studi gender dalam komunikasi kalangan ulama di … sosial...jurnal sosial, vol. 16 nomor 1 maret...

24
JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 .STUDI GENDER DALAM. 116 STUDI GENDER DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA DI KABUPATEN MADIUN ( Studi Gender dalam Komunikasi Kalangan Ulama di Desa Balerejo, Kecamatan Kebonsari ) Zulin Nurchayati Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Merdeka Madiun Abstract Indonesia citizen have the same position in the law and government. That also existing reality in society which consist of man and woman where both of them have different duty but has the same function in the internal and external household. Problem of which studied in this research is how far communications all of the moslem scholar have in existence of gender in society, which can depicted for example; Analysing communications all of the Moslem Scholar in the Madiun regency, Knowing composition role of woman among all of the Moslem Scholar in the Madiun , Knowing equivalence of gender among Moslem scholar in Madiun regency especially in household. Research method that used is descriptive qualitative, with population and sampel that is all of the moslem scholar in Countryside of Balerejo District of Kebonsari technicsly sampling purposive. Supporter data is interview and closed kuesioner and also supporter documents exist in Countryside region of Balerejo District of Kebonsari. Result of this research is gender have gone effect into public in society and also applying in so many propagated life area in all sector life of economic goodness, culture and also social. So that execution of gender as according to rights and obligations as society member which full of awareness Keyword : Gender, communications, moslem scholar A. Pendahuluan Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Pemerintah ( RPJPP ) menyebutkan bahwa peranan wanita dalam pembangunan berkembang selaras dan serasi dengan perkembangan tanggung jawab dan peranannya dalam mewujudkan dan mengembangkan keluarga sehat dan sejahtera. Di samping itu wanita sebagai warga negara dan sumber insani bagi pembangunan mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria di segala bidang kehidupan sesuai dengan kodrat dan martabatnya. Setiap manusia mempunyai hak azasi yang sama dalam bekerja. Demikian pula wanita, tidak lepas dari emansipasinya dalam menjalankan pekerjaan dan bekerja sesuai dengan 1) 1)

Upload: trannguyet

Post on 03-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI GENDER DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA DI … Sosial...jurnal sosial, vol. 16 nomor 1 maret 2015 .studi gender dalam…. 116 studi gender dalam komunikasi kalangan ulama di kabupaten

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 .STUDI GENDER DALAM….

116

STUDI GENDER

DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA

DI KABUPATEN MADIUN

( Studi Gender dalam Komunikasi Kalangan Ulama di Desa Balerejo,

Kecamatan Kebonsari )

Zulin Nurchayati Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Merdeka Madiun

Abstract

Indonesia citizen have the same position in the law and government. That also existing

reality in society which consist of man and woman where both of them have different

duty but has the same function in the internal and external household. Problem of which

studied in this research is how far communications all of the moslem scholar have in

existence of gender in society, which can depicted for example; Analysing

communications all of the Moslem Scholar in the Madiun regency, Knowing

composition role of woman among all of the Moslem Scholar in the Madiun , Knowing

equivalence of gender among Moslem scholar in Madiun regency especially in

household. Research method that used is descriptive qualitative, with population and

sampel that is all of the moslem scholar in Countryside of Balerejo District of

Kebonsari technicsly sampling purposive. Supporter data is interview and closed

kuesioner and also supporter documents exist in Countryside region of Balerejo District

of Kebonsari. Result of this research is gender have gone effect into public in society

and also applying in so many propagated life area in all sector life of economic

goodness, culture and also social. So that execution of gender as according to rights

and obligations as society member which full of awareness

Keyword : Gender, communications, moslem scholar

A. Pendahuluan

Dalam Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Pemerintah ( RPJPP )

menyebutkan bahwa peranan wanita

dalam pembangunan berkembang selaras

dan serasi dengan perkembangan

tanggung jawab dan peranannya dalam

mewujudkan dan mengembangkan

keluarga sehat dan sejahtera. Di samping

itu wanita sebagai warga negara dan

sumber insani bagi pembangunan

mempunyai hak, kewajiban dan

kesempatan yang sama dengan pria di

segala bidang kehidupan sesuai dengan

kodrat dan martabatnya.

Setiap manusia mempunyai hak

azasi yang sama dalam bekerja.

Demikian pula wanita, tidak lepas dari

emansipasinya dalam menjalankan

pekerjaan dan bekerja sesuai dengan

1) 1)

Page 2: STUDI GENDER DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA DI … Sosial...jurnal sosial, vol. 16 nomor 1 maret 2015 .studi gender dalam…. 116 studi gender dalam komunikasi kalangan ulama di kabupaten

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 .STUDI GENDER DALAM….

117

kemampuannya. Berbagai kondisi yang

melekat dalam dunia dan kehidupan

wanita Indonesia, baik dilihat dari segi

hakekat keberadaannya sebagai wanita

dengan naluri dan kodrat yang

dimilikinya maupun dilihat dari sudut

sosio kulturalnya, nilai- nilai pandangan

hidup dan arah pembangunan bangsa,

secara keseluruhan mengisyaratkan

bahwa mengukur peranan wanita dalam

pembangunan dengan asumsi – asumsi

partisipasi dalam produksi jelas kurang.

Dalam mendorong wanita untuk

berpartisipasi dalam pembangunan perlu

makin ditingkatkan dan dikembangkan

kegiatan wanita dalam upaya

meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Begitu pula peran wanita dalam berbagai

sektor.

Ulama merupakan tokoh agama

sekaligus tokoh masyarakat yang sangat

disegani maupun dihormati segala

perkataan maupun keputusannya

sehingga tercipta suasana yang patuh,

hormat dan taat pada segala bentuk

komunikasi yang digunakannya. Sebagai

wacana, bahwa dengan adanya

penciptaan lingkungan yang seperti itu

maka terkadang para ulama lupa akan

peran orang perempuan dalam mengisi

kegiatan atau mewarnai berbagai bentuk

kegiatan atau hal di lingkungan ataupun

kehidupan dengan tidak menyinggug

atau melibatkan perempuan dalam

banyak hal termasuk dalam

berkomunikasi baik dalam keseharian

maupun dalam hal atau bidang tertentu.

Hal ini dapat dilihat bahwa dalam

berbagai bidang kehidupan pemerintah

sudah banyak kebijakan mengenai

gender sehingga tidak ada kesenjangan

gender dalam kebijakan – kebijakan

yang diberlakukan. Di sisi lain masih

banyak kalangan ulama yang

menganggap bahwa wanita tidak perlu

dibahas ataupun tidak penting untuk

dilibatkan dalam berbagai macam

persoalan ataupun bidang bahkan dalam

pengambilan keputusan baik dalam

internal maupun eksternal ulama itu

sendiri. Suasana ini masih banyak

berkembang di lingkungan pondok –

pondok pesantren yang mengutamakan

salafiyah dan lebih menekankan peran

seorang Kyai atau pemuka agama.

Berangkat dari permasalahan –

permasalahan yang ada, maka perlu

adanya kajian bahwa apakah di kalangan

para ulama sudah melakukan gender

dalam berkomunikasi dalam berbagai hal

yang berpedoman pada kesetaraan

gender.

Berdasarkan uraian di atas, maka

penelitian ini mengambil judul Studi

Page 3: STUDI GENDER DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA DI … Sosial...jurnal sosial, vol. 16 nomor 1 maret 2015 .studi gender dalam…. 116 studi gender dalam komunikasi kalangan ulama di kabupaten

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 .STUDI GENDER DALAM….

118

Gender dalam Komunikasi Kalangan

Ulama‟ di Kabupaten Madiun ( Studi

Gender Dalam Komunikasi Kalangan

Ulama‟ di Desa Balerejo,Kecamatan

Kebonsari ). Berdasarkan uraian latar

belakang tersebut permasalahan

dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana

peran gender dalam komunikasi di

kalangan para ulama di Desa Balerejo,

Kecamatan Kebonsari, Kabupaten

Madiun ?

