wrap up dehidrasi

60
WRAP UP “DEHIDRASI” Kelompok A-13 Ketua : Abd. Halim Gazali H. (1102012001) Sekretaris : Dian Suciaty Annisa (1102012064) Abdi Ridha (1102012002) Astuti (1102012031) Chairunnisa (1102012045) Cindy Dwi Primasanti (1102012046) Gisda Azzahra (1102012101) Intan Dwi Susanti (1102012129) Izzam Qalbie Hanifa (1102012135) Nurul Ula (1102012148)

Upload: uchii02

Post on 05-Dec-2014

90 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

just for help

TRANSCRIPT

Page 1: WRAP UP Dehidrasi

WRAP UP

“DEHIDRASI”

Kelompok A-13

Ketua : Abd. Halim Gazali H. (1102012001)

Sekretaris : Dian Suciaty Annisa (1102012064)

Abdi Ridha (1102012002)

Astuti (1102012031)

Chairunnisa (1102012045)

Cindy Dwi Primasanti (1102012046)

Gisda Azzahra (1102012101)

Intan Dwi Susanti (1102012129)

Izzam Qalbie Hanifa (1102012135)

Nurul Ula (1102012148)

Fakultas KedokteranUniversitas YARSI

2012-2013

Page 2: WRAP UP Dehidrasi

SKENARIO 1

DEHIDRASI

Seorang remaja 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan setelah berolahraga. Pada pemeriksaan fisik : tampak lemas, bibir dan lidah kering. Sebelum dibawa ke rumah sakit, temannya telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di RS, penderita segera diberikan infus cairan elektrolit. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan : Kadar Natrium : 130 mEq/L (Normal = 135-147), Kalium : 2,5 mEq/L (N = 3.5-5.5) dan Klorida : 95 mEq/L (N = 100-106). Setelah kondisi membaik pasien diperbolehkan pulang dan dianjurkan untuk minum sesuai dengan etika Islam.

1

Page 3: WRAP UP Dehidrasi

SASARAN BELAJAR

LI. 1. Mempelajari dan Memahami Cairan Tubuh dan Larutan

LO 1.1 Menjelaskan dan memahami definisi cairan dan larutanLO 1.2 Memahami dan menjelaskan klasifikasi cairan dan larutanLO 1.3 Memahami dan menjelaskan sifat cairan dan larutanLO 1.4 Memahami dan menjelaskan factor-faktor mempengaruhi soluteLO 1.5 Memahami dan menjelaskan perbedaan cairan dan larutan

LI. 2. Mempelajari dan Memahami Keseimbangan Cairan Tubuh

LO 2.1 Memahami dan menjelaskan mekanisme cairan tubuhLO 2.2 Memahami dan menjelaskan kadar normal cairan tubuhLO 2.3 Memahami dan menjelaskan penyebab gangguan cairan tubuhLO 2.4 Memahami dan menjelaskan terapi yang diberikan pada gangguan cairan tubuh

LI. 3. Mempelajari dan Memahami Dehidrasi

LO 2.5 Memahami dan menjelaskan defenisi dehidrasiLO 2.6 Memahami dan menjelaskan gejala dehidrasiLO 2.7 Memahami dan menjelaskan penyebab dehidrasiLO 2.8 Memahami dan menjelaskan klasifikasi dehidrasiLO 2.9 Memahami dan menjelaskan pengobatan yang diberikan pada dehidrasi

LI. 4. Mempelajari dan Memahami Dehidrasi pada Anak

LO 2.1 Memahami dan menjelaskan defenisi dehidrasi pada anakLO 2.2 Memahami dan menjelaskan penyebab dehidrasi pada anakLO 2.3 Memahami dan menjelaskan manifestasi klinik dehidrasi pada anakLO 2.4 Memahami dan menjelaskan terapi yang diberikan pada dehidrasi pada anak

LI. 5. Mempelajari dan Memahami Mineral

LO 2.1 Memahami dan menjelaskan defenisi mineralLO 2.2 Memahami dan menjelaskan klasifikasi mineralLO 2.3 Memahami dan menjelaskan sumber kebutuhan pada mineralLO 2.4 Memahami dan menjelaskan eksresi pada mineralLO 2.5 Memahami dan menjelaskan gangguan pada mineral

2

Page 4: WRAP UP Dehidrasi

LI. 6. Mempelajari dan Memahami Gangguan Keseimbangan Cairan Elektrolit

LO 2.1 Memahami dan menjelaskan defenisi gangguan keseimbangan cairan elektrolitLO 2.2 Memahami dan menjelaskan klasifikasi gangguan keseimbangan cairan elektrolitLO 2.3 Memahami dan menjelaskan manifestasi klinik pada gangguan keseimbangan

cairan elektrolitLO 2.4 Memahami dan menjelaskan terapi yang diberikan pada gangguan keseimbangan

cairan elektrolit

LI. 7. Mempelajari dan Memahami Etika Minum dalam Islam

3

Page 5: WRAP UP Dehidrasi

LI. 1. Mempelajari dan Memahami Cairan Tubuh dan Larutan

LO 1.1 Menjelaskan dan memahami definisi cairan dan larutan Cairan

Cairan adalah bahan yang langsung mengalir secara alamiah, bukan padat atau gas.Tubuh manusia sebagian besar terdiri atas cairan, persentasenya dapat berubahtergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. Pada bayi usia <1 tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan dan pada bayi usia > 1 tahunmengandung air sebanyak 70-75%. Seiring dengan pertumbuhan seseorang persentase jumlah cairan terhadap berat badan berangsur-angsur turun yaitu pada laki-lakidewasa 50-60% berat badan, sedangkan pada wanita dewasa 50 % berat badan.Larutan

Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih macam zat yang terdiri dari solute ( zat terlarut) dan solvent ( zat pelarut) Secara teoritis berdasarkan definisi larutan maka ada sembilan kemungkinan macam larutan.

LO 1.2 Memahami dan menjelaskan klasifikasi cairan dan larutanCairan

Cairan tubuh didistribusi antara dua kompartemen cairan utama : kompartemen intraselular dan kompartemen ekstraselular.

1) Cairan IntraselularCairan intraselular (intracellular fluid) adalah cairan yang terdapat dalam sel

tubuh. Volume lebih kurang 33% berat badan (60% air tubuh total). Kandungan air intrasel lebih banyak disbanding ekstrasel. Presentase volume cairan intra sel pada anak lebih kecil dibandingkan orang dewasa karena jumlah sel lebih sedikit dan ukuran sel lebih kecil. Cairan intrasel berperan pada proses menghasilkan, menyimpan, dan penggunaan energy serta perbaikan sel. Selain itu, cairan intrasel juga berperan dalam proses replikasi dan berbagai fungsi khusus antara lain sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan osmolalitas cairan ekstrasel.

Kandungan Elektrolit Intrasel

4

Page 6: WRAP UP Dehidrasi

Dalam cairan intrasel, kation utama adalah kalium, sedangkan anion utama adalah fosfat dan protein. Ion K+, Mg2+ dan PO4

2+ merupakan solute yang dominan untuk menimbulkan efek osmotic pada cairan intrasel. Ion K+ juga penting dalam proses niolistrik. Konsentrasi ion kalsium intrasel sangat rendah.

2) Cairan EkstraselularCairan Ekstraselular adalah cairan yang terdapat diluar sel dengan kapasitas 20%

dari berat orang dewasa. Cairan ekstraselular terbagi atas :a. Cairan Interstitial : cairan yang terdapat di sekitar sel dengan kapasitas 15%

dari berat orang dewasa.b. Cairan Intravaskuler : cairan yang ada di dalam pembuluh darah dengan

kapasitas 5% dari berat badan orang dewasa.c. Cairan Transelular : cairan yang terdapat di rongga khusus dari tubuh dengan

kapasitas 1-2 L. Contoh dari cairan transelular adalah cairan serebrospinal, pericardial, pleural, sinovial, cairan intrakoular, dan sekresi ginjal.

Kandungan Elektrolit Ekstraselular

Komposisi bahan yang terlarut dalam subkompartemen cairan ekstrasel (plasma dan cairan interstisium) ternyata berbeda. Hal ini tersebut disebabkan oleh pengaruh keseimbangan Gibbs-Donan (pada kondisi keseimbangan, konsentrasi pasangan kation dan anion yang dapat berdifusi yang dihasilkan pada salah satu sisi membrane akan sana dengan produksi kation dan anion pada sisi lainnya), kadarnya lebih tinggi pada cairan interstisium, kecuali untuk ion Ca2+ dan Mg2+ karena ion ini banyak yang terikat pada protein plasma.

Larutan

a) Berdasarkan definisi larutan maka ada sembilan kemungkinan macam larutan , yaitu :

Solvent Solut Larutan

No Fasa Contoh Fasa Contoh

1 Cair Air Cair Alkohol Spiritus

2 Cair Aseton Gas Asetilen Zat untuk las

3 Cair Air Padat Garam Larutan garam

4 Padat Pd Gas H2 Gas oven

5 Padat Cd Cair Hg Amalgam gigi

6 Padat Au Padat Ag Sinsin

7 Gas O2 Gas He Gas untuk menyelam

8 Gas Udara Cair Minyak wangi Spray

9 Gas O2 Padat naftalen Kamfer

5

Page 7: WRAP UP Dehidrasi

b) Larutan berdasarkan kejenuhannya terbagi atas : Larutan tak jenuh (Q < Ksp) : larutan yang solutenya kurang dari yang

diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Larutan jenuh (Q = Ksp) : larutan yang partikel-partikel terlarutnya tepat

habis bereaksi dengan pereaksi. Larutan lewat jenuh (Q > Ksp) : larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat

terlarut sehingga menjadi endapan.c) Bedasarkan daya hantar listriknya, larutan dibagi menjadi:

Larutan elektrolit : Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, karena zat terlarutnya mampu menghasilkan ion-ion. Larutan elektrolit terbagi menjadi:

Elektrolit Kuat: larutan yang memiliki daya hantar listrik kuat dengan nilai alfa = 1.

Elektrolit lemah: larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan derajat ionisasi diantara 0 dan 1.

Larutan non elektrolit : Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena zat terlarutnya tidak mampu menghasilkan ion-ion.

d) Larutan berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut : Larutan Pekat : larutan yang terbentuk dari solute yang relative lebih banyak

dari solventnya. Larutan Encer : larutan yang terbentuk dari solute yang relative sedikit dari

solventnya. e) Larutan berdasarkan kemampuan menyerapnya :

Larutan Ideal : larutan yang memenuhi hukum Roult. Pada larutan ideal tidak terjadi penyerapan atau pelepasan kalor pada saat pencampuran larutan.

Larutan tak ideal : larutan yang tidak memenuhi hukum Roult. Larutan tak ideal dibagi menjadi :

Larutan yang mengalami pelepasan kalor pada saat pencampuran sehingga merupakan larutan yang mengalami penyimpangan positif dari hukum Roult.

Larutan yang mengalami penyerapan kalor pada saat pencampuran yang menghasilkan penyimpangan negative dari hokum Roult.

LO 1.3 Memahami dan menjelaskan sifat cairan dan larutanSifat Cairana) Tekanan Uap

Tekanan gas yaitu tekanan uap cairan ketika kesetimbangan uap cair dicapai, ditentukan hanya oleh suhunya. Baik jumlah cairan maupun volume di atas cairan tidak mempunyai asal akibat cairannya masih ada. Dengan kata lain, tekanan uap cairan dalam ruang ditentukan oleh jenis cairan dan suhunya. Tekanan uap cairan meningkat dengan meningkatnya suhu. Pola peningkatannya khas untuk cairan tertentu.

