(skripsi) oleh hendro sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/skripsi tanpa bab...

72
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING (PMA) DI INDONESIA (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Upload: ngoanh

Post on 11-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENANAMAN MODAL ASING (PMA) DI INDONESIA

(Skripsi)

Oleh

Hendro Sanjaya

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 2: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

ABSTRACT

ANALYSIS FACTORS AFFECTING FOREIGN INVESTMENT (FDI) IN

INDONESIA

By

HENDRO SANJAYA

This study aims to determine the effect of Act No.25 of 2007, BI rate (BIR),

Exchange Rate (KURS), inflation (INF), and the Gross Domestic Product (GDP)

of the Foreign Direct Investment (FDI) during the period 2000: Q1- 2014: Q4.

The method used in this study is an Error Correction Model (ECM). The data used

is secondary data during the period 2000: Q1-2014: Q4.

The results showed that the BI rate influance negative effect but not significant,

Exchange Rate positive and significant impact on the amount of FDI in Indonesia

with a 95% confidence level, inflation negative effect but not significantly, GDP

is positive and significant impact on the amount of FDI in Indonesia with a

confidence level of 95 %, and Law 25 of 2007 positive effect but not significant.

Variable BI Rate, Exchange Rate, Inflation, GDP, jointly Dummy variable

affecting FDI in Indonesia with a confidence level of 95 %.

Keywords: BI (BI), Exchange Rate (KURS), Foreign Direct Investment (FDI),

Inflation (INF), and the Gross Domestic Product (GDP)

Page 3: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENANAMAN MODAL ASING (PMA) DI INDONESIA

Oleh

HENDRO SANJAYA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pegaruh UU No.25 Tahun 2007, BI

rate (BIR), Nilai Tukar (KURS), Inflasi (INF), dan Produk Domestic Bruto (PDB)

terhadap Penanaman Modal Asing (PMA) selama periode 2000:Q1-2014:Q4.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Error Correction Model

(ECM). Data yang digunakan adalah data sekunder selama Periode 2000:Q1-

2014:Q4.

Hasil penelitian menunjukan bahwa BI rate berpengaruh negatif tetapi tidak

signifikan, Nilai Tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah PMA

di Indonesia dengan tingkat keyakinan 95%, Inflasi berpengaruh negatif tetapi

tidak signifikan, PDB berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah PMA di

Indonesia dengan tingkat keyakinan 95%, dan UU No.25 Tahun 2007

berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. Variable BI rate, Nilai Tukar, Inflasi,

PDB, Dummy secara bersama-sama mempengaruhi variable PMA di Indonesia

dengan tingkat keyakinan 95%.

Kata kunci : BI rate (BIR), Inflasi (INF), Nilai Tukar (KURS), Penanaman Modal

Asing (PMA), dan Produk Domestic Bruto (PDB)

Page 4: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENANAMAN MODAL ASING (PMA) DI INDONESIA

Oleh

Hendro Sanjaya

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA EKONOMI

pada

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 5: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,
Page 6: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,
Page 7: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,
Page 8: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis adalah Hendro Sanjaya, penulis dilahirkan pada tanggal 11

Juni 1993 di Kotabumi. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara,

hasil buah cinta pasangan Hamidi dengan Emilia.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SDN 2 Teladan Bandar

Lampung pada Tahun 2005, sekolah menengah pertama di SMPN 4 Bandar

Lampung pada Tahun 2008 dan sekolah menengah atas di SMA Negeri 3 Bandar

Lampung pada tahun 2011.

Tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung Jurusan Ekonomi Pembangunan melalui jalur Ujian

SNMPTN. Pada Tahun 2013 penulis diamanahkan menjadi Kepala Biro Humas

Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan (Himepa) Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Unila periode 2013-2014.

Page 9: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

MOTO

“Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan

memudahkan baginya jalan ke surga”.

(HR Muslim)

“Tidak ada hasil yang menghianati proses”.

(Anonim)

Page 10: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

PERSEMBAHAN

Dengan puji syukur kepada Allah S.W.T dan nabi besar Muhammad S.A.W,

kupersembahkan karya yang sederhana ini dengan segala ketulusan dan

kerendahan hati kepada:

Ayah dan Ibuku tercinta Hamidi dan Emilia yang telah membesarkanku dengan

penuh kasih sayang, yang selalu memberikan semangat dan dukungan, serta

mendoakan keselamatan, kesehatan dan kesuksesanku.

Adik-adikku Hasrya Dwi Sanjaya, Hafys Sanjaya, dan Hegya Putri Sanjaya yang

senantiasa memberikan dukungan, semangat, dan doa yang memberikan warna

dihidupku.

Sahabat-sahabatku dari Jurusan Ekonomi Pembangunan terima kasih atas

kebersamaan kita selama ini di Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Dan

Almamater tercinta Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Page 11: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia” sebagai syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak terbantu dan didukung oleh

berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Ibu Dr. Marselina Muchtar, S.E., M.P.M. selaku Dosen Pembimbing yang

telah meluangkan waktu untuk membimbing dengan penuh kesabaran,

Page 12: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

memberikan perhatian, motivasi, semangat dan sumbangan pemikiran kepada

penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

5. Ibu Irma Febriana, S.E., M.Si. selaku Dosen Penguji Skripsi yang telah

memberikan saran dan pengetahuan kepada penulis untuk penyelesaian

skripsi ini.

6. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si. selaku Pembimbing Akademik yang telah

membimbing, memberikan perhatian, nasihat, motivasi dan semangat selama

menjadi mahasiswa Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung.

7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu dan

pelajaran yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.

8. Ayah dan Ibu tercinta, Hamidi dan Emilia. Terima kasih atas cinta dan kasih

sayang serta dukungan yang diberikan selama ini, kesabaran serta doa yang

tidak pernah lelah demi yang terbaik untuk anak-anaknya.

9. Adik-adikku Rya, Hafys, dan Gya. Terima kasih atas dukungan, semangat dan

motivasi untuk terus berjuang.

10. Seluruh Keluarga besar dari ayah dan ibu yang selalu memberikan dukungan

dan motivasi.

11. Sahabat-sahabat saya selama ini Daniel, Vito, Lutfi, Biand, Renal, Diki,

Agung, Renal, Rian, Ateng, Rama, Ilham, Zily, Ageng, Narko, Diki dan

semuanya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

12. Sahabat-sahabat tersayang dan seperjuangan di waktu kuliah, Cella, Dewi,

Putri, Izzuddin, Masruhan, Nanang, Sofyan, Yudhi, Panji, Amri, Ridel, Genio,

Thariq, Borju, Arga, Ikram, Devin, Ade, Gita, Yessi, Duwi, Uci, Eny, Nina,

Page 13: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

Nila dan lainnya yang selalu memberikan semangat, doa, dukungan,

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini..

13. Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

Rafiq, Sunarmo, Mustakim, Butet, Asty, Zahara, Tria, Wiwid, Fadil, Defti,

Glady Genio, Nina, Nila, Dewi, Nurul, Oci, Windy, Caca, Gella, Aming,

Feby, Zalalia serta seluruh teman-teman EP’11 yang tidak dapat disebutkan

satu persatu karena keterbatasan yang ada. Terimakasih atas segala dukungan

selama ini.

14. Keluarga KKN Tematik Desa Gedung Aji ; Dwi, Weni, Aris, Rika, Elli, dan

Laksono.

15. Seluruh staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Ekonomi Pembangunan,

khususnya Pak Kasim, Mas Veri, Ibu Yati, Mas Usman, Mas Ma’ruf.

16. Kakak tingkat EP 2009 dan 2010 serta adik tingkat EP 2012, 2013, dan 2014.

17. Berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penulisan skripsi ini

yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 26 April 2016

Penulis,

Hendro Sanjaya

Page 14: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 8

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 9

D. Kerangka Fikir .................................................................................. 9

E. Hipotesis ........................................................................................... 11

F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori .................................................................................. 13

1. Investasi ........................................................................................ 13

2. Penanaman Modal Asing (PMA) .................................................. 19

3. Teori Investasi Keynes .................................................................. 23

4. Teori Investasi Langsung .............................................................. 24

5. PDB ............................................................................................... 25

5. Suku Bunga ................................................................................... 27

6. Inflasi ............................................................................................ 30

7. Nilai Tukar .................................................................................... 35

B. Penilitian Terdahulu .......................................................................... 39

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 41

B. Batasan Variabel ............................................................................... 42

C. Spesifikasi Model Ekonomi .............................................................. 43

D. Proses dan Identifikasi Model Penelitian ........................................... 44

1. Uji Stasionary (Unit Root Test) .................................................... 44

2. Uji Kointegrasi ............................................................................. 45

3. Pendekatan Error Correction Model (ECM) ............................... 46

4. Koefisien Determinasi .................................................................. 47

5. Uji Hipotesis ................................................................................. 48

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................. 51

1. Uji Stasioner (Unit Root Test) ...................................................... 51

2. Uji Kointegrasi ............................................................................. 52

3. Estimasi Jangka Pendek Error Correction Model (ECM) ........... 53

3.1. Uji F-Statistik (Simultan) ...................................................... 57

Page 15: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

B. Pembahasan ....................................................................................... 58

1. Pengaruh BI rate terhadap Jumlah PMA di Indonesia ................. 58

2. Pengaruh Nilai Tukar terhadap Jumlah PMA di Indonesia .......... 58

3. Pengaruh Inflasi terhadap Jumlah PMA di Indonesia .................. 59

4. Pengaruh PDB terhadap Jumlah PMA di Indonesia .................... 60

5. Pengaruh UU No. 25 Tahun 2007 terhadap Jumlah PMA

di Indonesia .................................................................................. 61

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................................... 63

B. Saran ................................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan Tingkat BI Rate dengan PMA Tahun 2000-2014 .................. 4

2. Hubungan Rupiah terhadap Dollar (US) dengan Jumlah PMA di

Indonesia tahun 2000-2014 ...................................................................... 5

3. Hubungan Inflasi dengan Jumlah PMA di Indonesia tahun 2000-201 ... 6

4. Hubungan PDB dengan Jumlah PMA di Indonesia tahun 2000-201 ....... 7

5. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 9

6. Pengaruh Pendapatan Nasional terhadap Investasi .................................. 26

7. Kurva Hubungan Investasi dengan Tingkat Suku Bunga ....................... 30

8. Kurva Hubungan Kurs Rill Dan Ekspor Bersih ....................................... 37

Page 17: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penelitian Terdahulu ................................................................................ 39

2. Deskripsi Data Input ................................................................................ 41

3. Hasil Uji Stasioner dengan Pendekatan Augmented Dickey-Fuller (ADF)

Pada Tingkat Level .................................................................................. 51

4. Hasil Uji Stasioner dengan Pendekatan Augmented Dickey-Fuller (ADF)

Pada Tingkat first difference ................................................................... 52

5. Hasil Uji Kointegrasi Engel-Granger (EG) ............................................. 53

6. Hasil Estimasi Jangka Pendek Error Correction Model (ECM) ............. 54

7. Hasil Uji F-Statistik .................................................................................. 55

8. Hasil Uji F-Statistik Jangka Pendek ........................................................ 57

Page 18: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Penelitian

Lampiran 2. Hasil Uji Unit Root pada Ordo Level

Lampiran 3. Uji Unit Root pada First Difference

Lampiran 4. Uji Kointegrasi, ECM.

