154-fullteks

12
*Alamat korespondensi: Perum UNS RT I Griyan Baru, Baturan, Solo PENDAHULUAN Pendidikan di Jurusan POK FKIP UNS (Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta) memiliki dua prinsip utama, yaitu meng- utamakan partisipasi mahasiswa mengupa- yakan pendidikan itu membentuk kebi- asaan hidup sehat aktif di sepanjang hayat. Prinsip kedua berkenaan dengan usaha un- tuk mencapai kualitas hidup sehat sejahte- ra-paripurna ( ). Kebugaran seca- ra total mencakup empat aspek, yaitu kebu- garan fisikal, emosional, sosial dan inte- lektual (Howell & Howell, 1991). Bagian penting dari kualitas hidup sehat paripurna adalah kebugaran jasmani atau kesegaran jasmani, dua istilah yang dipakai silih ber- ganti yang merupakan kata lain dari . well-being phy- sical fitness Belajar di Jurusan POK FKIP UNS membutuhkan kebugaran jasmani khusus, yakni kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan dan kebugaran yang berkaitan dengan performa gerak. Setiap hari maha- siswa akan menjalani matakuliah teori dan praktik dalam berbagai cabang olahraga. Untuk itu mahasiswa harus memiliki bakat dan minat yang baik, kecuali itu mereka juga memiliki jasmani yang sehat dinamis (Sugiyanto, 1987). Jasmani dikatakan se- hat dinamis bila seluruh organ tubuh mam- pu menjalankan fungsinya secara normal dalam keadaan seseorang aktif bergerak dan tidak memiliki kelainan. Perikehidupan mahasiswa dalam seti- ap seginya selalu membutuhkan dukungan kesehatan dan kebugaran jasmani pada tingkat tertentu. Kesehatan dan kebugaran jasmani diperlukan mahasiswa untuk 124 KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA HUBUNGANNYA DENGAN INDEKS MASA TUBUH DAN KADAR HAEMOGLOBIN Sarwono* Program Pendidikan POK, FKIP Universitas Sebelas Maret Abstract: Kata kunci: This research is intended to determine whether or not there is a correlation between body mass index and content of hemoglobin with physical fitness, either separately or simultaneously. The research method employed is a survey conducted from August 1999 to January 2000. The subjects of the research were 80 students of the Sport and Health Department of FKIP UNS. The data, the score of performance of three variables above, were collected through measurement and tests. The technique of data analysis applied here was the technique of regression and correlation. The result of analysis showed that there was a negative correlation between body mass index and physical fitness, and a positive correlation between content of hemoglobin and physical fitness, either separately or simultaneously. kebugaran jasmani, indeks masa tubuh, kadar haemoglobin, prestasi olah- raga

Upload: muliadharmasaputrahutapea

Post on 05-Aug-2015

40 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 154-fullteks

*Alamat korespondensi: Perum UNS RT I Griyan Baru, Baturan, Solo

PENDAHULUANPendidikan di Jurusan POK FKIP

UNS (Pendidikan Olahraga dan KesehatanFakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Sebelas Maret Surakarta)memiliki dua prinsip utama, yaitu meng-utamakan partisipasi mahasiswa mengupa-yakan pendidikan itu membentuk kebi-asaan hidup sehat aktif di sepanjang hayat.Prinsip kedua berkenaan dengan usaha un-tuk mencapai kualitas hidup sehat sejahte-ra-paripurna ( ). Kebugaran seca-ra total mencakup empat aspek, yaitu kebu-garan fisikal, emosional, sosial dan inte-lektual (Howell & Howell, 1991). Bagianpenting dari kualitas hidup sehat paripurnaadalah kebugaran jasmani atau kesegaranjasmani, dua istilah yang dipakai silih ber-ganti yang merupakan kata lain dari

.

well-being

phy-sical fitness

Belajar di Jurusan POK FKIP UNSmembutuhkan kebugaran jasmani khusus,yakni kebugaran yang berkaitan dengankesehatan dan kebugaran yang berkaitandengan performa gerak. Setiap hari maha-siswa akan menjalani matakuliah teori danpraktik dalam berbagai cabang olahraga.Untuk itu mahasiswa harus memiliki bakatdan minat yang baik, kecuali itu merekajuga memiliki jasmani yang sehat dinamis(Sugiyanto, 1987). Jasmani dikatakan se-hat dinamis bila seluruh organ tubuh mam-pu menjalankan fungsinya secara normaldalam keadaan seseorang aktif bergerakdan tidak memiliki kelainan.

Perikehidupan mahasiswa dalam seti-ap seginya selalu membutuhkan dukungankesehatan dan kebugaran jasmani padatingkat tertentu. Kesehatan dan kebugaranjasmani diperlukan mahasiswa untuk

124

KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA HUBUNGANNYA

DENGAN INDEKS MASA TUBUH DAN KADAR

HAEMOGLOBIN

Sarwono*

Program Pendidikan POK, FKIP Universitas Sebelas Maret

Abstract:

Kata kunci:

This research is intended to determine whether or not there is a correlationbetween body mass index and content of hemoglobin with physical fitness, eitherseparately or simultaneously. The research method employed is a survey conducted fromAugust 1999 to January 2000. The subjects of the research were 80 students of the Sportand Health Department of FKIP UNS. The data, the score of performance of threevariables above, were collected through measurement and tests. The technique of dataanalysis applied here was the technique of regression and correlation. The result ofanalysis showed that there was a negative correlation between body mass index andphysical fitness, and a positive correlation between content of hemoglobin and physicalfitness, either separately or simultaneously.

kebugaran jasmani, indeks masa tubuh, kadar haemoglobin, prestasi olah-raga

Page 2: 154-fullteks

mempertinggi kemampuan belajar danmenyelesaikan tugas-tugas lainnya. Kebu-garan jasmani dan sehat dinamis tentu adakaitannya. Sehat dinamis merupakan fonda-si bagi kebugaran jasmani yang memadai.Kebugaran jasmani itu sifatnya spesifik. Ar-tinya, kebugaran yang dibutuhkan bagi atlettidak selalu sama dengan kebugaran yangdibutuhkan bagi pekerja maupun pelajar. Disamping itu, kebugaran jasmani bersifat ti-dak statis. Tingkat kebugaran jasmani yangdicapai seseorang pada masa tertentu tidakmungkin dipertahankan pada posisi yangsama sepanjang masa, tetapi berfluktuasitergantung pada diet makanan dan latihanolahraga yang dilakukan (Fox, dkk., 1987;Tinley & McAlpine, 1994).

