skeb23

Upload: retno-tharra

Post on 10-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 SKEB23

    1/16

  • 7/22/2019 SKEB23

    2/16

    1. Mrs. Mima, 38-years-old pregnant woman G4P3A0 39-weeks pregnancy, was

    brought by her husband to the Puskesmas due to convulsion 2 Hours ago.

    2. She has been complaining headcahe and visual disturbance for last 2 days.

    3. According to her husband, she has been suffering from Graves Disease since 3 years

    ago, but was not well controlled.

    4. Examination Findings : BP 180/110 mmHg, HR : 120x/min, Head and neck : revealed

    exopthalmus and enlargement of thyroid gland, pretibial edema.

    5. Obstetric examination : Fundal height 32 cm, normal presentation, FHR 150x/min.

    6. Lab : Hb 11,2 g/dL, 2+ Protein on urine, cylinder (-)

    Analisis Masalah

    1. Bagaimana perkembangan janin pada usia 39 minggu?

    Ketika Anda hamil 39 minggu, janin Anda sedang mempersiapkan kedatangannya.

    Perubahan-perubahan mencakup:

    Verniks berlilin yang menutupi kulit dan rambut halusnya yang

    disebut lanugo mulai menghilang ketika Anda hamil 39 minggu. Sebagian verniks

    dan lanugo mungkin masih ada saat kelahiran.

    Janin Anda mendapatkan antibodi-antibodi dari plasenta untuk melindunginya dari

    penyakit.

    Ia juga akan mendapatkan lebih banyak antibodi ketika Anda menyusuinya saat

    lahir.

    Janin Anda mungkin beratnya antara 3500 sampai 3750 gram. Tetapi normal saja

    jika beratnya antara 3000 dan 4500 gram.

    Minggu Organ

    6 Pembentukan hidung, dagu, palatum, dan tonjolan paru. Jari-jari telah berbentuk,

    namun masih tergenggam. Jantung telah terbentuk penuh.

    7 Mata tampak pada muka. Pembentukan alis dan lidah

    8 Mirip bentuk manusia, mulai pembentukan genitalia eksterna. Sirkulasi melalui

    tali pusat dimulai. Tulang mulai terbentuk.

    9 Kepala meliputi separruh besar janin, terbentuk muka janin, kelopak mata

  • 7/22/2019 SKEB23

    3/16

    terbentuk namun tak akan membuka sampai 28 minggu.

    13-16 Janin berukuran 15 cm. ini merupakan awal dari trimester ke-2. Kulit janin masih

    transparan, telah mulai tumbuh rambut lanugo )rambut janin). Janin berggerak

    aktif, yaitu menghisap dan menelan air ketuban. Telah terbentuk mekonium

    (faeces) dalam usus. Jantung berdenyut 120-150/menit

    17-24 Komponen mata terbentuk penuh, juga sidik jari. Seluruh tubuh diliputi oleh

    verniks serosa (lemak). Janin mempunyai reflex.

    25-28 Saat ini disebut permulaan trimester ke-3, dimana terdapat perkembangan otak

    yang cepat. System saraf mengendalikan gerakan dari fungsi tubuh, mata sudah

    membuka. Kelangsunagn hidup pada periode ini sangat sulit bila lahir.

    29-32 Bila bayi dilahirkan, ada kemungkinan untyuk hidup (50-70%). Tulang telah

    terbentuk sempurna, gerakan nafas telah regular, suhu relative stabil.

    33-36 Bedat janin 1500-2500g. bulu kulit janin (lanugo) mulai berkurang, pada saat 35

    minggu paru telah matur. Janin akan dapat hipup tanpa kesulitan.

    38-40 Sejak 38 minggu kehamilan disebut aterm, dimana bayi akan meliputi seluruh

    uterus. Air ketuban mulai berkurang, tetapi masih dalam batas normal.

    2. Bagaimana etiologi dan mekanisme kejang pada kasus?

    Pada kehamilan, terjadi peningkatan peroxisome proliferated-activated receptor

    gamma (PPAR-gamma) yang menyebabkan remodelling arteriol otak. Pada saat

    bersamaan terjadi pula peningkatan aliran darah serebral. Remodelling ini

    menyebabkan vasokonstriksi yang tidak dapat mengimbangi peningkatan aliran

    darah tersebut, sehingga terjadi reaksi edema vasogenik. Edema ini menyebabkan

    rusaknya sawar darah-otak sehingga memberi akses terhadap zat-zat ekstraseluler

    yang mestinya tidak memasuki rongga tengkorak, antara lain albumin. Akibatnya

    terjadi kompresi rongga tengkorak yang menyebabkan gejala neurologis seperti

    sakit kepala, bahkan kejang.