Lampiran 5. Tabel t

Lampiran 6. Tabe F

Page 19: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penanaman modal merupakan segala kegiatan menanamkan modal, baik oleh

penanam modal dalam negeri, perusahaan swasta, maupun PMA untuk melakukan

investasi di suatu negara. Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan, memiliki

sumber daya alam melimpah dari pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan,

maupun pertambangan. Namun tidak serta merta sumber daya alam yang melimpah

dapat dimanfaatkan tanpa diolah. Perlu dibangun infrastruktur sarana prasarana dalam

mengolahnya baik oleh pemerintah maupun swasta. Untuk itu, diperlukan upaya

pemerintah untuk menarik investor. Namun pertengahan tahun 1997 dan sejak

Indonesia mengalami krisis moneter, maka untuk membangkitkan atau menggerakkan

kembali perekonomian nasional yang terpuruk adalah kebijakan mengundang

kembali masuknya investor ke Indonesia.

Pemerintah mengesahkan Undang-Undang No 25 tahun 2007 tentang Penanaman

Modal, yang didalamnya berisi kebijakan-kebijakan investasi yang bertujuan untuk

menciptakan iklim investasi yang sehat dan berdaya saing global. Untuk mewujudkan

Page 20: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

2

iklim investasi yang sehat dalam kebijakan penanaman modal Indonesia menurut UU

no 25 Tahun 2007 diarahkan untuk:

1. Mengurangi biaya transaksi dan praktik ekonomi biaya tinggi baik untuk tahapan

memulai maupun tahapan operasi suatu bisnis.

2. Menjamin kepastian usaha dan meningkatkan penegakan hukum, terutama

berkenaan dengan kepentingan untuk menghormati kontrak usaha, menjaga hak

kepemilikan, terutama dengan kepemilikan lahan dan pengaturan yang adil pada

penyelesaian konflik atau perbedaan pendapat.

3. Memperbaiki kebijakan investasi dengan merumuskan cetak biru (blue print)

pengembangan kebijakan investasi kedepan termasuk melakukan revisi terhadap

Undang-Undang Penanaman Modal.

4. Memperbaiki harmonisasi peraturan perundang-undangan antara pusat dan

daerah terutama dalam pengembangan (formalisasi) dan operasionalisasi usaha di

daerah-daerah dengan mengedepankan prinsip kepastian hukum, deregulasi dan

efisiensi dalam biaya dan waktu pengurusan.

5. Meningkatkan akses dan perluasan pasar ekspor serta penguatan kinerja eksportir.

6. Di bidang perdagangan dalam negeri, kebijakan diarahkan untuk meningkatkan

efesiensi dan efektifitas sistem distribusi nasional, tertib niaga, dan kepastian

berusaha.

Adanya bentuk-bentuk fasilitas yang diberikan pemerintah kepada para investor

terkait dengan pajak, sesuai dengan UU No 25 tahun 2007 pasal 18 tersebut

menyebutkan :

Page 21: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

3

1. Pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan netto sampai tingka tertentu

terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu tertentu.

2. Pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau

peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri.

3. Pembebasan atau penangguhan pajak pertambahan nilai impor barang modal atau

mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di

dalam negeri selama jangka waktu tertentu penyusutan atau amortisasi yang

dipercepat dan keringanan pajak bumi dan bangunan, khususnya untuk bidang

usaha tertentu, pada wilayah atau daerah atau kawasan tertentu.

4. Pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan dalam jumlah dan waktu

tertentu hanya dapat diberikan kepada penanaman modal baru yang merupakan

industri pionir, yaitu industri yang memiliki keterkaitan yang luas, memberi nilai

tambah dan eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi baru, serta

memiliki nilai strategis bagi perekonomian nasional.

5. Bagi penanaman modal yang sedang berlangsung yang melakukan penggantian

mesin atau barang modal lainnya, dapat diberikan fasilitas berupa keringanan atau

pembebasan bea masuk. Selain fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18,

pemerintah memberikan kemudahan pelayanan dan/atau perizinan kepada

perusahaan penanaman modal untuk memperoleh hak atas tanah fasilitas

pelayanan keimigrasian dan fasilitas perizinan impor.

Page 22: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

4

Selain faktor kebijakan pemerintah yang kondusif, investor yang akan merencanakan

investasi di suatu negara juga melihat faktor BI rate, nilai tukar, inflasi, dan PDB

(Boediono, 1994) . Tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan dana investasi

(loanable funds). Tingkat suku bank komersial dipengaruhi oleh BI rate merupakan

salah satu indikator dalam menentukan apakah seseorang akan melakukan investasi

atau menabung (Boediono, 1994). Untuk lebih jelasnya hubungan BI rate dengan

PMA di Indonesia bisa kita lihat gambar berikut :

Sumber: BI, Data Diolah

Gambar 1. Hubungan Tingkat BI Rate dengan PMATahun 2000-2014

Berdasarkan Gambar 1. Hubungan BI rate dan tingkat PMA yang masuk ke

Indonesia seiring berpengaruh positif dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2007,

tetapi berikutnya tingkat persentase BI rate mengalami penurunan menuju 6%

sedangkan tingkat PMA mengalami peningkatan ke angka 19.470 juta USD. Tahun

2012 tingkat suku bunga acuan terus mengalami penurunan ke persentase 5,75%

Page 23: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

5

tetapi PMA mengalami penurunan ke angka 19.138 juta USD. Pada tahun 2013 BI

rate mengalami kenaikan ke persentase 7,5% dan itu pula yang mengakibatkan

tingkat PMA mengalami penurunan ke angka 18.884 juta USD. Pada tahun

selanjutnya suku bunga terus mengalami kenaikan ke persentase 7,75% dan tingkat

PMA juga terus menurun ke angka 17.254 juta USD. BI rate yang tinggi

menyebabkan kreditur mengurangi minatnya untuk berinvestasi dan mengembangkan

sektor-sektor produktif. Tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator dalam

menentukan apakah seseorang akan melakukan invesatasi atau menabung (Boediono,

1994). Hal ini didukung oleh penelitian Pardamean (2008), tingkat bunga

berpengaruh negatif terhadap PMA di Indonesia. Selain BI rate, investor juga

mempertimbangkan nilai tukar. Hal ini diteliti oleh Imamudin (2009) mengemukakan

bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh positif terhadap PMA. Hubungan antara kurs

rupiah terhadap dolar Amerika dan PMA di Indonesia terlihat pada gambar berikut

ini:

Sumber: BI, data diolah

Gambar 2. Hubungan Rupiah terhadap Dollar (US) dengan Jumlah PMA di Indonesia

tahun 2000-2014

Page 24: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

6

Berdasarkan Gambar 2. tingkat kurs di Indonesia tiap tahun terus melemah dari

tahun 2000 sampai 2014 , akan tetapi tingkat PMA di Indonesia pada tahun 2000

sampai 2011 terus berfluktuasi. Dan pada tahun berikutnya dari tahun 2012 sampai

2014 tingkat PMA terus mengalami penurunan sampai angka 17.254 juta USD.

Tingkat investasi juga sangat dipengaruhi oleh tingkat inflasi di suatu wilayah

(Sambodo, 2003). Menurut Greene dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi yang tinggi

sering dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu

ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi makro,

tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap PMA di Indonesia (Khasanah, 2008).

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat Gambar 3 berikut ini :

Sumber: BI, data diolah

Gambar 3. Hubungan Inflasi dengan Jumlah PMA di Indonesia tahun 2000-2014

Page 25: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

7

Berdasarkan Gambar 3 pada tahun 2000 sampai 2010 tingkat inflasi dan PMA terus

berfluktuatif dan relatif searah. Akan tetapi pada tahun 2011 tingkat PMA mengalami

kenaikan ke angka 1.470 juta USD dan tingkat inflasi justru mengalami penurunan

menuju persentase 3,79 %. Pada tahun 2012 tingkat inflasi mengalami kenaikan ke

persentase 4,3% dan tingkat PMA juga terpengaruh negatif menuju angka 19.138 juta

USD. Tahun 2013 inflasi terus mengalami peningkatan sampai menuju persentase

8,38 % dan tingkat PMA juga terus mengalami penurunan ke angka 18.884 juta USD.

Pada tahun 2014 tingkat inflasi mengalami penurunan sedikit menuju persentase

8,36% akan tetapi tingkat PMA justru terus menurun menuju angka 17.254 juta

USD.Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan

karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi

dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh

pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif.

PDB merupakan salah satu indikator pengukuran ekonomi mengenai besarnya pasar

yang dalam jangka panjang PDB ini akan menarik investasi asing langsung. Kenaikan

PDB riil akan menaikan jumlah investasi baik asing maupun dalam negeri langsung

ke dalam perekonomian (Kesit Bambang, 2003). Dengan teori tersebut diduga PDB

berpengaruh terhadap investasi, agar dapat lebih jelasnya dapat kita lihat Gambar 4 :

Page 26: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

8

Sumber : BI, data diolah

Gambar 4. Hubungan PDB dengan Jumlah PMA di Indonesia tahun 2000-2014

Pada gambar di atas dilihat tingkat PDB pada tahun 2000 sampai tahun 2014 terus

meningkat , akan tetapi tingkat PMA di Indonesia pada tahun 2000 ke tahun 2014

sangat fluktuatif, tetapi pada 2007 terjadi peningkatan PMA yang cukup signifikan ke

angka 10.300 juta USD . Pasca tahun 2007, walaupun jumlah investasi langsung

sangat berfluktuatif searah akan tetapi jumlahnya terus di atas investasi sebelum

2007, PDB berpengaruh positif terhadap Investasi di Indonesia (Sambodo, 2003).

B. Rumusan Masalah

PMA di suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu BI rate, nilai tukar,

inflasi, PDB, dan juga didukung kebijakan yang kondusif. Sejak tahun 2007

pemerintah mengeluarkan kebijakan berupa UU No 25 Tahun 2007. Yang bertujuan

merangsang investasi asing sebanyak - sebanyaknya masuk ke Indonesia.

Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang adalah:

Page 27: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

9

1. Apakah faktor suku bunga, nilai tukar, inflasi, dan PDB secara sendiri-sendiri

maupun bersama-sama mempengaruhi jumlah PMA di Indonesia setelah UU No

25 tahun 2007 diberlakukan ?

