universitas indonesia internal control pada …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351809-ta-sri...
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS INDONESIA
INTERNAL CONTROL PADA PROSES AUTHORIZATION FOR EXPENDITURE (AFE) DI KSO PERTAMINA EP-PT X GROUP
LAPORAN MAGANG
SRI LESTARI NINDYA NOVIANTI 1006815013
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI EKSTENSI AKUNTANSI
DEPOK JANUARI 2013
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
ii
UNIVERSITAS INDONESIA
INTERNAL CONTROL PADA PROSES AUTHORIZATION FOR EXPENDITURE (AFE) DI KSO PERTAMINA EP-PT X GROUP
LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
SRI LESTARI NINDYA NOVIANTI 1006815013
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI EKSTENSI AKUNTANSI
DEPOK JANUARI 2013
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
iii
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
iv
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
v
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas nikmat, kasih sayang, dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini. Judul laporan magang yang penulis ambil adalah Analisa internal control dalam poses Authorization Financial Expenditure (AFE) pada KSO PEP-PT X Group. Penyusunan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjan Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan laporan magang ini sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan magang ini.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT yang memberikan semua nikmat yang tidak bisa penulis hitung satu persatu.
2. Bp. Heru Sudarisman, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran didalam mengarahkan penulis dalam penyusunan laporan magang ini hingga menjadi pembimbing penulis selama sidang.
3. Dosen dan staf pengajar yang telah memperluas pengetahuan penulis dalam menempuh studi.
4. Mama, Papa, Bude Didik, Pakde Didik, yang telah memberikan kasih sayang, dukungan finansial, fasilitas, bimbingan dan semangat kepada penulis selama kuliah, pelaksanaan magang, penulisan laporan magang, hingga persiapan sidang. Bersyukur kepada Allah SWT mendapat orang tua seperti kalian.
5. Kakak, Abang & Mbak Desy yang telah membantu penulis selama kuliah, membantu dan berperan sebagai partner tukar pikiran dalam pengerjaan tugas kuliah maupun laporan magang, memberikan penghiburan, canda tawa, keceriaan. Big hug & kisses guys.
6. Keluarga besar KSO PEP-PT X Group, Pak Suryaman yang menjabat sebagai General Manager, Pak Tono selaku HR & GA Head, Pak Tavip sebagai Finance & Admin Manager yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk dapat melaksanakan magang. Terimakashi banyak untuk Pak Eko Susetyo selaku Budget & Reporting Head yang bersedia menyediakan waktu dan pikiran untuk menjadi pembimbing penulis selama magang.
7. Terimakasih banyak untuk pihak-pihak yang selalu menyediakan waktu bagi penulis dalam proses pembuatan laporan magang ini : Mbak Ayas yang makin keren wish u all the best, Bang Jhon (*mudah-mudahan segera dimantapkan hatinya utk menikah*peace), Mbak Lita, dan Mbak Fifi,.
8. Terimakasih juga penulis ucapkan untuk temen-teman di KSO PEP-PT X Group Om Bensus yang makin kece hehe, Mbak Eva yang tambah cantiik, Bang Ricco mudah-mudahan sembuh galaunya & nemu soulmatenya ;p, Mas Yufi hope u can find the part of you, Mas Ramlih semoga kembali ke jalan
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
vi
yang lurus amiin =’), Mas Akbar & Kak Didi di tunggu undangannya ^0^)/, Mbak Sulis & Mbak Hesti sehat terus + sukses bisnisnya, Devi sukes kuliahnya yaa & langgeng sama Adit :’), Adek Oni cepet lulus & lancar sidangnya, Mas Irwan, Mas Yanto, Mas Iwan, Mas Sigit, Mas Ade, Oci yang telah mewarnai hari-hari penulis selama magang #eaaa.
9. Dwi Ayunda, Adistiayu, Mbak Ghandes (my unofficially murobi+BFF), Lia, Rahmi, Ratih, Rizta, PM girls (Genis, Adistayu, Irna, Insa, Ipit, Leli, Ipeh, Yuni) yang senantiasa memberikan motivasi, masukan, dan menjadi partner bertukar pikiran bagi penulis selama kuliah maupun dalam pelaksanaan dan penulisan laporan magang ini. Untuk semua support, ilmu baru, canda tawa, advice, my cheerleader, and my police if I go to wrong way. Aku sayang kalian karena Allah SWT.
10. Keluarga besar Uswatun Hasanah (Mbak Ghandes, Mbak Sari, Mbak Trisna, Mbak Silvi, Endah, Sherly, Ulik, Adistayu, Anin, Sara, Tia, Danti, Mia, Feni, Inka, Sofi, Nufa, Hana), yang telah menjadi keluarga besar penulis selama kuliah. Terima kasih untuk kehadiran kalian, untuk setiap menit persahabatan, untuk sekedar ngobrol, bercanda, dan curhat sangatlah berharga.
11. Teman-teman Ekstensi terutama angkatan 2010 yang setia menemani hari-hari penulis selama kuliah.
12. Ibu Selvy Monalisa dan Ibu Nurul Husnah selaku dosen penguji untuk masukan-masukannya dalam penyempurnaan laporan magang ini.
Dengan penuh kesadaran bahwa yang penulis sajikan masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan dalam pemahaman ilmu yang diterapkan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang.
Akhir kata penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan saudara-saudara semua. Dan semoga laporan magang ini membawa manfaat bagi para pembaca dan untuk kepentingan pengembangan ilmu.
Jakarta, Januari 2013 Penulis
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
vii
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
viii Universitas Indonesia
ABSTRAK Nama : Sri Lestari Nindya Novianti Program Studi : S1 Ekstensi - Akuntansi Judul : Internal Control Pada Proses Authorization of Expenditure (AFE) di KSO Pertamina EP-PT X Group
Laporan ini dibuat untuk menganalisa internal control pada proses Authorization for Expenditure (AFE) yang dilaksanakan oleh KSO-Pertamina EP. Tahap-tahap persiapan dan pelaksanaan proses AFE adalah Pengajuan Rencana Kerja & Anggaran ke PT. Pertamina EP, Pengajuan & Pembahasan Work Program & Budget (WP & B), Pengajuan Authorization for Expenditure (AFE) ke PT. Pertamina EP, Open Tender dan Pengadaan oleh Suppllier, Place Into Service (PIS), Pembahasan & Persetujuan Close Out Authorization for Expediture (AFE), Close Out Recovery & Non Recovery.Pembahasan akan mengungkapkan gambaran proses AFE, komponen pengendalian internal, kendala yang timbul dalam setiap tahapan proses AFE, risiko yang dihadapi perusahaan, dan pengendalian untuk mencegah atau meminimalisir risiko pada proses AFE. Selama proses perencanaan pengeluaran, pengajuan anggaran, pelaksanaan proyek, hingga pengajuan cost recovery selalu melalui diskusi dan persetujuan dengan Pertamina EP dengan terlebih dahulu melalui proses otorisasi dengan pihak yang berwenang di internal KSO PEP-PT X Group. Kata kunci : Authorization for Expenditure (AFE), pengendalian internal, kendala, risiko.
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
ix Universitas Indonesia
ABSTRACT Name : Sri Lestari Nindya Novianti Study Program : S1 Extension - Accounting Title : Internal control on the Authorization of Expenditure (AFE)
Process at KSO-Pertamina EP-PT X Group
This report describes about analyze the internal control process Authorization for Expenditure (AFE) conducted by KSO-Pertamina EP. Stages of preparation and implementation of the AFE is a Work Plan & Budget Submission to the PT. Pertamina EP, Filing & Discussion Work Program and Budget (WP & B), Filing Authorization for Expenditure (AFE) to PT. Pertamina EP, Open Tender and Procurement by suppllier, Place Into Service (PIS), Discussion and Approval Close Out Authorization for Expediture (AFE), Close Out Recovery & Non Recovery.Pembahasan will reveal a picture of the AFE, the components of internal control, constraints arising AFE in every stage of the process, the risks facing the company, and controls to prevent or minimize the risk to the AFE. During the process of planning expenditures, budget submission, project implementation, until the filing cost recovery is always through discussion and agreement with Pertamina EP with the first authorities in the internal KSO PEP-PT X Group. Key words: Authorization for Expenditure (AFE), internal control, constraints, risks.
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
xi Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ii LEMBAR PERSETUJUAN iii LEMBAR PENGESAHAN iv KATA PENGANTAR v LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH vii ABSTRAK viii DAFTAR ISI x DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR LAMPIRAN xiv BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1 1.2 Tujuan Penulisan 3 1.3 Ruang Lingkup Penulisan 3 1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang 3 1.5 Sumber Data 4 1.6 Sistematia Penulisan 4
BAB 2 GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ......................................................... 6 2.2 Penyertaan Pertamina EP dalam KSO ......................................... 7 2.3 Pembagian Hasil Produksi ........................................................... 8 2.4 Pengertian Cost Recovery bagi Perusahaan Perminyakan.............9 2.5 Program Kerja PT X Group ...........................................................10 2.6 Struktur Organisasi Perusahaan ....................................................12 2.7 Deskripsi Pekerjaan Divisi Keuangan dan Administrasi ............. 13 2.8 Deskripsi Pekerjaan Kepala anggaran dan Pelaporan 14 2.9 Kerjasama dalam Industri Perminyakan Indonesia 14
2.8.1 Kerjasama Konsesi .............................................................. 15 2.8.2 Kontrak Karya ..................................................................... 15 2.8.3 Kontrak Bagi Hasil (Production Sharing Contract) ......... 15 2.8.4 Kontrak Unitisasi ................................................................ 16 2.8.5 Kontrak Bantuan Teknis (Technical Assitance Contract ……………………………….16 2.8.6 Kontrak Pengurasan Tahap Kedua (Secondary Recovery)……………………………………….…16 2.8.7 Perjanjian Operasi Bersama (Joint Operation Agreement) ……………………………………...16 2.8.8 Joint Operation Body .......................................................... 17
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
ix Universitas Indonesia
2.8.9 Kerjasama Bidang Minyak dan Gas Bumi Hilir ..............17
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Internal Control 18 3.2 Menjembatani Perbedaan antara Management Control
dengan Internal Control 19 3.3 Hubungan antara Internal Control dan Management Control…...20 3.4 Perbedaan Levers of Control dengan Internal Control 21 3.5 Siklus Pengeluaran 22
3.5.1. Memperbaiki Efisiensi dan Efektifitas Siklus Pengeluaran 24
3.6. Penerimaan dan Penyimpanan Barang 24 3.6.1. Memperbaiki Efisiensi dan Efektivitas
Penerimaan dan Penyimpanan Barang 25 3.7 Pembayaran barang dan Jasa 26
3.7.1. Memperbaiki Efisiensi dan Efektivitas Penerimaan dan Penyimpanan Barang 26
3.8 Pengendalian, Tujuan, Kendala, dan Prosedur Siklus Pengeluaran 27
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1. Definisi Authorization of Expenditure (AFE) 30 4.2. Persiapan dan Pelaksanaan Proyek Melalui AFE 31
4.2.1. Pengajuan Rencana Kerja & Anggaran ke PT. Pertamina EP 32
4.2.2. Pengajuan & Pembahasan WP & B 33 4.2.3. Pengajuan & Pembahasan AFE ke PT. Pertamina EP 35 4.2.4. Open Tender dan Pengadaan oleh Suppllier 39 4.2.5. Place Into Services (PIS) 45 4.2.6. Pembahasan & Persetujuan Close Out (AFE) 46 4.2.7. Proses setelah pengajuan Close Out (AFE) 50
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 54 5.2. Saran 56 DAFTAR REFERENSI 57
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
xii Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Program Kerja PT X Group tahun 2007-2010 10 Tabel 4.1 Analisis Kendala, Risiko dan Pengendalian dalam Proses
Rencana Kerja Anggaran beriringan dengan Pengajuan & Pembahasan WP&B 35
Tabel 4.2 Analisa Kendala, Risiko, dan Pengendalian pada Proses Pengajuan, Pembahasan & Persetujuan AFE 38
Tabel 4.3 Analisa Kendala, Risiko, dan Pengendalian pada Proses Open Tender Pengadaan Barang & jasa 45
Tabel 4.4 Analisa Kendala, Risiko, dan Pengendalian pada Proses Place Into Services (PIS) 46
Tabel 4.5 Analisa Kendala, Risiko, dan Pengendalian pada proses Pembahasan & Persetujuan Close Out AFE 50
Tabel 4.6 Analisa Kendala, risiko dan pengendalian pada proses Cost Recovery & Non Recovery 53
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
xiii Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Peta Lokasi Lapangan Bangkudulis 8 Gambar 2.2. Bagan Struktur Dewan Direksi PT SAG 12 Gambar 4.1 Alur Proses Authorization For Expenditure 31 Gambar 4.2 Proses RKA (Rencana Kerja Anggaran) 32 Gambar 4.3 Proses WP&B 34 Gambar 4.4 Proses Authorization For Expenditure (AFE) 37 Gambar 4.5 Proses Open Tender dan Pengadaan oleh Supplier 40 Gambar 4.6 Proses Administrasi Kontrak atau Pengadaan Umum 43 Gambar 4.7 Proses Close Out AFE 49
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
xiv Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Persetujuan Original AFE 59 Lampiran 2 Persetujuan Revisi AFE 61 Lampiran 3 Laporan Close Out AFE 63 Lampiran 4 Laporan Analisis AFE 64 Lampiran 5 Ringkasan Over atau Under Budget 65 Lampiran 6 Entitlement Caculation System (ECS) 67
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring perekonomian di Indonesia yang semakin dinamis, tingkat kebutuhan
tenaga kerja siap pakai yang memiliki kompetensi dan tangguh semakin
besar.Namun, ketersediaan tenaga kerja siap pakai dengan kompetensi yang baik dan
tangguh sangat sedikit. Menjawab tantangan tersebut, Universitas Indonesia sebagai
salah satu perguruan tinggi negeri yang berkualitas dituntut untuk menghasilkan
lulusan yang mampu bersaing secara global, yaitu lulusan berkarakter unggul dan
terbukti menjadi agent of change di berbagai sektor pekerjaan yang digelutinya.
