tugas review kp kakak tingkat oleh rionando sirait

34
TUGAS REVIEW METODE PENELITIAN DAN PENULISAN ILMIAH PRODUCTIVITY COAL GETTING DIRECT HAULING PIT TO PORT STOCKPILE PERIODE MARET 2015 DI PT. HAMPARAN MULYA SITE PT.PADANG KARUNIA GROUP MUARA TEWEH DESA HAJAK KM 24 KABUPATEN BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH OLEH : RIO NANDO SIRAIT DBD 113 126 Laporan Kerja Praktek dari : MAULANA SYAHRI GINTING DBD 111 0021 MESCHAC TIMOTHEE SILALAHI DBD 111 0113 i

Upload: rionando-clait

Post on 09-Dec-2015

239 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Review KP Kakak Tingkat Oleh Rionando Sirait

TUGAS REVIEW METODE PENELITIAN DAN

PENULISAN ILMIAH

PRODUCTIVITY COAL GETTING DIRECT HAULING PIT TO PORT STOCKPILE PERIODE MARET 2015 DI PT. HAMPARAN MULYA SITE

PT.PADANG KARUNIA GROUP MUARA TEWEH DESA HAJAK KM 24 KABUPATEN BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

OLEH :RIO NANDO SIRAIT DBD 113 126

Laporan Kerja Praktek dari :

MAULANA SYAHRI GINTINGDBD 111 0021

MESCHAC TIMOTHEE SILALAHIDBD 111 0113

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS TEKNIKJURUSAN/PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN

2015

i

Page 2: Tugas Review KP Kakak Tingkat Oleh Rionando Sirait

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batubara merupakan salah satu sumber energi alternatif

disamping minyak dan gas bumi. Dipilihnya batubara sebagai sumber

energi karena batubara relatif lebih murah dibanding minyak bumi.

Khususnya di Indonesia yang memiliki sumber batubara yang sangat

melimpah,sehingga batubara menjadi sumber energi alternatif yang

potensial. Berdasarkan perhitungan cadangan batubara Indonesia

diperkirakan sebesar 42,6 milyar ton dan masih berpotensi untuk

diproduksi 80 tahun mendatang.

Batubara pada saat ini lebih banyak digunakan sebagai bahan

bakar pembangkit listrik .walaupun sebenarnya batubara bermanfaat

juga bagi sektor rumah tangga, industri, dan transportasi. Untuk sektor

rumah tangga manfaat batubara sebagai bahan bakar dibentuk briket

batubara. Dalam dunia industri dan transportasi batubara diubah

dalam bentuk cair atau berupa batubara yang bermanfaat sebagai

pengganti bahan bakar minyak. Dengan meningkatkan potensi

batubara Indonesia diharapkan pemanfaatan batubara sebagai bahan

energi aleternatif dapat berjalan maksimal.

ii

Page 3: Tugas Review KP Kakak Tingkat Oleh Rionando Sirait

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Adapun maksud dari review kerja praktik ini adalah sebagai

pemenuhan studi pada kurikulum pembelajaran program S-1 Jurusan

Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya.

1.2.2 Tujuan

1. Mengetahui nilai efisiensi dan match factor alat gali muat angkut

pada proses Coal Getting di PT. Hamparan Mulya.

2. Mengetahui hasil Productivity coal getting di PT. Hamparan

Mulya.

3. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi productivity coal

getting di PT. Hamparan Mulya

1.3 Manfaat

Manfaat dari Kerja Praktik ini agar mahasiswa dapat

menerapkan teori-teori yang telah diterima dalam perkuliahan guna

menunjang pemahaman materi di lapangan disamping itu dapat

menghasilkan tenaga kerja yang memiliki ilmu pengetahuan dan

keterampilan yang nantinya siap bersaing di dunia pekerjaan. Manfaat

lain dari Kerja Praktik ini adalah untuk mengetahui Productivity coal

getting Direct Hauling Pit To Port Stocpile di PT. Hamparan Mulya.

iii

Page 4: Tugas Review KP Kakak Tingkat Oleh Rionando Sirait

1.4 Rumusan Masalah

1. Bagaimana menghitung nilai efisiensi dan match factor alat gali

muat angkut pada proses Coal Getting di PT. Hamparan Mulya?

