studi penentuan kelas hara k tanah untuk tanaman...

7
SIRAPPA DAN TANDISAU: HARA K UNTUK TANAMAN JAGUNG 86 ABSTRACT. Determination of Soil K Nutrient Classes for Maize using Several Methods. Research was conducted in Gowa, South Sulawesi from May 2002 to March 2003 on dry land. The aims of the research was to determined the K nutrient classes for maize. The research used a single location approach, which making artificial K nutrient status. Result of the research indicated that K nutrient classes followed by measured using several methods were as follow: (1) Cate-Nelson method: two classes, i.e. low and high classes; (2) Curve continue method: two to three classes, i.e very low to medium class, low and medium classes and low to high classes; and (3) Modified analysis of variance method, resulting in three classes, i.e low to high classes. Determination of K nutrient availability classes was considered better using modified analysis of variance method. Critical level of K nutrient for corn according to the modified analysis of variance method using several extractant, were: 0.40 me K/100 g for NH 4 OAc pH 4.8 extractant; 0.40-0.60 me K/100 g for NH 4 OAc pH 7extractant; 200-300 ppm K 2 O for Bray-1 extractant, and 215-250 ppm K 2 O for Olsen extractant. Keywords: K nutrient class, analysis variance method, maize, dry land ABSTRAK. Penelitian dilaksanakan di lahan kering Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, dari bulan Mei 2002 hingga Maret 2003. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan kelas ketersediaan hara K untuk tanaman jagung dengan beberapa metode. Percobaan menggunakan pendekatan lokasi tunggal, yang selanjutnya dibuat beberapa status hara K buatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas keter- sediaan hara K yang diperoleh dengan beberapa metode adalah: (1) metode grafik Cate-Nelson memperoleh dua kelas, yaitu rendah dan tinggi; (2) metode kurva kontinu memperoleh dua sampai tiga kelas, yaitu sangat rendah sampai sedang, rendah dan tinggi, dan rendah sampai tinggi; dan (3) metode analisis keragaman yang dimodifikasi memperoleh tiga kelas, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Penentuan kelas ketersediaan hara K sebaiknya menggunakan metode analisis keragaman yang di-modifikasi. Batas kritis hara K untuk jagung berdasarkan metode analisis keragaman yang dimodifikasi dengan berbagai pengekstrak adalah 0,40 me K/100 g untuk pengekstrak NH 4 OAc pH 4,8; 0,40-0,60 me K/100 g untuk pengekstrak NH 4 OAc pH 7; 200-300 ppm K 2 O untuk Bray-1; dan 215-250 ppm K 2 O untuk pengekstrak Olsen. Kata kunci: Kelas hara K, analisis keragaman, jagung, lahan kering K etersediaan hara dalam tanah dapat diduga melalui uji tanah, yaitu suatu kegiatan analisis kimia yang sederhana, cepat, murah, tepat, dan dapat diulang (reproduceable) (Leiwakabessy dan Sutandi 1992, Leiwakabessy dan Koswara 1985). Status hara dalam tanah dapat digunakan sebagai petunjuk kemampuan tanah menyediakan hara bagi tanaman. Namun, kemampuan tanaman menyerap hara dari dalam tanah selain ditentukan oleh status hara tanah, juga dipengaruhi oleh ketersediaan air, kecepatan infiltrasi, drainase, kadar garam, kation-kation dapat ditukar, senyawa yang bersifat toksik, dan tanaman itu sendiri (Soepartini et al. 1994). Dengan demikian, status hara dalam tanah belum dapat digunakan sebagai penduga tanggapan suatu tanaman terhadap pe- mupukan maupun kebutuhan pupuk bagi tanaman yang bersangkutan sebelum dikalibrasikan dengan hasil percobaan pemupukan (Widjaja-Adhi 1993, 1996, Voss 1998). Untuk menentukan kelas ketersediaan hara dalam tanah dapat digunakan metode grafik Cate-Nelson (Widjaja-Adhi1996). Dengan metode ini diperoleh nilai batas kritis hara yang menunjukkan bahwa status hara tanah yang mempunyai nilai uji tanah lebih rendah dari nilai batas kritis tergolong kelas rendah, sedangkan yang lebih besar dari nilai batas kritis termasuk kelas tinggi. Metode grafik Cate-Nelson hanya memberikan dua kelas (kategori) uji tanah, yaitu kelas rendah (responsif ter- hadap pupuk) dan kelas tinggi (tidak responsif terhadap pupuk). Metode lain yang memberikan kelas keter- sediaan hara lebih dari dua kelas adalah metode kurva kontinu (Leiwakabessy 1996; Dahnke dan Olson 1990) atau metode analisis keragaman yang dimodifikasi (Widjaja-Adhi 1986). Penetapan kelas ketersediaan hara dengan beberapa metode sangat penting untuk mendapatkan metode terbaik dalam penyusunan rekomendasi pemupukan. Studi kalibrasi uji K tanah dapat dilakukan dengan pendekatan lokasi tunggal mengingat cara ini relatif murah, mudah, dan cepat, tetapi untuk memperoleh data yang lebih akurat perlu dilakukan melalui pen- dekatan multi lokasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode penetapan kelas ketersediaan hara K tanah terbaik di lahan kering dalam upaya penentuan rekomendasi pemupukan K untuk tanaman jagung. Studi Penentuan Kelas Hara K Tanah untuk Tanaman Jagung dengan Beberapa Metode Marthen P. Sirappa 1 dan Peter Tandisau 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Jl. Chr Soplanit Rumah Tiga Ambon 97233 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan Jl. Perintis Kemerdekaan km 17,5 Makassar