Program magang adalah salah satu alternatif tugas akhir kelulusan bagi
mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang lebih
menyukai kegiatan praktik dibandingkan dengan penelitian studi empiris maupun
studi kasus. Melalui program magang ini mahasiswa dapat menggunakan teori dan
pengetahuan yang didapat untuk diaplikasikan di tempat kerja. Manfaat yang
dirasakan mahasiswa dari program magang ini adalah mengembangkan kemampuan
analitikal dan soft skill dengan bagaimana berkerja dalam tim serta memperbaiki
kemampuan berkomunikasi.
Salah satu sektor industri unggulan bagi penggerak perekonomian negara adalah
sektor pertambangan minyak dan gas (migas). Industri migas adalah industri yang
berisiko tinggi, membutuhkan investasi besar, jangka waktu antara pengeluaran biaya
dengan perolehan manfaat yang panjang, serta sifat migas yang sekali pakai tidak bisa
diregenerasi dan tidak terbarukan (unrenewable goods).Konsumsi minyak bumi
dalam negeri (BBM) telah melebihi kapasitas produksi. Dalam beberapa tahun
belakangan ini penyediaan BBM didalam negeri tidak dapat seluruhnya dipenuhi oleh
kilang minyak domestik, hampir 20%-30% kebutuhan minyak bumi dalam negeri
sudah harus diimpor dari luar negeri. Kebutuhan impor minyak bumi ini diperkirakan
akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang terus
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
2
meningkat dan pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang diharapkan semakin
membaik ditahun-tahun mendatang (Biro Riset LM FEUI, n.d.).
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai industri
migas. Sehingga Penulis mengikuti program magang di PT X Group. PT X Group
merupakan salah satu KSO Pertamina EP yang mengelola Lapangan B di Kalimantan
Timur seluas 18,66Km2. Selanjutnya disebut KSO PEP-PT X Group. Sesuai
denganPernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 39 Kerja sama Operasi
(KSO) adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing sepakat
untuk melakukan suatu usaha bersama dengan menggunakan aset dan atau hak usaha
yang dimiliki dan secara bersama menanggung risiko tersebut. PSAK 39 tidak dapat
digunakan kembali sejak tanggal 1 Januari 2012.
Salah satu yang selalu menjadi perbincangan hangat dalam industri migas adalah
cost recovery. Sistem cost recovery dilakukan dengan cara bagi hasil antara pihak
pertama (pemerintah) dengan pihak kedua (kontraktor). Pembiayaan operasi lapangan
yang terkait dengan produksi minyak atau gas sementara ditalangi oleh pihak
kontraktor.Ketika para kontraktor mendapatkan minyak atau gas dari hasil
pengeboran, hasil penjualan minyak atau gas tersebut dibagi antara pemerintah dan
kontraktor, sebagai ganti dari biaya talangan yang sudah dikeluarkan. Setiap biaya
yang dikeluarkan oleh kontraktor proyek yang berhubungan dengan eksplorasi dan
pengembangan diwajibkan membuat dokumen persetujuan yang bernama
Authorization for Expenditure (AFE). AFE adalah dokumen yang memaparkan biaya
yang diusulkan untuk proyek tertentu dan kewenangan suatu pihak untuk
menggunakan uang untuk proyek tersebut. AFE menjadi pedoman perusahaan dalam
mengalokasikan uang untuk proyek tertentu. AFE membutuhkan persetujuan dari
Pertamina EP selaku pemberi kerja apabila nominal AFEnya lebih dari US$
500.000.Namun dalam prakteknya biaya aktual pelaksanaan proyek bisa lebih besar
atau lebih kecil dari biaya yang ada didalam AFE. Oleh karena itu dibutuhkan
penyusunan dokumen AFE close out report yang berisi perbandingan antara biaya
aktual dengan biaya didalam AFE.
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
3
1.2 Tujuan Penulisan
• Penulisan ini bertujuan untuk memahami bentuk kerjasama antara KSO PT X
yang bergerak di bidang minyak gasdengan Pertamina EP.
• Memahami pihak dan dokumen yang digunakan dalam proses pengadaan
barang atau jasa KSO PEP-PT X Group diawali sejak timbulnya permintaan
pengadaan barang dan jasa olehuser hingga proses pelaksanaan dan datangnya
barang atau jasa tersebut.
• Mendeskripsikan proses AFE close out report.
• Memahami pihak dan dokumen yang digunakan dalam proses AFE close out
report setelah proses pelaksanaan dan datangnya barang atau jasa hingga
pengajuannya ke Pertamina EP.
1.3 Ruang Lingkup Penulisan
Selama pelaksanaan magang penulis bertugas menyiapkan dokumen-dokumen
yang diperlukan sebagai persyaratan pengajuan AFE Close Out Report kepada
Pertamina EP selain itu Penulis juga bertugas melakukan perhitungan antara biaya
pengadaan barang atau djasa yang ditagihkan oleh supplier berdasarkan invoice
dengan biaya pengadaan barang atau jasa yang terdapat dalam Service Order (SO)
atau Purchase Order (PO) atau kontrak. Perhitungan ini terjadi setelah pelaksanaan
pekerjaan atau datangnya barang. Dengan keterbatasan tersebut Penulis hanya akan
menggambarkan secara garis besar proses dimulainya pengadaan barang atau jasa
hingga pelaksanaan atau datangnya barang atau jasa.
1.4 Tempat dan Waktu Pelakasanaan Magang
Penulis melaksanakan magang di PT XGroup yang merupakan salah satu KSO
Pertamina EP yang bergerak dalam industri minyak dan gas. KSO PEP-PT XGroup
adalah salah satu anak perusahaan dari Bentuk Usaha Tetap (BUT) PT X. Penulis
melaksanakan magang selama 4 bulan sejak tanggal 8 Agustus 2012 sampai 30
November 2012. Penulis ditempatkan di bagian Budget & Reporting di bawah divisi
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
4
Finance & Administration. Penulis ditugaskan menyiapkan Close Out Report untuk
Fasilitas Produksi khususnya separator (alat untuk memisahkan minyak, air, dan gas).
1.5 Sumber Data
Penulisan ini berasal dari tanya-jawab dengan beberapa pegawai Divisi
Keuangan dan Administrasi di KSO PEP-PT X Group, sementara dari segi teori
Penulis mengandalkan text book dan SOP perusahaan.Tanya-jawab penulis lakukan
kepada pihak-pihak yang terkait dengan proses penyusunan close out report
barangataujasa, yaitu Budgeting andReporting Head dan akuntan Treasury. Buku-
buku yang penulis gunakan sebagai landasan teori adalah Accounting Information
SystemkaranganMarshall B. Romney tahun 2012 edisi ke 12; buletin
BPMIGAS.DanAccounting Information Systems and Internal Controlkarangan
EddyVaassen edisi ke-2.
1.6 Sistematika Penulisan
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisilatar belakang pelaksanaan dan tujuan program magang, tempat dan
waktu magang, ruang lingkup penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab 2 Profil Perusahaan
Bab ini memberi gambaran perusahaan secara umum dan informasi dasar yang
berhubungan dengan perusahaan tempat penulis magang, industri bisnis
perusahaan, aktivitas operasional perusahaan, dan struktur organisasi perusahaan.
Bab 3 Landasan Teori
Di bagian ini berisi teori yang menjadi landsan/dasar/acuan dari masalah yang
akan dibahas dalam laporan ini. Teori yang termasuk adalah konsep dari
anggaran, akuntansi perminyakan di Indonesia, cost recovery, dan implementasi
penyesuaian antara budget dan actual bagi perusahaan minyak dan gas.
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
5
Bab 4 Pembahasan
Penulis memaparkan proses Rencana Kerja Anggaran (RKA), Pengajuan dan
Pembahasan Work Program & Budget (WP&B), Proses pengajuan, pembahasan,
serta pelaksanaan Authorization of Expenditure (AFE), proses open tender dan
pegadaan barang dan jasa, pelaksanaan kontrak, Place Into Service (PIS),
pembahasan dan persetujuan close out AFE hingga proses pengajuan cost
recovery ke Pertamina EP.
Bab 5 Kesimpulan
Bab ini berisi kesimpulan dari seluruh isi laporan magang, serta saran yang
ditujukan kepada perusahaan tempat penulis melaksanakan magang.
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
6
Universitas Indonesia
BAB 2 PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah singkat Perusahaan
PT Pertamina EP adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan
Akta Notaris Marianne Vicenta Hamdani SH., No.4 tanggal 13 September 2005,
dengan Pengesahan Menteri Kehakiman dan HAM No. C-26007 HT. 01.01.tanggal
20 September 2005.PT. Pertamina EP merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
minyak dan gas (migas).
Sebagai anak perusahaan PT Pertamina (PERSERO) yang bergerak di sektor
hulu, PT. Pertamina EP menyadari peran penting yang dijalani serta tantangan besar
yang dihadapinya.Tantangan utama bagi perusahaan adalah keberlanjutan perusahaan
itu sendiri. Pada sektor hulu migas, tantangan itu terletak pada keberhasilan
perusahaan menemukan cadangan minyak dan gas bumi. Penemuan cadangan baru
menjadi suatu hal yang penting karena perusahaan harus dapat mengimbangi porsi
minyak dan gas bumi yang diproduksikan dalam fase eksploitasi dan dijual untuk
memasok kebutuhan energi Indonesia.Selain itu, keberlanjutan perusahaan juga
sangat tergantung kepada faktor sosial dan lingkungan hidup.Perusahaan menyadari
bahwa kegiatan operasi hulu migas yang dikelolanya sarat dengan risiko yang sangat
tinggi.Oleh karena itu, perhatian kepada aspek lingkungan merupakan hal yang
mutlak dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam tanggung jawab perusahaan
terhadap lingkungan internal dan eksternal.
Sejak tanggal 17 September 2005, PT. Pertamina EP telah menandatangani
Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan BPMIGAS (sebagai wakil pemerintah) untuk
mendapatkan hak pengelolaan Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) minyak & gas
seluas ± 138.611 km2 dengan pola kerjasama bagi hasil dengan pemerintah. Dalam
mengelola wilayah kerjanya, Perusahaan membagi operasionalnya menjadi
pengoperasian sendiri (own operation) dan melalui kerja sama kemitraan. Dalam
mengelola dan mengoperasikan wilayah kerjanya, Pertamina EP mengelompokan
area eksplorasi dan area produksi menjadi 3 kawasan yakni Region Sumatera, Region
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
7
Universitas Indonesia
Jawa, dan Region Kawasan Timur Indonesia. Hingga tahun 2011, pembagian aset
area produksi terdiri dari 11 area operasi sendiri, 7 unit bisnis EP (UBEP), 3 Proyek
pengembangan migas, dan 45 area kontrak kerjasama kemitraan terdiri dari 28
kontrak Technical Assistant Contract (TAC), 17 kontrak KSO. Kontrak TAC dan
kontrak KSO memiliki kedudukan yan sama. Perbedaan terletak pada kontrak TAC
dibuat ketika PERTAMINA belum dipecah menjadi Pertamina EP, sedangkan KSO
adalah kontrak yang dibuat ketika pemberlakuan Undang-Undang (UU) Migas No.22
Tahun 2001 yang didalam Pasal 60 (a) berisi : dalam jangka waktu paling lambat dua
tahun, PERTAMINA dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)
dengan Peraturan Pemerintah (PP) 31/2003 yang menyatakan tentang Pengalihan
bentuk PERTAMINA menjadi Perusahaan Perseroan.
PT X Group merupakan salah satu dari ke 17 KSO yang dimiliki oleh Pertamina
EP.KSO PEP-PT X Group yang memiliki kantor pusat Jl. Mega Kuningan Jakarta
dan memiliki kantor perwakilan di Jl. Sulawesi Tarakan Kalimantan Timur.KSO
PEP-PT X Group adalah suatu perusahaan yang berbentuk Badan Usaha Tetap yang
didirikan berdasarkan Undang-Undang British Virgin Island, tanggal 26 Januari
2007.
2.2 Penyertaan Pertamina EP dalam KSO.
Perjanjian KSO antara PT. Pertamina EP dengan PT X Group selanjutnya disebut
KSO Pertamina EP-PT X Group, ditandatangani tangal 25 April 2007 yang akan
berlangsung selama 15 tahun kedepan. Mengelola Lapangan B yang terletak di Pulau
Mangkudulis, Tana Tidung, Kalimantan Timur seluas 18,66 Km2.Dalam Perjanjian
KSO ini, Pertamina EP bermaksud untuk mengaktifkan kembali dan mengoptimalkan
produksi. Oleh karena itu KSO PEP-PT X Group bermaksud untuk membantu
Pertamina EP dalam meningkatkan dan mempercepat produksi sumber daya minyak
dan gas bumi di Lapangan B. Dalam persyaratan KSO,PT X Group harus memiliki
kemampuan keuangan, kecakapan teknis, dan keahlian profesional yang diperlukan
untuk melaksanakan operasi.
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
Pertamina EP menyediakan lahan yang biasa disebut
Pertambangan) termasuk semua peralatan,
pengalihan dan KSO PEP
X Group seperti yang ada pada G
Gambar
Sumber : Forum HUMAS Area Sumbagut
2.3 Pembagian Hasil Produksi
Pada prinsipnya dalam p
seluruh minyak mentah yang diproduksikan dari
mentahyang di produksi di
memperoleh keuntungan dengan perhitungan sebagai berikut:
1. Minyak
Setelah minyak inc
pada area operasi dengan produksi d
minyak sebagai berikut :
Universitas Indonesia
menyediakan lahan yang biasa disebut WKP (Wilayah Kerja
termasuk semua peralatan, fasilitas, material yang telah ada pada saat
KSO PEP-PT X tidak berpartisipasi sebagai interest holder.
erti yang ada pada Gambar 2.1. dibawah ini.
