the green infrastructure for greening jabodetabekjur

Upload: gunteitb

Post on 11-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 The Green Infrastructure for Greening JABODETABEKJUR

    1/21

    Proposal Lomba Green Jakarta Metropolis 2030,Diusulkan oleh

    SETARAJl. Kendangsari Dalam no 60

    Surabayahttp://www.ara-studio.com/home/

    Green Impact Indonesia Integrated Urban, Drainage & Environmental

    Planning & Designhttp://greenimpactindo.wordpress.com/

    The Green Infrastructure for Greening JABODETABEKJUR(Infrastruktur Hijau untuk Menghijaukan JABODETABEKJUR)

    Oleh: Hermawan Dasmanto ST.

    Goya Tamara Kolondam ST.Erel Hadimuljono ST.Clifford Sutedjo ST.

    Martha ST.Gunawan Tanuwidjaja ST. MSc.

    Kota Megapolitan bermunculan di seluruh Dunia pada abad 21 ini. Diperkirakan populasiUrban Dunia ini akan mencapai 60% pada tahun 2030, dan 600 Juta penduduk Dunia ini akantinggal di Kota Kota Megapolitan seperti Jakarta, Mumbai, Bangkok and Manila (Schultz,2006). 1

    Perkembangan fisik Jakarta begitu cepat sejak Abad 18, karena pertumbuhan ekonomidan laju urbanisasi yang tinggi. Jakarta berkembang seperti halnya berbagai kota di PantaiPulau Jawa dengan inti benteng yang ditinggali orang Eropa. Di sisi benteng tersebut terletakdengan Permukiman pedagang pedagang Asia lainnya. Dan Kota Jakarta dikelilingi olehDesa Desa yang ditinggali warga Bumiputera yang memberikan pasokan makanan danpekerja tidak tetap. Tetapi ternyata Kota Bawah Jakarta menjadi tidak dapat ditinggali karenaterlalu padat dan tergenang banjir karena didirikan di daerah rawa-rawa. Karena itulah WargaEropa memilih tinggal di daerah pinggiran yang lebih tinggi (Ford, L.R.,1993). 2

    Pada pertengahan 1950, Presiden Sukarno ingin memberikan sebuah simbol baru bagiJakarta berupa Monumen Nasional setinggi 132 meter di Lapangan Medan Merdeka. Iamendirikan Kebayoran Baru, yang berjarak 6 km di Selatan Monas. Ia mengusulkan Bangunan

    Bangunan Pemerintah yang luas, Pusat Pertokoan Modern, Perumahan bergaya Barat. Dansebuah Jalan Arteri menghubungkan Kawasan Kebayoran Baru dan Monas ini. Di Jalan Arteriini, akan dibangun berbagai Perkantoran dan Hotel Hotel berlantai banyak. Tetapi hal ini tidakterwujud karena ketakutan dari investor asing terhadap haluan politik Sukarno (Ford,L.R.,1993). 3

    Presiden Suharto sejak 1965 membuka sebuah pendekatan pembangunan Jakarta

  • 7/23/2019 The Green Infrastructure for Greening JABODETABEKJUR

    2/21

    Proposal Lomba Green Jakarta Metropolis 2030,Diusulkan oleh

    SETARAJl. Kendangsari Dalam no 60

    Surabayahttp://www.ara-studio.com/home/

    Green Impact Indonesia Integrated Urban, Drainage & Environmental

    Planning & Designhttp://greenimpactindo.wordpress.com/

    memiliki jaringan air bersih, air kotor dan transportasi yang buruk (Abeyasekere 1987). 4 Polapembangunan ini mulai mendorong perkembangan Kota modern antara 1970-1980 (Ford,L.R.,1993). 5

    Goldblum, C., Wong, T-C., (2000)6

    juga mengungkapkan bahwa Globalisasi Ekonomipada tahun 1980 juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan perkembangan tata ruangKota Jakarta. Perkembangan Kawasan pinggiran Jakarta telah mengikuti pola perkembangan diNegara Barat. Kawasan kawasan Industri bermunculan di kawasan pinggiran Jakarta telahmenggeser pusat perkembangan dari pusat kota. Sementara itu kawasan kawasan yangmemiliki harga yang tinggi atau prime lands telah diubah menjadi Perkantoran, PerdaganganEceran dan Kompleks Pertokoan. Diakui bahwa koordinasi manajemen yang buruk danimplementasi perencanaan yang tidak efektif menyebabkan buruknya kualitas perencanaankota.