Upload: phamtuong

Post on 06-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Penentuan Kelas Hara K Tanah untuk Tanaman …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/03-pp022007.pdf · etersediaan hara dalam tanah dapat diduga melalui uji tanah, ... K3, dan

SIRAPPA DAN TANDISAU: HARA K UNTUK TANAMAN JAGUNG

86

ABSTRACT. Determination of Soil K Nutrient Classes forMaize using Several Methods. Research was conducted inGowa, South Sulawesi from May 2002 to March 2003 on dry land.The aims of the research was to determined the K nutrient classesfor maize. The research used a single location approach, whichmaking artificial K nutrient status. Result of the research indicatedthat K nutrient classes followed by measured using several methodswere as follow: (1) Cate-Nelson method: two classes, i.e. low andhigh classes; (2) Curve continue method: two to three classes, i.every low to medium class, low and medium classes and low to highclasses; and (3) Modified analysis of variance method, resulting inthree classes, i.e low to high classes. Determination of K nutrientavailability classes was considered better using modified analysisof variance method. Critical level of K nutrient for corn according tothe modified analysis of variance method using several extractant,were: 0.40 me K/100 g for NH4OAc pH 4.8 extractant; 0.40-0.60 meK/100 g for NH4OAc pH 7extractant; 200-300 ppm K2O for Bray-1extractant, and 215-250 ppm K2O for Olsen extractant.

Keywords: K nutrient class, analysis variance method, maize,dry land

ABSTRAK. Penelitian dilaksanakan di lahan kering Kabupaten Gowa,Sulawesi Selatan, dari bulan Mei 2002 hingga Maret 2003. Tujuanpenelitian adalah untuk menentukan kelas ketersediaan hara K untuktanaman jagung dengan beberapa metode. Percobaan menggunakanpendekatan lokasi tunggal, yang selanjutnya dibuat beberapa statushara K buatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas keter-sediaan hara K yang diperoleh dengan beberapa metode adalah:(1) metode grafik Cate-Nelson memperoleh dua kelas, yaitu rendahdan tinggi; (2) metode kurva kontinu memperoleh dua sampai tigakelas, yaitu sangat rendah sampai sedang, rendah dan tinggi, danrendah sampai tinggi; dan (3) metode analisis keragaman yangdimodifikasi memperoleh tiga kelas, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.Penentuan kelas ketersediaan hara K sebaiknya menggunakanmetode analisis keragaman yang di-modifikasi. Batas kritis hara Kuntuk jagung berdasarkan metode analisis keragaman yangdimodifikasi dengan berbagai pengekstrak adalah 0,40 me K/100 guntuk pengekstrak NH4OAc pH 4,8; 0,40-0,60 me K/100 g untukpengekstrak NH4OAc pH 7; 200-300 ppm K2O untuk Bray-1; dan215-250 ppm K2O untuk pengekstrak Olsen.

Kata kunci: Kelas hara K, analisis keragaman, jagung, lahankering

Ketersediaan hara dalam tanah dapat didugamelalui uji tanah, yaitu suatu kegiatan analisiskimia yang sederhana, cepat, murah, tepat, dan

dapat diulang (reproduceable) (Leiwakabessy danSutandi 1992, Leiwakabessy dan Koswara 1985). Status

hara dalam tanah dapat digunakan sebagai petunjukkemampuan tanah menyediakan hara bagi tanaman.Namun, kemampuan tanaman menyerap hara daridalam tanah selain ditentukan oleh status hara tanah,juga dipengaruhi oleh ketersediaan air, kecepataninfiltrasi, drainase, kadar garam, kation-kation dapatditukar, senyawa yang bersifat toksik, dan tanaman itusendiri (Soepartini et al. 1994). Dengan demikian, statushara dalam tanah belum dapat digunakan sebagaipenduga tanggapan suatu tanaman terhadap pe-mupukan maupun kebutuhan pupuk bagi tanamanyang bersangkutan sebelum dikalibrasikan dengan hasilpercobaan pemupukan (Widjaja-Adhi 1993, 1996, Voss1998).