B. Kajian Pustaka

Penjelasan pada segala sesuatu

yang telah diuji secara berkali – kali dan

terbukti kebenarannya disebut dengan

teori. Menurut Kerlinger, teori adalah

himpunan konstruk ( konsep ), definisi

dan yang mengemukakan pandangan

sistematis tentang gejala dengan

menjabarkan relasi diantara variabel,

untuk menjelaskan dan meramalkan

gejala tersebut ( Rakhmat,2004: 06 ).

Untuk mendasari penelitian, maka

beberapa teori berikut sangat menunjang

dalam penjabaran penelitian ini

1. Komunikasi

Komunikasi pasti dilakukan oleh

semua orang dimanapun berada, dalam

setiap saat dan dalam kegiatan maupun

beraktivitas dalam sehari- hari.

Komunikasi akan membentuk suatu

sikap yang saling interaksi, pengertian,

menumbuhkan persahabatan,

memelihara kasih sayang, menyebarkan

pengetahuan dan melestarikan peradaban

maupun budaya. Tetapi di sisi lain

dengan komunikasi juga dapat

menumbuhkan perpecahan,

menghidupkan permusuhan,

menanamkan kebencian, merintangi

kemajuan, dan menghambat pemikiran

serta menanamkan persepsi yang positif

maupun negatif pada seseorang atau

orang lain.

Komunikasi adalah aktivitas dasar

manusia. Dengan komunikasi manusia

dapat berhubungan satu dengan yang

lain baik dirumah maupun diluar rumah

atau dengan lingkungan serta dimana

saja manusia itu berada.

Komunikasi menurut Kohler

sangat efektif bagi semua organisasi,

maka setiap pemimpin organisasi dan

para komunikator dalam sebuah

organisasi perlu memahami dan

menyempurnakan kemampuan

komunikasi mereka. ( Muhammad

:2004:01).

Menurut beberapa ahli yang

dimaksud dengan komunikasi adalah :

a. Arni Muhammad

Komunikasi adalah pertukaraan pesan

verbal maupun nonverbal antara si

Page 4: STUDI GENDER DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA DI … Sosial...jurnal sosial, vol. 16 nomor 1 maret 2015 .studi gender dalam…. 116 studi gender dalam komunikasi kalangan ulama di kabupaten

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 .STUDI GENDER DALAM….

119

pengirim dengan si penerima pesan

untuk mengubah tingkah laku. Si

pengirim dapat berupa individu,

kelompok atau organisasi. Sedangkan

si penerima pesan adalah seseorang,

anggota kelompok, seorang kepala

bagian, pemimpin/pimpinan,

kelompok orang, atau organisasi

secara keseluruhan.

b. Hovland, Janis dan Kelly

Komunikasi adalah proses individu

mengirim stimulus yang biasanya

dalam bentuk verbal untuk mengubah

tingkah laku orang lain.

c. Brent D. Ruben

Komunikasi adalah suatu proses

melalui individu dalam hubungannya,

dalam kelompok, organisasi, dan

dalam masyarakat menciptakan,

mengirimkan, dan menggunakan

informasi untuk mengkoordinasi

lingkungannya dan orang lain.

Dalam proses komunikasi itu

berlangsung melalui tahap-tahap

tertentu secara terus-menerus,

berubah-ubah dan tidak ada henti-

hentinya. Bahwa proses komunikasi

merupakan proses timbal balik karena

antara si pengirim dan si penerima

saling mempengaruhi satu sama lain,

yakni perubahan tingkah laku yang

terjadi didalam diri individu.

2. Fungsi Komunikasi

Pada dasarnya komunikasi ada 2

fungsi utama yakni yang pertama untuk

kelangsungan hidup sehari-hari. Misal

keselamatan, kesadaran pribadi,

mencapai ambisi. Yang kedua untuk

kelangsungan hidup masyarakat, misal

memperbaiki hubungan sosial,

mengembangkan keberadaan seseorang

dalam suatu masyarakat.

Ilmu Komunikasi ( Mulyana,

2004;05 ) terdapat empat fungsi

komunikasi yang antara lain sebagai

berikut: komunikasi sosial, komunikasi

ekspresif, komunikasi ritual dan

komunikasi instrumental. Adapun

penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi sosial adalah komunikasi

yang penting untuk membangun

konsep-konsep diri kita (individu),

aktualisasi diri, untuk kelangsungan

hidup. Lewat kerjasama (keluarga,

kelompok masyarakat, RT )

2. Komunikasi ekspresif adalah

komunikasi yang dapat dilakukan baik

sendirian ataupun dalam kelompok.

Komunikasi yang bertujuan untuk

mempengaruhi orang lain dalam

menyampaikan perasan-perasan

(emosi) yang dihasilkan oleh

individu.

Page 5: STUDI GENDER DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA DI … Sosial...jurnal sosial, vol. 16 nomor 1 maret 2015 .studi gender dalam…. 116 studi gender dalam komunikasi kalangan ulama di kabupaten

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 .STUDI GENDER DALAM….

120

3. Komunikasi ritual adalah komunikasi

yang dilakukan secara kolektif yakni

suatu komunitas yang sering

melakukan ritual atau upacara-

upacara secara bersama, misal

kelahiran, sunatan, ulang tahun, naik

haji, wisuda dan lain-lain.

4. Komunikasi instrumental adalah

komunikasi yang bertujuan umum

untuk menginformasikan, mengajar,

mendorong, mengubah sikap dan

keyakinan serta perilaku seseorang

secara keseluruhan.

3. Karakteristik Komunikasi

Dalam komunikasi ada empat

karakteristik dalam berkomunikasi yakni

suatu proses, suatu sistemik, interaksi

dan transaksi, dimaksud dan tidak

dimaksud ( Mulyana, 2004 : 12).

Masing-masing akan dijelaskan sebagai

berikut :

1. Suatu prosesadalah komunikasi itu

suatu kegiatan yang terus-menerus

yang tidak mempunyai permulaan dan

akhiran dan selalu berubah-ubah.

2. Suatu sistemik adalah bahwa masing-

masing dalam setiap komponen

komunikasi mempunyai tugas-tugas

masing, misal komunikator sebagai

pengirim pesan.

3. Interaksi (saling bertukar komunikasi

yakni seseorang yang berbicara

dengan temannya kemudian

temannya memberikan reaksi atau

komentar atas apa yang sedang

dibicarakan) dan transaksi adalah jika

komunikasi yang kita lakukan tidak

seteratur prosesnya. Yakni

percakapan yang terlibat dalam proses

pengiriman pesan secara simultan.

4. Dimaksud atau komunikasi yang

disengaja apabila pesan yang

mempunyai maksud tertentu

dikirimkan kepada penerima yang

dimaksud. Dan tidak dimaksud adalah

komunikasi yang tidak disengaja.

4. Elemen Komunikasi

Model komunikasi di dalamnya

terdapat banyak elemen-elemen dalam

komunikasi. Misalnya untuk pesan dan

informasi sebenarnya sama artinya,

untuk itu menurut Arni Muhammad :

2004 : 23, terdapat 5 elemen dasar

komunikasi yakni :

1. tersebut dapat dimengerti/dipahami

oleh si penerima pesan dengan

memberikan tanggapan atau

adanya umpan balik atas apa

2. yang di terimanya (pesan). Pesan

adalah informasi yang akan

dikirimkan kepada si penerima. Pesan

Page 6: STUDI GENDER DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA DI … Sosial...jurnal sosial, vol. 16 nomor 1 maret 2015 .studi gender dalam…. 116 studi gender dalam komunikasi kalangan ulama di kabupaten

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 .STUDI GENDER DALAM….

121

yang disampaikan dapat berupa pesan

verbal (bisa tertulis : koran, majalah,

surat, buku, memo dan lisan :

percakapan melalui telpon, atau tatap

muka secara langsung) dan nonverbal

dapat berupa isyarat, gerakan badan

ekspresi muka serta nada suara.

3. Pengirim Pesan adalah individu atau

orang yang mengirim pesan.

4. Saluran adalah jalan yaang dilalui

pesan dari si pengirim pesan dengan

si penerima pesan. Dapat berupa alat-

alat elektronik misal TV, radio, surat

kabar serta dapat juga melalui indera

penciuman, alat pengecap atau alat

peraba.