6

Page 8: WRAP UP Dehidrasi

b) Titik Didih

Wujud saat gelembung terbentuk dengan giat disebut dengan mendidih, dan temperatur saat mendidih ini disebut dengan titik didih. Titik didih pada tekanan atmosfer 1 atm disebut dengan titik didih normal. Titik didih akan berubah bergantung pada tekanan atmosfer. Bila tekanan atmosfer lebih tinggi dari 1 atm, titik didih akan lebih tinggi dari titik didih normal dan sebaliknya. Titik didih adalah salah satu sarana untuk mengidentifikasi zat. Identifikasi zat kini dilakukan sebagian besar dengan bantuan metoda spektroskopi, tetapi data titik didh diperlukan untuk melaporkan cairan baru. Proses penguapan cairan dan mengkondensasikan uapnya di wadah lain dengan pendinginan disebut dengan distilasi. Metoda ini paling sering digunakan untuk memurnikan cairan.

c) Titik Beku

Bila temperatur cairan diturunkan, energi kinetik molekul juga akan menurun, dan tekanan uapnya pun juga akan menurun. Ketika temperatur menurun sampau titik tertentu, gaya antarmolekulnya menjadi dominan, dan gerak translasi randomnya akan menjadi lebih perlahan. Sebagai akibatnya, viskositas cairan menjadi semakin bertambah besar. Pada tahap ini, kadang molekul akan mengadopsi susunan geometri reguler yang disebut dengan keadaan padatan kristalin. Umumnya titik beku sama dengan titik leleh, yakni suhu saat bahan berubah dari keadaan padat ke keadaan cair.

Sifat Larutan

a. Tekanan UapTekanan pada saat terjadinya kesetimbangan antara jumlah molekul yang berada dalam fasa uap dan jumlah molekul yang berada dalam fasa cair. Kesetimbangan uap-air yaitu harga tekanan uap tiap cairan tetap pada suhu tertentu.

b. Tegangan permukaanGaya pada permukaan cairan per cm yang melawan meluasnya permukaan. Terjadi pada antar muka : fasa cair-fasa gas dan fasa cair-fasa padat.

c. Titik didihSuhu pada saat dimana fasa cair dan fasa uap berada dalam keadaan seimbang (mendidih). Titik didih suatu cairan tergantung pada sifat cairan dan tekanan atmosfer dimana cairan tersebut mendidih.

d. Titik bekuSuhu pada saat dimana fasa padat dan fasa cair berada dalam keadaan seimbang (membeku). Titik didih suatu cairan tergantung pada sifat cairan da tekanan atmosfir dimana cairan tersebut membeku.

Tekanan gas yaitu tekanan uap cairan ketika kesetimbangan uap cair dicapai, ditentukan hanya oleh suhunya. Baik jumlah cairan maupun volume di atas cairan tidak mempunyai asal akibat cairannya masih ada. Dengan kata lain, tekanan uap

7

Page 9: WRAP UP Dehidrasi

cairan dalam ruang ditentukan oleh jenis cairan dan suhunya. Tekanan uap cairan meningkat dengan meningkatnya suhu. Pola peningkatannya khas untuk cairan tertentu.

LO 1.4 Memahami dan menjelaskan factor-faktor mempengaruhi solute1) Sifat dari solute dan solvent

Solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar juga. Misalnya garam-garam anorganik.

2) CosolvensiPeristiwa kenaikan kelarutan zat karena adanya penambahan pelarut lain

atau modifikasi pelarut. 3) Kelarutan

Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan yang sukar larut memerlukan banyak pelarut.

4) TemperaturKelarutan gas umumnya berkurang pada tempertaur yang tinggi. Misalnya

jika air dipanaskan, maka timbul gelembung-gelembung gas yang keluar dari air, sehingga gas yang terlarut air tersebut menjadi berkurang.

5) Salting OutPeristiwa adanya zat terlarut tertentu mempunyai kelarutan lebih besar

daripada zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya endapan karena reaksi kimia.

6) Salting inPeristiwa adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat

utama dalam solvent menjadi lebih besar.7) Pembentukan kompleks

Peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut dengan zat yang larut dalam pembentukan garam kompleks.

LO 1.5 Memahami dan menjelaskan perbedaan cairan dan larutan

Cairan Larutan

Heterogen tetapi terlihat homogen Homogen

8

Page 10: WRAP UP Dehidrasi

Ukuran antara 10-9-10-7 Ukuran kurang dari 1nm (<10-9)

2 fasa 1 fasa

Dapat disaring dengan penyaring ultra

Tidak dapat disaring

Kurang stabil Sangat stabil

LI. 2. Mempelajari dan Memahami Keseimbangan Cairan Tubuh

LO 2.1 Memahami dan menjelaskan mekanisme cairan tubuhPengaturan keseimbangan cairan tubuh memerlukan 2 (dua) parameter

yang penting, yaitu volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan tubuh. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urin sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. 1. Pengaturan volume cairan ekstrasel

Penurunan volume cairan ekstrasel menyebabkan penurunan tekanan darah arteri dengan menurunkan volume plasma. Sebaliknya, peningkatan volume cairan ekstrasel dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri dengan memperbanyak volume plasma. Pengontrolan volume cairan ekstrasel penting untuk pengaturan tekanan darah jangka panjang.

Pengaturan volume cairan ekstrasel dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :a. Mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran (intake&output) air.

Hal ini terjadi karena adanya pertukaran cairan kompartemen dan antara tubuh dan lingkungan luarnya.

b. Memperhatikan keseimbangan garam. Seperti halnya keseimbangan air, keseimbangan garam juga perlu dipertahankan sehingga asupan garam sama dengan keluarnya. Kelebihan garam yang dikonsumsi harus dieksresikan melalui urin untuk mempertahankan keseimbangan garam.

2. Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel Osmolaritas cairan adalah ukuran konsentrasi partikel solute (zat telarut)

dalam suatu larutan. Semakin tinggi osmolaritas, semakin tinggi konsentrasi solute atau semakin rendah konsentrasi air dalam larutan tersebut. Air akan berpindah dengan cara osmosis dari area yang konsentrasi solutnya lebih rendah (konsentrasi air tinggi) ke area konsentrasi solutenya tinggi (konsentrasi air rendah).

9

Page 11: WRAP UP Dehidrasi

Sebagai kesimpulan, pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit diperankan oleh system saraf dan endokrin. Sistem saraf mendapat informasi adanya perubahan-perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit melalui barkusreseptor di arkus aorta dan sinus karotiikus, osmoreseptor di hipotalamus, dan volume reseptor atau reseptor regang di atrium. Sedangkan dalam system endokrin, hormon-hormon yang berperan saat tubuh mengalami kekurangan cairan adalah angiotensin II, aldosterone, vassopresin/ ADH dengan meningkatakan reabsorbsi air dan natrium. Sementara jika terjadi peningkatan volume cairan tubuh, maka hormon atripeptin (ANP) akan meningkatkan ekskresi air dan natrium.

LO 2.2 Memahami dan menjelaskan kadar normal cairan tubuh

Kation Anion

Natrium = 135-145 mEq/L Klorida = 95 – 108 mEq/L

Kalium = 3,5 – 5 mEq/L Fosfat = 2,5 – 4,5 mEq/L

Kalsium = 8,5 – 10 mEq/LBikarbonat = 22-26 mEq/L

Magnesium = 1,3 – 2,1 mEq/L

LO 2.3 Memahami dan menjelaskan penyebab gangguan cairan tubuh1. Hipovolemia

Adalah suatu keadaan dengan volume cairan tubuh berkurang. Hipovolemia dapat terjadi pada dua keadaan, yaitu deplesi volume dan dehidrasi.

1) Deplesi volume Adalah keadaan dimana cairan ekstrasel berkurang, kekurangan air dan natrium terjadi dalam jumlah yang sebanding. Misalnya hilangnya air dan natrium melalui saluran cerna seperti muntah dan diare.

2) Dehidrasi Adalah keadaan dimana volume air berkurang tanpa disertai berkurangnya elektrolit (natrium) atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium di cairan ekstrasel. Akibatnya terjadi peningkatan natrium di dalam ekstrasel sehingga cairan intrasel akan masuk ke ekstrasel. Dengan kata lain dehidrasi melibatkan pengurangan cairan intra dan ekstrasel secara bersamaan. 40% cairan yang hilang berasal dari ekstrasel, dan 60% nya berasal dari intrasel.

Perbedaan antara deplesi volume dan dehidrasi terletak pada kadar natrium dalam plasma. Pada keadaan dehidrasi terjadi hypernatremia sedangkan pada deplesi volume, kadar natrium plasma normal. Dehidrasi dapat terjadi akibat keluarnya air melalui keringat, penguapan dari kulit, saluran cerna, diabetes insipidus yang kesemuanya disertai gangguan rasa haus atau gangguan akses cairan. Dehidrasi dapat pula terjadi apabila cairan

10

Page 12: WRAP UP Dehidrasi

ekstrasel ke intrasel secara berlebihan, kejang hebat, setelah melakukan latihan berat atau pada pemberian cairan natrium hipertonik berlebihan.Hipovolemia sangat berbahaya dan harus segera ditanggulangi. Hipovolemia ringan ditandai dengan gejala rasa haus dan lemas. Bila hipovolemia semakin berat, tekanan darah menurun karena volume darah berkuranga bahkan dapat terjadi syok.

2. Euvolemia Meskipun dikatakan euvolemia, kondisi ini menjelaskan kadar natrium

yang normal disertai peningkatan jumlah air tubuh. 3. Hypervolemia

Adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan volume cairan ekstrasel khusunya intravascular melebihi kemampuan tubuh mengeluarkan air melalui ginjal, saluran cerna dan kulit.

4. Edema

Adalah suatu keadaan dengan akumulasi cairan di jaringan interstisium secara berlebihan akibat penambahan volume yang melebihi kapasitas penyerapan pembuluh limfe. Keadaan ini memperlihatkan gejala klinis pembengkakan (edema). Terdapat dua factor penentu terjadinya edema, antara lain :

1. Perubahan hemodinamik dalam kapilar yang memungkinkan keluarnya cairan intravaskularke jaringan interstisium.

2. Retensi natrium di ginjal Pada keadaan volume sirkulasi efektif yang rendah misalnya pada

gagal jantung kongestif, sirosis hati dan sindrom nefrotik, jumlah total natrium tubuh akan meningkat karena terjadi retensi natrium ginjal. Akibatnya terjadi penimbunan air dalam jaringan interstisium yang akan menimbulkan edema umum.

LO 2.4 Memahami dan menjelaskan terapi yang diberikan pada gangguan cairan tubuh1. Hipovolemia

a. Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam-basa dan elektrolit. Jenis penggantian cairan tergantung pada jenis kehilangan cairan dan beratnya kekurangan, elektrolit serum, osmolalitas serum, dan status asam basa.

Dekstrosa dan air : Memberikan hanya air bebas dan akan didistribusikan denan merata ke seluruh CIS dan CES; digunakan hanya untuk mengatasi kekurangan cairan tubuh total.Normal Salin Isotonik : Hanya memperbanyak CES; tidak masuk CIS. Biasanya digunakan sebagai penambah volume intraselular atau untuk menggantikan kehilangan abnormal.Darah dan Komponen Darah : Hanya memperbanyak bagian intravaskuler CES.Larutan Elektrolit/Salin Campuran : Memberikan tambahan elektrolit (misalnya kalium dan kalsium) dan buffer (laktat atau

11

Page 13: WRAP UP Dehidrasi

asetat). Biasanya, larutan hipotonik digunakan sebagai cairan pengganti karena kebanyakan kehilangan cairan abnormal adalah isotonic.

b. Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik. Potensial terhadap perkembangan syok tergantung pada kehilangan volume (biasanya lebih besar daripada 25% dari volume intravascular) dan kecepatan kehilangan. Selanjutnya, keberhasilan tindakan tergantung pada penggantian volume cepat. Keseimbangan larutan elektrolit dianjurkan karena NaCl 0,9% mengandung natrium dan klorida dalam jumlah yang sangat banyak. Plasma segar beku digunakan untuk menggantikan factor pembekuan bila gangguan pembekuan terjadi atau diperlukan transfusi massif.

c. Rehidrasi oral pada diare pediatricd. Tindakan terhadap penyebab dasar.

