volume 12 no. 2, november 2016 halaman 187 204

18
187 K A N D A I Volume 12 No. 2, November 2016 Halaman 187204 KLASIFIKASI DAN ANALISIS KLAUSA BAHASA CULAMBATU (The Clause Classification and Analysis of Culambatu Language) Firman A.D. Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara Jalan Haluoleo, Kompleks Bumi Praja Anduonohu, Kendari, Indonesia Pos-el: [email protected] (Diterima: 22 Februari 2016; Direvisi: 17 April 2016; Disetujui: 6 Oktober 2016) Abstract The study of the research takes the syntactic field. Syntactic study in this research is focused on the analysis and type of clause classification of Culambatu language. This study attempts to classifying and analysing the clause of Culambatu language. The study uses synchronic approach which trying to describe and explain the analysis and type structure of clause of Culambatu language that presented by qualitatively. Results obtained from the research is based on intern element of the Culambatu language clause which has structure as follows; subject + predicate, predicate + subject, and the structure without subject. In addition, in Culambatu language is also known positive and negative clauses. Based on the categories, word or phrase which places the function of predicate obtained nominal, verbal, numeral, prepositional, and adjectival clauses. In the analysis of the clause of Culambatu language, based on the function of its elements, it consists of subject and predicate, object and complement, and adverb. Based on the word or phrase categories, it can be explained that the clause of Culambatu language always consists of word or phrase, which included as noun category on its subject; predicate consists of word or phrase, which included in verb, noun, adjective, numeralia, preposition, and adverb categories. The meaning in the predicate element are ‘action’, ‘condition’, ‘existence and incident’, ‘identity’, ‘quantity’, and ‘acquisition’. Keywords: Culambatu language, clause classification, clause analysis, clause meaning. Abstrak Kajian dalam penelitian ini mengambil bidang sintaksis. Kajian sintaksis dalam penelitian ini difokuskan pada jenis klausa dan analisis klausa bahasa Culambatu. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasi dan menganalisis klausa bahasa Culambatu. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan sinkronis yang berusaha mendeskripsikan dan memerikan jenis dan struktur klausa bahasa Culambatu yang dipaparkan secara kualitatif. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah berdasarkan unsur internnya, klausa bahasa Culambatu memiliki struktur subjek + predikat, struktur predikat + subjek, dan struktur yang tidak berunsur subjek. Selain itu, dalam bahasa Culambatu juga dikenal klausa positif dan negatif. Berdasarkan kategori kata atau frasa yang menduduki fungsi predikat ditemukan klausa nominal, klausa verbal, klausa numeral, klausa preposisional, dan klausa adjektival. Dalam analisis klausa bahasa Culambatu berdasarkan fungsi unsur-unsurnya terdiri atas unsur subjek dan predikat, objek dan pelengkap, dan keterangan. Berdasarkan kategori kata atau frasa yang menjadi unsurnya, dapat dikemukakan bahwa klausa bahasa Culambatu unsur subjeknya selalu terdiri atas kata atau frasa yang termasuk kategori nomina; unsur predikat dapat terdiri atas kata atau frasa kategori verba, nomina, adjektiva, numeralia, preposisi, dan adverbia. Makna yang terkandung dalam pengisi unsur predikat adalah makna ‘perbuatan’, ‘keadaan’, ‘keberadaan dan kejadian’, ‘pengenal’, ‘jumlah’ dan ‘pemerolehan’. Kata-kata kunci: bahasa Culambatu, klasifikasi klausa, analisis klausa, makna klausa

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Volume 12 No. 2, November 2016 Halaman 187 204

187

K A N D A I

Volume 12 No. 2, November 2016 Halaman 187—204

KLASIFIKASI DAN ANALISIS KLAUSA BAHASA CULAMBATU(The Clause Classification and Analysis of Culambatu Language)

Firman A.D.Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Jalan Haluoleo, Kompleks Bumi Praja Anduonohu, Kendari, IndonesiaPos-el: [email protected]

(Diterima: 22 Februari 2016; Direvisi: 17 April 2016; Disetujui: 6 Oktober 2016)

AbstractThe study of the research takes the syntactic field. Syntactic study in this research is

focused on the analysis and type of clause classification of Culambatu language. This studyattempts to classifying and analysing the clause of Culambatu language. The study usessynchronic approach which trying to describe and explain the analysis and type structure ofclause of Culambatu language that presented by qualitatively. Results obtained from theresearch is based on intern element of the Culambatu language clause which has structure asfollows; subject + predicate, predicate + subject, and the structure without subject. Inaddition, in Culambatu language is also known positive and negative clauses. Based on thecategories, word or phrase which places the function of predicate obtained nominal, verbal,numeral, prepositional, and adjectival clauses. In the analysis of the clause of Culambatulanguage, based on the function of its elements, it consists of subject and predicate, objectand complement, and adverb. Based on the word or phrase categories, it can be explainedthat the clause of Culambatu language always consists of word or phrase, which included asnoun category on its subject; predicate consists of word or phrase, which included in verb,noun, adjective, numeralia, preposition, and adverb categories. The meaning in the predicateelement are ‘action’, ‘condition’, ‘existence and incident’, ‘identity’, ‘quantity’, and‘acquisition’.Keywords: Culambatu language, clause classification, clause analysis, clause meaning.

AbstrakKajian dalam penelitian ini mengambil bidang sintaksis. Kajian sintaksis dalam

penelitian ini difokuskan pada jenis klausa dan analisis klausa bahasa Culambatu. Penelitianini bertujuan untuk mengklasifikasi dan menganalisis klausa bahasa Culambatu. Penelitianini dilakukan dengan pendekatan sinkronis yang berusaha mendeskripsikan dan memerikanjenis dan struktur klausa bahasa Culambatu yang dipaparkan secara kualitatif. Hasil yangdidapat dari penelitian ini adalah berdasarkan unsur internnya, klausa bahasa Culambatumemiliki struktur subjek + predikat, struktur predikat + subjek, dan struktur yang tidakberunsur subjek. Selain itu, dalam bahasa Culambatu juga dikenal klausa positif dan negatif.Berdasarkan kategori kata atau frasa yang menduduki fungsi predikat ditemukan klausanominal, klausa verbal, klausa numeral, klausa preposisional, dan klausa adjektival. Dalamanalisis klausa bahasa Culambatu berdasarkan fungsi unsur-unsurnya terdiri atas unsursubjek dan predikat, objek dan pelengkap, dan keterangan. Berdasarkan kategori kata ataufrasa yang menjadi unsurnya, dapat dikemukakan bahwa klausa bahasa Culambatu unsursubjeknya selalu terdiri atas kata atau frasa yang termasuk kategori nomina; unsur predikatdapat terdiri atas kata atau frasa kategori verba, nomina, adjektiva, numeralia, preposisi,dan adverbia. Makna yang terkandung dalam pengisi unsur predikat adalah makna‘perbuatan’, ‘keadaan’, ‘keberadaan dan kejadian’, ‘pengenal’, ‘jumlah’ dan‘pemerolehan’.Kata-kata kunci: bahasa Culambatu, klasifikasi klausa, analisis klausa, makna klausa

Page 2: Volume 12 No. 2, November 2016 Halaman 187 204

Kandai Vol. 12, No. 1, Mei 2016; 187—204

188

PENDAHULUAN

Sebagaimana hasil penelitianmengenai pemetaan bahasa yangdilakukan oleh Pusat Bahasa (sekarangBadan Pengembangan dan PembinaanBahasa), yang kemudian diterbitkandalam sebuah buku yang berjudulBahasa dan Peta Bahasa di Indonesia(2009) dikemukakan bahwa di ProvinsiSulawesi Tenggara terdapat 9 bahasayang merupakan habitat asli bahasaSulawesi Tenggara, salah satunyaadalah bahasa Culambatu. Berdasarkanposisi administrasi, bahasa Culambatuberada di wilayah Kabupaten KonaweUtara. Bahasa ini lebih tepatnya beradadi ujung paling utara kabupatentersebut.

