e- journal peternakan tropika · 2019. 7. 30. · e- journal peternakan tropika journal of tropical...
TRANSCRIPT
e- Journal
Peternakan Tropika
Journal of Tropical Animal Science
e-journal email: [email protected]
Universitas
FAPET UNUD Udayana
Elektronik Jurnal Peternakan Tropika dipublikasikan oleh:
Fakultas Peternakan Universitas Udayana Jl. P. B. Sudirman, Denpasar. Gedung Agrokompleks Lantai 1
Telp. 0361-235231/222096 email: [email protected]
Volume Nomor Tahun
VII 1 2019
SUSUNAN DEWAN REDAKSI
E-JOURNAL PETERNAKAN TROPIKA
REDAKTUR / KETUA EDITOR
I Made Mudita, S.Pt., MP
EDITOR
Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS
Prof. Dr. I Komang Budaarsa, MS
Prof. Dr. I Gusti Nyoman Bidura, MS
Ir. Desak Putu Mas Ari Candrawati, MSi
Eny Puspani, SPt., MSi
I Wayan Wirawan, SPt., MP
Anak Agung Putu Putra Wibawa, SPt., MSi
Dr. Ir. Ni Wayan Siti, MSi
Dr. Ir. Ni Putu Mariani, MSi
Ir. Ni Putu Sarini, MSc
Dr. Budi Rahayu Tanama Putri, SPt, MM
I Wayan Sukanata, SPt., MSi
ALAMAT REDAKSI:
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA
Jl. P.B. Sudirman Denpasar. GedungAgrokompleks Lantai 1
Telp. 0361- 222096 / 235231
Email: [email protected]
Vol. 7 No. 1 (2019): April 2019
Daftar Isi Artikel KARAKTERISTIK SEMEN SEGAR SAPI BALI DI UNIT PELAKSANA TEKNIS BALAI INSEMINASI BUATAN
DAERAH BATURITI
Widiarta I.P.G.D, N.L.G. Sumardani, N.P. Mariani 1-8
1. Artikel eJPT 7(1)_Didik Widiarta et al
FISIKOKIMIA DAN MIKROBIOLOGI SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWAH SELAMA PENYIMPANAN SUHU
RUANG
Anggreani Y.D.A., N.P. Mariani, I.A. Okarini 9-20
2. artikel eJPT 7 (1)_Yulinda Anggreani et al
RESPON UJI TERHADAP SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWAH YANG DISIMPAN PADA SUHU RUANG
Nugroho J.,N.P, N.P. Mariani, I.A. Okarini 21-31
3. artikel eJPT 7(1)_Juanda Nugroho et al
ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHA TERNAK AYAM BROILER POLA MANDIRI
DENGAN SISTEM KANDANG TERBUKA (OPEN HOUSE) (STUDI KASUS DI UD. MERTA PURA DESA MELILING,
KECAMATAN KERAMBITAN, KABUPATEN TABANAN)
Wirawan I M.W., i W. Sukanata, M. Wirapartha 32-50
4. Artikel eJPT 7(1)_Wahyu Wirawan et al
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT GAJAH KATE (Pennisetum purpureum cv. Mott)
PADA BERBAGAI LEVEL PUPUK SLURRY DAN BIO-SLURRY SAPI
Turusy R.D.P, I K.M. Budiasa, I G. Suranjaya 51-65
5. Artikel eJPT 7(1)_Turusy et al
PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN MINERAL-VITAMIN KOMPLEKS DALAM RANSUM TERHADAP
BOBOT POTONG DAN KARKAS PADA BABI RAS PERSILANGAN UMUR 6 BULAN
Nadi I W.A.A, T. I. Putri, I. A. P. Utami 66-76
6. Artikel eJPT 7(1)_Nadi et al
PENGARUH PENYIMPANAN SELAMA 14 HARI PADA SUHU KAMAR TERHADAP KUALITAS EKSTERNAL
DAN INTERNAL TELUR ITIK DI DAERAH JIMBARAN
Kunaifi M. A, M. Wirapartha, i K. A. Wiyana 77-88
7. Artikel eJPT 7(1)_Kunaifi et al
PENGARUH PENGGANTIAN POLLARD DENGAN DEDAK PADI YANG DI SUPLEMENTASI MINERAL-VITAMIN
KOMPLEKS DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN BABI RAS PERSILANGAN UMUR 2-4 BULAN
