zainal_arifin_jurnal
TRANSCRIPT
![Page 1: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/1.jpg)
1
ANALISIS BRAND LOYALTY PENGGUNA HANDPHONE NOKIA
Oleh Zainal Arifin Mahasiswa Jur. Administrasi Bisnis
ABSTRACT This research is aims for knowing the valuation of handphone Nokia user to Brand Loyalty perceived from the level of their loyal and for knowing the difference valuation of handphone Nokia user to Brand Loyalty based the personal characteristic (sex) for every level of loyal. Based on the result of analysis had been completed, it could be taken any conclusion that the valuation of handphone Nokia user whose their loyal present on level of switcher (always change their mark) because the price factor present on the low level by average 1,9333 (extent 1,801 – 2,600), on level of habitual buyer (the buyer that has usual characteristic) present on lower level by average of 3,9389 (extent 3,401 – 4,200), on the level of liking the brand (the buyer who like the mark) includes on high level by average 3,9611 (extent 3,401 – 4,200), and on level of committed buyer (the buyer who commit cause having loyal and proud feeling in using that mark) present on the low level by average 2,1500 (extent 1,801 – 2,600). The result of hypothesis testing, from those five indicators of brand loyalty, it is only a different indicator between the men and women that is the level of habitual buyer, by value of tcount -2,383 and also sign. t as much 0,020. Whereas those four indicator of other level (switcher, satisfied buyer, liking the brand, and committed buyer) there is not any differential perceptions between respondent of men and woman that showed by the great value of sign. t in every those levels is bigger than 0,05. Latar Belakang Masalah
Suatu perusahaan beroperasi disamping untuk mendapatkan laba atau
keuntungan juga untuk mempertahankan kelangsungan hidup bisnisnya. Suatu
perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan dituntut melakukan kegiatan
pemasaran bagi produk-produk yang dihasilkan. Pemasaran mencakup usaha
perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang perlu
dipuaskan, menentukan produk yang hendak diproduksi, menentukan harga produk
yang sesuai, menentukan cara-cara promosi dan penyaluran/penjualan produk tersebut,
hingga pada akhirnya produk yang dihasilkan tersebut sampai kepada konsumen.
![Page 2: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/2.jpg)
2
2
Berbagai macam produk baru bermunculan mengikuti arus kebutuhan
persaingan pasar. Produk yang baru lahir biasanya lebih mengutamakan daya tarik
untuk merebut posisi di pasar, baik dari segi kemasan maupun cita rasa. Tidak jarang
ada beberapa produsen menghasilkan produk “baru” yang merupakan produk hasil
inovasi peniruan yang menunjukkan tidak adanya perbedaan pola pengkonsumsian dan
hanya menciptakan kembali produk yang sudah ada dengan sedikit modifikasi.
Dalam kondisi semakin meningkatnya persaingan antara produk-produk sejenis,
maka perusahaan yang satu dengan yang lain saling bersaing merebutkan konsumen.
Perusahaan yang mampu menciptakan dan mempertahankan pelangganlah yang akan
sukses dalam persaingan. Setiap perusahaan berusaha untuk memahami perilaku
konsumen pada pasar sasaran untuk kelangsungan hidup perusahaan tersebut.
Perilaku konsumen yang ada tersebut akan mempengaruhi cara konsumen dalam
melihat atau memandang suatu produk. Konsumen dalam memilih suatu brand produk
akan melalui tahap percobaan terlebih dahulu, pada tahap ini seringkali konsumen akan
mencoba berbagai brand yang berbeda. Jika dirasakan bahwa brand tersebut cocok dan
memenuhi apa yang diharapkan dari produk sejenis maka konsumen akan terus mencari
brand tersebut.
Brand atau Merek adalah nama, istilah, tanda, symbol desain, ataupun kombinasinya
yang mengidentifikasi suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.
(Darmadi Durianto, 2001:43)
Brand loyalty (loyalitas merek) merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan
kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin
tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada
merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain.
(Darmadi Durianto, 2001:47)
![Page 3: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/3.jpg)
3
3
Begitu juga dengan produk handphone yang sekarang ini sedang berkembang
pesat. Produk handphone Nokia yang selalu dan selalu mengeluarkan berbagai inovasi
akan dapat menarik minat konsumen. Dalam hal ini konsumen akan dimanjakan dengan
berbagai produk yang sangat menarik. Disinilah loyalitas konsumen teruji.
Menghadapi persaingan yang semakin ketat, Nokia terus berupaya menciptakan
inovasi-inovasi baru yang dapat menarik konsumen. Berbagai brand handphone yang
banyak beredar di pasaran antara lain Siemens, Sony Ericson, Samsung, Motorola, dan
sebagainya.
Produk handphone Nokia yang ada selama ini mendapatkan tempat yang cukup
baik dimata konsumen. Produk tersebut mempunyai beberapa kelebihan jika
dibandingkan dengan produk lain yang sejenisnya. Kelebihan yang ada tersebut antara
lain menyediakan banyak fasilitas, harga relaitf terjangkau, dan sudah lamanya brand
tersebut beredar di pasaran. Handphone Nokia juga memudahkan cara pemakaiannya
daripada handphone lainnya. Inovasi ini diciptakan agar konsumen merasa puas dan
diharapkan handphone Nokia dapat merebut pangsa pasar. Selain itu Nokia juga
menguasai pangsa pasar hampir 70,5%, menyusul Siemens 7,0%, Sony Ericson 6,8%,
dan sisanya merek lainnya. (Swa Sembada edisi bulan April 2006)
Konsumen yang telah terbiasa menggunakan handphone dengan brand tertentu
akan cenderung loyal terhadap brand yang sudah dimilikinya, karena sebagian besar
konsumen akan melakukan seleksi yang sangat hati-hati. Produk handphone yang
mempunyai kualitas tinggi karena mempunyai kualitas dan fasilitas yang unggul, jadi
konsumen akan lebih memilih produk yang berkualitas tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, diantaranya munculnya banyak brand-brand
handphone di pasaran mengakibatkan munculnya berbagai inovasi yang berhubungan
![Page 4: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/4.jpg)
4
4
dengan produk tersebut dan adanya berbagai faktor yang menyebabkan konsumen
dalam menentukan pilihan pada suatu produk, maka penulis mengambil judul: Analisis
Brand Loyalty Pengguna Handphone Nokia (Studi Pada Mahasiswa Administrasi Bisnis
Angkatan 2002-2005 Fisip UPN “Veteran” Yogyakarta)
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui masalah penelitiannya sebagai berikut :
1. Bagaimana penilaian pengguna handphone Nokia terhadap Brand Loyalty dilihat
dari tingkat loyalitasnya?