Untuk menentukan kelas ketersediaan hara dalamtanah dapat digunakan metode grafik Cate-Nelson(Widjaja-Adhi1996). Dengan metode ini diperoleh nilaibatas kritis hara yang menunjukkan bahwa status haratanah yang mempunyai nilai uji tanah lebih rendah darinilai batas kritis tergolong kelas rendah, sedangkan yanglebih besar dari nilai batas kritis termasuk kelas tinggi.Metode grafik Cate-Nelson hanya memberikan dua kelas(kategori) uji tanah, yaitu kelas rendah (responsif ter-hadap pupuk) dan kelas tinggi (tidak responsif terhadappupuk). Metode lain yang memberikan kelas keter-sediaan hara lebih dari dua kelas adalah metode kurvakontinu (Leiwakabessy 1996; Dahnke dan Olson 1990)atau metode analisis keragaman yang dimodifikasi(Widjaja-Adhi 1986).

Penetapan kelas ketersediaan hara dengan beberapametode sangat penting untuk mendapatkan metodeterbaik dalam penyusunan rekomendasi pemupukan.Studi kalibrasi uji K tanah dapat dilakukan denganpendekatan lokasi tunggal mengingat cara ini relatifmurah, mudah, dan cepat, tetapi untuk memperolehdata yang lebih akurat perlu dilakukan melalui pen-dekatan multi lokasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metodepenetapan kelas ketersediaan hara K tanah terbaik dilahan kering dalam upaya penentuan rekomendasipemupukan K untuk tanaman jagung.

Studi Penentuan Kelas Hara K Tanah untuk Tanaman Jagungdengan Beberapa Metode

Marthen P. Sirappa1 dan Peter Tandisau2

1Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuJl. Chr Soplanit Rumah Tiga Ambon 97233

2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi SelatanJl. Perintis Kemerdekaan km 17,5 Makassar

id13595890 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

Page 2: Studi Penentuan Kelas Hara K Tanah untuk Tanaman …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/03-pp022007.pdf · etersediaan hara dalam tanah dapat diduga melalui uji tanah, ... K3, dan

PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 26 NO. 2 2007

87

BAHAN DAN METODE

Penelitian kalibrasi hara K untuk tanaman jagung di-laksanakan di lahan kering dengan pendekatan lokasitunggal (single location), yaitu menentukan status haratanah buatan dari sangat rendah hingga sangat tinggi,dan selanjutnya melaksanakan percobaan pemupukanpada setiap status hara tersebut.

Jenis tanah lokasi percobaan pada tingkat ordo ter-masuk Alfisols dan pada tingkat family tergolong TypicRhodustalfs. Curah hujan pada lokasi tersebut rata-rata291 mm/bulan dengan jumlah hari hujan 18 hari. Curahhujan tertinggi pada bulan Februari mencapai 1.008 mm,sedangkan terendah terjadi pada bulan Agustus.Kegiatan ini dilaksanakan di Kabupaten Gowa, SulawesiSelatan, dari bulan Mei 2002 sampai Maret 2003.

Percobaan terdiri atas dua tahap. Tahap pertamamenentukan status hara K tanah buatan. Tahap keduaadalah percobaan pemupukan K yang ditempatkanpada lokasi yang telah dikondisikan status hara K-nya.

Percobaan Tahap I:Pembuatan Status Hara K Buatan

Pupuk K diberikan dengan takaran 0 X (status K sangatrendah), 1/4 X (rendah), 1/2 X (sedang), 3/4 X (tinggi),dan X (sangat tinggi), di mana X adalah jumlah pupuk Kyang diberikan agar K dalam larutan tanah mencapai0,02 mg K/l (Widjaja-Adhi et al. 1990) yang ditetapkanberdasarkan kurva erapan K menurut metode Fox danKamprath (1970). Takaran K yang digunakan dalamtahap percobaan pertama ini didasarkan atas serapanK maksimum, yaitu 200 kg KCl/ha.

Pupuk KCl diberikan ke dalam masing-masing petakutama sesuai dengan perlakuan sebelum tanam. Pupukdisebar merata dan diaduk dengan tanah sampaihomogen. Pupuk urea dan ZA masing-masing dengantakaran 300 kg (tiga kali aplikasi) dan 50 kg/ha diberi-kan secara sebar pada larikan tanaman, sedangkanSP36 dengan takaran 250 kg/ha diberikan bersamaandengan KCl.

