repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53019 › chapter...

14
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Sampel 2.1.1 Selada Air Menurut United States Department of Agriculture (2015), sistematika tumbuhan selada air adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Superdivisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Capparales / Brassicales Famili : Brassicaceae / Cruciferae Genus : Nasturtium Spesies : Nasturtium officinale Nasturtium officinale adalah tumbuhan asli di Eropa, Asia Barat dan Ethiopia. Namun, sekarang ini telah terdistribusi secara global di seluruh dunia. Dimulai dari Amerika Utara, Amerika Selatan, Australia, New Zealand, dan juga daerah Asia (Barker, 2009). Di Indonesia, selada air dikenal dengan beberapa nama daerah seperti sayur parit (di Sumatera Utara) (Anonim, 2011) dan jambak atau kenci (di Jawa) (Anonim, 2014). Selada air juga dikenal dengan nama asing watercress (Inggris) (Barker, 2009) dan sai-yeung-choi (China) (Anonim, 2013). Selada air merupakan tanaman perenial akuatik dari famili Cruciferae dengan pokok herba menjalar atau tegak, mempunyai akar tunggang dan memiliki batang yang berongga (Ong, 2003). Selada air biasanya ditemukan dalam bentuk Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 27-Feb-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53019 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Sampel 2.1.1 Selada Airtotal fenol dan flavonoid

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Sampel

2.1.1 Selada Air

Menurut United States Department of Agriculture (2015), sistematika

tumbuhan selada air adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Superdivisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Capparales / Brassicales

Famili : Brassicaceae / Cruciferae

Genus : Nasturtium

Spesies : Nasturtium officinale

Nasturtium officinale adalah tumbuhan asli di Eropa, Asia Barat dan

Ethiopia. Namun, sekarang ini telah terdistribusi secara global di seluruh dunia.

Dimulai dari Amerika Utara, Amerika Selatan, Australia, New Zealand, dan juga

daerah Asia (Barker, 2009). Di Indonesia, selada air dikenal dengan beberapa

nama daerah seperti sayur parit (di Sumatera Utara) (Anonim, 2011) dan jambak

atau kenci (di Jawa) (Anonim, 2014). Selada air juga dikenal dengan nama asing

watercress (Inggris) (Barker, 2009) dan sai-yeung-choi (China) (Anonim, 2013).

Selada air merupakan tanaman perenial akuatik dari famili Cruciferae

dengan pokok herba menjalar atau tegak, mempunyai akar tunggang dan memiliki

batang yang berongga (Ong, 2003). Selada air biasanya ditemukan dalam bentuk

Universitas Sumatera Utara

Page 2: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53019 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Sampel 2.1.1 Selada Airtotal fenol dan flavonoid

6

serumpun dan tumbuh di atau dekat dengan perairan. Daun selada air umumnya

bergelombang. Panjang daun sekitar 4-12 cm dan panjang batang sekitar 10-60

cm dengan akar yang kurus dan bercabang di dasarnya. Di bagian atas batang dan

tangkai terdapat bunga berwarna putih dengan ukuran 3-5 mm dan mempunyai 4

lembar petal. Buahnya berukuran panjang 10-25 mm dan lebar 2-2,5 mm dengan

bentuk silindris lurus atau melengkung (Barker, 2009).

Tanaman ini dapat bereproduksi melalui biji atau melalui segmen batang.

Perpindahan biji dapat terjadi melalui angin, air, hewan, dan manusia. Dengan

beberapa mekanisme reproduksi, selada air dapat berkembang biak tergantung

pada kondisi lingkungan (Barker, 2009).

2.1.2 Kandungan

Secara keseluruhan, selada air mengandung 93% air, 3-4% karbohidrat,

1,7-2% protein, 0,2-0,3% lemak, 0,8-1,1% serat dan juga banyak mineral dan

vitamin yang cukup lengkap (Ong, 2003). Selain itu, selada air juga merupakan

sumber karotenoid jenis lutein dan zeaxanthin (Marshall, 2006). Kandungan lain

selada air yang juga bermanfaat bagi tubuh adalah phenethyl isothiocyanate

(PEITC) (Rizki, 2013). Menurut penelitian Salamah, dkk. (2011), komponen-

komponen bioaktif yang terkandung pada ekstrak kasar selada air dari uji

fitokimia antara lain alkaloid, steroid/triterpenoid, fenol hidrokuinon, flavonoid,

karbohidrat dan asam amino.

