melakukan pertunjukan.

Mengenai kostum dan tata rias, kelompok seni Rudat IKCI Makam Godog

tidak menggunakan kostum yang glamour akan tetapi menggunakan pakaian khas

culture Sunda yakni untuk pemain musik menggunakan baju dan celana pangsi

berwarna hijau, kemudian penutup kepalanya menggunakan iket4. Untuk alas kaki

menggunakan sandal gunung supaya pergerakan ketika berjalan atau arak-arakan

lebih ringan dan fleksibel serta lebih efisien.

Konstum untuk penari pencak silat menggunakan baju dan celana pangsi

berwarna hitam, kemudian penutup kepalanya menggunakan iket. Untuk alas kaki

juga menggunakan sandal gunung. Ada perbedaan antara kostum yang digunakan

oleh pemusik dan penari, selain terletak pada warna juga ukuran yang dipakai oleh

setiap pemainnya baik pemusik atau penari. Biasanya baju yang digunakan oleh

4 iket adalah penutup kepala khas pakaian adat istiadat Sunda.

20

Page 21: Seni Rudat Ikci Makam Godog

penari ukurannya lebih besar dari pelaku seninya, karena ketika menyajikan tarian

membutuhkan pakaian yang longgar supaya lebih nyaman ketika dipakainnya.

Sebaliknya ketika menggunakan pakaian yang lebih ketat, maka akan cepat terasa

gerah dan di badan akan terasa tidak enak. (Wawancara, Wahyudin, 2013).

Mengenai aspek tata rias, baik bagi penarii ataupun pemain musik

biasanya tidak menggunakan make up seperti penari Jaipongan, Keurseus, dan

lain-lain. Akan tetapi menggunakan bedak yang alakadarnya, fungusinya supaya

muka setiap personil tidak kelihatan berminyak.

Gambar1. Kostum yang digunakan oleh pemai musik kelompok Seni Rudat IKCI Makam Godog Garut.

(Foto, Yosep Nurdjaman Alamsyah, 2013)

21

Page 22: Seni Rudat Ikci Makam Godog

Gambar2. Konstum yang digunakan oleh penari pencak slat kelompok seni Rudat IKCI Makam Godog Garut.

(Foto Repro: Yosep Nurdjaman Alamsyah, 2013)

Pada aspek properti atau alat-alat yang digunakan dalam setiap jalannya

pertunjukan seni Rudat IKCI Makam Godog yang berfungsi untuk mendukung

dan menguatkan konsep pertunjukan yang disajikan oleh kelompok seni tersebut.

Pada proses penyajiannya kelompok Rudat ini tidak menggunakan properti yang

banyak, hal tersebut disebabkan oleh fungsi dari kesenian tersebut yang ada

kaitannya dengan ritual Makam Godog itu sendiri. Berbeda dengan jenis kesenian

yang berfungsi sebagai hiburan, maka seyogyanya alat-alat dan properti yang

digunakanpun akan banyak.

22

Page 23: Seni Rudat Ikci Makam Godog

Adapun alat yang digunakan untuk membantu jalannya pertunjukan pada

aspek instrumen musik yakni ancak5 bedug, baik digunakan pada konsep arak-

arakan atau di panggung. Namun ketika digunakan dalam konsep arak-arakan

maka diperlukan tambahan personil minimal dua orang untuk mengangkut bedug

tersebut. Properti yang digunakan oleh penari pencak silat adalah golok, namun

golok yang digunakan pun bukan golok yang tajam, akan tetapi golok yang

tumpul dan fungsinya hanya sebagai properti saja.

Alat-alat musik atau instrumen yang digunakan oleh seni Rudat IKCI

Makam Godog di antaranya adalah:

1. Terbang satu;

2. Terbang dua;

3. Terbang tiga;

4. Terbang empat; dan

5. Bedug.

Sedangkan seluruh personil atau pemain musik yang terdapat dalam seni

Rudat ini yakni berjumlah enam orang, lima pemain musik dan satu orang sebagai

vokalis. Apabila ditambah dengan penari pencak silat dan crew seluruhnya

berjumlah dua puluh lima orang.