Gambar 2.1 Peta Lokasi Lapangan B
Sumber : Forum HUMAS Area Sumbagut PT. Pertamina EP
Pembagian Hasil Produksi
Pada prinsipnya dalam perjanjian KSO, Pertamina EP berhak untuk menjual
entah yang diproduksikan dari Lapangan B.Atas penjualan minyak
mentahyang di produksi di Lapangan B tersebut, KSO PEP-PT X
keuntungan dengan perhitungan sebagai berikut:
incremental (selisih antara minyak mentah yang diproduksikan
pada area operasi dengan produksi dasar) dikurangicost recovery, pembagian hasil
minyak sebagai berikut :
KSO PEP – PT X GROUP
8
Universitas Indonesia
(Wilayah Kerja
telah ada pada saat
interest holder.WKP PT
berhak untuk menjual
Atas penjualan minyak
PT X Groupakan
g diproduksikan
pembagian hasil
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
9
Universitas Indonesia
-Pemerintah : 32,7731%
-Pertamina EP : 67,2269%
TOTAL : 100,0000%
PT X Group akan memperoleh 26,7875% termasuk bagian Pertamina EP sebesar
67,2269%.
-Pertamina EP : 40,4412%
-PT X Group : 26,7857%
TOTAL : 67,2269%
Atas Equity Oil, KSO PEP-PT X diwajibkan menyediakan minyak untuk
memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri yaitu Domestic Market Obligation
(DMO). Atas penyerahan DMO tersebut PT.Pertamina EP akan membayar DMO
Free kepada PT X Group.
2. Gas
Setelah gas lifting dikurangicost recovery, pembagian hasil gas sebagai berikut:
- Pemerintah : 32,7731%
- Pertamina EP : 67,2269%
TOTAL : 100,0000%
PT X Group akan memperoleh 53,5714% termasuk didalam bagian Pertamina EP
sebesar 67,2269%.
- Pertamina EP : 13,6555%
- PT X Group : 53,5714%
TOTAL : 67,2269%
2.4 Pengertian Cost Recovery bagi perusahaan perminyakan
Cost recovery (Dito Ganinduto, 2006) merupakan pengembalian biaya (operating
cost) yang telah dikeluarkan investor, yang diambil dari hasil penjualan migas,
sehingga pemerintah tidak harus membayar pengembalian biaya kepada investor
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
10
Universitas Indonesia
secara tunai. Jika total hasil penjualan migas tidak mencukupi untuk menutup
pengembalian biaya yang telah dikeluarkan oleh investor, selisihnya merupakan
resiko kerugian yang harus ditanggung oleh investor.
2.5 Program Kerja PT X Group
Program Kerja yang akan diselesaikan oleh KSO PEP-PT X Group dalam
pelaksanaan operasi dan pengembangan lebih lanjut bila ada, menurut ketentuan
dalam perjanjian sepanjang 3 (tiga) tahun pertama tahun perjanjian sejak tanggal
efektif dan dalam pelaksanaan operasi dan program kerja dan anggaran yang
diperkirakan pada masing-masing tahun perjanjian adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Program Kerja PT X Group tahun 2007-2010
AREA: LAPANGAN B
Agreement Year
DESKRIPSI (DESCRIPTION) TEKNIK (TECHNICAL) TOTAL INVESTMENT
Satuan (Unit) Jumlah
(Amount) Satuan (Unit)
Jumlah (Amount)
First
Program Month 5 US$ 100,000
a. G&G Study
b. 2D Seismic Acquisition & Processing
Km --- US$ ---
c. 3D Seismic Acquisition & Processing
Km2 --- US$ ---
d. Drilling Weel Exploration Well --- US$ ---
Total the First Agreement Year Firm
US$ 100,000
Second
a. G&G Study Month --- US$ ---
b. 2D Seismic Acquisition & Processing
Km --- US$ ---
c. 3D Seismic Acquisition & Processing
Km2 18 US$ 1,000,000
d. Drilling Weel Exploration Well --- US$ ---
Total the Second Agreement Year Firm
US$ 1,000,000
Third
a. G&G Study Month 4 US$ 250,000
b. 2D Seismic Acquisition & Processing
Km --- US$ ---
c. 3D Seismic Acquisition & Processing
Km2 --- US$ ---
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
11
Universitas Indonesia
Tabel 2.1 Program Kerja PT X Group tahun 2007-2010 (lanjutan)
Sumber : Kontrak antara KSO PEP-PT X Group dengan Pertamina EP
AREA: LAPANGAN B
Agreement Year
DESKRIPSI (DESCRIPTION) TEKNIK (TECHNICAL) TOTAL INVESTMENT
Satuan (Unit) Jumlah
(Amount) Satuan (Unit)
Jumlah (Amount)
Third d. Drilling Weel Exploration Well 2 US$ 5,000,000
Total the Third Agreement Year Firm
US$ 5,250,000
Total the First 3 (three) Agreement Years Firm Commitmment
US$ 6,350,000
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
12
Universitas Indonesia
Gambar 2.2Struktur Organisasi PT X Group
Sumber: Rencana Penggunaan Tenaga Kerja (RPTK) KSO Pertamina EP-PT X Group
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
13
Universitas Indonesia
2.6 Deskripsi Pekerjaan Kepala Divisi Keuangan & Administrasi di KSO PEP-
PT X Group
Selama empat bulan magang penulis ditempatkan di Divisi Keuangan dan
Administrasi di bawah bimbingan Budget and Report Head. Berikut ini adalah
penjelasan mengenai deskripsi pekerjaan Kepala Divisi Keuangan & Administrasi di
KSO-PEP PT X Group.
Divisi Keuangan dan Administrasi membawahi empat subdivisi yaitu Supply
Chain Mangement, Legal & Relation, Human Resources& General Administration,
dan Budgeting & Reporting. Kepala Divisi Keuangan dan Administrasi memiliki
tanggungjawab sebagai berikut :
• Merencanakan dan mengarahkan perencanaan tenaga kerja, perekrutan tenaga
kerja, pembelajaran dan peningkatan kualitas tenaga kerja, hubungan industrial
dan layanan human resources. Menjamin bahwa seluruh kegiatan dalam human
resources sesuai dengan ketentuan yang ada.
• Membuat aturan pekerja, kebijakan, prosedur dan pedoman sumber daya manusia
yang sesuai dengan ketentuan. Memastikan bahwa pengaturan sumber daya
sesuai dengan SOP perusahaan dan dijalankan dengan konsisten. Menjaga
hubungan baik dengan pekerja dengan harmonis dalam suasana kerja yang
produktif.
• Merencanakan dan mengarahkan layanan kepada perusahaan yang berkaitan
dengan kebutuhan umum dan mengadakan serta meneliti syarat-syarat dalam
dokumen hukum perusahaan.
• Mengarahkan dan menjalankan aktifitas pengadaan barang dan jasa.
• Mengarahkan dan mengelola aktifitas keuangan dan kegiatan akutansi sesuai
dengan ketentuan serta efisien. Memberikan saran dan petunjuk kepada
manajemen dan pekerja yang memiliki tanggungjawab untuk mengoptimalkan
cost recovery.
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
14
Universitas Indonesia
• Melakukan koordinasi dan membina hubungan dengan instansi pemerintah
maupun kontraktor dengan menjamin hubungan kerja yang baik untuk
mendukung operasi perusahaan.
2.7 Deskripsi PekerjaanKepala Anggaran & Pelaporandi KSO PEP-PT X
Group
Kepala Anggaran & Pelaporan (Head Budgeting & Reporting) memiliki
tanggungjawab sebagai berikut:
• Mengawasi dan menjamin kualitas pelaporan atas anggaran sesuai dengan aturan
yang berlaku.
• Membuat, memeriksa, dan memelihara sistem anggaran dan pelaporan untuk
pemerintah, Pertamina EP dan pemegang saham.
• Mengkoordinasikan dan memantau biaya dan keuntungan atas seluruh aktifitas
perusahaan.
• Memeriksa dan menganalisa anggaran dangan perkiraan dengan biaya aktual
untuk mendapatkan “arah” untuk pengelolaan pengendalian.
• Mengadministrasikan dan menyimpan dokumen yang berkaitan dengan anggaran
dan pelaporanya dengan baik dan terkelola.
2.8 Kerjasama dalam Industri Perminyakan Indonesia
Dalam menjalankan kegiatan pengelolaan minyak dan gas bumi di Indonesia, PT.
Pertamina EP tidak dapat melakukannya sendiri karena ada faktor keterbatasan dalam
hal sumber daya mengingat industri ini sangat rentan terhadap resiko kegagalan.
Untuk itulah, Haryono (2003) Akuntansi Perminyakan, Penerbit Jakarta dalam skripsi
Jessica (2011).Mengungkapkan bentuk-bentuk kerjasama dengan perusahaan asing
dijalin dalam rangka pengelolaan minyak dan gas bumi Indonesia, yaitu:
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
15
Universitas Indonesia
2.8.1. Kerjasama Konsesi
Kerjasama konsesi adalah suatu penyerahan daerah tertentu oleh pemerintah Republik
Indonesia kepada perusahaan asing, dimana seluruh minyak dan gas bumi serta panas
bumi yang dihasilkan dari wilayah ini akan menjadi milik perusahaan asing tersebut.
Kewajiban dari perusahaan asing hanyalah membayar sejumlah royalty yang
nominalmya telah ditentukan dalam perjanjian dengan pemerintah RI.
Jika ditelusuri lebih lanjut, maka bentuk kerjasama ini bertentangan dengan pasal 33
ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa bumi dan air dan
kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara. Penyerahan
wilayah beserta hasil bumi kepada perusahaan asing menandakan Indonesia
menyerahkan kedaulatan atas wilayah kepada perusahaan asing.Maka dari itu, di
tahun 1960, dengan diterbitkannya UU No.4/1960 mengenai pertambangan
(khususnya minyak dan gas bumi) ini tidak dikenal lagi di Indonesia.
2.8.2. Kontrak Karya
Dalam kerjasama jenis ini, pemegang kekuasaan pertambangan adalah perusahaan
Negara (Pertamina) sedangkan perusahaan asing hanya bertindak sebagai
kontraktor.Namun demikian, perusahaan Negara belum diberikan wewenang
manajemen untuk mengarahkan dan menentukan kegiatan kontraktor.Kontrak
karya ini mulai diberlakukan sejak tahun 1960 hingga tahun 1963.Selanjutnya,
bentuk kerjasama ini berubah menjadi Kontrak Bagi Hasil.
2.8.3. Kontrak Bagi Hasil (Production Sharing Contract)
Bentuk kerjasama ini mulai dikenal sejak disahkannya UU No.8/1971 dan
merupakan pengembangan dari Kontrak Karya.Dalam penyelenggaraan kontrak
ini, wewenang berada ditangan pemerintah Republik Indonesia (yang diwakili oleh
BP MIGAS). Peran kontraktor minyak asing hanyalah sebatas penyandang dana
dan melaksanakan kegiatan operasi perminyakan.
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
16
Universitas Indonesia
2.8.4. Kontrak Unitisasi
Kontrak ini adalah kerjasama antara dua atau lebih perusahaan minyak dan
gas bumi yang ditujukan untuk mengusahakan dan mengembangkan kawasan
mereka yang secara geologis berdekatan. Dalam perjanjian ini kedua (atau lebih)
pihak menyepakati biaya yang harus ditanggung serta jumlah hasil produksi yang
akan menjadi bagian masing-masing pihak.
2.8.5. Kontrak Bantuan Teknis (Technical Assitance Contract)
Perjanjian ini dijalin antara PERTAMINA dengan kontraktor dengan tujuan
untuk merehabilitasi sumur tua milik PERTAMINA yang produksinya sudah
mulai menurun.Kontraktor bertanggungjawab dalam menanggung semua biaya
yang terjadi. Apabila produksi sumur tua meningkat dengan adanya rehabilitasi
ini disbanding jumlah produksi sbelumnya, maka kelebihan produksi tersebut akan
dibagi dua antara PERTAMINA dengan pihak kontraktor.
2.8.6. Kontrak Pengurasan Tahap Kedua (Secondary Recovery)
Kontrak jenis ini dilakukan dengan melaksanakan pengurasan tahap kedua
yang dilakukan untuk mengangkat minyak dan gas bumi dari formasinya dengan
menginduksikan tenaga dorongan ke formasi tersebut sehingga minyak dan gas
bumi akan terangkat ke permukaan. Induksi tenaga dorongan ini dapat dilakukan
dengan menyuntikan asam uric dan lain-lain.
2.8.7. Perjanjian Operasi Bersama (Joint Operation Agreement)
Perjanjian ini dibuat oleh dua atau lebih perusahaan minyak untuk
mnegeksplorasi, mengembangkan, dan mengusahakan produksi minyak dan gas
bumi dalam wilayah pertambangan minyak dan gas bumi.Perjanjian ini meliputi
biaya yang harus ditanggung dan bagian produksi yang dapat dimiliki oleh
masing-masing pihak.
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
17
Universitas Indonesia
2.8.8. Joint Operation Body
Merupakan kerjasama antara PERTAMINA (sekarang dialihkan ke
BPMIGAS) dengan kontraktor pada daerah tertentu yang telah beroperasi.
BPMIGAS bertindak sebagai operator dan kontraktor bertindak sebagai non
operator.
2.8.9. Kerjasama Bidang Minyak dan Gas Bumi Hilir
Kerjasama bidang hilir meliputi kegiatan pemurnian dan pengolahan minyak
dan gas bumi.Adapun ketetutan lebih lanjut dan terperinci mengenai kerjasama
bidang hilir ini diatur dalam UU No.22/2001 mengenai minyak dan gas bumi.
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
18
Universitas Indonesia
BAB 3 LANDASAN TEORI
3.1 Pengertian Internal Control
Pengendalian internal menurut Arens (2009)terdiri atas kebijakan dan prosedur
yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa
perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya. Pengendalian internal memiliki
tiga tujuan umum dalam merancang sistem pengendalian yang efektif :
� Keandalan pelaporan keuangan
Manajemen memiliki tanggungjawab hukum maupun profesional untuk
memastikan bahwa informasi telah disajikan secara wajar sesuai dengan
persyaratan pelaporan seperti prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.
� Efisiensi dan efektivitas operasi
Pengendalian internal yang baik adalah dengan memperoleh informasi
keuangan dan nonkeuangan yang akurat tentang operasi perusahaan untuk
keperluan pengambilan keputusan.
