aki residen juli 2013
DESCRIPTION
akiTRANSCRIPT
KEMATIAN IBU DI INDONESIA
Bambang Wibowo
Every day in 2010, about 800 women died due to complications of pregnancy and child birth, including severe bleeding after childbirth, infections, hypertensive disorders, and unsafe abortions. Out of the 800, 440 deaths occurred in sub-Saharan Africa and 230 in Southern Asia, compared to five in high-income countries. The risk of a woman in a developing country dying from a pregnancy-related cause during her lifetime is about 25 times higher compared to a woman living in a developed country. Maternal mortality is a health indicator that shows very wide gaps between rich and poor, both between countries and within them
Maternal mortality:
http://gamapserver.who.int/gho/interactive_charts/mdg5_mm/atlas.html
VISI & MISI RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN
MISI
MENCIPTAKAN TATA KELOLA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK
VISIMASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN
MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, TERMASUK SWASTA & MADANI
MELINDUNGI KESEHATAN MASYARAKAT DGN MENJAMIN TERSEDIANYA UPAYA KESEHATAN PARIPURNA, MERATA, BERMUTU, BERKEADILAN
MENJAMIN KETERSEDIAAN DAN PEMERATAAN SUMBER DAYA KESEHATAN
RPJMN 2010 - 2014
NILAI : PRO RAKYAT, INKLUSIF, RESPONSIF, EFEKTIF & BERSIH
MDGs
Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
Menurunkan angka kematian anak
Mencapai pendidikan dasar untuk semua orang
Meningkatkan kesehatan ibu
Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya
Memastikan kelestarian lingkungan hidup
Membangun kemitraan global untuk pembangunan
8
TUJUA
N
MDGS
Arah pembangunan yang disepakati secara global dalam MDGs meliputi :
PRIORITAS NASIONAL 3: KESEHATAN
YANG MASIH MERAH
= Sangat Sulit tercapai1 2 3= Sudah tercapai atau On Track/on Trend = Perlu Kerja Keras
NO INDIKATOR STATUS
1 Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup
2 Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup
3Total Fertility Rate (TFR): Angka Kelahiran Total (per perempuan usia reproduksi )
4 Persentase jangkauan akses sumber air bersih
5 Menurunnya kasus malaria (Annual Parasite Index- API)
3
3
3
3
3
IndikatorAcuan Dasar(1991)
TargetMDGs 2015
Capaian
2007 2012
5.1. Angka Kematian Ibu per 100,000 kelahiran hidup 390 102 228 NA
5.2. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih. 40,70% 90% 79,4% 83,1%
5.3.a Angka pemakaian kontrasepsi /CPR bagi perempuan menikah usia 15-49, semua cara 49,7% 66% 61,4% 61,9%
5.3 b Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) pada perempuan menikah usia 15-49 th saat ini, cara modern 47,0% 65% 57,2% 57,9%
5.4 Angka kelahiran remaja (perempuan usia 15-19 tahun) per 1000 perempuan usia 15-19 tahun 67 30 per
1000 35 53,9% (2007)
5.5. Cakupan pelayanan Antenatal (sedikitnya 1 kali kunjungan dan 4 kali kunjungan)
- 1 kunjungan: 75% 95% 93,3%95,7%
- 4 kunjungan: 56 % 90 % 65,5%
5.6 Unmet Need (kebutuhan keluarga berencana/KB yang tidak terpenuhi) 12,7% 5% 9,1% 8,5%
TUJUAN 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU Target 5A: Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga ¾ dalam kurun waktu 1990-2015 Target 5B: Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015
