strategi pemilihan proyek pembangunan pembangkit listrik

12
Heru Budi Pratomo & Bambang Tjahjadi, Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) di PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) 123 123 Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) di PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) Heru Budi Pratomo & Bambang Tjahjadi Universitas Airlangga e-mail: [email protected] Abstract: The government launched a 35,000 MW program based on the Decree of the Minister of Energy and Mineral Resources of the Republic of Indonesia especially for outside Java region as part of development of country infrastructure. To be able to continue to grow and compete, PT PJB as a company engaged in the field of electric power producers must have good investment plan, one of the investments that can be made is through participation in electric power plant development projects. The purpose of this study is to find out the influential criteria in making decisions and provide recommendations to PT PJB in the formulation of alternative priority scales for power plant development projects selection strategy. This study uses a qualitative approach with a case study approach. Samples from this study were key informants using purposive sampling and filling out questionnaires. The results of this study are the formation of 3 criteria which are the best priorities, namely generating new revenue with a weight of 0.177, market share with a weight of 0.134 and increasing opportunities in the future with a weight of 0.127. While the determination of the main alternative for the construction of the Power Plant Project is the Java 7 PLTU of 16.3%, the Java 8 PLTU of 12.9% and the Java 3 PLTGU of 10%. Keywords: power generation, project management, investment, AHP PENDAHULUAN PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) adalah salah satu anak perusahaan dari PT PLN (Per- sero) yang bergerak di bidang produsen tenaga listrik. PT PJB berdiri pada tanggal 3 Oktober 1995 yang terus berkembang hingga saat ini dengan memiliki beberapa anak dan cucu per- usahaan sesuai Gambar 1.1.

Upload: others

Post on 28-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik

Heru Budi Pratomo & Bambang Tjahjadi, Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik dengan MetodeAnalytical Hierarchy Process (AHP) di PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB)

123123

Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik dengan MetodeAnalytical Hierarchy Process (AHP) di PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB)

Heru Budi Pratomo & Bambang TjahjadiUniversitas Airlangga

e-mail: [email protected]

Abstract: The government launched a 35,000 MW program based on the Decree of the Minister of

Energy and Mineral Resources of the Republic of Indonesia especially for outside Java region as part

of development of country infrastructure. To be able to continue to grow and compete, PT PJB as a

company engaged in the field of electric power producers must have good investment plan, one of

the investments that can be made is through participation in electric power plant development

projects. The purpose of this study is to find out the influential criteria in making decisions and

provide recommendations to PT PJB in the formulation of alternative priority scales for power plant

development projects selection strategy. This study uses a qualitative approach with a case study

approach. Samples from this study were key informants using purposive sampling and filling out

questionnaires. The results of this study are the formation of 3 criteria which are the best priorities,

namely generating new revenue with a weight of 0.177, market share with a weight of 0.134 and

increasing opportunities in the future with a weight of 0.127. While the determination of the main

alternative for the construction of the Power Plant Project is the Java 7 PLTU of 16.3%, the Java 8

PLTU of 12.9% and the Java 3 PLTGU of 10%.

Keywords: power generation, project management, investment, AHP

PENDAHULUAN

PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) adalahsalah satu anak perusahaan dari PT PLN (Per-sero) yang bergerak di bidang produsen tenaga

listrik. PT PJB berdiri pada tanggal 3 Oktober1995 yang terus berkembang hingga saat inidengan memiliki beberapa anak dan cucu per-usahaan sesuai Gambar 1.1.

Page 2: Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik

Business and Finance Journal, Volume 4, No. 2, October 2019

124

Masing-masing anak perusahaan dan perusa-haan asosiasi memiliki fungsi dan peran yangberbeda-beda, namun terintegrasi untuk mem-bantu PT PJB dalam pengembangan usaha danrencana-rencana strategis perusahaan. Dalammenjalankan proses bisnisnya, PT PJB mengelola9 unit pembangkit (UP) existing dengan totalkapasitas daya terpasang sebesar 7.044 mega-watt (MW) yaitu: UP Gresik, UP Muara Karang,UP Muara Tawar, UP Cirata, UP Brantas, UPPaiton, UP Bawean, dan UP Suppa serta 34 jasaoperation and maintenance (O&M) yang terse-bar di seluruh wilayah Indonesia baik PulauJawa maupun luar Pulau Jawa. Berikut ini meru-pakan gambar dari peta wilayah operasional PTPJB di Indonesia.

Untuk dapat terus tumbuh dan bersaing,PT PJB sebagai perusahaan yang bergerak dalambidang produsen tenaga listrik harus memilikiperencanaan yang baik dalam investasi, salahsatu investasi yang dapat dilakukan adalah me-lalui keikutsertaan dalam proyek pembangunan

tenaga listrik yang tertera di dalam RUPTL.Investasi pada proyek pembangunan tenaga listriktersebut dapat digunakan untuk mengantisipasipenurunan nilai aset perusahaan yang diakibat-kan karena unit pembangkit existing yang sudahdan akan melewati umur keekonomian pembang-kit (pada umumnya, umur keekonomian pem-bangkit selama 30 tahun).

