skeb23
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 SKEB23
1/16
-
7/22/2019 SKEB23
2/16
1. Mrs. Mima, 38-years-old pregnant woman G4P3A0 39-weeks pregnancy, was
brought by her husband to the Puskesmas due to convulsion 2 Hours ago.
2. She has been complaining headcahe and visual disturbance for last 2 days.
3. According to her husband, she has been suffering from Graves Disease since 3 years
ago, but was not well controlled.
4. Examination Findings : BP 180/110 mmHg, HR : 120x/min, Head and neck : revealed
exopthalmus and enlargement of thyroid gland, pretibial edema.
5. Obstetric examination : Fundal height 32 cm, normal presentation, FHR 150x/min.
6. Lab : Hb 11,2 g/dL, 2+ Protein on urine, cylinder (-)
Analisis Masalah
1. Bagaimana perkembangan janin pada usia 39 minggu?
Ketika Anda hamil 39 minggu, janin Anda sedang mempersiapkan kedatangannya.
Perubahan-perubahan mencakup:
Verniks berlilin yang menutupi kulit dan rambut halusnya yang
disebut lanugo mulai menghilang ketika Anda hamil 39 minggu. Sebagian verniks
dan lanugo mungkin masih ada saat kelahiran.
Janin Anda mendapatkan antibodi-antibodi dari plasenta untuk melindunginya dari
penyakit.
Ia juga akan mendapatkan lebih banyak antibodi ketika Anda menyusuinya saat
lahir.
Janin Anda mungkin beratnya antara 3500 sampai 3750 gram. Tetapi normal saja
jika beratnya antara 3000 dan 4500 gram.
Minggu Organ
6 Pembentukan hidung, dagu, palatum, dan tonjolan paru. Jari-jari telah berbentuk,
namun masih tergenggam. Jantung telah terbentuk penuh.
7 Mata tampak pada muka. Pembentukan alis dan lidah
8 Mirip bentuk manusia, mulai pembentukan genitalia eksterna. Sirkulasi melalui
tali pusat dimulai. Tulang mulai terbentuk.
9 Kepala meliputi separruh besar janin, terbentuk muka janin, kelopak mata
-
7/22/2019 SKEB23
3/16
terbentuk namun tak akan membuka sampai 28 minggu.
13-16 Janin berukuran 15 cm. ini merupakan awal dari trimester ke-2. Kulit janin masih
transparan, telah mulai tumbuh rambut lanugo )rambut janin). Janin berggerak
aktif, yaitu menghisap dan menelan air ketuban. Telah terbentuk mekonium
(faeces) dalam usus. Jantung berdenyut 120-150/menit
17-24 Komponen mata terbentuk penuh, juga sidik jari. Seluruh tubuh diliputi oleh
verniks serosa (lemak). Janin mempunyai reflex.
25-28 Saat ini disebut permulaan trimester ke-3, dimana terdapat perkembangan otak
yang cepat. System saraf mengendalikan gerakan dari fungsi tubuh, mata sudah
membuka. Kelangsunagn hidup pada periode ini sangat sulit bila lahir.
29-32 Bila bayi dilahirkan, ada kemungkinan untyuk hidup (50-70%). Tulang telah
terbentuk sempurna, gerakan nafas telah regular, suhu relative stabil.
33-36 Bedat janin 1500-2500g. bulu kulit janin (lanugo) mulai berkurang, pada saat 35
minggu paru telah matur. Janin akan dapat hipup tanpa kesulitan.
38-40 Sejak 38 minggu kehamilan disebut aterm, dimana bayi akan meliputi seluruh
uterus. Air ketuban mulai berkurang, tetapi masih dalam batas normal.
2. Bagaimana etiologi dan mekanisme kejang pada kasus?
Pada kehamilan, terjadi peningkatan peroxisome proliferated-activated receptor
gamma (PPAR-gamma) yang menyebabkan remodelling arteriol otak. Pada saat
bersamaan terjadi pula peningkatan aliran darah serebral. Remodelling ini
menyebabkan vasokonstriksi yang tidak dapat mengimbangi peningkatan aliran
darah tersebut, sehingga terjadi reaksi edema vasogenik. Edema ini menyebabkan
rusaknya sawar darah-otak sehingga memberi akses terhadap zat-zat ekstraseluler
yang mestinya tidak memasuki rongga tengkorak, antara lain albumin. Akibatnya
terjadi kompresi rongga tengkorak yang menyebabkan gejala neurologis seperti
sakit kepala, bahkan kejang.
