tutorial suspek tb
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
1/41
Tutorial Klinik
Suspek TB Paru Anak
Disusun oleh
Aris Novianto 08100150
Jafar Sidiq uladi 101001505!
Pe"#i"#in$
dr% &'% Sukartini( Sp%A
Di#a)akan dala" *an$ka Tu$as Kepaniteraan Klinik pada
+a#oratoriu" ,l"u Kesehatan Anak
-akultas Kedokteran .niversitas ula)ar"an
Sa"arinda
/015
1
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
2/41
BAB ,,
STAT.S PAS,N
Allonamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Sabtu, 11
Desember 2015 pukul 10.00 WITA. Alloanamnesis dilakukan dengan ibu pasien.
/%1 Ana"nesis
,dentitas Pasien
ama ! an. "
#sia ! 12 tahun 5 bulan
$enis %elamin ! &aki'laki
Agama ! Islam
Suku ! (ugis
Alamat ! $ln. )ada *lok +T 00 kel. (aka Smd Seberang
Anak ke ! 5 dari - bersaudara
,dentitas ran$tua
ama Aah ! Tn. /#sia ! 55 tahun
)ekeraan ! Wirasasta
)endidikan Terakhir ! SD
Aah perkainan ke ! 2
ama Ibu ! . +
#sia ! 51 tahun
)ekeraan ! I+T
)endidikan Terakhir ! SD
Ibu perkainan ke ! 2
Tanggal +S ! 0- Desember 2015
Tanggal pemeriksaan ! 11 Desember 2015
2
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
3/41
Keluhan .ta"a
(atuk , sesak, demam, malam keringat dingin
*i)a2at Pen2akit Sekaran$
)asien datang dengan keluhan batuk 3batuk. (atuk disertai dahak dan
pasien sulit untuk mengeluarkan dahak. Selain itu, ibu pasien uga
mengatakan baha anakna demam disertai keringatan pada malam hari.
%eluhan ini sudah dirasakan seak 4 hari sebelum masuk rumah sakit.
#ntuk mengurangi geala, ibu pasien sudah membeli obat batuk dan obat
penurun panas di arung. Ibuna menuturkan baha batuk dan demam
memang sudah lama teradi dan sering kambuh kambuhan akan tetapi
sehari sebelum masuk rumah sakit, pasien merasakan sesak ang
kemudian dibaa ke rumah sakit oleh orang tuana. %eluhan lain seperti
mual dan muntah hana sesekali, tetapi tidak ada keluhan lain seperti
keang, perubahan suara, dan mimisan. (A( dan (A% normal.
*i)a2at Pen2akit Dahulu
a. +iaat berobat pada usia 5 tahun di +umah Sakit karena keang
demam. enurut penuturan ibuna, pasien uga mengalami penurunan
kesadaran selama 1 minggu saat di raat di rumah sakit.
*i)a2at Pen2akit Keluar$a
Tidak ada anggota keluarga lainna ang memiliki keluhan serupa.
*i)a2at Sosio3ekono"i
a. )asien tinggal bersama bapak dan ibu kandung.b. +umah terbuat dari beton, terdapat 1 ruang tamu, 4 kamar tidur, 1
dapur, kamar mandi dengan di dalam rumah. 6entilasi ukup.
. $arak rumah satu dengan ang lainna dekat.
d. %esadaran untuk menalankan hidup bersih dan sehat ukup.
e. (erobat biasana sendiri dan kadang kadang ke puskesmas
f. Sumber air minum ! air ang dimasak. Sumber air untuk 7% ! air
)DA.
g. &istrik dari )&.
3
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
4/41
Pertu"#uhan Dan Perke"#an$an Anak 4
(erat badan lahir ! 2800 gram
)anang badan lahir ! 50 m
(erat badan sekarang ! 18 kg
Tinggi badan sekarang ! 140 m
9igi keluar ! '
Tersenum ! '
iring ! '
Tengkurap ! '
Duduk ! '
erangkak ! '
(erdiri ! :4 tahun
(eralan ! '
(erbiara 2 suku kata ! '
akan dan "inu" anak
ASI ! 2 tahun
Susu sapi; buatan ! '
$enis susu ! '
Takaran ! '
(ubur susu ! '
Tim saring ! '
(uah ! '
&auk dan makan padat ! '
Pe"eliharaan Prenatal
)eriksa di ! )uskesmas oleh bidan
)enakit %ehamilan ! '
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
5/41
(erapa bulan dalam kandungan ! ? bulan
$enis partus ! spontan
Pe"eliharaan postnatal!)eriksa di ! )uskesmas
%eadaan anak ! baik
%eluarga berenana ! @a
emakai Sistem ! Suntikan tiap 4 bulan
*i)a2at ,"unisasi Dasar
Imunisasi #sia saat imunisasiI II III I6 (ooster I (ooster II
(79 BC ;;;;;;;;;;;; ;;;;;;;;;;;; ;;;;;;;;;;;; ;;;;;;;;;;;; ;;;;;;;;;;;;
)olio BC BC BC
7ampak BC ;;;;;;;;;;;; ;;;;;;;;;;;; ;;;;;;;;;;;; ;;;;;;;;;;;;
D)T BC BC BC ;;;;;;;;;;;;
epatitis
(
BC BC BC
/%/ Pe"eriksaan -isik)emeriksaan dilakukan pada tanggal 11 Desember 2015
Keadaan u"u" ! Sakit sedang
Kesadaran ! 7omposmentis, 97S *E65-
Tanda3tanda vital
"rekuensi adi ! ? F;menit, regular, kuat angkat
"rekuensi afas ! 25 F;menit, regular
Suhu ! 4-,8o7, aksiler
Status $ii !
(erat badan ! 1? kg
Tinggi (adan ! 140 m
(( (aku ! #sia F 2 B 8C 12 F 2 B 8C G 42
((;T( H G (( aktual ! (( (aku F 100H
G 1? ! 42 F 100 H
G 5? H
5
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
6/41
Interpretasi !
i %urang ! 0'?0 H
9i>i (uruk ! :0 H
(erdasarkan perhitungan status gi>i menurut aterlo 1?2C , status gi>i
pasien tersebut adalah gi>i buruk.
*e$io Kepala6+eher
a. (entuk kepala normal, rambut berarna hitam keoklatanb. #bun'ubun besar ekung 'C,ubun'ubun besar embung 'C
. *dema palpebra ';'C, konungti=a anemis ';'C, sklera ikterik ';'C,
sianosis 'C, pembesaran kelenar getah bening 'C
d. )ernapasasan uping hidung 'C
e. "aring hiperemis 'C
f. ulut berselaput putih 'C
*e$io Thora7
Paru3paru
a.Inspeksi ! (entuk dada pigeon hest, osta
kanan menonol ke depan, pergerakan dinding dada
simetris, retraksi interosta BC.
b. )alpasi ! )ergerakan dada simetris, raba
fremitus simetris.
