e-journal peternakan tropika · terhadap organ dalam ayam petelur (lohmann brown) umur 21 minggu i...
Post on 29-Mar-2020
12 Views
Preview:
TRANSCRIPT
e-Journal
Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science
email: peternakantropika@yahoo.com
e-journal
FAPET UNUD Universitas
Udayana
Elektronik Jurnal Peternakan Tropika
dipublikasikan oleh:
Fakultas Peternakan Universitas Udayana
Jl. P. B. Sudirman, Denpasar. Gedung Agrokompleks Lantai 1
Telp. 0361-235231/222096
email: peternakantropika@yahoo.com
Volume Nomor Tahun
VII 2 2019
DAFTAR ISI
Standarisasi Sapi Bali Pejantan Berdasarkan SNI di Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Balai Inseminasi Buatan Daerah Provinsi Bali
Hendriana P. P. Y., N. L. G Sumardani, N. P. Mariani 356 - 363
Analisis Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Penjualan Telur Ayam Ras
(Studi Kasus UD Prapta, Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten
Karangasem)
Astrini N. K. M. S, G. L. O. Cakra, N. N. Suryani 364 - 375
Pengaruh Penggantian Tepung Ikan Dengan Tepung Keong Mas Dalam Ransum
Terhadap Potongan Karkas Komersial Itik Bali Jantan
Resla M. S., A. W. Puger, I M. Nuriyasa 376 - 391
Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)
Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap External Offal Broiler
Suartiniyanti N. L. A., G. A. M. K. Dewi, M. Dewantari 392 - 402
Pengaruh Penggantian Tepung Ikan Dengan Tepung Keong Mas Dalam Ransum
Terhadap Organ Dalam Itik Bali Jantan
Oktaviantoro D, A. W. Puger, E. Puspani 403 - 414
Pengaruh Penyimpanan Terhadap Kualitas Telur Itik
Warmana I W. G. T., G. A. M. K. Dewi, I W. Wijana 415 - 429
Kualitas Telur Itik Dengan Lama Penyimpanan Selama 21 Hari Pada Dataran
Rendah Di Daerah Jimbaran
Indrayoga I. B. A., I W. Wijana, M. Wirapartha 430 - 444
Pengaruh Penggantian Tepung Ikan Dengan Tepung Keong Mas Dalam Ransum
Terhadap Komposisi Fisik Karkas Dan Lemak Abdominal Itik Bali Jantan
Gulita S. S., A. W. Puger, I M. Nuriyasa 445 - 454
Produktivitas Rumput Panicum maximum Cv. Trichoglume sebagai Dampak
Substitusi Pupuk Organik terhadap Pupuk Urea pada Pemotongan Kedua
Vino A, N. M. Witariadi, N. N. Candraasih 456 -467
Pengaruh Pemberian Pakan Tambahan Sente (Homalomena cordata scoot )
terhadap Penampilan Babi Peranakan Duroc
Yusadana P., K. Budaarsa, I G. Mahardika 468 -480
Pengaruh Pemberian Jus Kulit Buah Naga Dalam Air Minum Terhadap Karkas
dan Racahan Karkas Ayam Lohmann Brown Umur 52 Minggu
Sitepu M., G. A. M. K. Dewi, M. Wirapartha 481 - 492
Pengaruh Ekstrak Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) Dalam Air Minum
Terhadap Kualitas Telur Ayam Isa Brown umur 25-30 Minggu
Andriyani N. M. Y., G. A. M. K. Dewi, M. Wirapartha 493 - 506
Produksi Telur Ayam Isa Brown Pasca Vaksinasi dengan Kandidat Vaksin Egg
Drop Syndrome (EDS) Diberi Jumlah Ransum yang Berbeda
Heppi N. M. A. L., G. A. M. K. Dewi, I K. A. Wiyana 507 -521
Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur Secara
Intensif (Studi Kasus di UD. Prapta, Karangasem, Bali)
Pratama I. B. B., I W. Sukanata, B. R. T. Putri 522 - 533
Profil Kesehatan Kambing Peranakan Etawah yang Diberi Probiotik pada
Peternakan Rakyat di Kampung Bugis, Desa Serangan, Bali
Bambar M. M., L. Doloksaribu, I G. A. A. Putra 534 - 543
Pengaruh Pemberian Probiotik Effective Microorganism-4 Melalui Air Minum
terhadap Berat Organ Dalam Itik Bali Jantan
Dewi N. M. A. W., N W. Siti, N. M. S. Sukmawati 544 - 558
Konsumsi Nutrien, Kecernaan Bahan Kering Dan Bahan Organik Ransum Sapi
Bali Di Posko Penampungan Ternak Desa Nongan Kabupaten Karangasem
Dwipayana I K. B, N. N. Suryani, Mahardika I G. 559 - 569
Analisis Jiwa Wirausaha Mahasiswa di Universitas Udayana
Rofiah A. C., B. R. T. Putri, N. W. T. Inggriati 570-586
Kualitas Kimia Daging Babi Landrace Persilangan yang Dilayukan Secara
Tradisional dalam Waktu yang Berbeda
Armini N. M. A., N. L. P. Sriyani, T. I. Putri 587-598
Pengaruh Pemberian Probiotik Effecktive Microorganism-4pada Air Minum
terhadap Potongan Karkas Komersial Itik Bali Jantan Umur 8 Minggu
Suprianto I K. E., N W. Siti, N. M. S. Sukmawati 599-611
Persentase Motilitas Spermatozoa Babi dalam Pengencer BTS (Beltsville
Thawing Solution) ii Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Inseminasi Buatan Daerah
Baturiti
Ranggadana I P. S., N. L. G. Sumardani, N. P. Mariani 612-618
Pemanfaatan Probiotik Microorganism Effective melalui Air Minum Untuk
Meningkatkan Berat Potong dan Komposisi Fisik Karkas Itik Bali Jantan
Budiyatmika K. B., N W. Siti, I N. Ardika 619-632
Pengaruh Pemberian Tepung Kulit Buah Naga Terfermentasi pada Ransum
terhadap Organ Dalam Ayam Petelur (Lohmann Brown) Umur 21 Minggu
I P. R. S. Diana, M. Wirapartha, G. A. M. K. Dewi 633-649
Kecernaan In Vitro dan Produk Fermentasi dari Silase Jerami Padi yang Dibuat
dengan Penambahan Cairan Rumen
Saputra I K. T. A., A. A. A. S Trisnadewi, I G. L. O. Cakra 647-660