Pada penderita eklampsia, juga terjadi sekresi TNF-alfa yang berlebihan dari
ginjal. Akibatnya TNF-alfa menimbulkan reaksi inflamasi yang menghasilkan
masuknya leukosit dalam jumlah besar ke otak, menembus saraf darah-otak yang
mengalami edema tadi. Leukositosis inilah yang memicu timbulnya bangkitan
kejang.
3. Bagaimana macam-macam hipertensi pada ibu hamil?
-
7/22/2019 SKEB23
4/16
Berdasarkan The National High Blood Pressure Education Programme Working
Group (HBPEP) 2000, membagi HDK dalam7 :
1. Gestational Hipertensi
Disebut juga hipertensi yang di induse oleh kehamilan. Hipertensi yang di deteksi
pertama kali pada kehamilan > 20 minggu tanpa proteinuria,dan menghilang
sebelum 12 minggu post partum.
2. Hipertensi Kronik
Didefinisikan sebagai kenaikkan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan atau
diastolik > 90 mmHg sebelum kehamilan 20 minggu dan menetap setelah 12
minggu post partum.
3. Pre Eklampsia
Hipertensi yang di deteksi sesudah kehamilan 20 minggu disertai dengan
proteinuria > 0,3 gr / 24 jam
4. Eklampsia
Pre-eklampsia yang memburuk disertai kejang dan atau penurunan kesadaran
yang bukan disebabkan oleh faktor lain
5. Hipertensi Kronik dengan Super impose Pre eklampsia
Didapatkan pada wanita dengan hipertensi kronik secara tiba-tiba takanan darah
meningkat disertai proteinuria trombositopnia dan gangguan fungsi hati.
4. Bagaimana hubungan hormon tiroid dengan kehamilan?
Sejak mulai kehamilan terjadi perubahan-perubahan pada fungsi kelenjar tiroid ibu,
sedang pada janin kelenjar tiroid baru mulai berfungsi pada umur kehamilan gestasi
ke 12-16. TSH agaknya tidak dapat melalui barier plasenta. Dengan demikian baik
TSH ibu maupun TSH janin tidak saling mempengaruhi. Baik T4 maupun T3 dapat
melewati plasenta dalam jumlah yang sangat sedikit, sehingga dapat dianggap tidak
saling mempengaruhi.
Pasien penyakit Grave cenderung mengalami remisi pada waktu hamil dan
eksaserbasi pada masa pasca persalinan. Kehamilan merupakan suatu bentuk alograf
jaringan asing yang dapat berkembang tanpa penolakan tubuh. Keadaan seperti ini
dapat berlangsung karena pada proses kehamilan baik imunitas humoral maupun
imunitas selular ditekan. Antibodi antitiroid pada penyakit grave biasanya menurun
selama kehamilan. Fungsi sel T supresor janin meningkat mencegah penolakan ibu
dan juga akan menurun intensitas penyakit grave untuk sementara.
-
7/22/2019 SKEB23
5/16
Sesudah melahirkan sel T supresor turun kembali, maka terjadilah eksaserbasi
penyakit grave pasca persalinan. Pada beberapa kasus bahkan penyakit Grave nya
sama sekali tidak tampak selama kehamilan namun pasca persalinan tampak seolah-
olah baru muncul. Keadaan ini lazim disebut sebagai tirotoksikosis pasca persalinan.8
Telah kita ketahui bahwa terdapat kehamilan dimana kelenjar tiroid mengalami
hiperfungsi yang ditandai dengan naiknya metabolisme basal sampai 15-25% dan
kadang kala disertai pembesaran ringan. Keadaan ini adalah dalam batas-batas
normal.