2. HipervolemiaTujuan terapi adalah mengatasi masalah pencetus dan mengembalikan CES pada normal. Tindakan meliputi hal berikut :a. Pembatasan natrium dan airb. Diuretikc. Dialisis atau hemofiltrasi ateriovena kontinu

3. Edemaa. Tindakan terhadap masalah utama : sebagai contoh digitalis untuk pasien

dengan gagal jantung kongestifb. Mobilisasi edema : sebagai contoh, dengan tirah baring dan kaus kaki

penyokong.c. Pembatasan diet natrium dan ciran : selain itu, sumber natrium yang

tersembunyi (obat-obatan) harus dihindari.d. Terapi diuretic : diuretic mengurangi edema dengan menghambat

reabsorbsi dari natrium dan air oleh ginjal. Diuretic juga dapat menginduksi kehilangan elektrolit penting lainnya dan mengubah keseimbangan asam basa.

e. Dialisa atau hemofiltrasi arterivena kontinu : pada gagal ginjal atau kelebihan beban cairan yang mengancam jiwa.

f. Parasentesis abdomen : untuk tindakan asites berat yang secara menguntungkan mempengaruhi fungsi kardiopulmoner.

LI. 3. Mempelajari dan Memahami Dehidrasi

LO 2.1 Memahami dan menjelaskan defenisi dehidrasi

Menurut Dorland Edisi 29, Dehidrasi adalah (1) membuang air dari substansi; (2) keadaan yang diakibatkan oleh hilangnya cairan tubuh yang berlebihan.

Menurut Ensiklopedia Kesehatan, Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh yang mana tubuh kehiangan cairan elektrolit (garam) yang sangat dibutuhkan organ-organ tubuh untuk bias menjalankan fungsinya dengan baik.

12

Page 14: WRAP UP Dehidrasi

Menurut Buku Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam Basa, Dehidrasi adalah keadaan dimana volume air berkurang tanpa disertai berkurangnya elektrolit (natrium) atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium di cairan ekstrasel.

Menurut Buku Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V, Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama (dehidrasi isotonic), atau hilangnya natrium lebh banyak daripada air (dehidrasi hipotonik).

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bawha dehidrasi adalah kekurangan cairan ekstra selular yang mengakibatkan berpindahnya cairan atau hilang dari tubuh. 

LO 2.2 Memahami dan menjelaskan gejala dehidrasi

Tanda dan Gejala Dehidrasi Ringan

Dehidrasi Sedang

Dehidrasi Berat

Kehilangan berat badan (%)

3-5 6-9 10 atau lebih

Kondisi umum Haus,sadar, gelisah

Haus,sadar, hipotensi postural

Biasanya sadar;ektremitas dingin,lembab,sianotik,kulit jari tangan dan kaki berkerut;kejang otot

Nadi radial Kecepatan dan tekanan normal

Cepat dan lemah Cepat, sangat lemah,kadang tidak teraba

Respirasi Normal Dalam, mungkin cepat

Dalam dan cepat

Fontanella anterior Normal Cekung Sangat cekungTekanan darah sistolik

Normal Normal atau rendah: hipotensi ortostatik

Rendah, mungkin tidak terukur

Elastisitas kulit Cubitan segera kembali

Cubitan kembali perlahan

Cubitan tidak segera kembali

Mata Normal Cekung Sangat cekungAir mata Ada Tidakada atau

berkurangTidak ada

Keluaran kencing Normal Jumlah berkurang dan pekat

Anuria/oliguria berat

Gejalanya dapat berupa sakit kepala yang mirip dengan apa yang alami selama mabuk, kram otot, episode tiba-tiba visual salju, penurunan tekanan darah (hipotensi), dan pusing atau pingsan ketika berdiri berkat hipotensi orthostatic.

13

Page 15: WRAP UP Dehidrasi

Dehidrasi tidak diobati umumnya hasil waras, ketidaksadaran, pembengkakan lidah dan, dalam kasus ekstrim, kematian.

Dehidrasi gejala umumnya menjadi terlihat setelah 2% dari volume air normal seseorang telah hilang. Pada awalnya, salah satu pengalaman kehausan dan ketidaknyamanan, bersama dengan hilangnya nafsu makan dan kulit kering. Hal ini dapat diikuti oleh sembelit. Atlet mungkin menderita kerugian kinerja hingga 30% dan pengalaman disiram, rendah ketahanan, detak jantung cepat, suhu tubuh tinggi dan cepat awal dari kelelahan.

Gejala ringan dehidrasi termasuk haus, urin penurunan volume, urine gelap normal, kelelahan unexplained, lekas marah, kurangnya air mata ketika menangis, sakit kepala, pusing ketika berdiri karena hipotensi orthostatic, dan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan insomnia mulut kering. Tes darah dapat menunjukkan hyperalbuminemia.

Di moderat untuk parah dehidrasi, mungkin ada output urin tidak sama sekali. Gejala lain di negara-negara ini termasuk kelesuan atau kantuk ekstrim, kejang, cekung fontanel (soft spot) di bayi, pingsan dan mata cekung.

Gejala-gejala menjadi semakin parah dengan kehilangan air yang lebih besar. Satu hati dan respirasi harga mulai meningkat untuk mengkompensasi penurunan plasma volume dan tekanan darah, sementara suhu tubuh akan naik karena dari penurunan berkeringat. Sekitar 5 6% air kerugian, salah satu mungkin menjadi groggy atau mengantuk, pengalaman sakit kepala atau mual, dan mungkin merasa kesemutan di tungkai seseorang (paresthesia). Dengan 10% sampai 15% kehilangan cairan, otot dapat menjadi lumpuh otak, kulit mungkin mengecilkan dan kerut (menurun turgor kulit), visi mungkin dim, buang air kecil akan sangat berkurang dan dapat menjadi menyakitkan dan igauan mungkin mulai. Kerugian lebih dari 15% biasanya fatal.

LO 2.3 Memahami dan menjelaskan penyebab dehidrasi

Kekurangan volume cairan adalah keadaan yang umum terjadi pada berbagai keadaan dalam klinik. Keadaan ini hampir selalu berkaitan dengan kehilangan cairan tubuh melalui ginjal atau di luar ginjal. Penyebab tersering kekurangan volume cairan yang juda sering terjadi adalah tersimpannya cairan pada cidera jaringan luna, luka bakar berat, peritonitis / obstruksi saluran cerna. Terkumpulnya cairan di adlam ruang non ECF dan non ECF. Pada prinsipnya cairan menjadi terperangkapdan tidak dapat dipakai oleh tubuh. Penumpulkan volume cairan yang cepat dan banyak pada ruang-ruang seperti beradal dari volume ECF sehingga dapta mengurangi volume sirkulasi darah efektif.         Perdarahan, muntah, diare, keringat adalah cairan hipotonik yang terdiri dari ari, Na (30-70 m Eg/l) dan klorida. Selama latihan berat pada lingkungan yang panas, bisa terjadi kehilagnan 1 L keringat / jam. Sehingga dapat menyebabkan kekurangan volume jika asupannya tidak mencukupi. Jumlah besar cairan dapat hilang melalui kulit karna penguapan jika luka bakar dirawat dengan metode

14

Page 16: WRAP UP Dehidrasi

terbuka.          Kehilangan Na dan air melalui ginjal tanpa adanya penyakit ginjal terjadi pada 3 keadaan yang paling sering adalah pemakaian diuretik yang berlebihan, terutama tiazid atau diuretik sampai yang kuat seperti furosemid. Diuresis osmotik obligatorik juga sering menyebabkan kehilangan Na dan air yang terjadi selama glikosuria pada DM yang tidak terkontrol atau koma hipermosmolar non ketonik pada kasus pemberian makanan tinggi protein secara enternal atau parenteral dapat terbentuk urea dalam jumlah besar yang bisa bertindak sebagai agen osmotik.         Apapun penyebab dari kekurangan volume cairan, berkurangnya volume ECF menganggu curah jantung dengan mengurangi alir balik vene ke jantung sehingga mengakibatkan penurunan curah jantung. Karena tekanan arteri rata-rata = curah x tahanan perifer total maka penurunan curah jantung mengakibatkan hipotensi. Penurunan tekanan darah dideteksi oleh baroreseptor pada jantung dan arteri karotis dan diteruskan ke pusat vasomotor di batang otak, yang kemudian menginduksi respon simpatis. Respon berupa vasokonstriksi perifer, peningkatan denyut dan kontraktilitas jantung bertujuan untuk mengembalikan curah jantung dan perfusi jarignan yang normal.     Penurunan perfusi ginjal merangsang mekanisme renin-angiotensin-aldosteron. Angiotensin merangsang vasokonstriksi sistemik dan aldosteron meningkatkan reabsorbsi natrium oleh ginjal. Jika terjadi hipovolemi yang lebih berat (1000 ml) maka vasokontriksi dan vasokonstriksi yang diperantai oleh angiotensin II yang meningkat. Terjadi penahanan aliran darah yang menuju ginjal, saluran cerna, otot dan kulit, sedangkan aliran yang menuju koroner dan otak relatif dipertahankan.

LO 2.4 Memahami dan menjelaskan klasifikasi dehidrasi

Dehidrasi juga dibagi berdasarkan derajatnya, yaitu :1. Dehidrasi ringan

Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan mencapai 5% berat badan.2. Dehidrasi sedang

Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan diantara 5-10% berat badan.3. Dehidrasi berat

Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan.

Klasifikasi dehidrasi menurut Donna D. Ignatavicus ada 3 jenis : a. Dehidrasi Isotonik              Dehidrasi isotonik adalah air yang hilang diikuti dengan elektrolit sehingga

kepekatannya tetap   normal, maka jenis dehidrasi ini biasnaya tidak mengakibatkan cairan ECF berpindah ke ICF.

b. Dehidrasi Hipotonik Dehidrasi hipotonik adalah kehilangan pelarut dari ECF melebihi kehilangan cairan, sehingga dipembuluh darah menjadi lebih pekat. Tekanan osmotik ECF menurun mengakibatkan cairan bergerak dari EFC ke ICF. Volume vaskuler juga menurun serta terjadi pembengkakan sel. 

c. Dehidrasi Hipertonik 

15

Page 17: WRAP UP Dehidrasi

Dehidrasi hipertonik adalah kehilangan cairan ECF melebihi pelarut pada dehidrasi ini non osmotik ECF menurun, mengakibatkan cairan bergerak dari ICF ke ECF. 

LO 2.5 Memahami dan menjelaskan pengobatan yang diberikan pada dehidrasi

Penatalaksanaan pada penderita dehidrasi (Doenges & Sylvia Anderson):1. Obat-obatan Antiemetik ( Untuk mengatasi muntah) 2. Obat-obatan anti diare

Pengeluaran feces yang berlebihan dapat diberikan obat-obat anti diare serta dapat diberikan  oralit. 

3. Pemberian air minumPemberian air minum yang mengandung natrium cukup memadai untuk mengatasi ketidakseimbangan yang terjadi.

4. Pemberian cairan intravena Pada kekurangan cairan yang berat, maka diperlukan pemberian cairan intravena.Larutan garam isotonik (0,9%) merupakan cairan infus terpilih untuk kasus-kasus dengan kadar natrium mendekati normal, karena akan menambah volume plasma. Segera setelah pasien mencapai normotensi, separuh dari larutan garam normal (0,45%) diberikan untuk menyediakan air bagi sel-sel dan membantu pembuangan produk-produk sisa metabolisme. 

5. Pemberian bolus cairan IV Pemberian bolus cairan IV awal dalam suatu uji beban cairan, untuk mengetahui apakah aliran kemih akan meningkat, yang menunjukkan fungsi ginjal normal.

Terapi yang bisa dilakukan untuk mengatasi seseorang yang terkena dehidrasi adalah :

Lakukan pengukuran keseimbangan (balans) cairan yang masuk dan keluar secara berkala sesuai kebutuhan. Pada dehidrasi ringan, terapi cairan dapat diberikan secara oral sebanyak 1500-2500 ml/24jam (30 ml/kg berat badan/24 jam) untuk kebutuhan dasar, ditambah dengan penggantian defisit cairan kehilangan cairan yang masih berlangsung. Menghitung kebutuhan cairan sendiri, termasuk jumlah insensible water loss sangat perludilakukan setiap hari. Perhatian tanda-tanda kelebihan cairan seprti ortopnea, sesak nafas, perubahan pola tidur, atau kofusion. Cairan yang diberikan secara oral tergantung jenis dehidrasi.

