spectra 24-xii juli 2014

Upload: ain

Post on 06-Jul-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    1/90

    Nomor 24 Volume XII Juli 2014 ISSN 1693-0134

     Analisis Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)pada Bengkel Politeknik Negeri Kupang

    Provinsi Nusa Tenggara TimurKoila l Alokabel ; Agoes Soehardjono ; Arief Rachmansyah

    Kajian Standarisasi Kebutuhan Satuan Ruang Parkir(SRP) untuk Apartemen di SurabayaAnik B udiat i ; Nurul Imamah

     Analisis Pengaruh Faktor Keterlambatan Proyekpada Pembuatan Dermaga di Provinsi Maluku Utara

    Hatta Annur ; Agoes Soehardjono ; Yulvi Zaika

    Optimalisasi Penggunaan Dua Merek Semen yang BerbedaPengaruhnya Terhadap Kuat Tekan Mortar dan Biaya untuk Pembuatan

    Mortar dengan Berbagai Variasi Proporsi Campuran yang BerbedaHeri Sujatmiko

    Evaluasi Pengendalian Pelaksanaan Konstruksipada Proyek Civil Work di SMK Negeri 1 Kediri

    Niken Peni Wardani ; M. Ruslin A nwar ; Indradi Wij atmiko

    Studi Pascahuni RSS Berdasarkan Tinjauan Aspek Kepuasan Penghunidi Kota Malang

    Studi Kasus: RSS Citramas Raya TidarTit ik Poerwati ; Tri Bhuana Tungg a Dewi

    Penelusuran Genius Loci pada Permukiman Suku Dayak Ngajudi Kalimantan Tengah

    Ave Harysakt i ; Lalu Mulyadi

      

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    2/90

    PETUNJUK UMUM BAGI PENULIS

      SSppeeccttrraa merupakan Jurnal Ilmiah

    Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanITN Malang yang memuat artikel asli

    para Penulis, baik yang berasal dari

    dalam maupun luar lingkungan

    fakultas.

       Artikel bersifat ilmiah dan dapat ditulis

    dalam Bahasa Indonesia maupun

    dalam Bahasa Inggris.

      Semua grafik, peta, dan gambar lain

    yang diperlukan dalam artikel disebut

    Gambar dan diberi nomor dengan

    simbol angka Arab diikuti dengan judul.

      Semua tabel dan daftar yang

    diperlukan dalam artikel disebut Tabel

    dan diberi nomor dengan simbol

    angka Arab diikuti dengan judul yang

    ditulis di atas setiap tabel.

      Semua foto dalam artikel tetap

    disebut Foto dan diberi nomor

    dengan simbol angka Arab diikuti

    dengan judul yang ditulis di bawah

    setiap foto.

    H A K D E W A N R E D A K S I

      Dewan Redaksi berhak menolak

    suatu artikel yang kurang memenuhi

    syarat setelah meminta pertimbangan

    Dewan Redaksi dan/atau Tenaga

     Ahli.

      Dewan Redaksi dapat menyesuaikan

    bahasa dan/atau istilah tanpamengubah isi dan pengertiannya

    dengan tidak memberi tahu kepada

    Penulis, apabila dipandang perlu

    untuk mengubah isi artikel.

       Artikel ilmiah yang dimuat dalam

     jurnal ini menjadi hak Fakultas Teknik

    Sipil dan Perencanaan ITN Malang,

    sehingga penerbitan kembali oleh

    siapapun harus meminta ijin Dewan

    Redaksi.

    Nomor 24 Volume XII Juli 2014

    ISSN 1693-0134

     

    Pembina

    Dekan FTSP ITN Malang

    Pemimpin Umum / Penanggungjawab

    Dr. Ir. Kustamar, MT.

    Redaktur Pelaksana 

    Ir. Y. Setyo Pramono, MT.

    Staf Redaksi

    Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MT.Dr. Ir. Ibnu Sasongko, MT.

    Dr. Ir. Hery Setyobudiarso, MSc.Ir. Eding Iskak Imananto, MT.

    Ir. J. Pradono de Deo, MT.

     Alamat Redaksi

    Gedung FTSP Lt. II ITN MalangJl. Bend. Sigura-gura No. 2 MalangTelepon: (0341) 551431 Pes. 212

    Facsimile: (0341) 553015E-mail: [email protected]

    SSppeeccttrraa kembali mengupas tuntaspelbagai pengembangan bidang ilmu

    teknik sipil dan perencanaan yanglebih beragam. Edisi ini terbit dengankomitmen yang tetap untuk memberiwacana ilmiah yang lebih mendalamatas apa yang kami geluti selama ini.

    Semoga penampilan SSppeeccttrraa kali initetap menggema di medio 2014.

    SSppeeccttrraa 

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    3/90

     

     

    Nomor 24 Volume XII Juli 2014

     Analisis Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

    pada Bengkel Politeknik Negeri KupangProvinsi Nusa Tenggara TimurKoila l Alokabel ; Agoes Soehardjono ; Arief Rachmansyah   1 

    Kajian Standarisasi Kebutuhan Satuan Ruang Parkir (SRP)untuk Apartemen di SurabayaAnik B udiat i ; Nurul Imamah   13 

     Analisis Pengaruh Faktor Keterlambatan Proyekpada Pembuatan Dermaga di Provinsi Maluku Utara

    Hatta Annur ; Agoes Soehardjono ; Yulvi Zaika   24 

    Optimalisasi Penggunaan Dua Merek Semen yang BerbedaPengaruhnya Terhadap Kuat Tekan Mortar dan Biaya Untuk PembuatanMortar dengan Berbagai Variasi Proporsi Campuran yang BerbedaHeri Sujatmiko  35 

    Evaluasi Pengendalian Pelaksanaan Konstruksipada Proyek Civil Work di SMK Negeri 1 KediriNiken Peni Wardani ; M. Ruslin Anw ar ; Indradi Wijatm iko   48

    Studi Pascahuni RSS Berdasarkan Tinjauan Aspek Kepuasan Penghunidi Kota MalangStudi Kasus: RSS Citramas Raya TidarTit ik Poerwati ; Tri Bhuana Tungg a Dewi   64

    Penelusuran Genius Loci pada Permukiman Suku Dayak Ngajudi Kalimantan TengahAve Harysakt i ; Lalu Mulyadi   72

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    4/90

      Sistem Manajemen K3| Koilal Alokabel | A. Soehardjono | Arief Rachmansyahi  

    ANALISIS SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA (SMK3)

    PADA BENGKEL POLITEKNIK NEGERI KUPANG

    PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

    Koila l Alok abel

    Agoes Soehardjono

    Arief Rachmansyah

    Program Pascasarjana Teknik Sipil (S-2) Universitas Brawijaya Malang

    ABSTRAKSI

    Politeknik Negeri Kupang Provinsi NTT, khususnya Bengkel TeknikSipil dan Bengkel Teknik Mesin, dalam pelaksanaan praktek sudahmenerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja(SMK3).Namun demikian, dalam pelaksanaan SMK3 tersebut belummaksimal.Oleh karena itu, dibutuhkan sumberdaya manusia (SDM)yang cukup, sehingga pelaksanaannya bisa semaksimal mungkin.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan SMK3 diBengkel Teknik Sipil mencapai 61,10%, sedangkan di Bengkel TeknikMesin mencapai 49,50%. Faktor yang mempengaruhi kesuksesanSMK-3 di Bengkel Teknik Sipil adalah komitmen dan kebijakan dengantingkat pengaruh 28,75%, perencanaan 61,25%, penerapan 52,50%,

     pengukuran dan evaluasi 50%, serta tinjauan ulang 51,25%; sedangkandi Bengkel Teknk Mesin komitmen dan kebijakan dengan tingkat pengaruh 25,88%, perencanaan 75,29%, penerapan 57,65%, pengukuran dan evaluasi 57,65%, serta tinjauan ulang 74,12%.

    Kata Kunci: Bengkel Teknik Sipil, Bengkel Teknik Mesin, SMK3 

    PENDAHULUAN

    Pembangunan di Indonesia sedang memasuki era industrialisasi danglobalisasi yang ditandai dengan semakin berkembangnya perindustriandengan menggunakan teknologi tinggi, sehingga diperlukan peningkatankualitas sumberdaya manusia serta pelaksanaan yang konsisten dari SistemManajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

    Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja(SMK3) bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan kerja yang aman,selamat dan nyaman, serta terbebas dari resiko bahaya yang mungkintimbul. Pada gilirannya, perusahaan akan memperoleh pekerja yang sehatdan produktif.

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    5/90

    SSppeeccttrraa  Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 1-12 

    Dalam menunjang kegiatan praktikum di Politeknik Negeri KupangProvinsi NTT dilengkapi dengan bengkel di masing-masing unit. Aktivitassetiap bengkel sudah menerapkan program Sistem Manajemen

    Keselamatan dan Kesehatan (SMK3) guna memberikan rasa aman,nyaman, keselamatan, serta mencegah resiko kecelakaan kerja. PoliteknikNegeri Kupang diharapkan dapat menjalankan Sistem ManajemenKeselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sebaik mungkin agar terhindardari kecelakaan kerja.

    Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis SMK3 di PoliteknikNegeri Kupang, khususnya di Bengkel Teknik Sipil dan Teknik Mesin, serta(2) mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan SMK3tersebut.

    TINJAUAN PUSTAKAPengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Beberapa pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), antaralain adalah sebagai berikut:

    1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungikeselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja melalui upayapencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP 50Tahun 2012).

    2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu kondisi ataufaktor-faktor yang mempengaruhi atau dapat mempengaruhikesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja lainnya(termasuk pekerja sementara dan kontraktor), tamu atau orang laindi tempat kerja (Ramli S, 2009).

    3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut  American Society ofSafety Engineers (ASSE)  diartikan sebagai bidang kegiatan yangditunjuk untuk mencegah semua jenis kecelakaan demi kesehatanpekerja yang kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja(Silalahi, 1995).

    Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

    Beberapa pengertian Sistem Manajemen Keselamatan dan KesehatanKerja (SMK3), antara lain adalah sebagai berikut:

    1. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalahbagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputistruktur organisasi, perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan,prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagipengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian danpemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    6/90

      Sistem Manajemen K3| Koilal Alokabel | A. Soehardjono | Arief Rachmansyahi  

    rangka mengendalikan resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerjaguna terciptanya tempat kerja yang aman, efesien dan produktif(Permenaker No. 5 Tahun 1996).

    2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakanbagian dari sistem manajemen organisasi yang digunakan untukmengembangkan dan menerapkan kebijakan K3 dan mengelolaresiko (Ramli S, 2009).

    Pedoman dan Implementasi SMK3

    Pedoman dan implementasi SMK3 terdiri dari 5 (lima) prinsip dasar,yaitu:

    1. Komitmen dan kebijakan2. Perencanaan

    3. Penerapan4. Pengukuran dan evaluasi5. Tinjau ulang dan peningkatanKelima prinsip dasar tersebut di atas dilakukan secara terus menerus

    dan berkesinambungan, sehingga dapat menjamin peningkatanberkelanjutan.

    Gambar 1.Prinsip Dasar SMK3

    METODOLOGI

    Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dankuantitatif dengan metode survey melalui penyebaran kuesioner. Penelitiandilakukan pada Bengkel Teknik Sipil dan Teknik Mesin Politeknik NegeriKupang, Provinsi NTT. Kuesioner disebarkan kepada Mahasiswa, Instruktur/Teknisi, dan Dosen/Pengelola di kedua bengkel tersebut.

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan datasekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara, berupa daftarpertanyaan (kuesioner) kepada responden yang bersangkutan. Datasekunder diperoleh dari dokumen serta publikasi lainnya yang memuat

    informasi tentang penelitian.

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    7/90

    SSppeeccttrraa  Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 1-12 

    Variabel penelitian dibedakan menjadi variabel terikat dan variabelbebas. Variabel terikat adalah SMK3 (Y), sedangkan variabel bebasmerupakan variabel yang nantinya akan mempengaruhi variabel terikat (X),

    antara lain komitmen dan kebijakan, perencanaan, penerapan, pengukurandan evaluasi, serta tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen.

    Tahapan penelitian dapat dijelaskan dalam bagan alir berikut ini.

    Gambar 2.Bagan Alir Penelitian

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Gambaran UmumPoliteknik Negeri Kupang didirikan melalui Surat Keputusan Direktur

    Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 80/DIKTI/KEP/1985 dengan 3 Jurusan,yaitu Teknik Sipil, Teknik Mesin dan Teknik Elektro.

    Dalam menunjang kegiatan praktikum Politeknik Negeri Kupangdilengkapi dengan bengkel masing-masing. Pada Jurusan Teknik Sipil danTeknik Mesin aktivitas setiap bengkel sudah menerapkan program SistemManajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), namun optimalisasidari SMK3 tersebut belum maksimal sesuai dengan Permenaker Nomor 05Tahun 1996.