Kualitas Fisik dan Kimia Silase Jerami Padi yang Dibuat Dengan Penambahan
Cairan Rumen Sapi Bali
Suadnyana I M., I G. L. O. Cakra, I W. Wirawan 661-675
Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Ayam Broiler dengan Sistem
Kandang Closed House (Studi Kasus di Pt.Ciomas Adisatwa, Desa Tuwed, Jembrana,
Bali)
Widana I P. V. H., I W. Sukanata, I G. N. Kayana 676-694
Pengaruh Waktu Penyimpanan hingga 28 Hari terhadap Kualitas Telur Itik di
Daerah Jimbaran
Setiawan I K. A., G. A. M. K. Dewi, M. Wirapartha 695-710
Kualitas Fisik Daging Babi Landrace Persilangan yang Dilayukan Secara
Tradisional
Kristiawan I M., N. L. P. Sriyani, I N. T. Ariana 711-722
PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG KULIT BUAH NAGA (Hylocereus
polyrhizus)TERFERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP
KUALITASEKSTERNAL DAN INTERNAL TELUR AYAM LOHMANN BROWN
UMUR 18 – 22 MINGGU
Kurniawan A., G. A. M. K. Dewi, I K. A. Wiyana 723-737
Pengaruh Lama Perendaman Daging Ayam Petelur Afkir dalam Larutan Daun
Kelor (Moringa oleifera Lamk.) terhadap Kualitas Organoleptik
Marwansyah A. J., I. A. Okarini, I N.S Miwada 738 - 749
Motivasi Peternak dalam Mengolah Limbah Ternak Sapi menjadi Pupuk
Kompos pada Kelompok Tani Ternak Simantri di Kabupaten Gianyar
Devi Dasy S. V., N W. Tatik Inggriati, G. Suarta 750 – 761
Tingkat Penerapan Sapta Usaha Ternak Kambing di Desa Sungai Nibung
Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung
Jaya Santika, N W. Tatik Inggriati, G. Suarta 762 -784
Pengaruh Pemberian Kulit Buah Naga Terfermentasi Pada Ransum Terhadap
Karkas Dan Potongan Karkas Komersial Ayam Lohmann Brown Umur 22 Minggu
Jaya I M. B., G. A. M. K. Dewi, I W. Wijana 785 - 799
Penampilam Ayam Broiler yang Diberi Air Minum Mengandung Air Kelapa
Muda, Gula Aren, atau Molases
Susila I M. D. A., N. W. Siti, I D. G. A. Udayana 800 - 811
Pengaruh Tepung Kulit Kecambah Kacang Hijau Terhadap Komposisi Fisik
Karkas Itik Bali Jantan Umur 8 Minggu
Putra R. P., I M. Suasta, N. M. S. Sukmawati 812 - 822
Pengaruh Penggunaan Tepung Kulit Kecambah Kacang Hijau terhadap
Potongan Karkas Komersial Itik Bali Jantan Umur 8 Minggu
Setyawan I P. H., N W. Siti, N. M. S. Sukmawati 823 - 835
Strategi Pemulihan Usaha Peternakan Sapi Bali pada Wilayah Terdampak
Erupsi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem
Lingga Liga, B. R. T Putri, N. L. G. Sumardani 836 - 850
Kualitas Eksternal dan Internal Telur Itik yang Disimpan Selama 0-14 Hari di
Dataran Tinggi Bedugul
Rika R., I W. Wijana, G. A. M. K. Dewi 851 - 863
Pertumbuhan dan Produksi Rumput Axonopus Compressus, Stenotaphrum
Secundatum, dan Paspalum Conjugatum pada Berbagai Level Biourin
Mertaningsih N. P. L., N. N. Suryani, M. A. P. Duarsa 864 - 880
Pengaruh Pemberian Bubuk Kunyit (Curcumalonga ) pada Air Minum
terhadap Performa Ayam Broiler
Pranata I P. Y. A., I P. A. Astawa, I G. Mahardika 881 - 890
Identifikasi Panjang Badan, Tinggi Gumba, Dan Tinggi Panggul, Kambing
Peranakan Etawah Pada Peternakan Rakyat Di Kampung Bugis, Desa Serangan, Bali
Ramadhani I. F., L. Doloksaribu, G. A. M. K. Dewi 891 - 898
Evaluasi Kemampuan Ekstrak Daun Bidara (Zizipus mauritiana Lam.) sebagai
Pengawet Alami pada Daging Ayam Broiler
Komaruddin M, I N.S. Miwada, S. A Lindawati 899 - 910
Pengaruh Penggantian Ransum Komersial dengan Tepung Kulit Kecambah
Kacang Hijau terhadap Penampilan Itik Bali Jantan Umur 0-8 Minggu
Laksamana K. Y. P., N W. Siti, E. Puspani 911 - 921
Pengaruh Ekstrak Air Daun Kelor (Moringa Oleifera) Fermentasi Melalui Air
Minum terhadap Kualitas Fisik Telur Ayam Lohmann Brown Umur 80 Minggu
Tarigan Y. K. P., I G. N. G. Bidura, D. P. M. A. Candrawati 922 - 933
Persentase Potongan Karkas Broiler Umur 5 Minggu yang Diberi Bubuk Kunyit
dalam Air Minum
Widnyana B. A., I P. A. Astawa, N. M. S. Sukmawati 934 - 945
Analisis Finansial Penggunaan Tepung Kulit Kecambah Kacang Hijau Pada
Ransum Terhadap Pendapatan Peternakan Itik Bali
Wyandhana D, I G. N. Kayana, I M. Suasta 946 - 957
e-Journal
Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science
email: peternakantropika@yahoo.com
e-journal
FAPET UNUD Universitas
Udayana
PANDUAN BAGI PENULIS
Ketentuan Umum
1. Naskah yang dikirim merupakan naskah asli/orisinil dan belum pernah diterbitkan
(Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal
dari naskah seminar tugas akhir (Seminar hasil penelitian/Pra-Skripsi) yang telah
disahkan/Acc oleh tim penguji dan pembimbing, sedangkan untuk penulis lain naskah
disesuaikan dengan aturan ilmiah yang berlaku umum)
2. Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan dalam bentuk
hasil penelitian, kegiatan ilmiah, kajian pustaka dan/atau gagasan dengan topik aktual.
3. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sesuai dengan format yang
ditentukan
4. Penulis mengirim 2 (dua) eksemplar naskah ke redaksi yang dilengkapi dengan softcopy
(berupa CD) atau naskah dapat pula dikirim via email dalam bentuk program Microsoft
Word.
