cbd miasisss githa
Post on 28-Nov-2015
32 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Case Based DiscussionMIASIS HIDUNG (LARVA DI DALAM HIDUNG) DAN SINUSITIS MAKSILARIS
AKUT SINISTRA
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG2013
Disusun oleh:Githa Ayu Astarika
01.208.5662
Pembimbing:Kolonel. CKM. dr. Budi W, Sp.THT-KL
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI MIASIS ADALAH INFESTASI
LARVA LALAT KE DALAM SUATU JARINGAN HIDUP TERMASUK MANUSIA. MYASIS HIDUNG IALAH TERDAPATNYA INFESTASI LARVA (BELATUNG = ULAT ) DARI LALAT PADA HIDUNG MANUSIA.
ETIOLOGI
Beberapa kasus miasis hidung yang pernah ditemukan di hidung manusia dan hewan di Indonesia disebabkan oleh larva lalat dari spesies Chryssomya bezziana.
CHRYSSOMYA BEZZIANA
Lalat dewasa berukuran
sedang berwarna biru atau biru kehijauan dan
berukuran 8-10 mm
bergaris gelap pada toraks
dan pada abdomen bergaris
melintang
Larva mempunyai kait-kait di
bagian mulutnya berwarna coklat tua atau coklat
orange
CONT....Chrysomya bezziana
famili Calliphoridae,
ordo diptera
subordo Cyclorrapha
kelas Insecta.
CHRYSOMYA BEZZIANA
CONT...Lalat dewasa meletakkan
telurnya pada
jaringan hidup dan
hewan berdarah
panas yang hidup liar dan juga
pada manusia
misalnya pada luka
lubang-lubang pada tubuh seperti
mata, telinga, hidung,
mulut dan traktus
urogenital
SIKLUS HIDUP
Siklus hidup
C.bezziana
Berkisar 9-15 hari
Lalat dewasa meletakkan
rata-rata 150-200 telur setiap 2 atau
3 hari
Pada suhu 30 C
setelah 12-18 jam
SIKLUS HIDUP & PATOGENESIS
larva stadium I muncul dari dalam telur dan bergerak dipermukaan luka atau pada jaringan yang basah.Larva
stadium I berwarna putih dan memiliki
ukuran panjang 1,5mm, larva
stadium II berukuran 4-9 mm
Larva ini berubah menjadi larva
stadium II setelah 30 jam .larva stadium II berukuran 18mm.
larva stadium III setelah 4 hari
Larva menyerupai cacing yang
mempunyai 11 segmen dengan kait-
kait anterior berlokasi pada
segmen kedua dan kait-kait posterior
berlokasi pada segmen terakhir.
Larva juga memiliki tanduk yang dapat mengelilingi setiap segmen tubuhnya. Kait-kait anterior
memiliki 4-6 bibir.
Larva stadium II dan III menembus
jaringan hidup dari host dan hidup dari jaringannya. Pada saat makan hanya kait-kait posterior
yang tampak.
Larva Stadium III meninggalkan luka setelah makan dan berubah menjadi
pupa dan kemudian lalat dewasa
MIASISSiklus hidup
C.bezziana.Berkisar 9-15
hari .Lalat dewasa
meletakkan rata-rata 150-200 telur setiap 2
atau 3 hari.Pada suhu 30C setelah
12-18 jam.Stadium
I,II,III
Lalat dewasa meletakkan
telurnya pada manusia ,
misalnya pada luka dan lubang-
lubang pada tubuh seperti
hidung
menyebabkan reaksi inflamasi, dari infeksi lokal sampai destruksi
masif tulang rawan dan tulang
hidung dengan membentuk
daerah supurasi yang dalam dan
berbau
menimbulkan iritasi dengan derajat yang
bervariasi karena gerakannya
menyebabkan epistaksis
berulang karena trauma belatung
vasodilatasi kapiler sehingga
memfasilitasi terjadinya
perdarahan
FAKTOR PREDISPOSISI
Rhinitis
Atrofi
Keganasa
n
GEJALA KLINIS
NO. GEJALA KLINIS MIASIS HIDUNG
1. Benda asing hidup kebanyakan menimbulkan sensasi benda yang bergerak-gerak di dalam hidung.
2. Pasien sering mengeluhkan sakit kepala,
3. Hidung tersumbat (Obstruksi hidung) sehingga bernafas melalui mulut
4. Menyebabkan suara sengau
5. Kadang-kadang disertai epistaksis
6. Hidung dan muka menjadi bengkak dan merah yang dapat meluas ke dahi dan bibir
7. Nyeri terutama daerah sekitar hidung.
PEMERIKSAANRinoskopi anterior Nasoendoskopi
Benda asing yang dapat dilihat langsung
Memperlihatkan keadaan rongga hidung lebih jelas tetapi ulatnya tidak terlihat karena larva cenderung menghindari cahaya.