� Ketataan pada hukum dan peraturan
Semua perusahaan publik diwajibkan untuk mengeluarkan laporan tentang
keefektifan pelaksanaan pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
Penilaian manajemen mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan
terdiri dari dua kompeten utama.Pertama, manajemen harus mengevaluasi rancangan
pengendalian internal atas laporan keuangan.Sehingga manajemen dapat menentukan
apakah pengendalian internal telah dirancang dan digunakan untuk mencegah atau
mendeteksi salah saji yang material dalam laporan keuangan.Kedua, manajemen
harus menguji efektivitas pelaksanan pengendalian tersebut.
Pengendalian internal(internal control) didefinisikan sebagai suatu proses, yang
dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang
dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu.
Pengendalian internal merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
19
Universitas Indonesia
mengukur sumber daya suatu perusahaan. Pengendallian internal berperan penting
untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya
perusahaan baik yang berwujud (tangible asset) maupun yang tidak berwujud
(intangible asset).
Adanya sistem akuntansi yang memadai, dapat membantu akuntan internal untuk
menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatan manajemen, para pemilik atau
pemegang saham, kreditur dan para pemakai laporan keuangan (stakeholder)lain
yang dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi. Sistem tersebut dapat
digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan operasi
perusahaan. Lebih rinci lagi, kebijakan dan prosedur yang digunakan secara langsung
dimaksudkan untuk mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan laporan
keuangan yang tepat serta menjamin ditaatinya atau dipatuhinya hukum dan
peraturan, hal ini disebut pengendalian internal, atau dengan kata lain bahwa
pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam
operasi perusahaan untuk menyediakan informasi keuangan yang handal serta
menjamin dipatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku.
3.2 Menjembatani Perbedaan Antara Internal Control dan Management Control
Menurut Vassen (2009) teori pengendalian manajemen (management control)
dan pengendalian internal(internal control) telah berkembang satusama lain. Namun
beberapa tahun terakhir telah timbul konflik antara para ahli pengendalian
manajemen dengan para ahli pengendalian internal. Manajemen menginginkan untuk
mengoptimalkan kinerja perusahaan dengan mengembangkan produk barang atau
jasa yang sesuai dengan keinginan pasar. Sedangkan para ahli pengendalian internal
ingin membuat catatan untuk seluruh transaksi yang melibatkan perusahaan.
Oleh sebab itu penting diperlukannya penelitian lebih lanjut untuk menghasilkan
titik temu dari kedua konsep dan bagaimana cara pemecahannya. Anthony yang
dikenal sebagai bapak dari management control mengembangkan kerangka
pengendalian manajemen yang terdiri dari tiga pilar yaitu: Perencanaan Strategis
(strategic planning), pengendalian manajemen (management control), dan
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
20
Universitas Indonesia
pengendalian operasional (operational control). Strategic planning adalah proses
menentukan tujuan perusahaan,perubahan tujuan, sumberdaya yang digunakan untuk
mencapai tujuan-tujuan dan pada kebijakan mengatur akusisi, penggunaan dan
disposisi sumberdaya. Dalam kerangka ini, pengendalian manajemen menjembatani
kesenjangan antara perencanaan strategis dan pengendalian tugas (task control).
Dengan menerapkan pengendalian manajemen, manajer memastikan bahwa
sumber daya diperoleh dan digunakan secara efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan perusahaan. Pengendalian manajemen, fokus pada mempengaruhi perilaku
karyawaan di perusahaan. Untuk mempengaruhi perilaku karyawan, manajer dapat
memilih jenis-jenis pengendalian manajemen.
3.3 Hubungan antara Management Control dan Internal Control
Menurut Vaassen (2009) terdapat perbedaan yang signifikan antara pengendalian
manajemen (management control) dan pengendalian internal(internal
control).Namun perbedaan diantara keduanya telah berubah seiring berkembangnya
kedua disiplin ilmu tersebut. Pengendalian internal memiliki sejarah panjang di
beberapa negara benua Eropa. Namun sulit untuk menyangkal bahwa pengendalian
internal dan pengendalian manajemen harus ada ketika perusahaan pertama didirikan.
Secara singkat perbedaan antara pengendalian manajemen (management
control) dan pengendalian internal (internal control) adalah sebagai berikut.
• Management control didorong oleh strategi, sedangkan internal control
didorong oleh transaksi.
• Management control fokus pada mempengaruhi pengambilan keputusan,
sedangkam internal conrol fokus pada mendukung/menunjang proses
pengambilan keputusan.
• Management control memiliki orientasi perilaku yang dominan sedangkan
internal control memiliki orientasi yang lebih mekanistik.
Internal control telah berkembang dari kebutuhan untuk mengatur hingga
transaksi dalam dan antar perusahaan. Oleh karena itu pemicu dari internal control
adalah transaksi. Perbedaan pertama adalah pengendalian manajemen dimulai dari
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
21
Universitas Indonesia
lapisan atas dalam kerangka pengendalian dan berlanjut dari atas kebawah (top-
dwon)terhadap implementasi strategi. Sebaliknya, pengendalian internal dimulai dari
lapian bawah dalam kerangka pengendalian dan bersinggungan dengan pengendalian
manajemen.
Perbedaan kedua antara pengendalian manajemen dengan pengendalian internal
adalah bahwa pengendalian manajemen mencoba untuk mempengaruhi karyawan
perusahaan dalam pengambilan keputusan, sedangkan pengendalian internal
mendukung perusahaan dalam pengambilan keputusan dengan membantu untuk
memberikan informasi yang dapat dipercaya.
Perbedaan ketiga adalah pengendalian manajemen berusaha untuk mewujudkan
tujuan-tujuannya dengan cara tindakan perilaku, sedangkan pengendalian internal
melakukan hal ini dengan cara tindakan mekanistisk, termasuk prosedur, checks and
balances, dan pemisahan tugas ,dengan mengabaikan faktor sumber daya manusia.
3.4 Perbedaan Levers of Control dengan Internal Control
Menurut Eddi Vassen (2009), seorang Profesor bisnis dari Harvard, Robert
Simon berpendapat terdapat empat levers of control untuk menjembatani kreativitas
dengan pengendalian, yaitu :
• Belief System dengan menyampaikan nilai-nilai perusahaan kepada karyawan
agar mendorong karyawan untuk memahami dan mematuhi sistem yang
perusahaan inginkan.
• Boundary System membantu karyawan bertindak secara etis dengan menetapkan
batasan yang tidak boleh dilanggar oleh karyawan, karyawan didorong untuk
berpikir dan bertindak kreatif untuk memecahkan masalah, dan memenuhi
kebutuhan pelanggan selama karyawan beroperasi dalam batas-batas tertentu,
misalnya telah memenuhi standar minimum kinerja, menghindari kegitan yang
diluar batas, dan menghindari kegiatan yang dapat merusak reputasi perusahaan.
• Diagnotic Control System digunakan untuk memastikan keefektifan dan efisiensi
dari pencapaian tujuan perusahaan. Mengukur perkembangan perusahaan dengan
membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang direncanakan.
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
22
Universitas Indonesia
• Interactive Control System membantu manajer top-levelsfokus pada masalah-
masalah yang dialami oleh bawahan dan terlibat dalam pembuatan keputusan.
3.5 Siklus Pengeluaran
Siklus Pengeluaran menurut Romney(2012) adalah suatu proses susunan
aktivitas bisnis yang berulang yang berhubungan dengan proses operasional
informasi yang terkait dengan pembelian dan pembayaran barang dan jasa. Tujuan
utama dari siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan total biaya akuisisi dan
penyimpanan persediaan dan berbagai jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan.Siklus
pengeluaran aktivitas bisnis menurut Romney (2012) :
1. Pemesanan barang (Ordering Goods)
Aktivitas bisnis didalam siklus pengeluaran yang pertama kali dilakukan adalah
pemesanan barang. Keputusan penting yang dibutuhkan dalam pengambilan
keputusan yakni mengidentifikasi apa, kapan, dan seberapa banyak barang yang
dibutuhkan untuk dibeli. Terdapat tiga alternatif metode pengendalian persediaan
yaitu :
a. Pendekatan economic order quantity (EOQ) yang berdasarkan perhitungan
ukuran pemesanan optimal untuk meminimalisir jumlah pemesanan,
penyimpanan, dan biaya stockout. Biaya pemesanan meliputi seluruh biaya
beban yang terkait dengan proses transaksi pembelian. Biaya penyimpanan
merupakan biaya yang dikeluarkan selama barang berada diperusahaan. Biaya
stockouts adalah biaya yang dihasilkan dari inventory shortages, seperti lost sales
atau biaya yang dikeluarkan akibat penundaan produksi. Reoder point adalah
penentuan waktu yang spesifik untuk mengetahui kapan pemesanan barang.
Biasanya perusahaan menetapkan reoder point berdasarkan waktu pengiriman
dan tingkat kebutuhan safety stock untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan.
b. Material Requirements Planning (MRP), pendekatan ini digunakan untuk
mengurangi tingkat pemesanan (required) persediaan dengan memperbaiki
(improving) akurasi teknik permamalan untuk jadwal pembelian barang atau jasa
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
23
Universitas Indonesia
yang lebih baik untuk satisfy kebutuhan produksi. Sistem MRP mengurangi
ketidakpastian mengenai barang mentah yang dibutuhkan dan mengurangi biaya
penyimpanan persediaan perusahaan.
c. Sistem persediaan Just-in-time (JIT) yang merupakan pendekatan alternatif untuk
memanage persediaan. Sistem JIT berusaha untuk meminimalisasi, jika tidak
secara keseluruhan menghilangkan, penyimpanan barang dengan hanya membeli
dan produksi barang dalam merespon kebutuhan actual dari pada peramalan.
2. Permintaan Pembelian (Purchase Requests)
Permintaan untuk membeli barang atau pengadaan dipicu karena fungsi
pengendalian atau dengan employees noticing a shortage of materials.Sistem
pengendaliantingkat lanjut digunakan pada perusahaan manufaktur besar yang secara
otomatis menghasilkan purchase requestketika jumlah barang ditangan berada
dibawah reoder point.Sedangkan pada perusahaankecil, karyawan menggunakan
barang akan mengirimkan request order ketika persediaan turun dan permintaan akan
dicatat. Purchase Requisition adalah dokumen, atau form elektronik, yang
mengidentifikasi requisitioner, dengan rincian lokasi pengiriman dan tanggal yang
dibutuhkan, jumlah barang, deskripsi barang, kuantitas, harga dari tiap barang yang
diminta.
3. Menghasilkan Purchase Orders
Dalam perusahaan manufaktur fungsi produksi terkait erat dengan siklus
produksi. Sehingga kepala divisi Pembelian akan melapor secara langsung kepada
Kepala Produksi. Dan hal yang penting bagi keputusan produksi adalah aktivitas
pembelian dalam pemilihan supplier untuk persediaan. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pembuatan keputusan adalah :
• Harga
• Kualitas barang
• Ketergantungan dalam pengiriman
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
24
Universitas Indonesia
Apabila seorangsuppliersudah pernah dipilih untuk pembelian barang atau jasa,
identitas supplier harusnya menjadi bagian darimaster record untuk mencegah
pengulangan proses pemilihan supplier untuk pemesanan berikutnya. Blanket
purchase order adalah sebuah komitmenuntuk membeli barang yang spesifik pada
harga tertentu dari pihak ketiga untuk periode waktu tetentu, biasanya selama satu
tahun.
3.5.1 Memperbaiki Efisiensi dan Efektifitas Siklus Pengeluaran
� Cost driver utama pada fungsi pembelian adalah jumlah dari proses purchase
order. Dengan menemukan cara mengurangi jumlah proses pemesanan dan untuk
mempersingkatlangkah-langkah yang dapat menghematsecara signifikan.
Penggunaan EDI adalah salah satu cara untuk memperbaiki proses pembelian.
EDI mengurangi biaya-biaya melalui pengurangan administrasi pekerjaan yang
terkait dengan pencetakan dokumen dan pengiriman dokumen.
� Ketersediaan pengelolaanpersediaan vendor merupakan cara lain untuk
mengurangi biaya pembelian dan biaya persediaan. Ketersediaan sumber daya
ekonomi berguna untuk pengendalian persediaan dan pembelian.
� Salah satu carauntuk mengurangi biaya terkait pembelian adalah dengan
melaksanakan pre-award audit. Internal auditor memastikan proses pemesanan
dari pelanggan dengan jumlah yang besar.Pre-award audit biasanya digunakan
untuk pembelian dalam jumlah besar dengan penawaran formal olehsuppliers.
Internal auditor mengunjungi setiap supplier yang potensial yang membuat final
cut dalam proses kontrak untuk memverifikasi keakuratan penawaran.
3.6 Penerimaan dan Penyimpanan Barang
Aktivitas bisnis yang penting kedua didalam siklus pengeluaran adalah
penerimaan dan penyimpanan barang yang diminta. Departemen Penerimaan adalah
bertanggungjawab untuk menerima pengiriman dari supplier. Biasanya
melaporkannya kepada manager pergudangan, yang kemudian manajer pergudangan
akan melapor kepada kepala pergudangan. Departemen Penerimaan memiliki dua
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
25
Universitas Indonesia
tanggungjawab yakni memutuskan apakah untuk menerima pengiriman dan
memverifikasi kuantitas dan kualitas dari barang yang dikirim.Keputusan pertama
dibuat berdasarkan informasi yang tersedia dari fungsi pembelian. Keberadaan
purchase order yang valid mengindikasikan bahwa pengiriman seharusnya diterima.
Keputusan ini penting karena penerimaan barang tanpa pemesanan atau tidak dipesan
akan membuang waktu dan membutuhkan biaya penyimpanan hingga barang tersebut
dikembalikan.
Memverifikasi kuantitas dari pengiriman barang penting untuk mnejamin bahwa
perusahaan hanya membayar untuk usablegoodsyang benar-benar diterima dan
memeperbaharui catatan persediaan.Bukti penerimaan adalah dokumen penerimaan
subsistem dalam Siklus Pengeluaran.Dokumen tersebut menjelaskan tiap-tiap
pengiriman, termasuk data penerimaan, pengiriman, supplier, dan jumlah purchase
order, jumlah barang, deskripsi, pihak yang menerima dan menginspeksi barang.