Bahasa Culambatu merupakanbahasa yang berkembang di wilayahperbatasan antara Provinsi SulawesiTenggara dan Sulawesi Tengah.Menurut keterangan penduduknya,sebagian penutur bahasa Culambatujuga ada yang berdomisili di wilayahadministrasi Provinsi SulawesiTengah, khususnya di wilayah-wilayahdekat perbatasan, seperti di KecamatanBuleleng.

Di Kabupaten Konawe Utara,bahasa Culambatu umumnyadituturkan di Kecamatan Wiwiranodengan penutur terbanyak tersebar dilima desa, yaitu Desa Culambatu,Lamonae Utama, Tetewacu,Wawontoaho, Wawonsangi, dansebagian ada di Kelurahan Lamonae.Jumlah penutur bahasa ini, akumulasidari keenam desa/kelurahan, kuranglebih 2000 jiwa (berdasarkan hasilwawancara peneliti dengan masyarakatsetempat tahun2014). Versi laindikemukakan oleh Hanna (2012)bahwa bahasa Culambatu penuturnyahanya berkisar 300 kepala keluargaatau sekitar 1000 penutur.

Umumnya, yang menguasaibahasa Culambatu adalah masyarakatyang berusia 20 tahun ke atas. Banyakremaja atau anak usia sekolah darietnis ini tidak lagi menguasai bahasaibunya. Salah satu penyebabnya adalahlingkungan dan situasi sosialmasuknya etnis-etnis lain yangberdomisili di antara etnis Culambatu.Kondisi ini memaksa orang tua harusberkomunikasi dengan anak-anakmereka dalam bahasa Indonesia, baikdi lingkungan rumah maupun dilingkungan sosial. Selain itu, generasimuda etnis Culambatu, khususnya dilima desa, dalam bergaul dengan etnislain lebih cenderung menggunakanbahasa Indonesia daripada bahasaCulambatu walaupun sebenarnya etnisini mayoritas di desa tersebut.

Ada beberapa etnis yang hidupberdampingan dengan etnis Culambatudi enam desa/kelurahan tersebut, diantaranya etnis Tolaki, Bugis, Jawa,Bali, Massenrengpulu, dan Toraja.Oleh karena daerah ini adalah daerahtambang dan perkebunan, tidak sedikitjuga tenaga-tenaga kerja dari NusaTenggara Timur (Flores) yangdidatangkan oleh perusahaan tambangdan perusahaan perkebunan untukbekerja di perusahaan tersebut. Etnis-etnis yang ada ini sudah berbaurdengan masyarakat asli setempat.

Ada beberapa desa denganpenduduk berpenutur bahasaCulambatu yang katanya relatif jauhuntuk dijangkau dengan alattransportasi atau agak jauh dari ibukota kecamatan. Desa-desa tersebutadalah desa Lamonae Utama, desaWawonsangi, dan desa Culambatu.Jauhnya desa ini dari ibu kotakecamatan memberi dampak positifbagi kelangsungan hidup bahasaCulambatu. Walaupun demikian,wilayah ini juga tidak luput dariserbuan masuknya pendatang. Oleh

Page 3: Volume 12 No. 2, November 2016 Halaman 187 204

Firman A.D.: Klasifikasi dan Analisis Klausa…

189

karena penutur bahasa Culambatumasih dominan di desa-desa tersebut,para pendatang yang mau tidak mauharus menyesuaikan diri denganpenutur setempat.

Kondisi desa-desa lainnya tidakseperti desa Lamonae Utama, desaWawonsangi, dan desa Culambatu.Hampir keseluruhan penutur bahasaCulambatu di desa-desa ini tidak hanyamenguasai bahasa Culambatu, tetapimereka juga sudah menguasai bahasadaerah lain, seperti bahasa Tolaki danbahasa Bugis, untuk berkomunikasidengan para pendatang yangjumlahnya lebih dominan. Tidaksedikit juga penutur bahasa Culambatuyang berasal dari desa LamonaeUtama, desa Wawonsangi, dan desaCulambatu harus menguasai bahasaTolaki dan bahasa Bugis agar merekadapat melakukan transaksi jika beradadi ibu kota kecamatan (KelurahanLamonae). Bahkan, generasi muda(anak-anak pada umumnya) sudahjarang menguasai bahasa ibunya dancenderung lebih memilihmenggunakan bahasa Indonesia, baikuntuk berkomunikasi dalamlingkungan keluarga maupun dalampergaulan sosial.

Masih banyak kondisi dan situasikebahasaan yang dapat menyebabkanpunahnya bahasa Culambatu yang adadi Kabupaten Konawe Utara. Kondisi-kondisi tersebut telah menempatkanvitalitas bahasa ini dalam posisi bahasayang sangat terancam karena jumlahpenutur relatif banyak tetapi anak-anakmereka sudah tidak menggunakanbahasa tersebut. Untuk itu, perluupaya-upaya perlindungan untukmemelihara kelestarian bahasa inimelalui penelitian dan pengembangan(Sugiyono, 2015).

Dalam kaitannya denganpenelitian mengenai klausa bahasadaerah yang ada di Indonesia, ada

beberapa penelitian yang dapatdijadikan perbandingan denganpenelitian ini. Yang pertama adalahpenelitian yang berjudul “KlausaAdverbial Temporal Bahasa Jawa(Kajian Struktur dan Semantik)” yangdilakukan oleh Suwanto dan Indratmo(2006). Penelitian ini mengkajistruktur, distribusi serta fungsi danmakna klausa adverbial temporalbahasa Jawa. Penelitian ini lebihkhusus membahas klausa adverbialtemporal dengan memperhatikantingkat tingkat tutur dalm bahasa Jawa,yaitu ngoko, krama, maupun ngoko-krama.

Penelitian mengenai klausa jugadapat dilihat dalam penelitianPomalingo, dkk. (2015) yang berjudul“Relasi Subjek dan Predikat dalamKlausa Bahasa Gorontalo”. Dalambahasa Gorontalo, subjek dapat berupanomina kata penunjuk, dan subjekyang berupa jawaban atas pertanyaanapa dan siapa. Sementara itu, predikatdapat berupa verba dan kata-kataaspek atau modalitas. Penelitian inijuga mendeskripsikan relasi subjek danpredikat dalam klausa bahasaGorontalo yang dapat dipahamiberdasarkan fungsi dan maknapenempatan unsur subjek dan predikatyang terkandung pada klausa. Dengandemikian, subjek dan predikat dalamklausa bahasa Gorontalo memilikirelasi secara fungsional dan maknawi.