Wijaya I Km. A., T. I. Putri, I G. N. G. Bidura 89 - 101
8. Artikel eJPT 7(1)_Wijaya et al
POTONGAN PRIMAL KARKAS BABI BALI JANTAN YANG DIBERI PAKAN BERBASIS JAGUNG DAN POLLARD
DENGAN SUPLEMENTASI AMINOVIT
Putri R.O.E., I K. Sumadi, N. L. P. Sriyani 102 - 112
9. Artikel eJPT 7(1)_Putri et al
KELAYAKAN FINANSIAL USAHAPETERNAKAN AYAM RAS PETELUR ISA BROWN (Studi Kasus pada
UD. Aditya di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali)
Widiastra Km., I W. Sukanata, B. R. T. Putri 113 - 123
10. Artikel eJPT 7(1)_Widiastra et al
KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA PRODUK FERMENTASI ALAMI SUSU KAMBING DAN SUSU SAPI
Seftyan A. D., I. A. Okarini, N. P. Mariani 124 - 134
11. Artikel eJPT 7(1)_Seftyan et al
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT Paspalum atratum YANG DIBERIKAN BEBERAPA DOSIS PUPUK
N, P, DAN K PADA BERBAGAI TINGGI DEFOLIASI
Sugita I W., M.A.P. Duarsa, N. G. K. Roni 135-151
12. Artikel eJPT 7(1)_Sugita et al-ok
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SUSU SAPI PERAH (Studi Kasus di KUD Argopuro, Kecamatan Krucil,
Kabupaten Probolinggo)
Bairosi B., I N.S Miwada, A. W. Puger 152 - 162
13. Artikel eJPT 7(1)_Bambang Bairosi et al
PROSESING SEMEN BABI DI UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) BALAI INSEMINASI BUATAN
DAERAH PROVINSI BALI
Stradivari M. P. F., N. L. G. Sumardani, N. P. Mariani 163 - 168
14. Artikel eJPT 7(1)_Fera Stradivari et al
KUALITAS TELUR AYAM ISA BROWN UMUR 18-22 MINGGU PASCA DIVAKSINASI EGG DROP
SYNDROME DAN DIBERI RANSUM DALAM JUMLAH YANG BERBEDA
Sumayani, N. K. E., G. A. M. K. Dewi, G. A. Y. Kencana 169 - 184
15. Artikel eJPT 7(1)_Eni Sumayani et al
HUBUNGAN PERILAKU PETERNAK DENGAN KEBERHASILAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS
PEDAGING DI KABUPATEN SUMBA TIMUR
Pricilia, N. A. M., I N. Suparta, N. W. Tatik Inggriati 185 - 198
16. Artikel eJPT 7(1)_Pricilia et al
ANALISIS PENDAPATAN USAHA PRODUKSI SEMEN BABI DI UNIT PELAKSANA TEKNIS BALAI INSEMINASI
BUATAN DAERAH
Utama i K. B. A., N. L. G. Sumardani, N. P. Mariani 198 -206
17. Artikel eJPT 7(1)_Utama et al
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BERBAGAI RUMPUT LOKAL YANG DIPUPUK DENGAN PUPUK
NPK
Asmara i Gd. O.J., A. W. Puger, N. Nym. C. Kusumawati 207 - 221
18. Artikel eJPT 7(1)_Asmara et al
MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI PERAH FRIESIAN HOLSTEIN DI BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN
(BBPP) BATU
Resla M. S., I N.S. Miwada, i K. W. Parimartha 222 - 230
19. Artikel eJPT 7(1)_Resla et al
KARAKTERISTIK DAGING BABI LANDRACE YANG DIMARINASI DALAM BERBAGAI EKSTRAK BAHAN ALAMI
Hermawati N. Md. N., I N.S Miwada, S. A. Lindawati 231 - 243
20. Artikel eJPT 7(1)_Hermawati et al
Effects Of Mount Agung Eruption On Chemical Composition And Physical Characteristics Of Bali Cattle
Ration Fed In Talibeng Evacuation Zones Sidemen District Karangasem Regency
Widiarta I. P. G. D, I W. Suarna, N. N. Suryani 244 - 252