2. Untuk mengetahui efektifitas UU No 25 tahun 2007 terhadap jumlah PMA yang

masuk ke Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor BI rate, nilai tukar, inflasi, dan

PDB mempengaruhi jumlah PMA di Indonesia .

2. Untuk menguji efektivitas UU No 25 tahun 2007 dikaitkan dengan jumlah PMA

yang masuk ke Indonesia.

D. Kerangka Fikir

Gambar 5. Kerangka Pemikiran

Nilai Tukar

Inflasi

PDB

PMA

BI rate

UU No.25 Tahun 2007

Page 28: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

10

PMA merupakan salah satu faktor penunjang pertumbuhan ekonomi di suatu negara.

PMA adalah investasi dengan jalan membangun, membeli total, ataupun

mengakuisisi perusahaan. Untuk mengatur masuknya investasi asing ke dalam negeri,

pemerintah mengesahkan UU No 25 tahun 2007 yang bertujuan untuk merangsang

masuknya investor asing ke Indonesia. Investasi yang masuk ke Indonesia dapat

dilihat dari faktor – faktor sebagai berikut:

Menurut Pardamean (2008), tingkat bunga berpengaruh negatif terhadap PMA di

Indonesia. Berdasarkan teori hubungan tingkat suku bunga berpengaruh negatif

terhadap tingkat investasi. Suku bunga adalah harga dari penggunaan dana investasi

(loanable funds). Bunga yang tinggi menyebabkan kreditur mengurangi minatnya

untuk berinvestasi dan mengembangkan sektor-sektor produktif. Tingkat suku bunga

merupakan salah satu indikator dalam menentukan apakah seseorang akan melakukan

invesatasi atau menabung (Boediono, 1994).

Menurut Imamudin (2009) nilai tukar rupiah berpengaruh positif terhadap PMA.

Berdasarkan teori, apabila nilai tukar rupiah terdepresiasi maka ekspor Indonesia

akan naik dan impor turun (apabila penawaran ekspor dan permintaan ekspor cukup

elastis), sebab di pasaran internasional barang lokal menjadi kompetitif, dengan

meningkatnya/ naiknya permintaan agregat riil sehingga berdampak pada

meningkatnya investasi, hal ini akan mendorong masuknya investasi asing ke

Indonesia (Budiono1997).

Page 29: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

11

Menurut (Khasanah, 2008) tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap PMA di

Indonesia. Berdasarkan teori tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi

hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko

proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang. Di samping itu menurut Greene

dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi yang tinggi sering dinyatakan sebagai ukuran

ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu ketidakmampuan pemerintah dalam

mengendalikan kebijakan ekonomi makro.

PDB merupakan salah satu indikator pengukuran ekonomi mengenai besarnya pasar

yang dalam jangka panjang, PDB ini akan menarik investasi asing langsung.

Kenaikan PDB riil akan menaikan jumlah investasi baik asing maupun dalam negeri

langsung ke dalam perekonomian (Kesit Bambang, 2003).

UU No.25 Tahun 2007 diterbitkan pemerintah sebagai stimulan untuk meningkatkan

jumlah PMA yang akan masuk ke Indonesia.

E. Hipotesis

1. Diduga BI rate berpengaruh nyata dan negatif terhadap PMA di Indonesia.

2. Diduga kurs berpengaruh nyata dan positif terhadap PMA di Indonesia.

3. Diduga inflasi acuan berpengaruh nyata dan negatif terhadap PMA di Indonesia.

4. Diduga PDB berpengaruh nyata dan positif terhadap PMA di Indonesia.

5. Diduga UU No.25 tahun 2007 berpengaruh nyata dan positif terhadap PMA di

Indonesia.

Page 30: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

12

6. Diduga BI rate, kurs, inflasi, PDB, dan UU No.25 Tahun 2007 secara bersamaan

mempengaruhi PMA di Indonesia.

F. Sistematika Penulisan

Rencana Penulisan skripsi ini akan dibagi dalam 5 bab, yaitu:

BAB I : Pendahuluan, yang berisikan Latar Belakang, Perumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Hipotesis Penelitian, Manfaat Penelitian,

Kerangka Teoritis, dan Sistematika Penulisan Penelitian.

BAB II : Tinjauan Pustaka.

BAB III : Metode Penelitian terdiri atas jenis dan sumber data, Lokasi dan

Waktu Penelitian, Metode penelitian.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan.

BAB V : Kesimpulan dan Saran.

DAFTAR PUSTAKA

Page 31: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Investasi

Investasi sering juga disebut penanaman modal atau pembentukan modal.

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran penanam-penanam modal atau

perusahaan untuk membeli barang-barang modal atau perlengkapan-perlengkapan

produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa

yang tersedia dalam perekonomian. Jadi sebuah pengeluaran dapat dikatakan

sebagai investasi jika ditujukan untuk meningkatkan kemampuan produksi.

Investasi merupakan hal yang penting dalam perekonomian.

Dalam ekonomi ada terminologi “there is no (economic) growth without

investment”. Pernyataan ini mengandung makna bahwa investasi mempunyai

peranan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi, walaupun investasi

bukan satu-satunya komponen pertumbuhan ekonomi. Dalam pembangunan

ekonomi, investasi mempunyai dua peran penting. Pertama, peran dalam jangka

pendek berupa pengaruhnya terhadap permintaan agregat yang akan mendorong

meningkatnya output dan kesempatan kerja. Kedua, efeknya terhadap

pembentukan kapital. Investasi akan menambah berbagai peralatan, mesin,

Page 32: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

14

bangunan dan sebagainya. Dalam jangka panjang, tindakan ini akan meningkatkan

potensi output dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.

Dalam pengertian ekonomi makro investasi dibagi menjadi 2 yaitu :

Investasi portofolio , investasi portofolio ini dilakukan melalui pasar

modal dengan instrumen surat berharga seperti saham dan obligasi.

Investasi langsung atau foreign direct investment (FDI).Investasi langsung

yang dikenal dengan Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan bentuk

investasi dengan jalan membangun, membeli total atau mengakuisisi

perusahaan.

Penanaman Modal di Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun

2007 tentang Penanaman Modal. Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud

dengan Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk

melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam

modal asing, baik menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang

berpatungan dengan penanam modal dalam negri.

Motif utama modal internasional baik yang bersifat investasi modal asing

langsung (foreign direct investment) maupun investasi portofolio adalah untuk

mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi daripada di negara sendiri melalui

tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, sistem perpajakkan yang lebih

menguntungkan dan infrastruktur yang lebih baik.

Beberapa faktor yang dijadikan pertimbangan sebelum investor menanamkan

modalnya di Indonesia adalah :

Page 33: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

15

a. Sumber Daya Alam

b. Sumber Daya Manusia

c. Stabilitas Politik dan Perekonomian

d. Kebijakan Pemerintah

e. Kemudahan dalam peizinan.

f. Iklim investasi yang kondusif

g. Prospek pengembangan di negara penerima modal

h. Tingkat perkembangan ekonomi negara penerima modal

i. Stabilitas politik yang memadai

j. Tersedianya sarana dan prasarana yang diperlukan investor

k. Aliran modal cenderung mengalir ke negara-negara dengan tingkat

pendapatan per kapita yang tinggi.

Tujuan perusahaan asing dalam kegiatan investasi di Indonesia dimaksudkan

untuk :

a. Mengisi sektor-sektor usaha dan industri yang belum dapat dilaksanakan

sepenuhnya oleh pihak swasta nasional, baik karena alasan teknologi,

manajemen, maupun alasan permodalan.

b. Modal asing juga diharapkan secara langsung maupun tidak langsung dapat

lebih merangsang dan menggairahkan iklim atau kehidupan dunia usaha, serta

dapat dimanfaatkan sebagai upaya menembus jaringan pemasaran

internasional melalui jaringan yang mereka miliki.

c. Modal asing diharapkan secara langsung dapat mempercepat proses

pembangunan ekonomi Indonesia.

Page 34: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

16

Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi dalam perekonomian suatu Negara

pada dasarnya investasi adalah membeli suatu aset yang diharapkan di masa

datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi. Investasi juga dapat

dikatakan sebagai suatu penundaan konsumsi saat ini untuk konsumsi masa

depan. Harapan pada keuntungan di masa datang merupakan kompensasi atas

waktu dan risiko yang terkait dengan suatu investasi yang dilakukan. Terdapat

beberapa faktor faktor yang mempengaruhi investasi dalam perekonomian suatu

negara yaitu :

a. Suku Bunga

Suku bunga merupakan faktor yang sangat penting dalam menarik investasi

karena sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari pinjaman bank. Jika suku

bunga pinjaman turun maka akan mendorong investor untuk meminjam modal

dan dengan pinjaman modal tersebut maka ia akan melakukan investasi.

b. Kondisi sarana dan prasarana

Prasarana dan sarana pendukung tersebut meliputi sarana dan prasarana

transportasi, komunikasi, utilitas, pembuangan limbah dan lain-lain. Sarana dan

prasarana transportasi contohnya antara lain: jalan, ter-minal, pelabuhan, bandar

udara dan lainlain. Sarana dan prasrana tele-komunikasi contohnya: jaringan

telepon kabel maupun nirkabel, jaringan internet, prasarana dan sarana pos.

Sedangkan contoh dari utilitas adalah tersedianya air bersih, listrik dan lain-lain.

c. Birokrasi perizinan

Birokrasi perizinan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi

investasi karena birokrasi yang panjang memperbesar biaya bagi investor.

