Nurses can best assess their clients needs for safety measure. While following their facilitys policies and procedures regarding restraints. In addition. Recent nursing home regulations restrict the circusmstance in which restraints legally may be used (42 CRF 483. 13[a]).Although some nursing malpractice case involve use of highly technical equipment, many cases involve assessment of routine indicators of client well-being. Such as vital signs. For example, a client underwent surgery for correction of inocontinence. During her 11 day hospitalization, she suffered a fluctuating temperature. On the morning of discharge. Her temperature was 102F. Despite her elevated temperature, she was sent home in accordance with the doctors orders. The client was readmitted with sepsis after 3 days and died 2 months later of multiple organ failure. An appellate court held that the standard of care for nurses requires them to evaluate independently a clients condition prior to hospital discharge and to discuss any concerns with physicians (Koeniquer v. eckricb. 442 N.W.2d 600 [S.D 1988]).Proximate cause. Causation must be provep for the courts to find negligence . a nurses carelessness might not result in injury, or injury may 0ccur without the nurses carelessness as its proximate cause. This was true in the case of one client who suffered a cardiovascular accident. The court found that the nurse failed to meet the standard of care because she failed to take vital signs as frequently as ordered. The clients paralysis was not directly caused by the nurses failure to take the clients blood preassure, however (Fiesta, 1988)Courts frequently use foreseeability as a criterion for determining whether a cause is considered proximate (Prosser, 1984). The question becomes whether a reasonable person should have foreseen that injury would result from a failure to conform to the standard of care.A nurse or hospital may not be liatble for damage to a client even if the nurse is negligent when the negligence does not cause the plaintiffs injury. In one case, a plaintiff alleged that the discharge nurses failure to relate the plaintiffs complaint of chest pain to an attending physician was negligent. However, an expert testified that of the nurse had resported to the physician. The result would not have been different because there was no evidence the doctor would have reexamined the plaintiff. The doctor already knew of the pain and had misdiagnosed it (Gill v. Foster [1992. 4th Dist.] 232 Ill. App.3d.768, 173 Ill.Dec.802, 597 N.E2d 776)It is difficult to prove proximate cause with hospital-acquired infections; However, in one case, a hospital was found liable for a clients infection after he testified that the nurses did not wash their hands after caring for his roommate, who had a staphylococcal infection

Perawat terbaik dapat menilai klien mereka perlu untuk mengukur keamanan. Saat mengikuti kebijakan dan prosedur fasilitas mereka mengenai pembatasan. Tambahan lagi. Peraturan panti jompo Terbaru membatasi circusmstance di mana pembatasan secara hukum dapat digunakan (42 CRF 483. 13 [a]).Meskipun beberapa kasus keperawatan malpraktik melibatkan penggunaan peralatan yang sangat teknis, banyak kasus melibatkan penilaian indikator rutin klien kesejahteraan. Tanda-tanda vital seperti. Sebagai contoh, klien menjalani operasi untuk koreksi inocontinence. Selama hari rawat inap nya 11, ia mengalami suhu berfluktuasi. Pada pagi hari debit. Suhu tubuhnya adalah 102 F. Meskipun suhu tinggi, dia dikirim pulang sesuai dengan perintah dokter. Klien diterima kembali dengan sepsis setelah 3 hari dan meninggal 2 bulan kemudian gagal organ multiple. Sebuah pengadilan banding menyatakan bahwa standar perawatan untuk perawat mengharuskan mereka untuk mengevaluasi secara independen kondisi klien sebelum dikeluarkan dari rumah sakit dan membicarakan segala keprihatinan dengan dokter (Koeniquer v. Eckricb. 442 NW2d 600 [SD 1988]).Penyebab langsung. Penyebab harus provep untuk pengadilan untuk menemukan kelalaian. kecerobohan perawat mungkin tidak mengakibatkan cedera, atau cedera mungkin 0ccur tanpa kecerobohan perawat sebagai penyebab langsung nya. Ini benar dalam kasus satu klien yang mengalami kecelakaan kardiovaskular. Pengadilan menemukan bahwa perawat gagal memenuhi standar perawatan karena dia gagal mengambil tanda-tanda vital sesering diperintahkan. Kelumpuhan klien tidak langsung disebabkan oleh kegagalan perawat untuk mengambil preassure darah klien, namun (Fiesta, 1988)Pengadilan sering menggunakan foreseeability sebagai kriteria untuk menentukan apakah penyebab dianggap proksimat (Prosser, 1984). Pertanyaannya menjadi apakah orang yang wajar harus meramalkan bahwa cedera akan dihasilkan dari kegagalan untuk menyesuaikan diri dengan standar perawatan.Seorang perawat atau rumah sakit mungkin tidak liatble untuk kerusakan klien bahkan jika perawat lalai ketika kelalaian tidak menyebabkan cedera penggugat. Dalam satu kasus, penggugat menuduh bahwa kegagalan debit perawat untuk berhubungan keluhan penggugat nyeri dada ke dokter menghadiri lalai. Namun, seorang ahli bersaksi bahwa perawat telah resported untuk dokter. Hasilnya tidak akan berbeda karena tidak ada bukti dokter akan dikaji ulang penggugat. Dokter sudah tahu dari rasa sakit dan telah didiagnosa itu (Gill v. Foster [1992. Dist 4.] 232 Ill. App.3d.768, 173 Ill.Dec.802, 597 N.E2d 776)Hal ini sulit untuk membuktikan penyebab langsung dengan infeksi didapat di rumah sakit; Namun, dalam satu kasus, rumah sakit ditemukan bertanggung jawab untuk infeksi klien setelah ia bersaksi bahwa perawat tidak mencuci tangan mereka setelah merawat teman sekamarnya, yang mengalami infeksi stafilokokus