Di tahun 2018, banyak unit pembangkitexisting PT PJB yang telah melewati batas keeko-nomian sehingga berdampak pada penurunannilai aset di dalam portofolio perusahaan yangmemengaruhi jumlah besaran revenue. Sangatbanyak faktor yang dipergunakan oleh parapejabat untuk melakukan pertimbangan dalampengambilan keputusan terhadap proyek pem-bangkit tenaga listrik sehingga menyebabkanketerlambatan realisasi pelaksanaan proyek pem-bangkit listrik. Adanya keterlambatan pada reali-sasi pelaksanaan proyek pembangkit listrik dapatmemengaruhi pencapaian salah satu indikatorkinerja perusahaan (batas realisasi pelaksanaan

Page 3: Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik

Heru Budi Pratomo & Bambang Tjahjadi, Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik dengan MetodeAnalytical Hierarchy Process (AHP) di PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB)

125

Diketahui bahwa jumlah total MW yangdirencanakan sebesar 8.320 MW di mana jum-lah total MW tersebut hanya 24% dari totalkeseluruhan program pemerintah yang direnca-nakan yaitu 35.000 MW. Rencana pembangunanini membutuhkan dana yang sangat besar, namundengan adanya keterbatasan dana yang ada saatini maka PT PJB diharapkan mampu mengopti-malkan anggaran dana yang ada pada proyekpembangkit listrik yang diyakini dapat mencipta-kan value yang lebih bagi perusahaan. Di dalampenelitian ini akan dicari urutan skala prioritasproyek yang nantinya dapat digunakan PT PJBuntuk menentukan proyek mana yang terlebihdahulu lebih penting untuk dilaksanakan. Selainitu, penelitian ini juga bertujuan untuk mencaripembobotan dari kriteria-kriteria yang diperguna-kan dalam pengambilan keputusan pelaksanaanproyek pembangkit listrik.

Pada saat ini, PT PJB masih belum memilikiacuan/dasar mengenai kriteria yang dipergunakanuntuk pengambilan keputusan proyek pemba-ngunan pembangkit listrik, sehingga PT PJBtidak memiliki informasi yang cukup untuk me-nyusun skala prioritas pengambilan proyek pem-

proyek pembangunan pembangkit listrik sesuaiRUPTL hingga tahun 2027).

Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahuibahwa penurunan nilai aset dari tahun 2017 ketahun 2018 adalah sebesar Rp 19 triliun. Nilaitersebut cukup besar bagi PT PJB sehinggaharus segera dilakukan investasi melalui proyekpembangunan pembangkit listrik dalam RUPTL.Berikut ini merupakan beberapa proyek pemba-ngunan pembangkit listrik yang direncanakanakan diambil dan dikerjakan oleh PT PJB.

160

165

170

175

180

185

190

195

200

2015 2016 2017 2018Total Aset 196 192 193 174

Trili

un

Total Aset

Nomor Nama Proyek

Jenis Pembangkit

Listrik Kapasitas

1 Batang Toru PLTA 510 MW 2 Jawa 7 PLTU 2.000 MW 3 Jawa 3 PLTGU 800 MW 4 Sumsel 6 PLTU 600 MW 5 Sumbagut 1 PLTGU 250 MW 6 Sumbagut 3,4 PLTGU 750 MW 7 Dumai PLTGU 250 MW 8 Jawa 10 PLTU 660 MW 9 Jawa 9 PLTU 600 MW 10 Sumbagsel 1 PLTU 300 MW 11 Jawa 8 PLTU 1.000 MW 12 Sumut 2 PLTU 600 MW

Total 8.320 MW

Page 4: Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik

Business and Finance Journal, Volume 4, No. 2, October 2019

126

Kondisi Kelistrikan di Indonesia

Kapasitas total listrik di Indonesia saat inisekitar 52.231 megawatt (MW), dengan jumlahpenduduk sekitar 250 juta jiwa. Kapasitas listrikitu untuk menerangi seluruh rumah tangga diTanah Air yang berdasarkan data Badan PusatStatistik (BPS) mencapai 61 juta rumah tangga.Namun, belum semua rumah tangga itu dapatmenikmati setrum, terutama yang tinggal diperdesaan dan wilayah terpencil.