Page 35: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

17

Birokrasi yang panjang akan memperbesar biaya bagi pengusaha karena akan

memperpanjang waktu berurusan dengan aparat. Bagi pengusaha, waktu adalah

uang. Kemungkinan yang lain, birokrasi yang panjang membuka peluang oknum

aparat pemerintah untuk menarik suap dari para pengusaha dalam rangka

memperpendek birokrasi tersebut.

d. Kualitas sumber daya manusia

Manusia yang berkualitas akhir-akhir ini merupakan daya tarik investasi yang

cukup penting. Sebabnya adalah tekhnologi yang dipakai oleh para pengusaha

makin lama makin modern. Tekhnologi modern tersebut menuntut ketrampilan

lebih dari tenaga kerja.

e. Peraturan dan undang-undang ketenagakerjaan

Peraturan undang-undang ketenagakerjaan ini antara lain menyangkut peraturan

tentang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), Upah Minimum, kontrak kerja dan

lain-lain.

f. Stabilitas politik dan keamanan

Stabilitas politik dan keamanan penting bagi investor karena akan menjamin

kelangsungan investasinya untuk jangka panjang.

g. Pengaruh Nilai tukar

Secara teoritis dampak perubahan tingkat/ nilai tukar dengan investasi bersifat

uncertainty (tidak pasti). Shikawa (1994), mengatakan pengaruh tingkat kurs yang

berubah pada investasi dapat langsung lewat beberapa saluran, perubahan kurs

tersebut akan berpengaruh pada dua saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran

Page 36: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

18

domestik. Dalam jangka pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi

investasi melalui pengaruh negatifnya pada absorbsi domestik atau yang dikenal

dengan expenditure reducing effect. Karena penurunan tingkat kurs ini akan

menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat harga-

harga secara umum dan selanjutnya akan menurunkan permintaan domestik

masyarakat. Gejala di atas pada tingkat perusahaan akan direspon dengan

penurunan pada pengeluaran/ alokasi modal pada investasi. Pada sisi penawaran,

pengaruh aspek pengalihan pengeluaran (expenditure switching) akan perubahan

tingkat kurs pada investasi relatif tidak menentu. Penurunan nilai tukar mata uang

domestik akan menaikkan produk-produk impor yang diukur dengan mata uang

domestik dan dengan demikian akan meningkatkan harga barang-barang yang

diperdagangkan/ barang-barang ekspor (traded goods) relatif terhadap barang-

barang yang tidak diperdagangkan (non traded goods), sehingga didapatkan

kenyataan nilai tukar mata uang domestik akan mendorong ekspansi investasi

pada barang-barang perdagangan tersebut.

h. Tingkat Inflasi

Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan

karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek

investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata

masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga-

harga relatif. Disamping itu menurut Greene dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi

yang tinggi sering dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro

dan suatu ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi

makro.

Page 37: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

19

2. Penanaman Modal Asing (PMA)

Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan bentuk investasi dengan jalan

membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan. Penanaman Modal di

Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang

Penanaman Modal. Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan

Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan

usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing,

baik menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan

penanam modal dalam negeri (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007

tentang Penanaman Modal).

Penanaman Modal Asing (PMA) lebih banyak mempunyai kelebihan diantaranya

sifatnya jangka panjang, banyak memberikan andil dalam alih teknologi, alih

keterampilan manajemen, membuka lapangan kerja baru. Lapangan kerja ini,

sangat penting bagi negara sedang berkembang mengingat terbatasnya

kemampuan pemerintah untuk penyediaan lapangan kerja.

Fungsi Penanaman Modal Asing bagi Indonesia yaitu :

a. Sumber dana modal asing dapat dimanfaatkan untuk mempercepat investasi

dan pertumbuhan ekonomi.

b. Modal asing dapat berperan penting dalam penggunaan dana untuk perbaikan

struktural agar menjadi lebih baik lagi.

c. Membantu dalam proses industrilialisasi yang sedang dilaksanakan.

d. Membantu dalam penyerapan tenaga kerja lebih banyak sehingga mampu

mengurangi pengangguran.

Page 38: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

20

e. Mampu meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat.

f. Menjadi acuan agar ekonomi Indonesia semakin lebih baik lagi dari

sebelumnya.

g. Menambah cadangan devisa negara dengan pajak yang diberikan oleh

penanam modal.

Tujuan Penanaman Modal Asing :

a. Untuk mendapatkan keuntungan berupa biaya produksi yang rendah, manfaat

pajak lokal dan lain-lain.

b. Untuk membuat rintangan perdagangan bagi perusahaan-perusahaan lain.

c. Untuk mendapatkan return yang lebih tinggi daripada di negara sendiri

melalui tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, sistem perpajakkan

yang lebih menguntungkan dan infrastruktur yang lebih baik.

d. Untuk menarik arus modal yang signifikan ke suatu Negara.

Faktor yang mempengaruhi berkurangnya PMA adalah :

a. Instabilitas Politik dan Keamanan

b. Banyaknya kasus demonstrasi/ pemogokkan di bidang ketenagakerjaan

c. Pemahaman yang keliru terhadap pelaksanaan Undang-Undang Otonomi

Daerah serta belum lengkap dan jelasnya pedoman menyangkut tata cara

pelaksanaan otonomi daerah

d. Kurangnya jaminan kepastian hukum

e. Lemahnya penegakkan hukum

f. Kurangnya jaminan/ perlindungan Investasi

g. Dicabutnya berbagai insentif di bidang perpajakkan

Page 39: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

21

h. Masih maraknya praktek KKN

i. Citra buruk Indonesia sebagai negara yang bangkrut, diambang disintegrasi

dan tidak berjalannya hukum secara efektif makin memerosotkan daya saing

Indonesia dalam menarik investor untuk melakukan kegiatannya di Indonesia

j. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia.

Hal – hal yang perlu dipertimbangkan dalam PMA :

Bagi Investor

• Adanya kepastian hukum.

• Fasilitas yang memudahkan transfer keuntungan ke negara asal.

• Prospek rentabilitas, tak ada beban pajak yang berlebihan.

• Adanya kemungkinan repatriasi modal (pengambilalihan modal oleh

pemerintah pusat dan daerah) atau kompensasi lain apabila keadaan memaksa.

• Adanya jaminan hukum yang mencegah kesewenang-wenangan.

Bagi Penerima Investasi

Pihak penerima investasi harus sadar bahwa kondisi sosial, politik,

ekonomi negaranya menjadi pusat perhatian investor.

Dicegah tindakan yang merugikan negara penerima investasi dalam segi

ekonomis jangka panjang dan pendek.

Transfer teknologi dari para investor.

Pelaksanaan investasi langsung atau investasi tidak langsung betul-betul

dilakukan dengan prinsip saling menguntungkan (mutual benefit) dan

terutama pembangunan bagi negara/ daerah penerima.

Page 40: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

22

Faktor Penarik Investor Asing

Transparansi pasar keuangan dalam informasi yang terpercaya yang mengalir

dalam suatu aliran yang stabil. Tidak adanya transparansi selama proses investasi

dapat sangat membatasi rentang perhatian para investor asing.

Pasar finansial yang terbuka harus dibebaskan dari kendali pemerintah langsung

dan perdagangan bawah tangan (insider trading).

Adanya aturan hukum para ahli ekonomi yang telah disepakati. Nilai tukar yang

fleksibel. Sehingga memudahkan para investor untuk berinvestasi.

Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli untuk menganalisis

faktor yang mempengaruhi penanaman modal asing, yaitu seperti :

Penanaman modal asing dipengaruhi oleh variabel lingkungan dan variabel

internalisasi. Variabel lingkungan sering kali disebut keunggulan spesifik negara

atau faktor spesifik. Sedangkan variabel internalisasi atau keunggulan spesifik

perusahaan merupakan keunggulan internal yang dimiliki perusahaan

multinasional (Alan M. Rugman, 2001)

Penanaman modal asing dengan model yang disebut model siklus produk. Dalam

model ini introduksi dan pengembangan produk baru di pasar melalui tiga tahap:

Dalam tahap satu, pada waktu produk pertama kali dikembangkan dan

dipasarkan, diperlukan suatu hubungan yang erat antara kelompok desain,

produksi dan pemasaran dari perusahaan dan pasar yang akan dilayani oleh

produk itu.

Page 41: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

23

Dalam tahap dua, pada waktu pasar di negara lain mengembangkan

karakteristik serupa dengan yang di pasar dalam negeri, produk tersebut akan

diekspor ke luar negeri.

Dalam tahap tiga, produk telah terbuat lebih baik dengan desain yang

distandardisasi.(Vernon 1966)

Faktor-faktor yang mempengaruhi penanaman modal asing melalui teori ancangan

eklektis. Teori ekletis menetapkan suatu set yang terdiri dari tiga persyaratan yang

di butuhkan bila sebuah perusahaan aakan berkecimpung dalam penanaman modal

asing yaitu, keunggulan spesifik perusahaan, keunggulan internalisasi, dan

keunggulan spesifik negara (John Dunning 1977).

Terdapat dua kelompok pandangan mengenai modal asing. Pertama, kelompok

yang mendukung modal asing, mereka memandang modal asing sebagai pengisi

kesenjangan antara persediaan tabungan, devisa, penerimaan pemerintah,

ketrampilan manajerial, serta untuk mencapai tingkat pertumbuhan. Kedua,

kelompok yang menentang modal asing dengan perusahaan multi nasionalnya,

berpendapat bahwa modal asing cenderung menurunkan tingkat tabungan dan

investasi domestik (Michael F. Todaro 1994).

3. Teori Investasi Keynes

Pada bukunya The General Theory Of Employment Interest and Money 1936,

John Maynard Keynes mendasar teori tentang permintaan investasi atau konsep

marjinal kapital (marginal efficiencyof capitalatau MEC).Sebagai suatu definisi

kerja, MEC dapat didefinisikan sebagai tingkat perolehan bersih yang diharapkan

(expected net rate of return) atas pengeluaran kapital tambahan. Tepatnya, MEC

Page 42: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

24

adalah tingkat diskonto yang menyamakan aliran perolehan yang diharapkan

dimasa yang akan datang dengan biaya sekarang dari kapital tambahan.

4. Teori Investasi Langsung

Penanaman modal asing langsung merupakan investasi yang dilakukan oleh

swasata asing ke suatu negara tertentu. Bentuknya dapat berupa cabang

perusahaan multinasional, anak perusahaan multinasional (subsidiari), lisensi,joint

venture, atau lainnya. Suatu paket modal asing (FDI) adalah berupa: penyerapan

tenaga kerja (employment), alih teknologi, pelatihan manajerial, dan akses kepasar

internasional melalui ekspor. Dari sasaran penjualan outputnya, perusahaan

multinasional dapat dibedakan ke dalam dua kelompok:

a. Penanaman modal asing yangberorientasi kepasar domestic yang biasanya

cenderung menggunakan teknologi produksi yang padat modal.

b. Penanaman modal asingyang berorientasi ke pasar luar negeri yang besarnya

cenderung menggunakan produksi berteknologi padat karya karena lebih

murah.

Menurut Krugman (1988),yang dimaksud dengan penanaman modal asing

langsung adalah arus modal internasional dimana perusahaan dari satu negara

memperluas atau mendirikan perusahaan perusahaan. Tidak hanya terjadi

pemindahan sumberdaya, tetapi juga pemeberlakuan kontrol terhadap perusahaan

luar negeri. Investasi langsung berarti bahwa perusahaan dari negara penanaman

modal secara langsung melakukan pengawasan atas aset yang ditanam di negara

pengimpor modal. Investasi langsung luar negeri dapat mengambil beberapa

bentuk yaitu pembentukan suatu perusahaan dimana perusahaan dari negara

Page 43: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

25

penanam modal memiliki mayoritas saham saham pembentukan suatu perusahaan

di negara pengimpor modal-modal atau menaruh aset tetap di negara lain oleh

perusahaan nasional dari negara penanaman modal (Jinghan,2003).