5. Naskah dan Softcopy (CD) dikirim kepada:
Redaksi eJournal Peternakan Tropika
d.a Fakultas Peternakan Universitas Udayana
Gedung Agrokompleks Lantai 1 Kampus UNUD Denpasar
Jl. P. B. Sudirman Denpasar, Bali
Telp. 0361-222096 / HP. 081338791005
Email: peternakantropika@yahoo.com
Standar Penulisan
1. Naskah diketik menggunakan program Microsoft Word dengan jarak 1.5 spasi kecuali
Judul, Abstrak, Judul Tabel, Judul Gambar, dan lampiran yang diketik 1 spasi. Naskah
dicetak pada kertas ukuran A4, dengan huruf Time New Roman berukuran 12 point
(kecuali Judul berukuran font 14); margin atas dan margin kiri berukuran 3 cm,
sedangkan margin kanan dan margin bawah berukuran 2 cm.
2. Judul dari Makalah, Abstrak, Abstract, bab (Pendahuluan, Materi dan Metode, Hasil
dan Pembahasan, Simpulan dan Saran, Ucapan Terima Kasih), dan Daftar Pustaka
ditulis dengan Huruf Kapital. 12 point (Bold) (kecuali Judul memakai font 14 point).
Font Time New Roman.
3. Nama Penulis, Sub Bab, Institusi, Judul Tabel/Gambar/Ilustrasi lainnya. ditulis dengan
diawali dengan Huruf Kapital. 12 point. Time New Roman. Institusi penulisan tidak di
Bold, sedangkan Nama Penulis, Sub Bab, Judul Tabel/Gambar/Ilustrasi lainnya,
penulisan di Bold
4. Naskah ditulis maksimum 20 halaman dan setiap halaman tidak perlu diberi nomor
(Nomor akan diisi oleh tim penyusun, disesuaikan dengan urutan publikasi naskah).
5. Naskah hasil penelitian disusun dengan urutan judul, nama penulis dan nama instansi,
alamat korerspondensi (email dan No. Telpon/HP), abstrak (dalam bahasa Inggris dan
Bahasa Indonesia), pendahuluan, metode (sosial ekonomi) atau materi dan metode
(eksakta), hasil dan pembahasan, simpulan (+ saran), ucapan terima kasih, dan daftar
pustaka.
Sedangkan naskah kajian pustaka/gagasan aktual disusun dengan urutan judul, nama
penulis dan nama instansi/institusi, alamat korespondensi (email dan No. Telpon/HP),
abstrak (dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia), pendahuluan, masalah dan
pembahasan, ucapan terima kasih, dan daftar pustaka.
TATA CARA PENULISAN NASKAH
1. JUDUL, harus singkat, spesifik dan informatif yang menggambarkan isi naskah,
maksimal 20 kata. Untuk kajian pustaka, dibelakang judul agar ditulis: Suatu kajian
Pustaka. Untuk gagasan Aktual, dibelakang judul agar ditulis: Suatu Gagasan Aktual.
Judul ditulis dengan hurup kapital. Time New Roman berukuran 14 point (Bold), jarak
1 (satu) spasi dan terletak ditengah-tengah tanpa titik.
2. Nama Penulis, ditulis nama lengkap tanpa gelar akademis. Artikel yang ditulis oleh
Mahasiswa melibatkan juga pembimbing dan/atau orang yang terlibat dengan
penelitian/artikel yang ditulis. Sedangkan penulis dari kalangan umum, penulis
mencerminkan pemilik dari artikel/penelitian/gagasan yang akan dimuat. Penulisan
nama penulis pertama artikel dimulai dari nama utama yang akan dimuat, diikuti
dengan pendukung (nama urutan kelahiran/marga/dll) sedangkan penulisan nama
penulis ke-2 dan selanjutnya disusun sesuai dengan urutan nama bersangkutan. Nama
utama ditulis utuh, sedangkan nama pendukung disingkat dengan satu huruf/singkatan
umum yang berlaku.
3. Nama Lembaga/Instansi/Institusi, nama lembaga/institusi ditulis secara lengkap
disertai alamat.
4. Alamat Korespondensi (No. Telpon dan email), No. Telp dan alamat email yang
ditulis adalah yang aktif untuk memudahkan komunikasi terkait artikel yang akan
dipublikasikan
5. ABSTRAK, ditulis dalam Bahasa Indonesia (ABSTRAK) dan Bahasa Inggris
(ABSTRACT). Abstrak ditulis dalam 1 paragraf yang berisikan tujuan penelitian,
metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu spasi
6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal 5 kata yang merupakan kata-kata
utama dari artikel, 1 (dua) spasi setelah abstrak + 12 pt setelah abstrak.
7. PENDAHULUAN. Berisi latar belakang permasalahan, fakta/data dari pustaka
mendukung, solusi/alternative solusi serta tujuan penulisan. Dalam mengutip pendapat
orang dipakai sistem nama dan tahun. Contoh: Udayana (2005); Quan et al. (2002)
8. MATERI DAN METODE. ditulis lengkap dan terperinci terutama desain penelitian.
Metode penelitian mengikuti acuan yang berlaku dengan mencantumkan sumbernya.
9. HASIL DAN PEMBAHASAN. Menyajikan uraian hasil penelitian dan pembahasan
hasil secara jelas dan komprehensif . Penulisan hasil dan pembahasan disatukan
(bukan terpisah hasil saja / pembahasan saja)
Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar)
a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul
singkat tetapi jelas beserta satuan-satuan yang dipakai. Judul ditulis menggunakan
huruf Times New Roman berukuran 12 point (Bold), awal kata menggunakan hurup
kapital (kecuali kata penghubung), dengan jarak 1 (satu) spasi
b. Isi Tabel/Ilustrasi lain ditulis dengan Font Time New Roman 11 - 12 point
(disesuaikan dengan ukuran/isi table). Isi item Tabel/Ilustrasi lain yang
disingkat/istilah khusus dapat diisi notasi baik berupa huruf/angka yang selanjutnya
wajib diberi keterangan terkait notasi tersebut
c. Keterangan Tabel/Ilustrasi ditulis dari disebelah kiri bawah menjulur ke kanan (bisa
dipisah setiap notasi atau menjalur terus untuk kesemua notasi), menggunakan
huruf Times New Roman berukuran 11 point, dengan jarak 1 (satu) spasi + 6 pt
setelah Ilustrasi. Penulisan tanda atau notasi untuk data yang dianalisis dengaan
analisis statistik menggunakan superskrip berbeda pada baris/kolom yang sama
yang menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05) atau berbeda sangat nyata (P<0,01)
d. Penulisan angka desimal dalam tabel untuk bahasa Indonesia dipisahkan dengan
tanda koma ( , ), untuk bahasa Inggris digunakan titik ( . ).