Dari total kapasitas pembangkit listrik diTanah Air saat ini, pembangkit listrik tenagauap (PLTU) yang berbahan batu bara masihmendominasi, yaitu 24.883 MW atau 48% daritotal kapasitas pembangkit di dalam negeri52.231 MW. Posisi kedua ditempati pembangkitlistrik tenaga gas dan uap (PLTGU) yang berba-han bakar gas sebesar 11.262 MW atau 22%.Pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yangberbahan bakar solar sebesar 5.771 MW atau11%. Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) danpembangkit listrik tenaga mesin dan gas (PLT-MG) sebesar 3.944 MW atau 8%. Sementaraitu, sisanya sekitar 12% berasal dari pembangkitlistrik terbarukan sebesar 6.370 MW yang terdiriatas PLTS, PLTA, PLTMH, PLTBio, dan PLTP(www.bisnis.com, 2018).

Investasi

Investasi adalah penanaman modal untuksatu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanyaberjangka waktu yang panjang dengan harapanmendapatkan keuntungan di masa akan dating(Sunariyah, 2004). Menurut Jogiyanto (2010)mengatakan investasi adalah penundaan konsum-si sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produk-tif selama periode waktu tertentu. SedangkanGitman dan Joehnk (2005) mendefinisikan in-vestasi adalah suatu sarana di mana dana dapat

bangkit listrik yang ada dalam RUPTL. Agarpenelitian dapat dilakukan dengan menggunakanmetode AHP, penelitian ini akan diawali wawan-cara oleh peneliti dengan salah satu direksi PTPJB yang bertujuan untuk mengetahui kriteria-kriteria yang dipergunakan dalam pengambilankeputusan proyek pembangunan pembangkit lis-trik. Dengan demikian, PT PJB akan memilikiinformasi/panduan yang berisi skala prioritasmasing-masing alternatif proyek pembangkit lis-trik untuk kemudian dapat dipergunakan sebagaidasar/acuan untuk mengalokasikan modal dalammelaksanakan proyek pembangkit listrik manayang harus diambil terlebih dahulu.

TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Proyek

Manajemen proyek terdiri dari dua katayaitu Manajemen dan Proyek. Menurut Hughesdan Cotterell (2002) Manajemen meliputi kegiat-an merencanakan, mengorganisasi, mencari sum-ber daya, memberi instruksi, memantau kema-juan, mengontrol, memiliki inovasi dan merepre-sentasi. Manajemen adalah suatu proses perenca-naan pengorganisasian, pengarahan dan peng-awasan, usaha-usaha para anggota organisasidan penggunaan sumber daya-sumber daya orga-nisasi lainnya agar tercapai tujuan organisasiyang telah ditetapkan.

Manajemen proyek adalah suatu teknikyang digunakan untuk merencanakan, mengerja-kan, dan mengendalikan aktivitas suatu proyekuntuk memenuhi kendala waktu dan biaya pro-yek (Muslich, 2009). Teknik ini berorientasipada pencapaian tujuan, di mana tujuan tersebutmungkin pembangunan gedung, pembukaankantor baru, atau pengendalian kegiatan peneli-tian dan pengembangan.

Page 5: Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik

Heru Budi Pratomo & Bambang Tjahjadi, Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik dengan MetodeAnalytical Hierarchy Process (AHP) di PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB)

127

pihak manajemen dapat membandingkan perfor-mansi dari beberapa proyek secara efektif dandapat menetapkan proyek mana yang terbaik.

PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang permasa-lahan di dalam penelitian, maka pertanyaan pene-litian yang akan dijawab melalui penelitian iniadalah “bagaimana PT PJB dapat melaksanakanpembangunan proyek pembangit listrik dalamRUPTL dengan tepat waktu untuk menambahnilai aset dan revenue perusahaan agar dapatterus bersaing di bidang produsen tenaga listrik?”

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dikategorikan sebagai peneli-tian kualitatif, karena data yang diperoleh dalampenelitian ini berupa data kualitatif (data deskrip-tif). Moleong (2012) mengemukakan bahwa meto-dologi kualitatif merupakan prosedur penelitianyang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang danperilaku yang diamati.

Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitianini adalah key informan (informan kunci) yaituorang-orang yang sangat memahami organisasidan memiliki kepentingan sesuai dengan infor-masi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Pe-nentuan informan kunci ditentukan mengguna-kan purposive sampling. Pada penelitian ini akandilaksanakan wawancara dengan beberapa key

informan yang mengetahui terkait proyek pem-bangkit listrik PT PJB yaitu: direktur niaga,direktur operasi 1, direktur operasi 2, dan direk-tur keuangan yang dianggap memahami terkaitproyek pembangkit listrik. Penentuan informan

ditempatkan dengan harapan dapat menghasilkanpendapatan secara positif dengan meningkatkannilainya.

Manajemen Strategi

Strategi secara etimologis berasal dari katastrategic (dalam bahasa inggris) yang memilikiarti suatu cara, kiat, dan atau taktik utama(Nawawi, 2003 dalam Mappasiara, 2018). Na-mun, secara historis arti kata strategic bermuladari dunia militer yang kemudian lebih dikenalsebagai suatu alat atau media yang digunakanoleh para komandan militer dan atau jenderaluntuk memenangkan peperangan (Mappasiara,2018).

