airport design chapter 5 airport configuration · pdf fileyaitu titik pedoman yang digunakan...

26
9/29/2012 1 Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University Nursyamsu Hidayat Ph D AIRPORT CONFIGURATION Nursyamsu Hidayat, Ph.D. KONFIGURASI BANDARA ´ Mencakup: J lh (t t l ) 9/29/2012 « Jumlah runway (tergantung volume) « Arah runway (arah angin) « Terminal building (akses ke landasan) « Apron 2

Upload: vankiet

Post on 07-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

1

Civil Engineering Diploma ProgramVocational School Gadjah Mada University

Nursyamsu Hidayat Ph D

AIRPORT CONFIGURATION

Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

KONFIGURASI BANDARA

Mencakup:J l h (t t l )

9/29/2012

Jumlah runway (tergantung volume)Arah runway (arah angin)Terminal building (akses ke landasan)Apron

2

Page 2: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

2

RUNWAY

Kriteria pengaturan runway dan taxiwayMeminimalkan gangguan operasional satu pesawat

9/29/2012

Meminimalkan gangguan operasional satu pesawat dengan pesawat lainnya saat take off, landing, taxiingTaxiway menghubungkan runway dgn apron dgn jalur terpendek

Jik l di di k h ldi b it tJika perlu, disediakan holding bay, yaitu area tunggu pesawat yg akan take off, diujung pertemuan taxiway dengan runway

3

TAXIWAY

Taxiway berfungsi sebagai jalur pesawat dari/ke runway ke/dari apron

9/29/2012

dari/ke runway ke/dari apron. Exit taxiway adalah taxiway yang digunakan oleh pesawat setelah landing, didesain sedemikian sehingga pesawat secepatnya keluar dari runwayyKonfigurasi taxiway mempengaruhi kapasitas runway

4

Page 3: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

3

KONFIGURASI RUNWAY

Konfigurasi dasarR t l

9/29/2012

Runway tunggalRunway paralel/sejajarRunway dua jalurRunway berpotonganRunway V-terbukay

Dari konfigurasi dasar tersebut dapat dikembangkan menjadi berbagai varian

5

KONFIGURASI RUNWAY

Runway tunggal / Single runway

9/29/2012

paling sederhanaKapasitas VFR: 50 – 100 operasi/jamKapasitas IFR: 50 – 70 operasi/jam

6

Page 4: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

4

KONFIGURASI RUNWAY

Runway paralel/sejajar

9/29/2012

Kapasitas tergantung pada jumlah runway dan jarak antaranya

rapat

7

S = rapat, menengah, renggangrenggang

rapat

Runway paralel 2Runway paralel 4

KONFIGURASI RUNWAY

Runway paralel/sejajarKapasitas tergantung pada jumlah runway dan jarak

9/29/2012

Kapasitas tergantung pada jumlah runway dan jarak antaranyaJarak antar runway dibagi berdasarkan tingkat kebebasan runway dalam kondisi IFR:

Rapat (700 – 2,000 feet), operasi salah satu runway tgt pada operasi runway lainnya. Kapasitas 50 – 60 operasi/jamMenengah (2,500 – 4,300 feet), landing pada salah satu runway tidak tergantung pada take off runway lainnya Kapasitas 60 – 75tidak tergantung pada take off runway lainnya. Kapasitas 60 75 operasi/jamRenggang (>= 4,300 feet), kedua runway dapat dioperasikan secara mandiri, baik untuk landing maupun takeoff. Kapasitas 100 – 125 operasi/jam

8

Page 5: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

5

KONFIGURASI RUNWAY

Runway paralel/sejajarD l k di i VFR k it j d i

9/29/2012

Dalam kondisi VFR, kapasitas per jam dari runway berjarak rapat, menengah, dan renggang dapat bervariasi antara 100 – 200 operasi tergantung pada komposisi pesawat.

