skripsi - repository - unair...

99
SKRIPSI EKO JULIANTO TOKSISITAS AKUT DAN SUBAKUT GRANUL EKSTRAK ETANOL 80% KULIT BATANG CEMPEDAK DENGAN PARAMETER HISTOPATOLOGI HATI SERTA ENZIM SGOT DAN SGPT PADA MENCIT FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA DEPARTEMEN FARMAKOGNOSI & FITOKIMIA SURABAYA 2011 ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit Eko Julianto

Upload: others

Post on 07-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

SKRIPSI

EKO JULIANTO

TOKSISITAS AKUT DAN SUBAKUT GRANUL EKSTRAK ETANOL

80% KULIT BATANG CEMPEDAK DENGAN PARAMETER

HISTOPATOLOGI HATI SERTA ENZIM SGOT DAN SGPT PADA

MENCIT

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

DEPARTEMEN FARMAKOGNOSI & FITOKIMIA

SURABAYA

2011

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 2: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

Lembar Pengesahan

TOKSISITAS AKUT DAN SUBAKUT GRANUL

EKSTRAK ETANOL 80% KULIT BATANG

CEMPEDAK DENGAN PARAMETER

HISTOPATOLOGI HATI SERTA ENZIM SGOT DAN

SGPT PADA MENCIT

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat

Mencapai gelar sarjana farmasi pada Fakultas Farmasi

Universitas Airlangga

2011

Oleh :

Eko Julianto

NIM : 050710052

Disetujui Oleh :

Pembimbing Utama Pembimbing Serta

Drs. Herra Studiawan, Apt. MSi. Ajik Azmijah ,S.U,drh

NIP. 19570310198601101 NIP. 195011191978832001

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 3: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

i

LEMBAR PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya

ilmiah saya, dengan judul: “Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak

Etanol 80 % Kulit Batang cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati

Serta Enzim SGOT dan SGPT Pada Mencit“ untuk dipublikasikan atau

ditampilkan di internet, digital library Perpustakaan Universitas Airlangga atau

media lain untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang

Hak Cipta.

Demikian pernyataan publikasi skripsi/karya ilmiah ini saya buat dengan

sebenarnya.

Surabaya, 14 Agustus 2011

Eko Julianto

NIM: 050710052

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 4: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa sesungguhnya hasil skripsi/tugas

akhir ini adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila di

kemudian hari diketahui bahwa skripsi ini menggunakan data fiktif atau

merupakan hasil dari plagiarisme, maka saya bersedia menerima sanksi berupa

pembatalan kelulusan dan atau pencabutan gelar yang saya peroleh.

Surabaya, 14 Agustus 2011

Eko Julianto

NIM: 050710052

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 5: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, hanya karena

rahmat dan ridha-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi saya dengan

judul “Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80 % Kulit

Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT

dan SGPT Pada Mencit“ ini dapat saya selesaikan dengan sebaik – baiknya.

Saya juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya yang telah

memberikan fasilitas selama mengikuti kuliah dan melakukan penelitian ini.

2. Drs. Herra Studiawan, MS, Apt selaku dosen pembimbing utama yang telah

berkenan meluangkan waktu dan tenaganya untuk memberi petunjuk,

bimbingan serta dorongan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Ajik Azmijah ,S.U,drh selaku dosen pembimbing serta yang juga telah

memberikan bimbingan dan masukan sehingga skripsi ini terselesaikan.

4. Dr. Agil Mangestuti, Msi dan Dr. Achmad Fuad.,Apt selaku dosen penguji

yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk menguji skripsi ini.

5. Dr. Aty Widyawaruyanti, Msi selaku dosen proyek penelitian ini yang telah

meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan petunjuk, bimbingan serta

dorongan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Dr. Bambang Prayogo.,Apt sebagai dosen wali yang telah sabar membimbing

dan memberikan motivasi selama masa pendidikan sarjana ini.

7. Para dosen Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang telah mendidik dan

membimbing saya sampai menyelesaikan pendidikan sarjana ini.

8. Laboran Departemen Farmakognosi dan Fitokimia serta lab.Patologi FKH

Unair yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Kedua Orang tuaku serta seluruh keluargaku tercinta yang selalu menyayangi

dan mendoakan, memberi bantuan baik moril maupun materiil sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Teman – teman ”komunitas lab.hewan” yang telah banyak memberikan

motivasi dan pencerahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 6: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

iv

11. Mbak Lidya,Mbak Anggi,Rori,Dina,Ima,Dewi,Suci,Widji,Prita,Nike yang

telah memberi banyak masukan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Riga Ayu Dinar yang telah menemani dalam suka maupun duka serta

memberikan masukan dan memotivasi saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Saya menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih sangat banyak

kekurangan, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pembaca pada

umumnya demi kemajuan Universitas Airlangga.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Surabaya, Agustus 2011

Penulis

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 7: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

v

RINGKASAN

TOKSISITAS AKUT DAN SUBAKUT GRANUL EKSTRAK

ETANOL 80% KULIT BATANG CEMPEDAK DENGAN PARAMETER

HISTOPATOLOGI HATI SERTA ENZIM SGOT DAN SGPT PADA

MENCIT

Eko Julianto

Penggunaan tanaman obat sebagai obat alternatif dalam pengobatan oleh

masyarakat semakin meningkat sehingga diperlukan penelitian untuk

membuktikan khasiat dan keamanan tanaman obat tersebut. Pada penelitian ini

dilakukan uji toksisitas akut dan subakut dengan parameter histopatologi hati serta

enzim SGOT dan SGPT mencit pada granul ekstrak etanol 80% kulit batang

Artocarpus champeden Spreng atau lebih banyak dikenal dengan nama

cempedak.

Uji toksisitas akut dan subakut dilakukan dengan hewan coba mencit. Untuk

Uji toksisitas Akut menggunakan mencit sebanyak 20 ekor yang dibagi ke dalam

2 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 10 ekor mencit yaitu

masing-masing 5 ekor jantan dan 5 ekor betina . Kelompok kontrol diberikan

CMC-Na 0,5%. Kelompok I merupakan kelompok uji yang diberikan granul

ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak (Artocarpus champeden Spreng) yang

diberikan dalam bentuk suspensi CMC-Na 0,5%. Dosis yang diberikan pada

kelompok I merupakan dosis tertinggi (dosis LD50 yang relatif tidak berbahaya)

yaitu 21 g ekstrak/Kg BB mencit atau 0,42 g / 20 g BB mencit. Pemberian sediaan

dilakukan satu kali dengan cara per oral. Kemudian diamati jumlah hewan coba

yang mati selama 24 jam setelah pemberian dan dilanjutkan pengamatan selama 7

hari. Hasil uji toksisitas akut pada mencit menunjukkan bahwa pada dosis tersebut

tidak menimbulkan kematian pada hewan coba sehingga dapat disimpulkan

bahwa semua toksisitas akut yang berbahaya dapat disingkirkan dan LD50 tidak

perlu ditentukan.

Parameter yang digunakan pada uji toksisitas subakut adalah aktivitas enzim

SGOT, SGPT dan gambaran histopatologi organ hati. Dipilihnya aktivitas enzim

SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh

karena peningkatan aktivitas enzim-enzim tersebut merupakan indikator yang kuat

dan peka terhadap adanya kelainan sel-sel hati. Parameter lain yang digunakan

pada penelitian ini adalah melihat gambaran histopatologi organ hati, karena efek

toksik terlihat dari adanya kelainan hati berupa deganerasi dan nekrosis.

Pada uji toksisitas subakut dilakukan pemberian suspensi granul ekstrak

etanol 80% kulit batang cempedak (Artocarpus champeden Spreng ) sehari sekali

dengan rute per oral selama 14 hari. Hewan coba yang digunakan dalam penelitian

ini adalah mencit jantan 36 ekor dibagi dalam 4 kelompok dimana masing-masing

kelompok 9 ekor. Setiap kelompok diuji dengan dosis yang berbeda yaitu

kelompok yang diuji dengan dosis efektif 10 mg/ kg BB mencit atau 0,2 mg / 20 g

BB mencit (KEL.I), 5x dosis efektif atau 1 mg / 20 g BB mencit (KEL.II), dan

10x dosis efektif 2 mg / 20 g BB mencit (KEL.III). Pada kelompok kontrol

diberikan CMC-Na 0,5%. Dosis efektif yang digunakan adalah dosis yang

mempunyai aktivitas obat pada manusia sehat yang dikonversikan pada hewan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 8: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

vi

coba. Pada akhir masa uji dilakukan pembedahan dan diambil organ hati serta

darahnya dari jantung (intra cardial). Kemudian diamati perubahan yang terjadi

pada preparat histopatologi yaitu berupa degenerasi dan nekrosis. Perubahan

diamati pada lima lapang pandang, diberi skor kemudian diolah datanya.

Data dari enzim SGOT dan SGPT setelah didapat dianalisis menggunakan

uji ANAVA pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil yang didapat untuk SGPT

setelah dianalisis didapatkan harga sig= 0,225. Sig tersebut lebih besar dari 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna diantara

kontrol dengan semua kelompok perlakuan . Sedangkan enzim SGOT setelah

dianalisis didapatkan harga sig = 0,978. Sig tersebut lebih besar dari 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna diantara

kontrol dengan semua kelompok perlakuan.

Sedangkan hasil analisis Histopatologi dengan menggunakan uji Kruskal

Wallis untuk degenerasi pada perubahan degenerasi didapatkan harga signifikansi

(Asymp.Sig.) = 0,000 . Harga signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan bermakna diantara semua kelompok uji.

Selanjutnya dilanjutkan dengan uji statistik Mann-Whitney U antara kelompok

kontrol dengan kelompok 1x dosis efektif ; kontrol dengan 5x dosis efektif ;

kontrol dengan 10x dosis efektif, didapatkan hasil adanya perbedaan yang nyata

antara kelompok kontrol dengan seluruh kelompok uji. Sedangkan hasil analisis

Kruskal Wallis untuk histopatologi hati pada perubahan berupa nekrosis

didapatkan harga signifikansi (Asymp.Sig.) = 0,548 signifikansi tersebut lebih

besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada tidak ada perbedaan

bermakna diantara semua kelompok uji. Berdasarkan hasil analisis di atas maka

dapat disimpulkan bahwa granul ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak

(Atrocarpus champeden Spreng) dapat menyebabkan perubahan histopatologi hati

berupa degenerasi.

Berdasarkan pada pengamatan kedua parameter tersebut yakni pengujian

enzim SGOT, SGPT dan pengamatan histopatologi dari hati mencit dapat

disimpulkan bahwa granul ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak (Atrocarpus

champeden Spreng) tidak mempengaruhi terhadap peningkatan enzim SGOT dan

SGPT mencit, sedangkan penggunaan granul ekstrak etanol 80% kulit batang

cempedak (Atrocarpus champeden Spreng) selama 14 hari dapat menyebabkan

degenerasi sel hati. Sehingga dapat dikatakan bahwa granul ekstrak etanol 80%

kulit batang cempedak (Atrocarpus champeden Spreng) tidak menyebabkan

hepatotoksik.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 9: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

vii

ABSTRACT

The test was about acute toxicity and subacute toxicity effects from granul

ethanolic 80% extract of cempedak(Artocarpus champeden Spreng) The effect of

its use was observed by SGOT and SGPT enzyme activities and the

histopathology of the liver organ of male white mice.

Study of acute toxicity used twenty mice for each extract and for subacute

toxicity used thirty six mice and divide into four groups, one as control group with

CMC-Na 0,5% and three groups were tested (Group I,Group II and Group III).

Study of acute toxicity, control group only be given CMC-Na 0,5% suspension.

Test group I was given higher dose of granul ethanolic extract of cempedak

(Artocarpus champeden Spreng). Each test groups was given ethanolic extract

cempedak (Artocarpus champeden Spreng) orally 1,0 ml during 24 hours and

observe for seven days.

Study of subacute toxicity, control group only be given CMC-Na 0,5%

suspension. Test group I was given effective dose granul ethanolic extract of

cempedak (Artocarpus champeden Spreng), test group II was given 5x effective

dose of ethanolic extract of cempedak (Artocarpus champeden Spreng), and test

group III was given 10x effective dose of ethanolic extract of cempedak

(Artocarpus champeden Spreng). Each test groups was given granul ethanolic

extract of cempedak (Artocarpus champeden Spreng) orally one ml during a two

weeks every day. After a two weeks those mice in eutanasi, be cut opened and

then take the liver and blood from intra-cardial.

Data from SGOT and SGPT enzymes were analyzed using ANAVA 95%.

The change on the histopathology picture of the liver organ was recorded, and

then scored and processed using the Kruskal-Wallis test. The result showed that

SGOT value of sig = 0,978. That sig was higher than 0,05. Its mean that there was

no significant differences between control and treatment group. SGPT value value

of sig = 0,225. That sig was higher than 0,05. It means that there was no

significant differences between control and treatment group. And the result of

Kruskal-Wallis Analysis for degeneratif value show that Asymp. Sig = 0,000 that

lower than 0,05. It means that there was have differentiation between treatment

groups was significant. And than necrosys value show that Asymp. Sig = 0,548

that higher than 0,05. Its mean that the differentiation between treatment groups

was no significant. It means that granul ethanolic extract of cempedak

(Artocarpus champeden Spreng) didn’t have hepatotoxic effect on mice liver.

Keyword : cempedak (Artocarpus champeden Spreng), hepatotoxic effects,

SGOT and SGPT, liver histopathology, acute and subacute toxicity

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 10: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………

LEMBAR PERNYATAAN.................................................................

KATA PENGANTAR……………………………………………….

RINGKASAN………………………………………………………..

ABSTRAK……………………………………………………………

i

ii

iii

v

vii

DAFTAR ISI…………………………………………………………. viii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………… xi

DAFTAR TABEL…………………………………………………… xii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………… xiii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………. 1

1.1. Latar Belakang……………………………………………. 1

1.2. Rumusan Masalah………………………………………… 4

1.3. Tujuan Penelitian…………………………………………. 4

1.3.1. Tujuan Umum ……………………………………… 4

1.3.2. Tujuan Khusus……………………………………… 4

1.4 Hipotesis…………………………………………………... 5

1.5 Manfaat Penelitian………………………………………... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………. 6

2.1. Tinjauan tentang Artocarpus champeden Spreng………… 6

2.1.1. Klasifikasi Tanaman………………………………... 6

2.1.2. Nama Daerah Tanaman……………………………... 7

2.1.3. Deskripsi Tanaman…………………………………. 7

2.1.4. Kandungan Kimia…………………………………... 8

2.1.5. Bioaktivitas dan Kegunaan Tanaman………………. 8

2.2. Tinjauan Toksisitas……………………………………….. 9

2.2.1. Tujuan Studi Toksisitas…………………................ 9

2.2.2. Macam Studi Toksisitas……………………………. 9

2.2.2.1. Toksisitas Akut………………………………… 9

2.2.2.2. Toksisitas Sub Akut…………………………… 10

2.3. Tinjauan Hati………..…………………………………… 11

2.3.1. Anatomi dan Fisiologi Hati……………………….. 11

2.3.2. Fungsi Hati………………………………………... 13

2.3.2.1. Fungsi Vaskular untuk Menyimpan Darah…. 13

2.3.2.2. Fungsi Metabolisme…………………………. 13

2.3.2.3. Fungsi Ekskresi……………………………… 14

2.3.2.4. Fungsi Proteksi……………………………… 14

2.3.2.5. Fungsi Detoksifikasi………………………… 14

2.3.3. Test Gangguan Hati………………………………. 15

2.3.4. Tinjauan Parameter Kerusakan Hati……………… 15

2.4. Tinjauan Enzim…………………………………………. 18

2.4.1. Sifat Umum Enzim………………………………. 18

2.4.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berlangsungnya

Reaksi Enzim……………………………………

18

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 11: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

ix

2.4.2.1. Kadar Enzim dan Substrat…………………. 18

2.4.2.2. Suhu………………………………………… 19

2.4.2.3. pH………………………………………….. 19

2.4.2.4. Inhibitor……………………………………. 19

2.4.3. Tinjauan Enzim SGOT dan SGPT……………… 19

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL…………………………. 22

3.1. Skema Kerangka Penelitian……………………………. 24

BAB IV METODE PENELITIAN……………………………… 25

4.1. Bahan ……….………………………………………….. 25

4.1.1. Bahan Kimia………….…………………………... 25

4.1.2. Bahan Larutan Uji Toksisitas……………………...

4.1.3. Bahan Uji………………………………………….

25

25

4.2. Hewan Coba…………………………………………….. 26

4.3. Alat-Alat Penelitian……………………………………..

4.4. Penyiapan Obyek Penelitian…………………………….

26

26

4.5. Cara Kerja……………………………………………….. 26

4.5.1. Pemilihan Dosis Uji Toksisitas Akut...…………… 26

4.5.2. Pemilihan Dosis Uji Toksisitas Subakut…………... 27

4.5.3. Penyiapan Bahan Uji………………………………. 27

4.5.4. Pengumpulan Data Uji Toksisitas Akut…………… 27

4.5.5. Pengumpulan Data Uji Toksisitas Subakut………. 28

4.5.6. Analisis Data Uji Toksisitas Akut………….......... 28

4.5.7. Analisis Data Uji Toksisitas Subakut…………….. 28

4.5.7.1. Pemeriksaan Preparat………………………. 28

4.5.7.2. Analisis Data Preparat………………………. 29

4.5.7.3. Pembuatan Preparat Histopatologi…………. 29

4.5.7.4. Analisis Enzim SGOT dan SGPT……………. 30

BAB V HASIL PENELITIAN…………………………….............. 34

5.1. Data Hasil Penelitian….…………….…………………… 34

5.1.1. Uji Toksisitas Akut…….…………………………… 34

5.1.2. Uji Toksisitas Subakut………………………………. 35

5.1.2.1. Nilai Skor Perubahan Gambar Histopatologi

Hati Pada Mencit……………………………..

5.1.2.2. Hasil Pengamatan Histopatologi Hati Pada

Mencit………………………………………...