Di bawah ini akan dijelaskan secara organologi mengenai cara pembuatan

alat musik rebana dan bedug, yakni sebagai berikut.

a. Rebana

Secara keseluruhan bahwa alat musik yang digunakan dalam kesenian

Rudat IKCI Makam Godog ini yakni termasuk ke rumpun membranophone6.

Salah satu di antara alat musiknya adalah terbang. Sedikit penjelasan mengenai

alat musik terbang, adalah gendang yang berbentuk bundar dan pipih. Bingkai

5 Ancak adalah istilah lain dari stand atau rehel.6 Membranophone adalah waditra yang sumber bunyinya terbuat dari rentangan kulit, yang memainkannya dengan cara ditepuk menggunakan telapak tangan (Sunarto, dkk, 2011: 1).

23

Page 24: Seni Rudat Ikci Makam Godog

berbentuk lingkaran dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk ditepuk

berlapis kulit kambing. Kesenian di Indonesia, Brunei, Malaysia dan Singapura

yang sering memakai rebana adalah musik irama padang pasir, misalnya, gambus,

kasidah dan hadroh. Bagi masyarakat Melayu di negeri Pahang, permainan rebana

sangat populer, terutamanya di kalangan penduduk di sekitar Sungai Pahang.

Tepukan rebana mengiringi lagu-lagu tradisional seperti indong-indong, burung

kenek-kenek, dan pelanduk-pelanduk. Di Malaysia, selain rebana berukuran biasa,

terdapat juga rebana besar yang diberi nama Rebana Ubi, dimainkannya pada

hari-hari raya untuk mempertandingkan bunyi dan irama.7

Apabila ditarik benang merah dengan kesenian Rudat IKCI Makam Godog

yang bernotabene di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat Indonesia, setidaknya

ada beberapa kesamaan dengan terbang dari negara-negara tetangga yang satu

rumpun dengan Indonesia. Baik dari aspek fungsi maupun teknik pola permainan

alat musik terbang tersebut, namun perbedaannya terletak pada jenis kesenian

yang di dalamnya menggunakan alat musik ini, serta repertoar lagu yang disajikan

ketika diiringi oleh terbang.

Di bawah ini akan dijelaskan cara pembuatan alat musik terbang secara

organologi, yakni sebagai berikut.

1. Bahan – Bahan

Untuk membuat rebana diperlukan bahan dasar dan bahan tambahan.

Adapun bahan dasar pembuatan rebana adalah kulit kambing dan kayu. Jenis kayu

yang digunakan antara lain :

a. Kayu Mangga;

b. Kayu Karet;

c. Kayu Asem; dan

d. Kayu Hujan.

7 Sumber dari http://wonkurep.blogspot.com/2012/03/cara-membuat-rebana-alat-musik.html?m=i. 27-05-13. 11:34am.

24

Page 25: Seni Rudat Ikci Makam Godog

Sedangkan bahan tambahan pembuatan Rebana yang tidak kalah penting adalah :

a. Kapur

Dipakai sebagai campuran air untuk merendam kulit yang berfungsi untuk

merontokkan bulu kulit kambing sampai benar-benar bersih tidak ada kulitnya.

b. Oker (cat)

Tepung oker yang telah dicampur dengan pengencer (minyak cat) berfungsi

sebagai cat.

c. Minyak cat (pengencer)

Terdiri atas sangka dan senderlak yang telah dicampur dengan bensin. Bahan ini

sebagai bahan tambahan utama yang berfungsi untuk mencampur atau

mengencerkan bahan tambahan lainnya.

d. Dempul

Tepung dempul yang telah dicampur dengan minyak cat berfungsi untuk

meratakan permukaan kayu sehingga permukaaan kayu menjadi halus.

e. Sengwit

Sengwit mempunyai dua fungsi yaitu:

1) Sengwit yang dicampur dengan minyak cat digunakan untuk mengecet

bagian dalam; dan

2) Sengwit yang dicampur air dingin dipakai untuk memutihkan kulit.

f. Folitur/Sirlak

25

Page 26: Seni Rudat Ikci Makam Godog

Terdiri atas sirlak dan spirtus yang berfungsi untuk mengkilapkan pengecetan.

g. Brown (cat mas)

Tepung Brown ini dicampur dengan mengenceri bahan, ini dipakai untuk hiasan.

h. Belanga hitam

Dicampur dengan mengenceri bahan, ini digunakan untuk memberi warna hitam

pada kulit untuk lembaran.

i. Lilin malam

Dipakai untuk melicinkan kluwung dan kulit pada saat pewangkisan.