e. Grafik, gambar dan Foto: Grafik dibuat dalam program excel, Gambar baik berupa
gambar biasa/foto harus tajam dengan resolusi tinggi
f. Satuan pengukuran menggunakan sistem internasional (SI)
g. Nama Latin, Yunani/Daerah dicetak miring. Istilah asing/khusus diberi tanda petik
10. SIMPULAN DAN SARAN (bila diperlukan). ditulis secara singkat dan jelas
11. UCAPAN TERIMA KASIH. disampaikan kepada berbagai pihak yang membantu
sehingga penelitian/artikel dapat dihasilkan, misalnya pemberi gagasan, pemilik
proyek/penyandang dana (pembimbing tugas akhir tidak perlu diberi ucapan terima
kasih, pembimbing tugas akhir langsung diisi sebagai penulis) dll
12. DAFTAR PUSTAKA. Memuat nama pengarang yang dirujuk dalam naskah, disusun
menurut abjad pengarang dan tahun penerbitan. Untuk buku dicantumkan semua nama
penulis, tahun, judul buku, penerbit dan tempat. Untuk jurnal dicantumkan nama
penulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor publikasi dan halaman.
Artikel dalam buku dcicantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, editor, judul
buku, penerbit dan tempat. Artikel internet dicantumkan nama penulis, tahun dibuat,
judul tulisan, alamat web, waktu akses.
e-Journal
Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science
email: peternakantropika@yahoo.com e-journal
FAPET UNUD
922
Pengaruh Ekstrak Air Daun Kelor (Moringa Oleifera) Fermentasi Melalui
Air Minum terhadap Kualitas Fisik Telur Ayam Lohmann Brown Umur 80
Minggu
Tarigan, Y.K.P., I G. N. G. Bidura dan D. P. M. A. Candrawati
PS. Sarjana Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar, Bali
E-mail: yonatatarigan@gmail.com, Telphone. 082276347441
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak air daun kelor (Moringa
oleifera) fermentasi pada air minum ayam Lohmann Brown terhadap kualitas fisik telur.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga
perlakuan dan enam ulangan, tiap ulangan menggunakan tiga ekor ayam Lohmann Brown
umur 80 minggu. Ketiga perlakuan tersebut adalah ayam Lohmann Brown yang diberikan air
minum tanpa penambahan ekstrak air daun kelor fermentasi sebagai kontrol (K0), ayam
Lohmann Brown yang diberikan penambahan 2% ekstrak air daun kelor fermentasi melalui
air minum (K1), dan ayam Lohmann Brown yang diberikan penambahan 4% ekstrak air daun
kelor fermentasi melalui air minum (K2). Variabel yang diamati pada penelitian ini meliputi
rataan berat telur, persentase putih telur, persentase kuning telur, persentase kulit telur, dan
tebal kulit telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan berat telur, persentase kuning
telur, persentase kulit telur, tebal kulit telur yang diberi ekstrak air daun kelor fermentasi
nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan kontrol, sedangkan pada
persentase putih telur nyata (P<0,05) lebih rendah dibandingkan perlakuan kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak air daun kelor
(Moringa oleifera) fermentasi pada ayam Lohman Brown dengan level 2% dan 4% dapat
meningkatkan rataan berat telur, persentase kuning, persentase kulit telur, dan tebal kulit telur.
Sedangkan pemberian ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) fermentasi dengan level 2%
dan 4% dapat menurunkan persentase putih telur.
Kata kunci: Ayam Lohmann Brown, ekstrak daun kelor, kualitas telur
The Effect of Fermentated Moringa Oleifera Leaf Water Extraction in
Drinking Water on Physical Quality of Egg In Lohmann Brown Layer Hen
Aged 80 Weeks
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of fermented Moringa oleifera leaves extract
on Lohmann Brown chicken drinking water on the physical quality of eggs. The experimental
design used was a completely randomized design (CRD) with three treatments and six
replications, each replication using three Lohmann Brown chickens aged 80 weeks. The three
treatments were Lohmann Brown chicken which was given drinking water without the
addition of fermented Moringa oleifera leaf water extract as control (K0), Lohmann Brown
chicken which was given 2% addition extract of fermented Moringa oleifera leaf water
through drinking water (K1), and Lohmann Brown chicken given 4% addition of extract of
Submitted Date: August 26 , 2019 Accepted Date: August 28, 2019 Editor-Reviewer Article;: I Md. Mudita & A.A.Pt. Putra Wibawa
Tarigan Y, K. P ., et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2Th. 2019: 922 – 933 . Page 923
water from Moringa oleifera leaves fermented through drinking water (K2). The variables
observed in this study included egg weight average, egg white percentage, egg yolk
percentage, eggshell percentage, and egg shell thickness. The results showed that the average
egg weight, percentage of egg yolk, percentage of eggshell, eggshell thickness given
fermented kelor leaf water extract was significant (P <0.05) higher than the control treatment,
whereas in the percentage of egg white was real (P < 0.05) lower than the control treatment.
Based on the results of the study, it can be concluded that the administration of fermented
Moringa oleifera leaf extract in Lohman Brown chicken with a level of 2% and 4% can
increase the average egg weight, yellow percentage, eggshell percentage, and egg shell
thickness. While giving fermented (Moringa oleifera) leaf water extract with a level of 2%
and 4% can reduce the percentage of egg white.
Keywords: Lohmann Brown chicken, extract Moringa oleifera, egg quality.
PENDAHULUAN
Telur merupakan produk peternakan yang mengandung protein hewani dan digemari
oleh masyarakat. Hampir seluruh kalangan masyarakat dapat mengkonsumsi telur ayam ras
untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Hal ini karena telur ayam ras relatif murah,
mudah diperoleh serta dapat memenuhi kebutuhan gizi yang diharapkan (Lestari,
2009).Komposisi fisik dan kualitas internal telur dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
bangsa ayam umur ayam, musim, penyakit, lingkungan, pakan yang diberikan, serta
manajemen pemeliharaan nya (North dan Bell, 1990). Kualitas eksternal telur difokuskan
pada kebersihan kulit, warna kulit, bentuk, tekstur permukaan, berat telur, dan keutuhan telur
(Lesson dan Summer, 1991).
Semakin tua umur dari ayam maka kualitas telur yang dihasilkan akan semakin rendah.
