volunteers alliance for saving nature info

2
Flowchart of Global Warming Comprehension and Carbon Inventoring Research Learning Stages of Carbon Accounting in Semoyo Village and Terong Village Flowchart of CCA's Activity Community forest potency in Semoyo village and Terong village are huge. [Potensi hutan rakyat Desa Semoyo dan Desa Terong sangat besar] 1 Learn to count potency/carbon stock in community forest of Semoyo village and Terong village: able to count carbon stock and carbon potency independently. The data will be updated anually. [Belajar menghitung potensi/cadangan karbon hutan rakyat Desa Semoyo dan Desa Terong : mampu menghitung potensi karbon secara mandiri dan data akandiperbarui setiap tahun] 6 5 The community forest is able to reduce global warming : The community forest is able to save and absorb carbon [Hutan rakyat mampu mengurangi pemanasan global : Hutan rakyat mampu menyimpan dan menyerap karbon] 4 Comprehension and learning about global warming [Pemahaman dan belajar bersama tentang pemanasan global] Farmer forest group has a process to get acknowledgement on sustainable forest management certification scheme [Kelompok hutan rakyat berproses untuk mendapatkan sertifikasi pengelolaan hutan rakyat lestari] 2 Data of Carbon Potency [Data Potensi Karbon] 3 Eventhough community has planted, but community began to feel global warming impact which are: uncertain weather, uncertain planting season. [Walaupun masyarakat telah menanam, tetapi masyarakat mulai merasakan dampak pemanasan global : cuaca tidak menentu,musim tanam tidak menentu] 2010 Socialization and involving community on CCA [Perkenalan dan melibatkan masyarakat dalam CCA] 2011 Monitor and regulate the institutional of the community [Pemantauan dan pengaturan kelembagaan masyarakat] 2012 Carbon market development [Pengembangan pasar karbon] 2013 Maximize the performance and the development of action research [Memaksimalkan hasil capaian dan pengembangan action research] 2014 Develop Project Design Document and Carbon Market Chance [Pengembangan Project Desain Document dan Peluang Pasar Karbon] Volunteers Alliance for Saving Nature [ Aliansi Relawan untuk Penyelamatan Alam] Phone / Fax : 0274 551571 E-mail : [email protected] Website : http://www.arupa.or.id Alur Pemahaman Pemanasan Global dan Riset Karbon Inventore Tahapan Pembelajaran Penghitungan Karbon di Desa Semoyo dan Desa Terong Alur Kegiatan CCA Introduction Location and Time Activity Community Carbon Accounting (CCA) is an action research using community approach and giving awareness to community about the importance of forest function and what it's the relationship towards global warming and climate change which happens at the recent days. The background of this activity is because of the community only as the object all this time, not as the subject or the main player. The action research was carried out in community forest. Nowadays, community forest is a great phenomenon, from the width and the potency. According to BPKH XI, in 2008 community forest area in Java Island was 2.6 million ha. This data is almost the same with state forest area in Java Island that is around 2.99 million ha or 23 % from the total of Java Island area. Community forest management is also interesting seen from the management side. The independence of management and control from the community is a proof that the community basically able to manage forest sustainably. This CCA's action research was carried out by build the relationship between the researcher and the participants (stakeholder). All the components have to be co-researcher so enabling inputs, not only to be a result, but also until the problem or issue definition which will be examined. Therefore, a researcher more interprets social experiences than results “research report”. The CCA activity was carried out by developing a method together with community that is community forest carbon accounting which done by the community itself. Besides accounting activity, monitoring was also held. The action research also builds the capacity of the community by involving community on national dialogue about REDD+ and share learning about CCA by expanding CCA's action research and the activity is producing cadres (trainers) from the community. The action research was implemented in Semoyo village – Gunungkidul subdistrict and Terong village – Bantul regency Special Province of Yogyakarta. The activity was started in 2010 in Semoyo village and in 2011 in Terong village. Pengantar Lokasi dan Waktu Kegiatan Community Carbon Accounting (CCA) merupakan sebuah action research dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat dan memberikan penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya fungsi hutan dan bagaimana keterkaitan hutan terhadap pemanasan global dan perubahan iklim yang terjadi saat ini. Kegiatan ini berlatar belakang karena selama ini masyarakat hanya menjadi objek kegiatan penelitian, bukan lagi objek atau pelaku utama. Action research ini dilakukan di hutan rakyat. Hutan rakyat sangat saat ini merupakan fenomena yang luar biasa, baik dari luas maupun potensinya. Menurut BPKH XI hingga tahun 2008 luas hutan rakyat di pulau Jawa telah mencapai 2,6 juta hektar. Data ini hampir sama dengan luas hutan Negara yang ada di Pulau Jawa, sekitar 2.99 juta Ha atau 23% dari luas total Pulau Jawa. Pengelolaan hutan rakyat juga menarik dari sisi pengelolaannya. Pengelolaan dan pengaturan hutan yang dilakukan secara mandiri oleh masyarakat merupakan sebuah bukti bahwa masyarakat pada dasarnya mampu mengelola hutan secara lestari. Action research CCA ini dilakukan dengan membangun hubungan antara peneliti dan partisipan (stakeholder). Semua harus menjadi salah satu co-peneliti sehingga memungkinkan masukan, tidak hanya menjadi hasil tetapi juga ke definisi masalah atau isu yang akan diteliti. Oleh karena itu peneliti menerjemahkan pengalaman sosial daripada menghasilkan "laporan penelitian". Kegiatan CCA ini dilakukan dengan mengembangkan metode bersama masyarakat dalam bentuk perhitungan karbon hutan rakyat yang dilakukan oleh masyarakat sendiri. Selain melakukan perhitungan, kegiatan monitoring juga dilakukan. Action research ini juga membangun kapasitas masyarakat dengan melibatkan masyarakat dalam dialog nasional mengenai REDD+ dan melakukan “share learning” CCA dengan melakukan perluasan action research CCA dengan mencetak kader-kader (trainer- trainer) dari masyarakat. Kegiatan action research ini dilakukan di Desa Semoyo – Kab. Gunung Kidul dan Desa Terong – Kab. Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini dimulai pada tahun 2010 di Desa Semoyo dan pada tahun 2011 di Desa Terong. [English] [Bahasa Indonesia] Community Carbon Accounting in Terong Village and Semoyo Village [Perhitungan Karbon oleh Masyarakat di Desa Terong dan di Desa Semoyo] 1 | Brief Info 1 2014 Brief Info No. 1 2014 4 | Brief Info 1 2014 ICCTF