Kebugaran jasmani sebagai suatu hasilbelajar ( ) tidak terlepas dari faktor

dan . Sebagai produk dariproses belajar atau berlatih, tingkat kebu-garan jasmani mahasiswa dari sudut ilmufaal, ilmu kesehatan olahraga, dan ilmu ke-pelatihan olahraga dipengaruhi oleh bebera-pa faktor, antara lain: (1) sistem respirasisebagai organ penyedia oksigen, (2) sistem

dengan isinya (darah, dalamhal ini ) sebagai pengangkut ok-sigen, (3) sistem otot sebagai pengguna ok-sigen, (4) sistem metabolisme energi seba-gai penyedia energi, dan (5) status gizi (in-deks masa tubuh), serta (6) tergantung padaumur, jenis kelamin, program aktivitas jas-mani, dan latihan olahraga. Keenam faktortersebut secara fisiologis dan biologis harusberfungsi normal dan ditingkatkan secarasimultan.

Penelitian mengenai kadardikaitkan dengan kebugaran jasmani

yang diukur dengan dantes lari 2,4 km telah dilakukan beberapapeneliti. Hasil pemeriksaan kadar Hb-nyadirangkum seperti pada Tabel 1.

Dari rangkuman hasil penelitian terse-but di atas, Frans Seika (1980) menemukankorelasi antara kadar dan ke-bugaran jasmani tidak signifikan, demikianpula halnya seperti yang dilaporkan olehTjening Kerana (1982). Kedua peneliti me-nyimpulkan bahwa faktor ti-

outputinput processing

cardovasculerhemoglobin

haemoglo-bin

Harvad Step Test

haemo-globin

haemoglobin

dak menentukan baik dan kurangnya kebu-garan jasmani. Pernyataan dua peneliti inikontradiktif dengan teori-teori yang ada.Karena itu, masalah ini patut dipertanya-kan mengenai kebenarannya, mengingatsampel penelitian yang dipakai lebih besardari 70% termasuk anemia. Bagaimana jikasampelnya tidak anemia, apakah akan dite-mukan korelasi yang tidak bermakna? Disisi lain, Suriawinata, dkk., (1981) menun-jukkan bahwa suplementasi besi untuk me-ningkatkan kadar pada maha-siswa penderita anemia tidak berbeda seca-ra bermakna antara mahasiswa yang anemiadan yang tidak. Penetapan anemia berda-sarkan kriteria WHO tahun 1968, yaitu bilakadar lebih kecil dari 14 mg/dluntuk laki-laki dewasa dan lebih kecil dari12 mg/d untuk wanita dewasa.

Berkaitan dengan teori dan hasil peneli-tian yang telah dikemukakan, dapat diiden-tifikasi bahwa indeks masa tubuh dan kadar

merupakan variabel prediktoruntuk memprediksikan kebugaran jasmanimahasiswa. Indeks masa tubuh kini dipakaisebagai salah satu indikator untuk mempre-sentasikan status gizi dan merupakan suatuindeks yang responsif dan sensitif terhadapperubahan keadaan gizi dan produktivitaskerja (Atmarita & Fasli Jalal, 1991; Husai-ni, 1996). Kadar hemoglobin disimpulkansecara meyakinkan berhubungan positif de-ngan daya tahan erobik atau kesegaran jas-mani (Junusul Hairy, 1999; Dewi Permae-sih, dkk., 2000).

Masalah yang ingin dijawab dalam pe-nelitian ini adalah: (1) Apakah terdapat hu-bungan anara indeks masa tubuh dengan ke-bugaran jasmani mahasiswa? Apabila ada,bagaimana arah hubungan dan seberapa ku-at hubungan tersebut?; (2) Apakah terdapathubungan antara kadar de-ngan kebugaran jasmani mahasiswa? Apa-bila ada, bagaimana arah hubungan dan se-berapa kuat hubungan tersebut?; dan (3)Apakah terdapat hubungan antara indeksmasa tubuh dan kadar dengankebugaran jasmani mahasiswa? Apabilaada, bagaimana arah hubungan dan sebe-rapa kuat hubungan tersebut?

haemoglobin

haemoglobin

haemoglobin

haemoglobin

haemoglobin

Sarwono, Hubungan Kebugaran Jasmani Mahasiswa ... 125

Page 3: 154-fullteks

Tujuan penetitian ini adalah untukmenguji dan mengkaji variabel indeks masatubuh dan kadar yang terkaitdengan kebugaran jasmani mahasiswa, baiksecara sendiri-sendiri maupun secara ber-sama-sama.

Untuk memperjelas konsep yang berka-itan dengan variabel-variabel penelitian.Berikut ini disajikan deskripsi singkat me-ngenai ketiganya, yaitu kebugaran jasmani,indeks masa tubuh, dan kadar .Kata “kebugaran jasmani” penting makna-nya, terutama berkaitan dengan tes unjukkerja fisik. Pada dasarnya tes kebugaran fi-sik adalah mengukur kemampuan untukmelakukan tugas yang diinginkan tanpamengalami kelelahan yang berarti (Howell& Howell, 1991). Karena itu, kebugaranjasmani didefinisikan sebagai suatu kondisiyang mencerminkan kemampuan seseoranguntuk melakukan tugas sehari-hari denganproduktif tanpa mengalami kelelahan yangberarti (Toho Cholik Mutohir, 1999).

Kebugaran jasmani adalah sebuah kon-sep yang hubungan dengan kualitas ke-mampuan fungsi organ tubuh untuk menja-lankan tugas dan gerak dalam kehidupansehari-hari, dan setiap tugas memiliki ting-katan tuntutan masing-masing. Karena itu,konsep kebugaran jasmani berkembangmenjadi dua macam, yaitu kebugaran yangberkaitan dengan kesehatan dan kebugaranyang berkaitan dengan performa atau pres-tasi olahraga.