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    8/90

      Sistem Manajemen K3| Koilal Alokabel | A. Soehardjono | Arief Rachmansyahi  

    Karakteristik Responden

    Tabel 2.Karakteristik RespondenTeknik Sipil

    KarakteristikResponden

    Teknik Sipil Teknik Mesin

    Jumlah (org) (%) Jumlah (org) (%)

    Jenis kelamin- Laki-laki- PerempuanUsia- 18 – 20 tahun- > 20 tahun- < 41 tahun- 42 – 50 tahun- > 50 tahun

    Pekerjaan- 11 – 20 tahun- 21 – 30 tahun- > 31 tahunPendidikan- D III- D IV- S2

    8912

    628131710

    111514

    5530

    89,0910,91

    88,5711,4332,5042,5025,00

    27,5037,5033,00

    50,0050,00

    100,00

    1123

    641315149

    131411

    4430

    89,0910,91

    88,5711,4332,5042,5025,00

    34,2136,8428,95

    50,0050,00100,00

    Deskripsi Jawaban Responden

    Tabel 3.Distribusi Frekuensi Variabel SMK3 Instruktur/Teknisi/Mahasiswa Teknik Sipil

    No Pernyataan

    Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    1 2 3 4 Rata-rataF % F % F % F %

    1Keterlibatan Instruktur/Teknisidalam K3

    16 20.00 4 5.00 59 73.75 1 1.25 2.56

    2 Struktur organisasi K3 65 81.25 6 7.50 8 10.00 1 1.25 1.31

    3 Sosialisasi K3 12 15.00 59 73.75 8 10.00 1 1.25 1.98

    4 Identifikasi bahaya resiko 0 0.00 10 12.50 32 40.00 38 47.50 3.35

    5 Penyajian K3 sebelum praktek 0 0.00 4 5.00 56 70.00 20 25.00 3.20

    6 Penyediaan P3K 0 0.00 4 5.00 52 65.00 24 30.00 3.25

    7 Penyiapan APD sebelum praktek 16 20.00 57 71.25 1 1.25 6 7.50 1.96

    8 Kenyamana lingkungan praktek 7 8.75 68 85.00 1 1.25 4 5.00 2.03

    9Bahan (material) praktek yangpotensi membahayakan kerja

    0 0.00 57 23.00 4 5.00 0 0.00 1.58

    10Urgensi demo mesin/alat sebelumpraktek

    0 0.00 0 0.00 54 67.50 26 32.50 3.33

    Rata-rata Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2.45

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    9/90

    SSppeeccttrraa  Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 1-12 

    Tabel 4.Distribusi Frekuensi Variabel SMK3 Dosen Teknik Sipil

    No Pernyataan

    Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    1 2 3 4 Rata-rataF % F % F % F %

    1Keterlibatan Instruktur/Teknisidalam K3

    5 16.67 0 0.00 25 83.33 0 0.00 2.67

    2 Struktur organisasi K3 24 80.00 0 0.00 6 20.00 0 0.00 1.40

    3 Sosialisasi K3 1 3.33 27 90.00 2 6.67 0 0.00 2.03

    4 Identifikasi bahaya resiko 0 0.00 6 20.00 6 20.00 18 60.00 3.40

    5 Penyajian K3 sebelum praktek 0 0.00 4 13.33 20 66.67 6 20.00 3.07

    6 Penyediaan P3K 0 0.00 4 13.33 22 73.33 4 13.33 3.00

    7 Penyiapan APD sebelum praktek 0 0.00 26 86.67 0 0.00 4 13.33 2.27

    8 Kenyamana lingkungan praktek 0 0.00 26 86.67 0 0.00 4 13.33 2.27

    9Bahan (material) praktek yangpotensi membahayakan kerja

    0 0.00 26 86.67 4 13.33 0 0.00 2.13

    10Urgensi demo mesin/alat sebelumpraktek

    0 0.00 0 0.00 27 90.00 3 10.00 3.10

    Rata-rata Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2.53

    Tabel 5.Distribusi Frekuensi Variabel SMK3 Instruktur/Teknisi/Mahasiswa Teknik Mesin

    No Pernyataan

    Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    1 2 3 4 Rata-rataF % F % F % F %

    1Keterlibatan Instruktur/Teknisidalam K3

    1 1.18 1 1.18 79 92.94 4 4.71 3.01

    2 Struktur organisasi K3 58 68.24 2 2.35 17 20.00 8 9.41 1.71

    3 Sosialisasi K3 1 1.18 80 94.12 0 0.00 4 4.71 2.08

    4 Identif ikasi bahaya resiko 0 0.00 6 7.06 32 37.65 47 55.29 3.48

    5 Penyajian K3 sebelum praktek 0 0.00 0 0.00 48 56.47 37 43.53 3.44

    6 Penyediaan P3K 0 0.00 4 4.71 62 72.94 19 22.35 3.18

    7 Penyiapan APD sebelum praktek 0 0.00 76 89.41 1 1.18 8 9.41 2.20

    8 Kenyamana lingkungan praktek 0 0.00 0 0.00 78 91.76 7 8.24 3.08

    9Bahan (material) praktek yangpotensi membahayakan kerja

    0 0.00 67 23.00 15 17.65 2 2.35 2.20

    10Urgensi demo mesin/alat sebelumpraktek

    0 0.00 0 0.00 44 51.76 41 48.24 3.48

    Rata-rata Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2.79

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    10/90

      Sistem Manajemen K3| Koilal Alokabel | A. Soehardjono | Arief Rachmansyahi  

    Tabel 6.Distribusi Frekuensi Variabel SMK3 Dosen Teknik Mesin

    No Pernyataan

    Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    1 2 3 4 Rata-rataF % F % F % F %

    1Keterlibatan Instruktur/Teknisidalam K3

    0 0.00 0 0.00 27 90.00 3 10.00 3.10

    2 Struktur organisasi K3 14 46.67 2 6.67 8 26.67 6 20.00 2.20

    3 Sosialisasi K3 0 0.00 27 90.00 0 0.00 3 10.00 2.20

    4 Identifikasi bahaya resiko 0 0.00 3 10.00 14 46.67 13 43.33 3.33

    5 Penyajian K3 sebelum praktek 0 0.00 0 0.00 13 43.33 17 56.67 3.57

    6 Penyediaan P3K 0 0.00 2 6.67 19 63.33 9 30.00 3.23

    7 Penyiapan APD sebelum praktek 0 0.00 24 80.00 1 3.33 5 16.67 2.37

    8 Kenyamana lingkungan praktek 0 0.00 0 0.00 26 86.67 4 13.33 3.13

    9Bahan (material) praktek yangpotensi membahayakan kerja

    0 0.00 28 93.33 8 26.67 1 3.33 2.80

    10Urgensi demo mesin/alat sebelumpraktek

    0 0.00 0 0.00 16 53.33 14 46.67 3.47

    Rata-rata Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2.53

    Uji Validitas

    Hasil uji validitas instrument penelitian ini dapat di lihat pada tabel di

    bawah ini.Uji validitas dengan menggunakan software SPSS 17 for window  

    terlihat bahwa semua item dalam indikator pada setiap variabel valid, yaitunilai indeks korelasi product momen (r) >0,3.

    Tabel 7.Uji Validitas Instrumen untuk Instruktur/Teknisi/Mahasiswa

    Variabel ItemTeknik Sipil Teknik Mesin

    r Signifikansi Ket. r Signifikansi Ket.

    Komitmen danKebijakan (X1)

    X1.1  0.801 0.000 Valid 0.803 0.000 Valid

    X1.2  0.625 0.000 Valid 0.563 0.000 Valid

    X1.3  0.809 0.000 Valid 0.868 0.000 Valid

    Perencanaan (X2)

    X2.1  0.712 0.000 Valid 0.641 0.000 Valid

    X2.2  0.666 0.000 Valid 0.610 0.000 Valid

    X2.3  0.535 0.000 Valid 0.621 0.000 Valid

    X2.4  0.558 0.000 Valid 0.636 0.000 Valid

    X2.5  0.699 0.000 Valid 0.749 0.000 Valid

    Penerapan (X3)

    X3.1  0.782 0.000 Valid 0.829 0.000 Valid

    X3.2  0.747 0.000 Valid 0.835 0.000 Valid

    X3.3  0.725 0.000 Valid 0.638 0.000 Valid

    Pengukuran danEvaluasi (X4)

    X4.1  0.811 0.000 Valid 0.835 0.000 Valid

    X4.2  0.515 0.000 Valid 0.657 0.000 Valid

    X4.3

      0.885 0.000 Valid 0.778 0.000 Valid

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    11/90

    SSppeeccttrraa  Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 1-12 

    Variabel ItemTeknik Sipil Teknik Mesin

    r Signifikansi Ket. r Signifikansi Ket.

    Tinjauan Ulang danPeningkatan oleh

    Manajemen (X5)

    X5.1  0.856 0.000 Valid 0.841 0.000 Valid

    X5.2  0.842 0.000 Valid 0.874 0.000 Valid

    Sistem ManajemenKeselamatan dan

    Kesehatan Kerja (Y)

    Y1  0.539 0.000 Valid 0.503 0.000 Valid

    Y2  0.401 0.000 Valid 0.892 0.000 Valid

    Y3  0.495 0.000 Valid 0.438 0.000 Valid

    Y4  0.634 0.000 Valid 0.290 0.004 Valid

    Y5  0.578 0.000 Valid 0.702 0.000 Valid

    Y6  0.534 0.000 Valid 0.504 0.000 Valid

    Y7  0.387 0.000 Valid 0.605 0.000 Valid

    Y8  0.392 0.000 Valid 0.571 0.000 Valid

    Y9  0.405 0.000 Valid 0.511 0.000 Valid

    Y10  0.421 0.000 Valid 0.591 0.000 Valid

    Tabel 8.Uji Validitas Instrumen untuk Dosen

    Variabel ItemTeknik Sipil Teknik Mesin

    r Signifikansi Ket. r Signifikansi Ket.

    Komitmen danKebijakan (X1)

    X1.1  0.861 0.000 Valid 0.831 0.000 Valid

    X1.2  0.395 0.015 Valid 0.640 0.000 Valid

    X1.3  0.930 0.000 Valid 0.892 0.000 Valid

    Perencanaan (X2)

    X2.1  0.451 0.006 Valid 0.490 0.003 Valid

    X2.2  0.705 0.000 Valid 0.684 0.000 Valid

    X2.3  0.731 0.000 Valid 0.606 0.000 Valid

    X2.4  0.587 0.000 Valid 0.775 0.000 Valid

    X2.5  0.650 0.000 Valid 0.748 0.000 Valid

    Penerapan (X3)

    X3.1  0.733 0.000 Valid 0.817 0.000 Valid

    X3.2  0.809 0.000 Valid 0.761 0.000 Valid

    X3.3  0.719 0.000 Valid 0.845 0.000 Valid

    Pengukuran danEvaluasi (X4)

    X4.1  0.759 0.000 Valid 0.887 0.000 Valid

    X4.2  0.636 0.000 Valid 0.569 0.001 Valid

    X4.3  0.913 0.000 Valid 0.842 0.000 Valid

    Tinjauan Ulang danPeningkatan olehManajemen (X5)

    X5.1  0.868 0.000 Valid 0.859 0.000 Valid

    X5.2  0.832 0.000 Valid 0.901 0.000 Valid

    Sistem ManajemenKeselamatan dan

    Kesehatan Kerja (Y)

    Y1  0.701 0.000 Valid 0.526 0.001 Valid

    Y2  0.437 0.008 Valid 0.917 0.000 Valid

    Y3  0.547 0.001 Valid 0.442 0.007 Valid

    Y4  0.688 0.000 Valid 0.443 0.007 Valid

    Y5  0.854 0.000 Valid 0.776 0.000 Valid

    Y6  0.865 0.000 Valid 0.488 0.003 Valid

    Y7  0.683 0.000 Valid 0.628 0.000 Valid

    Y8  0.683 0.000 Valid 0.561 0.001 Valid

    Y9  0.575 0.000 Valid 0.427 0.009 Valid

    Y10  0.595 0.000 Valid 0.808 0.000 Valid

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    12/90

      Sistem Manajemen K3| Koilal Alokabel | A. Soehardjono | Arief Rachmansyahi  

    Uji Reliabilitas Instrumen

    Pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan teknik alpha

    cronbach. Reabilitas instrumen dianggap andal jika memiliki koefesienreliabilitas ≥ 0.6 (Sugiyono, 2012).

    Tabel 9.Uji Reliabilitas Instrumen untuk Instruktur/Teknisi/Mahasiswa/Dosen

    VariabelTeknik Sipil Teknik Mesin

    KoefisienAlpha Cronbach

    Ket.Koefisien

    Alpha CronbachKet.

    Komitmen dan Kebijakan 0,602 Reliabel 0,623 Reliabel

    Perencanaan 0,627 Reliabel 0,657 Reliabel

    Penerapan 0,613 Reliabel 0,658 Reliabel

    Pengukuran dan Evaluasi 0,621 Reliabel 0,622 Reliabel

    Tinjauan Ulang & Peningkatan 0,612 Reliabel 0,638 ReliabelSistem Manajemen K3 0,614 Reliabel 0,758 Reliabel

    Uji Asumsi Klasik

    Multikolinieritas

    Pada analisis regresi linier berganda, diharapkan bahwa tidak terdapatgejala multikolinieritas (hubungan linier antar variabel-variabel bebas).