2. Apakah ada perbedaan penilaian pengguna handphone Nokia terhadap Brand
Loyalty berdasarkan karakteristik personal (jenis kelamin) untuk tiap tingkatan
loyalitas?
Landasan Teori
Brand Loyalty
Brand loyalty (loyalitas merek) merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan
kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin
tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada
merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain.
(Darmadi Durianto, 2001:62)
Fungsi Brand Loyalty
Dengan pengelolaan dan pemanfaatan yang benar, brand loyalty dapat menjadi
aset strategis bagi perusahaan. Berikut adalah beberapa potensi yang dapat diberikan
oleh brand loyalty kepada perusahaan: (Darmadi Durianto, 2001:72)
1) Reduced marketing costs (mengurangi biaya pemasaran)
![Page 5: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/5.jpg)
5
5
2) Trade leverage (meningkatkan perdagangan)
3) Attracting new customers (menarik minat pelanggan baru)
4) Provide time to respond to competitive threats (memberi waktu untuk merespon
ancaman persaingan)
Tingkatan Brand Loyalty
Dalam kaitannya dengan brand loyalty suatu produk, didapati adanya beberapa
tingkatan brand loyalty. Masing-masing tingkatannya menunjukkan tantangan
pemasaran yang harus dihadapi sekaligus aset yang dapat dimanfaatkan. Adapun
tingkatan brand loyalty tersebut adalah sebagai berikut :
1) Switcher (berpindah-pindah)
Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan
yang berada pada tingkat yang paling dasar. Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk
memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek-merek yang lain
mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal atau tidak
tertarik pada merek tersebut. Pada tingkatan ini merek apa pun mereka anggap memadai
serta memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan pembelian. Ciri yang
paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli suatu produk karena
harganya murah.
2) Habitual buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan)
Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai
pembeli yang puas dengan mereka produk yang dimonsumsikan atau setidaknya mereka
tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi merek produk tersebut. Pada
![Page 6: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/6.jpg)
6
6
tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alasan yang cukup untuk menciptakan
keinginan untuk membeli produk yang lain atau berpindah merek terutama jika
peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya maupun berbagai pengorbanan lain. Dapat
disimpulkan bahwa pembeli ini dalam membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan
mereka selama ini.
3) Satisfied buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan)
Pada tingkatan ini, pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka
mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja mereka memindahkan
pembeliannya ke merek lain dengan menganggung switching cost (biaya peralihan)
yang terkait dengan waktu, uang, atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan
mereka beralih merek. Untuk dapat menarik minat para pembeli yang masuk dalam
tingkat loyalitas ini maka para pesaing perlu mengatasi biaya peralihan yang harus
ditanggung oleh pembeli yang masuk dalam kategori ini dengan menawarkan berbagai
manfaat yang cukup besar sebagai kompensasinya (switching cost loyal).
4) Likes the brand (menyukai merek)
Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan pembeli yang
sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini dijumpai perasaan
emosional yang terkait pada merek. Rasa suka pembeli bisa saja didasari oleh asosiasi
yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik
yang dialami pribadi maupun oleh kerabatnya ataupun disebabkan oleh perceived
quality yang tinggi. Meskipun demikian sering kali rasa suka ini merupakan suatu
perasaan yang sulit diidentifikasi dan ditelusuri dengan cermat untuk dikategorikan ke
dalam sesuatu yang spesifik.
5) Comitted buyer (pembeli yang komit)
![Page 7: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/7.jpg)
7
7
Pada tahapan ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka memiliki
suatu kebanggan sebagai pengguna suatu mereka dan bahkan merek tersebut menjadi
sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu
ekspresi mengenai siapa sebenarnya mereka. Pada tingkatan ini, salah satu aktualisasi
loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan
merek tersebut kepada pihak lain.
Tiap tingkatan brand loyalty mewakili tantangan pemasaran yang berbeda dan
juga mewakili tipe aset yang berbeda dalam pengelolaan dan ekspolitasinya. Tampilan
piramida brand loyalty yang umum adalah sebagai berikut :
Commited buyer
Liking the brand
Satisfied buyer
Habitual buyer
Switcher
Gambar 1
Piramida Brand Loyalty
Dari piramida loyalotas tersebut terlihat bahwa bagi merek yang belum
memiliki brand equity yang kuat, porsi tersebesar dari konsumennya berada para
tingkatan switcher. Selanjutnya, porsi terbesar kedua ditempati oleh konsumen yang
berada pada taraf habitual buyer, dst., hingga porsi terkecil ditempati oleh committed
buyer. Meskipun demikian bagi merek yang memiliki brand equity yang kuat, tingkatan
dalam brand loyalty-nya diharapkan membentuk segitiga terbalik. Kasudnya makin ke
![Page 8: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/8.jpg)
8
8
atas makin melebar sehingga diperoleh jumlah committed buyer yang lebih besar
daripada switcher seperti tampak pada gambar berikut :
Committed buyer
Liking the brand
Satisfied buyer
Habitual buyer
Switcher
Gambar 2 Piramida Brand Loyalty dalam Posisi Terbalik
Pengukuran Brand Loyalty
1) Behaviour measures (pengukuran perilaku)
Behaviour measures (pengukuran perilaku) suatu cara langsung untuk
menetapkan loyalitas, terutama untuk habitual behavior (perilaku kebiasaan) adalah
dengan memperhitungkan pola pembelian yang aktual. Berikut disajikan beberapa
ukuran yang dapat digunakan:
2) Epurchase rates (tingkat pembelian ulang)
Repurchase rates (tingkat pembelian ulang) yaitu tingkat persentase pelanggan
yang membeli merek yang sama pada kesempatan membeli jenis produk tersebut.