Kedua penelitian tersebut dapatmenjadi bahan perbandingan denganhasil penelitian ini nantinya olehkarena setiap bahasa memiliki sistemdan struktur tersendiri. Menurutpengetahuan peneliti, sampai sekarangmasih sangat jarang penelitian yangberkaitan dengan bahasa Culambatu.Belum ada ahli bahasa yang secarakhusus meneliti bahasa Culambatu darisegi strukturnya. Penelitian mengenaibahasa Culambatu yang pernah

Page 4: Volume 12 No. 2, November 2016 Halaman 187 204

Kandai Vol. 12, No. 2, November 2016; 187—204

190

dilakukan adalah “Fonologi BahasaCulambatu” (2013) yang dilakukanoleh Asri dan “Morfologi BahasaCulambatu” (2013) oleh LailaKurniawaty. Ada juga upaya dariKantor Bahasa Provinsi SulawesiTenggara pada tahun 2014 untukmenyusun tata bahasa Culambatu.Namun, sampai saat ini penyusunantersebut belum rampung dilakukan.Kedua penelitian mengenai bahasaCulambatu tersebut belummendeskripsikan secara lengkapstruktur bahasa Culambatu. Parapeneliti ini hanya menggambarkansecara sekilas, tanpa deskripsi yangrinci, mengenai struktur fonologi danmorfologi bahasa Culambatu. Yangmenjadi alasan sehingga hasil-hasilpenelitian tersebut kurang mendalamadalah terlalu luasnya kajian strukturbahasa yang dibahas dengan alokasiwaktu dan dana sangat terbatas.Namun demikian, penelitian mengenaibahasa Culambatu harus terusdilakukan untuk menyempurnakanpenelitian yang sudah ada.

Bertolak dari hal tersebut,penelitian ini dengan judul ”Klasifikasidan Analisis Klausa BahasaCulambatu” perlu dilakukan untukmembahas struktur bahasa Culambatusecara rinci. Selain itu, penelitiansistem sintaksis bahasa Culambatupenting untuk dilakukan karena jikadilihat dari aspek yang sudah ditelititernyata masih sangat terbatas danbelum ada yang mendeskripsiskansecara mendalam struktur sintaksis,khususnya klausa bahasa Culambatu.

Permasalahan dalam penelitianini mengambil bidang sintaksis yangdifokuskan pada struktur klausa bahasaCulambatu. Struktur klausa yang dikajimeliputi jenis klausa dan analisisklausa yaitu fungsi unsur-unsurnya,kategori kata atau frasa yang menjadiunsurnya, dan makna unsur-unsurnya.

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untukmendeskripsikan jenis-jenis klausabahasa Culambatu dan menganalisisklausa tersebut menurut fungsi unsur-unsurnya, berdasarkan kategori kataatau frasa yang menjadi unsurnya, danberdasarkan makna unsur-unsurnya.

LANDASAN TEORI

Definisi klausa yangdikemukakan oleh para pakar padadasarnya memiliki kesamaan bahwasebuah klausa biasanya terdiri atassubjek dan predikat. Namun, unsuryang wajib ada dalam sebuah klausaadalah predikat. Klausa dapat hadirdalam sebuah kalimat atau klausaberpotensi untuk menjadi sebuahkalimat. Berikut ini dikemukakanbeberapa definisi klausa dari beberapapakar bahasa.

Chaer (2003) memberikandefinisi klausa sebagai satuan sintaksisberupa runtunan kata-kataberkonstruksi predikatif. Artinya, didalam konstruksi itu ada komponen,berupa kata atau frasa, yang berfungsisebagai predikat; dan yang lainberfungsi sebagai subjek, objek, dansebagai keterangan.

Kridalaksana (2008) mendefinisikanklausa sebagai satuan gramatikalberupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek danpredikat, dan mempunyai potensiuntuk menjadi kalimat. Hal yangsenada juga dikemukakan oleh(Ramlan, 2005) bahwa klausa adalahsatuan gramatik yang terdiri atassubjek dan predikat baik disertai objek,pelaku. dan keterangan ataupun tidak.

Sementara Ba’dulu dan Herman(2005) mengemukakan bahwa klausadapat diartikan sebagai satuangramatikal yang terdiri atas subjek danpredikat atau predikat saja tanpa

Page 5: Volume 12 No. 2, November 2016 Halaman 187 204

Firman A.D.: Klasifikasi dan Analisis Klausa…

191

adanya intonasi final. Pengertianklausa mencakup induk kalimat dananak kalimat.

Definisi yang agak berbedadikemukakan oleh Pike dan Pike(dalam Soeparno, 2002) yangmenyatakan bahwa klausa adalahsatuan gramatikal terkecil yangmenyatakan proposisi. Klausa dapatsaja tanpa subjek atau tanpa predikat,bahkan dapat juga tanpa subjek danpredikat. Definisi ini agak luascakupannya sehingga tidak menjadidasar rujukan untuk digunakan dalamtulisan ini.

Dengan demikian dapatdikemukakan bahwa sebuah klausapada dasarnya adalah sebuah rangkaiankata atau frasa yang terdiri atas subjekdan predikat, atau hanya predikat saja,yang memiliki potensi untuk menjadikalimat. Yang menjadi pembeda klausadan kalimat adalah penekanan akhir(intonasi final). Jika sebuah klausayang terdiri atas subjek dan predikatdiberi intonasi final, seperti intonasideklaratif, interogratif, atau interjektif,secara satuan gramatikal dapatdikatakan sebagai kalimat minor.

Berdasarkan strukturnya, klausadibagi menjadi dua jenis, yaitu klausabebas dan klausa terikat. Klausa bebasadalah klausa yang memiliki potensiuntuk menjadi sebuah kalimat. Olehkarena itu, unsur-unsurnya sekurang-kurangnya terdiri atas subjek danpredikat. Sementara, klausa terikatadalah klausa yang tidak memilikiunsur-unsur yang lengkap ataukonstruksi yang diikat oleh unsur lain(Sidu, 2012).

Secara rinci, Ramlan (2005)mengemukakan penggolongan klausaberdasarkan tiga dasar, yaituberdasarkan unsur internnya,berdasarkan ada-tidaknya kata negatifyang secara gramatikal menegatifkanpredikat, dan berdasarkan kategori kata

atau frasa yang menduduki fungsipredikat.

Berdasarkan unsur internnya,klausa dapat dibedakan menjadi duakelompok, yaitu klausa lengkap danklausa tidak lengkap. Berdasarkan ada-tidaknya kata negatif yang secaragramatikal menegatifkan predikat,klausa dapat dikelompokkan menjadidua, yaitu klausa positif dan klausanegatif. Berdasarkan kategori kata ataufrasa yang menduduki fungsi predikat,klausa dapat digolongkan menjadiempat golongan, yaitu klausa nominal,klausa verbal, klausa bilangan, danklausa depan. Verhaar (2012) dalamkategori ini mengelompokkan klausamenjadi lima, yaitu klausa nominal,klausa verbal, klausa adjektival, klausaadverbial, dan klausa preposisional.