Edema Pada pemeriksaan tomografi komputer dapat terlihat bayangan ulat yang bersegmen – segmen dalam sinus.
Inflamasi mukosa hidung unilateral/bilateral
Ulserasi membran mukosa
Benda asing biasanya tertutup oleh mukopus, sehingga disangka sinusitis
Kavum nasi tampak keropeng-keropeng dan ulat bergerak-gerak
Mukosa hidung nekrotik, kadang-kadang perforasi septum nasi. Hidung berbau busuk dan terdapat sekret purulen.Ulat dapat merayap ke sinus atau menembus intrakranial
PENATALAKSANAAN MEDIKAMENTOSA
Pemberian antibiotika sistemik,
Amoksisilin, atau sefalosforin generasi ke 2 selama 10-14 hari hanya diberikan pada kasus benda asing di hidung yang telah menimbulkan infeksi hidung maupun sinus.
CARA KONSERVATIF MENGELUARKAN BENDA ASING DI HIDUNG
Benda asing hidup sebaiknya dimatikan
terlebih dahulu dengan meneteskan minyak, parafin atau alkohol sebelum diangkat.
Untuk miasis hidung, sebagian penulis
menganjurkan pemberian reagen tertentu (misalnya
kloroform, premium) yang dapat
melumpuhkan larva, kemudian larva tersebut
diambil satu persatu. Pendapat lain
mengemukakan tindakan pengambilan larva yang masih hidup
tanpa pemberian reagen tertentu.
Ada pula pendapat untuk tindakan irigasi
perhidrol 3% setiap hari dan pemberian analgetik kuat.
Perhidrol merubah homeostasis sekitar larva sehingga larva
berusaha keluar.
CARA KONSERVATIFMENGELUARKAN BENDA ASING DI HIDUNG
Memakai pengait (haak) yang dimasukkan
kedalam hidung bagian atas, menyusuri atap kavum nasi sampai
menyentuh nasofaring.
Dapat pula menggunakan forsep aligator, cunam
Nortman atau “wire loop”
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI
Deformitas hidung
berbentuk “saddle nose”
Perforasi septum nasi
Radang pada orbita dan ekstensi
intrakranial
Kematian banyak
disebabkan karena sepsis dan meningitis
PERFORASI
SINUSITIS AKUTBila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis,
sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis
ETIOLOGI
VIRUS
• (rhinovirus, virus parainfluenza, dan virus influenza) Pada Infeksi Saluran Napas Atas
2.BAKTERI
• - Streptococcus pneumoniae
• - Haemophillus influenzae
• - Staphylococcus aureus
• - Moraxella catarrhalis
KLASIFIKASI
Sinusitis Akut
< 4 minggu
GEJALA KLINIKGejala Mayor:
Wajah terasa nyeri / tertekan
Wajah terasa penuh
Obstruksi nasal Post nasal drip Hiposmia/anosmia
Gejala Minor:
Sakit kepala Demam Halitosis Keletihan Batuk Nyeri gigi
Diagnosa :2 gejala mayor atau 1 gejala mayor plus
2 gejala minor
FAKTOR PREDISPOSISI
Sinusitis dapat terjadi:1. klirens silier sekret sinus berkurang
2. ostia sinus menjadi tersumbat
retensi sekret, tekanan sinus negatif, dan berkurangnya tekanan parsial
oksigen.
Lingkungan ini cocok untuk pertumbuhan organisme patogen.