3) Percent of purchase (persentase pembelian)
Percent of purchase (persentase pembelian) yaitu tingkat persentase pelanggan
untuk setiap merek yang dibeli dari beberapa pembelian terakhir.
4) Number of brands purchase (jumlah merek yang dibeli)
![Page 9: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/9.jpg)
9
9
Number of brands purchase (jumlah merek yang dibeli) yaitu tingkat persentase
pelanggan dari suatu produk untuk hanya membeli satu merek, dua merek, tiga merek,
dan seterusnya.
Loyalitas Merek
Loyalitas merek merupakan inti ekuitas merek selain menjadi gagasan sentral
dalam pemasaran. Loyalitas merupakan ukuran kedekatan pelanggan pada sebuah
merek. Bila loyalitas merek meningkat, kerentanan kelompok pelanggan terhadap
serangan pesaing dapat dikurangi. Loyalitas merupakan indikator ekuitas merek yang
berkaitan dengan penjualan dan laba masa depan. Dengan loyalitas, sebuah perusahaan
sudah memiliki pasar yang sudah dipegang (captive market). Dengan itu, penjualan
sudah bisa dipastikan.
Tingkatan Loyalitas Merek
Oleh Aaker, loyalitas konsumen terdiri dari lima kategori. Ahli lain Kotler
(1997) mengelompokkan loyalitas ke dalam empat golongan. Menurut Aaker,
tingkatan-tingkatan loyalitas yang dimulai dari paling rendah sampai tertinggi berbentuk
piramida. Artinya apa ? Semakin tinggi tingkat loyalitas, jumlah konsumen yang
tergolong dalam kategori tersebut semakin sedikit. (Bilson Simamora. 2001)
1. Tingkat loyalitas yang paling dasar adalah pembeli yang sama sekali tidak loyal.
Pembeli demikian tidak mau terikat penuh merek apapun. Merek memainkan peran
kecil dalam keputusan pembelian mereka.
2. Tingkat kedua adalah para pembeli yang puas dengan produk, atau setidaknya tidak
mengalami ketidakpuasan. Para pembeli tipe ini memilih merek hanya karena
kebiasaan.
![Page 10: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/10.jpg)
10
10
3. Tingkat ketiga adalah berisi orang-orang yang puas, namun mereka memikul biaya
peralihan (switching cost), seperti biaya waktu, uang, atau resiko pemakaian
berkenaan dengan peralihan.
4. Pada tingkat keempat, konsumen sungguh-sungguh menyukai merek. Preferensi
mereka dilandaskan pada suatu asosiasi; seperti suatu simbol, rangkaian pengalaman
dalam menggunakan (perceived quality) yang tinggi.
5. Tingkat teratas adalah pelanggan yang setia. Mereka mempunyai kebanggan dalam
menemukan atau menggunakan merek. Merek sangat penting bagi mereka, baik
karena fungsi operasional maupun fungsi emosional dalam mengekspresikan jati diri
pembeli.
Gambar 3 Efek Loyalitas Merek
1. Menarik minat para pelanggan baru. Pelanggan yang puas dan suka pada merek
tertentu dapat mendorong keyakinan calon pelanggan, khususnya bila pembelian itu
mengandung risiko.
Pengurangan Biaya Pemasaran
Peningkatan Perdagangan
Memikat para pelanggan baru : - Menciptakan kesadaran merek - Meyakinkan kembali
Waktu merespons ancaman persaingan
Loyalitas Merek
Kepuasan
Committed Buyer
Liking the Brand
Satisfied BuyerWith Switching
Cost
Habitual Buyer
Switcher
![Page 11: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/11.jpg)
11
11
2. Memberi waktu untuk merespon ancaman persaingan. Loyalitas merek memberikan
waktu, semacam waktu bernapas, pada perusahaan untuk merespons gerakan
pesaing. Jika ada pesaing membuat produk yang unggul, pelanggan yang loyal akan
memberi waktu pada perusahaan favoritnya untuk memperbarui produk. Tidak
mustahil pula pelanggan memberikan saran kepada perusahaan agar merek
favoritnya tidak dikalahkan pesaing.
Kerangka Pemikiran
Loyalitas merek merupakan aset strategis jika dikelola dengan benar. Loyalitas
merek yang tinggi memberikan nilai sebagai berikut :
1. Mengurangi biaya pemasaran. Basis pelanggan yang loyal mengurangi biaya
pemasaran. Jelas lebih murah biaya mempertahankan pelanggan loyal dibandingkan
mengejar pelanggan baru dengan mengabaikan pelanggan lama.
2. Meningkatkan perdagangan. Loyalitas merek meningkatkan volume perdagangan.
Loyalitas konsumen tinggi meyakinkan penjual untuk menawarkan banyak produk.
Ada keyakinan bahwa produk akan laku karena ada pelanggan yang loyal.
3. Menarik minat para pelanggan baru. Pelanggan yang puas dan suka pada merek
tertentu dapat mendorong keyakinan calon pelanggan, khususnya bila pembelian itu
mengandung risiko.
4. Memberi waktu untuk merespon ancaman persaingan. Loyalitas merek memberikan
waktu, semacam waktu bernapas, pada perusahaan untuk merespons gerakan
pesaing. Jika ada pesaing membuat produk yang unggul, pelanggan yang loyal akan
memberi waktu pada perusahaan favoritnya untuk memperbarui produk. Tidak
![Page 12: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/12.jpg)
12
12
mustahil pula pelanggan memberikan saran kepada perusahaan agar merek
favoritnya tidak dikalahkan pesaing.
Sehingga dari keterangan teori di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran
sebagai berikut:
Gambar 4 Kerangka Pemikiran
Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga terdapat perbedaan penilaian
pengguna handphone Nokia terhadap Brand Loyalty berdasarkan karakteristik personal
(jenis kelamin) untuk tiap tingkatan loyalitas.
Metode Penelitian
Pada penelitian ini digunakan penelitian bersifat deskriptif, Dalam penelitian ini
memberikan penjelasan dan gambaran tentang analisis Brand Loyalty terhadap produk
handphone Nokia.