2. Peralatan

Adapun peralatan yang digunakan antara lain :

a. Mesin bubut: Dipakai untuk membuat menjadi kluwung;

b. Gaman: Mempunyai 3 bentuk yang berbeda begitu pula fungsinya :

1) Pipih, digunakan untuk melubangi kluwung untuk tenpat kericik;

2) Runcing lurus, digunakan untuk membentuk kayu bawah dalam; dan

3) Runcing bentuk arit kecil.

c. Sugu, digunakan untuk memperhalus bentuk kluwung;

d. Alat wingkisan dan Pancir, digunakan untuk meletakkan dan mengencangkan

kulit pada kluwung;

e. Kompor kecil khusus, digunakan untuk menguatkan kluwung dengan cara

membakar kluwung diatas kompor kecil tersebut;

26

Page 27: Seni Rudat Ikci Makam Godog

f. Kertas amplas, digunakan untuk mengamplas kayu dempulan atau bulu yang

masih menempel di kulit;

g. Batu apung dan air, digunakan untuk menghilangkan gaji/lemak yang masih

menempel pada kulit;

h. Palu kecil berfungsi:

1) Untuk merekat kulit pada kluwung; dan

2) Untuk merekatkan timbel atau timah biasa pada rebana, jika memakai

timah hias atau timbel.

i. Paku payung, digunakan untuk penghias pinggiran kayu sebagai pengganti

timbel atau timah hias;

j. Kericik, digunakan sebagai penghias atau bunyi rebana; dan

k. Timah atau Timbel, digunakan untuk menghias rebana jika diperlukan.

3. Proses Pembuatan

Pertama potonglah kayu dibubut dengan menggunakan mesin bubut dan

gaman sehingga membentuk kluwung, kemudian diperindah bentuknya dengan

mengunakan sugu, setelah halus kluwung dijemur selama beberapa hari sampai

benar-benar kering supaya apabila diamplas cepat halus dan memperindah rebana,

lalu dipanaskan dibakar di atas kompor agar permukaan kluwung tampak lebih

halus. Kemudian kluwung diamplas dan dilapisi dengan oker tipis sebagai

dasarnya kemudian dijemur atau dikeringkan di bawah terik matahari.

Setelah oker mengering kluwung dikuliti, diwangkis dengan menggunakan

wingkisan dan pancir, sebelum diwangkis kluwung diolesi dengan lilin malam

sehingga kulit mudah ditarik, kulit yang telah dibasahi air diletakkan pada

27

Page 28: Seni Rudat Ikci Makam Godog

kluwung dengan menggunakan kawat dan dikaitkan erat-erat pada kawat yang

terdapat pada alat wingkisan. Setelah dikuatkan rebana dijemur bersama

wingkisan tersebut, setelah kering dikuatkan lagi dan akhirnya dipaku dengan

menggunakan “prepetan” kulit yang tidak terpakai dipotong sehingga bentuk

rebana menjadi rapi.

Agar kelihatan halus rebana didempul dan diamplas setelah kering bagian

rebana dilapisi sengwit yang telah dicampur dengan bahan pengencer, sedangkan

untuk bagian luarnya dicat dengan dilapisi oker yang berbeda dengan warna oker

atas rebana. Setelah oker kering, rebana disirsakan atau diplistur agar lebih

mengkilap kemudian rebana dijemur sampai kering di bawah terik matahari, lalu

diberi warna brown atau emas antara bagian atas dan alas.

Untuk pinggiran rebana dipasang potongan kulit yang yang dicat hitam

dalam belanga dengan menggunakan paku payung atau timbel dan paku. Untuk

proses terakhir, kericik dipasang pada lubang yang terdapat pada pinggiran rebana

yang telah dibuat khusus, masing-masing lubang dipasang dua kericik.

Gambar3. Salah satu terbang yang digunakan oleh kelompok seni Rudat IKCI Makam Godong Kabupaten Garut.