KEMATIAN IBU MELAHIRKAN
1991 1997 2003 2007 2014 20150
50
100
150
200
250
300
350
400
450
390
334
307
228
118102
Target RPJMN
Capaian
Target MDGs
PENYEBAB MEDIS KEMATIAN IBU BERDASAR PENGELOMPOKKAN PADA ICD -10
Kode ICD 10, WHO
Underlying cause of maternal death
RegionIndonesia
Sumatera Jawa-Bali Kalimantan Sulawesi IBT
O00-O08 Pregnancy with abortive outcome
3.7 4.2 2.7 5.6 4.2 4.1
O10-O16 Oedema, proteinuria, and
hypertensive disorder (HDK)33.3 33.1 34.9 32.6 25.8 32.4
O44-O46 Placenta previa, premature
separation of placenta and Antepartum haemorrhage
4.4 2.7 4.3 2.3 3.6 3.3
O30-O43, O47-O48
Other maternal care related to fetus and amniotic cavity and possible delivery problems
3.0 1.7 0.0 0.8 0.1 1.6
O64-O66 Obstructed Labour 0.5 1.1 0.0 0.6 1.0 0.8
O72 Postpartum haemorrhage (PPP)
16.4 16.8 28.1 26.3 29.8 20.3
O20-O29, O60-O63, O67-O71, O73-O75, O81-O84
Other complications of pregnancy and delivery
11.1 6.0 2.9 7.9 5.9 7.2
O85-O99 Complication predominantly related puerperium and other conditions
27.6 34.3 27.1 23.9 29.7 30.2
Total 100.0 (N=1737)
100.0 (N=3334)
100.0 (N=587)
100.0 (N=979)
100.0 (N=887)
1000 (N=7524)
18/12/2012 Determinan Kematian Maternal_kajian Litbangkes 8
TEMPAT IBU MENINGGAL
RS Pemerin
tah
Rumah se
ndiri
RS Swast
a
Lainnya
Puskesm
as RSB
Bidan Prak
tek Swast
aRSIA NA
Dokter P
raktek S
wasta
Rumah duku
n
Polindes/P
oskesd
esPustu
-
10.0
20.0
30.0
40.0 41.9
29.4
16.1
7.9 2.3 0.9 0.5 0.3 0.3 0.2 0.1 0.1 0.0
%
%
Kajian Determinan Kematian Maternal_kajian SP 2010, Litbangkes
9
HUBUNGAN CAKUPAN PN, AKI, DAN PROPORSI KEMATIAN IBU (2010)
Sumber: Riskesdas 2010, laporan rutin KIA 2010
Jabar Jateng
NTT
Banten
Jatim
50% kematian ibu di Indonesia bukan terjadi di propinsi dg linakes terendah atau angka kematian ibu tertinggi
Malut
Sulteng
SumutSulsel
RAKERKESNAS TENGAH 2013
Angka Kelahiran TotalSASARAN INDIKATOR STATUS
MENURUNKAN ANGKA KELAHIRAN TOTAL (TOTAL FERTILITY RATE/ TFR) MENJADI 2,1 PER WANITA USIA REPRODUKSI (15-49 TAHUN) PADA TAHUN 2014.
Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR)
3
Target RPJMN 2014: TFR = 2,1 Sangat Sulit Tercapai
Angka Kelahiran Total (TFR) Stagnan selama 10 tahun terakhir, dikarenakan: • Kepesertaan ber-KB
(CPR) hanya meningkat 0,5 persen dalam kurun waktu 5 tahun
• Masih tingginya angka ASFR 14-19 tahun yaitu 48 /1.000 wanita
• Masih tingginya Unmet Need (8,5 persen).
• Masih rendahnya peserta KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang /MKJP (10,6 persen)
Sumber: BPS, SDKI 1991 - 201211
Pemakaian kontrasepsi , SDKI 2012
Karakteristik Ibu Melahirkan,Riskesdas 2010
Terlalu Muda <20 th
Terlalu Tua
(35+)
Terlalu dekat (<= 24 bln)
Terlalu banyak Anak (>4)
0
4
8
12
16
2016.7 16.9
6.7 7.6
Pers
en
• Penguatan pelayanan kesehatan di daerah prioritas yang mempunyai daya ungkit tinggi
• Peningkatan ketersediaan sumber daya dan fasilitas kesehatan yang berkualitas
• Pemberian kewenangan kepada dokter umum, bidan & perawat.
1. Disparitas akses pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak
• Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan untuk menurunkan AKI dan AKB, melalui : PONED, PONEK, Jampersal /jaminan pembiayaan kesehatan.