.)erkusi ! Sonor pada seluruh lapang paru
d. Auskultasi ! Suara napas =esikuler, rhonki B;BC,
hee>ing ';'C.Jantun$
a.Inspeksi ! Itus ordis tidak tampak
b. )alpasi ! Itus ordis teraba pada para sternal
line deFtra
.)erkusi ! (atas antung kanan ! midla=iula
line dekstra, batas antung kiri ! midla=iula line
sinistra
d. Auskultasi ! S1 S2 tunggal, regular, murmur 'C,
gallop 'C
6
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
7/41
*e$io A#do"en
a.Inspeksi ! "lat
b. Auskultasi ! )eristaltik BC kesan normal.)erkusi ! Distribusi timpani di keempat kuadran,
shifting dulness'C
d. )alpasi ! Soefl, defans muskular 'C, hepar dan lien
dalam batas normal, neri tekan abdomen di empat
kuadran 'C
*e$io kstre"itas
a. Inspeksi ! *dema 'C, deformitas 'C. )etekie 'C
b. )alpasi ! Akral hangat, edema 'C, neri tekan'C, tonus dan kekuatan otot normal, refleks fisiologis
normal, refleks patologis 'C.
/% Pe"eriksaan Penun'an$
+a#oratoriu" Darah
Tabel 2.1 asil )emeriksaan )enunang
7
Tan$$al 0! Dese"#er /015
10.4
&9t 44.E H
+eukosit 1-.E00
Tro"#osit E88.000
+D '
:DS 122
Tan$$al 0; Dese"#er /015
10.5
&9t 44.E H
+eukosit 14.8-0
Tro"#osit 5?2.000
+D 5
:DS
Tan$$al 11 Dese"#er /015Sputu"
BTA
egatif
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
8/41
Pe"eriksaan *adiolo$is
/%< Dia$nosis
Dia$nosis Ker'a
Suspek T( )aru
8
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
9/41
Skor tb anak 5
Demam tanpa sebab ang elas selama 2 minggu ! 1
(atuk 4minggu ! 1
%ontak T( tidak ada ! 0
)embengkakkan %9( tidak ada ! 0
)embengkakkan sendi tidak ada ! 0
%linis 9i>i buruk ((;T( :0H ! 2
"oto ThoraF sugestif T( ! 1
#i antouF egatif ! 0
/%5 PNATA+AKSANAAN ,:D
1. Terapi Suportif !
' I6"D +& 1500 ; 2E am.
2. Terapi Simtomatik !
' )araetamol sr. 4 F 1 1;2 7th
4. Terapi 7ausatif !
' in. AmoFiillin 4F500mg
' in. 9entamiin 5 mg ;kg((; dibagi 2 2F E2,5mgC
/%! -++= .P
&A*,6TAN::A+ P*,KSAAN P+ANN,N:
0- Desember 2015 TF. I9D!
I6"D +& 1500 ; 2E am.
)araetamol sr. 4 F 1 1;2 7th
in. AmoFiillin 4F500mg
in. 9entamiin 5 mg ;kg((; dibagi
2 2F E2,5mgC
0 Desember 2015 S! Demam 'C, muntah 'C, batuk
berdahak BC, sesak 'C,
adi! ?8 F;mnt, ++! 2E F;mnt,
anemis 'C, retraksi BC, =esikuler,
he>>ing ';'C, ronkhi B;BC,
bising usus BC , turgor kulit
)! I6"D +& 1500 ; 2E am
9entamiin 2FE2,5 mg
In. AmoFiillin 2F500mg
6itamin A 200.000 I#
)uer !
7T 1,8 mg
*phedrin ? mg
9
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
10/41
baik
A! suspek tb paru
AmbroFol ? mg
Salbutamol 1,8 mg
08 Desember 2015 S! Demam 'C, muntah 'C, batuk
berdahak BC, sesak 'C, (ab
berdarah
adi! ? F;mnt, ++! 2- F;mnt,
anemis 'C, retraksi BC, =esikuler,
he>>ing ';'C, ronkhi B;BC,bising usus BC , turgor kulit
baik
A! suspek tb paru
). TF. Idem
? Desember 2015
10 Desember 2015
S! Demam 'C, muntah 'C, batuk
berdahak BC, sesak 'C, (ab
berdarah 'C
adi! ?5 F;mnt, ++! 2E F;mnt,
anemis 'C, retraksi BC, =esikuler,
he>>ing ';'C, ronkhi B;BC,
bising usus BC , turgor kulit
baik
A! suspek tb paru
S! Demam 'C, muntah 'C, batuk
berdahak BC, sesak 'C, (ab
berdarah 'C
adi! ?8 F;mnt, ++! 24 F;mnt,
anemis 'C, retraksi BC, =esikuler,
he>>ing ';'C, ronkhi B;BC,
bising usus BC , turgor kulit
). TF. Idem
). TF. Idem
6itamin ( ompleF 1F1
10
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
11/41
11 Desember 2015
baik
A! suspek tb paru
S! Demam 'C, muntah 'C, batuk
berdahak BC, sesak 'C,
adi! ? F;mnt, ++! 25 F;mnt,
anemis 'C, retraksi BC, =esikuler,
he>>ing ';'C, ronkhi B;BC,
bising usus BC , turgor kulit
baik
A! suspek tb paru
). TF Idem
11
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
12/41
BAB ,,,
T,NJA.AN P.STAKA
%1 Definisi
Tuberkulosis T(C merupakan penakit menular ang disebabkan oleh
obaterium tuberulosis. #mumna T( menerang paru'paru, sehingga
disebut dengan T( paru. Tetapi kuman T( uga bisa menebar ke bagian atau
organ lain dalam tubuh, dan T( enis ini lebih berbahaa dari T( paru. (ila
kuman T( menerang otak dan sistem saraf pusat, akan menebabkan meningitis
T(. (ila kuman T( menginfeksi hampir seluruh organ tubuh, seperti ginal,
antung, saluran kening, tulang, sendi, otot, usus, kulit, disebut T( milier atau T(
ekstrapulmoner. &aban,2008C
Tuberkulosis pada anak didefinisikan sebagai tuberkulosis ang diderita
oleh anak :15 tahun. Seorang anak dikatakan terpapar T( ika anak memiliki
kontak ang signifikan dengan orang deasa atau remaa ang terinfeksi T(, pada
tahap ini test tuberkulin negatif, rontgen toraks negatif. Infeksi teradi ketika
seseorang menghirup droplet nulei obaterium tuberulosis dan kuman
tersebut menetap seara intraseluler pada aringan paru dan aringan limfoid
sekitarna, pada tahap ini rontgen toraks bisa normal atau hana terdapat
granuloma atau kalsifikasi pada parenkim paru dan aringan limfoidna serta
didapatkan ui tuberkulin ang positif. Sementara itu, seseorang dikatakan sakit
T( ika terdapat geala klinis ang mendukung serta didukung oleh gambaran
kelainan rontgen toraks, pada tahap inilah seseorang dikatakan menderita
tuberkulosis.&aban, 2008C
T( ditularkan melalui udara melalui perikan dahak penderita T(C.