Apabila terjadi infeksi karena virus, bakteri ataupun jamur pada sinus
yang berisi sekret ini, maka terjadilah sinusitis
3 (tiga) faktor yang mempengaruhi:
1. obstruksi drainase sinus (sinus ostia),
2. kerusakan pada silia, dan3. kuantitas dan kualitas
mukosa
DIAGNOSIS SINUSITIS AKUT
Anamnesis Pemeriksaaan fisik
Pemeriksaan penunjang
ANAMNESIS
• Nyeri pipi• Wajah terasa bengkak• Nyeri gigi• Sekret mukopurulen
Sinusitis maksila
PEMERIKSAAN FISIKPx fisik Tanda khas rhinoskopi anterior :
Pus di meatus medius (pd sinusitis maksila, etmoid anterior, frontal)
Pus di meatus superior (pd sinusitis etmoid posterior & sfenoid)
Pd rinosinusitis akut : mukosa edema & hiperemis
- Transiluminasi : suram/gelap
Rhinoskopi posteriorPus di nasofaring (post nasal drip)
PEMERIKSAAN PENUNJANG Foto rontgen (Foto SPN posisi waters, PA
dan lateral) CT scan sinus Sinuskopi Px mikrobiologik & tes resistensi
TATALAKSANA SINUSITIS AKUT Antibiotik
Golongan penisilin (amoksisilin) Amoksisilin-klavulanat/sefalosporin generasi 2
Dekongestan oral & topikal Analgetik, mukolitik, steroid topikal/oral Imunoterapi Pencucian rongga hidung dgn
NaCl/pemanasan Irigasi sinus maksila Operatif : Bedah Sinus Endoskopi
Fungsional (BESF)
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S Umur : 72 tahun Jenis kelamin : Laki-Laki Agama : Islam Pekerjaan : Petani Alamat : Surojoyo,
Candimulyo Magelang Ruang : Poliklinik THT No RM : 095792 Tanggal Pemeriksaan : 5 Desember
2013
Keluhan Utama
• Pasien datang dengan keluhan kedua hidung terasa ada yang bergerak-gerak seperti belatung
Riwayat penyakit sekarang
• Pasien datang dengan keluhan hidung terasa tersumbat pada lubang hidung kanan dan kiri karena ada gerakan belatung sejak kurang lebih 5 hari yang lalu.Belatungnya pernah keluar sendiri dari hidung dan ada yang masih berada di hidung.
Cont...• Keluhan ini semakin lama semakin memberat dan mengganggu.Keluhan ini membuat pasien sering bernafas melalui mulut dan menyebabkan suara sengau. Pasien mengeluh sejak hidung tersumbat, pasien mengeluh ada gangguan penciuman. Selain itu juga keluar cairan dari kedua lubang hidung, kadang kental; warna cairan kekuningan sampai kehijauan, ada darah, dan berbau. Pasien juga mengeluh nyeri pada hidung dan nyeri pada wajah kiri.Cont...• Selain itu, pasien juga mengeluh mata sering berair, demam, mulut berbau, batuk, dan sesak.Pasien mengeluh nyeri pada daerah sekitar mata dan pipi serta wajah terasa penuh bagian pipi kanan dan kiri. Nyeri lebih dirasakan dalam keadaan menunduk. Keluhan seperti menelan lendir atau adanya lendir yang jatuh ke tenggorokan ada.Pasien juga merasakan ada belatung di tenggorokannya yang bergerak-gerak. Cont...
• Pasien merasakan sakit kepala waktu bangun tidur dan yang dirasakan mengganggu aktivitas apabila sedang terlalu lelah. Keluhan pada telinga dan tenggorokan tidak ada. Pasien sebelumnya pernah berobat ke dokter tapi keluhan belum berkurang.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Riwayat polip hidung : disangkal Riwayat operasi polip hidung : disangkal Riwayat sakit gigi / gigi berlubang : disangkal Riwayat sinusitis : disangkal Riwayat asma : disangkal Riwayat alergi debu : disangkal Riwayat alergi obat / makanan : disangkal Riwayat Keganasan : disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Yang mengalami keluhan serupa: disangkal Riwayat Keganasan : disangkal
RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien pernah berobat ke rumah sakit Jiwa Magelang untuk pengambilan belatungnya 1 hari yang lalu namun belatungnya masih ada di hidung.
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
Pasien bekerja sebagai Petani, Biaya kesehatan pasien di tanggung oleh JAMKESMAS.