5.1.2.3. Hasil Pengamatan Enzim SGOT & SGPT

Mencit………………………………………...

5.2. Analisis Data……………………………………………….

5.2.1. Uji Toksisitas Akut……………………………………

5.2.2. Histopatologi Sel Hati………………………………...

5.2.2.1. Uji Statistik Kruskal-Wallis……………………

5.2.2.2. Uji Mann Whitney U…………………………..

5.2.3. Aktivitas Enzim SGOT & SGPT Mencit…………….

5.2.3.1. Uji ANAVA (One Way)………………………

BAB VI PEMBAHASAN……………………………………………

BAB VII KESIMPULAN......................................................................

7.1. Kesimpulan………………………………………………….

7.2. Saran………………………………………………………..

35

36

38

40

40

40

40

42

43

43

46

52

52

52

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 12: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

x

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 53

LAMPIRAN………………………………………………………….. 57

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 13: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Pohon dan buah cempedak……………………………. 6

Gambar 2.2. Kulit batang pohon cempedak……………………….... 7

Gambar 2.3. Gambaran histopatologi sel hati normal yaitu

sitoplasma tidak mengalami pembengkakan dan tidak

pucat serta pada inti tidak terjadi penggumpalan

kromatin, sinusoid (s)………………………………..

17

Gambar 2.4. Gambaran histopatologi sel hati yang mengalami

degenerasi yaitu terjadinya pembengkakan pada

sitoplasma nampak bervakuola dan lebih pucat

daripada sel normal …………………………………

17

Gambar 2.5. Gambaran histopatologi sel hati yang mengalami

nekrosis berupa piknotik yaitu terjadinya

penggumpalan kromatin, inti tampak lebih padat dan

bewarna gelap hitam…………………………………...

18

Gambar 2.6. Reaksi penentuan aktivitas enzim SGOT…………….. 20

Gambar 2.7. Reaksi penentuan aktivitas enzim SGPT…………….. 21

Gambar 3.1. Skema kerangka konseptual………………………… 24

Gambar 4.1. Skema pemberian bahan uji toksisitas akut………….. 31

Gambar 4.2.

Gambar 5.1.

Gambar 5.2.

Gambar 5.3.

Skema pemberian bahan uji toksisitas subakut………

Gambaran histopatologi hati normal pada perbesaran

400x……………………………………………………

Gambaran histopatologi hati pada perbesaran 400x

yang terjadi degenerasi yakni terjadi pembengkakan

pada sitoplasma, sitoplasma Nampak bervakuola

daripada sel normal…………………………………….

Gambaran histopatologi hati pada perbesaran 400x

yang terjadi nekrosis berupa piknotik yakni terjadinya

penggumpalan kromatin dan tidak dikenali lagi inti

(nukleus), inti tampak lebih padat dan berwarna gelap

hitam…………………………………………………...

32

37

37

38

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 14: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II.1.

Tabel IV.1.

Kategori Toksisitas Zat Kimia Pada Tikus………………………

Formulasi Granul Sediaan Kapsul Ekstrak Kulit Batang

Cempedak………………………………………………………...

10

25

Tabel IV.2.

Tabel V.1.

Tabel V.2.

Skor Perubahan Gambaran Histopatologi Hati Mencit………….

Hasil Uji Toksisitas Akut pada Mencit………………………….

Nilai Skor Perubahan Histologi Mencit pada Kelompok

Perlakuan yang mengalami perubahan berupa degenerasi………

29

34

35

Tabel V.3.

Tabel V.4.

Tabel V.5.

Tabel V.6.

Tabel V.7.

Tabel V.8.

Tabel V.9.

Tabel V.10.

Tabel V.11.

Tabel V.12.

Tabel V.13.

Tabel V.14.

Tabel V.15.

Tabel V.16.

Nilai Skor Perubahan Histologi Mencit pada Kelompok

Perlakuan yang mengalami perubahan berupa nekrosis…………

Aktivitas Enzim SGOT Mencit pada Seluruh Kelompok

Perlakuan…………………………………………………………

Aktivitas Enzim SGPT Mencit pada Seluruh Kelompok

Perlakuan…………………………………………………………

Harga Rerata Hasil Pengamatan Histopatologi pada Perubahan

berupa Degenerasi………………………………………………..

Hasil Uji Kruskal-Wallis pada Perubahan berupa Degenerasi…..

Harga Rerata Hasil Pengamatan Histopatologi pada Perubahan

berupa Nekrosis………………………………………………..

Hasil Uji Kruskal-Wallis pada Perubahan berupa Nekrosis……..

Hasil Uji Mann-Whitney U Antara Kontrol dengan Kelompok 1

yang Mengalami Perubahan berupa Degenerasi…………………

Hasil Uji Mann-Whitney U Antara Kontrol dengan Kelompok 2

yang Mengalami Perubahan berupa Degenerasi…………………

Hasil Uji Mann-Whitney U Antara Kontrol dengan Kelompok 3

yang Mengalami Perubahan berupa Degenerasi…………………

Hasil Rerata Aktivitas SGOT Hewan Coba Tiap Kelompok……

Ringkasan ANAVA untuk Aktivitas Enzim SGOT Hewan Coba

Hasil Rerata Aktivitas SGPT Hewan Coba Tiap Kelompok……

Ringkasan ANAVA untuk Aktivitas Enzim SGPT Hewan Coba

36

38

39

41

41

41

42

42

43

43

44

44

44

45

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 15: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Contoh Perhitungan Toksisitas Akut……………………….. 57

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 5

Lampiran 6

Lampiran 7

Lampiran 8

Lampiran 9

Lampiran 10

Lampiran 11

Lampiran 12

Lampiran 13

Contoh Perhitungan Toksisitas Subakut……………………..

Pengambilan dan pemeriksaan serum……………………….

Pembuatan preparat histopatologi hati……………………...

Hasil skoring histopatologi hati…………………………….

Data hasil pemeriksaan SGOT dan SGPT………………….

Hasil uji Kruskal-Wallis…………………………………….

Hasil uji Mann-Whitney U………………………………….

Hasil uji ANAVA……………………………………………

Klasifikasi toksisitas………………………………………..

Konversi dosis………………………………………………

Volume maksimum pemberian obat pada hewan coba……..

Hasil pemeriksaan organ hati mencit……………………….

58

60

61

63

67

70

72

75

77

78

79

80

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 16: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Saat ini, dunia berada dalam iklim back to nature atau dikenal dengan

gerakan kembali ke alam yang dalam pelaksanaannya membiasakan hidup dengan

menghindari bahan-bahan kimia sintesis dan lebih mengutamakan bahan alami.

Semua hal yang serba natural semakin digemari dan dicari orang, salah satunya

adalah penggunaan tumbuhan untuk pengobatan (Kardinan & Kusuma, 2003).

Para ahli dari berbagai negara seperti Jerman, India, Cina, Australia, Indonesia

dan sebagainya, tidak henti-hentinya mengadakan penelitian dan pengujian

berbagai tumbuhan yang secara tradisional dipakai untuk penyembuhan penyakit

tertentu. Hasil penelitian dan pengujian secara ilmiah tersebut disimpulkan bahwa

dapat dipertanggungjawabkan sebab telah diketahui adanya komposisi kandungan

kimiawi yang berguna sebagai obat (Thomas,1992). Di Indonesia penggunaan

obat tradisional masih banyak dilakukan dan hal ini sudah menjadi tradisi

masyarakat di Indonesia sejak lama. Sampai saat ini masyarakat masih

menggunakan obat tradisional, bahkan ada kecenderungan hal tersebut meningkat,

karena obat tradisional dianggap relatif tidak menimbulkan efek samping yang

bermakna (Sutarjadi, 1991).

Tumbuhan Artocarpus champeden (suku Moraceae) atau yang dikenal

masyarakat dengan nama daerah cempedak, secara empirik digunakan untuk

bahan ramuan tradisional, antara lain sebagai obat demam,disentri, malaria, dan

penyakit kulit. Cempedak mempunyai tujuh kandungan senyawa flavonoid :

artonin A , sikloheteropilin, heteroflavon C, artoindosianin E, artoindosianin R,

artoindosianin A-2, heteropilin (Widyawaruyanti et al, 2007) dan empat senyawa

flavon : artocarpon A & artocarpon B (Widyawaruyanti et al, 2007),

artoindosianin A & artoindosianin B (Hakim et al,1999). Selain itu terdapat

kandungan lain yaitu empat senyawa triterpen : sikloeukalenol, glutinol,

sikloartenon, 24-metilsikloartenon serta suatu senyawa sterol yaitu β-sitosterol

(Hakim et al, 1996).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 17: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

2

Berdasarkan penelitian penelitian Boonlaksiri et al, (2000) melaporakan

bahwa senyawa stilbene terprenilasi dari Artocarpus intreger (nama lain dari

cempedak) mempunyai aktivitas anti malaria in vitro pada Plasmodium falcifarum

. Sedangkan penelitian yang lain menunjukkan kulit batang cempedak dapat

menurunkan jumlah parasit Plasmodium berghei darah mencit yang telah

terinfeksi malaria (Utomo,2003;Hidayati,2004). Aktivitas malaria juga

ditunjukkan dari beberapa isolat yang diperoleh dari tanaman ini dan salah

satunya isolat terindentifikasi sebagai heteroflavon C, suatu flavon terprenilasi

menunjukan aktivitas yang lebih poten daripada kloroquin (Widyawaruyanti et al,

2007).

Maretnowati (2007) telah melakukan uji toksisitas akut dan subakut

ekstrak etanol dan ekstrak air kulit batang Artocarpus champeden Spreng dengan

parameter histopatologi hati mencit menunjukkan bahwa harga LD50 ekstrak

etanol dan ekstrak air kulit batang cempedak di atas 21 g/kg BB untuk mencit

relatif kurang berbahaya. Akan tetapi pada pemberian ekstrak etanol dapat

menyebabkan terjadinya perubahan gambaran histopatologi berupa degenerasi dan

nekrosis pada dosis 10x dosis lazim sedangkan ekstrak air dapat menyebabkan

terjadinya degenerasi dan tidak terjadi nekrosis. Penelitian lainnya uji toksisitas

ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak juga menunjukkan zat yang relatif

kurang berbahaya akan tetapi pula ekstrak ini dapat menyebabkan perubahahan

morfologi hati dan meningkatkan kadar enzim SGOT dan SGPT pada mencit

(Wardhani, 2008).

Mengingat cempedak mempunyai aktivitas yang poten sebagai obat

antimalaria dan prospektif untuk obat fitofarmaka sehingga perlu dikembangkan.

Pengembangan produk fitofarmaka ini perlu dilakukan untuk menjamin

keefektifan,khasiat,keamanannya.

Berdasarkan uraian diatas, maka dipandang perlu untuk melanjutkan

penelitian dengan melakukan uji toksisitas tablet obat antimalaria yang berasal

dari ekstrak etanol 80% kulit batang Artocarpus champeden Spreng diharapkan

dari penelitian ini dapat memberikan informasi keamanan pemakaian obat tersebut

terhadap manusia.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 18: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

3

Pada penelitian ini akan dilakukan uji toksisitas dengan menggunakan

hewan uji mencit (Mus musculus). Uji toksisitas yang dilakukan yaitu uji

toksisitas akut dan subakut. Uji toksisitas akut dilakukan dengan menggunakan

parameter LD50 untuk mendapatkan dosis yang aman. Sedangkan uji toksisitas

subakut dilakukan dengan pemeriksaan histopatologi organ hati untuk mengetahui

derajat kerusakan yang mungkin di timbulkan akibat pemakaian obat dalam

jangka waktu tertentu dan peningkatan enzim SGOT dan SGPT.

Pemilihan hati sebagai organ sasaran yang mungkin dirusak oleh adanya

efek toksik dari obat dikarenakan hati merupakan organ tubuh yang rentan

terhadap pengaruh bahan toksik. Kerentanan tersebut terkait dengan posisinya

dalam sirkulasi cairan tubuh. Hati memiliki dua sumber suplai darah, yaitu dari

saluran cerna dan limpa melalui vena porta hepatika, dan dari aorta melalui arteri

hepatika. Setelah diabsorbsi, zat-zat toksik maupun bahan obat akan masuk ke

peredaran darah dan kemudian didetoksifikasi dalam hati menjadi zat-zat yang

tidak berbahaya yang kemudian diekskresi melalui ginjal. Adanya zat-zat toksik

dalam jumlah besar dan terus menerus dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel

hati (Koeman, 1987 ; Price dan Wilson, 2002). Selain itu, hati merupakan organ

parenkim terbesar dan memegang peranan penting pada proses metabolisme tubuh

(Hadi, 2002).

Parameter yang digunakan pada penelitian ini adalah aktivitas enzim

SGOT dan SGPT karena aktivitas enzim-enzim tersebut merupakan indikator

yang kuat dan peka terhadap adanya kerusakan atau kelainan sel-sel hati.

Terjadinya kerusakan sel-sel tersebut menyebabkan bebasnya enzim-enzim

intraseluler masuk ke dalam sirkulasi sistemik, sehingga kadarnya di dalam darah

meningkat (Hadi, 2002). Parameter yang lain adalah gambaran histopatologi

organ hati. Ini digunakan untuk mengetahui derajat kerusakan yang mungkin

ditimbulkan akibat pemakaian obat dalam jangka waktu tertentu. Sel hati yang

mengalami kerusakan ditandai dengan adanya degenerasi dan nekrosis (meliputi

piknosis, karioeksis, dan kariolisis).

Pada penelitian toksisitas ini mengacu pada peneltian sebelumnya yang

telah dilakukan oleh Wardhani pada tahun 2008. Uji toksisitas yang dilakukan

peneliti sebelumnya yaitu menguji ekstrak kulit batang cempedak dengan etanol

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 19: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

4

80 % sedangkan pada penelitian ini menggunakan sediaan granul yang dibuat

berasal dari penelitian sebelumnya. Diharapkan pada penelitian ini sediaan granul

ini dapat meningkatkan kemananannya dibanding dalam keadaan ekstraknya.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah granul ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak (Artocarpus

champeden Spreng) dapat menimbulkan efek toksisitas akut berdasarkan

parameter LD50 ?

2. Apakah granul berasal dari ektrak etanol 80% kulit batang cempedak

(Artocarpus champeden Spreng) dapat menimbulkan efek toksisitas

subakut berdasarkan parameter histopatologi organ hati dan aktivitas

enzim SGOT dan SGPT ?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui toksisitas akut dan

subakut dari granul berasal dari ektrak etanol 80% kulit batang cempedak

(Artocarpus champeden Spreng) pada mencit.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Menentukan toksisitas akut dari granul berasal dari ektrak etanol 80%

kulit batang cempedak (Artocarpus champeden Spreng) berdasarkan

parameter LD50

2. Mengetahui efek toksisitas subakut dari granul berasal dari ektrak etanol

80% kulit batang cempedak (Artocarpus champeden Spreng) berdasarkan

parameter histopatologi organ hati dan aktivitas kadar enzim SGOT dan

SGPT pada mencit

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 20: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

5

1.4. Hipotesis

Granul berasal dari ektrak etanol 80% kulit batang cempedak (Artocarpus

champeden Spreng) tidak menimbulkan efek toksik dan tidak mempengaruhi

aktivitas enzim SGOT dan SGPT pada hati mencit.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Untuk memperkirakan spektrum efek toksik berdasarkan toksisitas

relatifnya dengan keamanan penggunaan tablet berasal dari granul ektrak

etanol 80% kulit batang cempedak (Artocarpus champeden Spreng)

2. Untuk memberikan informasi dalam merencanakan pengujian pada

manusia

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 21: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Tentang Artocarpus champeden Spreng

2.1.1. Klasifikasi Tanaman

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Sub kelas : Monochlamydae

Bangsa : Morales

Suku : Moraceae

Marga : Artocarpus

Jenis : Artocarpus champeden Spreng (Van Steenis, 1975;

Backer & Van den Brink,1965)

Gambar 2.1. Pohon dan buah cempedak

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 22: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

7

Gambar 2.2. Kulit batang pohon cempedak

2.1.2. Nama Daerah Tanaman

Di beberapa daerah, Artocarpus champeden Spreng. Dikenal dengan

berbagai nama antara lain :

Sunda : Campedak, cempedak, nangka beuri

Jawa : Campedak, cepedak, cempedak, nangka cina

Madura : Nangka, comedak, cempedak (Van Steenis, 1975; Backer & Van

Den Brink, 1965)

2.1.3. Deskripsi Tanaman

Habitus : Pohon berumah satu, tinggi 10-20 m, liar atau ditanam,

berbuah pada Juli sampai September

Batang : Tumbuhan berbatang sedang, membulat dengan banyak getah

yang rekat

Daun : Helaian daun tipis berbentuk bulat 10-25 x 5-10 cm dengan

panjang tangkai 1-3 cm, terdapat banyak trikoma pada tulang

daun, betajuk pangkal pendek yang menyempit, tepi rata,

warna daun mengkilat hijau tua.

Bunga : Karangan bunga jantan atau betina. Bulir betina berbentuk

gada memanjang, bunga tenggelam dalam poros, bagian yang

bebas panjangnya ± 3 mm, pada ujung yang berpori muncul

kepala putik yang tunggal serupa cacing. Bulir jantan silindris

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 23: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

8

hijau pucat atau kekuningan, bunga sangat kecil dengan

bertajuk dua pipih pada ujungnya dan satu benang sari

Buah : Buah semu, silindris memanjang, bau menusuk, berbentuk segi

4-7.

Biji : Biji panjangnya 2-3 cm, diliputi oleh semacam lapisan daging

biji berwarna kuning tua, lembut, tipis mengandung banyak air

terasa manis (Van Steenis, 1975; Morton, 1987).

