10 strategi agar mengajar lebih efektif
TRANSCRIPT
2010
Fahrul Effendi
Teknologi Pendidikan
10 Strategi Agar
Mengajar Lebih Efektif
PROGRAM PASCASARJANA KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2010
10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif Halaman 1
Abstract : Helping students learn is our challenge as teachers. Identifying effective
teaching strategies, therefore, is our challenge as we both assess the effectiveness of our
current teaching style and consider innovative ways to improve our teaching to match
our students' learning styles. This papers describes the ten categories of effective
teaching strategies. Each description consists of an introduction and scope.
Key Words : teaching, effective, strategies
A. Pendahuluan
Sebagai seorang guru dalam mengajar, kita berusaha membantu siswa kita
untuk mengerti sebuah konsep dan berpikir tingkat tinggi. Guru membantu para siswa
untuk mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan menemukan sebuah
pengatahuan baru serta memecahkan masalah. Oleh karena itu, guru perlu mengenali
tantangan – tantangan tersebut dengan memiliki sejumlah pengatahuan tentang
mengajar yang efektif. Guru perlu mengaplikasikan beberapa strategi, menganalisis apa
yang sedang aktif bekerja, dan mengambil tindakan untuk memodifikasi dan mensintesis
pembelajaran di kelas untuk membantu siswa belajar sebagai seorang individu maupun
kelompok.
Suatu komunitas pembelajaran terdiri atas guru maupun murid. Murid
diharapkan dapat memperoleh manfaat dari sebuah pembelajaran dan pengajaran yang
efektif baik di dalam maupun di luar kelas. Membantu murid untuk belajar merupakan
tantangan sebagai seorang guru. Mengidentifikasi strategi pengajaran yang efektif
adalah dengan menilai efektivitas gaya mengajar guru saat ini dan memikirkan cara-cara
inovatif untuk meningkatkan pengajaran guru dan mencocokkannya dengan gaya belajar
siswa.
B. Contoh Praktis, Menghubungkan Teori dengan Aplikasi
Dalam rangka memperkuat pemahaman siswa tentang teori di kelas
diperlukan sebuah contoh praktis yang langsung berhubungan dengan teori.
Penggunaan contoh praktis dalam pembelajaran dapat membantu meningkatkan
pembelajaran yang lebih efektif. Pengenalan contoh praktis tidak akan mengurangi
makna dari suatu teori, namun lebih mengarah pada pengambangan yang di ajarkan di
kelas.
10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif Halaman 2
Menurut Courter (1995 : 1) penggunaan teori praktis di dalam kelas diarahkan
untuk mecapai dua tujuan :
1. Membantu mengilustrasikan dan menjelaskan dasar dari sebuah teori. Teori praktis
akan membantu siswa untuk memahami konsep baru yang sedang diajarkan.
2. Mengajarkan kepada siswa bagaimana menerapkan ilmu teori mereka dalam situasi
yang baru yang tidak ada di kelas. Tujuannya adalah menunjukkan kepada siswa
bahwa mereka tidak hanya mempelajari sebuah teori praktis, namun yang lebih
penting bagaimana menerapkan pemahaman mereka untuk memecahkan masalah.
Courter (1995 : 2) memberikan panduan yang sebaiknya diingat saat
menerapkan teori praktis :
1. Pahami contoh yang akan diberikan dan jelaskan kepada siswa. Jika seorang
guru tidak dapat memberikan penjelasan yang baik kepada siswa, hal tersebut
akan membuat mereka bingung.
2. Sebelum memberikan demonstrasi atau tugas, guru sebaiknya mengerjakan
tugas tersebut untuk dirinya sendiri untuk memastikan bahwa tugas tersebut
dapat dilaksanakan dan guru dapat mengetahui sejauh mana kemampuan
siswanya dalam mengerjakan tugas tersebut.
3. Memilihi contoh yang sesuai (relevan) untuk murid. Sebagai contoh siswa
diberikan tugas mengamati jembatan atau gedung yang ambruk lewat tayangan
TV, dan siswa disuruh menghubungkan fakta tersebut dengan ilmu Fisika
misalkan.
4. Berikan waktu untuk mendiskusikan contoh tersebut di kelas.
5. Perintahkan siswa untuk membuat lapporan terhadap apa yagn telah mereka
pelajari dan menyimpulkan hubungan teori tersebut dengan contoh praktis.
