wash ntt news edisi juli 2009
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 WASh NTT News Edisi Juli 2009
1/8
Timor Tengah Se la tan . Syair pantun dalam Bahasa Timor Amanatun itu dialunkan
oleh, Demas bersama dengan Yoseph Mafeo, Agustinus Asbanu, Sulce Benu, Veronika
Tafuli dan 20 orang kawan-kawannya sambil menari dalam bentuk lingkaran. Syair
tersebut memiliki makna ajakan kepada masyarakat untuk membudayakan hidupbersih dan sehat karena dengan perilaku hidup bersih dan sehat dapat mengatasi giziburuk, kemiskinan, dan mengurangi angka kematian ibu dan bayi.
Demas, murid kelas IV, Sekolah Dasar Negeri Bimate, Desa Snok, Kecamatan Ama-natun Utara, Kabupaten Timor Tengah (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur itu se-
dang memimpin kawan-kawannya berbalas berpantun dengan cara bersenandungmengikuti ritme irama dan pola gerakan tertentu. Masyarakat Timor menyebutnya
sebagai Bonet, sebuah seni tradisional yang walaupun populer ditingkat masyarakat,kini mulai jarang dipentaskan dihadapan umum.
Daftar Isi :
>Membalut Pesa
Cuci Tangan Pa
Sabun Melalui
Pantun (1)
> BONET Dari AMencari Jodoh,
Hingga Media
Promosi PHBS
> Pulau Ende yan
Luar Biasa! (6)
WASHNTT NEWS
31 Juli 2009 Edisi II, tahun 2009WASH-NTT NEWSd i te r b i t k an un i c e f -
Kupang F ie ld Of f ice
un tu k be r bag i i n fo rpe r k embangan k eg
Wate r S an i ta t i on an
H y g iene ( WA S H) d iP rop ins i Nusa Teng
T imur ( N TT)
D
emas Tafulimenghentak-hentakkan
kakinya ke-bawah mengikuti iramapantun yang dilagukan.Suara giring (gelang ber-lonceng yang terbuat darikuningan) dari pergela-ngan kakinya bergeme-rincing seirama denganbait-bait pantun yang di-
lantukan, PHBS lo laisPalo Let, Pa Lole NeumHai To Ok Oke, Na FenaKit Het Moin Alekot, MoinTa Na Leok, Pahe NaoMat.
MEMBALUT PESAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN
MELALUI PANTUN
Cata t an Redaks i :
Se te lah s a tu t ahuns e jak te r b i tn y a N e
le t te r ed i s i pe r tama
mak a pada A w a l B u
A gus tus i n i , N ew s leed i s i k edua ak h i r ny
dapa t d i te r b i t k an . ed is i kedua ka l i in i
r edak s i mengangk a
PHBS yang d ibu ngkda lam k esen ian bu
lok a l dan d i k emas
dengan s anga t k r es ebaga i tema u tam
L iha t s a ja baga ima
pesan PHBS d isam pk an m e la lu i B one t
Kabupaten TTS a taak s i k r ea t i f m as y ar
d i Pu lau Ende yang
meny am pa ik an pesPHBS yang d i t o reh
pada d ind ing tugu
d i tep ian pan ta i .
-
7/30/2019 WASh NTT News Edisi Juli 2009
2/8
Halaman 2
Berba las Pantu n
Demas dan kawan-kawannya dari SD Negeri Bimate
merupakan salah satu dari 20 Sekolah Dasar yang
diundang untuk mengikuti kompetisi Promosi Peri-
laku Hidup Bersih dan Sehat melalui media seni tra-disional Bonet, yang dilaksanakan oleh POKJA AMPLKabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) pada tang-
gal 18 dan 19 Mei 2009 di Lapangan Puspemnas,Kota Soe. Cornelis Metta, selaku Ketua Panitia Pe-
laksana menambahkan bahwa kompetisi ini bertu-
juan untuk dapat meningkatkan kesadaranmasyarakat utamanya anak-anak agar dapat mem-
perbaiki pola perilakunya menjadi lebih bersih dansehat. Bonet dipilih sebagai media untuk menyam-
paikan pesan PHBS karena selain menggunakanbahasa lokal, seni tradisi ini sangat populer di
masyarakat Kabupaten TTS, terang Cornelis yangjuga Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan padaDinas Kesehatan Kabupaten TTS.