Hal tersebut dikarenakan pertambahan umur ayam mengakibatkan menurunnya fungsi
fisiologis alat reproduksi pada ayam terutama pada penurunan ketebalan telur. Menurut Zita et
al. (2012) seiring dengan peningkatan usia unggas maka indeks dan proporsi kuning telur
akan meningkat, namun indeks albumen, kekuatan dan ketebalan telur akan menurun. Pada
umumnya ayam petelur akan mengalami penuruan produksi pada umur lebih dari 82 minggu,
sehingga untuk menghasilkan telur yang memiliki kualitas internal dan eksternal yang baik
maka perlu dilakukan manajemen pemeliharaan pada ayam petelur yang menjelang masa
afkir. Manajemen pemeliharaan yang dimaksud adalah pemberian tanaman obat dan rempah
pada air minum yang bisa dilakukan pada ayam petelur untuk meningkatkan kualitas dari telur
tersebut.
Daun kelor (Moringa oleifera) merupakan tanaman obat-obatan tradisional yang
mengandung anti bakteri dan senyawa fitokimia. Bukar et al. (2010) menyatakan bahwa
senyawa fitokimia yang terkandung di dalam daun kelor (Moringa oleifera) adalah: flavonoid,
Tarigan Y, K. P ., et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2Th. 2019: 922 – 933 . Page 924
saponin, tannin, dan beberapa senyawa fenolik lainnya yang memiliki antimikroba. Flavonoid
yang menyerupai estrogen ternyata mampu memperlambat berkurangnya massa tulang
(osteomalasia), menurunkan kadar kolesterol darah dan meningkatkan kadar HDL, sedangkan
saponin terbukti berkhasiat sebagai antikanker, antimikroba, dan menurunkan kadar kolesterol
darah (Santoso et al., 2002). Adanya penambahan senyawa yang berkhasiat sebagai
antimikroba diharapkan jumlah mikroba yang bersifat merugikan dalam saluran pencernaan
ayam dapat diturunkan, sehingga penyerapan zat nutrisi pakan dan kualitas fisik telur dapat
meningkat.
Untuk meningkatkan khasiat yang dimiliki oleh daun kelor (Moringa oleifera), maka
perlu dilakukan proses fermentasi dengan mikroba probiotik sebelum digunakan sebagai
suplemen pada ayam, dan juga untuk mengendalikan penyakit ayam.Pemberian produk yang
dihasilkan melalui proses fermentasi dapat menyebabkan pengurangan bakteri patogen pada
saluran pencernaan ternak (Yamamoto et al., 2007). Bidura et al. (2008) mengatakan bahwa
khasiat produk herbal fermentasi oleh mikroba probiotik ternyata berkhasiat ganda
dibandingkan dengan produk tanpa fermentasi.Penelitian yang dilakukan Purnayasa et al.
(2018), penggunaan ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) pada ayam Lohmann Brown
umur 22-30 minggu melalui air minum dengan menggunakan level 3% dan 6% dapat
meningkatkan warna dan kadar protein pada telur sebaliknya dapat menurunkan kadar lemak
dan kolesterol kuning telur ayam. Siti et al. (2017) melaporkan bahwa pemberian ekstrak
daun Kelor (Moringa oleifera) pada konsentrasi 2-6 cc/100 cc air minum yang diberikan
nyata dapat meningkatkan berat telur, jumlah telur, hen-day production, efisiensi penggunaan
ransum, dan warna kuning telur ayam Lohmann Brown umur 30-40 minggu. Sebaliknya,
nyata menurunkan kandungan lemak dan kolesterol telur ayam.
Belum banyak penelitian dilakukan mengenai penggunaan ekstrak daun kelor
(Moringa oleifera) fermentasi yang diberikan melalui air minum pada unggas, sehingga perlu
dilakukan penelitian mengenai pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) fermentasi
untuk mengetahui kualitas fisik telur ayam Lohmann Brown pada umur 80 minggu.
MATERI DAN METODE
Daun kelor
Daun kelor (Moringa oleifera) yang digunakan adalah daun kelor yang masih hijau dan
segar, kemudian cuci menggunakan air bersih. Daun kelor diperoleh dari kebun petani
peternak di Banjar Lokeserana, Siangan, Gianyar.
Tarigan Y, K. P ., et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2Th. 2019: 922 – 933 . Page 925
Ayam petelur
Ayam petelur yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam ras petelur Lohmann
Brown umur 80 minggu sebanyak 54 ekor. Ternak ayam diperoleh dari peternak ayam petelur
di Desa Penebel, Kabupaten Tabanan dengan berat badan homogen.
Kandang dan perlengkapan
Kandang yang digunakan adalah kandang dengan sistem colony battery sebanyak 18
petak kandang. Bahan kandang yang digunakan terbuat dari bilah-bilah bambu. Tiap petak
berukuran panjang 40 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 40 cm. Semua petak kandang terletak
dalam sebuah bangunan berukuran 8 m x 3 m, membujur dari timur ke barat dengan atap
terbuat dari asbes dan lantai dari beton. Peralatan yang digunakan adalah tempat pakan dan
tempat minum yang terbuat dari pipa paralon dengan ukuran panjang tempat pakan dan
minum adalah 40 cm. Di bawah kandang diletakkan alas berupa plastik yang bertujuan untuk
mempermudah dalam pembersihan kotoran ayam.
Tempat dan waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan di kandang milik petani peternak yang berlokasi di Desa
Dajan Peken, Kabupaten Tabanan, Bali. Lama penelitian dilaksanakan selama 8 minggu
mulai dari persiapan, analisis data hingga penyusunan data.
Rancangan penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
tiga perlakuan dan enam ulangan, sehingga terdapat 18 unit percobaan. Masing-masing unit
percobaan menggunakan 3 ekor ayam petelur Lohmann Brown dengan berat badan dan umur
peneluran yang sama, sehingga total ayam petelur yang digunakan adalah 3 x 6 x 3 = 54 ekor.
Ketiga perlakuan tersebut adalah sebagai berikut:
• K0 = Air minum kontrol (tanpa pemberian ekstrak air daun kelor fermentasi).
• K1 = Air minum dengan pemberian 2% ekstrak air daun kelor fermentasi.
• K2 = Air minum dengan pemberian 4% ekstrak air daun kelor fermentasi.
Pengacakan ayam
Dari 70 ekor ayam, ditimbang 35 ekor ayam untuk mendapatkan berat rata-rata dan
standar deviasi nya. Ayam yang digunakan adalah ayam yang bobot badannya masuk pada
kisaran bobot badan rata-rata atau ± standar deviasi nya. Kemudian ayam disebar pada
masing-masing petak kandang yang berjumlah 18 petak. Masing-masing petak kandang diisi
Tarigan Y, K. P ., et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2Th. 2019: 922 – 933 . Page 926
3 ekor ayam, sehingga ayam yang digunakan sebanyak 54 ekor. Selanjutnya dilakukan
pengacakan perlakuan yang nantinya menjadi identitas petak kandang.