Analytical Hierarchy Process (AHP)

AHP yang dikembangkan oleh Saaty (1993)dapat digunakan untuk memecahkan perma-salahan yang kompleks dengan aspek atau kri-teria yang diambil cukup banyak (multikriteria).Kompleksitas ini disebabkan oleh struktur masa-lah yang belum jelas, ketidakpastian pengambilkeputusan serta ketidakpastian tersedianya datastatistik yang akurat atau bahkan tidak samasekali. Ada kalanya timbul permasalahan padasaat masalah yang diamati memerlukan kepu-tusan yang harus diambil secepatnya, tetapi varia-sinya rumit sehingga data tidak mungkin dapatdicatat secara numerik hanya secara kualitatifsaja yang dapat diukur, yaitu berdasarkan per-sepsi, pengalaman dan intuisi.

Metode AHP mampu mengakomodasi kri-teria-kriteria penilaian yang bersifat kualitatifdan kuantitatif serta mudah dipahami dan dite-rapkan dalam operating managers. Dengan AHPmampu mengidentifikasi kriteria yang dipenting-kan dalam pemilihan dan evaluasi penentuanproyek pembangkit listrik. Dalam aplikasinya

Page 6: Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik

Business and Finance Journal, Volume 4, No. 2, October 2019

128

disusun, sehingga memberi kemungkinanakan adanya penarikan kesimpulan. Penyajiandata melibatkan langkah-langkah mengor-ganisasikan data, yakni menjalin kelompokdata yang satu dengan kelompok data lainnyasehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan karenadalam penelitian kualitatif data biasanya ber-aneka ragam perspektif dan terasa bertum-puk maka penyajian data pada umumnyadiyakini sangat membantu proses analisisBentuk penyajian data kualitatif berupa teksnaratif (berbentuk catatan lapangan), ma-triks, grafik, jaringan dan bagan.

4. Penarikan kesimpulan dan verifikasiPenarikan kesimpulan merupakan salah satudari teknik analisis data kualitatif. Penarikankesimpulan adalah hasil analisis yang dapatdigunakan untuk mengambil tindakan. Padadasarnya mengimplementasikan prinsip in-duktif dengan mempertimbangkan pola-poladata yang ada dan atau kecenderungan daridisplay data yang dibuat. Ada kalanya kesim-pulan telah tergambar sejak awal, namunkesimpulan final tidak pernah dapat dirumus-kan secara memadai tanpa peneliti menyele-saikan analisis seluruh data yang ada.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENE-LITIAN

Gambaran Umum Objek Penelitian

PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) merupa-kan salah satu anak perusahaan dari PT PLN(Persero). Sejarah PJB berawal dari restrukturi-sasi yang dilakukan PLN (Perusahaan ListrikNegara) pada tahun 1982, dengan melakukanpemisahan unit sesuai fungsinya, yaitu Unit PLNDistribusi dan Unit PLN Pembangkitan sertaUnit PLN Penyaluran. Selanjutnya pada 3 Okto-

menggunakan teknik purposive sampling, yaitupeneliti memilih informan berdasarkan pertim-bangan yang disesuaikan dengan tujuan peneli-tian.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT PembangkitJawa Bali.

Teknik Analisis

Pengolahan data dalam penelitian ini dapatdilakukan dengan beberapa tahapan yaitu:1. Penentuan bobot kriteria menggunakan AHP

Langkah pertama yang dilakukan adalah me-ngetahui kriteria yang berpengaruh terhadappengambilan keputusan proyek pembangkitlistrik PT PJB dan menyebarkan kuesionerpada key informan. Langkah selanjutnya me-masukkan data hasil dari kuesioner denganmenggunakan metode AHP yang bertujuanmencari bobot dari masing-masing kriteria.Dimulai dari menyusun matriks perbanding-an berpasangan, dilanjutkan pengecekan kon-sistensi sampai didapat bobot yang diingin-kan. Pembobotan terhadap kriteria-kriteriadiolah menggunakan software expert choice.

2. Reduksi dataReduksi data merupakan salah satu dariteknik analisis data kualitatif. Reduksi dataadalah bentuk analisis yang menajamkan,menggolongkan, mengarahkan, membuangyang tidak perlu dan mengorganisasi datasedemikian rupa sehingga kesimpulan akhirdapat diambil. Langkah reduksi data melibat-kan beberapa tahap.