21 . Atikel eJPT 7(1)_Didik Widiarta et al
PENGARUH EKSTRAK AIR DAUN KUNYIT (Curcuma domestica Val.) MELALUI AIR MINUM TERHADAP
KUALITAS FISIK TELUR AYAM LOHMANN BROWN
Dharmayanti M.R., I G. N. G. Bidura, I. A. P. Utami 253 - 268
22 . Atikel eJPT 7(1)_Ria Dharmayanti et al
KUALITAS DAGING KELINCI LOKAL (Lepus nigricollis) YANG DIBERIKAN PAKAN DASAR LIMBAH DAUN
WORTEL (Daucus carota L.) DISUPLEMENTASI KONSENTRAT DENGAN LEVEL YANG BERBEDA
Arsana I. B. G. S., N. L. P. Sriyani, MD. Nuriyasa 269 - 280
23 . Atikel eJPT 7(1)_Arsana, I. B.G. S., et al
KOMPOSISI KIMIA DAN SIFAT FISIK RANSUM SAPI BALI DI PENAMPUNGAN TERNAK DESA
NONGAN KECAMATAN RENDANG KABUPATEN KARANGASEM
Sudarmin B. F., N. N. Suryani, N. P. Mariani 281- 290
24 . Atikel eJPT 7(1)_Sudarmin B. F., et al
PERFORMANS AYAM PERSILANGAN WHITE GOLD DENGAN LANCY UMUR 6-14 MINGGU YANG DIBERI
AIR MINUM MENGANDUNG EKSTRAK KULIT BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus)
Trisnayuni N. M. A., G. A. M. K. Dewi, I W. Wijana 291 -303
25 . Atikel eJPT 7(1)_Trisnayuni, N. M. A., et al
OFFAL EXTERNAL AYAM LOHMANN BROWN UMUR 22 MINGGU YANG MENDAPAT RANSUM KULIT
BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) TERFERMENTASI
Muda K. G. P., G. A. M. K. Dewi, I W. Wijana 304 -316
26 . Atikel eJPT 7(1)_Muda, K. G. P., et al
PENGARUH EKSTRAK JUS DAUN PEPAYA TERFERMENTASI TERADAP PENAMPILAN AYAM KAMPUNG
BETINA UMUR 14-22 MINGGU
Jusnadiartha I W., N W. Siti, I N. Ardika 317 - 326
27 . Atikel eJPT 7(1)_Jusnadiartha, I. W., et al
DAMPAK ERUPSI GUNUNG AGUNG TERHADAP KONSUMSI NUTRIEN DAN KECERNAAN (In Vitro)
RANSUM SAPI BALI SEBELUM DAN SAAT DI PENAMPUNGAN TERNAK DESA TALIBENG KECAMATAN
SIDEMEN KABUPATEN KARANGASEM
Hendriana P. P. Y., N. N. Suryani, I K. M. Budiasa 327 - 339
28 . Atikel eJPT 7(1)_Hendriana, P. P. Y., et al
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN AYAM BROILER PARENT STOCK FASE LAYER DI PT. CHAROEN
POKPHAND JAYA FARM UNIT 8 PROBOLINGGO JAWA TIMUR
Marwansyah A. J., I N.S Miwada, A. W. Puger 340 - 345
29 . Atikel eJPT 7(1)_Marwansyah, A. J., et al
EVALUASI LAMA PENYIMPANAN PADA SUHU RUANG DITINJAU DARI SIFAT FISIKOKIMIA
DAN MIKROBIOLOGISUSU KAMBING PERANAKAN ETAWAH
Anggreini F. S., I. A. Okarini, N. M. S. Sukmawati 346 - 355
30 . Atikel eJPT 7(1)_Anggreani, F. S. I., et al
e- Journal
Peternakan Tropika
e-journal FAPET UNUD
Journal of Tropical Animal Science
email: [email protected]
Universitas Udayana
PANDUAN BAGI PENULIS
Ketentuan Umum
1. Naskah yang dikirim merupakan naskah asli/orisinil dan belum pernah diterbitkan
(Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal
dari naskah seminar tugas akhir (Seminar hasil penelitian/Pra-Skripsi) yang telah
disahkan/Acc oleh tim penguji dan pembimbing, sedangkan untuk penulis lain naskah
disesuaikan dengan aturan ilmiah yang berlaku umum)
2. Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan dalam bentuk
hasil penelitian, kegiatan ilmiah, kajian pustaka dan/atau gagasan dengan topik aktual.
3. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sesuai dengan format yang
ditentukan
4. Penulis mengirim 2 (dua) eksemplar naskah ke redaksi yang dilengkapi dengan softcopy
(berupa CD) atau naskah dapat pula dikirim via email dalam bentuk program Microsoft
Word.
5. Naskah dan Softcopy (CD) dikirim kepada:
Redaksi eJournal Peternakan Tropika
d.a Fakultas Peternakan Universitas Udayana Gedung Agrokompleks Lantai 1 Kampus UNUD Denpasar Jl. P. B. Sudirman Denpasar, Bali
Telp. 0361-222096 / HP. 081338791005
Email: [email protected]
Standar Penulisan
1. Naskah diketik menggunakan program Microsoft Word dengan jarak 1.5 spasi kecuali
Judul, Abstrak, Judul Tabel, Judul Gambar, dan lampiran yang diketik 1 spasi. Naskah
dicetak pada kertas ukuran A4, dengan huruf Time New Roman berukuran 12 point
(kecuali Judul berukuran font 14); margin atas dan margin kiri berukuran 3 cm,
sedangkan margin kanan dan margin bawah berukuran 2 cm.
2. Judul dari Makalah, Abstrak, Abstract, bab (Pendahuluan, Materi dan Metode, Hasil dan
Pembahasan, Simpulan dan Saran, Ucapan Terima Kasih), dan Daftar Pustaka ditulis
dengan Huruf Kapital. 12 point (Bold) (kecuali Judul memakai font 14 point). Font
Time New Roman.
3. Nama Penulis, Sub Bab, Institusi, Judul Tabel/Gambar/Ilustrasi lainnya. ditulis dengan
diawali dengan Huruf Kapital. 12 point. Time New Roman. Institusi penulisan tidak di
Bold, sedangkan Nama Penulis, Sub Bab, Judul Tabel/Gambar/Ilustrasi lainnya,
penulisan di Bold
4. Naskah ditulis maksimum 20 halaman dan setiap halaman tidak perlu diberi nomor
(Nomor akan diisi oleh tim penyusun, disesuaikan dengan urutan publikasi naskah).
5. Naskah hasil penelitian disusun dengan urutan judul, nama penulis dan nama instansi,
alamat korerspondensi (email dan No. Telpon/HP), abstrak (dalam bahasa Inggris dan
Bahasa Indonesia), pendahuluan, metode (sosial ekonomi) atau materi dan metode
(eksakta), hasil dan pembahasan, simpulan (+ saran), ucapan terima kasih, dan daftar
pustaka.
Sedangkan naskah kajian pustaka/gagasan aktual disusun dengan urutan judul, nama
penulis dan nama instansi/institusi, alamat korespondensi (email dan No. Telpon/HP),
abstrak (dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia), pendahuluan, masalah dan
pembahasan, ucapan terima kasih, dan daftar pustaka.
TATA CARA PENULISAN NASKAH
1. JUDUL, harus singkat, spesifik dan informatif yang menggambarkan isi naskah,
maksimal 20 kata. Untuk kajian pustaka, dibelakang judul agar ditulis: Suatu kajian
Pustaka. Untuk gagasan Aktual, dibelakang judul agar ditulis: Suatu Gagasan Aktual.