Ketika barang diterima, petugas penerimaan membandingkan nomor purchase order
dengan slip packing dari supplier dengan file purchase oder untuk memverifikasi
barang yang dipesan. Petugas penerimaan menghitung jumlah barang yang dikirim,
apabila ada barang yang rusak maka menyiapkan debit memo untuk mengembalikan
barang atau dengan mengurangi harga. Debit memo mencatat penyesuaian yang
diminta.
3.6.1 Memperbaiki Efisiensi dan Efektivitas Penerimaan dan Penyimpanan
Barang
Perhitungan dan pencatatan pengiriman persediaan adalah labor-intensive task.
� Penggunaan Bar-coding yang memungkinkan pegawai penerimaan untuk dapat
memindai jumlah, deskripsi, dan kualitas seluruh barang yang diterima, dengan
demikian virtually eliminating data entry errors.
� Radio frequency identification (RFID) dapat mensederhanakan proses
penerimaan. Tag RFID yang melekat pada masing-masing barang atau jasa dapat
mempersingkat proses penerimaan.
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
26
Universitas Indonesia
� EDI dan sattelitte technology tersedia cara lain untuk memperbaiki efisiensi dari
persediaan yang masuk (inbound logistics).
3.7 Pembayaran Barang dan Jasa
� Persetujuan Invoice untuk Pembayaran.
Tujuan Account Payable adalah mengotorisasi pembayaran hanya untuk barang
dan jasa yang dipesan dan yang benar-benar diterima oleh karena itu dibutuhkan
informasi dari bagian pembelian dan bagian penerimaan.Purchese Order yang valid
mengindikasikan bahwa barang atau jasayang terdaftar di Invoice Vendor benar-
benar dipesan. Memverifikasi Dokumen Penerimaan bahwa barang yang benar-benar
diterima. Terdapat dua cara untuk memproses vendor invoices :
- Non voucher system tiap invoice yang telah di approve di post untuk catatan
individu supplier dalam file account payable dan kemudian disimpan di invoice
file ketika cek ditulis untuk membayar invoice, invoice di dihapus dari sistem
voucher, sebuah dokumen yang disebut dishbursement voucher disiapkan.
- Disbursement vouchermengidentifikasi supplier, daftar outstanding invoices,
danjumlah bersih yang harus di bebankan ke akun tersebut.
� Pembayaran Invoice yang telah disetujui
Aktifitas terakhir dalam Siklus Pengeluaran adalah pembayaran invoice yang
telah disteujui oleh kasir. Dokumen yang dibutuhkan adalah vendor invoice ,
purchase order, dan dokumen penerimaan, dan voucher package.
3.7.1 Memperbaiki Efisiensi dan Efektifitas Pembayaran Barang dan Jasa
Proses efisiensi dapat diperbaiki dengan mengharuskan vendor untuk
mengirimkan invoice secara elektronik, dengan EDI, dan memiliki sistem yang secara
otomatis dapat mencocokan faktur dengan purchase order dan dokumen penerimaan
barang atau jasa yang tepat.Dengan kartu pengadaan, karyawan bagian pengadaan
barang atau jasa hanya dapat melakukan pemesanan pembelian barang atau jasa yang
dibutuhkan kepada vendor yang telah terdaftar sebelumnya.Kartu pengadaan dapat
meningkatkan keefektifan proseshutang usaha dengan mengurangi jumlah invoice
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
27
Universitas Indonesia
yang harusnya di proses.Kartu Pengadaan dapat memperbaiki efisiensi proses cash
disbursementkarena perusahaan hanya membutuhkan sekali pembayaran kepada
penerbit kartu.
3.8 Pengendalian Tujuan, Kendala, dan Prosedur Siklus Pengeluaran
Fungsi lain yang dirancang untuk memberikan pengendalian yang memadai :
1. Seluruh transaksi diotorisasi.
2. Semua transaksi yang dicatat adalah benar(actually occurred).
3. Semua transaksiyang valid dicatat.
4. Semua transaksi dicatat secara akurat.
5. Aset (uang kas, persediaan, dan data) dilindungi dari pencurian atau hilang.
6. Aktivitas bisnis dilaksanakan dengan efektif dan efisien.Tabel 3.1
memperlihatkan cara-cara meminimalkan risiko ancaman-ancaman yang ada
pada siklus pengeluaran.
Tabel 3.1.Ancaman dan Pengendalian Internal Siklus Pengeluaran
Proses/Aktivitas Kendala Prosedur Pengendalian yang Digunakan
Penawaran barang atau jasa
1. Mencegah stockout dan/atau kelebihan persediaan
Sistem pengendalian persediaan, pencatatan perpetual persediaan, penggunaan teknologi bar-code dan RFID, perhitungan persediaan secara berkala.
2. Pemesanan barang atau jasa yang tidak perlu
Pencatatan perpetual persediaan secara akurat, adanya persetujuan dari purchase requisitions.
3. Pembeliaan barang atau jasa ketika terjadi peningkatan harga
Daftar harga, meminta penawaran pembelian kompetitif, persetujuan purchase order, pengendalian anggaran.
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
28
Universitas Indonesia
Tabel 3.1. Ancaman dan Pengendalian Internal Siklus Pengeluaran (sambungan)
Proses/Aktivitas Kendala Prosedur Pengendalian yang Digunakan
4. Pembelian barang atau jasa dengan kualitas yang rendah
Penggunaan vendor yang telah disetujui, persetujuan purchase order, pengawasan kinerja vendor, pengendalian anggaran.
5. Pembelian barang atau jasa dari vendor yang tidak sah
persrtujuanpurchase order, membatasi akses ke file utama vendor, pembatasan penggunaan kartu pengadaan.
6. Pembayaran kembali Adanya kebijakan penerimaan hadiah dari vendor, pelatihan, rotasi pekerjaan, enforced vacations untuk agen pembelian,
Penerimaan dan penyimpanan barang atau jasa
7. Penerimaan barang atau jasa yang tidak dipesan
8. Eror dalam perhitungan penerimaan barang
9. Pencurian persediaan
Dibutuhkan karyawan yang memverifikasi keberadaanpurchase order yang sah. Penggunaan bar-code dan RFID, mendokumentasikan kinerja karyawan, memberikan insentif untuk penjumlahan yang akurat.
Persetujuan dan pembayaran barang dan jasa
10. Kegagalan untuk mengetahui eror
11. Pembayaran barang yang tidak diterima
12. Kegagalan mendapatkan diskon pembelian
Pemeriksaan ganda untuk keakuratan invoice, pelatihan staf account payable Hanya membayar invoice yang didukung oleh dokumen asli penerimaan
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
29
Universitas Indonesia
Tabel 3.1. Ancaman dan Pengendalian Internal Siklus Pengeluaran (sambungan)
Proses/Aktivitas Kendala Prosedur Pengendalian yang Digunakan
13. Pembayaran invoice yang sama yang kedua kali
14. Eror pada pencatatan dan pembukuan dalam akun hutang usaha
15. Penggelapan kas ataupun cek
Pendokumentasian yang tepat, anggaran cash flow Hanya membayar invoice yang didukung oleh dokumen asli penerimaan, memantau akses kedalam dokumen utama vendor Rekonsiliasi akun hutang usaha secara berkala dengan General Ledger Membatasi akses kepada cek kosong, penandatangan cek, pemisahan tugas staff account payable dan kasir, rekonsiliasi akun bank oleh staff yang independen dari proses pembayaran, melindungi cek, secara teratur memeriksa transaksi dalam sistem
Masalah umum pengendalian
16. Kehilangan, perubahan, atau pengungkapan data yang tidak ditorisasi
17. Memiliki kinerja yang buruk
Memberi nama pada file, memiliki backup data dan pemulihan apabila terdapat kesalahan, pengendalian transmisi data, encryption,pemisahan tugas yang diperllukan. Meninjau secara berkala kinerja dari pembukuan
Sumber : Romney (2012)
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
30
Universitas Indonesia
BAB 4 PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai internal control pada proses Authorization
Financial Expenditure (AFE) pada KSO PEP-PT X Group. Sebagai pembuka dalam
bab ini akan terlebih dahulu digambarkan mengenai KSO PEP-PT X Group dengan
mekanisme persiapan AFE, pelaksanaan AFE, hingga penyelesaian AFE. Oleh karena
KSO PEP-PT X Group merupakan kontraktor dari PT. Pertamina EP sehingga
seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan proyek akan dicatat dalam bentuk AFE.
Dalam bagian selanjutnya akan dibahas mengenai internal control dalam proses AFE
di KSO PEP-PT X Group.
4.1 Definisi Authorization Financial Expenditure (AFE)
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, segala pengeluaran yang dikeluarkan
oleh KSO PEP-PT X EP sehubungan dengan perannya sebagai kontraktor PT.
Pertamina EP, akan digantikan oleh pemerintah melalui cost recovery. Namun,
pengeluaran ini tidak sertamerta dilakukan tanpa evaluasi dan otorisasi yang dapat
dipertanggungjawabkan. Agar dapat diakui dan direalisasikan, maka seluruh
pengeluaran yang berkaitan dengan proyek harus dimasukan didalamAuthorization
Financial Expenditure (AFE)yang merupakan alat kontrol mulai dari persiapan
proyek, pemantauan, pelaksanaan operasional, serta penelitian pasca operasi. AFE
diajukan oleh KSO PEP-PT X Group untuk dilakukan pembahasan dan persetujuan
kepada PT. Pertamina EP.Didalam AFE berisi kumpulan pengeluaran-pengeluaran
yang berhubungan dengan suatu proyek beserta informai lengkap mengenai rincian
biaya proyek, tata waktu penyelesaian proyek, dan target yang diharapkan dari
proyek.
KSO PEP-PT X Group memiliki kontrak yang biasa disebut komitmen pasti
untukmelaksankan Drilling, Seismik/Survey, Study, Fasilitas, Well Conection,
Artificial Lift & Chemical, dan Certain Other Projectbergantung pada komitmen
antara PT X dengan Pertamina EP. Pada saat pertama kali didirikan menjadi KSO
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
31
Universitas Indonesia
pada bulan Mei 2007, KSO PEP-PT XGroup berkomitmen untuk melakukan 3D
Seismik dan melaksanakan sumur drilling.Sistem lelangnya adalah open tender.
Drilling menggunakan kontrakIPM (Integrated Project Management) yaitu sewa satu
paket.
4.2 Persiapan dan Pelaksanaan Proyek Melalui AFE
Semua proyek utama didalam proses minyak dan gas diwajibkan menggunakkan
AFE dengan proses seperti gambar berikut :
Gambar 4.1 Alur Proses Authorization For Expenditure
Sumber : Hasil wawancara dengan Budgeting & Report Head dan diolah oleh penulis
Planning Operasi
Rencana Kerja
Anggaran (RKA)
Pengajuan dan
Pembahasan WP & B
Pengajuan,
Pembahasan dan
Persetujuan AFE dari
PT X kepada PT.
Pertamina EP
Pembahasan dan
Persetujuan Close Out
AFE
Place Into Service
(PIS)
Pelaksanaan Kontrak
dengan Supplier
Open Tender
Pengadaan barang
dan jasa
Cost Recoverydan
Non Recovery
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
32
Universitas Indonesia
4.3 Tahap ke-1 Pengajuan Rencana Kerja dan Anggaran ke PT. Pertamina EP
Perusahaan membuat Rencana Kerja yang oleh diajukan ke PT. Pertamina EP
untuk mendapatkan persetujuan antara lain pemboran sumur yang dilakukan,
pembangunan fasilitas produksi dan proyek utama lainnya. Setelah Rencana Kerja
disetujui maka KSO PEP-PT X mengajukan Work Program & Budgeting (WP&B)
untuk pembuatan keseluruhan anggaran.
Usulan ini adalah perencanaan yang terkait dengan pengeboran,workover,
workservices untuk periode tertentu, berisi antara lain lapisan yang akan dibor,
referensi sumur sekitarnya dan target produksi yang diharapkan. Rincian jenis-jenis
kegiatan dan waktu yang akan dilaksanakan, disusun oleh Manajer Operasi KSO
PEP-PT X Group. Usulan ini akan diajukan kepada Pertamina EP untuk selanjutnya
dibahas oleh KSO PEP-PT X Group dengan Pertamina EP. Untuk memudahkan
pemahaman, berikut ini terdapat Flowchart 4.1 yang menggambarkan alur proses
pengajuan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA).
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
33
Universitas Indonesia
Sumber : Hasil wawancara dengan Budgeting & Report Head (2012) diolah kembali oleh penulis
4.4 Tahap ke-2 Pengajuan & Pembahasan Work Program & Budget (WP & B)
WP&B merupakan rencana kerja yang berisi antara lain jumlah sumur pemboran
& kerja ulang (workover), kegiatan lainnya yang terkait dengan upaya peningkatan
produksi, sasaran produksi yang diharapkan, jumlah rencana produksi minyak & gas
dan perkiraan biaya proyek yang diperlukan untuk periode satu tahun anggaran.
WP&B ini selanjutnya akan diajukan kepada PT. Pertamina EP guna dilakukan
pembahasan untuk mendapat persetujuan.
KSO PEP-PT X Groupmengadakan WP&B yang tercakup di dalamnya adalah:
• Biaya Operasi Produksi :
- Program pemboran dan biayanya.
- Program workoverdan biayanya.
- Fasilitas produksi
• Biaya General dan Administrasi
Penyerahan anggaran ini harus disertai dengan otorisasi dari General
Manager, Manajer Operasi Deprtemen SCM, dan Kepala Anggaran & Pelaporan
(Budget & Reporting Head). Proses ini merupakan tanggungjawab dari Manajer
Operasi Departemen SCM karena mengetahui lebih rinci mengenai estimasi
pengeluaran proyek di lapangan. Setelah otorisasi dari Departemen SCM selesai
maka WP&B reportakan dilanjutkan dievaluasi oleh Kepala Anggaran & Pelaporan.
Untuk memastikan biaya yang tercantum dalam WP&B report telah sesuai dengan
yang dianggarakan. Apabila hasil evaluasi terdapat biaya mendesak yang tidak
direncanakan dan dianggarkan, maka harus ada persetujuan dari PT. Pertamina EP
secara lisan melalui telepon namun persetujuan secara tertulis tetap diproses.