3. Penyajian dataPenyajian data merupakan salah satu dariteknik analisis data kualitatif. Penyajian dataadalah kegiatan ketika sekumpulan informasi

Page 7: Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik

Heru Budi Pratomo & Bambang Tjahjadi, Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik dengan MetodeAnalytical Hierarchy Process (AHP) di PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB)

129

ber 1995, PLN melakukan restrukturisasi khususbidang pembangkitan dengan mendirikan duaanak perusahaan, yaitu PT PLN PembangkitanTenaga Listrik Jawa-Bali I yang berkantor pusatdi Jakarta dan PT PLN Pembangkitan TenagaListrik Jawa-Bali II yang berkantor pusat diSurabaya. Pada tahun 2000, PT PLN Pembang-kitan Tenaga.

Identifikasi Kriteria pada Penentuan Proyek Pem-

bangunan Pembangkit Listrik

Identifikasi kriteria merupakan salah satutahapan yang penting karena dapat diketahuikriteria yang digunakan dalam penentuan proyekpembangunan listrik di PT PJB. Penelitian iniberfokus pada identifikasi kriteria pada proyekpembangunan listrik, termasuk juga mengetahuialternatif yang tepat proyek mana yang akandilakukan pembangunan kemudian akan dilaku-kan strategi penentuan pembiayaan yang tepatsehingga dapat menghilangkan/mengurangi dam-pak dari risiko. Dari hasil wawancara denganresponden, dokumen internal perusahaan danpengamatan langsung didapatkan hasil kriteriayang menjadi dasar sebagai penentuan proyekpembangunan listrik, dengan rincian masing-masing yaitu sebagai berikut.1. Kesesuaian Proyek dengan arah strategis

RJPP PJBProyek Pembangkit Listrik yang akan dilaksa-nakan oleh PJB merupakan salah satu strategiuntuk memperluas pasar (ekspansi pasar).Di dalam kriteria ini, proyek pembangkitlistrik yang ada diharapkan mampu untukmenciptakan value dalam mencapai sasaranstrategis yang telah ditentukan oleh PJB.

2. Proyek akan memberikan pengenalan tek-nologi baru dan proven kepada PJBKriteria ini menjadi salah satu pertimbangandalam keputusan pengambilan proyek Pem-

bangkit Listrik karena sebagai perusahaanyang terus berkembang, PJB menginginkanagar proyek Pembangkit Listrik yang nantinyaakan diambil dapat membantu perusahaanuntuk mengenalkan teknologi terbaru yangada di pasar.

3. Peningkatan market share

Salah satu faktor penting bagi semua per-usahaan adalah peningkatan market share.Begitu juga PJB, dalam hal peningkatan mar-

ket share pertimbangan akan lebih menitik-beratkan pada jumlah kapasitas produksidari pembangkit listrik (mega watt).

4. Generating new revenue

Kriteria ini diharapkan untuk menambahpendapatan baru dari proyek PembangkitListrik yang akan dipilih. Pada umumnya,perusahaan membagi ke dalam tiga bagianyaitu proyek Pembangkit Listrik dengan rev-

enue kecil (<Rp 5M/tahun), sedang (Rp 5–10M/tahun), dan tinggi (>Rp 10M/tahun).

5. Dukungan pemangku kepentingan dan/ataustakeholder

Untuk membantu terlaksananya penyelesaianproyek pembangkit listrik, tentunya harusditinjau dari adanya dukungan dari pemerin-tah (pusat atau daerah) ataupun adanya suratpenugasan pelaksanaan proyek kepada PJB.

6. Ketersediaan jaminan pemerintah atau insen-tif dari pemerintahProyek pembangkit listrik membutuhkan da-na yang sangat besar, sehingga risiko jikaterjadi kegagalan pelaksanaan proyek akanberdampak pada kelancaran kondisi keuang-an perusahaan. Oleh karena itu, pemilihanProyek Pembangkit Listrik sebaiknya mem-pertimbangkan apakah proyek tersebut men-dapatkan jaminan dan insentif dari peme-rintah dan perusahaan harus berusaha sebaikmungkin untuk mendapatkannya.

Page 8: Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik

Business and Finance Journal, Volume 4, No. 2, October 2019

130

7. Potensi Risiko kegagalan proyekSalah satu upaya yang dilakukan PJB untukdapat terus maju dan bersaing di dalambisnis produksi tenaga listrik adalah denganmelakukan investasi, di dalam hal ini adalahinvestasi pada proyek pembangkit listrik.Dalam setiap investasi yang dilakukan akanterdapat suatu risiko kegagalan, karena besar-an modal yang dibutuhkan untuk proyekpembangkit listrik sangat besar maka PJBharus memilah potensi risiko kegagalan pro-yek. Untuk menganalisis potensi risiko terse-but dapat melalui data historis proyek sejenisyang telah sukses di Indonesia, kemudiansudah ada regulasi yang mengatur (misalnyadalam bidang penetapan tariff), adanya du-kungan dari masyarakat sekitar, dan faktorlain yang dapat memengaruhi potensi risikokegagalan proyek.