2.1.3 Manfaat

Kemampuannya sebagai peluruh kencing (diuretik) sangat baik, sehingga

menyehatkan ginjal dan mengurangi risiko tekanan darah tinggi. Selada air juga

memiliki kemampuan detoksifikasi yang baik dan pelancar dahak di saluran

Universitas Sumatera Utara

Page 3: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53019 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Sampel 2.1.1 Selada Airtotal fenol dan flavonoid

7

tenggorokan. Selain itu, sayuran ini juga memiliki kemampuan bakterisida yang

baik (Lingga, 2012). Menurut penelitian Mazandarani, dkk. (2012), kandungan

total fenol dan flavonoid dari ekstrak selada air mempunyai hubungan korelasi

yang positif dengan aktivitas antioksidan sebagai penghambat radikal bebas.

Komponen fenol dan flavonoid merupakan konstituen penting sebagai

penghambat radikal bebas dan mengstabilkan lipid peroksidasi (Özen, 2009).

Khasiat selada air untuk mengobati penyakit kanker juga cukup baik karena

mengandung glukonasturtiin (phenethyl isothiocyanate atau PEITC) yang

merupakan salah satu senyawa yang memiliki efek kemoterapi terhadap kanker

paru (Khare, 2007). Penelitian Shahrokhi, dkk. (2009) juga menunjukkan adanya

aktivitas antidiabetes dari ekstrak selada air.

2.2 Mineral

Mineral digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral

makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg

sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari

(Almatsier, 2009).

Keseimbangan ion-ion mineral dalam tubuh mengatur proses metabolisme,

mengatur keseimbangan asam basa, tekanan osmotik, membantu transpor

senyawa-senyawa penting pembentuk membran, beberapa di antaranya

merupakan konstituen pembentuk jaringan tubuh. Secara tidak langsung, mineral

banyak yang berperan dalam proses pertumbuhan. Peran mineral dalam tubuh kita

berkaitan satu sama lainnya, dan kekurangan atau kelebihan salah satu mineral

akan berpengaruh terhadap kerja mineral lainnya (Poedjiadi, 1994).

Universitas Sumatera Utara

Page 4: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53019 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Sampel 2.1.1 Selada Airtotal fenol dan flavonoid

8

2.2.1 Kalium

Kalium adalah ion bermuatan positif terutama terdapat di dalam sel,

sebanyak 95% kalium berada di dalam cairan intraseluler. Kalium memegang

peranan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta

keseimbangan asam basa. Selain itu, kalium juga berfungsi sebagai katalisator

dalam banyak reaksi biologik, terutama dalam metabolisme energi dan sintesis

glikogen dan protein. Kalium berperan dalam pertumbuhan sel (Almatsier, 2009).

Sumber utama kalium adalah sayuran, buah dan kacang-kacangan.

Kebutuhan minimum kalium ditaksir sebanyak 2000 mg per hari. Kekurangan

kalium jarang terjadi, tetapi dapat terjadi ketika muntah dan diare kronis.

Kekurangan kalium dapat menyebabkan lemah, lesu, kehilangan nafsu makan,

kelumpuhan, mengigau dan konstipasi, jantung berdebar dan kemampuannya

memompa darah menurun. Kelebihan kalium dapat mengakibatkan gagal jantung

yang berakibat kematian (Cakrawati dan Mustika, 2012).

2.2.2 Kalsium

Tubuh manusia membutuhkan kalsium lebih banyak dari mineral lainnya

yaitu sekitar 1,5-2% dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1

kg. Dari jumlah ini, sebanyak 99% berada di dalam jaringan keras, yaitu tulang

dan gigi, selebihnya tersebar luas di dalam tubuh. Kalsium berperan dalam

pembentukan tulang dan gigi, mengatur pembekuan darah, katalisator reaksi-

reaksi biologik dan membantu otot berkontraksi (Almatsier, 2009).

Sumber utama kalsium adalah susu, hasil susu seperti keju, ikan, serealia,

kacang-kacangan dan hasil kacang-kacangan, tahu, tempe dan sayuran hijau.

Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan

Universitas Sumatera Utara

Page 5: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53019 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Sampel 2.1.1 Selada Airtotal fenol dan flavonoid

9

pertumbuhan. Tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Kelebihan kalsium dapat

menimbulkan batu ginjal atau gangguan ginjal serta dapat menyebabkan

konstipasi (susah buang air besar). Konsumsi kalsium sebaiknya tidak melebihi

2500 mg sehari (Cakrawati dan Mustika, 2012).

2.2.3 Natrium

Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler. Di dalam tubuh,

natrium terdapat sebanyak 0,15% dari berat badan atau sekitar 83-97 g, dimana

40% terdapat pada tulang dan tidak mengalami pertukaran atau mengalami

pertukaran yang lambat dengan cairan tubuh (Cakrawati dan Mustika, 2012).

Natrium menjaga keseimbangan cairan dalam kompartermen, mengatur tekanan

osmotik yang menjaga cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke dalam sel-sel,

menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh dan berperan dalam transmisi

saraf dan kontraksi otot (Almatsier, 2009).

Sumber utama natrium adalah garam dapur, mono sodium glutamat

(MSG), kecap dan makanan yang diawetkan dengan garam dapur. Taksiran

kebutuhan natrium sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 500 mg per hari.

Kekurangan natrium menyebabkan kejang, apatis, dan kehilangan nafsu makan.

Kekurangan natrium dapat terjadi sesudah muntah, diare, keringat berlebihan dan

bila menjalankan diet yang sangat terbatas dalam natrium. Kelebihan natrium

dapat menimbulkan edema dan hipertensi (Almatsier, 2009).

2.2.4 Magnesium

Hampir 60% dari magnesium di dalam tubuh terdapat di dalam tulang dan

gigi, 26% di dalam otot dan selebihnya ada di dalam jaringan lunak serta cairan

tubuh. Magnesium bertindak di dalam semua sel jaringan lunak sebagai

Universitas Sumatera Utara

Page 6: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53019 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Sampel 2.1.1 Selada Airtotal fenol dan flavonoid

10

katalisator dalam reaksi-reaksi biologik. Di dalam cairan sel ekstraseluler

magnesium berperan dalam transmisi saraf, kontraksi otot dan pembekuan darah

yang kerjanya berlawanan dengan kalsium. Magnesium juga mencegah kerusakan

gigi dengan cara menahan kalsium di dalam email gigi (Almatsier, 2009).

Sumber utama magnesium adalah sayuran hijau, kacang, gandum dan

polong-polongan. Kekurangan magnesium dapat menyebabkan kurang nafsu

makan, gangguan dalam pertumbuhan, mudah tersinggung, gugup, kejang,

gangguan sistem saraf pusat, halusinasi dan gagal jantung. Kelebihan magnesium

biasanya terjadi pada penyakit gagal ginjal (Cakrawati dan Mustika, 2012).

2.3 Spektrofotometri Serapan Atom

Metode spektrofotometri serapan atom berprinsip pada absorpsi cahaya

oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang

tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Cahaya pada panjang gelombang ini

mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik suatu atom. Transisi

elektronik suatu unsur bersifat spesifik. Dengan absorpsi energi, berarti

memperoleh lebih banyak energi, suatu atom pada keadaan dasar dinaikkan

tingkat energinya ke tingkat eksitasi. Tingkat-tingkat eksitasinya pun bermacam-

macam (Khopkar, 1985).

Teknik spektrofotometri serapan atom menjadi alat yang canggih dalam

analisis. Ini disebabkan diantaranya oleh kecepatan analisisnya, ketelitiannya

sampai tingkat runut, tidak memerlukan pemisahan pendahuluan. Kelebihan

kedua adalah kemungkinannya untuk menentukan konsentrasi semua unsur pada

konsentrasi runut. Ketiga, sebelum pengukuran tidak selalu perlu memisahkan

unsur yang ditentukan karena kemungkinan penentuan satu unsur dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 7: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53019 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Sampel 2.1.1 Selada Airtotal fenol dan flavonoid