%etika penderita T( batuk, bersin, berbiara atau meludah, mereka memerikkan
kuman T( atau basil ke udara. Seseorang dapat terpapar dengan T( hana dengan
menghirup seumlah keil kuman T(. )enderita T( dengan status T( (TA (asil
Tahan AsamC positif dapat menularkan sekurang'kurangna kepada 10'15 orang
lain setiap tahunna. Sepertiga dari populasi dunia sudah tertular dengan T(.
&aban, 2008C
Seseorang ang tertular dengan kuman T( belum tentu menadi sakit T(.
%uman T( dapat menadi tidak aktif dormantC selama bertahun'tahun dengan
12
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
13/41
membentuk suatu dinding sel berupa lapisan lilin ang tebal. (ila sistem
kekebalan tubuh seseorang menurun, kemungkinan menadi sakit T( menadi
lebih besar. Seseorang ang sakit T( dapat disembuhkan dengan minum obat
seara lengkap dan teratur. W
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
14/41
Anak ang terinfeksi T( tidak selalu akan mengalami sakit. (erikut ini
adalah faktor'faktor ang dapat menebabkan berkembangna infeksi T( menadi
sakit T(. "aktor risikona adalah usia, infeksi baru ang ditandai dengan adana
kon=ersi ui tuberkulin dari negatif menadi positifC dalam 1 tahun terakhir,
malnutrisi, keadaan imunokompromais, diabetes mellitus, gagal ginal kronik.
Depkes +I, 2010C
% tiolo$i
Terdapat -0 lebih spesies obaterium, tetapi hana separuhna ang
merupakan patogen terhadap manusia. ana terdapat 5 spesies dari
obaterium ang paling umum menebabkan infeksi, aitu! . Tuberulosis,
. (o=is, . Afrianum, . iroti dan . 7anetti. Dari kelima enis ini .
Tuberkulosis merupakan penebab paling penting dari penakit tuberkulosis pada
manusia. Ada 4 =arian . Tuberkulosis aitu =arian humanus, bo=inum dan
a=ium. @ang paling banak ditemukan menginfeksi manusia . Tuberkulosis
=arian humanus. +ahoe, 2008C
. Tuberkulosis berbentuk batang, tidak membentuk spora, tidak
berkapsul, nonmotil, pleomorfik, dan termasuk bakteri gram positif lemah, serta
memiliki ukuran panang 1'10 mikrometer dan lebarna 0,2'0,- mikrometer.
.Tuberkulosis tumbuh optimal pada suhu 4'E107 dan merupakan bakteri aerob
obligat ang berkembang biak seara optimal pada aringan ang mengandung
banak udara seperti aringan paru. Dinding sel ang kaa akan lipid menadikan
basil ini resisten terhadap aksi bakterisid dari antibodi dan komplemen. Sebagian
besar dari dinding selna terdiri atas lipid 80HC, peptidoglikan, dan
arabinomannan. &ipid membuat kuman tahan terhadap asam sehingga disebut(TA dan kuman ini tahan terhadap gangguan kimia dan fisika. at pearnaan
golongan arl methan seperti arbolfuhsin, auramine dan rhodamin. %uman ini
dapat bertahan hidup di udara ang kering atau basah karena kuman dalam
keadaan dorman. Dan dari keadaan dorman ini kuman dapat reakti=asi kembali.
+ahoe, 2008C
14
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
15/41
Di dalam aringan, kuman hidup sebagai parasit intraseluler aitu di dalam
sitoplasma makrofag karena pada sitoplasma makrofag banak mengandung lipid.
%uman ini bersifat aerob, sifat ini menunukan baha kuman ini menenangi
aringan ang tinggi mengandung oksigen sehingga tempat predileksi penakit ini
adalah bagian apikal paru karena tekanan
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
16/41
apeks paru, ang akan terlibat adalah kelenar paratrakeal. 9abungan antara fokus
primer, limfangitis, dan limfadenitis dinamakan kompleks primer. +ahoe, 2008C
Waktu ang diperlukan seak masukna kuman T( hingga terbentukna
kompleks primer seara lengkap disebut sebagai masa inkubasi. asa inkubasi
T( berlangsung selama 2'12 minggu, biasana selama E'8 minggu. )ada saat
terbentukna kompleks primer, infeksi T( primer dinatakan telah teradi. Setelah
teradi kompleks primer, imunitas seluler tubuh terhadap T( terbentuk, ang dapat
diketahui dengan adana hipersensiti=itas terhadap tuberkuloprotein, aitu ui
tuberkulin positif. Selama masa inkubasi ui tuberkulin masih negatif. )ada
sebagian besar indi=idu dengan sistem imun ang berfungsi baik, pada saat sistem
imun seluler berkembang, proliferasi kuman T( terhenti. Akan tetapi sebagian
keil kuman T( akan dapat tetap hidup dalam granuloma. (ila imunitas seluler
telah terbentuk, kuman T( baru ang masuk kedalam al=eoli akan segera
dimusnakan oleh imunitas seluler spesifik cellular mediated immunity, CMI C.
+ahoe, 2008C
Setelah imunitas seluler terbentuk, fokus primer diaringan paru
mengalami resolusi seara sempurna membentuk fibrosis atau kalsifikasi setelah
mengalami nekrosis perkiuan dan enkapsulasi, tetapi penembuhanna biasana
tidak sesempurna fokus primer diaringan paru. %uman T( dapat tetap hidup dan
menetap selama bertahun'tahun dalam kelenar ini, tetapi tidak menimbulkan
geala sakit T(. +ahoe, 2008C
%ompleks primer dapat uga mengalami komplikasi. %omplikasi ang
teradi dapat disebabkan oleh fokus di paru atau di kelenar limfe regional. "okus
primer di paru dapat membesar dan menebabkan pneumonitis atau pleuritis
fokal. $ika teradi nekrosis perkiuan ang berat, bagian tengah lesi akan menairdan keluar melalui bronkus sehingga meninggalkan rongga di aringan paru
ka=itasC. +ahoe, 2008C
%elenar limfe parahilus atau paratrakeal ang mulana berukuran normal
pada aal infeksi, akan membesar karena reaksi inflamasi ang berlanut,
sehingga bronkus akan terganggu.