9

KONFIGURASI RUNWAY

Runway Dua-JalurT di i d i d j j b j k t

9/29/2012

Terdiri dari dua runway sejajar berjarak rapat (700 – 2499 feet)Runway terjauh dr terminal building digunakan untuk landing, dan terdekat digunakan untuk take offK iKapasitas:

IFR: 60% lebih banyak dari runway tunggalVFR: 70% lebih banyak dari runway tunggal

10

Page 6: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

6

KONFIGURASI RUNWAY

Runway Berpotongan/Intersecting RunwayD a/lebih landas pac saling berpotongan

9/29/2012

Dua/lebih landas pacu saling berpotonganTerdapat pada lokasi bandara dengan angin yang relatif kuat yang bertiup lebih dari satu arah (kemungkinan kekuatan cross-wind berlebihan)Menjadi runway tunggal apabila angin bertiup kencangKapasitas runway tergantung pada:

Letak perpotongan (ujung/tengah landasan)Pengoperasian runway

11

KONFIGURASI RUNWAY

Runway Berpotongan

9/29/2012

Diantara konfigurasi dibawah ini, manakah runway dengan kapasitas terbesar?

TOL

12

TOL

L TO

(a)

(b)

(c)

Page 7: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

7

KONFIGURASI RUNWAY

Runway V-terbukaR d h di ( ) tid k li

9/29/2012

Runway dengan arah divergen (memencar) namun tidak saling berpotonganDiantara konfigurasi dibawah ini, manakah runway dengan kapasitas terbesar?

(a)

TOL

(b)(a)

TOL

(b)

13TOL TOL

PERBANDINGAN KONFIGURASI RUNWAY

Berpotongan vs V-terbukaR b k it l bih b ?

9/29/2012

Runway mana yang berkapasitas lebih besar?Bagaimana strategi operasi untuk V-terbuka?Bagaimana strategi operasi untuk cross-runway?

Runway one-way vs banyak arahRunway mana yang berkapasitas lebih besar?Runway mana yang berkapasitas lebih besar?

14

Page 8: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

8

APRON TUNGGU (HOLDING APRON)

Terletak sangat dekat dengan ujung landasan

9/29/2012

landasanPesawat mengadakan

pemeriksaan terakhir sebelum terbangWarm-up atau run-up

Harus cukup luas, sehingga apabila pesawat t d di h ldi l iterdepan di holding apron mengalami gangguan, terdapat ruang bagi pesawat dibelakangnya untuk menyalip

15

HOLDING BAY

Yaitu apron yg relatif kecil sebagai tempat parkir sementara pesawat yang antri menuju

9/29/2012

parkir sementara pesawat yang antri menuju runway jika ternyata kapasitas gate berlebihanPesawat menunggu di holding bay sampai tersedia pintu masuk kosongSaat jam puncak pesawat mungkin perluSaat jam puncak, pesawat mungkin perlu ditahan di holding bay sebelum masuk ke posisi take off

16

Page 9: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

9

HUBUNGAN DAERAH TERMINAL DENGAN RUNWAY

Jarak runway dengan terminal building dibuat sedekat mungkin untuk mempercepat

9/29/2012

dibuat sedekat mungkin untuk mempercepat perjalanan pesawat setelah landing ke terminal

Landas hubung pesawat yang berangkat

17

Landas hubung pesawat yang datang

Landas hubung yang sejajar

Terminal Building

HUBUNGAN DAERAH TERMINAL DENGAN RUNWAY

Single Runway

9/29/2012

L / TO L / TO

18

Bandara International Metropolitan Oakland

Page 10: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

10

HUBUNGAN DAERAH TERMINAL DENGAN RUNWAY

Paralel Runway ambang sejajar

9/29/2012

L / TO L / TO

19

Bandara Hamburg

HUBUNGAN DAERAH TERMINAL DENGAN RUNWAY

Paralel Runway ambang tidak sejajar

9/29/2012

L TO

TO L

20

Bandara International Los Angeles

TO L

Page 11: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

11

HUBUNGAN DAERAH TERMINAL DENGAN RUNWAY

Runway V-terbuka

9/29/2012

TOLL

21TO L

HUBUNGAN DAERAH TERMINAL DENGAN RUNWAY

Runway V-terbuka

9/29/2012

Mid-Continent Airport, Wichita, Kansas

22

Page 12: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

12

HUBUNGAN DAERAH TERMINAL DENGAN RUNWAY

Runway single and paralel

9/29/2012

L / TO

TOL

23

LTO

HUBUNGAN DAERAH TERMINAL DENGAN RUNWAY

Runway single and paralel

9/29/2012

Dulles International Airport, Washinton DC

24

Page 13: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

13

HUBUNGAN DAERAH TERMINAL DENGAN RUNWAY

Empat Runway Sejajar

9/29/2012

TO TO

L L

25

TO TO

L L

ANALISA ANGIN

Analisa angin merupakan dasar bagi perencanaan bandara, terkait dengan arah bangunan runway

