sikap dosen terhadap pendekatan pembelajaran integrasi …digilib.uin-suka.ac.id/8854/1/erika...

13
SIKAP DOSEN TERHADAP PENDEKATAN PEMBELAJARAN ESTTEGRASI-EXrrERKONEKSI Erika Setyanti Kusuma Putri* Sulistyaningsih Program Studi Psikologi, FakuItas IImu Sosial dan Humaniora, Universitas IsIam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta 55281 Transformation Religion Institute of State Islamic Sunan Kalijaga became State Islamic University Sunan Kalijaga brought big enough impIication in scientific improvement, curriculum and learning process. One of them is implementation of scientific and curriculum improvement use integration and interconection approach. Implementation of integration and interconective approach has been lasting for three years, actually be found much dynamic in the field. Pro and contra are happened. This is logic. Eventhough State Islamic University Sunan Kalijaga has been done efforts to transformated integration and interconective approach to whole of academic civitas through seminar, workshop, training, etc. The reality above has been interesting phenomenon to be observed, critized and evaluated. Why is still happened pro and contra in the field? How is the Iectures's attitude toward integration and interconection approach in learning process? How appreciative lectures toward implementation of integration and interconection approach in learning process? The question of problem will be analysized with qualitative and quantitative approach. Quantitative approach used questionaire and SPSS windows programme. Purpose quantitative approach just to describing UIN's !ecturer attitudes to integration and interconnection approach in learning process. ConverseIy, qualitative approach used open question, interview, and observation. Subject who invoIved this research were 35. Korespondensi: Hp. +6281575229977, Email: [email protected] Problem - Problem Pernikahan: Perspektif Psikologi Integratif - Interkonektif | 217

Upload: nguyenhuong

Post on 06-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SIKAP DOSEN TERHADAP PENDEKATANPEMBELAJARAN ESTTEGRASI-EXrrERKONEKSI

Erika Setyanti Kusuma Putri*Sulistyaningsih

Program Studi Psikologi, FakuItas IImu Sosial dan Humaniora,Universitas IsIam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta 55281

Transformation Religion Institute of State Islamic Sunan Kalijagabecame State Islamic University Sunan Kalijaga brought bigenough impIication in scientific improvement, curriculum andlearning process. One of them is implementation of scientificand curriculum improvement use integration and interconectionapproach. Implementation of integration and interconectiveapproach has been lasting for three years, actually be foundmuch dynamic in the field. Pro and contra are happened. This islogic. Eventhough State Islamic University Sunan Kalijaga hasbeen done efforts to transformated integration and interconectiveapproach to whole of academic civitas through seminar, workshop,training, etc.The reality above has been interesting phenomenon to be observed,critized and evaluated. Why is still happened pro and contra inthe field? How is the Iectures's attitude toward integration andinterconection approach in learning process? How appreciativelectures toward implementation of integration and interconectionapproach in learning process? The question of problem willbe analysized with qualitative and quantitative approach.Quantitative approach used questionaire and SPSS windowsprogramme. Purpose quantitative approach just to describingUIN's !ecturer attitudes to integration and interconnectionapproach in learning process. ConverseIy, qualitative approachused open question, interview, and observation. Subject whoinvoIved this research were 35.

Korespondensi: Hp. +6281575229977,Email: [email protected]

Problem - Problem Pernikahan: Perspektif Psikologi Integratif - Interkonektif | 217

Erika Setyanti Kusuma Putri - Sulistyaningsih

Result of this research from statistical calculation was, lecturerattitude X 246. It means 100% from sample showed appreciativewith integration and interconnection approach to learning process.But this sampel were not representative from the population,and, wo must analysing the rcsult from qualitative approach,which expIore deeper than quantitative approach. Based onresult of research can be summarized that implementation ofintegration and interconective approach is stilI happened proand versus in the field. This is cauzed it has been not optimalizedsocialization of integration and interconective approach in thefieId comprehensive.

