staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/pembinaan... · web viewagal-alus...

22

Click here to load reader

Upload: trananh

Post on 08-Apr-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/PEMBINAAN... · Web viewagal-alus mring karepe wadya mamrih durcana tan prasaja wus winawas ing jaman samangkin akeh

PEMBINAAN GENERASI MUDA

MENURUT SERAT WULANG PUTRA

PurwadiPendidikan Bahasa JawaFakultas Bahasa & Seni

Universitas Negeri Yogyakarta

ABSTRACT

This research will describe about teaching for young generation according to Wulang Putra book. Children have to be given good lessons, such as morality, spirituality, humanity and society. Sinuwun Paku Buwana IX advise everyone to do nice behaviour in their community. This king of Surakarta palace is very popular among Javanese. He always makes development for his country. Historically he gives herritage literature that called Serat Wulang Putra. We can use local wisdom as guidance of life.

Keywords: wulang putra, teaching, young generation

A. Pengantar

Perjalanan umat manusia datang pergi silih berganti. Lahir, dewasa, mati,

adalah peristiwa yang terus menerus terjadi secara alamian. Masing-masing

generasi memiliki pengalaman yang berbeda. Dari perspektif historis pengalaman

tersebut mengandung pengalaman yang berlimpah ruah. Bagi generasi selanjutnya

pengalaman kolektif tersebut merupakan pelajaran yang berharga.

Kesadaran sejarah ini dipahami oleh Sinuwun Paku Buwana IX, raja

Surakarta Hadiningrat yang memerintah tahun 1861-1813 ini menyusun Serat

Wulang Putra (Krisnina Mahanani Tanjung, 2015: 70). Kitab ini merupakan sastra

piwulang yang dapat digunakan sebagai panduan untuk membina generasi muda.

Mereka golongan strategis yang menjadi pemilik masa depan. Bekal untuk

1

Page 2: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/PEMBINAAN... · Web viewagal-alus mring karepe wadya mamrih durcana tan prasaja wus winawas ing jaman samangkin akeh

mengelola masa depan harus cukup. Wawasan, ketrampilan, kemampuan mereka

berguna untuk menggerakkan peradaban.

Ksatria utama dalam cerita Ramayana ditunjukkan oleh tokoh Anoman.

Tokoh ini memiliki mental yang bagus dibanding dengan Dasamuka (Suwardi,

2015: 110). Karya agung Sinuwun Paku Buwana IX tetap relevan sebagai

panduan masa kini. Kaum pendidik yang bertugas mengajari anak muda amat

tepat bereferensi pada serat Wulang Putra. Pembinaan generasi muda memang

sebaiknya berpangkal dari kearifan lokal.

B. Pengetahuan Tata Praja

Generasi muda sebaiknya dibekali dengan pengetahuan tentang tata praja.

Di dalamnya meliputi ilmu kemasyarakatan, pergaulan, birokrasi, cinta tanah air

dan kepemimpinan. Kecakapan dalam pemerintahan menjadikan seseorang dapat

meniti karir dengan baik. Strategi bekerja, menyusun rencana dan meniti karir

memerlukan pengetahuan tentang dasar-dasar birokrasi, pemerintahan dan

kepemimpinan. Dalam tembang Kinanthi, Sinuwun Paku Buwana IX memberi

wejangan demikian:

Kinanthi

mring bumi tulus tinandurkang darmanireng wadya litlumaksana tan reksasatitah narimeng atimiturut tanpa leledawidadanireng praja di

andina dina tumimbunpurbaning kahanan jatituhu atining tyas tama

2

Page 3: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/PEMBINAAN... · Web viewagal-alus mring karepe wadya mamrih durcana tan prasaja wus winawas ing jaman samangkin akeh

marma dimurtining atitutumanen dimen tumankataman sajeruning sih

terjemahan:

pada bumi subur ditanamisebagai tindakan perbuatanpasukan kecil berjalan tiada menjagasegala tindakan diterima dalam hatipasrah tanpa melawankeselamatan pada negara

sehari-hari berdatanganmengolah keadaan sejatiuntuk hati yang utamadengan menghidupkan perasaanbertanam dalam sanubarimendapat hakikat kasih

Kutipan tembang di atas dapat digunakan oleh para aparat negara sebagai

bekal untuk pengabdian. Birokrasi pemerintahan di mana saja pasti dibentuk

dengan sistem hirarkis. Tingkat-tingkat kepemimpinan ini berfungsi untuk

membagi tugas secara kelembagaan. Kepentingan pribadi melebur dalam cita-cita

bersama. Bentuk institusi ini menampung beragam pikiran dan tindakan. Oleh

karena itu muncul regulasi dengan harapan distribusi tugas, wewenang dan

kekuasaan berjalan teratur. Generasi muda perlu mengetahui dan mendalami

sistem di lingkungan sekitar.