Dehidrasi hippertonik : cairan yang dianjurkan adalah air atau minuman dengan kandungan sodium rendah, jus buah seperti apel, jeruk, dan anggur.

16

Page 18: WRAP UP Dehidrasi

Dehidrasi isotonik : cairan yang dianjurkan selain air dan suplemen yang mengandung sodium seperti jus tomat juga dapat diberikan isotonik yang ada di pasaran.

Dehidrasi hipotonik : cairan yang dianjurkan sama seperti diatas tetapi dibutuhkan kadar sodium yang lebih tinggi.

Pada dehidrasi sedang sampai berat dan pasien tidak dapat minum per oral, selain pemberian cairan enteral, dapat diberikan rehidrasi parenteral. Jika cairan tubuh yang hilang terutama adalah air, maka jumlah cairan rehidrasi yang dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus :

• { xtypo_info } Definisi cairan ( liter = Cairan Badan Total [CBT] yang diinginkan – CBT saat ini

CBT yang diinginkan = kadar Na serum x CBT saat ini/140

CBT saat ini (pria) = 50% x berat badan (kg)

CBT saat ini (perempuan) = 45% x berat badan (kg) {xtypo_ info}

Jenis cairan kristaloid yang digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis rehidrasinya. Pada dehidrasi isotonik dapat diberikan cairan NaCl 0,9% atau dekstrosa 5% dengan kecepatan 25-30% dari defisit cairan total perhari. Pada dehidrasi hipertonik digunakan cairan NaCl, 45%. Dehidrasi hipotonik ditatalaksanakan dengan mengatasi penyebab yang mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu pemberian cairan hipertonik.

LI. 4. Mempelajari dan Memahami Dehidrasi pada Anak

LO 4.1 Memahami dan menjelaskan defenisi dehidrasi pada anak

Dehidrasi adalah keadaan dimana berkurangnya volume air tanpa elektrolit (natrium) atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium dari cairan ekstrasel.

Dibandingkan orang dewasa, bayi dan balita lebih rentan mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Hal ini disebabkan karena tingginya kadar air dalam tubuh ,tingginya metabolisme dan imaturitas ginjal.

LO 4.2 Memahami dan menjelaskan penyebab dehidrasi pada anak Diare

Pada saat mengalami diare, anak kerap kehilangan nafsu makan dan seringkali tidak mau minum. Akibatnya, cairan yang masuk dan keluar dari tubuh tidak seimbang. Tak hanya itu, sejumlah mineral penting, seperti sodium, potasium, dan klorida juga ikut terbuang.

Pneumonia Bayi atau balita yang mengalami pneumonia atau radang paru-paru biasanya

17

Page 19: WRAP UP Dehidrasi

mengalami demam tinggi dan napas terengah-engah. Hal ini akan membuat cairan, berupa uap air, yang keluar dari paru-paru juga meningkat. Penanganan yang terlambat atau tidak tepat bisa mengakibatkan dehidrasi.

Kurang Makan dan MinumKondisi ini jarang terjadi, pasalnya kalau lapar atau haus umumnya bayi akan menangis minta makan atau minum. Namun mungkin saja saat anak sedang sakit, ia kehilangan nafsu makan dan minum. Jika hal ini terjadi selama 3 - 5 hari maka dehidrasi bisa terjadi.

LO 4.3 Memahami dan menjelaskan manifestasi klinik dehidrasi pada anak

Anak-anak dengan dehidrasi ringan mempunyai riwayat yang sesuai dengan dehidrasi tetapi hanya mengalami sedikit gejala dehidrasi, sedangkan penderita dehidrasi berat menunjukkan gejala-gejala fisik yang jelas. Penderita dehidrasi sedang terletak diantaranya.

Gejala klinis dehidrasi terutama menggambarkan kehilangan volume cairan ekstraselular, dan dengan demikian meliputi perubahan volume plasma, cairan interstitial dan transelular . cairan transelular meliputi cairan kelenjar liur , pancreas, hepar dan traktus biliaris; cairan mukosa traktus respiratorius dan gastrointestinal; humor vitreous mata; cairan serebrospinal, dan isi intraluminal traktus gastrointestinal. Cairan serupa cairan ekstraselular lain yang dapat menimbulkan gejala kehilangan volume meliputi efusi peritoneum , pleura, dan pericardium.

Dehidrasi ringan, mungkin hanya tampak sebagai haus dan kadang-kadang perubahan perilaku. Pada dehidrasi sedang atau berat , fontanella anterior cekung, menunjukkan penurunan volume cairan serebrospinal , membaran mukosa kering akibat kehilangan cairan transelular, kulit tampak berkerut akibat penurunan cairan interstitial dan mata cowong akibat penurunan volume humor vitreous. Tampak cekung nya mata sering tampak jelas untuk orang tua tetapi tidak selalu diketahui dokter, gejala ini merupakan gejala yang pertama kali membaik setelah rehidrasi.

Dehidrasi berat, terjadi kolaps sirkulasi, ditandai dengan ekstremitas dingin, sianotik dan lembab, nadi cepat dan dangkal, kulit burik dan letargi berat atau koma. Keterlambatan pengisian kapiler kembali sering terjadi pada penderita dehidrasi berat . pengisian kembali kapiler yang dinilai dengan menekan bola ibu jari atau ibu jari kaki , dan memperkirakan atau mengukur kembalinya aliran darah atau pemerahan , akan lebih dari 3 detik pada kekurangan cairan berat. Pengisian kembali kapiler juga dapat tertunda pada lingkungan udara yang dingin.

Jenis dehidrasi yang berbeda dapat menimbulkan manifestasi klinik yang berbeda. Penderita dehidrasi hipotonik, karena kehilangan eksternal dan perpindahan cairan interna, dapat mengalami kekurangan volume berat dan syok. Penderita dehidrasi hipernatremik cenderung menampakkan lebih sedikit gejala dehidrasi , meskipun dengan kehilangan cairan yang hampir sama volumenya. Kulit mereka hangat dan teraba kenyal. Penderita dehidrasi hipernatremia cenderung letargi, tetapu sangat

18

Page 20: WRAP UP Dehidrasi

iritabel bila dipegang, dan hipertonik serta hiper-refleksik, penderita asidosis sistemik akibat diare dan kehilangan bikarbonat tinja berlebihan mungkin menunjukkan pernafasan kussmaul, sedangkan yang dengan hipokalemi mungkin tmpak lemh, distensi perut, ileus dan aritmia jantung. Penderita hipokalsemia atau hipomagnesemia mungkin mengalami tetani, kedutan otot dan kelainan gambaran elektrokardiografi.

LO 4.4 Memahami dan menjelaskan terapi yang diberikan pada dehidrasi pada anak

Dehidrasi sering dikategorikan berdasarkan osmolaritasnya (Gangguan distribusi air dalam tubuh) dan tingkatan kekurangan cairan, yang dapat membantu dalam menentukan terapi cairan yang akan diberikan.

Berdasarkan kadar sodium serum, kebanyakan anak-anak mengalami :a. dehidrasi isotonik (130-150 mEq/L),b. dehidrasi hipertonik  (lebih dari 150 mEq/L)c. dehidrasi hipotonik (kurang dari 130 mEq/L).

Tingkat keparahan dehidrasi ditentukan dari jumlah cairan tubuh yang hilang atau presentase kehilangan berat badan,  sehingga dehidrasi :

a. ringan (kurang dari 50 mL/kg, atau kurang dari 5%),b. sedang (50-100 mL/kg, atau 5 -10%),c. dan berat (100 mL/kg, atau lebih dari 10%).

Menentukan derajat dehidrasi dibutuhkan untuk menentukan pengobatan mana yang sesuai, selain itu juga dilakukan pemeriksaan fisik pada anak,urin dan berat badan.

Rehidrasi oral bisa dilakukan dengan berbagai cara : (1) pemberian infus jika terjadi dehidrasi yang berat; (2) mempertahankan pola makan dan jika diperlukan menambah asupan makan; (3) karena diare dapat mengakibatkan dehidrasi maka penggunaan obat diare juga diperlukan.

LI. 5. Mempelajari dan Memahami Mineral

LO 4.1 Memahami dan menjelaskan defenisi mineralMineral merupakan bagian tubuh yang memegang peranan penting dalam

pemeliharaan fungsi tubuh . Mineral adalah suatu zat gizi anorganik dan merupakan bahan biologi

yang tersisa dari pembakaran bahan – bahan organik dari suatu bahan makanan atau jaringan tubuh, yang biasanya berbentuk ion.

LO 4.2 Memahami dan menjelaskan klasifikasi mineral

Berdasarkan kebutuhannya di dalam tubuh, mineral dapt digolongkan menjadi 2 kelompok utama yaitu :

19

Page 21: WRAP UP Dehidrasi

1. Makro mineralMakro mineral adalah mineral yang menyusun hampir 1% dari total berat badan manusia dan dibutuhkan dalam jumlah lebih dari 100mg/hari. Mineral yang tergolong dalam kategori mineral makro utama yaitu kalsium (Ca), fosfor (P), Magnesium (Mg), sulfur (S), Kalium (K), Klorida (Cl) dan natrium (Na).

2. Mikro mineralMikro mineral adalah mineralyang dibutuhkan dengan jumlah kurang dari 100 mg/hari dan menyusun lebih kurang dari 0.01 % dari total berat badan. Mineral mikro terdiri dari kromium (Cr), tembaga (Cu), fluoride (F), yodium (I), besi (Fe), mangan (Mn) , silisium (Si) dan seng (Zn).

Dalam komposisi air keringat, tiga mineral utama yaitu natrium, kalium dan klorida yang merupakan mineral dengan konsentrasi teerbesar yang terdapat di dalamnya. Dengan demikian, semakin besar laju pengeluaran keringat maka laju kehilangan natrium, kalium dan klorida dari dalam tubuh juga akan semakin besar. Diantara ketiga mineral ini, natrium dan klorida merupakan mineral dengan konsentrasi tertinggi yang terbawa keluar tubuh melalui kelenjar keringat. Oleh karena itu maka pembahasan mengenai mineral dalam penulisan ini hanya akan berfokus pada 3 mineral utama yaitu natrium, kalium dan klorida.a) Natrium

Kation utama dalam cairan ekstraseluler

35-40% ada dalam kerangka tubuh

Terdapat banyak pada saluran cerna, cairan empedu, cairan pankreas

Dalam produk pangan atau dalam tubuh, natrium biasanya berada dalam bentuk garam seperti natrium klorida (NaCl). Di dalam molekul ini, natrium berada dalam bentuk ion sebagai Na. Diperkirakan hampir 100 gram dari ion natrium (Na) atau ekivalen dengan 250 gram NaCl tterkandung dalam tubuh manusia. Garam natrium merupaka garam yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh dengan minimum kebutuhan untuk orang dewasa berkisar antara 1.3-1.6 gr/hari (ekivalen dengan 3.3-4.0 gr NaCl/hari). Setiap kelebihan natrium yang terjadi di dalam tubuh dapat dikeluarkan melalui urin & keringat. Hampir semua natrium yang terdapat di dalam tubuh akan tersimpan di dalam soft body tissue dan cairan tubuh. Ion natrium (Na ) merupakan kation utama di dalam cairan ekstrasellular (ECF) dengan konsentrasi berkisar antara 135-145 mmol/L. Ion natrium juga akan berada pada cairan intrasellular (ICF) namun dengan konsentrasi yang lebih kecil yaitu ± 3 mmol/L. Sebagai kation utama dalam cairan ekstrasellular, natrium akan berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh, menjaga aktivitas saraf , kontraksi otot dan juga akan berperan dalam proses absorpsi glukosa.

Hampir seluruh natrium tubuh berada dalam darah dan dalam cairan di sekeliling sel. Natrium tubuh berasal dari makanan dan minuman dan dibuang melalui air kemih dan keringat. Ginjal yang normal dapat mengatur natrium yang

20

Page 22: WRAP UP Dehidrasi

dibuang dalam air kemih, sehingga jumlah total natrium dalam tubuh sedikit bervariasi dari hari ke hari.