(Foto. Repro; Yosep Nurdjaman A, 2013)

28

Page 29: Seni Rudat Ikci Makam Godog

Gambar4. Permainan terbang ketika sedang pertunjukan dalam konsep arak-arakan

(Foto. Repro: Yosep Nurdjaman A, 2013)

b. Bedug

Bedug senantiasa dikaitkan dengan media panggil peribadatan. Ada

pendapat tradisi bedug dikaitkan dengan budaya Cina. Adanya Bedug dikaitkan

dengan ekspedisi pasukan Cheng Ho abad ke-15. Laksamana utusan kekaisaran

Ming yang Muslim itu menginginkan suara bedug di mesjid-mesjid, seperti

halnya penggunaan alat serupa di kuil-kuil Budha di Cina. Ada pula pendapat

bedug berasal dari tradisi drum Cina yang menyebar ke Asia Timur, kemudian

masuk Nusantara.

Namun menurut Drs M Dwi Cahyono, arkeolog dari Universitas Negeri

Malang yang melakukan studi bedug di Jawa bersama tim Sampoerna Hijau, pada

masa prasejarah, nenek moyang kita juga sudah mengenal nekara dan moko,

sejenis genderang dari perunggu. Pemakaiannya berhubungan dengan religi minta

hujan.

 

Kata Bedug juga sudah disinggung dalam kidung Malat, sebuah karya

sastra berbentuk kidung. Susastra kidung berisi cerita-cerita panji. Umunya ditulis

pada zaman Mahapahit, dari kurun waktu abad ke 14-16 Masehi. Dalam Kidung

29

Page 30: Seni Rudat Ikci Makam Godog

Malat dijelaskan, instrumen musik membrafaon bedug dibedakan antara bedug

besar yang diberi nama teg-teg dengan bedug ukuran biasa.

 

Bedug pada masa itu berfungsi sebagai alat komunikasi dan penanda

waktu seperti perang, bencana alam, atau hal mendesak lainnya. Dibunyikan pula

untuk menandai tibanya waktu. Maka ada istilah dalam bahasa Jawa: wis wanci

keteg. Artinya ”sudah waktu siang” yang diambil dari waktu saat teg-teg

dibunyikan.

 

Cornelis De Houtman dalam catatan perjalanannya D’eerste Boek menjadi

saksi keberadaan bedug yang sudah meluas pada abad ke-16. Ketika komandan

ekspedisi Belanda itu tiba di Banten, ia menggambarkan di setiap perempatan

jalan terdapat genderang yang digantung dan dibunyikan memakai tongkat

pemukul yang ditempatkan di sebelahnya. Fungsinya sebagai tanda bahaya dan

penanda waktu. Kesaksian ini jelas menunjuk pada bedug.8

 

Kendati demikian, pengaruh Cina pun tidak dinafikan. Dilihat dari sisi

konstruksi, teknik pemasangan tali/pasak untuk merekatkan selaput getar ke

resonator pada bedug Jawa, mirip pada cara yang digunakan pada bedug di Asia

Timur seperti Jepang, Cina, atau Korea. Bukti lain terlihat pada penampilan arca

terakota yang ditemukan di situs Trowulan. Arca-arca prajurit berwajah

Mongoloid itu tampak menabuh tabang-tabang, sejenis genderang yang

terpengaruh budaya timur tengah. Kemungkinannya itulah instrumen musik yang

dimainkan orang-orang Cina Muslim di ibukota Majapahit.

 

Menariknya, tabang-tabang sebenarnya merupakan instrumen musik yang

sudah ada sejak masa Hindu-Budha. Di dalamnya ada pengaruh kuat dari India

dan budaya Semit beragama Islam. Namun diperkenalkan dan dimainkan oleh

masyarakat Cina Muslim.

8 Sumber dari: https//m.facebook.com/note.php?note_id=243137805721010. 14-04-13. 09:58.

30

Page 31: Seni Rudat Ikci Makam Godog

Jadi, bedug bisa dikatakan contoh perwujudan akulturasi budaya waditra

(instrumen musik membrafon, di mana secara fisiografis terjadi perpaduan antara

waditra membrafon etnik Nusantara dengan waditra sejenis dari luar seperti

India, Cina, dan Timur Tengah.