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
17/41
inflamsi dan nekrosis perkiuan dapat merusak dan menimbulkan erosi dinding
bronkus, sehingga menebabkan T( endobronkial atau membentuk fistula. assa
kiu dapat menimbulkan obstruksi komplit pada bronkus sehingga menebabkan
gangguan pneumonitis dan ateletaksis, ang sering disebut sebagai lesi segmental
kolaps'konsolidasi. %emenkes +I, 2011C
Selama masa inkubasi, sebelum terbentukna imunitas seluler, dapat
teradi penebaran limfogen dan hematogen. )ada penebaran limfogen, kuman
menebar ke kelenar limfe regional membentuk kompleks primer atau berlanut
menebar seara limfohematogen. Dapat uga teradi penebaran hematogen
langsung, aitu kuman masuk ke dalam sirkulasi darah dan menebar ke seluruh
tubuh. Adana penebaran hematogen inilah ang menebabkan T( disebut
sebagai penakit sistemik. %emenkes +I, 2011C
)enebaran hematogen ang paling sering teradi adalah dalam bentuk
penebaran hematogenik tersamar. elalui ara ini, kuman T( menebar seara
sporadik dan sedikit demi sedikit sehingga tidak menimbulkan geala klinis.
%uman T( kemudian menapai berbagai organ diseluruh tubuh, bersarang di
organ ang mempunai =askularisasi baik, paling sering di apeks paru, limpa dan
kelenar limfe superfisialis. Selain itu, dapat uga bersarang di organ lain seperti
otak, hati, tulang, ginal, dan lain'lain. )ada umumna, kuman di sarang tersebut
tetap hidup, tetapi tidak aktif, demikian pula dengan proses patologikna. Sarang
di apeks paru disebut dengan fokus Simon, ang di kemudian hari dapat
mengalami reakti=asi dan teradi T( apeks paru saat deasa.
)ada anak, 5 tahun pertama setelah teradi infeksi terutama 1 tahun
pertamaC biasana sering teradi komplikasi T(. enurut Wallgren, ada tiga
bentuk dasar T( paru pada anak, aitu penebaran limfohematogen, T(
endobronkial, dan T( paru kronik. Tuberkulosis paru kronik adalah T(
pasaprimer sebagai akibat reakti=asi kuman di dalam fokus ang tidak
mengalami resolusi sempurna. +eakti=asi ini arang teradi pada anak tetapi sering
teradi pada remaa dan deasa muda.
Tuberkulosis ekstrapulmonal, ang biasana uga merupakan manifestasi
T( pasaprimer, dapat teradi pada 25'40H anak ang terinfeksi T(. Tuberkulosis
sistem skeletal teradi pada 5'10H anak ang terinfeksi, paling banak teradi
17
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
18/41
Gambar 3.1. Patogenesis tuberkulosis
dalam 1 tahun, tetapi dapat uga 2'4 tahun setelah infeksi primer. Tuberkulosis
ginal biasana teradi 5'25 tahun setelah infeksi primer.
Per'alanan ala"iah
anifestasi klinis T( di berbagai organ munul dengan pola ang konstan,
sehingga dari studi Wallgren dan peneliti lain dapat disusun suatu kalender
teradina T( di berbagai organ. %emenkes +I, 2011C
18
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
19/41
:a"#ar %/% Kalender per'alanan pen2akit TB pri"er
)roses infeksi T( tidak langsung memberikan geala. #i tuberkulin
biasana positif dalam E'8 minggu setelah kontak aal dengan kuman T(. )ada
aal teradina infeksi T(, dapat diumpai demam ang tidak tinggi dan eritema
nodosum, tetapi kelainan kulit ini berlangsung singkat sehingga arang terdeteksi.
Sakit T( primer dapat teradi kapan saa pada tahap ini. astiti, 2005C
Tuberkulosis milier dapat teradi setiap saat, tetapi biasana berlangsung
dalam 4'- bulan pertama setelah infeksi T(, begitu uga dengan meningitis T(.
Tuberkulosis pleura teradi dalam 4'- bulan pertama setelah infeksi T(.
Tuberkulosis sistem skeletal teradi pada tahun pertama, alaupun dapat teradi
pada tahun kedua dan ketiga. Tuberkulosis ginal biasana teradi lebih lama,
aitu 5'25 tahun setelah infeksi primer. Sebagian besar manifestasi klinis sakit T(
teradi pada 5 tahun pertama, terutama pada 1 tahun pertama, dan ?0H kematian
karena T( teradi pada tahun pertama setelah diagnosis T(. %emenkes +I, 2011C
%5 anifestasi klinis
%arena patogenesis T( sangat kompleks, manifestasi klinis T( sangat
ber=ariasi dan bergantung pada faktor kuman T(, penamu serta interaksi diantara
keduana."aktor kuman bergantung pada umlah kuman dan =irulensina,
19
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
20/41
sedangkan faktor penamu bergantung pada usia dan kompetensi imun serta
kerentanan penamu pada aal teradina infeksi.
Anak keil sering tidak menunukkan geala selama beberapa aktu.
Tanda dan geala pada balita dan deasa muda enderung lebih signifikan
sedangkan pada kelompok dengan rentang umur diantarana menunukkan
clinically silent dissease. astiti, 2005C
%5%1 anifestasi siste"ik
anifestasi sistemik adalah geala ang bersifat umum dan tidak spesifik
karena dapat disebabkan oleh berbagai penakit atau keadaan lain. (eberapa
manifestasi sistemik ang dapat dialami anak aitu! astiti, 2005C
1. Demam lama 2 mingguC dan;atau berulang tanpa sebab ang elas, ang
dapat disertai keringat malam. Demam pada umumna tidak tinggi. Temuan
demam pada pasien T( berkisar antara E0'80H kasus.
2. (erat badan turun tanpa sebab ang elas atau tidak naik dalam 1 bulan
dengan penanganan gi>i atau naik tetapi tidak sesuai dengan grafik
pertumbuhan.
4. afsu makan tidak ada anoreksiaC dengan gagal tumbuh dan berat badan
tidak naik dengan adekuat failure to thriveC.
E. )embesaran kelenar limfe superfisialis ang tidak sakit dan biasana
multipel.
5. (atuk lama lebih dari 4 minggu, dan sebab lain telah disingkirkan, tetapi
pada anak bukan merupakan geala utama.
-. Diare persisten ang tidak sembuh dengan pengobatan diare.
. alaise letih, lesu, lemah, lelahC.%5%/ anifestasi Spesifik Paru%
TB Asi"pto"atis
Infeksi asimptomatis atau latenC didefinisikan sebagai infeksi ang
diasosiasikan dengan hipersensiti=itas tuberkulis dan tes tuberkulin positif tanpa
geala klinis dan manifestasi radiologis. Dari 7T san dapat dilihat pembesaran
nodus limfe di rongga dada, alaupun pada rontgen hasil dapat normal. %adang'
kadang, demam subfebris ditemukan pada onset penakit. Sekirana anak
20
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
21/41
berkontak dengan indi=idu dengan T( menular g tes tuberkulin positif, diagnosis
T( asimptomatis harus segera disingkirkan setelah rontgen foto thorak dan
pemeriksaan fisik ang teliti. %emenkes +I, 2011C
TB Paru Pri"er
%ompleks primer mengandung 4 elemen! fokus primer, limfangitis dan
limfadenitis regional. Tanda ang khas pada penakit ini adalah daerah adenitis
ang relatif besar berbanding lokus pada paru. %arena aliran limfatik thorak
berlangsung seara predominan dari kiri ke kanan, nodus pada bagian kanan atas
paratrakeal sering dinilai paling terafeksi.