Bangsa Indonesia memerlukan nilai yang berorientasi pada achievment

dari karya, nilai yang mementingkan eksplorasi, sifat hemat dan jiwa bersaing

(Koentjaraningrat, 2002: 68). Lebih dari itu sistem birokrasi menumbuhkan sikap

disiplin, bertanggung jawab, apresiatif dan konsisten. Seseorang yang aktif dalam

sebuah organisasi akan cepat memahami masalah dan tahu cara mengatasi. Peta

3

Page 4: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/PEMBINAAN... · Web viewagal-alus mring karepe wadya mamrih durcana tan prasaja wus winawas ing jaman samangkin akeh

komunitas yang ada dapat dianalisis dengan tepat. Komunitas yang dipimpin

percaya sekali. Keputusan yang diambil akan menguntungkan. Generasi muda

sebagai pewaris peradaban dapat belajar dari para pendahulu. Sinuwun Paku

Buwana IX memberi nasehat seperti kutipan berikut:

Kinanthi

kayumanan ing sakayunmamayu isining bumimardawa darunanirariringane wus rinuktitan pepeka lumaksanapinardi dimen lestari

estarining aosikipunmanungsa kang sinung elingmarang utamaning tindaking buwana aywa nisthippanggusthinireng kasidansidaning dadi ngadadi

dadia jayeng jaya nungmenanga mengku mumpunimring nuswa jawa widadadarsaneng praja utamimulus lulusa utamasedyane ingkang marsudi

terjemahan:

terlaksana segala kehendakmenyelamatkan isi bumidengan tujuan menghiasisegalanya serba dijagatidak ceroboh berjalanhati-hati supaya lestari

abadi segala cita-citamanusia yang diliputi rasa ingatpada keutamaan tindakandi dunia jangan keliruusaha dalam keberhasilankeberhasilan sungguh nyata

4

Page 5: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/PEMBINAAN... · Web viewagal-alus mring karepe wadya mamrih durcana tan prasaja wus winawas ing jaman samangkin akeh

jadilah kejayaan agung

unggul dalam bekerjapada bangsa negara selamatkesejahteraan sekalian negaralancar segala urusancita-cita diusahakan terlaksana

Pada abad XIX masyarakat Jawa terbagi menjadi empat klasifikasi.

Keempatnya yaitu golongan priyayi, tani, seni, santri. Golongan priyayi terdiri

dari pejabat pemerintahan, pegawai, aktivis. Mereka menjadi pengurus sosial

kemasyarakatan. Tenaga dan pikiran dicurahkan untuk kepentingan publik.

Masyarakat menghormati priyayi karena pengabdian, keteladanan, ketulusan,

ketekunan dan kecakapan. Pada umumnya mereka tidak kaya, tetapi cukup

terpandang. Keberadaan para priyayi bisa sebagai atap pengayom bagi kelompok

tani, seni dan santri. Posisi priyayi sungguh terhormat. Dalam hal ini kualitas

manusia merupakan persoalan sosial yang perlu mendapat perhatian wajar (Ignas

Kleden, 1988: 105).

Kedudukan kaum tani terkait dengan faktor produksi. Termasuk dalam

jenis tani meliputi orang yang berprofesi sebagai pekerja di sawah, pedagang di

pasar, pertukangan. Mereka berproduksi untuk mencukupi kebutuhan dasar.

Sedangkan kaum seni bertugas untuk memberi hiburan kepada masyarakat.

Mereka terdiri dari wiyaga, waranggana, dalang, penari. Untuk dapat menjadi

seniman perlu belajar. Sedangkan fungsi santri untuk menjadi marwah spiritual.

