slide
TRANSCRIPT
Media Sosial Pendongkrak Public Relations Politik
Bagi Demokrasi Studi Kasus Pemanfaatan YouTube oleh Pemerintah Provinsi DKI
Nani Kurniasari
Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia
Social media are defined as "those interactive web platforms via which individuals and communities share, co-create, discuss, and modify user-generated content”
- Kietzmann (2011)
Tren Penggunaan Media Sosial (YouTube)
Pemprov DKI tidak hanya menyiarkan rapat internal maupun sosialisasi program di www.beritajakarta.com. Mereka memahami bahwa komunitas berbagi video seperti YouTube dapat membantu mendistribusikan informasi, bahkan mampu memberikan feedback. Interaksi dengan publik semakin intens. Karakternya yang bebas dan populer membuat video rekaman yang diposting ke YouTube bisa langsung menjadi hits.
Di Amerika Serikat, tren ini sudah cukup lama berlangsung. Gedung Putih memanfaatkan infrastruktur informasi bukan hanya untuk memajukan kebijakan, tetapi juga berfungsi mendengarkan (hearing) dan merespons saran maupun kritik dari warga (Kiousis, 2011).
Kategori Media (Edelman, 2010)
media mainstream
media baru
media sosial
media mobile/handled
Media massa tradisional di era digital harus melibatkan media baru (blog), media sosial (social networking sites), dan alat komunikasi yang ditenteng ke mana-mana (mobile).
Public Relations (PR) Politik
Penggunaan media baru didasari oleh perubahan dalam berkomunikasi. Media sosial digunakan untuk menyalurkan gagasan PR politik yang dilakukan dengan cara-cara baru.
Masuk ke YouTube merupakan pilihan yang cukup strategis. Hubungan dan komunikasi antara gubernur dengan rakyatnya tidak lagi searah seperti selama ini terjadi. Publik dapat mengakses informasi yang diberikan. Distribusi gagasan menjadi lebih fair karena melibatkan semua pihak. Publik bisa menanggapi, meneguhkan, bahkan membantah video yang disajikan. Pilihan ini dilakukan agar tujuan PR politik dapat lebih mudah dicapai.
“tidak ada lagi sistem pesan tunggal seperti yang selama ini dilakukan masyarakat”
- McQuail, 2010
Informasi dibangun dan digugat klaim kebenarannya. Masing-masing individu bisa bertanya balik atas pesan atau informasi yang disampaikan. Bahkan individu bisa memindahkan sumber informasi itu, berpartisipasi aktif dalam pertukaran informasi dan gagasan untuk konteks isu-isu politik dan sosial yang dianggap penting.
Video unggahan user ‘Pemprov DKI’ Tgl Tema Durasi Views Koment
1 Nov 2012
Rapat Infrastruktur Air Limbah 1 jam 43 menit 28710 251
2 Nov 2012
Rapat Koordinasi Penetapan UMP 15 menit 29 detik
21533 219
26 Dessember 2013
Rapat Pembahasan Alokasi Anggaran Belanja Hibah, Bantuan Sosial & Bantuan Keuangan Tahun Anggaran 2013
47 menit 51 detik
12786 164
7 Januari 2013
Gubernur Bpk. Jokowi mengunjungi korban kebakaran di Cililitan Kramatjati Jakarta Timur
1 menit 20 detik 12076 231
29 Juli 2013
Wagub Bpk. Basuki T. Purnama menerima perwakilan demonstran PKL Tanah Abang
39 menit 6 detik 364029 4425
3 Sept 2013
Wagub Bpk. Basuki T. Purnama menerima perwakilan demo buruh
51 menit 23 detik
17316 192
7 November 2013
Wagub menerima wawancara Cires UI; "Persepsi & Kesiapan Pemda Menghadapi ASEAN Economic Community 2015"
1 jam 37 menit 800 45
Hingga 8 November 2013, terdapat:
1219 video
sudah dilihat sebanyak 16.126.984 kali
dengan total 101.156 subscribers.
Pada kolom 'discussion' tertulis sejumlah 5.070 komentar.
About: official video kegiatan kedinasan Gubernur, Wagub dan Sekda Provinsi DKI Jakarta. Disipakan oleh tim Sie Penyiapan Materi dan Publikasi, Diskominfomas
Kerangka Media Sosial Honeycomb
Media sosial dapat dijelaskan melalui kerangka honeycomb, yaitu:
Identity (identitas)
Conversations (percakapan)
Sharing (berbagi)
Presence (kehadiran)
Relationship (hubungan)
Reputation (reputasi)
Groups (kelompok)
Kesimpulan
Media sosial merupakan perangkat lunak berbiaya rendah yang bisa membantu penyampaian pesan dengan jelas dan dapat menginisiasi gerakan sosial. Kini, untuk mencari tahu siapa pejabat terpilih, apa yang mereka lakukan, dan bagaimana menghubungi mereka, terasa jauh lebih mudah.
Kesuksesan Jokowi-Ahok dalam berkampanye, bahkan menjalankan pemerintahan di Jakarta tidak lepas dari kuatnya peran media sosial. Didukung oleh sumber daya masyarakat Jakarta yang cenderung terdidik dan melek internet, langkah membagi informasi resmi ke media sosial merupakan cara strategis, mengingat karakter media sosial yang populer.