Subyek dalam penelitian ini adalah semua Mahasiswa Administrasi Bisnis
Angkatan 2002-2005 Fisip UPN “Veteran” Yogyakarta yang menggunakan handphone
Loyalitas Merek
Kepuasan
Committed Buyer
Liking the Brand
Satisfied Buyer With Switching
Cost
Habitual Buyer
Switcher
Konsumen
Laki-laki
Perempuan
![Page 13: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/13.jpg)
13
13
Nokia dalam hal ini adalah sejumlah 98 orang. Untuk studi kausal komparatif minimal
30 subyek per grup yang umumnya dianjurkan. (Kuncoro, 2003:111). Sehingga sampel
yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 orang yaitu 30 perempuan dan 30
laki-laki.
Sumber data yang digunakan adalah data primer, teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Interview atau Wawancara, yaitu metode
pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada
responden.Untuk mengumpulkan data ini diambil dengan menyebarkan kuesioner, yaitu
metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara tertulis kepada
responden.
Penyebaran kuesioner kepada responden diperlukan untuk mendapatkan hasil
mengenai jawaban dan tanggapan responden. Kuesioner dibagikan kepada 60 responden
yang diambil secara stratified random sampling dan hasil dari jawaban kuesioner akan
dikuantitatifkan dengan menggunakan skala Likert dengan bobot paling tinggi 5 dan
paling rendah 1. (Cooper, 1997:194).
Pengujian Instrumen Data dengan menngunakan uji validitas dan reliabilitas.
Sedangkan untuk menjawab permasalahan yang ada, maka penulis menggunakan
Analisis Aritmetic Mean. Analisis aritmatic mean ini digunakan untuk mengetahui nilai
rata-rata dari variabel karakteristik personal yang mempengaruhi penilaian brand
handphone Nokia.
Untuk menganalisis hipotesis tentang adanya perbedaan penilaian konsumen
terhadap Brand Loyalty handphone Nokia berdasarkan karakteristik personal jenis
kelamin digunakan metode analisis Independent Sample T-test dimana analisis ini
digunakan untuk menguji kesamaan rata-rata dari 2 kelompok variabel.
![Page 14: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/14.jpg)
14
14
Pembahasan
Berdasarkan hasil uji validitas menunjukkan bahwa butir-butir kuesioner dalam
penelitian ini adalah valid hal ini ditunjukkan dengan nilai r hitung (rxy) lebih kecil dari
r tabel dengan signifikansi lebih kecil dari 0,05, artinya seluruh butir pertanyaan dapat
digunakan sebagai instrumen penelitian.
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas terhadap seluruh item pertanyaan
diperoleh hasil Cronbach Alpha (α) lebih besar 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa
seluruh item pertanyaan penelitian ini telah memenuhi syarat reliabilitas atau dengan
kata lain bahwa kuesioner ini reliabel sebagai instrumen penelitian
Hasil dari Analisis Aritmetic mean ini digunakan untuk mengetahui nilai rata-
rata dari variabel karakteristik personal yang mempengaruhi penilaian brand handphone
Nokia, yaitu dengan menghitung setiap klasifikasi dari karakteristik personal. Analisis
ini juga digunakan untuk mengetahui nilai dari distribusi frekuensi jawaban responden
dan nilai mean (rata-rata).
Kategori interval penilaian yang telah ditentukan adalah sebagai berikut :
1,000 – 1,800 = sangat rendah
1,801 – 2,600 = rendah
2,601 – 3,400 = sedang
3,401 – 4,200 = tinggi
4,201 – 5,000 = sangat tinggi
Berikut ini adalah hasil analisis aritmetic mean dari atribut-atribut yang
mempengaruhi brand loyalty produk handphone Nokia.
![Page 15: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/15.jpg)
15
15
a. Analisis Switcher
Switcher adalah konsumen yang tidak berpindah ke merek pesaing, sehingga
pada tingkatan loyalitas ditempatkan pada urutan paling bawah. Berikut ini merupakan
hasil perhitungan switcher terhadap produk handphone Nokia.
1. Switcher 1
Rata-rata responden pengguna handphone Nokia jarang berpindah merek karena
faktor harga. Sedangkan yang benar-benar sensitif terhadap harga berjumlah 4 orang
(6,67%).
Dengan demikian rata-rata responden yang switcher tersebut (1,7667) termasuk
ke dalam kategori sangat rendah (rentang 1,00 – 1,800). Dengan memanfaatkan
informasi nilai standar deviasinya, toleransi satu kali standar deviasi memetakan
responden switcher dari handphone Nokia ke posisi sangat rendah hingga sedang.
Dengan demikian, informasi yang tergali memberikan harapan yang baik bagi
handphone Nokia.
2. Switcher 2
Rata-rata responden pengguna handphone Nokia jarang berpindah merek
karena faktor fungsi. Sedangkan yang benar-benar sensitif terhadap fungsi berjumlah 9
orang (15%).
Dengan demikian rata-rata responden yang switcher tersebut (2,0500)
termasuk ke dalam kategori sangat rendah (rentang 1,00 – 1,800). Dengan
memanfaatkan informasi nilai standar deviasinya, toleransi satu kali standar deviasi
memetakan responden switcher dari handphone Nokia ke posisi sangat rendah hingga
sedang. Dengan demikian, informasi yang tergali memberikan harapan yang baik bagi
handphone Nokia.
![Page 16: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/16.jpg)
16
16
3. Switcher 3
Rata-rata responden pengguna handphone Nokia jarang berpindah merek
karena faktor kualitas. Sedangkan yang benar-benar sensitif terhadap kualitas berjumlah
7 orang (11,67%).
Dengan demikian rata-rata responden yang switcher tersebut (1,9833) masuk
ke dalam kategori rendah (rentang 1,801 – 2,600). Dengan memanfaatkan informasi
nilai standar deviasinya, toleransi satu kali standar deviasi memetakan responden
switcher dari handphone Nokia ke posisi sangat rendah hingga sedang. Dengan
demikian, informasi yang tergali memberikan harapan yang baik bagi handphone Nokia.