Dibawah ini terdapat flowchart 4.2 untuk memperjelas proses WP&B yang terjadi di
KSO PEP-PT X Group dan tabel 4.1 yang berisi analisis kendala, risiko, dan
pengendalian dalam proses Rencana Kerja Anggaran (RKA) beriringan dengan
pengajuan dan pembahasan WP&B.
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
34
Universitas Indonesia
Sumber : Hasil wawancara dengan Budgeting & Report Head(2012) diolah kembali oleh penulis
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
35
Universitas Indonesia
Tabel 4.1 Analisis Kendala, Risiko dan Pengendalian dalam Proses Rencana Kerja Anggaran beriringan dengan Pengajuan & Pembahasan WP&B
Jenis Proses Kendala Risiko Pengendalian
Rencana Kerja Anggaran beriringan dengan Pengajuan & Pembahasan WP&B
1.Pembuatan proposal pengadaan untuk PT. Pertamina EP, menunggu persetujuan.
2. Penyesuaian harga oleh vendor
3. RKA diminta di bulan April untuk tahun berikutnya, sedangkan data-data pencapaian produksi yang akan digunakan belum bisa dipastikan sampai akhir tahun bisa berubah sehingga mengakibatkan target sasaran produksi meleset dari anggaran
4. Kendala lainadalah sulitnya dalam mencari referensi harga.
1. Sasaran produksi bisa tidak tercapai
1. Melakuakan pengawasan produksi secara seksama sehingga realisasi produksi tidak terlalu jauh berbeda dengan sasaran.
Sumber : Hasil wawancara dengan Budgeting & Report Head(2012) diolah kembali oleh penulis
4.5 Tahap ke-3 Pengajuan dan Pelaksanaan Authorization for Expenditure
(AFE) ke PT. Pertamina EP
Berikut ini dijelaskan pengajuan AFE dan pelaksanaan AFE adapun alur yang
dijalanakan oleh KSO PEP-PT X EP adalah sebagai berikut :
4.5.1 Persiapan Pengajuan AFE
- Masing-masing fungsi-fungsi yang ada didalam KSO PEP-PT X Group
membuat rencana kerja untuk periode satu tahun anggaran tertentu.
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
36
Universitas Indonesia
- Dari usulan rencana kerja tersebut dikoordinasikan untuk menjadi suatu
rencana kerja KSO PEP-PT X Group.
- Semua rencana kerja yang bersifat proyek dan non proyek dengan nilai diatas
USD $ 1.000.000 maka dibuat AFEnya.
- AFE tersebut diajukan kepada PT. Pertamina EP untuk dilakukan pembahasan
guna mendapatkan persetujuan.
4.5.2 Pelaksanaan AFE
- Pada tahap ini, Manajer Operasi harus terlebih dahulu memastikan bahwa
biaya yang memerlukan persetujuan dari PT. Pertamina EP telah disetujui dan
datanya benar. Rencana kerja dalam AFE dilaksanakan maka akan dilakukan
pemantauan dan pengendalian biaya agar tidak melampaui nilai AFE yang
telah disetujui. Apabila dalam pelaksanaanya diperkiraan nilai AFE akan
melampaui AFE yang telah disetujui oleh PT. Pertamina EP (diatas 10%)
maka KSO PEP-PT X Group akan melapor kepadaPT. Pertamina EP untuk
melakukan revisi anggaran yang ada.
- Apabila poyek yang terdapat didalam AFE telah selesai dilaksanakan maka
dalam jangka waktu 3 bulan KSO PEP-PT X Group harus mengajukkan
usulan close out kepada PT. Pertamina EP untuk dilakukan pembahasan guna
mendapat persetujuan.
- Close Out AFE berisi antara lain laporan lengkap proyek yang telah,
dilaksanakan, perbandingan antara target dengan realisasi hasil pelaksanaan
RKA, perbandingan biaya dengan realisasi, dan data-data pendukung yang
lengkap.
4.5.3 Pembahasan dan Persetujuan AFE antara Pertamina EP dengan KSO
PEP-PT X Group
a. KSO PEP-PT X Group mempresentasikan rencana kerja yang akan
dilaksanakan pada satu tahun anggaran tertentu lengkap dengan data
pendukungnya (misalnya proyek pemboran, data pendukung yang diperlukan
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
37
Universitas Indonesia
antara lain data-data usulan bawah tanah (Geologi & Geofisik (G&G),
reverensi sumur sekitar, target produksi yang diharapkan, keekonomian sumur
dan lain-lain).
b. Data-data tersebut di evaluasi oleh Pertamina EP apakah sudah sesuai dengan
data pendukung yang diajukan.
c. Tim Pertamina EP dapat mengurangi, menambah atau menolak usulan apabila
justifikasi yang diajukan oleh KSO PEP-PT X Group tidak bisa diterima.
Flowchart 4.3 yang menggambarkan proses pengajuan dan pembahasan
Authorization for Expenditure (AFE) yang terjadi di KSO PEP-PT X Group serta
Tabel 4.2 analisa kendala, risiko, dan pengendalian pada proses pengajuan,
pembahasan dan persetujuan AFE.
Sumber : Hasil wawancara dengan Budgeting & Report Head(2012) diolah kembali oleh penulis
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
38
Universitas Indonesia
Tabel 4.2 Analisis Kendala, Risiko, dan Pengendalian pada Proses Pengajuan, Pembahasan dan Persetujuan AFE
Jenis Proses Kendala Risiko Pengendalian Pengajuan, Pembahasan & Persetujuan AFE
Keterlambatan penyusunan AFE 1. Masalah Internal
Perusahaan, Penyusunan perencanaan AFE tidak tepat waktu:
� Karena sulit atau lamanya mencari data harga pembanding dari vendor
� Karena kesibukan staff, sehingga mundurnya jadwal pembahasan AFE
� Setelah dilakukan pembahasan terdapat “line” yang harus direvisi sehingga memerlukan tambahan waktu utuk revisi
2. Masalah dari Eksternal Perusahaan � Menunggu
undangan pembahasan dari PT. Pertamina EP
1. Jika pengajuan AFE terlambat maka rencana kerja akan tertunda sehingga produksi tidak tercapai.
1. Perencanaan dibuat tepat waktu.
2. Perencanaan harus memiliki data-data pembanding yang lengkap.
3. Pengajuan penandatanganan dari internal KSO PEP-PT X Group tepat waktu.
4. KSO PEP-PT X Group memonitor pengajuan AFE, kapan waktunya AFE akan dibahas dan pembahasan AFE dilakukan dimana.
Sumber : Hasil wawancara dengan Budgeting & Report Head(2012) diolah kembali oleh penulis
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
39
Universitas Indonesia
4.6 Tahap ke-4 Open Tender dan Pengadaan oleh Suppllier
Prosedur ini menggambarkan proses pendafataran vendoruntuk
menyediakan barang dan jasa bagi KSO PEP-PT X Group. Departmen SCM
mengumumkan kepada vendor periode registrasi kemudian vendor menyiapkan
seluruh dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk registrasi, yang kemudian
dokumen-dokumen registrasi diserahkan kepada Departemen SCM.
Membagikan form registrasi kepada vendor yang telah mengajukkan
penawaran. vendor akan melengkapiform registrasi dan kemudian akan
mensubmit company profile dan dokumen-dokumen pendukung. Departemen
SCM akan menerima, meriview (meninjau ulang), dan melakukan verifikasi
form registrasi vendor yang telah diisi lengkap, company profile dan dokumen
pelengkap lainnya. Departemen SCM akan mengeavalasi dan menentukkan
apakah diperlukan proses pra-kualifikasi. Proses pra-kualifilasi dilakukan untuk
vendor yang baru pertama kali akan bekerjasama dengan KSO PEP-PT X
Group. Jika membutuhkan tahap pra-kualifikasi maka proses pra-kualifikasi
dilakukan. Namun jikavendor sudah menjadi rekanan KSO PEP-PT X Group
maka proses pra-kualifikasi tidak diperlukan. Sehingga dapat langsung
dilanjutkan ke tahap terakhir penentuan pemenang open tender yang biasa
disebut award approved. Departemen SCM akan mengirimkan Surat
Keterangan Terdaftar (SKT) sebagai rekanan dan nomor vendoryang akan
diterima oleh supplieryang terpilih. Jika tidak membutuhkan award approved
maka departemen SCM akanmemberitahukanvendor yang tidak masuk
kualifikasi. Di bawah ini terdapat flowchart 4.4 yang menggambarkan proses
open tender.
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
40
Universitas Indonesia
Flowchart 4.5 Proses Open Tender dan Pengadaan oleh Supplier
Sumber : PTK BP MIGAS No.007-REVISI-II/PTK/I/2011diolah kembali oleh penulis
Untuk memperjelas proses pengadaan barang atau jasa berikut ini dijelaskan proses
administrasi umum pengadaan barang dan jasa yang dilakukan di KSO PEP-PT X
Group.
a. Proses Administrasi Umum Pengadaan
Proses administrasi umum pengadaandilaksanakan berdasarkan PTK BP
MIGAS No.007-REVISI-II/PTK/I/2011, penulis melaksanakan magang sebelum
adanya keputusan MK No.36/PUU-X/2012 yang membubarkan BP MIGAS.
Proses administrasi umum pengadaanini bertujuan membantu semua yang terkait
dalam proses pengadaan hingga proses ini selesai.Memastikan bahwa semua
proses pengadaan dilakukan dengan prosedur yang tepat. Proses dan prosedur ini
diterapkan ke semua proses pengadaan barang dan jasa di KSO PEP-PT X Group.
SUPPLIER/CONTRACTOR SCM Department
2. Prepare all required documentfor registration
1. Announce Vendor/Supplier Registration Period
4. Received Requests3. Apply for supplier registration
5. Distribute Vendor/Supplier Registration
6. Complete Vendor/Supplier Registration Form
7. Submit complete vendor registration form,
Submit supplier company profile & supporting document
10. Conduct Pre-qualification
8. Review Complete Vendor Registration Form, Company Profile
& other supporting document
9. Is pre-qualification
needed?
YES
11. Is award
approved?
13. Notify unqualifiedsupplier
NO
NO
12. Send SKT(Surat Keterangan
Terdaftar
14. Receive SKT andSupplier Number
15. Receive notification
:
YES
SCM Department
2. Prepare all required documentfor registration
1. Announce Vendor/Supplier Registration Period
4. Received Requests3. Apply for supplier registration
5. Distribute Vendor/Supplier Registration
6. Complete Vendor/Supplier Registration Form
7. Submit complete vendor registration form,
Submit supplier company profile & supporting document
10. Conduct Pre-qualification
8. Review Complete Vendor Registration Form, Company Profile
& other supporting document
9. Is pre-qualification
needed?
YES
11. Is award
approved?
13. Notify unqualifiedsupplier
NO
NO
12. Send SKT(Surat Keterangan
Terdaftar)
14. Receive SKT andSupplier Number
15. Receive notification
YES
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
41
Universitas Indonesia
Proses ini dimulai ketika timbul kebutuhan olehuser. User bertanggungjawab
untuk membuat permintaan dengan deskripsi yang lengkap, spesifikasi, tanggal
permintaan, perkiraan harga dan alokasi biaya serta menyiapkan dan mensubmit
Requisition For Material(RFM) atauRequisition For Services (RFS) ke
Departemen SCM (Supply Chain Mangement). Departemen SCM melakukan
verifikasi kelengkapan RFM/RFS dan meminta persetujuan kepada manajer yang
memiliki otorisasi terhadap userserta GM (General Manager). Langkah
selanjutnya adalah Departemen SCM meminta persetujuan kepada Departemen
Keuangan (Finance) terkait anggaran untuk pengeluaran tersebut. Apabila
disetujui oleh Departemen Keuangan maka selanjutnya Departemen SCM akan
melakukan koordinasi dengan user agar pengadaan barang sesuai dengan scope of
work yang dibutuhkan. Selanjutnya Departemen SCM akan membuat dokumen
penawaran yang akan di verifikasi oleh user dan Departemen Legal. User
memastikan apakah kualifikasi yang tercantum dalam dokumen penawarantelah
sesuai dengan yang dibutuhkan. Sedangkan Departemen Legal memastikan
apakah dokumen penawarantelah mencantumkan penagihan, tanggal pengiriman
barang atau jasa, tenggang waktu pembayaran sesuai dengan kebutuhan. Tahap
selanjutnya Departemen SCM akan memilih ketentuan otorisasi pengadaan
berdasarkan nominal pengadaanmetode dan tata cara pelaksanaan pengadaan
barang atau jasa terdapat tiga (3) skema, yaitu :
• Penunjukkan Langsung (Direct Appointment)
Pelaksanaan pengadaan barang atau jasa Rp.50.000.000 atau US$ 5.000
sampai dengan Rp.200.000.000 atau US$ 20.000.
• Pemilihan Langsung (Direct Selection)
Pelaksanaan pengadaan barang atau jasa tanpa melalui pelelangan dan
dilakukan dengan mengundang minimal 3 (tiga) penyedia barang atau
jasa.Pemilihan langsung dapat dilakukan dengan syarat :
- Pengadaan dengan nominal diatas Rp.200.000.000 atau US$
20.000 sampai dengan Rp.500.000.000, dengan syarat :
� Proses lanjutan dari lelang ulang yang gagal.
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
42
Universitas Indonesia
� Pemasangan listrik, telpon, gas, dan saluran air minum.
• Pelelangan Umum (Open Tender)
Pengadaan barang dan jasa yang dilakukan secara terbuka untuk umum.
Syarat pelelangan untuk umum.
- Nominal lebih dari Rp.200.000.000 US$ 20.000 sampai dengan
Rp.1milyar atau US$ 100.000 pengumuman dilakukan melalui
papan pengumuman resmi perusahaan.
- Nominal lebih dari Rp.1milyar atau US$ 100.000 pengumuman
dilakukan melalui media cetak dalam negeri.
Setelah penetuan metode pelaksanaan pengadaan, Departemen SCM bersama
dengan Panitia Pengadaan (Procurement Committee)melaksanakan open tender,
untuk proyek pengadaan diatas US$ 2.000.000 membutuhkan persetujuan hingga
BP MIGAS. Setelah pengumuman tender dilakukan, vendor yang tertarik akan
melakukan registrasi dengan melampirkan dokumen yang dibutuhkan (company
profile, akta perusahaan, pengalaamn kerja, faktur pajak, dan laporan audit).
