5 bab 2 landasan teori dan kerangka pemikiranthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2011-2-00583- mn -bab...

40
5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan (Entrepreneurship) The word entrepreneur is derived from the French entreprendre, meaning “to undertake”. The entrepreneur is one who undertakes to organize, manage, and assume the risks of a business. An entrepreneur is an innovator or developer who recognizes and seizes opportunities, converts those opportunities into workable or marketable ideas, add values through time, effort, money or skills, assumes the risks of the competitive marketplace to implement these ideas, and realizes the rewards from these efforts. Entrepreneurship is the dynamic process of creating incremental wealth. This wealth is created by individuals who assume the major risks in terms of equity, time, and career commitment of providing value for some product or service. The product or service itself may or may not be new or unique but value must somehow be infused by the entrepreneur by securing and allocating the necessary skills and resources. (Kuratko, 2007, p5) Makna kewirausahaan (entrepreneurship) terus mengalami perkembangan. Pada abad 13 yaitu pada masa Marcopolo (tahun 1271-1292) yang merintis pelayaran dagang ke Timur jauh, Cina dan Asia Timur istilah ini sudah muncul dengan pemaknaan sebagai pedagang perantara (between taker atau go-between). Abad ke 16 istilah entrepreneurship maknanya lebih menggambarkan seorang pemimpin proyek, dan pekerjaan-pekerjaan yang lebih clerical seperti arsitek atau penerima kontrak pekerjaan tertentu yang tugas ini tidak terkait dengan risiko yang akan dihadapi. a sejak muda

Upload: truongliem

Post on 31-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

5BAB 2

LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Kewirausahaan (Entrepreneurship)

The word entrepreneur is derived from the French entreprendre, meaning “to

undertake”. The entrepreneur is one who undertakes to organize, manage, and assume the

risks of a business. An entrepreneur is an innovator or developer who recognizes and seizes

opportunities, converts those opportunities into workable or marketable ideas, add values

through time, effort, money or skills, assumes the risks of the competitive marketplace to

implement these ideas, and realizes the rewards from these efforts. Entrepreneurship is the

dynamic process of creating incremental wealth. This wealth is created by individuals who

assume the major risks in terms of equity, time, and career commitment of providing value

for some product or service. The product or service itself may or may not be new or unique

but value must somehow be infused by the entrepreneur by securing and allocating the

necessary skills and resources. (Kuratko, 2007, p5)

Makna kewirausahaan (entrepreneurship) terus mengalami perkembangan. Pada

abad 13 yaitu pada masa Marcopolo (tahun 1271-1292) yang merintis pelayaran dagang ke

Timur jauh, Cina dan Asia Timur istilah ini sudah muncul dengan pemaknaan sebagai

pedagang perantara (between taker atau go-between). Abad ke 16 istilah entrepreneurship

maknanya lebih menggambarkan seorang pemimpin proyek, dan pekerjaan-pekerjaan yang

lebih clerical seperti arsitek atau penerima kontrak pekerjaan tertentu yang tugas ini tidak

terkait dengan risiko yang akan dihadapi.

a sejak muda

Page 2: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

6

Perbedaan pemaknaan itu terjadi dikarenakan para pemikir memiliki sudut pandang

masing-masing, ada yang lebih menekankan pada sisi yang bersifat personal, ekonomi atau

yang lebih menekankan pada sisi organisasional. Joseph Schumpeter, menyatakan

Entrepreneuship disamakan dengan seorang inovator, ia seorang yang unik, pengambil

risiko dan memperkenalkan produk-produk dan teknologi baru dalam perekonomian.

Dengan pemahaman senada, entreprenuer didefinisikan “process of creating something new

with value by devoting the necessary time and effort, assuming the accompanying financial,

psychic, and social risks, and receiving the resulting rewards of monetary and personal

satisfaction and independence” jadi kewirausahaan adalah proses dalam menciptakan

sesuatu yang baru dengan nilai melalui kegiatan usaha dan pengorbanan waktu,

keuangan, kekuatan batin, dan risiko sosial, dan karenanya ia memperoleh penghargaan

kebebesan dan kepuasan pribadi maupun moneter.

Kewirausahaan adalah proses dinamis pandangan-pandangannya atau visi,

perubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif bahkan

dengan inovasinya seorang wirausaha bisa meningkatkan pembangunan ekonomi

masyarakat, dengan inovasinya terjadi perbaikan teknologi secara luas, penemuan produk-

produk baru, pembukaan pasar-pasar baru, dan perbaikan prosedur yang lebih maju, yang

ini semua bersumber dari kreativitas para wirausaha.

Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa

berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan, berjiwa berani

mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa

takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007, p18).

Lester dalam Tilaar (2002) yang mengupas tentang piramida kekayaan sebagaimana

dalam gambar 2.1 mengemukakan bahwa kewirausahaan merupakan salah satu kekayaan

Page 3: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

7

Social organization

Entreprenuership

Creating Knowledge

Skill

(discovered new knowledge)

Tool (factoring,building,equipment)

Natural & Environmental resources

Wealth

Gambar :2.1Piramida Kekayaan menurut Lester C.Thurow dalam Tilaar (2002)

yang berarti bagi suatu bangsa dalam mencapai kemakmuran, selain kekayaan lain seperti

organisasi sosial, pengetahuan yang kreatif, keahlian, pabrik dan peralatannya serta

sumberdaya alam dan lingkungan.

Kewirausahaan memiliki arti penting karena merupakan bagian dari kekayaan

masyarakat yang berimplikasi terhadap munculnya dorongan dalam berkehidupan produktif

di kalangan masyarakat, wirausaha juga seringkali dapat dipersamakan pengertiannya

dengan wiraswasta yakni mereka yang dengan keberanian dan kreativitasnya, tanpa

bergantung pada orang lain mereka melakekan aktivitas mandiri untuk mendapatkan

manfaat dari segala sumberdaya yang dimiliki dan diusahakannya.

Dari beberapa pandangan ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan

(entrepreneurship) adalah seseorang yang menciptakan sebuah bisnis baru dengan

mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan

cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumberdaya yang diperlukan untuk

Page 4: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

8

mendirikannya, wirausaha bukan hanya sekedar usaha sendiri tetapi juga dibarengi dengan

sifat keberanian, keuletan dan ketangguhan dalam upaya mengelola bisnis yang

diusahaknnya itu secara kreatif.

2.1.2 Karakteristik Kewirausahaan (Entrepreneurship)

Tabel 2.1 Karakteristik kewirausahaan

No Karakteristik Profil Watak wirausahawan

1. Percaya diri Keyakinan,ketidaktergantungan,

individualistis dan optimisme

2. Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi

laba, ketekunan dan ketabahan, tekad

kerja keras, mempunyai dorongan kuat,

energetik dan inisiatif

3. Pengambilan resiko Kemampuan untuk mengambil resiko yang

wajar dan suka tantangan

4. Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan

orang lain, menanggapi saran-saran dan

kritik

5. Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel

6. Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif

Sumber : Meredith, et.a., dalam Suryana, 2001, p8

Page 5: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

9Ciri-ciri wirausaha yang berhasil (Kasmir, p27 – 28) :

• Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana

langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus

dilakukan oleh pengusaha tersebut.

• Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak

hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari

peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.

• Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang

lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan,

serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas

usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.

• Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang

pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.

• Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang

di situ dia datang.

• Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang

maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada

segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.

• Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan

harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban

untuk segera ditepati dana direalisasikan.

• Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang

berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan

baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah,

pemasok, serta masyarakat luas.

Page 6: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

102.1.3 Mitos Kewirausahaan ( The Myths of Entrepreneurship)

Throughout the years, many myths have arisen about entrepreneurship primarily,

because of lack of research on the subject. As many researchers in the field have noted, the

study of entrepreneurship is still emerging, and thus “folklore” tends to prevail until it is

dispelled with contemporary research findings. Ten of the most notable myths ( and an

explanation to dispel each myth) are as follows.

• Entrepreneurs are doers, not thinkers

• Entrepreneurs are born, not made

• Entrepreneurs are always inventors

• Entrepreneurs are academic and socials misfits

• Entrepreneurs must fit the profile

• All entrepreneurs need is money

• All entrepreneurs need is luck

• Entrepreneurship is unstructured and chaotic

• Most entrepreneurial initiatives fail

• Entrepreneurs are extreme risk takers… the Gamblers!

2.1.4 Model Pembelajaran

Mengajar adalah suatu usaha yang sangat kompleks, sehingga sulit menentukan

bagaimana sebenarnya mengajar yang baik. Model adalah salah satu alat untuk mencapai

tujuan. Sedangkan "pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik" (Darsono,

2000, p24). Menurut Ahmadi (1997, p52) dikutip oleh Yatik Hidayanti, model pembelajaran

adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau

instruktur. Pengertian lain mengatakan bahwa model pembelajaran merupakan teknik

Page 7: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

11penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran

kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual ataupun secara kelompok agar pelajaran

itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.

Menurut pendapat Sunardi, http://www.depdiknas.go.id/jurnal/41/sunardi.htm 5

Agustus 2003 Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pemandu bagi perancang desain pembelajaran dan

para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah strategi pembelajaran

yang digunakan oleh guru sebagai media untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan. Hal ini mendorong seorang guru untuk mencari model yang tepat dalam

penyampaian materinya agar dapat diserap dengan baik oleh siswa. Mengajar secara efektif

sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan model mengajar.

2.1.4.1 Macam-Macam Model Pembelajaran

Banyak macam model pembelajaran yang dapat digunakan. Berikut ini adalah 9

macam model pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dan

diungkapkan peneliti antara lain:

1. Model ceramah

Model ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan

keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara

lisan (Ibrahim, 2003, p106).

Model ceramah yaitu sebuah model mengajar dengan menyampaikan informasi dan

pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara

pasif. Muhibbin Syah, (2000). Model ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya model

Page 8: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

12yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi

kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham

siswa, namun jika diterapkan terlalu lama siswa akan mudah bosan. Dari beberapa

pandangan ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model ceramah ialah suatu cara penyajian

bahan pelajaran dengan melalui penuturan (penjelasan lisan) oleh guru kepada siswa.

• Kelebihan model ceramah

1) Guru lebih menguasai kelas

2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas

3) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar

4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya

5) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik

• Kelemahan model ceramah

1) Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)

2) Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) lebih besar menerima

3) Sukar menyimpulkan siswa mengerti dan tertarik pada ceramah

2. Model Tanya Jawab

Model Tanya jawab adalah model mengajar yang memungkinkan terjadinya

komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi dialog

antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab.

Model tanya jawab adalah suatu cara untuk menyajikan bahan pelajaran dalam

bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya (pertanyaan

dari siswa yang harus dijawab oleh guru) baik secara lisan atau tertulis. Pertanyaan yang

diajukan mengenai isi pelajaran yang sedang diajarkan guru atau pertanyaan yang lebih

Page 9: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

13luas, asal berkaitan dengan pelajaran atau pengalaman yang dihayati. Melalui dengan

tanya jawab akan memperluas dan memperdalam pelajaran tersebut.

• Kelebihan model tanya jawab

1) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa

2) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya

ingatan

3) Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan

mengemukakan pendapat

• Kelemahan model tanya jawab

1) Siswa merasa takut bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani

dengan menciptakan suasana yang tidak tegang

2) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan

mudah dipahami siswa

3) Sering membuang banyak waktu

4) Kurangnya waktu untuk memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa

3. Model diskusi

Model diskusi adalah bertukar informasi, berpendapat, dan unsur-unsur pengalaman

secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan

lebih cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang dibahas.

Muhibbin Syah (2000), mendefinisikan bahwa model diskusi adalah model mengajar

yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Model ini

lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (

socialized recitation). Model ini bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran,

informasi/ pengalaman diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok

Page 10: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

14pikiran (gagasan, kesimpulan). Untuk mencapai kesepakatan tersebut, para peserta

dapat saling beradu argumentasi untuk meyakinkan peserta lainnya. Kesepakatan pikiran

inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil diskusi. Diskusi biasanya digunakan sebagai

bagian yang tak terpisahkan dari penerapan berbagai model lainnya, seperti: penjelasan

(ceramah), curah pendapat, diskusi kelompok, permainan, dan lain-lain.

Model diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :

• Mendorong siswa berpikir kritis

• Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas

• Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan masalah

bersama

• Mengambil satu alternative jawaban atau beberapa alternative jawaban untuk

memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama

Kelebihan model diskusi

1) Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa dan

terobosan baru dalam pemecahan masalah

2) Mengembangkan sikap saling menghargai pendapat orang lain

3) Memperluas wawasan

4) Membina untuk terbiasa musyawarah dalam memecahkan masalah

Kelemahan model diskusi

1) Membutuhkan waktu yang panjang

2) Tidak dapat dipakai untuk kelompok besar

3) Peserta mendapat informasi yang terbatas

4) Dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri

4. Model demonstrasi

Page 11: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

15Model demonstrasi merupakan model mengajar yang cukup efektif sebab

membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau

peristiwa tertentu. Model demonstrasi adalah model mengajar dengan cara memperagakan

barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung

maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau

materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah:2000).

Manfaat psikologis dari model demonstrasi adalah:

• Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan

• Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari

• Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa

Model demonstrasi adalah model yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu

proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. (Syaiful Bahri

Djamarah : 2000). Dari beberapa pandangan ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model

demonstrasi adalah model yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara

menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu yang

diperagakan kepada peserta.