5. Penerima Pesan adalah menganalisis

dan menginterpretasikan isi pesan

yang diterimanya.

6. Balikan adalah respon terhadap pesan

yang diterima yang dikirimkan

kepada si pengirim pesan. Yaitu

pengirim pesan dapat mengetahui

pesan yang dikirimkan.

b. Gender

Berdasarkan pengertiannya, gender

adalah perbedaan status dan peran antara

perempuan dan laki – laki yang dibentuk

oleh masyarakat sesuai dengan nilai

budaya yang berlaku dalam periode

waktu tertentu ( WHO, 2001).

Selain itu juga ada yang

berpendapat, gender merupakan jenis

kelamin sosial atau konotasi masyarakat

untuk menentukan peran sosial

berdasarkan jenis kelamin (Suryadi dan

Idris, 2004 ).

Dapat ditarik kesimulan bahwa

Gender adalah perbedaan fungsi peran

dan tanggung jawab laki – laki dan

perempuan sebagai hasil konstruksi

sosial yang dapat berubah – ubah sesuai

perubahan jaman ( dipengaruhi faktor

ideologi, politik, ekonomi, sosial,

budaya, adat istiadat, agama, etnik,

golongan maupun faktor sejarah ) Atau

Peran yang diberikan kepada wanita dan

pria yang dibentuk oleh masyarakat/

rekayasa sosial

1. Perbedaan Gender dan Jenis

Kelamin

a. Karena konsep jenis kelamin

biologis yg bersifat permaen dan

statis tidak dapat digunakan

sebagai alat analisis yg berguna

untuk memahami realitas

kehidupan dan dinamika

perubahan.

b. Pihak lain analisis sosial yg ada

seperti analisis kelas, analisis

kebudayaan yg selama ini

digunakan tidak dapat menangka

realitas adanya relasi kekuasaan yg

Page 7: STUDI GENDER DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA DI … Sosial...jurnal sosial, vol. 16 nomor 1 maret 2015 .studi gender dalam…. 116 studi gender dalam komunikasi kalangan ulama di kabupaten

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 .STUDI GENDER DALAM….

122

didasarkan pd relasi gender dan

sangat berpotensi menumbuhkan

penindasan.

Gender berbeda dengan jenis

kelamin ( seks ). Seks adalah pembagian

jenis kelamin yang ditentukan secara

biologis dan melekat pada jenis kelamin

tertentu. Maka dari itu, konsep jenis

kelamin digunakan untuk membedakan

laki – laki dan perempuan berdasarkan

unsur biologis dan anatomi tubuh.

2. Bentuk – bentuk ketidakadilan

gender ( Ramlan, 2011 )

a. Marjinalisasi/pemiskinan

perempuan.

b. Sub ordinasi adalah keyakinan

bahwa salah satu jenis kelamin

dianggap lebih penting atau lebih

utama dibanding jenis kelamin

lainnya

c. Stereotype adalah pelabelan atau

penandaan yg sering kali bersifat

secara umum selalu melahirkan

ketidakadilan

d. Kekerasan adalah serangan

terhadap fisik maupun integritas

mental psikologis seseorang

e. Beban kerja

Berbagai observasi menunjukkan

perempuan mengerjakan hampir

90% dari pekerjaan di rumah

tangga, sehingga bagi mereka yg

bekerja di luar rumah/ wilayah

publik masih tetap harus

mengerjakan pekerjaan domestik.

3. Pengarusutamaan gender

1) Pengertian PUG

Merupakan suatu strategi untuk

mencapai kesetaraan dan keadilan

gender melalui kebijakan dan

program yang memperhatikan

pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan

permasalahan perempuan dan laki –

laki ke dalam perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan dan

evaluasi dari seluruh kebijakan dan

program di berbagai bidang

kehidupan dan pembangunan.(

Ramlan : 2011 )

2) Alasan mengapa PUG diperlukan

1. Pemerintah dapat bekerja lebih

efisien dan efektif dalam

memproduksi kebijakan –

kebijakan publik yang adil dan

responsif gender kepada rakyatnya,

perempuan dan laki – laki.

2. Kebijakan dan pelayanan publik

serta program dan perundang –

undangan yang adil dan responsif

gender akan membuahkan manfaat

yang adil bagi semua rakyat

perempuan dan laki – laki.

Page 8: STUDI GENDER DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA DI … Sosial...jurnal sosial, vol. 16 nomor 1 maret 2015 .studi gender dalam…. 116 studi gender dalam komunikasi kalangan ulama di kabupaten

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 .STUDI GENDER DALAM….

123

3. PUG merupakan upaya

menegakkan hak-hak perempuan

dan laki-laki atas kesempatan yang

sama, pengakuan yang sama dan

penghargaan yang sama

dimasyarakat.

4. PUG mengantar kepada

pencapaian kesetaraan gender dan

karenanya PUG meningkatkan

akuntabilitas pemerintah terhadap

rakyatnya.

5. Keberhasilan pelaksanaan PUG

memperkuat kehidupan sosial

politik dan ekonomi suatu bangsa.

3) Keuntungan Menyelenggarakan

PUG

Disebutkan dalam

megidentifikasi PUG ( BKB dan

PP,2010; 24 ) apakah laki-laki dan

perempuan dapat :

1. Memperoleh akses yang sama

kepada sumberdaya pembangunan.

2. Berpartisipasi yang sama dalam

proses pembangunan, termasuk

proses pengambilan keputusan.

3. Memiliki kontrol yang sama atas

sumberdaya pembangunan, dan

4. Memperoleh manfaat yang sama

dari hasil pembangunan.

4) Komunikasi dan Gender

Merupakan komunikasi yang

mengarah pada kesetaraan gender

sehingga ada suatu keseimbangan

gender antara laki – laki dan

perempuan dalam berbagai bidang.

5) Pola Interaksi Sosial

Pada kenyataannya masyarakat

di dalam berbagai kegiatan atau

aktivitas tidak dapat berpaling dari

kebiasaan-kebiasaan yang berlaku,

merupakan situasi (keadaan) dan

kondisi (kemampuan) yang telah

secara bersama-sama dibangun

melalui kepekaan mereka kepada nilai

moral yang menghasilkan norma-

norma dan kaidah bermasyarakat.

Dengan situasi (keadaan) dan kondisi

(kemampuan) seperti itu,

mempengaruhi pola berfikir, sikap

dan perilaku, sehingga toleransi (daya

penerimaan) yang ter-jadi tidak dapat

atau kecil kenungkinan untuk

melampaui kekuatan keperhatian

mereka terhadap nilai-nilai moral. Hal

demikian, berlaku bagi seluruh

lapisan dan tingkatan yang ada di

dalam masyarakar dan berbagai

kegiatan atau aktivitas, sehingga

pemisahan (faktor posisi) dan

pembedaan (faktor peran) yang terkait

dengan kedudukan kaum wanita

Page 9: STUDI GENDER DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA DI … Sosial...jurnal sosial, vol. 16 nomor 1 maret 2015 .studi gender dalam…. 116 studi gender dalam komunikasi kalangan ulama di kabupaten

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 .STUDI GENDER DALAM….

124

menjadi kajian yang sampai saat ini

belum dapat tersikapi secara wajar,

baik oleh kalangan kaum wanita

sendiri maupun oleh lawan jenisnya,

yaitu kalangan kaum laki-laki.

Peristiwa demi peristiwa yang

bersangkut-paut dengan kedudukan

kaum wanita, baik di dalam

masyarakat maupun dalam keluarga

(rumah tangga), belum dapat

memberikan pengaruh secara positif

terhadap meningkatnya kemampuan

dan berkembangnya pengetahuan

kaum wanita selaku asset masyarakat

yang harus diperhatikan

pemberdayaannya secara lebih positif

dan wajar.

Pemberian peran juga terjadi di

eksternal keluarga terhadap kaum

laki-laki dan kaum wanita analog

dengan peran gender dan stereotipe,

laki-laki dan wanita diharapkan

memegang peran tertentu. Kalau

peran itu tidak dijalankan, maka

seseorang akan dianggap melawan

norma, tradisi ataupun adat, yang

tidak menguntungkan kaum wanita

yaitu gender berpihak pada nilai

androsentris. Sosialisasi sejak kecil

menyebabkan kaum wanitapun

menginternalisasi posisi, peran, dan

fungsi di dalam perbedaan gender

sebagai suatu keharusan. Dalam

beberapa hal internalisasi wanita yang

tidak lebih sebagai obyek kaum laki-

laki membuat kaum wanita terbius

pada status terhormat yang semu.