Keywords: appreciative attitude, pro and contra, integration andinterconective approach

Pendahuluan

Pendekatan integratif-interkonektif di UIN Sunan Kalijaga telahberjalan tiga tahun. Selama kurun wakru tersebut telah terjadi dinamikayang menarik untuk bisa diamati, ditelaah, dikritisi dan dievalusi.Dalam konteks ini terkait dengan implementasi di lapangan dan sikapdosen, karena di lapangan ditemukan sikap pro dan kontra terhadapimplementasi pendekatan integrasi-interkoneksi dalam pembelajaran.Pembelajaran dimaksud meliputi: Pertama, persiapan perkuliahan yangterdiri dari silabi, referensi, kompetensi, dan karakteristik mahasiswa;Kedua, pelaksanaan perkuliahan yang mampu membangkitkan motivasimahasiswa, menekankan hubungan antara dosen dan mahasiswa,pengeIolaan kelas dan strategi. Pembelajaran tersebut harus berdasarkanparadigma integrasi dan interkoneksi dalam level: filosofis, materi,metodologi, dan strategi. Sementara sosialisasi yang telah dilakukanbaik formal (semiiiar, workshop penyusunan kurikulum dan silabidan sebagainya) maupun informaI (diskusi-diskusi ) telah dilakukanoleh UIN Sunan Kalijaga dalam rangka lebih "mengakrabkan danmenginternalisasi " pendekatan tersebut.

Berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.232/U/2000 tentang pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi,bahwa penyusunan kurilkulum perguruan tinggi harus didasarkanpada kompetensi Program studi yang berorientasi internasional dangIobalisasi. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.

218 | Jurnal Psikologi, Vol. I, No. 2, Desember 2008

Sikap DosenTerhadap Pendekatan PembelajaranIntegrasi-Interkoneksi

045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi, disebutkanbahwa yang dimaksud kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas,penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untukdianggap mampu oleh masyrakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu.

Kurikulum yang mengembangkan kompetensi terdiri ataskompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi Iain.Berdasarkan kompetensi yang harus dimiliki dalam tiap kurikulummaka setiap program studi harus merumuskan profil lulusannya,yang terdiri dari Nama Program Studi, Nama FakuItas; Profesi Utama;Alternatif Profesi lulusan; Kompetensi Lulusan: Indikator Kompetensi;Proses Integrasi Kompetensi dalam Matakuliah; Matakuliah KompetensiUtama; dan Gelar Akademik.

Kurikulum harus diimplimentasikan dalam kelompokmatakuliah yang terdiri dari Matakuliah Pengembangan Kepribadian{MPK), Matakuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKK), MatakuliahKeahlian Berkarya (MKB), Matakuliah Perilaku Berkarya (MPB), danMatakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB), yang masing-masingmemiliki batasan dan ruang lingkup sendiri.

Pendekatan integratif dan interkonektif harus menjadi pijakandaIam penyusunan kurikulum di UIN Sunan KaKjaga, yang diwujudkandaIam penyusunan siIabi yang mengacu pada paradigma hadlarah al-na$h, hadlarah al-ilm, dan hadlarah alfalsafah.

Kurikulum berserta elemen kompetensi perlu didukung olehmetode atau strategi pembelajaran untuk menunjang tercapainyatujuan UIN dalam menghasilkan lulusan yang memiKki kemampuanakademik berciri khas integrasi-interkoneksi, dan menghargai nilai-niIaikemanusiaan dan keilmuan.

Metode pembelajaran berbasis integrasi-interkoneksi menekankanpada proses pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa, denganmetode pembelajaran yang aktif dan kolaboratif. Pembelajaran dalamsetiap matakuliah harus mampu menyentuh sikap mahasiswa yangberorientasi pada tiga aspek sikap, yaitu aspek kognitif, afektif, danpsikomotorik (tingkah laku) dengan mengacu pada paradigma hadlarahal-nash, hadlarah al-ilm, dan hadlarah alfalsafah.