 

Pada Muktamar NU ke-11 di Banjarmasin Kalimanatan Selatan 1936

kembali mengukuhkan penggunaan Bedug dan kentongan, bahwa pemakaian

kedua alat tersebut di mesjid-mesjid sangat diperlukan untuk memperbesar syiar

Islam. Dengan adanya keputusan itu serangan Islam modernis bisa dieliminir, dan

tradisi pemakaian bedug terus dipertahankan.

 

Pada masa orde baru ketika organisasi NU mulai ditekan sementara Islam

modernis mulai mendapat tempat, maka ”debedukisasi” dilakukan, sehingga

banyak bedug-bedug bersejarah yang hilang dan sebagian besar digudangkan.

Kemudian dikembangkan program speakerisasi, sehingga hampir tiap mesjid yang

sudah dihilangkan bedugnya diganti dengan memasang speaker di menara atau di

kubah. Hanya di lingkungan masjid NU dan kelompok Islam bermazhab seperti

Perti, Al Washliyah, Mathlaul Anwar dan sebagainya, atau mesjid yang belum

diambil oleh kelompok Islam modernis tetap memakai bedug. Hal itu menjadi

petanda masjid yang dikelola oleh Islam bermazhab dengan Islam modernis yang

tidak bermazhab.

1 Cara Pembuatan Bedug

 

Pada awalnya, kambing atau sapi dikuliti. Kulit hewan yang biasa dibuat

sebagai bahan baku bedug antara lain: Kulit kambing, sapi, kerbau, dan banteng.

Kulit sapi putih memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan kulit sapi

coklat.

 

31

Page 32: Seni Rudat Ikci Makam Godog

Sebab, kulit sapi putih lebih tebal dari pada kulit sapi coklat, sehingga

bunyi yang dihasilkannya akan berbeda disamping, keawetannya yang lebih

rendah. Kemudian, kulit tersebut direndam ke dalam air detergen sekitar 5-10

menit.

 

Jangan terlalu lama agar tidak rusak. Lalu, kulit dijemur dengan cara

dipanteng (digelar) supaya tidak mengerut. Setelah kering, diukur diameter kayu

yang sudah dicat dan akan dibuat bedug. Seteleh selesai diukur, kulit tersebut

dipasangkan pada kayu bonggol kayu yang sudah disiapkan. Proses penyatuan

kulit hewan dengan kayu dilakukan dengan paku dan beberapa tali-temali.

2 Macam Macam Bedug

 

a. Bedug Drum

 

Gambar5. Bedug yang resonatornya terbuat dari bahan drum.(Foto. Repro: Yosep Nurdjaman. A, 2013)

32

Page 33: Seni Rudat Ikci Makam Godog

b. Bedug Kayu

 

Gambar6. Bedug yang resonatornya terbuat dari bahan kayu.(Foto. Repro: Yosep Nurdjaman A, 2013)

c. Bedug Kayu Pernis

 

Gambar7. Bedug yang resonatornya terbuat dari bahan kayu pernis.

(Foto. Repro: Yosep Nurdjaman A, 2013)

33

Page 34: Seni Rudat Ikci Makam Godog

3. Bedug Terbesar Di dunia 

Bedug terbesar di dunia berada di dalam Masjid Darul Muttaqien,

Purworejo. Bedug ini merupakan karya besar umat Islam yang pembuatannya

diperintahkan oleh Adipati Tjokronagoro I, Bupati Purworejo pertama. Dibuat

pada tahun 1762 Jawa atau 1834 M dan diberi nama Kyai Begelan. Ukuran atau

spesifikasi bedug ini adalah: Panjang 292 cm, keliling bagian depan 601 cm,

keliling bagian belakang 564 cm, diameter bagian depan 194 cm, diameter bagian

belakang 180 cm. Bagian yang ditabuh dari bedug ini dibuat dari kulit banteng.

Bedug raksasa ini dirancang sebagai “sarana komunikasi” untuk mengundang

jamaah hingga terdengar sejauh-jauhnya lewat tabuhan bedug sebagai tanda waktu

shalat menjelang adzan dikumandangkan.

Gambar8. Bedug terbesar di dunia(Foto. Repro: www.goole.com, 2013)

34

Page 35: Seni Rudat Ikci Makam Godog

Sementara bedug yang digunakan oleh kelompok seni Rudat IKCI Makam

Godog Kabupaten Garut adalah seperti gambar di bawah ini.