Judul ditulis dengan hurup kapital. Time New Roman berukuran 14 point (Bold), jarak
1 (satu) spasi dan terletak ditengah-tengah tanpa titik.
2. Nama Penulis, ditulis nama lengkap tanpa gelar akademis. Artikel yang ditulis oleh
Mahasiswa melibatkan juga pembimbing dan/atau orang yang terlibat dengan
penelitian/artikel yang ditulis. Sedangkan penulis dari kalangan umum, penulis
mencerminkan pemilik dari artikel/penelitian/gagasan yang akan dimuat. Penulisan
nama penulis pertama artikel dimulai dari nama utama yang akan dimuat, diikuti
dengan pendukung (nama urutan kelahiran/marga/dll) sedangkan penulisan nama
penulis ke-2 dan selanjutnya disusun sesuai dengan urutan nama bersangkutan. Nama
utama ditulis utuh, sedangkan nama pendukung disingkat dengan satu huruf/singkatan
umum yang berlaku.
3. Nama Lembaga/Instansi/Institusi, nama lembaga/institusi ditulis secara lengkap
disertai alamat.
4. Alamat Korespondensi (No. Telpon dan email), No. Telp dan alamat email yang
ditulis adalah yang aktif untuk memudahkan komunikasi terkait artikel yang akan
dipublikasikan
5. ABSTRAK, ditulis dalam Bahasa Indonesia (ABSTRAK) dan Bahasa Inggris
(ABSTRACT). Abstrak ditulis dalam 1 paragraf yang berisikan tujuan penelitian,
metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu spasi
6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal 5 kata yang merupakan kata-kata
utama dari artikel, 1 (dua) spasi setelah abstrak + 12 pt setelah abstrak.
7. PENDAHULUAN. Berisi latar belakang permasalahan, fakta/data dari pustaka
mendukung, solusi/alternative solusi serta tujuan penulisan. Dalam mengutip pendapat
orang dipakai sistem nama dan tahun. Contoh: Udayana (2005); Quan et al. (2002)
8. MATERI DAN METODE. ditulis lengkap dan terperinci terutama desain penelitian.
Metode penelitian mengikuti acuan yang berlaku dengan mencantumkan sumbernya.
9. HASIL DAN PEMBAHASAN. Menyajikan uraian hasil penelitian dan pembahasan
hasil secara jelas dan komprehensif . Penulisan hasil dan pembahasan disatukan
(bukan terpisah hasil saja / pembahasan saja)
Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar)
a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul
singkat tetapi jelas beserta satuan-satuan yang dipakai. Judul ditulis menggunakan
huruf Times New Roman berukuran 12 point (Bold), awal kata menggunakan hurup
kapital (kecuali kata penghubung), dengan jarak 1 (satu) spasi
b. Isi Tabel/Ilustrasi lain ditulis dengan Font Time New Roman 11 - 12 point
(disesuaikan dengan ukuran/isi table). Isi item Tabel/Ilustrasi lain yang
disingkat/istilah khusus dapat diisi notasi baik berupa huruf/angka yang selanjutnya
wajib diberi keterangan terkait notasi tersebut
c. Keterangan Tabel/Ilustrasi ditulis dari disebelah kiri bawah menjulur ke kanan (bisa
dipisah setiap notasi atau menjalur terus untuk kesemua notasi), menggunakan
huruf Times New Roman berukuran 11 point, dengan jarak 1 (satu) spasi + 6 pt
setelah Ilustrasi. Penulisan tanda atau notasi untuk data yang dianalisis dengaan
analisis statistik menggunakan superskrip berbeda pada baris/kolom yang sama
yang menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05) atau berbeda sangat nyata (P<0,01)
d. Penulisan angka desimal dalam tabel untuk bahasa Indonesia dipisahkan dengan
tanda koma ( , ), untuk bahasa Inggris digunakan titik ( . ).