Pembuatan ekstrak daun kelor fermentasi
Pada proses pembuatan ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) fermentasi, daun yang
digunakan adalah daun yang masih hijau dan segar, kemudian daun dicuci menggunakan air
bersih. Daun kelor yang diperoleh ditimbang 1 kg, kemudian daun kelor disemprot dengan
larutan molasses 5% dan tambahkan dua butir ragi tape pada daun kelor tersebut. Kemudian
dibungkus dan didiamkan selama tiga hari untuk proses fermentasi. Setelah tiga hari proses
fermentasi tersebut, kemudian tambahkan 1 liter air bersih dengan perbandingan 1:1.
Kemudian daun kelor dihancurkan dan didiamkan selama satu hari, selanjutnya disaring.
Ekstrak air daun kelor dimasukkan ke dalam botol dan disimpan secara tertutup untuk
digunakan sebagai perlakuan berikutnya.
Pencampuran ransum
Pembuatan ransum dilakukan setiap minggu selama penelitian berlangsung. Pembuatan
ransum dilakukan dengan menimbang bahan-bahan penyusunan ransum sesuai dengan
perlakuan. Bahan penyusun ransum terdiri atas jagung, konsentrat, dedak padi, dan mineral
10. Penimbangan dan penyusunan dilakukan mulai dari bahan yang komposisinya paling
banyak hingga paling sedikit. Selanjutnya dibagi menjadi empat bagian yang sama dan
masing-masing bagian dicampur secara merata, kemudian dicampur silang sampai diperoleh
campuran yang homogen.
Ransum dan air minum
Ransum yang diberikan adalah konsentrat layer comfeed untuk ayam petelur fase layer
dengan komposisi bahan penyusun ransum ayam Lohmann Brown umur 80 minggu yang
dapat dilihat pada Tabel 1.danTabel 2. mengenai kandungan nutrisi ransum ayam Lohmann
Brown umur 80 minggu. Air minum yang diberikan adalah air dengan campuran ekstrak air
daun kelor fermentasi pada level 2% dan 4%. Air bersumber dari PDAM di daerah Tabanan.
Tabel 1.Komposisi bahan penyusun ransum ayam Lohmann Brownumur 80 minggu
Keterangan : 1) Konsentrat ayam petelur yang di produksi oleh PT Japfa Comfeed Indonesia.
Komposisi Ransum Persentase (%)
Jagung kuning
48,20
Konsentrat Layer Super 361)
34
Dedak Padi
Mineral 10
16,70
1,10
Total 100
Tarigan Y, K. P ., et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2Th. 2019: 922 – 933 . Page 927
Tabel 2.Kandungan nutrisi ransum ayam Lohmann Brown umur 80 minggu1)
Kandungan Nutrisi Perlakuan
2)
Standar3)
K0 K1 K2
Energi Metabolis (kkal/kg) 2901 2901 2901 2900
Protein Kasar (%) 18,1 18,1 18,1 18,0
Lemak Kasar (%) 5 5 5 5-10
Serat Kasarr (%) 5,9 5,9 5,9 3-8
Kalsium (%) 4,3 4,3 4,3 3,4
Phospor (%) 0,46 0,46 0,46 0,45
Keterangan : 1) Perhitungan ransum berdasarkan tabel zat makanan Scott et al. (1982). 2) Air minum tanpa ekstrak air daun kelor sebagai kontrol (K0), air minum yang diberikan ekstrak air daun
kelor fermentasi2% sebagai perlakuan (K1), air minum yang diberikan ekstrak air daun kelor
fermentasi4% sebagai perlakuan (K2). 3)
Standar Scott et al. (1982).
Pemberian ransum dan air minum
Pada penelitian ini, ransum diberikan secara ad libitum. Tempat ransum akan diisi 3/4
bagian, untuk menghindari pakan tercecer pada saat ayam makan. Pemberian air minum pada
perlakuan 2% dan 4% ekstrak air daun kelor fermentasi dilakukan setiap hari pada pagi dan
sore hari. Penggantian air minum dilakukan dua kali sehari untuk menghindari timbulnya
penyakit.
Variabel yang diamati
Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah:
Rataan berat telur: Telur diambil setiap hari dan memberikan kode pada setiap telur
berdasarkan perlakuan pada ayam dan tanggal telur diambil. Kemudian setiap
minggunya dilakukan penimbangan rata-rata telur dari hari ke-1 s/d ke-7 yang sudah
di kumpulkan untuk mencari berat telur yang homogen sebagai bahan penelitian
selanjutnya.
Rataan berat telur =
Persentase kuning telur: diperoleh dengan cara menimbang kuning telur yang telah
dipisahkan dari putih telur yang dilakukan setiap minggu.
Persentase kuning telur = x 100%
Persentase putih telur: diperoleh dengan cara menimbang putih telur yang telah
dipisahkan dari kuning telur yang dilakukan setiap minggu.
Persentase putih telur = x 100%
Tarigan Y, K. P ., et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2Th. 2019: 922 – 933 . Page 928
Persentase kulit telur: diperoleh dengan cara menimbang kulit telur menggunakan
timbangan trickle brand tanpa menghilangkan lapisan tipis yang ada didalam kulit
telur yang dilakukan setiap minggu.
Persentase kulit telur = x 100%
Tebal kulit telur: diperoleh dengan cara mengukur kulit telur menggunakan alat dial
thickness cauge yang dilakukan setiap minggu.