Upload: others

Post on 18-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Volunteers Alliance for Saving Nature Info

Flowchart of Global Warming Comprehension and Carbon Inventoring Research

Learning Stages of Carbon Accounting in Semoyo Village and Terong Village

Flowchart of CCA's Activity

Community forest potency in Semoyo village and Terong village

are huge.[Potensi hutan rakyat

Desa Semoyo dan Desa Terong sangat besar]

1

Learn to count potency/carbon stock in community forest of Semoyo village and Terong village: able to count carbon stockand carbon potency independently. The data will be updated anually.[Belajar menghitung potensi/cadangan karbon hutan rakyatDesa Semoyo dan Desa Terong : mampu menghitung potensi karbonsecara mandiri dan data akandiperbarui setiap tahun]

6

5

T h e c o m m u n i t y f o r e s t is able to reduce global warming :T h e c o m m u n i t y f o r e s tis able to save and absorb carbon[Hutan rakyat mampu mengurangi pemanasan global : Hutan rakyat mampumenyimpan dan menyerap karbon]

4

Comprehension and learning about global warming

[Pemahaman dan belajar bersamatentang pemanasan global]

Farmer forest group has a process to get acknowledgement

on sustainable forest management certification scheme

[Kelompok hutan rakyat berproses untuk mendapatkan sertifikasi pengelolaan hutan

rakyat lestari]

2

Data of Carbon Potency[Data Potensi Karbon]