Dosen sebagai centralfigure dalam proses pembelajaran harus

Problem - Prob!em Pernikahan: PerspekHf Psikologi Integratif - Interkonektif | 219

Erika Setyanti Kusuma Putri - SuHstyaningsih

mampu berperan sebagai fasilitator yang menjadi manager ataupengelola dalam keIas untuk mengarahkan mahasiswa untuk mengaksessumber-sumber belajar yang diperlukan baik berupa narasumber,perpustakaan, internet, jurnal ilmiah maupun teman sebaya danmasyarakat umum.

Tujuan dari pembelajaran berbasis integrasi interkonektif adalahuntuk niendorong mahasiswa mengaitkan matakuliah yang dikajidengan nilai-nilai Qurani, dengan ilmu-ilmu lain yang relevan dan jugadengan etika moral yang berkembang di masyrakat. Maka substansiperkuliahan tidak perlu banyak, tetapi dianalisa secara menyeluruhsupaya mahasiswa mengembangkan sendiri keilmuannya.

Perubahan yang niscaya terjadi pada proses pembelajaran sepertidigambarkan di atas, merupakan implikasi epistimologi-metodologisdari pendekatan integratif-interkonektif, sciring perubahan institusionalIAIN menjadi UIN. Dan implementasi dari pendekatan baru tersebutpada akhirnya secara langsung maupun tidak langsung, jugaberimplikasi pada perubahan sikap para dosen khususnya, dan seluruhcivitas akademika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada umumnya,termasuk mahasiswa.

Perubahan sikap positif pada dosen terhadap {implementasi)pendekatan integratif-interkonektif, tentunya membutuhkan waktu,meski diwarnai muncuInya sikap pro ataupun kontra. Berdasarkan teorisikap, pembentukan sikap terjadi seIama rentang kehidupan individu,terutama saat terjadi interaksi manusia dan berkaitan dengan objektertentu. rnteraksi Sosial di dalam kelompok dan di luar kelompok dapatmengubah sikap bahkan membentuk sikap yang baru. Interaksi di luarkelompok adalah interaksi dengan hasil buah kebudayaan manusiamelalui media komunikasi seperti televisi, radio, surat kabar, buku,majalah, danjurnal {Gerungan, 2004). Selain itu faktor-faktor internaIjuga memegang peranan penting d;-m efektif. Faktor-faktor tersebuttidak cukup, faktor dari dalam diri akan menentukan tingkah lakunyaterhadap objek yang bersangkutan. Faktor-faktor internal itu ditentukanpuIa oleh motif-motif dan sikap lain yang sudah ada dalam diri pribadiindividu bersangkutan.

Seperti yang telah dilakukan oleh UlN Sunan Kalijaga Yogyakarta,sosialisasi tentang paradigma Integrasi-Interkoneksi terus menerus

220 | Jurnal Psikologi, Vol. I, No. 2, Desember 2008

Sikap Dosen Terhadap Fendekatan Pembelajaran Integrasi-Interkoneksi

dilakukan, termasuk di dalamnya mengenai sosiaIisasi pembelajaranmenggunakan pendekatan Integrasi-Interkoneksi. Acara-acara sebagaimanifestasi sosiaIisasi di antaranya adalah teIaah kurikuIum, workshopsilabi, dan pembuatan buku ajar.

Sesuai dengan konsep pembentukan sikap, sosiaIisasi yangdilakukan UIN merupakan salah satu usaha pembentukan sikappara staf pengajar di UIN Suka agar memiliki sikap positif terhadapparadigma Integrasi Interkonektif yang merupakan core value UINSUKA. Meskipun begitu inasih terdapat dosen yang kurang mendukungpendekatan integrasi-interkoneksi yang digunakan daIam sistempembelajaran, karena kebingungan mereka apabila pendekatan tersebutharus diterapkan pada ranah apIikasi.

