62570895 meningitis purulenta

12
BAB I PENDAHULUAN Pad a umumnya men ing itis pur ule nta timbul sebaga i kompli kas i dar i septikemia. Pada meningitis meningokokus, prodromnya ialah infeksi nasofarings, oleh karena invasi dan multiplikasi meningokokus terjadi di nasofarings. Baik meningokokus, maupun Hemofilus influenza dan Pneumokokus dapat menjadi kausa dari otitis media. Meningitis purulenta dapat menjadi komplikasi dari otitis media akibat infeksi kuman-kuman tersebut. Tand a-tanda patognomonik yang memberikan peng arahan kepad a jenis  bakteri yang bersangkutan ditemuk an dalam bentuk : (a) Peteki dan pur pura adalah khas un tuk infek si mening okok us, (b) Eksant ema adal ah indi kati f untuk pneumokokus dan he mofil us influenza, (c) Arthri tis dan anthralg ia sering mengirin gi infeksi menin goko kus dan H. Influenza, (d) Otitis medi a yang hilang timbul denga n banyak mengel uarka n eksudat dan menunjuk pada infeksi Pneumokokus, (e) Hemorag i pada kuli t yang cepat ti mbul da n be rkombi nasi de ngan keadaan syok adalah indikatif untuk septikemia Meningokokus. 1

Upload: rizky-indah-soraya

Post on 05-Apr-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 62570895 Meningitis Purulenta

8/2/2019 62570895 Meningitis Purulenta

http://slidepdf.com/reader/full/62570895-meningitis-purulenta 1/12

BAB I

PENDAHULUAN

Pada umumnya meningitis purulenta timbul sebagai komplikasi dari

septikemia. Pada meningitis meningokokus, prodromnya ialah infeksi nasofarings,

oleh karena invasi dan multiplikasi meningokokus terjadi di nasofarings. Baik 

meningokokus, maupun Hemofilus influenza dan Pneumokokus dapat menjadi

kausa dari otitis media. Meningitis purulenta dapat menjadi komplikasi dari otitis

media akibat infeksi kuman-kuman tersebut.

Tanda-tanda patognomonik yang memberikan pengarahan kepada jenis

 bakteri yang bersangkutan ditemukan dalam bentuk :

(a) Peteki dan purpura adalah khas untuk infeksi meningokokus,

(b) Eksantema adalah indikatif untuk pneumokokus dan hemofilus

influenza,

(c) Arthritis dan anthralgia sering mengiringi infeksi meningokokus dan

H. Influenza,

(d) Otitis media yang hilang timbul dengan banyak mengeluarkan eksudat

dan menunjuk pada infeksi Pneumokokus,

(e) Hemoragi pada kulit yang cepat timbul dan berkombinasi dengan

keadaan syok adalah indikatif untuk septikemia Meningokokus.

1

Page 2: 62570895 Meningitis Purulenta

8/2/2019 62570895 Meningitis Purulenta

http://slidepdf.com/reader/full/62570895-meningitis-purulenta 2/12

Tanda lokalisatorik yang khas untuk meningitis purulenta ialah kaku

kuduk dan likuor yang memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut :

(a) Pleiositosis polinuklearis yang berjumlah lebih dari 1000 per 

mm kubik;

(b) Kadar glukosa yang rendah ;

(c) Protein dalam likuor yang meninggi dan

(d) Preparat dan biakan likuor memperlihatkan bakteri.(1)

2

Page 3: 62570895 Meningitis Purulenta

8/2/2019 62570895 Meningitis Purulenta

http://slidepdf.com/reader/full/62570895-meningitis-purulenta 3/12

BAB II

ISI

2.1. Defenisi

Meningitis adalah suatu radang yang mengenai sebagian atau semua

lapisan selaput otak yang membungkus jaringan otak sampai sumsum tulang

 belakang. Sedangkan, Meningitis purulenta ialah radang selaput otak (arakhnoidea

dan piamater) yang menimbulkan eksudasi berupa pus, disebabkan oleh kuman

non spesifik dan non virus. (2,3)

2.2. Etiologi

Sebagai kuman penyebab ialah jenis Pneumokokus, Hemophilus

influenza, Staphylokokus, Streptokokus, E. Coli, Meningokokus dan Salmonella,

Listeria, Klebsiela. Di Jakarta penyebab terbanyak ialah Pneumokokus dan H.