    Untuk mendeteksi multikolinieritas adalah dengan menggunakan nilaiVariance Inflation Factor   (VIF). Apabila nilai VIF > 10, maka menunjukkanadanya multikolinieritas. Apabila sebaliknya, VIF < 10, maka tidak terjadimultikolinieritas.

    Heteroskedastisitas

    Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel-variabel modelregresi memiliki ragam (variance)  residual sama atau tidak. Model regresiyang baik adalah model yang memiliki ragam residual homogen (bersifathomoskedastisitas).

    Normalitas

    Pada analisis regresi linier berganda, data yang digunakan adalahdata yang berdistribusi normal. Untuk menguji asumsi ini digunakan metodeKolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian yang digunakan adalah tolak H0 jikanilai signifikansi < 0,05, dan sebaliknya terima H0 jika nilai signifikansi > 0,05.

    Analisis Regresi Linier Berganda

    Instruktur/Teknisi/Mahasiswa Teknik Sipil

    Dalam pengolahan data menggunakan analisis linier berganda,diperoleh hasil bahwa model regresi hubungan Komitmen dan Kebijakan,Perencanaan, Penerapan, Pengukuran dan Evaluasi, serta Tinjauan Ulang

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    13/90

    SSppeeccttrraa  Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 1-12 

    10 

    dan Peningkatan oleh Manajemen terhadap Sistem ManajemenKeselamatan dan Kesehatan Kerja adalah:

     Y = 0,697 + 0,263X1 + 0,205X2+ 0,219X4

    Dosen Teknik Sipil

    Dalam pengolahan data menggunakkan analisis linier berganda,diperoleh hasil bahwa model regresi hubungan Komitmen dan Kebijakan,Perencanaan, Penerapan, Pengukuran dan Evaluasi, serta Tinjauan Ulangdan Peningkatan oleh Manajemen terhadap Sistem ManajemenKeselamatan dan Kesehatan Kerja adalah:

     Y = 0,208 + 0,278X1 + 0,301X2+ 0,226X4

    Instruktur/Teknisi/Mahasiswa Teknik Mesin

    Dalam pengolahan data menggunakkan analisis linier berganda,diperoleh hasil bahwa model regresi hubungan Komitmen dan Kebijakan,Perencanaan, Penerapan, Pengukuran dan Evaluasi, serta Tinjauan Ulangdan Peningkatan oleh Manajemen terhadap Sistem ManajemenKeselamatan dan Kesehatan Kerja adalah:

     Y = 1,091 + 0,248X1 +0,163X3+ 0,240X4

    Dosen Teknik Mesin

    Dalam pengolahan data menggunakkan analisis linier berganda,diperoleh hasil adalah model regresi hubungan Komitmen dan Kebijakan,Perencanaan, Penerapan, Pengukuran dan Evaluasi, serta Tinjauan Ulangdan Peningkatan oleh Manajemen terhadap Sistem ManajemenKeselamatan dan Kesehatan Kerja adalah:

     Y = 0,657 + 0,305X1

    Hasil Analisis

    1. Untuk Instruktur/Teknisi/Mahasiswa Teknik SipilHasil analisis penelitian untuk pelaksanaan SMK3 di BengkelTeknik Sipil menunjukkan bahwa Komitmen dan Kebijakan,

    Perencanaan, serta Pengukuran dan Evaluasi berpengaruhsignifikan terhadap SMK3; sedangkan variabel Penerapan, sertaTinjauan Ulang dan Peningkatan oleh Manajemen tidakberpengaruh signifikan terhadap SMK3. Tingkat keberhasilanpelaksanaan SMK3 di Bengkel Teknik Sipil mencapai 61,10%.

    2. Untuk Dosen Teknik SipilHasil analisis penelitian pada tingkat manajemen SMK3 di TeknikSipil menunjukkan bahwa Komitmen dan Kebijakan, Perencanaan,serta Pengukuran dan Evaluasi berpengaruh signifikan terhadapSMK3; sedangkan variabel Penerapan serta Tinjauan Ulang dan

    Peningkatan oleh Manajemen tidak berpengaruh signifikan

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    14/90

      Sistem Manajemen K3| Koilal Alokabel | A. Soehardjono | Arief Rachmansyahi  

    11 

    terhadap SMK3. Tingkat keberhasilan pelaksanaan SMK3 di tingkatmanajemen Bengkel Teknik Sipil mencapai 87,80%.

    3. Untuk Instruktur/Teknisi/Mahasiswa Teknik Mesin

    Hasil analisis penelitian untuk pelaksanaan SMK3 di Bengkel Mesinmenunjukkan bahwa Komitmen dan Kebijakan, Perencanaan, sertaPengukuran dan Evaluasi berpengaruh signifikan terhadap SMK3;sedangkan variabel Penerapan serta Tinjauan Ulang danPeningkatan oleh Manajemen tidak berpengaruh signifikanterhadap SMK3. Tingkat keberhasilan pelaksanaan SMK3 diBengkel Teknik Mesin mencapai 49,50%.

    4. Untuk Dosen Teknik Mesin Hasil analisis penelitian pada tingkat manajemen SMK3 di BengkelMesin menunjukkan bahwa Komitmen dan Kebijakan, serta

    Perencanaan berpengaruh signifikan terhadap SMK3; sedangkanvariabel Penerapan, Pengukuran dan Evaluasi, serta TinjauanUlang tidak berpengaruh signifikan terhadap SMK3. Tingkatkeberhasilan pelaksanaan SMK3 di tingkat manajemen di BengkelMesin mencapai 63,70%.

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Penelitian ini dilaksanakan pada Mahasiswa, Instruktur/Teknisi, dan

    Dosen di Bengkel Teknik Sipil dan Teknik Mesin Politeknik Negeri Kupang,Provinsi NTT. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telahdilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:

    1. Pelaksanaan SMK3 di Bengkel Sipil mencapai 61,10%, sedangkandi Bengkel Mesin mencapai 49,50%. 

    2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan SMK3 adalahKomitmen dan Kebijakan dengan tingkat pengaruh 2,23 (28,75%),Perencanaan 2,56 (61,25%), Penerapan 2,48 (52,50%),Pengukuran dan Evaluasi 2,28 (50%), serta Tinjauan Ulang danpeningkatan oleh Manajemen 2,46 (51,25%) untuk Teknik Sipil;

    sedangkan di Bengkel Mesin adalah Komitmen dan Kebijakandengan tingkat pengaruh 1,91 (25,88%), Perencanaan 2,62(75,29%), Penerapan 2,52 (57,65%), Pengukuran dan Evaluasi2,49 (57,65%), serta Tinjauan Ulang dan Peningkatan olehManajemen 2,74 (74,12%).

    Saran

    Saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:1. Sebagai masukan bagi Politeknik Negeri Kupang khususnya

    Direktur dan Pimpinan lainnya (Ketua Jurusan Teknik Sipil dan

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    15/90

    SSppeeccttrraa  Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 1-12 

    12 

    Teknik Mesin) untuk lebih memperhatikan variabel Penerapan sertaTinjauan Ulang dan Peningkatan oleh Manajemen.

    2. Hasil penelitian ini mempunyai keterbatasan dalam indikator-

    indikator secara teoritis, sehingga untuk peneliti selanjutnya dapatmendalami dan mengembangkan penelitian ke indikator-indikatoryang lebih beragam. Selain itu, perlu dipertimbangkan penerapananalisis selain analisis regresi linier berganda, seperti mengukurhubungan antara indikator terhadap variabelnya, sehingga tidakhanya mempertimbangkan hubungan antar variabel saja.

    DAFTAR PUSTAKA

    David P. et al. 2012. Comparative Analysis Of Safety Culture Perceptions Among

    Home Safe Manager and Workers In Residential Contruction.Luckyta, Dhinar Tiara dan Partiwi, Sri Gunani. 2012. Evaluasi dan PerancanganSistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalamRangka Perbaikan Safety Behavior Pekerja. 

    Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Sistem PenerapanManajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

    Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 05/MEN/1996 Tentang Sistem ManajemenKeselamatan dan Kesehatan Kerja.

    Ramli S. 2009. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. (OHSAS18001). Penerbit Dian Rakyat.

    Silalahi B.NB. dkk. 1995. Manajemen keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta:Penerbit PT Pustaka Binaman Presindo.

    Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfa Beta.Triatmidi, Bambang. 2010. Kontribusi Pemahaman dan Sikap Guru Tentang K3

    Terhadap Pelaksanaan K3 Dalam Pembelajaran Praktik di Bengkel MekanikOtomotif se-Kota Malang .

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    16/90

      Kajian Standarisasi Kebutuhan SRP| Anik Budiati | Nurul Imamah  

    13 

    KAJIAN STANDARISASI KEBUTUHAN SATUAN RUANG PARKIR(SRP) UNTUK APARTEMEN DI SURABAYA

    Anik Budiat i

    Fakultas Teknik Universitas Bhayangkara Surabaya

    Nurul Imamah

    Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

    ABSTRAKSI

    Penyediaan lahan parkir untuk apartemen di Surabaya didasarkan padadua peraturan, yaitu: (1) Pedoman Perencanaan dan Bangunan FisikBidang Tata Ruang Wilayah Kotamadya Surabaya tahun 1996 dan (2)

    Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Nomor 272/HK.105/DRJD/96tentang Pedoman Teknik Penyelenggaraan Fasilitas Parkir.Berdasarkan hal tersebut, perlu kajian terhadap standarisasi kebutuhanruang parkir yang didasarkan atas 2 (dua) peraturan tersebut serta pada variasi luas unit dan fasilitas pendukungnya. Penelitian inidilaksanakan dengan menggunakan survey di 4 (empat) apartemen diSurabaya guna mendapatkan jumlah kendaraan parkir, luas lahan parkir dan kapasitas lahan parkir.Dari penelitian ini dihasilkan keperluan SRP didasarkan pada PedomanPerencanaan dan Bangunan Fisik Bidang Tata Ruang WilayahKotamadya Surabaya dan Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan

    Nomor 272/HK.105/DRJD96 untuk luas lantai efektif bahwa lahan parkirtersedia > nilai yang diperlukan atau lahan parkir memenuhi peryaratan,atau lahan parkir > ketentuan SK Dirjen Perhub no. 272/HK.105/DRJD96.

    Kata Kunci: Apartemen, SRP, Pedoman, Lahan Efektif.

    PENDAHULUANPerkembangan Kota Surabaya dan terbatasnya lahan membawa

    dampak terhadap kebutuhan sarana tempat tinggal. Salah satu solusi gunamemenuhi kebutuhan adalah pembangunan rumah tinggal yang dibangunsecara bersusun yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang, salah satunyaadalah apartemen. Konsekuensi logis terhadap pembangunan apartemenadalah penyediaan sarana dan prasarana transportasi, termasukdiantaranya adalah penyediaan fasilitas parkir.

    Terdapat 2 (dua) peraturan tentang penyediaan lahan parkir untukapartemen di Surabaya. Pertama berdasarkan Pedoman Perencanaan danBangunan Fisik Bidang Tata Ruang Kotamadya Surabaya Tahun 1996.Pedoman ini mensyaratkan bahwa rasio kebutuhan ruang parkir untuk

    setiap 5 (lima) unit apartemen harus menyediakan 1 (satu) unit tempat parkir

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    17/90

    Spectra 

    Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 13-23 

    14 

    mobil. Kedua berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal PerhubunganNomor 272/HK.105/DRJD/96 tentang Pedoman Teknik PenyelenggaraanFasilitas Parkir, dimana perhitungan luasan efektif area parkir apartemen

    dengan luas unit hunian < 70 m2 dibutuhkan 1 (satu) satuan ruang parkir(SRP) untuk 5 unit.

    Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji terhadap standarisasiSatuan Ruang Parkir (SRP) didasarkan pada Pedoman Perencanaan danBangunan Fisik Bidang Tata Ruang Kotamadya Surabaya Tahun 1996 danKeputusan Direktur Jenderal Perhubungan Nomor 272/HK.105/DRJD/96.

    Penelitian dilakukan terhadap 4 (empat) apartemen di Surabaya, yaitu: Apartemen Gunawangsa, Apartemen Metropolis, Apartemen Cosmopolis,dan Surabaya Educity Resident.

    TINJAUAN PUSTAKAParkir didefinisikan sebagai keadaan tidak bergerak suatu kendaraan

    yang tidak bersifat sementera. Berdasarkan jenis fasilititas dan tempat,parkir dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu antara lain adalah sebagai berikutonstreet parking dan offstreet parking (Dephub, 1999). Satuan Ruang Parkir(SRP) merupakan ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan,termasuk ruang bebas pengendara dan lebar bukaan pintu. 

