3. semi fleksibel

1

DINAS PEKERJAAN UMUMPROVINSI DKI JAKARTATAHUN 2007

SOSIALISASI PERKERASAN JALAN SEMI LENTUR / FLEKSIBEL DI PROVINSI DKI JAKARTA

2

ISI PAPARAN

KONSEP SEMI LENTUR & TEKNOLOGI

PELAKSANAAN SEMI LENTUR

PEMILIHAN PERMUKAAN SEMI LENTUR

APLIKASI LAPANGAN

CONTOH PEMAKAIAN DAN PERBANDINGAN BIAYA

KONSEP SEMI LENTUR & TEKNOLOGI

OGA (OPEN GRADED ASPHALT) / ASPAL PORUS

GROUTING MORTAR KUAT TEKAN TINGGI

3

4

KONSEP SEMI LENTUR

OGAOGA •Gradasi Seragam•Rongga 25 - 30% •Aspal Polymer•Cellulose Fibres (bila diperlukan)•Batu Pecah/Split (3/8 “ atau 5/8 “)

Mortar•Mortar khusus•Microsilica•Super Plasticizer•Pasir kuarsa•Water (w/p ratio 0,18)•110 N/mm2

FillerAspal

Polymer

Agregat Cellulose Fibres

Mortar

5

KONSEP SEMI LENTUR

6

KELEBIHAN SEMI LENTUR Sangat Rendah

Rendah Menengah Tinggi Sangat Tinggi

Stabilitas Statis

Ketahanan thd Ban Kendaraan

Ketahanan thd Selip

Ketahanan thd Beku/Cair

Ketahanan thp panas

Ketahanan thd tumpahan bahan bakar kendaraan

Pemeliharaan

Umur Perkerasan

Kecepatan

Open Traffic

Campuran Tradisional Semi Lentur Pencampuran

7

SPESIFIKASI UNTUK OGA

A. KOMPONEN

Kadar Aspal 3,0 – 4,0 %

Filler 4,0 %

Agregat 92,0 – 93.0 %

B. KADAR RONGGA

25% - 30% dari volume total

C. PENGUKURAN RONGGA DI LAPANGAN

Menggunakan Tube Density setiap 1000 m2 di ambil 3 contoh (ASTM 3203).

8

SPESIFIKASI UNTUK OGA

D. PROSEDUR PENCAMPURAN

1. Komponen Bahan yang diperlukan :

(i) Agregat

(ii) Filler

(iii) Aspal

(iv) Cellulose Fibres (bila diperlukan)

2. Proses pencampuran dilakukan dengan waktu yang cukup, sehingga homogen dan agregat terselimuti aspal.

9

SPESIFIKASI BAHAN MATERIAL UNTUK OGA

1.Aspal

Setara PG (Performance Grade) 76

2.Agregat

Sesuai AASHTO T-112, AASHTO T96, AASHTO T104, AASHTO T 85 dan BS 812.

3.Filler

Sesuai dengan AASHTO M17

4. Air

Sesuai dengan SNI 03-6817-2002

5. Tack Coat

Aspal emulsi rubberized jenis Cationic Rapid Setting

10

PELAKSANAAN OGA1. OGA dihampar dengan asphalt finisher.

Ketebalan 5 cm padat

Temperatur penghamparan 120 – 1600 C

Temperatur pemadatan akhir > 1100 C

2. Pemadatan OGA

Menggunakan pemadat roda besi/tandem roller (6-8 ton) tanpa penggetar.

Jumlah lintasan 2 – 3 passing.

Penggunaan air seminimal mungkin.

Tidak diijinkan penggunaan tyre roller dan vibro.

11

PELAKSANAAN OGA3. Sambungan melintang

Dibuat dengan bentuk sambungan miring dan panjang yang cukup

Untuk penggelaran pada pemberhentian digunakan mesin potong/cutter dengan potongan tegak lurus

4. Grouting dengan Mortar

Dilakukan setelah temperatur OGA < 350 C

12

1. Quality Control Agregat

2. Aspal

4. Hasil Campuran

3. Agregat pada Hot Bin

Pengujian campuran aspal termasuk kadar aspal dilakukan setiap 200 ton sesuai dengan job mix formula

Temperatur antara 140 – 1600 C

QUALITY CONTROL OGAQUALITY CONTROL OGA

13

• Temperatur campuran di dalam truk / penghampar harus 120 – 1600 C

• Ketebalan OGA harus selalu dimonitor

• Kerataan permukaan harus selalu dimonitor

• Pengambilan contoh OGA dilapangan menggunakan tube density untuk menentukan density dan kadar rongga (25% - 30%)

QUALITY CONTROL OGAQUALITY CONTROL OGA

Di Lapangan :Di Lapangan :