5

Page 6: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/PEMBINAAN... · Web viewagal-alus mring karepe wadya mamrih durcana tan prasaja wus winawas ing jaman samangkin akeh

C. Mengasah Ketrampilan

Ketrampilan merupakan unsur penting bagi generasi muda untuk

menghadapi masa depan. Sinuwun Paku Buwana IX terlalu peduli terhadap nasib

muda. Jangan sampai anak muda menghadapi hidup dengan tangan kosong.

Ketarmpilan yang dipraktekkan dalam hidup sehari-hari akan mendatangkan

respek dari pihak lain. Malah respek itu diwujudkan dalam bentuk benda materi.

Peningkatan sumber daya manusia sebaiknya memperhatikan tata

pendidikan berkeadilan sosial (Francis Wahono, 2001: 83). Kebutuhan hidup

dipenuhi dengan bekerja. Dari aktivitas pekerjaan seseorang mendapat imbalan.

Sebetulnya imbalan materi merupakan bentuk apresiasi atas jasa yang diberikan

pada orang lain. Bekerja berarti menjual jasa. Oleh karena itu jasa itu perlu

berbobot. Semakin bermutu maka bobotnya akan diberi nilai tinggi. Imbalan atau

upah pun mengalir. Setiap orang perlu jasa pihak lain. Jasa yang diberikan orang

lain lebih mudah diwujudkan dalam bentuk ketrampilan. Terkait dengan

kecakapan dan ketrampilan, Sinuwun Paku Buwana IX memberi nasehat berikut:

Dhandhanggula

yen sinewa den awas ningalimarang wadya apa karyaniraaywa dhompo pamintanemring karya wajibipuntuwin wadya ciptane rungsittan bares sedya lawanparentah irekuwong agung aywa kuciwaagal-alus mring karepe wadya mamrihdurcana tan prasaja

wus winawas ing jaman samangkinakeh wong mangarti basaning liyankapiran basane dhewe

6

Page 7: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/PEMBINAAN... · Web viewagal-alus mring karepe wadya mamrih durcana tan prasaja wus winawas ing jaman samangkin akeh

jamake wong met kawruhden salesih wajibirekiden manggon tekadiraywa was-wasing kalbuiku lagi ngupoyoakawruh liyan dadi busaneng nagriywa malbu kalbunira

terjemahan:

jika menghadap selalu waspadaterhadap apa yang dikerjakanjangan berserakan permintaanpada tugas kewajibanserta sebagai narapraja pentingtidak beres segalanya dengan segala perintah demikianpembesar jangan mengecewakansemua cita-cita diusahakandengan sungguh-sungguh dan nyata

sudah diteliti jaman sekarangbanyak orang mengganggu dengan kritikantak tahu kerja sendirilumrah orang cari ilmuharus telaten tugasnyahendaknya bersungguh hatijangan sampai bimbang raguitu semua diusahakanpengalaman orang lain sebagai busana negerimerasuk dalam sanubari

Masyarakat memiliki ketrampilan kolektif yang diberikan secara turun

temurun. Warisan budaya itu dalam bentuk tradisi, tata cara, upacara, adat istiadat.

Masing-masing memiliki perlengkapan. Generasi muda harus mengetahui jenis-

jenis upacara dan perlengkapan. Dengan demikian mereka bisa terlibat aktif dalam

penyediaan properti upacara. Dari situ jasa dan barang mengalami transaksi.

Persewaan barang dan jasa aneka rupa ragamnya. Barangkali itu menjadi peluang

7

Page 8: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/PEMBINAAN... · Web viewagal-alus mring karepe wadya mamrih durcana tan prasaja wus winawas ing jaman samangkin akeh

untuk mendapat untung. Peluang bisnis properti upacara tradisi tersedia dengan

berlimpah ruah.

Kebudayaan suatu masyarakat memiliki fungsi untuk menghubungkan

antara manusia dengan alam sekitar (Sutiyono, 2009: 1). Kebiasaan untuk

mengikuti pekerjaan secara terus menerus hendaknya dilakukan dengan sukarela.