Petak percobaan berukuran 30 m x 20 m. Rancanganpercobaan yang digunakan adalah acak kelompok de-ngan tiga ulangan. Percobaan terdiri atas lima perlakuanstatus hara K, yaitu:1) sangat rendah, 2) rendah, 3)sedang, 4) tinggi, dan 5) sangat tinggi. Tanaman indikatoradalah jagung dengan jarak tanam 75 cm x 20 cm. Dalampercobaan tahap pertama (percobaan inkubasi), tanahdiharapkan mencapai reaksi keseimbangan konstan(steady state) atau hara K dari pupuk berubah menjadihara K tanah. Percobaan ini juga merupakan dasar untukmelakukan percobaan pemupukan pada berbagaistatus hara K tanah.

Percobaan Tahap II:Pemupukan K pada Tanaman Jagung

Setelah percobaan tahap pertama selesai, contoh tanahdiambil dari setiap petak perlakuan secara kompositsekitar 1 kg untuk penetapan kadar K tanah denganmetode HCl 25%, NH4OAc pH 7, NH4OAc pH 4,8, Bray-1dan Olsen. Selanjutnya, petak percobaan pada tahap Idibagi menjadi beberapa petak yang berukuran 6 m x 4m. Rancangan percobaan pada tahap kedua adalahpetak terpisah dengan tiga ulangan. Sebagai petakutama adalah status hara K tanah (yang diperoleh padakegiatan tahap I), yaitu: K sangat rendah (A), K rendah(B), K sedang (C), K tinggi (D), dan K sangat tinggi (E).Anak petak adalah takaran pupuk K, yaitu 0 kg (K0), 20kg (K1), 40 kg (K2), 80 kg (K3), dan 160 kg K/ha (K4).

Tanaman indikatoradalah jagung varietas Lamuru.Pupuk KCl diberikan sebelum tanam dengan takaran 0,20, 40, 80, dan 160 kg K/ha berturut-turut untuk per-lakuan K0, K1, K2, K3, dan K4. Pupuk urea, ZA dan SP36masing-masing dengan takaran 300 kg urea (tiga kaliaplikasi), 50 kg ZA, dan 250 kg SP36/ha diberikan samaseperti pada tahap pertama. Parameter yang diamatipada percobaan tahap kedua adalah hasil jagung.

Penentuan Kelas Ketersediaan Hara

Metode yang digunakan dalam penentuan kelas keter-sediaan hara K adalah metode grafik Cate-Nelson(Widjaja-Adhi 1996), kurva kontinu (Leiwakabessy 1996,Dahnke and Olson 1990), dan analisis keragaman yangdimodifikasi (Nelson and Anderson 1977).

Metode Grafik Cate-Nelson

Prosedur penetapan kelas ketersediaan hara denganmetode ini adalah: (1) pembuatan diagram sebaranpersentase hasil relatif pada sumbu Y dan nilai uji K tanahpada sumbu X, (2) pada diagram sebaran diletakkandua garis bersilangan (sumbu salib) yang membagikuadran menjadi empat bagian, yaitu kuadran kiribawah dan kanan atas sebagai kuadran positif, dankuadran kiri atas dan kanan bawah sebagai kuadrannegatif, (3) menggeser sumbu salib tersebut pada posisiyang tetap hingga jumlah titik pada kuadran positifsebanyak mungkin, sedangkan pada kuadran negatifsesedikit mungkin, dan (4) perpotongan sumbu salibdengan sumbu X merupakan nilai batas kritis hara K.Daerah yang berada di sebelah kiri batas kritis me-rupakan kelas rendah dan daerah di sebelah kanan bataskritis merupakan kelas tinggi (Gambar 1).

Page 3: Studi Penentuan Kelas Hara K Tanah untuk Tanaman …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/03-pp022007.pdf · etersediaan hara dalam tanah dapat diduga melalui uji tanah, ... K3, dan

SIRAPPA DAN TANDISAU: HARA K UNTUK TANAMAN JAGUNG

88

Metode Kurva Kontinu

Penentuan kelas ketersediaan hara K dengan metodeini adalah: (1) pemetaan pasangan titik hasil relatifdengan nilai uji K tanah, (2) pembuatan kurva melaluititik-titik tersebut, (3) membagi kurva tersebut kedalambeberapa kelas menurut kriteria Cope dan Rouse (1973),yaitu: (a) sangat rendah: < 50%, (b) rendah: 50-75%, (c)sedang: 75-100%, (d) tinggi dan sangat tinggi: > 100%hasil relatif, seperti pada Gambar 2.

Analisis Keragaman yang Dimodifikasi

Prosedur penetapan kelas ketersediaan hara K denganmetode analisis keragaman yang dimodifikasi (Nelsonand Anderson 1977) adalah sebagai berikut:(1) Menghitung DY maks., yaitu: DY maks = (Y maks �

Y0)/ Ymaks, di mana Y maks adalah hasil biji keringmaksimum dan Y0 adalah hasil biji kering padaperlakuan tanpa pupuk.