SosiaIisasi yang dilakukan UIN merupakan usaha persuasi UINuntuk dapat mengubah sikap para dosen dalam usaha agar mereka maumenerima pendekatan integrasi-interkoneksi.

Metode

Fendekatan. Penelitian yang bertujuan mengetahui sejauhmanaimplementasi pendekatan integrasi interkoneksi dalam prosespembelajaran di UIN Sunan Kalijaga ini, dirancang berdasarkanpendekatan deduktif, disebut juga hypothetic-deductive, yaitu suatupenelitian yang prosesnya diawali dengan menurunkan hipotesis yangdiperoleh dari beberapa teori dan berdasarkan pengamatan secarainformal terhadap kejadian sehari-hari yang reIevan dengan masalahpenelitian. Melalui pendekatan ini, peneliti memulai dengan asumsiyang spesifik dan meIakukan deduksi (menarik kesimpulan dari hal-halyang umum ke hal yang khusus) dalam merumuskan hipotesis sebelummengumpulkan data.

Sifat penelitian adalah ex-postfacto, dimana data dikumpulkansetelah semua kejadian yang diteliti telah berlangsung. PeneJiti tidakmemberikan suatu perlakuan tertentu kepada obyek penelitian, tetapihanya mengamati sesuatu yang telah ada.

Metode yang digunakan untuk mengetahui lebih jauh sikapdosen UIN terhadap pendekatan integrasi-interkoneksi adalah metodekualitatif dan metode kuantitatif. Metode kuantitatif monggunakanKuesionaire, yang diolah menggunakan program SPSS versi 13.

Problem - Problem Pernikahan: Perspektif Psikologi Integratif - Interkonektif | 221

Erika Setyanti Kusuma Putri - Sulistyaningsih

Sementara itu untuk metode kualitatif menggunakan wawancara danobservasi. Metode ini dipilih dikaitkan dengan tujuan penelitian yangingin mengetahui lebih lanjut deskripsi sikap dosen UIN, kemudianmeIihat implementasi sikap melalui observasi.

Sikap adalah merupakan kecenderungan untuk melakukansesuatu, apabila sikap sudah setuju atau mendukung, realisasi diIapangan belum tentu sesuai dengan sikap. Realisasi merupakansalah satu bentuk perilaku (behavior) yang merupakan manifestasi darisikap. Ketidaksesuaian antara sikap dan perilaku disebabkan hal-halyang cukup kompIeks. Sikap diukur menggunakan kuesioner, karenabentuknya merupakan kecenderungan dan masih bersifat abstrak.Sedangkan perilaku merupakan komponen yang bersifat overt, sehinggadiukur menggunakan observasi dan diperdalam melalui wawancara(interuiew).

Kuesionaire untuk mengukur sikap para dosen terdiri dari 107item. Model pilihan jawaban skala menggunakan model skala Likert,subjek diharuskan memilih salah satu diantara empat alternatifjawabanyang dirasakan paling sesuai dengan kondisi subjek, yaitu: SangatApresiatif, Apresiatif, Tidak Apresiatif, dan Sangat Tidak Apresiatif.Sedangkan pertanyaan terbuka terdiri 23 item.

Subjek Penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah dosenUIN Sunan Kalijaga, latar belakang pendidikan (lulusan IAIN dan non-IAIN), unit kerja (fakuItas), dan usia, yang populasinya berjumlah 450orang. Jumlah minimaI yang akan digunakan sebagai sampel penelitianadalah 200 orang dengan taraf signifikansi 95%. Dalam penelitian ini,objek penelitian meliputi sample dosen yang ada di semua fakultasUIN Sunan Kalijaga. Dari penentuan sample sebanyak 225 sample, tapiternyata realisasinya kuisioner yang bisa terkumpul kembali hanya dari50 responden. Dari 50 kuisioner yang ada, 15 kuisioner temyata guguratau tidak valid. ]adi, yang dipakai daIam penelitian ini hanya terdiridari 35 sample. Adapun 35 sample itu adalah sebagai berikut:

222 1 Jurnal Psikologi, Vol. I, No. 2, Desember 2008

Sikap Dosen Terhadap Pendekatan Pembelajaran Integrasi-Interkoneksi

Tabel 1.JumIah Sampel

Fakultas " ---- ' - - ' -"

Ushuluddin

DakwahTarbiyahAdab

SainstekSyariahIImu Sosial dan HumanioraJumlah Total

Jumlah Respondeh

6 orang5 orang

2 orang3 orang

7 orang6 orang6 orang35 orang

Populasi dan Sampel. Tekhnik sampling yang digunakan adalahproportionate stratified random sampling (Sugiyono, 1994) karena anggotapopulasi memiliki latar pendidikan dan masa kerja yang berbeda-beda, sehingga populasi menjadi berstrata. Jumlah sampel yangdiambil meliputi strata pendidikan dan masa kerja yang diambil secaraproporsional dengan menggunakan teknik random, menggunakankomputer program random number SPS 2000.

Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data. PengumpuIandata dilakukan dengan menentukan sampel responden atau unitsampel peneIitian beradasarkan data kepegawaian dan fakultas. Padatahap pengolahan data terlebih dahulu dilakukan skoring terhadapset kuesioner yang terkumpuI. Kemudian memilah dan menyusuntabel data sesuai perunrukkan dan persyaratan pengujian statistikanya.Selanjutnya diolah menggunakan rumus statistika. Untuk data kualitiatifdibuat verbatim, kemudian dianalisis berdasarkan verbarim yang dibuat.Dan data dianalisis dengan menginterpretasikan hasil pengolahan datadan menyusun pembahasannya berdasarkan maksud peneIitian. Dibuatkesimpulan sebagai jawaban atau permasalahn yang diajukan di awalpeneIitian

Problem - Problem Pernikahan: Perspektif Psikologi Integratif - Interkonektif | 223

Erika Setyanti Kusuma Putri - Sulistyaningsih

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Histogram

275 300 325 350 375

sikap dosen

Mean = 345.89Std.Dev. =31.059N = 35

400

Tabel 2.Kategorisasi Skor Sikap Dosen (N=35)

PedomanXS|a + lo

| i-lo<X<|i + loX < | i - l o

KategoriX246{Tinggi)

164 < X < 246 (Sedang)

X<164 (Rendah))

Frekuensi100%

0

0

Pm"Cj3n f* A c pJL d&dLtc33C

100%

00

Keterangan: p = mean hipotetiko = standar deviasiX = skor subjek

224 Jurnal Psikologi, Vol. I, No. 2, Desember 2008

Sikap Dosen Terhadap Pendekatan Pembelajaran Integrasi-Inlerkoneksi

Hasil kategorisasi data menunjukkan bahwa 100% sikap dosenmenunjukkan kategori tinggi. Berdasarkan data kuantitatif diperoIehhasil bahwa sikap dosen UIN Sunan Kalijaga terhadap pendekatanpembeIajaran menggunakan paradigma integrasi-interkoneksi bersikapapresiatif.

HaI ini dimungkinkan karena atttitude dapat diubah dan dibentukmelalui hal-hal yang bersifat persuasi, sosialisasi yang dilakukanUIN Sunan Kalijaga termasuk di dalamnya. Sesuai penelitian yangdilakukan Hovland (1950 dan 1960), bahwa perubahan sikap merupakanrespons terhadap komunikasi. Cara-cara persuasif tersebut harusmemperhatikan: (1) karakteristik individu, diantaranya intelegensi danself esteem; (2) Karakteristik sumber, kredibilitas sumber yang menjadiacuan obyek perubahan ikut menentukan pada perubahan sikap;(3) Karakteristik pesan, melalui cerita cukup efektif daIam merubahsikap; dan (4) Rute Kognitif, pada saat proses merubah sikap perlu adausaha untuk memotivasi jika perubahan sikap tercapai. Selain itu perlumenampilkan orang yang memang ahli di bidangnya.