Nieman (1986; 1993) dan Anspaugh,dkk., (1994) menggambarkan hubungan an-tara kesehatan dan kebugaran jasmani se-perti Gambar 1.

Untuk membina, meningkatkan danmemelihara kebugaran jasmani perlu dike-tahui unsur-unsur yang berperan. Secaraumum dapat disebutkan ada sebelas kompo-

haemoglobin

haemoglobin

nen kebugaran jasmani ditinjau dari segiyang berkaitan dengan kesehatan dan yangberkaitan dengan prestasi olahraga, yaitu:kekuatan otot, daya tahan otot, kebugaranerobik, kelentukan, dan komposisi tubuh disatu segi; serta otot, kecepatan, kelin-cahan, koordinasi, keseimbangan, danwaktu reaksi di segi yang lain (Howell &Howell, 1991).

Dengan mengemukakan komponen-komponen seperti di atas tidaklah berartibahwa semua orang harus memiliki dan me-ngembangkan secara sempurna kesebelaskomponen tersebut. Namun, dalam menyu-sun program peningkatan kebugaran jasma-ni akan menjadi lebih baik jika dirancangtidak hanya bertujuan untuk meningkatkankesebelas komponen tersebut di atas, tetapijuga untuk mencapai keseimbangan limaunsur kesehatan, yakni: fisikal, emosional,sosial, intelektual, dan spiritual (Anspaugh,dkk., 1994).

Indeks masa tubuh (IMT) merupakanindeks yang dihitung sebagai hasil bagi be-rat badan dalam kilogram dengan kuadratdari tinggi badan dalam meter (Shetty &James, 1994). IMT adalah nilai konversidari hasil pengukuran ting-gi badan dan berat badan. Sejak pertemuanpertama IDECG (

) di Guatemalatahun 1987, IMT hingga kini dipakai secaraluas untuk menentukan status gizi sese-orang. Hasil survei di beberapa negara, me-nunjukkan bahwa IMT ternyata merupakansuatu indeks yang responsif, sensitif terha-dap perubahan keadaan gizi, ketersediaanpangan menurut musim, dan produktivitaskerja (Husaini, 1996).

Latihan olahraga dan aktivitas jasmaniyang berat jelas membutuhkan energi. Ener-gi yang cukup diperlukan untuk menjaga

power

anthropometrik

International DeficiencyEnergy Cosultative Group

No Peneliti InstrumenKebugaran Jasmani

Sampel Tak Anemia(%)

Anemia(%)

Rerataµg/dl

Tabel 1. Rangkuman Hasil Pemeriksaan Kadar Haemoglobin pada Laki-laki

123

Frans SiekaSuriawinata,Tjening Kerana

et.al97,743,570,2

11,312,813,1

2,956,529,8

--

47

Harvard step testHarvard step testTes lari 2,4 km

PAEDAGOGIA, Jilid 11, Nomor 2, Agustus 2008, halaman 124 - 135126

Page 4: 154-fullteks

kelangsungan proses-proses biologis. Sese-orang dikatakan dalam keadaan konstanapabila asupan energi sebanding denganenergi yang dikeluarkan. Total keluaranenergi adalah jumlah dari energi yang dike-luarkan dalam keadaan istirahat atau dise-but BMR ( ) ditambahdengan energi yang dikeluarkan untuk pen-cernaan makanan dan absorbsi zat-zat giziatau SDA(S ) dan di-tambah lagi dengan energi yang dikeluar-kan untuk bekerja atau melakukan kerja fi-sik. Jika asupan energi dan keluaran energitidak sebanding, maka akan terjadi ketidak-seimbangan. Gemuk atau kurus merupakancerminan dari ketidakseimbangan energi.Dalam kondisi ini, indeks masa tubuh meru-pakan indikatornya.

Perbandingan berat badan (BB) dantinggi badan (TB) telah lama digunakan un-tuk menentukan status gizi pada anak balita.Dalam terminologi lebih spesifik, badanterdiri dari jaringan aktif atau disebutsebagai dan sebagaideposit energi utama di dalam tubuh. Jadiberat badan sama dengan +

. Kaitannya dengan kebugaran jas-mani, akibat diet makanan, latihan olahragaatau kombinasi keduanya dapat mengubahkomposisi tubuh sehingga berpengaruhterhadap proporsi relatif berat tulang, otot,

Basal Metabolic Rate

pecific Dynamic Action

lean body mass fat mass

lean body massfat mass

dan lemak. Jaringan tanpa lemak () lebih aktif daripada jaringan berle-

mak ( ), sehingga orang gemukmempunyai BMR per kilogram berat badanlebih rendah daripada orang kurus. Jadi,yang beraktivitas tinggi dan mampu bekerjakeras adalah orang yang tidak berbadanterlalu gemuk dan tidak pula berbadan ter-lalu kurus.

Berat badan seseorang dipengaruhitinggi badan. Selama proporsi dipertahan-kan, badan seorang yang bertubuh tinggilebih berat daripada seseorang yang berpe-rawakan pendek. Dari perbandingan hasilpengukuran BB dan TB,status gizi seseorang dapat diketahui apakahtergolong terlalu kurus atau sebaliknya. Un-tuk mengetahui status gizi dapat digunakanindeks masa tubuh dengan rumus: IMT=

BB (kg)/TB . IMT orang dewasa > 25,0dikategorikan gemuk, antara 18,5-25,0 di-kategorikan normal, antara 17,0-18,4 dika-tegorikan kurang gizi I, antara 16,0-16,9dikategorikan kurang gizi II, dan < 16,0 di-kategorikan kurang gizi III (Husaini, 1996).

Latihan olahraga dan aktivitas jasmaniselain membutuhkan energi yang cukup, ju-ga memerlukan kadar (kadarHb) yang tinggi. Hb merupakan zat pewarnamerah pada darah, terletak dalam ,terdiri atas dan bagian nonprotein

leantissue

fat tissue

anthropometrik

haemoglobin

eritrositglobin

2

THE HEALTH CONTINUM

Health High-Risk behaviors Disease Death

WellnessAbove

averagehealth

Averagehealth

Belowaveragehealth

Illness

Physical, mental, socialspiritual wellbeing:positive life style hebits

Smoking, high-fatlow fiber diet,

inactivity, high stress,alcohol and drug abuse,

reckless driving,unsafe sex

Conorary heart disease,cancer, stroke, accidents,

diabetes, AIDS, obesity,high blood pressure,

alcoholism, cirrhosis,osteoporosis

Gambar 1.