1. Morbus Basedow (hipertiroidisme)
Gejala-gejala : eksoftalamus, tremor, hiperkinesis, takikardi, kenaikan BMR
sampai 25% dan kadar tiroksin dalam darah. Kelenjar tiroid juga akan membesar
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit :
Kehamilan dapat membuat struma tambah besar dan keluhan penderita bertambah
berat
Pengaruh penyakit terhadap kehamilan dan persalinan :
- Kehamilan sering berakhir : abortus (abortus habitualis)
- Partus prematurus
- Kala II hendaknya diperpendek dengan ekstraksi vakum atau forseps, karena
bahaya kemungkinan timbulnya dekompensasi kordis.
Pilihan pengobatan pada hipertiroid memberi obat anti tiroid dengan kehamilan
terletak antara penggunaan obat anti tiroid dan pembedahan, dengan catatan
bahwa obat anti tiroid merupakan pilihan pertama. Bila ingin melakukan operasi
tiroidektomi lakukan pada trimester II. Bila wanita telah mempunyai beberapa
anak dianjurkan memakai kontrasepsi atau melakukan tubektomi.
5. Bagaimana hubungan hipertensi dengan kehamilan?
Pada keadaan istirahat, curah jantung meningkat 40% dalam kehamilan. Perubahan
tersebut mulai terjadi pada kehamilan 8 minggu dan mencapai puncak pada usia
kehamilan 20-30 minggu. Tahanan perifer menurun pada usia kehamilan trimester
pertama. Keadaan ini disebabkan oleh meningkatnya aktifitas sistem renin
angiotensin aldosteron dan juga sistem saraf simpatis.
Penurunan tahanan perifer total disebabkan oleh menurunnya tonus otot polos
pembuluh darah. Volume darah yang beredar juga meningkat 40% , peningkatan ini
-
7/22/2019 SKEB23
6/16
melebihi jumlah sel darah merah, sehingga hemoglobin dan viskositas darah menurun.
Terjadi penurunan tekanan osmotik plasma darah yang menyebabkan peningkatan
cairan ekstraseluler, sehingga timbul edema perifer yang biasa timbul pada kehamilan
normal.
Multifaktorial dan dapat melibatkan berbagai sistem organ. Ada beberapa hipotesis
yang diajukan untuk menerangkan HDK antara lain : teori reaktifitas pembuluh
darah,hipoperfusi uteroplacenta,konsep imunologis dan disfungsi endotel. Pada
reaktifitas pembuluh darah, kontriksi pembuluh darah merupakan tahanan bagi aliran
darah dan menyebabkan hipertensi anterial.
Hipoperfusi uteroplacental, timbul karena adanya ketidak seimbangan antara masa
placenta dan aliran darah disertai kelainan trophoblastik. Keadaan ini dapat terjadi bila
masa plasenta relatif lebih besar seperti pada kehamilan kembar dan mola hidatidosa
atau pada keadaan-keadaan dimana terdapat gangguan aliran darah pada uterus seperti
diabetes dan hipertensi. Pada multipara diduga karena masa placenta yang super
normal tidak seimbang dengan aliran darah.
Akhir-akhir ini patogenesis HDK dari aspek disfungsi endotel telah banyak
dibicarakan dari berbagai laporan penelitian. Disfungsi endotel menyebabkan
penurunan produksi Nitric Oxida (NO), yang merupakan vasodilator poten dan
menghambat agregasi platelet. Penurunan NO akan meningkatkan agregasi platelet,
pelepasan trombosan A2 dan serotonin. Serotonin menyebabkan peningkatan
permiabilitas vaskuler dan serotonin juga menyebabkan vasodilatasi atau
vasokonstriksi tergantung integritas sel endotel vaskular.
Dalam keadaan normal reseptor serotonin (S1) endotel spesifik akan merespon
serotonin dalam darah dengan akibat dilepaskannya prostasiklin dan NO oleh sel
endotel sehingga terjadi vasodilatasi. Sedangkan pada HDK yang ditandai dengan
menghilangnya reseptor S1 endotel dan meningkatnya serotonin yang diproduksi oleh
platelet 10 kali lebih tinggi dalam darah akan mengakibatkan serotonin hanya dapat
bereaksi dengan reseptor S2 di otot polos vaskuler dan platelet yang menghasilkan
vasokontriksi.