2. Bagaimana hasil produktivitas coal getting di PT. Hamparan

Mulya?

3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Productivity coal

getting direct hauling pit to port stockpile di PT. Hamparan Mulya?

1.5 Batasan Masalah

Mengingat banyaknya permasalahan dalam produksi penyusun

membatasi masalah antara lain :

a. Kemampuan produksi alat gali muat angkut pada proses coal

getting

b. Alat mekanis yang digunakan adalah alat muat Excavator

Komatsu PC-300 dan alat angkut Dump Truck Volvo

c. Perhitungan dilakukan untuk mengetahui produktivitas alat gali

muat dan angkut, efisiensi alat mekanis, serta keserasian alat

(match factor)

d. Nilai bucket fill factor dan swell factor merupakan ketetapan

dari PT. Hamparan Mulya.

iv

Page 5: Tugas Review KP Kakak Tingkat Oleh Rionando Sirait

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Batubara

Batubara adalah berupa sedimen organik bahan bakar

hidrokarbon padat yang terbentuk dari tumbuh-tumbuhan yang telah

mengalami  pembusukan secara biokimia, kimia dan fisika dalam

kondisi bebas oksigen yang berlangsung pada tekanan serta

temperatur tertentu pada  kurun waktu yang sangat lama.

Sampai pada abad ke 20, para ahli kimia hanya mengetahui dua

metode analisis dan pemisahan batubara yang mereka gunakan,

diantaranya adalah destilasi destruktif dan ekstraksi pelarut

menunjukkan bahwa batubara hanya mengandung karbon, dan

konsentrasi hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur yang lebih sedikit.

Adanya kandungan senyawa anorganik seperti aluminium dan silikon

oksida akan menghasilkan abu pada hasil pembakaran batubara.

Proses destilasi akan menghasilkan tar, air, dan gas. Hidrogen

merupakan   komponen utama dari gas yang dihasilkan, walaupun

amonia, gas karbon  monoksida dan dioksida, benzen dan beberapa

uap gas hidrokarbon juga  terbentuk.

v

Page 6: Tugas Review KP Kakak Tingkat Oleh Rionando Sirait

Gambar 2.1. Batubara dan Rumus bangun batubara

Reaksi pembentukan batubara dapat diperlihatkan sebagai berikut :

C6H12O5 → C20H22O4 + CH4 + H2O + COx

2.2 Proses pembentukan batubara

Batubara terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan purba yang

kemudian mengendap selama berjuta-juta tahun dan mengalami proses

pembatubaraan (coalification) dibawah pengaruh fisika, kimia,

maupun geologi. Oleh karena itu, batubara termasuk dalam kategori

bahan bakar fosil. Secara ringkas ada 2 tahap proses pembatubaraan

yang terjadi, yakni:

vi

Page 7: Tugas Review KP Kakak Tingkat Oleh Rionando Sirait

1. Tahap Diagenetik atau Biokimia (Penggambutan), dimulai pada saat

dimana tumbuhan yang telah mati mengalami pembusukan

(terdeposisi) dan menjadi humus. Humus ini kemudian diubah

menjadi gambut oleh bakteri anaerobic dan fungi hingga lignit

(gambut) terbentuk.

2. Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit

menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.

2.3 Sistem Penambangan

Berdasarkan bentuk dan karateristik lapisan batubara dan lapisan

penutupnya, sistem penambangan yang diterapkan pada penambangan

batubara adalah tambang terbuka (open pit). Secara umum kegiatan

penambangan batubara melalui beberapa tahap, yaitu :

1. Pembersihan Lahan (land clearing)

Pembersihan lahan dilakukan sebelum operasi pengupasan

tanah penutup dengan cara pembabatan dan pembersihan pohon-

pohon baik besar maupun kecil, semak belukar, dan bongkahan

batuan.