    Pada penderita eklampsia, juga terjadi sekresi TNF-alfa yang berlebihan dari

    ginjal. Akibatnya TNF-alfa menimbulkan reaksi inflamasi yang menghasilkan

    masuknya leukosit dalam jumlah besar ke otak, menembus saraf darah-otak yang

    mengalami edema tadi. Leukositosis inilah yang memicu timbulnya bangkitan

    kejang.

    3. Bagaimana macam-macam hipertensi pada ibu hamil?

  • 7/22/2019 SKEB23

    4/16

    Berdasarkan The National High Blood Pressure Education Programme Working

    Group (HBPEP) 2000, membagi HDK dalam7 :

    1. Gestational Hipertensi

    Disebut juga hipertensi yang di induse oleh kehamilan. Hipertensi yang di deteksi

    pertama kali pada kehamilan > 20 minggu tanpa proteinuria,dan menghilang

    sebelum 12 minggu post partum.

    2. Hipertensi Kronik

    Didefinisikan sebagai kenaikkan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan atau

    diastolik > 90 mmHg sebelum kehamilan 20 minggu dan menetap setelah 12

    minggu post partum.

    3. Pre Eklampsia

    Hipertensi yang di deteksi sesudah kehamilan 20 minggu disertai dengan

    proteinuria > 0,3 gr / 24 jam

    4. Eklampsia

    Pre-eklampsia yang memburuk disertai kejang dan atau penurunan kesadaran

    yang bukan disebabkan oleh faktor lain

    5. Hipertensi Kronik dengan Super impose Pre eklampsia

    Didapatkan pada wanita dengan hipertensi kronik secara tiba-tiba takanan darah

    meningkat disertai proteinuria trombositopnia dan gangguan fungsi hati.

    4. Bagaimana hubungan hormon tiroid dengan kehamilan?

    Sejak mulai kehamilan terjadi perubahan-perubahan pada fungsi kelenjar tiroid ibu,

    sedang pada janin kelenjar tiroid baru mulai berfungsi pada umur kehamilan gestasi

    ke 12-16. TSH agaknya tidak dapat melalui barier plasenta. Dengan demikian baik

    TSH ibu maupun TSH janin tidak saling mempengaruhi. Baik T4 maupun T3 dapat

    melewati plasenta dalam jumlah yang sangat sedikit, sehingga dapat dianggap tidak

    saling mempengaruhi.

    Pasien penyakit Grave cenderung mengalami remisi pada waktu hamil dan

    eksaserbasi pada masa pasca persalinan. Kehamilan merupakan suatu bentuk alograf

    jaringan asing yang dapat berkembang tanpa penolakan tubuh. Keadaan seperti ini

    dapat berlangsung karena pada proses kehamilan baik imunitas humoral maupun

    imunitas selular ditekan. Antibodi antitiroid pada penyakit grave biasanya menurun

    selama kehamilan. Fungsi sel T supresor janin meningkat mencegah penolakan ibu

    dan juga akan menurun intensitas penyakit grave untuk sementara.

  • 7/22/2019 SKEB23

    5/16

    Sesudah melahirkan sel T supresor turun kembali, maka terjadilah eksaserbasi

    penyakit grave pasca persalinan. Pada beberapa kasus bahkan penyakit Grave nya

    sama sekali tidak tampak selama kehamilan namun pasca persalinan tampak seolah-

    olah baru muncul. Keadaan ini lazim disebut sebagai tirotoksikosis pasca persalinan.8

    Telah kita ketahui bahwa terdapat kehamilan dimana kelenjar tiroid mengalami

    hiperfungsi yang ditandai dengan naiknya metabolisme basal sampai 15-25% dan

    kadang kala disertai pembesaran ringan. Keadaan ini adalah dalam batas-batas

    normal.