    Hal ini dapat digambarkan dalam Gambar 1 yaitu sebuah Model Kota di Indonesia yangdiungkapkan oleh Ford, L.R., (1993). 7

    Gambar 1. Sebuah Model Kota di Indonesia yang diungkapkan oleh Ford, L.R., (1993). 8

    Sehingga Jakarta tetap berkembang dengan kesenjangan antara Kawasan KawasanElit yang terencana dan Kawasan Kampung Kota yang tidak terencana. Sementara itukebutuhan akan perumahan yang terjangkau tidak terpenuhi. Di sisi lain, mahalnya pasokan

  • 7/23/2019 The Green Infrastructure for Greening JABODETABEKJUR

    3/21

    Proposal Lomba Green Jakarta Metropolis 2030,Diusulkan oleh

    SETARAJl. Kendangsari Dalam no 60Surabaya

    http://www.ara-studio.com/home/

    Green Impact Indonesia Integrated Urban, Drainage & EnvironmentalPlanning & Design

    http://greenimpactindo.wordpress.com/

    menyebabkan terjadinya Urban Sprawling (Kuswartojo T et.all., 2005). 9 Fenomena ini diantaranya terjadi di kawasan perkotaan seperti Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi- Cianjur (JABODETABEKJUR) yang tidak berkelanjutan (A. Hermanto Dardak and Dr Poerwo,

    Direktorat Jenderal Tata Ruang, Departemen PU, 2007).10

    Gambar 2. Perkembangan Urbanisasi di kawasan JABODETABEKJUR dari tahun 1972 2005

    Sumber: A. Hermanto Dardak and Dr Poerwo, Direktorat Jenderal Tata Ruang, Departemen PU, (2007). 11

    Akibatnya berbagai masalah kronis terjadi seperti Kemacetan kronis yang diperkirakanmenimbulkan pemborosan Bahan Bakar Minyak (BBM) sekitar Rp. 10 Trilyun per tahun danoperasional kendaraan sebesar Rp. 17,2 Trilyun per tahun (Pemprov DKI Jakarta, dikutip dalamSutanudjaja, E., Arifin, A., (2011). Kata Fakta Jakarta). 12 Kemacetan ini semakin hari terjadisemakin parah karena tidak memadainya transportasi publik, peningkatan jumlah kendaraanpribadi seperti terlihat dalam diagram sebagai berikut.

  • 7/23/2019 The Green Infrastructure for Greening JABODETABEKJUR

    4/21

    Proposal Lomba Green Jakarta Metropolis 2030,Diusulkan oleh

    SETARAJl. Kendangsari Dalam no 60Surabaya

    http://www.ara-studio.com/home/

    Green Impact Indonesia Integrated Urban, Drainage & EnvironmentalPlanning & Design

    http://greenimpactindo.wordpress.com/

    Gambar 3. Diagram Perpindahan Penduduk di diJABODETABEKJUR yang menunjukkan Urban

    Sprawling (Penyebaran Perkotaan)

    Sumber: Sutanudjaja, E., Arifin, A., (2011). 13

    Gambar 4. Diagram Peningkatan Jumlah Kendaraan diJABODETABEKJUR yang menyebabkan makin

    parahnya kemacetan Jakarta

    Sumber: Sutanudjaja, E., Arifin, A., (2011). 14

    Gambar 5. Diagram Jumlah Perjalanan per Hari diJABODETABEKJUR

    Sumber: Sutanudjaja, E., Arifin, A., (2011). 15

    Gambar 6. Ilustrasi. Kendaraan antre melintas di toldalam kota dan arteri Jalan Jendral Gatot Soebroto,Jakarta Pusat, baik ke arah Slipi maupun Cawang,

  • 7/23/2019 The Green Infrastructure for Greening JABODETABEKJUR

    5/21

    Proposal Lomba Green Jakarta Metropolis 2030,Diusulkan oleh

    SETARAJl. Kendangsari Dalam no 60Surabaya

    http://www.ara-studio.com/home/

    Green Impact Indonesia Integrated Urban, Drainage & EnvironmentalPlanning & Design

    http://greenimpactindo.wordpress.com/

    Permasalahan yang lain yang kronis ialah banjir. Banjir besar JABODETABEKJUR telahterjadi beberapa kali yaitu pada tahun 1996, 2002 dan 2007. Pada Tahun 2007, lebih dari 60%bagian dari Kota Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi dilanda banjir bandang.