(2) Menyusun data menurut peningkatan nilai uji tanah.

(3) Mengelompokkan data ke dalam beberapa ke-lompok DY maks dengan dasar pertimbangan didalam menarik batas subkelompok sebagai berikut:(a) harus terdapat penurunan cukup besar dari DYmaks antara nilai sebelah-menyebelah batas pe-misah dan rata-rata DY maks harus naik, (b) bataspemisah tidak ditarik antara dua nilai uji tanah yangsama atau hampir sama, dan (c) anggota kelompoksekurang-kurangnya dua.

(4) Menghitung pasangan data (ni), simpangan baku(Si), dan rata-rata DY maks i dari kelompok ke-i danS gabungan (pooled S) dari semua kelompok.

(5) Menguji perbedaan antara dua DY maks rata-ratadari kelompok yang berurutan dengan uji t-studentsatu arah dengan rumus:

t = (DY maks i � DY maks i + 1)/S(1/ni + 1/ni + 1)0.5

Bila perbedaan DY maks rata-rata antara dua kelompokyang berurutan tidak nyata, maka kedua kelompokdigabung menjadi satu. Berdasarkan jumlah kelompokbaru, prosedur kembali ke langkah (4) dan terus kelangkah (5). Hal ini diulang sampai perbedaan nilai rata-rata antara dua kelompok yang berurutan nyata (Nelsondan Anderson 1977).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Status Hara K Tanah

Data hara K buatan yang diperoleh melalui percobaantahap pertama sangat tidak teratur (erratic). Penyebabnyadiduga karena tanah belum mencapai kesetimbangankonstan (steady stage). Dengan kata lain, hara K pupukbelum berubah sepenuhnya menjadi hara K tanah padasaat inkubasi dalam keadaan kemarau. Penyebab lainadalah faktor di luar kemampuan pengelolaanpercobaan, baik di lapang maupun di laboratorium.

Kelas Ketersediaan Hara K

Metode Grafik Cate-Nelson

Kelas ketersedian hara K yang diperoleh dengan metodegrafik Cate-Nelson dengan berbagai pengekstrak terdiriatas dua kelas, yaitu kelas rendah dan kelas tinggi

Gambar 1. Metode Grafik Cate-Nelson untuk penentuan kelasketersediaan hara K.

Gambar 2. Metode kurva kontinu untuk penetapan kelas keter-sediaan hara K.

Hasil relatif (%)

_ sumbu salib +

100 * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * 80 * * ** * * * * * * * * * * * * * * * * * 60 * * * * * * * * * * * 40 _ * * + Batas kritis 20 Rendah (respon) Tinggi (tidak respon)

K1 K2 K3 K4 K5 Nilai hara K tanah

Hasil relatif (%) * * * * * * * * * 100 * * * * * * * * * * * * 75 * * * * * * * 50 * * * * * * * 25 * * * * SR R S T & ST 0 K1 K2 K3 K4 Kn

Nilai uji K tanah

Page 4: Studi Penentuan Kelas Hara K Tanah untuk Tanaman …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/03-pp022007.pdf · etersediaan hara dalam tanah dapat diduga melalui uji tanah, ... K3, dan

PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 26 NO. 2 2007

89

(Tabel 1). Kelas K rendah diperoleh pada daerah yangberada di sebelah kiri nilai batas kritis, sedangkan kelasK tinggi pada daerah yang berada di sebelah kanan nilaibatas kritis. Batas antara kelas K rendah dan tinggidisebut batas kritis (critical level).

Nilai batas kritis hara K yang diperoleh denganmetode grafik Cate-Nelson adalah 0,30 me/100 g, 0,35me/100 g, 178 ppm, dan 213 ppm, masing-masing untukpengektrak NH4OAc pH 4,8, NH4OAc pH 7, Bray-1, danOlsen, seperti disajikan pada Gambar 3.

Penentuan kelas ketersediaan hara K denganmetode grafik Cate-Nelson (Gambar 3) sangat lemahkarena hanya terdiri atas dua kelas, yaitu kelas rendahdan tinggi, atau respon dan tidak tanggap terhadappemupukan K. Namun menurut Dahnke dan Olson(1990), kategori kelas sedang terletak pada nilai bataskritis. Metode grafik Cate-Nelson di samping mempunyaikelemahan, juga mempunyai kelebihan, yaitu dapatketahui nilai kritis dari suatu hara dalam kaitannyadengan perlu tidaknya dilakukan suatu tindakanpemupukan. Nilai batas kritis hara K yang diperolehdengan metode grafik Cate-Nelson dapat dijadikanacuan pemupukan pada suatu jenis tanah.

Metode Kurva Kontinu

Penetapan kelas ketersediaan hara K dengan metodekurva kontinu pada berbagai pengekstrak K disajikanpada Gambar 4.