    1. Morbus Basedow (hipertiroidisme)

    Gejala-gejala : eksoftalamus, tremor, hiperkinesis, takikardi, kenaikan BMR

    sampai 25% dan kadar tiroksin dalam darah. Kelenjar tiroid juga akan membesar

    Pengaruh kehamilan terhadap penyakit :

    Kehamilan dapat membuat struma tambah besar dan keluhan penderita bertambah

    berat

    Pengaruh penyakit terhadap kehamilan dan persalinan :

    - Kehamilan sering berakhir : abortus (abortus habitualis)

    - Partus prematurus

    - Kala II hendaknya diperpendek dengan ekstraksi vakum atau forseps, karena

    bahaya kemungkinan timbulnya dekompensasi kordis.

    Pilihan pengobatan pada hipertiroid memberi obat anti tiroid dengan kehamilan

    terletak antara penggunaan obat anti tiroid dan pembedahan, dengan catatan

    bahwa obat anti tiroid merupakan pilihan pertama. Bila ingin melakukan operasi

    tiroidektomi lakukan pada trimester II. Bila wanita telah mempunyai beberapa

    anak dianjurkan memakai kontrasepsi atau melakukan tubektomi.

    5. Bagaimana hubungan hipertensi dengan kehamilan?

    Pada keadaan istirahat, curah jantung meningkat 40% dalam kehamilan. Perubahan

    tersebut mulai terjadi pada kehamilan 8 minggu dan mencapai puncak pada usia

    kehamilan 20-30 minggu. Tahanan perifer menurun pada usia kehamilan trimester

    pertama. Keadaan ini disebabkan oleh meningkatnya aktifitas sistem renin

    angiotensin aldosteron dan juga sistem saraf simpatis.

    Penurunan tahanan perifer total disebabkan oleh menurunnya tonus otot polos

    pembuluh darah. Volume darah yang beredar juga meningkat 40% , peningkatan ini

  • 7/22/2019 SKEB23

    6/16

    melebihi jumlah sel darah merah, sehingga hemoglobin dan viskositas darah menurun.

    Terjadi penurunan tekanan osmotik plasma darah yang menyebabkan peningkatan

    cairan ekstraseluler, sehingga timbul edema perifer yang biasa timbul pada kehamilan

    normal.

    Multifaktorial dan dapat melibatkan berbagai sistem organ. Ada beberapa hipotesis

    yang diajukan untuk menerangkan HDK antara lain : teori reaktifitas pembuluh

    darah,hipoperfusi uteroplacenta,konsep imunologis dan disfungsi endotel. Pada

    reaktifitas pembuluh darah, kontriksi pembuluh darah merupakan tahanan bagi aliran

    darah dan menyebabkan hipertensi anterial.

    Hipoperfusi uteroplacental, timbul karena adanya ketidak seimbangan antara masa

    placenta dan aliran darah disertai kelainan trophoblastik. Keadaan ini dapat terjadi bila

    masa plasenta relatif lebih besar seperti pada kehamilan kembar dan mola hidatidosa

    atau pada keadaan-keadaan dimana terdapat gangguan aliran darah pada uterus seperti

    diabetes dan hipertensi. Pada multipara diduga karena masa placenta yang super

    normal tidak seimbang dengan aliran darah.

    Akhir-akhir ini patogenesis HDK dari aspek disfungsi endotel telah banyak

    dibicarakan dari berbagai laporan penelitian. Disfungsi endotel menyebabkan

    penurunan produksi Nitric Oxida (NO), yang merupakan vasodilator poten dan

    menghambat agregasi platelet. Penurunan NO akan meningkatkan agregasi platelet,

    pelepasan trombosan A2 dan serotonin. Serotonin menyebabkan peningkatan

    permiabilitas vaskuler dan serotonin juga menyebabkan vasodilatasi atau

    vasokonstriksi tergantung integritas sel endotel vaskular.

    Dalam keadaan normal reseptor serotonin (S1) endotel spesifik akan merespon

    serotonin dalam darah dengan akibat dilepaskannya prostasiklin dan NO oleh sel

    endotel sehingga terjadi vasodilatasi. Sedangkan pada HDK yang ditandai dengan

    menghilangnya reseptor S1 endotel dan meningkatnya serotonin yang diproduksi oleh

    platelet 10 kali lebih tinggi dalam darah akan mengakibatkan serotonin hanya dapat

    bereaksi dengan reseptor S2 di otot polos vaskuler dan platelet yang menghasilkan

    vasokontriksi.