    Tabel 1.Penggolongan Jenis Kendaraan dan Kebutuhan SRP

    Jenis kendaraan SRP (m²)1 a. Mobil penumpang untuk golongan I

    b. Mobil penumpang untuk golongan IIc. Mobil penumpang untuk golongan III

    2.30 x 5.002.50 x 5.003.30 x 5.00

    2. Bus mini 3.40 x 12.50

    3. Sepeda motor 0.75 x 2.00

    Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1999.

    Gambar 1.Jarak Bebas Lateral dan Longitudinal Untuk Mobil Penumpang.

    Kapasitas Ruang Parkir

    SRP

    B O R

    L

    a1

    a2

    Bp

    Lp

    Keterangan :

    B = lebar kendaraan R = jarak bebas samping

    L = panjang kendaraan Bp = lebar minimum SRP

    O = lebar bukaan pintu Lp = panjang minium SRP

    a1/a2 = jarak bebas depan/belakang

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    18/90

      Kajian Standarisasi Kebutuhan SRP| Anik Budiati | Nurul Imamah  

    15 

    Berdasarkan karakteristiknya, kapasitas ruang parkir dapat dibedakanmenjadi 2 katagori, yaitu:

    Kapasitas StatisKapasitas statis adalah jumlah ruang parkir yang tersedia pada suatu

    lahan parkir. Persamaan kapasitas statis menurut Hobbs (1995) adalah:

       (1)

    Keterangan:   = Kapasitas statis  = Panjang efektif lahan

       = Satuan Ruang Parkir (SRP) yang digunakan

    Kapasitas DinamisKapasitas dinamis merupakan kemampuan suatu lahan parkir

    menampung kendaraan yang mempunyai karakteristik parkir berbeda-beda.Persamaan kapasitas dinamis menurut McShanne (1990) adalah:

    =  

       (2)

    Keterangan: Ks  = Kapasitas statis (SRP)

    T  = Lamanya pengamatan di lahan parkir dalam jam

    D  = Durasi parkir selama periode waktu pengamatan (jam)

    F  = Faktor pengurangan, besarnya antara 0,85 s/d 0,95

    Volume Parkir

    Volume parkir merupakan jumlah kendaraan pada suatu lahan parkir(Hobbs, 1995). Persamaan yang digunakan untuk menghitung volume parkir(V) adalah:

    =  +   (3)

    Keterangan: Ei  = Jumlah kendaraan yang masuk lokasi

    x  = jumlah kendaraan yang sudah ada

    Durasi ParkirDurasi parkir adalah lamanya waktu yang dibutuhkan kendaraan mulai

    dari masuk tempat parkir sampai meninggalkan tempat parkir. Persamaanyang diberikan oleh Hobbs (1995) adalah sebagai berikut:

    =  +   (4)

    Keterangan : Tx  = Waktu tercatat pada saat kendaraan keluar lokasi parkir

    Ti  = Waktu tercatat pada saat kendaraan masuk lokasi parkir

    Turnover  Parkir

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    19/90

    Spectra 

    Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 13-23 

    16 

    Turnover  parkir adalah suatu angka yang menunjukkan perbandinganantara volume parkir dengan jumlah ruang yang tersedia (kapasitas statis)pada suatu lahan parkir dalam satu periode tertentu (Hobbs, 1995).

    Persamaannya adalah:

    =.

       (5)

    Akumulasi Parkir

     Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan yang parkir pada suatulahan parkir pada waktu tertentu (Hobbs, 1995). Persamaannya adalah:

      =  − −   (6)

    Keterangan: AP  = Akumulasi parkirKM  = jumlah kendaraan masuk

    KK  = jumlah kendaraan keluar

    P  = jumlah kendaraan yang masih ada di lahan parkir

    Indeks Parkir

    Indeks Parkir merupakan persentase dari akumulasi jumlah kendaraanpada selang waktu tertentu dibagi dengan ruang parkir yang tersediadikalikan 10% (Hobbs, 1995). Persamaannya adalah:

      =

      

        100%  (7)

    Kebutuhan Ruang Parkir

    Kebutuhan ruang parkir adalah jumlah ruang parkir dengandipengaruhi faktor pemilikan kendaraan pribadi, tingkat kesulitannya menujudaerah yang bersangkutan, dan lain-lain.

    = 1.2.  ℎ  (8)

    Keterangan: KRP = Kebutuhan Ruang ParkirF1 = Faktor akumulasi

    F2  = Faktor fluktuasi (Dirjen Perhubungan Darat 1.1-1.25)

    METODE PENELITIANMetodologi pelaksanaan penelitian dilakukan di 4 (empat) apartemen

    di Surabaya dengan mengamati kendaraan yang melakukan kegiatan parkir(keluar dan masuk). Kegiatan tersebut dilakukan mulai pukul 05.00 WIBsampai dengan pukul 23.00 WIB untuk setiap hari Senin (dianggap sebagaihari efektif) dan hari Minggu (hari libur). Selain data keluar-masuk, variabellainnya meliputi luas lahan parkir dan jumlah unit kamar. Data ini kemudiandievaluasi guna mendapatkan SRP yang diperlukan, kemudian dikaji

    berdasarkan pedoman peraturan yang ada. Analisa data meliputi akumulasi

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    20/90

      Kajian Standarisasi Kebutuhan SRP| Anik Budiati | Nurul Imamah  

    17 

    parkir, indeks parkir, serta kebutuhan SRP. Gambar di bawah ini adalahdiagram alir untuk menyelesaikan permasalahan.

    Lingkup studi dan

    Permasalahan

    Standar Kebutuhan

    Ruang Parkir

    Untuk Apartemen

    Data Sekunder :

    - Jumlah Unit Kamar 

    - Jumlah petak Parkir 

    - Jumlah Lantai

    Pembahasan berdasar

    Peraturan Pemkot

    Surabaya

    Kesimpulan dan

    Saran

    Data Primer :

    Kendaraan

    Keluar - Masuk

    Identifikasi dan

    Pengumpulan data

    Tinjauan Pustaka

    Pembahasan berdasar

    Peraturan DirjenHub

     Analisa data

     

    Gambar 2.Diagram Alir Penelitian

    HASIL DAN PEMBAHASANAkumulasi Parkir

    Perhitungan akumulasi dilakukan di Apartemen Metropolis danCosmopolis pada pukul 05.00  –  22.00 WIB untuk kendaraan R2 dan R4.

    Pelaksanaan dilakukan pada hari Senin untuk mewakili hari efektif dan hariMinggu untuk mewakili hari libur. Akumulasi tersebut dihitung sesuaipersamaan (6). Grafik kumulatif kendaraan parkir dapat dilihat pada gambardi bawah ini. 

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    21/90

    Spectra 

    Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 13-23 

    18 

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

    Pukul05.00

    06.00

    05.00

    06.00

    07.00

    08.00

    08.00

    09.00

    09.00

    10.00

    10.00

    11.00

    11.00

    12.00

    12.00

    13.00

    13.00

    14.00

    14.00

    15.00

    15.00

    16.00

    16.00

    17.00

    17.00

    18.00

    18.00

    19.00

    19.00

    20.00

    20.00

    21.00

    21.00

    22.00

    22.00

    23.00

    Komulatif R4 4 10 13 26 17 20 17 35 32 29 37 52 76 98 108 98 95 93

    Komulatif R2 15 29 52 58 57 56 59 56 58 51 66 83 94 104 106 105 110 115

    4  10

      13

    26

    17  20

    17

    3532 29

    37

    52

    76

    98

    108

    9895   93

    15

    29

    52  58   57   56

      5956   58

    51

    66

    83

    94

    104   106   105  110

      115

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

    Komulatif R4

    Komulatif R2

     

    Gambar 3.Grafik Data Akumulasi Parkir Apartemen Metropolis pada Hari Senin

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

    Pukul05.00

    06.00

    05.00

    06.00

    07.00

    08.00

    08.00

    09.00

    09.00

    10.00

    10.00

    11.00

    11.00

    12.00

    12.00

    13.00

    13.00

    14.00

    14.00

    15.00

    15.00

    16.00

    16.00

    17.00

    17.00

    18.00

    18.00

    19.00

    19.00

    20.00

    20.00

    21.00

    21.00

    22.00

    22.00

    23.00

    Komulatif R4 3 6 9 23 20 23 22 40 35 30 38 55 79 101 111 101 100 94

    Komulatif R2 15 29 52 58 57 56 59 56 58 51 66 83 94 104 106 105 110 109

    3  6

      9

    2320

      23   22

    4035

    30

    38

    55

    79

    101

    111

    101   10094

    15

    29

    5258   57   56

      5956   58

    51

    66

    83

    94

    104   106   105  110   109

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

    Komulatif R4

    Komulatif R2

     

    Gambar 4.Grafik Data Akumulasi Parkir Apartemen Metropolis pada Hari Minggu

     Akumulasi parkir rata-rata adalah 2.135 kendaraan per 18 jam atausama dengan 118 kendaraan per jam pada hari Senin dan 2.158 kendaraan

    per 18 jam atau sama dengan 120 kendaraan per jam pada hari Minggu.

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    22/90

      Kajian Standarisasi Kebutuhan SRP| Anik Budiati | Nurul Imamah  

    19 

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

    Pukul05.00

    06.00

    05.00

    06.00

    07.00

    08.00

    08.00

    09.00

    09.00

    10.00

    10.00

    11.00

    11.00

    12.00

    12.00

    13.00

    13.00

    14.00

    14.00

    15.00

    15.00

    16.00

    16.00

    17.00

    17.00

    18.00

    18.00

    19.00

    19.00

    20.00

    20.00

    21.00

    21.00

    22.00

    22.00

    23.00

    Komulatif R4 4 10 20 30 37 38 39 39 43 50 57 62 71 76 78 80 90 92

    Komulatif R2 2 6 15 17 18 22 24 27 30 31 36 38 40 43 47 49 54 56

    4

    10

    20

    30

    37   38   39 39  43

    50

    5762

    7176   78

      80

    90   92

    2  6

    15   17  18

      22   24  27

      30   3136   38

      40  43

      47   4954   56

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

    Komulatif R4

    Komulatif R2

     

    Gambar 5Grafik Data Akumulasi Parkir Apartemen Cosmopolis pada Hari Senin

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

    Pukul05.00

    06.00

    05.00

    06.00

    07.00

    08.00

    08.00

    09.00

    09.00

    10.00

    10.00

    11.00

    11.00

    12.00

    12.00

    13.00

    13.00

    14.00

    14.00

    15.00

    15.00

    16.00

    16.00

    17.00

    17.00

    18.00

    18.00

    19.00

    19.00

    20.00

    20.00

    21.00

    21.00

    22.00

    22.00

    23.00

    Komulatif R4 3 5 10 18 26 30 37 42 45 51 53 60 62 67 75 79 84 88

    Komulatif R2 0 1 4 5 7 7 5 4 4 6 2 6 7 2 3 2 10 11

    3   510

    18

    26  30

    3742

      45

    51   53

    60   6267

    75  79

    84  88

    0   1  4   5

      7 7 5   4 4   6 2  6   7

    2   3   2

    10   11

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

    Komulatif R4

    Komulatif R2

     

    Gambar 6Grafik Data Akumulasi Parkir Apartemen Cosmopolis pada Hari Minggu

     Akumulasi parkir rata-rata adalah 1.471 kendaraan per 18 jam atausama dengan 82 kendaraan per jam pada hari Senin dan 921 kendaraan per18 jam atau sama dengan 51 kendaraan per jam pada hari Minggu.

    Indeks Parkir

    Perhitungan indeks parkir maksimum sesuai denngan persamaan (7)di Apartement Metropholis pada hari Minggu adalah:

    %63,25%100433

    111   x IP 

     

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    23/90

    Spectra 

    Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 13-23 

    20 

    Tabel 2.Indeks Parkir Maksimum di Apartement Metropholis dan Cosmopolis

    No Kendaraan Parkir

    Akumulasi

    Maksimum(Kendaraan) Kapasitas Statis(SRP) IP Maksimum(%)

    A B A B A B

    1 R2 hari Efektif 115 56 182 45 63,18 100

    2 R2 Hari Libur 109 11 182 45 59,89 24,44

    3 R4 Hari Efekfit 108 92 433 133 25,00 69,17

    4 R4 Hari Libur 111 88 433 133 25.63 66,16

    Keterangan: A = Apartemen MetropolisB = Apartemen Cosmopolis

    Dari analisa tersebut di atas diperoleh indeks parkir

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    24/90

      Kajian Standarisasi Kebutuhan SRP| Anik Budiati | Nurul Imamah  

    21 

    b. Apartemen Cosmopolis:

    SRP m

    SRP  xSRP 

    m KRP    /

    2232,1

    )38245/1(5098

    204.7224

     

    Dari data di dua apartemen tersebut, maka luasan keperluan parkirrata-rata untuk 1 SRP = 1,45 m2 dan 1,2 m2. Untuk keperluan apartemenluasan SRP untuk Golongan I seluas 11,5 m2; sehingga lahan yangdisiapkan untuk keperluan parkir kurang memenuhi.