Kaum wanita menjadi manusia yang

tidak nampak atau tersembunyi,

meskipun banyak wanita yang atas

inisiatif sendiri telah bekerja dan

berkontribusi, namun tidak banyak

terungkap. Menyikapi bahwa proses

dan pola hubungan yang terjadi

adalah hubungan ketergantungan, dan

timbul kesadaran bahwa dengan

proses dan pola hubungan yang

demikian juga menghambat proses

komunikasi di dalam masyarakat

maka secara langsung maupun secara

tidak langsung dalam upaya

menemukan keseimbangan bagi kaum

wanita pada interaksi internal dan

eksternal lingkungannya, menentukan

keputusan untuk bersikap dan

perilaku ”apa adanya” dengan lebih

mengutamakan ”kepentingan

keluarga dan diri sendiri”. Sikap atau

perilaku yang diekspresikan oleh

kaum wanita seperti itu, merupakan

salah satu proses penyesuaian dan

pengendalian diri dalam upaya

menemukan keseimbangan dan

keharmonisan pola hubungan di

Page 10: STUDI GENDER DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA DI … Sosial...jurnal sosial, vol. 16 nomor 1 maret 2015 .studi gender dalam…. 116 studi gender dalam komunikasi kalangan ulama di kabupaten

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 .STUDI GENDER DALAM….

125

dalam masyarakat dengan tetap

memperhatikan nilai moral yang

berlaku di dalam masyarakat, dimana

kalangan ini sebagai warga yang

bagaimanapun wujudnya, adalah

memiliki posisi, peran, dan fungsi.

Bagaimanapun juga seorang

individu tidak akan lepas dari

fungsinya sebagai makhluk individu

dan makhluk sosial yang artinya

dirinya harus bisa menempatkan diri

dalam memfungsikan keberadaan

dirinya di lingkungan keluarga

maupun masyarakat pada umumnya.

Kaidah antar pribadi mencakup

kaidah kesopanan dan kaidah hukum.

Kaidah kesopanan, bertujuan agar

manusia bertingkah laku dengan baik

di dalam pergaulan hidup. Kaidah

hukum pada dasarnya bertujuan

untuk mencapai kedamaian hidup

bersama, yang merupakan

keserasian antara ketertiban dan

ketentraman (Soerjono Soekanto,

1990: 184).

Keseimbangan di dalam

interaksinya, kaum wanita

memerlukan hubungan-hubungan

melalui proses dan pola hubungan

sesuai dengan nilai moral (norma dan

kaidah) yang berlaku di dalam

masyarakat. Dengan keseimbangan

tersebut, kaum wanita dapat

menentukan sikap dan perilakunuya

melalui langkah-langkah

pengendalian diri, seperti; mengikuti

kegiatan atau aktivitas yang ada di

lingkungan tempat tinggal, dengan

sesama wanita pada umumnya, atau

membuat kegiatan sendiri dengan

membuka usaha sesuai keinginan dan

kemampuan yang dimiliki.

Pemanfaatan kesempatan oleh kaum

wanita seperti itu, merupakan bentuk-

bentuk upaya yang dilakukan guna

memperoleh keseimbangan

dimaksud, secara positif. Namun ada

pula yang menerima keadaan sebagai

ibu rumah tangga, sehingga pada

umumnya keadaan seperti ini sangat

sering mengakibatkan keterbatasan-

keterbatasan di dalam upaya menjalin

hubungan-hubungan eksternal. Akibat

dari keterbatasan tersebut, adalah

ditemuinya kesulitan dalam upaya

menemukankeseimbangan,terdapat

rintangan di dalam berkomunikasi

dengan sesama warga masyarakat

lingkungannya, terutama untuk

mengakses informasi-informasi.

Kenyataan seperti ini, dapat

dikemukakan beberapa bentuk

rintangan dalam berkomunikasi,

yaitu; Rintangan dalam komunikasi

Page 11: STUDI GENDER DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA DI … Sosial...jurnal sosial, vol. 16 nomor 1 maret 2015 .studi gender dalam…. 116 studi gender dalam komunikasi kalangan ulama di kabupaten

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 .STUDI GENDER DALAM….

126

dengan banyak orang menunjukkan

fakta yang sederhana bahwa tidak

ada dua orang individu yang sama.

Individu-individu itu dilahirkan

dengan kemampuan yang berbeda;

mereka memiliki pengalaman yang

berlainan selama masa kanak-kanak

dan masa muda, dan bagai orang

dewasa mereka mempunyai

bermacam-macam pengaruh

diantaranya :

a. Perbedaan dalam persepsi

1) Perbedaan usia

2) Perbedaan keadaan emosi

b. Perbedaan dalam kemampuan

mendengarkan

c. Perbedaan dalam penafsiran

(semantik)

d. Perbedaan dalam status

1) Pencarian informasi

2) Penyaringan informasi

(Moekijat, 1993: 184-187).

Menghadapi keadaan yang

demikian, menjadi pemahaman dan

pengalaman yang secara kumulatif

merupakan pemicu terbentuknya pola

interaksi sosial sesuai dengan

perkembangan kemampuan dan

meningkatnya pengetahuan kalangan

ini, sehingga bermunculan gerakan

kaum wanita melalui berbagai

organisasi di dalam masyarakat. Hal

demikian, merupakan salah satu

upaya kaum wanita dalam rangka

melapangkan pemikiran terhadap

rintangan-rintangan untuk melakukan

komunikasi, baik komunikasi secara

internal maupun secara eksternal

rumah tangga, guna meminimalkan

perbedaan-perbedaan yang secara

faktual dihadapi dan terjadi. Terutama

menyangkut perbedaan-perbedaan

sikap terhadap perubahan dan

perkembangan arah perubahan

lingkungan, dalam hal mana,

perbedaan sikap tersebut merupakan

proses yang berlangsung di dalam diri

pribadi masing-masing warga

masyarakat dan berpengaruh terhadap

pola hubungan-hubungan antar-intern

keluarga, guna menyikapi fakta-fakta

lingkungan. Selanjutnya, sikap yang

di- miliki dan berkembang di

kalangan kaum wanita terhadap

perbedaan-perbedaan seperti itu,

adalah melalui pembentukan

perhimpunan, asosiasi, dan gerakan-

gerakan berupa organisasi yang

dibangun guna mewadahi aspirasi dan

apresiasi kalangan ini, serta berupaya

menyampaikan maksud dan tujuan

organisasi tersebut kepada khalayak

dan di dalam masyarakat.

Page 12: STUDI GENDER DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA DI … Sosial...jurnal sosial, vol. 16 nomor 1 maret 2015 .studi gender dalam…. 116 studi gender dalam komunikasi kalangan ulama di kabupaten

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 .STUDI GENDER DALAM….

127

c. Ulama

a) Pengertian Ulama

Secara bahasa, kata ulama

adalah bentuk jamak dari kata „aalim

yang artinya adalah isim fail atau

ilmu. Sehingga dapat dikatakan

‘aalim adalah orang yang berilmu dan

ulama adalah orang – orang yang

berilmu.Bisa dikatakan bahwa ulama

merupakan tokoh agama yang

menjadi panutan masyarakat baik

dalam tutur kata maupun perilaku

berkehidupan sosial kemasyrakatan.

b) Komunikasi Kalangan Ulama

Komunikasi memiliki peran

yang sangat penting di dalam upaya

membentuk persepsi (bentuk, sifat,

pola, dan manifestasi) pada setiap

peristiwa interaksi sosial antara

manusia dengan lingkungannya. Cara

dan urutan berkembangnya

masyarakat berada pada atau

tergantung bagaimana iklim

komunikasi dibangun di dalamnya.

Secara konseptual, hal ini dirumuskan

sebagai; ”... menentukan dan

meneguhkan... eksistensi kepercayaan

dukungan, keterbukaan, penyuluhan,

perhatian dan keterus-terangan.