Suatu gangguan keseimbangan antara asupan dan pengeluaran natrium akan mempengaruhi jumlah total natrium di dalam tubuh. Perubahan jumlah total natrium sangat berkaitan erat dengan perubahan jumlah cairan dalam tubuh. Kehilangan natrium tubuh tidak menyebabkan konsentrasi natrium darah menurun tetapi menyebabkan volume darah menurun. Jika volume darah menurun, tekanan daran akan turun, denyut jantung akan meningkat, pusing dan kadang-kadang terjadi syok. Sebaliknya, volume darah dapat meningkat jika terlalu banyak natrium di dalam tubuh. Cairan yang berlebihan akan terkumpul dalam ruang di sekeliling sel dan menyebabkan edema. Salah satu tanda dari adanya edema ini adalah pembengkakan kaki, poergelangan kaki dan tungkai bawah.

Tubuh secara teratur memantau konsentrasi natrium darah dan volume darah. Jika kadar natrium terlalu tinggi, otak akan menimbulkan rasa haus dan mendorong kita untuk minum. Sensor dalam pembuluh darah dan ginjal akan mengetahui jika volume darah menurun dan memacu reaksi rantai yang berusaha untuk meningkatkan volume cairan dalam darah. Kelenjar adrenal mengeluarkan hormon aldosteron sehingga ginjal menahan natrium. Kelenjar hipofisa mengeluarkan hormon antidiuretik sehingga ginjal menahan air. Penahanan natrium dan air menyebabkan berkurangnya pengeluaran air kemih, yang pada akhirnya akan meningkatkan volume darah dan tekanan darah kembali ke normal. Jika sensor dalam pembuluh darah dan ginjal mengetahui adanya peningkatan tekanan darah dan sensor di jantung menemukan adanya peningkatan volume darah, maka ginjal dirangsang untuk mengeluarkan lebih banyak natrium dan air kemih, sehingga mengurangi volume darah.

b) Kalium

Kalium di tubuh dijumpai sebanyak 250 gram. Kalium merupakan ion bermuatan positif (kation) utama yang terdapat di dalam cairan intrasellular (ICF) dengan konsentrasi ±150 mmol/L. Sekitar 90% dari total kalium tubuh akan berada di dalam kompartemen ini. Sekitar 0.4% dari total kalium tubuh akan terdistribusi ke dalam ruangan vascular yang terdapat pada cairan ekstraselular dengan konsentrasi antara 3.5-5.0 mmol /L. Konsentrasi total kalium di dalam tubuh diperkirakan sebanyak 2g/kg berat badan. Namun jumlah ini dapat bervariasi bergantung terhadap beberapa faktor seperti jenis kelamin, umur dan massa otot (muscle mass). Kebutuhan minimum kalium diperkirakan sebesar 782 mg/hari. Di dalam tubuh kalium akan mempunyai fungsi dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit dan keseimbangan asam basa. Selain itu, bersama dengan kalsium (Ca ) dan natrium (Na ), kalium akan berperan dalam transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi otot. Hampir sama dengan natrium, kalium juga merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh. Setiap kelebihan kalium yang terdapat di dalam tubuh akan dikeluarkan melalui urin serta keringat.

Konsentrasi kalium yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan masalah yang serius, seperti irama jantung yang abnormal atau

21

Page 23: WRAP UP Dehidrasi

henti jantung. Kalium yang disimpan di dalam sel membantu memelihara konsentrasi kalium dalam darah tetap konstan. Keseimbangan kalium dijaga dengan menyesuaikan jumlah asupan kalium dalam makanan dan jumlah kalium yang dibuang. Sebagian besar kalium dibuang melalui air kemih, walaupun ada beberapa yang dibuang melalui tinja. Dalam keadaan normal, ginjal menyesuaikan pembuangan kalium agar seimbang dengan asupan kalium melalui makanan. Beberapa obat dan keadaan tertentu menyebabkan kalium berpindah ke dalam atau keluar sel; dan hal ini mempengaruhi konsentrasi kalium dalam darah.

c) KloridaElektrolit utama yang berada di dalam cairan ekstraselular (ECF) adalah

elektrolit bermuatan negative yaitu klorida (Cl ). Jumlah ion klorida (Cl ) yang terdapat di dalam jaringan tubuh diperkirakan sebanyak 1.1 g/Kg berat badan dengan konsentrasi antara 95-108 mmol / L. jumlah klorida dalm tubuh yaitu 0,15% dari berat tubuh. Konsentrasi ion klorida tertinggi terdapat pada cairan serebrospinal seperti otak atau sumsum tulang belakang, lambung dan juga pankreas.

Sebagai anion utama dalam cairan ekstraselullar, ion klorida juga akan berperan dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit. Selain itu, ion klorida juga mempunyai fungsi fisiologis penting yaitu sebagai pengatur derajat keasaman lambung dan ikut berperan dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Bersama dengan ion natrium (Na ), ion klorida juga merupakan ion dengan konsentrasi terbesar yang keluar melalui keringat.

LO 4.3 Memahami dan menjelaskan sumber kebutuhan pada mineral

22

Mineral Sumber

Kalsium Susu, telur, mentega,keju, kacang-kacangan,sayuran, dan buah-buahan

Fosfor Susu, telur, daging, ikan, dan kacang-kacangan

Natrium Susu, telur, keju, garam dapur, daging, ikan, kentang, dan sayuran hijau

Klor Garam dapur, telur, daging, dan susu

Kalium Ikan, daging, buah-buahan, dan sayur-sayuran

Yodium Makanan yang berasal dari laut (ikan, kerang, dan udang)

Zat besi Susu,telur, daging, hati, sayuran hijau, buah-buahan, dan kacang-kacangan

Fluor

Seng

Belerang

Susu, kuning telur, makanan yang berasal dari laut, dan teh

Daging, ikan, susu, telur, hati, dan kacang-kacangan

Susu, keju, telur, sayur-sayuran, dan buah-buahan

Page 24: WRAP UP Dehidrasi

LO 4.4 Memahami dan menjelaskan eksresi pada mineral Mikro mineral

(1) Besi. Tubuh sangat efisien dalam penggunaan besi. Sebelum diabsorpsi, didalam lambung besi dibebaskan dari ikatan organik, seperti protein. Sebagian besar besi dalam bentuk feri direduksi menjadi bentuk fero. Hal ini terjadi dalam suasana asam di dalam lambung dengan adanya HCl dan vitamin C yang terdapat di dalam makanan. Absorpsi terutama terjadi dibagian atas usus halus (duodenum) dengan bantuan alat angkut protein khusus, yaitu transferin dan feritin. Taraf absorpsi besi diatur oleh mukosa saluran cerna yang ditentukan oleh kebutuhan tubuh. Sebagian besar transferin darah membawa besi ke sumsum tulang dan bagian tubuh lain. Di dalam sumsum tulang, besi digunakan untuk membuat hemoglobin yang merupakan bagian dari sel darah merah. Sisanya dibawa ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Kelebihan besi yang dapat mencapai 200 hingga 1500 mg disimpan sebagai protein feritin dan hemosiderin di dalam hati, sumsum tulang belakang 30 % dan selebihnya didalam limpa dan otot.

(2) Seng. Seng di absorpsi di bagian atas usus halus (duodenum). Seng diangkut oleh albumin dan transferin masuk kedalam aliran darah dan di bawa ke hati. Kelebihan seng di simpan di dalam hati dalam bentuk metalotionein. Lainnya dibawa ke pankreas dan jaringan tubuh lain. Di dalam pankreas seng digunakan untuk membuat enzim pencernaan, yang pada waktu makan dikeluarkan ke dalam saluran cerna. Absorpsi seng diatur oleh metalotionein yang disintesis di dalam  sel dinding saluran cerna. Distribusi seng antara cairan ekstraseluler, jaringan dan organ dipengaruhi oleh keseimbangan hormon dan situasi stres. Hati memegang peranan dalam redistribusi sel ini. Seng dikeluarkan tubuh terutama melalui feses. Di samping itu seng dikeluarkan melalui urin, dan jaringan tubuh yang dibuang seperti jaringan kulit, sel dinding usus, cairan haid dan mani.

(3) Iodium. Iodium dengan mudah di absorpsi dalam bentuk iodida. Ekskresi dikeluarkan melalui ginjal, jumlahnya berkaitan dengan konsumsi.

(4) Selenium. selenium berada dalam makanan dalam bentuk selenometionin dan selenosistein. Absorpsi selenium terjadi pada bagian atas usus halus secara aktif. Selenium diangkut oleh albumin dan alfa-2 globulin. Absorpsi lebih efisien, bila tubuh dalam keadaan kekurangan selenium. konsumsi tinggi menyebabkan peningkatan ekskresi melalui urin.

(5) Tembaga. Absorpsi tembaga sedikit terjadi didalam lambung dan sebagian besar di bagian atas usus halus secara pasif dan aktif. Absorpsi terjadi dengan alat angkut protein pengikat tembaga metalotionein yang juga berfungsi dalam absorpsi seng dan kanadium. Transpor tembaga ke hati terutama menggunakan alat angkut albumin dan trankuprein. Simpanan dalam hati berupa metalotionein atau seruloplasmin. Tembaga diangkut keseluruh tubuh oleh seruloplasmin dan transkuperin. Tembaga juga dikeluarkan dari hati sebagai bagian dari empedu. Didalam saluran cerna, tembaga dapat diabsorpsi kembali atau dikeluarkan dari tubuh bergantung kebutuhan tubuh. Pengeluaran melalui empedu meningkat bila terdapat kelebihan tembaga dalam tubuh. Sedikit tembaga dikeluarkan melalui urin, keringat dan darah haid. Tembaga dapat

23

Page 25: WRAP UP Dehidrasi

diabsorpsi kembali oleh ginjal bila tubuh memebutuhkan. Tembaga yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses.

(6) Mangan. Mekanisme absorpsi mangan hingga sekarang belum diketahui dengan pasti. Seperti halnya dengan mineral mikro lainnya, faktor makanan mempengaruhi absorpsi mangan. Besi dan kalsium menghambat absorpsi mangan. Mangan diangkut oleh protein transmanganin dalam plasma. Setelah diabsorpsi, mangan dalam waktu singkat terlihat dalam empedu dan dikeluarkan melalui feses. Taraf mangan dalam jaringan diatur oleh oleh sekresi selektif melalui empedu. Pada penyakit hati, mangan menumpuk dalam hati.

(7) Khrom. Khrom dalam bentuk Cr3+ diabsorpsi sebanyak10-25 %. Bentuk lain khrom hanya diabsorpsi sebanyak 1 %. Mekanisme absorpsi belum diketahui dengan pasti . absorpsi dibantu oleh asam-asam amino yang mencegah khrom mengendap dalam media alkali usus halus. Jumlah yang diabsorpsi tetap hingga konsumsi sebanayak 49 ug, setelah itu ekskresi melalui urin meningkat. Ekskresi melalui urin meningkat oleh konsumsi gula sederhana yang tinggi, aktivitas fisik berat atau trauma fisik. Seperti halnya besi, khrom diangkut oleh transferin. Bila tingkat kejenuhan transferin tinggi, khrom dapat diangkut oleh albumin.

Makro Molekul(1) Natrium. Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi (3-7 gram sehari)

diabsorbsi, terutama di dalam usus halus. Natrium diabsorbsi secara pasif (membutuhkan energi). Natrium yang diabsorbsi dibawa oleh aliran darah keginjal. Disini natrium disaring dan dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium yang jumlahnya mecapai 90-99% dari yang dikonsumsi, dikeluarkan melalui urin. Pengeluaran natrium ini diatur oleh hormon aldosteron, yang dikeluarkan kelenjar adrenal bila kadar natrium darah menurun. Aldosteron merangsang ginjal untuk mengabsorbsi kembali natrium. Dalam keadaan normal, natrium yang dikeluaran melalui urin sejajar dengan jumlah natrium yang dikonsumsi.