2.1.4. Kandungan Kimia

Hakim et al (1998) melaporkan adanya senyawa flavonoid yang diberi

nama siklocampedol telah ditemukan pada kulit batang tumbuhan ini, bersama-

sama dengan empat senyawa triterpen, yakni sikloeukalenol, glutinol,

sikloartenon, dan 24-metilsikloartenon, serta suatu sterol, β-sitosterol (Hakim,

1996). Selain itu cempedak mempunyai tujuh kandungan senyawa flavonoid

lainnya : artonin A , sikloheteropilin, heteroflavon C, artoindosianin E,

artoindosianin R, artoindosianin A-2, heteropilin (Widyawaruyanti et al, 2007)

dan empat senyawa flavon : artocarpon A & artocarpon B (Widyawaruyanti et al,

2007), artoindosianin A & artoindosianin B (Hakim et al,1999).

2.1.5. Bioaktivitas dan Kegunaan Tanaman

Artocarpus champeden Spreng adalah tumbuhan pangan yang endemik

untuk Indonesia, kayunya keras, awet, dan digunakan sebagai bahan bangunan

(Heyne, 1987). Buah dan bijinya digunakan sebagai bahan pangan, sedangkan

beberapa bagian tanaman lain digunakan untuk bahan ramuan tradisional, antara

lain digunakan sebagai obat demam, malaria, dan penyakit kulit.

Berdasarkan penelitian penelitian Boonlaksiri et al, (2000) melaporkan

bahwa senyawa stilbene terprenilasi dari Artocarpus intreger (nama lain dari

cempedak) mempunyai aktivitas anti malaria in vitro pada Plasmodium falcifarum

. Sedangkan penelitian yang lain menunjukkan kulit batang cempedak dapat

menurunkan jumlah parasit Plasmodium berghei darah mencit yang telah

terinfeksi malaria (Utomo,2003;Hidayati,2004).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 24: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

9

Aktivitas malaria juga ditunjukkan dari beberapa isolat yang diperoleh dari

tanaman ini dan salah satunya isolat terindentifikasi sebagai heteroflavon C, suatu

flavon terprenilasi menunjukan aktivitas yang lebih poten daripada kloroquin

(Widyawaruyanti,2006).

2.2. Tinjauan Toksisitas

2.2.1. Tujuan Studi Toksisitas

Untuk menjamin keamanan dari suatu produk obat perlu dilakukan uji

toksisitas. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari studi toksisitas (Ghosh,

1971; Loomis, 1978). Manfaat antara lain adalah :

a) Mendapatkan gejala-gejala yang timbul akibat pemberian obat.

b) Mengetahui batas keamanan obat.

c) Mengetahui derajat kematian hewan coba akibat pemberian.

Dari hasil-hasil tersebut di atas, akan dapat dilakukan evaluasi obat dalam

bidang medis. Selain itu juga dapat juga menunjukkan organ sasaran (misalnya

hati), sistem (misalnya sistem kardiovaskular), atau toksisitas khusus (misalnya

karsinogenitas) yang membutuhkan penelitian lebih lanjut (Lu, 1995).

2.2.2. Macam Studi Toksisitas

2.2.2.1 Toksisitas Akut

Sebagian besar penelitian semacam ini dirancang untuk menentukan dosis

letal median (LD50) toksikan, menunjukkan organ sasaran yang mungkin dirusak

dan efek toksik spesifiknya, serta memberikan petunjuk tentang dosis yang

sebaiknya digunakan dalam pengujian yang lebih lama (Lu, 1995). Biasanya

terlebih dahulu dilakukan range finding test sebelum mengamati gejala pada

hewan coba untuk mendapatkan tolok ukur dosis penyebab kematian. Cara

pemberian harus diberikan melalui jalur yang biasa digunakan pada manusia,

biasanya pemberian per oral. Dosis diberikan sekali atau beberapa kali dalam

jangka waktu 24 jam. Setelah selang waktu 7-14 hari kemudian, atau 24 jam

kemudian diamati gejala yang terjadi pada hewan coba. Gejala yang dimaksud

adalah jumlah hewan yang mati, waktu kematian dan tanda-tanda toksisitasnya

untuk memperkirakan LD50. Otopsi kasar perlu dilakukan pada semua hewan yang

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 25: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

10

mati dan pada beberapa hewan hidup terutama hewan yang tampak sakit pada

akhir percobaan. Otopsi dapat memberikan informasi yang berharga tentang organ

sasaran, terutama bila kematian tidak terjadi dengan segera setelah pemberian obat

(Andreas et al., 1992; Lu, 1995).

LD50 merupakan dosis tunggal suatu zat yang secara statistik diharapkan

akan membunuh 50% hewan coba. Nilai LD50 berguna untuk hal-hal sebagai

berikut :

a) Mengevaluasi efek keracunan yang tidak disengaja

b) Klasifikasi zat kimia sesuai dengan toksisitas relatifnya

c) Perencanaan penelitian toksisitas sub akut dan kronik pada hewan

d) Memberikan informasi tentang reaktivitas suatu populasi hewan

e) Memberikan sumbangan informasi yang dibutuhkan dalam merencanakan

pengujian obat pada manusia dan dalam pengedalian mutu zat kimia

f) Deteksi pencemaran toksik serta perubahan fisik yang mempengaruhi

bioavaibilitas (Lu, 1995).

Tabel II.1. Kategori Toksisitas Zat Kimia Pada Tikus

Kategori LD50

Luar biasa toksik ≤ 1 mg/kg BB

Sangat toksik 1-50 mg/kg BB

Cukup toksik 50-500 mg/kg BB

Sedikit toksik 0,5-5 g/kg BB

Praktis tidak toksik 5-15 g/kg BB

Relatif kurang berbahaya > 15 g/kg BB

(Loomis, 1978)

2.2.2.2. Toksisitas Sub Akut

Pada uji toksisitas ini dilakukan dengan memberikan bahan uji berulang-

ulang, biasanya setiap hari atau lima kali seminggu, selama jangka waktu kurang

lebih 10% dari masa hidup hewan, yaitu tiga bulan untuk tikus dan satu atau dua

tahun untuk anjing. Meskipun demikian, beberapa peneliti menggunakan jangka

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 26: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

11

waktu yang lebih pendek, misalnya pemberian zat selama 14 dan 28 hari (Lu,

1995).

Pengamatan yang perlu dilakukan pada toksisitas sub akut meliputi :

a. Berat badan dan konsumsi makanan

Kedua hal tersebut harus diukur setiap minggu. Berkurangnya

pertambahan berat badan merupakan indeks efek toksik yang sederhana

namun sensistif. Konsumsi makanan merupakan indikator yang berguna

sebab bila konsumsi makanan berkurang dapat menimbulkan efek yang

mirip atau memperberat manifestasi toksik zat kimia.

b. Pengamatan umum

Hal yang harus diamati adalah penampilan, perilaku dan semua

abnormalitas. Hewan yang mati atau sakit harus dipisah dari kandang

untuk diperiksa secara umum dan kalau mungkin secara mikroskopik.

c. Uji laboratrium

Pemeriksaan hematologik biasanya mencakup hematokrit,

hemoglobin, hitung leukosit total dan hitung jenis leukosit. Uji laboratrium

klinik biasanya mencakup glukosa darah puasa, SGOT, SGPT, alkali

fosfatase, protein total, albumin, globumin, BUN dan unsur-unsur seperti

natrium, kalium, kalsium dan klorit. Sedangkan urinalis mencakup warna,

berat jenis, protein, glukosa, keton, unsur berbentuk kristal dan benda

amorf (Lu, 1995).

2.3. Tinjauan Hati

2.3.1. Anatomi dan Fisiologi Hati

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, rata-rata sekitar 1.500 g,

atau 2,5% berat badan pada orang dewasa normal. Hati merupakan organ plastis

lunak yang tercetak oleh struktur sekitarnya. Permukaan superior adalah cembung

dan terletak di bawah kubah kanan diafragma dan sebagian kubah kiri. Bagian

bawah hati adalah cekung dan merupakan atap ginjal kanan, lambung, pankreas,

dan usus. Hati mempunyai dua lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi

segmen anterior dan posterior oleh fisura segmentalis kanan yang tidak terlihat

dari luar. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 27: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

12

falsiforme yang dapat dilihat dari luar. Ligamentum falsiforme berjalan dari hati

ke diafragma dan dinding depan abdomen. ( Price & Wilson, 1995).

Dasar unit fungsional hati adalah lobulus hati yang merupakan struktural

silindris dengan panjang beberapa milimeter dan garis tengah 0,8-2 mm. Hati

manusia mengandung 50.000-100.000 lobulus (Guyton & Hall, 1997).

Lobulus hati terbentuk mengelilingi sebuah vena sentralis yang bermuara

ke dalam vena hepatika dan kemudian ke dalam vena cava. Lobulus sendiri

dibentuk terutama dari banyak lempeng sel hati yang memancar secara sentrifugal

dari vena sentralis seperti jeruji roda. Masing- masing lempeng hati tebalnya satu

sampai dua sel, dan diantara sel-sel yang berdekatan terdapat kanalikuli biliaris di

dalam septum fibrosa yang memisahkan lobulus hati yang berdekatan (Guyton &

Hall, 1997).

Dalam septa juga terdapat venula porta kecil yang menerima darah

terutama dari vena saluran pencernaan melaui vena porta. Dari venula ini darah

mengalir ke sinusoid hati gepeng dan bercabang yang terletak diantara lempeng-

lempeng hati dan kemudian masuk vena sentralis. Dengan demikian, sel hati terus

menerus terpapar dengan darah vena porta (Guyton & Hall, 1997).

Selain vena porta, juga ditemukan arteriol hati di dalam septum

interlobularis. Arterol ini menyuplai darah arteri ke jaringan septum diantara

lobulus yang berdekatan,dan banyak arteriol kecil juga mengalir langsung ke

sinusoid hati, paling sering pada sepertiga jarak ke septum interlobularis (Guyton

& Hall, 1997).

Sinusoid vena dibatasi oleh dua jenis sel yaitu sel endotel dan sel kupffer

besar yang merupakan makrofag jaringan (sel retikoloendotel), yang mampu

menjaga fagositosis bakteri dan benda asing lain dalam darah sinus hepatikus.

Lapisan endotel sinusoid vena mempunyai pori yang sangat besar, beberapa

diantaranya berdiameter hampir satu mikrometer. Di bawah lapisan ini, terletak

diantara sel endotel dan sel hepar, terdapat ruang jaringan yang sangat sempit

yang disebut ruang disse. Jutaan ruang disse kemudian menghubungkan pembuluh

limfe di dalam septum interlobularis. Oleh karena itu, kelebihan cairan di dalam

ruang ini dikeluarkan melalui cairan limfatik ( Guyton & Hall, 1997).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 28: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

13

2.3.2. Fungsi Hati

Hati merupakan organ parenkim terbesar dan menduduki urutan pertama

dalam hal jumlah, kerumitan, dan ragam fungsi. Hati sangat penting untuk

mempertahankan hidup dan berperan dalam hampir setiap fungsi metabolik tubuh,

dan terutama bertanggung jawab atas lebih dari 500 aktifitas yang berbeda. Telah

dilakukan penenlitian pada hewan coba, bahwa pengambilan 80-90% parenkim

hati, hewan masih dapat menunujukkan fungsi hati yang normal. Sehingga untuk

menghabiskan daya cadangan ini, diperlukan penyakit yang mengenai seluruh

parenkim hati (Robbin & Kumar , 1995 ; Price & Wilson, 1995). Hati merupakan

kelenjar tubuh terbesar dan memiliki multifungsi komplek, diantaranya adalah : 1.

Fungsi vaskular untuk menyimpan darah, 2. Fungsi metabolisme, 3.Fungsi

ekskresi, 4. Fungsi proteksi, 5. Fungsi detoksifikasi

2.3.2.1. Fungsi Vaskular untuk Menyimpan Darah

Kira-kira 1100 ml darah mengalir dari vena porta ke sinusoid hati setiap

menit, dan tambahan sekitar 350 ml lagi mengalir ke sinusoid dari arteri hepatika,

dengan total rata-rata 1450 ml/menit. Jumlah ini sekitar 29% dari sisa curah

jantung, hampir satu pertiga dari aliran total darah tubuh. Karena hati merupakan

suatu organ yang dapat diperluas, sejumlah besar darah dapat disimpan di dalam

pembuluh darah hati. Volume darah normal hati, meliputi yang di dalam vena hati

dan yang di dalam jaringan hati, adalah 450 ml, atau hampir 10 % dari total

volume darah tubuh. Bila tekanan tinggi di dalam atrium kanan menyebabkan

tekanan balik di dalam hati , hati meluas dan oleh karena itu 0,5 sampai 1 L

cadangan darah kadang-kadang disimpan di dalam vena hepatika dan sinus

hepatika. Keaadaan ini terjadi terutama pada gagal jantung disertai dengan

kongesti perifer (Guyton & Hall, 1997).

2.3.2.2. Fungsi Metabolisme

Hati terutama penting untuk mempertahankan konsentrasi glukosa darah

(fungsi penyangga glukosa dari hati). Misalnya, penyimpanan glikogen

memungkinkan hati mengambil kelebihan glukosa dari darah, menyimpannya,

dan kemudian mengembalikannya ke darah bila konsentrasi glukosa darah mulai

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 29: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

14

turun terlalu rendah. Walaupun beberapa metabolisme lemak dapat terjadi di

semua sel tubuh, aspek metabolisme lemak tertentu terjadi di hati. Beberapa

fungsi spesifik dalam metabolisme lemak adalah pembentukan sebagian besar

lipoprotein, kecepatan oksidasi beta asam lemak yang sangat cepat untuk

mensuplai energi bagi fungsi tubuh yang lain, pembentukan sejumlah besar

kolesterol dan fosfolipid, pengubahan sejumlah besar karbohidrat dan protein

menjadi lemak.

Fungsi hati yang paling penting dalam metabolisme protein adalah

deaminasi asam amino, pembentukan protein plasma. Selain itu fungsi metabolik

hati yang lain adalah penyimpanan vitamin dan besi (Guyton & Hall, 1997).

2.3.2.3. Fungsi Ekskresi

Empedu disekresi secara terus menerus oleh hati. Empedu hati tidak dapat

segera masuk ke duodenum, akan tetapi setelah melewati duktus hepatikus,

empedu masuk ke dalam duktus sistikus dan ke kandung empedu. Dalam kandung

empedu, pembuluh limfe dan pembuluh darah mengabsorbsi air dan garam-garam

anorganik, sehingga empedu dalam kandung empedu kira-kira lima kali lebih

pekat dibandingkan dengan empedu hati. Secara berkala kandung empedu

mengosongkan isinya ke dalam duodenum melalui kontraksi simultan lapisan

ototnya dan relaksasi sfingter Oddi (Price & Wilson, 1995).

2.3.2.4. Fungsi Proteksi

Hati berfungsi sebagai alat pertahanan tubuh karena pada hati terdapat sel

kupffer yang mempunyai kemampuan memfagositosis sel-sel yang sudah tua,

partikel atau benda asing, sel tumor, bakteri, virus dan parasit di dalam hati

(Sherlock, 1995).

2.3.2.5 Fungsi Detoksifikasi

Dalam tubuh zat-zat yang bersifat toksik akan mengalami proses

detoksikasi dengan cara oksidasi, reduksi, hidrolisa, atau konjugasi. Zat akan

diubah menjadi zat yang dapat larut air dan dikeluarkan melalui urin (Hadi, 2002).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 30: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

15

2.3.3. Test Gangguan Hati

Untuk mengetahui gangguan fungsi organ tubuh dapat ditentukan melalui

test laboratrium atau diagnosa dengan pemeriksaan jaringan. Test laboratrium

untuk evaluasi penyakit hati pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi :

1. Diagnosis terhadap hasil ekskresi dan sekresi dari hati

Dapat dilakukan dengan pemeriksaan bilirubin dalam serum dan

urin. Penimbunan pigmen empedu dalam tubuh menyebabkan warna jaringan

menjadi kuning dan disebut sebagai ikterus. Ikterus biasanya dapat dideteksi

pada sklera, kulit, atau urine yang menjadi gelap bila serum mencapai 2

sampai mg/dl (bilirubin serum normal adalah 0,3 sampai 1,0 mg/dl). Jaringan

permukaan yang kaya elastin, seperti sklera dan permukaan bawah lidah

biasanya menjadi kuning pertama kali. Bilirubin terkonjugasi diekskresi dalam

urin bila kadarnya meningkat dalam serum, mengesankan adanya obstruksi

pada sel hati atau saluran empedu (Prince & Wilson, 1995).

2. Diagnosis terhadap fungsi biokimia yang spesifik

Beberapa enzim yang dapat digunakan untuk membantu diagnosis

adanya kerusakan parenkim hati adalah :

a. Glutamat Piruvat Transaminase (GPT), Glutamat Oxaloacetat

Transaminase (GOT), Laktat Dehidrogenase (LDH) adalah enzim

intrasel terutama berada di jantung, hati, dan jaringan skelet, yang

dilepaskan dari jaringan yang rusak (seperti nekrosis), meningkat pada

kerusakan sel hati dan pada keadaan lain terutama infark miokard.

b. Alkali fosfatase adalah enzim yang dibentuk dalam tulang, hati,

ginjal, usus halus dan diekskresikan ke dalam empedu. Kadarnya

meningkat pada obstruksi biliaris, penyakit tulang dan metastasis hati.

Dari enzim-enzim tersebut GPT dan GOT lebih sering digunakan untuk

menilai adanya kerusakan parenkim hati (Price & Wilson, 1995).

2.3.4. Tinjauan Parameter Kerusakan Hati

Apabila jaringan hati normal diamati secara mikroskopik, maka akan

terlihat penampang jaringan organ yang kompak. Penggunaan pewarnaan

Hematoxylin Eosin metode Harris, maka akan tampak sel-sel tersusun teratur

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 31: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

16

radial, inti sel berwarna biru dan sitoplasma berwarna merah. Sitoplasma sel

terlihat penuh dan tidak berlubang-lubang.

Tanda-tanda kerusakan hati yang dapat diamati secara mikrokopis adalah

degenerasi. Degenerasi merupakan perubahan morfologi sel akibat dari luka yang

tidak mematikan (non letal injury) yang bersifat reversibel. Dikatakan reversibel

karena apabila rangsangan yang menimbulkan cedera dapat dihentikan, maka sel

akan kembali seperti semula. Tetapi apabila berjalan terus menerus dan dosis

berlebihan, maka akan mengakibatkan nekrosis atau kematian sel yang tidak dapat

pulih kembali (Price & Wilson, 1995 ; Himawan, 1994).