Bonet merupakan seni berbalas pantun, yang biasa
terdapat di belahan tengah Pulau Timor, salah satu
pulau utama di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Senitradisional yang umurnya ratusan tahun ini banyak
ditemui pada sub-suku Dawan seperti Amanatun,Amanuban dan Mollo yang mendiami wilayah yang
terbentang luas dari daerah Mollo di ujung barathingga Boking diwilayah timur. Mengingat wilayah
Kabupaten TTS yang luas dan jumlah se-kolah dasar yang begitu banyak, maka
panitia penyelenggara membatasi jumlah
peserta ini hanya 20 Sekolah Dasar saja.Selain karena keterbatasan biaya, kami
ingin membina rasa kebersamaan melaluikolaborasi dengan berbagai organisasi
dan proyek dalam jejaring Air Minum danPenyehatan Lingkungan yang beroperasi
di Kabupaten TTS, lanjut Cornelis berse-
mangat.
Kolab oras i POKJA AMPL
Kegiatan yang rencananya akan dilakukan secara
rutin tiap tahun ini, dilaksanakan oleh KelompokKerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
(POKJA AMPL) Kabupaten TTS dibawah koordinasiDinas Kesehatan Kabupaten TTS. Salah satu hal
yang patut dibanggakan dari kegiatan ini adalahdukungan jejaring AMPL yang beroperasi di Kabu-
paten TTS. Jejaring AMPL itu antara lain adalahGTZ-ProAir, UNICEF, ACF, Plan International, CAREInternational, Church World Service (CWS), dan
PAMSIMAS. Setiap anggota jejaring pendukungkegiatan festival PHBS ini berbagi tugas dengan
memberikan dukungan teknis dan fasilitas pada se-kolah-sekolah yang berada dilokasi dampingan.
GTZ-ProAir misalnya, memfasiltasi SDN Kolon dan
SDG Pili yang berada diwilayah Desa sasaran ProAirdi Kabupaten TTS. Begitu juga dengan PLAN Inter-
national yang memberikan dukungan pada 4 Seko-
Kami ingin membina rasa
kebersamaan melalui
kolaborasi dengan berbagai
organisasi dan proyek dalam
jejaring AMPL,
-
7/30/2019 WASh NTT News Edisi Juli 2009
3/8
Halaman 3lah Dasar, yaitu, SDN Oekiu, SDI Siso, SDG Kokoi, dan SDI Nenona-
heun. Sedangkan ACF dan PAMSIMAS masing masing mendukung duasekolah, berturut-turut yaitu; SDI Boking, SDN Bimate, SDG ofu, dan
SDI Oeupun. Adapun SDI Klofo, SDI Oehala, dan SDG Biloto berada
dalam wilayah pendampingan CWS. Sementara itu CARE memberikandukungan pada SDG Kolbano dan sisanya difasilitasi oleh UNICEF,
antara lain, Fatukoto, SDN Oeusapi, SDI Oenali, SDI Kobelete, SDN Ke-setnana dan SDI Sekip.
Ka lau i ng in Buang Ha ja t , M asuk lah k eda lam Jam ban
Berdasarkan pemantauan Timatius Benu, salah seorang juri kompetisiini, isi pantun yang dibawakan oleh setiap sekolah cukup menarik dan
unik. SDI Boking misalnya, lirik pantun mereka menekankan peng-gunaan jamban keluarga, Kalu Teka Na Men, Tama Neuwa Kakus, Ka-
kus So Ma Obe Kakus So Tao Oe. Syair pantun tersebut memiliki
makna, Kalau ingin Buang Hajat Besar, Masuklah kedalam Jamban,Jamban harus ditutup, Jamban harus tersedia air, jelas Timatius yang
juga bekerja dilingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten TTS ini. Temakompetisi Bonet kali ini sangat jelas, yaitu tentang Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat. Namun penekanan syair Bonet dari setiap sekolah berbeda-
beda. Ada yang menekankan syair pantun pada penggunaan jambanyang sehat, ada pula yang menyarankan untuk selalu mencuci tanganpakai sabun. Seperti Bonet dari SDN Fatukoto yang menghimbau
masyarakat untuk terbiasa mencuci tangan dengan sabun. Secara
umum, semua tampilan bonet dari berbagai peserta sangat menarik,baik dari makna syairnya, cara pelantunannya dan gerak tariannya,
Timatius menambahkan.