Lebih lanjut, Ramlan (2005)secara rinci mengemukakanpenganalisisan klausa dapat dilakukanberdasarkan tiga dasar, yaitu:

1. berdasarkan fungsi unsur-unsurnya,

2. berdasarkan kategori kata ataufrasa yang menjadi unsurnya,

3. berdasarkan makna unsur-unsurnya.

Untuk keperluan penganalisisandan pembahasan dalam tulisan ini,klausa bahasa Culambatu dianalisisdengan menggunakan dasar analisisklausa yang dikemukakan oleh Ramlantersebut.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakandalam melaksanakan penelitian adalahpendekatan sinkronis, yaitumendeskripsikan atau memerikan jenisklausa dan analisis klausa bahasaCulambatu berdasarkan kenyataanpada saat ini. Oleh karena penelitian

Page 6: Volume 12 No. 2, November 2016 Halaman 187 204

Kandai Vol. 12, No. 2, November 2016; 187—204

192

ini lebih menitikberatkan padapendeskripsian, pemaparan secarakualitatif dianggap lebih sesuai.Pendeskripsian secara kualitatif lebihbanyak menitikberatkan padapengumpulan data di lapangan. Datadari informan dicatat sertadikumpulkan sebanyak-banyaknya,kemudian diklasifikasi dan dianalisisstrukturnya berdasarkan kenyataanyang berlaku di lapangan mengenaipenggunaan klausa bahasa Culambatu.Data diklasifikasi dan dianalisisberdasarkan penggolongan klausa yangdikemukakan oleh Ramlan danVerhaar dan penganalisisan klausamerujuk pada pendapat Ramlan.

Penulis mengumpulkan data daripara penutur asli yang masihmenggunakan bahasa Culambatudalam kesehariannya di DesaWawonsangi dan sekitarnya.Pengumpulan data dilakukan antarabulan Mei dan Juni 2014. Dalampengumpulan data, penulis melakukanobservasi dan wawancara. Observasidilakukan dengan mencermati,menelaah, dan memberikan perhatiankepada kelompok tertentu dari penuturasli bahasa Culambatu. Sementara itu,wawancara dilakukan denganmenentukan informan dari penutur aslibahasa Culambatu, yaitu BapakNuriyamin (50 tahun), Bapak Umar(45 tahun), dan Ibu Jamiati (46 tahun).Dalam mendukung pengumpulan datadigunakan alat berupa perekam daninstrumen penelitian.

PEMBAHASAN

Klasifikasi Klausa BahasaCulambatu

Hasil identifikasi klausa dalambahasa Culambatu, dapat dibagi atastiga klasifikasi, sebagaimana yangdikemukakan oleh Ramlan (2005)

mengenai pengklasfikasian klausa,yaitu berdasarkan struktur internnya,ada tidaknya kata negatif yang secaragramatikal mengaktifkan predikat, dankategori kata atau frasa yangmenduduki fungsi predikat.Hasilpengklasifikasian atau penggolongantersebut diuraikan secara rinci sebagaiberikut.

Penggolongan Klausa BerdasarkanStruktur Internnya

Klausa terdiri atas unsur intisubjek dan predikat. Subjek sebagaiunsur inti terkadang dihilangkan,contohnya dalam kalimat luas sebagaiakibat penggabungan klausa dan dalamkalimat jawaban. Unsur yang wajibada pada sebuah klausa adalahpredikat. Klausa yang terdiri atassubjek dan predikat disebut klausalengkap, sedangkan klausa yang tidakbersubjek atau tidak mempunyaisubjek disebut klausa tidak lengkap.

Berdasarkan struktur internnya,klausa lengkap dalam bahasaCulambatu dapat dibedakan atas duakelompok dan kelompok lainnyaadalah klausa tidak lengkap. Berikutini dijelaskan secara rinci mengenai haltersebut.

Klausa Lengkap yang BerstrukturSubjek + Predikat

Klausa ini disebut juga sebagaiklausa lengkap susun biasa. Klausalengkap ini berstruktur subjek+predikat atau klausa lengkap yangunsur subjeknya terletak di depanunsur predikat. Contohnya dapatdilihat sebagai berikut.

(1) andade mocuri‘mereka tidur’

(2) ongkude mocuri itonia‘saya tidur tadi’

(3) Hasan mocuri i kadera

Page 7: Volume 12 No. 2, November 2016 Halaman 187 204

Firman A.D.: Klasifikasi dan Analisis Klausa…

193

‘Hasan tidur di kursi’(4) tamangku lumako

‘ayah pergi’(5) Ali asao patani

‘Ali seorang petani’(6) ongkude kelembasa

‘saya lelah’

Klausa Lengkap Susun Balik yangBerstruktur Predikat + Subjek

Klausa ini biasa disebut sebagaiklausa lengkap susun balik (inversi).Klausa lengkap susun balik yangberstruktur predikat + subjek atauklausa lengkap yang unsur subjeknyaterletak di belakang unsur predikatterlihat seperti contoh di bawah ini.

(7) mocuri andade‘tidur mereka’

(8) lumako ongkude alumo dara‘pergi aku dengan kuda’

(9) mongkaa ika Tina‘makan ikan Tina’

(10)patani iao‘petani dia’

(11)mahaki Ali iniwai‘sakit Ali kemarin’

(12)danopo umehe andade‘masih senang mereka’

Klausa yang Tidak Berunsur Subjek

Klausa yang tidak berunsursubjek biasa ditemukan dalam kalimatjawaban dan disebut klausa tidaklengkap. Contohnya dapat dilihatsebagai berikut.

(13) Ongkude melea hawalumako I asera?‘Saya naik apa pergi keAsera?Jawaban:melea i dara.‘naik kuda’

(14) Nova umarikomo mongkaa?‘Nova sudah makan?Jawaban:

umarikomo mongkaa.‘sudah makan.’

Jika dianalisis lebih lanjutmengenai klausa jawaban (13) dan (14)yang berupa jawaban saja dapat diuraibahwa klausa (13) terdiri atas predikat(melea) diikuti objek (i dara). Klausa(14) hanya terdiri atas predikat saja.

Penggolongan Klausa BerdasarkanAda-tidaknya Unsur Negatif yangsecara Gramatikal MenegatifkanPredikat

Berdasarkan ada-tidaknya unsurnegatif yang secara gramatikalmenegatifkan atau mengingkarkanpredikat, klausa bahasa Culambatudapat diklasifikasikan menjadi duabagian sebagaimana yang dijelaskansebagai berikut.

Klausa Positif

Klausa positif adalah klausa yangtidak memiliki unsur negasi yangsecara gramatikal menegatifkanpredikat. Perhatikan contoh berikut ini.

(15) andade i raha‘mereka di rumah’

(16) iao momparakai manu‘dia memelihara ayam’

(17) uluno terodo i luesa‘kepalanya terbentur tangga’

Klausa Negatif

Klausa negatif adalah klausayang memiliki unsur negasi yangsecara gramatikal mengaktifkanpredikat. Unsur negasi dalam bahasaCulambatu adalah hilee, kulee (tidak),pilee (belum), dan waio (jangan).Perhatikan contoh berikut ini.

(18) Bio hilee mododarasi lumako.‘Bio tidak buru-buru pergi.’

(19) Hasan hilee tengkolaro

Page 8: Volume 12 No. 2, November 2016 Halaman 187 204

Kandai Vol. 12, No. 2, November 2016; 187—204

194

‘Hasan tidak sedih’(20) kulee cumuleo umalako.