Degenerasi bengkak keruh atau dapat juga disebut cloudy swelling

merupakan degenerasi yang paling ringan dan merupakan degenerasi yang

terdeteksi paling dini dari suatu keadaan patologik. Apabila diamati dibawah

mikroskop, maka akan terlihat perubahan-perubahan berupa pembengkakan

mitokondria, sitoplasma tampak keruh karena kadar protein atau asam amino

bertambah, inhibisi sel oleh protein serum dan hidrasi ion natrium akibat

permeabilitas dinding sel hati yang terganggu. Bengkaknya sel hati dengan

sitoplasma berbutir keruh disebabkan oleh pengendapan protein yang disebut juga

albuminous degeneration. Pada kelainan ini, sitoplasma akan tampak sedikit

bervakuola dan lebih gelap daripada biasanya akibat dari kadar glikogen yang

berkurang (Himawan,1994).

Degenerasi hidropik atau hydropic deneration adalah degenerasi yang

ditandai dengan penumpukan air dalam sel. Pada prinsipnya sama dengan

bengkak keruh, tetapi tingkat kerusakan jaringan yang ditimbulkan lebih berat

dengan jangka waktu yang lebih lama.

Nekrosis adalah kematian sel tau jaringan yang merupakan kelanjutan dari

denerasi sel yang sifatnya irreversibel sebab nekrosis pada sel hati adalah

rusaknya susunan enzim dari sel. Tampak atau tidaknya kerusakan pada sel

tergantung pada lama dan jenis nekrosis. Tahap-tahap nekrosis meliputi piknosis,

karioeksis, dan kariolisis. Piknosis ditandai dengan terjadinya penggumpalan

kromatin dan inti (nukleus) tidak dikenali lagi, inti tampak lebih padat dan

berwarna gelap hitam. Karioeksis ditandai dengan terjadinya kerusakan pada inti

yaitu inti pecah berkeping-keping sehingga bentuknya menjadi tidak teratur.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 32: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

17

Sitoplasma mulai memanjang dan menyerap zat warna lebih banyak sehingga

warna menjadi lebih gelap setelah dilakukan pewarnaan. Kariolisis ditandai

dengan inti yang mulai hilang hingga sulit dikenali secara mikroskopik, bentuk sel

lebih memanjang dan warnanya menjadi tidak jelas setelah dilakukan pewarnaan

(Himawan, 1994). Gambaran Hispatolgi hati hewan coba ditujukan pada

gambaran 2.3, 2.4, 2.5 (Donald & Zachary, 2007)

Gambar 2.3. Gambaran histopatologi sel hati normal yaitu sitoplasma tidak

mengalami Pembengkakan dan tidak pucat serta pada inti tidak terjadi

penggumpalan kromatin, sinusoid (s)

Gambar 2.4. Gambaran hispatologi sel hati yang mengalami degenerasi yaitu

terjadinya pembengkakan pada sitoplasma, sitoplasma nampak bervakuola dan

lebih pucat daripada sel normal

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 33: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

18

Gambar 2.5. Gambaran hispatologi sel hati yang mengalami nekrosis berupa

piknotik yaitu terjadinya penggumpalan kromatin, inti tampak lebih padat dan

berwarna gelap hitam

2.4. Tinjauan Enzim

2.4.1. Sifat Umum Enzim

Enzim befungsi sebagai katalisator dalam sel dan mempunyai sifat yang

sangat khas. Sebagian besar reaksi kimia dalam sel hidup akan terjadi sangat

lambat jika tidak dikatalisa oleh enzim (Wilson, 1982). Dalam jumlah yang sangat

kecil, enzim dapat mengatur reaksi tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak

terjadi penyimpangan-penyimpangan hasil akhir reaksinya. Enzim akan

kehilangan aktivitasnya akibat panas, asam atau basa kuat, dan pelarut organik

yang bisa menyebabkan denaturasi protein (Girinda, 1986). Pada keadaan

patologis tertentu kadar enzim dalam serum dapat digunakan sebagai parameter

diagnostik yang penting (Wilson, 1982).

2.4.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berlangsungnya Reaksi Enzim

2.4.2.1. Kadar Enzim dan Substrat

Kecepatan reaksi tergantung pada konsentrasi enzim yang berperan

sebagai katalisator dalam reaksi itu. Banyak substrat yang ditransformasikan

sesuai dengan tingginya konsentrasi enzim yang digunakan. Michelis dkk

menyatakan bahwa reaksi yang dikatalis oleh enzim pada berbagai konsentrasi

substrat mengalami dua fase yaitu : (1) jika konsentrasi substrat masih rendah,

daerah yang aktif pada enzim tidak semuanya terikat dengan substrat dan (2) jika

jumlah molekul substrat meningkat maka daerah yang aktif pada enzim terikat

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 34: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

19

seluruhnya oleh substrat dan pada saat itu enzim telah bekerja dengan kapasitas

penuh (Girinda, 1986).

2.4.2.2. Suhu

Enzim sebagai protein akan mengalami denaturasi jika suhunya dinaikan.

Sehingga daya kerja enzim menurun. Pada suhu di atas 45°C timbul efek

denaturasi termal dan pada suhu yang mendekati 55°C fungsi katalisis enzim

hilang (Girinda, 1986).

2.4.2.3 pH

Aktivitas enzim juga dipengaruhi oleh pH karena sifat gugus karboksil

dan gugus amino mudah dipengaruhi oleh pH. Di dalam sel dan lingkungan sel

sekelilingnya, pH dalam keadaan normal harus tetap sebab adanya perubahan

akan menyebabkan pergeseran aktivitas enzim. Hal ini akan mempengaruhi sistem

katabolik dan anabolik dalam sel dan jaringan (Girinda, 1986).

2.4.2.4. Inhibitor

Enzim sangat peka terhadap senyawa atau gugus senyawa yang

diikatnya. Senyawa atau gugus senyawa yang menghambat aktivitas enzim

disebut inhibitor. Tidak semua inhibitor bersifat merugikan karena dalam sel bisa

juga terdapat inhibitor yang berfungsi sebagai regulasi reaksi enzim. Dalam hal ini

inhibitor mengontrol produk enzim sehingga hanya cukup untuk kebutuhan sel

saja (Girinda, 1986).

2.4.3. Tinjauan Enzim SGOT dan SGPT

Transaminase adalah sekelompok enzim dan bekerja sebagai katalisator

dalam proses pemindahan gugusan amino antara suatu asam alfa amino dengan

asam alfa keto (Page, 1997).

Enzim serum Glutamat Oxaloasetat Transaminase (SGOT) terdapat

dalam sel-sel organ tubuh, yang terbanyak pada otot jantung, kemudian sel-sel

hati, otot ginjal dan pankreas. Bila jaringan tersebut mengalami kerusakan yang

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 35: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

20

akut, kadarnya dalam serum meningkat. Kadar yang meningkat terdapat pada

hepatoseluler nekrosis atau infark miokard (Hadi, 2002).

Prinsip reaksi penentuan kadar enzim SGOT adalah Glutamat

Oksaloasetat Transaminase mengkatalisis reaksi antara asam α-ketoglutarat

dengan asam L-aspartat menghasilkan suatu asam oksaloasetat dan asam L-

glutamat. Asam oksaloasetat yang terbentuk, dengan adanya MDH, akan

direduksi menjadi asam malat, bersamaan dengan itu NADH menjadi NAD+.

NADH diabsorbsi pada panjang gelombang 340 nm. Kecepatan penurunan

absorbsi pada panjang gelombang tersebut sebanding dengan aktivitas SGOT.

Persamaan reaksi yang digunakan untuk menentukan aktivitas enzim SGOT

ditunjukkan pada gambar 2.6 (Amadea, 1987).

Gambar 2.6. Reaksi penentuan aktivitas enzim SGOT

Enzim Serum Glutamat Piruvat Transaminase (SGPT) banyak terdapat

dalam sel-sel jaringan tubuh dan sumber utama adalah sel-sel hati, sedang dalam

jantung dan otot-otot skelet agak kurang jika dibandingkan dengan GOT. Kadar

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 36: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

21

dalam serum meningkat terutama pada kerusakan dalam hati jika dibandingkan

dengan GOT (Hadi, 2002).

Prinsip reaksi penentuan kadar enzim SGPT adalah Glutamat Piruvat

Transaminase mengkatalisis reaksi antara α-ketoglutarat dengan L-alanin

menghasilkan suatu asam piruvat dan asam L-glutamat. Asam piruvat yang

terbentuk, dengan adanya LDH, akan direduksi menjadi asam laktat, bersamaan

dengan itu NADH menjadi NAD+. NADH diabsorbsi pada panjang gelombang

340 nm. Kecepatan penurunan absorbsi pada panjang gelombang tersebut

sebanding dengan aktivitas SGPT. Persamaan reaksi yang digunakan untuk

menentukan aktivitas enzim GPT ditunjukan pada gambar 2.7 (Amadea, 1987).

Gambar 2.7. Reaksi penentuan aktivitas enzim SGPT

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 37: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

22

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

Saat ini, dunia berada dalam iklim back to nature atau dikenal dengan

gerakan kembali ke alam yang dalam pelaksanaanya membiasakan hidup dengan

menghindari bahan-bahan kimia sintesis dan lebih mengutamakan bahan alami.

Semua hal yang serba natural semakin digemari dan dicari orang, salah satunya

adalah penggunaan tumbuhan untuk pengobatan (Kardinan & Kusuma, 2003).

Di Indonesia penggunaan obat tradisional masih banyak dilakukan dan hal

ini sudah menjadi tradisi masyarakat di Indonesia sejak lama. Sampai saat ini

masyarakat masih menggunakan obat tradisional, bahkan ada kecenderungan hal

tersebut meningkat, karena obat tradisional dianggap relatif tidak menimbulkan

efek samping yang bermakna (Sutarjadi, 1991).

Tumbuhan Artocarpus champeden (suku Moraceae) atau yang dikenal

masyarakat dengan nama daerah cempedak, secara empirik digunakan untuk

bahan ramuan tradisional, antara lain sebagai obat demam,disentri, malaria, dan

penyakit kulit. Cempedak mempunyai tujuh kandungan senyawa flavonoid :

artonin A , sikloheteropilin, heteroflavon C, artoindosianin E, artoindosianin R,

artoindosianin A-2, heteropilin (Widyawaruyanti et al, 2007) dan empat senyawa

flavon : artocarpon A & artocarpon B (Widyawaruyanti et al, 2007),

artoindosianin A & artoindosianin B (Hakim et al,1998). Selain itu terdapat

kandungan lain yaitu empat senyawa triterpen : sikloeukalenol, glutinol,

sikloartenon, 24-metilsikloartenon serta suatu senyawa sterol yaitu β-sitosterol

(Hakim et al, 1996).

Berdasarkan penelitian penelitian Boonlaksiri et al, (2000) melaporakan

bahwa senyawa stilbene terprenilasi dari Artocarpus intreger (nama lain dari

cempedak) mempunyai aktivitas anti malaria in vitro pada Plasmodium falcifarum

. Sedangkan penelitian yang lain menunjukkan kulit batang cempedak dapat

menurunkan jumlah parasit Plasmodium berghei darah mencit yang telah

terinfeksi malaria (Utomo,2003;Hidayati,2004).

Aktivitas malaria juga ditunjukkan dari beberapa isolat yang diperoleh dari

tanaman ini dan salah satunya isolat terindentifikasi sebagai heteroflavon C, suatu

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 38: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

23

flavon terprenilasi menunjukan aktivitas yang lebih poten daripada

kloroquin(Widyawaruyanti,2007).

Maretnowati(2007) telah melakukan uji toksisitas akut dan subakut ekstrak

etanol dan ekstrak air kulit batang Artocarpus champeden Spreng dengan

parameter histopatologi hati mencit menunjukkan bahwa harga LD50 ekstrak

etanol dan ekstrak air kulit batang cempedak di atas 21 g/kg BB untuk mencit

relatif kurang berbahaya. Akan tetapi pada pemberian ekstrak etanol dapat

menyebabkan terjadinya perubahan gambaran histopatologi berupa degenerasi dan

nekrosis pada dosis 10x dosis lazim sedangkan ekstrak air dapat menyebabkan

terjadinya degenerasi dan tidak terjadi nekrosis. Penelitian lainnya uji toksisitas

ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak juga menunjukkan zat yang relatif

kurang berbahaya akan tetapi pula ekstrak ini dapat menyebabkan perubahahan

morfologi hati dan meningkatkan kadar enzim SGOT dan SGPT pada mencit

(Wardhani, 2008).

Mengingat cempedak mempunyai aktivitas yang poten sebagai obat

antimalaria dan prospektif untuk obat fitofarmaka sehingga perlu dikembangkan.

Pengembangan produk fitofarmaka ini perlu dilakukan untuk menjamin

keefektifan,khasiat,keamanannya.

Menindaklanjuti penelitian tentang cempedak yang telah dilakukan, pada

penelitian ini dilakukan uji toksisitas akut dan subakut dari granul ekstrak etanol

80% kulit batang cempedak yang merupakan pengembangan dari penelitian

sebelumnya untuk menjamin keamanan dari produk tersebut. Pada uji toksisitas

akut digunakan dosis tertinggi untuk menentukan parameter LD50 sedangkan uji

toksisitas subakut diberikan dosis yang mengacu pada dosis efektif. Selanjutnya

pada uji toksisitas akut dilakukan pengamatan adanya kematian pada dosis

tertinggi sedangkan uji toksisitas subakut dilakukan pengamatan organ hati untuk

mengetahui kerusakan tersebut. Selain itu juga dilakukan pengambilan darah

untuk pemeriksaan harga SGOT & SGPT untuk mengetahui fungsi normal hati.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 39: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

24

3.1. Skema Kerangka Konseptual

Gambar 3.1. Skema kerangka konseptual

Indonesia kaya dengan aneka ragam flora

(The second mega biodiversity)

Sebagai produk fitofarmaka

ANTIMALARIA

Paradigma

SAFETY

Paradigma

EFFICACY

Paradigma

QUALITY

Uji toksisitas subakut Uji toksisitas akut

Pemeriksaan histopatologi

hati & aktivitas enzim SGOT

& SGPT

Parameter LD50

Granul dari ekstrak etanol 80% dari kulit

batang cempedak relatif aman berdasarkan

parameter LD50 dan tidak menimbulkan

efek toksik pada hati terhadap mencit

Uji praklinik

Studi bioaktivitas

Kriteria Toksisitas

Dimanfaatkan manusia untuk tujuan pengobatan

Cempedak (Artocarpus champeden Spreng)

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 40: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

25

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Bahan

4.1.1. Bahan Kimia

Bahan untuk penentuan toksisitas dan keamanan :

Formalin 10%, hematoxylin eosin, xylol, paraffin cair, dan kanada balsam

4.1.2. Bahan Larutan Uji Toksisitas

CMC Na 0,5% , Granul dari ekstrak 80% etanol dari kulit batang

cempedak diperoleh dari desa Mugirejo, Samarinda, Kalimantan Timur. Tgl

pemanenan 17 Juni 2009, ketinggian permukaan tanah ± 50 m DPL, ketinggian

pohon ± 15 m, diameter pohon ± 80 cm, usia tanaman ± 6 tahun.

4.1.3. Bahan Uji

Bahan yang digunakan berasal dari ekstrak etanol 80% kulit batang

cempedak kemudian diformulasikan menggunakn metode granulasi basah oleh

bagian tehknologi farmasi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga dengan

spesifikasi pada tabel berikut :

Tabel IV.1. Formulasi Granul Sediaan Kapsul Ekstrak Kulit Batang Cempedak

Bahan Jumlah

Ekstrak cempedak

PEG 6000

PVP K25

Etanol 95%

Laktosa

Avicel PH 101

Primogel

15 mg

15 mg

3 mg

± 25 mL

178,5 mg

76,5 mg

12 mg

Berat granul/kapsul 300 mg

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 41: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

26

4.2. Hewan Coba

Hewan coba yang digunakan untuk penentuan uji toksisitas adalah

mencit jantan dan betina dewasa (2-3 bulan dengan berat 20-30 g), galur BALB/C

yang diperoleh dari Universitas Gajah Mada,Yogyakarta.

4.3. Alat-Alat Penelitian

Alat untuk penentuan toksisitas dan keamanan :

Alat-alat bedah (gunting,pisau,pinset), alat-alat gelas, kaca objek, alat

sonde, labu ukur, gelas beker, cawan porselen, batang pengaduk, sudip, mortir,

stamper, lemari pendingin, timbangan hewan, mikroskop cahaya, spet injeksi,

venoject, pot plastik, bak hewan, dan kawat penutup.

4.4. Penyiapan Obyek Penelitian

Mencit yang akan digunakan diadaptasikan dengan lingkungan minimal

1 minggu. Semua mencit dipelihara dengan cara yang sama dan diberi diet

makanan sama pula. Sebelum perlakuan semua mencit ditimbang untuk

mengetahui berat badan sehingga mempermudah pengaturan dosis.

4.5. Cara Kerja

4.5.1. Pemilihan Dosis Uji Toksisitas Akut

Pemilihan dosis awal yang digunakan untuk penelitian ini dipilih dosis

dengan harga tertinggi dari suatu bahan yang dikategorikan sebagai “relatively

harmless” menurut tabel Toxicity Rating (Dorelanko, 1995). Dinyatakan bahwa

suatu bahan dikatakan praktis tidak beracun jika jumlah bahan uji pada tikus 15

g/kg BB. Kemudian dilakukan penyetaraan dosis dari tikus ke mencit, dan

diperoleh dosis sebesar 21 g/kg BB mencit.