5. PDB

Konsep produk domestik bruto adalah salah satu konsep perhitungan akan

pendapatan nasional yang paling penting dibandingkan dengan konsep

perhitungan pendapatan naional lainnya. Produk domestik bruto dapat diartikan

sebagai nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksian di dalam negara

dalam satu tahun tertentu (Sadono Sukirno, 2004). Ada 3 pendekatan dalam

menghitung produk domestik bruto suatu negara, yaitu dengan pendekatan

pendapatan, pendekatan pengeluaran, dan pendekatan produksi. Produk domestik

bruto dapat menggambarkan pendapatan nasional suatu negara. Sadono Sukirno

(2004) dalam bukunya menyatakan bahwa dengan tingkat pendapatan nasional

yang tinggi akan mempengaruhi pendapatan masyarakat, dana selanjutnya

pendapatan masyarakat yang tinggi tersebut akan memperbesar permintaan

terhadapa barang-barang dan jasa-jasa. Maka keuntungan perusahaan akan

bertambah tinggi dan ini akan mendorong dilakukannya lebih banyak investasi.

Page 44: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

26

Sumber : Sadono Sukirno (2004)

Gambar 6. Pengaruh Pendapatan Nasional terhadap Investasi

Pada Gambar 6. dapat dilihat bahwa pada pendapatan nasional sebesar Y1,

besarnya investasi pada I1. Adanya kenaikan pada besarnya pendapatan nasional

pada Y2 maka investasi akan naik menjadi I2. Adanya kenaikan dalam

pendapatan nasional yang dapat diwakilkan dengan produk domestik bruto riil

akan menaikan jumlah investasi baik asing maupun dalam negeri langsung ke

dalam perekonomian. Besarnya produk domestik bruto suatu negara tiap tahun

merupakan salah satu indikator pengukuran ekonomi mengenai besarnya pasar

yang dalam jangka panjang akan lebih besar menarik investasi asing langsung

(Kesit Bambang, 2003).

Pendapatan

nasional

Jumlah

investasi

0

I1

I2

Y1 Y2

Page 45: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

27

5.Suku Bunga

Tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan dana investasi (loanable

funds). Tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator dalam menentukan

apakah seseorang akan melakukan invesatasi atau menabung (Boediono, 1994)

Apabila dalam suatu perekonomian ada anggota masyarakat yang menerima

pendapatan melebihi apa yang mereka perlukan untuk kebutuhan konsumsinya,

maka kelebihan pendapatan akan dialokasikan atau digunakan untuk menabung.

Penawaran loanable funds dibentuk atau diperoleh dari jumlah seluruh tabungan

masyarakat pada periode tertentu. Di lain pihak dalam periode yang sama anggota

masyarakat yang membutuhkan dana untuk operasi atau perluasan usahanya.

Pengertian lain tentang suku bunga adalah sebagai harga dari penggunaan uang

untuk jangka waktu tertentu. Pengertian tingkat bunga sebagai ”harga” dinyatakan

sebagai harga yang harus dibayar apabila terjadi ”pertukaran” antara satu rupiah

sekarang dan satu rupiah nanti.

Menurut Marshall Principle, bunga selaku harga yang harus dibayar untuk

penggunaan modal di semua pasar, cenderung ke arah keseimbangan, sehingga

modal seluruhnya di pasar itu menurut tingkat bunga sama dengan persediaannya

yang tampil pada tingkat itu. Tingkat bunga ditetapkan pada titik19 dimana

tabungan yang mewakili penawaran modal baru adalah sama dengan

permintaannya.

Pengertian dasar dari teori tingkat suku bunga (secara makro) yaitu harga dari

penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Bunga merupakan imbalan atas

Page 46: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

28

ketidaknyamanan karena melepas uang, dengan demikian bunga adalah harga

kredit. Tingkat suku bunga berkaitan dengan peranan waktu di dalam kegiatan-

kegiatan ekonomi. Tingkat suku bunga muncul dari kegemaran untuk mempunyai

uang sekarang. Teori klasik menyatakan bahwa bunga adalah harga dari loanable

funds (dana investasi) dengan demikian bunga adalah harga yang terjadi di pasar

dan investasi. Menurut teori Keynes tingkat bunga merupakan suatu fenomena

moneter. Artinya tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan

uang (ditentukan di pasar uang).

Suku bunga adalah harga dana yang dapat dipinjamkan besarnya ditentukan oleh

preferensi dan sumber pinjaman berbagai pelaku ekonomi di pasar. Suku bunga

tidak hanya dipengaruhi perubahan preferensi para pelaku ekonomi dalam hal

pinjaman dan pemberian pinjaman tetapi dipengaruhi perubahan daya beli uang,

suku bunga pasar atau suku bunga yang berlaku berubah dari waktu ke waktu.

Jika suku bunga simpanan yang diberikan lebih tinggi dari yang di informasikan

secara resmi melalui media massa dengan harapan tingkat suku bunga yang

dinaikkan akan menyebabkan jumlah uang yang beredar akan berkurang karena

orang lebih senang menabung daripada memutarkan uangnya pada sektor-sektor

pro duktif atau menyimpannya dalam bentuk kas dirumah. Sebaliknya, jika

tingkat suku bunga terlalu rendah, jumlah uang yang beredar di masyarakat akan

bertambah karena orang akan lebih senang memutarkan uangnya pada sektor-

sektor yang dinilai produktif. Suku bunga yang tinggi akan mendorong investor

untuk menanamkan dananya di bank daripada menginvestasikan pada sektor

produksi atau industri yang memiliki tingkat risiko lebih besar. Sehingga dengan

Page 47: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

29

demikian, tingkat inflasi dapat dikendalikan melalui kebijakan tingkat suku

bunga.

Pembangunan ekonomi pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk

memperbesar kapasitas produksi nasional. Sementara kapasitas produksi nasional

akan meningkat dengan bertambahnya stok kapital nasional. Stok kapital nasional

sendiri akan bertambah apabila dalam perekonomian terjadi investasi netto.

Pertambahan stok kapital nasional melalui investasi dilaksanakan baik oleh

swasta maupun pemerintah. Investasi pemerintah dalam hal ini ditentukan

sepenuhnya oleh pemerintah dan merupakan faktor eksogen. Di lain pihak

pengeluaran investasi swasta ditentukan salah satunya oleh tingkat suku bunga.

Investor akan melakukan penanaman modal apabila tingkat pengembalian modal

lebih tinggi dari pada tingkat bunga. Terdapat dua parameter untuk melihat

hubungan antara tingkat bunga dengan investasi (Deliarnov,1985):

a. Marginal Efficiency of Investment (MEI),menggambarkan hubungan antara

tingkat bunga dengan investasi yang sesungguhnya dilakukan investor.

b. Marginal Efficiency of Capital (MEC), menggambarkan hubungan antara

tingkat bunga dengan investasi yang seharusnya dilakukan oleh investor.

Page 48: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

30

Sumber : Sadono Sukirno (2004)

Gambar 7. Kurva Hubungan Investasi dengan Tingkat Suku Bunga

Kurva di atas menggambarkan MEC yang lebih landai dibandingkan dengan MEI.

Hal ini menunjukkan bahwa investasi riil lebih kecil dibandingkan dengan

investasi yang seharusnya dilakukan investor pada tingkat bunga tertentu.

Kenaikan tingkat bunga akan menghambat pertumbuhan investasi, begitu pula

sebaliknya, kenaikan investasi dipacu oleh turunnya tingkat suku bunga.

6. Inflasi

Dalam teori ekonomi cukup banyak definisi mengenai inflasi. Definisi inflasi

seperti yang dikemukakan oleh Samuelson (2002) yang menyatakan “Inflation

occurs when the general level of prices is rising”, atau dengan kata lain inflasi

terjadi ketika tingkat harga-harga secara umum meningkat. Pengertian inflasi

adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terusmenerus

(Nopirin, 1987). Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu

naik dengan persentase yang sama.

MEC

MEI

I I1 I2 I3

i

i

i

i

Page 49: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

31

Untuk mengukur tingkat inflasi menggunakan indeks harga. Beberapa indeks

harga yang sering digunakan untuk mengukur inflasi yaitu indeks biaya hidup

(consumer price index), indeks harga perdagangan besar (wholesale price index),

dan GNP deflator. Perhitungan indeks biaya hidup dengan menggunakan biaya

atau pengeluaran untuk membeli sejumlah barang dan jasa yang dibeli oleh rumah

tangga untuk keperluan hidup. Besarnya inflasi diperoleh dari besarnya persentase

kenaikan indeks biaya hidup tersebut.

Indeks perdagangan besar mengukur laju inflasi dengan menggunakan sejumlah

barang pada tingkat pedagang besar. Dengan demikian di dalam perhitungannya

termasuk harga bahan mentah, harga bahan baku dan harga barang jadi.

Pengukuran inflasi dengan GNP deflator yaitu dengan perhitungan nilai barang

dan jasa yang termasuk dalam perhitungan pendapatan nasional bersih

(GNP). Rumus menghitung GNP deflator adalah:

GNPNominal

GNP Deflator = X100

GNPRill

Jenis Inflasi

Jenis-jenis inflasi dapat digolongkan atas dasar beberapa kriteria. Kriteria tersebut

adalah sebagai berikut:

Penggolongan yang pertamaberdasarkan atas parah atau tidaknya inflasi tersebut

yaitu (Boediono, 1984: 156):

a. Inflasi ringan

b. Inflasi sedang

c. Inflasi berat

Page 50: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

32

d. Hiperinflasi

Penggolongan yang kedua adalah atas dasar sebab terjadinya inflasi yaitu:

Inflasi yang timbul karena terdapat kelebihan permintaan masyarakat, sehingga

terjadi penambahan jumlah uang beredar yang sering disebut dengan Demand-pull

Inflation, sedangkan inflasi yang ditimbulkan karena kenaikan ongkos produksi

sering disebut dengan Cost-push Inflation. Hal ini terjadi karena permintaan dan

kenaikan ongkos produksi yang terus naik dan tidak diimbangi dengan penawaran

(Boediono, 1982).

a. Demand-pull Inflation.

Inflasi bermula dari adanya kenaikan permintaan total (agregate demand),

Sedangkan perekonomian telah mencapai keadaan fullemployment. Dalam

keadaan yang belum mencapai kesempatan kerja penuh, kenaikan permintaan

total disamping menaiknya harga dapat juga menaikan hasil produksi (output).

Bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan pencetakan uang

baru juga akan menyebabkan naiknya permintaan akan uang, sehingga terjadi

Demand-pull Inflation

b. Cost Push Inflation

Cost push inflation ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi.