Interpretasi ukuran nodus limfe intratoraks pada rontgen sulit, tapi akan
terlihat elas apabila terdapat adenopati ang disebabkan oleh tuberkulosis.
Apabila nodus limfe membesar, obstruksi parsial dari bronkus dapat menimbulkan
hiperinflasi dan berlanut kepada atelektasis. 9ambaran radiologis pada penakit
ini mirip penakit ang disebabkan oleh aspirasi benda asing. Atelektasis
segmental dan lesi hiperinflasi dapat teradi bersamaan.
(alita enderung memperlihatkan tanda dan geala karena perbahan
diameter saluran nafas berbanding nodus limfe parenkim. Simptom ang paling
sering adalah batuk non produktif dan dispneu. 9angguan respiratorik ontohna
obstruksi bronkus dengan tanda adana air trappingdan geala wheezing arang
dikeluhkan. %emenkes +I, 2011C
TB Paru Pro$resif
T( paru progresif merupakan komplikasi lanutan dari T( paru primer.
%ompleks primer ang menadi fokus aal paru ang tidak mengalami kalsifikasi
membesar dengan stabil membentuk caseous centre ang kemudianna meleleh
ke dalam broncus adjacent membentuk ka=itas primer. &ikuifikasi iniberhubungan dengan besarna umlah basil T(, merupakan faktor ang
menebabkan seorang anak dapat mentransmisikan . tuberkulosis kepada
indi=idu lainna. Dapat teradi diseminasi lanut basil tuberkel ke lobus lain dan
ke seluruh paru. 9ambaran klinis pada penakit ini adalah bronkopneumonia
dengan demam tinggi, batuk sedang sampai berat, keringat malam, dullnesspada
perkusi, rales, dan penurunan buni nafas. astiti, 2005C
TB Paru Kronis6*eaktivasi
21
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
22/41
Sebelum penemuan
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
23/41
disebabkan oleh (79'na, tapi bila ukuran indurasina 15 mm sangat
mungkin karena infeksi alamiah. Apabila diameter indurasi 0'E mm dinatakan
ui tuberkulin negatif. Diameter 5'? m dinatakan positif meragukan. )adakeadaan imunokompromais atau pada pemeriksaan foto thorak terdapat kelainan
radiologis hasil positif ang digunakan 5mm. 7ahono, 2010C
%!%/ .'i interferon
)rinsip ang digunakan adalah merangsang limfosit T dengan antigen
tertentu, diantarana antigen dari kuman T(. (ila sebeluma limfosit T tersebut
telah tersensitisasi dengan antigen T( maka limfosit T akan menghasilkan
interferon gamma ang kemudian di kalkulasi. Akan tetapi, pemeriksaan ini
hingga saat ini belum dapat membedakan antara infeksi T( dan sakit T(.
7ahono, 2010C
%!% *adiolo$i
9ambaran foto +ontgen toraks pada T( tidak khas, kelainan'kelainan
radiologis pada T( dapat uga diumpai pada penakit lain.
Seara umum, gambaran radiologis ang sugestif T( adalah! %emenkes +I,
2011C
)embesaran kelenar hilus atau paratrakeal dengan;tanpa infiltrat
%onsolidasi segmental;lobar
ilier
%alsifikasi dengan infiltrat
Atelektasis
%a=itas
*fusi pleura
Tuberkuloma
%!%
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
24/41
)emeriksaan mikrobiologi ang dilakukan terdiri dari pemeriksaan
mikroskopik apusan langsung untuk menemukan (TA, pemeriksaan biakan
kuman . Tuberkulosis dan pemeriksaan )7+.
)ada anak pemeriksaan mikroskopik langsung sulit dilakukan karena sulit
mendapatkan sputum sehingga harus dilakukan bilas lambung. Dari hasil bilas
lambung didapatkan hana 10 H anak ang memberikan hasil positif. )ada
kultur hasil dinatakan positif ika terdapat minimal 10 basil per milliliter
spesimen. Saat ini )7+ masih digunakan untuk keperluan penelitian dan belum
digunakan untuk pemeriksaan klinis rutin. %emenkes +I, 2011C
%!%! Patolo$i Anato"ik
)emeriksaan )A dapat menunukkan gambaran granuloma ang ukuranna
keil, terbentuk dari agregasi sel epiteloid ang dikelilingi oleh limfosit.
9ranuloma tresebut mempunai karakteristik perkiuan atau area nekrosis
kaseosa di tengah granuloma. 9ambaran khas lainna ditemukanna sel datia
langhans. %emenkes +I, 2011C
#ntuk memudahkan diagnosis T( paru pada anak, IDAI
merekomendasiskan diagnosis T( anak dengan sistem skoring, aitu
pembobotan terhadap geala atau tanda klinis ang diumpai.
Para"eter 0 1 /
%ontak T( Tidak elas '
&aporan
keluarga (TA
negatif atau
tidak elasC
(TABC
#i Tuberkulin
egatif ' ' )ositif L 10 mm
atau L 5 mm pada
keadaan
imunosupresiC
(erat badan ; ' ((;T( : ?0H %linis gi>i '
24
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
25/41
Status 9i>i atau
((;# : 80H
buruk
atau ((;T( :
0H
atau ((;# :
-0H
Demam tanpa
sebab ang elas
' L 2 minggu ' '
(atuk ' L 4 minggu ' '
)embesaran
kelenar koli,
aksila, inguinal
' L 1 m, umlah
1, tidak neri
' '
)embengkakan
tulang ; sendi
panggul, lutut,
falang
' Ada
pembengkakan
' '
"oto Thorak ormal;kelainan
tidak elas
9ambaran
sugestif T(
' '
Para"eter Siste" Skorin$4
' %ontak dengan pasien pasien T( (TA positif diberi skor 4 bila ada
bukti tertulis hasil laboratorium (TA dari sumber penularan ang bisa
diperoleh dari T( atau dari hasil laboratorium.
' )enentuan status gi>i!
25
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
26/41
o (erat badan dan panang; tinggi badan dinilai saat pasien
datang moment opnameC.
o Dilakukan dengan parameter ((;T( atau ((;#. )enentuan
status gi>i untuk anak usia :5 tahun meruuk pada buku %IA
%emenkes, sedangkan untuk anak usia 5 tahun meruuk pada
kur=a 7D7 2000.
o (ila (( kurang, diberikan upaa perbaikan gi>i dan die=aluasi
selama 1 bulan.