Dari ketiga perhitungan switcher tersebut maka dapat diperoleh nilai rata-rata
switcher secara keseluruhan dengan perhitungan sebagai berikut :
1,7667 + 2,0500 + 1,9833 Rata-rata Switcher =
3 = 1,9333
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa penilaian pengguna
handphone Nokia dilihat dari tingkat loyalitasnya yang berpindah-pindah karena
dipengaruhi oleh faktor harga (switcher) berada pada tingkatan rendah. Hal ini
ditunjukan dengan nilai rata-rata switcher secara keseluruhan yang termasuk dalam
kategori rendah (rentang 1,801 – 2,600). Ini menunjukkan bahwa pengguna handphone
Nokia tidak terpenhgaruh baik harga, fungsi, dan kualitas produk yang ditawarkan
merek lain.
![Page 17: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/17.jpg)
17
17
b. Analisis Habitual Buyer
Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai
pembeli yang puas dengan mereka produk yang dimonsumsikan atau setidaknya mereka
tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi merek produk tersebut
1. Habitual Buyer 1
Rata-rata responden pengguna handphone Nokia yang jarang berpindah merek
karena faktor kebiasaan. Sedangkan yang benar-benar membeli karena kebiasaan
berjumlah 8 orang (13,33%).
Dengan demikian rata-rata responden yang habitual buyer tersebut (2,2333)
termasuk ke dalam kategori rendah (rentang 1,801 – 2,600). Dengan memanfaatkan
informasi nilai standar deviasinya, toleransi satu kali standar deviasi memetakan
responden habitual buyer dari handphone Nokia ke posisi sangat rendah hingga sedang.
Dengan demikian, informasi yang tergali memberikan harapan yang baik bagi
handphone Nokia.
2.Habitual Buyer 2
Rata-rata responden pengguna handphone Nokia jarang berpindah merek
karena faktor tidak ada merek lain. Sedangkan yang benar-benar membeli karena tidak
ada merek lain berjumlah 5 orang (8,33%).
Dengan demikian rata-rata responden yang habitual buyer tersebut (1,933)
termasuk ke dalam kategori rendah (rentang 1,801 – 2,600). Dengan memanfaatkan
informasi nilai standar deviasinya, toleransi satu kali standar deviasi memetakan
responden habitual buyer dari handphone Nokia ke posisi sangat rendah hingga sedang.
Dengan demikian, informasi yang tergali memberikan harapan yang baik bagi
handphone Nokia.
![Page 18: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/18.jpg)
18
18
3.Habitual Buyer 3
Rata-rata responden pengguna handphone Nokia jarang berpindah merek
karena faktor banyak memakai. Sedangkan yang benar-benar membeli karena banyak
memakai berjumlah 10 orang (16,67%).
Dengan demikian rata-rata responden yang habitual buyer tersebut (2,2167)
termasuk ke dalam kategori rendah (rentang 1,801 – 2,600). Dengan memanfaatkan
informasi nilai standar deviasinya, toleransi satu kali standar deviasi memetakan
responden habitual buyer dari handphone Nokia ke posisi sangat rendah hingga sedang.
Dengan demikian, informasi yang tergali memberikan harapan yang baik bagi
handphone Nokia.
Dari ketiga perhitungan habitual buyer tersebut maka dapat diperoleh nilai
rata-rata habitual buyer secara keseluruhan dengan perhitungan sebagai berikut :
2,2333 + 1,9333 + 2,2167 Rata-rata Habitual
buyer =3
= 2,21278
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa penilaian pengguna
handphone Nokia yang loyal pada tingkatan habitual buyer (pembeli yang bersifat
kebiasaan) berada pada tingkatan rendah. Hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata
habitual buyer secara keseluruhan yang termasuk dalam kategori rendah (rentang 1,801
– 2,600). Ini menunjukan sesuatu yang positif atau baik karena pengguna handphone
Nokia membeli merek tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor kebiasaan, tidak ada merek
lain, dan karena banyak yang memakai.
![Page 19: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/19.jpg)
19
19
c. Analisis Satisfied Buyer
Pada tingkatan ini, pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka
mengkonsumsi merek tersebut.
1. Satisfied Buyer 1
Kebanyakan responden merasa puas terhadap handphone Nokia yang terlihat
dari rata-rata jawaban responden karena puas berjumlah 49 orang (81,67%).
Nilai rata-rata responden tersebut (4,1500) termasuk ke dalam kategori tinggi
(rentang 3,401 – 4,600). Dengan memanfaatkan informasi nilai standar deviasinya,
toleransi satu kali standar deviasi memetakan responden satisfied dari handphone Nokia
ke posisi tinggi hingga sangat tinggi. Dengan demikian, informasi yang tergali
memberikan harapan yang baik bagi handphone Nokia.
2.Satisfied Buyer 2
Kebanyakan responden merasa puas terhadap handphone Nokia yang terlihat
dari rata-rata jawaban responden karena desainnya menarik berjumlah 39 orang (65%).
Nilai rata-rata responden tersebut (3,8167) termasuk ke dalam kategori tinggi
(rentang 3,401 – 4,600). Dengan memanfaatkan informasi nilai standar deviasinya,
toleransi satu kali standar deviasi memetakan responden satisfied dari handphone Nokia
ke posisi tinggi hingga sangat tinggi. Dengan demikian, informasi yang tergali
memberikan harapan yang baik bagi handphone Nokia.
3.Satisfied Buyer 3
Kebanyakan responden merasa puas terhadap handphone Nokia yang terlihat
dari rata-rata jawaban responden karena memiliki fitur atau menunya lengkap berjumlah
41 orang (68,33%).
![Page 20: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/20.jpg)
20
20
Nilai rata-rata responden tersebut (3,8500) termasuk ke dalam kategori tinggi
(rentang 3,401 – 4,600). Dengan memanfaatkan informasi nilai standar deviasinya,
toleransi satu kali standar deviasi memetakan responden satisfied dari handphone Nokia
ke posisi tinggi hingga sangat tinggi. Dengan demikian, informasi yang tergali
memberikan harapan yang baik bagi handphone Nokia.