C. Show and Tell (Tunjukkan dan Ceritakan)
Tehnik “Show and Tell” adalah bentuk lain dari “Toeri Praktis”, akan tetapi
dalam tehnik ini peranan siswa diubah, yaitu siswa seolah-olah menjadi guru sehingga
visi (pandangan) mereka terhadap sebuah permasalahan berubah. Konsep dasar utama
dari tehnik “Show and Tell” adalah salah seorang dari siswa menjelaskan suatu konsep
kepada yang lain dan ia sendiri paham terlebih dahulu konsep tersebut. Tehnik “Show
and Tell” sangat baik untuk menjelaskan konsep matematika dan sains (Bentham, 2008).
10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif Halaman 3
Tehnik “Show and Tell” memerlukan seorang siswa atau sekelompok siswa
untuk menjelaskan teori atau fenomena yang diberikan ke seluruh kelas sekaligus
menunjukkan contoh fisik yang dapat membantu memvisualisasikan fenomena tersebut.
Hampir semua contoh yang ada dapat diterapkan tehnik “Show and Tell”. Namun perlu
diingat bahwa seperti pada tehnik “Contoh Praktis”, konsep yang dijelaskan haruslah
relatif mudah dan lurus ke depan. Tujuan dari latihan ini adalah untuk menantang siswa
membangun solusi yang kreatif untuk masalah yang dihadapi. (Courter, 1995 : 7).
Sebagai contoh seorang siswa atau sekelompok siswa diminta untuk
menjelaskan konsep tulang, maka siswa yang bersangkutan haruslah terlebih dahulu
menguasai konsep tentang tulang dan menyiapkan segela bentuk bahan atau peralatan
untuk mendemonstrasikannya di depan kelas.
D. Studi Masalah (Membawa Kehidupan Nyata ke dalam Kelas)
Pada tehnik studi masalah, siswa diberikan suatu permasalahan yang
berhubungan dengan teori yang sedang dipelajari. Biasanya tehnik ini menggunakan
metode diskusi dalam kelas sehingga ada tanggapan dari siswa lain terhadap
permasalahan yang dibawakan. Studi masalah dapat membantu siswa memahami
masalah yang kompleks atau objek dan dapat memperluas pengalaman atau
menambahkan pengetahuan mereka terhadap apa yang mereka ketahui sebelumnya
(Soy : 1997).
Siswa biasanya diberikan bahan catatan yang merujuk pada permasalahan dan
diminta untuk membaca dan menjawab sejumlah pertanyaan yang bevariasi pada setiap
aspek permasalahan. Siswa dapat bekerja secara individu atau kelompok. Courter (1995
: 9) memberikan beberapa tips ketika menggunakan tehnik studi masalah :
1. Permasalahan yang diajukan hendaknya membuat siswa lebih banyak bekerja di
luar kelas, namun harus tetap diseimbangkan dengan pekerjaan rumah mereka.
2. Ketika menemukan sebuah permasalahn dari sebuah sumber belajar, janganlah
langsung menggunakan bentuk mutlak pertanyaan tersebut, namun hendaknya
pertanyaan tersebut digeneralisasi dan diarahkan ke topik yang sedang dibahas
3. Sementara pertanyaan tambahan tentang permasalahan yang akan memandu
jalannya diskusi
10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif Halaman 4
4. Tujuan dari permasalahan haruslah tetap menjadi pegangan terus menerus,
Simpan pertanyaan yang keluar dari tujuan ini.
5. Yang terpenting, siapkan diskusi secara menyeluruh, kurangnya persiapan saat
diskusi akan membuat siswa menjadi jenuh (frustasi).
E. Desain Hasil Karya
Menurut Marshall (1981), desain hasil karya didasarkan pada gagasan bahwa
pengambilan keputusan adalah sebuah proses yang sistematis yang dapat diselesaikan
jika prosesnya melambat, langkah-langkahnya dapat diidentifikasi, dan prakteknya
disediakan. Desain hasil karya bertujuan untuk memberikan pengalaman praktek desain
ke dalam kelas. Hal ini biasanya dilakukan selama satu semester, Dengan berkarya akan
memberikan siswa peluang untuk bekerja di lingkungan secara tim, menerapkan teori
belajar di kelas, dan belajar tentang bagaimana metodologi mendesain sebuah proyek .
Desain hasil karya disini memiliki cakupan yang luas yang dapat dikembangkan oleh
masing-masing guru, sebagai contoh dalam pelajaran IPA, siswa diminta untuk membuat
sebuah diagram siklus air dengan dari bahan-bahan yang sederhana.