Setelah melalui perundingan dewan juri yang cukup alot, maka SDI
Boking terpilih sebagai juara pertama kompetisi Promosi Perilaku HidupBersih dan Sehat melalui media seni tradisional Bonet ini. Menurut de-
wan juri yang terdiri dari unsur Dinas Kesehatan, unsur Dinas Pariwisata
dan pemilik sanggar atau praktisi budaya, SDI Boking memiliki angka
diatas rata-rata untuk semua kriteria penilaian yang telah ditetapkanoleh panitia penyelenggara. Pemenang kedua hingga ketiga kompetisiini adalah SDG Ofu dan SDI Kobelete. Sedangkan pemenang harapan
satu hingga tiga berturut turut adalah SDI Oehala, SDN Bimate dan SDIKlofo.
-
7/30/2019 WASh NTT News Edisi Juli 2009
4/8
Halaman 4
Para peserta Bonet
Bonet dipercaya sebagai salah satu khazanah budayasastra lisan Suku Dawan, selain heta, tonis dan nuu.
Suku Dawan sendiri merupakan suku besar yang
penduduknya tersebar Pulau Timor bagian barat, ter-utama di wilayah administrasi Kabupaten Kupang, Timor Ten-
gah Selatan, dan Timor Tengah Utara. Seperti pada umum-nya tarian daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur semacam
lego-lego di Alor atau Tari Gawi di Ende Pulau Flores, bonetjuga ditarikan dengan membentuk lingkaran, di-
mana satu dengan lainnya saling bergandengan
tangan dan berputar sambil melantunkan pantundengan syair syair yang biasanya memiliki rima
mengulang. Bentuk lingkaran dengan berganden-gan tangan dipercaya oleh masyarakat Suku
Dawan melambangkan persatuan dan kesatuanantara sub-suku Dawan, yaitu Amanatun,
Amanuban, dan Mollo.
Dahulu Bonet dijadikan ajang mencari jodoh bagimuda-mudi di wilayah Amanatun, Amanuban dan
Mollo ini. Kini kami mencoba untuk memodifikasipantun dalam Bonet agar dapat dijadikan media
untuk menyampaikan pesan-pesan perubahan perilaku hidup
bersih dan sehat, Jelas Cornelis Metta, Ketua Panitia pelak-sana Kompetisi Promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat me-
lalui media seni tradisional Bonet disela-sela kegiatan yangdilaksanakan di Lapangan Puspemnas, Kota Soe, dari tanggal
18 hingga19 Mei 2009. Cornelis menambahkan bahwa bi-asanya Bonet dipentaskan untuk memeriahkan berbagai
acara kekeluargaan, acara resmi dibidang pemerintahan
maupun keagamaan. Bonet merupakan tari persatuan yangdilakukan baik oleh anak-anak, pemuda/pemudi, orang tua,
laki-laki maupun perempuan.
Tidak salah apabila puluhan tahun yang lalu, sebelum radio,televisi, parabola, VCD dan MP3 menjangkau masyarakat se-
cara luas, pementasan bonet merupakan acara yang ditunggutunggu. Lebih jauh Cornelis menceritakan bahwa dahulu
orang rela berjalan kaki puluhan kilometer demi menyaksikandan terlibat dalam bonet. Kharisma Bonet masih terasa
hingga saat ini, bahkan pada saat kompetisi Bonet dilapangan
Puspemnas, terlihat antusiasme yang besar dari masyarakatumum yang membanjiri lokasi.
BONETDari Ajang Mencari Jodoh
Hingga Media Promosi PHBS
-
7/30/2019 WASh NTT News Edisi Juli 2009
5/8
Pantun dalam bonet merupakan bahasa kiasan
yang mengandung makna-makna tertentu, ung-
kap Amos Nope, salah seorang juri yang juga pen-gasuh sanggar seni. Lebih jauh, dia menyatakan
bahwa isi pantun dapat digubah sesuai denganpesan yang ingin disampaikan. Maka kemampuan
para guru pembimbing bonet disetiap sekolah un-tuk menggubah syair sehingga memiliki makna
yang tepat adalah kunci keberhasilan. Keindahan
syair dan kesesuaian makna dengan tema kompe-tisi bonet ini adalah salah satu kriteria
penilaiannya, kata Amos, kini, tergantung krea-tivitas dari setiap sekolah untuk meramu kata dan
kalimat dalam pantun tersebut.