    6. Apa diagnosis banding pada kasus ini?

    1. Traumatik cerebrovaskuler

    2.

    Perdarahan intraserebral3. Trombosis arteri dan vena serebral

  • 7/22/2019 SKEB23

    7/16

    4. Penyakit hipertensi

    5. Hipertensi ensefalopati

    6. Pheochromocytoma

    7. Penekanan lesi pada susunan syaraf pusat

    8. Tumor otak

    9. Abses

    10. Kelainan metabolic

    11. Hipoglikemia

    12. Uremia

    13. Inappropriate antidiuretic hormone secretion resulting in water intoxiccation

    14. Infeksi

    15. Meningitis

    16. Encefalitis

    17. Trombotik trombositopenik purpura

    18. Epilepsi idiopatik

    19. Bagaimana cara menegakan diagnosis pada kasus ini?

    Diagnosis PE ditegakkan berdasarkan adanya dua dari tiga gejala :

    Penambahan berat badan yang berlebihan terjadi kenaikan 1 kg seminggu

    beberapa kali

    Edema peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan dan muka

    Hipertensi (diukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit)

    Tekanan darah 140/90 mmHg ATAU

    Tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg ATAU

    Tekanan diastolik > 15 mmHg

    Tekanan diastolik pada trimester II yang > 85 mmHg patut dicurigai sebagai

    bakat PE.

    Pada kehamilan dengan pre eklamsia dapat terjadi tekanan intra uterin atau kelainan

    pada pembuluh darah sehingga aliran darah di uteri plasenta terganggu yang akibatnya

    terjadi iskemia uteri. Hal ini dapat menimbulkan pengeluaran renin dan terjadi

    penurunan aliran darah dari uterus mengalir ke seluruh tubuh ibu dalam merangsang

    angiotensi I dan II yang mempunyai khasiat dalam spasme pembuluh darah dan

    menimbulkan hipertensi.

  • 7/22/2019 SKEB23

    8/16

    Protein urine

    ProteinuriaTerdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam urin 24 jam ATAU

    pemeriksaan kualitatif +1 / +2.

    Kadar protein 1 g/l dalam urin yang dikeluarkan dengan kateter/urin porsi tengah,

    diambil 2 kali dengan jarak waktu 6 jam.

    Diagnosis preeklampsia berat (PEB) bila ada gejala:

    TD sistolik 160 mmHg ATAU diastolik 110 mmHg

    Proteinuria + 5 g/24 jam atau 3 pada tes celup

    Oligouria (< 400 ml dalam 24 jam) Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan

    Nyeri epigastrium dan ikterus

    Edema paru atau sianosis

    Trombositopenia

    Pertumbuhan janin terhambat (PJT)

    Diagnosis eklampsia: Gejala-gejala preeklampsi disertai kejang atau koma

    Pemeriksaan Diagnostik

    Pemeriksaan tambahan ynag diperlukan untuk penegakan diagnosa adalah:

    1) Pemeriksaan laboratorium: Pemeriksaan darh lengkap denagn hapusan darah,

    penurunan hemoglobin( nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk wanita

    hamil adalah 12-14 gr% ), hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 43 vol% ),

    trombosit menurun( nilai rujukan 150 450 ribu/mm3). Hematokrit merupakan

    volume eritrosit per 100 mL dinyatakan dalam %. Peningkatan hematokrit biasanya

    terjadi pada :

    Hemokonsentrasi PPOK

  • 7/22/2019 SKEB23

    9/16

    Gagal jantung kongesif

    Perokok

    Preeklampsia Penurunan hematokrit biasanya terjadi pada : Anemia

    Leukimia Hipertiroid Penyakit Hati Kronis Hemolisis (reaksi terhadap

    transfusi, reaksi kimia, infeksi, terbakar, pacu jantung buatan) Penyakit sistemik

    (Kanker, Lupus, Sarcoidosis)

    Trombosit dalam sirkulasi normalnya bertahan 1 minggu. Trombosit membantu

    pembekuan darah dan menjaga integritas vaskular. Beberapa kelainan morfologi

    trombosit antara lain giant platelet (trombosit raksasa) dan platelet clumping

    (trombosit bergerombol). Trombosit yang tinggi disebut trombositosis, pada sebagian

    orang tidak muncul keluhan, namun pada sebagian orang yang lain menimbulkan

    myeloproliferative disorder. Trombosit rendah (trombositopenia) dapat ditemukan

    pada sindrom HELLP, demam berdarah, koagulasi intravaskular diseminata

    (KID/DIC), supresi sumsum tulang, idiopatik trombositopenia purpura (ITP) dll.