' Demam L2 mingguC dan batuk L4 mingguC ang tidak membaik
setelah diberikan pengobatan sesuai baku terapi di puskesmas
' 9ambaran foto toraks menunukkan gambaran mendukung T( berupa!
pembesaran kelenar hilus atau paratrakeal dengan;tanpa infiltrat,
atelektasis, konsolidasi segmental;lobar, milier, kalsifikasi dengan
infiltrat, tuberkuloma. %emenkes +I, 2011C
%; Penatalaksanaan
%;%1% #at TB 2an$ Di$unakan
id C, pira>inamid /C, etambutol *C, dan Streptomisin SC. +ifampisin
dan isonia>id merupakan obat pilihan utama dan ditambah dengan pira>inamid,
etambutol, dan streptomisin. id isokotinik hidra>ilC adalah obat antituberkulosis
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
27/41
Isonia>id diberikan seara oral. Dosis harian ang biasa diberikan adalah
5'15 mg;kg((;hari, maksimal 400mg;hari, dan diberikan dalam satu kali
pemberian. Isonia>id ang tersedia umumna dalam bentuk tablet 100 mg dan 400
mg, dan dalam bentuk sirup 100 mg;5. sedian dalam bentuk sirup biasana tidak
stabi, sehingga tidak dianurkan penggunaanna. %onsentrasi punak di dalam
darah, sputum, dan 7SS dapat diapai dalam 1'2 am dan menetap selama paling
sedikit -'8 am. Isonia>id dimetabolisme melalui asetilasi di hati. Anak'anak
mengeliminasi isonia>id lebih epat daripada orang deasa, sehingga memerlukan
dosis mg;%g(( ang lebih tinggi dari pada deasa. Isonia>id pada air susu ibu
ASIC ang mendapat isonia>id dan dapat menembus saar darah plasenta, tetapi
kadar obat ang mmenapai anin;bai tidak membahaakan.
Isonia>id mempunai dua efek toksik utama, aitu hepatotoksik dan
neuritis perifer. %eduana arang teradi pada anak, biasana teradi pada pasien
deasa dengan frekuensi ang meningkat dengan bertambahna usia. Sebagian
besar pasien anak ang menggunakan isonia>id mengalami peningkatan kadar
transaminase darah ang tidak terlalu tinggi dalam 2 bulan pertama, tetapi akan
menurun sendiri tanpa penghentian obat. Idealna, perlu pemantauan kadar
transaminase pada 2 bulan pertama, tetapi karena arang menimbulkan
hepatotoksisitas maka pemantauan laboratorium tidak rutin dilakukan, keuali bila
ada geala dan tanda klinis.
*ifa"pisin
+ifampisin bersifat bakterisid pada intrasel dan ekstrasel, dapat memasuki
semua aringan dan dapat membunuh kuman semidorman ang tidak dapat
dibunuh oleh isonia>id. +ifampisin diabsorbsi dengan baik melalui sistem
gastrointestinal pada saat perut kosong 1 am sebelum makanC, dan kadar serum
punak terapai dalam 2 am. Saat ini, rifampisin diberikan dalam bentuk oral
dengan dosis 10'20 mg;kg((;hari, dosis maksimal -00 mg;hari, dengan satu kali
pemberian per hari. $ika diberikan bersamaan dengan isonia>id , dosis rifampisin
tidak melebihi 15 mg;kg((;hari dan dosis isonia>id 10 mg;kg((;hari.
Distribusina sama dengan isonia>id.
27
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
28/41
*fek samping rifampisin lebih sering teradi dari isonia>id. *fek ang
kurang menenangkan bagi pasien adalah perubahan arna urin, ludah, sputum,
dan air mata, menadi arna orane kemerahan. Selain itu, efek samping
rifampisin adalah gangguan gastrointestinal mual dan muntahC, dan
hepatotoksisitas ikterus;hepatitisC ang biasana ditandai dengan peningkatan
kadar transaminase serum ang asimtomatik. $ika rifampisin diberikan bersamaan
isonia>id, teradi peningkatan risiko hepatotosisitas, dapat diperkeil dengan ara
menurunkan dosis harian isonia>id menadi maksimal 10mg;kg((;hari.
+ifampisin uga dapat menebabkan trombositopenia, dan dapat menebabkan
kontrasepsi oral menadi tidak efektif dan dapat berinteraksi dengan beberapa
obat, termasuk kuinidin, siklosporin, digoksin, teofiin, kloramfenikol,
kortokosteroid dan sodium arfarin. +ifampisin umumna tersedia dalam sedian
kapsul 150 mg, 400 mg dan E50 mg, sehingga kurang sesuai digunakan untuk
anak'anak dengan berbagai kisaran ((. Suspensi dapat dibuat dengan
menggunakan berbagai enis >at pembaa, tetapi sebaikna tidak diminum
bersamaan dengan pemberian makanan karena dapat menimbulkan malabsorpsi.
Piraina"id
)ira>inamid adalah deri=at nikotinamid, berpenetrasi baik pada aringan
dan airan tubuh termasuk 7SS, bakterisid hana pada intrasel suasana asam, dan
diabsorbsi baik pada saluran erna. )emberian pira>inamid seara oral sesuai
dosis 15'40 mg;kg((;hari dengan dosis maksimal 2 gram;hari. %adar serum
punak E5 Kg;ml dalam aktu 2 am. )ira>inamid diberikan pada fase intensif
karena pira>inamid sangat baik diberikan pada saat suasana asam., ang timbul
akibat umlah kuman ang masih sangat banak. )enggunaan pira>inamid amanpada anak. %ira'kira 10 H orang deasa ang diberikan pira>inamid mengalami
efek samping berupa atralgia, artritis, atau gout akibat hiperurisemia, tetapi pada
anak manifestasi klinis hiperurisemia sangat arang teradi. *fek samping lainna
adalah hepatotoksisitas, anoreksia, dan iritasi saluran erna. +eaksi
hipersensiti=itas arang timbul pada anak. )ira>inamid tersedia dalam bentuk
tablet 500 mg, tetapi seperti isonia>id, dapat digerus dan diberikan bersamaan
makanan.
28
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
29/41
ta"#utol
*tambutol arang diberikan pada anak karena potensi toksisitasna pada
mata.
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
30/41
isonia>id atau ika anak menderita T( berat. Toksisitas utama streptomisin teradi
pada ner=us kranialis 6III ang mengganggu keseimbangan dan pendengaran
dengan geala berupa telinga berdegung tinismusC dan pusing. Toksisitas ginal
arang teradi. Streptomisin dapat menembus plasenta, sehingga perlu berhati'hati
dalam menentukan dosis pada anita hamil karena dapat merusak saraf
pendengaran anin aitu 40H bai akan menderita tuli berat.