Dengan demikian pengaruh

komunikasi dapat bermacam-macam

dan berubah menurut cara-cara

pengaruh komunikasi ini ditentukan

dan diteguhkan melalui interaksi” (

Mulyana, 2002: 154).

Kemampuan untuk

menyesuaikan diri terhadap

lingkungannya ini, manusia dengan

segala pikiran, akal, dan kehendaknya

melakukan perhitungan-perhitungan

tentang untung dan rugi atau ganjaran

atau hukuman. Untuk itu, di dalam

interaksi sosial harus memberi

jaminan-jaminan secara

komprehensif, mengingat secara

individu atau kelompok masing-

masing tingkatan dan lapisan

berangkat dari situasi (keadaan),

kondisi (kemampuan), dan toleransi

(penerimaan) yang berbeda. Dengan

kenyataan-kenyataan seperti itu, maka

saling pengertian, saling pengakuan,

dan saling percaya merupakan sisi

pertama dan utama yang harus

dibangun apabila ”kebersamaan

persepsi” sebagai syarat terbentuknya

kerjasama sebagaimana diinginkan

terjadi di dalam masyarakat.

Meskipun komunikasi bukan

merupakan satu-satunya metoda (cara

dan alat), tetapi dengan keterbukaan

dan kejujuran, kekakuan-kekakuan di

dalam masyarakat dapat dicairkan.

Page 13: STUDI GENDER DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA DI … Sosial...jurnal sosial, vol. 16 nomor 1 maret 2015 .studi gender dalam…. 116 studi gender dalam komunikasi kalangan ulama di kabupaten

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 .STUDI GENDER DALAM….

128

Bahwa manusia secara individu

ataupun kelompok memiliki

pengalaman-pengalaman yang satu

dengan yang lain tidak sama, hal ini

menjadi kendala dalam upaya

membangun saling pengertian antara

yang satu terhadap yang lain. Hal

seperti itu mengingatkan kembali

pada proses meneguhkan komunikasi

yang mengarah dan menerpa ke

seluruh lapisan dan tingkatan

masyarakat, pada hal mana, aliran

informasi secara berkesinambungan

dapat memunculkan sinergi antar

jajaran (lapisan dan tingkatan) dalam

hubungannya dengan keteraturan

hubungan-hubungan di dalam

masyarakat. Oleh karenanya,

penyebarluasan informasi yang

berkaitan dengan aspek-aspek

kemasyarakatan sangat diperlukan,

sementara proses pengaruh-

mempengaruhi antar individu atau

kelompok di dalam lapisan dan

tingkatan masyarakat terus-menerus

berlangsung. Kejadian seperti itu,

merupakan sebuah kelajiman bagi

seluruh lapisan dan tingkatan

masyarakat yang penuh dinamisasi

untuk membangun atau menciptakan

karakter, melalui kebersamaan

persepsi. Berkaitan dengan persoalan

itu, keterbukaan dan kejujuran bagi

penyebarluasan aspek-aspek

kemasyarakatan sangat diperlukan.

”Pengaruh ini didefinisikan,

disepakati, dikembangkan, dan

dikokohkan secara berkesinambungan

melalui interaksi ... Pengaruh ini

menghasilkan pedoman bagi

keputusan-keputusan dan tindakan-

tindakan individu, dan mempengaruhi

pesan-pesan ...”( Mulyana, 2004:

149).

Berdasarkan kegiatan-kegiatan,

pemikiran-pemikiran, dan

pengalaman-pengalaman manusia di

dalam interaksinya dengan

lingkungan merupakan kekuatan yang

mendukung manusia untuk

berhimpun dan bekerjasama guna

mewujudkan harapan, keinginan, cita-

cita, tuntutan, tujuan, dan kepentingan

manusia pula Dengan berhimpun,

manusia dapat bekerjasama dengan

sesamanya merupakan perwujudan

terbentuknya masyarakat, pada hal

mana, manusia menyadari bahwa

dirinya dalam keadaan;

a. Tidak mungkin memenuhi

harapan, keinginan, cita-cita,

tuntutan, tujuan, dan kepentingan

diri melalui kemapuannya sendiri.

Page 14: STUDI GENDER DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA DI … Sosial...jurnal sosial, vol. 16 nomor 1 maret 2015 .studi gender dalam…. 116 studi gender dalam komunikasi kalangan ulama di kabupaten

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 .STUDI GENDER DALAM….

129

b. Tidak sanggup untuk hidup dalam

suasana kesepian.

c. Tidak dapat mengetahui bahwa

tindakan yang dilakukannya

dinilai benar atau salah, baik atau

buruk.

d. Di luar dirinya, hidup dan

berkembang manusia yang lain

Kesadaran seperti itu, menjadi

daya tarik bagi individu manusia untuk

saling men- dekat dan saling

menyesuaikan diri, serta selanjutnya

berhimpun dan bekerjasama. ”Konsepsi

ini merupakan kesimpulan yang

menggambarkan terdapatnya

perkembangan-perkembangan

pengtahuan di dalamnya. Pendapat-

pendapat demikian merupakan hasil

pengujian-pengujian ... dengan adanya

penjelasan atau keterangan-keterangan

dari ... berbagai dasar ilmu pengetahuan

(G. Kartasapoetra dan LJB. Kreimers,

1987: 125).

Selain hal tersebut, manusia

menyadari bahwa dirinya berada di

dalam berbagai situasi dan lingkungan,

seperti; keluarga, kerja, pergaulan,

organisasi tertentu, dan lain-lain. Melalui

kenyataan-kenyataan seperti itu, manusia

memiliki identitas sebagai individu,

sebagai ang-gota kelompok tertentu, dan

memiliki peran, posisi, serta fungsi

tertentu pula. Dengan kemampuan

adopsi yang dimiliki oleh setiap individu

terhadap terpaan dari sesuatu hal atau

keadaan yang datang kepada mereka dan

menghasilkan tanggapan-tanggapan

(sikap dan atau perilaku), merupakan

kekuatan (potensi) tersendiri di dalam

kelompok pada ting-katan dan lapisan

yang ada di dalam masyarakat.

Kelompok-kelompok individu di dalam

lapisan dan tingkatan masyarakat ini,

secara terorganisir memiliki potensi

untuk melakukan interaksi antara

individu yang satu dengan individu yang

lain, baik antar lapisan dan tingkatan

maupun antar-intern lapisan dan

tingkatan.

Pemicu terjadinya persaingan di

masyarakat dikarenakan antara

perkembangan kemampuan dan

peningkatan pengetahuan kaum wanita,

di satu sisi, dengan persoalan

keengganan kaum laki-laki untuk

mengakui kemajuan yang dapat diraih

kaum wanita sebagai sebuah kenyataan,

di lain sisi. Akibat secara langsung dan

atau tidak langsung anak-anak yang

seharusnya memperoleh sentuhan kasih

sayang di dalam lingkungan keluarga,

selain sebagai generasi penerus juga

menjadi tugas pokok dan tanggung

jawab kedua orang tua (laki-laki dan

Page 15: STUDI GENDER DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA DI … Sosial...jurnal sosial, vol. 16 nomor 1 maret 2015 .studi gender dalam…. 116 studi gender dalam komunikasi kalangan ulama di kabupaten

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 .STUDI GENDER DALAM….

130

wanita) sepenuhnya, dengan adanya

persaingan tersebut kewajiban-

kewajiban itu mendapatkan ancaman,

tantangan, hambatan, dan gangguan

yang melanda pada seluruh lapisan dan

tingkatan di dalam masyarakat.