Gambar9. Bedug yang digunakan oleh kelompok seni Rudat IKCI Makam Godog Kabupaten Garut.

(Foto. Repro: Yosep Nurdjaman A, 2013)

Berbicara masalah pewarisan tentunya pengurus seni Rudat IKCI Makam

Godog sudah memikirkannya jauh-jauh hari, supaya jenis kesenian yang

merupakan satu-satunya di Kabupaten Garut ini tetap bertahan di masa sekarang

dan yang akan datang.

Wahyudin menuturkan bahwa saat ini pengurus seni Rudat IKCI Makam

Godog sedang melaksanakan program didikan kepada anak-anak yang ingin

mempelajari dan mendalami seni Rudat ini (wawancara, Wahyudin, 2013).

Walaupun sebenarnya tidak menutup kemungkinan bagi siapapun dan umur

berapapun apabila ingin mempelajari dan mendalami seni Rudat IKCI Makam

Godog bida langsung datang ke Makam Godog dan daftar kepada pengurusnya.

35

Page 36: Seni Rudat Ikci Makam Godog

Dengan dilaksanakannya program tersebut maka keberadaan seni Rudat

IKCI Makam Godog akan tetap terjaga dan berkembang sampai kapanpun. Miris

memang ketika melihat kondisi saat ini semakin terkikis posisi kesenian

trasidional dengan semakin derasnya pengaruh musik barat terhadap musik

konvensional. Hal ini harus dibuat strategi yang bagus agar gejolak pengaruh

musik luar terhadap musik lokal bisa diminimalisir sehingga keduanya dapat

mengalir dengan baik dan tidak saling membunuh satu sama lain.

Salah satunya dengan diciptakannya Program seperti apa yang sudah

dilakukan oleh para pengurus seni Rudat Makam Godog, maka keberadaan seni

konvensional akan tetap terjaga dengan baik dan dapat terus dikembangakan

sesuai dengan perkembangan jaman. Akan tetapi tidak menghilangkan esensi dari

seni-seni konvensional tersebut.

Salah satu kelemahan yang dimiliki oleh pengurus kelompok seni Rudat

ini yakni kuranya kepedulian untuk mendokumentasikan ketika pertunjukan,

mungkin salah satu penyebabnya yakni jarangnya frekuensi pentas atau

pertunjukan, sehingga tidak terlalu memperhatikan aspek pendokumentasian.

Banyak hambatan yang dialami oleh pengurus seni Rudat IKCI Makam

Godog dalam melaksanakan misi konservasi terhadap seni tersebut. Tidak

dipungkiri bahwa faktor bantuan dari pemerintahan setempat yang dipandang

kurang respon terhadap seni Rudat ini. Faktor kedekatan menjadi hal yang lumrah

untuk mensejahterakan jenis kesenian yang ada di Garut, sehingga timbul

ketidakmerataan dalam hal perhatian dari pemerintahan. Hal tersebut dapat

dibuktikan dengan hanya satu kali event disparbud mengundang kelompok seni

Rudat IKCI Makam Godog dalam setahun yakni pada acara ulang tahun

Kabupaten Garut.

36

Page 37: Seni Rudat Ikci Makam Godog

Hambatan yang lainnya yakni pada SDM yang mengelola seni tersebut.

Salah satu hal yang perlu dilakukan oleh pengurus seni Rudat ini yakni

pentingnya dilakukan apresiasi terhadap seni-seni lainnya sehingga akan muncul

perkembangan dalam seni Rudat tersebut.

Hingga saat ini keberadaan seni Rudat IKCI Makam Godog apabila dilihat

dari sisi perkembangan, belum terdapat perkembangan yang signifikan ketika

dibandingkan dengan bentuk fisik dari seni Rudat IKCI Makam Godog generasi

sebelumnya. Akan tetapi perkembangan dapat dilihat dari kepengurusan yang

dibentuk oleh para anggota seni Rudat tersebut. Hal ini merupakan sebuah

kemajuan untuk melakukan pendekatan dengan unsur-unsur yang akan

mendukung terhadap perkembangan seni Rudat IKCI Makam Godog tersebut.