14

Mortar Flow Cone Tester Dimension

225 mm

70 mm

178 mm

70 mm

15

PENGUJIAN MORTAR (SEMI LENTUR)• PENGUJIAN KUAT TEKAN MORTAR 6 SAMPEL

UKURAN 50 mm X 50mm X 50 mm UNTUK UMUR 7 HARI DAN 28 HARI

• MORTAR YANG DIGUNAKAN HARUS MEMENUHI 7 HARI MIN. 55 MPa/m2 28 HARI MIN 80 MPa/m2

• DILAPANGAN MORTAR YANG SDH DICAMPUR AIR DI TES MENGGUNAKAN FLOW CONE MINIMAL 10 DETIK DAN MAKSIMAL 18 DETIK UNTUK MENGALIRKAN MORTAR SEBANYAK 1 LITER

16

PENGUJIAN PERKERASANSEMI LENTUR

KUAT TEKAN • 7 Hari Min 5 MPa/M2

KUAT TEKAN • 28 Hari Min 7 MPa/M2

SKID RESISTANCE • Min 45

TEXTURE DEPTH • 0,55 mm – 1.2 mm

17

PERBANDINGAN SIKLUS BIAYA

Asumsi / Anggapan Dasar Sbb :

Studi Aktual Proyek Perawatan di Kuala LumpurLokasi Perbaikan adalah Area-area / Jalur-jalur kendaraan berat (High Stress) dan daerah sering mengalami kerusakan (Reguler Failure Areas)Rata-rata Biaya Pemeliharaan 5 kali lebih besar dibandingkan dengan aspal betonFrekuensi perbaikan aspal Beton Normal setiap 4 bulan

18

Konklusi / Kesimpulan Sbb :

Biaya Perbaikan : Titik Balik setelah 16 bulan Tanpa Kerusakan setelah 3 tahunKisaran Manfaat Jangka Panjang (High Intansi of Benefits)

Sedikit PerawatanEfisiensi Perencanaan dalam perawatanSedikit keluhan masyarakat / publikMengurangi biaya perawatan kendaraanMempertinggi tingkat keamanan pengguna jalan Menghindari kambuhnya gangguan lalu lintas (contoh jalan rusak, retak) bagi pengguna jalan

19

Bia

ya K

om

ula

tif

SEMI LENTUR

ASPAL BETON

5x Lebih hemat6

0

2

3

5

4

1

8

7

9

11

10

0 4 128 16 2820 24 3632

Aug 01 Aug 02 Aug 03 Aug 04Waktu (Bulan)

20

Perbaikan Permukaan Jalan dengan Semi Lentur

MELIPUTI :

• Perkerasan Lentur

• Paving Blok

• Perkerasan Beton

21

PERBANDINGAN PERBANDINGAN PERKERASANPERKERASANLENTUR DENGAN LENTUR DENGAN PERKERASAN KAKU PERKERASAN KAKU DAN LDAN LENTURENTUR

11 Perkerasan Lentur Perkerasan Lentur dengan campuran aspaldengan campuran aspal

22 Perkerasan KakuPerkerasan Kaku

33 Semi Lentur Semi Lentur

TIPE-TIPE PRODUKTIPE-TIPE PRODUK

22

PERKERASAN LENTUR

KELEBIHAN KEKURANGANFleksibel

Jointless (tanpa tulang jalan)

Memiliki Daya Redam Suara (Sound Damping)

Nyaman

Siap pakai

Tidak tahan air (daerah genangan)

23

PERKERASAN KAKU

KELEBIHAN KEKURANGANBETON

Tahan lama, tahan temperatur yg tinggi, tahan lalu lintas padat, tahan benturan, tahan thd asam

Warna terang

Tahan terhadap air (daerah genangan)

Perawatan sulit

Sering terjadi retak

Kurang nyaman

24

SEMI LENTUR

KELEBIHAN KEKURANGANTanpa Tulangan

Daya dukung besar

Tahan terhadap benturan dan bahan kimia.

Ada pilihan warna

Pelaksanaan lebih cepat dari Perkerasan kaku

Membutuhkan dua tahap pelaksanaan

25

CONTOH PEMAKAIAN SEMI LENTUR

26

PELAKSANAAN SEMI LENTUR

27

Persiapan Pencampuran Mortar

Quality Control (QC) terhadap campuran yang akan digunakan

- Min. 10 detik sampai max. 18 detik

(1 liter melalui mortar cone test)

Pengadukan/pencampuran menggunakan Continues flow mixer

- Kapasitas : 300 m2 / jam

Pengaturan Lalu Lintas

BBENTUK PERMUKAANENTUK PERMUKAAN DAN WARNADAN WARNA DARI SEMI DARI SEMI LENTURLENTUR

28

Polished

Standard Grit blasted Skim coated

Coloured Sand saturated

29

Standard

Polished

Skim CoatedSand Saturated

Grit Blasted

Broomed

BBENTUK PERMUKAANENTUK PERMUKAAN DARI SEMI LENTURDARI SEMI LENTUR

30

PERMUKAANPERMUKAAN SEMI LENTUR SEMI LENTURPermukaan Standar

Sebagai contoh :

Gambar yang menggunakan semi lentur di sebuah gudang di Denmark yang sudah berumur 5 tahun.