Magang kerja itu lama-kelamaan dapat mempertajam ketrampilan. Pada ujungnya

akan menjadi insan trampil. Nafkah bisa dijalankan lewat ketrampilan yang

dimiliki. Pada titik puncak ketrampilan seseorang menjadi tak tertandingi oleh

pihak manapun. Itulah yang disebut dengan profesional. Tiap-tiap orang yang

memiliki ketrampilan khusus, mereka punya percaya diri yang tinggi. Jatidiri bisa

dibangun dengan membekali diri. Ketrampilan memperkokoh jatidiri seseorang.

Mijil

lamun sira trahing nayaka diaywa karem babocabe wana menek dadi kethekprayogane suwiteng narpatiden temen nastitiiku adatipun

wahyu iku nora anabani:manungsa kang adohmarang ingkang sinengitan lireyekti tiba mring kang den senengimulane wong ngabdiminta kasihipun

terjemahan:

jika kalian keturunan aparatjangan bermalas-malasanseperti halnya hewan liar di hutansebaiknya mengabdi pada negaraharus teliti hati-hatiitulah adatnya

8

Page 9: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/PEMBINAAN... · Web viewagal-alus mring karepe wadya mamrih durcana tan prasaja wus winawas ing jaman samangkin akeh

keberuntungan itu modal utamamanusia yang jauhpada kewajiban demikianakan jatuh dengan sendirinyaoleh karena orang mengabdibanyak berbelas kasihan

Wejangan Sinuwun Paku Buwana IX dalam tembang Mijil di atas dapat

digunakan sebagai referensi bagi segenap generasi muda. Pihak lain akan selalu

membutuhkan, mengundang, menanggap, menggunakan tenaga trampil. Perasaan

orang yang dibutuhkan akan menciptakan rasa bangga. Ketika tenaga trampil

berlimpah ruah,maka masyarakat akan mandiri. Kemandirian tentu menciptakan

keselarasan. Itulah wujud kesejahteraan lahir batin.

D. Memiliki Tanggung Jawab

Kedewasaan seseorang dapat diukur dari seberapa jauh dia dapat

mempertanggungjawabkan segala gerak langkahnya. Langkah-langkahnya

berguna atau tidak, dia dapat memikirkan. Semua rencana dan aplikasi

diperhitungkan dengan matang. Segi untung rugi digagas dengan jelas. Sedapat-

dapatnya dia menghindari kerugian dan kerusakan. Baik untuk diri sendiri

maupun untuk orang lain. Tanggung jawab memiliki kepekaan, itu terkait dengan

perasaan, gengsi, harga diri seseorang.

Rasa tanggung jawab sosial dapat dibina melalui lembaga sosial. Mediasi

hubungan seni dan masyarakat hendaknya memperhatikan faktor teknologi,

lembaga sosisal dan kondisi sosial historis (Jazuli, 2013: 55). Rencana membina

rumah tangga adalah fase penting hidup. Masa remaja akan berakhir. Kehidupan

9

Page 10: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/PEMBINAAN... · Web viewagal-alus mring karepe wadya mamrih durcana tan prasaja wus winawas ing jaman samangkin akeh

baru berlangsung dengan jaya, tuntutan dan tanggung jawab yang berlainan sama

sekali dengan periode masih lajang. Berumah tangga berarti berbagi tanggung

jawab dengan pasangan. Suami istri harus memenuhi tanggung jawab. Bila

melanggar tentu dapat menciptakan kegoncangan. Rumah tangga yang berantakan

menimbulkan gaduh pada diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Maka perlu

belajar yang teliti terhadap komitmen membagun rumah tangga. Sinuwun Paku

Buwana IX memberi nasehat dalam tembang Gambuh berikut:

Gambuh

sababe manungsekubisa ngliling sariranipun yen rumasa alane bisa ngowahipae lawan khewan ikulamun cirine wus awon

tan bisa owah ikusabab tanpa angen-angenipunyen manungsa pinunjul titahing Widhimbokmenawa bisa ngleburalane pating calorong

terjemahan:

sebab manusia demikianbisa mawas diriterhadap kesalahan bisa merubahseperti halnya binatangkalau cacat akan jelek

tak bisa merubah demikiansebab tanpa cita-citakarena manusia makhluk Tuhanbarangkali bisa meleburkekurangan bisa diamati

10

Page 11: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/PEMBINAAN... · Web viewagal-alus mring karepe wadya mamrih durcana tan prasaja wus winawas ing jaman samangkin akeh

Sandang pangan papan sebaiknya dicukupi dengan usaha maksimal.