‘tidak dapat memiliki’(21) cukakano hilee umeheo.

‘kakaknya tidak suka’(22) karuno pilee tende.

‘kakinya belum sembuh’(23) waio lalo mehohoa.

‘jangan terlalu ribut’.

Dalam bahasa Culambatu unsurnegasi hilee atau kulee dalam sebuahklausa digunakan untuk menegatifkanpredikat yang terdiri atas verba danadjektivaatau frasa golongan nominadan frasa depan (istilah yangdigunakan oleh Ramlan) atau frasaperangkai sumbu, yaitufrasa yangdiawali oleh preposisi (istilah yangdigunakan oleh Kridalaksana).Perhatikan contoh berikut.

(24) Rahma hilee eheo mehendero‘Rahma tidak suka bekerja’

(25) Hasan hilee tengkolaro‘Hasan tidak sedih’

(26) iaohilee i kantoro‘ia tidak di kantor’

(27) andade i hita.‘mereka di atas’

Unsur negasi kulee khususdigunakan pada orang pertama tunggal,misalnya:

(28) ongkude kueheko, asi kuleecumuleo umalako‘saya mencintai kamu,tetapi tidak dapat memiliki’

Unsur negatif pilee (belum)digunakan untuk menegatifkanpredikat yang terdiri atas adjektiva,verba, adverbia, numeralia, ataufrasadepan. Perhatikan contoh berikut ini.

(29) karuno pilee tende.‘kakinya belum sembuh’

(30) pilee ongko rahano.

‘belum punya rumah’(31) sampe oleo ai pilee koa kadu.

‘sampai saat ini belum cukup’(32) anano pilee opaa.

‘anaknya belum empat’(33) pilee i daoa.

‘belum ke pasar’

Ramlan (2005) mengemukakanbahwa dengan kata negatif belum suatuperbuatan atau peristiwa akandilakukan atau terjadi. Inilah yangmembedakannya dengan kata negatiftidak.

Unsur negatif waio (jangan)digunakan untuk melarang. Unsur inidapat menegatifkan predikat yangterdiri atas verba, adjektiva, frasaadjeketiva, atau frasa depan. Berikutdapat dilihat beberapa contohnya.

(34) waio cumutoro‘jangan duduk’

(35) waio mehohoa‘jangan ribut’

(36) waio lalo mehohoa‘jangan terlalu ribut’

(37) waio i pada‘jangan di bawah’

Penggolongan Klausa BerdasarkanKategori Kata atau Frasa yangMenduduki Fungsi Predikat

Berdasarkan kategori kata ataufrasa yang menduduki fungsi predikat,klausa dalam bahasa Culambatu dapatdibagi atas lima kelompok, yaituklausa nomina, klausa verba, klausanumeralia, klausa preposisi, dan klausaadjektiva.

Klausa Nomina

Klausa nomina ialah klausa yangpredikatnya berupa kata nomina ataufrasa golongan nomina. Misalnya:

(38) Nova padangka

Page 9: Volume 12 No. 2, November 2016 Halaman 187 204

Firman A.D.: Klasifikasi dan Analisis Klausa…

195

‘Nova pedagang’(39) ndoorua mia iso tama

‘kedua orang itu laki-laki’(40) luwuako kadera iso kadera

meamuwa kampok‘semua kursi itu kursi pemukaagama’

(41) mia mololawu iso ana cina‘orang gila itu seorang anakperempuan’

Klausa Verba

Klausa verba ialah klausa yangpredikatnya berupa verba atau frasagolongan verba.Contohnya adalahsebagai berikut.

(42) iao lumako‘ia berjalan’

(43) Eda mocuri‘Eda tidur’

(44) tamano moasa-asa.‘bapaknya berjualan.’

Oleh karena adanya berbagai tipeberbagai verba, klausa verba ini dapatdiklasifikasikan menjadi beberapakelompok sebagai berikut. Klausatransitif, yaitu klausa yang predikatnyaberupa verba transitif (Ramlanmenyebutnya klausa verbal aktif),seperti:

(45) andade mobinci wacu owoseiso‘mereka mengangkat batubesar itu’

(46) tamano moasa bunga‘bapaknya menjual bunga’

Klausa intransitif adalah klausayang predikatnya berupa verbaintransitif, seperti:

(47) Udin walili‘Udin pulang’

(48) andade leu‘mereka datang.’

Klausa verba pasif yaitu klausayang predikatnya berupa verbatransitif, seperti:

(49) kei antade hendero isoiwehakono’kepada kita pekerjaan itudiserahkan’

(50) iao tesingkolore i luesa‘ia terpeleset di tangga’

Klausa refleksif adalah klausayang predikatnya berupa verbarefleksif, seperti:

(51) teni iso mepoai i teras‘kucing itu berjemur di teras’

(52) ana-ana cina iso meparakai‘gadis-gadis itu berhias’

Klausa resiprokal adalah klausayang predikatnya berupa verbaresiprokal, seperti:

(53) orua pacidu iso meto cidu‘dua petinju itu salingmemukul’

(54) ana ate era iso mekai-kai lima‘anak-anak itu bergandengantangan’

Klausa Numeralia

Klausa numeralia adalah klausayang predikatnya berupa kata ataufrasa numeralia. Contohnya dapatdilihat sebagai berikut.

(55) bukuno orua botoli/lewe‘bukunya dua buah’

(56) puncino olima ita.‘pisangnya lima sisir’

(57) anano orua koa.‘anaknya dua saja’

Klausa Preposisi

Klausa preposisi adalah klausayang predikatnya berupa frasa yangberkategori preposisi. Frasa ini diawali

Page 10: Volume 12 No. 2, November 2016 Halaman 187 204

Kandai Vol. 12, No. 2, November 2016; 187—204

196

dengan kata depan (preposisi) sebagaipenanda. Misalnya:

(58) Novi saba i Asera iniwai.‘Novi dari Asera kemarin’

(59) andade i raha.‘mereka di rumah’

Klausa Adjektiva

Klausa adjektiva adalah klausayang predikatnya berkategoriadjektiva, baik berupa kata maupunfrasa. Klausa tersebut dapat dilihatdalam contoh berikut.

(60) ongkude kelembasa‘saya lelah’

(61) Alimahaki iniwai‘Ali sakit kemarin’

(62) andade umehe‘mereka senang’

Analisis Klausa Bahasa Culambatu

Klasifikasi klausa bahasaCulambatu dapat dianalisisberdasarkan tiga dasar, yaituberdasarkan fungsi unsur-usurnya,berdasarkan kategori kata atau frasayang menjadi unsurnya, danberdasarkan makna unsur-unsurnya.

Analisis Klausa BerdasarkanFungsi Unsur-Unsurnya

Klausa terdiri atas unsur-unsurfungsional yang disebut subjek,predikat, objek, pelengkap, danketerangan. Kelima unsur tersebuttidak selalu bersama-sama ada dalamsatu klausa. Adakalanya satu klausahanya terdiri atassubjek dan predikat,adakalanya terdiri atas subjek,predikat, dan objek, adakalanya jugaterdiri atas subjek, predikat, pelengkap,

dan keterangan serta adakalanya terdiriatas predikat saja. Dalam semuabahasa, unsur fungsional yangcenderung selalu ada dalam klausaialah predikat.