    1. Menurut Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Nomor272/HK.105/DRJD/96, maka untuk setiap lahan efektif tiap 60 m2harus menyiapkan 1 SRP.

    a. Apartemen Metropolis

    SRP 

    SRP m

    m KRP    415.136/

    260

    29.8184

     

    b. Apartemen Cosmopolis

    SRP 

    SRP m

    m KRP    400,120

    /2

    60

    204,7224

     

    c. Apartemen Guna Wangsa

    SRP 

    SRP m

    m KRP    93,127

    /2

    60

    27676

     

    d. Educity Resident

    SRP 

    SRP m

    m KRP    771

    /2

    60

    2273.46

     Dari data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa luas lantaiefektif yang disiapkan lebih besar dari akumulasi maksimumkendaraan parkir.

    2. Berdasarkan Pedoman Perencanaan dan Bangunan Fisik BidangTata Ruang Kotamadya Surabaya Tahun 1996, bahwa setiap 5

    (lima) unit apartemen di haruskan menyiapkan 1 (satu) unit tempatparkir, serta

    SRP SRP  Kamar Unit  Jumlah

     Parkir  Lahan Luas KRP   

    ]5/[

    ][

     

    a. Apartemen Cosmopolis.

    SRP 

    SRP Unit 

    m KRP    42

    5/145

    204,7224

     

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    25/90

    Spectra 

    Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 13-23 

    22 

    b. Apartemen Metropolis.

    SRP 

    SRP Unit 

    m KRP    52

    5/787

    29.8184

     c. Apartemen Guna Wangsa

    SRP 

    SRP Unit 

    m KRP    34

    5/1146

    27676

     

    d. Educity Resident

    SRP 

    SRP Unit 

    m KRP    72

    5/213.3

    2273.46

     Dari data jumlah unit kamar dapat disimpulkan bahwa luas lantaiefektif yang disiapkan untuk keperluan parkir lebih besar daripadayang dibutuhkan.

    Kebutuhan SRP Berdasarkan Fasilitas Pendukung

    Kebutuhan SRP berdasarkan fasilitas pendukungnya denganketentuan standar kebutuhan parkir gedung kantor, yaitu 1 : 100, adalahseperti ditunjukkan dalam Tabel berikut ini.

    Tabel 4.Kebutuhan SRP untuk Keperluan Fasilitas Pendukung

    No Apartemen Luas FasilitasPendukung (m²)

    SRP

    1 Cosmopolis 1.219,76 12

    2 Metropolis 610,00 6

    3 Guna Wangsa 610,00 6

    4 Educity Resident 897,00 9

    KESIMPULAN

    Dari hasil dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkansebagai berikut:

    1. Apabila didasarkan pada Peraturan Daerah Pemerintah Kota

    Surabaya, dimana setiap SRP adalah seluas 60 m2 untuk luaslantai efektif,  maka keperluan SRP di 4 (empat) apartemen diSurabaya telah memenuhi syarat, dimana ketersediaan lahan parkirmelebihi keperluan.

    2. Apabila didasarkan pada Keputusan Direktorat JenderalPerhubungan Nomor 272/HK.105/DRJD/96 dan syarat-syaratzoning dalam Pedoman Perencanaan dan Bangunan Fisik BidangTata Ruang Kotamadya Surabaya Tahun 1996, dimana ratiokebutuhan parkir adalah setiap 5 (lima) unit hunian apartemendiharuskan menyediakan 1 (satu) unit tempat parkir mobil, maka

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    26/90

      Kajian Standarisasi Kebutuhan SRP| Anik Budiati | Nurul Imamah  

    23 

    kebutuhan parkir di 4 (empat) apartemen di Surabaya telahmemenuhi syarat.

    Tabel 5.Rekapitulasi Keperluan SRP di Apartemen

    Metropolis, Cosmopolis, Gunawangsa dan Educity Resident 

    No Apartemen

    Perda PemkotSurabaya bahwasetiap SRP/60 m ²untuk luas lantai

    efektif

    PedomanPerencanaan danBangunan Fisik

    Bidang Tata RuangKotamadyaSurabaya

    KeputusanDirektorat Jenderal

    PerhubunganNomor

    272/HK.105/DRJD/96Keperluan Tersedia

    1 Metropolis 137 712 52 52

    2 Cosmopolis 120 628 42 42

    3 Guna Wangsa 129 667 34 34

    4 Educity Resident 771 4024 72 72

    DAFTAR PUSTAKA

    Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998. Pedoman Perencanaan danPengoperasian Fasilitas Parkir . Jakarta: Direktorat Bina Sistem Lalulintas dan Angkutan Kota.

    Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1996. Pedoman Teknis PenyelenggaraanFasilitas Parkir . Jakarta.

    Hobbs, FD. 2004. Perencanaan Teknik Lalu Lintas. Edisi Kedua. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

    Mc. Shane, W.R and Roess, R.P. 1990. Traffic Engineering . New Jersey: PrenticeHall.

    Pemerintah Kota Surabaya. 1996. Pedoman Perencanaan dan Bangunan FisikBidang Tata Ruang Wilayah Kotamadya Surabaya Tahun 1996 . Surabaya.

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    27/90

    Spectra  Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 24-34 

    24 

    ANALISIS PENGARUH FAKTOR KETERLAMBATAN PROYEKPADA PEMBUATAN DERMAGA DI PROVINSI MALUKU UTARA

    Hatta Ann ur

    Agoes Soehard jono

    Yulv i Zaika  

    Program Pascasarjana Teknik Sipil (S-2) Universitas Brawijaya Malang

    ABSTRAKSI

    Keterlambatan proyek adalah penyelesaian pekerjaan atau proyek yangtidak sesuai dengan waktu yang direncanakan akibat kendala di luar perhitungan Perencana. Penelitian ini dilakukan untuk: (1) mengetahui

    faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan proyek dermaga diProvinsi Maluku Utara; dan (2) mengetahui indikator apa yangmempengaruhi keterlambatan proyek.Hasil analisa menunjukkan bahwa nilai rata-rata perencanaan dan penjadwalan pekerjaan adalah 1.9; lingkup dan dokumen pekerjaan2.0; perencanaan organisasi, koordinasi dan komunikasi 2.4; kesiapanatau penyiapan sumberdaya 2.3; sistem inpeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan 2.2; serta force majeure 1.6.Indikator yang terkuat membentuk keterlambatan proyek adalahketidak-sesuaian dengan rencana penyelesaian proyek sebesar 3.3dan tahapan penyelesaian pekerjaan tidak berjalan sesuai dengan

    rencana sebesar 2,1. Sedangkan pengaruh faktor variabel independendengan tingkat signifikasi sebesar 0.00 < 0.05 adalah perencanaan dan penjadwalan pekerjaan sebesar 56.1%, kesiapan atau penyiapansumberdaya 75.4%, dan force majeure sebesar 75.4%.

    Kata Kunci:Force Majeur, Kesiapan Sumberdaya, KeterlambatanProyek, Perencanaan dan Penjadwalan Pekerjaan.

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Dalam pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi biasanya terjadikendala yang di luar perhitungan Perencana. Kendala tersebut menjadipenyebab terlambatnya penyelesaian proyek, sehingga proyek tersebuttidak berlangsung sesuai dengan rencana, bahkan bisa dikatakan hampirsebagian besar proyek mengalami keterlambatan.

    Maluku Utara merupakan daerah kepulauan yang terletak di Indonesiabagian Timur yang hampir sebagian besar daerahnya adalah daerahperairan laut. Sistem transportasi dari kota ke kota dan dari kabupaten ke

    kabupaten sebagian besar menggunakan sistem transportasi laut. Untuk

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    28/90

       Analisa Faktor Keterlambatan Proyek | Hatta Annur | A. Soehardjono | Yulvi Zaika  

    25 

    mempermudah transporatasi laut, maka pemerintah pada saat ini melakukanpembangunan dermaga di beberapa daerah di Provinsi Maluku Utara.Dalam pembangunan dermaga ini proses pelaksanannya sering terjadi

    keterlambatan karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yangmengakibatkan proyek berjalan sering tidak sesuai dengan waktu yangdirencanakan.

    Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang dibahas, maka dapat dirumuskanpermasalahan, yaitu apakah perencanaan dan penjadwalan pekerjaan;lingkup dan dokumen pekerjaan; organisasi, koordinasi, dan komunikasi;kesiapan/penyiapan sumberdaya; sistem inspeksi, kontrol dan evaluasipekerjaan; serta kondisi force majeure berpengaruh terhadap keterlambatanproyek dermaga di Provinsi Maluku Utara.

    Maksud dan Tujuan Penelitian

    Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apasaja yang berpengaruh terhadap keterlambatan proyek dermaga di ProvinsiMaluku Utara dikaitkan dengan 6 (enam) aspek kajian, yaitu: (1)perencanaan dan penjadwalan pekerjaan; (2) lingkup dan dokumenpekerjaan; (3) organisasi, koordinasi dan komunikasi; (4) kesiapan/penyiapan sumberdaya; (5) sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan;

    serta (6) kondisi force majeure.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Pengertian Dasar Keterlambatan

    Pengertian keterlambatan menurut Ervianto (2005) adalah waktupelaksanaan yang tidak dimanfaatkan sesuai dengan rencana kegiatan,sehingga menyebabkan satu atau beberapa kegiatan yang mengikutinyamenjadi tertunda atau tidak diselesaikan tepat waktu.

    Pengkajian Jenis Penyebab KeterlambatanDalam aspek manajemen konstruksi, menurut Proboyo dalam Bakran

    (2012), jenis keterlambatan proyek diklasifikasi dalam 6 (enam) aspek kajianyaitu:

    1. Aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan2. Aspek lingkungan dan dokumen pekerjaan3. Aspek sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi4. Aspek kesiapan/penyiapan sumber daya5. Aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan6. Aspek force majeure 

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    29/90

    Spectra  Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 24-34 

    26 

    METODE PENELITIAN

    Metode Analisis

    Metode analisis menggunakan analisis berganda denganmengumpulkan informasi yang berupa data primer dengan menggunakankuesioner (angket) dan interview (wawancara).

    Alur Penelitian

    Gambar 1.Bagan Alir Penelitian

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Proyek dermaga di Provinsi Maluku Utara meliputi 11 kegiatan yangsedang berlangsung di beberapa tempat di wilayah Provinsi Maluku utara,yaitu Tobelo, Weda, Dorosagu, Manitinting, Mangga Dua, Bastinong, Moti,Makian, Bisui, Saketa, dan Kupal. Keseluruhannya dilaksanakan dandiawasi oleh beberapa perusahan yang terdapat di wilayah Provinsi MalukuUtara.

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    30/90

       Analisa Faktor Keterlambatan Proyek | Hatta Annur | A. Soehardjono | Yulvi Zaika  

    27 

    Gambaran Responden

    Jabatan

    Gambar 2.Responden Berdasarkan Jabatan

    Berdasarkan Instansi

    Gambar 3.Responden Berdasarkan Instansi

    Jenis Dermaga

    Gambar 4.Responden Berdasarkan Pelabuhan

    Deskripsi Jawaban Responden

    Tabel 1.Nilai Skor dan Kategori

    Skor Pernyataan

    3,7 – 4,0 Sangat Tinggi2,8 – 3,6 Tinggi1,9 – 2,7 Cukup Tinggi1,0 – 1,8 Rendah

    34%

    33%

    33% Pemilik PPK

    Pelaksana Kontraktor

    Pengawas

    12%

    21%

    34%

    33%Dinas Perhubungan

    Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan

    Kontraktor

    Konsultan

    27%

    55%

    9%9% Dermaga Ferry

    Dermaga Rakyat

    Dermaga speed

    Dermaga Kontener

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    31/90

    Spectra  Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 24-34 

    28 

    Perencanaan dan Penjadwalan Pekerjaan (X1)

    Tabel 2.Distribusi Frekuensi Variabel Perencanaan dan Penjadwalan Pekerjaan

    Item1 2 3 4 Rata-

    rataF % F % F % F %

    X1.1  3 9.1 12 36.4 12 36.4 6 18.2 2.6X1.2  10 30.3 19 57.6 4 12.1 0 0.0 1.8

    X1.3  12 36.4 15 45.5 6 18.2 0 0.0 1.8

    X1.4  11 33.3 14 42.4 6 18.2 2 6.1 2.0X1.5  28 84.8 5 15.2 0 0.0 0 0.0 1.2

    Rata-rata 1.9

    Dari kelima indikator yang terkuat membentuk perencanaan danpenjadwalan pekerjaan adalah penetapan jadwal proyek yang amat ketat

    oleh pemilik (X1.1) dengan nilai rata-rata 2,6.