31

APLIKASI DILAPANGAN

1. Jalan Raya (lalu lintas berat dan padat)

2. Lapangan udara

3. Pelabuhan

4. Lantai Pabrik

32

Jalan Raya

PENGGUNAAN SEMI LENTUR

Pelabuhan / Dermaga / Mabes Militer AL)

Bandara / Mabes Militer AU

Lantai IndustriPergudangan / pusat-pusat distribusiPerbengkelan (Mechanical Workshop) Area penyimpanan (Storage area)

33

Semi Lentur dalam segmentasi Jalan Raya & IndustriJalur Bis dan Terminal –terminal Angkutan Truk

Jalan Angkutan Kendaraan Berat/Triller

Perempatan Jalan

Lalu Lintas Kendaraan Umum

Lalu Lintas Bongkar Muat

34

• Jalur Aprons Bandara

• Jalur Push – Back

• Taxi Way

• Taxi – Holding Position

• Holding Bay

• Jalur Refnelling

• Jalur Runway

• Hanggar dan Kargo

SEMI LENTUR DALAM SEGMENTASI JALAN BANDARA

35

Semi LenturSemi Lentur Dalam Segmentasi Dalam Segmentasi Pelabuhan Laut Pelabuhan Laut (Naval Base)(Naval Base)

• Terminal Kontainer / Peti Kemas

• Terminal Kargo

• Terminal Ro/Ro dan Lo/Lo

• Terminal Buck (Bulk Terminal’s)

• Terminal Penyimpanan (Storage) dan fasilitas pergudangan

36

Semi Lentur Dalam Segmentasi Area Penyimpanan dalam (Indor Storage Area)

Pergudangan

Penyimpanan Lemari – lemari pallet

Perbengkelan Mekanik

Lantai Industri

Pusat Kargo

Pusat Distribusi (Pusat Penyedia & Penyalur Arus Borong & Jasa)

37

Semi Lentur Dalam Segmentasi Industri Ringan (Light Industri)

Industri ElektronikRuang-ruang Produksi (Production Halls)Industri Pengolahan KayuIndustri PlastikIndustri Tekstil

38

APLIKASI DI BEBERAPA NEGARA

MALAYSIA SINGAPURA

DENMARK BELANDA INDONESIA

Contoh Pemakaian- Jalan Umum di MALAYSIA

Semi Lentur 50 mm

Existing bituminuos 150 mm

base course

Existing roadbase 300 mm

Existing subbase 150 mm

39

Bus lanes, Ramps & Heavy traffic lanes 215,000 m2 ( 2001 ~ 2005 ) City Council of Kuala Lumpur, DBKL

Kayangan Roundabout, Shah Alam 8,000 m2 ( 2003 ) Majlis Bandaraya Shah Alam

Semi Lentur 40 mm

Existing bituminuos 50 mm

base course

Existing roadbase 300 mm

Existing subbase 150 mm

40

Contoh Kasus- Jalan Umum di MALAYSIA

41

Contoh Kasus - WOODLANDS CHECKPOINT SINGAPORE

Semi Lentur 40 mm

Asphalt wearing course 50 mm(levelling of base)

Concrete bridge deck

New construction of border checkpoint 12000 m2

Checkpoint for buses

42

Contoh Kasus - SG. KADUT DRIVE SINGAPORE

Refurbishment of traffic junction 4500 m2

For Land & Transport Authority (LTA)

Semi Lentur 50 mm

Existing bitumineous 120 mmbase course

Existing crusher run 225 mm

Existing subbase 275 mm

SubgradeCBR = 5 %

43

Contoh Kasus - MANDAI ROAD SINGAPORE

Refurbishment of entrance to quarry 2400 m2

For Land & Transport Authority (LTA)

Semi Lentur 40 mm

Existing wearing course 10 mm

Existing bitumineous 120 mmbase course

Existing crusher run 250 mm

Existing subbase 300 mm

SubgradeCBR = 5 %

44

Contoh Kasus - Bus Terminals in Denmark

New construction at bus terminals 7500 m2

Municipalities of Slagelse and Vejle

Semi Lentur 40 mm

Existing bitumineousbase course

Existing crusher run

Existing subbase

Subgrade

45

Contoh Kasus - PUBLIC ROADS IN HOLLAND

Junctions, bus lanes, bus stops > 50000 m2 from 1991 to 1999 Applied as wearing course and base course

Semi Lentur 40 - 50 mm

Various base courses

Subbase

Subgrade

46

Aplikasi Semi Lentur pada Busway DKI Jakarta

47

CONTOH KERUSAKAN JALUR BUSWAYCONTOH KERUSAKAN JALUR BUSWAY

Terjadi deformasi permanen pada lajur busway

48

TERIMA KASIH

DINAS PEKERJAAN UMUMPROVINSI DKI JAKARTATAHUN 2007