11

kehadiran unsur lain dapat dilakukan asalkan katoda berongga yang diperlukan

tersedia (Khopkar, 1985). Teknik ini digunakan untuk menetapkan kadar ion

logam tertentu dengan jalan mengukur intensitas emisi atau serapan cahaya pada

panjang gelombang tertentu oleh uap atom unsur yang ditimbulkan dari bahan,

misalnya dengan mengalirkan larutan zat ke dalam nyala api (Ditjem POM,

1995). Alat yang digunakan pada spektrofotometer serapan atom mempunyai

beberapa kemampuan khusus. Untuk tiap elemen yang ditetapkan sumber yang

spesifik mengemisikan garis spektra untuk diserap harus dipilih. Sumber biasanya

adalah lampu hollow katoda yang dirancang untuk mengemisikan radiasi yang

dikehendaki pada kondisi tereksitasi. Saat radiasi diserap oleh elemen contoh uji,

biasanya pada panjang gelombang yang sama dengan garis emisinya, elemen pada

lampu hollow katoda sama dengan elemen yang ditetapkan. Alat dilengkapi

dengan aspirator untuk membawa contoh uji ke dalam nyala. Detektor digunakan

untuk membaca sinyal dari bejana uji. Sistem deteksi, hanya membaca perubahan

sinyal dari sumber hollow katoda, yang berbanding langsung dengan jumlah atom

yang ditetapkan dari contoh uji (Ditjen POM, 2014).

Ketika suatu atom dalam keadaan bebas dikenai suhu tinggi atau disinari

dengan sumber sinar di daerah ultraviolet-sinar tampak, maka kemungkinan salah

satu elektronnya dipromosikan dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi adanya

sangat besar. Perpindahan elektron ini berhubungan dengan serapan energinya.

Hal inilah yang disebut dengan serapan atom. Sebaliknya, ketika atom kembali

secara spontan ke keadaan dasarnya maka atom dapat mengemisikan kembali

kelebihan energinya dalam bentuk satu atau beberapa foton (spektroskopi emisi

atom) (Gandjar dan Rohman, 2012).

Universitas Sumatera Utara

Page 8: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53019 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Sampel 2.1.1 Selada Airtotal fenol dan flavonoid

12

Ada perbedaan antara puncak-puncak serapan sinar oleh molekul-molekul

senyawa dengan puncak-puncak serapan oleh atom. Penyerapan sinar oleh

senyawa menghasilkan pita-pita panjang gelombang yang lebar karena di dalam

suatu molekul, disamping tingkat-tingkat energi elektronik terdapat juga tingkat-

tingkat energi vibrasi dan rotasi. Sebaliknya, dalam atom netral suatu unsur hanya

terdapat tingkat-tingkat energi elektronik saja dan tidak terdapat tingkat energi

vibrasi dan rotasi. Akibatnya puncak-puncak serapan atom berupa garis-garis

yang tajam (Gandjar dan Rohman, 2012).

Menurut Jeffery, dkk. (1989), prosedur dimana atom bebas dihasilkan di

dalam nyala dapat dijelaskan dalam beberapa tahapan berikut. Ketika suatu

larutan yang akan diperiksa komponen logamnya, diaspirasikan ke dalam nyala,

terjadi beberapa tahapan berikut dengan cepat yaitu:

1. Penguapan pelarut yang meninggalkan residu solid.

2. Penguapan zat padat (solid) dengan disosiasi menjadi konstituen atom, yang

mula-mula masih berada di keadaan dasar (ground state).

3. Beberapa atom akan tereksitasi oleh energi panas dari nyala ke tingkatan energi

yang lebih tinggi, dan mencapai kondisi dimana atom-atom tersebut akan

meradiasikan energi.

Keberhasilan analisis dengan metode spektrofotometri serapan atom ini

tergantung pada proses eksitasi dan cara memperoleh garis resonansi yang tepat.

Hal ini dapat diterangkan dari persamaan Boltzmann sebagai berikut.

Nj

No=

Pj

Poexp (-

Ej

KT )

dimana Nj dan No masing-masing merupakan jumlah atom yang tereksitasi dan

jumlah atom yang terdapat pada keadaan dasar, K merupakan tetapan Boltzmann

Universitas Sumatera Utara

Page 9: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53019 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Sampel 2.1.1 Selada Airtotal fenol dan flavonoid

13

(1,38 x 10-16

erg/K), T adalah temperatur absolut (K), Ej adalah perbedaan energi

tingkat eksitasi dan tingkat dasar. Pj dan Po adalah faktor statistik yang ditentukan

oleh banyaknya tingkat yang mempunyai energi setara pada masing-masing

tingkat kuantum. Pada umumnya fraksi atom tereksitasi yang berada pada gas

yang menyala, kecil sekali (Khopkar, 1985). Dapat dilihat dari persamaan di atas

bahwa rasio Nj/No dipengaruhi oleh energi eksitasi (Ej) dan temperatur (T).