Ketiga kebutuhan dasar itu menyangkut keberlangsungan rumah tangga.

Penghasilan dan pengeluaran harus seimbang. Tidak boleh boros. Kesenangan

dikelola dengan baik. Jangan ada pengeluaran mubazir. Jika jatuh dalam bidang

ekonomi, keluarga akan sengsara. Apalagi terjerat dalam utang piutang hidup

keluarga menjadi susah. Kredibilitas keluarga menjadi merosot. Status keluarga

akan dipandang rendah. Dari situ mudah muncul perselisihan suami istri.

Keduanya lantas saling menyalahkan. Gejala seperti ini harus secepatnya diatasi.

Masyarakat sewajarnya mau memperhatikan lingkungan budaya supaya

terjadi keselarasan (Marbangun Hardjowirogo, 1979: 9). Begitu pula buah hati

yang sudah lahir. Kebutuhan pun bertambah. Hak anak untuk mendapatkan

pendidikan, pembimbingan dan asuhan supaya tumbuh menjadi anak yang

normal, wajar. Tiap gerak langkah anak memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Tanggung jawab orang tua untuk memenuhi rancangan belanja dan pengeluaran

dihitung dengan teliti, hemat, cermat dan bersahja. Anak-anak inilah nantinya

akan menggantikan peran generasi tua. Begitulah manajemen keluarga yang perlu

dilakukan oleh generasi muda, terutama kalangan remaja yang memasuki tahap

berkeluarga. Peringatan Sinuwun Paku Buwana IX dalam tembang Sinom berikut

dapat digunakan sebagai pegangan hidup.

Sinom

wus watake wong tarunakeras budi kurang titimung karep ubyang-ubyungansayah nora antuk mingsilbarang kang den karemimirungga ginawe perlu

11

Page 12: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/PEMBINAAN... · Web viewagal-alus mring karepe wadya mamrih durcana tan prasaja wus winawas ing jaman samangkin akeh

anebih mring wong tuwawedi lamun den srengeniwus rumangsa lamun durung nuting karsa

terjemahan:

sudah watak orang mudakeras budi kurang telitihanya kehendak semaunyapayah tidak ada hasilsegalanya yang disenangibanyak yang tidak perlumenjauh dari orang tuatakut kalau dimarahisudah merasa kalau tidak menuruti kehendak

Sikap bertanggung jawab ini dianjurkan betul oleh Sinuwun Paku Buwana

IX. Dalam serat Wulang Putra beliau memberi petunjuk teoritis dan praktis.

Ajaran beliau bersandar pada aspek sosiologis, historis dan filosofis. Serat

Wulang Putra hendaknya dijadikan ajaran bagi sekalian generasi muda. Singkat

kata dengan membaca serat Wulang Putra hidup akan lebih beruntung.

Masa depan umat manusia sebaiknya selalu memperhatikan aspek

pendidikan dan kebudayaan (Ajip Rosidi, 2009: 17). Menurut Sinuwun Paku

Buwana IX setiap orang perlu mengusahakan drajat, pangkat, semat. Dalam serat

Wedhatama disebut dengan istilah ‘guna, kaya, purun’. Ketiganya kerap diberi

sebutan wirya, arta, winasih. Jika ketiganya tidak dimiliki oleh manusia, maka

dirinya dikatakan aji godhong jati aking. Orang yang tidak memiliki kekuasaan,

kekayaan dan kepandaian cenderung diremehkan orang. Dalam pergaulan dia

tidak dianggap penting, sering dipandang remeh. Kehidupannya tanpa makna.