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan apabila terdapat perbedaan yang
nyata (P<0,05) diantara perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda dari Duncan
(Steel and Torrie, l993).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil penelitian pengaruh ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) pada ayam Lohmann
Brownumur 80 minggu yang diberikan melalui air minum dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Pengaruh ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) fermentasimelalui air minum
terhadap kualitas fisik telur ayam Lohmann Brown Umur 80 minggu
Keterangan:
1. Air minum tanpa penambahan ekstrak air daun kelor fermentasi sebagai kontrol (K0), Air minum dengan
penambahan ekstrak air daun kelor fermentasi 2% (K1), dan Air minum dengan penambahan ekstrak air
daun fermentasi 4% (K2)
2. Nilai dengan huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05)
3. SEM : Standart Error of the Treatment Means
Rataan berat telur
Rataan berat telur menunjukkan bahwa ayam Lohmann Brown umur 80 minggu yang
diberi air minum tanpa penambahan ekstrak air daun kelor fermentasi sebagai perlakuan
kontrol (K0) adalah 66,65g/butir (Tabel 3). Pemberian ekstrak air daun kelor fermentasi pada
level 2% (K1) menghasilkan rataan berat telur 4,25% dan level 4% (K2) adalah 4,35% nyata
(P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan ayam Lohmann Brown umur 80 minggu yang
diberikan perlakuan kontrol (K0). Pemberian ekstrak daun kelor fermentasi pada level 4%
(K2) memiliki rataan berat telur 0,04% berbeda tidak nyata (P>0,05) lebih tinggi
Variabel Perlakuan
1) SEM
3)
K0 K1 K2
Rataan berat telur (g/butir) 66,65b2)
69,51a 69,55
a 0,02
Komposisi fisik telur :
Kuning telur (%) 23,13b
24,23a
24,15a
0,14
Putih telur (%) 64,61a 62,81
b 62,94
b 0,16
Kulit telur (%) 12,26b
12,96a
12,91b
0,01
Tebal kulit telur (mm) 0,399b
0,419ab
0,424a
0,00024
Tarigan Y, K. P ., et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2Th. 2019: 922 – 933 . Page 929
dibandingkan pemberian ekstrak daun kelor fermentasi pada level 2% (K2) terhadap ayam
Lohmann Brown.Proses fermentasi dari ekstrak air daun kelor menyebabkan mikroorganisme
patogen menjadi berkurang pada saluran pencernaan ayam, sehingga kecernaan zat makanan
pada saluran penceraan dapat menjadi meningkat. Dengan meningkat kecernaan zat makanan,
maka pertumbuhan ayam petelur menjadi optimal dan disertai dengan meningkatnya hasil
produksi dari ayam khususnya pada ayam petelur. Yunus (2016) menyatakan bahwa ekstrak
air daun kelor berpengaruh terhadap kondisi usus halus, dapat memperbaiki kondisi
duodenum, meningkatkan jumlah populasi Lactobacillus dalam ileum dan mengurangi koloni
E.coli, sehingga dapat meningkatkan status imun tubuh ayam, yang berdampak terhadap
peningkatan berat telur ayam. Lukiananta et al. (2018), menyatakan bahwa pemberian ekstrak
air daun kelor pada level 3% dan 6% dapat meningkatkan berat telur dikarenakan
meningkatnya konsumsi ransum dan air minum pada ayam Lohmann Brown. Peningkatan
berat telur dapat terjadi dikarenakan daun kelor (Moringa oleifera) kaya akan nutrisi,
diantaranya adalah kalsium, zat besi, protein, vitamin A, vitamin B, dan Vitamin C (Misra,
2014).
Persentase kuning telur
Penelitian mengenai persentase kuning telur ayam Lohmann Brown umur 80
minggu yang diberi perlakuan kontrol (K0) adalah 23,13% (Tabel 3). Pada perlakuan K1
persentase kuning telur yang diberikan ekstrak daun kelor fermentasi pada level 2% dan 4%
masing-masing adalah 4,75% dan 4,40% nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan
perlakuan kontrol (K0). Pada perlakuan K2 persentase kuning telur 0,33% tidak berbeda nyata
(P>0,05) dibandingkan pada perlakuan K1.Hasil tersebut dikarenakan berat telur yang
dihasilkan semakin meningkat dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Semakin tinggi berat
dari telur maka persentase kuning pada telur akan semakin meningkat. Hal ini didukung oleh
pendapat Triyuwanta (2002) yang menyatakan bahwa berat kuning telur dipengaruhi oleh
berat telur, dimana ayam yang menghasilkan berat telur lebih besar maka persentase kuning
pada telur tersebut juga semakin besar.
Persentase putih telur
Persentase putih telur ayam Lohmann Brown umur 80 minggu pada perlakuan kontrol
(K0) yaitu 64,61% (Tabel 3). Pada perlakuan pemberian ekstrak daun kelor fermentasi level
2% (K1) terhadap ayam Lohmann Brown umur 80 minggu, persentase putih telur ayam adalah
1,03% dan pada perlakuan K2 adalah 2,78% nyata (P<0,05) lebih rendah dibandingkan
dengan perlakuan kontrol (K0). Ayam yang diberikan ekstrak air daun kelor fermentasi 4%
Tarigan Y, K. P ., et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2Th. 2019: 922 – 933 . Page 930
(K2) memiliki rataan 1,78% berbeda tidak nyata (P>0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan
ayam yang diberikan ekstrak air daun kelor fermentasi 2% (K1).Terserapnya nutrisi akibat
pembentukan kuning telur terlebih dahulu yang kemudian dilanjutkan dengan pembentukan
albumen daripada telur, sehingga persentase dari kuning telur akan meningkat sedangkan
persentase daripada putih telur akan menurun. Suarjana et al. (2018) menyatakan bahwa
persentase putih telur berkorelasi negatif dengan persentase kuning telur, yaitu bila persentase
putih menurun, maka persentase pada kuning telur meningkat.
Persentase kulit telur
Pada perlakuan kontrol (K0) mengenai persentase kulit telur didapat hasil yaitu
12,26% (Tabel 3). Pada perlakuan K1, persentasi kulit telur ayam Lohmann Brown umur 80
minggu adalah 5,70% dan pada perlakuan K2 adalah 5,30% nyata (P<0,05) lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan kontrol (K0). Persentase kulit telur ayam yang diberi
perlakuan K2 memiliki rataan 0,38% berbeda tidak nyata (P>0,05) lebih rendah dibandingkan
dengan ayam yang diberi perlakuan K1.Pengaruh ekstrak air daun kelor fermentasi dapat
menyebabkan keseimbangan mikroorganisme dalam saluran pencernaan menjadi lebih baik,
akibatnya pencernaan zat-zat makanan menjadi meningkat termasuk kalsium yang berperan
dalam pembentukan kulit telur. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hartono (2012)
menyatakan bahwa apabila fosfor dan kalsium tercukupi dengan baik maka dapat
mengakibatkan meningkatnya berat kulit telur yang dihasilkan oleh ayam. Kandungan fosfor
dan kalsium pada daun kelor dinyatakan oleh Fuglie (2001) bahwa per 100g daun kelor
mengandung kalsium sebanyak 440mg dan fosfor 70mg. Lesson & Summers (1991)
menyatakan bahwa faktor nutrisi utama yang berhubungan dengan kualitas kulit telur adalah
kalsium, fosfor, dan vitamin D.
Tebal kulit telur
Penelitian yang dilakukan terhadap tebal kulit telur ayam Lohmann Brown pada umur
80 minggu yang diberi perlakuan kontrol (K0) didapat hasil yaitu 0,399mm (Tabel 3). pada
perlakuan K1, tebal kulit telur ayam Lohmann Brown umur 80 minggu adalah 5,01% dan pada
perlakuan K2 adalah 6,26% nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (K0).