Tabel 1. Kelas ketersediaan hara K untuk tanaman jagung ber-dasarkan metode grafik Cate-Nelson.

Kelas ketersediaan hara KPengekstrak Satuan uji tanah Rendah Tinggi

NH4OAc pH 4,8 me K/100 g < 0,30 > 0,30NH4OAc pH 7 me K/100 g < 0,35 > 0,35Bray-1 ppm K2O < 178 > 178Olsen ppm K2O < 213 > 213

(a) NH4OAc pH 4,8 (b) NH4OAc pH 7

(c) Bray-1 (d) Olsen

Gambar 3. Batas kritis hara K jagung dengan grafik Cate Nelson dan berbagai pengekstrak K.

0

20

40

60

80

100

120

75 100 125 150 175 200 225 250 275

Nilai uji K-tanah (ppm)

Has

ilre

latif

(%)

batas kritis

0

20

40

60

80

100

120

75 100 125 150 175 200 225 250 275

Nilai uji K-tanah (ppm)

Has

ilre

latif

(%)

batas kritis

0

20

40

60

80

100

120

50 100 150 200 250 300 350

Nilai uji K-tanah (ppm)

Has

ilre

latif

(%)

batas kritis

0

20

40

60

80

100

120

50 100 150 200 250 300 350

Nilai uji K-tanah (ppm)

Has

ilre

latif

(%)

batas kritis

0

20

40

60

80

100

120

0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

Nilai uji K-tanah (me/100 g)

Has

ilre

latif

(%)

batas kritis

0

20

40

60

80

100

120

0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

Nilai uji K-tanah (me/100 g)

Has

ilre

latif

(%)

batas kritis

0

20

40

60

80

100

120

0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8

Nilai uji K-tanah (me/100 g)

Has

ilre

latif

(%)

batas kritis

0

20

40

60

80

100

120

0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8

Nilai uji K-tanah (me/100 g)

Has

ilre

latif

(%)

batas kritis

Page 5: Studi Penentuan Kelas Hara K Tanah untuk Tanaman …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/03-pp022007.pdf · etersediaan hara dalam tanah dapat diduga melalui uji tanah, ... K3, dan

SIRAPPA DAN TANDISAU: HARA K UNTUK TANAMAN JAGUNG

90

Berdasarkan metode kurva kontinu, pengekstrakNH4OAc pH 7 memberikan dua kelas ketersediaan hara,yaitu kelas K rendah dan sedang, sedangkan peng-ekstrak lainnya menghasilkan tiga kelas, yaitu kelas Ksangat rendah sampai sedang (NH4OAc pH 4,8 danOlsen), dan kelas K rendah sampai tinggi (Bray-1), sepertipada Tabel 2. Hanya pengekstrak Bray-1 yang mem-berikan kategori kelas K tinggi, sedangkan denganpengekstrak lainnya diperoleh kelas K sangat rendahsampai sedang.

Metode Analisis Keragaman yang Dimodifikasi

Dengan menggunakan metode analisis keragaman yangdimodifikasi (Nelson and Anderson 1977), kelas hara Kyang diperoleh dengan pengekstrak NH4OAc pH 4,8,NH4OAc pH 7, Bray-1, dan Olsen masing-masing tigakelompok, yaitu K rendah, sedang, dan tinggi (Tabel 3).

Dari ketiga metode penentuan kelas ketersediaanhara K untuk tanaman jagung di lahan kering diketahuibahwa metode analisis keragaman yang dimodifikasi

Gambar 4. Kelas ketersediaan hara K untuk tanaman jagung dengan menggunakan metode kurva kontinu pada berbagai pengekstrak.

(a) NH4OAc pH 4,8 (b) NH4OAc pH 7

(c) Bray-1 (d) Olsen

Tabel 2. Kelas ketersediaan hara K untuk tanaman jagung berdasarkan metode kurva kontinu.

Kelas ketersediaan hara KPengekstrak Satuan uji tanah Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi

NH4OAc pH 7 me K/100 g - < 0,35 > 0,35 -NH4OAc pH 4,8 me K/100 g < 0,15 0,15-0,30 > 0,30 -Olsen ppm K2O < 110 110-190 > 190 -Bray-1 ppm K2O - 170 170-340 > 340

Has

ilre

latif

(%)

0

25

50

75

100

125

0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8

Nilai uji K-tanah (me/100 g)

R S

Has

ilre

latif

(%)

0

25

50

75

100

125

0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8

Nilai uji K-tanah (me/100 g)

R S

Has

ilre

latif

(%)

0

25

50

75

100

125

0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

Nilai uji K-tanah (me/100 g)

R SSR

Has

ilre

latif

(%)

0

25

50

75

100

125

0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

Nilai uji K-tanah (me/100 g)