Courter (1995 : 12) beberapa tips sebagai panduan bagaimanan memberikan
tugas berupa hasil karya kepada murid :
1. Guru haruslah mengerti (sadar) bahwa hasil karya muridnya nanti tidaklah
penting bagaimana bentuknya. Namun yang terpenting adalah bagaimana
memberikan pengalaman kepada siswa tentang proses pembuatan hasil karya.
2. Berikan penugasan saat awal semester, tentukan cakupan proyek dan tujuannya
agar pekerjaan siswa tidak terlalu menyimpang.
3. Bagilah tugas dalam beberapa tahapan agar beban kerja siswa menjadi lebih
ringan. Sebaiknya dalam satu kelompok terdiri atas dua atau tiga orang agar
dapt lebih mendalam terhadap penugasan dan sediakan bimbingan konsultasi.
F. Kelas Laboratorium Terbuka
Courter (1995 : 14) menyatakan bahwa kelas laboratorium terbuka dapat
secara luas didefinisikan sebagai kelas dimana siswa didorong untuk mendesain
eksperimen mereka sendiri atau menyusun strategi eksperimental mereka sendiri,
10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif Halaman 5
daripada mengikuti seperangkat pedoman eksperimen yang kaku di tempat lain seperti
di laboratorium .
Kelas laboratorium terbuka dapat dibuat untuk berbagai jenjang pendidikan
tergantung pada sejumlah faktor, seperti tujuan pembelajaran, fasilitas yang tersedia,
dan tingkat kesulitan. Adapun syarat dapat dibentuknya kelas laboratorium terbuka
haruslah memenuhi tiga syarat di bawah ini :
1) pembuatan percobaan itu sendiri di mana siswa merancang eksperimen untuk
mencapai tujuan tertentu.
2) rancangan percobaan tempat para mahasiswa memutuskan skema yang harus
diikuti untuk pengumpulan data dan mencapai tujuan yang ditentukan, diberi setup
eksperimen tertentu, dan
3) adanya analisis data dan laporan tertulis, tempat para siswa memutuskan
bagaimana data tersebut akan dianalisis dan dilaporkan.
Untuk memulainya, analisis aktivitas dengan memutuskan siapa yang
membuat keputusan (guru / teks atau siswa). Pilih beberapa kegiatan dan tanyakan
beberapa pertanyaan berikut :
• Siapa yang memutuskan pertanyaan-pertanyaan untuk penyelidikan, guru atau
siswa?
• Siapa yang memutuskan untuk mengikuti prosedur menjawab pertanyaan - guru
atau siswa?
• Siapa yang memutuskan apa yang harus diamati dan dikumpulkan - guru atau
siswa?
• Siapa yang memutuskan untuk merespon pertanyaan- pertanyaan - guru atau
siswa?
• Siapa memutuskan bagaimana untuk mengkomunikasikan informasi ini, termasuk
data - guru atau siswa? (Colburn , 1997)
G. Tehnik Flowchart
Tehnik yang diterapkan pada ruang kelas merupakan alat yang tepat dan
ringkas untuk menghadirkan arus informasi di antara berbagai tahapan dalam
pengembangan konsep teoretis atau dalam perumusan atau analisis suatu
10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif Halaman 6
masalah. Flowchart merupakan alat untuk mengatur aliran logika dan pemikiran dalam
ruang kelas. (Courter, 1995 : 19).
Para siswa sangat setuju bahwa teknik diagram alir (flowchart)
lebih efektif dalam berkomunikasi untuk keseluruhan tujuan percobaan dalam
eksperimen. Dalam bahasa mereka, mereka sekarang bisa "melihat lebih jelas di mana
mereka akan melangkah". Para siswa merasa lebih percaya diri melakukan percobaan
karena mereka memiliki "peta jalan" di depan mereka. Sebagai tambahan, para siswa
menemukan bahwa flowchart sangat membantu mereka dalam analisis data dan
menulis laporan laboratorium.
H. Kuis Terbuka
Kuis terbuka dimaksudkan untuk merangsang kreativitas siswa dan membantu
siswa untuk berpikir mendalam tentang materi yang dibahas di kuliah. Bukan yang
dimaksud disini adalah kuis dengan memberikan perintah "hapalkan ini, hitung ini" atau
"pasang ini". Jenis kuis hanya mendorong siswa untuk menghafal persamaan dan rumus.
10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif Halaman 7
Tehnik ini hanya dibatasi oleh kreativitas guru dan kendala pada sistem (Courter, 1995 :
23). .