• Melakukan akreditasi dan penguatan sistem rujukan yang efektif
2. Disparitas kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak dan penguatan sistem rujukan
• Peningkatan upaya promotif-preventif melalui Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dan Gerakan Sayang Ibu, Implementasi
• Pemanfaatan Buku KIA, Peningkatan peran posyandu dan desa siaga, Penggerakan sasaran untuk imunisasi dasar & pemanauan tumbuh kembang
3. Upaya preventif dan promotif belum dilaksanakan secara optimal
PERMASALAHAN LANGKAH STRATEGIS
Analisa de-bottlenecking
• Penguatan sistem informasi di puskesmas - RS – Dinkes • Penguatan surveilans – respons kematian ibu dan bayi,
melalui laporan kematian, otopsi verbal, AMP dan tindakan koreksi
4. Sistem informasi dan surveilans – respon yang belum efektif
• Penguatan dan sinkronisas regulasi Pusat – Daerah• Pemberian kewenangan kepada kader untuk pengobatan
untuk desa tidak ada tenaga kesehatan• Perbaikan manajemen pelayanan kesehatan,
• Penguatan manajemen puskesmas dan RS• Penguatan koordinasi Dinkes dan RS• Perencanaan dan penganggaran secara terpadu (termasuk obat dan alat kesehatan)
5. Manajemen pelayanan kesehatan yang belum optimal
• Pengembangan sistem terpadu registrasi vital.• Perbaikan infrastruktur transportasi untuk perbaikan rujukan• Peningkatan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
untuk sistem informasi dan pemberdayaan masyarakat
6. Kerja sama dengan stakeholders
PERMASALAHAN LANGKAH STRATEGIS
Analisa de-bottlenecking
• Pembinaan difokuskan pada sasaran pasangan usia muda dan memiliki dua anak, PUS dari keluarga miskin, serta pelayanan KB di wilayah sulit dan kumuh melalui kampanye “2 Anak Cukup ” dan “4 Terlalu”
Berubahnya nilai jumlah anak ideal dalam keluarga
• Peningkatan koordinasi pelayaanan di faskes dan demand creation di masyarakat antara Dinkes-RS-SKPDKB di kab/kota
• Kerjasama Program dan Penganggaran dalam bidang KB dan Kesehatan a.l penegasan pelayanan KB dalam Jampersal dan SJSN Kesehatan, sharing budget APBN dan APBD.
• Penguatan kapasitas SKPD-KB di Kab/Kota
Jumlah & kualitas tenaga BKKBN kurang
• Perbaikan distribusi alokon, pembinaan terhadap akseptor KB dan peningkatan konseling dalam pelayanan KB untuk pemakaian MK
Rendahnya pemakaian alat kontrasepsi jangka panjang.
• Mewajibkan setiap fasyankes memberikan pelayanan KB, menjamin ketersediaan alokon di setiap fasyankes, penggerakan lini lapangan dan pemberdayaan institusi masyarakat perdesaan/perkotaan.
Pelayanan KB yang belum terjangkau secara merata.
• Pembinaan remaja melalui UKS, PKPR dan Generasi Berencana (genre)
Meningkatnya kelahiran usia remaja (15-19 tahun)
PERMASALAHAN LANGKAH STRATEGISAnalisa de-bottlenecking
JAWA TENGAH
DINKES PROV JTG-PEB2013 17
NO KONDISI 2008 2009 2010 2011 2012
1 Umur Harapan Hidup (UHH)
71,1 71,25 71,40 72,6 *) -