Tebal kulit telur ayam yang diberi perlakuan K2 memiliki rataan 1,19% berbeda nyata
(P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan ayam yang diberi perlakuan K1.Tebal kulit telur
berkaitan dengan persentase berat kulit telur, dimana semakin berat kulit telur maka tebal
kulit telur akan meningkat. Berkaitan dengan pernyataan Hartono (2012), bahwa adanya
peningkatan tebal kulit telur disebabkan oleh peningkatan berat kulit telur. Kurtini et al.
Tarigan Y, K. P ., et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2Th. 2019: 922 – 933 . Page 931
(2011) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi ketebalan kulit telur adalah umur
induk, Hal ini disebabkan oleh kemampuan menyerap dan metabolisme kalsium berkurang
pada ayam tua karena bertambah tua ayam, telur semakin besar, sedangkan kalsium telur yang
didepositkan jumlahnya tetap sehingga kulit telur menjadi lebih tipis.
KESIMPULAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak air daun
kelor (Moringa oleifera) fermentasi pada ayam Lohman Brown dengan level 2% dan 4%
dapat meningkatkan rataan berat telur, persentase kuning, persentase kulit telur, dan tebal
kulit telur tetapi menurunkan persentase putih telur.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan agar peternak ayam Lohmann Brown dapat
memanfaatkan ekstrak air daun kelor (Moringa Oleifera) pada level 2% melalui air minum
untuk meningkatkan rataan berat telur, persentase kuning telur, persentase kulit telur dan tebal
kulit telur.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr.dr.A.A.
Raka Sudewi, Sp.S (K) dan Dekan Fakultas Peternakan Universitas Udayana Dr. Ir. IdaBagus
Gaga Partama, MS yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas ke pada penulis
diFakultas Peternakan, Universitas Udayana. Terima kasih juga sebesar-besarnya penulis
ucapkan kepada bapak Prof. Dr. Ir. I Gst Nym Gde Bidura, MS, IPM dan ibu Ir. Desak Putu
Mas Ari Candrawati, M.Si, yang telah banyak membantu penulis dalam membibing selama
penelitian hingga sampai penyelesaian skripsi.
DAFTAR PUSTAKA
Bidura, I.G.N.G., I.B.G. Partama, dan T.G.O.Susila. 2008. Limbah Pakan ternak Alternatif
dan Aplikasi teknologi. UPT Penerbit Universitas Udayana, Denpasar
Bukar, A., T. I. Uba and Oyeyi. 2010. Antimicrobical Profile of Moringa oleifera Lam.
Ekstracts Against Some Food-Borne Microorganism. Bayero Journal of Pure and
Applied Sciences, 3(1): 43-48.
Fuglie, Lowell J., ed. 2001. The Miracle Tree: The multiple attributes of moringa. Dakar,
Senegal: Church World Service.
Tarigan Y, K. P ., et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2Th. 2019: 922 – 933 . Page 932
Hartono. 2012. Kiat Sukses Menetaskan Telur Ayam. Agromedia. Surabaya.
Kurtini, T., Nova, K. dan Septinova, D. 2011. Produksi Ternak Unggas. Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Leeson, S. & Summer, J. D. 1991. Comercial Poultry Nutrition. 2nd Ed. Department of
Animal and Poultry Science. University of Guelph, Canada.
Lestari, P, I. 2009. Kajian Supply Chain Management: Analisis Relationship Marketing antara
Peternakan Pamulihan Farm dengan Pemasok dan Pelanggannya. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Luki Ananta, I M. D., I M. Suasta, A. A. P. P. Wibawa 2018. Pengaruh Pemberian Ekstrak
Air Daun Kelor (Moringa oleifera) Melalui Air MinumTerhadap Kualitas Fisik Telur
Ayam Lohmann brown Umur 22-30 Minggu. E-jurnal Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2
Th. 2018: 271–282.
Mirsa, A. 2014. Evaluation of anti diarrheal potential of Moringa oleifera leaves. Journal of
pharmocognosy and phytochemistry 2(5). 43-36
North, M. O and Bell, D. D. 1990. Commercial chicken production manual. 2nd
. Phapmann
and Hall, New York.
Purnayasa I K., D. A. Warmadewi, dan N. W. Siti 2018. Pengaruh Ekstrak Air Daun Kelor
(Moringa oleifera) Melalui Air Minum Terhadap Warna, Kadar Protein, Lemak dan
Kolesterol Kuning Telur Ayam Lohmann Brown Umur 22-30 Minggu. E-jurnal
Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 709 – 722.
Santoso, U., J. Setianto dan T. Suteky. 2002. Penggunaan Ekstrak Daun Katuk untuk
Meningkatkan Produksi dan Kualitas Telur yang Ramah Lingkungan pada Ayam
Petelur. Laporan Penelitian Hibah Bersaing Tahun 1, Universitas Bengkulu, Bengkulu,
Indonesia.
Scott, M.L.M.C. Nesheim and Young, R. J. 1982. Nutrition of the Chickens. Second Ed. M.L.
Scott and Associates, Ithaca, New York
Siti, N. W., I. G. N. G. Bidura, dan I. A. P. Utami. 2017. The effect of water extract of leaves
Moringa oleifera on egg production and yolk cholesterol levels in egg laying hens. J.
Biol. Chem. Research. 34(2): 657-665.
Suarjana, I.P. Siti, N.W. dan Bidura, I G. N. G. 2018. Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun
Mengkudu (Morinda citrifolia) Melalui air Minum Terhadap Kualitas Fisik Telur Ayam
Lohmann Brown Umur 22-30 Minggu. E-jurnal Peternakan Tropika. Vol. 6. No. 1 Th.
2018: 129 – 139.
Triyuwanta. 2002. Telur dan Produksi Telur. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Yamamoto, T., L.R. Juneja, H. Hatta, and M. Kim. 2007. Hen Eggs: Basic and Applied
Science. University of Alberta, Canada.
Tarigan Y, K. P ., et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2Th. 2019: 922 – 933 . Page 933
Yunus, M. 2016.Respon Ayam Pedaging Terhadap Pemberian Tepung Daun Kelor (Moringa
Oleifera) Dalam Pakan.Tesis. Program Studi Ilmu dan Teknologi Peternakan,
Universitas Hasanuddin, Makasar.
Zita L, Ledvinka Z, Tumova E, Klesavola L. 2012. Technoligical quality of eggs in relation to
the age of laying hens and Japanese quail. Zootecni. 41(9):2079-2084.
top related