2. Pengupasan lapisan tanah penutup

Kegiatan pengupasan tanah penutup (stripping overburden)

dilakukan untuk memunculkan endapan batubara. Pekerjaan ini

meliputi pengupasan top soil dan common soil. Alat-alat yang

digunakan terdiri dari : back hoe, dump truck, dan bulldozer.

vii

Page 8: Tugas Review KP Kakak Tingkat Oleh Rionando Sirait

3. Penggalian batubara

Kegiatan penggalian dilakukan setelah lapisan tanah penutup

dipindahkan. Pada bagian atas lapisan A dilakukan pengupasan

silicified coal (material pengotor). Penggalian batubara dilakukan

sejajar jurus (strike) perlapisan batubara, kemudian menerus menuju

endapan yang lebih dalam sesuai dengan karakteristik dan penyebaran

batubara.

4. Pemuatan batubara

Kegiatan ini bertujuan untuk memindahkan batubara hasil galian ke

alat angkut, yang selanjutnya dibawa ke tempat penimbunan (stockpile

sementara).

5. Pengangkutan

Pengangkutan bertujuan untuk memindahkan batubara hasil

penggalian dari front penambangan menuju ke stockpile sementara dengan

menggunakan alat angkut dump truck, serta alat muat back hoe.

2.4 Memahami Sifat Fisik Material & Kondisi Medan Kerja

Material yang berada di permukaan bumi ini sangat beraneka ragam,

baik jenis, bentuk danlain sebagainya. Oleh karena itu, alat yang digunakan

untuk memindahkannya pun beranekaragam pula. Material yang dimaksud

dalam pemindahan tanah (earth moving) meliputi :tanah, batuan, vegetasi

(pohon, semak belukar dan alang-alang).

viii

Page 9: Tugas Review KP Kakak Tingkat Oleh Rionando Sirait

2.5 Defenisi Produktivitas

(Productivity) Produktivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan

bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai

hasil yang optimal.

Productivity coal getting adalah ukuran yang menyatakan bagaimana

pencapaian produksi batubara dalam kegiatan coal getting (pengambilan

batubara).

2.5.1  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitias Alat Muat

(Hydraulic Excavator)

Besar kecilnya produktivitas yang dicapai oleh hydraulic excavator

dipengaruhi oleh :

a. Bucket Capacity (Ukuran Bucket)

Semakin besar ukuran bucket maka volume material yang terambil

setiap cycle akan semakin besar.

b. Swell Factor

Sweel factor adalah sifat fisik material yang diukur dari perubahan

volume padat / bank (Bcm) menjadi volume gembur / loose (Lcm).

c. Bucket Fill Factor

Bucket fill factor merupakan Persentasi / porsi bucket yang terisi

material terhadap total kapasitas bucket.

ix

Page 10: Tugas Review KP Kakak Tingkat Oleh Rionando Sirait

d. Cycle Time (Waktu edar)

Waktu yang diperlukan untuk proses pemuatan material ke dump

truck.Cycle time unit hydraulic excavator meliputi waktu :

- Digging (penggalian material)

- Swing loaded (gerakan swing dengan muatan)

- Dumping (penumpahan material ke vessel)

- Swing empty (gerakan swing kosongan)

e. Job Efficiency Factor

Faktor koreksi ini digunakan untuk mendapatkan gambaran

produksi yangsebenarnya. Untuk menentukan faktor efisiensi ini

perlu disesuaikan dengan kondisi operasi yang sebenarnya.

2.6 Operasional Tambang

Operasional tambang merupakan proses operasional tambang yang

menyangkut mengenai produksi.

2.6.1 Produksi

a. Cycle Time

Waktu edar (cycle time) yaitu waktu yang diperlukan alat dalam

melakukan aktivitas penambangan, yang terbagi atas 2 bagian yaitu :

1. Loading Time

Loading adalah proses pemuatan batubara dari front tambang oleh alat

gali muat kealam alat angkut dalam hal ini alat gali muat menggunakan

excavator dan alat angkut menggunakan dump truck.

x

Page 11: Tugas Review KP Kakak Tingkat Oleh Rionando Sirait

2. Hauling Time

Hauling adalah proses pengangkutan batubara yang telah dimuat dari

front tambang ke stockpile atau tempat penyimpanan sementara

menggunakan alat angkut (dump truck).