Na"a #at Dosis harian
>"$6k$BB6hari?
Dosis "aksi"al
>"$6hari?
fek Sa"pin$
,soniaid 5'15M 400 epatitis, neuritis perifer, hipersensiti=itas
*ifa"pisin@@ 10'20 -00 9astrointestinal, reaksi kulit, hepatitis,
trombositopenia, peningkatan en>im hati, airan
tubuh berarna orane kemerahan
Piraina"id 15'40 2000 Toksisitas hati, atralgia, gastrointestinal
ta"#utol 15'20 1250 euritis optik, ketaaman penglihatan berkurang,
buta arna merah'hiau, penempitan lapang
pandang, hipersensiti=itas, gastrointestinal
Strepto"isin 15'E0 1000 id dikombinasikan dengan rifampisin, dosisna tidak boleh
melebihi 10 mg;kg((;hari.
MM +ifampisin tidak boleh diraik dalam satu puer dengan
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
31/41
bukan dua atau tiga kali dalam seminggu. al ini bertuuan untuk mengurangi
ketidakteraturan menelan obat ang lebih sering teradi ika obat tidak ditelan
setiap hari. Saat ini panduan obat ang baku untuk sebagian besar kasus T( pada
anak adalah panduan rifampisin, isonia>id dan pira>inamid. )ada fase intensif
diberikan rifampisin, isonia>id, dan pira>inamid sedangkan pada fase lanutan
hana diberikan rifampisin dan isonia>id.
)ada keadaan T( berat, baik pulmonal maupun ekstrapulmonal seperti
milier, meningitis T(, T( sistem skletal, dan lain'lain, pada fase intensif diberikan
minimal empat maam obat rifampisin, isonia>id, pira>inamid, dan etambutol
atau streptomisinC. )ada fase lanutan diberikan rifampisin dan isonia>id selama
10 bulan. #ntuk kasus T( tertentu aitu meningitis T(, T( milier, efusi pleura
T(, perikarditis T(, T( endobronkial, dan peritonitis T( diberikan kortikosteroid
prednisonC dengan dosis 2'E mg;kg((;hari dibagi dalam tida dosis, maksimal
-0mg dalam satu hari. &ama pemberian kortikosteroid adalah 2'E minggu dengan
dosis penuh dilanutkan tappering off selama 2'E minggu.
/ Bulan ! Bulan Bulan 1/ Bulan
,soniaid
*ifa"pisin
Piraina"id
ta"#utol
Strepto"isin
Prednison
:a"#ar %% Paduan #at Antitu#erkulosis
%;%valuasi hasil pen$o#atan
Sebaikna pasien kontrol tiap bulan. *=aluasi hasil pengobatan dilakukan
setelah 2 bulan terapi. *=aluasi pengobatan penting karena diagnosis T( pada
31
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
32/41
anak sulit dan tidak arang teradi salah diagnosis. *=aluasi pengobatan dilakukan
dengan beberapa ara, aitu e=aluasi klinis, e=aluasi radiologis, dan pemeriksaan
&*D. *=aluasi ang terpenting adalah e=aluasi klinis, aitu menghilang atau
membaikna kelainan klinis ang sebelumna ada pada aal pengobatan,
misalna penambahan berat badan, hilangna demam, hilangna batuk, perbaikan
nafsu makan dan lain'lain. Apabila respon pengobatan baik, maka pengobatan
dilanutkan.
*=aluasi radiologis dalam 2'4 bulan pengobatan tidak perlu dilakukan
seara rutin, keuali pada T( dengan kelainan radiologis ang nata;luas seperti
T( milier, efusi pleura atau bronkopneumonia T(. )ada pasien T( milier, foto
rontgen toraks perlu diulang setelah 1 bulan untuk e=aluasi hasil pengobatan,
sedangkan pada efusi pleura T( pengulangan foto rontgen toraks dilakukan
setelah 2 minggu. &au endap darah dapat digunakan sebagai sarana e=aluasi bila
pada aal pengobatan nilaina tinggi. (urhan, 2010C
Apabila respon setelah 2 bulan kurang baik, aitu geala masih ada dan
tidak teradi penambahan ((, maka
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
33/41
id dan rifampisin adalah gangguan
gastrointestinal, hepatotoksisitas, ruam dan gatal serta demam. Salah satu efek
samping ang perlu diperhatikan adalah hepatotoksisitas.
epatotoksisitas arang teradi pada pemberian dosis isonia>id ang tidak
melebihi 10mg;kg((;hari dan dosis rifampisin ang tidak melebihi 15
mg;kg((;hari dalam kombinasi. epatotoksisitas ditandai oleh peningkatan
"erum #lutamic-$aloacetic Transaminase S9
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
34/41
%;%5 Putus o#at
)asien dikatakan putus obat bila berhenti menalani pengobatan selama L 2
minggu. Sikap selanutna untuk penanganan bergantung pada hasil e=aluasi
klinis saat pasien datang kembali, sudah berapa lama menalani pengobatan dan
berapa lama obat telah terputus. )asien tersebut perlu diruuk untuk penanganan
selanutna. (urhan, 2010C
%;%!Multi Drug Resistance >D*? TB
Multidrug resistance T( adalah isolate M. tuberculosis ang resisten
terhadap dua atau lebih id dan
rifampisin. %eurigaan adana D+'T( adalah apabila seara klinis tidak ada
perbaikan dengan pengobatan. anaemen T( semakin sulit dengan
meningkatna resistensi terhadap
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
35/41
dengan melakukan pengaasan langsung terhadap pengobatan &directly observed
treatment'.(irectly observed treatment shortcours D
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
36/41
ang ukup lama, maka biaa ang diperlukan ukup besar. Selain itu, diperlukan
uga penanganan gi>i ang baik, meliputi keukupan asupan makanan, =itamin,
dan mikronutrien. Tanpa penanganan gi>i ang baik, pengobatan dengan
medikamentosa saa tidak akan terapai hasil ang optimal. *dukasi dituukan
kepada pasien dan keluargana agar mengetahui mengenai T(. )asien T( anak
tidak perlu diisolasi karena sebagian besar T( padak anak tidak menular kepada
orang disekitarna. Akti=itas fisik pasien T( anak tidak perlu dibatasi, keuali
pada T( berat. (urhan, 2010C
% Pen9e$ahan
%%1 ,"unisasi B:
Imunisasi (79 )acille Calmette-#u*rinC diberikan pada usia sebelum 2
bulan. Dosis untuk bai sebesar 0,05 ml dan untuk anak 0,10 ml, diberikan seara
intrakutan di daerah insersi otot deltoid kanan penuntikan lebih mudah dan
lemak subkutis lebuh tebal, ulkus tidak menggangu struktur otot dan sebagai tanda
bakuC. (ila (79 diberikan pada usia lebih dari 4 bulan, sebaikna dilakukan ui
tuberkulin terlebih dahulu. Insidens T( anak ang mendapat (79 berhubungan
dengan kualitas =aksin ang digunakan, pemberian =aksin, arak pemberian
=aksin dan intensitas pemaparan infeksi.
anfaat (79 telah dilaporkan oleh beberapa peneliti, aitu antara 0'80H.