Influenza. Di negeri barat penyebab terbanyak Meningokokus, sedangkan di

Jakarta jarang ditemukan. (2)

Etiologi Meningitis Purulenta Akuta Menurut Urutan Frekuensi(1)

 Neonatus Bayi dan anak Dewasa

E. Coli

Streptokokus

Stafilokokus

 pneumokokus

H. influenza

Meningokokus

Pneumokokus

E. Coli

Streptokokus

Pneumokokus

Meningokokus

Stafilokokus

Streptokokus

H. influenza

2.3. Epidemiologi

3

Page 4: 62570895 Meningitis Purulenta

8/2/2019 62570895 Meningitis Purulenta

http://slidepdf.com/reader/full/62570895-meningitis-purulenta 4/12

Meningitis Purulenta pada bayi dan anak di Indonesia, khususnya di

Jakarta masih merupakan penyakit yang belum mengurang. Angka kejadian

tertinggi umur antara 2 bulan – 2 tahun. Umumnya terdapat pada anak yang

distrofik, yang daya tahan tubuhnya rendah. Di negeri yang sudah maju, angka

kejadian sudah sangat berkurang.(2)

2.4. Patogenesis

Infeksi dapat mencapai selaput otak melalui :

1. Aliran darah (hematogen) karena infeksi di tempat lain seperti

faringitis, tonsilitis, endokarditis, penumonia, infeksi gigi. Pada

keadaan ini sering didapatkan biakan kuman yang positif pada darah,

yang sesuai dengan kuman yang ada dalam cairan otak.

2. Perluasan langsung dari infeksi (per kontinuitatum) yang disebabkan

oleh infeksi dari sinus paranasalis, mastoid, abses otak, sinus

kavernosus.

3. Implantasi langsung : trauma kepala terbuka, tindakan bedah otak,

 punksi lumbal, dan mielokel.

4. Meningitis pada neonatus dapat terjadi karena :

- Aspirasi dari cairan amnion yang terjadi pada saat bayi

melalui jalan lahir atau oleh kuman-kuman yang normal ada pada

 jalan lahir.

- Infeksi bakterial secara transplantasi terutama listeria. (4)

4

Page 5: 62570895 Meningitis Purulenta

8/2/2019 62570895 Meningitis Purulenta

http://slidepdf.com/reader/full/62570895-meningitis-purulenta 5/12

Meningitis purulenta pada umumnya sebagai akibat komplikasi penyakit

lain. Sebagian besar infeksi susunan saraf pusat terjadi akibat penyerangan

hematogen. Saluran napas merupakan  port d’entree utama bagi banyak penyebab

meningitis purulenta. Proses terjadinya diawali dengan perlekatan bakteri pada sel

epitel mukosa nasofaring dan melakukan kolonisasi, kemudian menembus

rintangan mukosa dan memperbanyak diri dalam aliran darah dan menimbulkan

 bakteremia. Selanjutnya, bakteri masuk ke dalam cairan serebrospinal dan

memperbanyak diri di dalamnya. Bakteri ini menimbulkan peradangan pada

selaput otak (meningen) dan otak.(2, 4)

2.5. Manifestasi Klinis

1. Gejala infeksi akut 

Anak menjadi lesu, mudah terangsang, panas muntah, anoreksia dan

 pada anak yang besar mungkin didapatkan keluhan sakit kepala. Pada

infeksi yang disebabkan oleh meningokokus terdapat petekia dan herpes

labialis.

2. Gejala Tekanan intrakranial yang meninggi

Anak yang sering muntah, nyeri kepala (pada anak besar), moaning cry

(pada neonatus) yaitu tangis yang merintih. Kesadaran bayi/anak 

menurun dari apatis sampai koma. Kejang yang terjadi dapat bersifat

umum, fokal atau twitching . Ubun-ubun besar menonjol dan tegang,

terdapat gejala kelainan serebral lainnya seperti paralisis, strabismus,

”Crack pot sign” dan pernapasan Cheyne Stokes. Kadang-kadang pada

5

Page 6: 62570895 Meningitis Purulenta

8/2/2019 62570895 Meningitis Purulenta

http://slidepdf.com/reader/full/62570895-meningitis-purulenta 6/12

anak besar terdapat hipertensi dan ”Chocked disc” dari papila nervus

optikus.

3. Gejala rangsangan meningeal 

Terdapat kaku kuduk, malahan dapat terjadi regiditas umum. Tanda-

tanda spesifik seperti kernig, brudzinsky I dan II positif. Pada anak 

 besar sebelum gejala di atas terjadi, sering terdapat keluhan di daerah

leher dan punggung.