    Lingkup dan Dokumen Pekerjaan (X2)

    Tabel 3.Distribusi Frekuensi Variabel Lingkup dan Dokumen Pekerjaan

    Item1 2 3 4 Rata-

    rataF % F % F % F %

    X2.1  10 30.3 14 42.4 8 24.2 1 3.0 2.0X2.2  5 15.2 24 72.7 4 12.1 0 0.0 2.0

    X2.3  12 36.4 21 63.6 0 0.0 0 0.0 1.6

    X2.4  3 9.1 14 42.4 15 45.5 1 3.0 2.4

    X2.5  15 45.5 10 30.3 7 21.2 1 3.0 1.8X2.6  2 6.1 9 27.3 6 18.2 16 48.5 3.1X2.7  13 39.4 17 51.5 1 3.0 2 6.1 1.8X2.8  25 75.8 8 24.2 0 0.0 0 0.0 1.2

    Rata-rata 2.0

    Dari kedelapan indikator yang terkuat membentuk lingkup dandokumen pekerjaan adalah ketidaksepahaman aturan pembuatan gambarkerja (X2.6) dengan nilai rata-rata 3,1.

    Organisasi, Koordinasi, dan Komunikasi (X3)

    Tabel 4.Distribusi Frekuensi Variabel Organisasi, Koordinasi dan Komunikasi

    Item1 2 3 4 Rata-

    rataF % F % F % F %

    X3.1  1 3.0 7 21.2 14 42.4 11 33.3 3.1

    X3.2  12 36.4 13 39.4 7 21.2 1 3.0 1.9

    X3.3  1 3.0 4 12.1 25 75.8 3 9.1 2.9X3.4  14 42.4 15 45.5 4 12.1 0 0.0 1.7X3.5  15 45.5 14 42.4 4 12.1 0 0.0 1.7X3.6  2 6.1 11 33.3 15 45.5 5 15.2 2.7X3.7  2 6.1 11 33.3 14 42.4 6 18.2 2.7X3.8  2 6.1 13 39.4 18 54.5 0 0.0 2.5X3.9  3 9.1 24 72.7 6 18.2 0 0.0 2.1

    Rata-rata 2.4

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    32/90

       Analisa Faktor Keterlambatan Proyek | Hatta Annur | A. Soehardjono | Yulvi Zaika  

    29 

    Dari kesembilan indikator yang terkuat membentuk perencanaanorganisasi, koordinasi dan komunikasi adalah keterbatasan wewenangpersonil pemilik dalam mengambil keputusan (X3.1) dengan nilai rata-rata

    3,1.

    Kesiapan atau Penyiapan Sumberdaya (X4)

    Tabel 5.Distribusi Frekuensi Variabel Kesiapan atau Penyiapan Sumberdaya

    Item1 2 3 4 Rata-

    rataF % F % F % F %

    X4.1  2 6.1 16 48.5 9 27.3 6 18.2 2.6X4.2  4 12.1 14 42.4 11 33.3 4 12.1 2.5

    X4.3  3 9.1 8 24.2 15 45.5 7 21.2 2.8

    X4.4  3 9.1 12 36.4 8 24.2 10 30.3 2.8

    X4.5  2 6.1 9 27.3 14 42.4 8 24.2 2.8X4.6  6 18.2 20 60.6 6 18.2 1 3.0 2.1X4.7  14 42.4 16 48.5 3 9.1 0 0.0 1.7X4.8  23 69.7 10 30.3 0 0.0 0 0.0 1.3

    Rata-rata 2.3

    Dari kedelapan indikator yang terkuat membentuk kesiapan ataupenyiapan sumberdaya adalah tidak tersedia bahan yang cukup pasti sesuaikebutuhan (X4.5) dengan nilai rata-rata 2,85.

    Sistem Inspeksi, Kontrol, dan Evaluasi Pekerjaan (X5)

    Tabel 6.Distribusi Frekuensi Variabel Sistem Inspeksi, Kontrol, dan Evaluasi Pekerjaan

    Item1 2 3 4 Rata-

    rataF % F % F % F %

    X5.1  4 12.1 13 39.4 13 39.4 3 9.1 2.5X5.2  7 21.2 14 42.4 10 30.3 2 6.1 2.2X5.3  3 9.1 17 51.5 11 33.3 2 6.1 2.4

    X5.4  10 30.3 15 45.5 6 18.2 2 6.1 2.0

    X5.5  7 21.2 13 39.4 12 36.4 1 3.0 2.2X5.6  9 27.3 22 66.7 2 6.1 0 0.0 1.8X5.7  8 24.2 13 39.4 10 30.3 2 6.1 2.2

    Rata-rata 2.2

    Dari ketujuh indikator yang terkuat membentuk sistem inpeksi, kontroldan evaluasi pekerjaan adalah pengajuan contoh bahan dari kontraktor yangtidak terjadwal (X5.1) dengan nilai rata-rata 2,5.

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    33/90

    Spectra  Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 24-34 

    30 

    Force Majeure  (X6)Tabel 7.

    Distribusi Frekuensi Variabel Force Majeure  

    Item 1 2 3 4 Rata-rataF % F % F % F %

    X6.1  13 39.4 17 51.5 3 9.1 0 0.0 1.7X6.2  13 39.4 8 24.2 8 24.2 4 12.1 2.1X6.3  3 9.1 17 51.5 10 30.3 3 9.1 2.4X6.4  27 81.8 5 15.2 1 3.0 0 0.0 1.2X6.5  28 84.8 5 15.2 0 0.0 0 0.0 1.2X6.6  24 72.7 9 27.3 0 0.0 0 0.0 1.3

    Rata-rata 1.6

    Dari keenam indikator yang terkuat membentuk force majeureadalahterjadi hal-hal yang tidak terduga seperti kebakaran, banjir, badai/angin ribut,

    gempa bumi, tanah longsor, cuaca amat buruk (X6.3) dengan nilai rata-rata2,39.

    Keterlambatan Proyek (Y)

    Tabel 8.Distribusi Frekuensi Variabel Keterlambatan Proyek

    Item1 2 3 4 Rata-

    rataF % F % F % F %

    Y1  1 3.0 6 18.2 8 24.2 18 54.5 3.3

    Y2  11 33.3 10 30.3 11 33.3 1 3.0 2.1

    Dari kedua indikator yang terkuat membentuk keterlambatan proyekadalah tidak sesuai rencana dengan penyelesaian proyek (Y1) dengan nilairata-rata 3,3. Hasil ini menunjukan bahwa rata-rata responden memberikan

     jawaban keterlambatan yang tinggi.Tahapan penyelesaian pekerjaan tidak berjalan sesuai dengan

    rencana (Y2) dengan nilai rata-rata 2,1. Hasil ini menunjukan bahwa rata-rata responden memberikan jawaban keterlambatan cukup tinggi.

    Uji Reliabilitas Instrumen

    Suatu instrumen dikatakan handal apabila nilai alpha cronbach besarnya sama atau lebih besar dari 0,6.

    Tabel 9.Uji Reliabilitas Item Instrumen

    Variabel Nilai Alpha Cronbach Keputusan

    X1  0.655 ReliabelX2  0.619 ReliabelX3  0.776 ReliabelX4  0.773 ReliabelX5  0.677 ReliabelX6  0.675 Reliabel

     Yrata-rata 0.609 Reliabel

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    34/90

       Analisa Faktor Keterlambatan Proyek | Hatta Annur | A. Soehardjono | Yulvi Zaika  

    31 

    Berdasarkan hasil uji menunjukan bahwa semua item instrumenpenelitian dapat dikatakan reliabel karena telah memenuhi kreteriapengujian reliabilitas item instrumen yang digunakan, yaitu nilai alpha

    cronbach lebih besar atau sama dengan 0,6.

    Asumsi Klasik

    Multikolinieritas

    Dari hasil analisis nilai VIF masing-masing variabel bebasmenunjukkan nilai VIF yang tidak lebih dari nilai 10, maka disimpulkanbahwa asumsi non-multikolinieritas telah terpenuhi.

    Heteroskedastisitas

    Dari hasil scatterplot titik-titik tersebar baik di atas maupun di bawahangka 0 pada sumbu Y, serta tidak terdapat pola yang jelas. sehinggadisimpulkan tidak terjadi sehingga asumsi Non Heteroskedastisitasterpenuhi.

    Normalitas

    Tabel 10.Uji Asumsi Normalitas

    Kolmogorov-Smirnov Test 

     Y X1  X2  X3  X4  X5  X6 

    N 33 33 33 33 33 33 33Kolmogorov-Smirnov Z 1.178 .728 1.225 .797 .589 .941 1.121

    Signifikansi .125 .665 .099 .549 .879 .339 .162

    Berdasarkan pengujian Kolmogorov-Smirnov diperoleh signifikansibernilai lebih besar dari pada α = 0,05. Asumsi normalitas telah terpenuhi,sehingga dapat dinyatakan bahwa model regresi selanjutnya dapatdilakukan.

    Analisis Regresi Linier Berganda

    Dalam pengolahan data menggunakan analisis regresi linier bergandadiperoleh hasil seperti pada Tabel berikut ini.

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    35/90

    Spectra  Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 24-34 

    32 

    Tabel 13.Hasil Analisis Regresi

    Variabel

    Dependen

    Variabel Independen B thitung  Sig. Keterangan

    KeterlambatanProyek 

    Konstanta 0.041

    Perencanaan danpenjadwalan pekerjaan

    0.561 2.134 0.042 Signifikan

    Lingkup dan dokumenpekerjaan

    -0.493 -1.428 0.165 Tidak Signifikan

    Organisasi, koordinasidan komunikasi

    -0.339 -1.078 0.291 Tidak Signifikan

    Kesiapan ataupenyiapan sumberdaya

    0.754 2.991 0.006 Signifikan

    Sistem inspeksi, kontroldan evaluasi pekerjaan

    0.183 0.681 0.502 Tidak Signifikan

    Force majeure 0.754 2.318 0.029 Signifikan

    Α RR Square  F-hitungSignifikansi

    = 0.050= 0.768= 0.590= 6.235= 0.000

    Dari Tabel tersebut di atas diperoleh model regresi sebagai berikut: Y = 0,041 + 0,561X1+ 0,754X4 + 0,754X6

    PEMBAHASAN

    Berdasarkan hasil kajian empiris ditemukan bukti bahwa perencanaan

    dan penjadwalan pekerjaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadapketerlambatan proyek. Penetapan jadwal proyek pada umumnya ditentukanoleh pemilik untuk kepentingan pemakaian sesegera mungkin yangmendesak. Proyek selalu dibangun dalam tekanan waktu, walaupun adabanyak ketidakpastian tentang kejadian-kejadian di masa yang akan datangdengan kondisi yang selalu berubah.

    Kesiapan atau penyiapan sumberdaya mempunyai pengaruh yangsignifikan pada keterlambatan proyek. Hal ini dapat dijelaskan bahwa tidaktersedianya alat atau peralatan kerja yang cukup memadai sesuai dengankebutuhan, sehingga mempengaruhi penyelesaian waktu pelaksanaan

    pekerjaan proyek dan penyediaan tenaga kerja yang kurang memadai ataukurang sesuai dengan aktivitas pekerjaan yang ada membuat pelaksanaanpekerjaan proyek tidak maksimal, sehingga mengakibatkan pekerjaanmenjadi terlambat. Penyediaan sumberdaya yang tidak terencana denganbaik dan bahkan tidak memadai sesuai dengan kebutuhan volumepekerjaan dan durasi waktu yang tersedia akan menghambat laju pekerjaanyang direncanakan.

    Force majeure  mempunyai pengaruh yang signifikan padaketerlambatan proyek. Hal ini dapat dijelaskan bahwa kondisi lokasi yangtidak sesuai dengan dugaan akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,

    akses untuk menuju lokasi yang sulit dan desain yang ada tidak sesuai

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    36/90

       Analisa Faktor Keterlambatan Proyek | Hatta Annur | A. Soehardjono | Yulvi Zaika  

    33 

    dengan kondisi tapak juga akan menghambat sistem pelaksanaanpekerjaan. Terjadinya hal-hal tak terduga seperti cuaca amat buruk, kejadiantersebut merupakan faktor alam yang sering mengakibatkan keterlambatan

    suatu proyek.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat diambilkesimpulan sebagai berikut:

    1. Perencanaan dan penjadwalan pekerjaan mempunyai pengaruhterhadap keterlambatan proyek dermaga dengan nilai sebesar56,1%. Untuk mengurangi keterlambatan proyek dermaga perludiperhatikan perencanaan dan penjadwalan pekerjaan, terutamapada penetapan jadwal proyek dari pemilik yang mendesak dantekanan waktu dari pemilik yang berkaitan dengan jadwal yangtidak realistis.

    2. Lingkup dan dokumen pekerjaan tidak berpengaruh terhadapketerlambatan proyek dermaga dengan nilai sebesar 49,3%. Hal inidisebabkan oleh perencanaan gambar dan spesifikasi sudah cukuplengkap dan layak, perubahan desain atau detail pekerjaan padawaktu pelaksanaan sangat sedikit, serta sepahamannya antarapemilik dan kontraktor dalam pembuatan gambar kerja.