Berkaitan dengan hambatan bagi

kaum laki-laki dan masyarakat pada

umumnya untuk memberi pengakuan

dan menerima kaum wanita secara utuh

atau sebagaimana adanya tersebut, tidak

terlepas dari pertimbangan-pertimbangan

feminin dan maskulin. Artinya, sejak

kaum laki-laki dapat memiliki

pemahaman (dewasa) telah menjadi

kebiasaan (ajaran turun-menurun)

dikenal bahwa kaum wanita merupakan

kaum yang lemah dan kaum laki-laki

berkewajiban memberi perlindungan,

karena kaum laki-laki lebih kuat dari

kaum wanita. Pertimbangan seperti itu,

secara riil juga diakui sendiri oleh

sebagian besar kaum wanita yang

dinyatakan dengan istilah kaum wanita

adalah kaum yang lemah daripada kaum

laki-laki sebagai kaum yang lebih kuat,

sehingga kaum wanita membutuhkan

perlindungan dari kaum laki-laki,

sehingga kaum wanita memiliki

karakteristik dan kepekaan di dalam

rasa, hati, dan pikir yang membekali

dirinya untuk dan atau selama

mengarungi kehidupan di dalam

masyarakat yang kompleks.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah kegiatan

imiah yang berkaitan dengan suatu cara

kerja yang sistematis untuk memahami

suatu objek penelitian sebagai upaya

untuk menemukan jawaban yang dapat

dipertanggugjawabkan secara ilmiah. Di

dalam penelitian, metode ilmiah

penelitian tidak mungkin ditinggalkan

karena proses untuk menghimpun,

menganalisis, menginterpretasi,

menyimpulkan, serta merekomendasi

yang terkait laporan hasil-hasilnya tidak

dapat terlaksana. Penelitian merupakan

ukuran dan upaya strategis untuk

mengetahui, memahami, mengerti,

mengembangkan, dan menguji

kebenaran ten-tang kejadian atau

peristiwa yang berlangsung berdasarkan

alat-alat ukur tertentu. Kalimat ini,

didukung pernyataan Kartini Kartono

(1996: 20) mengelompokkan metode-

metode ilmiah ke dalam dua kategori,

yakni; “ … Metodologi penelitian,

adalah ajaran mengenai metode-metode

yang digunakan dalam proses penelitian

atau dengan kata lain, metodologi

penelitin adalah ajaran tentang metode-

metode. Sedangkan metode penelitian

Page 16: STUDI GENDER DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA DI … Sosial...jurnal sosial, vol. 16 nomor 1 maret 2015 .studi gender dalam…. 116 studi gender dalam komunikasi kalangan ulama di kabupaten

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 .STUDI GENDER DALAM….

131

adalah cara berfikir dan berbuat yang

dipersiapkan dengan baik untuk

mengadakan suatu riset atau penelitian,

untuk mencapai suatu tujuan”.

Berdasarkan hal tersebut maka

penulis berupaya mendiskripsikan secara

sistematis dengan dukungan data yang

diperoleh di lapangan dengan disertai

dokumen – dokumen pendukung yang

lain.

1. Jenis Penelitian

Di dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan jenis penelitian

diskriptif kualitatif melalui

penggambaran peristiwa atau

kejadian yang berlangsung tentang

obyek atau subyek penelitian. Hadari

Nawawi (2004: 63), di dalam

bukunya yang berjudul Metode

Penelitian Bidang Sosial,

mengungkapkan bahwa; “ …

penelitian deskriptif adalah prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki

dengan menggambarkan atau

melukiskan keadaan subyek atau

obyek penelitian”.

2. Lokasi Penelitian

Di Desa Balerejo, Kecamatan

Kebonsari, Kabupaten Madiun

3. Populasi dan Sampel

Dalam upaya menghimpun data

dan informasi, populasi sebagai

keseluruhan subyek penelitian adalah

Ulama. Mengenai masalah ini,

Sugiyono (2001: 57) menyatakan

bahwa populasi penelitian adalah “ …

wilayah generalisasi yang terdiri dari

obyek dan subyek yang mem-punyai

kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan”.

Populasi dalam penelitian ini

para Ulama yang ada di Desa

Balerejo, Kecamatan Kebonsari yang

aktifdalam menjalankan kegiatan

keagamaan. Sehingga disini peneliti

menggunakan teknik purposive

sampling yang melibatkan khusus

para tokoh ulama di Desa Balerejo

berjumlah 20 orang tokoh.

4. Jenis dan sumber data

Sumber data dibagi menjadi dua

( Nawawi, 2004 : 93 ), yaitu:

a. Data primer yaitu data yang

langsung diperoleh peneliti dari

sumber pertama

b. Data sekunder yaitu data yang

biasanya telah disusun dalam

dokumen – dokumen

Dalam penelitian ini peneliti

berusaha mendapatkan sumber

data primer maupun sekunder

dengan dari para Ulama maupun

Page 17: STUDI GENDER DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA DI … Sosial...jurnal sosial, vol. 16 nomor 1 maret 2015 .studi gender dalam…. 116 studi gender dalam komunikasi kalangan ulama di kabupaten

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 .STUDI GENDER DALAM….

132

dari dokumen – dokumen Desa

Balerejo, Kecamatan Kebonsari,

Kabupaten Madiun

5. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumulan data pada

penelitian ini diantaranya :

a. Tehnik dokumentasi

Dipergunakan untuk

melengkapi analisis data di dalam

penelitian, baik literatur atau

pustaka, penelitian terdahulu,

maupun catatan-catatan lain yang

berkaitan dengan proses penelitian

di lokasi penelitian. Mengenai hal

ini, Hadari Nawawi (2004: 113)

bahwa tehnik dokumentasi

merupakan “ … cara

mengumpulkan data melalui

peninggalan tertulis, terutama

berupa arsip-arsip dan termasuk

juga buku-buku tentang pendapat,

teori, dalil, atau hukum-hukum dan

lain-lain yang berhubungan dengan

penyelidikan”.

b. Tehnik Observasi

Tehnik pengumpulan data

selanjutnya adalah melalui

observasi, dengan melakukan

penga-matan dan pencatatan yang

berkaitan dengan data akurat

tentang unsur atau elemen dari

subyek atau obyek penelitian.

Dalam hal ini, Kartini Kartono

(1996: 129) mengungkapkan

bahwa Observasi adalah studi yang

disengaja dan sistematis tentang

fenomena sosial dan gejala-gejala

alam dengan jalan pengamatan dan

pencatatan. Tujuan observasi atau

pengamatan adalah mengerti cirri-

ciri, luasnya, signifikan, dan

interelasi elemen-elemen tingkah

laku manusia pada fenomena sosial

yang serba kompleks dalam pola-

pola kultural-kultural tertentu.

c. Tehnik Kuesioner

Dalam penelitian ini, tehnik

pengumpulan lebih menitik-

beratkan tehnik kuesioner (angket)

dan tehnik pengumpulan data yang

lainnya bermanfaat untuk

melengkapi atau memperkuat teh-

nik kuesioner, apabila ternyata

terdapat data dan informasi yang

dianggap kurang atau belum

mencukupi di dalam keperluan

analisisnya.Teknik kuesioner yang

digunakan adalah kuesioner

tertutup.

6. Tehnik analisa Data

Tehnik analisa data

menggunakan metode deskriptif

interpretatif, dimana pelaksanaan data

yang diperoleh dari lapangan, baik

Page 18: STUDI GENDER DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA DI … Sosial...jurnal sosial, vol. 16 nomor 1 maret 2015 .studi gender dalam…. 116 studi gender dalam komunikasi kalangan ulama di kabupaten

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 .STUDI GENDER DALAM….

133

data sekunder maupun primer akan

disusun dan disajikan serta dianalisis

dengan menggunakan pendekatan

kualitatif berupa pemaparan yang

kemudian dianalisis dan dinarasikan

sesuai dengan masalah penelitian.

D. HASIL PENELITIAN

a. Gambaran Umum

Kondisi geografis, secara geografis

Desa Balerejo Kecamatan Kebonsari

merupakan desa yang terletak di daerah

sebelah selatan kawasan wilayah

Kabupaten Madiun. Wiayah Kecamatan

Kebonsari terletak diantara;

a. sebelah selatan adalah Kecamatan

Dolopo dan Kabupaten Ponorogo,

b. sebelah barat adalah Kabupaten

Magetan,

c. sebelah utara adalah Kecamatan

Geger

d. sebelah timur adalah Kecamatan

Dagangan.