Dari ketiga perhitungan satisfied buyer tersebut maka dapat diperoleh nilai
rata-rata satisfied buyer secara keseluruhan dengan perhitungan sebagai berikut :
4,1500 + 3,8167 + 3,8500 Rata-rata Satisfied
buyer =3
= 3,9389
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa penilaian pengguna
handphone Nokia pada tingkatan satisfied buyer (pembeli yang puas) berada pada
tingkatan tinggi. Hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata satisfied buyer secara
keseluruhan yang termasuk dalam kategori tinggi (rentang 3,401 – 4,200). Sehingga hal
tersebut menunjukkan sesuatu yang baik karena produk yang ditawarkan sesuai dengan
harapan yang diingikan oleh pengguna handphone Nokia.
d. Analisis Liking the Brand
Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan pembeli yang
sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini dijumpai perasaan
emosional yang terkait pada merek. Rasa suka pembeli bisa saja didasari oleh asosiasi
yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik
yang dialami pribadi maupun oleh kerabatnya ataupun disebabkan oleh perceived
quality yang tinggi
1. Liking the Brand 1
![Page 21: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/21.jpg)
21
21
Rata-rata responden setuju bahwa mereka menyukai handphone Nokia, yang
ditunjukkan dengan jawaban rata-rata responden. Sedangkan responden yang benar-
benar membeli karena kesukaan berjumlah 49 orang (81,67%).
Dengan demikian rata-rata responden yang liking the brand tersebut (4,1333)
termasuk ke dalam kategori tinggi (rentang 3,401 – 4,200). Dengan memanfaatkan
informasi nilai standar deviasinya, toleransi satu kali standar deviasi memetakan
responden liking the brand dari handphone Nokia ke posisi tinggi hingga sangat tinggi.
Dengan demikian, informasi yang tergali memberikan harapan yang baik bagi
handphone Nokia.
2. Liking the Brand 2
Rata-rata responden setuju bahwa mereka menyukai handphone Nokia, yang
ditunjukkan dengan jawaban rata-rata responden. Sedangkan responden yang benar-
benar membeli karena kualitasnya baik berjumlah 42 orang (70%).
Dengan demikian rata-rata responden yang liking the brand tersebut (3,9667)
termasuk ke dalam kategori tinggi (rentang 3,401 – 4,200). Dengan memanfaatkan
informasi nilai standar deviasinya, toleransi satu kali standar deviasi memetakan
responden liking the brand dari handphone Nokia ke posisi tinggi hingga sangat tinggi.
Dengan demikian, informasi yang tergali memberikan harapan yang baik bagi
handphone Nokia.
3. Liking the Brand 3
Rata-rata responden setuju bahwa mereka menyukai handphone Nokia, yang
ditunjukkan dengan jawaban rata-rata responden. Sedangkan responden yang benar-
benar membeli karena sering menggunakannya berjumlah 40 orang (66,67%).
![Page 22: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/22.jpg)
22
22
Dengan demikian rata-rata responden yang liking the brand tersebut (3,7833)
termasuk ke dalam kategori tinggi (rentang 3,401 – 4,200). Dengan memanfaatkan
informasi nilai standar deviasinya, toleransi satu kali standar deviasi memetakan
responden liking the brand dari handphone Nokia ke posisi tinggi hingga sangat tinggi.
Dengan demikian, informasi yang tergali memberikan harapan yang baik bagi
handphone Nokia.
Dari ketiga perhitungan liking the brand tersebut maka dapat diperoleh nilai
rata-rata liking the brand secara keseluruhan dengan perhitungan sebagai berikut :
4,1500 + 3,8167 + 3,8500 Rata-rata Liking the brand =
3 = 3,9611
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa penilaian pengguna
handphone Nokia yang loyal pada tingkat liking the brand (menyukai merek) dengan
preferensi yang dilandaskan pada suatu asosiasi, seperti suatu simbol, rangkaian
pengalaman dalam menggunakan (perceived quality) masuk dalam tingkatan yang
tinggi. Hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata liking the brand secara keseluruhan
yang termasuk dalam kategori tinggi (rentang 3,401 – 4,200). Hal ini menunjukkan
bahwa pengguna handphone Nokia telah memiliki keterikatan dengan merek tersebut
sehingga mereka benar-benar menyukai mereknya.
e. Analisis Commited Buyer
Pada tahapan ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka memiliki
suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu mereka dan bahkan merek tersebut menjadi
sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu
ekspresi mengenai siapa sebenarnya mereka. Pada tingkatan ini, salah satu aktualisasi
![Page 23: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/23.jpg)
23
23
loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan
merek tersebut kepada pihak lain.
1. Committed Buyer 1
Rata-rata responden pengguna handphone Nokia karena mempromosikan
merek handphone Nokia kepada orang lain termasuk dalam tingkatan commited buyer
berjumlah 9 orang (15%).
Nilai rata-rata responden yang masuk pada tingkatan commited buyer tersebut
(2,0667) termasuk dalam kategori rendah (rentang 1,801 – 2,600). Dengan
memanfaatkan informasi nilai standar deviasinya, toleransi satu kali standar deviasi
memetakan responden commited buyer dari handphone Nokia ke posisi sangat rendah
hingga sedang. Dengan demikian, informasi yang tergali memberikan harapan yang
baik bagi handphone Nokia.
2. Commited buyer 2
Rata-rata responden pengguna handphone Nokia yang menyarankan merek
handphone Nokia kepada orang lain berjumlah 9 orang (15%).
Nilai rata-rata responden yang commited buyer tersebut (2,1333) termasuk ke
dalam kategori rendah (rentang 1,801 – 2,600). Dengan memanfaatkan informasi nilai
standar deviasinya, toleransi satu kali standar deviasi memetakan responden commited
buyer dari handphone Nokia ke posisi sangat rendah hingga sedang. Dengan demikian,
informasi yang tergali memberikan harapan yang baik bagi handphone Nokia.
3. Commited buyer 3
Rata-rata responden pengguna handphone Nokia karena membanggakan
merek handphone Nokia kepada orang lain berjumlah 13 orang (21,67%).