    Delapan puluh jiwa dilaporkan tewas dan 340,000 orang mengungsi. Kemudian 74,000 rumahterendam; 670,000 orang kehilangan pasokan listrik dan 82.150 km 2 jalan rusak. MenurutDirektur Perencanaan Perkotaan, Tata Ruang dan Pertanahan dari Badan PerencanaanPembangunan Nasional (BAPPENAS), Bpk. Luky Eko Wuryanto, diperkirakan terjadi kerugianekonomi sebesar Rp. 8 Trilyun karena banjir ini. Dirinci dalam: Rp 1,7 Trilyun of kerusakanrumah; Rp 600 Milyar kerusakan infrastruktur; Rp 2 Trilyun dari kerusakan sektor Industri;Finansial dan Usaha Kecil dan Menengah; Rp 4,8 Milyar dari kerusakan fasilitas pemerintah;dan Rp 3,6 Milyar kerusakan lainnya (Bappeda DKI Jakarta, (2008);http://www.reliefweb.int/rw/dbc.nsf/doc100?OpenForm;http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2007/02/12/brk,20070212-93047,id.html;http://www.hkv.nl/default.asp?LanguageID=2) 16

    Penyebab banjir di DKI Jakarta, secara umum terjadi karena dua faktor utama yaknifaktor alam dan faktor manusia. Penyebab banjir dari faktor alam antara lain karena lebih dari

    Gambar 7. Kondisi Banjir di Jakarta (Tahun 2007)

    Sumber : Dinas PU DKI Jakarta, (2008). 17

    Gambar 8. Kondisi Banjir di Jakarta (Tahun 2007)

    Sumber : Dinas PU DKI Jakarta, (2008). 18

  • 7/23/2019 The Green Infrastructure for Greening JABODETABEKJUR

    6/21

    Proposal Lomba Green Jakarta Metropolis 2030,Diusulkan oleh

    SETARAJl. Kendangsari Dalam no 60Surabaya

    http://www.ara-studio.com/home/

    Green Impact Indonesia Integrated Urban, Drainage & EnvironmentalPlanning & Design

    http://greenimpactindo.wordpress.com/

    Berdasarkan data klimatografi di kawasan DKI Jakarta, intensitas hujan tinggi (2.000 4.000 mm setiap tahunnya) dengan durasi yang lama. Hal ini merupakan sifat umum kawasantropis lembab yang diperparah oleh pemanasan global. Curah hujan ini selanjutnya akan

    menciptakan limpasan air yang deras ketika jatuh di atas daerah tangkapan air ( catchment )seluas 850 km 2 di hulu Jakarta. Kondisi ini diperparah oleh kecilnya kapasitas tampung sungaisaat ini dibanding limpasan ( debit ) air yang masuk ke Jakarta, serta pengaruh pasang air lautyang mempengaruhi daerah hilir sungai.

    Sedangkan penyebab banjir dari sisi faktor manusia antara lain karena tidakterintegrasinya tata kota dan tata air di Jabodetabekjur, perencanaan tata ruang yang melebihikapasitas daya dukung lingkungan (kurangnya tempat parkir air dan sumber air bersih) sertalemahnya implementasi tata ruang dan tata air di JABODETABEKJUR.

    Kompetisi dan eksploitasi pemanfaatan lahan di kawasan JABODETABEKJUR yangsedemikian cepat juga membuat konversi besar-besaran badan air dan daerah rawan banjir(sungai, rawa, situ serta sempadannya) menjadi perumahan, kawasan industri, dll. Selanjutnyahal ini juga mengakibatkan sedimentasi sungai akibat lumpur, sampah organik dan inorganik.

    Ketidakjelasan pembagian peran dan tugas Pemerintah, Pemerintah Daerah, swastadan masyarakat dalam pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur tata air jugamenyebabkan memburuknya kondisi banjir yang ada. Terakhir, faktor banjir Jakarta ialah

    pengambilan air tanah yang berlebihan. Hal ini menyebabkan penurunan tanah semakin ekstrimterutama di Jakarta Utara.

    Legenda:

    Daerah Tangkapan(Catchments)

    1. Tangkapan KaliCisadane

    2. Tangkapan KaliAngke

    3. Tangkapan KaliPesanggrahan

    4. Tangkapan KaliKrukut- Grogol

  • 7/23/2019 The Green Infrastructure for Greening JABODETABEKJUR

    7/21

    Proposal Lomba Green Jakarta Metropolis 2030,Diusulkan oleh

    SETARAJl. Kendangsari Dalam no 60Surabaya

    http://www.ara-studio.com/home/

    Green Impact Indonesia Integrated Urban, Drainage & EnvironmentalPlanning & Design

    http://greenimpactindo.wordpress.com/

    Sumber: Departemen Kehutanan (2007).

    Legenda:

    - Kontur penurunantanah dalam 20tahun

    Gambar 10. Peta Penurunan Tanah di JABODETABEKJUR antara 1974 dan 1993, terlihat terjadi penurunan tanahantara 2-10 cm per tahun. Hal ini dapat menyebabkan Kawasan JABODETABEKJUR Utara akan terendam.dalam

    20-30 tahun mendatang.