Subjek dan Predikat

Fungsi unsur subjek dan predikatdapat dilihat dalam contoh berikut.

(63) anaate iso mokua.‘anak itu rajin’

(64) rahano mekinto‘rumahnya bersih’

Berdasarkan strukturnya, subjekdan predikat dapat dipertukarkantempatnya. Maksudnya, subjek dapatterletak di depan predikat, atausebaliknya predikat dapat terletak didepan subjek. Jadi, klausa-klausatersebut dapat diubah susunannyamenjadi:

(65) mokua anaate iso‘rajin anak itu’

(66) mekintorahano‘bersih rumahnya’.

Objek dan Pelengkap

Predikat kemungkinan dapatterdiri atas golongan verba transitif,atau mungkin terdiri atas golonganverba intransitif, dan mungkin pulaterdiri atas golongan-golongan lain.Apabila terdiri atas golongan verbatransitif diperlukan adanya objek yangmengikuti predikat itu. Ada verbatransitif yang memerlukan dua objek,misalnya kata mobukaakonoo‘membukakan’, mooliyakono ‘membelikan’,dan wehoo ‘memberikan’. Objek yangsatu merupakan objek1, sedangkansatunya lagi adalah obejk2. Objek2

memiliki persamaan dengan objek1,yaitu selalu terletak di belakang

Page 11: Volume 12 No. 2, November 2016 Halaman 187 204

Firman A.D.: Klasifikasi dan Analisis Klausa…

197

predikat. Perbedaannya adalah apabilaklausa itu diubah menjadi klausa pasif,objek1 menduduki fungsi subjek,sedangkan objek2 terletak di belakangpredikat sebagai pelengkap. Perhatikancontoh berikut.

(67) Oheo mobukaakonoo cuainobale‘Oheo membukakan adiknyapintu’

Klausa dalam kalimat di atasterdiri atas empat unsur fungsional,yaitu Oheo sebagai subjek,mobukaakonoo ‘membukakan’ sebagaipredikat, cuaino ‘adiknya’ sebagaiobjek1, dan bale ‘pintu’ sebagai objek2.Apabila klausa tersebut diubahmenjadi klausa pasif, yang mendudukifungsi subjek ialah cuaino ‘adiknya’,bukan bale ‘pintu’. Berikut dapatdilihat bentuk pasifnya.

(68) cuaino pinobukaako bale iOheo‘adiknya dibukakan pintu olehOheo’

Pelengkap memiliki persamaandengan objek, yaitu selalu terletak dibelakang predikat. Perbedaannya ialahobjek selalu hadir dalam klausa yangdapat dipasifkan, sedangkan pelengkapterdapat dalam klausa yang tidak dapatdiubah menjadi bentuk pasif atau dapatjuga terdapat dalam klausa pasif.Perhatikan contoh berikut.

(69) Ali ila saluarano‘Ali kehilangan celana’

(70) Siti pinooliyako supeda saraiiniwai’Siti dibelikan sepeda barukemarin’

Kata saluarano ‘celana’ padacontoh (69) menduduki fungsipelengkap karena kataitu selaluterletak di belakang predikat yang

terdiri atas verba intransitif sehinggaklausa itu tidak dapat diubah menjadiklausa pasif. Frasa supeda sarai‘sepeda baru’ pada contoh (70) jugamenduduki fungsi pelengkap karenafrasa tersebut selalu terletak dibelakang predikat dalam klausa pasif.Frasa iniwai ‘kemarin’ mendudukifungsi keterangan karena unsur inimempunyai letak yang bebas yangdapat terletak di depan subjek ataupredikat, bahkan dapat jugadipindahkan ke tempat antara subjekdan predikat. Perhatikan perubahanstrukturnya dalam contoh berikut.

(71) Siti iniwai pinooliyako supedasarai’Siti kemarin dibelikan sepedabaru’

(72) iniwai Siti pinooliyako supedasarai.’kemarin Siti dibelikan sepedabaru’

Keterangan

Unsur klausa yang tidakmenduduki fungsi subjek, predikat,objek, dan pelengkap dapat mendudukifungsi keterangan. Berbeda denganobjek dan pelengkap yang selaluterletak di belakang predikat, dalamsuatu klausa keterangan padaumumnya letaknya bebas. Artinya,keterangan dapat terletak di depansubjekdanpredikat, dapat terletak diantara subjek dan predikat, dan dapatterletak di belakang sekali. Hanya saja,keterangan tidak terletak di antarapredikat dan objek, predikat danpelengkap, karena objek dan pelengkapboleh dikatakan selalu mendudukitempat langsung dibelakang predikat.Perhatikan contoh berikut.

(73) Tina cumotoro mengkau hiaiiniwai malo

Page 12: Volume 12 No. 2, November 2016 Halaman 187 204

Kandai Vol. 12, No. 2, November 2016; 187—204

198

‘Tina duduk lama di sinikemarin malam’

(74) iniwai malo Tina cumotoromengkau hiai‘kemarin malam Tina duduklama di sini’

(75) Tina iniwai malo cumotoromengkau hiai‘Tina kemarin malam duduklama di sini’

Perhatikan frasa iniwaimalo‘kemarin malam’ dalam tigakalimat di atas yang dapat mendudukiposisi akhir, awal, dan posisi tengahdalam struktur di atas.

Analisis Klausa BerdasarkanKategori Kata atau Frasa yangMenjadi Unsurnya

Analisis klausa berdasarkankategori kata atau frasa yang menjadiunsur-unsur klausa disebut jugaanalisis kategorial. Analisis ini tidakterlepas darianalisis fungsional, bahkanmerupakan lanjutan dari analisisfungsional (Ramlan, 2005). Sebagaicontoh dapat dilihat dalam strukturberikut.

(76) Iaomonsoloribungainiwai‘ia menyiram bunga kemarin’

Klausa kalimat (76) jikadianalisis secara fungsional dankategorial, hasilnya dapat dilihat dalamtabel 1.

Tabel1Analisis Fungsional dan Kategorial Klausa Bahasa Culambatu

iao ‘ia’ monsolori‘menyiram’

bunga ‘bunga’ iniwai ‘kemarin’

Fungsi S P O KetKategori N V N Ket

Unsur iao ‘ia’ menduduki fungsisubjek, unsur monsolori ‘menyiram’menduduki fungsi predikat, unsurbunga ‘bunga’ menduduki fungsiobjek, dan unsur iniwai ‘kemarin’menduduki fungsi keterangan.Selanjutnya, jika kata atau frasa yangmenduduki fungsi itu diteliti, ternyatabahwa kata yang menduduki fungsisubjek termasuk kategori nomina, katayang menduduki fungsipredikattermasuk kategori verba, katayang menduduki fungsi objektermasuk kategori nomina, dan katayang menduduki fungsi keterangan,disebut sebagai kategori keterangan.

Berdasarkan analisis tersebutdapat dikemukakan bahwa dalambahasa Culambatu subjek selalu terdiriatas kata atau frasa yang termasukkategori nomina. Contoh lain dapatdilihat sebagai berikut.