C. REKOMENDASI UNTUK SENI RUDAT IKATAN JURU KUNCI

(IKCI) MAKAM GODOG KABUPATEN GARUT

Setelah peneliti melakukan pengamatan terhadap seni Rudat IKCI Makam

Godog, banyak peluang yang dapat dikembangan. Artinya bahwa terdapata

beberapa aspek yang dapat elaborasi agar seni Rudat tersebut lebih menarik dalam

dalam segala aspek.

Asep pertama yang perlu dielaborasi adalah pada tataran konsep

pertunjukan. Peneliti mencoba menganalisis konsep pertunjukan sebelumnya,

bahwa menurup fikiran hemat peneliti pertunjukannya kurang menarik, monoton,

struktur pertunjukannya pun perlu ada perubahan konsep. Di mana struktur

pertunjukan sebelumnya langsung diawali dengan lagu bubuka sampai lagu

terakhir – konsep pertunjukan di panggung. Begitupun dengan konsep

pertunjukan arak-arakan, walaupun pada dasarnya konsep ini dinilai lebih

menarik dibanding dengan konsep di panggung, namun perlu dilakukan

37

Page 38: Seni Rudat Ikci Makam Godog

perubahan-perubahan dalam pertunjukannya sehingga terwujud sebuah integritas

yang baik.

Selain dalam konsep Pertunjukan, aspek yang perlu dielaborasi adalah

kostum yang digunakan oleh kelompok seni Rudat IKCI Makam Godog. Seperti

yang sudah diimplementasikan sebelumnya bahwa kostum yang digunakan oleh

kelompok Rudat ini hanya menggunakan baju dan celana pangsi pangsi dan

penutup kepalanya menggunakan iket – baik bagi pemusik maupun penari pencak

silat.

Alangkah lebih menariknya apabila dilakukan elaborasi pada kostum yang

digunakan oleh kelompok seni Rudat ini, supaya tidak hanya pada aspek

petunjukan saja, akan tetapi penonton pun dibuat takjub dengan kostum yang

digunakan. Dalam hal ini dibutuhkan desainer yang profesional, agar kostum yang

diciptakannya dapat disesuaikan dengan kondisi pentas. Artinya bahwa kostum

yang dipakai pada waktu konsep pertunjukan di panggung dengan arak-arakan

berbeda, sehingga para pemain pun nyaman menggunakan kostumnya.

Aspek selanjutnya yang dipandang perlu dilakukan elobarasi yakni pada

titik managerialnya, artinya bahwa dibutuhkan team managemen dalam hal ini di

dalamnya adalah kepengurusan dari seni Rudat IKCI Makam Godog yang lebih

professional. Hal tersebut dimaksudkan supaya pengelolaan bagi seni Rudat

tersbut dilakukan dengan lebih baik, hal tersebut bertujuan agar hal-hal yang

sifatnya promosi kepada masyarakat luas tentang kelompok seni Rudat IKCI

Makam Godog ini dapat dilakukan dengan baik, sehingga gaungnya lebih dikenal

oleh masyarakat luas.

38

Page 39: Seni Rudat Ikci Makam Godog

Daftar Pustaka

Sunarto, dkk. 2011. “Buku ajar Alat Tepuk (Kendang) I Semester I”. Bandung: Jurusan Karawitan Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung.

https//m.facebook.com/note.php?note_id=243137805721010. 14-04-13. 09:58am.

Sumber dari http://wonkurep.blogspot.com/2012/03/cara-membuat-rebana-alat-musik.html?m=i. 27-05-13. 11:34am.

39

Page 40: Seni Rudat Ikci Makam Godog

LAMPIRAN 1

DAFTAR NARASUMBER

1. Nama : H. Ahmad Endang.

Alamat : Godog Makam, RT.01/RW.10, Desa Lebak Agung,

Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut.

Jenis Kelamin : Laki-laki.

Usia : 85 (delapan puluh lima) tahun.

Peranan

dalam seni tersebut : Pemimpin kelompok Seni Rudat IKCI Makam

Godog Garut.

Latar belakang

pendidikan : Sekolah Rakyat.

Lama keterlibatan

dalam seni tersebut : dari tahun 2004.

2. Nama : Apipudin

Alamat : Godog Makam, RT.01/RW.10, Desa Lebak Agung,

Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut.