R SSR

0

25

50

75

100

125

75 100 125 150 175 200 225 250 275

Nilai uji K-tanah (ppm)

R SSR

Has

ilre

latif

(%)

0

25

50

75

100

125

75 100 125 150 175 200 225 250 275

Nilai uji K-tanah (ppm)

R SSR

Has

ilre

latif

(%)

0

25

50

75

100

125

50 100 150 200 250 300 350 400

Nilai uji K-tanah (ppm)

SR T

Has

ilre

latif

(%)

0

25

50

75

100

125

50 100 150 200 250 300 350 400

Nilai uji K-tanah (ppm)

SR T

Has

ilre

latif

(%)

Page 6: Studi Penentuan Kelas Hara K Tanah untuk Tanaman …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/03-pp022007.pdf · etersediaan hara dalam tanah dapat diduga melalui uji tanah, ... K3, dan

PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 26 NO. 2 2007

91

Tabel 3. Kelas ketersediaan hara K untuk tanaman jagung ber-dasarkan metode analisis keragaman yang dimodifikasi.

Kelas ketersediaan hara KPengekstrak Satuan uji tanah Rendah Sedang Tinggi

NH4OAc pH 4,8 me K/100 g < 0,40 0,40 > 0,40NH4OAc pH 7 me K/100 g < 0,40 0,40-0,60 > 0,60Bray-1 ppm K2O < 200 200-300 > 300Olsen ppm K2O < 215 215-250 > 250

memberikan tiga kelas hara K dan yang lainnya umum-nya dua kelas, sehingga metode tersebut dapat diguna-kan sebagai acuan dalam penentuan kelas ketersediaanhara K.

Pemupukan pada Tanaman Jagung

Hasil jagung pada percobaan tahap kedua disajikanpada Tabel 4. Secara umum, hasil jagung tertinggidiperoleh pada pemupukan 80 kg K/ha untuk kelas haraK sangat rendah sampai sedang dan pada pemupukan20-40 kg K/ha untuk kelas hara K tinggi.

Tabel 4. Rata-rata hasil jagung pada berbagai kelas ketersediaan hara K dan takaran pemupukan K.

Hasil biji kering ka.12% (kg/ha)Metode penetapanstatus hara K tanah 0 20 40 80 160

Metode Cate-NelsonNH4OAc pH 4,8:

- K-Rendah 3.868 4.366 4.822 5.024 4.170- K-Tinggi 4.530 4.752 5.040 4.902 4.530

NH4OAc pH 7:- K-Rendah 3.963 4.423 4.812 4.960 4.516- K-Tinggi 4.591 4.782 5.226 5.079 4.691

Bray-1:- K-Rendah 3.463 3.896 4.863 5.073 4.590- K-Tinggi 4.401 4.794 4.911 4.939 4.531

Olsen:- K-Rendah 3.483 3.928 4.769 5.063 4.526- K-Tinggi 4.619 4.990 5.004 4.914 4.573

Metode Kurva Kontinu:NH4OAc pH 4,8:

- K-Sangat Rendah 2.661 3.071 4.103 4.893 4.351- K-Rendah 3.664 4.103 5.053 5.118 4.650- K-Sedang 4.401 4.794 4.911 4.939 4.531

NH4OAc pH 7:- K-Rendah 3.570 4.006 4.892 5.047 4.547- K-Sedang 4.434 4.821 4.897 4.941 4.553

Bray-1:- K-Rendah 3.345 3.803 4.456 4.788 4.313- K-Sedang 4.188 4.629 5.006 5.010 4.606- K-Tinggi 5.127 5.273 5.272 5.254 4.780

Olsen:- K-Sangat Rendah 2.385 3.842 3.973 4.380 4.022- K-Rendah 3.940 4.268 4.791 4.713 4.100- K-Sedang 4.166 4.622 4.915 4.981 4.543

Metode Analisis KeragamanNH4OAc pH 4,8:

- K-Rendah 3.868 4.366 4.822 5.024 4.170- K-Tinggi 4.530 4.752 5.040 4.902 4.530

NH4OAc pH 7 & Bray-1:- K-Rendah 3.570 4.006 4.892 5.047 4.547- K-Sedang 4.236 4.692 4.789 4.851 4.489- K-Tinggi 5.127 5.273 5.272 5.254 4.780

Olsen:- K-Rendah 3.483 3.928 4.769 5.063 4.526- K-Sedang 4.444 4.885 5.062 4.867 4.501- K-Tinggi 5.143 5.307 4.833 5.054 4.782

Page 7: Studi Penentuan Kelas Hara K Tanah untuk Tanaman …pangan.litbang.pertanian.go.id/files/03-pp022007.pdf · etersediaan hara dalam tanah dapat diduga melalui uji tanah, ... K3, dan

SIRAPPA DAN TANDISAU: HARA K UNTUK TANAMAN JAGUNG

92

Pemupukan K sampai takaran 80 kg K/ha pada ber-bagai kelas hara K meningkatkan hasil, namun apabilatakaran K ditingkatkan sampai 160 kg K/ha terjadipenurunan hasil. Dengan demikian, pemupukan K padajagung varietas Lamuru pada jenis tanah Alfisol cukup80 kg K/ha. Untuk mengetahui takaran optimum pupukK perlu disusun Takaran rekomendasi menggunakanmetode kurva respon pemupukan (Widjaja-Adhi 1993;1996).