(77) ndootolu anaate iso mekai-kailima‘ketiga anak itu bergandengantangan’

(78) karambau iso owose‘kerbau itu besar’

(79) badi iwawao i Husni.‘parang dibawa oleh Husni’

Unsur predikat terdiri atas kataatau frasa kategori verba, nomina,adjektiva, numeralia, preposisi, danadverbia. Berikut dapat dilihatbeberapa contohnya.

(80) Oheo molaha keu ponahu‘Oheo mencari kayu bakar’

(81) mia mololawu iso ana cina.‘orang gila itu seorang anakperempuan’

(82) sala iso moholo

Page 13: Volume 12 No. 2, November 2016 Halaman 187 204

Firman A.D.: Klasifikasi dan Analisis Klausa…

199

‘jalan itu sempit’(83) puncino olima ita

‘pisangnya lima sisir’(84) andade i raha

‘mereka di rumah’(85) usa iniwai

hujan kemarin

Pada contoh di ataspredikatnyamasing-masing terdiri atas verba (80),frasa nomina (81), adjektiva (82),numerial (83), preposisi (84), danadverbia (85).

Fungsi objek, baik objek1

maupun objek2, selalu terdiri atas kataatau frasa yang termasuk golongannomina. Berikut dapat dilihatcontohnya.

(86) iao wehoo sawu ke baeno‘dia memberikan sarungkepada ibunya’

(87) Oheo mooluakono baenoinahu mia moasa‘Oheo memintakan ibunyasayur kepada pedagang’

(88) Tina wekonoo laporano keiKapala Desa‘Tina menyerahkanlaporannya kepada KepalaDesa’

Unsur objek pada contoh di atasadalah sawu ‘sarung’, baeno ‘ibunya’,inahu ‘sayur’, dan laporano‘laporannya’.

Sebagaimana yang telahdikemukakan sebelumnya, objek tidaksama dengan pelengkap. Kalau objekselalu terdiri atas kata atau frasanomina, pelengkap terdiri atas kataatau frasa kategori nomina, verba, danjuga numeralia. Contohnya dapatdilihat sebagai berikut.

(89) ndootolu anaate iso mekai-kailima

‘Ketiga anak itubergandengan tangan’

(90) Ibae mompokondau monseu‘Ibu mengajar menjahit’

(91) bagolino ongko olima wuku‘kelerengnya ada lima biji’

Unsur pelengkap dalam contohdi atas adalah lima ‘tangan’, monseu‘menjahit’, dan olima wuku ‘lima biji.

Unsur keterangan terdiri ataskata atau frasa keterangan, preposisi,dan juga dari golongan nomina.Contohnya dapat dilihat sebagaiberikut,

(92) teile iao ta mokonao pae-paeno‘besok ia akan memasangmainannya’

(93) iao ta mokonao pae-paeno kaimoi-moiko‘ia akan memasangmainannya dengan hati-hati’

(94) iao sanaa tou oleo ai‘ia sangat senang hari ini’

Pada kalimat di atas, yangmenduduki fungsi keterangan adalahunsur teile ‘besok’ yang termasukdalam kategori keterangan waktu, frasakai moi-moiko ‘dengan hati-hati’ yangtermasuk dalam kategori cara, danfrasa oleo ai ‘hari ini’ yang termasukdalam kategori waktu.

Analisis Klausa BerdasarkanKategori Makna dan Unsur-Unsurnya

Untuk melengkapi analisisfungsidan kategori bahasa Culambatudapat dilakukananalisis berdasarkanmakna dari unsur-unsur klausatersebut. Makna unsur pengisi fungsiberkaitan dengan makna yangdinyatakan oleh unsur pengisi fungsiyang lain.

Page 14: Volume 12 No. 2, November 2016 Halaman 187 204

Kandai Vol. 12, No. 2, November 2016; 187—204

200

Sebagaimana telah dikemukakansebelumnya, pembahasan tulisan inidifokuskan pada klausa. Yang menjadipusat sebuah klausa adalah predikatkarena unsur ini selalu ada atau hadirdan memiliki hubungan dengan unsur-unsur lain, seperti subjek, objek,pelengkap, dan keterangan. Olehkarena itu, pada subbagian ini hanyadibahas makna yang dinyatakan olehunsur pengisi predikat. Berikut inidikemukakan beberapa kandunganmakna dari unsur pengisi predikatdalam klausa bahasa Culambatu.

Unsur Pengisi Predikat MenyatakanMakna ‘Perbuatan’

Contoh makna unsur pengisitersebut dapat dilihat sebagai berikut.

(95) iao cumotoro.‘dia duduk’

(96) Nova mompoai lambu alumomompoasi raha‘Nova menjemur baju lalumembersihkan rumah’

Pada contoh di atas katacumotoro ‘duduk’, mompoai‘menjemur’, dan mompoasi‘membersihkan’ menduduki fungsipredikat yang menyatakan makna‘perbuatan’, yaitu perbuatan yangdilakukan oleh ‘pelakunya’ yangterdapat pada subjek, yaitu kata iao‘dia’ dan Nova. Umumnya, kata yangmenyatakan makna perbuatan dapatdigunakan untuk menjawab pertanyaansedang apa.

Unsur Pengisi Predikat MenyatakanMakna ‘Keadaan’

Berikut ini dikemukakanbeberapa contoh pengisi predikat yangbermakna ‘keadaan’.

(97) anaate iso mokua

‘anak itu rajin’(98) iao sanaa tou oleo ai

‘ia sangat senang hari ini’(99) kantoro iso owose

‘kantor itu besar’(100) cuai mohewuku molee

sinaengi‘adik bungsu saya merasadisaingi’

(101) rahano teondowio lere.‘rumahnya tertutup ilalang’

Kata-kata mokua ‘rajin’, sanaatou ‘sangat senang’, molee sinaengi‘merasa disaingi’, dan teondowio‘tertutup’ adalah kata-kata yangbermakna keadaan. Umumnya kata-kata tersebut digunakan untukmenjawab pertanyaan bagaimana.

Unsur Pengisi Predikat MenyatakanMakna ‘Keberadaan dan Kejadian’

Contoh untuk pengisi predikatyang menyatakan makna ‘keberadaandan kejadian’ dapat dilihat di bawahini.

(102) bae ongko i kantoro‘ibu ada di kantor’

(103) patani tepumpu i bale desa‘petani berkumpul di balaidesa’

(104) iao tesingkolore i luesa‘ia terpeleset di tangga’

Kata ongko ‘ada’ dan tepumpu‘berkumpul’ pada contoh (102) dan(103) yang menjadi unsur pengisipredikat menyatakan makna‘keberadaan’ subjek. Lain halnyadengan contoh (104), kata tesingkolore‘terpeleset’ menyatakan makna‘kejadian’. Oleh karena itu, unsur yangmenyatakan makna ini digunakanuntuk menjawab pertanyaan di mana.

Page 15: Volume 12 No. 2, November 2016 Halaman 187 204

Firman A.D.: Klasifikasi dan Analisis Klausa…

201

Unsur Pengisi Predikat MenyatakanMakna ‘Pengenal’

Unsur pengisi predikat yangmenyatakan makna ‘pengenal’ dapatdilihat dalam beberapa contoh berikut.