3

Eventhough community has planted, but community began to feel global warming impact

which are: uncertain weather, uncertain planting season.[Walaupun masyarakat telah menanam, tetapi masyarakat

mulai merasakan dampak pemanasan global :cuaca tidak menentu,musim tanam tidak menentu]

2010

Socialization and involving community

on CCA [Perkenalan

dan melibatkan masyarakat dalam CCA]

2011

Monitor and regulate

the institutional of the community

[Pemantauan dan pengaturan kelembagaan masyarakat]

2012

Carbon market

development [Pengembangan

pasar karbon]

2013

Maximize the performance

and the development

of action research

[Memaksimalkan hasil capaian

dan pengembangan action research]

2014

Develop Project Design

Document and Carbon

Market Chance[Pengembangan Project Desain

Document dan Peluang

Pasar Karbon]

Volunteers Alliance for Saving Nature

[ Aliansi Relawan untuk Penyelamatan Alam]

Phone / Fax : 0274 551571 E-mail : [email protected] Website : http://www.arupa.or.id

Alur Pemahaman Pemanasan Global dan Riset Karbon Inventore

Tahapan Pembelajaran Penghitungan Karbon di Desa Semoyo dan Desa Terong

Alur Kegiatan CCA

Introduction

Location and Time Activity

Community Carbon Accounting (CCA) is an action research using community approach and giving awareness to community about the importance of forest function and what it's the relationship towards global warming and climate change which happens at the recent days. The background of this activity is because of the community only as the object all this time, not as the subject or the main player. The action research was carried out in community forest. Nowadays, community forest is a great phenomenon, from the width and the potency.

According to BPKH XI, in 2008 community forest area in Java Island was 2.6 million ha. This data is almost the same with state forest area in Java Island that is around 2.99 million ha or 23 % from the total of Java Island area. Community forest management is also interesting seen from the management side. The independence of management and control from the community is a proof that the community basically able to manage forest sustainably.

This CCA's action research was carried out by build the relationship between the researcher and the participants (stakeholder). All the components have to be co-researcher so enabling inputs, not only to be a result, but also until the problem or issue definition which will be examined. Therefore, a researcher more interprets social experiences than results “research report”.

The CCA activity was carried out by developing a method

together with community that is community forest carbon

accounting which done by the community itself.

Besides accounting activity, monitoring was also held. The

action research also builds the capacity of the community

by involving community on national dialogue about REDD+

and share learning about CCA by expanding CCA's action

research and the activity is producing cadres (trainers) from

the community.

The action research was implemented in Semoyo village – Gunungkidul subdistrict and Terong village – Bantul regency Special Province of Yogyakarta. The activity was started in 2010 in Semoyo village and in 2011 in Terong village.

Pengantar

Lokasi dan Waktu Kegiatan

Community Carbon Accounting (CCA) merupakan sebuah action research dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat dan memberikan penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya fungsi hutan dan bagaimana keterkaitan hutan terhadap pemanasan global dan perubahan iklim yang terjadi saat ini. Kegiatan ini berlatar belakang karena selama ini masyarakat hanya menjadi objek kegiatan penelitian, bukan lagi objek atau pelaku utama. Action research ini dilakukan di hutan rakyat. Hutan rakyat sangat saat ini merupakan fenomena yang luar biasa, baik dari luas maupun potensinya.

Menurut BPKH XI hingga tahun 2008 luas hutan rakyat di pulau Jawa telah mencapai 2,6 juta hektar. Data ini hampir sama dengan luas hutan Negara yang ada di Pulau Jawa, sekitar 2.99 juta Ha atau 23% dari luas total Pulau Jawa. Pengelolaan hutan rakyat juga menarik dari sisi pengelolaannya. Pengelolaan dan pengaturan hutan yang dilakukan secara mandiri oleh masyarakat merupakan sebuah bukti bahwa masyarakat pada dasarnya mampu mengelola hutan secara lestari.