6. Apa diagnosis banding pada kasus ini?
1. Traumatik cerebrovaskuler
2.
Perdarahan intraserebral3. Trombosis arteri dan vena serebral
-
7/22/2019 SKEB23
7/16
4. Penyakit hipertensi
5. Hipertensi ensefalopati
6. Pheochromocytoma
7. Penekanan lesi pada susunan syaraf pusat
8. Tumor otak
9. Abses
10. Kelainan metabolic
11. Hipoglikemia
12. Uremia
13. Inappropriate antidiuretic hormone secretion resulting in water intoxiccation
14. Infeksi
15. Meningitis
16. Encefalitis
17. Trombotik trombositopenik purpura
18. Epilepsi idiopatik
19. Bagaimana cara menegakan diagnosis pada kasus ini?
Diagnosis PE ditegakkan berdasarkan adanya dua dari tiga gejala :
Penambahan berat badan yang berlebihan terjadi kenaikan 1 kg seminggu
beberapa kali
Edema peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan dan muka
Hipertensi (diukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit)
Tekanan darah 140/90 mmHg ATAU
Tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg ATAU
Tekanan diastolik > 15 mmHg
Tekanan diastolik pada trimester II yang > 85 mmHg patut dicurigai sebagai
bakat PE.
Pada kehamilan dengan pre eklamsia dapat terjadi tekanan intra uterin atau kelainan
pada pembuluh darah sehingga aliran darah di uteri plasenta terganggu yang akibatnya
terjadi iskemia uteri. Hal ini dapat menimbulkan pengeluaran renin dan terjadi
penurunan aliran darah dari uterus mengalir ke seluruh tubuh ibu dalam merangsang
angiotensi I dan II yang mempunyai khasiat dalam spasme pembuluh darah dan
menimbulkan hipertensi.
-
7/22/2019 SKEB23
8/16
Protein urine
ProteinuriaTerdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam urin 24 jam ATAU
pemeriksaan kualitatif +1 / +2.
Kadar protein 1 g/l dalam urin yang dikeluarkan dengan kateter/urin porsi tengah,
diambil 2 kali dengan jarak waktu 6 jam.
Diagnosis preeklampsia berat (PEB) bila ada gejala:
TD sistolik 160 mmHg ATAU diastolik 110 mmHg
Proteinuria + 5 g/24 jam atau 3 pada tes celup
Oligouria (< 400 ml dalam 24 jam) Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan
Nyeri epigastrium dan ikterus
Edema paru atau sianosis
Trombositopenia
Pertumbuhan janin terhambat (PJT)
Diagnosis eklampsia: Gejala-gejala preeklampsi disertai kejang atau koma
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan tambahan ynag diperlukan untuk penegakan diagnosa adalah:
1) Pemeriksaan laboratorium: Pemeriksaan darh lengkap denagn hapusan darah,
penurunan hemoglobin( nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk wanita
hamil adalah 12-14 gr% ), hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 43 vol% ),
trombosit menurun( nilai rujukan 150 450 ribu/mm3). Hematokrit merupakan
volume eritrosit per 100 mL dinyatakan dalam %. Peningkatan hematokrit biasanya
terjadi pada :
Hemokonsentrasi PPOK
-
7/22/2019 SKEB23
9/16
Gagal jantung kongesif
Perokok
Preeklampsia Penurunan hematokrit biasanya terjadi pada : Anemia
Leukimia Hipertiroid Penyakit Hati Kronis Hemolisis (reaksi terhadap
transfusi, reaksi kimia, infeksi, terbakar, pacu jantung buatan) Penyakit sistemik
(Kanker, Lupus, Sarcoidosis)
Trombosit dalam sirkulasi normalnya bertahan 1 minggu. Trombosit membantu
pembekuan darah dan menjaga integritas vaskular. Beberapa kelainan morfologi
trombosit antara lain giant platelet (trombosit raksasa) dan platelet clumping
(trombosit bergerombol). Trombosit yang tinggi disebut trombositosis, pada sebagian
orang tidak muncul keluhan, namun pada sebagian orang yang lain menimbulkan
myeloproliferative disorder. Trombosit rendah (trombositopenia) dapat ditemukan
pada sindrom HELLP, demam berdarah, koagulasi intravaskular diseminata
(KID/DIC), supresi sumsum tulang, idiopatik trombositopenia purpura (ITP) dll.