Untuk menghadapi kompetisi ini, persiapan yang
dilakukan pihak sekolah berbeda, beda. Kami me-lakukan latihan intensif selama 6 hari berturut-
turut, sejak tanggal 10hingga 16 Mei 2009, ung-
kap Rosalina E Lobo, KepalaSekolah SD Negeri Keset-
nana yang menjadi salahsatu peserta lomba bonet.
Sementara itu, TheofilusTafuli, Kepala SD Negeri
Bimate menyampaikan
bahwa sekolahnya mampumemiliki peralatan yang
lengkap karena pernahmendapatkan bantuan dana
hibah dari luar negeri untuksekolahnya. Tidak heran
apabila SDN Bimatememiliki alat perkusi se-
macam likurai yang ten-
tunya menjadikan nilai tam-
bah dalam penilaian.Dalam melakukan pementa-
san Bonet ini, para siswa pria
memakai Mau, sedangkan
perempuan menggunakan
Tais. Mau dan Tais adalah
kain adat khas Timor yang bermotif warna cerah,
seperti putih, kuning dan merah. Selain memakai
Mau, siswa pria juga memakai destar yang disebut
Pilu, sejenis tutup kepala khas masyarakat Suku
Dawan. Para siswa putra dan putri ini juga membawa
Alu Mama, sebuah kantung sirih pinang yang dise-
lempangkan di bahu. Sirih pinang dan kapur ini
melambangkan keakraban dan persahabatan dengancara saling bertukar satu dengan lainnyaTerobosan yang dilakukan oleh Kelompok Kerja Air
Minum dan Penyehatan Lingkungan (POKJA AMPL)
Kabupaten TTS ini patut diacungi jempol. Melalui Di-
nas Kesehatan sebagai pelaksana kegiatannya,
mampu melihat peluang potensi sumber daya keari-
fan lokal yang ada, yaitu budaya sastra lisan bonet
yang diolah sebagai media penyampaian pesan-
pesan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Halaman 5
-
7/30/2019 WASh NTT News Edisi Juli 2009
6/8
Halaman 6
Pulau Ende yang Luar Biasa! Lomba Media Promosi PHBS di Kecamatan Pulau Ende, Kabupaten Ende
Rangka ian t u l i san dan gambar dengan w a rna -w a rna
te rang y ang kon t ras t e r l i ha t dengan j e las da r i a tas
pe rahu m o to r yang m e laju d ipe li p i r pan t a i Pu lau Ende .
Tu l i san dan gam bar i t u d i t o r eh d iatas d ind ing ba tu yang
d ip leste r h a lus dan d iber i kan w a rna w a rna be rnuansa
eye catch in g , seh ingga m enggoda se t i ap o rang un t uk
m e l iha t dan m em bacanya . A r i Kae Mae Ta i Re Mau
Aura t K it a A t a Te i M iu I w a Mea? Sa lah sa tu t u l i sand ipan t a i Dusun Par iba jo , Desa Redodor i i t u a r t inya ,
Sauda ra -sauda r i , j angan buang t i n j a d i pan ta i , au ra t
k i t a d i l i ha t o r ang . Tidak Ma luk ah , anda?
-
7/30/2019 WASh NTT News Edisi Juli 2009
7/8
Halaman 7
Sementara itu di Dusun Tanjung, Desa
Rendoraterua terdapat pesan yang mengutip AlQuran atau hadist Nabi. Misalnya, hadis yang
menyatakan bahwa, kebersihan itu adalahsebagian dari iman. Pesan tambahan pada tugu
pengumuman itu adalah, Jagalah KebersihanLingkungan Dengan Tidak Membuang Hajat dan
Sampah Di Sepanjang Pantai.
Luar biasa! Ya, luar biasa adalah kata yang tepat
untuk menggambarkan upaya masyarakat 7 desa diPulau untuk merubah perilakunya. Masyarakat di
Desa Aejeti, Rorurangga, Puutara, Padarape,Rendoraterua, Ndoriwoi, dan Redodori di
Kecamatan Pulau Ende kini selangkah lebih maju
dari tahun-tahun sebelumnya. Sepanjang bulanFebruari hingga Maret 2009, masyarakat di 7 Desa
di Pulau Ende ini menyelenggarakan perlombaanMedia Promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Media Promosi PHBS dipilih karena
dianggap bisa menjadikan alat untukmenyampaikan pesan-pesan yang menggugah
masyarakat untuk peduli dan mau merubahperilakunya, demikian disampaikan oleh Petrus H.