e. Grafik, gambar dan Foto: Grafik dibuat dalam program excel, Gambar baik berupa
gambar biasa/foto harus tajam dengan resolusi tinggi
f. Satuan pengukuran menggunakan sistem internasional (SI)
g. Nama Latin, Yunani/Daerah dicetak miring. Istilah asing/khusus diberi tanda petik
10. SIMPULAN DAN SARAN (bila diperlukan). ditulis secara singkat dan jelas
11. UCAPAN TERIMA KASIH. disampaikan kepada berbagai pihak yang membantu
sehingga penelitian/artikel dapat dihasilkan, misalnya pemberi gagasan, pemilik
proyek/penyandang dana (pembimbing tugas akhir tidak perlu diberi ucapan terima
kasih, pembimbing tugas akhir langsung diisi sebagai penulis) dll
12. DAFTAR PUSTAKA. Memuat nama pengarang yang dirujuk dalam naskah, disusun
menurut abjad pengarang dan tahun penerbitan. Untuk buku dicantumkan semua nama
penulis, tahun, judul buku, penerbit dan tempat. Untuk jurnal dicantumkan nama
penulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor publikasi dan halaman.
Artikel dalam buku dcicantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, editor, judul
buku, penerbit dan tempat. Artikel internet dicantumkan nama penulis, tahun dibuat,
judul tulisan, alamat web, waktu akses.
e-Journal
Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science
email: [email protected] e-journal
FAPET UNUD
222
MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI PERAH FRIESIAN HOLSTEIN
DI BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN (BBPP) BATU
Resla, M.S., Miwada, I.N.S., Parimartha, I.K.W
Program Studi Sarjana Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana
Jln. P. B. Sudirman, Denpasar, Bali
E-mail: [email protected], Telp: 082386225945
ABSTRAK
Sapi perah merupakan komoditi peternakan yang memiliki potensi untuk dapat
dikembangkan. Hal tersebut berdasarkan pada tingginyakebutuhan akan susu dikalangan
masyarakat Indonesia.Manajemen peternakan yang diterapkan dalam sebuah usaha
peternakan sangat berhubungan erat dengan produktivitasnya diantaranya manajamen
perkandangan, pemberian pakan dan minum, kesehatan serta pemerahan.Dilakukan kegiatan
praktek kerja magang dan pengamatanuntuk mengetahui manajemen pemeliharaan sapi perah
di suatu usaha peternakan. Kegiatan praktek kerja magang telah dilaksanakan di Balai Besar
Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu selama 2 minggu dari tanggal 5 18 November 2018
dengan jenis ternak sapi perah Friesian Holstein (FH). Metode yang digunakan dalam
pengamatan praktek kerja magang dan pengumpulan data adalah metode observasi, partisipasi
dan wawancara.Aspek yang dikaji yaitu manajemen perkandangan, manajemen pemberian
pakan dan minum, manajemen kesehatan serta manajemen pemerahan. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa sistem pemeliharaan sapi perah Friesian Holstein (FH) diBalai Besar
Pelatihan Peternakan (BBPP) Batudilakukan secara intensif yaitu dengan mengandangkan
ternak setiap hari.Sapi perah dipelihara dalam kandang dengan manajemen pemeliharan yang
baik meliputi manajemen perkandangan, pemberian pakan dan minum, pemerahan dan
kesehatan yang sesuai aturan.Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa usaha
peternakan sapi perah di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu sudah menerapkan
manajemen pemeliharaan yang baik dan sesuai aturan.
Kata kunci: manajemen pemeliharaan, sapi perah Friesian Holstein.
MAINTENANCE OF FRIESIAN HOLSTEIN COW
DAIRYMANAGEMENTIN NATIONAL ANIMAL HUSBANDRY
TRAINING CENTER (BBPP) BATU CITY
ABSTRACT
Dairy cows are livestock commodities that have the potential to be developed. This is
based on the high need for milk among the people of Indonesia. Livestock management that is
applied in a livestock business is very closely related to its productivity including housing
management, feeding and drinking, health and milking. Apprenticeship work practices and
observations were carried out to find out the maintenance management of dairy cattle in a
Submitted Date: January 31, 2019 Accepted Date: Maret 09, 2019 Editor-Reviewer Article;: A.A.Pt. Putra Wibawa & Eny Puspani
Resla et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 1 Th. 2019: 222 – 230 Page 223
livestock business. Internship practice activities have been carried out at the Animal
Husbandry Training Center, Batu city for two weeks from November 5-18, 2018 with
Holstein Friesian dairy cattle. The method used in observing internship work practices and
data collection is the method of observation, participation and interviews. The aspects studied
are housing management, feeding and drinking management, health management and milk
management. The observation shows that the maintenance system for Holstein Friesian dairy
cattle at the Center for Animal Husbandry Training, Batu city is carried out intensively,
namely by stocking livestock every day.Dairy cows are kept in cages with good maintenance
management including housing management, feeding and drinking, milking and health
according to the rules.Based on the results of observations it can be concluded that the dairy
farming business at the Center for Animal Husbandry Training, Batu city has implemented
good and appropriate maintenance management.