Imunisasi (79 efektif terutama untuk menegah T( milier, meningitis T( dan
spondilitis T( pada anak. Imunisasi ini memberikan perlindungan terhadap
teradina T( milier, meningitis T(, T( sistem skletal, dan ka=itas. "akta di
klinik sekitar 0H T( berat dengan biakan positif telah mempunai parut (79.
Imunisasi (79 ulangan dianurkan di beberapa negara, tetapi umumna tidak
dianurkan di banak negara lain, temasuk Indonesia. Imunisasi (79 relatif
aman, arang timbul efek samping ang serius. *fek samping ang sering
ditemukan adalah ulserasi lokal dan limfadenitis adenitis supuratifC dengan
insidens 0,1'1H. %ontraindikasi imunisasi (79 adalah kondisi
imunokompromais, misalna defisiensi imun, infeksi berat, gi>i buruk, dan gagal
36
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
37/41
tumbuh. )ada bai prematur, (79 ditunda hingga bai menapai berat badan
optimal. 7ahono, 2010C
%%/ Ke"oprofilaksis
Terdapat dua enis kemoprofilaksis, aitu kemoprofilaksis primer dan
kemoprofilaksis sekunder. %emoprofilaksis primer bertuuan untuk menegah
teradina infeksi T(, sedangkan kemoprofilaksis sekunder menegah
berkembangna infeksi menadi sakit T(. )ada kemoprofilaksis primer diberikan
isonia>id dengan dosis 5'10 mg;kg((;hari dengan dosis tunggal. %emoprofilaksis
ini diberikan pada anak ang kontak dengan T( menular, terutama dengan (TA
sputum positif, tetapi belum terinfeksi ui tuberkulin negatifC. )ada akhir bulan
ketiga pemberian profilaksis dilakukan ui tuberkulin ulang. $ika tetap negatif dan
sumber penularan telah sembuh dan tidak menular lagi (TA sputum negatifC,
maka I profilaksis dihentikan. $ika teradi kon=ersi tuberkulin positif, e=aluasi
status T( pasien. $ika didapatkan ui tuberkulin negatif dan I profilaksis telah
dihentikan, sebaikna dilakukan ui tuberkulin ulang 4 bulan kemudian untuk
e=aluasi lebih lanut.
%emoprofilaksis sekunder diberikan pada anak ang telah terinfeksi, tetapi
belum sakit, ditandai dengan ui tuberkulin positif, sedangkan klinis dan
radiologis normal. Tidak semua anak diberi kemoprofilaksis sekunder, tetapi
hana anak ang termasuk dalam kelompok resiko tinggi untuk berkembang
menadi sakit T(, aitu anak'anak pada keadaan imunokompromais. 7ontoh
anak'anak dengan imunokompromais adalah usia balita, menderita morbili,
=arisela, atau pertusis, mendapat obat imunosupresif ang lama sitostatik dan
kortikosteroidC, usia remaa, dan infeksi T( baru kon=ensi ui tuberkulin dalam
kurun aktu kurang dari 12 bulanC. &ama pemberian untuk kemoprofilaksis
sekunder adalah -'12 bulan. (aik profilaksis primer, profilaksis sekunder dan
terapi T(, tetap die=aluasi tiap bulan untuk menilai respon dan efek samping obat.
7ahono, 2010C
%10 Ko"plikasi
37
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
38/41
&imfadenitis, meningitis, osteomielitis, arthtritis, enteritis, peritonitis,
penebaran ke ginal, mata, telinga tengah dan kulit dapat teradi. (ai ang
dilahirkan dari orang tua ang menderita tuberkulosis mempunai risiko ang
besar untuk menderita tuberkulosis. %emungkinan teradina gangguan alan
nafas ang menganam ia harus dipikirkan pada pasien dengan pelebaran
mediastinum atau adana lesi pada daerah hilus. (urhan, 2010C
%11 Pro$nosis
)ada pasien dengan sistem imun ang prima, terapi menggunakan
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
39/41
BAB ,C
PBA&ASAN
)asien datang dengan keluhan batuk 3batuk. (atuk disertai dahak dan
pasien sulit untuk mengeluarkan dahak. Selain itu, ibu pasien uga mengatakan
baha anakna demam disertai keringatan pada malam hari. %eluhan ini sudah
dirasakan seak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. #ntuk mengurangi geala, ibu
pasien sudah membeli obat batuk dan obat penurun panas di arung. Ibuna
menuturkan baha batuk dan demam memang sudah lama teradi dan sering
kambuh kambuhan akan tetapi sehari sebelum masuk rumah sakit, pasien
merasakan sesak ang kemudian dibaa ke rumah sakit oleh orang tuana.
%eluhan lain seperti mual dan muntah hana sesekali, tetapi tidak ada keluhan lain
seperti keang, perubahan suara, dan mimisan. (A( dan (A% normal.
Ana"nesis
-akta Teori
' Demam tanpa sebab ang elas
selama 2 minggu
3 (atuk lama hilang timbul selama
lebih dari 4 minggu
3 Demam disertai keringatan pada
malam hari
3 )asien merasakan sesak pada
pernafasanna
Pe"eriksaan -isik
-akta Teori
' (entuk dada pigeon hest, osta
kanan menonol ke depan,
pergerakan dinding dada simetris,
retraksi interosta BC
39
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
40/41
Pe"eriksaan Penun'an$
DA-TA* P.STAKA
(urhan, *. 2010. Tuber!ulosis Multidrug +esistance &T)-M(+'. aalah
%edokteran Indonesia. $akarta.
7ahono, dkk. 2010. a!sinasi, Cara mpuh Cegah %enya!it Infe!si. @ogakarta!
%anisius..
Depkes +I. 2010. "ituasi pidemiologi T) Indonesia. $akarta
40
-
7/23/2019 Tutorial Suspek TB
41/41
%emenkes +I. 2011.%edoman /asional %engendalian Tuber!ulosis. $akarta!
%emenkes.
&aban, @. 2008. T)C %enya!it dan Cara %encegahan T)C. @ogakarta! %anisius.
astiti, dkk.%edoman /asional Tuber!ulosis na!. 2005. $akarta ! #%%
)ulmonologi )) IDAI
+ahaoe, . 2008.)u!u jar +espirologi na!. *disi )ertama. (adan )enerbit
IDAI. $akarta
W