3. Weighing Time

Weighing adalah atau disebut weight bridge atau jembatan timbang,

didefenisikan sebagai suatu alat/ tools yang digunakan untuk mengukur

berat suatu unit / barang/ benda/ material.

4. Dumping Time

Dumping adalah proses pengeluaran batubara dari vessel batubara ke

tempat penyimpanan batubara sementara atau stockpile, yang nantinya akan

dilakukan proses selanjutnya dan akhirnya akan dilakukan proses

pengapalan atau barging.

b. Faktor Pengisian (Fill Factor)

Untuk menentukan besarnya faktor pengisian

menggunakan tabel fill factor (tabel 2.1):

Tabel 2.1 Fill Factor

 

Kondisi penggalian

Bucket

Fill

Factor

Mudah

Penggalian secara alami tanah, lempung, atau tanah

lunak 1.0 - 1.2

xi

Page 12: Tugas Review KP Kakak Tingkat Oleh Rionando Sirait

Rata-rata

Penggalian secara alami tanah berpasir dan tanah

kering 1.0 - 1.1

Agak susah

Penggalian secara alami tanah berpasir dengan

kerikil 0.8 - 0.9

Susah Material hasil peledakan 0.7 - 0.8

c. Faktor Pengembangan Material (Swell Factor)

Faktor pengembangan material (swell factor) diperoleh dengan

membagi massa jenis batubara dalam keadaan terberai (loose condition)

dengan massa jenis batubara dalam keadaan asli (bank condition).

d. Efisiensi Kerja

Efisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu yang digunakan

untuk berproduksi dengan waktu kerja yang tersedia. Hal ini merupakan

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya produksi alat,

semakin banyak waktu yang digunakan untuk pengoperasian alat maka

semakin besar produksi yang dicapai.

e. Ketersediaan Alat

Ketersediaan alat merupakan salah satu hal yang mempengaruhi

produktivitas alat muat maupun alat angkut.

F. Keseimbangan Alat Muat Dan Alat Angkut (MF)

Keseimbangan atau sinkronisasi kerja antara truck dengan alat muat,

dapat diukur dengan menggunakan Faktor Keseimbangan atau Match

Factor (MF).

xii

Page 13: Tugas Review KP Kakak Tingkat Oleh Rionando Sirait

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian

3.1.1 Sejarah Perusahaan

PT. Hamparan Mulya site PT. Padang Karunia Group merupakan

salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara

di provinsi Kalimantan Tengah dimana PT Hamparan Mulya selaku

pemegang izin Wilayah Ijin Usaha Pertambangan (IUP) berdasarkan SK

Bupati No. 188.45/472/2009 dengan luas 4.298 Ha di wilayah Sabuh,

Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara.

PT. Hamparan Mulya site PT. Padang Karunia Group tergabung

dalam Triputra Group bersama perusahaan pemegang izin WIUP lainnya

seperti PT. Adaro. Saat ini PT. Hamparan Mulya sudah berada pada periode

produksi tahun kesembilan dan terus-menerus melakukan ekspansi wilayah

untuk mencari potensi cadangan batubara lainnya berdasarkan formasi

pembawa batubara.

3.1.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah

PT. Hamparan Mulya terletak sekitar ± 200 km ke Timur Laut dari

Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Selanjutnya, ada 2 jalur alternatif

menuju muara teweh dari Palangka Raya yaitu sebagai berikut :

xiii

Page 14: Tugas Review KP Kakak Tingkat Oleh Rionando Sirait

1. Melalui jalur darat, dapat ditempuh selama ± 7 jam dengan

menggunakan kendaraan roda empat dengan rute Palangka Raya –

Buntok - Muara Teweh.

2. Melalui jalan udara, pesawat langsung dari Palangka Raya ke

Muara Teweh, dengan waktu penerbangan selama ± 45 menit.