    Source: Abidin, H.Z. (1998). 20

  • 7/23/2019 The Green Infrastructure for Greening JABODETABEKJUR

    8/21

    Proposal Lomba Green Jakarta Metropolis 2030,Diusulkan oleh

    SETARAJl. Kendangsari Dalam no 60Surabaya

    http://www.ara-studio.com/home/

    Green Impact Indonesia Integrated Urban, Drainage & EnvironmentalPlanning & Design

    http://greenimpactindo.wordpress.com/

    Legenda:

    Grup A :

    laju transmisi air tinggilebih besar 0,72 cm/jam)

    Grup B :

    transmisi air sedang(antara 0,72 0.36cm/jam)

    Grup C :

    laju transmisi air lambat(antara 0,36-0,12cm/jam)

    Grup D :

    laju transmisi air sangatrendah (lebih kecil 0,12cm/jam)

    Gambar 11. Peta Kecepatan Penyerapan Tanah (Laju Transmisi Air), Kabupaten Bogor, Kota Bogor dan KabupatenTangerang yang memiliki kategori laju transmisi air A dan B cocok untuk penerapan Sumur atau Kolam Resapan.

    Sementara di kawasan lainnya diperlukan Kolam Tampungan (Retensi) air hujan.Sumber: Departemen Kehutanan (2007). 21

    Legenda:Berdasarkan peta tanahklasifikasi USDA skala1 : 250.000 dariPusat Penelitian Tanah,daerah kajian meliputi 8tipe jenis tanah.

    meliputi

  • 7/23/2019 The Green Infrastructure for Greening JABODETABEKJUR

    9/21

    Proposal Lomba Green Jakarta Metropolis 2030,Diusulkan oleh

    SETARAJl. Kendangsari Dalam no 60Surabaya

    http://www.ara-studio.com/home/

    Green Impact Indonesia Integrated Urban, Drainage & EnvironmentalPlanning & Design

    http://greenimpactindo.wordpress.com/

    Dapat disimpulkan dari kondisi fisik JABODETABEKJUR maka diperlukan pendekatanperencanaan kota yang lebih sensitif di masa depan. Hal ini harus memperhatikan daya dukungkawasan JABODETABEKJUR seperti penurunan tanah, penyerapan air di tanah dan potensigenangan banjir.

    Suara Pembaruan Daily,(1 Maret 2008) 23 melaporkan bahwa Menurut Kepala BadanRiset Kelautan dan Perikanan (BRKP) Departemen Keluatan dan Perikanan Indroyono Susilokepada SP, di Jakarta, pada tahun 2050, sekitar 25 persen wilayah Jakarta Utara akantenggelam. Kawasan seperti Ancol, Pantai Indah Kapuk, Koja, dan Tanjung Priok hilang daripeta Indonesia. Secara kasat mata, lanjutnya, tanda-tanda awal tenggelamnya kawasan itu bisadilihat dari garis pantai di utara kota yang dulu bernama Batavia ini, sudah berubah. Garis

    pantai mulai masuk ke daratan akibat proses abrasi (pengikisan daratan oleh air laut). Lajukenaikan muka laut rata-rata 0,57 cm per tahun.

    Gambar 13. Kondisi Jakarta Utara pada 2050, yang mungkin juga terjadi pada JABODETABEKJUR Utara.

    S b S P b D il (1 M t 2008) 24

  • 7/23/2019 The Green Infrastructure for Greening JABODETABEKJUR

    10/21

    Proposal Lomba Green Jakarta Metropolis 2030,Diusulkan oleh

    SETARAJl. Kendangsari Dalam no 60Surabaya

    http://www.ara-studio.com/home/

    Green Impact Indonesia Integrated Urban, Drainage & EnvironmentalPlanning & Design

    http://greenimpactindo.wordpress.com/

    penyusunan Rencana Tata Ruang ini. Dan terdapat kepemilikan tanah dan kewenanganprasarana yang tumpang tindih.

    Terdapat berbagai Isu-isu Strategis pada 2030 yang diungkapkan oleh BAPPEDA DKI

    Jakarta (BAPPEDA DKI Jakarta, 2009):26

    Sistem dan prasarana transportasi Tata air dan pengendalian banjir Ruang terbuka hijau Global warming dan keterbatasan energi Krisis & pasang-surut ekonomi dan keuangan dunia Tekanan sosial-kependudukan dan urbanisasi (urban sprawl)

    Tuntutan penyediaan prasarana dan sarana: air bersih, limbah cair dan padat,telekomunikasi, energi Perlunya mitigasi bencana Keterbatasan pendanaan publik

    Dari isu isu di atas, proposal ini difokuskan untuk 4 isu utama yaitu: sistem danprasarana transportasi, tata air dan pengendalian banjir, berkurangnya ruang terbuka hijau,global warming dan keterbatasan energi. Karena itu keempat ini harus dipecahkan secaraserius dengan Solusi Green Infrastructure for Green Metropolis JABODETABEKJUR.