Pada strategi ini, para siswa diminta menunjukkan pemahaman yang lebih
dalam terhadap sebuah materi, kemampuan untuk menerapkan ilmu dari disiplin lain,
dan kemampuan untuk mengevaluasi nilai sebuah desain, produk, atau sistem.
Tujuan dari strategi ini adalah membuat siswa berpikir secara mendalam tentang
sebuah materi dapat dicapai bahkan dalam sebuah kuis 15 menit. Misalnya, siswa dapat
ditanyakan untuk memecahkan masalah yang tidak menentukan semua informasi yang
dibutuhkan untuk mengetahui jawabannya. Para siswa kemudian dipaksa untuk berpikir
tentang apa informasi lain yang mungkin dibutuhkan, dan bagaimana mereka bisa
mendapatkan informasi lain yang dibutuhkan.
Courter (1995 : 24) memberikan beberapa panduan dalam menggunakan
strategi kuis terbuka yaitu:
1. Buatlah sebuah masalah yang memiliki informasi lebih dari apa yang dibutuhkan
untuk memecahkan masalah. Para siswa kini harus berpikir tentang apa buah
dari informasi yang sangat penting untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
2. Buatlah sebuah masalah dimana para siswa akan berusaha menyelesaikan dengan
cara masing-masing yang berbeda untuk menyelesaikan tugas tertentu. Misalnya
mereka dimina untuk mengukur tinggi tiang bendera dengan berbagai cara, maka
masing-masing mereka berusaha merumuskan cara yang paling bagus menemukan
tinggi tiang bendera.
3. Ajaklah para siswa untuk berpikir lebih kreatif dalam menyelesaikan sebuah
permasalahan dan asumsikan bahwa mereka adalah seorang guru yang akan
memberikan penjelasan di depan kelas.
4. Rangsanglah berpikir siswa untuk memberikan pertanyaan yang kreatif seputar
permasalahan yang dibahas.
5. Gunakan beragam tehnik penilaian.
I. Brainstorming (Mendorong Kreativitas)
Brainstorming dapat menjadi cara yang efektif untuk menghasilkan banyak
gagasan tentang suatu masalah tertentu dan kemudian menghasilkan ide atau adalah
solusi terbaik. Brainstorming adalah yang paling efektif dengan kelompok 8-12 orang,
10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif Halaman 8
dan harus dilakukan di lingkungan yang santai. Jika peserta merasa bebas untuk
bersantai dan bercanda, mereka akan merentang pikiran mereka lebih jauh dan karena
hal tersebut akan menghasilkan lebih banyak ide yang kreati (Baumgartner, 2006).
Brainstorming membutuhkan fasilitator, ruang brainstorming dan sesuatu untuk
menulis ide-ide, seperti papan tulis, flip chart atau perangkat lunak. Tanggung jawab
fasilitator termasuk membimbing sesi, mendorong partisipasi dan menulis ide-ide.
Brainstorming terbaik dengan sekelompok orang bervariasi. Peserta dapat memiliki latar
belakang yang berbeda. Bahkan di daerah khusus, orang luar dapat membawa ide-ide
segar yang dapat menginspirasi para ahli. Ada banyak pendekatan untuk brainstorming,
namun pendekatan tradisional ini umumnya paling efektif karena ini adalah yang paling
energik dan kolaborasi secara terbuka, yang memungkinkan peserta untuk membangun
ide-ide satu sama lain.
Manurut Courter (1995 : 25), teknik brainstorming banyak digunakan untuk
mendorong peserta menghasilkan ide-ide secara mendalam. Brainstorming mendorong
siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam latihan menghasilkan ide dan pengalaman
dari pendekatan multi-dimensi dengan menganalisis masalah dan menemukan solusi.
Teknik brainstorming dapat diimplementasikan dalam berbagai cara sebagai
berikut:
1. Terstruktur: Seluruh kelas diberi topik untuk membahas dan setiap siswa diminta
untuk berkontribusi ide. Keuntungan dari metode ini adalah bahwa semua siswa
berpartisipasi dan siswa lebih vokal cenderung tidak mendominasi diskusi.
Kelemahannya adalah bahwa diskusi biasanya tidak mengalir bebas seperti dalam
sebuah sesi yang tidak terstruktur, dan dapat membuat beberapa siswa merasa tertekan
dan tidak nyaman.