Secara geografis, koordinat PT. Hamparan Mulya site PT. Padang

Karunia Group ditampilkan pada tabel 3.1. Daerah penelitian terletak di

sekitar daerah aliran Sungai Teweh bagian selatan dan anak Sungai Teweh,

dimana Sungai Teweh sendiri merupakan anak Sungai Barito.

3.1.3 Keadaan Iklim dan Curah Hujan

Kondisi iklim di wilayah IUP PT. Hamparan Mulya adalah tropis,

mempunyai suhu udara minimum 24 C, suhu udara maksimum 32 C dan

suhu udara rata-rata 28C. Sebagaimana umumnya daerah tropis maka

dilokasi tambang PT. Hamparan Mulya mempunyai dua musim yakni

musim kemarau dan musim hujan. Hari hujan dan curah hujan antara lain

dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan topografi, dan putaran atau

pertemuan arus udara. Musim kemarau pada bulan April sampai dengan

September dan musim hujan pada bulan Oktober sampai dengan Maret.

3.1.4 Flora dan Fauna

1. Flora (Tumbuhan)

Keanekaragaman flora (tumbuhan) yang terdapat di kawasan area

pertambangan PT. Hamparan Mulya menurut Balai Konservasi Sumber

xiv

Page 15: Tugas Review KP Kakak Tingkat Oleh Rionando Sirait

Daya Alam Kalimantan Tengah antara lain karet, meranti, ulin, damar,

punsi, rotan dan berbagai jenis perdu serta rawa dan semak belukar,

2. Fauna (Hewan)

Keanekaragaman fauna (hewan) yang terdapat di kawasan area

perusahaan PT. Hamparan Mulya menurut Balai Konservasi Sumber Daya

Alam Kalimantan Tengah terdiri dari ular, biawak, babi hutan, tupai,

monyet serta berbagai jenis burung dan ikan air tawar.

3.1.5 Sosial dan Kependudukan

Penduduk disekitar lokasi penambangan batubara PT. Hamparan

Mulya mayoritas islam dimana umumnya adalah penduduk asli dan

pendatang, yaitu suku Dayak Bakumpai, Banjar, Jawa yang sudah lama

bertempat tinggal di sekitar lokasi penambangan. Mata pencaharian

penduduk setempat pun beragam utamanya adalah menanam padi dan

berkebun karet dengan sebagian lainnya berkebun kelapa sawit, dan yang

lain pada umumnya bekerja sebagai pedagang, disamping pegawai

perusahaan swasta seperti perusahaan kayu atau perkebunan dan sebagai

pegawai negeri.

3.2 Kondisi Geologi

3.2.1 Kondisi Geologi Regional Dan Stratigrafi

Daerah Barito memiliki morfologi yang domain adalah morfologi

yang memiliki ketinggian 25 m – 100 m di atas permukaan air dengan

dataran rendah terdapat pada bagian Selatan membentang sejauh lebih

xv

Page 16: Tugas Review KP Kakak Tingkat Oleh Rionando Sirait

kurang 150 Km ke Utara dan merupakan tanah dengan derajat keasaman

kurang dari 7.

3.2.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada kerja praktik ini antara

lain :

1. Buku catatan

2. Alat tulis

3. Kamera

4. Stopwatch

5. Alat Pelindung Diri (APD)

6. Laptop dan perlengkapan pendukung lainnya

3.3 Tata Laksana Penelitian

3.3.1 Langkah Kerja

1. Studi literatur (pengumpulan data yang berkaitan dengan penelitian)

2. Observasi lapangan untuk mengetahui tempat, serta kondisi lapangan,

dimana akan diadakan penelitian dan pengambilan data.

3. Melakukan penelitian dan pengumpulan data yang berkaitan dengan K3

di tempat pengambilan batubara.

4. Mengevaluasi dan mengolah data.

xvi

Page 17: Tugas Review KP Kakak Tingkat Oleh Rionando Sirait

3.3.2 Metode Penelitian

1. Studi Literatur

Dengan mengumpulkan data-data yang ada kaitannya dengan K3

maupun hasil penelitian selama di lapangan.