(Sumber: Anspaugh, dkk., 1994)

The Health Continum Shows that Between Optimal Health and Death LiesDisease, Which is Preceded by Aprolonged Period of Negative Lifestyle Habits

Sarwono, Hubungan Kebugaran Jasmani Mahasiswa ... 127

Page 5: 154-fullteks

yang mengandung besi (Fe) dan digolong-kan dalam (Ganong, 1992). Seldarah merah mempunyai kemampuan untukmengkonsentrasi Hb di dalam cairan seldarah sampai kira-kira 34 gr per 100 mlcairan sel. Selama latihan konsentrasi Hb didalam darah meningkat 5-10% dan menye-babkan hemokonsentrasi. Hemokonsentrasi10%, artinya Hb mencapai 16,5% gr per 100ml darah selama latihan, sedangkan dalamkeadaan istirahat hanya 15 gr per 100 mldarah. Dengan demikian kapasitas oksigenyang dapat diangkut oleh Hb meningkatdari 20,1 ml menjadi 22,1 ml, suatu per-ubahan yang sangat menguntungkan (Junu-sul Hairy, 1989). Sebagai pengangkut oksi-gen dan sebagai pengatur keseimbanganasam basa, berperan pentingdalam sistem kardiorespirasi dan metabo-lisme. Dengan demikian fungsi kadar

dalam latihan olahraga dan akti-vitas jasmani tak dapat diabaikan begitusaja (Lamb, 1984).

Latihan olahraga atau aktivitas jasmanibagaimanapun bentuknya akan memberi-kan suatu perubahan kualitas pada sistemtubuh. Perubahan seketika disebut sebagairespons, sedangkan perubahan jangka pan-jang akibat latihan disebut sebagai adaptasi.Telah diketahui bahwa latihan jasmani yangdilakukan secara teratur dan terprogram da-lam jangka waktu yang cukup, menyebab-kan perubahan fisiologis yang mengarahpada kemampuan menghasilkan energiyang lebih besar dan memperbaiki performaatau prestasi kerja. Respons yang terjadi pa-da sistem kardiovaskuler akibat latihanaerobik menurut Davis, dkk., (1989) adalahefek pada: (1) curah jantung, (2) isi sekun-cup, (3) peningkatan detak jantung, (4) te-kanan darah sistolik, (5) aliran darah, (6)volume plasma darah, dan (7) keasamandarah; sedangkan adaptasi atau perubahankronis yang terjadi pada sistem kardiovas-kuler akibat latihan erobik adalah: (1) terja-dinya hipertropi jantung, (2) bertambahnyavolume sekuncup jantung, (3) menurunnyafrekuensi detak jantung istirahat, (4) me-ningkatnya volume darah dan ,dan (5) menurunnya tekanan darah.

porphyrin

haemoglobin

hae-moglobin

haemoglobin

Kebugaran jasmani mahasiswa JurusanPOK FKIP UNS dari faktor determinan ke-turunan dan lingkungan dipengaruhi olehimplementasi praktek kurikulum. Ujungpangkal paradigma penelitian ini adalah ba-gaimana dan mengapa program pendidikanolahraga yang mencakup teori dan praktikatletik, bola voli, senam, dan pembinaanprestasi mampu meningkatkan kebugaranjasmani mahasiswa laki-laki dan perem-puan. Peningkatan kebugaran jasmani ma-hasiswa terjadi sebagai akibat pengaruhyang berasal dari faktor eksternal dan inter-nal yang saling berkaitan. Dari tinjauan pu-staka setelah disarikan menurut variabelpenelitian, maka kerangka berpikir peneli-tian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Penelitian ini menggunakan metodesurvai dengan studi korelasional. Tujuanstudi korelasional adalah untuk mengujisampai sejauh mana variasi-variasi dalamsuatu variabel berkaitan dengan variasi-variasi variabel lain berdasarkan koefisienkorelasi (Thomas dan Nelson, 1990).Penelitian deskriptif ini untuk menguji danmengkaji indeks masa tubuh dan kadar

terkait dengan kebugaran jas-mani mahasiswa. Berdasarkan tujuan yanghendak dicapai, maka kaitan antarvariabelprediktor dan variabel respons diskemakanpada Gambar 3.

Unit analisis dalam penelitian ini ada-lah mahasiswa semester satu Jurusan POKFKIP UNS Surakarta tahun akademik 1999/2000 yang berumur antara 18-22 tahun,sebanyak 80 mahasiswa; terdri dari 69 ma-hasiswa laki-laki dan 11 mahasiswa perem-puan. Tinggi dan berat badan mahasiswa di-ukur dengan , dan indeks masatubuh dihitung dengan metode

. Kadar diukur denganmetode . Nilai kebugaran jasmani(kebugaran erobik) mahasiswa diukur de-ngan tes lari 2,4 km.

Data yang terkumpul dianalisis denganteknik statistik regresi dan korelasi baik se-derhana maupun ganda. Untuk memenuhi

METODE PENELITIAN

haemoglobin

stadiometerShetty-

James haemoglobinSianmet

PAEDAGOGIA, Jilid 11, Nomor 2, Agustus 2008, halaman 124 - 135128

Page 6: 154-fullteks

FAKTOR PENENTU

Determinan

KETURUNAN LINGKUNGAN

INTERNAL EKSTERNAL

Saling Berkaitan

(X1) (X2)

IMT KADAR Hb LEMBAGA JPOKFKIP UNS

Mahasiswa Laki-lakidan Perempuan

BERPERAN DALAMFUNGSI SIRKULASI DAN

METABOLISME

Pengaruh PPO IMPLEMENTASIKURIKULUM

MEMPENGARUHI KOMPONENKEBUGARAN JASMANI

MEMPENGARUHI PROSES-PROSES BIOLOGIS

KEBUGARAN JASMANIMAHASISWA JPOK FKIP UNS

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

Segi Laboratik

Praktik Segi

Segi Anthropometrik

(Y)

asumsinya dilakukan uji normalitas danlinieritas. Hasil uji asumsi menunjukkanbahwa: (1) data tentang X1, X2, dan Yberasal dari populasi yang berdistribusinormal dan (2) regresi Y atas X1, dan Y atasX2 adalah linier. Penghitungan terhadapkuantita harga-harga statistik dalam pene-litian ini dilakukan dengan menggunakanbantuan komputer PC yang memanfaatkanprogram “ ” © 1978-85

. (Zaenal Mustofa, 1992).