Peningkatan temperatur dan penurunan energi (Ej) akan menghasilkan nilai rasio

Nj/No yang lebih tinggi (Jeffery, dkk., 1989).

2.3.1 Instrumentasi Spektrofotometer Serapan Atom

1. Sumber Sinar

Sumber sinar yang dipakai adalah lampu katoda berongga (hollow cathode

lamp). Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung katoda dan

anoda. Katoda sendiri berbentuk silinder berongga yang terbuat dari logam atau

dilapisi dengan logam tertentu yang akan dianalisis (Gandjar dan Rohman, 2012).

2. Tempat Sampel (Atomizer)

Dalam tempat sampel inilah proses atomisasi terjadi. Dalam analisis secara

spektrofotometri serapan atom, sampel yang akan dianalisis harus diuraikan

menjadi atom-atom netral yang masih dalam keadaan asas. Ada berbagai macam

alat yang dapat digunakan untuk mengubah suatu sampel menjadi uap atom-atom

yaitu:

a. Dengan nyala (flame)

Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa padatan atau cairan

menjadi bentuk uap atomnya, dan juga berfungsi untuk atomisasi. Suhu yang

dapat dicapai oleh nyala tergantung pada gas-gas yang digunakan, misalkan untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 10: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53019 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Sampel 2.1.1 Selada Airtotal fenol dan flavonoid

14

gas asetilen-udara: 2200 oC. Pada sumber nyala ini, asetilen sebagai bahan

pembakar dan udara sebagai agen pengoksidasi (Gandjar dan Rohman, 2012).

Beberapa temperatur nyala yang lain dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Temperatur Nyala

Bahan Bakar Oksidan Udara Oksidan Oksigen N2O

Hidrogen 2100 2780 -

Asetilen 2200 3050 2955

Propana 1950 2800 -

Sumber: Khopkar (1985).

b. Tanpa nyala (Flameless)

Pengatoman dilakukan dalam tungku dari grafit. Tungku merupakan

teknik atomisasi tanpa nyala. Teknik atomisasi dengan nyala dinilai kurang peka

karena: atom gagal mencapai nyala, tetesan sampel yang masuk ke dalam nyala

terlalu besar, dan proses atomisasi kurang sempurna. Oleh karena itu, muncullah

suatu teknik atomisasi yang baru yaitu atomisasi tanpa nyala. Sejumlah sampel

diambil sedikit (untuk sampel cair, diambil hanya beberapa µL, sementara sampel

padat diambil beberapa mg), lalu diletakkan dalam tabung grafit, kemudian

tabung tersebut dipanaskan dengan sistem elektris dengan cara melewatkan arus

listrik pada grafit. Akibat pemanasan ini, maka zat yang akan dianalisis berubah

menjadi atom-atom netral dan pada fraksi atom ini dilewatkan suatu sinar yang

berasal dari lampu katoda berongga sehingga terjadilah proses penyerapan energi

sinar yang memenuhi kaidah analisis kuantitatif (Gandjar dan Rohman, 2012).

3. Monokromator

Monokromator merupakan alat untuk memisahkan dan memilih spektrum

sesuai dengan panjang gelombang yang digunakan dalam analisis dari sekian

Universitas Sumatera Utara

Page 11: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53019 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Sampel 2.1.1 Selada Airtotal fenol dan flavonoid

15

banyak spektrum yang dihasilkan lampu katoda berongga (Gandjar dan Rohman,

2012).

4. Detektor

Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui

tempat pengatoman (Gandjar dan Rohman, 2012).

5. Readout

Readout merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan sebagai

sistem pencatat hasil. Pencatatan hasil dilakukan dengan suatu alat yang telah

terkalibrasi untuk pembacaan transmisi atau absorpsi. Hasil pembacaan dapat

berupa angka atau berupa kurva yang menggambarkan absorbansi atau intensitas

emisi (Gandjar dan Rohman, 2012).

Sistem peralatan spektrofotometer serapan atom dapat dilihat pada

Gambar 2.1 berikut ini.

Gambar 2.1 Sistem Peralatan Spektrofotometer Serapan Atom (Sumber: Harris,

D.C. (2007).