Keywords: maintenance management, Holstein Friesian dairy cattle.
PENDAHULUAN
Sapi perah merupakan komoditi peternakan yang memiliki potensi yang besar untuk
dapat dikembangkan.Hal tersebut berdasarkan pada tingginyakebutuhan akan susu dikalangan
masyarakat Indonesia. Susu merupakan salah satu bahan makanan yang memiliki kandungan
gizi yang tinggi dan lengkap, serta dapat dikonsumsi oleh semua umur untuk membantu
pertumbuhan, kesehatan dan kecerdasan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS, 2012),
menyatakan bahwa rata-rata konsumsi susu nasional 3.01 juta ton, sedangkan produksi susu
nasional berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan pada tahun 2012 baru mencapai
959.732 ton (Dirjen Peternakan, 2013). Jadi produksi susu baru 30% memenuhi konsumsi
nasional dan selebihnya harus dipenuhi dengan impor. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya
peningkatan produksi susu secara signifikan untuk memenuhi konsumsi sehingga mengurangi
impor dan terwujudnya swasembada susu nasional.
Di bidang peternakan terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah
produksi susu, seperti lingkungan, kondisi fisiologis ternak, umur ternak, tata laksana
pemberian pakan, serta manajemen pemerahan. Manajemen peternakan yang diterapkan
dalam sebuah peternakan sangat berhubungan erat dengan produkstivitasnya.
Resla et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 1 Th. 2019: 222 – 230 Page 224
MATERI DAN METODE
Waktu dan tempat pelaksanaan
Kegiatan Praktek Kerja Magang dilaksanakan selama 2 minggu, mulai tanggal 5-18
November 2018 yang bertempat di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Divisi Ternak
Perah, Batu.
Aspek yang dikaji
Pengamatan khusus mengkaji tentang manajemen pemeliharaan sapi perah Friesian
Holstein (FH) di BBPP Batu diantaranya manajemen perkandangan, manajamen pemberian
pakan dan minum, manajemen kesehatan serta manajemen pemerahan.
Teknik pengumpulan data
1. Observasi, digunakan untuk pengumpulan data, fakta dan informasi yang diperlukan,
sehingga diperoleh data yang sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.
2. Partisipasi, merupakan kegiatan untuk pengembangan data dengan ikut serta dalam
melakukan segala aspek yang berkaitan dengan manajemen pemeliharaan di Balai Besar
Pelatihan Peternakan Divisi Ternak Per
3. ah, Batu
4. Wawancara, bertujuan untuk pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab
(wawancara langsung) kepada pembimbing lapangan dan karyawan, yang dilakukan secara
sistematis dan berdasarkan daftar pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya sesuai tujuan
kegiatan.