Deskripsi data indeks masa tubuh,kadar , dan kebugaran jas-

Microstat Copyrghtby Ecosoft, Inc

haemoglobin

HASILDAN PEMBAHASAN

mani mahasiswa Jurusan POK FKIP UNS,baik sebelum maupun sesudah menjalaniprogram pendidikan olahraga (PPO) selamasatu semester disajikan pada Tabel 2, 3, 4, 5,dan 6.

Hasil penelitian secara deskriptif (Ta-bel 2) menunjukkan bahwa nilai rata-ratadan simpang baku dari indeks masa tubuh,kadar , dan kebugaran jasmanimahasiswa Jurusan POK FKIP UNS, baiksebelum maupun sesudah menjalani pro-gram pendidikan olahraga adalah 20,201,92 kg/m2; 13,26 1,74 mg/dl; 50,019,99 dan 61,98 5,55. Sementara rentangnilai dari ketiga variabel tersebut adalah15,40 sampai 25,10 kg/m2; 10,20 sampai

haemoglobin

++ +

+

Variabel Prediktor (X1)

Indek Masa Tubuh

Kadar Hemoglobin

Variabel Prediktor(X2)

Variabel Respons (Y)

Kebugaran JasmaniMahasiswa

Gambar 3. Hubungan Multivariat Penelitian

Sarwono, Hubungan Kebugaran Jasmani Mahasiswa ... 129

Page 7: 154-fullteks

Tabel 2. Deskripsi Data pada Unit Penelitian

Nama Sumber Unit Analisis Rata-rata Simpang Baku Minimum Maksimum

UmurTinggi Badanberat badanIMT-X1K. Hb-X2MKJ-PreNKJ-Post (Y)

80808080808080

19,15001,6421

54,550020,203813,263350,009461,9799

0,92910,06096,25191,91711,74149,98995,5464

18,00001,5100

38,000015,400010,200016,070040,8300

22,00001,8300

66,000025,100017,400067,580071,7000

Tabel 3. Deskripsi dan Klasifikasi Status Gizi berdasarkan IMT Mahasiswa

JenisKelamin

UnitAnalisis

Kategori Status Gizi

Gemuk Normal KG 1 KG 2 KG 3

Rata-rata

kg/m2

n % n % n % n % n %

Laki-lakiPerempuanTotal

691180

1-1

15-

13

568

64

81,272,780,0

82

10

11,218,212,5

213

2,99,17,5

2-2

2,9-

2,5

20,233320,018220,2038

Tabel 4. Deskripsi dan Klasifikasi Kadar Hb Mahasiswa

JenisKelamin

UnitAnalisis

Kategori Kadar HbTidak Anemia Anemia

Rata-rataµg/dln % n %

Laki-lakiPerempuanTotal

691180

29231

42,018,238,7

409

49

50,081,861,3

13,589911,190913,2600

Tabel 5. Deskripsi dan Klasifikasi Kebugaran Jasmani Mahasiswa SebelumMenjalani PPO

JenisKelamin

UnitAnalisis

Kategori Kebugaran JasmaniJelek Kurang Sedang Baik Baik Sekali Rata-rata

n %

Laki-lakiPerempuanTotal

n % n % n % n %

691180

9615

13,154,518,7

193

22

27,527,327,5

251

26

36,29,1

32,5

151

16

21,79,1

20,0

1-1

1,4-

1,3

52,070937,078250,0094

Tabel 6. Deskripsi dan Klasifikasi Kebugaran Jasmani Mahasiswa SesudahMenjalani PPO

JenisKelamin

UnitAnalisis

Kategori Kebugaran JasmaniJelek Kurang Sedang Baik Baik Sekali

Rata-rata

n %

Laki-lakiPerempuanTotal

n % n % n % n %

691180

---

---

-22

-18,22,5

93

12

13,027,315,0

335

38

47,845,447,5

271

28

39,29,1

35,0

63,979954,630961,9799

17,40 mg/dl; 16,07 sampai 67,58 dan 40,83sampai 71,70. Hal-hal menarik dari nilai-

nilai yang terdapat pada Tabel 3 dan Tabel 4di atas adalah bahwa mahasiswa secara rata-

PAEDAGOGIA, Jilid 11, Nomor 2, Agustus 2008, halaman 124 - 135130

Page 8: 154-fullteks

rata memiliki status gizi yang normal, seba-nyak 64 mahasiswa atau 80% dan sebanyak49 mahasiswa atau 61,3% anemia.

Paling menarik dicermati pada Tabel 2dan 5 adalah bahwa nilai rata-rata kebugar-an jasmani awal hanya berkisar 50-an. Nilairata-rata ini menunjukkan bahwa tingkatkebugaran jasmani mahasiswa JurusanPOK FKIP UNS kebanyakan berkualifikasidi bawah kategori baik, tepatnya 78,7% atausebanyak 63 mahasiswa. Fakta ini sangatmencengangkan dan sulit dipercaya, meng-ingat di Jurusan POK FKIP UNS tiap tahunakademik baru diselenggarakan seleksi atautes khusus masuk olahraga. Dalam kaitanini, dalam benak peneliti timbul pertanyaan,apakah fungsi seleksi atau tes khusus masukjurusan olahraga selama ini telah berjalandengan baik? Yang jelas fakta tersebut ber-implikasi kepada lembaga yang bersang-kutan dan perlunya kebugaran jasmani ma-hasiswa segera ditingkatkan. Perlunya pe-ningkatan terasa mendesak karena maha-

siswa diharapkan dapat menyelesaikan per-kuliahan tepat waktu, juga mampu menjadiguru pendidikan jasmani dan pelatih olahra-ga yang profesional, baik di lingkungan se-kolah maupun masyarakat. Karena itu, se-bagai mahasiswa dan nantinya sebagai gurupendidikan jasmani atau pelatih olahragaharus tetap memiliki kebugaran jasmaniyang “prima”.