9/29/2012

g g yRunway harus searah dengan prevailing wind (arah angin dominan) dengan seminimal mungkin hembusan angin samping (cross wind)Besar cross wind yang diijinkan tergantung pada ukuran pesawat, konfigurasi sayap, dan kondisi perkerasan runwayFAA mensyaratkan runway harus mengarah sehinggaFAA mensyaratkan runway harus mengarah sehingga pesawat dapat mendarat pada 95% dari waktu dengan komponen cross wind maksimal 13 knots (15 mph)

26Note: 1 knot = 1.852 km/hour

Page 14: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

14

ANALISA ANGIN

Syarat ICAO menyebutkan pesawat dapat take off atau landing pada 95% dari waktu dengan komponen cross wind

9/29/2012

g p g ptidak lebih dari:

37 km/jam (20 knots) dengan ARFL > 1.500 m

- 24 km jam (13 knots) dengan ARFL 1.200 m – 1.499 m

- 19 km/jam (10 Knots) dengan ARFL < 1.200 m

27

ANALISA ANGIN

Aeroplane Reference Field Length (ARFL) ??

9/29/2012

(ARFL)..??Panjang runway minimum yang diperlukan untuk take off pada bobot MTOW, dengan kondisi atmosfere standar, kemiringan runway 0o.

28

Page 15: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

15

ANALISA ANGIN

ARFL..??

9/29/2012

Balanced field length is determined by establishing failure speed so that runway distance from that point to continue takeoff on the remaining engine or t d l t d t

29

to decelerate and stop is the same.

Source: http://www.answers.com/topic/airplane-reference-field-length

ANALISA ANGIN

Setelah menentukan cross wind maksimum, arah runway ditentukan dengan

9/29/2012

arah runway ditentukan dengan memperhitungkan karakter angin dan kondisi jarak penglihatan

Seluruh liputan angin, mengabaikan pengaruh jarak pandang atau tingginya awanKondisi angin ketika tinggi awan 200 ft dan 1000 ft, atau jarak pandang ½ - 3 mil

30

Page 16: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

16

Contoh data angin (source: Robert Horonjeff, 1993) 9/29/2012

Arah AnginPersentase Angin

4-15 mph 15-31 mph 31-47 mph Total

N 4.8 1.3 0.1 6.2

NNE 3.7 0.8 - 4.5

NE 1.5 0.1 - 1.6

ENE 2.3 0.3 - 2.6

E 2.4 0.4 - 2.8

ESE 5 1.1 - 6.1

SE 6.4 3.2 0.1 9.7

SSE 7.3 7.7 0.3 15.3

S 4.4 2.2 0.1 6.7

SSW 2.6 0.9 - 3.5

SW 1 6 0 1 - 1 7

31

SW 1.6 0.1 1.7

WSW 3.1 0.4 - 3.5

W 1.9 0.3 - 2.2

WNW 5.8 2.6 0.2 8.6

NW 4.8 2.4 0.2 7.4

NNW 7.8 4.9 0.3 13

Tenang 0 - 4 mil/jam 4.6

Total 100

Wind rose 9/29/2012

47 mph

31 mph

15 mph

0.1

1.34.8

4 mph

32

Page 17: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

17

OBSTACLE RESTRICTION AND REMOVAL

ICAO membagi landasan menjadi kelas2:N i t t 1 2 3 d 4

9/29/2012

Non instrument, no 1, 2, 3, dan 4Non precission approach, no 1, 2, 3, dan 4Precission approach, I, II, dan III

(see Table 4-1, ICAO Annex 14)

33

OBSTACLE RESTRICTION AND REMOVAL

Inner horizontal surfaceAd l h bid h i t l ti i 45 (150 ft)

9/29/2012

Adalah bidang horisontal setinggi 45 m (150 ft) dari permukaan bandaraBentuk bisa bulat atau tidakBulat: radius 4000 m (13,000 ft) dari titik ARP (bandara kode 4)Tidak bulat: batasnya adalah dengan membuat setengah lingkaran di ujung-ujung runway dan dihubungkan oleh garis singgung sejajar runway