Djata, penanggung jawab operasional kegiatanDinas Kesehatan untuk program Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan kerjasama PemerintahKabupaten Ende dengan UNICEF
Menurut Piet, panggilan akrab Petrus H. Djata, isipesan dan tulisan digali dari permasalahan
kesehatan lingkungan yang ada disetiap dusunnya.Sehingga isi dan tulisan promosi PHBS disetiap
dusun berbeda dengan dusun lainnya. Isi pesandalam Media Promosi PHBS pada dusun yangmasyarakatnya masih banyak melakukan praktik
buang air besar sembarangan, pasti berbedadengan dusun yang masyarakatnya sudah banyak
memiliki dan menggunakan jamban, terang Pietdengan bersemangat. Pria yang biasa dipanggil
dengan sebagai, Pua Haji Djata oleh masyarakatPulau Ende ini berupaya agar Pulau Ende bisa
menjadi Serambi Mekah di Indonesia setelah Aceh.
Disebut sebagai Serambi Mekah, bukan hanyakarena 100% masyarakat Pulau Ende adalah
pemeluk agama Islam, namun juga karena
lingkungannya yang bersih dan sehat.
Kegiatan lomba media PHBS ini merupakan
rangkaian dari berbagai-kegiatan lain yang khususditujukan untuk merubah perilaku masyarakat di
Pulau Ende agar bisa mempraktikkan perilaku hidupbersih dan sehat yang lebih baik, demikian
disampaikan Dahlan, Camat Pulau Ende dengan
antusias. Dahlan kemudian menceritakan beberapakegiatan lain yang sudah dilakukan, antara lain
pelatihan promosi PHBS pada tokoh agama,
mubaligh dan ustad, penyusunan peraturan desa
mengenai air minum dan penyehatan lingkungan,hingga arisan jamban. Kegiatan perlombaan media
ini, semakin meyakinkan kami masayrakat PulauEnde untuk terus dan semakin meningkatkan pola
hidup bersih dan sehat serta menjaga pelestarian
dan sanitasi lingkungan di wilayah kecamatan ini,
tambahnya.
Ayub, salah seorang dari 4 fasilitator
pemberdayaan masyarakat di Pulau Endemenjelaskan bahwa perlombaan promosi melalui
media dilaksanakan dengan metode partisipatif.
Masyarakat pada satu dusun, diajak duduk bersamauntuk mengidentifikasikan persoalan berkaitan
kesehatan lingkungan yang dialaminya.Masyarakat terlibat aktif mulai dari perencanaan,
pembangunan media promosi hingga pengawasanpaska pembangunan, terang Ayub. Pengawasan
dimaksudkan untuk melihat seberapa efektif media
PHBS tersebut mempersuasi masyarakat untukberubah dan menjadi lebih baik.
Berdasarkan penilaian Tim Juri Lomba Media
Promosi PHBS ini, dari 19 dusun yang tersebar di 7
Desa wilayah Kecamatan Pulau Ende, yangmengikuti perlombaan, semua media promosinya
dibuat dengan cukup menarik. Ada larangan BuangAir Besar sembarangan yang menggunakan bahasa
setempat disertai gambar, ada yang menggunakanbahasa arab, juga larangan dimaksud dikaitkan
dengan pesan-pesan Al-Quran, ungkap Piet, yangjuga anggota tim juri ini. Dia menambahkan bahwa,
media-media ini dibangun diberbagai lokasi. Adayang dipinggir pantai, ada yang dipintu masuk
dusun dan ada juga ditengah kampung.
Hasil penilaian juri lomba media PHBS menyatakan
bahwa Juara pertama diraih oleh Dusun Ekoreko,Desa Rorurangga. Sementara juara kedua adalah
Dusun Tanjung, Desa Rendoraterua dan juaraketiga Dusun Paribajo, Desa Redodori.
-
7/30/2019 WASh NTT News Edisi Juli 2009
8/8
KANTOR UNICEF PERWAKILAN KUPANG
Jl. Perintis Kemerdekaan No. 17
Kelapa LimaKupang
Bekerja sama dengan
POKJA AMPL Provinsi Nusa Tenggara Timur
POKJA AMPL Kota Kupang
POKJA AMPL Kabupaten Alor
POKJA AMPL Kabupaten Belu
POKJA AMPL Kabupaten Rote Ndao
POKJA AMPL Kabupaten Sumba Timur
POKJA AMPL Kabupaten Timor Tengah Selatan
POKJA AMPL Kabupaten Ende
POKJA AMPL Kabupaten Sikka