    3. Organisasi, kordinasi, dan komunikasi tidak berpengaruh terhadapketerlambatan proyek dermaga dengan nilai sebesar 33,9%. Hal inidisebabkan oleh wewenang personil pemilik dalam pengambilankeputusan tidak terbatas dan mengkoordinasi penyerahan ataupenggunaan lahan yang dijadikan tempat pelaksanaanpembangunan dengan baik, sehingga pelaksanaan tidakmengalami keterlambatan.

    4. Kesiapan atau penyiapan sumberdaya mempunyai pengaruhterhadap keterlambatan proyek dermaga dengan nilai sebesar75,4%. Untuk mengurangi keterlambatan proyek dermaga perludiperhatikan kesiapan atau penyiapan sumberdaya, terutama padaperalatan kerja yang sesuai dengan kebutuhan, penyediaan tenaga

    kerja yang memadai, serta pengaturan pengelola lahan kerjadirencanakan dan ditata dengan baik.

    5. Sistem inspeksi, kontrol, dan evaluasi pekerjaan tidak berpengaruhterhadap keterlambatan proyek dermaga dengan nilai sebesar18,3%. Hal ini disebabkan oleh proses persetujuan ijin kerja daripemilik tidak susah, kontrol dan evaluasi dari pemilik sesuai denganwaktu yang ditentukan, serta tidak ada kegagalan kontraktorselama melaksanakan pekerjaan dan tidak ada hasil pekerjaanyang diperbaiki atau diulang.

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    37/90

    Spectra  Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 24-34 

    34 

    6. Force majeure  mempunyai pengaruh terhadap keterlambatanproyek dermaga dengan nilai sebesar 75,4%. Untuk mengurangiketerlambatan proyek dermaga perlu diperhatikan force majeure, 

    terutama pada perencanaan kondisi lokasi sesuai desain, aksesuntuk menuju lokasi diperhitungkan, serta perencanaan kondisilokasi sesuai dengan kondisi cuaca.

    Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka saran dan implikasi penelitianini adalah:

    1. Untuk mengatasi keterlambatan proyek dermaga di Provinsi MalukuUtara perlu memperhatikan perencanaan dan penjadwalan proyek,kesiapan atau penyiapan sumberdaya dan force majeure.

    2. Sebagai masukan bagi perusahaan dan pemerintah daerah yang

    terlibat dalam proyek pembangunan dermaga agar lebihmemperhatikan keterlambatan proyek dermaga di wilayah ProvinsiMaluku Utara.

    3. Perlu melakukan penelitian selanjutnya dengan melakukanpembagian kuesioner kepada seluruh karyawan yang terlibat dalampelaksanaan proyek dermaga di Provinsi Maluku Utara.

    DAFTAR PUSTAKA

    Bakhtiyar, Ariful. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan

    Proyek Konstruksi Pembangunan Gedung di Kota Lamongan. JurnalRekayasa Sipil. Vol. 6, No. 1 – 2012. ISSN 1978-5658.

    Bakran, Nanang. 2012. Evaluasi Faktor-faktor Keterlambatan Proyek KonstruksiBidang Bangunan Gedung dan Jasa Konstruksi pada Dinas Pekerjaan UmumKabupaten Berau. Tesis. Program Studi Teknik Sipil Universitas BrawijayaMalang.

    Ervianto, Wulfram I. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi . Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Offset.

    Riduwan. 2010. Dasar-Dasar Statistik . Bandung: Alfabeta.Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

     Alfabeta.

    Sujianto, Agus Eko. 2009. Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0 . Jakarta: PrestasiPustakarya.

    Waluyo, Rudi. 2009. Kajian Faktor Penyebab Keterlambatan Waktu PelaksanaanProyek Konstruksi . Jurnal Media Komunikasi Teknik Sipil. Fakultas TeknikSipil Universitas Palangka Raya. No. 2 Juni 2009.

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    38/90

      Optimalisasi Penggunaan Dua Merek Semen| Heri Sujatmiko  

    35 

    OPTIMALISASI PENGGUNAAN DUA MEREK SEMEN YANGBERBEDA PENGARUHNYA TERHADAP KUAT TEKAN MORTARDAN BIAYA UNTUK PEMBUATAN MORTAR DENGAN BERBAGAI

    VARIASI PROPORSI CAMPURAN YANG BERBEDA

    Heri Sujatmiko

    Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi

    ABSTRAKSI 

    Semen merupakan bahan pengikat hidrolis yang mengeras jikadicampur dengan air dalam jumlah tertentu; sedangkan kuat tekan yangdihasilkan dipengaruhi oleh komposisi merek semen itu sendiri.

     Antara merek semen satu dengan yang lain memiliki daya ikat masing-masing yang akan menghasilkan perbedaan kuat tekan mortar. Secararasional kualitas semen yang baik memiliki daya rekat dan kuat tekanyang tinggi, sehingga perlu dibuktikan secara ilmiah.Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh perbedaan kekuatan antara semen yang satu dengan yang lain.Berdasarkan hasil uji laboratorium tentang kuat tekan mortar secaraurut dapat diketahui perbedaan sebagai berikut: Campuran 1: Gresik197,13 Puger 154,71; Campuran 2: Gresik 163,26 Puger 124,09;Campuran 3: Gresik 98,36 Puger 85,8; Campuran 4: Gresik 89,52Puger 68,81; dan mendapatkan selisih biaya sebesar Rp 2.330 atau

    sebesar 6,4%.

    Kata Kunci:Semen, Kuat Tekan, Biaya 

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Mortar adalah campuran yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahanpengikat (kapur, semen portland, tanah liat), dan air. Mortar berfungsi

    sebagai pengikat bagian non struktural. Mortar digunakan untuk konstruksiyang bersifat struktural, misalnya pada bangunan pondasi, dan digunakanpada konstruksi yang bersifat non struktural, misalnya pada spesi untukpasangan batu bata. Komposisi mortar bisa berubah dan dapat divariasiberdasarkan untuk apa mortar tersebut dipergunakan.

    Mengingat pentingnya mortar sebagai bagian dari kontruksi yangmemikul beban, maka standar spesifikasi mortar mengacu pada kuattekannya, yaitu kemampuan mortar dalam menerima beban. Sama halnyadengan beton, kekuatan tekan mortar dipengaruhi oleh beberapa faktor,antara lain faktor air semen dan kepadatan, jenis semen, jumlah semen,sifat agregat, dan jumlah umur mortar.

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    39/90

    Spectra 

    Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 35-47 

    36 

    Dalam penelitian ini, bahan dasar mortar yaitu semen dan pasir.Semen yang digunakan mempunyai karateristik dan kuat tekan yangberbeda, sehingga perlu diuji untuk mengetahui perbedaan dari kedua

    semen. Semen yang digunakan dalam pembuatan benda uji kali ini adalahsemen berasal dari gunung kapur Puger (Jember) dan gunung kapur Gresik(Gresik). Semen dari Jember ini masih baru berproduksi, maka penelitian inimembandingkan semen produksi baru dari Jember dengan semen dariGresik yang sudah lama digunakan.

    Mortar dalam campuran biasa menggunakan perbandingan 1:6(semen:pasir). Namun, perbandingan yang diambil dalam penelitian iniadalah variasi 1:6, 1:5, 1:4, dan 1:3 untuk mengetahui perbedaan kuat tekandan pengaruhnya terhadap biaya.

    Rumusan MasalahSehubungan dengan latar belakang tersebut di atas, maka dirumuskan

    permasalahan penelitian, yaitu sebagai berikut:1. Bagaimana hasil uji karakteristik dari kedua merek semen yang

    berbeda?2. Bagaimana hasil kuat tekan mortar dari kedua semen pada proporsi

    campuran dan fas yang sama?

    Batasan Masalah

    Demi mendapatkan hasil yang valid, penelitian ini dibatasi pada hal-halsebagai berikut:1. Penelitian hanya membandingkan karateristik dan kuat tekan dari

    dua semen yang berasal dari daerah Puger dan Gresik.2. Benda uji yang dipakai hanya mortar.3. Agregat halus (pasir) digunakan pasir dari Lumajang.4. Proporsi campuran yang dipakai adalah 1:3, 1:4, 1:5, 1:6

    (semen:pasir).5. Pengujian kuat tekan mortar dilakukan pada hari ke-28.6. Setiap proporsi campuran dilakukan benda uji sebanyak 25 buah.7. Tidak meneliti unsur kimia dari semen.

    Tujuan Penelitian

     Adapun hasil yang akan didapat dari penelitian ini adalah sebagaiberikut: 

    1. Mengetahui hasil uji karakteristik dari kedua merek semen yangberbeda.

    2. Mengetahui hasil kuat tekan mortar dari kedua semen padaproporsi campuran dan fas yang sama.

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    40/90

      Optimalisasi Penggunaan Dua Merek Semen| Heri Sujatmiko  

    37 

    Manfaat Penelitian

    Dengan mengetahui karateristik dan kuat tekan dari kedua merek

    semen yang berasal dari Puger dan Gresik tersebut, maka dapat dijadikaninformasi kepada masyarakat agar lebih biasa menggunakan semensebagai bahan konstruksi yang sesuai dengan kemampuan semen.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Mortar  

    Menurut SNI 03-6825-2002  mortar didefinisikan sebagai campuranmaterial yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (kapur, tanahliat, semen portland ), dan air dengan komposisi tertentu.

     Adapun macam mortar adalah:1. Mortar lumpur (mud mortar), yaitu mortar dengan perekat tanah.2. Mortar kapur, yaitu mortar dengan bahan perekat kapur.3. Mortar semen, yaitu mortar dengan bahan perekat semen.

    Kuat Tekan Mortar

    Kuat Tekan Mortar untuk mengetahui perbandingan kuat tekan mortardengan varian berbeda, perhitungan kuat tekan mortar menggunakanrumus:

    F’m = P / A ......................................................................................... (1.1) 

    Dimana:F’m  = kuat tekan mortar (Mpa)P = Beban maksimum Total (N) A = Luas permukaan yang dibebani (mm)

    Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi kuat tekan dan kuat tariklentur mortar diantaranya adalah air semen, jumlah semen, umur mortar,dan sifat agregat.

    Gradasi Agregat Halus

    Gradasi agregat ialah distribusi dari ukuran agregat. Berdasarkanstandar pengujian ASTM C 109 dan SNI 15-2049-2004, agregat halus yangdipergunakan untuk campuran pembuatan benda uji kuat tekan mortaradalah pasir dengan gradasi lolos ayakan no. 16 (1,18 mm), no. 20 (850 μ m), no. 30 (600  μ m), no. 40 (425  μ m), no. 50 (300  μ m), dan no. 100 (150 μ m).

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    41/90

    Spectra 

    Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 35-47 

    38 

    Tabel 1.Analisa Ayakan

    Lubang ayakan

    inci (mm) 

    Persentase Berat Butir Lolos 

    Ukuran Maksimum Agregat  Agregathalus 2 in.  1,5 in.  1 in.  0,75 in. 

    2 (50) 95-100 100 - - -

    1 1/2 (37,5) - 95-100 100 - -

    1 (25,0) 25-70 - 95-100 100 -

    ¾ (19,0) - 35-70 - 90-100 -

    ½ (12,5) 10-30 - 26-60 - -

    3/8 (9,5) - 10-30 - 20-25 100

    No.4 (4,75) 0-5 0-5 10-30 0-10 95-100

    No.8 (2,36) 0 0 0-5 0-5 80-100

    No.16 (1,18) 0 0 0 0 50-85

    No.30 (0,6) 0 0 0 0 25-60

    No.50 (0,3) 0 0 0 0 10-30

    No.100 (0,15) 0 0 0 0 2-10

    Sumber: SNI 15-2049-2004

    Kadar Air Agregat Halus

    Kandungan air yang terdapat pada suatu agregat (di lapangan) perludiketahui untuk menghitung jumlah air yang diperlukan dalam campuranmortar dan untuk mengetahui berat satuan agregat. Keadaan yang dipakaisebagai dasar perhitungan adalah agregat kering tungku dan jenuh keringpermukaan (SSD) karena konstan untuk agregat tertentu.

    Atamb = ((K – Kssd)/100) x Wag .............................................................. (1.2)

    dimana: Atamb  : air tambahan dari agregat, dalam literK : kadar air di lapangan, dalam %Kssd  : kadar air jenuh kering muka/SSD, dalam %Wag  : berat agregat jenuh kering muka/SSD, dalam kg

    Sedangkan kadar air dalam pasir dapat diukur dengan cara sebagai berikut:

    Kadar air = ((berat semula – berat kering)/berat kering) x 100 ........ (1.3)

    METODOLOGI

    Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di Laboraturium Teknologi Beton FakultasTeknik Sipil Universitas17 Agustus 1945 Banyuwangi.

    Penelitian ini dilakukan mulai September - Nopember 2013 mulai daripersiapan bahan sampai penelitian selesai.