Action research CCA ini dilakukan dengan membangun hubungan antara peneliti dan partisipan (stakeholder). Semua harus menjadi salah satu co-peneliti sehingga memungkinkan masukan, tidak hanya menjadi hasil tetapi juga ke definisi masalah atau isu yang akan diteliti. Oleh karena itu peneliti menerjemahkan pengalaman sosial daripada menghasilkan "laporan penelitian".Kegiatan CCA ini dilakukan dengan mengembangkan metode bersama masyarakat dalam bentuk perhitungan karbon hutan rakyat yang dilakukan oleh masyarakat sendiri.

Selain melakukan perhitungan, kegiatan monitoring juga dilakukan. Action research ini juga membangun kapasitas masyarakat dengan melibatkan masyarakat dalam dialog nasional mengenai REDD+ dan melakukan “share learning” CCA dengan melakukan perluasan action research CCA dengan mencetak kader-kader (trainer-trainer) dari masyarakat.

Kegiatan action research ini dilakukan di Desa Semoyo – Kab. Gunung Kidul dan Desa Terong – Kab. Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini dimulai pada tahun 2010 di Desa Semoyo dan pada tahun 2011 di Desa Terong.

[English] [Bahasa Indonesia]

Community Carbon Accounting in Terong Village and Semoyo Village[Perhitungan Karbon oleh Masyarakat di Desa Terong dan di Desa Semoyo]

1 | Brief Info 1 2014

Brief InfoNo. 1 2014

4 | Brief Info 1 2014

ICCTF

Page 2: Volunteers Alliance for Saving Nature Info

Profile of

Maps of Community Forest in Terong Village and Data of Carbon Stocks in Terong Village (Ton/Ha)

Terong VillageAdministratively Terong village is one of six villages which located in Dlingo sub district, Bantul, DI Yogyakarta. This village is located in hilly region and the altitude is about 325 – 350 metre from sea level. Along with the other surrounding villages, Terong village has a strategic role on forest conservation and water catchment area.Partly of Terong village area is conservation forest and community forest. From the interpretation result of satellite imagery, around 600 ha of land in Terong village is planted by timber plants which known as community forest. Community forest conservation efforts is carried out by the community voluntarily because community forest gives economics and also environment advantage to the community.

In recent years, community forest conservation efforts in Terong village is entering a new phase by the establishment of farmer forest group called KTH Jasema. The member is farmer or people who have community forest. All the programs run in order to empower the community forest farmer by giving training, education, and also counseling in forestry field. In 2013, KTH Jasema has successfully

ugotten VLK certificate. Supported by IGES, AR PA, DKN, and ICCTF, KTH Jasema has carried out several activities, such as: school of global warming and climate change; carbon stock accounting; the establihment of delay cutting micro credit institution; together with the village administrator and village development agency (BPD) now are still arranging village spatial planning which has environmental sustainability perspective, developing industry group of timber products processing.

Profil Desa Terong

Peta Hutan Rakyat Desa Terong dan Data Cadangan Karbon Desa Terong (Ton / Ha)

Desa Terong secara administratif merupakan satu dari enam desa yang berada di wilayah Kecamatan Dlingo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa ini berada di kawasan perbukitan dengan ketinggian antara 325 – 350 meter dari permukaan laut. Bersama dengan desa-desa lain di sekitarnya, Desa Terong mempunyai peran strategis dalam perlindungan hutan dan daerah resapan air. Sebagian dari wilayah Desa Terong adalah hutan lindung dan hutan rakyat. Dari hasil interpretasi citra satelit, kurang lebih 600 ha lahan di wilayah Desa Terong ditanam tanaman kayu yang dikenal dengan sebutan hutan rakyat. Upaya pelestarian hutan rakyat dengan sadar dilakukan oleh masyarakat karena hutan rakyat memberikan keuntungan ekonomi maupun lingkungan.