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis Kondisi umum : Lemas Kesadaran : compos mentis Status gizi : baik Tanda Vital
Tekanan Darah : 130/ 90 mmHg Nadi : 100 x/menitSuhu : 380CRR : 30 x/menit
STATUS LOKALIS THT (TELINGA, HIDUNG, TENGGOROKAN)
Kepala dan Leher Kepala : mesocephale Wajah : Simetri Mata: Lakrimasi (+/+),
Udem Palpebra (+/+), Leher : pembesaran kelenjar limfe (-)
Gigi dan mulut Gigi geligi : normal Lidah : normal, kotor (+), tremor (-) Pipi : bengkak (+) kanan dan kiri
Dextra Sinistra
Auricula
Bentuk normal,
nyeri tarik (-)
nyeri tragus (-)
Bentuk normal
nyeri tarik (-)
nyeri tragus (-)
Pre auricular
Bengkak (-)
nyeri tekan (-)
fistula (-)
Bengkak (-)
nyeri tekan (-)
fistula (-)
Retro auricularBengkak (-)
Nyeri tekan (-)
Bengkak (-)
Nyeri tekan (-)
MastoidBengkak (-)
Nyeri tekan (-)
Bengkak (-)
Nyeri tekan (-)
CAE
Serumen (-)
hiperemis (-)
Sekret (-)
Serumen (-)
hiperemis (-)
Sekret (-)
Membran timpani
Intak
putih mengkilat
Cone of light (+) arah jam
5
Intak
putih mengkilat
Cone of light (+) arah jam
7
Pemeriksaan Telinga
PEMERIKSAAN TELINGA
Bagian Hidung Luar
Dextra Sinistra
BentukHidung Tampak mekar
pelebaran batang hidung
Hidung Tampak mekar pelebaran
batang hidung
Inflamasi atau tumor - -
Nyeri tekan dan ketok sinus Sinus Maksilaris (-) Sinus Maksilaris (+)
Deformitas atau septum deviasi -
Rhinoskopi anterior
Vestibulum nasi Normal Normal
Dasar cavum nasi Normal
Sekret + (purulen) + (purulen)
Mukosa
Edema (+)
Jaringan nekrotik (+)
Ulserasi Membran (+)
Edema (+)
Jaringan nekrotik (+)
Ulserasi Membran (+)
Benda asing Belatung (+) Belatung (+)
Perdarahan + +
Konka nasi mediaHipertrofi (-)
Hiperemis (-)
Hipertrofi (-)
Hiperemis (-)
Konka nasi inferior.Hipertrofi (+)
Hiperemis (+)
Hipertrofi (+)
Hiperemis (+)
Tumor/ Massa - -
SeptumDeviasi (-)
Perforasi septum (-)
Transiluminasi Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN HIDUNG DAN SINUS
PEMERIKSAAN HIDUNG DAN SINUS Rhinoskopi anterior
CORPAL (BELATUNG)
PEMERIKSAAN TENGGOROKANLidah Ulcus (-) Stomatitis (-)
Uvula Bentuk normal, di tengah, hiperemis (-)
Tonsil Dextra Sinistra
Ukuran T1 T1
Permukaan Tidak Rata Tidak Rata
Warna Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Kripte Melebar (-) Melebar (-)
Detritus (-) (-)
Faring - Mukosa hiperemis (-), granular (-)
Parameter Hasil Nilai rujukan
WBC (103/mm3) 11,0 (H) 4.0-10.0
RBC (106/mm3) 5,13 3.50 – 5.50
HGB (gr/dl) 14,6 11.0 – 16.5
HCT (%) 42,1 36.8 – 50.0
PLT (103/mm3) 291 100 - 390
PCT (%) 0.38 (H) .10 - .20
MCV (µm3) 82.1 80.0 – 99.0
MCH (pg) 28.4 26.0 – 33.5
MCHC (gr/dl) 34.6 32.0 – 36.0
RDW (%) 34,3(L) 39.0 – 46.0
MPV ( µm3) 12,2 (H) 7.4 – 10.4
PDW (%) 9,0 (L) 10.0 – 18.0
% Lym 15,7 (L) 20.0 – 40.0
% Mon 7,7 1.0 – 15.0
% Gran 76,6 (H) 50.0 – 76.0
# Lym 1,7 0.6 - 4.1
# Mon 0,9 0.1 – 1.8
# Gran 8,4 (H) 1.2 – 7.8
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN PENUNJANGCT SCAN SINUS PARANASAL POTONGAN CORONAL TANPA BAHAN KONTRAS.