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    42/90

      Optimalisasi Penggunaan Dua Merek Semen| Heri Sujatmiko  

    39 

    Desain Campuran Mortar

    Desain campuran mortar dilakukan untuk membuat komposisi benda

    uji mortar (semen, pasir, air). Perhitungan desain campuran dilakukan padaempat proporsi campuran, yaitu 1pc:3ps, 1pc:4ps, 1pc:5ps, dan 1pc:6ps,adalah sebagai berikut:

    1. Proporsi campuran 1 = 1pc : 3ps = 5 kg semen : 15 kg pasir2. Proporsi campuran 2 = 1pc : 4ps = 3,5 kg semen : 15 kg pasir3. Proporsi campuran 3 = 1pc : 5ps = 3 kg semen : 15 kg pasir4. Proporsi campuran 4 = 1pc : 6ps = 2,5 kg semen : 15 kg pasir

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Data yang didapat adalah hasil dari pengujian di Laboraturium.

    Pengolahan data tersebut dilakukan guna menganalisa hasil pengujian danmengambil kesimpulan dari serangkaian pengujian yang telah dilakukan.

    Data Hasil Pengujian

    Setelah melakukan pengujian material, didapatkan data material yangnantinya dibuat benda uji mortar. Data-data tersebut adalah sebagai berikut:

    Berat Jenis Semen

    Hasil pengujian berat jenis yang dilakukan di laboratorium didapat nilai

    sebagai berikut:

    Tabel 2.Analisis Pengujian Berat Jenis Semen

    No. Jenis Pengujian Rata-rata

    1 Berat Jenis Semen Puger 2,90

    2 Berat Jenis Semen Gresik 3,26

    Sumber: Hasil Uji Laboratorium, 2014

    Berat Volume Semen

    Hasil pengujian volume semen yang dilakukan di laboratorium didapatnilai sebagai berikut:

    Tabel 3.Analisis Pengujian Berat Volume Semen

    No. Jenis PengujianDenganRojokan

    TanpaRojokan

    Rata-rata(gr/cm3)

    1 Berat Volume Semen Puger 1,192 1,208 1,200

    2 Berat Volume Semen Gresik 1,201 1,215 1,208

    Sumber: Hasil Uji Laboratorium, 2014

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    43/90

    Spectra 

    Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 35-47 

    40 

    Kehalusan Semen

    Tabel 4.Analisis Pengujian Kehalusan Semen

    No. Jenis Pengujian Rata-rata (%)

    1 Kehalusan Semen Puger 0,114

    2 Kehalusan Semen Gresik 0,081

    Sumber: Hasil Uji Laboratorium, 2014

    Agregat Halus

    Pengujian agregat halus dilakukan untuk mendapatkan data yangnantinya dipakai. Berikut ini adalah hasil pengujian hasil pengujian agregathalus secara menyeluruh.

    Tabel 5.Analisis Pengujian Agregat Halus

    No. Jenis Pengujian Rata-rata

    1 Modulus Kehalusan 313,23

    2 Berat Jenis 2,825

    3 Berat Volume 1,243 gr/cm³

    4 Kelembaban 5,58%

    5 Air Resapan 10,86%

    6 Kadar Lumpur 4,53%

    Sumber: Hasil Uji Laboratorium, 2014

    Rencana Desain Campuran Mortar

    Sebelum tahap pengecoran atau pembuatan benda uji, perlu dilakukanadanya perencanaan campuran mortar dan mengetahui kebutuhan air yangharus dicampurkan dalam campuran tersebut. Berikut rincian percampuranyang akan dilakukan:

    Kelembaban pasir = 5,58%Resapan air pasir = 10,86%

    Jadi setiap desain proporsi campuran harus ditambah air sebanyak 5,28%(10,86% – 5,58%) dengan fas yang digunakan 0,5

    Tabel 6.Kebutuhan Air Tiap Proporsi Campuran

    Proporsi campuran 1 : 3. 1.000 gram semen : 3.000 gram pasir. ((5,28/100)x 3) + 0,5 = 0,66 liter

    Proporsi campuran 1 : 4. 1.000 gram semen : 4.000 gram pasir. ((5,28/100)x 4) + 0,5 = 0,71 liter

    Proporsi campuran 1 : 5. 1.000 gram semen : 5.000 gram pasir. ((5,28/100)x 5) + 0,5 = 0,76 liter

    Proporsi campuran 1 : 6. 1.000 gram semen : 6.000 gram pasir. ((5,28/100)x 6) + 0,5 = 0,816 liter

    Sumber: Hasil Analisis Data Uji Laboratorium, 2014

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    44/90

      Optimalisasi Penggunaan Dua Merek Semen| Heri Sujatmiko  

    41 

    Berikut kebutuhan total proporsi campuran untuk membuat 50 buah bendauji:

    Tabel 7.Sampel Mortar pada Masing-masing Proporsi Campuran

    SemenProporsi

    Campuran

    Jumlah Benda Ujiuntuk Pengujian Hari ke Total

    Benda ujiketerangan

    14 21 28

    Puger

    1 ; 3 10 10 10 30 Mortar Normal

    1 ; 4 10 10 10 30 Mortar Normal

    1 ; 5 10 10 10 30 Mortar Normal

    1 ; 6 10 10 10 30 Mortar Normal

    Gresik

    1 ; 3 10 10 10 30 Mortar Normal

    1 ; 4 10 10 10 30 Mortar Normal

    1 ; 5 10 10 10 30 Mortar Normal

    1 ; 6 10 10 10 30 Mortar Normal∑ ( Jumlah Benda Uji )  240 Buah

    Sumber: Hasil Perhitungan, 2014

    Pengujian Kuat Tekan Mortar

    Pengujian kuat tekan mortar dilakukan di Laboratorium StrukturFakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi.

    Contoh pengujian kuat tekan mortar adalah sebagai berikut:P = 5 KN = 5000N

     A = 50 x 50 = 2500 mm²

    Kuat tekan ( f’c) =  

     

    =5000

    2500= 2 Mpa

    Analisa Hasil Pengujian Kuat Tekan Mortar

    Hasil pengujian kuat tekan mortar pada penelitian ini menunjukkanbahwa kuat tekan rata-rata pada umur 14, 21, dan 28 hari denganpercobaan komposisi yang telah ditentukan adalah sebagai berikut.

    Tabel 8.Hasil Rata-rata Kuat Tekan Mortar Semen Puger

    CAMPURAN UMUR 14 UMUR 21 UMUR 28

    1 : 3 113,2 136,67 154,71

    1 : 4 94,89 116,52 124,09

    1 : 5 78,52 83,56 85,8

    1 : 6 56,05 68,06 68,81

    Sumber: Hasil Analisis Data Uji Laboratorium, 2014

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    45/90

    Spectra 

    Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 35-47 

    42 

    0

    50

    100

    150

    200

    1 : 3.1 : 4.

    1 : 5.1 : 6.

    124,64

    101,56

    86,42

    53,12

    158,2

    135,88

    90,87

    70,9

    197,13

    163,26

    98,36

    89,52

       K   U   A   T   T   E   K   A   N

    PROPORSI CAMPURAN

    Rata-rata Kuat Tekan Gresik

    14 hari

    21 hari

    28 hari

    Gambar 2Grafik Rata-rata Kuat Tekan Mortar Semen Puger

    Tabel 9Hasil Rata-rata Kuat Tekan Mortar Semen Gresik

    CAMPURAN 14 hari 21 hari 28 hari

    1 : 3 124,64 158,2 197,13

    1 : 4 101,56 135,88 163,26

    1 : 5 86,42 90,87 98,36

    1 : 6 53,12 70,9 89,52

    Sumber: Hasil Analisis Data Uji Laboratorium, 2014

    Gambar 3.

    Grafik Rata-rata Kuat Tekan Mortar Semen Gresik

    0

    50

    100

    150

    200

    1 : 3.1 : 4.

    1 : 5.1 : 6.

    113,2

    94,89

    78,52

    56,05

    136,67

    116,52

    83,56

    68,06

    154,71124,09

    85,8

    68,81

       K   U   A   T   T   E   K   A   N

    PROPORSI CAMPURAN

    Rata-rata Kuat Tekan Puger

    14 hari

    21 hari

    28 hari

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    46/90

      Optimalisasi Penggunaan Dua Merek Semen| Heri Sujatmiko  

    43 

    Perbandingan Kuat Tekan

    Tabel 10.Hasil Rata-rata Kuat Tekan Mortar Semen Gresik dan Semen Puger

    UMUR 28 Gresik Puger

    1 : 3 197,13 154,71

    1 : 4 163,26 124,09

    1 : 5 98,36 85,8

    1 : 6 89,52 68,81

    Sumber: Hasil Analisis Data Uji Laboratorium, 2014

    Perbandingan Perhitungan Biaya Untuk Pembuatan Mortar Semen

    Tabel 11.Hasil Perhitungan Biaya Mortar Semen Puger

    Memasang 1 m2 Mortar 1 pc : 3 ps

    Bahan

    Jumlah Sat Nama Harga (Rp) Jumlah

    7,776 kg Semen 1.200,00 Rp 9.331,20

    0,023 m3 Pasir 118.000,00 Rp 2.714,00

    1,200 ltr Air 350,00 Rp 420,00

    Tenaga Jumlah (I) Rp 12.465,20

    0,300 OH Pekerja 40.000,00 Rp 12.000,00

    0,150 OH Tukang batu 55.000,00 Rp 8.250,00

    0,015 OH Kepala tukang 60.000,00 Rp 900,00

    0,010 OH Mandor 70.000,00 Rp 700,00Jumlah (II) Rp 21.850,00

    Harga satuan pekerjaan Rp 34.315,20

    Harga setelah dibulatkan Rp 34.310,00

    Memasang 1 m2 Mortar 1 pc : 4 ps

    Bahan

    Jumlah Sat Nama Harga (Rp) Jumlah

    6,240 kg Semen 1.200,00 Rp 7.488,00

    0,024 m3 Pasir pasang 118.000,00 Rp 2.832,00

    1,400 ltr Air 350,00 Rp 490,00

    Tenaga Jumlah (I) Rp 10.810,00

    0,300 OH Pekerja 40.000,00 Rp 12.000,00

    0,150 OH Tukang batu 55.000,00 Rp 8.250,00

    0,015 OH Kepala tukang 60.000,00 Rp 900,00

    0,010 OH Mandor 70.000,00 Rp 700,00

    Jumlah (II) Rp 21.850,00

    Harga satuan pekerjaan Rp 32.660,00

    Harga setelah dibulatkan Rp 32.660,00

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    47/90

    Spectra 

    Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 35-47 

    44 

    Memasang 1 m2 Mortar 1 pc : 5 ps

    Bahan

    Jumlah Sat Nama Harga (Rp) Jumlah

    5,184 kg Semen 1.200,00 Rp 6.220,80

    0,026 m3 Pasir pasang 118.000,00 Rp 3.068,001,600 ltr Air 350,00 Rp 560,00

    Tenaga Jumlah (I) Rp 10.221,92

    0,300 OH Pekerja 40.000,00 Rp 12.000,00

    0,150 OH Tukang batu 55.000,00 Rp 8.250,00

    0,015 OH Kepala tukang 60.000,00 Rp 900,00

    0,010 OH Mandor 70.000,00 Rp 700,00

    Jumlah (II) Rp 21.850,00

    Harga satuan pekerjaan Rp 32.071,92

    Harga setelah dibulatkan Rp 32.070,00

    Memasang 1 m2 Mortar 1 pc : 6 ps

    Bahan

    Jumlah Sat Nama Harga (Rp) Jumlah

    4,416 kg Semen 1.200,00 Rp 5.299,200,027 m3 Pasir pasang 118.000,00 Rp 3.186,00

    1,800 ltr Air 350,00 Rp 630,00

    Tenaga Jumlah (I) Rp 9.280,08

    0,300 OH Pekerja 40.000,00 Rp 12.000,00

    0,150 OH Tukang batu 55.000,00 Rp 8.250,00

    0,015 OH Kepala tukang 60.000,00 Rp 900,00

    0,015 OH Mandor 70.000,00 Rp 1.050,00

    Jumlah (II) Rp 22.200,00

    Harga satuan pekerjaan Rp 31.480,08

    Harga setelah dibulatkan Rp 31.480,00

    Sumber: Hasil Perhitungan, 2014

    Tabel 12Hasil Perhitungan Biaya Mortar Semen Gresik

    .Memasang 1 m2 Mortar 1 pc : 3 ps

    Bahan

    Jumlah Sat Nama Harga (Rp) Jumlah

    7,776 kg Semen 1.500,00 Rp 11.664,00

    0,023 m3 Pasir 118.000,00 Rp 2.714,00

    1,200 ltr Air 350,00 Rp 420,00

    Tenaga Jumlah (I) Rp 14.798,00

    0,300 OH Pekerja 40.000,00 Rp 12.000,00

    0,150 OH Tukang batu 55.000,00 Rp 8.250,00

    0,015 OH Kepala tukang 60.000,00 Rp 900,00

    0,010 OH Mandor 70.000,00 Rp 700,00Jumlah (II) Rp 21.850,00

    Harga satuan pekerjaan Rp 36.648,00

    Harga setelah dibulatkan Rp 36.640,00

  • 8/17/2019 Spectra 24-Xii Juli 2014

    48/90

      Optimali