Jadi inflasi yang dibarengi dengan resesi. Keadaan ini timbul dimulai dengan

adanya penurunan dalam penawaran total (agregate supply) sebagai akibat

kenaikan biaya produksi. Kenaikan produksi akan mengakibatkan kenaikkan

harga dan turunnya produksi.

Page 51: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

33

Penggolongan ketiga berdasarkan asal dari inflasi. Dapat dibedakan menjadi:

Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation) Inflasi dari luar negeri

ditimbulkan karena kenaikan harga-harga di luar negeri atau negara-negara

langganan perdagangan negara kita. Akibat dari kenaikan harga barang-barang

yang kita impor akan mengakibatkan secara langsung kenaikan indeks biaya

hidup karena sebagian dari barangbarang yang tercakup di dalamnya berasal dari

impor, secara tidak langsung menaikkan indeks harga melalui kenaikan ongkos

produksi (dan kemudian, harga jual) dari berbagai barang yang menggunakan

bahan mentah atau mesin-mesin yang harus diimpor (cost inflation), secara tidak

langsung menimbulkan kenaikan harga di dalam negeri karena ada kemungkinan

menaiknya pengeluaran pemerintah atau swasta yang berusaha mengimbangi

kenaikan harga impor tersebut (demand inflation) (Boediono, 1982).

Efek pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan ada pula yang

diuntungkan dengan adanya inflasi. Golongan yang dirugikan adalah orang-orang

yang berpenghasilan tetap, seperti pegawai negeri atau pun pegawai swasta karena

mereka menderita kerugian penurunan pendapatan riil dan pihak-pihak yang

mendapat keuntungan adalah mereka yang mempunyai kekayaan bukan uang

dimana nilainya naik dengan persentase yang lebih besar dari laju inflasi.

a. Efek terhadap output

Inflasi akan dapat menyebabkan terjadinya kenaikan produksi dikarenakan dalam

keadaan inflasi, kenaikan harga mendahului kenaikan upah sehingga keuntungan

pengusaha akan naik. Kenaikan keuntungan ini akan mendorong kenaikan

Page 52: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

34

produksi. Akan tetapi apabila laju inflasi cukup tinggi dapat mengakibatkan

keadaan yang sebaliknya, yakni penurunan output.

b. Efek terhadap perdagangan luar negeri

Inflasi menyebabkan harga barang impor lebih murah daripada harga barang yang

dihasilkan di dalam negeri dan kenaikan harga-harga akan menyebabkan barang-

barang produksi dalam negeri tidak dapat bersaing dengan barang-barang yang

sama di pasaran luar negeri.

c. Efek terhadap kesempatan kerja

Inflasi dapat mengakibatkan terjadinya aliran modal keluar dibandingkan aliran

modal yang masuk sehingga terjadi penurunan investasi baik dari sisi swasta

ataupun pemerintah. Dengan keadaan tersebut maka akan mengakibatkan

terbatasnya penciptaan pekerjaan yang berakibat pada semakin tingginya angka

pengangguran.

Hyper inflation dalam jangka panjang akan memperlambat pertumbuhan ekonomi

dan hal ini akan berakibat pada lesunya sektor investasi yang produktif. Inflasi

yang tinggi membuat harga barang dan jasa menjadi mahal, biaya input produksi

tentunya akan meningkat. Kondisi ini menyebabkan pelaku usaha mengharuskan

meningkatkan harga outputnya sehingga daya saing rendah. Inflasi menyebabkan

daya beli masyarakat menjadi rendah, akibatnya kegiatan perdagangan lesu dan

investor sulit untuk mendapatkan return dan keuntungan. Ketika terjadi inflasi

pihak otoritas moneter akan meningkatkan tingkat bunga guna menghindari

kemerosotan nilai modal yang dipinjamkan. Makin tinggi inflasi maka tinggi pula

Page 53: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

35

tingkat bunga. Tingkat bunga yang tinggi menyebabkan kreditur turun dan

mengurangi minat investor untuk mengembangkan sektor-sektor produktif.

7. Nilai Tukar

Nilai tukar mata uang yang lainnya disebut kurs, menurut Paul R Krugman dan

Maurice (1994) adalah harga sebuah mata uang dari suatu negara yangdiukur atau

dinyatakan dalam mata uang lainnya. Menurut Nopirin (1996 ) kurs adalah

pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, maka akan mendapat

perbandingan nilai/harga antara kedua mata uang tersebut. Menurut Salvator

(1997) kurs atau nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang

lainnya.

Valuta asing atau mata uang asing adalah alat pembayaran luar negeri. Jika kita

mengimpor mobil dari Jepang, kita dapat membayarnya dengan yen. Yen bagi kita

merupakan valuta asing. Apabila kita membutuhkan valuta asing, kita harus

menukarkan rupiah dengan uang asing yang kita butuhkan. Perbandingan nilai

mata uang asing dengan mata uang dalam negeri (rupiah) disebut kurs.

Kurs yang di Bank atau tempat penukaran uang asing (money changer),

diantaranya sebagai berikut :

a. Kurs beli, yaitu kurs yang digunakan apabila bank atau money changer

membeli valuta asing atau apabila kita akan menukarkan valuta asing yang

kita miliki dengan rupiah. Atau dapat diartikan sebagai kurs yang

diberlakukan bank jika melakukan pembelian mata uang valuta asing.

Page 54: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

36

b. Kurs jual, yaitu kurs yang digunakan apabila bank atau money changer

menjual valuta asing atau apabila kita akan menukarkan rupiah dengan valuta

asing yang kita butuhkan. Atau dapat disingkat kurs jual adalah harga jual

mata uang valuta asing oleh bank atau money changer.

c. Kurs tengah, yaitu kurs antara kurs jual dan kurs beli (penjumlahan kurs beli

dan kurs jual yang dibagi dua).

Ketika kurs riil tinggi, maka barang-barang luar negeri relatif mahal dan barang-

barang domestik relatif murah. Sebaliknya jika kurs riil rendah, maka barang-

barang luar negeri relatif murah dan barang-barang domestik relatif mahal. Kurs

riil jika dikaitkan dengan ekspor bersih maka ketika terjadi kurs rendah, barang-

barang domestik relatif mahal dibandingkan harga luar negeri. Penduduk

domestik lebih memilih untuk membeli barang produk impor dari pada barang

domestik, hal yang sama dilakukan orang luar negeri lebih memilih membeli

barang produk luar negeri. Peningkatan permintaan produk domestik ini

menyebabkan ekspor bersih meningkat. Hubungan antara kurs riil (€) dan ekspor

bersih (NX) dapat ditulis sebagai berikut:

NX=NX( €)

Persarnaan tersebut menyatakan bahwa ekspor bersih adalah fungsi dari kurs riil

dan menunjukkan hubungan negatif antara neraca perdagangan dalam kurs riil.

Page 55: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

37

Gambar 8. Kurva Hubungan Kurs Rill Dan Ekspor Bersih

Gambar tersebut menunjukkan hubungan antara kurs riil dan ekspor bersih,

semakin rendah kurs semakin murah harga barang domestic relative terhadap

barang-barang luar negeri dan semakin besar pula ekspor bersih. Jika dikaitkan

dengan PMA maka kurs yang rendah ini sangat menguntungkan oleh para

investor karena akan mendorong permintaan barang dan ekspor. Permintaan

barang dan ekspor ini menentukan tingkat pengembalian (return) dan keuntungan.

Menurut teori paritas balas jasa menyatakan bahwa balas jasa investasi asing di

dalam negeri bersumber pada dua hal yaitu :

a. Perbedaan suku bunga dalam negeri dan luar negeri.

b. Perbedaan nilai tukar uang pada saat investasi ditanamkan.

Kedua hal tersebut dapat dinotasikan secara sistematis sebagai berikut (Abu Bakar

2002):

DI=[F( 1-rr) / e]– ( 1+rd)

Kurs rill,€

NX( € )

Sumber: Mankiw (2000) Ekspor bersih

Page 56: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

38

Dimana:

DI=Selisih balas jasainvestasi di dalam dan di luar negeri

F=Kurs devisayangberlaku saat investasi akan jatuh tempo di masa datang

e=Kurs devisa pada saat investasi mulai ditanamkan

rd=Suku bunga dalam negri

rr=Suku bunga luar negri

Apabila dalam jangka panjang diasumsikan bahwa suku bunga luar negeri sama

dengan suku bunga dalam negeri, maka selisih balas jasa investasi hanya akan

dipengaruhi oleh perubahan kurs devisa pada saat ini dan di masa yang akan

datang.

Sedangkan jika kurs rupiah menguat akan membuat disparitas balas jasa membuat

investor asing lebih suka menanamkan investasinya di negaranya, sebaliknya jika

kurs melemah sehingga disparitas balas jasa akan membesar maka investor akan

menanamkan uangnya diluar negeri. Dengan demikian terdapat hubungan yang

negatif antara perubahan nilai tukar dollar dengan Foreign Direct Investment.

Disamping kedua hal tersebut, menurut Budiono (1997), apabila nilai tukar rupiah

terdepresiasi maka ekspor Indonesia akan naik dan impor turun (apabila

penawaran ekspor dan permintaan ekspor cukup elastis), sebab di pasaran

internasional barang kita menjadi kompetitif, dengan meningkatnya/ naiknya

permintaan agregat riil sehingga berdampak pada meningkatnya investasi, hal ini

akan mendorong masuknya investasi asing ke Indonesia.

Page 57: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

39

B. Penilitian Terdahulu

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

NO. Penelitian dan Judul Variable dan alatanalisis Kesimpulan

1 Pardamean Lubis(2008)/ Analisis faktor- faktor yang mempengaruhi Permintaan Investasidi Indonesia

Permintaan investasi -Suku bunga -Pendapatan Nasional Alatanalisis: Ordinary

LeastSquare (OLS)

Suku bunga dalam negeri(IR) memberikan pengaruh yang negatif terhadap permintaan investasi di Indonesia, Pendapatan Nasional(NI) memberikan pengaruh yang positif dan sangat signifikan terhadap permintaan investasi di Indonesia.

2 Khasanah(2008)/ Analisi faktor-faktoryang mempengaruhiPenanaman Modal Asing (PMA)di Batam

-Penanaman Modal Asing di Batam -PDRB -Tingkat Inflasi -Upah minimum regional Batam -Penerimaan pajak Kawasan

Special Economic Zones .

Alatanalisis:Ordinary

LeastSquare (OLS)

Berdasarkan hasil penelitian

faktor faktor yang mempengaruhi

investasi asing (PMA) di Batam

yaitu PDRB, UPAH, TAX, yang

secara signifikan berpengaruh

secara nyata pada taraf nyata 5

persen. Sedangkan tingkat inflasi

dan dummy KEK tidak

berpengaruh secara signifikan

terhadap PMA di Batam.