Dosis yang digunakan pada mencit 20 g adalah 20/1000 x 21 g = 0,42 g

ekstrak. Dari hasil tersebut dosis diturunkan untuk mendapatkan dosis yang

membunuh mencit kurang dari 50% tetapi tidak 0% dan membunuh lebih dari

50% tetapi tidak 100% (Ghosh, 1971).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 42: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

27

4.5.2. Pemilihan Dosis Uji Toksisitas Subakut

Dosis yang digunakan pada uji toksisitas ini adalah dosis efektif dari

kulit cempedak dari penelitian antimalaria Dr. Aty Widyawaruyanti sebesar 10

mg/kg BB mencit. Dari dosis efektif ini ditingkatkan lagi menjadi 5 kali dan 10

kalinya berdasarkan penelitian uji toksisitas ekstrak etanol 80% kulit batang

cempedak oleh Esti Eka Wardhani pada tahun 2008 untuk mengetahui perbedaan

kerusakan hati yang ditimbulkan dari ketiga dosis yang berbeda tersebut apabila

digunakan secara oral sebanyak 1 kali pada mencit selama 14 hari. Dosis yang

digunakan pada uji toksisitas subakut adalah 1x dosis efektif ; 5x dosis efektif ;

dan 10x dosis efektif.

4.5.3. Penyiapan Bahan Uji

Pemberian tiap dosis dalam bentuk ekstrak kering yang disuspensikan

dalam mucilago CMC Na 0,5%. Kontrol negative diberi mucilage CMC Na 0,5%.

Pembuatan mucilago CMC Na 0,5% dengan cara ditimbang 0,5 g CMC Na,

ditaburkan di atas air panas secukupnya, dibiarkan mengembang ± 15 menit di

dalam mortir. Digerus sampai homogen, setelah homogen beri sedikit air agar

sediaan menjadi encer kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur dan ditambah

dengan aquadest sampai 100 ml. Mucilago CMC Na ini diberikan ke kelompok

kontrol sebanyak 1ml secara oral.

4.5.4. Pengumpulan Data Uji Toksisitas Akut

Disiapkan dua kelompok mencit untuk tiap granul dari ekstrak etanol

yang masing-masing menerima dosis yang berbeda. Masing-masing kelompok

terdiri dari 5 ekor mencit jantan dan 5 ekor betina, tiap hewan coba diberi granul

esktrak etanol cempedak sesuai dengan dosis masing-masing, kecuali kelompok

kontrol. Pemberian dilakukan secara per oral sebanyak satu kali, kemudian

dilakukan pengamatan selama 7 hari.

Kontrol : Sebagai kelompok kontrol, diberi suspensi CMC Na 0,5%

Kelompok I : Diberi granul dari ekstrak cempedak dosis tertinggi yang

setara dengan 0,42 g granul /20 g BB mencit

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 43: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

28

4.5.5. Pengumpulan Data Uji Toksisitas Subakut

Disiapkan 4 kelompok mencit untuk tiap granul ekstrak yang masing-

masing menerima dosis yang berbeda. Masing-masing kelompok terdiri dari 9

ekor mencit jantan. Tiap hewan coba diberi granul ekstrak etanol cempedak sesuai

dengan dosis masing-masing, kecuali kelompok kontrol. Pemberian dilakukan

secara per oral sebanyak 1 kali selama 14 hari, kemudian hewan coba dikorbankan

diambil organ hatinya untuk dibuat preparat dan darahnya secara intra cardial.

Kemudian diukur aktivitas enzim SGOT dan SGPT-nya.

Kontrol : Sebagai kelompok kontrol, diberi suspensi CMC Na 0,5%

Kelompok I : diberi granul dari esktrak cempedak setara dengan dosis efektif

yaitu 10 mg/kg BB atau 0,2 mg / 20 g BB mencit

Kelompok II : diberi granul dari ekstrak cempedak dengan 5x dosis efektif yaitu

50 mg/kg BB atau 1 mg / 20 g BB mencit

Kelompok III : diberi granul dari ekstrak cempedak dengan 10x dosis efektif

yaitu 100 mg/kg BB atau 2 mg / 20 mg BB mencit

4.5.6. Analisis Data Uji Toksisitas Akut

Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan

probit analisis, suatu program komputer yang dibuat untuk menentukan LD50 dari

granul ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak yang diuji. Prinsip pengolahan

data dari program ini adalah mengintrapolasikan dosis bahan uji dengan persen

letalitas (kematian) mencit yang diuji.

4.5.7. Analisis Data Uji Toksisitas Subakut

4.5.7.1. Pemeriksaan Preparat

Pada penelitian ini menggunakan mikroskop cahaya agar dapat

mengamati secara mikroskopik preparat hati mencit. Mula-mula digunakan

perbesaran 100 kali kemudian digunakan perbesaran 400 kali. Setiap preparat hati

mencit diamati perubahannya melalui lima lapang pandang yang berbeda.

Setiap lapang pandang, diamati perubahan-perubahan yang terjadi.

Setiap preparat digeser minimal lima kali lapang pandang kemudian diskor,

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 44: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

29

dijumlah dan dibagi lima, maka hasil dari lima kali pergeseran itu adalah data dari

satu preparat. (Sukardja, 1998).

Tabel IV.2. Skor Perubahan Gambaran Histopatologi Hati Mencit

Tingkat Perubahan Gambaran

Histopatologi Hati

Skor

Normal (0%) 0

Degenerasi < 25% 1

Degenerasi 25-50% 2

Degenerasi 51-75% 3

Degenerasi > 75% 4

Nekrosis < 25% 1

Nekrosis 25-50% 2

Nekrosis 51-75% 3

Nekrosis > 75% 4

4.5.7.2. Analisis Data Preparat

Data Perubahan gambaran histopatologi hati mencit yang telah diberi

skor, diolah dengan penilaian peringkat (rank) lalu dianalisis menggunakan uji

Kruskal Wallis. Dipilih uji Kruskal Wallis karena data yang diperoleh berdasarkan

nilai skoring ataua penilaian derajat perubahan. Bila terjadi perbedaan yanga nyata

diantara kelompok perlakuan, maka dilanjutkan dengan Uji Perbandingan

Berganda (uji Z) 5% (Daniel, 1989).

4.5.7.3. Pembuatan Preparat Histopatologi

Pembuatan preparat histopatologi dilaksanakan di laboratrium Patologi

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Cara pembuatannya melalui

beberapa tahap sebagai berikut : 1. Fiksasi dengan formalin 10% dilanjutkan

pencucian dengan air, 2. Dihidrasi dan clearing, 3. Infiltrasi, 4. Pembuatan blok

paraffin, 5. Pemotongan blok paraffin dengan mikrotom, 6. Pewarnaan dengan

menggunakan Hematoxylin Eosin, 7. Pemberian lapisan Kanada Balsam pada

gelas objek yang telah diwarnai.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 45: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

30

4.5.7.4. Analisis Enzim SGPT dan SGOT

Data yang diperoleh dari aktivitas enzim SGOT dan SGPT, dianalisis

dengan ANAVA (one way) pada derajat kepercayaan 95% untuk mengetahui

apakah ada perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan.

Hipotesa yang diajukan adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak ada perbedaan bermakna aktivitas enzim SGOT dan SGPT

antar kelompok perlakuan.

Ha : Ada perbedaan bermakna aktivitas enzim SGOT dan SGPT antar

kelompok perlakuan

Untuk menilai hipotesis statistik, dilihat harga Sig. harga ini kemudian

dibandingkan dengan α (0,05). Bila Sig. < α (0,05) maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda secara bermakna,

dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Difference). Dari hasil uji

kemudian dilihat harga Sig. harga ini kemudian dibandingkan dengan α (0,05).

Bila Sig. < α (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 46: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

31

Skema Pemberian Bahan Uji Toksisitas Akut

Keterangan gambar 4.1. :

Kelompok Kontrol = sebagai kontrol , diberi suspensi CMC-Na 0,5%

Kelompok Dosis I = diberi granul dari ekstrak etanol 80% kulit batang

cempedak dengan dosis 21 g/kg BB atau 0,42 g / 20

mg BB mencit

Granul dari ekstrak 80% etanol kulit

batang cempedak (Artocarpus

champeden Spreng )

Kontrol

4 jam pertama

Pengamatan

24 jam – 7 hari

Hitung jumlah mencit mati

Analisis data

Gambar 4.1. Skema pemberian bahan uji toksisitas akut

Dosis I

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 47: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

32

Skema Pemberian Bahan Uji Toksisitas Subakut

Keterangan gambar 4.2. :

Kelompok Kontrol = sebagai kontrol , diberi suspensi CMC-Na 0,5%

Kelompok Dosis I = Diberi granul dari ekstrak etanol 80% kulit batang

cempedak dengan dosis efektif 10 mg/kg BB atau 0,2

mg / 20 g BB mencit

Kelompok Dosis II = Diberi granul dari ekstrak etanol 80% kulit batang

cempedak dengan dosis efektif 50 mg/kg BB atau 1

mg / 20 g BB mencit

Granul dari ekstrak 80% etanol kulit

batang cempedak (Artocarpus

champeden Spreng )

Dosis I Dosis II Dosis III Dosis IV

Pemberian sediaan sehari satu kali

selama 14 hari

Pengambilan organ hati Pengambilan darah

Pembuatan preparat hati

Pengamatan mikroskopik

Analisis data

Analis data

Pengamatan SGOT & SGPT

Gambar 4.2. Skema pemberian bahan uji toksisitas subakut

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 48: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

33

Kelompok Dosis III = Diberi granul dari ekstrak etanol 80% kulit batang

cempedak dengan dosis efektif 100 mg/kg BB atau 2

mg / 20 g BB mencit

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 49: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

34

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1. Data Hasil Penelitian

5.1.1. Uji Toksisitas Akut

Hasil uji toksisitas akut sediaan suspensi dari sediaan granul ekstrak etanol

80% kulit batang cempedak pada mencit ditunjukkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel V.1. Hasil Uji Toksisitas Akut pada Mencit

Kelompok Jumlah Mencit Jantan

Mati Hidup

Kontrol 0 5

I 0 5

Kelompok Jumlah Mencit Betina

Mati Hidup

Kontrol 0 5

I 0 5

Keterangan :

KEL Kontrol = Kelompok Kontrol diberi suspensi CMC-Na 0,5%

KEL I = Kelompok perlakuan yang diberi granul dari ekstrak

etanol 80% kulit batang cempedak dengan dosis

tertinggi 0,42 g / 20 g BB mencit atau 21 g/ kg BB mencit

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 50: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

35

5.1.2. Uji Toksisitas Subakut

5.1.2.1. Nilai Skor Perubahan Gambar Histopatologi Hati Mencit

Untuk mengetahui efek hepatotoksik granul ekstrak etanol 80 % kulit batang

cempedak (Artocarpus champeden Spreng) selain dilakukan pengukuran aktivitas

dari enzim SGOT dan SGPT pada hewan coba, dilakukan pula pengamatan

histopatologi sel hepar hewan coba. Pengamatan histopatologi ini untuk melihat

kerusakan sel hati secara mikroskopis.

Perubahan yang nampak pada gambaran histopatologi hati mencit diperoleh

dari pengamatan secara mikroskopik melalui lima lapang pandang yang berbeda

terhadap seluruh kelompok perlakuan, dicatat, diskor lalu diolah dengan penilaian

peringkat (rank), seperti dapat dilihat pada tabel 5.2 dan 5.3 sebagai berikut :

Tabel V.2. Nilai Skor Perubahan Histologi Mencit pada Seluruh

Kelompok Perlakuan yang Mengalami Perubahan Berupa Degenerasi

Akibat Pemberian Granul Ekstrak Etanol Cempedak ( Artocarpus

champeden Spreng )

Replikasi KONTROL KEL I KEL II KEL III

1 0.4 0.4 0 2

2 0 1.8 0 2.4

3 0.4 1.4 1.2 2.2

4 0 1.6 1.2 1.6

5 0.6 3.2 0.8 2

6 0 0 2 1.2

7 0.2 1.6 1.4 2.2

8 0 0.8 1.8 2.2

9 0 1 2 3.6

Rerata 0,18 1,31 1,16 2,16

Keterangan :

Replikasi = Ulangan

KEL Kontrol = Kelompok Kontrol diberi suspensi CMC-Na 0,5%

KEL I = Kelompok Dosis 0,2 mg/ 20 g BB mencit

KEL II = Kelompok Dosis 1 mg/ 20 g BB mencit

KEL III = Kelompok Dosis 2 mg/ 20 g BB mencit

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 51: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

36

Tabel V.3. Nilai Skor Perubahan Histologi Mencit pada Seluruh

Kelompok Perlakuan yang Mengalami Perubahan Berupa Nekrosis Akibat

Pemberian Granul Ekstrak Etanol Cempedak ( Artocarpus champeden

Spreng )

Replikasi KONTROL KEL I KEL II KEL III

1 0 0,2 0,8 0,6

2 0 2,2 0,6 1

3 0,6 1,4 0,6 0,6

4 0,6 0,6 0,4 0,4

5 0,6 0,4 0 0,4

6 0,4 0 0,8 1

7 0,6 1 0,6 0,8

8 1,0 0 1,2 0,6

9 0,6 0 1 0,8

rerata 0,49 0,64 0,67 0,69

Keterangan :

Replikasi = Ulangan

KEL Kontrol = Kelompok Kontrol diberi suspensi CMC-Na 0,5%

KEL I = Kelompok Dosis 0,2 mg/ 20 g BB mencit

KEL II = Kelompok Dosis 1 mg/ 20 g BB mencit

KEL III = Kelompok Dosis 2 mg/ 20 g BB mencit

5.1.2.2. Hasil Pengamatan Histopatologi Hati Pada Mencit

Irisan organ hepar yang didapat diproses untuk pembuatan sediaan

mikroskopis kemudian diwarnai dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE).

Irisan kemudian dievaluasi adanya kerusakan yang terjadi. Sel hati yang

mengalami kerusakan ditandai adanya degenerasi sel yang meliputi perubahan

hidropik ataupun degenerasi lemak maupun nekrosis, meliputi piknosis,

karioreksis, kariolisis. Gambaran histopatologi hati hewan coba disajikan pada

gambar di bawah ini:

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 52: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

37

Gambar 5.1

Gambaran Histopatologi Hati Normal pada Perbesaran 400x

Gambar 5.2

Gambaran Histopatologi Hati Pada Perbesaran 400x yang Terjadi

Degenerasi Yakni Terjadi Pembengkakan pada Sitoplasma, Sitoplasma

Nampak Bervakuola Daripada Sel Normal

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 53: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

38

Gambar 5.3

Gambaran Histopatologi Hati Pada Perbesaran 400x yang Terjadi Nekrosis

Berupa Piknotik Yakni Terjadinya Penggumpalan Kromatin dan Tidak

Dikenali Lagi Inti (nukleus), Inti Tampak Lebih Padat dan Berwarna Gelap

Hitam

5.1.2.3. Hasil Pengamatan Enzim SGOT dan SGPT Mencit

Tabel V.4. Aktivitas Enzim SGOT Mencit pada Seluruh Kelompok

Perlakuan

Replikasi Aktivitas Enzim SGOT ( U / L )

KONTROL KEL I KEL II KEL III

1 63 72 48 31

2 51 28 66 85

3 39 96 66 78

4 73 54 73 64

5 74 50 46 56

6 74 79 45 56

7 70 59 43 46

8 64 36 78 73

9 31 53 74 70

rerata 59,89 58,56 58,89 62,11

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 54: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

39

Keterangan :

Replikasi = Ulangan

KEL Kontrol = Kelompok Kontrol diberi suspensi CMC-Na 0,5%

KEL I = Kelompok Dosis 0,2 mg/ 20 g BB mencit

KEL II = Kelompok Dosis 1 mg/ 20 g BB mencit

KEL III = Kelompok Dosis 2 mg/ 20 g BB mencit

Tabel V.5. Aktivitas Enzim SGPT Mencit pada Seluruh Kelompok

Perlakuan

Replikasi Aktivitas Enzim SGPT ( U / L )

KONTROL KEL I KEL II KEL III

1 18 21 33 60

2 12 25 23 20

3 15 21 16 25

4 48 26 72 13

5 26 15 77 19

6 20 21 17 34

7 25 12 36 18

8 22 22 22 21

9 25 26 19 18

rerata 23,45 21,00 35,00 25,33

Keterangan :

Replikasi = Ulangan

KEL Kontrol = Kelompok Kontrol diberi suspensi CMC-Na 0,5%

KEL I = Kelompok Dosis 0,2 mg/ 20 g BB mencit

KEL II = Kelompok Dosis 1 mg/ 20 g BB mencit

KEL III = Kelompok Dosis 2 mg/ 20 g BB mencit

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 55: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

40

5.2. Analisis Data

5.2.1. Uji Toksisitas Akut

Pada uji toksisitas akut pada mencit digunakan dosis yang tertinggi yaitu 21

g/kg BB mencit kemudian disetarakan ke mencit dengan berat 20 g sehingga

didapatkan dosis 0,42 g / 20 g BB mencit. Hasil uji toksisitas akut dengan dosis

tertinggi tersebut tidak menunjukkan kematian pada mencit sehingga disimpulkan

bahwa LD50 tidak perlu ditentukan atau dapat pula dianggap dosis yang

digunakan yaitu dosis yang tergolong klasifikasi relatif tidak berbahaya tersebut

dijadikan sebagai LD50 untuk sediaan suspensi granul ekstrak etanol 80% dari

kulit batang cempedak ( Artocarpus champeden Spreng ).

Dengan demikian dapat pula disimpulkan bahwa LD50 untuk ekstrak etanol

kulit batang cempedak ( Artocarpus champeden Spreng ) di atas dosis 0,42 g /

20g BB mencit.

5.2.2. Histopatologi Sel Hati

5.2.2.1. Uji Statistik Kruskal-Wallis

Data skoring masing-masing perubahan patologis yang diperoleh kemudian

dianalisis menggunakan analisis Kruskal-Wallis. Hipotesis yang diajukan adalah

sebagai berikut :

Ho: Tidak ada perbedaan bermakna antar kelompok.