2. Observasi (Pengumpulan Data)

Data yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas

dalam penulisan ini.

3. Interview (Wawancara)

3.3.3 Waktu Penelitian

Jadwal kegiatan kerja praktik di PT. Hamparan Mulya terhitung

dari awal bulan Februari sampai dengan pertengahan bulan Maret

2015.

xvii

Page 18: Tugas Review KP Kakak Tingkat Oleh Rionando Sirait

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Nilai Efisiensi dan Match Factor Alat Gali Muat Angkut Pada

Proses Coal Getting

1. Perhitungan Produksi Alat Muat dan Alat Angkut

a) Loading

Pengambilan data cycle time loader diambil langsung di

lapangan dengan menggunakan stopwatch, untuk Excavator

PC-300 rata-rata cycle time adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Cycle Time Loader

Alat Muat Rata-rata cycle time

PC-300-8 0,5 menit

b) Hauling

Pengambilan data cycle time hauling diambil langsung di lapangan

dengan menggunakan stopwatch, untuk Dump Truck volvo FMX 440 rata-

rata cycle time adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Cycle Time Hauling Dumptruck

Jenis DT Rata-rata CT Ke

Pit-KM 3

Rata-rata CT Ke

Pit-KM 0

Volvo FMX 440 80 menit 100 menit

xviii

Page 19: Tugas Review KP Kakak Tingkat Oleh Rionando Sirait

c) Weighing (Penimbangan)

Pengambilan data cycle time weighing diambil langsung di lapangan

dengan menggunakan stopwatch, untuk Dump Truck volvo FMX 440 rata-

rata cycle time adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Cycle Time Weighing Dumptruck

Alat Muat Rata-Rata Cycle Time

Dumping to Port KM 3

Rata-Rata Cycle Time

Dumping to Port KM 0

Dump Truck Volvo FMX

440

0,65 menit 1,95 menit

d) Dumping

Pengambilan data cycle time Dumping diambil langsung di lapangan

dengan menggunakan stopwatch, untuk Dump Truck volvo FMX 440 rata-

rata cycle time adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Cycle Time Dumping Dumptruck

Alat Muat Rata-Rata Cycle Time

Dumping di Port KM 3

Rata-Rata Cycle Time

Dumping di Port KM 0

Dump Truck Volvo FMX

440

0,65 menit 1,95 menit

e) Kombinasi Alat Muat dan Alat Angkut

Tabel 4.2 Cycle Time Dumping Dumptruck

Kombinasi Alat Muat dan Alat Angkut

Loading

Time

Hauling

isi Weighing DumpingHauling

Kosong

Total

Time

PC 300 dengan Volvo FMX 440

to km 3

0.65

menit

1,95

menit

1.30

menit

0.65

menit

32.32

menit 80 menit

PC 300 dengan Volvo FMX 440

to km 0

5.39

menit

51.29

menit

2.95

menit

1.95

menit

45.63

menit

107.21

menit

xix

Page 20: Tugas Review KP Kakak Tingkat Oleh Rionando Sirait

Pembahasan

4.2.1 Perhitungan Produksi Alat Muat dan Alat Angkut

1. Loading

Pengambilan data cycle time loader diambil langsung di lapangan

dengan menggunakan stopwatch, untuk PC-300-8 rata-rata cycle time nya.

2. Hauling

Cycle time kegiatan hauling diambil langsung dari lapangan dengan

menggunakan stopwatch. Perhitungan waktu hauling diambil mulai dari

titiak awal start di pit sampai kembali di loading spot.

4.2.2 Fill Factor (backhoe)

Pada pemuatan material ke dalam alat angkut maka faktor pengisian

sangat perlu diperhitungkan pada alat muat oleh karena pengisian bucket

yang bervariasi. Faktor pengisian merupakan perbandingan antara kapasitas

nyata suatu alat dengan kapasitas teoritis alat tersebut. Faktor pengisian

bucket diperoleh berdasarkan kondisi penggalian dan material yang akan

diambil. Dari (tabel 4.3) diperoleh fill factor sebesar 110 %, dimana material

yang akan diambil berupa material lempung.