2.3.2 Gangguan –Gangguan pada Spektrotofometer Serapan Atom

Menurut Gandjar dan Rohman (2012), yang dimaksud dengan gangguan-

gangguan (Interferences) pada spektrofotometri serapan atom adalah peristiwa-

Universitas Sumatera Utara

Page 12: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53019 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Sampel 2.1.1 Selada Airtotal fenol dan flavonoid

16

peristiwa yang menyebabkan pembacaan absorbansi unsur yang dianalisis

menjadi lebih kecil atau lebih besar dari nilai yang sesuai dengan konsentrasinya

dalam sampel. Gangguan-gangguan yang dapat terjadi dalam spektrofotometri

serapan atom adalah sebagai berikut:

1. Gangguan yang berasal dari matriks sampel yang mana dapat mempengaruhi

banyaknya sampel yang mencapai nyala

2. Gangguan kimia yang dapat mempengaruhi jumlah/banyaknya atom yang

terjadi di dalam nyala.

3. Gangguan oleh absorbansi yang disebabkan bukan oleh absorbansi atom yang

dianalisis; yakni absorbansi oleh molekul-molekul yang tidak terdisosiasi di

dalam nyala. Adanya gangguan-gangguan di atas dapat diatasi dengan

menggunakan cara- cara sebagai berikut:

a. Penggunaan nyala/suhu atomisasi yang lebih tinggi

b. Penambahan senyawa penyangga

c. Pengekstraksian unsur yang akan dianalisis

d. Pengekstraksian ion atau gugus pengganggu

4. Gangguan oleh penyerapan non-atomik

2.4 Validasi Metode Analisis

Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap

parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan

bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmita,

2004). Validasi metode analisis perlu dilakukan untuk membuktikan bahwa

metode yang digunakan sudah valid dan kesalahan (error) yang terjadi masih

dalam batas yang diizinkan (Gandjar dan Rohman, 2012).

Universitas Sumatera Utara

Page 13: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53019 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Sampel 2.1.1 Selada Airtotal fenol dan flavonoid

17

Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi

metode analisis diuraikan dan didefinisikan sebagaimana cara penentuannya.

1. Kecermatan (Accuracy)

Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil

analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai

persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan (Harmita, 2004).

Kecermatan ditentukan dengan dua cara, yaitu:

a. Metode simulasi

Metode simulasi (spiked-placebo recovery) merupakan metode yang

dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah analit bahan murni ke dalam suatu

bahan pembawa sediaan farmasi (plasebo), lalu campuran tersebut dianalisis dan

hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang ditambahkan (kadar yang

sebenarnya) (Harmita, 2004).

b. Metode penambahan baku

Metode penambahan baku (standard addition method) merupakan metode

yang dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah analit dengan konsentrasi

tertentu pada sampel yang diperiksa, lalu dianalisis dengan metode yang akan

divalidasi. Hasilnya dibandingkan dengan sampel yang dianalisis tanpa

penambahan sejumlah analit. Persen perolehan kembali ditentukan dengan

menentukan berapa persen analit yang ditambahkan ke dalam sampel dapat

ditentukan kembali (Harmita, 2004).

2. Keseksamaan (Precision)

Keseksamaan diukur sebagai simpangan baku relatif atau koefisien

variansi. Keseksamaan merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian

Universitas Sumatera Utara

Page 14: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53019 › Chapter II.pdf?sequence=4... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Sampel 2.1.1 Selada Airtotal fenol dan flavonoid

18

antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-

rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil

dari campuran yang homogen (Harmita, 2004).

3. Selektivitas (Spesifisitas)

Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya yang

hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya

komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel (Harmita, 2004).

4. Linearitas dan Rentang

Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon

yang secara langsung atau dengan bantuan transformasi matematik yang baik,

menghasilkan suatu hubungan yang proporsional terhadap konsentrasi analit

dalam sampel (Harmita, 2004). Linearitas suatu metode merupakan ukuran

seberapa baik kurva kalibrasi yang menghubungkan antara respon (y) dengan

konsentrasi (x) (Gandjar dan Rohman, 2012).

5. Batas Deteksi {Limit of Detection (LOD)} dan Batas Kuantitasi {Limit of

Quantitation (LOQ)}

Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat

dideteksi yang masih memberikan respon signifikan, sedangkan batas kuantitasi

merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi

kriteria cermat dan seksama (Harmita, 2004).

Universitas Sumatera Utara