2) Urinalisis: Ditemukan protein dalam urin
Kenaikan berat badan dan edema yng di sebabkan penimbunan cairan yang berlebih
dalam ruang instertisial belum diketahui sebabnya. Pada pre eklamsia di jumpai kadaraldosteron yang rendah dan konsentrasi prolaktin yang tinggi dari pada kehamilan
normal. Aldosteron penting untuk mempertahankan volume plasma dan mengatur
retensi garam dan natrium. Pada pre eklamsia permeabilitas pembuluh darah terhadap
protein meningkat.
3) Pemeriksaan fungsi hati
Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl )
LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat
Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.
Serum Glutamat pirufat transaminase ( SGPT ) meningkat ( N= 15-45)
Serum glutamat oxaloacetic trasaminase ( SGOT ) meningkat ( N=
-
7/22/2019 SKEB23
10/16
Eklampsia disertai hipertiroid
21. Bagaimana penatalaksanaan farmakologi dan non-farmakologi pada kasus ini?
Eklamsia
a. MgSO4
o Cara pemberian ;
Dosis awal ;10 g IM (di bagi 2 boka & boki)
Dosis lanjutan ;5 g IM tiap 4-6 jam bergantian salah satu bokong
o Bila kejang berulang MgSO4 20% 2 g IV, di berikan sekurang-kurangnya
20 menit setelah pemberian terahir.
o Bila setelah di berikan dosis tambahan masih tetap kejang Amobarbital 3-5
mg/kg BB IV perlahan-lahan
b. Perawatan pada serangan kejang
o Dirawat di ruang isolasi atau ruang khusus dengan lampu terang
o Tempat tidur harus cukup lebar, dapat di ubah dalam posisi kepala lebih tinggi
o Masukkan spatula lidah ke dalam mulut penderita, sisipkan antara lidah dan
gigi rahang atas( untuk mencegah lidah tergigit)
o Kepala direndahkan , di aspirasi lender dari orofaring (untuk mencegah
pneumonia aspirasi)
o Fiksasi badan pada tempat tidur harus cukup kendor untuk menghindari
fraktur
c. Perawatan pada penderita koma
o Monitoring kesadaran & dalamnya koma memakai Glasgow pittsburg coma
scale
o Perlu diperhatikan nutrisi & pencegahan decubitus.
-
7/22/2019 SKEB23
11/16
d. Prinsip dasar ; semua kehamilan dengan eklamsia harus di akhiri tanpa memandang
umur kehamilan & keadaan janin.
Terminasi kehamilan di lakukan bila sudah dilakukan stabilisasi (pemulihan) selama
4-8 jam.
Penatalaksanaan Hipertensi
Secara umum tujuan tata laksana HDK dengan atau tanpa proteinuria adalah sama,
yaitu untuk melindungi ibu dari berbagai komplikasi termasuk kardiovaskuler dan
melanjutkan kehamilannya sampai persalinan yang aman. Tata laksana ini meliputi
pengelolaan secara umum dan khusus baik konservatif maupun dengan terminasi
kehamilan . Pembahasan tata laksana disini akan lebih menekankan masalah tekanan
darah, tentunya dengan mengetahui bahwa meningkatnya tekanan darah bukanlah
satu-satunya masalah yang dihadapai pada HDK.7,14
1. Terapi Konservatif
Terapi konservatif dilakukan bila tekanan darah terkontrol ( sistolik < 140 mmHg,
diastolik 90 mmHg, proteinuria < +2 ( 1 gr/hari), trombosit > 100.000, keadaan janin
baik (USG, Stress test). Faktor yang sangat menentukan terapi konservatif adalah
umur kehamilan. Jika HDK disertai proteinuria berat dan kehamilan > 36 minggu
maka terminasi kehamilan perlu dilakukan. Apabila kehamilan < 36 minggu, maka
dilakukan terapi konservatif jika : tekanan darah stabil < 150mmHg dan diastolik < 95
mmHg, proteinuria 100.000.