Ha : Ada perbedaan bermakna antar kelompok

Untuk menilai hipotesis statistik, terlebih dahulu ditentukan harga signifikasi

(Asymp. Sig.) yang akan dibandingkan dengan harga tingkat kepercayaan 95%.

Bila signifikansi (Asymp. Sig.) < (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Untuk mengetahui kelompok mana saja yang berbeda makna, maka dilakukan uji

U Mann-Whitney.

Tabel V.6. Harga Rerata Hasil Pengamatan Histopatologi Hati pada

Perubahan Berupa Degenerasi

Kelompok N Rerata Perubahan

Histopatologi

Simpangan Baku

Kontrol 9 0,18 0,23

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 56: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

41

I 9 1,31 0,98

II 9 1,16 0,89

III 9 2,16 0,65

.

Tabel V.7. Hasil Uji Kruskal-Wallis Pada Perubahan Berupa Degenerasi

Chi-Square 19,873

Derajat Bebas 3

Asymp.Sig 0,000

Dari tabel ringkasan uji Kruskal-Wallis histopatologi hati pada perubahan

degenerasi didapatkan harga signifikasi (Asymp. Sig.) = 0,000 signifikansi

tersebut lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan Ha diterima dan Ho ditolak

Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna diantara kelompok kontrol

dengan kelompok perlakuan.

Tabel V.8. Harga Rerata Hasil Pengamatan Histopatologi Hati pada

Perubahan Berupa Nekrosis

Kelompok N Rerata Perubahan

Histopatologi

Simpangan Baku

Kontrol 9 0,49 0,32

I 9 0,64 0,76

II 9 0,67 0,35

III 9 0,69 0,23

Tabel V.9. Hasil Uji Kruskal-Wallis Pada Perubahan Berupa Nekrosis

Chi-Square 2.118

Derajat Bebas 3

Asymp.Sig 0.548

Dari tabel ringkasan uji Kruskal-Wallis histopatologi hati pada perubahan

nekrosis didapatkan harga signifikansi (Asymp. Sig.) = 0,548 signifikansi tersebut

lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan Ha ditolak dan Ho diterima. Hal ini

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 57: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

42

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna diantara kelompok kontrol

dengan kelompok perlakuan

5.2.2.2. Uji Mann-Whitney U

Hasil perhitungan uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang nyata diantara kelompok perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji

U Mann-Whitney.

Hasil analisis data dengan uji Mann-Whitney U akan dapat diketahui urutan

tingkat perubahan gambaran histopatologi hati diantara kelompok uji.

Tabel V.10. Hasil Uji Mann-Whitney U Antara Kontrol Dengan

Kelompok I yang Mengalami Perubahan Berupa Degenerasi

DEG

Mann-Whitney U 8.500

Wilcoxon W 53.500

Z -2.886

Asymp. Sig. (2-tailed) .004

Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .003

a

Dari tabel uji Mann-Whitney U antara kelompok kontrol dengan kelompok I

didapatkan harga signifikansi (Asymp. Sig.) = 0,004 signifikansi tersebut lebih

kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan adanya perbedaan bermakna antara

kelompok.

Tabel V.11. Hasil Uji Mann-Whitney U Antara Kontrol Dengan

Kelompok II yang Mengalami Perubahan Berupa Degenerasi

DEG

Mann-Whitney U 13.000

Wilcoxon W 58.000

Z -2.506

Asymp. Sig. (2-tailed) .012

Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .014

a

Dari tabel uji Mann-Whitney U antara kelompok kontrol dengan kelompok

II didapatkan harga signifikansi (Asymp. Sig.) = 0,012 signifikansi tersebut lebih

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 58: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

43

kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan adanya perbedaan bermakna antara

kelompok.

Tabel V.12. Hasil Uji Mann-Whitney U Antara Kontrol Dengan

Kelompok III yang Mengalami Perubahan Berupa Degenerasi

DEG

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 45.000

Z -3.625

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .000

a

Dari tabel uji Mann-Whitney U antara kelompok kontrol dengan kelompok

III didapatkan harga signifikansi (Asymp.Sig.) = 0,000 signifikansi tersebut lebih

kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan adanya perbedaan bermakna antara

kelompok.

5.2.3. Aktivitas Enzim SGOT / SGPT Mencit

5.2.3.1. Uji ANAVA ( One Way )

Dari data di atas dilakukan analisis dengan uji ANAVA ( One Way )

menggunakan pada tingkat kepercayaan 95 % ( α = 0,05 ) untuk membuktikan

apakah ada perbedaan bermakna yang ditunjukkan antar kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol.

Tabel V.13. Hasil Rerata Aktivitas SGOT Hewan Coba Tiap Kelompok

Kelompok N Rerata kadar SGOT

U/L

Simpangan Baku

Kontrol 9 59,9 16,00

I 9 58,6 21,12

II 9 55,2 14,20

III 9 62,1 16,82

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 59: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

44

Tabel V.14. Ringkasan ANAVA Untuk Aktivitas Enzim SGOT Hewan

Coba

Sumber Variasi Jumlah

Kuadrat

db Rata-rata

Kuadrat

F Sig

Antar

Kelompok 58.667 3 19.556 .066 .978

Dalam

Kelompok 9494.889 32 296.715

Total 9553.556 35

Dari Tabel di atas, diperoleh harga signifikansi = 0,978 untuk SGOT, harga

sigfikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan Ha ditolak dan

Ho diterima. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna diantara

kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.

Tabel V.15. Hasil Rerata Aktivitas SGPT Hewan Coba Tiap Kelompok

Kelompok N Rerata kadar SGPT

U/L

Simpangan Baku

Kontrol 9 23,5 10,36

I 9 21,0 4,80

II 9 35,0 23,43

III 9 25,3 14,25

Tabel V.16. Ringkasan ANAVA Untuk Aktivitas Enzim SGPT Hewan

Coba

Sumber Variasi Jumlah

Kuadrat

db Rata-rata

Kuadrat

F Sig

Antar Kelompok 1015.417 3 338.472 1.534 .225

Dalam

Kelompok 7060.222 32 220.632

Total 8075.639 35

Untuk SGPT didapatkan nilai signifikansi = 0,225 , harga tersebut lebih

besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 60: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

45

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna diantara kelompok kontrol

dengan kelompok perlakuan.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 61: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

46

BAB VI

PEMBAHASAN

Penggunaan tanaman obat tradisonal di Indonesia masih banyak

dilakukan dan hal tersebut sudah menjadi tradisi masyarakat sejak lama. Sampai

saat ini masyarakat sering menggunakan obat tradisional untuk berbagai

pengobatan penyakit karena mempunyai efek samping yang relatif tidak bermakna

(Sutarjadi, 1991). Salah satu tumbuhan yang sering di gunakan masyarakat

sebagai pengobatan adalah Artocarpus champeden (suku Moraceae) atau yang

dikenal masyarakat dengan nama daerah cempedak. Cempedak tersebut

mempunyai aktivitas sebagai antimalaria sehingga berpotensi untuk

dikembangkan sebagai sediaan fitofarmaka. Keamanan dalam penggunaan

sediaan merupakan salah satu syarat sediaan fitofarmaka. Hal ini dilakukan dalam

upaya melindungi masyarakat terhadap penggunaan obat tradisional. Pada

penelitian ini dilakukan pengujian toksisitas akut untuk melihat LD50 dan

subakut untuk melihat gambaran histopatologi hati serta aktivitas enzim SGOT

dan SGPT dari hati mencit selama 14 hari dengan menggunakan granul ekstrak

etanol 80% kulit batang cempedak.

Uji toksisitas akut dilakukan dengan pemberian granul ekstrak etanol 80%

kulit batang cempedak (Artocarpus champeden Spreng) dengan disuspensikan ke

dalam CMC-Na 0,5%. Dosis yang digunakan yaitu dosis tertinggi 15 g/kg BB

tikus tabel toxicity rating (Loomis,1987). Dinyatakan bahwa suatu bahan disebut

relatif tidak berbahaya jika pada pemberian dosis 15 g/kg BB tikus tidak

memberikan kematian pada hewan coba. Kemudian dilakukan penyetaraan dosis

dari tikus ke mencit dan diperoleh dosis sebesar 21 g/kg BB mencit. Dari dosis

tersebut disetarakan ke mencit dengan berat badan 20 g didapat 20/1000x 21 g

ekstrak = 0,42 g. Pada penelitian uji toksisitas akut ini dibagi dua kelompok

yaitu kelompok kontrol dan perlakuan. Sebagai kontrol, jumlah mencit yang

digunakan ada 10 mencit masing-masing terdiri 5 mencit jantan dan 5 mencit

betina. Kelompok kontrol diberikan suspensi CMC-Na 0,5%. Kemudian pada

kelompok perlakuan , mencit yang digunakan ada 10 mencit masing-masing

terdiri 5 mencit jantan dan 5 mencit betina. Kelompok perlakuan ini diberikan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 62: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

47

dosis tertinggi sebesar 0,42 g / 20 g BB mencit. Pada uji toksisitas akut dilakukan

dengan pemberian bahan uji sebanyak satu kali kemudian diamati jumlah mencit

yang mati setelah pemberian bahan uji selama empat jam dan 24 jam. Apabila

setelah 24 jam tidak terjadi kematian maka pengamatan dilakukan lagi selama satu

minggu.

Hasil dari uji toksisitas akut dengan menggunakan dosis tertinggi yaitu

dosis 21 g/kg BB mencit atau 0,42 g / 20 g BB mencit disimpulkan tidak

berbahaya karena tidak terjadi kematian pada hewan coba. Sehingga dengan

demikian, LD50 dari granul ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak

(Artocarpus champeden Spreng) dikategorikan sebagai bahan yang relatif tidak

berbahaya (Loomis,1987).

Uji toksisitas subakut dilakukan dengan pemberian granul ekstrak etanol

80 % kulit batang cempedak yang disuspensikan dalam CMC-Na 0,5% pada

mencit jantan. Dosis yang digunakan pada uji toksisitas subakut adalah dosis

efektif dari kulit cempedak sebesar 10 mg/kg BB mencit. Dari dosis efektif ini

ditingkatkan lagi menjadi 5 kali dan 10 kalinya berdasarkan penelitian uji

toksisitas ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak (Wardhani,2008). Untuk

mengetahui perbedaan kerusakan hati yang ditimbulkan dari ketiga dosis yang

berbeda tersebut apabila digunakan secara oral sebanyak 1 kali sehari pada mencit

selama 14 hari. Dosis yang digunakan pada uji toksisitas subakut adalah 1x dosis

efektif atau 0,2 mg / 20 g BB mencit; 5x dosis efektif atau 1 mg / 20 g BB

mencit; dan 10x dosis efektif atau 2 mg / 20 g BB mencit. Uji toksisitas subakut

pada percobaan ini dibagi menjadi menjadi empat kelompok yaitu kontrol yang

diberi suspensi CMC-Na 0,5% , kelompok 1 yang diberi 1x dosis efektif atau 0,2

mg / 20 mg BB mencit, kelompok 2 yang diberi 5x dosis efektif atau 1 mg / 20 g

BB mencit, dan kelompok 3 yang diberi 10x dosis efektif atau 2 mg / 20 g BB

mencit. Setelah 14 hari dilakukan pembedahan untuk diambil darah dari jantung

(intracardial) dan organ hati.

Pengamatan histopatologi hepar mencit bertujuan untuk melihat kerusakan

yang terjadi pada sel hati secara mikroskopis akibat pemberian bahan uji. Irisan

organ hepar yang diperoleh diproses untuk pembuatan sediaan mikroskopis

kemudian diwarnai dengan pewarnaan Hematoksillin Eosin (HE). Pemeriksaan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 63: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

48

histopatologi dilakukan melalui pengamatan mikroskopik preparat histopat hati

mencit dengan perbesaran 400x. Pengamatan histopatologi hepar dilakukan pada

lima lapang pandang yang berbeda. Setiap lapang padang diamati perubahan-

perubahan yang terjadi pada sel hepar yaitu degenerasi dan nekrosis kemudian

diskor dan dirata-rata lima kali hasil skor setiap pergeseran maka itu adalah data

yang diperoleh dari satu preparat. Data yang didapat selanjutnya dianalisis dengan

uji statistik Kruskal Wallis. Apabila dari hasil uji terdapat perbedaan bermakna

antara kelompok perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney U untuk

mengetahui perbedaan antara kelompok.

Berdasarkan hasil analisis Kruskal Wallis untuk histopatologi hati pada

perubahan degenerasi didapatkan harga signifikansi (Asymp.Sig) = 0,000. Harga

sigfikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan bermakna diantara semua kelompok uji. Untuk mengetahui perbedaan

tersebut dilanjutkan dengan uji statistik Mann-Whitney U antara kelompok

kontrol dengan kelompok 1x dosis efektif ; kontrol dengan kelompok 5x dosis

efektif ; kontrol dengan kelompok 10x dosis efektif, didapatkan hasil ada

perbedaan terhadap semua kelompok. Sedangkan hasil analisis Kruskal Wallis

untuk histopatologi hati pada perubahan berupa nekrosis didapatkan harga

signifikansi (Asymp.Sig) = 0,548. Harga signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna diantara semua

kelompok uji. Berdasarkan hasil kedua analisis tersebut disimpulkan bahwa

granul ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak (Artocarpus champeden Spreng)

dapat menyebabkan perubahan histopatologi hati berupa degenerasi.

Degenerasi merupakan perubahan morfologi sel akibat dari luka yang

tidak mematikan (non lethal injury) yang bersifat reversibel dikarenakan apabila

rangsangan yang menimbulkan cedera tersebut dihentikan, maka sel akan kembali

sehat seperti semula. Tetapi apabila berjalan terus-menerus dan diberikan dengan

dosis yang berlebihan, maka akan mengakibatkan nekrosis atau kematian sel yang

bersifat irreversibel (Himawan, 1994 ; Price & Wilson, 2002).

Degenerasi umumnya disebabkan oleh kerusakan mitokondria yang nyata.

Mitokondria berfungsi sebagai sumber tenaga dalam sel yang dihasilkan dalam

bentuk ATP. Apabila mitokondria terganggu, maka pembentukan ATP juga akan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 64: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

49

terganggu. Akibatnya proses transfer sel mengalami gangguan. Salah satu proses

transfer sel yang penting adalah pompa natrium. Mekanisme ini penting untuk

mempertahankan tekanan osmotik dalam sel. Apabila mekanisme ini terganggu,

maka akan mengakibatkan sel tidak mampu memompa ion natrium yang cukup

keluar sel. Akibat dari peningkatan konsentrasi ion natrium dalam sel

menyebabkan masuknya air ke dalam sel. Perubahan pembengkakan sel tidak

nyata secara mikroskopik dan hanya menyebabkan sedikit pembesaran sel dan

sedikit perubahan susunan. Pembesaran jaringan atau organ bersangkutan dapat

diketahui karena berat yang sedikit yang meningkat dan organ terlihat lebih pucat.

Keadaan seperti ini disebut dengan degenerasi hidropik karena pada pengamatan

mikroskopik terlihat vakuola yang jernih berisi air dalam sitoplasma (Price &

Wilson, 2002).

Nekrosis adalah kematian sel atau jaringan yang merupakan kelanjutan

dari degenerasi sel yang sifatnya irreversibel sebab nekrosis pada sel hati adalah

rusaknya susunan enzim dari sel. Tampak atau tidaknya kerusakan pada sel

tergantung pada lama dan jenis nekrosis. Tahap-tahap nekrosis meliputi piknosis,

karioreksis, dan kariolisis. Piknosis ditandai dengan terjadinya penggumpalan

kromatin dan tidak dikenali lagi anak inti tampak lebih padat dan berwarna gelap

hitam. Karioeksis ditandai dengan terjadinya kerusakan pada inti yaitu inti pecah

berkeping-keping sehingga bentuknya menjadi tidak teratur. Sitoplasma mulai

memanjang dan menyerap zat warna lebih banyak sehingga warna menjadi gelap

setelah dilakukan pewarnaan. Kariolisis ditandai dengan inti yang mulai hilang

hingga sulit dikenali secara mikroskpis, bentuk sel lebih memanjang dan

warnanya menjadi tidak jelas setelah dilakukan pewarnaan (Himawan, 1994).

Menurut Achmad (2004) cempedak (Artocarpus champeden Spreng)

mempunyai kandungan utama yaitu senyawa flavonid dan berdasarkan penelitian

sebelumnya marker dari ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak merupakan

senyawa flavonoid yang terkandung dalam suku Moraceae adalah khalkon

(Widyawaruyanti, 2008). Pada penelitian lainnya senyawa khalkon diujikan

terhadap mencit yang mengalami kerusakan liver akut mempunyai aktivitas

hepatoprotektif yang kuat melalui penekanan TNF alpha , mengurangi perubahan

histopatologi di dalam hati, dan melemahkan apoptosis hepatosit (Guan, 2005).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 65: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

50

Selain itu senyawa khalkon juga dilaporkan mempunyai kemampuan untuk

meningkatkan enzim Glutation S-Transferase di hati (Kohno, 2002). Glutation S-

Transferase adalah enzim detoksifikasi utama fase II yang ditemukan di sitosol

dan enzim ini mempunyai aktivitas menghambat N-kinase sehingga melindungi

sel melawan H2O2 yang menyebabkan kematian sel (Sheehan, 2001). Dengan

adanya peningkatan enzim Glutation S-Transferase , maka senyawa karsinogen

akan mengalami detoksifikasi sehingga lebih cepat diekskresikan dan tidak

sempat megalami tahap-tahap perkembangan menjadi kanker (Sugianto, 2009).

Degenerasi pada sel hati kemungkinan disebabkan karena glikosida

flavonoid yang terdapat pada ekstrak etanol kulit batang cempedak (Artocarpus

champeden Spreng). Senyawa flavonoid dapat menyebabkan kegagalan fungsi

liver dan bersifat toksik bagi mitokondria sel plasma ,akan tetapi efek toksik

tersebut jarang terjadi sehingga relatif aman untuk dikonsumsi (Galati,2004).