8. Peluang pengembangan di masa datangDemi mencapai continuous improvement danmenambah investasi pada unit existing, makaProyek Pembangkit Listrik yang akan dipilihharus dapat memberikan nilai tambah danmemiliki peluang pengembangan di masamendatang (adanya opsi upgrading dan retro-

vit pembangkit listrik).9. Peningkatan core competence

Core competence merupakan bagian yangmenjadi kriteria yang disyaratkan dalam pe-nentuan proyek. Proyek yang nantinya diha-silkan paling tidak memiliki core compe-

tence sehingga bisa mendapatkan hasil yangdiinginkan oleh perusahaan.

10. Kesiapan kompetensiProyek Pembangkit Listrik yang akan dipilihmemiliki berbagai macam jenis sehingga mem-butuhkan kompetensi sumber daya manusiayang juga berbeda. Kesiapan kompetensiSDM dalam menjalankan pembangkit listrikdengan jenis tertentu akan menjadi kunci

salah satu kriteria penting dalam indikatoroperasi pembangkit listrik yaitu keandalan.Oleh karena itu, keputusan pemilihan proyekpembangkit listrik juga harus mempertim-bangkan kesiapan SDM yang dimiliki.

11. Kesiapan infrastrukturInfrastruktur juga menjadi modal yang cukuppenting bagi penentuan proyek PT Pembang-kitan Jawa Bali. Dengan infrastruktur yangmemadai akan memudahkan pembangunandan sesuai dengan target waktu yang ditetap-kan. Selain itu kesiapan infrastruktur di sinijuga terkait dengan keandalan pasokan bahanbakar utama yang digunakan oleh pembang-kit listrik.

12. Lokasi proyek (keadaan geografis) sesuaidengan target PJBLokasi juga memegang hal yang penting da-lam penentuan pemilihan proyek pembangkitlistrik. Dalam hal ini lokasi proyek akansecara berurutan akan diprioritaskan padaPulau Jawa; Sumatera, Kalimantan, dan Sula-wesi; Maluku, Papua, Nusa Tenggara Timur,dan Nusa Tenggara Barat.Alternatif yang digunakan dalam penentuanproyek berdasarkan internal perusahaan seba-nyak 12 nama proyek sebagai berikut.

Nomor Nama Proyek

Jenis Pembangkit

Listrik Kapasitas

1 Batang Toru PLTA 510 MW 2 Jawa 7 PLTU 2.000 MW 3 Jawa 3 PLTGU 800 MW 4 Sumsel 6 PLTU 600 MW 5 Sumbagut 1 PLTGU 250 MW 6 Sumbagut 3,4 PLTGU 750 MW 7 Dumai PLTGU 250 MW 8 Jawa 10 PLTU 660 MW 9 Jawa 9 PLTU 600 MW

10 Sumbagsel 1 PLTU 300 MW 11 Jawa 8 PLTU 1.000 MW 12 Sumut 2 PLTU 600 MW

Total 8.320 MW

Page 9: Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik

Heru Budi Pratomo & Bambang Tjahjadi, Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik dengan MetodeAnalytical Hierarchy Process (AHP) di PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB)

131

Hasil Pembobotan Skala Prioritas Tingkat Ke-pentingan Kriteria

Proses pengolahan data untuk AHP meng-gunakan bantuan software expert choice yangdikembangkan oleh Saaty (1993). Pada peng-olahan data dilakukan pengujian konsistensi peni-

laian. Apabila nilai ratio konsistensi di atas 10%(CR>10%), penilaian dilakukan pengulangansampai memperoleh tingkat konsistensi yang baik(CR<10%) selanjutnya diperoleh bobot prioritas.Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakanexpert choice diperoleh bobot prioritas dan rasiokonsistensi pada tabel berikut ini.

Kriteria Bobot Prioritas

Kesesuaian Proyek dengan arah strategis RJPP PJB 0,06 Proyek akan memberikan pengenalan teknologi baru dan proven kepada PJB

0,034

Peningkatan market share 0,134 Generating new revenue 0,177 Dukungan Pemangku Kepentingan dan/atau stakeholder 0,057 Ketersediaan jaminan pemerintah atau insentif dari pemerintah 0,020 Potensi Risiko kegagalan proyek 0,040 Peluang pengembangan di masa datang 0,127 Peningkatan core competence 0,114 Kesiapan kompetensi 0,070 Kesiapan infrastruktur 0,058 Lokasi proyek (keadaan geografis) sesuai dengan target PJB 0,107

Analisis Model AHP dan Data Hasil Penelitian

Proses penilaian yang dilakukan dalam pene-litian ini didasarkan pada proses analitik, di manapenelitian dilakukan secara judgment. Dalampenelitian ini, responden terpilih yang melakukanpenilaian di mana responden dinilai memiliki kon-tribusi besar dalam penentuan pembangunan pro-yek pembangkit listrik pada PT PJB. Hasil peneli-tian yang diproses dalam pengolahan AHP meru-pakan rata-rata dari empat orang responden.