    Untuk menunjang hal ini beberapa referensi utama dipaparkan sebagai berikut. JaneJacobs (1961) 27 mendefinisikan Kota Kota sebagai organisme hidup dan ekosistem yangberkembang seiring dengan waktu seiring dengan interaksinya dengan penduduknya. Elemen elemen kota dan seperti tempat pejalan kaki, taman taman, permukiman permukiman,pemerintah dan sektor ekonomi harus berfungsi sinergis. Inilah yang dapat menjelaskanperkembangan kota di Indonesia juga.

    Jane Jacobs (1961) 28 juga menyarankan perkembangan kota secara campuran (mixed-

    use urban development) yang diintegrasikan dari berbagai tipe bangunan dan penggunaan,apakah perumahan atau komersial, baru atau lama. Menurutnya, kota kota akan bergantungpada keragaman tata guna lahan ini juga keragaman penduduk yang menggunakannya (usia,waktu penggunaan) sehingga tercipta kehidupan komunitas. Menurutnya organik, spontan dantidak rapih (organic, spontaneous, and untidy) akan menyebabkan keberlanjutan dari kota.

  • 7/23/2019 The Green Infrastructure for Greening JABODETABEKJUR

    11/21

    Proposal Lomba Green Jakarta Metropolis 2030,Diusulkan oleh

    SETARAJl. Kendangsari Dalam no 60Surabaya

    http://www.ara-studio.com/home/

    Green Impact Indonesia Integrated Urban, Drainage & EnvironmentalPlanning & Design

    http://greenimpactindo.wordpress.com/

    Sementara itu Williams, K., Burton, E., dan Jenks, M., (2000) 29 menyarankan bahwaBentuk Perkotaan yang Berkelanjutan dicirikan dengan kepadatan (compactness) [dalamberbagai bentuk perkotaan], campuran kegunaan-kegunaan (mix of uses), jaringan jalan yang

    saling terkait (interconnected roads) , yang didukung oleh layanan transportasi publik dan jaringan yang baik, pengendalian lingkungan (environmental controls) dan manajemenperkotaaan yang sangat baik (high standards of urban management). Bentuk perkotaan dapatdikembangkan dari lingkungan permukiman tradisional (traditional neighbourhoods) .Kemudahan mengubah tata guna lahan (the land use flexibility) juga menjadi penting sejauhdilakukan pertimbangan tentang dampak dampaknya.

    Untuk mencapai Green Metropolis JABODETABEKJUR diperlukan Perencanaan TataRuang Komprehensif berbasis Ekologis yaitu: Perencanaan yang mempertimbangkan kondisikeanekaragaman hayati (kondisi ekologi), kapasitas atau daya dukung lingkungan (kondisi fisiklainnya) serta kondisi sosial-ekonomi yang mempengaruhi kawasan. Kemudian di dalamprosesnya perencanaan infrastruktur lainnya seperti tata air, transportasi masal, pengelolaanlimbah dan sampah, konservasi energi, dan lain-lain harus diintegrasikan. Serta melibatkanperan serta para pemegang kepentingan ( stakeholders ) dlm penentuan tata ruang tsb.(Tanuwidjaja, G., Widjaya, J.M., 2010 30 dan Tanuwidjaja, G., Malone-Lee, L.C., 2009 31).

  • 7/23/2019 The Green Infrastructure for Greening JABODETABEKJUR

    12/21

    Proposal Lomba Green Jakarta Metropolis 2030,Diusulkan oleh

    SETARAJl. Kendangsari Dalam no 60Surabaya

    http://www.ara-studio.com/home/

    Green Impact Indonesia Integrated Urban, Drainage & EnvironmentalPlanning & Design

    http://greenimpactindo.wordpress.com/

    Kemudian metode perencanaan diusulkan sebagai berikut:

    Gambar 14. Metode Perencanaan Tata Ruang Komprehensif berbasis Ekologis

    Gambar15 Integrasi Perencanaan Tata Ruang Komprehensif berbasis Ekologis

  • 7/23/2019 The Green Infrastructure for Greening JABODETABEKJUR

    13/21

    Proposal Lomba Green Jakarta Metropolis 2030,Diusulkan oleh

    SETARAJl. Kendangsari Dalam no 60Surabaya

    http://www.ara-studio.com/home/

    Green Impact Indonesia Integrated Urban, Drainage & EnvironmentalPlanning & Design

    http://greenimpactindo.wordpress.com/

    Newman, P, dan Kenworthy, J., (2000), dalam Sustainable Urban Form: The Big Picture 32 mengusulkan 4 buah strategi untuk mengubah Kota yang berbasis Kendaraan Bermotorseperti Jakarta, menjadi Kota yang Berkelanjutan (Sustainable City) yaitu:

    Revitalisasi bagian dalam kota (Revitalise the inner city), Memfokuskan pembangunan pada jalur kereta api yang telah dibangun (Focus development

    around the existing rail system), Tidak mendukung penyebaran perkotaan (Discourage further urban sprawl), Memperpanjang jaringan transportasi publik sampai pedesaan (Extend the public transport

    system and build new urban villages in the suburbs).Dan upaya yang disarankan di atas sudah berhasil di Inggris sehingga mengurangi

    lahan dalam kota yang diabaikan, dan menyebabkan pusat pusat lokal tersebut menjadi lebihbaik, hidup dan menarik untuk masyarakat tinggal di kawasan itu (Williams, K., 2000) 33 .

    Strategi kelima ialah menyusun strategi pengembangan permukiman densitas pada jalurkereta api atau mass rapid transit seperti di Negara Kota Singapura. Untuk menjadikanSingapura sebagai Global City dan City in the Garden untuk Asia Tenggara, Urban Redevelopment Authority (URA) mengusulkan Master Plan Singapura yang berbasis sistemtransportasi masal MRT (Mass Rail Transit) pada tahun 1970-1980 dan diintegrasikanperencanaan Housing Development Board Town (HDB Town) yang berkepadatan tinggi di

    berbagai Lokasi di Singapura. (http://www.ura.gov.sg). 34 Hambatan dalam menerapkan skema ini ialah kepemilikan lahan. Di Singapura

    sebagian besar lahan dimiliki Pemerintah, sedangkan JABODETABEKJUR sebagian besardimiliki oleh Swasta dan Masyarakat. Karena perbedaan ini maka Pemerintah Indonesia sulitsekali untuk menerapkan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana Detail Tata Ruang.Karena kepemilikan lahan ini di tangan Swasta dan Masyarakat maka perlu diciptakan sebuahRencana Tata Ruang Wilayah yang lebih akomodatif dan fleksibel dan mendekati kenyataan

    pengembangan JABODETABEKJUR. Yang dapat diadopsi ialah intensifikasi pembangunandengan densitas tinggi dapat disarankan untuk dipusatkan di kawasan kawasan dalam kotaJakarta yang dilayani oleh MRT dan Busway.

  • 7/23/2019 The Green Infrastructure for Greening JABODETABEKJUR

    14/21

    Proposal Lomba Green Jakarta Metropolis 2030,Diusulkan oleh

    SETARAJl. Kendangsari Dalam no 60Surabaya

    http://www.ara-studio.com/home/

    Green Impact Indonesia Integrated Urban, Drainage & EnvironmentalPlanning & Design

    http://greenimpactindo.wordpress.com/

    Gambar 16. The Concept Plan 2001 untuk SingapuraSumber: http://www.ura.gov.sg. 35

    Gambar 17. Manajemen Daerah Tangkapan Air yangmemanfaatkan kawasan non-industri polutif (mencakupkawasan konservasi dan kawasan tangkapan air non-

    konservasi)

    Sumber: Public Utilities Board, Singapore (2007). 36

    Gambar18. Master Plan Transportasi berbasis MassRapid Transit (Transportasi Masal)

    Sumber: http://www.ura.gov.sg. 37

    Gambar 19. Kota Housing Development Board (HDB)dengan konsep kepadatan tinggi in Concept Plan 2001

    Sumber: http://www.ura.gov.sg. 38

  • 7/23/2019 The Green Infrastructure for Greening JABODETABEKJUR

    15/21

    Proposal Lomba Green Jakarta Metropolis 2030,Diusulkan oleh

    SETARAJl. Kendangsari Dalam no 60

    Surabayahttp://www.ara-studio.com/home/

    Green Impact Indonesia Integrated Urban, Drainage & Environmental

    Planning & Designhttp://greenimpactindo.wordpress.com/

    berdampak menghasilkan tata guna lahan yang lebih fleksibel dan pertumbuhan ekonomi.http://www.ura.gov.sg). 39

    Zona Putih (White Zone) diusulkan untuk mewadahi berbagai aktivitas yang tidak polutifdan yang menguntungkan seperti perumahan, hotel, perkantoran, industri bersih ( clean industry) , fasilitas pengembangan (R&D facilities), fasilitas rekreasi dan fasilitas komunitas.Konsep ini sejalan dengan menghasilkan bangunan multi-fungsi dan mencapai Konsep bekerja-hidup-belajar-bermain (work-live-learn-play) yang diusulkan URA Singapura(http://www.ura.gov.sg). 40