2 Angka Kematian Ibu (per 100.000 kelahiran hidup)
114,42 117,02 104,97 116,01 116,34 *)
3 Angka Kematian Bayi (0-1th) (per 1000 kelahiran hidup)
9,71 10,37 10,62 10,34 10,75 *)
4 Angka Kematian Balita (0-5th) (per 1000 kelahiran hidup)
10,25 11,74 12,02 11,50 11,85 *)
5 Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB)
3420 3160 3468 3187 1131
6 Kesakitan DBD (IR per 100.000 penduduk)
59,2 57,9 56,8 15,3 19,29
DERAJAT KESEHATAN (31 Des 2012)
17(*) : Angka sementara
DINKES PROV JTG-PEB2013 1818
JAWA TENGAH675 KASUS
(AKI = 116,34)
Salatiga
Klaten
SRK
Magelang
Banyumas Bj negara Wonosobo
Temanggung
Kendal
Wonogiri
Blora
Kudus
GroboganPekalongan
Batang
Demak
SragenPurblg
KebumenPurworejo
SukoharjoKr.anyar
Pati
RembangKota Pekalongan
BatangPekalongan
Pemalang
BrebesTegal
Magelang
Cilacap
Kab Semarang
JAB
AR
Kota Tegal
Jepara
SurakartaKt. Mgl
DI. Yogyakarta
Kab. Mgl
Boyolali
JATI
M
EKS KARS. PEKALONGAN
197 KASUS (29,19 %)
EKS KARS. SEMARANG108 KASUS
(16,0 %)
EKS KARS. BANYUMAS110 KASUS(16,29 %)
EKS KARS. PATI86 KASUS
(12,74 %)EKS KARS. SOLO
98 KASUS (14,52 %)
EKS KARS. KEDU76 KASUS
(11,26 %)
Kota
Smg
Kasus kematian tertinggiKeterangan :
KASUS KEMATIAN IBU PER EKS KARESIDENAN (31 Des 2012)
DINKES PROV JTG-PEB201319
0
10
20
30
40
50
60
2 35 6
911 11 11 11
13 13 1315 15 15
17 17 18 19 19 20 21 21 22 22 22 2325
31 3234 34 35
39
51
Jateng = 675 kasus (AKI = 116,34)
KASUS KEMATIAN IBU ( 31 Des 2012)
DINKES PROV JTG-PEB2013 20
16,44
35,26
4,74 0,30 0,30
42,96
PENYEBAB KEMATIAN IBU
1 Perdarahan
2 Hipertensi
3 Infeksi
4 Abortus
5 Partus Lama
6 Lain-Lain
20
PENYEBAB KEMATIAN IBU (31 Des 2012)
KITA TAHU : Apa yang harus kita lakukan?
1) Kita memiliki pengetahuan : Masalah terjadinya gizi kurang/buruk Masalah kematian bayi dan ibu
2) Kita memiliki pengetahuan tentang intervensi yang efektif: pemantauan tumbuh kembang, ASI Eksklusif, suplementasi
vit A/Fe-asam folat/multi mikronutrien dll Oralit – zinc, antibiotika pd pneumonia, MgSO4, Manajemen
aktif kala III, Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Therapeutic feeding center, PONED dan PONEK 24
jam/seminggu dll
Bagaimana kita melakukan?
1) Menggerakan seluruh tenaga kesehatan & fasilitas kesehatan yang ada (Pemerintah & Swasta).
2) Menggerakkan koordinasi – integrasi – sinkronisasi – sinergitas antara Dinkes – RS – BKKBN
1. Akses sistem rujukan, bermitra dengan seluruh komponen
2. Pembiayaan cost effectiveness JKN3. Mutu pelayanan Akreditasi RS
TANTANGAN
24
KETERLIBATAN MULTI SEKTORPercepatan Pencapaian MDGs
Bermitra Dengan Semua Komponen
LintasSektor
DPR/D
LSM
Donor
OrganisasiProfesi
SarkesLogistik KIA/KB
PPJKJamlesmas
SDMBidan, Dokter
SpOG, SpA
LitbangStudiData
PromkesKIP/KMPR
BUKDPONED
UTD
BUKRPONEKP- P Mix
BinfarFe, Vit A
Obat KIA/KB
P2MImunisasi,
IMS/HIVTb, Mal
PLAir BersihRmh Sht
PencapaianIndikator
MDGs
GiziPMT ASI
Swasta
Pemda
PerguruanTinggi
SDM