Adapun mengapa jumlah sample tidak dapat memenuhi jumlahperencanaan sample yang semuIa ditargetkan berjumlah 225 ternyatahanya menjadi 35 sample, adalah akibat dari banyaknya respondenyang tidak melakukan pengisian data dalam rentang waktu yangditetapkan ketika diminta dalam mengisi data penelitian. Dari populasiyang berjumlah 450, kemudian diambiI sample 50% dari populasiyaitu sejunUah 225 responden, hanya 50 responden yang melakukanpengisian data penelitian, dan yang mengisi lengkap hanya sejumIah35 responden dan datanya dapat dianalisis. Kondisi demikian dapatdikatakan sebagai suatu prediksi bahwa sample yang tertunjuk dan tidakmelakukan pengisian data penelitian tersebut kurang memiliki apresiasisikap terhadap penerapan pendekatan integrasi-interkoneksi. Dengandemikian dapat pula dikatakan bahwa impIementasi pendekatanintegrasi-interkoneksi tidak dilakukan yang dalam hal ini pada prosespengajaran.

Dari hasil penelitian bisa dianalisis secara kualitatif sebagaiberikut. Bahwa impIementasi pendekatan integrasi-interkoneksi dalampembeIajaran belum bisa optimal. Hal disebabkan karena: pertama,adanya perbedaan sikap terhadap gagasan program tersebut. Secara

Problem - ProbIem Pernikahan: Perspektif Psikologi Integratif - Interkonektif | 225

Erika Setyanti Kusuma Putri - Sulistyaningsih

umum, adanya pendekatan integrasi-interkoneksi mendapat apresiasiyang cukup bagus di kalangan para dosen. Namun demikian, tidakdipungkiri, masih ada perbedaan perspektif dalam merumuskanintegrasi-interkoneksi dalam pembelajarannya. Kcdua, kurangya kontrolatau monitoring dan evaluasi dari pihak UIN Sunan Kalijaga terhadapimplementasi pendekatan integrasi-interkoneksi di Iapangan. Ketiga,metode dan strategi sosialisasi yang belum bisa dilakukan secara sinergisdi setiap tingkatan universitas. Keempat, tidak adanya badan keilmuan(yang terdiri dari para pakar sesuai dengan bidang ilmunya) untuksharing keilmuan.

Simpulan dan Saran

Dari hasil penelitian ternyata diperoleh sebuah kesimpulanbahwa: (1) Sikap dosen terhadap implementasi pendekatan integrasi-interkoneksi dalam pembelajaran di UIN Sunan Kalijaga adalah bersikappro (apresiatif); (2) Implementasi pendekatan integrasi interkoneksidalam pembelajaran belum optimal; dan (3) Sikap yang pro (apresiatif)tidak berpengaruh terhadap implementasi pendekatan integrasi dalamproses pembelajaran.

Dari hasil penelitian diperoleh catatan kritis yang pentinguntuk menjadi lesson learned atas implementasi pendekatan integrasi-interkoneksi di UIN Sunan Kalijaga dan beberapa saran sebagaiberikut:

Aspek Kebijakan. Harusnya gagasan pendekatan integrasiinterkoneksi itu disusun secara partisipatif dan melibatkan banyakstakeholder, termasuk dosen. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasikebutuhan masing-masing Program Studi atau Jurusan mempunyaikarena masing-masing Program Studi atau Jurusan mempunyaikekhasan tersendiri dalam keilmuannya.