Tabel 5 dan 6 dibandingkan ternyata ke-bugaran jasmani mahasiswa sesudah men-jalani program pendidikan olahraga me-ningkat tajam. Keadaan sebelumnya seba-nyak 63 mahasiswa atau 78,7% berkuali-fikasi di bawah kategori baik dan kini sesu-dah menjalani program pendidikan olahra-ga selama satu semester menjadi tinggal 14mahasiswa atau 17,5%. Hal ini merupakanpeningkatan cukup meyakinkan.

Hasil analisis dengan teknik korelasidan regresi diperoleh hasil seperti terlihatpada Tabel 7 berikut.

Tabel 7. Kontribusi IMT dan Kadar Hb Terhadap Kebugaran Jasmani Mahasiswa

VariabelPredik Resp

Kons-tante

KoefisienRegresi Korelasi

t-hitung

F-hitung Prob KE %

X1X2

YY

78,651925,4121

b= -0,8252b= 2,7578

r= -02852r= 0,8659

2,62815,285

6,908233,646

0,01030,000E+00

8,1474,77

X1,X2 Y 32,2970b1= -0,2945b2= 2,6873

R= 0,87151,778

14,769 121,6420,07930,0000 75,96

Hasil analisis inferensial menunjukkanbahwa: (1) terdapat hubungan negatif antaraindeks masa tubuh dan kebugaran jasmanimahasiswa (r x1.y = -0,2852 dengan p =0,0103) melalui persamaan garis regresilinier Y = 78,6519-0,8252 X1; (2) terdapathu-bungan positif antara kadar

dan kebugaran jasmani mahasiswa (rx2.y = 0,8659 dengan p = 0,0000) me-laluipersamaan garis regresi linier Y = 25,4121 +2,7578 X2; dan (3) terdapat hubungan posi-tif antara indeks masa tubuh dan kadar

secara bersama-sama dengan ke-bugaran jasmani mahasiswa (R = 0,8715 de-ngan p = 0,000E+00) melalui persamaangaris regresi linier Y = 32,2970-0,2945 X1+2,6873 X2.

haemoglo-bin

hae-moglobin

Untuk mengetahui seberapa kuat hu-bungan antara indeks masa tubuh dan kadar

terhadap kebugaran jasmanimahasiswa baik secara sendiri-sendiri mau-pun secara bersama-sama dapat diketahuidari besarnya koefisien determinasi ma-sing-masing variabel. Berdasarkan data dariTabel 7 di atas dapat dilihat bahwa kontri-busi efektif indeks masa tubuh terhadapkebugaran jasmani mahasiswa sebesar8,14% dan kontribusi efektif kadar

terhadap kebugaran jasmani maha-siswa adalah sebesar 74,77%, sedangkanbesarnya kontribusi efektif indeks masatubuh dan kadar secara bersa-ma-sama adalah 75,96%. Kontribusi vari-abel prediktor yang diteliti terhadap kebu-

haemoglobin

haemo-globin

haemoglobin

Sarwono, Hubungan Kebugaran Jasmani Mahasiswa ... 131

Page 9: 154-fullteks

garan jasmani mahasiswa ternyata sangatbermakna.

Dari hasil penelitian dapat diketahuibahwa indeks masa tubuh memiliki hu-bungan berbanding terbalik dengan kebu-garan jasmani mahasiswa, sedangkan kadar

memiliki hubungan berban-ding lurus dengan kebugaran jasmani maha-siswa. Hal ini berarti bahwa makin rendahindeks masa tubuh (dalam batas-batas fisik)makin tinggi kebugaran jasmani mahasis-wa. Sementara itu, makin tinggi kadar

makin tinggi kebugaran jasmanimahasiswa. Barangkali dipersoalkan adalahseberapa kuat hubungan antara indeks masatubuh dan kadar selaku vari-abel prediktor dengan kebugaran jasmanimahasiswa selaku variabel respons. Cukupkuatkah hubungan antara variabel-variabelprediktor dengan variabel respons sehing-ga variabel prediktor dapat dipakai sebagaidasar yang cukup kuat untuk memprediksimeningkatnya variabel respons? Pertanya-an tersebut dapat dijawab dengan melihatbesarnya kontribusi variabel prediktor ter-hadap variabel respons dan besarnya koefi-sien arah pada persamaan garis regresi.

Dari besarnya koefisien korelasi antaraindeks masa tubuh dan kadardengan kebugaran jasmani mahasiswa da-pat diketahui besarnya kontribusi yang di-maksud, yaitu 8,14% untuk indeks masa tu-buh terhadap kebugaran jasmani maha-siswa; 74,77% untuk kadarterhadap kebugaran jasmani mahasiswa;dan 75,96% untuk indeks masa tubuh dankadar secara bersama-samaterhadap kebugaran jasmani mahasiswa.Dari angka-angka tersebut tampak bahwakontribusi indeks masa tubuh terhadap ke-segaran jasmani mahasiswa termasuk sa-ngat rendah bila dibandingkan dengan kon-tribusi kadar terhadap kese-garan jasmani mahasiswa. Ini menunjukkanbahwa hubungan antara kadardengan kebugaran jasmani mahasiswa jauhlebih kuat daripada hubungan antara indeksmasa tubuh dengan kebugaran jasmani ma-hasiswa. Oleh karena itu, apabila nilaikontribusi keduanya terhadap kebugaran

haemoglobin

hae-mogobin

haemoglobin

haemoglobin

haemoglobin

haemoglobin

haemoglobin

haemoglobin

jasmani mahasiswa sebesar 75,96%, dapatdiduga variabel prediktor mana yang mem-berikan kontribusi yang lebih besar, indeksmasa tubuh atau kadar ? Ja-wabnya adalah kadar .