2. Terminasi Kehamilan
Bila selama terapi konservatif, ditemukan hal-hal dibawah ini maka dilakukan
terminasi kehamilan.
Dari Sudut Ibu:- Sakit kepala hebat, gangguan penglihatan
- Tekanan darah sistolik > 170 mmHg dan atau diastolik > 110 mmHg
- Oliguria < 400 ml/ 24 jam
- Fungsi ginjal dan hepar memburuk
- Nyeri epigartium berat, mual, muntah
- Suspek abruptio placenta
- Edema paru dan sianosis- Kejang dan tanda-tanda perdarahan intracerebral pada eklampsia
-
7/22/2019 SKEB23
12/16
Dari Sudut Janin
- Pergerakan janin menurun
- Olygohidro amnion
3. Pengobatan Medikamentosa
Tujuan dalam menurunkan tekanan darah telah disepakati dianggap optimal bila
sistolik < 140 mmHg dan diastolik < 90 mmHg.Ada beberapa konsensus kapan kita
menggunakan obat anti hipertensi pada HDK antara lain:
a. Segera
Bila tekanan darah sistolik > 169 mmHg dan diastolik > 109 mmHg dengan gejala
klinis.
b. Setelah observasi 1-2 jam
Bila tekanan darah sistolik > 169 mmHg dan atau diastolik > 109 mmHg tanpa gejala
klinis.
c. Setelah observasi 24-48 jam
- Bila tekanan darah sistolik > 139 mmHg dan atau diastolik > 89 mmHg sebelum
kehamilan 28 minggu tanpa proteinuria
- Bila tekanan darah sistolik > 139 mmHg dan atau diatolik > 89 mmHg pada wanita
hamil dengan gejala klinis, proteinuria, disertai penyakit lain ( kardiovaskular, ginjal),
Super imposed hipertension
22. Bagaimana patogenesis pada kasus ini?
Pada preeklamsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam
dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerolus. Pada
beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat
dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh
mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik, sebagai usaha untuk mengatasi
kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi.
Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air
yang berlebihan dalam ruangan intertisial belum diketahui penyebabnya, mungkin
karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola
sehingga terjadi perubahan glomerolus.
Pada retina tampak edema retina, spasmus setempat atau menyeluruh pada
beberapa arteri jarang terlihat perdarahan atau eksudat. Pelepasan retina
disebabkan oleh edema intraokuler dan merupakan indikasi untuk pengakhirankehamilan . Setelah persalinan berakhir, retina melekat lagi dalam 2 hari sampai 2
-
7/22/2019 SKEB23
13/16
bulan. Skotoma, diplopia, dan ambiliopia merupakan gejala yang menunjukkan
akan terjadinya eklampsia. Keadaan ini disebabkan oleh perubahan aliran darah
dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau dalam retina.
Edema paru-paru merupakan sebab utama kematian penderita eklampsia.
Komplikasi disebabkan oleh dekompensasio kordis kiri. Perubahan pada otak
bahwa resistensi pembuluh darah dalam otak pada hipertensi dalam kehamilan
lebih tinggi pada eklampsia. Sehingga aliran darah ke otak dan pemakaian
oksigen pada eklampsia akan menurun.
Metabaolisme dan elektrolit yaitu hemokonsentrasi yang menyertai eklampsia
sebabnya terjadi pergeseran cairan dan ruang intravaskuler ke ruang interstisial.
Kejadian ini, diikuti oleh kenaikan hematokrit, peningkatan protein serum, dan
bertambahnya edema, menyebabkan volume darah berkurang, viskositet darah
meningkat, waktu peredaran darah tepi lebih lama. Karena itu, aliran darah ke
jaringan diberbagai bagian tubuh berkurang akibatnya hipoksia. Dengan
perbaikan keadaan, hemokonsentrasi berkurang, sehingga turunnya hematokrit
dapat dipakai sebagai ukuran perbaikan keadaan penyakit dan berhasilnya
pengobatan.