Sedangkan Desa Balerejo terletak

diantara;

a. sebelah Timur adalah Desa Purworejo

Kecamatan Geger,

b. sebelah Selatan adalah Desa

Singgahan kecamatan Kebonsari,

c. sebelah Barat adalah Desa

Kedondong kecamatan Kebonsari

d. sebelah Utara adalah Desa Bacem

Kecamatan Kebonsari.

Desa Balerejo terdiri dari empat

Dusun, yaitu ;

a. Dusun Balerejo,

b. Dusun Selopuro,

c. Dusun Binowo

d. Dusun Nglongko.

Jarak Desa dengan Kantor Bupati

Madiun sekitar 35 Km, lama tempuh

sekitar 45 menit, dengan Kecamatan

Kebonsari melekat di dalam wilayah

kecamatan.

Bentuk permukaan tanah : ataran

rendah, dengan produktivitas tanah yang

cuku baik dengan jumlah RT ada 22 RT.

Wilayahnya yang datar bagus sekali

untuk daerah pertanian dan usaha.

Potensi pertanian yang ada adalah padi,

jagung dan tebu. Dengan kondisi

tersebut mempengaruhi mata

pencaharian penduduk Desa Balerejo

diantaranya petani, guru dan Pegawai

Negeri Sipil.

Kondisi Monografis, dapat

digambarkan sebagai berikut: a) Jumlah

penduduk menurut pendataan: 6.207

jiwa; b) jumlah kepala keluarga ( kk )

:2300; c) agama mayoritas : islam; d)

mata pencaharian penduduk : petani,

pedagang, guru, pegawai negeri sipil

( Profil Desa Balerejo, 2011 ).

Page 19: STUDI GENDER DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA DI … Sosial...jurnal sosial, vol. 16 nomor 1 maret 2015 .studi gender dalam…. 116 studi gender dalam komunikasi kalangan ulama di kabupaten

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 .STUDI GENDER DALAM….

134

b. Penyajian dan Analisa Data

Dalam analisis serta pembahasan

dalam penelitian ini dilakukan kajian

dalam menjawab semua pertanyaan yang

peneliti ajukan kepada para ulama

maupun masyarakat sebagai penunjang.

Berdasar pengamatan sementara,

di dalam berbagai kegiatan sehari-hari

tidak terjadi atau adanya gejala bahwa

terdapat perbedaan nilai terkait dengan

persoalan gender sebagai sesama warga

masyarakat baik ulama ataupun

masyarakat biasa, atau dengan istilah

lain di antara mereka (kaum laki-laki dan

kaum wanita) memiliki harmonisasi

hubungan-hubungan. Keadaan seperti

itu, berlangsung secara terus-menerus

dan/atau hampir setiap hari saling

berinteraksi dan bertukar informasi

antara satu terhadap yang lain, baik

bersifat individual (perseorangan) mau-

pun bersifat sosial (kelompok).

Kenyataan umum (sosial-

kemasyarakatan) demikian, secara riil

terjadi dan Desa Balerejo dapat

dinyatakan sebagai daerah yang

memiliki suasana kondusif atau relatif

aman, terhindar dari peristiwa-peristiwa

sosial-kemasyarakatan dalam bentuk

negatif secara spesifik. Meskipun masih

ada paham marjinal dalam lingkup

pesantren tetapi hal ini terjadi pada

tempat – tempat pesantren tertentu yang

masih kolot dan tidak mengikuti

perkembangan sosial kemasyarakatan

yang ada di Desa Balerejo, Kecamatan

Kebonsari.

Lebih lanjut, mengenai bahasan

dalam paham gender tersebut sudah

barang tentu menunjukkan pula adanya

harmonisasi hubungan antara ulama

dengan masyarakat yaitu menerima

kenyataan bahwa laki – laki dan

perempuan adalah sejajar dan

merupakan manusia yang mempunyai

hak asasi yang sama baik dalam

kedudukan di masyarakat maupun

keluarga.

Selanjutnya, salah satu aspek yang

berkembang di dalam kehidupan sosial-

kemasyarakatan adalah persoalan yang

terkait dengan aspek politik karena

persoalan tersebut bersinggungan secara

langsung ataupun secara tidak langsung

pada kepentingan kaum wanita.

Peristiwa seperti itu sebenarnya bukan

merupakan hal baru atau bahkan sebagai

kejadian sehari-hari dan wajar, tetapi

secara umum persinggungan

kepentingan kaum wanita terhadap

politik menjadi peraduan yang hangat

untuk diperbincangkan. Dalam hal ini

para ulama mengambil peran yang

sangat penting dalam masyarakat karena

Page 20: STUDI GENDER DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA DI … Sosial...jurnal sosial, vol. 16 nomor 1 maret 2015 .studi gender dalam…. 116 studi gender dalam komunikasi kalangan ulama di kabupaten

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 .STUDI GENDER DALAM….

135

dianggap sebagai orang yang

mempunyai pengaruh besar dalam

menentukan politik kepada para

jamaahnya dan juga dianggap sebagai

tokoh yang mempunyai power dalam

mempengaruhi pilihan masyarakat.

Tidak dapat dipungkiri di sini peran

ulama mempengaruhi stabilitas atau

situasi keamanan dalam masyarakat

sehingga mempengaruhi pengakuan

gender di masyarakat. Keadaan tersebut,

berdasarkan hasil observasi terhadap

para ulama, terdapat gejala yang

bervariasi, seperti;

1. Beberapa ulama keheranan dan

keterkejutan bahwa kaum wanita

dengan segala daya-upayanya telah

mengalami kemajuan yang berarti,

termasuk di bidang politik.

2. Beberapa ulama menyatakan bahwa

peristiwa tersebut merupakan hak

secara syah bagi setiap orang untuk

menggeluti bidang politik,sosial

maupun keagamaan bagi kaum

wanita.

3. Beberapa ulama terperangah dengan

penuh arti yaitu bahwa mereka

memaknai antara setuju dengan tidak

setuju dengan adanya emansipasi

wanita

4. Beberapa ulama tidak mau tahu dan

bahkan tidak tahu tentang keterlibatan

perempuan di segala aspek

kehidupan.

Memperhatikan gejala-gejala

sebagaimana secara umum (kalangan

kaum laki-laki dan kalangan kaum

wanita) terungkap, dapat dimengerti

bahwa disadari atau tidak disadari

sesungguh-nya masyarakat mengakui

adanya capaian kemajuan yang

signifikan oleh kaum wanita melalui

pergerakan-pergerakan serta sesuai

dengan perkembangan kemampuan dan

peningkatan pengetahuan yang mereka

miliki. Secara khusus, pandangan dari

kalangan kaum wanita lebih-kurang

memiliki kesamaan dan cenderung

melakukan pemahaman terhadap

peristiwa tersebut berdasarkan pemikiran

internal, sesuai dengan pengalaman yang

masing-masing miliki secara pribadi.

Keadaan tersebut berlangsung sebagai

salah satu dari dinamika dan dinamisasi

oleh adanya perubahan-perubahan

lingkungan sosial budaya beserta arah

perubahannya di dalam masyarakat

dimana pengaruh perubahan yang terjadi

akan mempengaruhi pola pikir dan

pembentukan konsep berpikir

masyarakat khususnya para ulama.

Peristiwa perubahan di dalam aspek

politik, berpengaruh secara terstruktur,

Page 21: STUDI GENDER DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA DI … Sosial...jurnal sosial, vol. 16 nomor 1 maret 2015 .studi gender dalam…. 116 studi gender dalam komunikasi kalangan ulama di kabupaten

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 .STUDI GENDER DALAM….

136

sistematis, dan masih terhadap aspek-

aspek lain pada kehidupan sosial-

kemasyarakatan yang tidak terpikir atau

terduga sebelumnya, sehingga dapat

dinyatakan bahwa euforia politik

menguasai pola pikir dan pola hidup

sebagian warga masyarakat dan yang

tidak bisa dibendung baik oleh tokoh

masyarakat maupun tokoh agama.