4.2.3 Faktor pengembangan (swell factor)

Faktor Pengembangan perlu diperhatikan karena akan berpengaruh

pada kapasitas alat muat dan alat angkut, apabila suatu material digali dari

tempat aslinya atau dalam keadaan insitu, maka akan terjadi penambahan

volume (swell), hal ini disebabkan oleh butiran material yang semakin besar

sehingga rongga-rongga yang ada akan terisi oleh udara. Faktor

pengembangan material (swell factor) diperoleh dengan membagi berat jenis xx

Page 21: Tugas Review KP Kakak Tingkat Oleh Rionando Sirait

dalam keadaan terberai (loose condition) dengan berat jenis dalam keadaan

asli (bank condition).

4.2.4 Efisiensi Kerja

Efisiensi kerja merupakan waktu yang benar-benar terpakai untuk

produksi.

Estimasi Produksi Alat Muat

Jenis alat muat yang direncanakan pada development area adalah

tipe backhoe, jumlah alat yang direncanakan adalah backhoe PC 300 yaitu 1

unit ( untuk coal getting ).

Estimasi Produksi Alat angkut

Jenis alat angkut yang akan digunakan pada development area adalah

7 unit untuk batubara, untuk menghitung estimasi produksi alat muat

peneliti menggunakan kombinasi alat muat dan alat angkut yaitu :

4.2.5 Sinkronisasi Alat Muat Dan Alat Angkut

Untuk memperoleh target produksi yang telah ditetapkan, maka

diperlukan kesesuaian alat angkut dan alat muat (macth factor sama dengan

satu). Hal ini untuk menghindari waktu tunggu atau hambatan alat muat atau

alat angkut.

xxi

Page 22: Tugas Review KP Kakak Tingkat Oleh Rionando Sirait

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Nilai efisiensi bisa didapatkan dengan pengamatan langsung sehingga

akan didapat hasil produksi dan produktivitas dari alat muat dan alat

angkut.

2. Setelah dilakukan pengamatan langsung dilapangan dengan

mengumpulkan data tentang, data cycle time alat muat, data cycle time

alat angkut, efisiensi kerja, kesediaan alat, jam kerja, swell factor, fill

factor, maka akan didapatkan hasil produktivitas coal getting untuk alat

muat.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas coal getting adalah:

Kondisi Cuaca, Density Batubara, Efisiensi Kerja, Swell Factor, Fill

Factor, Kesediaan Alat, Hauling Road Maintenance.

5.2. Saran

Beberapa saran yang dapat kami berikan untuk PT. Hamparan

Mulya antara lain :

1. Dengan alat angkut yang rata-rata beroperasi saat ini ada 7 maka

untuk mendapatkan faktor keserasian dan efisiensi kerja yang xxii

Page 23: Tugas Review KP Kakak Tingkat Oleh Rionando Sirait

baik adalah dengan menambahkan 3 unit alat angkut lagi

sehingga akan meminimalisir penggunaan waktu dan

meningkatkan produktivitas dalam proses coal getting

2. Penanganan terhadap unit yang mengalami breakdown harus

dipercepat agar tidak mengganggu kegiatan hauling dan

menurunkan produktivitas coal getting.

3. Penanganan terhadap jalan hauling, seperti debu, lubang, grade

jalan yang harus ditingkatkan karena akan sangat mengganggu

kegiatan hauling dan membahayakan para driver jika jalan

hauling tidak baik.

4. Penggunaan safety yang harus ditingkatkan, seperti safety belt,

helm, dan safety vest agar tidak terjadi kecelakaan kerja yang

juga akan mengganggu jalannya produksi batubara.

5. Pengawasan pengawas terhadap jalan nya kegiatan coal getting

dan hauing kepada operator dan driver harus ditingkatkan, untuk

mengurangi ketidakefisiensi penggunaan waktu kerja.

xxiii