34

Page 18: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

18

OBSTACLE RESTRICTION AND REMOVAL

9/29/2012

35

OBSTACLE RESTRICTION AND REMOVAL

Conical surfaceD i IHS di l k i d k t

9/29/2012

Dari IHS diperluas ke samping dan ke atas dengan kemiringan 5% sampai ketinggian 105 m (350 ft), atau berjarak 2,100 m (7,000 ft) horisontal sampai berpotongan dengan Outer Horisontas Surface

36

Page 19: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

19

OBSTACLE RESTRICTION AND REMOVAL

Outer Horizontal SurfaceAd l h bid h i t l 150 (500 ft) di t

9/29/2012

Adalah bidang horisontal 150 m (500 ft) di atas permukaan bandaraTidak wajib keberadaannya, namun disarankan

37

OBSTACLE RESTRICTION AND REMOVAL

Approach SurfaceAd l h bid l i d i j

9/29/2012

Adalah bidang mulai dari ujung runway (threshold) diperluas mengikuti as landasan dan ke atas

Transitional SurfaceAdalah bidang diperluas keluar dan keatas dari sisi runway strip dan sebagian sisi approach surfaceKemiringan 1:7 (14.3%) hingga berpotongan dengan IHS

38

Page 20: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

20

OBSTACLE RESTRICTION AND REMOVAL

9/29/2012

39

OBSTACLE RESTRICTION AND REMOVAL

Take off Climb SurfaceAdalah bidang dari jarak yang diukur dari ujung

9/29/2012

Adalah bidang dari jarak yang diukur dari ujung runway/clearway, diperluas memanjang dan ke atas

Inner Approach SurfaceAdalah approach surface yang berbatasan dengan threshold, ukurannya sesuai tabel

Inner Transitional SurfaceInner Transitional SurfaceAdalah transitional surface yang berdekatan dengan runway, dari bahu landasan di bawah sampai IHS di atas

40

Page 21: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

21

OBSTACLE RESTRICTION AND REMOVAL

9/29/2012

41

OBSTACLE RESTRICTION AND REMOVAL

9/29/2012

Page 22: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

22

AERONAUTICAL INFORMATION PUBLICATION

Data-data bandara lengkap dengan fasilitas yang ada harus dilaporkan ke bagian

9/29/2012

yang ada harus dilaporkan ke bagian aeronautical service dan dibukukan dalam sebuah Aeronautical Information Publication (AIP)AIP digunakan operator pesawat dan g p pperusahaan penerbangan sebagai referensi

43

ISI AIP

1. Aerodrome Reference Point (ARP)Yaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandarudara

9/29/2012

udara2. Elevasi landasan dan aerodrome.

Elevasi yang digunakan biasanya diambil titik yang tertinggi dari areapendaratan. Titik ini dipakai sebagai pedoman untuk membuat obstaclelimitation surface.

3. Aerodrome reference temperature.Yaitu harga rata-rata bulanan dari suhu maksimum harian untuk bulan-bulanterpanas setiap tahunnya. Dinyatakan dalam satuan derajat Celcius

4. Ukuran-ukuran bandara dan fasilitas lainnya, meliputi:y , pArah sebenarnya landasan (true bearing), nomor landasan, lebar danpanjang, lokasi displaced threshold, kemiringan dan jenis permukaanStrip, taxiway, stopway dan apron: dimensi dan jenis permukaannyaHalangan/obstacles yang kira-kira akan menggangu operasionalpenerbangan

44

Page 23: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

23

TERMINAL CONFIGURATION

Dari sekian banyak konfigurasi terminal yang ada saat ini ada 5 bentuk dasar:

9/29/2012

ada saat ini, ada 5 bentuk dasar:Simple terminalLinear terminal/curvelinear terminalPier finger terminalPier satellite terminal/remote satellite terminalMobil lounge or transporter terminal (remote aircraft parking conceptHybrid concept: combining more than one of the above mentioned concepts

45

9/29/2012

46

Page 24: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

24

SIMPLE TERMINAL

9/29/2012

47

LINEAR/CURVELINEAR TERMINAL

9/29/2012

48

Page 25: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

25

PIER FINGER TERMINAL

9/29/2012

49

TRANSPORTER TERMINAL

9/29/2012

50

Page 26: Airport Design Chapter 5 Airport Configuration · PDF fileYaitu titik pedoman yang digunakan sebagai penentuan lokasi geografis bandar udara 9/29/2012 2. Elevasi landasan dan aerodrome

9/29/2012

26

9/29/2012

SEE YOU THEN..!!!

51