Toksisitas pada senyawa flavonoid terhadap hewan rendah, hal tersebut

ditunjukkan penelitian harga LD50 tikus 2-10 g untuk kebanyakan macam

flavonoid. Jika dosis tersebut diberikan pada manusia sangat tidak realistis karena

ada peringatan bahwa pemberian flavonoid untuk manusia harus kurang dari 1 mg

per hari (Tapas, 2008).

Selain melalui pengamatan terhadap histopatologi hati mencit, aktivitas

enzim SGOT dan SGPT juga menjadi paremeter dalam penelitian uji toksisitas

subakut. Dipilihnya aktivitas enzim SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur

kemungkinan terjadinya kelainan hati karena peningkatan aktivitas enzim-enzim

tersebut merupakan indikator kuat dan peka terhadap adanya kelainan sel-sel hati.

Enzim SGOT merupakan enzim mitokondria yang banyak ditemukan dalam

jantung, hati, otot tubuh, dan ginjal. Nilainya akan meningkat bila terjadi

kerusakan sel yang akut Kadar yang meningkat terdapat pada hepatoseluler

nekrosis atau infark myokard (Hadi, 2002). Enzim SGPT banyak terdapat dalam

sel-sel jaringan tubuh dan sumber utama adalah se-sel hati, sedang dalam jantung

dan otot-otot skelet agak kurang jika dibandingkan dengan SGOT.

Peningkatannya lebih khas untuk kerusakan hati. Kenaikan kadar transaminase

dalam serum disebabkan oleh sel-sel yang kaya akan transaminase mengalami

nekrosis atau hancur (Hadi, 2002).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 66: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

51

Pada penelitian uji toksisitas subakut data enzim SGOT dan SGPT yang

diperoleh dianalisis menggunakan uji ANAVA pada tingkat kepercayaan 95%.

Hasil analisis pada aktivitas enzim SGOT diperoleh harga Sig. (0,978) lebih besar

dari pada 0,05 sehingga disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antar

kelompok. Demikian pula pada aktivitas enzim SGPT, dari hasil analisis diperoleh

harga Sig. (0,225) lebih besar dari pada 0,05 sehingga disimpulkan bahwa tidak

ada perbedaan bermakna antar kelompok.

Berdasarkan pada pengamatan kedua parameter tersebut yaitu pengamatan

terhadap histopatologi hati mencit dan pengukuran aktivitas enzim SGOT dan

SGPT, disimpulkan bahwa granul ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak

pada dosis efektif (0,2 mg/20 g BB mencit), 5 x dosis efektif (1 mg/ 20 g BB

mencit), dan 10 x dosis efektif (2 mg / 20 g BB mencit) tidak bersifat

hepatotoksik. Dari hasil analisis SGOT dan SPGT dinyatakan bahan uji tidak

bersifat hepatotoksik akan tetapi sediaan granul aman digunakan.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 67: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

52

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang

didapatkan adalah sebagai berikut :

1. Harga LD50 granul ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak (

Artocarpus champeden Spreng ) diatas 21 g/kg BB mencit atau 0,42 g / 20

g BB mencit sehingga granul ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak (

Artocarpus champeden Spreng ) termasuk zat yang relatif kurang

berbahaya.

2. Pemberian granul ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak ( Artocarpus

champeden Spreng ) selama 14 hari pada dosis 0,2 mg / 20 g BB mencit,

dosis 1 mg / 20 g BB mencit, dosis 2 mg / 20 g BB mencit dapat

menyebabkan terjadinya perubahan histologi pada hati, yaitu berupa

degenerasi.

3. Pemberian granul ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak ( Artocarpus

champeden Spreng ) selama 14 hari pada dosis 0,2 mg / 20 g BB mencit,

dosis 1 mg / 20 g BB mencit, dosis 2 mg / 20 g BB mencit tidak

menyebabkan peningkatan aktivitas enzim SGOT dan SGPT pada mencit.

7.2. Saran

Saran–saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya antara lain :

1. Diharapkan selanjutnya dilakukan pengujian toksisitas cempedak (

Artocarpus champeden Spreng ) terhadap hewan coba yang memiliki sel

mirip dengan sel manusia yaitu primata.

2. Perlu dilakukan uji toksisitas yang lebih lanjut terhadap organ lain seperti

ginjal dan usus.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 68: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

53

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, S.A., 2004. Empat Puluh Tahun Dalam Kimia Organik Bahan Alam

Tumbuh-Tumbuhan Tropika Indonesia : Rekoleksi Dan Prospek.

Bull Soc Nat Prod Chem 4 : 35-54

Amadea, J., Pesce, L., Kaplas, A. 1987. Methods in Clinical Chemistry. The

C.V. Mosby Company St. Louis, Washington DC. Toronto. P. 1062-

1093.

Andreas, J. M. 1992. The Mouse, in : Gad, S. C., Chengelis, C.P., (Eds.), Animal

Models in Toxicology. Marcell Dekker Inc, New York.

Backer, C. A. dan Backhuizen Van Den Brink, B. C., 1965. Flora of Java Vol. II.

Groningen The Netherland :NVP. Noordhoff, hal.19

Boonlaksiri, C., Oonanant, W., Kongsaeree, P., Kittakoop, P., Tanticharoen, M.,

Thebtaranonth, Y., 2000. An antimalarial stillbene from Artocarpus

intreger. J. Phytochem 54: 415-417.

Daniel, W.W. 1989. Statistika Non Parametrik Terapan (Terjemahan oleh Elex

dan Kantjono W). PT Gramedia, Jakarta.

Donald, M.G., Zachary, F. J. 2007. Pathologic Basic of Veterynary Disease.

Fourth Edition. By Mosby. Inc. an Affiliate of Elsevier Inc.

Dorelanko MJ, Holinger MA, 1995. CRC Handbook of Toxicology, CRC Press,

New York

Galati, G., O’brien, P.J. 2004. Potential toxicity of flavonoid and other dietary

phenolics: significance for their chemopreventive and anticancer

properties.http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S089158490

4003806. diakses tanggal 7-8-2011.

Guan, L.P., Nan, J.X, Jin, Q.H.,Kwak, K.C., Chai, K.Y., Quan, Z.S. 2005.

Protective Effect of Chalcone Derivatives for Acute liver Injury in

Mice. Arch Pharm 28: 81-86.

http://www.springerlink.com/content/enrh871520562p1u/. diakses tanggal 5-8-

2011.

Ghosh, M., N. 1971. Fundamental of Eksperimental Pharmacology. Scientific

Book Agency, Calcutta. hal. 84-90

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 69: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

54

Girinda, A. 1986. Biokimia I. Jakarta : Gramedia.

Guyton, C.A. & Hall, J.E. 1997. In : Setiwan, I. Buku Ajar Fisiologi

Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC. hal. 1103-1109

Hadi, S. 2002. Gastroenterology. Penerbit Alumni, Bandung. Hal. 402-420

Hakim, E., H., Achmad, S., A., Juliawaty, L., D., Makmur, L., Suyatno, 1996, A

New Prenylated Flavone from Artocarpus champeden. J. Nat. Prod.

59, 878-879.

Hakim, E., H., Fahriyati, A., Kau, M., S., Achmad, S., A., Makmur, L.,

Ghisalberti, E., L., Nomura, T., 1999, Artoindosianin A and B, Two

New prenylated Flavones from the Root of Artocarpus champeden. J.

Nat. Prod.62, 613-615.

Heyne K., 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid II, diterjemahkan oleh

Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan, Jakarta, hal. 1817-

1818

Hidayati, A.R. , 2004. Skripsi : Aktivitas Antimalaria Fraksi Kloroform Kulit

Batang Cempedak (Artocarpus champeden Spreng.) terhadap

Plasmodium berghei in vivo

Himawan, S. 1994. Patologi. Edisi 1, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,

Jakarta. hal. 226-249

Kardinan, A. dan Kusuma,F.R.,2004. Meniran Penambah Daya Tahan Tubuh

Alami.Jakarta:2004, hal. 2

Koeman, J.H. 1987. Pengantar Umum Toksikologi. Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press. hal. 39

Kohno, H., Yamaguchi, K., Taima, M., Tanaka, T. 2002. Prevention of Colonic

Aberrant Crypt Foci by Dietary Feeding of Chalcone and 2-

Hydroxychalcone in Male F344 Rats. J Toxicol Pathol 15: 137-143.

Lu,F.C. 1995. Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko.Edisi II. Jakarta : UI

Press , hal. 85-100.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 70: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

55

Loomis, T. 1978. Essential of Toxicology. 3rd edition, Lea & Febriger, Philadephia.

hal. 22

Marenowati, N. , 2005. Skripsi : Uji Toksisitas Akut dan Subakut Esktrak

Etanol dan Esktrak Air Kulit Batang Artocarpus champeden Spreng

dengan Parameter Hispatologi Hati Mencit

Morton, J., 1987. Fruits of Warm Climates. Creative Resource System Inc.

Miami, Florida

Page, D. S. 1997. Prinsip-Prinsip Biokimia. Edisi kedua. Jakarta : Erlangga. hal.

86

Price, A. S. & Wilson, M. L. 2002. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC. hal. 426-430.

Sheehan, D., Meade, G., Foley, V.M., Dowd, C.A. 2001. Structure, function and

evalution of glutathione tranferases: implications for classification of

non-mammalian members of an ancient enzyme superfamily.

Biochem J. 360: 1-16. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1222196/

diakses tanggal 5-8-2011.

Sherlock, S. 1995. Penyakit Hati dan System Saluran Empedu. Jakarta : Widya

Mandala. hal. 15

Steenis C.G.G.J van. 1975., Flora Untuk Sekolah di Indonesia. diterjemahkan

oleh Jurusan Botani UGM. Jakarta: PT. Pradnya Paramita, hal. 406-

407.

Sugianto, Hamid, I.S., Meiyanto, E., Widyarini, S. 2009. Ekspresi CYP1A1 dan

GSTµ hepatosit terinduksi 7,12-dimetilbenz(a)antrasena dan

pengaruh pemberian ekstrak etanolik Gynura procumbens. Majalah

Farmasi Indonesia 20: 198-206.

Sukardja, I.D.G 1998. Correlation of Clinical and Pathological Diagnosis of

Neoplasm. Modern Pathology for Service and Research on Cancer.

Hal 15-35.

Sutarjadi. 1991. Dari Jamu Menjadi Obat Tradisional Menuju ke

Fitofarmaka. Lab.Botani-Farmakognosi UNAIR, Surabaya.

Tapas, A.R., Sakarkar, D.M., Kakde, R.B.2008. Flavonoid as Nutraceuticals: A

Review. Tropical Journal of Pharmaceutical Research 7(3): 1089-1099

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 71: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

56

Thomas, 1992. Tanaman Obat Tradisional 2 .Yogyakarta:Kanisius, hal 9

Utomo, N. D. W, 2003. Skripsi: Aktivitas Antimalaria Ekstrak Metanol Kulit

Batang Cempedak (Artocarpus champeden Spreng.) terhadap

Plasmodium berghei in vivo

Wardhani, E. E., 2008. Skripsi : Uji Toksisitas Akut dan Subakut Ekstrak

Etanol 80% Kulit Batang Cempedak (Artocarpus champeden

Spreng) dengan parameter Histopatologi Hati dan Enzim

SGOT/SGPT pada Mencit

Widyawaruyanti, A. 2008. Ekstrak Terstandar Kulit Batang Cempedak

(Artocarpus champeden Spreng) Sebagai Bahan Baku Obat

Fitofarmaka Antimalaria Potensial. Laporan Pelaksanaan Kegiatan

Penelitian Perguruan Tinggi Proyek DP3M Tahun Anggaran 2008

Widyawaruyanti, A., Subehan, Kalauni, S., K., Asih B., S., Nindatu, M., Awale

S., Kadota, S., Sjafruddin, Zaini, N., C., 2007, New prenylated flavones

from Artocarpus champeden, and their antimalarial activity in vitro.

J. Nat. Med.61.410-413. DOI :10.1007/s11418-007-0153-8

Wilson dan Gusvald. 1982. Textbook of Organic Medical and Chemistry, Bag.

I Penerjemah Achmad Mustafa Fatah, IKIP Semarang Press.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 72: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

57

Lampiran 1

Contoh perhitungan dosis toksisitas akut :

Kelompok I

Dosis 21 g / kg BB = 21000 mg / 1000 g BB = 420 mg / 20 g BB

Untuk 10 ekor mencit = 10 x 420 mg = 4200 mg

Bila disonde 200 µl per mencit dengan BB 20 g maka diperlukan = 10 x 200 µl =

2000 µl = 2 ml

Granul yang ditimbang = 4200 mg = 4,2 g dilarutkan dalam 2,5 ml CMC – Na

Catatan :

karena labu ukur ukuran 2 ml tidak ada maka dilarutkan dalam labu ukur ukuran 5

ml.

Sehingga 4,2 g dilarutkan dalam 5 ml CMC Na maka penyondean untuk mencit

20 g menjadi 0,4 ml atau 4,2 g dilarutkan dalam 10 ml CMC Na maka

penyodean untuk mencit 20 g menjadi 0,8 ml

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 73: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

58

Lampiran 2

Contoh perhitungan toksisitas subakut :

Kelompok I

Dosis 10 mg / kg BB = 10 mg / 1000 g BB = 0,2 mg / 20 g BB

Untuk 10 ekor mencit = 10 x 0,2 mg = 2 mg

Bila disonde 200 µl per mencit dengan BB 20 g maka diperlukan = 10 x 200 µl =

2000 µl = 2 ml. Dalam 1 mg granul mengandung 0,04927 mg ekstrak cempedak

maka granul yang diperlukan adalah x 1 mg = 40,59 mg

Granul yang ditimbang = 40,59 mg dilarutkan dalam 2 ml CMC – Na. karena labu

ukur ukuran 2 ml tidak ada maka dilarutkan dalam labu ukur ukuran 5 ml

Sehingga 40,59 mg dilarutkan dalam 5 ml CMC Na maka penyondean untuk

mencit 20 g menjadi 0,4 ml

Kelompok II

Dosis 5 x 10 mg / kg BB = 1 mg / 20 g BB

Untuk 10 ekor mencit = 10 x 1 mg = 10 mg

Bila disonde 200 µl per mencit dengan BB 20 g maka diperlukan = 10 x 200 µl =

2000 µl = 2 ml. Dalam 1 mg granul mengandung 0,04927 mg ekstrak cempedak

maka granul yang diperlukan adalah x 1 mg = 202,96 mg

Granul yang ditimbang = 202,96 mg dilarutkan dalam 2 ml CMC – Na . karena

labu ukur ukuran 2 ml tidak ada maka dilarutkan dalam labu ukur ukuran 5 ml

Sehingga 202,96 mg dilarutkan dalam 5 ml CMC Na maka penyondean untuk

mencit 20 g menjadi 0,4 ml

Kelompok III

Dosis 10 x 10 mg / kg BB = 2 mg / 20 g BB

Untuk 10 ekor mencit = 10 x 2 mg = 20 mg

Bila disonde 200 µl per mencit dengan BB 20 g maka diperlukan = 10 x 200 µl =

2000 µl = 2 ml. Dalam 1 mg granul mengandung 0,04927 mg ekstrak cempedak

maka granul yang diperlukan adalah x 1 mg = 405,93 mg

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 74: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

59

Granul yang ditimbang = 405,93 mg dilarutkan dalam 2 ml CMC – Na

karena labu ukur ukuran 2 ml tidak ada maka dilarutkan dalam labu ukur ukuran 5

ml

Sehingga 405,93 mg dilarutkan dalam 5 ml CMC Na maka penyondean untuk

mencit 20 g menjadi 0,4 ml

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 75: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

60

LAMPIRAN 3

PENGAMBILAN DAN PEMERIKSAAN SERUM

Pengambilan Serum

Pengambilan darah dilakukan melalui jantung (intrakardial) dengan alat

suntik sebanyak 1 ml. Darah yang telah diambil dimasukkan dalam tabung

venoject yang bersih dan kering, kemudian disentrifus dengan kecepatan 300 rpm

selama 10 menit. Serum yang sudah terpisah diambil dan dimasukkan dalam

tabung lain yang bersih kering dan ditutup. Jika serum tidak langsung diperiksa,

maka harus disimpan dalam lemari es dengan suhu 2-8ºC selama maksimal 4 hari.

Jika lebih dari 4 hari serum akan mengalami degradasi aktivitas sebesar 10%

(Anonim,1986).

Pemeriksaan Aktivitas Enzim SGOT

Serum dipipet sebanyak 0,1 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi

kemudian ditambah dengan larutan pereaksi sebanyak 1 ml kemudian dikocok

sampai homogen dan ditunggu selama satu menit sebelum diukur. Setelah satu

menit, diukur dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 340 nm,

dicatat ∆Anya setiap menit selama tiga menit. Kemudian ∆A dikalikan factor

yang tertera pada prosedur kerja kit.

Pemeriksaan Aktivitas Enzim SGPT

Serum dipipet sebanyak 0,1 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi

kemudian ditambah dengan larutan pereaksi 1 ml kemudian dikocok sampai

homogen dan ditunggu selama satu menit sebelum diukur. Setelah satu menit,

diukur dengan dengan panjang gelombang 340 nm, dicatat ∆Anya setiap menit

selama 3 menit. Kemudian dikalikan factor yang tertera pada prosedur kerja kit.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 76: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

61

LAMPIRAN 4

PEMBUATAN PREPARAT HISTOPATOLOGI

Cara pembuatannya melalui beberapa tahap yaitu:

1. Fiksasi dengan formalin 10% dilanjutkan pencucian dengan air

Tujuan :

• Mencegah degenerasi post mortem

• Mematikan kuman atau bakteri

• Meningkatkan afinitas jaringan terhadap bermacam-macam zat warna

• Menjadikan jaringan lebih keras, sehingga mengawetkan bentuk sebenarnya

dan mudah dipotong

• Meningkatkan indeks refraksi berbagai komponen jaringan

Cara kerja :

Segera setelah hewan percobaan dikorbankan, diambil organ hati dan dimasukkan

dalam formalin 10% sekurang-kurangnya 24 jam, kemudian dilakukan pencucian

dengan air kran.