Kelebihan model demonstrasi

1) Menghindari verbalisme.

2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.

3) Proses pengajaran lebih menarik.

4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan

kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.

Kelemahan model demonstrasi

1) Memerlukan keterampilan guru secara khusus.

Page 12: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

162) Kurangnya fasilitas.

3) Membutuhkan waktu yang lama.

5. Model Eksperimen

Model eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan

percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari (Djamarah,

2002, p95). Dalam proses belajar mengajar, dengan model eksperimen, siswa diberi

kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,

mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut

untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau

dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.

Model eksperimen adalah model pemberian kesempatan kepada anak didik

perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. (Syaiful

Bahri Djamarah : 2000) Model percobaan adalah suatu metode mengajar yang

menggunakan tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali, misalnya di Laboratorium.

Menurut Roestiyah (2001, p80) model eksperimen adalah suatu cara mengajar, di

mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta

menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan

dievaluasi oleh guru. Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari

dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya

dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang

ilmiah. Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang

sedang dipelajarinya. Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003, p81)

model eksperimen adalah model yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena model

eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan

Page 13: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

17berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri

konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam

kehidupannya.

Dalam model eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan

mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilan

proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara

langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional

siswa diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang

dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga prilaku yang inovatif dan kreatif.

Model Eksperimen menurut Al-farisi (2005, p2) adalah model yang bertitik tolak dari suatu

masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip

model ilmiah.

Kelebihan model eksperimen

1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan

percobaan.

2) Membina siswa membuat terobosan baru.

3) Hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat

manusia.

Kelemahan model eksperimen

1) Cenderung sesuai bidang sains dan teknologi.

2) Kesulitan dalam fasilitas.

3) Menuntut ketelitian, kesabaran, dan ketabahan.

4) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan.

6. Model latihan (drill)

Page 14: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

18Model latihan adalah suatu teknik mengajar yang mendorong siswa untuk

melaksanakan kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih

tinggi dari apa yang dipelajari.

Model latihan adalah suatu model mengajar , dimana siswa diajak ke tempat latihan

keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara

menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan

keterampilan membuat tas dari mute atau pernik-pernik.

Kelebihan model latihan

1) Untuk memperoleh kecakapan motoris.

2) Untuk memperoleh kecakapan mental.

3) Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat.

4) Pembentukan kebiasaan serta menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.

5) Pemanfaatan kebiasaan yang tidak membutuhkan konsentrasi.

6) Pembentukan kebiasaaan yang lebih otomatis

Kelemahan model latihan

1) Menghambat bakat dan inisiatif siswa.

2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.

3) Monoton, mudah membosankan.

4) Membentuk kebiasaan yang kaku.

5) Dapat menimbulkan verbalisme.

7. Model pemberian tugas (resitasi)

Model resitasi adalah model penyajian bahan di mana guru memberikan tugas

tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar dan dapat memberikan motivasi lebih aktif

dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

Page 15: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

19Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat

resume dengan kalimat sendiri (http://re-searchengines.com/art05-65.html).

Kelebihan model resitasi

1) Merangsang siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar baik individual maupun

kelompok

2) Dapat mengembangkan kemandirian

3) Membina tanggung jawab dan disiplin siswa

4) Mengembangkan kreatifitas siswa

Kelemahan model resitasi

1) Sulit dikontrol

2) Khusus tugas kelompok yang aktif siswa tertentu

3) Sulit memberikan tugas yang sesuai perbedaan individu

4) Menimbulkan kebosanan

8. Model Karyawisata

Melalui model ini siswa-siswa diajak mengunjungi tempat-tempat tertentu di luar

sekolah. Tempat-tempat yang akan dikunjungi dan hal-hal yang perlu diamati telah

direncanakan terlebih dahulu, dan setelah kegiatan siswa diminta membuat laporan. Model

karyawisata adalah suatu model mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan

diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang

lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.

Menurut Roestiyah (2001, p85) , karyawisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk

belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu

dikatakan teknik karya wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak

siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau

Page 16: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

20menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada,

dan sebagainya.

Menurut Roestiyah (2001, p85) ,teknik karya wisata ini digunakan karena memiliki

tujuan sebagai berikut: Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat

memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya, dapat turut menghayati

tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian

mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun

pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang

dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang

sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran. Dari beberapa pandangan ahli diatas

dapat disimpulkan bahwa model karyawisata ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran

dengan membawa murid langsung kepada obyek yang akan dipelajari di luar kelas.

Kelebihan model karyawisata

1) Memiliki prinsip pengajaran modern dengan memanfaatkan lingkungan nyata.

2) Membuat relevansi antara apa yang dipelajari dengan kebutuhan di masyarakat.

3) Merangsang kreatifitas siswa

4) Bahan pelajaran lebih luas dan aktual.

Kelemahan model karyawisata

1) Kurangnya fasilitas.

2) Perlu perencanaan yang matang.

3) Perlu koordinasi agar tidak tumpah tindih waktu.

4) Mengabaikan unsur studi.

5) Kesulitan mengatur siswa yang banyak.

9. Model Sosiodrama

Page 17: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

21Model yang digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai dan memecahkan masalah-

masalah yang dihadapi dalam hubungan sosial dengan orang-orang di lingkungan keluarga,

sekolah maupun masyarakat. Dalam pelaksanaannya siswa diberikan peran tertentu dan

melaksanakan peran tersebut serta mendiskusikannya di kelas. (Ibrahim, 2003, p107).

Model sosiodrama seperti memindahkan ‘sepenggal cerita’ yang menyerupai kisah nyata

atau situasi sehari-hari ke dalam pertunjukkan. Penggunaan model ini ditujukan untuk

mengembangkan diskusi dan analisa peristiwa (kasus). Tujuannya adalah sebagai media

untuk memperlihatkan berbagai permasalahan pada suatu tema (topik) sebagai bahan

refleksi dan analisis solusi penyelesaian masalah. Dengan begitu, rana penyadaran dan

Peningkatan kemempuan analisis dikombinasikan secara seimbang.

Kelebihan model sosiodrama

1) Melatih siswa untuk melatih, memahami dan mengingat isi bahan yang akan

didramakan.

2) Melatih siswa berinisiatif dan berkreatif.

3) Memupuk bakat.

4) Menumbuhkan dan membina kerjasama.

5) Mendapat kebiasaan untuk membagi tanggung jawab.

6) Membina tata bahasa siswa

Kelemahan model sosiodrama

1) Kurang kreatif bagi anak yang tidak ikut dalam drama.

2) Banyak memakan waktu.

3) Memerlukan tempat yang luas.

4) Mengganggu kelas lain karena gaduh.