Pada pengolahan data dilakukan pengujiankonsistensi penilaian. Suatu penilaian perban-dingan berpasangan dikatakan konsisten jika CRtidak lebih dari 0,1. Berdasarkan pengolahan peni-laian perbandingan berpasangan didapatkan rasiokonsistensi penilaian yang telah dilakukan pararesponden sebesar 0,09. Hal ini menunjukkanbahwa penilaian yang dilakukan sudah cukup kon-sisten. Berikut ini merupakan analisis terhadapnilai bobot pada kriteria yang dihasilkan melaluiAHP dengan bantuan software expert choice.

Page 10: Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik

Business and Finance Journal, Volume 4, No. 2, October 2019

132

Selain dilihat dari kriteria, hal lain yangperlu dibahas yaitu dari alternatif yang digunakandalam penelitian ini. Berdasarkan hasil dari ana-lisis dengan AHP, maka dapat di analisis berda-sarkan alternatif, di antaranya sebagai berikut.

Dilihat dari hasil penilaian akhir didapatbahwa PLTU Jawa 7 menjadi prioritas utamadalam penentuan proyek pembangunan pem-bangkit listrik dengan nilai sebesar 16,3%. Jawamenjadi prioritas utama karena tingkat konsumsilistrik di Jawa sangat tinggi, hal ini bisa dilihatdari pengertian pada kriteria lokasi dapat dijelas-kan bahwa lokasi Jawa menjadi hal yang utamadalam proyek pembangunan, kemudian disusuloleh Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi; Ma-luku, Papua, Nusa Tenggara Timur, dan NusaTenggara Barat. PLTU Jawa 7 merupakan proyekpembangunan dengan kapasitas yang paling besaryaitu 2000 MW, mengingat konsumsi listrikyang sangat tinggi pada pulau Jawa. Selain ituPLTU Jawa 8 dengan kapasitas 1000 MW denganprioritas kedua untuk penentuan proyek, selan-jutnya ada PLTGU Jawa 3 dengan kapasitas 800MW sebagai prioritas 3, PLTU Jawa 10 dengankapasitas 660 MW menempati prioritas keempatdan PLTU Jawa 9 dengan kapasitas 600 MWsebagai prioritas kelima. Hal ini bisa dilihat dariperingkat alternatif yang diprioritaskan mulaidari 1 sampai 5 merupakan pembangunan yangberlokasi di Pulau Jawa.

Selain Pulau Jawa, alternatif yang menjadiprioritas adalah di daerah Sumatera. Pada areaSumatera menempati prioritas selanjutnya yangterdiri dari Sumatera Utara 3 dan 4 dengankapasitas 750 MW, Sumatera Utara dengan ka-pasitas 600 MW serta Sumatera Selatan dengankapasitas 600 MW. Dilihat dari kapasitas yangakan dibangun pembangkit listrik, Sumatera me-miliki potensi untuk meningkatkan market sharebagi perusahaan. Hal ini mengacu pada Suma-tera juga memiliki tingkat konsumsi listrik ter-

tinggi setelah Pulau Jawa. Tingginya konsumsilistrik pada Pulau Sumatera diharapkan untukmenambah pendapatan baru dari proyek Pem-bangkit Listrik yang akan dipilih. Pada umumnya,perusahaan membagi ke dalam tiga bagian yaituproyek Pembangkit Listrik dengan revenue kecil(<Rp 5 M/tahun), sedang (Rp 5–10 M/tahun),dan tinggi (>Rp 10 M/tahun).

Selanjutnya, secara berturut-turut ada alter-natif PLTGU Sumatera Utara dengan kapasitas250 MW, PLTU Dumai dengan kapasitas 250MW, PLTU Sumatera Selatan 1 dengan kapasitas300 MW dan PLTA Batang dengan kapasitas510 MW. Prioritas ini menjadi prioritas yangterakhir sebagai pilihan dalam pembangunanpembangkit listrik, karena daerah tersebut seba-gai peluang yang akan datang bagi perusahaan.Selain itu dilihat dari kapasitas yang akan di-bangun tidak membutuhkan investasi yang besarkarena dengan kapasitas kurang lebih 250 MWakan menghasilkan revenue kecil yaitu senilaikurang dari 5M per tahun.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil penelitian dapat diambil kesim-pulan sebagai berikut.1. Mengidentifikasi kriteria yang menjadi pem-

bangunan proyek pembangkit listrik sertamemberikan bobot terhadap masing-masingyang didapat dengan menggunakan softwareExpert Choice.a. Generating new revenue dengan bobot

sebesar 0,177.b. Market share dengan bobot sebesar 0,134.c. Peningkatan Peluang pengembangan di

masa datang mempunyai bobot 0,127.d. Peningkatan core competence dengan

bobot sebesar 0,114.