![Page 24: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/24.jpg)
24
24
Nilai rata-rata responden yang commited buyer tersebut (2,2500) termasuk ke
dalam kategori rendah (rentang 1,801 – 2,600). Dengan memanfaatkan informasi nilai
standar deviasinya, toleransi satu kali standar deviasi memetakan responden commited
buyer dari handphone Nokia ke posisi sangat rendah hingga sedang. Dengan demikian,
informasi yang tergali memberikan harapan yang baik bagi handphone Nokia.
Dari ketiga perhitungan commited buyer tersebut maka dapat diperoleh nilai
rata-rata commited buyer secara keseluruhan dengan perhitungan sebagai berikut :
2,0667 + 2,1333 + 2,2500 Rata-rata Commited buyer =
3 = 2,1500
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa penilaian pengguna
handphone Nokia yang loyal pada tingkat commited buyer (pembeli yang komit karena
adanya kesetiaan dan perasaan bangga dalam menggunakan merek) berada pada
tingkatan rendah. Hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata commited buyer secara
keseluruhan yang termasuk dalam kategori rendah (rentang 1,801 – 2,600). Hal ini
menunjukkan sesuatu yang kurang baik karena pengguna handphone Nokia belum
bangga terhadap merek tersebut sehingga mereka tidak menyarankan mempromosikan
kepada orang lain.
Setelah semua elemen dari brand loyality dihitung maka dapat dirangkum
dalam suatu grafik sebagai berikut :
![Page 25: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/25.jpg)
25
25
00,5
11,5
22,5
33,5
44,5
1 2 3
SwitcherHabitualSatisfiedLikingCommited
Gambar 1 Grafik Brand Loyalty terhadap Produk Handphone Nokia
Grafik tersebut menunjukkan bahwa loyalitas pengguna pengguna produk
handphone Nokia karena faktor harga (switcher) merupakan tingkatan yang paling
rendah, karena pada tingkatan ini responden terikat oleh merek Nokia singga mereka
merasakan nilialebih yang ditawarkan sehinggamereka tidak pindah merek
walaupun terdapat perbedaan harga, kualitas, dan fungsi,dari merek lain.
Pada tingkatan loyalitas karena faktor kebiasaan (habitual buyer), dari grafik
di atas terlihat lebih tinggi daripada loyalitas karena faktor harga (switcher). Kondisi
ini menunjukkan adanya loyalitas responden dalam menggunakan handphone Nokia
selama ini tidak dipenggaruhi adanya faktor kebiasaan, tidak ada merek yang lain,
dan banyak orang yang memakai.
Tingkatan loyalitas karena faktor satisfied buyer berdasarkan grafik tersebut
menunjukkan adanya tingkat kepuasan dari responden yang tinggi. Responden pada
umumnya sudah puas terhadap handphone Nokia.
Tingkatan loyalitas liking the brand dari grafik di atas juga tinggi. Hal ini
menunjukkan adanya perasaan emosional yang tinggi dari para responden pengguna
![Page 26: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/26.jpg)
26
26
handphone Nokia yang disebabkan karena salah satunya adalah adanya perceived
quality yang tinggi terhadap handphone Nokia.
Pada tahapan tingkatan committed buyer, dari grafik tersebut terlihat
menunjukkan hasil yang rendah. Kondisi ini menunjukkan adanya responden yang
setia terhadap merek handphone Nokia lebih rendah dibandingkan dengan tingkatan
sebelumnya.
Dengan demikian berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa produk
handphone Nokia sudah cukup baik karena satisfied buyer dan liking the brand
makin ke atas, tetapi pada level commited buyer terlihat menurun. Hal ini
merupakan masalah yang harus dipecahkan oleh manajemen Nokia.
2) Independent Sample t Test
Untuk menganalisis hipotesis tentang adanya perbedaan penilaian pengguna
terhadap Brand Loyalty handphone Nokia berdasarkan karakteristik personal jenis
kelamin digunakan metode analisis Independent Simple T-test dimana analisis ini di
gunakan untuk menguji kesamaan rata-rata dari 2 kelompok variabel. Adapun hasil
analisisnya adalah sebagai berikut :
Tabel 1 Independent Sample t Test
Indikator t hitung sign. t Keterangan
Switcher -0,342 0,733 Tidak ada perbedaan
Habitual buyer -2,383 0,020 Terdapat perbedaan
Satisfied buyer 1,363 0,178 Tidak ada perbedaan
Liking the brand 1,784 0,080 Tidak ada perbedaan
Commited buyer 1,034 0,305 Tidak ada perbedaan Sumber : Data diolah
![Page 27: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/27.jpg)
27
27
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa dari kelima indikator brand
loyalty, hanya terdapat satu indikator yang berbeda antara laki-laki dengan perempuan
yaitu pada tingkatan habitual buyer, yang ditunjukkan dengan nilai t hitung –2,383 serta
sign. t sebesar 0,020. Sedangkan pada keempat indikator tingkatan yang lain tidak
terdapat perbedaan persepsi antara responden laki-laki dan perempuan yang ditunjukan
dengan besarnya nilai sign. t pada masing-masing tingkatan tersebut lebih besar dari
0,05.
Perbedaan persepsi antara responden laki-laki dan perempuan terhadap tingkatan
habitual buyer atau faktor kebiasaan dalam membeli disebabkan oleh tidak adanya
merek lain serta banyak yang memakai produk handphone merek Nokia pada responden
laki-laki.
Sedangkan tidak adanya perbedaan terhadap pada keempat tingkatan tingkatan
yang lain (switcher, satisfied buyer, liking the brand dan commited buyer) menunjukkan
adanya persepsi yang sama diantara responden laki-laki dan perempuan terhadap produk
Handphone Nokia. Faktor harga, kepuasan terhadap merek, kesukaan terhadap merek
dan kesetiaan terhadap merek Nokia antara responden laki-laki dan perempuan terdapat
kesamaan persepsi yang disebabkan karena produk handphone Nokia pada saat ini
memiliki posisi yang kuat dan mampu merebut market share dibandingkan dengan
produk-produk handphone pesaing.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang analisis Brand Loyalty
terhadap pengguna handphone Nokia pada mahasiswa Administrasi Bisnis Angkatan
2002-2005 FISIP UPN “Veteran” Yogyakarta dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
:
![Page 28: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/28.jpg)
28
28
1. Berdasarkan hasil analisis aritmetic mean dapat disimpulkan bahwa penilaian
pengguna handphone Nokia yang loyalitasnya pada tingkat switcher (berpindah-
pindah merk) karena faktor harga berada pada tingkatan rendah dengan rata-rata
1,9333 (rentang 1,801 – 2,600).