(2) Klor. Klor hampir seluruhnya diabsorpsi di dalam usus halus dan diekskresi melalui urin dan keringat. Kehilangan klor mengikuti kehilangan natrium. Kebanyakan keringat dihalangi oleh aldosteron yang secara langsung berpengaruh terhadap kelenjar keringat.

(3) Kalium. Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak 80-90% kalium yang dimakan diekskresi melalui urine, selebihnya dikeluarkan melalui feses dan sedikit melalui keringat dan cairan lambung. Taraf kalium normal darah dipelihara oleh ginjal melalui kemampuan menyaring, mengabsorbsi kembali dan mengeluarkan kalium di bawah pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui mekanisme pertukaran di dalam tubula ginjal.

(4) Kalsium. Dalam keadaan normal sebanyak 30-50% kalsium yang dikonsumsi diabsorpsi tubuh. Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan, dan menurun pada proses menua. Kemampuan absorpsi pada laki-laki lebih

24

Page 26: WRAP UP Dehidrasi

tinggi dari pada perempuan pada semua golongan usia. Absorpsi kalsium terutama terjadi di bagian atas usus halus yaitu duodenum. Kalsium membutuhkan pH 6 agar dapat berada dalam keadaan terlarut. Absorpsi kalsium terutama dilakukan secara aktif dengan menggunakan alat angkut protein-pengikat kalsium. Absorbsi pasif terjadi pada permukaan saluran cerna. Banyak faktor yang mempengaruhi absorpsi kalsium. Kalsium hanya bisa diabsorpsi bila terdapat dalam bentuk larut-air dan tidak mengendap karena unsur makanan lain seperti oksalat. Kalsium yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses. Jumlah kalsium yang diekskresi melalui urin mencerminkan jumlah kalsium yang diabsorpsi.

(5) Fosfor. Fosfor dapat diabsorpsi secara efisiensi sebagai fosfor bebas di dalam usus setalah dihidrolosis dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85-90% fosfor berasal dari air susu ibu (ASI). Sebanyak 65-70% fosfor berasal dari susu sapi dan 50-70% fosfor berasal dari susunan makanan normal dapat diabsorpsi oleh anak-anak dan orang dewasa. Bila konsumsi fosfor rendah, taraf absorpsi dapat mencapai 90% dari konsumsi fosfor. Fosfor dihidrolisis dari makanan oleh enzim alkali fosfatase di dalam mukosa usus halus dan diabsorpsi secara aktif dan difusi pasif. Absorpsi aktif dibantu oleh bentuk aktif vitamin D.

(6) Magnesium. Magnesium terutama diabsorpsi di dalam usus halus, kemungkinan dengan bantuan alat angkut aktif dan secara difusi pasif. Pada konsumsi magnesium yang tinggi hanya sebanyak 30% magnesium diabsorpsi, sedangkan pada konsumsi rendah sebanyak 60%. Absorpsi magnesium dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama yang mempengaruhi absorpsi kalsium kecuali vitamin D tidak berpengaruh. Ekskresi magnesium menurun karena pengaruh kalsitonin, glukagon dan PTH terhadap resorpsi tubula ginjal.

(7) Sulfur. Sulfur diabsorpsi sebagai bagian dari asam amino atau sebagai sulfat anorganik. Selain sebagai bagian dari asam amino metionin dan sistein, sulfur juga merupakan bagian dari enzim glutation serta berbagai koenzim dan vitamin (B1 dan biotin), termasuk koenzim A. Dalam bentuk teroksidasi sulfur dihubungkan dengan mukopolisakarida yang berperan dalam melarutkan sisa metabolisme sehingga bisa dikeluarkan melalui urin (terutama sisa metabolisme hormon steroid dan obat-obat tertentu). Sulfur sebagai besar diekskresi melalui urin sebagai ion bebas SO4=. Sulfur juga merupakan salah satu elektrolit intraselular yang terdapat di dalam plasma dalam konsentrasi rendah.

LO 4.5 Memahami dan menjelaskan gangguan pada mineralNatrium1. Hiponatremia

Adalah kelebihan cairan relatif yang terjadi bila jumlah asupan cairan melebihi kemampuan eksresi dan ketidakmampuan menekan sekresi ADH. Berdasarkan prinsip di atas maka etiologi hiponatremia dapat dibagi atas : Hiponatremia dengan ADH meningkat Hiponatremia dengan ADH tertekan fisiologik Hiponatremia dengan osmolalitas plasma normal atau tinggi

25

Page 27: WRAP UP Dehidrasi

Sekresi ADH meningkat akibat deplesi volume sirkulasi efektif seperti pada muntah, diare, pendarahan, jumlah urin, dan hipotiroid. Respons fisiologik dari hiponatremia adalah tertekannya pengeluaran ADH dari hipotalamus sehingga eksresi urin meningkat. Pemberian cairan iso-osmotik yang tidak mengandung natrium ke dalam cairan ekstrasel dapat menimbulkan hiponatremia disertai osmolalitas plasma normal. Tingginya osmolalitas plasma pada keadaan hiperglikemia menyebabkan cairan intrasel keluar dari sel menyebabkan difusi cairan ekstrasel yang menyebabkan hiponatremia.

- Hiponatremia akut Adalah kejadian hiponatremia yang berlangsung lambat yaitu lebih dari 48 jam. Pada keadaan ini akan terjadi gejala yang berat seperti penurunan kesadaran dan kejang. Hal ini terjadi akibat edema sel otak, karena air dari ekstrasel masuk ke intrasel yang osmolalitasnya lebih tinggi. Kelompok ini disebut juga sebagai hiponatremia simptomatik atau hiponatremia berat.

- Hiponatremia kronik Adalah kejadian hiponatremia yang berlangsung lambat yaitu lebih dari 48 jam. Pada keadaan ini tidak terjadi gejala yang berat seperti penurunan kesadaran atau kejang, gejala yang timbul hanya ringan seperti lemas atau mengantuk. Pada keadaan ini tidak urgensi melakukan koreksi konsentrasi natrium, terapi dilakukan dalam beberapa hari dengan memberikan larutan garam isotonik.

2. Isonatremia Adalah suatu keadaan patologis yang tidak menyebabkan gannguan pada kadar natrium di dalam plasma.

3. HypernatremiaAdalah suatu keadaan dengan deficit cairan relative. Hipernatremiadijumpai pada kasus dehidrasi dengan gangguan rasa haus. Hypernatremia terjadi bila :

Adanya defisit cairan tubuh akibat eksresi air melebihi eksresi natrium atau asupan air yang kurang.

Penambahan natrium yang melebihi jumlah cairan dalam tubuh. Masuknya air tanpa elektrolik ke dalam sel.

Dalam kaitan dengan hypernatremia, harus dibedakan antara deplesi volume dengan dehidrasi. Deplesi volume adalah keluarnya air bersama natrium secara seimbang (isotonik) dari dalam tubuh. Dehidrasi adalah keluarnya air tanpa natrium (cairan hipotonik) dari dalam tubuh yang mengakibatkan timbulnya hypernatremia. Dengan kata lain deplesi volume adalah hipovolemia dengan normonatremia sedang dehidrasi adalah hipovolemia dengan hypernatremia.

KaliumKadar normal kalium plasma berkisar antara 3,5-5 mEq/L. Bila kadar kalium kurang dari 3,5 mEq/L disebut sebagai hypokalemia dan kadar kalium lebih dari 5 mEq/L disebut sebagai hyperkalemia. Kedua keadaan ini dapat menyebabkan kelainan fatal listrik jantung yang disebut aritmia.

26

Page 28: WRAP UP Dehidrasi

1. Hypokalemia Hipokalemia merupakan kejadian yang sering dijumpai di klinik. Penyebab hypokalemia dapat dibagi sebagai berikut :

Asupan kalium kurangKalium yang masuk ke dalam tubuh dalam keadaan fungsi ginjal yang normal, akan di ekskresikan melalui ginjal. Makin tinggi asupan kalium, makin tinggi ekskresi melalui ginjal, demikian sebaliknya bila asupan kalium rendah.

Pengeluaran kalium berlebihanPengeluaran kalium yang berlebihan terjadi melalui saluran cerna, ginjal atau keringat.

Kalium masuk ke dalam sel Kalium masuk ke dalam sel dapat terjadi pada alkalosis ekstrasel, pemberian insulin, peningkatan aktifitas beta-adrenergik, paratisis periodic hipokalemik, hipotermia. Hanya sejumlah kecil fraksi konsentrasi ion kalium berada pada rongga ekstraseluler.

2. Hyperkalemia Istilah hyperkalemia digunakan bila kadar kalium dalam plasma lebih dari 5 mEq/L. hyperkalemia dapat disebabkan oleh keluarnya kalium dari intrasel ke ekstrasel dan berkurangnya ekskresi kalium melalui ginjal.

Keluarnya kalium dari intrasel ke ekstrasel Kalium keluar dari sel dapat terjadi pada keadaan asidosis metabolic, defisiensi insulin, katabolisme jaringan meningkat, pemakaian obat dan latihan olahraga.

Berkurangnya ekskresi kalium melalui ginjal Berkurangnya ekskresi kalium melalui ginjal terjadi pada keadaan gagal ginjal, deplesi volume sirkulasi efektif, pemakaian siklosporin.

KloridaKadar normal klorida berkisar antara 95-108 mEq/L. Bila kadar klorida kurang dari 95 mEq/L disebut sebagai hypokloremia dan kadar klorida lebih dari 108 mEq/L disebut sebagai hyperkloremia.1. Hypokloremia

Hypoklromeia sering dijumpai pada alkalosis metabolik. Meskipun klorida tidak secara langsung terlibat dalam pengaturan konsentrasi ion hidrogen bebas, tetapi dia berperan penting dalam menimbulkan dan mempertahankan alkalosis metabolik. Kekurangan klorida sebagai penyebab alkalosis metabolik terjadi bila kehilangan klorida tubuh melebihi kehilangan natrium.

Hypokloremia juga dapat disebabkan oleh masukan klorida tidak adekuat yang berkepanjangan2. HyperkloremiaHyperkloremia dapat disebabkan oleh :

Dapat terjadi bila klorida di konservasi di ginjal melebihi natrium dan kalium atau terbentuknya urin basa selama ginjal mengoreksi alkalosis.

27

Page 29: WRAP UP Dehidrasi

Peningkatan reabsorpsifraksional klorida di tubulus ginjal proksimal pada asidosis tubulus ginjal distal.

LI. 6. Mempelajari dan Memahami Gangguan Keseimbangan Cairan Elektrolit

LO 2.1 Memahami dan menjelaskan defenisi gangguan keseimbangan cairan elektrolitGangguan keseimbangan asam-basa disebabkan oleh factor-faktor yang

mempengaruhi mekanisme pengaturan keseimbangan antara lain system buffer, system respirasi, fungsi ginjal, gangguan system kardiovaskular maupun gangguan fungsi susan saraf pusat.

Gangguan keseimbangan asam-basa serius biasanya menunjukkan fase akut, ditandai dengan pergeseran pH menjauhi batas normal. Nilai pH normal lainnya (PCO2, HCO3

-) masih slah satu nilai komponen gas darah tersebut berlanjut, terjadi reaksi penyesuaian yang bersifat fisiologik dan kondisi ini disebut fase kompensasi. Jika kondisi penyebab tidak diatasi, maka kompensasi tidak mampu mengatasi perubahan yang terjadi.

LO 2.2 Memahami dan menjelaskan klasifikasi gangguan keseimbangan cairan elektrolitKlasifikasi yang umum digunakan umumnya menggambarkan masalah

dan kelainan yang terjadi, sesuai dengan namanya :1. Gangguan keseimbangan asam-basa respiratorik

Terjadi karena ketidakseimbangan antara pembentukan CO2 di jaringan perifer dengan eksresinya di paru; ditandai oleh peningkatan atau penurunan konsentrasi CO2.a) Asidosis Respiratorik

Asidosis respiratorik terjadi apabila terdapat gangguan ventilasi alveolar yang mengganggu eliminasi CO2 sehingga akhirnya terjadi peningkatan PaCO2. Awalnya system buffer dapat mengatasi namun akhirnya terjadi penurunan pH.