Dalam beberapa tahun terakhir upaya pelestarian hutan rakyat di Desa Terong memasuki babak baru dengan dibentuknya Kelompok Tani Hutan (KTH) Jasema. Kelompok tani ini beranggotakan petani atau masyarakat pemilik hutan rakyat. Semua program-program yang dijalankan dalam rangka pemberdayaan petani hutan rakyat baik berupa kegiatan pelatihan, pendidikan maupun penyuluhan bidang kehutanan. Pada tahun 2013 KTH Jasema telah berhasil mendapatkan sertifikasi VLK. Atas

udukungan IGES, AR PA, DKN, dan ICCTF; KTH Jasema telah melakukan beberapa kegiatan, antara lain: sekolah pemanasan global dan perubahan iklim, penghitungan cadangan karbon; pembentukan koperasi tunda tebang; bersama-sama Pemerintah Desa dan BPD sedang menyusun rencana tata ruang desa yang berperspektif kelestarian lingkungan, pengembangan kelompok industri pengolahan hasil hutan kayu.

Profile of Semoyo VillageSemoyo village is one of villages in Pathuk sub district Gunungkidul District. The action in Semoyo village was originated from the community concerns about environment and ecology condition in the village so that the community holds activities related with saving the environment.

Desa Kawasan Konservasi (DKK) / Conservation

village was pioneered since 2004 in various activities

by Serikat Petani Pembaharu (SPP) / Farmers Union

Reformers and Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)

/ Farmers Group in village level. In its development in

2008, Semoyo Village was launched as conservation

village which called DKK Semoyo.

Semoyo Village area is about 576.2 ha (home garden:

200.93; dry land area: 292.6 ha, and the rest are rice

fields and others utilizing). The population of Semoyo

Village is 2,742 which consists of 1,273 male and

1,469 female with number of households is 765. The

livelihoods of more than 60 % households are as

forest and crops farmers. Community forest

description: in home garden and dry land which

dominated with Teak, Mahogany, Sonokeling,

Sengon, and Acacia.

Profil Desa SemoyoDesa Semoyo merupakan salah satu desa di Kec. Pathuk Kab. Gunung Kidul. Berawal dari keprihatinan masyarakat tentang keadaan lingkungan dan ekologis di Desa kemudian banyak melakukan kegiatan terkait penyelamatan lingkungan.Desa Kawasan Konservasi (DKK) sendiri telah dirintis dari tahun 2004 dengan berbagai kegiatan oleh Kelompok Serikat Petani Pembaharu (SPP) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) tingkat desa. Dalam perkembangannya pada Agustus 2008, Desa Semoyo dicanangkan sebagai Desa Kawasan Konservasi yang kemudian kami sebut dengan DKK Semoyo.

Luas Desa adalah 576,2 Ha (Pekarangan : 200,93 Ha; Tegalan : 292, 6 Ha dan sisanya sawah dan penggunaan lainnya. Jumlah penduduk Desa Semoyo 2.742 orang yang terdiri dari 1.273 laki-laki dan 1.469 perempuan dengan jumlah KK adalah 765 KK. Lebih dari 60% KK yang ada bermatapencaharian sebagai petani hutan dan tanaman pangan. Gambaran Hutan rakyat : berada pada lahan pekarangan dan tegalan dengan dominasi tanaman zadalah Jati, Mahoni, Sonokeling, Sengon, dan Akasia.

3 | Brief Info 1 20142 | Brief Info 1 2014

24,24

28,97 32,30

24,6528,81

33,34

20,00

22,00

24,00

26,00

28,00

30,00

32,00

34,00

36,00

2010 2011 2013

Home garden (Pekarangan) Dry land (Tegalan)

Data of Carbon Stocks in Semoyo Village (Ton / Ha)[Data Cadangan Karbon di Desa Semoyo (Ton / Ha)]

Maps of Community Forest and Data of Carbon Stocks in Semoyo Village (Ton / Ha)

37,45

59,5378,97

17,24

32,70

49,87

15,00

25,00

35,00

45,00

55,00

65,00

75,00

85,00

2011 2013 2014

Home garden (Pekarangan) Dry land (Tegalan)

Data of Carbon Stocks in Terong Village (Ton / Ha)[Data Cadangan Karbon di Desa Terong (Ton / Ha)]

Peta Hutan Rakyat dan Data Cadangan Karbon Desa Semoyo (Ton / Ha)

(Ton / Ha)

Year[Tahun]

(Ton / Ha)

Year[Tahun]