    Belajar dari konsep ini, diusulkan bahwa Rencana Tata Ruang WilayahJABODETABEKJUR dikembangkan dengan konsep bahwa Zona Bisnis Polutif dan Zona HijauMuda. Zona Bisnis Polutif diperuntukkan untuk kegiatan Industri yang polutif seperti industriberat dan khusus. Selain itu,diusulkan Zona Hijau Muda yang mewadahi perumahan, hotel,perkantoran, industri bersih (clean industry), fasilitas pengembangan (R&D facilities), fasilitasrekreasi dan fasilitas komunitas. Tetapi bangunan yang dibangun harus menggunakan konsepBangunan Hijau (Green Building). Konsep Bangunan hijau ini ialah mengikuti standar bangunanhijau yang telah diterapkan di Indonesia yaitu Greenship(http://gbcindonesia.org/site/index.php/2012-08-01-03-25-31/2012-08-02-03-43-34/rating-tools). 41

    Beberapa parameter yang harus dipenuhi ialah: Appropriate Site Development (Pengembangan Tapak secara Baik), Energy Efficiency and Conservation (Efisiensi Energi dan Konservasi), Water Conservation (Konservasi Air), Material Resource and Cycle (Sumber Daya dan Siklus Material), Indoor Health and Comfort (Kesehatan Udara Dalam Ruangan dan Kenyamanan), Building Environmental Management (Manajemen Lingkungan Bangunan).

    Diharapkan dengan memenuhi Greenship maka akan dicapai Green Metropolis diJABODETABEKJUR.Karena berkurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) di JABODETABEKJUR maka

    diusulkan strategi peningkatan Koefisien Hijau Bangunan (KHB) dengan membuat penghijauanpada atap (green rooftop) dan dinding (greenwall) yang akan diintegrasikan dengan Green Infrastructure Hal ini diusulkan dalam bentuk sebagai berikut (Vidiella A S Schleifer S K

  • 7/23/2019 The Green Infrastructure for Greening JABODETABEKJUR

    16/21

    Proposal Lomba Green Jakarta Metropolis 2030,Diusulkan oleh

    SETARAJl. Kendangsari Dalam no 60

    Surabayahttp://www.ara-studio.com/home/

    Green Impact Indonesia Integrated Urban, Drainage & Environmental

    Planning & Designhttp://greenimpactindo.wordpress.com/

    Gambar 20. Atap Hijau

    Sumber: Vidiella, A.S., Schleifer, S.K., Leonart, A.,

    (2010).44

    Gambar 21. Gabungan Atap Hijau dan PenghijauanVertikal

    Sumber: van Uffelen, C. (2011).45

  • 7/23/2019 The Green Infrastructure for Greening JABODETABEKJUR

    17/21

    Proposal Lomba Green Jakarta Metropolis 2030,Diusulkan oleh

    SETARAJl. Kendangsari Dalam no 60

    Surabayahttp://www.ara-studio.com/home/

    Green Impact Indonesia Integrated Urban, Drainage & Environmental

    Planning & Designhttp://greenimpactindo.wordpress.com/

    Dapat disimpulkan bahwa dengan kondisi fisik kawasan JABODETABEKJUR sepertipenurunan tanah, penyerapan air di tanah dan potensi genangan banjir, diperlukan Perencanaan Tata Ruang Komprehensif berbasis Ekologis. Tetapi kenyataannya bahwaJABODETABEKJUR sudah terbangun sebagian besar, sementara itu kepemilikan lahanJABODETABEKJUR didominasi oleh Pihak Swasta dan Masyarakat yang tidak mau mengikutiarahan Rencana Tata Ruang Wilayah Pemerintah. Karena itu diperlukan strategi yangpragmatis untuk memecahkan masalah ini.

    Strategi ini yang diusulkan ini difokuskan untuk mengatasi 4 masalah utama (sistemdan prasarana transportasi, tata air dan pengendalian banjir, berkurangnya ruang terbukahijau, global warming dan keterbatasan energi) secara terintegrasi mengikuti: Penyusunan Green Infrastructure Master Plan yang terdiri dari 3 lapisan transportasi

    terintegrasi pada setiap jaringannya yaitu Busway, Mass Rapid Transit atau Kereta Api danJalan Tol. Hal ini diharapkan akan mengurangi dampak kemacetan dan penghematanenergi berbentuk Bahan Bakar Minyak (BBM) yang selama ini terbuang karena kemacetan;

    Green Infrastructure yang akan dibangun juga akan mengintegrasian pompa air untukmengurangi genangan genangan air di Jakarta Utara atau daerah banjir lainnya, pompa

    ini akan didukung oleh pembangkit listrik tenaga angin. Kemudian air akan disalurkan dalamducting dalam Green Infrastructure Network ke daerah daerah lainnya seperti daerahresapan dan daerah yang lebih rendah;