    2) Urinalisis: Ditemukan protein dalam urin

    Kenaikan berat badan dan edema yng di sebabkan penimbunan cairan yang berlebih

    dalam ruang instertisial belum diketahui sebabnya. Pada pre eklamsia di jumpai kadaraldosteron yang rendah dan konsentrasi prolaktin yang tinggi dari pada kehamilan

    normal. Aldosteron penting untuk mempertahankan volume plasma dan mengatur

    retensi garam dan natrium. Pada pre eklamsia permeabilitas pembuluh darah terhadap

    protein meningkat.

    3) Pemeriksaan fungsi hati

    Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl )

    LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat

    Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.

    Serum Glutamat pirufat transaminase ( SGPT ) meningkat ( N= 15-45)

    Serum glutamat oxaloacetic trasaminase ( SGOT ) meningkat ( N=

  • 7/22/2019 SKEB23

    10/16

    Eklampsia disertai hipertiroid

    21. Bagaimana penatalaksanaan farmakologi dan non-farmakologi pada kasus ini?

    Eklamsia

    a. MgSO4

    o Cara pemberian ;

    Dosis awal ;10 g IM (di bagi 2 boka & boki)

    Dosis lanjutan ;5 g IM tiap 4-6 jam bergantian salah satu bokong

    o Bila kejang berulang MgSO4 20% 2 g IV, di berikan sekurang-kurangnya

    20 menit setelah pemberian terahir.

    o Bila setelah di berikan dosis tambahan masih tetap kejang Amobarbital 3-5

    mg/kg BB IV perlahan-lahan

    b. Perawatan pada serangan kejang

    o Dirawat di ruang isolasi atau ruang khusus dengan lampu terang

    o Tempat tidur harus cukup lebar, dapat di ubah dalam posisi kepala lebih tinggi

    o Masukkan spatula lidah ke dalam mulut penderita, sisipkan antara lidah dan

    gigi rahang atas( untuk mencegah lidah tergigit)

    o Kepala direndahkan , di aspirasi lender dari orofaring (untuk mencegah

    pneumonia aspirasi)

    o Fiksasi badan pada tempat tidur harus cukup kendor untuk menghindari

    fraktur

    c. Perawatan pada penderita koma

    o Monitoring kesadaran & dalamnya koma memakai Glasgow pittsburg coma

    scale

    o Perlu diperhatikan nutrisi & pencegahan decubitus.

  • 7/22/2019 SKEB23

    11/16

    d. Prinsip dasar ; semua kehamilan dengan eklamsia harus di akhiri tanpa memandang

    umur kehamilan & keadaan janin.

    Terminasi kehamilan di lakukan bila sudah dilakukan stabilisasi (pemulihan) selama

    4-8 jam.

    Penatalaksanaan Hipertensi

    Secara umum tujuan tata laksana HDK dengan atau tanpa proteinuria adalah sama,

    yaitu untuk melindungi ibu dari berbagai komplikasi termasuk kardiovaskuler dan

    melanjutkan kehamilannya sampai persalinan yang aman. Tata laksana ini meliputi

    pengelolaan secara umum dan khusus baik konservatif maupun dengan terminasi

    kehamilan . Pembahasan tata laksana disini akan lebih menekankan masalah tekanan

    darah, tentunya dengan mengetahui bahwa meningkatnya tekanan darah bukanlah

    satu-satunya masalah yang dihadapai pada HDK.7,14

    1. Terapi Konservatif

    Terapi konservatif dilakukan bila tekanan darah terkontrol ( sistolik < 140 mmHg,

    diastolik 90 mmHg, proteinuria < +2 ( 1 gr/hari), trombosit > 100.000, keadaan janin

    baik (USG, Stress test). Faktor yang sangat menentukan terapi konservatif adalah

    umur kehamilan. Jika HDK disertai proteinuria berat dan kehamilan > 36 minggu

    maka terminasi kehamilan perlu dilakukan. Apabila kehamilan < 36 minggu, maka

    dilakukan terapi konservatif jika : tekanan darah stabil < 150mmHg dan diastolik < 95

    mmHg, proteinuria 100.000.