Strategi dan Metode Sosialisasi. Dalam perumusan strategi danmetode sosialisasi ini harus melihat target groupnya. Dalam konteks iniadalah dosen. Bagaimana strategi dan metode sosialisasi disusun secarapartisipatif, transparan dan akuntabel. Dengan perumusan strategidan metode sosialisasi yang "pas" ini akan mendukung implementasipendekatan integrasi-interkoneksi secara lebih baik lagi.

Monitoring dan Evaluasi. Dalam sebuah kegiatan monitoring

226 | Jurnal Psikologi, Vol. I, No. 2, Desember 2008

Sikap Dosen Terhadap Pendekatan Pembelajaran Integrasi-Interkoneksi

dan evaluasi menjadi sebuah keniscayaan. Dalam hal ini, pendekatanintegrasi interkoneksi perlu ada monitoring dan evaluasi ata proses yangterjadi seIama di lapangan. Salah satu tujuan dari monitoring dan evaluasiini adalah untuk mengevaluasi sejauhmana implementasi pendekatanintegrasi-interkoneksi ini bisa ber]alan dengan baik, apa kendala danhambatannya. Dari monitoring dan evaluasi di sini diharapkan akan adainput dari stakehoIder yang sangat penting dalam peran ini, yaitu paradosen. Dari input yang masuk, setidaknya bisa menjadi bahan untukevaluasi para pengambil kebijakan di UIN Sunan Kalijaga.

Badan Keilmuan. DaIam implementasi pendekatan integrasi-interkoneksi, badan keilmuan yang terdiri dari para pakar sesuai denganrumpun keilmuan sangat dibutuhkan. Karena eksistensinya bis amenajdisalah satu media untuk sharing keilmuan .

Fasilitas (dana, sarana/media, dan referensi). Transformasi IAINke UIN, ternyata memang membawa konsekuensi daIam pengembangankeilmuan. Salah satu komponen yang pentmg dalam hal ini adaIahadanya fasilitasi dari UIN Sunan Kalijaga terhadap proses pembelajarandi kampus. Fasilitasi ini bisa terdiri dari terpenuhinya sarana/fasilitasdalam kegiatan pembelajaran di kelas, fasilitas dana untuk riset-risetilmiah/akademik dsb, juga fasilitas referensi.

Petunjuk Teknis dan Standar MinimaI. Dalam meluncurkanpendekatan baru daIam pembelajaran, yaitu pendekatan integrasi-interkoneksi di UIN Sunan Kalijaga ini, perlu adanya petunjuk teknis(manuaI) atau standar minimal yang bisa dijadikan acuan bagi paradosen. Petunjuk teknis atau standar minimal ini setidaknya disesuaikandengan karakteristik masing-masing ilmu yang ada di UIN SunanKalijaga yang beragam.

Reward. Bagi dosen yang teIah inengimplementasikan pendektanintegrasi-interkoneksi dalam pembelajaran di UIN Sunan Kalijaga inihendaknya diberikan reward atas prestasi dan jerih payah merekasecara "layak". Karena tidak dipungkiri keberadaan mereka dalammewujudkan visi dan misi UIN Sunan Kalijaga mempunyai peran yangsangat penting.

Saran agar pendekatan integrasi-interkoneksi ini bisa optimalantara lain: (1) Pendekatan integrasi interkoneksi dapat diinternaIisasipada setiap tingkatan di universitas dengan mengutamakan penanaman

Problem - Problem Pemikahan: Perspektif Psikologi Integratif - Interkonektif | 227