Orang hidup sebaiknya mempunyai penghargaan. Mari diperhatikan wejangan

Sinuwun Paku Buwana IX dalam tembang Maskumambang berikut:

12

Page 13: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/PEMBINAAN... · Web viewagal-alus mring karepe wadya mamrih durcana tan prasaja wus winawas ing jaman samangkin akeh

Maskumambang

yen ketemu dununge we tata darmisayekti nugrahananging ta angel kepatiyen tan awas ing sasmita

sasmitane sang wiku tanggap ing atinira kang waskithalelejeme sang asung sihsayekti minulyeng jagad

terjemahan:

jika ketemu dengan peraturansesungguhnya anugerahtapi sunguh sulit yang tidak mengetahui perlambang

perlambang guru ditanggapidengan hati bijaksanaserta tingkah kasihuntuk memuliakan dunia

Pembinaan generasi muda dipaparkan dalam kolom tulisan yang berjudul

Memburu Kesempatan dalam Kesempitan. Uraian ini mengandung anjuran

tentang kegigihan (Umar Kayam, 1994: 235). Anak keturunan Paku Buwana IX

menghayati ajaran leluhur. Misal mereka membaca kitab Wulangreh, Centhini dan

Sasana Sunu. Tujuan dari semua itu agar dirinya mendapat keberuntungan. Dalam

masyarakat selalu dihormati. Dalam bidang pekerjaan semakin profesional.

Apresiasi atas prestasi mendatangkan kewibawaan, kemulaian dan kebahagiaan.

Piwulang Sinuwun Paku Buwana IX dibaca sebagai sarana untuk memenuhi

kebutuhan rohani. Refleksi spiritual ini membuat keseimbangan antara bidang

jasmani dan rohani. Karya Raja Surakarta ini menjadi bacaan yang berharga bagi

masyarakat di sekitar istana yang berpusat di desa Solo (Abdul Gafur, 1993: 8).

13

Page 14: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/PEMBINAAN... · Web viewagal-alus mring karepe wadya mamrih durcana tan prasaja wus winawas ing jaman samangkin akeh

Ajaran dalam karya sastra itu ditulis dalam tembang macapat yang dipelajari oleh

masyarakat Jawa.

E. Kesimpulan

Pembinaan generasi muda hendaknya memperhatikan faktor historis,

sosiologis dan filosofis. Faktor historis terkait dengan perjalanan peradaban. Segi

sosiologis berhubungan dengan sistem sosial kemasyarakatan. Dari aspek filosofis

nilai luhur ajaran nenek moyang perlu digali, dipelajari dan dikembangkan.

Pewarisan nilai luhur hendaknya dilakukan turun temurun.

Sastra piwulang karya Sinuwun Paku Buwana IX menjadi referensi yang

berharga buat pembinaan mental spiritual. Sebagai raja yang banyak pengalaman,

wawasan dan pengakuan karya yang terhimpun dalam Serat Wulang Putra dapat

digunakan sebagai referensi pemebntukan budi pekerti luhur. Kitab ini diciptakan

dalam bentuk tembang macapat. Publikasinya bisa lewat pentas kesenian.

Para pendidik sangat cocok mengambil butir-butir kearifan lokal dalam

Serat Wulang Putra. Karya Sinuwun Paku Buwana IX ini memberi kontribusi

yang positif bagi penyempurnaan identitas nasional yang bersumber dari akar

sejarah bangsa.

14

Page 15: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/PEMBINAAN... · Web viewagal-alus mring karepe wadya mamrih durcana tan prasaja wus winawas ing jaman samangkin akeh

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Gafur, 1993, Siti Hartinah Soeharto, Ibu Utama Indonesia. Jakarta: PT Citra Lamtoro Gung Persada

Ajip Rosidi, 2009, Masa Depan Budaya Daerah. Jakarta: Pustaka Pelajar

Francis Wahono, 2001, Kapitalisme Pendidikan Antara Kompetisi dan Keadilan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ignas Kleden, 1987, Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan. Jakarta: LP3ES

Jazuli, 2013, Sosiologi Seni. Yogyakarta: Graha Ilmu

Koentjaraningrat, 2002, Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia

Krisnina Maharani A Tanjung, 2015, Keraton Kasunanan: Kisah Kebangsaan dari Solo. Jakarta: Yayasan Warna-warni Indonesia

Marbangun Hardjowirogo, 1979. Adat Istiadat Jawa. Bandung: Padma

Sutiyono, 2009, Puspawarna Seni Tradisi dalam Perubahan Sosial Budaya. Yogyakarta: Kanwa Publisher

Suwardi, 2015, Revolusi Mental dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Narasi

Umar Kayam, 1994, Sugih Tanpa Banda. Jakarta: Grafiti

15