2. Tidak Terstruktur: Beberapa Siswa diminta untuk menyumbangkan ide-ide mereka
terhadap sebuah permasalahan. Pendekatan ini memungkinkan aliran bebas ide dan
lingkungan lebih santai. Kekurangan pendekatan ini adalah bahwa hal itu dapat
mengakibatkan siswa tidak menanggapi sama sekali atau beberapa siswa yang
mendominasi diskusi.
3. Grup: Ini adalah pendekatan terstruktur kecuali bahwa kelas dibagi menjadi
kelompok kecil dan setiap kelompok menyajikan ide setelah jumlah waktu yang
ditentukan. Keuntungan dari metode ini adalah bahwa siswa akan lebih nyaman dan
10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif Halaman 9
mau mengekspresikan ide-ide mereka. Ini juga meningkatkan sinergi dan komunikasi
antar siswa. Satu kelemahan yang jelas untuk metoda ini adalah waktu yang lebih
intensif daripada dua metode di atas.
Lebih lanjut, Courter (1995 : 26) memberikan beberapa pedoman berikut ini
harus diikuti untuk salah satu metode di atas:
• Pastikan bahwa semua orang setuju pada pertanyaan atau masalah yang di bahas
pada brainstorming. Tuliskan pada papan tulis atau berikan handout.
• Jangan pernah mengkritik ide-ide siswa atau memungkinkan siswa untuk mengkritik
satu sama lain.
• Jangan biarkan siswa untuk menolak ide-ide awalnya. Ide tidak harus ditahan
keluar sampai brainstorming selesai agar solusi tidak menyempit
• Catat semua ide yang muncul di papan tulis atau catatan kecil. Tulis apa adanya
hasil ide yang muncul dan jangan ditafsirkan terlebih dahulu.
I. Metode Tanya Jawab
Tujuan dari metode tanya jawab adalah menarik siswa untuk lebih aktif
partisipasi dalam proses belajar mengajar. Teknik ini juga mendorong
siswa untuk bergerak melampaui hafalan ke tingkat yang lebih tinggi dari pembelajaran
yang memerlukan klarifikasi, ekspansi, generalisasi, dan kesimpulan. Seringkali siswa
dikondisikan untuk hanya duduk di kelas, mencatat dan kemudian belajar dan
mempelajari informasi tentang mereka sendiri. Dengan metode tanya jawab, para siswa
dapat belajar secara real-time, karena mereka diajarkan untuk memahami dan
mengintegrasikan materi lebih baik.
Agar lebih bijak, pertanyaan yang diajukan hendaknya mempertanyakan upaya untuk
mencapai salah satu atau lebih dari tujuan berikut:
• Merangsang berpikir analitis
• Mendiagnosa kesulitan siswa
• Menentukan kemajuan menuju tujuan tertentu
• Memotivasi siswa
• Memperjelas dan memperluas konsep
• Mendorong apresiasi baru dan sikap
• Berikan arahan khusus untuk berpikir
10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif Halaman 10
• Hubungan sebab akibat
• Mendorong siswa mengevaluasi diri
• Mendorong penerapan konsep
• Untuk membangkitkan minat dan keingintahuan
• Untuk memusatkan perhatian pada masalah
• Mempromosikan pemikiran dan pemahaman tentang ide-ide
• Mengelola atau mengingatkan siswa dari prosedur
Panduan berikut mungkin berguna dalam melaksanakan metode tanya jawab
yang berhasil :
• Analisis lebih mendalam setelah siswa menjawab pertanyaan.
• Susun tindak lanjut pertanyaan sebelumnya. Ini adalah ide yang baik untuk menulis
di bawah pertanyaan tersebut pada catatan kecil.
• Gunakan pertanyaan "siapa", "apa", "kapan", dan "di mana" untuk memeriksa
informasi yang dimiliki oleh siswa. Untuk siswa yang memiliki tingkat berpikir lebih
tinggi, gunakan pertanyaan "mengapa" dan "bagaimana" .
• Tekan tanggapan siswa dengan pertanyaan "mengapa" dan "bagaimana" agar
siswa berpikir ke tingkat yang lebih tinggi dengan meminta penjelasan lebih.
• Berikan jeda untuk berpikir terhadap setiap pertanyaan yang diajukan
• Simpulkan sebuah jawaban dari pertanyaan yang rumit.
• Jangan mempermalukan mahasiswa dengan berulang kali mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh siswa tersebut.
• Gunakan sanjungan yang baik untuk setiap siswa yang menjawab benar
pertanyaan, dan jangan berikan respon negatif jika siswa salah dalam menjawab.