Erika Setyanti Kusuma Putri - Sulistyaningsih

nilai-nilai integrasi-interkoneksi. Sehingga implementasi dapat berjalaansecara berkesinambungan atau menyeluruh; (2) Dibentuk teaching teamsesuai mata kuIiah untuk implementasinya yang menentukan: mungkinatau tidaknya integrasi-interkoneksi, tingkatan Ievel pencapaian, materidll.; (3) Mohon diketahui dulu model-model danjenis mata kuliah yangsatu sama Iain berbeda; (4) Agar diidentifikasi model-model dalamkajian-kajian masing-masing prodi di UIN Sunan Kalijaga sehinggaimplementasi lebih baik; (5) Harus ada tim yang secara khusus danintens berdiskusi dengan menggagas integrasi-interkoneksi dalamkonteks keilmuan bukan hanya sekedar dalam konteks fisik, dimanagedung yang satu dengan yang lain bisa tersambung. Tim itu secaraperiodik meIakukan evaluasi terhadap silabi/SAP dosen yang sudahdibuat,kemudianmelakukankoreksi/evaluasihasilevalusasikemudiandidiskusikan dengan dosen-dosen sejalur untuk mendapatkan responkembali; (6) Fasilitas yang mendukung sosialisasi atau internalisasiintegrasi-interkoneksi tetap diprioritaskan (dana, kebijakan dll); (7)Evaluasi dilakukan secara kontinu; (8) Menyuburkan dialog akademiksebagai salah satu bentuk sosialisasi yang paling relevan dengan corebusiness UIN SUKA; (9) Perlu ada contoh dulu, semacam standarminimal, pendektan integrasi-interkoneksi dalam pembelajaran,peneHtian dan pengabdian masyarakat yang mencerminkan pendekatanintegrasi-interkoneksi; (10) Ada biro konsultasi untuk mahasiswa/ dosenyang kesulitan memahami atau mengaplikasikan integrasi-interkoneksi;(11) Sebagian dosen masih mengalami kesulitan dalam mengapHkasikanpendekatan integrasi-interkoneksi, meskipun sebagian dosen lagitidak mengalami kesulitan; dan (12) Bagi dosen yang mengalamikesulitan, usaha yang dilakukan antara Iain: Memperbanyak referensi;Diskusi dengan teman dan memperbanyak referensi; Diskusi denganmahasiswa; Mengintensifkan diskusi reguler di tingkat Program Studiatau Jurusan; dan Diskusi dengan teman.

Adanya penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusibagi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga dalam mengkaji danmengevaluasi implementasi pendekatan integrasi-interkoneksi selamaini. Sehingga ke depannya pendekatan integrasi interkoneksi bagiUIN Sunan Kalijaga dapat menjadi ruh atau spirit dalam setiap prosespembelajaran.

228 | Jurnal Psikologi, Vol. I, No. 2, Desember 2008

Sikap Dosen Terhadap Pendekatan Pembelajaran Integrasi-Interkoneksi

Daftar Pustaka

Abdullah, H.A 2005. Transformasi IAIN Sunan Kalijaga Menjadi UINSunan Kalijaga. Laporan Pertanggungjaiuaban Rektor Universita$Islam Negri Sunan Kalijaga Periode 2001-2005. Yogyakarta:Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga.

Adi, I.R. 1994. Psikologi, Pekerjaan Sosia! dan Ke$ejahteraan Sosial. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Al-Attas, S.M.N. 1989. J$lam and the Phi1osophy ofScience. Kuala Lumpur:ISTAC.

Al-Faruqi, I.R. 1982. The Islamization ofKnowledge. Virginia: IIIT.

Bastaman, H.D. 2005. Integrasi Psikologi dengan Islam. Yogyakarta:Yayasan Insan Kamil dan Pustaka Pelajar.

Nashori, H.F. 2003. Agenda Psikologi Islami. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Nashori, H.F. 2005. Refleksi Psikologi Islami. ]tirnal Psikologi IsIami.VoIume I, No. 1, 26-35.

Sugiyono. 1994. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: PenerbitAIfabeta.

Pokja Akademik. 2004. Kerangka Dasar Keilmuan dan PengembanganKurikulwn UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta: Departemen AgamaUIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Problem - Problem Pernikahan: Perspektif Psikologi Integratif - Interkonektif | 229