Setelah waktu pendaftaran berakhir, Panitia Pengadaan akan mengirimkan
dokumen penawaran kepada vendor yang lolos proses verifikasi dokumen
registrasi. Vendor akan mengembalikan dokumen penawaran kepada Panitia
Lelang beserta penawaran harga dan kualifikasi barang atau jasa yang dimiliki
oleh vendor. Panitia Lelang mengirimkan dokumen penawaran kepada user, agar
user dapat memastikan bahwa penawaran yang diajukan oleh vendor telah sesuai
dengan kebutuhan.
Jika penawaran telah sesuai, maka panitia lelang akan merekomendasikan
pemenang lelang dengan mempertimbangkan pemilihan vendor yang memenuhi
syarat, serta pertimbangan harga yang paling murah. Rekomendasi pemenang
lelang harus dengan persetujuan GM (General Manager). Setelah GM (General
Manager) menyetujui, Panitia Pengadaan akan mengumumkan pemenang lelang.
Setalh pemenang lelang diumumkan, tahap berikutnya adalah Departemen SCM
akan membuat PO (Purchase Order) atau SO (Service Order). Jika SO atau PO
sudah pernah dibuat sebelumnya dengan vendor pemenang lelang maka proses
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
43
Universitas Indonesia
dapat dilanjutkan dengan evaluasi SO atau PO oleh user. Namun jika ini
merupakan kontrak baru maka akan akan dibuat kontrak yang baru. Apabila SO
atau PO telah disetujui oleh user maka Departemen SCM akan mengirimkan SO
atau PO kepada vendor. SO atau PO harus ditandatangani oleh kedua belah pihak
diatas materai Rp.6.000 ditandatangani oleh GM KSO PEP-PT X Group dan
vendor. Kemudian Departemen SCM akan menerbitkan SPMP (Surat Perintah
Melaksanakan Pekerjaan) yang akan dikirimkan kepada vendor. Tahap selajutnya
adalah pelaksanaan kerja oleh vendor dengan pengawasan oleh user.
Di bawah ini terdapat gambaran proses administrasi kontrak atau pengadaan
barang dan jasa di flowchart 4.5 dan 4.6 serta tabel 4.3 yang menjelaskan analisa
kendala, risiko, dan pengendalian pada proses ke-4 open tender untuk pengadaan
barang dan jasa yang terjadi di KSO PEP-PT X Group.
Flowchart 4.6. Proses Administrasi Kontrak atau Pengadaan Barang dan Jasa
Sumber : PTK BP MIGAS No.007-REVISI-II/PTK/I/2011diolah kembali oleh penulis
3
No
1111
Negotiation
TeamUSER,
Operating Unit
LEGAL
Operating Unit
SCM Procurement
Department Committee*
Authorized
OfficialSUPPLIER**
1
12. Prepare and
conduct negotiation,
if required
•*Bid Committee/Internal
•**
1. Identify needs
2. Prepare, Submit
Requisition (RFM/RFS)
via AO (2a) for
appropriate distribution
to the addressee
2
3. Verify, analyze
RFM/RFS
4. Approve, otherwise
return 4
STEPS
5. Consolidate needs,
when it is possible 5
3
6. Review Market, define
inclusion in bid package,
send to User and Legal
at OU for review
6
7. Determine
procurement method7
Yes
No
8. Decide to tender
and obtain BPMIGAS
approval if required 8
9. Announce Tender,
Register & qualify
Suppliers, Recommend
bidders, obtain
bidder list approval
9
10. Invite Bidders,
RFQ, conduct bid
process
10
11. Conduct
Bid Evaluation 1111
12
Follows tender
process
and Submit Bid
Proposal
Response
announcement
and register
2a
6b6a
Apr, 2011
USER
LEGAL
SCM
Department Committee*
Authorized
OfficialSUPPLIER**
1
12. Prepare and
conduct negotiation,
if required
•*Bid Committee/Internal
•**
1. Identify needs
2. Prepare, Submit
Requisition (RFM/RFS)
via
appropriate distribution
to the addressee
2
3. Verify, analyze
RFM/RFS
4. Approve, otherwise
return 4
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
44
Universitas Indonesia
Flowchart 4.6 ProsesAdministrasi Kontrak atau Pengadaan Umum(lanjutan)
Sumber : PTK BP MIGAS No.007-REVISI-II/PTK/I/2011 diolah kembali oleh penulis
USER,
Operating Unit
LEGAL
Operating Unit SCM
Department Proc
Committee Negotiation
Team Authorized Official SUPPLIER**
20
23. Receive, monitor,and accept promises
•*Procurement Committee/Internal Team •** Supplier/Contractors •*** If everything is okay,
otherwise return to step 11 upon
Procurement Committee guides
13. Recommend winner
14. Review and approve Winner; obtain Approval (14a),if required
15. Send regret letter, wait for5 working days for Complaint; resolve complaint if any; Announce Winner,
16. Is PO/SO or Contract terms new?
STEPS
17. If yes, request legal
to draft contract
18. Prepare PO/SO/Contract
13***
18.a. Authorize PO/SO/Contract, obtain approval from authorizedsignatories for PO/SO
19 19. Send PO/SO/Contract to Supplier
20. (Supplier) receive PO/SO/Contract, for Contractsign and return Contract
21. Obtain approvals from authorized Signatories for CONTRACT
22. Send Contract to Supplier; 22a. (supplier) Deliver promises
23b. (for SO/
Contract)
14
15
16
17
18
Yes
No
17. Prepare
contract
18a 18a
15 (fail Bidders receive notice before the winner)
21
22a
24. Document PO/SO/Contract close out data 24 END
14a
22
23a.
(for PO)
Apr, 2011
15( Winner receive notice after clearance of
complaints, if any)
USER,
Operating Unit
LEGAL
Operating Unit SCM
Department
Committee Negotiation
Team Authorized Official SUPPLIER**
20
23. Receive, monitor,and accept promises
•
•** Supplier/Contractors
•*** If everything is okay,
otherwise return to step 11 upon
13. Recommend winner
14. Review and approve Winner; obtain PEPApproval (14a),if required 15. Send regret letter, wait for5 working days for Complaint; resolve complaint if any; Announce Winner,
16. Is PO/SO or Contract terms new?
STEPS
17. If yes, request legal
to draft contract
18. Prepare PO/SO/Contract
13***
18.a. Authorize PO/SO/Contract, obtain approval from authorizedsignatories for PO/SO
1919. Send PO/SO/Contract to Supplier
20. (Supplier) receive PO/ sign and return Contract
21. Obtain approvals from authorized
22. Send Contract to Supplier; 22a. (supplier) Deliver promises
23b. (for SO/
Contract)
14
15
16
17
18
Yes
No
17. Prepare
contract
18a 18a
15 (fail Bidders receive notice before the winner)
21
22a
24. Document PO/SO/Contract close out data 24 END
14a
22
23a.
(for PO)
15( Winner receive notice after clearance of
complaints, if any)
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
45
Universitas Indonesia
Tabel 4.3Analisis Kendala, Risiko, dan Pengendalian pada Proses ke-4 Open Tender Pengadaan Barang dan jasa
Jenis Proses Kendala Risiko Pengendalian Open Tender Pengadaan Barang & jasa
Ketika perusahaan mengumumkan lelang, kadangakala respon dari calon peserta lelang lama, sehingga sampai tanggal yang ditentukan untuk mulai lelang jumlah peserta lelang tidak memenuhi forum, maka lelang harus diulang. Jika sampai 3 kali jumlah calon peserta lelang tidak memenuhi forum maka dilaksanakan pemilihan langsung, namun apabila hanya satu vendor yang hadir maka dilakukan penunjukan langsung, namun hal ini sebisa mungkin dihindari karena apabila vendor hanya satu dikhawartirkan vendor dapat menetapkan tingkat harga secara sepihak karena tidak ada harga pembanding.
1.Proses lelang akan tertunda dilakukan tender ulang
2.Waktu
lelang tertunda
3.Pelaksanaan
proyek tertunda
1. Persiapan waktu yang cukup untuk melaksanakan tender di rencanakan
Sumber : Hasil wawancara dengan Budgeting & Report Head diolah kembali oleh penulis
4.7 Tahap ke-5 Place Into Service (PIS)
Place IntoService (PIS) adalah saat dimana suatu harta benda berwujud (kapital) telah
digunakan sesuai dengan peruntukannya dalam kegiatan operasi dan telah memenuhi
syarat-syarat yang ditetapkan oleh Pertamina EP. Pelaksanaan PIS baru akan
dilaksanakan tahun depan. Sehingga belum ada flowchart yang dapat
menggambarkan proses pelaksanaan PIS. Dibawah ini terdapat tabel 4.4 analisa
kendala, risiko, dan pengendalian pada proses Place Into Services (PIS).
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
46
Universitas Indonesia
Tabel 4.4 Analisis Kendala, Risiko, dan Pengendalian pada Proses Place Into Services (PIS)
Jenis Proses Kendala Risiko Pengendalian Place Into Services (PIS)
1. Waktu pengiriman mundur dari jadwal semestinya.
1. Tertundanya close out AFE
2. Cost Recovery perusahaan terganggu
PIS baru akan dilaksanakan tahun 2013. Sehingga belum dapat diidentifikasi pengendaliaannya.
Sumber : Hasil wawancara dengan Budgeting & Report Head(2012) diolah kembali oleh penulis
4.8 Tahap ke-6 Pembahasan dan Persetujuan Close OutAuthorization for
Expediture (AFE)
Tujuan dari proyek close out AFE adalah untuk memberikan detail
pertanggungjawaban secara resmi kepada PT. Pertamina EP. Close out report AFE
harus dibuat pada akhir proyek pengadaan barang atau jasa setelah semua tujuan,
sasaran, dan pengiriman telah terpenuhi. Close out report sangat penting bagi
kelengkapan dokumentasi dari sebuah proyek serta untuk mencegah proyek keluar
dari lingkup awalnya dan anggaranya, sebagaimana didefinisikan dalam rencana
proyek awal.Dokumentasi proyek yang lengkap dan laporan evaluasi atas
pelaksanaan harus dipenuhi.
Close out reportAFE akan ditandatangani oleh PT. Pertamina EP sebagai
persetujuan penyelesaian proyek dengan melengkapi dan melaksanakan seluruh
catatan proyek akhir. Terdapat enam jenis Close Out Reportyaitu :
a. Proyek Pemboran atau workover
Pemboran minyak (drilling) fancyhandwork (2011) adalah suatu proses
eksploitasi minyak dari dalam lapisan bumi untuk diproduksikan menujustasiun
pengumpul.Dalam hal pengeboran minyak terdapat dua aspek yang harus
diperhatikan,yaitu tujuan dari drilling untuk membuat suatu fasilitas agar minyak
dalam lapisan bumi dapat diproduksikan menuju permukaan dengan membuat
suatu sumur pemboran dimana sumur pemboran tersebut mengeluarkan formasi
batuan atau memuat jalur transportasi menuju ke batuan reservoir berada.
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
47
Universitas Indonesia
Selanjutnya untuk membuang fragmen batuan (rock fragment, cutting) yang
dihasilkan ketika operasi drilling dilakukan, dalam hal ini lumpur bor.
b. Seismik atau Survey
Eksplorasi seismik adalah istilah yang dipakai di dalam bidang geofisika
untuk menerangkan aktivitas pencarian sumber daya alam dan mineral yang ada
di bawah permukaan bumi dengan bantuan gelombang seismik.Hasil rekaman
yang diperoleh dari survei ini disebut dengan penampang seismik.Eksplorasi
seismik atau eksplorasi dengan menggunakan metode seismik banyak dipakai
oleh perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan pemetaan struktur di
bawah permukaan bumi untuk bisa melihat kemungkinan adanya jebakan-
jebakan minyak berdasarkan interpretasi dari penampang seismiknya.Setelah
data seismik diolah, dianalisa dan ditafsirkan secara geofisika dan geologi, maka
data dapat digunakan untuk menentukkan lokasi prospek adanya minyak dan gas,
estimasi besarnya prospek minyak atau gas, lokasi titik pemboran.
c. Study
Proses pengolahan data mentah yang dilakukan oleh tenaga ahli dari
beberapa disiplin ilmu yang berasal dari Universitas atau lembaga (contoh : UI,
ITB, Lemigas dan lain-lain) untuk menganalisa cadangan minyak/gas di suatu
blok. Dari hasil study ini dapat digunakan untuk menentukkan antara lain titik
pemboran yang akan dilakukan, perkiraan cadangan minyak dan gas dll. Study
tetap dilakukan setelah proses pemboran untuk mengevaluasi dan menentukan
titik pengeboran berikutnya.
d. Fasilitas
Selama proses pemboran minyak atau gas, diperlukan fasilitas penunjang
antara lain pemasangan pipa air (untuk kebutuhan kelangsungan proses
pemboran). Fasilitas yang digunakan untuk membangun peralatan, bangunan,
pipa, dansebagainya yang digunakan untuk mendukung proses pengeboran
minyak atau gas.
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
48
Universitas Indonesia
d. Well Conection, Artificial Lift & Chemical
Well conection untuk mengetahui jenis lapisan tanah tempat sumber minyak
dan gas berada. Artificial Lift adalah sumur buatan yang digunakan untuk
mengalirkan minyak dari bawah ke atas.Chemical adalah bahan-bahan kimia
yang digunakan untuk memisahkan emulsi minyak dengan air.
e. Certain Other Project
Proyek-proyek lain yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pencarian
minyak atau gas. Proyek-proyek ini yang dimaksud adalah proyek selain drilling
dan work over namun terkait langsung dengan proses produksi. Misalnya
pembuatan stasiun pengumpul minyak.
Dibawah ini terdapat flowchart 4.6 yang menggambarkan proses penyusunan
laporan close out AFE dan tabel 4.5 yang berisi analisa kendala, risiko, dan
pengendalian pada proses pembahasan dan persetujuan Close Out AFE.