3 Aliyatul Jannah (2010)/ Analisis beberapa faktor- faktor yang mempengaruhi Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia

-Penanaman ModalAsing di Indonesia -Tingkat suku bunga Internasional -Kurs AS -NeracaPerdagangan Alat Analisis: Statistical Package for the Social Sciences (SPSS)

Berdasarkan hasil penelitian faktor faktor yang mempengaruhi investasiasing (PMA)di Indonesia yaitu tingkat suku bunga internasional, Kurs Dollar Amerika dan neraca perdagangan, yang paling dominan berpengaruh terhadap penanaman modal asing adalah tingkat suku bunga internasional.

4 Robert E. (2010)/ Foreign Ownership and Employment Growth in Indonesian Manufacturing

-PMA -Tenaga kerja

-Perusahaan -Milik perusahaan asing atau perusahaan perusahaan asing atau perusahaan pemerintah AlatAnalisi: Ordinary LeastSquare OLS

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa pertumbuhan tenaga kerja di Indonesia memiliki pertumbuhan lebih cepat sekitar 5-10 persen dibanding perusahaan yang dimiliki oleh investor dalam negeri. Ini membuktikan bahwa peluang kerja lebih besardi perusahaan yang dimiliki luar negeri.

5 M. Arif Sambodo (2003)/ Analisis faktor- faktor yang mempengaruhi Penanaman Modal Asing Di Indonesia

-PMA -PDB -tingkat suku bunga deposito riil -Nilai tukar rupiah -posisi dana masyarakatdi perbankan.

Secara Umum faktor yang stabil mempengaruhi masuknya investasi asing langsung ke Indonesia, baik sebelum dan saat krisis terjadi adalah tingkat suku bunga dalam dan luarnegeri. Sedangkan faktor PDB hanya

Page 58: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

40

NO. Penelitian dan Judul Variable dan alatanalisis Kesimpulan

Alatanalisis: Error correlation method=ECM

memperngaruhi masuknya investasi pada saat krisis terjadi.Tetapi ketika krisis dimulai faktor ini tidak signifikan lagi dalam mempengaruhinya.

6 Imamudin Yuliadi (2009)/ AnalisisKesenjanga n investasi Asing (PMA)di Provinsi Sulawesi Utara(sebuahevaluasi kebijakan pemekaran wilayah)

-PMA, -Suku Bunga -Kurs Alatanalisis: Ordinary LeastSquare OLS

Dampak dari kebijakan pemekaran wilayah provinsi Gorontalo dari provinsi Sulawesi Utaradalam jangka pendek relatif belum menunjukkan pengaruh yang berarti namun dalam jangka menengahan berpengaruh cukup besar terhadap PMA di kawasanTimur Indonesia.

Page 59: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

III. METODE PENELITIAN

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Penanaman Modal Asing di Indonesia Periode 2000 -2014 adalah

penanaman modal asing sebagai variable terikat sedangkan variabel-variabel

bebasnya adalah BI rate, nilai tukar, inflasi, dan PDB. Deskripsi tentang satuan

pengukuran, jenis dan sumber data dirangkum dalam Tabel 2 di bawah ini dan

input disajikan dalam lampiran.

Tabel 2.Deskripsi Data Input

Nama Data Satuan Pengukuran RuntunWaktu Sumber Data PMA Milyar 2000:Q1 – 2014:Q4 Bank Indonesia

BI rate Persen 2000:Q1 – 2014:Q4 Bank Indonesia

NilaiTukar Rupiah 2000:Q1 – 2014:Q4 Bank Indonesia

Inflasi Persen 2000:Q1 – 2014:Q4 Bank Indonesia

PDB Milyar 2000:Q1 – 2014:Q4 Bank Indonesia

A. Jenis dan Sumber Data

Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. Data ini bersumber

dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik. Selain itu digunakan pula buku

dan jurnal yang berkaitan sebagai referensi yang dapat menunjang penelitian

ini.Data yang digunakan merupakan jenis data time series yang dimulai dari

tahun 2000 Q1sampai Desember 2014 Q4.

Page 60: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

42

B. Batasan Variabel

Batasan atau definisi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan

usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal

asing, baik menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan

dengan penanam modal dalam negeri. Data diperoleh dari Bank Indonesia

yang dinyatakan dalam satuan milyar rupiah selama tahun 2000 Q1 sampai

tahun 2014 Q4.

2. BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance

kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan

kepada publik. Data tentang BI Rate ini diperoleh dari Bank Indonesia tahun

2000 Q1 sampai tahun 2014 Q4 dan dinyatakan dalam satuan persen.

3. Nilai tukar adalah nilai per unit mata uang rupiah dinilai dengan mata uang

USD. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah Kurs beli diperoleh dari

situs Bank Indonesia selama tahun 2000 Q1 sampai tahun 2014 Q4 dan

satuannya adalah rupiah.

4. Inflasi yaitu meningkatnya harga-harga barang secara umum dan terus-

menerus. Data inflasi yang digunakan adalah data inflasi berdasarkan Indeks

Harga Konsumen Indonesia, dan satuannya dinyatakan dalam persen. Data

diperoleh dari situs Bank Indonesia selama tahun 2000 Q1 sampai tahun 2014

Q4 dan satuannya adalah persen.

Page 61: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

43

5. Produk Domestik Bruto (PDB) adalah penghitungan yang digunakan oleh

suatu negara sebagai ukuran utama bagi aktivitas perekonomian nasionalnya,

tetapi pada dasarnya PDB mengukur seluruh volume produksi dari suatu

wilayah (negara) secara geografis. Data yang dipakai di penelitian ini adalah

PDB Rill dan diperoleh dari Bank Indonesia yang dinyatakan dalam satuan

milyaran rupiah selama tahun 2000 Q1 sampai tahun 2014 Q4.

C. Spesifikasi Model Ekonomi

Pada penelitian ini untuk variabel PMA, nilai tukar dan PDB ditambahkan ln atau

Logaritma Natural karena untuk menentukan suatu persamaan regresi itu bisa

digunakan atau tidak untuk melakukan estimasi, harus memenuhi syarat, salah

satunya yaitu linier. Untuk membuat persamaan menjadi linier adalah dengan

menambahkan ln (logaritma natural) dalam variabel yang akan diteliti yang

mempunyai satuan bukan presentasi. Tujuannya adalah untuk menemukan

standart error yang lebih kecil (Gujarati, 2003). Bila fungsi asli kita memiliki

standart error yang tinggi, maka fungsi atau persamaan harus diubah menjadi

persamaan yang linier sehingga hasil estimasi yang kita lakukan bisa mendekati

kenyataan.

Secara ekonomi, model yang diamati sebagai berikut :

lnPMA = £0 + £1BIRt+£2 lnKURS+£3 INF+ £4 lnPDBt+£5 Dm+ €i

Dengan uraian sebagai berikut :

lnPMA = Logaritma Penaman Modal Asing

Page 62: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

44

BIRt = Suku Bunga Acuan

lnKURSt = Logaritma Nilai Tukar

INFt = Inflasi

lnPDBt = Logaritma PDB

Dm = Q1 = Sebelum diterapkannya UUD No.25 tahun 2007

Q2 = Setelah diterapkannya UUD No.25 tahun 2007

D. Proses dan Identifikasi Model Penelitian

1. Uji Stasionary (Unit Root Test)

Stasioneritas merupakan salah satu prasyarat penting dalam model ekonometrika

untuk data runtut waktu (time series). Data stasioner adalah data yang

menunjukkan mean, varians dan autovarians (pada variasi lag) tetap sama pada

waktu kapan saja data itu dibentuk atau dipakai, artinya dengan data yang

stasioner model time series dapat dikatakan lebih stabil. Apabila data yang

digunakan dalam model ada yang tidak stasioner, maka data tersebut

dipertimbangkan kembali validitas dan kestabilannya, karena hasil regresi yang

berasal dari data yang tidak stasioner akan menyebabkan spurious regression.

Spurious regression adalah regresi yang memiliki R2 yang tinggi, namun tidak

ada hubungan yang berarti dari keduanya.

Salah satu konsep formal yang dipakai untuk mengetahui stasioneritas data

adalah melalui uji akar unit (unit root test). Uji ini merupakan pengujian yang

populer, dikembangkan oleh David Dickey dan Wayne Fuller dengan sebutan

Augmented Dickey-Fuller (ADF) Test. Jika suatu data time series tidak stasioner

Page 63: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

45

pada orde nol, I(0), maka stasioneritas data tersebut bisa dicari melalui order

berikutnya sehingga diperoleh tingkat stasioneritas pada order ke-n (first

difference atau I(1), atau second difference atau I(2), dan seterusnya. Hipotesis

untuk pengujian ini adalah :

H0 : δ = 0 (terdapat unit root, tidak stasioner)

H1 : δ ≠ 0 (tidak terdapat unit root, stasioner)

Seluruh data yang digunakan dalam regresi dilakukan uji akar unit dengan

berpatokan pada nilai batas kritis ADF. Hasil uji akar unit dengan

membandingkan hasil t-hitung dengan nilai kritis McKinnon. Jika hasil uji

menolak hipotesis adanya unit root untuk semua variabel, berarti semua adalah

stasionary atau dengan kata lain, variabel-variabel terkointegrasi pada I (0),

sehingga estimasi akan dilakukan dengan menggunakan regresi linier biasa

(OLS). Jika hasil uji unit root terhadap level dari variabel-variabel menerima

hipotesis adanya unit root, berarti semua data adalah tidak stasionary atau semua

data terintegrasi pada orde I (1). Jika semua variabel adalah tidak stasionary,

estimasi terhadap model dapat dilakukan dengan teknik kointegrasi.

2. Uji Kointegrasi

Konsep kointegrasi pada dasarnya adalah untuk mengetahui kemungkinan adanya

hubungan keseimbangan jangka panjang pada variabel-variabel yang diobservasi.

Dalam konsep kointegrasi, dua atau lebih variabel runtun waktu tidak stasioner

akan terkointegrasi bila kombinasinya juga linier sejalan dengan berjalannya

waktu, meskipun bisa terjadi masing-masing variabelnya bersifat tidak stasioner.

Page 64: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

46

Bila variabel runtun waktu tersebut terkointegrasi maka terdapat hubungan yang

stabil dalam jangka panjang.

Uji kointegrasi adalah uji ada tidaknya hubungan jangka panjang antara variabel

bebas dan variabel terikat. Uji ini merupakan kelanjutan dari uji stationary.