Page 18: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

222.1.5 Nilai Kewirausahaan

Untuk nilai kewirausahaan ada enam kriteria menurut Mardiyatmo dalam Kewirausahaan

(2008) dan Devi Puspitasari dalam Kewirausahaan (2006, p43-85). Nilai kewirausahaan

dapat dievaluasi ke dalam enam dimensi besar, yaitu:

1) Mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha

• Sikap dan perilaku kerja prestatif

Para wirausahawan adalah orang-orang yang berorientasi pada tindakan,

bermotivasi tinggi, yang mengambil risiko dalam mengejar tujuan, selalu

ingin maju melalui kerja dengan ikhlas, mawas diri, cerdas, keras dan

tuntas.

• Memecahkan masalah dengan arif dan kreatif

Semakin maju suatu usaha yang dijalankan, maka semakin besar

pengaruhnya terhadap permasalahan yang akan muncul. Oleh karena itu,

seorang wirausahawan dituntut untuk bisa menyelesaikan permasalahannya

sesuai dengan tingkatan permasalahan yang dialaminya.

• Teknik pemecahan masalah

Langkah-langkah teknik pemecahan masalah :

a) Rumuskan/definisikan masalah keputusan

b) Kumpulan informasi yang relevan

c) Cari alternatif tindakan

d) Analisis alternatif yang fisibel

e) Memilih alternatif terbaik

f) Laksanakan keputusan dan evaluasi hasilnya

• Teknik pengambilan keputusan

Page 19: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

23Pengambilan keputusan senantiasa berkaitan dengan sebuah masalah

atau kesulitan. Melalui suatu keputusan dan penerapannya orang

mengharapkan akan dicapai suatu pemecahan atas masalah tersebut atau

penyelesaian konflik.

• Mengimplementasikan keputusan yang diambil

Implementasi sesuatu keputusan secara efektif mengharuskan adanya sikap

bertanya mengenai setiap detail keputusan dan terhadap langkah-langkah

yang akan ditempuh untuk melaksanakannya.

• Resiko pengambilan keputusan

a) Keputusan dalam keadaan ada kepastian (certainly)

b) Keputusan dalam keadaan ada resiko (risk)

c) Keputusan dalam keadaan ketidakpastian (uncertainly)

d) Keputusan dalam keadaan ada konflik (conflict)

2) Peluang Usaha

Merupakan usaha yang didalamnya terdapat keinginan dan kebutuhan yang akan

dipenuhi oleh seseorang atau sekelompok.

Untuk menggali dan memanfaatkan peluang usaha atau bisnis, seorang

wirausahawan harus berpikir secara positif dan kreatif, diantaranya:

• Harus percaya dan yakin bahwa usaha atau bisnis bisa dilaksanakan

• Harus menerima gagasan-gagasan baru didalam dunia usaha atau bisnis

• Harus bertanya kepada diri sendiri

• Harus mendengarkan saran-saran orang lain

• Harus mempunyai etos kerja yang tinggi

• Pandai berkomunikasi

Page 20: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

24Peluang usaha bukanlah peluang jika kita tidak sanggup menemukan tindakan

yang mungkin dan layak untuk mewujudkannya. Dengan mempelajari dinamika

kehidupan masyarakat, wirausahawan harus menciptakan kesempatan usaha atau

bisnis apa yang paling tepat.

Dengan tersedianya informasi intern dan ekstern, maka wirausahawan dapat

mengetahui:

• Dimana ada peluang (opportunity)

• Apa saja yang akan mengancam usaha (threat)

• Adakah kekuatan (strength) yang dapat mendukung usaha untuk mencapai

sasaran

• Apakah kelemahan (weakness) yang membatasi atau menghambat

kemampuan mencapai sasaran

Analisis peluang usaha dapat dikategorikan sebagai berikut :

a) Analisis peluang usaha berdasar jenis produk/jasa

- Minat seseorang, misalnya berminat dalam dunia perdagangan, jasa atau

bidang lainnya

- Modal, apakah sudah tersedia modal awal atau belum, baik dalam bentuk

uang maupun barang atau mesin

- Relasi, apakah ada keluarga atau teman yang sudah terlebih dahulu

menekuni usaha yang sama

b) Analisis peluang usaha berdasar minat dan daya beli konsumen

Untuk mengetahui besar kecilnya minat masyarakat terhadap usaha yang

kita dirikan, kita bisa melakukan observasi. Observasi ini bisa dilakukan

dengan cara:

- mengadakan pengamatan langsung ke pasar

Page 21: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

25- melakukan wawancara

- memberikan angket untuk di isi oleh calon konsumen

3) Perencanaan Usaha secara kreatif dan inovatif

Orang yang kreatif adalah orang yang cepat menagkap peluang yang muncul dari

suatu kondisi lingkungan sekitarnya. Sedangkan kemampuan inovasi seorang

wirausahawan merupakan proses mengubah suatu gagasan yang dapat dijual.

Menganalisa aspek-aspek usaha dilihat dari :

• Organisasi usaha sederhana

Organisasi usaha sederhana adalah organisasi usaha yang kegiatan usahanya

berskala kecil, dilakukan oleh masyarakat dengan modal yang relatif kecildan

dikelola dengan manajemen yang sederhana, bergerak dalam lapangan bisnis,

baik perdagangan barang dan jasa maupun industri.

• Tujuan dan sasaran usaha

Setiap organisasi yang didirikan perlu mempunyai tujuan yang jelas, yaitu hal-hal

yang ingin dicapai atau dipelihara, baik berupa materi maupun nonmateri dengan

satu atau lebih kegiatan. Membahas masalah tujuan dan sasaran usaha tidak

bisa dipisahkan dari membahas masalah visi dan misi.

• Bentuk badan usaha

Badan usaha adalah kesatuan yuridis ekonomis yang bertujuan untuk mencari

keuntungan.

• Produk barang dan jasa

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada suatu pasar agar

diperhatikan, diminta, dibeli dan dikonsumsi sehingga dapat memuaskan

kebutuhan. Barang mempunyai wujud tertentu dan mempunyai sifat fisik,

Page 22: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

26sedangkan jasa adalah hasil kegiatan produksi yang tidak mempunyai wujud

tertentu serta tidak mempunyai sifat fisik tertentu.

Analisis perencanaan usaha dengan aspek administrasi usaha :

• Perizinan usaha

Perizinan usaha atau perusahaan adalah suatu bentuk persetujuan atau

pemberian izin dari pihak yang berwenang atas penyelengaraan kegiatan usaha

yang dilakukan oleh perseorangan maupun badan.