Ulama atau kyai adalah tokoh

sentral yang memberikan

pengajaran,karena kyai menjadi salah

satu unsur yang paling dominan dalam

dalam kehidupan pesantren atau

masyarakat. Kemasyhuran,

perkembangan dan kelangsungan

kehidupan suatu pesantren banyak

bergantung pada kedalaman ilmu,

kharismatik, wibawa dan ketrampilan

ulama tersebut dalam memanajemen

jamaahnya. Gelar ulama biasanya

diberikan oleh masyarakat kepada orang

yang mempunyai ilmu pengetahuan

mendalam tentang agama Islam dan

memiliki serta mengendalikan para

jamaahnya.

Dalam tradisi, peran dan posisi

ulama di masyarakat cukup berpengaruh,

berwibawa dan mempunyai kharismatik

tersendiri dalam masyarakat.

Para ulama merumuskan sikap

kemasyarakatannya dalam

berkomunikasi, yaitu :

a. Tawassuth, yaitu sikap moderat yang

berpijak pada prinsip keadilan serta

berusaha menghindari segala bentuk

sikap tatharuf ( ekstrim ), baik dalam

bidang agama maupun politik, karena

sikap tersebut mengarah pada

kekerasan dan disintegrasi.

b. Tasamuh, yaitu sikap toleran yang

berintikan penghargaan terhadap

perbedaan pandangan dan

kemajemukan identitas budaya

masyarakat. Karena hanya dengan

sikap tasamuh itu rasa saling percaya

dan solidaritas bisa ditegakkan, dan

ini merupakan inti hidup berbangsa.

c. Tawazun, yaitu selalu berusaha

menciptakan keseimbangan hubungan

antara sesama umat manusia dengan

Sang Pencipta, antara akal dengan

wahyu dan antara individu dengan

kolektivitas. Dengan sikap tawazun

ini harmoni dalam kehidupan baik

pikiran maupun tindakan bisa

terwujud.

d. Amar Ma’ruf Nahi munkar, yaitu

selalu memiliki kepekaan untuk

mendorong perbuatan yang baik,

berguna dan bermanfaat bagi

kehidupan bersama, serta menolak

Page 22: STUDI GENDER DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA DI … Sosial...jurnal sosial, vol. 16 nomor 1 maret 2015 .studi gender dalam…. 116 studi gender dalam komunikasi kalangan ulama di kabupaten

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 .STUDI GENDER DALAM….

137

dan mencegah semua hal yang dapat

menjerumuskan dan merendahkan

nilai – nilai kehidupan.

Dengan mengkaji hal – hal

tersebut, maka dapat digaris bawahi

bahwa para ulama sangat memahami dan

mengerti apa itu gender dan bagaimana

dalam penerapan di masyarakat. Selain

itu, para ulama sudah menerapkan suatu

paham yang sangat menghargai gender

serta menjalankannya dalam kehidupan

sehari – hari.

Gender bukan merupakan hal yang

baru bagi para ulama karena mereka

sudah sangat menghargai peran dan fugsi

perempuan dalam taraf berkehidupan di

masyarakat.Begitu juga ulama di Desa

Balerejo, mereka rata – rata sudah

menerapkan kesetaraan gender dalam

kehidupan bermasyarakat

E. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang

sudah dilakukan, maka kesimpulan

penelitian ini adalah :

1. Komunikasi para Ulama Kabupaten

Madiun khususnya di Desa Balerejo

Kecamatan Kebonsari sangat baik dan

mempunyai prinsip – prinsip

kemasyarakatan yang dapat

diterapkan sesuai dengan sosial

budaya dan adat istiadat masyarakat,

sehingga kedudukan ulama di mata

masyarakat tetap menjadi orang yang

mepunyai pengaruh dalam

pengambilan kebijakan di

masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan

dengan melibatkan bahkan meminta

pertimbangan atau pendapat kaum

perempuan dalam memutuskan suatu

kebijakan atau dalam musyawarah.

2. Komposisi peran wanita di kalangan

para Ulama Kabupaten Madiun

khususnya di Desa Balerejo

Kecamatan Kebonsari sudah sangat

setara dengan kaum laki – laki baik

dalam rumah tangga maupun di luar

rumah tangga terbukti Terbukti

dengan adanya kerjasama dalam

kegiatan – kegiatan keagamaan

maupun yang lain melibatkan para

kaum perempuan sesuai dengan

kemampuannya.

3. Kesetaraan jender kalangan Ulama di

Kabupaten Madiun khususnya di

Desa Balerejo Kecamatan Kebonsari

di Desa Balerejo Kecamatan

Kebonsari sudah merupakan hal yang

dilaksanakan dalam kehidupan sehari

– hari. Kesetaraan gender di sini

dalam arti kaum wanita berperan dan

difungsikan sama dengan laki – laki

baik dalam sektor pemerintahan,

Page 23: STUDI GENDER DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA DI … Sosial...jurnal sosial, vol. 16 nomor 1 maret 2015 .studi gender dalam…. 116 studi gender dalam komunikasi kalangan ulama di kabupaten

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 .STUDI GENDER DALAM….

138

sosial, ekonomi, budaya, politik dan

bahkan pertahanan keamanan.

F. Saran

1.Alangkah baiknya jika para ulama

tetap menjaga dan melestarikan

norma – norma yang sudah ada baik

dalam komunikasi maupun interaksi

sosial dalam masyarakat. Bahkan

mensosialisasikannya dalam ajaran –

ajaran yang diberikan pada para santri

ataupun masyarakat.

3. Dalam memposisikan perempuan

dalam semua aspek yang ada di

masyarakat memang sangatlah repot.

Tetapi kondisi riil pada masyarakat

membuktikan bahwa kemampuan

perempuan tidak kalah dengan laki –

laki, sebaiknya para ulama tetap

memberikan batasan – batasan

perempuan dalam kodratnya tetapi

tidak mengurangi hak – haknya

sebagai sesama manusia

2. Sebaiknya dalam menempatkan kaum

perempuan dalam berbagai sektor

kehidupan tetap dilihat

kompetensinya karena emansipasi

wanita memang tak terbatas tetapi

tetap pada garis kodratnya sebagai

seorang wanita dan seorang ibu.

Dalam hal ini ulama mempunyai

peran yang sangat besar dalam

menyadarkan kaum perempuan

bahkan memberikan arahan pada

masyarakat akan hak dan kewajiban

baik sebagai individu maupun

kelompok sosial

DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, Deddy, 2004, Komunikasi

Organisasi, Remaja Rosdakarya,

Bandung.

Kartasapoetra, G. dan LJB.

Kreimers,1987, Sosiologi Umum,

Bina Aksara, Jakarta

Kartini Kartono, 1996, Metode

Penelitian Ilmu – Ilmu Sosial,

Mandar Maju, Bandung

Moekijat,1993, Teori Komunikasi,

Mandar Maju, Bandung

Muhammad, Arni, 2004, Komunikasi

Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta.

Nawawi, H. Hadari, 2004, Metode

Penelitian Bidang Sosial, Gadjah

Mada University Press,

Yogyakarta.

Rahmat, Jalaluddin, Drs., MSc., 2004,

Metode Penelitian Komunikasi,

Dilengkapi Contoh Analisis

Statistik, Remaja Rosdakarya,

Bandung

Subakti A Ramlan., 2011, Sosiologi Teks

Pengantar dan Terapan, Jakarta,

Prenada Media Group

Page 24: STUDI GENDER DALAM KOMUNIKASI KALANGAN ULAMA DI … Sosial...jurnal sosial, vol. 16 nomor 1 maret 2015 .studi gender dalam…. 116 studi gender dalam komunikasi kalangan ulama di kabupaten

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 .STUDI GENDER DALAM….

139

Sugiyono, 2001, Metode Penelitian

Administrasi, Alfabeta,Bandung

Sukanto, Soerjono, 1990, Sosiologi

Suatu Pengantar, Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Suryadi, Ace; Idris,Ecep, 2004,

Kesetaraan Gender dalam

Pendidikan, Ganesindo, Bandung

Badan Keluarga Berencana dan

Pemberdayaan Perempuan ( BKB

dan PP), 2010, Pengarusutamaan

Gender, Kabupaten Madiun

Profil Desa Balerejo, Kecamatan

Kebonsari, Kabupaten Madiun,

2011

WHO, 2004, Gender and Human Rights,

http://www.who.int/reproductivehe

alth/topics/gender-rights/sexual-

health/en/