    Memperpanjang jaringan transportasi publik (MRT, Kereta Rel Listrik, Busway dan AngkutanKota) sampai pedesaan dengan jaminan keamanan dan ketepatan pelayanan yang lebihbaik;

    Revitalisasi bagian dalam kota, dengan memprioritaskan pembangunan pada tanah tanah

    perkotaan yang kosong; Memfokuskan pembangunan pada jalur kereta api yang telah dibangun denganpembangunan Super-Block atau High-Density-Mixed Use di kawasan kawasan sekitarStasiun MRT, Kereta Rel Listrik dan Busway;

    Tidak mendukung penyebaran perkotaan, dengan membatasi harga Nilai Jual Obyek Pajak(NJOP) dan meningkatkan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) kawasan kawasan pertanian

  • 7/23/2019 The Green Infrastructure for Greening JABODETABEKJUR

    18/21

    Proposal Lomba Green Jakarta Metropolis 2030,Diusulkan oleh

    SETARAJl. Kendangsari Dalam no 60

    Surabayahttp://www.ara-studio.com/home/

    Green Impact Indonesia Integrated Urban, Drainage & Environmental

    Planning & Designhttp://greenimpactindo.wordpress.com/

    fasilitas komunitas yang menggunakan konsep Bangunan Hijau (Green Building) sesuaidengan Standar Greenship (http://gbcindonesia.org/site/index.php/2012-08-01-03-25-31/2012-08-02-03-43-34/rating-tools 48 dan Mulyono, A.L., Silvanus, D.C., Tanuwidjaja, G.,2012) 49 ;

    Mengurangi kepadatan penduduk di kawasan Utara JABODETABEKJUR karena penurunantanah ekstrim dan potensi genangan banjir;

    Menambah sumur resapan sebagai salah satu persyaratan pembangunan baru di KawasanKabupaten Bogor, Kota Bogor dan Kabupaten Tangerang yang memiliki kategori lajutransmisi air A dan B;

    Mengusulkan peningkatan Koefisien Hijau Bangunan dengan atap hijau atau penghijauanvertical yang terintegrasi pada Green Infrastructure (seperti rekomendasi Vidiella, A.S.,Schleifer, S.K., Leonart, A., 2010 50 dan van Uffelen, C., 2011 51),

    Mengusulkan mempertahankan tanah tanah produktif untuk pertanian yang dapatmendukung kebutuhan pangan JABODETABEKJUR,

    Mengusulkan dibuatnya rencana prasarana pendukung JABODETABEKJUR terintegrasidengan Rencana Tata Ruang Wilayah JABODETABEKJUR seperti:

    o Bahan Bakar Minyak,o Air minum,o Air bersih yang tidak digunakan untuk minum,o Air kotor dan limbah buangan manusia,o Drainase dan Polder Perkotaan,o Pengelolaan sampah (pengurangan, penggunaan kembali dan daur ulang),o Pengelolaan parkir,o Listrik,o Gas alam,o

    Telekomunikasi.

    Dapat disimpulkan bahwa 4 isu utama JABODETABEKJUR akan dapat dipecahkansecara integratif jika semua pihak mau menerapkan Konsep Green Infrastructure secaramenyeluruh.

  • 7/23/2019 The Green Infrastructure for Greening JABODETABEKJUR

    19/21

    Proposal Lomba Green Jakarta Metropolis 2030,Diusulkan oleh

    SETARAJl. Kendangsari Dalam no 60

    Surabayahttp://www.ara-studio.com/home/

    Green Impact Indonesia Integrated Urban, Drainage & Environmental

    Planning & Designhttp://greenimpactindo.wordpress.com/

    19

  • 7/23/2019 The Green Infrastructure for Greening JABODETABEKJUR

    20/21

    Proposal Lomba Green Jakarta Metropolis 2030,Diusulkan oleh

    SETARAJl. Kendangsari Dalam no 60

    Surabayahttp://www.ara-studio.com/home/

    Green Impact Indonesia Integrated Urban, Drainage & Environmental

    Planning & Designhttp://greenimpactindo.wordpress.com/

    20

  • 7/23/2019 The Green Infrastructure for Greening JABODETABEKJUR

    21/21

    Proposal Lomba Green Jakarta Metropolis 2030,Diusulkan oleh

    SETARAJl. Kendangsari Dalam no 60

    Surabayahttp://www.ara-studio.com/home/

    Green Impact Indonesia Integrated Urban, Drainage & Environmental

    Planning & Designhttp://greenimpactindo.wordpress.com/

    21