(105) Wati asao guru‘Wati seorang guru’

(106) Desi panani‘Desi penyanyi’

(107) ndoorua mia iso tama‘kedua orang itu laki-laki’

(108) Sapri mengkau homo dadipegawai‘Sapri sudah lama jadipegawai’

(109) meja iso wineweu saba iue‘meja itu terbuat dari rotan’

(110) oto iso warna mopute‘mobil itu berwarna putih’

Unsur pengisipredikatberdasarkan contoh di atasterdiri atas kata atau frasa golongannomina dan verba. Frasa atau kata padacontoh (105),(106), dan (107)tergolong nomina. Sementara untukcontoh (108),(109), dan (110)tergolong ke dalam kata dan frasakategori verba. Untuk menentukanmakna ‘pengenal’ ini dapat dikenalimelalui jawaban yang menggunakanpertanyaan siapa dan apa.

Unsur Pengisi Predikat MenyatakanMakna ‘Jumlah’

Contoh untuk pengisi predikatyang menyatakan makna ‘jumlah’dapat dilihat di bawah ini.

(111) potolono orua‘pensilnya dua’

(112) sawuno hoalu‘sarungnya delapan’

(113) kambino olima‘kambingnya lima ekor’

(114) taipano hopulu botoli‘mangganya sepuluh buah’

(115) bagolino olima wuku‘kelerengnya lima biji’

Kata dan frasa orua ‘dua’, hoalu‘delapan’, olima ‘lima’, hopulu botoli‘sepuluh buah’, dan olima wuku ‘limabiji’ termasuk golongan numerial yangmenyatakan makna ‘jumlah’. Unsur inidapat dikenali melaluijawaban untukpertanyaan berapa.

Unsur Pengisi Predikat MenyatakanMakna ‘Pemerolehan’

Makna ‘pemerolehan’ dapatdilihat dalam beberapa contoh berikut.

(116) embere iso ihiako wonangkarampini‘ember itu berisi pakaiankotor’

(117) cukakano wehoo hadiasupeda sarai‘kakaknya memperolehhadiah sepeda baru’

(118) andade menkau monarahano‘mereka sudah memilikirumah’

Kata ihiako ‘berisi’, wehoo‘memperoleh’, dan mona ‘memiliki’merupakan unsur pengisi predikat padaklausa-klausa tersebut yangmenyatakan makna ‘pemerolehan’.Kata-kata tersebut secara khususmengandung makna pemerolehankepunyaan, kandungan, atau manfaatdari apa yang dinyatakan pada unsuryang menjadi objeknya.

PENUTUP

Identifikasi klausa dalam bahasaCulambatu dapat dibagi atas tigakelompok. Pertama, berdasarkan

Page 16: Volume 12 No. 2, November 2016 Halaman 187 204

Kandai Vol. 12, No. 2, November 2016; 187—204

202

struktur internnya yang dapat diuraidalam tiga kelompok, yaitu klausalengkap yang berstruktur subjek +predikat, klausa lengkap susun balikyang berstruktur predikat + subjek, danklausa yang tidak berunsur subjek.Kedua, berdasarkan ada-tidaknya katanegatif yang secara gramatikalmengaktifkan predikat, yangdideskripsikan ke dalam klausa positifdan klausa negatif. Ketiga, berdasarkankategori kata atau frasa yangmenduduki fungsi predikat, yangterdiri atas klausa nominal, klausaverbal, klausa numeral, klausapreposisional, dan klausa adjektival.

Berdasarkan hasil analisis klausabahasa Culambatu dapat diklasifikasikanberdasarkan tiga dasar. Pertama,menurut fungsi unsur-unsurnya, yangterbagi atas unsur subjek dan predikat,objek dan pelengkap, dan keterangan.Kedua, menurut kategori kata ataufrasa yang menjadi unsurnya. Dalamhal ini dapat dikemukakan bahwadalam klausa bahasa Culambatu unsursubjek selalu terdiri atas kata atau frasayang termasuk kategori nomina; unsurpredikat dapat terdiri atas kata ataufrasa kategori verba, nomina,adjektiva, numeralia, preposisi, danadverbia; unsur objek selalu terdiri ataskata atau frasa yang termasuk kategorinomina; unsur pelengkap terdiri ataskata atau frasa kategori nomina, verba,dan numeralia; dan unsur keteranganterdiri atas kata atau frasa keterangan,preposisi, dan golongan nomina.Ketiga, menurut makna unsur-unsurklausa, khususnya unsur predikatnya.Makna yang terkandung dalam pengisiunsur predikat adalah menyatakanmakna ‘perbuatan’, ‘keadaan’,‘keberadaan dan kejadian’, ‘pengenal’,‘jumlah’ dan unsur pengisipredikatyang menyatakan makna‘pemerolehan’.

DAFTAR PUSTAKA

Asri. (2013) Fonologi bahasaCulambatu. Hasil Penelitian.Kendari: Kantor Bahasa ProvinsiSulawesi Tenggara. Kendari.

Ba’dulu, A. M. & Herman. (2010).Morfosintaksis. Jakarta: RinekaCipta.

Chaer, A. (2003). Linguistik umum.Jakarta: Rineka Cipta.

Hanna. (2012). Bahasa Culambatu diSulawesi Tenggara (dulu, kini,dan masa depan). Dalam MasaoYamaguchi (Ed.). Aspek-aspekbahasa daerah di Sulawesibagian selatan, (7-28). Kyoto:Hokuto Publishing Inc.

Kridalaksana, H. 2008. Kamuslinguistik. Jakarta: PT GramediaPustaka Utama.

Kurniawaty, L. (2013). Morfologibahasa Culambatu. HasilPenelitian. Kantor Bahasa Prov.Sultra. Kendari.

Pomalingo, N. N., Ntelu, A. & SanceA. L. (2015, 15 Januari). Relasisubjek dan predikat dalam klausabahasa Gorontalo. Diperoleh darihttp://kim.ung.ac.idindex.php.

Pusat Bahasa. (2008). Bahasa dan petabahasa di Indonesia. Jakarta:Pusat Bahasa, DepartemenPendidikan dan Kebudayaan.

Ramlan, M. (2005). Ilmu bahasaIndonesia sintaksis (edisikesembilan). Yogyakarta: CV.Karyono.

Sidu, L. (2012). Sintaksis bahasaIndonesia. Kendari: UnhaluPress.

Soeparno. (2002). Dasar-dasarlinguistik umum. Yogyakarta: PTTiara Wacana.

Sugiyono. (2015). Menyelamatkan asetkebahasaan Indonesia. Prosiding.Kongres II Bahasa-BahasaDaerah Sulawesi Tenggara

Page 17: Volume 12 No. 2, November 2016 Halaman 187 204

Firman A.D.: Klasifikasi dan Analisis Klausa…

203

2014. Pemertahanan BahasaDaerah dalam BingkaiKeberagaman Budaya diSulawesi Tenggara: 12-22.Kendari: Kantor Bahasa ProvinsiSulawesi Tenggara.

Suwanto, Y. & Indratmo, A. (2006, 15Januari). Klausa adverbial

temporal bahasa Jawa (KajianStruktur dan Semantik).Diperoleh dari http://sirine.uns.ac.id/penelitian.php.

Verhaar, J.W.M. (2012). Asas-asaslinguistik umum. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

Page 18: Volume 12 No. 2, November 2016 Halaman 187 204

204