Bukti lain tentang kecilnya kontribusiindeks masa tubuh terhadap kebugaran jas-mani mahasiswa dapat dilihat dari nilaikoefisien arah regresi. Secara sendiri-sendiri koefisien arah regresi indeks masatubuh (-0,8252) cukup berarti dan kadar

(2,7578) sangat berarti. Seca-ra bersama-sama koefisien arah regresinyapun sangat berarti. Namun, apabila koefi-sien arah regresi secara bersama-sama ter-sebut diuji satu persatu, yaitu -0,2945 untukindeks masa tubuh dan 2,6873 untuk kadar

, maka teruji bahwa koefisienarah regresi untuk indeks masa tubuh tidakbermakna, sedangkan koefisien arah regresiuntuk kadar sangat bermakna.Oleh karena itu, indeks masa tubuh tidak da-pat dijadikan sebagai dasar yang kuat untukmenaksir meningkatnya kebugaran jasmanimahasiswa. Sebaliknya kadardapat dijadikan sebagai dasar yang kuat un-tuk menaksir meningkatnya kebugaran jas-mani mahasiswa. Pertanyaannya adalahmengapa variabel prediktor indeks masa tu-buh harus dieliminir dan kadar

tidak?Secara teoretis kemungkinan jawaban-

nya sebagai berikut. Kebugaran jasmanisebagi hasil daya tahan erobik bergantungpada variabel-variabel fisiologis, seperti pe-ran pengangkutan dan penggunaan oksigendari udara ke otot-otot aktif dalam meta-bolisme erobik daripada bergantung padavariabel-variabel yang didasarkan padaukuran anthropometrik. Indeks masa tubuhdan kadar merupakan unsur-unsur penentu kebugaran jasmani mahasis-wa yang berasal dari internal, keduanya sa-ling berkaitan. Dalam penelitian ini indeksmasa tubuh diperhitungkan dari ukuran an-thropo-metrik, sedang kadardiperhitungkan dari segi laboratorik. Dalamkonsep dan pengukuran tampak keduanyadapat dibedakan, namun kenyataannya da-lam fungsi fisiologis saling berinteraksi.

haemoglobinhaemoglobin

haemoglobin

haemoglobin

haemoglobin

haemoglobin

haemoglo-bin

haemoglobin

haemoglobin

PAEDAGOGIA, Jilid 11, Nomor 2, Agustus 2008, halaman 124 - 135132

Page 10: 154-fullteks

Karena itu, salah satu variabel prediktoryang memberi kontribusi terkecil harus di-eliminir.

Temuan penelitian bahwa variabel ka-dar dalam darah merupakanprediktor yang mantap dan sahih untuk me-naksir kebugaran jasmani mahasiswa diku-atkan dengan adanya beberapa hasil pe-nelitian yang sejenis. Junusul Hairy (1999)dalam penelitiannya menyimpulkan bahwakonsentrasi mempunyai hu-bungan positif yang signifikan dengan dayatahan aerobik. Makin tinggi konsentrasi

makin tinggi daya tahan aero-bik, makin rendah konsentrasimakin rendah daya tahan aerobik. DewiPermaesih, dkk., (2000) menunjukkan bah-wa kadar berhubungan de-ngan kebugaran jasmani secara linier danbermakna pada tingkat kepercayaan 95%.Hubungan ini menunjukkan bahwa semakintinggi kadar siswa semakinbaik kebugaran jasmaninya. Secara teori halini karena berfungsi mensu-plai oksigen ke seluruh tubuh. Bukti-buktibaru dari beberapa penelitian ini sekaligusmenyanggah pendapat Frans Seika (1980)dan Tjening Kerana (1982) yang menya-takan bahwa faktor tidak me-nentukan baik dan kurangnya kebugaranjasmani.

Hal yang tak dapat dipungkiri bahwauntuk mencapai kebugaran jasmani yangbaik orang memerlukan diet makanan danlatihan olahraga. Diet makanan dan latihaninilah yang tampaknya merupakan variabelantara ( ) yang menjem-batani variabel prediktor dengan variabelrespons. Diet makanan, latihan olahragaatau kombinasi keduanya dapat mengubahkomposisi tubuh, sehingga berpengaruh pa-da proporsi relatif berat tulang, otot dan le-mak seseorang. Kegemukan ( ) me-nurunkan kemampuan tubuh untuk men-transfer panas tubuh ke udara luar, sehinggaorang-orang yang tidak mampu berla-tih dalam waktu lama karena temperaturtubuhnya cepat tinggi dan akibatnya cepatlelah (Craig, 1991). Alasan inilah mengapavariabel indeks masa tubuh berkorelasi

haemoglobin

haemoglobin

haemoglobinhaemoglobin

haemoglobin

haemoglobin

haemoglobin

haemoglobin

intervening variable

obesitas

obes

berbanding terbalik dengan kebugaran jas-mani mahasiswa. Sementara itu, kadar

berkorelasi berbanding lurus de-ngan kebugaran jasmani mahasiswa. Hal inidisebabkan karena pengaruh program pen-didikan olahraga yang dijalani mahasiswaselama satu semester dengan empat kalipertemuan per minggu mampu meningkat-kan dalam darah. Hal inisesuai dengan pendapat dari Davis, dkk.,(1989) yang menyatakan bahwa responsatau perubahan seketika yang terjadi padasistem akibat la-tihan erobik adalah efek pada curah jantung,isi sekuncup, peningkatan detak jantung,tekanan darah sistolik, aliran darah, volumeplasma darah, dan keasaman darah, sedang-kan adaptasi atau perubahan kronis yangterjadi pada sistem

akibat latihan erobik adalah terjadinyajantung, bertambahnya volume

sekuncup jantung, menurunnya frekuensidetak jantung istirahat, meningkatnya vo-lume darah dan , dan menurun-nya tekanan darah.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari ha-sil penelitian ini sebagai berikut: (1) Terda-pat korelasi negatif cukup bermakna antaraindeks masa tubuh dengan kebugaran jas-mani mahasiswa, sementara kadar

berkorelasi positif sangat bermaknadengan kebugaran jasmani mahasiswa; (2)Secara sendiri-sendiri kontribusi indeksmasa tubuh terhadap kebugaran jasmanimahasiswa sebesar 8,14%, sedang kontri-busi kadar terhadap kebu-garan jasmani mahasiswa sebesar 74,77%,dan secara bersama-sama kontribusi indeksmasa tubuh dan kadar terha-dap kebugaran jasmani mahasiswa sebesar75,98%; (3) Kadar dapat dija-dikan sebagai prediktor yang mantap dansahih untuk menaksir kebugaran jasmanimahasiswa, sedangkan indeks masa tubuhtidak.