Beberapa factor yang dapat menimbulkan asidosis respiratorik, antara lain :

Inhibisi pusat pernapasan Penyakit neuromuscular Obstruksi jalan napas Kelainan restriktif Mechanical underventilation Overfeeding

b) Alkalosis RespiratorikPada alkalosis respiratorik terjadi hiperventilasi alveolar

sehingga terjadi penurunan PaCO2 yang dapat menyebabkan peningkatan pH. Hiperventilasi alveolar timbul karena adanya stimulus baik langsung maupun tidak langsung pada pusat pernapasan, penyakit paru akut dan kronik, ovenventilasi iatrogenic (penggunaan ventilasi mekanik). Hiperventilasi kronik umumnya bersifat asimptomatik sedangkan hiperventilasi akut ditandai

28

Page 30: WRAP UP Dehidrasi

dengan rasa ringan di kepala (pusing), paresthesia, circumoral numbness dan kesemutan.

Beberapa factor berikut ini dapat menimbulkan alkalosis respiratorik, antara lain :

Rangsangan hipoksemik Stimulasi pusat pernapasan medulla Mechanical overventilation Sepsis Pengaruh obat : salisilat, hormone progesterone.

2. Gangguan keseimbangan asam basa metabolicTerjadi karena pembentukan CO2 oleh asam fixed dan asam organic yang menyebabkan peningkatan ion bikarbonat di jaringan perifer atau cairan ekstraselular.a. Asidosis metabolic

Asidosis metabolic ditandai dengan turunnya kadar ion HCO3 dengan penurunan tekanan parsial CO2 di dalam arteri. Kompensasi umumnya terdiri dari kombinasi mekanisme respiratorik dan ginjal, ion hydrogen berinteraksi dengan ion bikarbonat membentuk molekul CO2 yang dieliminasi di paru, sementara itu ginjal mengupayakan eksresi ion hydrogen ke cairan ekstraselular.

Penyebab asidosis metabolic dapat dibagi menjadi : Pembentukan asam yang berlebihan di dalam tubuh. Ion

hydrogen dibebaskan oleh system buffer asam karbonat-bikarbonat, sehingga terjadi penurunan pH.

Berkurangnya kadar ion HCO3 di dalam tubuh Adanya retensi ion-H di dalam tubuh.

b. Alkalosis metabolicAlkalosis metabolic merupakan suatu proses terjadinya

peningkatan primer bikarbonat dalam arteri. Akibat peningkatan ini, rasio PCO2 dan kadar HCO3 dalam arteri berubah. Penyebab alkalosis metabolic ini antara lain :

Terbuangnya ion H melalui saluran cerna atau saluran ginal dan berpindahnya (shift) ion H masuk ke dalam sel.

Terbuangnya cairan bebas bikarbonat dari dalam tubuh (contraction alkalosis).

Pemberian bikarbonat berlebihan.

LO 2.3 Memahami dan menjelaskan manifestasi klinik pada gangguan keseimbangan cairan elektrolit1. Asidosis respiratorik

Asidosis respiratorik dapat terjadi akibat depresi pusat pernapasan, kelainan atau penyakit yang mempengaruhi otot atau dinding dada, penurunan area pertukaran gas atau ketidakseimbangan ventilasi perfusi, dan obstruksi jalan napas atas edema larings atau sumbatan benda asing pada saluran napas atas.

29

Page 31: WRAP UP Dehidrasi

Gambaran klinik asidosis repiratorik seringkali berhubungan dengan pengaruhnya pada system saraf yaitu cairan serebrospinal atau pada sel otak akibat asidosis, hipoksemia, atau alkalosis metabolic. Perubahan yang seringkali terjadi adalah sakit kepala, mengantuk yang berlebihan yang bila terus berlanjut akan terjadi penurunan kesadaran (koma).

2. Alkalosis respiratorikAlkalosis respiratorik seringkali disebabkan oleh sindrom hiperventilasi,

overventilasi pada pasien dengan ventilasi mekanik, kelainan atau penyakit akibat sepsis. Hiperventilasi menyebabkan eliminasi CO2 yang berlebihan sehinga menyebabkan alkalosis respiratorik.

Gambaran klinik umumnya rasa cemas yang berlebihan dan sesak atau nyeri dada. Hal ini mungkin terjadi dalam kaitan dengan alkalosis respiratorik adalah tetani, paresthesia sirkumoral atau sinkop.

3. Asidosis MetabolikManifestasi asidosis metabolic ini sangat tergantung pada penyebab dan

kecepata perkembangan prosesnya. Suatu asidosis metabolic akut menyebabkan depresu miokardial disertai reduksi cardiac output, penurunan tekanan darah, penurunan aliran ke sirkulasi hepatic dan renal.

Pada pH < 7.1 terjadi fatigue (rasa lelah), sesak napas, nyeri perut, nyeri tulang dan mual. Sedangakan pada pH > 7.1 adanya efek intropik negative, aritmia, kontriksi vena oerifer, dilatasi arteri perifer, penurunan tekanan darah, penurunan aliran darah ke hati, kontriksi pembuluh darah paru.

4. Alkalosis MetabolikAlkalosis metabolic memberikan dapak pada system kardiovaskular,

pulmonary, dan fungsi metabolic. Curah jantung menurun, depresi ventilasi sentral, kurva saturasi oksi-hemoglobin bergeser ke kiri, hypokalemia dan hipofosfatemia.

LO 2.4 Memahami dan menjelaskan tatalaksana yang diberikan pada gangguan keseimbangan cairan elektrolit

Tatalaksana Asidosis Respiratorik

Tatalaksana asidosis respiratorik adalah mengatasi penyakit dasarnya dan bila terdapat hipoksemia harus diberikan terapi oksigen. Asidosis respiratorik dengan hipoksemia berat memerlukan ventilasi mekanik baik invasive maupun noninvasive. Pemberian oksigen pada pasien dengan retensi CO2 kronik dan hipoksia harus berhati-hati karena pemberian oksigen dengan FiO2 yang tinggi dapat mengakibatkan penurunan minute volume dan semakin meningkat PCO2. pasien dengan retensi CO2 kronik umumnya sudah beradaptasi dengan hiperkapnia kronik dan stimulus penapasannya adalah hipoksemia sehingga pemberian oksigen harus dilakukan secara hati-hati dan ditunjukkan dengan target kadar PaO2 >50 mmHg dengan FiO2 yang rendah. Pada pasien asidosis respiratorik kronik, penurunan PCO2 harus berhati-hati untuk menghindari alkalosis yang berat mengingat umurnya sudah ada kompensasi ginjal. Pada asidosis respiratorik yang terjadi bersamaan dengan alkalosis metabolic atau

30

Page 32: WRAP UP Dehidrasi

asidosis metabolic primer, tatalaksana terutama ditunjukkan untuk kelainan primernya.

Tatalaksana Alkalosis Respiratorik Pada kondisi normal, pH darah berkisar antara 7.35-7.45. Pada kondisi pH

<7, terjadi kerusakan struktur ikatan kimiawi dan perubahan bentuk protein yang menyebabkan kerusakan jaringan dan perubahan fungsi selular. Bila pH>7, terjadi kontraksi otot skelet yang tidak terkendali.

Tatalaksana alkalosis respiratorik ditujukan terhadap kelainan primernya. Alkalosis yang disebabkan oleh hipoksemia diatasi dengan memberikan terapi oksigen. Alkalosis respiratorik yang disebabkan oleh serangan panic diatasi dengan menenangkan pasien atau memberikan pernapasan menggunakan system air rebreathing. Overventilasi pada pasien dengan ventilasi mekanik diatasi dengan mengurangi minute ventilation atau dengan menambahkan dead space. Alkalosis respiratorik yang disebabkan oleh hipoksemia diterapi dengan oksigen dan memperbaiki penyebab gangguan pertukaran gas. Koreksi alkalosis respiratorik dengan menggunakan rebreathing mask harus berhati-hati, terutama pada pasien dengan kelainan susunan saraf pusat, untuk menghindari ketidakseimabangan pH cairan serebrospinal dan pH perifer.

Tatalaksana Asidosis MetabolikPemberian infus bikarbonat menimbulkan problem pada pasien-pasien

dengan asidosis, antara lain kelebihan pemberian cairan, alkalosis metabolic, dan hypernatremia. Bikarbonat mampu melakukan kompensasi yang menurun misalnya pada penyakit paru obstruktif kronik dengan keterbatasan melakukan eliminasi CO2. Pada kasus ini, sejumlah kecil bikarbonat diperlukan untuk mencegah terjadinya gagal napas dan mengurangi kebutuhan intubasi serta penggunaan ventilator mekanik.

Tatalaksana Alkalosis MetabolikAlkalosis Metabolik bertujuan meningkatkan minute ventilation,

meningkatkan tekanan oksigen arterial dan mixed venous oxygen tension serta menurunkan konsumsi oksigen. Oleh karena itu, sangat penting melakukan koreksi pada pasien kritis.

Pada alkalosis metabolic, disebut letal bila pH darah lebih dari 7.7. Bila ada deplesi volume cairan tubuh, upayakan agar volume plasma kembali normal dengan pemberian NaCl isotonic. Bila penyebabnya hypokalemia, lakukan koreksi klorida kalium plasma. Bila penyebabnya hypokalemia, lakukan koreksi kalium plasma. Bila penyebabnya hipokloremia, lakukan koreksi klorida dengan pemberian NaCl isotonic. Bila penyebabnya adalah pemberian bikarbonat berlebihan, hentikan pemberian bikarbonat. Pada keadaan fungsi ginjal yang menurun atau edema akibat gagal jantung, kor pulmonal atau sirosis hati, koreksi dengan NaCl isotonic tidak dapat dilakukan karena dikhawatirkan dapat terjadi retensi natrium disertai kelebihan cairan (edema bertambah). Pada keadaan ini dapt diberikan antagonis enzyme anhydrase karbonat sehingga reabsopsi biakrbonat terhambat. Asetazolamid merupakan suatu penghambat anhydrase

31

Page 33: WRAP UP Dehidrasi

karbonat yang sangat efektif dalam mengatasi alkalosis metabolic. Dosis tunggal 500 mg (dewasa) dianjurkan untuk mengatasi kondisi alkalosis metbolik. Onset of action dicapai dalam waktu 1.5 jam dengan lama kerja berkisar 24 jam. Dosis ini dapat diulang bila diperlukan. Bila dengan antagonis enzim anhydrase karbonat tidak berhasil, dapat diberikan HCL dalam larutan isotonic selama 8-24 jam, atau larutan ammonium klorida, atau larutan arginine hidroklorida.

Kebutuhan HCL dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

LI. 7. Mempelajari dan Memahami Etika Minum dalam Islam

Allah SWT telah menjadikan manusia butuh makanan dan minuman. Keduanya itulah yang melanggengkan kehidupan manusia. Apabila seorang manusia tidak mendapatkan makanan dan minuman niscaya ia akan mati. Oleh karena itulah, ia pasti membutuhkan minum. Akan tetapi, hendaknya ia beradab dengan adab-adab tertentu berkaitan dengan minum.

Di antara adab-adab minum adalah:

1. Niat yang baikHendaknya seseorang minum dengan niat untuk menguatkan badannya guna

mentaati Allah serta menjaga kesehatan. Dengan demikian, ia akan mendapatkan pahala dan minumnya itu menjadi ibadah yang berpahala. Dalam hadits disebutkan: “Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya.”

2. Membaca TasmiyahMembaca tasmiyah maksudnya membaca bismillah, sebagaimana ketika

seseorang hendak makan. Sebab, hal itu dapat mengusir syaitan dan mendatangkan berkah, sebagaimana telah dijelaskan pada adab makan.

3. Minum dengan Tangan KananSabda Rasulullah SAW:“Apabila salah seorang dari kalian makan, hendaknya ia makan dengan tangan

kanannya dan apabila ia minum, hendaknya dengan tangan kanannya. Sesungguhnya syaitan itu makan dan minum dengan tangan kirinya.”