Kesan Tampak sinusitis maksilaris (Sinistra) Tidak Tampak jelas Corpal Belatung Nasofaring baik Air celulae di Mastoid Dextra tampak
berkurang curiga Mastoiditis Dextra Tak tampak erosi pada sistema tulang
Nasoendoskopi
USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Keluhan kedua hidung terasa ada yang bergerak-gerak seperti belatung
(Obstruksi saluran nafas +/+)
(Rinolalia +).
(Hiposmia).
(Rinore),purulent; warna cairan kekuningan sampai kehijauan, (epistaksis), dan (Foetor ex nasi +).
Nyeri pada hidung dan nyeri pada wajah kiri.
(Lakrimasi +), demam (+), (Halitosis+), batuk (+), dan sesak (+).
Pasien mengeluh nyeri pada daerah sekitar mata dan pipi serta wajah terasa penuh bagian pipi kanan dan kiri. Nyeri lebih dirasakan dalam keadaan menunduk.
(Post Nasal Drip).
Pasien merasakan sakit kepala waktu bangun tidur.
Pemeriksaan kepala dan leher : Mata : Lakrimasi (+/+)
Udem Palpebra (+/+) Pipi : bengkak (+) kanan dan kiri Lidah : kotor (+)
Pemeriksaan status lokalis hidung : Bagian Hidung Luar Bentuk; Hidung Tampak mekar pelebaran
batang hidung (dex et sin) Nyeri tekan dan ketok sinus; Sinus
Maksilaris (+) Sinistra Sekret ; purulen (+) Mukosa ; Edema (+), Jaringan nekrotik
(+), Ulserasi Membran (+) Benda asing ; Belatung (+) Perdarahan; (+) Konka nasi inferior;Hipertrofi
(+),Hiperemis (+)
Pemeriksaan telinga dan tenggorokan: dalam batas normal
RINGKASANAnamnesis Pemeriksaan
Diagnosis banding
• Miasis Hidung (Belatung di dalam hidung) dan sinusitis maksilaris akut sinistra
• Benda asing (Corpus alienum)dan Sinusitis maksilaris akut sinistra
• Tumor • Polip nasi• Rhinitis Atrofi
Diagnosis sementara
• Miasis Hidung (Belatung di dalam hidung) dan sinusitis maksilaris akut sinistra
PROGNOSA
Quo ad vitam
• Ad bonam
Quo ad
sanam
• Dubia ad bonam
Quo ad
fungtionam
• Dubia Ad bonam
Konservatif Mengeluarkan benda asing di hidung dengan
memakai pengait (haak), Benda asing hidup sebaiknya dimatikan terlebih
dahulu dengan meneteskan minyak (Premium), yang dapat melumpuhkan larva, kemudian larva tersebut diambil satu persatu.
Kaak Pungsi Irigasi Sinus SinuskopiMedikamentosa:1. Metronidazole 2x 500 mg2. Dexamethason 3x 0,5 mg3. Injeksi Ketorolac 1 Amp4. Injeksi Zibag 2x1 amp
PENATALAKSANAAN
KAAK PUNGSI & IRIGASI SINUS Kaak Pungsi dan irigasi sinus adalah
suatu tindakan untuk mengeluarkan sekret yang terkumpul di dalam rongga sinus maksila
Tujuan nya:Memperbaiki drainase dan pembersihan
sekret dari sinus maksila sehingga mengaktifkan silia kembali dan untuk mengambil bahan bagi tes kultur dan sensitivitas jika pengobatan antibiotik secara empiris tidak berhasil.
CARA MELAKUKAN PUNGSI DAN IRIGASI SINUS 1.Persiapkan alat (lampu kepala, trockar, spuit irigasi,
bengkok) 2. Pasien duduk menghadap pemeriksa 3.Siapkan trockar (Cari meatus inferior atau lewat fossa
canina) 4.Trockar dimasukkan di bawah konka inferior disebelah
dinding posterior dinding antrum dengan arah agak keatas dan luar , 1 cm di atas dasar hidung
5.setelah dinding nasoantral ditembus, trockar diangkat , kanul tetap pada posisinya. Tabung spuit yang berisi air diirigasikan ke dalam sinus. Sekret purulen akan keluar lewat ostium sinus maksila sampai berwarna jernih.