• Surat menyurat

Surat adalah alat untuk menyampaikan informasi secara tertulis kepada pihak

lain, baik atau nama pribadi maupun jabatannya dalam organisasi dengan

maksud tertentu. Surat sebagai alat komunikasi dan informasi mempunyai fungsi

sebagai berikut :

- sebagai duta atau wakil organisasi atau perusahaan

- sebagai alat bukti tertulis, misalnya surat perjanjian

- sebagai pedoman, misalnya surat yang berisi instruksi

- sebagai alat pengingat, misalnya surat yang telah diarsipkan

• Pencatatan transaksi barang atau jasa

Transaksi yang terjadi dalam perusahaan selama satu periode tertentu terdiri

atas bermacam-macam transaksi, misalnya transaksi pembelian barang,

pembelian perlengkapan, pembayaran utang, penjualan barang, penerimaan

tagihan dan sebagainya.

• Pencatatan transaksi keuangan

Transaksi keuangan adalah kejadian atau situasi yang mempengaruhi posisi

keuangan perusahaan dan oleh karena itu harus dicatat.

• Pajak pribadi dan pajak usaha

Page 23: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

27 Pajak adalah iuran dari rakyat untuk negara yang wajib dibayarkan, dapat

dipaksakan karena berdasarkan undang-undang dan pemerintah tidak

memberikan balas jasa secara langsung.

4) Keterampilan Menjual

• Teknik menjual

Untuk meyakinkan calon pelanggan atau calon pembeli agar mau membeli tak

dapat dipisahkan dari cara menawarkan. Dalam usaha meyakinkan pembeli,

penjual harus berusaha memperkecil kekurangan yang terdapat pada barang

dagangan. Sebaliknya, tunjukkan kelebihan yang terdapat dalam barangnya,

tetapi semua keterangan yang diberikan dapat dibuktikan sehingga tidak

mengecewakan calon pembeli.

• Penetapan harga

Kebijakan penetapan harga produk turut menentukan keberhasilan di dalam

bidang pemasaran produk. Harga produk yang ditetapkan oleh seorang

wirausahawan bukan berarti harus murah atau mahal, tetapi harus sesuai

dengan daya beli konsumen.

• Pelayanan Prima

Pelayanan terbaik itulah yang disebut pelayanan prima (excellent service).

Dengan kata lain, pelayanan prima adalah pelayanan sebaik-baiknya kepada

pelanggan sehingga dapat menimbulkan rasa puas pada pelanggan.

5) Permodalan

Adanya modal yang cukup akan memungkinkan beroperasinya perusahaan dan

perusahaan tidak mengalami kesulitan serta mampu menghadapi bahaya yang

Page 24: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

28mungkin timbul karena adanya krisis atau kekacauan keuangan. Modal adalah

keseluruhan barang-barang yang masih ada dalam proses produksi.

• Teknik dan Prosedur Permodalan Usaha

Modal yang ada dalam perusahaan diwujudkan dalam model investasi dan modal

kerja. Modal investasi adalah modal yang memberikan jasa untuk proses

produksi dalam jangka waktu yang lama. Contohnya :tanah, gedung, mesin dan

sebagainya.

Sementara itu, modal kerja adalah modal yang tertanam dalam aktiva lancar.

Unsur-unsur modal kerja dalam perusahaan adalah berupa :

- uang kas,

- piutang dagang,

- surat berharga,

- persediaan barang dagangan.

Pengelolaan modal kerja dianggap baik jika para wirausahawan yang mengelola

usahany atau bisnisnya dapat mengatur unsur-unsur modal kerja tersebut.

Adapun cara menghitung dan menetapkan modal kerja perusahaan adalah

sebagai berikut :

a) Berdasarkan jangka waktu keterlibatan

Modal dihitung berdasarkan keterikatan dana per komponen modal kerja

sejak ditanamkan sampai menjadi uang tunai dan siap untuk dipakai lagi.

b) Berdasarkan tingkat perputaran modal

Dengan cara menghitung terlebih dahulu tingkat perputaran macam-

macam komponen modal kerja.

6) Menyusun proposal usaha

• Proposal usaha

Page 25: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

29Sebelum membuka usaha baru, seorang wirausahawan perlu menyusun dan

menetapkan langkah-langkah tepat untuk dapat mencapai keberhasilannya.

Langkah-langkah ini menyangkut segala sesuatu yang akan dilakukannya, seperti

masalah pabrik, manajemen usaha, pemasaran, pemilihan produk, resiko yang

harus dihadapi, serta masalah keuangan. Langkah-langkah tersebut disusun

secara rapi dan tertulis dalam bentuk proposal usaha.

2.1.6 Kecakapan Hidup (life skill)

Kecakapan hidup (life skill) adalah kecakapan yang di miliki seseorang untuk

mampu memecahkan permasalahan hidup secara wajar dan menjalani kehidupan

secara bermartabat tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif mencari serta

menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya (Departemen Agama,

Pedoman Integrasi Life Skill dalam Pembelajaran Madrasah Aliyah, Jakarta, Direktoral

Jendral Agama Islam, 2005, p11). Berdasarkan Departemen Pendidikan Nasional

(Depdiknas), kecakapan hidup mencakup kecakapan yang memungkinkan remaja untuk

menghadapi dan beradaptasi dengan baik dengan situasi sehari-hari dan tuntutan sehari-

hari, seperti berfikir kreatif dan kritis, mengambil keputusan yang sudah diinformasikan,

resolusi konflik dan komunikasi interpersonal. Kecakapan-kecakapan ini berhubungan

dengan kesehatan personal remaja (secara fisik dan emosi), pengembangan keluarga dan

masyarakat, dan partisipasi kewarganegaraan, demikian juga dengan partisipasi di dunia

kerja. Menurut Standar Pendidikan Nasional, kurikulum di pendidikan dasar dan menengah

formal dan non-formal mencakup kecakapan hidup (pasal 13). Dari beberapa pandangan

ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kecakapan hidup tidak semata-mata memiliki

kemampuan tertentu (vocational job), namun juga memiliki kemampuan dasar pendukung

secara fungsional seperti: membaca, menulis, dan berhitung, merumuskan dan

Page 26: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

30memecahkan masalah, mengelola sumber daya, bekerja dalam kelompok, dan

menggunakan teknologi.

2.1.6.1 Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup (life skill)

Secara umum pendidikan kecakapan hidup bertujuan memfungsikan pendidikan

sebagai wahana pengembangan fitrah manusia yaitu pengembangan seluruh potensi

peserta didik sehingga sadar akan tugas dan tanggungjawabnya sebagai makhluk Tuhan

untuk siap menjalani hidup serta menghadapi perannya dimasa yang akan datang.

Tujuan dari pendidikan kecakapan hidup adalah untuk memberdayakan anak-anak

agar melanjutkan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan sehingga mereka dapat

hidup dimanapun dan mampu menggunakan sarana-prasarana di sekitar mereka untuk

mendukung dan mengembangkan kualitas hidup mereka.