Tujuan utama uji kointegrasi ini adalah untuk mengetahui apakah residual

terkointegrasi stationary atau tidak. Apabila variabel terkointegrasi maka terdapat

hubungan yang stabil dalam jangka panjang. Sebaliknya jika tidak terdapat

kointegrasi antar variabel maka implikasi tidak adanya keterkaitan hubungan

dalam jangka panjang. Istilah kointegrasi dikenal juga dengan istilah error,

karena deviasi terhadap ekuilibrium jangka panjang dikoreksi secara bertahap

melalui series parsial penyesuaian jangka pendek. Ada beberapa macam uji

kointegrasi, antara lain :

Uji Kointegrrasi Engel-Granger (EG)

Penggunaan kointegrasi EG didasarkan atas uji ADF (C,n), ADF (T,4) dan

statistik regresi kointegrasi CRDW (Cointegration Regression Durbin Watson).

Dasar pengujian ADF (C,n), ADF (T,4) adalah statistic Dickey-Fuller,

sedangkan uji CDRW didasarkan atas nilai Durbin Watson Ratio, dan keputusan

penerimaan atau penolakannya didasarkan atas angka statistik CDRW.

3. Pendekatan Error Correction Model (ECM)

Setelah melakukan uji kointegrasi dan hasil pada model terkointegrasikan atau

dengan kata lain mempunyai hubungan atau kesimbangan jangka panjang.

Bagaimana dengan jangka pendeknya, sangat mungkin terjadi ketidakseimbangan

Page 65: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

47

atau keduanya tidak mencapai keseimbangan.Teknik untuk mengkoreksi

ketidakseimbangan jangka pendek menuju keseimbangan jangka panjang disebut

dengan Eror Correction Model (ECM), pertama kali digunakan tahun 1984 dan

selanjutnya dipopulerkan oleh Engle dan Granger untuk mengkoreksi

ketidakseimbangan (disequilibrium) dalam jangka pendek. Teorema representasi

Grenger mengatakan bahwa jika dua variabel saling berkointegrasi, maka

hubungan keduanya dapat diekspresikan dalam bentuk ECM.

Analisis ECM digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat. Dengan menggunakan model fungsi maka didapat persamaan

berikut (Gujarati,2003) :

Y = f(X1,X2,X3,…,Xn)

Sedangkan model ekonometrika dengan teknik Error Correction Model (ECM)

sebagai berikut:

DX = β 0+ β 1 DBIR+ β 2 DKURS + β 3 DINF+ β 4 DPDB +DUMMY+ECT(-1)

Keterangan :

DBIR : Defenrensiasi BI rate

DKURS : Defenrensiasi Nilai Tukar

DINF : Defenrensiasi Inflasi

DPDB : Defenrensiasi PDB

DUMMY : UU No. 25 Tahun 2007

ECT : Error Correction Term

4. Koefisien Determinasi

Uji atau uji determinasi merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi,

Page 66: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

48

karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang di

estimasi. Koefisien determinasi (R2) nilainya berkisar antara 0 dan 1. Nilai

koefisien determinasi ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel

terikat Y dapat di pengaruhi oleh variabel bebas X.

Semakin besar yaitu yang semakin mendekati nilai 1, berarti semakin besar

variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel

independen.

Sebaliknya. Jika semakin kecil atau mendekati 0 maka semakin kecil variasi

variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel

independen.

5. Uji Hipotesis

Uji hipotesis merupakan komponen utama yang diperlukan untuk dapat menarik

kesimpulan dari suatu penelitian, uji hipotesis juga digunakan untuk mengetahui

keakuratan data. Uji Hipotesis dibagi menjadi beberapa pengujian diantaranya

yaitu uji t stastistik dan uji F.

Uji t

Uji t statistik untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel

bebasnya terhadap variabel terikatnya. Uji ini dilakukan dengan membandingkan

t hitung atau t statistik dengan t-table,(Gujarati, 2003).

Ho : β1 ≥ 0 variabel BI rate tidak berpengaruh terhadap jumlah PMA

Ha: β1 < 0 variabel BI rate berpengaruh negatif terhadap jumlah PMA

Ho : β2 ≤ 0 variabel Kurs tidak berpengaruh terhadap jumlah PMA

Page 67: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

49

Ha: β2 > 0 variabel Kurs berpengaruh positif terhadap jumlah PMA

Ho : β3 ≥ 0 variabel Inflasi tidak berpengaruh terhadap jumlah PMA

Ha: β3 < 0 variabel Inflasi berpengaruh negatif terhadap jumlah PMA

Ho : β4 ≤ 0 variabel PDB tidak berpengaruh terhadap jumlah PMA

Ha: β4 > 0 variabel PDB berpengaruh positif terhadap jumlah PMA

Ho : β4 ≤ 0 variabel UU No. 25 Tahun 2007 tidak berpengaruh terhadap jumlah

PMA

Ha: β4 > 0 variabel UU No. 25 Tahun 2007 berpengaruh positif terhadap jumlah

PMA

Kriteria pengujiannya adalah:

(1) Ho ditolak dan Ha diterima, jika t-hitung ≥ t-tabel

(2) Ho diterima dan Ha ditolak jika t-hitung < t-tabel

Jika HO ditolak, berarti variabel bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap

variabel terikat. Jika H0 diterima berarti variabel bebas yang diuji tidak

berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

Uji F

Uji F dikenal dengan uji serentak atau uji model/uji Anova yaitu uji yang

digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh semua variabel bebas terhadap

variabel terikat dan untuk menguji apakah model regresi yang ada signifikan atau

tidak signifikan. Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan

F table,(Gujarati, 2003).

Page 68: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

50

Ho : Diduga secara bersama-sama, BI rate, kurs, inflasi, PDB, tidak berpengaruh

signifikan terhadap PMA di Indonesia

Ha : Diduga secara bersama-sama suku bunga, BI rate, kurs, inflasi, PDB

berpengaruh signifikan terhadap terhadap PMA di Indonesia

Kriteria pengujiannya adalah :

(1) Ho ditolak dan Ha diterima, jika F hitung > F-tabel

(2) Ho diterima dan Ha ditolak, jika F hitung ≤ F-tabel

Jika Ho ditolak, berarti variabel bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap

variabel terikat. Jika Ho diterima berarti variabel bebas yang diuji tidak

berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

Page 69: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dalam jangka panjang BI rate berpengaruh secara negatif dan signifikan

namun dalam jangka pendek berpengaruh negatif namun tidak signifikan

terhadap jumlah PMA di Indonesia.

2. Nilai tukar rupiah berpengaruh positif dan signifikan terhadap PMA di

Indonesia baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

3. Inflasi berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap PMA di

Indonesia baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

4. PDB berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap PMA di Indonesia

baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

5. UU No.25 Tahun 2007 berpengaruh secara positif dalam jangka panjang.

Namun dalam jangka pendek tidak signifikan terhadap PMA di Indonesia.

6. BI rate, Nilai Tukar, Inflasi, PDB, dan UU No.25 Tahun 2007 secara

bersama sama berpengaruh terhadap jumlah PMA di Indonesia.

B. Saran

1. Saran untuk pemerintah, sebaiknya kebijakan yag digunakan untuk

merangsang PMA yang masuk ke Indonesia agar bisa disempurnakan lagi.

Page 70: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

64

Pemerintah juga harus melihat aspek-aspek lain seperti infrstruktur,

stabilitas politik, dan tingkat daya beli masyarakat yang dapat

meningkatkan jumlah PMA yang masuk ke indonesia.

2. Saran untuk penulis selanjutnya agar dapat menambahkan variable

stabilitas politik. Karena stabilitas politik mempunyai pengaruh yang

cukup besar terhadap masuknya PMA di Indonesia.

Page 71: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, L., (2002), PenerapanPrinsipGood Corporate Governance

SebagaiUpayaPeningkatanInvestasiTidakLangsung(Indirect Investment).

BadanPusatStatistik,www.bps.go.id

Bank Indonesia, Www.Bi.Go.Id

Boediono. 1994. Ekonomi Makro. SeriSinopsis Pengantar IlmuEkonomi

No.2,EdisiKe-4,BPFE,Yogyakarta

Deliarnov. 1995. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta : Penerbit

UniversitasIndonesia

Dunning, J. H., 2002.Global Capitalism FDI And Competitiveness: The Selected

Essays Of John H. Dunning Volume II.Edward Elgar Publishing Limited.

Gerlach, Vernon S. Ely, Donald P (1971) Teaching And Media : A Systematic

Approach. Englewood Cliffs : Prentice-Hall

Gujarati, Damodar. 2003. Dasar-DasarEkonometrika.Jakarta: Erlangga.

Jhingan, M.L. 2003. Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan, Terjemahan D.

Guritno. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Keynes, 1936. The General Theory OfEmployementInterst And Money.

Khasanah. 2008. Analisis faktor faktor yang mempengaruhi penanaman modal

asing di Batam . Batam, Kepulauan Riau.

Krugman R. Paul Dan Maurice Obsfeld. 1994. Ekonomi Internasional, Teori Dan

Kebijakan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

LaporanPenelitian. Bandung: UniversitasPadjadjaran, FakultasHukum. November

Lubis, Pardamean . 2008. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi

Permintaan Investasi Di Indonesia (MEPA Ekonomi, Volume3, Nomor 2)

Page 72: (Skripsi) Oleh Hendro Sanjaya - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22847/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Hamid, Tria, Reza, Agam,

Mankiw, N. Greorgy. 2000. Teori Makor Ekonomi. Edisi Keempat. Alih Bahasa :

Imam Nurmawam. Jakarta : Erlangga

Michael P. Todaro, 2000, Economic Development, Seventh Edition, Ney York

University, Addison Mesley.

Mishkin, Frederic S. (2001). The Economic Of

Money,Banking,AnFinancialMarket. New York : Addison Wesley

Nopirin, Ph.D 1987.EkonomiMoneter, BPFE, Yogyakarta.

Prakosa, Kesit Bambang, 2003, Pajak Dan Retribusi Daerah, UII Press,

Yogyakarta

Raymond,Vernon.1966.InternationalInvestmentandInternationalTradeinProdu

ctCycle.TheQuarterlyJournalofEconomics.

Rugman , Alan M. 2001 Brewerthomas The Oxford Handbook Of International

Business

Samuelson, Paul A. &William D. Nordhaus. 2002. MakroEkonomi. Erlangga.

Jakarta.

Sambodo, M. Arif. 2003. Analisi faktor- faktor yang mempengaruhi Penanaman

modal asing di Indonesia. Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2004. MakroEkonomiTeoriPengantar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Perkasa.

Todaro, Michael P. 2003. Pembangunan Ekonomi Di DuniaKetiga. AlihBahasa:

Aminuddin Dan Drs.Mursid. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Vernon, Raymond. 1966. “International Investment and International Trade in

The Product Cycle”, The Quarterly Journal of Economics, Vol.80, No.2,

p.190-207

Yuliadi, Imamudin. 2009. Analisis Kesenjangan Investasi Asing (PMA) di

Provinsi Sulawesi Utara. Jakarta