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kelas hara K untuk tanaman jagung dapat ditentu-kan dengan beberapa metode: (a) metode grafikCate Nelson memberikan dua kelas hara K, yaitukelas rendah dan tinggi; (b) metode kurva kontinumemberikan dua sampai tiga kelas K, yaitu sangatrendah, sedang, dan kelas K rendah sampai tinggi;dan (c) metode analisis keragaman yang di-modifikasi memberikan tiga kelas hara K, yaiturendah, sedang, dan tinggi.

2. Rata-rata hasil jagung tertinggi diperoleh padapemupukan 80 kg K/ha untuk kelas K sangat rendahsampai sedang, dan pemupukan 20-40 kg K/hauntuk kelas hara K tinggi.

3. Penentuan kelas ketersediaan hara K tanah sebaik-nya menggunakan metode analisis keragaman yangdimodifikasi.

4. Untuk memperoleh kelas ketersediaan hara K yanglebih akurat untuk sistem tanah-tanaman tertentudisarankan dengan pendekatan multilokasi.

DAFTAR PUSTAKA

Cope, J.T. and R.D. Rouse. 1973. Interpretation of soil test results.pp.35-54. In L.M. Walsh and J.D. Beaton (eds.). Soil testingand plant analysis. Revised edition. SSSA, Madison, WI.

Dahnke, W.C. and R.A. Olson. 1990. Soil test correlation, calibration,and recommendation, p. 45-71. In Soil testing and plantanalysis. 3rd ed. SSSA, Madison, WI.

Fox, R.L. and F.J. Kamprath. 1970. Phosphate sorption isothermsfor evaluating the phosphate requirements of soils. Soil Sci.Soc. Am. Proc. 34: 902-907.

Leiwakabessy, F.M. 1996. Interpretasi data uji tanah dan dasar-dasar rekomendasi pemupukan. Dalam PelatihanOptimalisasi Pemupukan. Proyek Pembinaan KelembagaanLitbang Pertanian bekerjasama dengan Faperta IPB, Bogor,19-31 Januari 1996.

Leiwakabessy, F.M. dan A. Sutandi. 1992. Pupuk dan pemupukan.Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Leiwakabessy, F.M. dan O. Koswara. 1985. Metode dan teknikpengumpulan, analisis, dan interpretasi data kesuburan tanah.Bahan Kursus Penyusunan Analisis Dampak Lingkungan ke-II PPSML-UI. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.

Nelson, L.A. and R.L. Anderson. 1977. Partitioning of soil test-cropresponse probability, p. 19-38. In Soil testing: correlating andinterpretating the analitycal results. ASA Special Publication29. ASA, CSSA, SSA, Madison, WI.

Soepartini, M., Nurjaya, A. Kasno, S. Ardjakusumah, Moersidi S.,dan J. Sri Adiningsih. 1994. Status hara P dan K serta sifat-sifat tanah sebagai penduga kebutuhan pupuk padi sawah diPulau Lombok. Pemb. Pen. Tanah dan Pupuk 12:23-35.

Voss, R. 1998. Fertility recommendations: Past and present.commun. Soil Sci. Plant. Nutr. 29 (11-14):1429-1440.

Widjaja-Adhi, IPG. 1986. Penentuan kelas ketersediaan haradengan metode analisa keragaman yang dimodifikasi.Pemberitaan Tanah dan Pupuk. No. 5:23-28.

Widjaja-Adhi, IPG. 1993. Soil testing and formulating fertilizerrecommendation. IARD Journal 15 (4):71-80.

Widjaja-Adhi, IPG. 1996. Penggunaan uji tanah dan analisa daunsebagai dasar rekomendasi pemupukan. Dalam PelatihanOptimalisasi Pemupukan. Proyek Pembinaan KelembagaanPenelitian dan Pengembangan Pertanian bekerjasamadengan Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, 19-31Januari 1996.

Widjaja-Adhi, IPG., J. A. Silva, and R.L. Fox. 1990. Assessment ofthe external requirement of maize on paleudults andeutrustox. Pemberitaan Penelitian Tanah dan Pupuk No. 9/1990: 14-20.