Bila terdapat gejala tersebut di atas, selanjutnya dilakukan punksi lumbal

untuk mendapatkan cairan serebrospinal. Umumnya cairan serebrospinal

 berwarna opalesen sampai keruh, tetapi pada stadium dini dapat dijumpai cairan

yang jernih. Reaksi Nonne dan Pandy umumnya positif kuat. Jumlah sel

umumnya ribuan per milimeter kubik cairan yang sebagian besar terdiri dari sel

 polimorfonukleus. Pada stadium dini didapatkan jumlah sela hanya ratusan per 

milimeter kubik dengan hitung jenis lebih banyak limfosit daripada segmen. Oleh

karena itu pada keadaan demikian, punksi lumbal perlu diulangi keesokan harinya

untuk menegakkan diagnosis yang pasti. Keadaan seperti ini juga ditemukan pada

stadium penyembuhan meningitis purulenta. Kadar protein dalam likuor 

meninggi. Kadar gula menurun tetapi tidak serendah pada meningitis tuberkulosa.

Kadar klorida kadang-kadang merendah.

Dari pemeriksaan sediaan langsung di bawah mikroskop mungkin dapat

ditemukan kuman penyebab (jarang). Diferensiasi kuman yang dapat dipercaya

hanya dapat ditentukan secara pembiakan dan percobaan binatang. Tidak 

ditemukan kuman pada sediaan langsung bukanlah indikasi kontra terhadap

6

Page 7: 62570895 Meningitis Purulenta

8/2/2019 62570895 Meningitis Purulenta

http://slidepdf.com/reader/full/62570895-meningitis-purulenta 7/12

diagnosis. Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan leukositosis yang tinggi

dengan pergeseran ke kiri. Umumnya terdapat anemia megaloblastik. (2)

Pada anak, tanda-tanda awal serangan meningitis :

- demam

- kurang nyaman

- enggan minum

- sakit kepala

- menangis terus-menerus

- bunyi tangisan berubah – tangisan bernada tinggi. (”high pitch cry”)

tanda-tanda akhir serangan meningitis :

- muntah

- epilepsi

- menjauhkan diri dari cahaya lampu atau cahaya yang terang

- lemah

- ruam seperti lebam

- tidak sadar. (5)

2.6. Pemeriksaan Penunjang

Lakukan punksi lumbal pada setiap pasien dengan kecurigaan meningitis.

Meskipun hasilnya normal, observasi pasien dengan ketat sampai keadaannya

kembali normal. Punksi lumbal dapat diulang setelah 8 jam bila diperlukan.

Selama fase akut sel yang dominan adalah PMN sampai sekitar 95 %. Dengan

 perjalanan penyakit ada kenaikan bertahap limfosit dan mononuklear. Selain itu,

7

Page 8: 62570895 Meningitis Purulenta

8/2/2019 62570895 Meningitis Purulenta

http://slidepdf.com/reader/full/62570895-meningitis-purulenta 8/12

terdapat kenaikan kadar protein sampai di atas 75 % dan penurunan kadar glukosa

sampai di bawah 20 %. Pengobatan antibiotik sebelumnya dapat mengcaukab

gambaran cairan serebrospinal.

Pewarnaan gram cairan serebrospinal berguna untuk menentukan terapi

awal. Kultur dan uji resistensi dilakukan untuk menentukan terapi yang tepat. (4)

2.7. Diagnosis

Ditentukan atas dasar gejala klinik dan hasil pemeriksaan mikroskopik 

likuor serebrospinalis yang didapatkan dengan punksi lumbal pada saat anak 

masuk rumah sakit. Diagnosis dapat diperkuat dengan hasil positif pemeriksaan

langsung sediaan berwarna di bawah mikroskop dan hasil biakan. Namun, hasil

negatif daripada 2 jenis pemeriksaan ini tidak merupakan indikasi kontra terhadap

 pengobatan secara meningitis purulenta. (2)

2.8 Diganosis Banding

Gejala awal yang tidak khas menyebabkan pasien diduga menderita

demam tifoid atau sakit dengan penyebab panas yang lain. (7)

2.9 Komplikasi

Ventrikulitis, efusi subdural, gangguan cairan dan elektrolit, meninitis

 berulang, abses otak (gejala neurologik fokal, leukositosis), paresis/paralisis,

ataksia, tuli, hidrosefalus, retardasi mental, epilepsi,syok septik, trombosis sinus

vena (gangguan kesadaran). (2,6)