Jenis Kelamin : Laki-laki.

Usia : 63 (enam puluh tiga) tahun.

Peranan

dalam seni tersebut : Pemain instrumen musik terbang

Latar belakang

pendidikan : Sekolah Rakyat.

Lama keterlibatan

dalam seni tersebut : dari tahun 2004.

40

Page 41: Seni Rudat Ikci Makam Godog

3. Nama : E. Suryana

Alamat : Godog Makam, RT.01/RW.10, Desa Lebak Agung,

Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut.

Jenis Kelamin : Laki-laki.

Usia : 50 (lima puluh tahun) tahun.

Peranan

dalam seni tersebut : Pemain instrumen musik terbang.

Latar belakang

pendidikan : Sekolah Menengah Pertama.

Lama keterlibatan

dalam seni tersebut : dari tahun 2004.

4. Nama : Mahmud

Alamat : Godog Makam, RT.01/RW.10, Desa Lebak Agung,

Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut.

Jenis Kelamin : Laki-laki.

Usia : 48 (empat puluh delapan) tahun.

Peranan

dalam seni tersebut : Pemain instrumen musik terbang.

Latar belakang

pendidikan : Sekolah Dasar.

Lama keterlibatan

dalam seni tersebut : dari tahun 2004.

5. Nama : Iman

Alamat : Godog Makam, RT.01/RW.10, Desa Lebak Agung,

Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut.

Jenis Kelamin : Laki-laki.

Usia : 18 (delapan belas) tahun.

Peranan

dalam seni tersebut : Pemain instrumen musik terbang.

41

Page 42: Seni Rudat Ikci Makam Godog

Latar belakang

pendidikan : Sekolah Menengah Pertama.

Lama keterlibatan

dalam seni tersebut : dari tahun 2008.

6. Nama : D. Hidayat

Alamat : Godog Makam, RT.01/RW.10, Desa Lebak Agung,

Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut.

Jenis Kelamin : Laki-laki.

Usia : 50 (lima puluh) tahun.

Peranan

dalam seni tersebut : Pemain instrumen musik bedug.

Latar belakang

pendidikan : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.

Lama keterlibatan

dalam seni tersebut : dari tahun 2004.

7. Nama : Rosmala

Alamat : Godog Makam, RT.01/RW.10, Desa Lebak Agung,

Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut.

Jenis Kelamin : Perempuan.

Usia : 35 (tiga puluh lima) tahun.

Peranan

dalam seni tersebut : Vokalis.

Latar belakang

pendidikan : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.

Lama keterlibatan

dalam seni tersebut : dari tahun 2004.

42

Page 43: Seni Rudat Ikci Makam Godog

8. Nama : Sopadi

Alamat : Godog Makam, RT.01/RW.10, Desa Lebak Agung,

Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut.

Jenis Kelamin : Laki-laki.

Usia : 44 (empat puluh empat) tahun.

Peranan

dalam seni tersebut : Crew

Latar belakang

pendidikan : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.

Lama keterlibatan

dalam seni tersebut : dari tahun 2004.

9. Nama : Wahyudin

Alamat : Godog Makam, RT.01/RW.10, Desa Lebak Agung,

Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut.

Jenis Kelamin : Laki-laki.

Usia : 40 (empat puluh) tahun.

Peranan

dalam seni tersebut : Pengurus

Latar belakang

pendidikan : Sarjana.

Lama keterlibatan

dalam seni tersebut : dari tahun 2004.

Personil selanjutnya adalah para penari pencak silat yang terhimpun ke

dalam perkumpulan Gajah Putih. Seluruh penari yang ikut dalam perkumpulan

seni Rudat IKCI Makam Godog sebanyak 12 orang atau enam pasang laki-laki

dan perempuan. Seluruh penari pencak silat tersebut berasal dari daerah yang

sama seperti para pemain musik lainnya, kemudian batasan umurnya antara 13-30

tahun. Mereka ada yang masih sekolah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama,

43

Page 44: Seni Rudat Ikci Makam Godog

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, dan ada yang sudah kerja. Terakhir bahwa mereka

bergabung dengan seni Rudat IKCI Makam Godog rata-rata tahun 2008.

44