2. Dehidrasi dan clearing

Tujuan :

• Menarik air dari jaringan

• Membersihkan dan menjernihkan jaringan

Reagen :

• Alkohol bertingkat : alkohol 70%, 80%, 90%

• Xylol I dan II

Cara kerja :

Hati yang telah dicuci air kran dimasukkan kedalam reagen alkohol selama

masing-masing 30 menit kemudian direndam dengan xylol yang diganti sebanyak

2 kali untuk penjernihan jaringan.

3. Infiltrasi

Tujuan : Jaringan lebih tahan terhadap pemotongan

Reagen : Parafin I dan II

Cara kerja : Jaringan dimasukkan dalam parafin I yang mencair, kemudian

dimasukkan dalam oven selama 30 menit, lalu dimasukkan dalam parafin II dan

dimasukkan oven selama 30 menit pada suhu 600 C.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 77: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

62

4. Pembuatan balok paraffin

Tujuan : Supaya jaringan mudah dipotong

Reagen : Parafin cair

Cara kerja:

Disediakan beberapa cetakan besi yang sudah diolesi gliserin dengan untuk

mencegah lekatnya parafin dengan cetakan, kemudian hati yang dipotongpotong

tadi dimasukkan kedalam dengan pinset dan ditunggu sampai paraffin membeku.

5. Pemotongan balok paraffin dengan mikrotom

Tujuan : Mendapatkan jaringan yang setipis mungkin agar mudah dilihat

dengan mikroskop.

Alat : Mikrotom

Cara kerja :

Pemotongan dilakukan secara random yaitu tiap 15 kali pemotongan dilakukan

secara seri, diambil satu dengan ketebalan empat sampai tujuh micron. Kemudian

dicelupkan air hangat dengan suhu 200C sampai jaringan mengembang dengan

baik kemudian diletakkan pada obyek glass sebelum diolesi dengan egg albumin,

lalu dikeringkan dengan hot plate.

6. Pewarnaan dengan menggunakan Hematoxylin Eosin

Tujuan : Memudahkan melihat perubahan pada jaringan.

Cara kerja :

• Tempatkan cover glass yang telah diberi sediaan pada rak pewarnaan

• Tetesi sediaan dengan hematoxylin selama 1 menit

• Lepaskan warna dengan dialiri air

• Cuci hingga jernih

• Tetesi sediaan dengan eosin selama 1-2 menit

• Lepaskan warna dengan dialiri air

• Cuci hingga air jernih

• Dilakukan dehidrasi dengan larutan alkohol (50%, 70%, 80%, 95% x 2, 100%

x 2)

• Dilakukan clearing dengan xylene (3-4 x)

7) Pemberian lapisan kanada balsam pada gelas obyek yang telah terwarnai

8) Kemudian ditutup dengan cover glass

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 78: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

63

LAMPIRAN 5

HASIL SKORING HISTOPATOLOGI HATI

Tabel Tingkat dan Jumlah Skor Perubahan Histopatologi Hati Mencit yang

Mengalami Degenerasi

KELOMPOK KONTROL CMC-Na 0,5%

Replikasi Lapang Pandang Rata-rata

skor 1 2 3 4 5

1 0 0 0 1 1 0,4

2 0 0 0 0 0 0

3 1 0 0 1 0 0,4

4 0 0 0 0 0 0

5 0 1 1 1 0 0,6

6 0 0 0 0 0 0

7 0 0 0 0 1 0,2

8 0 0 0 0 0 0

9 0 0 0 0 0 0

KELOMPOK 1 DOSIS (0,2 mg / 20 g BB mencit)

Replikasi Lapang Pandang Rata-rata

skor 1 2 3 4 5

1 1 0 0 1 0 0,4

2 2 2 2 2 1 1,8

3 2 1 2 1 1 1,4

4 2 2 0 0 2 1,6

5 4 2 4 2 4 3,2

6 0 0 0 0 0 0

7 3 2 1 1 1 1,6

8 1 1 1 0 1 0,8

9 1 2 1 1 0 1

KELOMPOK 2 DOSIS (1 mg / 20 g BB mencit)

Replikasi

Lapang Pandang Rata-rata

skor 1 2 3 4 5

1 0 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0 0

3 2 2 0 0 2 1,2

4 1 1 1 1 2 1,2

5 2 0 0 1 1 0,8

6 1 2 3 1 3 2

7 1 2 1 2 1 1,4

8 2 1 2 2 2 1,8

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 79: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

64

9 2 2 3 2 1 2

KELOMPOK 3 DOSIS (2 mg / 20 g BB mencit)

Replikasi

Lapang Pandang Rata-rata

skor 1 2 3 4 5

1 2 2 1 4 1 2

2 1 2 3 4 2 2,4

3 3 1 3 1 3 2,2

4 3 0 2 1 2 1,6

5 1 1 2 2 4 2

6 0 1 2 2 1 1,2

7 3 1 3 3 1 2,2

8 2 2 1 3 3 2,2

9 3 4 4 3 4 3,6

Diagram Hubungan Kelompok Uji Terhadap Rata-rata Perubahan

Degenerasi Yang Terjadi Pada Pemberian Granul Ekstrak Etanol Kulit

Batang Cempedak (Artocarpus champeden Spreng)

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 80: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

65

Tabel Tingkat dan Jumlah Skor Perubahan Histopatologi Hati Mencit yang

Mengalami Nekrosis

KELOMPOK KONTROL CMC-Na 0,5%

Replikasi

Lapang Pandang Rata-rata

skor 1 2 3 4 5

1 0 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0 0

3 1 1 1 0 0 0,6

4 1 0 1 0 1 0,6

5 1 1 0 1 0 0,6

6 0 0 1 0 1 0,4

7 0 1 1 0 1 0,6

8 1 1 1 1 1 1,0

9 0 1 1 1 0 0,6

KELOMPOK 1 DOSIS (0,2 mg / 20 g BB mencit)

Replikasi

Lapang Pandang Rata-rata

skor 1 2 3 4 5

1 0 1 0 0 0 0,2

2 2 2 2 2 3 2,2

3 1 1 1 2 2 1,4

4 1 2 0 0 0 0,6

5 0 0 0 2 0 0,4

6 0 0 0 0 0 0

7 1 2 2 0 0 1

8 0 0 0 0 0 0

9 0 0 0 0 0 0

KELOMPOK 2 DOSIS (1 mg / 20 g BB mencit)

Replikasi

Lapang Pandang Rata-rata

skor 1 2 3 4 5

1 1 1 1 0 1 0,8

2 1 1 0 0 1 0,6

3 1 1 1 0 0 0,6

4 1 0 0 0 1 0,4

5 0 0 0 0 0 0

6 1 1 0 1 1 0,8

7 0 0 1 1 1 0,6

8 1 1 1 2 1 1,2

9 1 1 1 1 1 1

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 81: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

66

KELOMPOK 3 DOSIS ( 2 mg / 20 g BB mencit)

Replikasi

Lapang Pandang Rata-rata

skor 1 2 3 4 5

1 1 1 0 1 0 0,6

2 1 1 1 1 1 1

3 0 1 0 1 1 0,6

4 1 0 1 0 0 0,4

5 0 1 0 1 0 0,4

6 1 1 1 1 1 1

7 1 1 1 1 0 0,8

8 0 0 1 1 1 0,6

9 1 1 1 1 0 0,8

Diagram Hubungan Kelompok Uji Terhadap Rata-rata Perubahan

Nekrosis Yang Terjadi Pada Pemberian Granul Ekstrak Etanol Kulit

Batang Cempedak ( Artocarpus champeden Spreng )

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 82: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

67

LAMPIRAN 6

DATA HASIL PEMERIKSAAN ENZIM SGOT & SGPT PADA MENCIT

KELOMPOK KONTROL CMC-Na 0,5%

N SGOT U/L SGPT U/L

1 63 18

2 51 12

3 39 15

4 73 48

5 74 26

6 74 20

7 70 25

8 64 22

9 31 25

KELOMPOK I DOSIS 0,2 mg / 20 g BB mencit

N SGOT U/L SGPT U/L

1 72 21

2 28 25

3 96 21

4 54 26

5 50 15

6 79 21

7 59 12

8 36 22

9 53 26

KELOMPOK II DOSIS 1 mg / 20 g BB mencit

N SGOT U/L SGPT U/L

1 48 33

2 66 23

3 66 16

4 73 72

5 46 77

6 45 17

7 43 36

8 78 22

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 83: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

68

9 74 19

KELOMPOK III DOSIS 2 mg / 20 g BB mencit

N SGOT U/L SGPT U/L

1 31 60

2 85 20

3 78 25

4 64 13

5 56 19

6 56 34

7 46 18

8 73 21

9 70 18

Diagram Hubungan Kelompok Uji Terhadap Aktivitas Enzim SGOT

Pada Pemberian Granul Ekstrak Etanol Kulit Batang Cempedak

( Artocarpus champeden Spreng )

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 84: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

69

Diagram Hubungan Kelompok Uji Terhadap Aktivitas Enzim SGPT

Pada Pemberian Granul Ekstrak Etanol Kulit Batang Cempedak

( Artocarpus champeden Spreng )

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 85: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

70

LAMPIRAN 7

HASIL UJI KRUSKAL WALLIS

1. Hasil Uji Kruskal Wallis Degenerasi

Ranks

kelompok N Mean Rank

skor dosis 10 9 19.22

dosis 50 9 18.06

dosis 100 9 29.33

kontrol negatif 9 7.39

Total 36

Test Statisticsb,c

skor

Chi-Square 19.873

df 3

Asymp. Sig. .000

Monte Carlo Sig. Sig. .000a

95% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .000

a. Based on 10000 sampled tables with starting seed 743671174.

b. Kruskal Wallis Test

c. Grouping Variable: kelompok

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 86: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

71

2. Hasil Uji Kruskal Wallis Nekrosis

Ranks

kelompok N Mean Rank

skor kontrolnegatif 9 15.61

dosis 100 9 21.17

dosis 50 9 20.78

dosis 10 9 16.44

Total 36

Test Statisticsb,c

skor

Chi-Square 2.118

df 3

Asymp. Sig. .548

Monte Carlo Sig. Sig. .560a

95% Confidence Interval Lower Bound .550

Upper Bound .570

a. Based on 10000 sampled tables with starting seed 1314643744.

b. Kruskal Wallis Test

c. Grouping Variable: kelompok

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 87: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

72

LAMPIRAN 8

HASIL UJI MANN-WHITNEY U

1.Degenerasi

1.1 Hasil Uji Mann-Whitney U Antara Kontrol Dengan Kelompok I

Ranks

kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

skor dosis 10 9 13.06 117.50

kontrol negatif 9 5.94 53.50

Total 18

Test Statisticsc

skor

Mann-Whitney U 8.500

Wilcoxon W 53.500

Z -2.886

Asymp. Sig. (2-tailed) .004

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .003a

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .003b

95% Confidence Interval Lower Bound .002

Upper Bound .004

Monte Carlo Sig. (1-tailed) 95% Confidence Interval Lower Bound .001

Upper Bound .002

Sig. .001b

a. Not corrected for ties.

b. Based on 10000 sampled tables with starting seed 624387341.

c. Grouping Variable: kelompok

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 88: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

73

1.2 Hasil Uji Mann-Whitney U Antara Kontrol Dengan Kelompok II

Ranks

kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

skor dosis 50 9 12.56 113.00

kontrol negatif 9 6.44 58.00

Total 18

Test Statisticsc

skor

Mann-Whitney U 13.000

Wilcoxon W 58.000

Z -2.506

Asymp. Sig. (2-tailed) .012

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .014a

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .009b

95% Confidence Interval Lower Bound .007

Upper Bound .011

Monte Carlo Sig. (1-tailed) 95% Confidence Interval Lower Bound .003

Upper Bound .006

Sig. .004b

a. Not corrected for ties.

b. Based on 10000 sampled tables with starting seed 334431365.

c. Grouping Variable: kelompok

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 89: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

74

1.3 Hasil Uji Mann-Whitney U Antara Kontrol Dengan Kelompok III

Ranks

kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

skor dosis 100 9 14.00 126.00

kontrol negatif 9 5.00 45.00

Total 18

Test Statisticsc

skor

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 45.000

Z -3.625

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000a

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .000b

95% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .000

Monte Carlo Sig. (1-tailed) 95% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .000

Sig. .000b

a. Not corrected for ties.

b. Based on 10000 sampled tables with starting seed 1502173562.

c. Grouping Variable: kelompok

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 90: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

75

LAMPIRAN 9

HASIL UJI ANAVA 95%

1.SGOT

Descriptives

N

Mean

Std. Deviati

on Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum

Maximum

Between-

Component

Variance

Lower Bound Upper Bound KONTROL 9 59.88

89 16.003

47 5.334

49 47.5875 72.1902 31.00 74.00

Dosis 10 mg 9 58.55

56 21.119

37 7.039

79 42.3218 74.7893 28.00 96.00

Dosis 50 mg 9 59.88

89 14.207

78 4.735

93 48.9678 70.8100 43.00 78.00

Dosis 100 mg 9 62.11

11 16.818

48 5.606

16 49.1833 75.0389 31.00 85.00

Total 36 60.1111

16.51246

2.75358 54.5211 65.7012 28.00 96.00

ANOVA

SGOT

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 58.667 3 19.556 .066 .978 Within Groups 9494.889 32 296.715 Total 9553.556 35

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 91: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

76

2.SGPT

Descricptives

N Mean

Std. Deviat

ion Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum

Maximum

Between-

Component

Variance

Lower Bound Upper Bound kontrol 9 23.44

44 10.36

956 3.45652 15.4737 31.4152 12.00 48.00

Dosis 10 9 21.0000

4.79583 1.59861 17.3136 24.6864 12.00 26.00

Dosis 50 9 35.0000

23.43075 7.81025 16.9895 53.0105 16.00 77.00

Dosis 100 9 25.3333

14.24781 4.74927 14.3815 36.2852 13.00 60.00

Total 36 26.1944

15.18988 2.53165 21.0549 31.3340 12.00 77.00

ANOVA

SGPT

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 1015.417 3 338.472 1.534 .225 Within Groups 7060.222 32 220.632 Total 8075.639 35

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 92: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

77

LAMPIRAN 10

KLASIFIKASI TOKSISITAS

Toxicity

Rating

Commonly

Used Term

LD50

Single

Oral

Dose Rats

Inhalations

4-hr Vapor

Exposure

Mortality of

2/6-4/6 Rats

LD50 Skin

Rabbit

Probable

Lethal

Dose For

Man

1 Extremely

Toxic

< 1

mg/Kg < 10 ppm < 5 mg/Kg

A taste, 1

grain

2 Higly Toxic 1-50 mg 10-100 ppm 5-43

mg/Kg

1 teaspoon,

4 cc

3 Moderately

Toxic

50-500

mg

100-1000

ppm

44-340

mg/Kg

1 ounce, 30

gm

4 Slightly

Toxic 0,5-5 g

1000-10.000

ppm

0,35-2,81

g/Kg

1 cup, 250

gm

5 Practically

Non-Toxic 5-15 g

10.000-

100.000 ppm

2,82-22,59

g/Kg

1 quart,

1000 gm

6 Relatively

Harmless >15 g

>100.000

ppm >22,6 >1 quart

Dikutip dari: Dorelanko, M. J and Holinger, M. A., 1995. CRC Handbook of

Toxicology. CRC Press, New York, Hal. 657

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 93: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

78

LAMPIRAN 11

KONVERSI DOSIS

Mouse

20 g

Rat

200 g

Guinea

Pig

400 g

Rabbit

1,5 Kg

Cat

2 Kg

Monkey

4 Kg

Dog

12

Kg

Man

70

Kg

Mouse

20 g 1,0 7,0 12,25 27,8 29,7 64,1 124,2 387,9

Rat

200 g 0,14 1,0 1,74 3,9 4,2 9,2 17,8 56,0

Guinea

Pig

400 g

0,08 0,57 1,0 2,25 2,4 5,2 10,2 31,5

Rabbit

1,5 Kg 0,04 0,25 0,44 1,0 1,08 2,4 4,5 14,2

Cat

2 Kg 0,03 0,23 0,41 0,92 1,0 2,2 4,1 13,0

Monkey

4 Kg 0,016 0,11 0,19 0,42 0,45 1,0 1,9 6,1

Dog

12 Kg 0,008 0,06 0,10 0,22 0,24 0,52 1,0 3,1

Man

70 Kg 0,0026 0,018 0,01 0,07 0,076 0,16 0,32 1,0

Dikutip dari: Ghosh., 1971. Fundamental of Experimental Pharmacology.

Calcutta, Scientific Book Agency, page 85.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 94: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

79

LAMPIRAN 12

VOLUME MAKSIMUM DARI OBAT YANG DIBERIKAN

PADA HEWAN COBA

Binatang Volume Maksimum (ml)

Intravena Intramuscular Intraperitonial Subkutan Peroral

Mencit

20-30 g 0,5 0,05 1,0 0,5-1,0 1,0

Tikus

100 g 1,0 0,1 2,0-5,0 2,0-5,0 5,0

Tupai

50 g - 0,1 1,0-2,0 2,5 2,5

Marmut

250 g - 0,25 2,0-5,0 5,0 10,0

Merpati

300 g 2,0 0,5 2,0 2,0 10,0

Kelinci

2,5 Kg 5,0-10,0 1,0 10,0-20,0 5,0-10,0 20,0

Kucing

3 Kg 5,0-10,0 1,0 10,0-20,0 5,0-10,0 50,0

Anjing

5 Kg 10,0-20,0 5,0 20,0-50,0 10,0 100,0

Dikutip dari: Ritschel, W. A., 1974. Laboratory Manual of Biopharmaceutics

and Pharmacokinetics, Drugs Intelegence Inc.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 95: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

80

LAMPIRAN 13

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 96: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

81

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 97: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

82

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 98: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

83

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto

Page 99: SKRIPSI - Repository - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10408/2/gdlhub-gdl-s1-2012-julian...SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena

84

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT Dan SGPT Pada Mencit

Eko Julianto