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
49
Universitas Indonesia
Sumber : Hasil wawancara dengan Budgeting & Report Head(2012)diolah kembali oleh penulis
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
50
Universitas Indonesia
Tabel 4.5 Analisis Kendala, Risiko, dan Pengendalian pada proses Pembahasan dan Persetujuan Close Out AFE
Jenis Proses Kendala Risiko Pengendalian Pembahasan dan Persetujuan Close Out AFE
1. Data pendukung baik data teknis (G&G, spek barang & jasa) maupun data keuangan yang tidak lengkap
2. Barang sudah tiba namun belum dipakai, delivery time mundur dari jadwal semestinya
1. Pemberi kerja dalam hal ini Pertamina EP menilai ketidaklengkapan informasi, data untuk setiap items realisasi.
2. Pertamina EP menolak usulan reimburse.
1. Melengkapi data pendukung yang dibutuhkan
Sumber : Hasil wawancara dengan Budgeting & Report Head (2012) diolah kembali oleh penulis
4.9 Tahap ke-7 Proses Setelah Pengajuan Close Out AFE dan Non Recovery
Pengajuan Close Out AFE ke PT. Pertamina EP terdapat dua
kemungkinan jawaban yakni untuk jumlah nominal pengadaan barang atau
jasa yang disetujui maka akan masuk menjadi recoverable cost sedangkan
untuk nominal pengeluaran pengadaan barang dan jasa yang tidak disetujui
oleh Pertamina EP akan menjadi tanggungan PT X (non-recoverable cost).
Biaya-biaya yang termasuk adalah akan menjadi cost recovery diantaranya
adalah :
a. Biaya Operasi adalah biaya-biaya administrasi dan beban produksi
b. Biaya Proyek yang terdiri dari beban sewa untuk main project seperti biaya
sewa Fasilitas
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
51
Universitas Indonesia
Cost Recovery ditagihkan melalui ECS (Entitlement Calculation Statement).
Perhitungan Cost Recovery :
a. Maximum 80% dari Gross Revenue = Lifting x ICP (Indonesian Crude Oil
Price).
b. Sharing Oil 26,7857%, Gas 35%
Contoh Perhitungan ECS :
Lifting = 1.000 bbls
ICP x USD 100
GrossRevenue = USD 100.000
Cost Recovery = USD 80.000 (80%* x USD 100.000)
ETS (Equity to be Split) USD 20.000
• Pertamina EP Equity Share : 73,2143%
• Kontraktor/PT X : 26,7857%
PT X share 26,785% x 20.000 : 5.357,14
Tax (40.5%* x 5.357,14) : 2.169,64
3.187,5
*berdasarkan kontrak yang dibuat antara PT X Group dengan PT.Pertamina EP
Close out report yang telah di serahkan ke PT. Pertamina EP akan dibahas
dalam rapat pembahasan close out antara PT. Pertamina EP dengan KSO. Dari hasil
pembahasan tersebut didapatkan nominal close out report yang disetujui oleh
Pertamina EP dan dituangkan dalam Minutes of Meeting (MoM) yang disetujui oleh
kedua belah pihak. PT X akan melakukan revisi close out report sesuai dengan MoM
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
52
Universitas Indonesia
close out dan menyerahkan ulang seluruh dokumen close out report dalam bentuk
hard copy dan soft copy untuk kemudian mendapat surat persetujuan close out report
dari Pertamina EP. Untuk biaya-biaya yang tidak dapat dimasukkan kedalam biaya
proyek AFE sesuai dengan kasus masing-masing (misal: back charge ke vendor,
alokasi ke cost center lain-lain, atau tidak cost recovery).
Berikut ini adalah dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam proses penyusunan
laporan close out AFE :
• Persetujuan proyek (AFE original & revisi)
• Latar belakang proyek
• Laporan hasil pekerjaan (Summary project completion) dan berita acara.
• Laporan penyelesaian proyek penjelasan setiap line item yang terkait dengan
biaya over atau under 10%.
Tahapan yang dilakukan :
� meminta invoice (term of payment yang terdiri dari deskripsi barang,
kuantitas, harga per unit, beserta perhitungan total jumlahnya, periode
invoice)
� payable accrued (nama vendor, jumlah hutang, nomor invoice, tanggal
invoice, nomer voucher, tanggal pembayaran, tax rate, deskripsi barang)
� kwitansi (jumlah uanguntuk pembayaran).
� Justifikasi over atau under anggaran dari departemen terkait.
� Faktur pajak
� Purchase atauService Order (nama supplier nomor service order (SO)
atau purchase order (PO), dan tanggal penerbitan)
� Berita acara penyerahan pekerjaan bulanan (tanggal SO, deskripsi
pekerjaan, nama dan jabatan perwakilan kedua belah pihak antara KSO
PEP-PT X Group dengan vendor)
� Service Order (nama, alamat vendor, dan tanggal penerbitan)
� Lain-lain:
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
53
Universitas Indonesia
• Korespondensi, surat menyurat, Minutes of Meeting (MoM),
perubahan program, dan lain-lain
• Rincian transaksi pembukuan proyek AFE (detail ledger ataucost
center dan breakdown worksheet per line item AFE)
• Atas pembebanan proyek lebih besar dari persetujuan proyek
disertakan dokumen pendukung.
• Photo separator
Dengan bertambah kompleksnya tugas-tugas manajemen, maka dikhawatirkan
manajemen tidak mampu melakukan pengawasan dan koordinasi yang efektif untuk
seluruh fungsi yang ada didalam perusahaan.Oleh karena itu, manajemen perlu
dibantu oleh suatu unit yg khusus menangani dan menelaah prosedur-prosedur dan
operasi perusahaan.Karena itulah sangat dibutuhkan satuan kerja unit pengendalian
internal (Internal Control).Close out report merupakan pertanggungjawaban
perusahaan terhadap biaya-biaya yang akan di recovered oleh Pertamina EP (selaku
wakil pemerintah). Berikut ini adalah analisis kendala, risiko dan pengendalian pada
proses cost recovery dan non recovery.
Tabel 4.6 Analisis Kendala, risiko dan pengendalian pada proses Cost Recovery dan Non Recovery
Jenis Proses Kendala Risiko Pengendalian
Cost Recovery
dan Non
Recovery
1. Hasil produksi
belum memenuhi
COCP
(commencement of
commercial
period)
1. KSO mengeluarkan uang untuk pembiyaan poduksi, tertundanya penghasilan (reimburse) dari Pertamina EP, sehingga dapat mengakibatkan kekurangan dana
1. Produksi harus
ditingkatkan untuk
memenuhi COCP
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
54
Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada pembahasan sebelumnya, telah dibahas bahwa dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya yang meliputi kegiatan eksploitasidan eksplorasi sumber minyak dan
gas bumi di Lapangan B, KSO PEP-PT X Group menjalin kerjasama dengan PT.
Pertamina EP melalui Kontrak Kerjasama Operasi (KSO).
Dalam melakukan kerjasama melalui Kerjasama Operasi perusahan bertindak
sebagai kontraktor, yakni perusahaan yang ditunjuk oleh PT.Pertamina EP untuk
mengoptimalkan produksi minyak dan gas yang terdapat di Lapangan B Kalimantan
Timur, salah satu lokasi sumber minyak dan gas yang dimiliki oleh PT. Pertamina
EP. Segala biaya dan resiko akan ditanggung KSO terlebih dahulu dan akan
mendapat penggantian dari pemerintah melalui metode cost recovery. Untuk
memperoleh penggantian atas biaya-biaya ini, perusahaan KSO harus mencatat
seluruh pengeluaran yang berhubungan dengan proyek dalam satu catatan
pengeluaran khusus yang disebut Authorization for Expenditure (AFE).
Selama masih berhubungan dengan biaya proyek eksplorasi dan eksploitasi,
seluruh biaya pengeluaran akan masuk didalam AFE. Biaya-biaya ini akan ditagihkan
ke Negara (PT.Pertamina EP). Dari penjabaran yang yang telah dilakukan, penulis
menyimpulkan bahwa pertanggungjawaban biaya proyek yang diajukan dalam AFE
oleh KSO PEP-PT X Group sudah cukup efektif dilaksanakan.Selama proses
perencanaan pengeluaran, pengajuan anggaran, pelaksanaan proyek, hingga proses
pengajuan cost recovery selalu melalui diskusi dan persetujuan dengan Pertamina EP.
Apabila dalam pembahasan Pertamina EP keberataan dengan biaya proyek maka PT
X Group akan melakukan revisi menyesuaikan dengan hasil rapat. Sehingga biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat dipertanggungjawaban kepada Negara.
Komunikasi internal perusahaan berjalan dengan baik. Setiap pagi selalu
diselenggarakan rapat antara departemen yang terkait dengan produksi membahas
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
55
Universitas Indonesia
mengenai perkembangan produksi minyak dan gas perhari serta melakukan
pembahasan upaya-upaya perbaikan apabila proses produksi tidak mencapai target.
Dengan pengendalian internal yang telah diterapkan sudah mengambarkan komitmen
perusahaan dalam mencegah kecurangan-kecurangan yang dapat menyebabkan
perusahaan kehilangan aset, peningkatan efektivitas dan efisien perusahaan.
Industri migas memiliki risiko kecelakan kerja yang tinggi. Menyadari hal ini PT
X Group menerapkan Health, Safety, and Environtment di kantor pusat maupun di
lapangan. Membuat prosedur-prosedur yang terkait keselamatan dalam bekerja,
melakukan sosialisasi terhadap prosedur tersebut kepada semua pekerja untuk
memastikan semua pekerjaan dilakukan dengan benar dan aman, melakukan
penilaian risiko (risk assessment) terhadap semua lokasi kerja dan alat kerja yang
digunakan untuk meminimalisasi dan menghilangkan potensi bahaya yang ada terkait
potensi bahaya dan keselamatan kerja.
PT X Group dalam menjalankan proyek menemui kendala yang diluar dari
perencanaan yang telah dibuat.Hal ini mengakibatkan mundurnya pelaksanaan
proyek. Pelaksanaan proyek yang mundur menyebabkan bertambahnya biaya
operasional dan tertundanya pengajuan cost recovery. Apabila cost recovery tertunda
maka pendanaan perusahaan menjadi terganggu. Berikut ini beberapa kelemahan
yang dapat mengganggu pelaksanaan proyek:
• Mundurnya jadwal pembahasan proyek dengan Pertamina EP. PT XGroup
merupakan salah satu KSO Pertamina EP dari total tujuh belas KSO yang
Pertamina EP miliki, sehingga jadwal pembahasan membutuhkan waktu yang
cukup lama karena menunggu giliran.
• Ketidaklengkapan persyaratan yang harus dipenuhi oleh vendor akan
menghambat waktu tender maupun pelaksanaan proyek.
• Revisi pengajuan biaya proyek dapat dilakukan selama beberapa kali,
membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
• Tingkat produksi minyak dan gas yang tidak memenuhi target ketentuan
kontrak.
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
56
Universitas Indonesia
5.2 Saran
Penulis memberikan rekomendasi terkait dengan penerapan KSO PertaminaEP-
PT X Group antara lain adalah :
1. Melakukan follow up dengan Pertamina EP agar jadwal pembahasan tidak
mengalami penundaan. Memonitor waktu dan tempat pembahasan kepada
Pertamina EP agar dapat melakukan persiapan yang maksimal.
2. Melakukan koordinasi pengadaan dengan vendor
3. Persiapan waktu yang cukup untuk melaksanakan tender di rencanakan
4. Melakukan pengawasan produksi secara seksama agar realisasi produksi tidak
terlalu jauh dari sasaran, berupaya meningkatkan produksi untuk memenuhi
COCP (commencement of commercial period).
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
57
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Arens et al. (2009). Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach an
Indonesian Adaption. Singapore: Prentice Hall.
Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi (BPMIGAS), (2004)
Pedoman Tata Kerja Pengelolaan Rantai Suplai Kontraktor Kontrak Kerja
Sama Nomor : 007/PTK/VI/2004.
Biro Riset LM FEUI. (n.d.).Analisis Industri Minyak dan Gas di Indonesia: Masukan Bagi Pengelola BUMN. 20 Oktober 2012. www.lmfeui.com/data/Analisis Industri Minyak.pdf.
BPMIGAS. Oktober 2006. Buletin Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak
dan Gas Bumi. Buletin Online, Nomor 12.
Fancyhandwork. 6 Febuary 2011. Petrofisika 2 Drilling.15 Oktober 2012.
http://fancywitholdies.wordpress.com/2011/02/06/petrofisika-2-drilling.
Jessica. (2011). Prosedur Pengelolaan Authorization For Expenditure dan Aset Tetap
Pada X Corporation Menurut Production Sharing Contract. Laporan Magang.
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Pertamina EP. (n.d.). Wilayah Kerja. Situs resmi Pertamina EP. 20 Desember 2012.
http://pertamina-ep.
Romney, Marshall B. (2012). Accounting Information System, 12thedition. Pearson.
Vaassen, Eddy; Meuwissen, Roger; dan Schelleman, Caren, (2009). Accounting
Information Systems and Internal Control, 2th edition. United Kingdom: Wiley.
Viani, Lita. (2011). Analisa Siklus Pengeluaran Dan Pengendalian Internal Terkait
Biaya Operasional Proyek PT. SS.Laporan Magang. Depok: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
58
Wikipedia. (n.d.). Eksplorasi Seismik. 15 Oktober 2012.
http://id.wikipedia.org/wiki/Eksplorasi_seismik
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
59
Universitas Indonesia
Lampiran 1 Persetujuan Original AFE
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
60
Universitas Indonesia
Lampiran 1 Persetujuan Original AFE (lanjutan)
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
61
Universitas Indonesia
Lampiran 2 Persetujuan Revisi AFE
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
62
Universitas Indonesia
Lampiran 2 Persetujuan Revisi AFE (lanjutan)
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
63
Universitas Indonesia
Lampiran 3 Laporan Close Out AFE
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
64
Universitas Indonesia
Lampiran 4 Laporan Analisis AFE
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
65
Universitas Indonesia
Lampiran 5 Ringkasan Over atau Under Budget
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013
66
Universitas Indonesia
Lampiran 6 Entitlement Calculation Statement (ECS)
Internal control ..., Sri Lestari Nindya Novianti, FE UI, 2013