• Jumlah• Distribusi• Kompetensi• Komitmen
Bidan – Dokter – Dokter spesialis
Grafik Rasio Dokter per 100.000 Penduduk
DKI JAKARTASULAWESI UTARA
DI YOGYAKARTABALI
SUMATRA UTARASUMATRA BARAT
ACEHSULAWESI SELATAN
BANTENINDONESIA
KALIMANTAN TIMURRIAU
KEPULAUAN RIAUJAWA BARATJAWA TIMUR
JAWA TENGAHBENGKULU
SUMATERA SELATANKALIMANTAN SELATAN
JAMBIGORONTALO
KEPULAUAN BANGKA BELITUNGPAPUA BARAT
KALIMANTAN TENGAHPAPUA
LAMPUNGKALIMANTAN BARAT
SULAWESI TENGAHSULAWESI TENGGARA
NUSA TENGGARA BARATMALUKU UTARA
MALUKUNUSA TENGGARA TIMUR
SULAWESI BARAT
- 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 140.0 160.0
149.7 79.8
75.9 67.3
47.5 45.5
43.8 41.2
36.8 36.0
35.0 33.8
31.8 31.1
30.1 26.4 26.3
25.6 24.9
23.3 23.0
21.9 21.7
20.4 17.8 17.5
15.2 14.9 14.5
13.6 12.6 12.5
10.0 8.8
Sumber : Badan PPSDM (data diolah dari KKI, Desember 2012)
Target 40 dokter per 100.000 penduduk
DKI JAKARTADI YOGYAKARTA
BALISULAWESI UTARA
SULAWESI SELATANSUMATRA UTARASUMATRA BARAT
INDONESIAKALIMANTAN TIMUR
JAWA TIMURKEPULAUAN RIAU
BANTENJAWA BARAT
JAWA TENGAHSUMATERA SELATAN
ACEHRIAU
KALIMANTAN SELATANJAMBI
GORONTALOPAPUA BARAT
KEPULAUAN BANGKA BELITUNGKALIMANTAN BARAT
SULAWESI TENGAHKALIMANTAN TENGAHSULAWESI TENGGARA
BENGKULULAMPUNG
PAPUAMALUKU UTARA
NUSA TENGGARA BARATMALUKU
SULAWESI BARATNUSA TENGGARA TIMUR
- 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 50.0
50.0 24.9
20.0 13.2
11.1 9.5
9.2 9.1
8.7 8.6
7.6 7.3 7.3
7.0 6.7
6.3 5.5
5.0 4.2 4.0 3.8 3.7
3.4 3.2 3.1
2.8 2.7 2.7 2.6 2.4 2.3
2.1 1.7
1.4
Grafik Rasio Dokter Spesialis per 100.000 Penduduk
Sumber : Badan PPSDM (data diolah dari KKI, Desember 2012)
Target 9 dokter spesiais per 100.000 penduduk
ACEHBENGKULU
MALUKU UTARASULAWESI TENGAH
SULAWESI TENGGARASUMATRA BARAT
PAPUA BARATSUMATRA UTARA
JAMBIMALUKU
KALIMANTAN SELATANGORONTALO
KALIMANTAN TENGAHRIAU
SUMATERA SELATANSULAWESI UTARA
SULAWESI SELATANNUSA TENGGARA TIMUR
SULAWESI BARATKEPULAUAN BANGKA BELITUNG
KALIMANTAN BARATINDONESIA
KALIMANTAN TIMURKEPULAUAN RIAU
JAWA TENGAHLAMPUNG
BALIJAWA TIMUR
PAPUANUSA TENGGARA BARAT
DI YOGYAKARTABANTEN
JAWA BARATDKI JAKARTA
- 50.0 100.0 150.0 200.0 250.0 300.0
278.1 202.0
141.7 137.8 137.6
133.2 127.2
125.8 124.7
113.4 106.5 105.4 104.4
103.2 99.1
97.4 96.0
89.8 89.6
87.5 80.8
76.4 75.3 74.1 73.3
66.6 65.7
61.5 59.6
57.6 44.4
39.7 38.6
29.4
Grafik Rasio Bidan per 100.000 Penduduk
Sumber : Badan PPSDMK (data diolah dari Ditjen BUK Januari 2013, Ditjen Gizi KIA 2011 dan Sekretariat BPPSDMK Januarai 2013)
Target 75 bidan per 100.000 penduduk
PENGUATAN SISTEM RUJUKAN
TERSIER
SEKUNDER(PONEK)PRIMER(PONED)
MASYARAKAT
RS Pusat/Provinsi
RS Kab/Kota
Puskesmas, Dr/Bd Praktik Mandiri
Selfcare
Dinkes Prov
Dinkes Kab/Kota
Puskesmas
PoskesdesPosyandu
Upaya Kes Masyarakat Upaya Kes Perorangan
Penguatan sistem rujukan dari tingkat masyarakat ke RS Kab/Kota Perlu penguatan koordinasi dan kerja sama antara Dinkes Kab/Kota dan RS Kab/Kota