2. Penilaian pengguna handphone Nokia yang loyal pada tingkat habitual buyer
(pembeli yang bersifat kebiasaan) berada pada tingkatan rendah dengan rata-rata
2,21278 (rentang 1,801 – 2,600).
3. Penilaian pengguna handphone Nokia yang loyal pada tingkatan satisfied buyer
(pembeli yang puas) berada pada tingkatan tinggi dengan rata-rata 3,9389 (rentang
3,401 – 4,200).
4. Penilaian pengguna handphone Nokia yang loyal pada tingkatan liking the brand
(pembeli yang menyukai merek) masuk dalam tingkatan yang tinggi dengan rata-
rata 3,9611 (rentang 3,401 – 4,200).
5. Penilaian pengguna handphone Nokia yang loyal pada tingkat commited buyer
(pembeli yang komit karena adanya kesetiaan dan perasaan bangga dalam
menggunakan merek) berada pada tingkatan rendah dengan rata-rata 2,1500
(rentang 1,801 – 2,600).
6. Hasil pengujian independen sample t test, dari kelima indikator brand loyalty, hanya
terdapat satu indikator yang berbeda antara laki-laki dengan perempuan yaitu pada
tingkatan habitual buyer, dengan nilai t hitung -2,383 serta sign. t sebesar 0,020.
Sedangkan pada keempat indikator tingkatan yang lain (switcher, satisfied buyer,
liking the brand, dan commited buyer) tidak terdapat perbedaan persepsi antara
responden laki-laki dan perempuan yang ditunjukan dengan besarnya nilai sign. t
pada masing-masing tingkatan tersebut lebih besar dari 0,05.
![Page 29: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/29.jpg)
29
29
Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan dan terlepas dari implikasi dalam
penelitian ini, maka saran yang bisa diberikan adalah :
a. Harga produk handphone yang selama ini ditawarkan hendaknya tetap
dipertahankan tetapi kualitas produk yang ada harus ditingkatkan , karena dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat juga pengguna handphone Nokia
yang sensitive terhadap harga, fungsi, dan kualitas yang diberikan sehingga
program loyalitas sebaiknya diarahkan agar pelanggan yang peka terhadap harga
menjadi puas dan nantinya tidak peka lagi terhadap perubahan harga. Hal
tersebut dilakukan agar tidak kehilangan konsumen walaupun dia masuk dalam
katagori switche.
b. Hasil penelitian menunjukkan adanya loyalitas pengguna handphone Nokia tidak
dipengaruhi oleh faktor kebiasaan (habitual buyer). Oleh karena itu pihak Nokia
diharapkan dapat menciptakan produk yang memberikan manfaat esktra yang
bisa mendorong pelanggan memiliki emotional attachment terhadap produk
yang digunakan sehingga pembeli menjadi terbiasa untuk memilih produk
handphone nokia sebagai prioritas utama memenuhi kebutuhan berkomunikasi.
c. Penciptaan migration barrier sangat perlu dilakukan untuk menghindari
beralihnya pelanggan ke merek lain. Dengan demikian tingkat kepuasan
(satisfied buyer) pengguna handphone Nokia dapat selalu terjaga.
![Page 30: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/30.jpg)
30
30
d. Program loyalitas yang baik mesti sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
pengguna, inovatif dan menarik bagi mereka, sehingga tingkat kesukaan mereka
terhadap produk handphone Nokia (liking the brand) dapat meningkat.
e. Pendekatan one-to-one marketing merupakan salah satu perangkat yang efektif
bagi pengembangan loyalitas pengguna handphone Nokia. Hal tersebut agar
pengguna handphone Nokia bisa bangga terhadap merek yang mereka gunakan
sehinnga mereka akan menyarankan dan mempromosikan kapa orang lain.
Daftar Pustaka
Algifari (1997), Analisis Regresi, Cetakan Kedua, PT. BPFE, Yogyakarta
Azwar,Saifudin (2000), Reliabilitas dan Validitas, Edisi III, Penerbit Pustka Pelajar,
Yogyakarta
Basu Swasta dan Hani Handoko (2000), Manajemen Pemasaran:Analisis Perilaku
Konsumen edisi I,Liberty,Jakarta
Cooper,Donald and Schindler,Pamela S,2001, Business Research methods,Irwin/Mc
Graw Hill,New York
Dharmmesta,Basu Swasta (1997), Pergeseran Paradigma dalam Pemasaran:
Tinjauan Manajerial dan Perilaku Konsumen, Kelola Gadjah Mada University
Business Review,VI, Yogyakarta
Durianto,Darmadi, (2001) Strategi Menaklukan pasar,Gramedia Pustaka Utama
:Jakarta
Furqon (1999), Statistika Terapan untuk Penelitian, Alfa Beta, Bandung
Hadi,Sutrisno, (1991), Analisis Butir dan Instrumen,Andi Ofset, Yogyakarta
Loundon, David L dan Albert J Dell Betta,1998,Consumer Behavior :consept and
Application.New York,Mc Graw Hill Company
Nurgiantoro, Burhan (2002),Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu
sosial,Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.
Simamora, Bilson (2001), Remarketing For Business Recovery,Gramedia Pustaka
Utama,Jakarta
![Page 31: Zainal_Arifin_Jurnal](https://reader034.vdocument.in/reader034/viewer/2022042714/5571fb32497959916994350c/html5/thumbnails/31.jpg)
31
31
Stanton,William J (1997), Prinsip Pemasaran, Edisi ke tujuh,Penerbit Erlangga,Jakarta
Sugiyono (2003), Statistik Untuk Penelitian,Alfa Beta : Bandung