    2. Terminasi Kehamilan

    Bila selama terapi konservatif, ditemukan hal-hal dibawah ini maka dilakukan

    terminasi kehamilan.

    Dari Sudut Ibu:- Sakit kepala hebat, gangguan penglihatan

    - Tekanan darah sistolik > 170 mmHg dan atau diastolik > 110 mmHg

    - Oliguria < 400 ml/ 24 jam

    - Fungsi ginjal dan hepar memburuk

    - Nyeri epigartium berat, mual, muntah

    - Suspek abruptio placenta

    - Edema paru dan sianosis- Kejang dan tanda-tanda perdarahan intracerebral pada eklampsia

  • 7/22/2019 SKEB23

    12/16

    Dari Sudut Janin

    - Pergerakan janin menurun

    - Olygohidro amnion

    3. Pengobatan Medikamentosa

    Tujuan dalam menurunkan tekanan darah telah disepakati dianggap optimal bila

    sistolik < 140 mmHg dan diastolik < 90 mmHg.Ada beberapa konsensus kapan kita

    menggunakan obat anti hipertensi pada HDK antara lain:

    a. Segera

    Bila tekanan darah sistolik > 169 mmHg dan diastolik > 109 mmHg dengan gejala

    klinis.

    b. Setelah observasi 1-2 jam

    Bila tekanan darah sistolik > 169 mmHg dan atau diastolik > 109 mmHg tanpa gejala

    klinis.

    c. Setelah observasi 24-48 jam

    - Bila tekanan darah sistolik > 139 mmHg dan atau diastolik > 89 mmHg sebelum

    kehamilan 28 minggu tanpa proteinuria

    - Bila tekanan darah sistolik > 139 mmHg dan atau diatolik > 89 mmHg pada wanita

    hamil dengan gejala klinis, proteinuria, disertai penyakit lain ( kardiovaskular, ginjal),

    Super imposed hipertension

    22. Bagaimana patogenesis pada kasus ini?

    Pada preeklamsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam

    dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerolus. Pada

    beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat

    dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh

    mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik, sebagai usaha untuk mengatasi

    kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi.

    Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air

    yang berlebihan dalam ruangan intertisial belum diketahui penyebabnya, mungkin

    karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola

    sehingga terjadi perubahan glomerolus.

    Pada retina tampak edema retina, spasmus setempat atau menyeluruh pada

    beberapa arteri jarang terlihat perdarahan atau eksudat. Pelepasan retina

    disebabkan oleh edema intraokuler dan merupakan indikasi untuk pengakhirankehamilan . Setelah persalinan berakhir, retina melekat lagi dalam 2 hari sampai 2

  • 7/22/2019 SKEB23

    13/16

    bulan. Skotoma, diplopia, dan ambiliopia merupakan gejala yang menunjukkan

    akan terjadinya eklampsia. Keadaan ini disebabkan oleh perubahan aliran darah

    dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau dalam retina.

    Edema paru-paru merupakan sebab utama kematian penderita eklampsia.

    Komplikasi disebabkan oleh dekompensasio kordis kiri. Perubahan pada otak

    bahwa resistensi pembuluh darah dalam otak pada hipertensi dalam kehamilan

    lebih tinggi pada eklampsia. Sehingga aliran darah ke otak dan pemakaian

    oksigen pada eklampsia akan menurun.

    Metabaolisme dan elektrolit yaitu hemokonsentrasi yang menyertai eklampsia

    sebabnya terjadi pergeseran cairan dan ruang intravaskuler ke ruang interstisial.

    Kejadian ini, diikuti oleh kenaikan hematokrit, peningkatan protein serum, dan

    bertambahnya edema, menyebabkan volume darah berkurang, viskositet darah

    meningkat, waktu peredaran darah tepi lebih lama. Karena itu, aliran darah ke

    jaringan diberbagai bagian tubuh berkurang akibatnya hipoksia. Dengan

    perbaikan keadaan, hemokonsentrasi berkurang, sehingga turunnya hematokrit

    dapat dipakai sebagai ukuran perbaikan keadaan penyakit dan berhasilnya

    pengobatan.