6.Dilakukan sinuskopi untuk pemeriksaan sinus maksila menggunakan endoskop yang dimasukkan melalui lubang yang dibuat dimeatus inferior atau fossa kanina.
6.Trockar dikeluarkan dan evaluasi perdarahan dan pasien diistirahatkan.
PUNGSI , SINUSKOPI DAN IRIGASI SINUS
CONT...
Meminum obat yang sudah diberikan secara teratur dan kontrol ke poliklinik
Istirahat cukup dan makan makanan bergizi
EDUKASI
FOLLOW UP
Tanggal 06/12/13
S : pusing (+),mual (+), muntah (+) , masih ada gerakan belatung disisi wajah kiri.
O : Telinga: Canalis hiperemis (-/-), Serumen (-/-), sekret (-/-), Membran timpani (intact/hiperemis postero sup dan inf)
Hidung: sekret purulen (+/+), edem (+/+), hiperemis (+/+), concha hipertrofi inferior (+/+),ulserasi mucosa (+/+), jaringan nekrotik (+/+), tampak belatung (+/-)
Tenggorokan : T1/T1, uvula ditengah, hiperemis (-/-)
A : Corpal Belatung di hidung dan sinusitis maksilaris
P : Inj Ketorolac 1 Amp
Dexamethasone 3 x 0,5 mg
Metronidazole 2x 500 mg
Injeksi Zibag
CONT...Tanggal 07/12/13
S : pusing (+),mual (+), muntah (+) , masih ada gerakan belatung disisi wajah kiri.
O : Telinga: Canalis hiperemis (-/-), Serumen (-/-), sekret (-/-), Membran timpani (intact/hiperemis postero sup dan inf)
Hidung: sekret purulen (+/+), edem (+/+), hiperemis (+/+), concha hipertrofi inferior (+/+),ulserasi mucosa (+/+), jaringan nekrotik (+/+), tampak belatung (+/-)
Tenggorokan : T1/T1, uvula ditengah, hiperemis (-/-)
A : Corpal Belatung di hidung dan sinusitis maksilaris
P : Inj Ketorolac 1 Amp
Dexamethasone 3 x 0,5 mg
Metronidazole 2x 500 mg
Injeksi Zibag
Tanggal 08/12/13
S : pusing (+),mual (-), muntah (-)
O : Telinga: Canalis hiperemis (-/-), Serumen (-/-), sekret (-/-), Membran timpani (intact/hiperemis postero sup dan inf)
Hidung: sekret purulen (+/+), edem (+/+), hiperemis (+/+), concha hipertrofi inferior (+/+),ulserasi mucosa (+/+), jaringan nekrotik (+/+), tampak belatung (-/-)
Tenggorokan : T1/T1, uvula ditengah, hiperemis (-/-)
A : Corpal Belatung di hidung dan sinusitis maksilaris
P : Inj Ketorolac 1 Amp
Dexamethasone 3 x 0,5 mg
Metronidazole 2x 500 mg
Injeksi Zibag
CONT.Tanggal 09/12/13
S : pusing (+),mual (-), muntah (-)
O : Telinga: Canalis hiperemis (-/-), Serumen (-/-), sekret (-/-), Membran timpani (intact/hiperemis postero sup dan inf)
Hidung: sekret purulen (+/+), edem (-/-), hiperemis (+/+), concha hipertrofi inferior (+/+),ulserasi mucosa (+/+), jaringan nekrotik (+/+), tampak belatung (-/-)
Tenggorokan : T1/T1, uvula ditengah, hiperemis (-/-)
A : Miasis hidung dan sinusitis maksilaris sinistra
P : Inj Ketorolac 1 Amp
Dexamethasone 3 x 0,5 mg