Page 11: Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik

Heru Budi Pratomo & Bambang Tjahjadi, Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik dengan MetodeAnalytical Hierarchy Process (AHP) di PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB)

133

e. Peningkatan Lokasi proyek (keadaan geo-grafis) sesuai dengan target PJB memilikibobot 0,107.

f. Peningkatan Kesiapan kompetensi denganbobot 0,070.

g. Peningkatan kesesuaian proyek denganarah strategis RJPP PJB bernilai 0,060

h. Peningkatan Kesiapan infrastruktur berni-lai 0,058.

i. Peningkatan dukungan pemangku kepen-tingan dan/atau stakeholder dengan bobotsebesar 0,057.

j. Peningkatan potensi risiko kegagalan pro-yek bernilai 0,040.

k. Peningkatan proyek akan memberikanpengenalan teknologi baru dan proven

kepada PJB bernilai 0,034.l. Peningkatan Ketersediaan jaminan peme-

rintah atau insentif dari pemerintah di-dapatkan nilai sebesar 0,020.

2. Penentuan alternatif pembangunan proyekpembangkit listrik dan kemudian merankingalternatif yang didapat dengan menggunakansoftware Expert Choice.a. PLTU Jawa 7 sebesar 16,3%b. PLTU Jawa 8 sebesar 12,9%c. PLTGU Jawa 3 sebesar 10%d. PLTU Jawa 10 sebesar 9,6%e. PLTU Jawa 9 sebesar 9,1%f. PLTGU Sumatera 3 sebesar 7,9%g. PLTU Sumatera Utara 2 dan PLTU Suma-

tera Selatan 6 sebesar 6,8%h. PLTGU Sumatera 1 sebesar 5,7%i. PLTGU Dumai sebesar 5,6%j. PLTU Sumatera Selatan 1 sebesar 5,3%k. PLTA Batang sebesar 4%

Saran

Berikut adalah saran yang dapat saya beri-kan dalam penelitian ini.

1. Perusahaan dapat meningkatkan marketshare mereka dengan melakukan pemba-ngunan di wilayah selain Jawa dan Sumatera,karena berpotensi meningkatkan pendapatanyang baru bagi perusahaan.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang berniat melaku-kan penelitian dapat mengembangkan metodeyang lain. Oleh sebab itu, penulis menyaran-kan untuk peneliti selanjutnya mencoba me-ngembangkan metode yang digunakan, misal-nya dengan melakukan optimasi model per-samaan, di mana dapat di cari dengan meng-gunakan goal programming untuk menen-tukan model persamaan pada PT Pembang-kitan Jawa-Bali (PJB).

DAFTAR RUJUKAN

Allen, M.S. 2000. Business Portofolio Manage-

ment. Jakarta: Penerbit Erlangga.Halim, A. 2005. Analisis Investasi, Edisi Kedua.

Jakarta: Salemba Empat, Alfabeta.Hughes, B dan Cotterel, M. 2002. Software

Project Management, Edisi ke-3. London:McGraw–Hill.

Jones, C.P. 2003. Investments: Analysis & Man-

agement. New York: John Wiley & Sons.Inc.

Kerzner, H. 1998. Project Management, A Sys-

tem Approach to Planning, Schedulling &

Controlling, Six Edition.

Lestari, R.M., Baihaqi, I., & Persada, S.F. 2018.Praktik Manajemen Energi pada IndustriManufaktur. Jurnal Teknik ITS Vol. 7, No.

1.Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian

Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda-karya.

Muslich, M. 2009. Metode Pengambilan Kepu-

tusan Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 12: Strategi Pemilihan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik

Business and Finance Journal, Volume 4, No. 2, October 2019

134

Purnomo, H. 2004. Pengantar Teknik Industri.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Prasetya, H. & Lukiastusi, F. 2009. Manajemen

Operasi. Yogyakarta: Media Pressindo.Saaty, L. 1993. Pengambilan Keputusan bagi

Para Pemimpin. Proses Hierarki Analitik

untuk Pengambilan Keputusan dalam

Situasi yang Kompleks, Seri Manajemen

No. 134. Jakarta: LPPM dan PT PustakaBinaman Pressindo.

Santosa, B. 2009. Manajemen Proyek: Konsep

& Implementasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.Schwalbe, K. 2004. Information Technology Pro-

ject Management, Edisi ke-4. Boston Mas-sachusetts: Course Technology.

Setiawan, H., Anggraeni. S.K., & Purnamasari,F. 2013. Analisis Penentuan Rating RisikoProyek PT XYZ Metode Analytical Hier-archy Process (AHP). Seminar Nasional

IENACO.