8

Page 9: 62570895 Meningitis Purulenta

8/2/2019 62570895 Meningitis Purulenta

http://slidepdf.com/reader/full/62570895-meningitis-purulenta 9/12

2.10 Penatalaksanaan

- Cairan intravena

- Koreksi gangguan asam basa dan elektrolit

- Atasi kejang

- Kortikosteroid. Berikan dexamethason 0,6 mg/kgbb/hari selama 4 hari,

15 – 20 menit sebelum pemberian antibiotik 

- Antibiotik. Terdiri dari 2 fase, yaitu empirik dan setelah ada hasil

 biakan dan uji resistensi. Pengobatan empirik pada neonatus adalah

kombinasi ampisilin dan amoniglikosida atau ampisilin dan sefotaksim.

Pada umur 3 – 10 tahun kombinasi ampisilin dan kloramfenikol atau

sefuroksim/sefotaksim/seftriakson. Pada usia lebih dari 10 tahun

digunakan penisilin. Pada neonatus pengobatan selama 21 hari, pada

 bayi dan anak 10 – 14 hari. (4)

Tabel : Terapi Antibiotik untuk meningitis purulenta(6)

BAKTERI ANTIBIOTIK 

Neonatus

Tak diketahui Ampisilin + gentamisin

Streptokokus grup B Penisilin G

E. Koli Ampisilin + Gentamisin

Pseudomonas Gentamisin

Klebsiela GentamisinListeria Ampisilin

Bayi dan anak kecil

Tidak diketahui Ampisilin + kloramfenikol

Penisilin + kloramfenikol

Sefalosforin (sefotaksim, Seftriakson)

Streptokokus Pneumoniae Penisilin G

Hemofilus influenza tipe B Ampisilin + gentamisin

Kloramfenikol

9

Page 10: 62570895 Meningitis Purulenta

8/2/2019 62570895 Meningitis Purulenta

http://slidepdf.com/reader/full/62570895-meningitis-purulenta 10/12

Anak dan orang dewasa

 Neisseria meningitidis (meningokoki) Penisilin G

2.11 Prognosis

Berat ringannya penyakit ini tergantung pada umur (makin muda makin

 berat), jenis kuman, berat ringannya infeksi, lama sakit sebelum diobati, kepekaan

kuman terhadap antibiotik (sering jenis kuman tidak teridentifikasi) dan

komplikasi yang timbul. (2,8)

Prognosis buruk pada usia lebih muda, infeksi berat yang disertai DIC

( Disseminated Intravascular Coagulation).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

- Meningitis purulenta ialah radang selaput otak (arakhnoidea dan

 piamater) yang menimbulkan eksudasi berupa pus, disebabkan oleh

kuman non spesifik dan non virus.

10

Page 11: 62570895 Meningitis Purulenta

8/2/2019 62570895 Meningitis Purulenta

http://slidepdf.com/reader/full/62570895-meningitis-purulenta 11/12

- Kuman penyebab ialah jenis Pneumokokus, Hemophilus influenza,

Staphylokokus, Streptokokus, E. Coli, Meningokokus dan Salmonella,

Listeria, Klebsiela.

- Meningitis purulenta pada umumnya sebagai akibat komplikasi

 penyakit lain dan penyebaran yang paling umum adalah hematogen.

- Hasil negatif pada pemeriksaan langsung sediaan berwarna di bawah

mikroskop dan hasil biakan kuman tidak merupakan indikasi kontra

terhadap pengobatan secara meningitis purulenta.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mardjono, Mahar, Neurologi Klinik Dasar, Edisi V, Penerbit Dian Rakyat,

Jakarta, 1998.

2. Mansjoer, Arief, dkk. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III Jilid II, Penerbit

Media Aeskulapius, FKUI, Jakarta, 2000.

3. Poerwodibroto, Soebianto, Prof, Dr. Dalam : [email protected]

4. Hassan R, Dr, dkk, Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak, Cetakan ke 8,

Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-UI, Jakarta, 1998.

11

Page 12: 62570895 Meningitis Purulenta

8/2/2019 62570895 Meningitis Purulenta

http://slidepdf.com/reader/full/62570895-meningitis-purulenta 12/12

5. Yosri, Mohammed, Penyakit Meningitis, dalam :

http://www.health.com/my/baby/baby24.html

6. Krawinkel, M. Praktik Kedokteran di Negara Berkembang, Edisi I, Penerbit

Widya Medika, Jakarta, 2001.

7. www.dhs.vic.gov.au/phd.

12