4. Minum dengan Duduk Semampu MungkinNabi SAW melarang minum dengan berdiri.Rasulullah SAW bersabda:“Janganlah salah seorang dari kalian minum dengan berdiri. Apabila ia lupa,

hendaknya ia memuntahkannya.” (HR Muslim)Rasulullah SAW juga bersabda:“Seandainya orang yang minum dengan berdiri itu mengetahui apa yang ada di

perutnya, niscaya ia akan memuntahkannya.” (HR Ahmad)

32

Kelebihan bikarbonat = 0.5 x berat badan x (HCO3 plasma – 24)

Page 34: WRAP UP Dehidrasi

Demikian juga beliau melarang (dalam lafazh lain jazara) minum dengan berdiri. Maka pada prinsipnya minum dengan duduk lebih utama daripada minum dengan berdiri.

5. Minum Tiga KaliHendaknya seseorang minum sebanyak tiga kali. Demikianlah yang biasa

dilakukan oleh Nabi SAW. Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa beliau SAW minum dengan tiga nafas, menyebut nama Allah pada awalnya, dan memuji Allah pada akhirnya. (HR Ibnus Sunni)

Inilah sunnah, yakni seseorang membaca bismillah lalu minum sesuatu, kemudian membaca Alhamdulillah dan menjauhkan bejana (gelas) dari mulutnya. Setelah itu, membaca bismillah untuk kedua kalinya lalu minum, kemudian membaca Alhamdulillah dan menjauhkan gelas dari mulutnya untuk bernafas. Sesudah itu, membaca bismillah lalu minum untuk ketiga kalinya, kemudian menjauhkan gelas dari mulutnya dan mengucapkan Alhamdulillah.

Hadist ini menunjukkan bahwa seseorang yang minum hendaknya membaca bismillah setiap kali meneguk minuman dan membaca alhamddulillah setelah meminumnya. Dalam hadist lain disebutkan: “Beliau minum dalam tiga kali nafas. Apabila mendekatkan gelas ke mulutnya, beliau menyebut nama Allah, sedangkan apabila menjauhkannya, beliau memuji Allah Ta’ala. Beliau melakukan seperti itu tiga kali.”

Sunnah ini memiliki faedah kesehatan yang sangat banyak. Sebagian dokter menyebutkan bahwasanya bagian rongga dalam manusia biasanya suhunya lebih panas daripada suhu air minum. Oleh karena itu, hendaknya seorang minum sedikit, lalu ditambah, baru kemudian minum hingga kenyang sehingga rongga dalam tubuhnya bisa menyesuaikan dengan suhu air yang masuk. Minum yang pertama lebih sedikit dari yang kedua, baru kemudian ia boleh minum sepuasnya pada kali yang ketiga. Rasulullah SAW melakukan hal itu semata-mata untuk mengajarkan kepada manusia perkara yang bermanfaat bagi mereka.

6. Minum dengan Cara MenghirupHendaknya seseorang minum dengan cara yang lebih dekat kepada menghirup.

Janganlah ia meneguk minuman seperti unta, tetapi hendaknya ia membuka kedua bibirnya sedikit. Perbuatan itu akan mendatangkan beberapa faedah:1) Sedikitnya udara yang masuk bersama minuman, yang bisa menyebabkan kembung

atau masuk angina.2) Orang minum dengan dapat merasakan lezatnya minuman dengan cepat. Dia juga

dapat dengan cepat membedakan apakah minuman itu masih bagus dan layak diminum atau sudah basi dan tidak enak lagi rasanya. Adapun orang yang meneguk langsung minumannya tidak akan dapat membedakan rasa minuman itu kecuali setelah ia meminumnya dalam jumlah banyak.

3) Apabila pada minuman itu terdapat serangga atau sesuatu yang jatuh, maka ia akan merasakannya ketika membuka kedua bibirnya. Berbeda dengan orang yang menenggak minumannya, ia tidak akan merasakannya kecuali setelah minuman itu masuk ke dalam kerongkongannya.

7. Bernafas Ketika MinumApabila Nabi SAW minum, beliau bernafas tiga kali. Beliau bersabda: “Yang

demikian lebih segar, lebih nikmat, dan lebih mengenyangkan.” (HR Al-Bukhari)

33

Page 35: WRAP UP Dehidrasi

Janganlah seseorang minum sepuasnya dalam sekali nafas, namun hendaknya ia bernafas di sela-sela tegukannya sebagaimana telah dijelaskan.

8. Tidak Bernafas dalam Gelas“Apabila salah seorang dari kalian minum, maka janganlah ia bernafas di dalam

gelas.” (HR Al-Bukhari)9. Tidak Menghembus dalam Gelas

Berdasarkan hadits yang telah lalu diketahui bahwa air minum dapat menyerap bau nafas. Sesungguhnya hembusan lebih parah daripada nafas dalam menyebarkan bau. Ibnu Hajar al-Asqalani berkata dalam Fat-hul Baari: “Menghembus dalam keadaan seperti ini lebih parah daripada bernafas.”

10. Menjauhkan Gelas dari Mulut Ketika Bernafas“Jauhkanlah gelas dari mulutmu, kemudian bernafaslah.” (HR Malik)

11. Tidak Minum dari Mulut BejanaNabi SAW melarang minum dari mulut bejana. (HR Al-Bukhari)

12. Tidak Minum Berlebihan

“…Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (QS Al-A’raf:31)

Rasulullah SAW bersabda:“Orang Mukmin minum dengan satu lambung, sedangkan orang kafir minum

dengan tujuh lambung.” (HR Muslim)13. Memuji Allah Setelah Minum

Apabila Nabi SAW makan atau minum, beliau mengucapkan:“Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan, minum, dan memudahkannya

untuk dicerna serta memberikannya jalan keluar.”Rasulullah SAW bersabda:“Sesungguhnya Allah meridhai seorang hamba yang makan makanan lalu memuji

Allah atasnya atau minum minuman lalu memuji Allah atasnya.”14. Mengedarkan Gelas Kepada Orang yang Berada di Sebelah Kanan dan Seterusnya

Rasulullah SAW bersabda:“Yang di sebelah kanan yang lebih berhak.” (HR Al-Bukhari)

15. Meminta Izin Kepada Orang yang Berada di Sebelah Kanan Apabila Ingin Memberikan Kepada Selainnya

16. Hendaknya Pemberi Minuman Minum Paling AkhirRasulullah SAW bersabda:“Orang yang menyodorkan minuman adalah yang terakhir minum.” (HR Ahmad)

17. Haram Minuman dengan Bejana (Gelas) yang Terbuat dari Emas atau PerakRasulullah SAW bersabda:

34

Page 36: WRAP UP Dehidrasi

“Siapa yang minum dengan bejana dari emas atau perak, sesungguhnya dia telah menuangkan api Jahannam ke dalam perutnya.” (HR Muslim)

18. Menjauhi Minuman yang HaramJauhilah minuman yang haram seperti khamer atau minuman-minuman lainnya

yang memabukkan. Sebab, minuman seperti itu buruk sehingga meminumnya termasuk perbuatan dosa besar.

19. Do’a Sebelum Minum SusuRasulullah SAW bersabda:“Apabila seseorang minum susu, maka ucapkanlah: Allahumma baarik lanaa fiihi

wa zidnaa minhu (Ya Allah, berkahilah kami padanya dan tambahkanlah untuk kami) karena tidak ada sesuatu yang dapat mengganti (mewakili) makanan dan minuman (sekaligus) kecuali susu).”

20. Sunnah Minum Susu SapiNabi SAW bersabda:“Minumlah susu sapi karena sapi memakan dari setiap daun pepohonan. Susu sapi

juga berfungsi sebagai obat bagi setiap penyakit.” (HR Al-Hakim)21. Berkumur-kumur Setelah Minum Susu

Beliau SAW bersabda:“Apabila kalian minum susu, maka berkumurlah karena sesungguhnya susu

meninggalkan rasa masam pada mulut.” (HR Ibnu Majah)22. Disunnahkan Minum Minuman yang Manis dan Dingin

Disunnahkan minum minuman yang manis dan dingin, seperti jus atau yang sejenisnya. Rasulullah SAW menyukai minuman yang manis dan dingin. (HR Ahmad)

23. Tidak Membuang Minuman yang Terjatuhi LalatRasulullah SAW bersabda:“Apabila lalat jatuh ke dalam gelas salah seorang dari kalian, maka celupkanlah lalat itu karena pada salah satunya terdapat penyakit dan pada sayap yang lain terkandung obat penawar. Sesungguhnya yang dihindari adalah sayap yang terdapat padanya penyakit, maka celupkanlah lalat itu seluruhnya lalu buanglah.” (HR Abu Dawud)

35

Page 37: WRAP UP Dehidrasi

ANALISA TERHADAP SKENARIO

1. Menjelaskan bagaimana mekanisme cairan tubuh ?2. Menjelaskan bagaimana keseimbangan cairan tubuh ?3. Menjelaskan bagaimana dehidrasi secara umum ?4. Menjelaskan bagaimana dehidrasi pada anak ?5. Menjelaskan dan menyebutkan apa saja komponen dari mineral ?6. Menyebutkan dan menjelaskan apa saja gangguan pada keseimbangan cairan elektrolit ?

36

Page 38: WRAP UP Dehidrasi

KESIMPULAN

37

Cairan Tubuh

Kurangnya Cairan Tubuh

Etika minum dalam islam

Page 39: WRAP UP Dehidrasi

DAFTAR PUSTAKA

Akmal M.,dkk.2010.Ensiklopedi Kesehatan.Jogjakarta: Ar-ruzz media

Ambarwati, Sri Ayu. 2001. http://www.kompas.com/kesadaran/0307/14/103451

Cairan, elektrolit, dan mineral. http://www.pssplab.com/journal/01.pdf

Carpenito, Lynda Juall. 1997. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.

Davey,Patrick.2005.At Glance Medicine.Jakarta: Penerbit Erlangga

Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Untuk Perencanaan   dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. jakarta : EGC.

Dorland,W.A.Newman.2002.Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29.Jakarta: EGC

FKUI. 2008. Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam Basa edisi ke-2.

38

DehidrasiPenyebab Gejala

Kurangnya natrium, kalium, klorida

Kadar Normal

Kelebihan

Kekurangan

Pengobatan dan terapi

Page 40: WRAP UP Dehidrasi

Ganong WF.2002. Review of Medical Physiology, 21 th ed .

Gizi yang terkandung pada mineral. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PPT%20ILMU%20GIZI-MINERAL.pdf

Home,Mima M. 2001.Keseimbangan cairan,elektrolit,dan asam basa edisi 2.Jakarta: EGC

Ignatavicus, Donna D. Bayne, Marylin Varner. 1991. Medical Surgical Nursing.WB Saunders Company Inc.

Keseimbangan garam. http://m.medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=286

Larutan. http://romdhoni.staff.gunadarma.ac.id

Mineral Makro. http://windarasiobar.wordpress.com/2009/12/09/mineral-makro/ Mineral untuk nutrisi tubuh. http://dokter-medis.blogspot.com/2009/06/mineral-untuk-nutrisi-tubuh.html

Mineral. http://salimalways-salim2012.blogspot.com/2012/03/mineral.html Nada, ‘Abdul’aziz bin Fathi as-Sayyid. 2007. Ensiklopedia Adab Islam Menurut Al-Quran dan

As-Sunnah. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.

Nelson,Waldo E.1999.Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol.1.Jakarta: EGC

Pengantar Cairan tubuh. http://www.katsanakes.com/2012/09/pembagian-cairan-tubuh.html

Prince, Sylive A. 1994. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC.

S, Syukri. 1999.Kimia Dasar 1.Bandung: ITB.

Sherwood L. (2001). Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem edisi 2. Jakarta: EGC

Sifat Larutan. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/larutan/sifat-larutan/

Smeltzer, Suzzone, C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2. Edisi 8. Jakarta : EGC.

Sudoyo,Aru W.,dkk.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V.Jakarta: Interna Publishing

Sumardjo, Damin.Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran.

39

Page 41: WRAP UP Dehidrasi

40