Guna mempercepat proses pening-katan kebugaran jasmani, mahasiswa disa-

hae-moglobin

haemoglobin

sirkulokardio-respiratori

sirkulokar-diorespirato-rihipertropi

haemoglobin

haemo-globin

haemoglobin

haemoglobin

haemoglobin

KESIMPULAN DAN SARAN

Sarwono, Hubungan Kebugaran Jasmani Mahasiswa ... 133

Page 11: 154-fullteks

rankan untuk: (1) meningkatkan kadardengan cara mengkonsumsi

makanan yang mengandung protein dan zatbesi misalnya hati, kurma, kacang merah,dan daging sapi; serta berlatih di suatu tem-pat dengan ketinggian lebih dari 1524 me-ter, (2) menghindari makanan cepat sajiyang cenderung tinggi lemak dan rendahserat atau bahan makan yang banyak me-ngandung kalori, pilihlah bahan makananyang kaya zat gizi, dan (3) menjaga keseim-bangan kebutuhan energi, artinya energiyang dikeluarkan sama banyaknya dengan

hae-moglobinnya

energi yang masuk, sehingga berat badanideal atau normal dapat dipertahankan.

Untuk lembaga Jurusan POK FKIPUNS, disarankan menyusun program khu-sus untuk meningkatan dan mempertahan-kan kebugaran jasmani mahasiswa. Dan se-cara periodik (enam bulan sekali, misalnya)mengadakan evaluasi terhadap kebugaranjasmani mahasiswa. Dalam hal ini partisi-pasi mahasiswa perlu dilibatkan, sehinggamahasiswa memiliki pengalaman profesi-onal di bidangnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anspaugh, J.D., Hamrick, M.H., & Rosato, F.D. (1994)., St.Louis: MosbyYear Book, Inc.

Atmarita & Fasli Jalal. (1991). “Perhitungan, Penggunaan den Interpretasi BerbagaiIndeks Antropometri dalam Penilaian Status Gizi Dengan Baku Rujukan WHONCHS”. dalam: Gizi Indonesia. ,Jakarta: Persagi. Vol. XVI. No. 1-2.

Craig, N.P. (1991). “Measuring Body Physique and Composition”. dalam: Frank S. Pyke(ed.). , Belconen: Australian CoachingCouncil Incorporated.

Davis, D., Kimmet, T. & Auty, M. (1989). , SouthMelbourne: The MacMillan Company ofAustralia. Pty. Ltd.

Dewi Permaesih, Yuniar Rosmalina, Rustam Effendi, H. Muhilal, Dangsina Moeloek, &Susilowati Herman. (2000). “Gambaran Kesegaran lasmani Remaja Di KotamadyaBandung”. , Jakarta: PPPITOR Kantor Menteri Negara Pemudaden Olahraga. September 2000, Vol. 2, Nomor 4.

Fox E.L., Kirby, T.E., & Fox, A.R. (1987). , New York: MacmillanPublishing Company.

Frans Seika. (1980). “Hubungan antara Kadar Hemoglobin dengan Kesegaran Jasmani.dalam rangka menjalani PGC keXVII. Denpasar 1980.

Ganong, W.F. (1992). Review of Medical Physiology. 14th Edition, California: LangeMedical Publication.

Howell, R.A. & Howell, M.L. (1991). ,Singapore: The Jacaranda Press.

Husaini. (1996). “Energi den Berat Badan Usia Lanjut. dalam: Gizii Indonesia., Jakarta: Persagi, Vol. XXI.

Junusul Hairy. (1989). . Jakarta: Depdkbud.

__________. (1999). Dayatahan Aaobik. , Jakarta: PPPIT ORKantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga. September 1999, Vol. 1, Nomor 2.

Wellness: Concepts andApplication

Journal of the Indonesian Nutrition Association

Better Coaching, Advanced Coach’s Manual

Physical Education: Theory and Practice

Jurnal Iptek Olahraga

Bases of fitness

Paper

Concepts of Physical Education for Senior Students

Jounal ofthe Indonesian Nutrition Association

Fisiologi Olahraga, Jilid I

Jurnal Iptek Olahraga

PAEDAGOGIA, Jilid 11, Nomor 2, Agustus 2008, halaman 124 - 135134

Page 12: 154-fullteks

Lamb, D.R. (1984). , New York:Macmillan Publishing Company.

Nieman, D.C. (1986). , California: Bull PublishingCompany.

___________. (1993). , California: Bull Publishing Company.

Shetty, P.S. & James, W.P.T. (1994)., Rome: FAO.

Sugiyanto. (1987). “Meningkatkan Kualitas Lulusan Jurusan POK”. SeminarAkademik Jurusan POK FKIPUNS Surakarta.

Suriawinata, Ungerer, Sjahfri Sikar, Ahmad, Sastradipraja, dan Djojo Subagio. (1981).“Suplementasi Besi untuk Menaikan Kadar Hemoglobin pada Mahasiswa PenderitaAnemia”. Naskah Lengkap Seminar Ilmiah Nasional IAIFI ke VI. 36 September 1981di Solo.

Tinley, S. & McAlpine, K. (1994). , USA: Rodale Press.

Tjening Kerana. (1982). “Hubungan antara Kadar Hb dengan Kesegaran Jasmani”. NaskahLengkap Seminar Sport Medecine Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bagian11. 21-22 Desember 1981 di Denpasar.

Thomas, J.R. & Nelson, J.K. (1990). , Champaign,Illinois: Human Kinetics Books.

Toho Cholik Muthohir. (1999). “Standarisasi Kesegaran Jasmani Atlet”., Jakarta: PPPITOR Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga.

September 1999, Vol. 1, Nomor 2.

Zainal Mustafa EQ. (1992). ,Yogyakarta:Andi Offset.

Physiology of Exercise se: Responses & Adaptations

The Sport Medecine fitness Course

Fitness & Your Health

Body Mass Index, a Measure of Chronic EnergyDeficiency in Adults

Makalah

Sport Endurance

Reseerch Method in Physical Activity

Jurnal IptekOlahraga

Panduan Microstat untuk Mengolah Data Statistik

Sarwono, Hubungan Kebugaran Jasmani Mahasiswa ... 135