Metronidazole 2x 500 mg
Injeksi Zibag
Tanggal 10/12/13
S : pusing (+),mual (-), muntah (-)
O : Telinga: Canalis hiperemis (-/-), Serumen (-/-), sekret (-/-), Membran timpani (intact/hiperemis postero sup dan inf)
Hidung: sekret purulen (+/+), edem (-/-), hiperemis (+/+), concha hipertrofi inferior (+/+),ulserasi mucosa (+/+), jaringan nekrotik (+/+), tampak belatung (-/-)
Tenggorokan : T1/T1, uvula ditengah, hiperemis (-/-)
A : Miasis hidung dan sinusitis maksilaris sinistra
P : Inj Ketorolac 1 Amp
Dexamethasone 3 x 0,5 mg
Injeksi Zibag
Metronidazole 2x 500 mg
CONT.Tanggal 11/12/13
S : pusing (+),mual (-), muntah (-)
O : Telinga: Canalis hiperemis (-/-), Serumen (-/-), sekret (-/-), Membran timpani (intact/hiperemis postero sup dan inf)
Hidung: sekret purulen (+/+), edem (-/-), hiperemis (+/+), concha hipertrofi inferior (+/+),ulserasi mucosa (+/+), jaringan nekrotik (+/+), tampak belatung (-/-)
Tenggorokan : T1/T1, uvula ditengah, hiperemis (-/-)
A : Miasis hidung dan sinusitis maksilaris sinistra
P : Inj Ketorolac 1 Amp
Dexamethasone 3 x 0,5 mg
Metronidazole 2x 500 mg
Injeksi Zibag
Tanggal 12/12/13
S : nyeri pada hidung post kaak pungsi dan irigasi sinus
O : Telinga: Canalis hiperemis (-/-), Serumen (-/-), sekret (-/-), Membran timpani (intact/hiperemis postero sup dan inf)
Hidung: sekret purulen (+/+), edem (-/-), hiperemis (+/+), concha hipertrofi inferior (+/+),ulserasi mucosa (+/+), jaringan nekrotik (+/+), tampak belatung (-/-)
Tenggorokan : T1/T1, uvula ditengah, hiperemis (-/-)
A : Miasis hidung dan sinusitis maksilaris sinistra
P : Inj Ketorolac 1 Amp
Dexamethasone 3 x 0,5 mg
Metronidazole 2x 500 mg
Injeksi Zibag
PEMBAHASAN KASUS
MIASIS HIDUNG (Anamn
esis)
Keluhan kedua hidung terasa ada
yang bergerak-gerak seperti
belatung (Corpal hewan)
Pasien datang dengan keluhan hidung terasa
tersumbat pada lubang hidung kanan dan kiri
(Obstruksi jalan nafas) . Batuk (+)
Keluhan ini membuat pasien sering bernafas melalui mulut , mulut berbau (Halitosis)dan menyebabkan suara sengau
(rinolalia).
Gangguan penciuman (Hiposmia)
Keluar cairan dari kedua lubang
hidung (Rinore), kadang kental; warna cairan kekuningan
sampai kehijauan (purulen), ada
darah (epistaksis), dan berbau (Foeter ex
nasi).
Nyeri pada hidung dan nyeri pada
wajah kiri.
PEMERIKSAAN FISIK
MIASIS HIDUNG
(Pemeriksaan Fisik)
Pipi bengkak (+) kanan dan
kiri
Lakrimasi (+/+), Udem
Palpebra (+/+)
Bentuk;Hidung Tampak mekar
pelebaran batang hidung
(dex et sin)
Sekret ; purulen (+)
Mukosa ; Edema (+),
Jaringan nekrotik (+),
Ulserasi Membran (+)
Benda asing ; Belatung (+)
Perdarahan; (+)