Secara khusus pendidikan berorientasi pada kecakapan hidup bertujuan:

a. Mengembangkan seluruh potensi peserta didik sehingga mereka cakap bekerja (cakap

hidup) dan mampu memecahkan masalah hidup sehari- hari.

b. Merancang pendidikkan dan pembelajaran agar fungsional bagi kehidupan

peserta didik dalam menghadapi kehidupannya sekarang dan di masa datang.

c. Memberikan kesempatan pada madrasah untuk mengembangkan pembeajaran

yang fleksibel, sesuai dengan pendidikan berbasis luas (broad field).

d. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya di lingkungan sekolah dan di masyarakat.

Menurut Depdiknas manfaat kecakapan hidup bagi siswa, sebagai berikut:

• Mempunyai kecakapan, pengetahuan, sikap dan kesiapan untuk sukses bekerja untuk

atasan atau bekerja secara mandiri, yang akan membantu meningkatkan kualitas hidup

mereka.

• Mempunyai motivasi tinggi dan etos kerja sukses dan bersaing di lingkungan dan konteks

pasar lokal, domestik dan internasional (global)

Page 27: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

31• Menyadari pentingnya pendidikan untuk mereka sendiri dan keluarganya dan untuk

meningkatkan pendapatan mereka dan kesejahteraan sosialnya

• Mempunyai kecakapan dan kesempatan untuk belajar sepanjang hayat sehingga mereka

dapat mencapai level yang sama dengan orang lain.

Manfaat siswa dengan kecakapan hidup terletak pada empat level: individu, masyarakat,

pemerintah regional dan negara.

Individu

• Kecakapan, pengetahuan dan pemahaman untuk bekerja di suatu perusahaan atau

menjadi pengusaha yang membuka lapangan kerja

• Kemampuan untuk sukses mendukung diri sendiri dan keluarganya

• Mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kecakapannya lebih lanjut

Masyarakat

• Menciptakan lapangan pekerjaan baru di masyarakat

• Mengurang kemiskinan

• Mengurangi kesenjangan sosial dan ancaman kejahatan sosial dan masalah lainnya

Pemerintah Regional

• Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

• Pertumbuhan ekonomi regional dan potensi untuk pajak

Negara

• Mengurangi urbanisasi

Sedangkan orientasi life skill adalah mata pelajaran dianggap sebagai alat,

bukan sebagai tujuan dan terkait langsung dengan kondisi dan potensi lingkungan.

Pembelajaran dirancang untuk peningkatan kecakapan proses. Pembelajaran terpadu dan

kontekstual antara teori dan kenyataan kehidupan sehari-hari. Evaluasi pembelajaran

dilakukan dalam bentuk kerja, tes perbuatan, observasi dengan pemecahan masalah

Page 28: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

32mencakup uji kinerja, perilaku, kejujuran dan disiplin (bukan hanya tes tulis).

Kecakapan Hidup yang Bersifat Umum (general life skill/GLS)

Kecakapan ini terbagi dalam dua domain, yaitu:

1) Kecakapan Personal (Personal Skill)

Kecakapan personal untuk memahami dan menguasai diri, yaitu suatu

kemampuan berdialog yang diperlukan oleh seseorang untuk dapat

mengaktualisasikan jati diri dan menemukan kepribadiannya dengan cara

menguasai serta merawat raga dan jiwa atau jasmani dan rohani.

Kecakapan personal ini meliputi :

a) Kesadaran diri sebagai hamba Tuhan (spiritual skill )

b) Kesadaran potensi diri, merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum

terwujud maupun yang telah terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi

belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal.

c) Kecakapan berpikir rasional (thinking skill). Kecakapan berpikir mencakup

antara lain kecakapan menggali dan menemukan informasi (information

searching), kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan

secara cerdas (information processing and decision making skills), serta

kecakapan memecahkan masalah secara arif dan kreatif (creative problem

solving skill).

2) Kecakapan Sosial (Social Skill)

Kecakapan sosial ini dapat diwujudkan berupa:

a) Kecakapan berkomunikasi dengan empati. Empati adalah sikap penuh

pengertian dan seni komunikasi dua arah.

Perlu ditekankan karena yang dimaksud berkomunikasi di sini, bukan

sekedar menyampaikan pesan, tetapi isi dan sampainya pesan disertai

Page 29: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

33dengan kesan yang baik yang akan menumbuhkan hubungan

harmonis.

b) Kecakapan bekerjasama (collaboration skill). Kecakapan bekerja sama

sangat diperlukan manusia sebagai makhluk sosial. Dalam kehidupan

sehari-hari, manusia akan selalu membutuhkan menusia lain.

Kerjasama bukan sekedar “kerja bersama” tetapi kerjasama yang disertai

dengan saling pengertian, saling menghargai dan saling membantu.

Kecakapan Hidup Spesifik (Specifik Life Skills/SLS)

Kecakapan hidup yang bersifat spesifik adalah kecakapan yang diperluakan

seseorang untuk menghadapi problem dalam bidang- bidang khusus/tertentu,

atau disebut juga dengan kompetensi teknis. Kecakapan ini terdiri dari dua domain,

yaitu:

1) Kecakapan akademik (academic skill)

Kecakapan akademik mencakup:

a) Kecakapan mengidentifikasi variabel dan menjelaskan hubungan

antar variabel tersebut.

b) Kecakapan merumuskan hipotesis.

c) Kecakapan merancang dan melaksanakan penelitian.

2) Kecakapan vokasional (vocational skill)

Yang dimaksud kecakapan vokasional adalah kecakapan yang berkaitan

dengan sesuatu bidang kejuruan/keterampilan yang meliputi keterampilan

fungsional, keterampilan bermata pencaharian, keterampilan bekerja,

keterampilan menguasai teknologi informasi dan komunikasi.

Ada beberapa ciri dari pembelajaran pendidikan kecakapan hidup menurut

Page 30: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

34Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) yaitu sebagai berikut:

• Terjadi proses identifikasi kebutuhan belajar.

• Terjadi proses penyadaran untuk belajar bersama.

• Terjadi keselarasan kegiatan belajar untuk mengembangkan diri,

belajar usaha mandiri dan usaha bersama.

• Terjadi proses penguasaan kecakapan personal, sosial, vokasional,

akademik, manajerial serta kewirausahaan.

• Terjadi proses pemberian pengalaman dalam melakukan pekerjaan

dengan benar, hingga menghasilkan produk bermutu.

• Terjadi proses interaksi saling belajar dari para ahli.

• Terjadi proses penilaian kompetensi.

• Terjadi pendampingan teknis untuk bekerja atau membentuk usaha

bersama (Anwar, 2006, p21).