Pada eklampsia, kejang dapat menyebabkan kadar gula darah naik untuk
sementara. Asidum laktikum dan asam organik lain naik, dan bikarbonas natrikus,
sehingga menyebabkan cadangan alkali turun. Setelah kejang, zat organik
dioksidasi sehingga natrium dilepaskan untuk dapat bereaksi dengan asam
karbonik menjadi bikarbaonas natrikus. Dengan demikian, cadangan alkali dapat
pulih kembali. Pada kehamilan cukup bulan kadar fibrinogen meningkat. Waktu
pembekuan lebih pendek dan kadang-kadang ditemukan kurang dari 1 menit pada
eklampsia.
23. Bagaimana komplikasi pada kasus ini?
Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin. Komplikasi dibawah ini
biasanya terjadi pada Preeklampsia berat dan eklampsia.
1. Solusio plasenta. Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan
lebih sering terjadi pada Preeklampsia.
2. Hipofibrinogenemia. Pada Preeklampsia berat
-
7/22/2019 SKEB23
14/16
3. Hemolisis. Penderita dengan Preeklampsia berat kadang-kadang menunjukkan gejala
klinik hemolisis yang di kenal dengan ikterus. Belum di ketahui dengan pasti apakah
ini merupakan kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darah merah. Nekrosis
periportal hati sering di temukan pada autopsi penderita eklampsia dapat
menerangkan ikterus tersebut.
4. Perdarahan otak. Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal
penderita eklampsia.
5. Kelainan mata. Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlansung sampai
seminggu.
6. Edema paru-paru.
7. Nekrosis hati. Nekrosis periportal hati pada Preeklampsi eklampsia merupakan
akibat vasopasmus arteriol umum.
8. Sindrom HELLP yaitu haemolysis, elevated liver enzymes, dan low platelet.
9. Kelainan ginjal
10. Komplikasi lain. Lidah tergigit, trauma dan fraktura karena jatuh akibat kejang-kejang
pneumonia aspirasi.
11. Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intra uterin
24. Bagaimana prognosis pada kasus ini?Dubia et bonam
25. Bagaimana hubungan penyakit hipertensi dan hipertiroid dengan janin?
26. Bagaimana pemeriksaaan penunjang yang diperlukan untuk kasus ini?
27. Bagaimana Standar Kompetensi Kedokteran Indonesia (SKDI) pada kasus ini?
2
28. Bagaimana tindakan post natal pada kasus ini?
Penatalaksanaan post-natal
Sikap terhadap kehamilan ialah semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri,
tanpa memandang umur kehamilan dan keadaan janin. Persalinan diakhiri bila sudah
mecapai stabilisasi (pemulihan) hemodinamika dan metabolisme ibu.
- Bila persalinan terjadi pervaginam, monitoring tanda-tanda vital dilakukan
sebagaimana lazimnya.
Pemeriksaan laboratorium dikerjakan setelah 1 x 24 jam persalinan.
Biasanya perbaikan segera terjadi setelah 24 - 48 jam pasca persalinan.
-
7/22/2019 SKEB23
15/16
- Mempertahankan kalori 1500 kkal / 24 jam, bila perlu dengan selang
nasogastrik atau parenteral, karena pasien belum tentu dapat makan dengan
baik.
- Antikonvulsan (MgSO4) dipertahankan sampai 24 jam postpartum, atau
sampai tekanan darah terkendali.
Antikonvulsan diteruskan sampau 24 jam postpartum atau kejang terakhir
- Melakukan pengawasan ketat pasca persalinan di ruang perawatan intensif
- Teruskan terapi antihipertensi jika tekanan diastolic >110 mmHg.
- Pantau urin terus.
Rujukan
Rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap jika:
Terdapat Oliguria (
-
7/22/2019 SKEB23
16/16
Tolong disusun rapi di word, yang sudah jadi tanggung jawab di pembagian soal dan
LI wajib dicari!! Makasih