Sesuai dengan teori dari GEJALA KLINIS Miasis hidung
NO. GEJALA KLINIS MIASIS HIDUNG
1. Benda asing hidup kebanyakan menimbulkan sensasi benda yang bergerak-gerak di dalam hidung.
2. Pasien sering mengeluhkan sakit kepala,
3. Hidung tersumbat (Obstruksi hidung) sehingga bernafas melalui mulut
4. Menyebabkan suara sengau (Rinolalia)
5. Kadang-kadang disertai epistaksis
6. Hidung dan muka menjadi bengkak dan merah yang dapat meluas ke dahi dan bibir
7. Nyeri terutama daerah sekitar hidung.
MIASISSiklus hidup
C.bezziana.Berkisar 9-15
hari .Lalat dewasa
meletakkan rata-rata 150-200 telur setiap 2
atau 3 hari.Pada suhu 300C
setelah 12-18 jam.Stadium
I,II,III
Lalat dewasa meletakkan
telurnya pada manusia ,
misalnya pada luka dan lubang-
lubang pada tubuh seperti
hidung
menyebabkan reaksi inflamasi, dari infeksi lokal sampai destruksi
masif tulang rawan dan tulang
hidung dengan membentuk
daerah supurasi yang dalam dan
berbau
menimbulkan iritasi dengan derajat yang
bervariasi karena gerakannya
menyebabkan epistaksis
berulang karena trauma belatung
vasodilatasi kapiler sehingga
memfasilitasi terjadinya
perdarahan
Sinusitis maksilaris
akut sinistra
Pasien mengeluh nyeri pada
daerah sekitar mata
dan pipi serta wajah terasa penuh bagian
pipi kanan dan kiri.
Sejak 6 hari yang lalu.
Nyeri lebih dirasakan
dalam keadaan
menunduk.
Keluhan seperti
menelan lendir atau
adanya lendir yang jatuh ke tenggorokan
ada. (Post Nasal Drip)Pasien
merasakan sakit kepala
waktu bangun tidur.
mulut berbau (Halitosis+),
Gangguan penciuman
(Hiposmia).
Keluar cairan dari kedua
lubang hidung, kadang
kental; warna cairan
kekuningan sampai
kehijauan (purulen),
dan berbau (foeter ex
nasi).
Nyeri pada hidung dan nyeri pada wajah kiri.
SESUAI TEORI SINUSITIS AKUTGejala Sinusitis Akut Sinusitis Kronik
Nyeri Wajah Ada , Berat Ada , tidak dominan
Waktu >10-14 hari, < 4 minggu >12 minggu hilang timbul
Sekret Kental , putih , kuning hijau Kental,tebal,putih,kuning-hijau
PND Ada Ada
Demam Ada Kadang
Batuk Kronik Kronik
Sakit Kepala Ada Tidak ada
Sakit gigi Sinusitis maksilaris Sinusitis Maksilaris
Nafas bau Ada Kadang
Hisung tersumbat
Ada Ada
bersin Tidak ada Kadang
SINUSITIS MAKSILLARIS AKUT SINISTRA
Adanya faktor predisposisi reaksi inflamasi mukosa hidung
Edema organ-organ yang membentuk kompleks osteomeatal
Mukosa yang berhadapan saling bertemu
Silia tidak dapat bergerak
Ostium tersumbat
Tekanan negatif di dalam rongga sinus
Transudasi
Kondisi menetap
Sekret terkumpul dalam sinus
Bakteri berkembang dan bermultiplikasi
Sekret menjadi purulen
Terapi tidak adekuat
Inflamasi berlanjut
Hipoksia jaringan
Bakteri anaerob berkembang
Mukosa semakin membengkak
Perubahan mukosa kronik
Hipertrofi, polipoid/pembentukan polip dan kista
REFLEKS BATUK AKIBAT BENDA ASING
Benda asing
Bersentuhan dan melekat
pada permukaan
palut lendir di saluran nafas
Absorbsi benda asing
dan palut lendir yang
dibunuh oleh enzim lizosim
Rangsangan terhadap reseptor batuk di
saluran nafas
Rangsang ditangkap
oleh sensor taktil dan
kemoreseptor afferen
(N.vagus)
Menuju medulla
oblongata
Timbul respon batuk :
Inspirasi udara di paru”,
menutupnya glotis oleh geraakan epiglotis,
menutupnya pita suara
agar unspirasi
tertahan di dalam paru-
paru
Udara tertahan
meniombulkan tekanan di
dlam alveolus
Kontaksi otot-otot
abdomen dan interkostalis
interna
Terjadi ekspirasi
secara mendadak
Epiglotis + pita suara terbuka
Udara cepat melewati
bronkus dan trakea
Timbul refleks batuk
Pengeluaran benda asing dari saluran
nafas
PATOFISIOLOGI DEMAMInfectious
agentToxins
Monocytes/Macrophage Endothelial
cells Etc
Pyrogenic cytokines IL-1,IL 6,TNF,IFN
Anterior hypothalamus
Action of antipyretic
PGE2 increase
Elevated Thermoregula
torySet Point
Heat conservation
hypothalamus and
Heat production
increase
F E V E R
TERIMA KASIH
top related