Dalam sistem pendidikan Indonesia, kecakapan hidup mencakup empat kategori dan

kompetensi berikut :

Tabel 2.2 Kategori dan Kompetensi Kecakapan Hidup

Personal Sosial Akademik

Vokasional

• Beriman pada

Tuhan

• Berakhlak mulia

• Memahami diri

sendiri

• Bekerja sama

dalam

kelompok

• Menunjukkan

tanggungjawab

• Menguasai

pengetahuan

• Menggunakan

keterampilan

ilmiah

• Kecakapan yang

berhubungan

dengan suatu

profesi yang

berkaitan dengan

Page 31: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

35• Percaya diri

• Bertanggung

jawab untuk

pembelajaran

pribadi

• Berfikir rasional

• Menghargai diri

sendiri

• Menjadi manusia

yang

mencerminkan

harkat dan

martabat

sebagai mahluk

Tuhan

• Optimalisasi

potensi diri

• Menyadari

kelebihan dan

kekurangan

dalam diri

sosial

• Bertangung

jawab

• Mengendalikan

emosi

• Berinteraksi

dengan

masyarakat

• Berpartisipasi

dalam

kebudayaan lokal

dan global

• Meningkatkan

potensi fisik

• Bersikap sportif

• Disiplin

• Kerjasama

Hidup sehat

• Mudah

mendapatkan

informasi

• Bersikap ilmiah

• Berfikir ilmiah

• Berfikir strategis

• Belajar sepanjang

hayat

• Kecakapan

berkomunikasi

• Berfikir kritis,

kreatif, dan

mandiri

• Mengambil

keputusan

• Memecahkan

masalah

• Kemampuan

untuk meneliti

dan

mengeksplorasi

• Kemampuan

menggunakan

teknologi.

area tertentu

seperti menjahit,

bertani,berternak,

otomotif,

keterampilan

bekerja,menguas

ai

teknologi

informasi dan

komunikasi, dan

industri.

• Sikap yang baik

dalam lingkungan

bekerja

Sumber : Pedoman integrasi pendidikan kecakapan hidup ( life skills ) dalam pembelajaran,

Departemen Agama (2005)

Page 32: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

36

Riset Terdahulu

Agung Winarno (2008) : Pengembangan Model Pembelajaran Internalisasi

Nilai-Nilai Kewirausahaan pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Malang.

Hasil Penelitian

Penelitian ini tahap awal dari dua tahap yang direncanakan, pendekatan yang

digunakan adalah “elektrik approach” atau disesuaikan dengan tahapannya. Penelitian ini

lebih banyak digunakan pendekatan deskriptif kualitatif (eksploratif), kualitatif karena data

yang akan dikumpulkan bersifat data lunak (soft).

Penelitian ini akan mencakup proses pembelajaran kewirausahaan mulai dari input,

proses sampai output pembelajaran yang telah dilakukan. Analisis data juga dilakukan

analisis berkelanjutan, yakni pengumpulan, analisis dan intrepretasi dilakukan bisa jadi

dalam waktu yang bersamaan sebagaimana dikemukakan (Bodgan, Robert, C., dan Biklen

S.K : 1998).

Hasil Karakteristik input

Mata diklat kewirausahaan adalah matadiklat kelompok adaptif, sehingga semua

siswa SMK mendapatkan materi ini, meskipun agak bervariasi penyajiannya, akan tetapi

rata-rata SMK memberikan mata diklat ini sejak semester 1 (kelas 10), hasil tes terdapat

informan tentang nilai kewirausahaan siswa berdasarkan instrumen telah disusun untuk

menangkap kecenderungan nilai siswa terhadap 5 unsur nilai kewirausahaan, yakni tingkat

kepercayaan diri, kreativitas, motivasi berprestasi, sikap terhadap resiko serta

kepemimpinan. Gambar berikut menunjukkan nilai skor siswa berdasarkan 5 kelompok nilai

kewirausahaan yang dimaksud.

Page 33: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

37

ANGKA UNSUR KECENDERUNGAN NILAI KEWIRAUSAHAAN

16,73833005 16,15844839 15,78895464 14,6817883 14,20512821 1 2 3 4 5 Gambar 2.2 Angka unsur kecenderungan nilai kewirausahaan

Dari data yang disajikan dalam gambar dapat diberikan penjelasan bahwa skor

kecenderungan nilai kewirausahaan masih berada dibawah standar yang diperlukan bagi

seorang wirausaha, sebagaimana instrumen ini dirancang oleh Winarno (2008) skor minimal

untuk dapat direkomendasi memiliki nilai kewirausahaan yang memadai adalah sebesar

antara 125-150, namun hasil tes dari sample skor nilai masih berada pada 91,743 hal ini

mengindikasikan bahwa pembelajaran kewirausahaan di SMK masih belum banyak

menyentuh terhadap ranah afeksi yakni nilai yang diperlukan bagi seorang wirausaha.

Page 34: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

38

Pembahasan Nilai Kewirausahaan Siswa

Apabila dari angka hasil tes tersebut di analisis tiap komponen nilai kewiarausahaan

siswa dapat dirinci sebagai berikut (1) Nilai konfidensi/kepercayaan diri berada pada rerata

15,788 sesuai dengan pedoman tes bahwa nilai siswa yang masuk dalam kategori memadai

nilai konfidensinya berada pada nilai mendekati 25, dengan demikian maka masalah ini

masih perlu menjadi perhatian. (2) Nilai kreatifitas yang merupakan salah satu komponen

penting bagi kompetensi seorang wirausaha, berdasarkan hasil tes diperoleh angka 16,158

jika dikaitkan dengan nilai sempurna sebesar 25, maka nilai kreatifitas siswa masih berada

disekitar rata-rata nilai mengindikasikan bahwa pembelajaran kewirausahaan belum banyak

menginternalisasikan kreativitas sebagai nilai yang tumbuh pada diri siswa. (3) Motivasi

berprestasi terkait dengan seberapa sunguh-sungguh seorang siswa memiliki dorongan kuat

menjadi wirausaha, dalam pendidikan kewirausahaan masalah ini merupakan masalah

utama yang diimplementasikan dalam tindakan bisnis, hasil tes menunjukkan angka sebesar

14,681 angka ini masih jauh dari angka sempurna sebesar 25, dengan demikian

pembelajaran kewirausahaan selama ini masih belum banyak membentuk nilai yang positif

terhadap motivasi siswa untuk terus berkembang dalam bidang kewirausahaan, padahal

agar seseorang memiliki kecukupan dalam mengeksplorasi potensi dirinya perlu motivasi

berprestasi yang kuat (Robbins,S.P.1993). (4) Sikap terkait dengan tingkat keberanian

seseorang dalam mengambil keputusan bisnis yang berisiko, ketakutan terhadap risiko atau

terlalu berani dengan risiko merupakan sikap yang harus dihindari bagi seorang

wirausahawan (Charney,A.,dkk.,2000) hasil tes siswa terhadap nilai ini merupakan angka

yang kurang ideal berada pada kisaran 20-25. (5) Sikap kepemimpinan dirancang dalam tes

ini sebesar 50, angka ideal diharapkan berkisar antara 40-50. Dibawah angka ini seseorang

masih kurang ideal menjadi wirausaha. Hasil tes diperoleh angka sebesar 28 berarti sangat

jauh dari nilai ideal, bisa jadi angka ini merupakan indikator bahwa pembelajaran

Page 35: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

39

kewirausahaan tidak banyak menyentuh masalah terkait dengan kepemimpinan dalam

berwirausaha.