PRINSIP PENGUATAN
SISTEM RUJUKAN
Continuum of care pathways
Rawat Inap di RS Rujukan & Puskesmas
Rawat Jalan di RS & Puskesmas & Pelayanan Outreach
Perawatan oleh Keluarga & Masyarakat
T EMP A T
P E L A Y ANAN
T I N G K A T P E N C E G A H A N
Primer
Tersier
Sekunder
Pelayanan integratif dengan pendekatan :• Continuum of care
across life cycle• Continuum of care
pathways, meliputi tempat pelayanan dan level of prevention
44
Self Care
Primary Care
Secondary
Tertiary
Tertiary Care
Seco
ndar
y Ca
re
Primary
Care
Self Care
Unstructure
d
RESTRUKTURISASI PELAYANAN KESEHATAN
Sistem Kesehatan di Provinsi
Structured
Rujukan - Kewenangan
Dokter Pelayanan Kesehatan Primer
Pembenahan Sistem Rujukan
Continuum of Care
Pemeriksaan Kehamilan
Persalinan, nifas & neonatal
Pelayanan bagi bayi
Pelayanan bagi balita
Pelayanan bagi anak SD
Pelayanan bagi anak SMP/A & remaja
• P4K• Buku KIA• ANC terpadu• Kelas Ibu Hamil• Fe & asam folat• PMT ibu hamil• TT ibu hamil
• Inisiasi Menyusu Dini• Vit K 1 inj• Imunisasi Hep B• Rumah Tunggu• Kemitraan Bidan Dukun• KB pasca persalinan• PONED-PONEK
• ASI eksklusif• Imunisasi dasar
lengkap• Pemberian makan• Penimbangan• Vit A
• Pemantauan pertumbuhan & perkembangan
• PMT
•Penjaringan•Bln Imunisasi Anak Sekolah•Upaya Kes Sklh•PMT
• Kespro remaja • Konseling:
Gizi HIV/AIDS, NAPZA dll
• Fe
1000 hari pertama kehidupan
• Konseling• Pelayanan KB• PKRT
Pelayanan PUS & WUS
INTERVENSI GIZI
NEW INITIATIF
PERMENKES No 40 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan
Kesehatan Masyarakat
PERMENKES No 2562/menkes/PER/XII/2011 Tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan
KEPESERTAAN
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pengalihan Peserta JPK Jamsostek, Jamkesmas, Askes PNS, TNI/POLRI, ke
BPJS Kesehatan
Perluasan Peserta di Usaha Besar, Sedang, Kecil & MikroPenyusunan Sisdur
Kepesertaan dan
Pengumpulan Iuran
Pemetaan Perusahaan
dan sosialisasi
Pengukuran kepuasan peserta berkala, tiap 6 bulan
Integrasi Kepesertaan Jamkesda/PJKMU dan askes komersial
ke BPJS Kesehatan
Kajian perbaikan manfaat dan pelayanan peserta tiap tahun
Sinkronisasi Data Kepesertaan: JPK Jamsostek, Jamkesmas dan
Askes PNS/Sosial -- NIK
Penduduk yang dijamin di berbagai skema 148,2 jt jiwa
121,6 juta peserta dikelola BPJS Keesehatan
50,07 jJuta pst dikelola oleh Badan
Lain
257,5 juta peserta (semua penduduk)
dikelola BPJS Keesehatan
Tingkat Kepuasan Peserta 85%
KEGIATAN: Pengalihan, Integrasi, Perluasan
20% 50% 75% 100%
20% 50% 75% 100%
10% 30% 50% 70% 100% 100%
BSK
` 2014 2015 2016 2017 2018 2019
USAHA BESAR 20% 50% 75% 100% USAHA SEDANG 20% 50% 75% 100% USAHA KECIL 10% 30% 50% 70% 100% USAHA MIKRO 10% 25% 40% 60% 80% 100%
73,8 juta belum jadi peserta
90,4juta belum jadi peserta
96 juta PBI
34
Akreditasi RS
• Perbaikan mutu pada sisi input – proses – output
• MDG’s
Terima kasih