    Pada eklampsia, kejang dapat menyebabkan kadar gula darah naik untuk

    sementara. Asidum laktikum dan asam organik lain naik, dan bikarbonas natrikus,

    sehingga menyebabkan cadangan alkali turun. Setelah kejang, zat organik

    dioksidasi sehingga natrium dilepaskan untuk dapat bereaksi dengan asam

    karbonik menjadi bikarbaonas natrikus. Dengan demikian, cadangan alkali dapat

    pulih kembali. Pada kehamilan cukup bulan kadar fibrinogen meningkat. Waktu

    pembekuan lebih pendek dan kadang-kadang ditemukan kurang dari 1 menit pada

    eklampsia.

    23. Bagaimana komplikasi pada kasus ini?

    Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin. Komplikasi dibawah ini

    biasanya terjadi pada Preeklampsia berat dan eklampsia.

    1. Solusio plasenta. Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan

    lebih sering terjadi pada Preeklampsia.

    2. Hipofibrinogenemia. Pada Preeklampsia berat

  • 7/22/2019 SKEB23

    14/16

    3. Hemolisis. Penderita dengan Preeklampsia berat kadang-kadang menunjukkan gejala

    klinik hemolisis yang di kenal dengan ikterus. Belum di ketahui dengan pasti apakah

    ini merupakan kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darah merah. Nekrosis

    periportal hati sering di temukan pada autopsi penderita eklampsia dapat

    menerangkan ikterus tersebut.

    4. Perdarahan otak. Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal

    penderita eklampsia.

    5. Kelainan mata. Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlansung sampai

    seminggu.

    6. Edema paru-paru.

    7. Nekrosis hati. Nekrosis periportal hati pada Preeklampsi eklampsia merupakan

    akibat vasopasmus arteriol umum.

    8. Sindrom HELLP yaitu haemolysis, elevated liver enzymes, dan low platelet.

    9. Kelainan ginjal

    10. Komplikasi lain. Lidah tergigit, trauma dan fraktura karena jatuh akibat kejang-kejang

    pneumonia aspirasi.

    11. Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intra uterin

    24. Bagaimana prognosis pada kasus ini?Dubia et bonam

    25. Bagaimana hubungan penyakit hipertensi dan hipertiroid dengan janin?

    26. Bagaimana pemeriksaaan penunjang yang diperlukan untuk kasus ini?

    27. Bagaimana Standar Kompetensi Kedokteran Indonesia (SKDI) pada kasus ini?

    2

    28. Bagaimana tindakan post natal pada kasus ini?

    Penatalaksanaan post-natal

    Sikap terhadap kehamilan ialah semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri,

    tanpa memandang umur kehamilan dan keadaan janin. Persalinan diakhiri bila sudah

    mecapai stabilisasi (pemulihan) hemodinamika dan metabolisme ibu.

    - Bila persalinan terjadi pervaginam, monitoring tanda-tanda vital dilakukan

    sebagaimana lazimnya.

    Pemeriksaan laboratorium dikerjakan setelah 1 x 24 jam persalinan.

    Biasanya perbaikan segera terjadi setelah 24 - 48 jam pasca persalinan.

  • 7/22/2019 SKEB23

    15/16

    - Mempertahankan kalori 1500 kkal / 24 jam, bila perlu dengan selang

    nasogastrik atau parenteral, karena pasien belum tentu dapat makan dengan

    baik.

    - Antikonvulsan (MgSO4) dipertahankan sampai 24 jam postpartum, atau

    sampai tekanan darah terkendali.

    Antikonvulsan diteruskan sampau 24 jam postpartum atau kejang terakhir

    - Melakukan pengawasan ketat pasca persalinan di ruang perawatan intensif

    - Teruskan terapi antihipertensi jika tekanan diastolic >110 mmHg.

    - Pantau urin terus.

    Rujukan

    Rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap jika:

    Terdapat Oliguria (

  • 7/22/2019 SKEB23

    16/16

    Tolong disusun rapi di word, yang sudah jadi tanggung jawab di pembagian soal dan

    LI wajib dicari!! Makasih