• Berikan kesempatan pada siswa = untuk merumuskan pertanyaan sebagai
tanggapan terhadap jawaban dari Anda atau siswa lain.
• Jangan gunakan pertanyaan sebagai bentuk hukuman. Jangan menelepon pada
siswa hanya karena mereka lupa pekerjaan rumah mereka, pertanyaan yang tidak
pernah relevan, atau memberikan respons yang ceroboh (Courter, 1995 : 29-31).
J. Penggunaan Software (perangkat lunak untuk meningkatkan efisiensi pengajaran)
Peralatan Software yang banyak digunakan di dalam kelas dan terbukti sebagai
alat bantu mengajar yang efektif. Salah satu manfaat dari software yang mereka
10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif Halaman 11
tawarkan adalah alat untuk memvisualisasikan konsep abstrak dan ide. Jika digunakan
dengan benar perangkat lunak tersebut dapat meningkatkan efisiensi mengajar dalam
banyak hal. Sebagai alat pengajaran, Software komputer dapat memberikan cara baru
untuk menghubungkan konsep-konsep abstrak dengan visualisasi yang nyata. Khusus
Software komputer yang menawarkan siswa pilihan belajar sendiri dan juga dapat
berperan dalam memotivasi mereka untuk mempelajari konsep-konsep abstrak.
Berbagai pilihan Software untuk penggunaan di dalam kelas saat ini tersedia. Namun
semuanya dapat di bagi menjadi jenis berikut ini :
1. Website dan Email: dengan syarat terhubung ke internet, siswa dapat dengan
mudah mencari bahan-bahan belajar secara mudah dengan berselancar ke dunia
maya, dengan adanya layanan email juga memungkinkan siswa untuk bertukar
pikiran atau mengumpulkan tugas dengan cepat.
2. Presentasi: Salah satu contoh software yang paling banyak dipakai dalam presentasi
adalah Power Point, dengan adanya software presentasi, kita dapat menerangkan
dengan jelas sebuah materi dan lebih menghemat waktu jika kita mengetahui cara
yang tepat.
3. Modeling dan Analisis: Program Software untuk pemodelan dan analisis dalam
jumlah besar data atau sistem yang kompleks saat ini sudah banyak tersedia.
Biasanya software tersebut lebih cenderung ke arah simulasi atau visualisasi objek
yang sukar dibawa ke kelas. (Courter, 1995 : 32).
KESIMPULAN
Pada saat mengajar, guru hendaknya menggunakan beberapa strategi dalam
mengajar agar dapat mengajar dengan lebih efektif, dengan mengajar yang efektif, maka
guru tentu saja dapat membantu siswa untuk mendapat ilmu, megnolah informasi dan
menganalisis secara lebih mendalam. Dalam penerapan strategi mengajar, dapat
digunakan 10 tehnik strategi mengajar yang telah dijelaskan di atas yaitu : contoh
praktis, “Show and Tell” , studi masalah, desain hasil karya, laboratorium terbuka, tehnik
flowchart, kuis terbuka, brainstorming, metode tanya – jawab, dan menggunakan
software.
10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif Halaman 12
DAFTAR PUSTAKA
Ambler, Scott W. (2009). Flowchart. Diakses tanggal 1 Mei 2010 dari :
http://www.agilemodeling.com/artifacts/flowChart.htm
Baumgartner ,Jeffrey. (2006). The Step by Step Guide to Brainstorming. Diakses tanggal
1 Mei 2010 dari : http://www.jpb.com/creative/brainstorming.php
Bentham, P. (2008). Show And Tell - A Springboard For Math And Science Education.
Diakses tanggal 1 mei 2010 from http://ezinearticles.com/?Show-And-Tell---A--
Springboard-For-Math-And-Science-Education&id=965041
Colburn, Alan. (1997). How to Make Lab Activities More Open Ended. Diakses tanggal 1
Mei 2010 dari http://www.exploratorium.edu/IFI/resources/workshops/
lab_activities.html
Courter, Sandra. Balaraman, Prabhu. (1995), Strategies for Effective Teaching A
Handbook for Teaching Assistants. Madison : College of Engineering University
of Wisconsin
Marshall, Kristine E. (1981). A guided design project for prospective english teacher.
Diakses tanggal 1 Mei 2010 dari : http://www.jstor.org/pss/40172382
Soy, Susan K. (1997). The case study as a research method. Diakses tanggal 1 Mei 2010
dari : http://www.ischool.utexas.edu/~ssoy/usesusers/l391d1b.htm