Dalam praktik pembelajaran kewirausahaan di beberapa sekolah lebih banyak

menggunakan model pembelajaran ceramah, sedikit diskusi dan penugasan. Sebagaimana

hasil wawancara guru menggunakan media pembelajaran tertentu, diantaranya format

pendirian dan perijinan usaha, profil organisasi usaha, format proposal usaha, objek nyata,

demikian pula yang dikemukakan guru lainnya yang mengatakan menggunakan model

praktik usaha terbimbing. Demikian pula, media pembelajaran yang digunakan oleh guru

sangat minim, misalnya dalam ceramah hanya menggunakan buku teks. Sementara

penugasan lebih banyak dengan format pengamatan. Itupun dalam durasi yang terbatas

minimnya menggunakan media sebagai mana dikatakan oleh guru bahwa selain mereka

terbatas dalam wawasan dan pengalaman mengajar materi kewirausahaan, jarang sekali

ada forum-forum yang memberikan kesempatan guru untuk meningkatkan keterampilan

mengajar mata diklat ini. Selain hal tersebut, guru juga mengaku terikat oleh target

pemenuhan standar kompetensi dalam silabus yang digunakan sebagai acuan dalam

mengajar.

Analisis Model Pembelajaran

Model pembelajaran dalam konteks ini adalah terkait dengan strategi penyampaian materi

pembelajaran kewirausahaan untuk mata sajian yang dekat dengan kompetensi

pengembangan sikap kewirausahaan siswa yang dilakukan oleh guru, hasil wawancara dan

pengamatan tampak bahwa rata-rata guru tidak membedakan model pembelajaran

berdasarkan kompetensi yang ingin dicapai dalam kurikulum, artinya semua materi dalam

kurikulum disampaikan dengan model yang seragam, mulai dari model ceramah, diskusi dan

penugasan, tidak terdapat model khusus yang dirancang untuk kompetensi tertentu. Hasil

penelitian mendapatkan informasi bahwa model ceramah merupakan model yang lebih

Page 36: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

40

banyak digunakan, model lain yang digunakan adalah model penugasan menjual produk,

serta model pengamatan, akan tetapi kedua model tersebut hanya sesekali dilakukan

dengan pertimbangan waktu yang tersedia.

Rahmat Yuliadi (2009) : Model Pembelajaran Partisipatif Pada Pelatihan

Keterampilan Fungsional Bagi Peningkatan Kewirausahaan Peternak (Studi Pada

Peternak Kambing Disanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Lebak)

Hasil Penelitian

Pelatihan kecakapan hidup merupakan salah satu program kegiatan pada pendidikan

nonformal, akan tetapi dalam pelaksanaannya dirasakakan masih kurang mengarah pada

penguasaan keterampilan fungsional. Akibatnya, kegiatan pelatihan belum efektif yaitu

kurang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan belum sepenuhnya mengikutsertakan

peserta didik dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, hasil pelatihan kurang dapat diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model

pembelajaran pada pelatihan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Landasan teori yang

digunakan adalah teori kecakapan hidup (life skills), keterampilan fungsional (functional

skills), pelatihan (training), kewirausahaan (entrepreneurship), dampak (outcome),

pembelajaran (learning), model pembelajaran partisipasi (partisipatory learning model),

pendidikan orang dewasa (andragogy), dan pemberdayaan (empowering). Metode

penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan. Pendekatan

penelitian yang digunakan adalah perpaduan antara kualitatif dan kuantitatif. Uji coba yang

digunakan adalah Pretest-postest control group design dengan satu macam perlakuan dan

hasil uji coba dianalisis dengan menggunakan statistic uji t. Subyek penelitian adalah

kelompok peternak kambing (dua kelompok) dan lokasi penelitian dikampung Ciseke Desa

Jatimulya Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Berdasarkan hasil

Page 37: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

41

penelitian di lapangan bahwa pengembangan model pembelajaran partisipatif memiliki

pengaruh positif terhadap kelompok eksperimen. Pengaruh tersebut dapat dibuktikan

dengan uji t. Hasil kelompok eksperimen adalah nilai pengetahuan (9,54), sikap (10,71) dan

keterampilan (12,88). Sedangkan, hasil kelompok pembanding adalah nilai pengetahuan

(7,76), sikap (9,26), keterampilan (10,58). Dalam tabel t untuk 15 peserta didik (kelompok)

taraf signifikan (db) 1% adalah 2,62 dan 5% adalah 1,76. Dari hasil uji t menunjukkan

bahwa nilai tes kelompok eksperimen lebih tinggi dari nilai t tabel dan nilai t kelompok

pembanding (control) baik itu nilai pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Dengan

demikian, model pembelajaran partisipatif mememiliki pengaruh positif terhadap efektifitas

pembelajaran. Efektivitas pembalajaran dapat diukur dari ketercapaian tujuan, keaktifan

peserta didik dalam pembelajaran, peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Bahkan prioritas tujuan yang diharapkan kelompok eksperimen yaitu keterampilan nilainya

lebih tinggi dibandingkan dengan nilai sikap dan pengetahuan. Kesimpulan bahwa

pengembangan model pembelajaran partisipatif memiliki keefektivitasan dalam

pembelajaran. Dampak yang dirasakan peserta didik adalah keterampilan lebih meningkat,

dapat menginformasikan hasil pembelajaran kepada orang lain dan minat berwirausaha

semakin bertambah.

Page 38: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

42

2.3 Kerangka Pemikiran

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya

masih harus diuji secara empiris dengan alat uji yang ada. Hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

T1 - H1 : Terdapat pengaruh antara model pembelajaran terhadap kecakapan hidup siswa

SMK Ariya Metta Tangerang.

T1 - H1 : Terdapat pengaruh antara nilai kewirausahaan terhadap kecakapan hidup siswa

SMK Ariya Metta Tangerang.

T1 - H1 : Terdapat pengaruh antara model pembelajaran, nilai kewirausahaan terhadap

kecakapan hidup siswa SMK Ariya Metta Tangerang.

Model Pembelajaran

(X1)

Nilai Kewirausahaan

(X2)

Kecakapan Hidup

(Y)

Gambar 2.3 Kerangka pemikiran

Page 39: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

43

Page 40: 5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00583- mn -bab 2.pdfperubahan dan kreativistas, mengembangkan ide-ide baru atau solusi yang kreatif

44