Resla et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 1 Th. 2019: 222 – 230 Page 225
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah dan komposisi sapi perah
Sapi perah yang terdapat pada BBPP umumnya merupakan sapi perah jenis peranakan
Fresian Holstein (FH). Jumlah dan komposisi sapi yang terdapat pada BBPP per tanggal 5-30
No
vember 2018 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.Jumlah dan komposisi sapi yang terdapat pada BBPP per tanggal 5-30
November 2018
Status ternak Jumlah
(Ekor)
Persentase ST
(%)
Sapi Jantan
Pedet
Sapi Dara Kecil
Sapi Dara Sedang
Sapi Dara Besar
Sapi Bunting
Kering
Sapi Laktasi
2
10
7
7
5
3
22
3,5
17,8
12,5
12,5
8,9
5,3
39,2
Jumlah 56 100
Sumber: BBPP Batu
Komposisi ternak sapi perah di BBPP kurang baik , hal ini dapat dilihat dari persentase
sapi laktasi yang kurang dari 60%. Menurut Sudono et al. (2003), persentase sapi laktasi di
suatu peternakan harus mencapai 60%. Tetapi produksi susu sapi sudah baik karena produksi
susu yang dihasilkan BBPP Batu mencapai 256 liter/hari sehingga produksi susu rata-rata sapi
laktasi sebesar 10-12 liter /ekor/hari. Suatu peternakan dikatakan baik jika produksi rata-rata
per harinya mencapai 10 liter (Sudono et al., 2003).
Manajemen Perkandangan
Kandang adalah bangunan sebagai tempat tinggal ternak, yang ditujukan untuk
melindungi ternak terhadap gangguan dari luar yang merugikan seperti terik matahari, hujan,
angin, gangguan binatang buas, serta untuk memudahkan dalam pengelolaan (Nurdin, 2011).
Resla et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 1 Th. 2019: 222 – 230 Page 226
Kandang sapi pedet
Kontruksi kandang pedet berbeda dengan kandang sapi dewasa, terutama mengenai
perlengkapan dan ukuran luas kandang. Kandang pedet di BBPP Batu mempunyai lebar 105
cm panjang 47 cm, tinggi kandang 95 cm dari atas tanah, adapun tempat pakan memiliki
panjang 100 cm, lebar 39 cm, tinggi 23 cm dan dikandang pedet terdapat selokan untuk
memudahkan dalam proses pembersihan kandang, adapun lebar selokan 18 cm. Hal ini sesuai
dengan pendapat (Setiawan, 2003) bahwa kandang sapi perah dilengkapi dengan selokan kecil
memanjang pada bagian belakang posisi sapi dengan cara pembersihan kotoran dilakukan
dengan mengguyurkan air kearah kotoran sapi yang berserakan, sehingga kotoran tersebut
langsung mengalir ke suatu bak penampungan.
Kandang sapi laktasi
Kandang sapi laktasi menggunakan sistem kandang setengah terbuka dan dibuat dua
baris sejajar dengan gang di tengah.Bentuk ini pandangannya luas dan terbuka, mudah dalam
pengawasan. Hal ini sesuai dengan pendapat Syarief dan Sumoprestowo (1990) bahwa
kandang dengan sistem gang ditengah akan memberikan ketenangan ternak yang tinggal di
dalamnya, tidak mudah terganggu oleh ternak yang lain atau oleh petugas yang sedang
melakukan pekerjaan.Kandang sapi memiliki palung pakan sehingga memudahkan sapi
mengambil pakannya dan memberikan kemudahan pekerja dalam membersihkannya.Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Siregar (1995), bahwa tempat pakan sebaiknya dibuat berupa
palung agar memperudah ternak mengambil makanannnya dan mudah dibersihkan.
Manajemen Pakan dan Minum
Pemberian pakan di BBPP Batu diberikan secara restricted feeding dengan pemberian
dua kali sehari, yaitu pada pagi dan siang hari. Pemberian pakan berupa hijauan dan
konsentrat bagi sapi perah yang sedang laktasi pada saat sebelum dilakukan pemerahan.Hal
Resla et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 1 Th. 2019: 222 – 230 Page 227
ini sesuai dengan pendapatSuryahadi dkk, (1997),bahwa konsentrat diberikan sebelum
pemerahan dilakukan, tujuannya agar sapi menjadi tenang sewaktu dilakukan pemerahan.
Pemberian konsentrat dilakukan sebelum hijauan diberikan dengan tujuan untuk merangsang
kerja mikroba dalam rumen. Konsentrat yang diberikan banyak mengandung energi. Jadi
sebelum proses pemerahan, konsentrat diberikan agar ternak bisa tenang ketika di
perah.Pakan hijauan diberikan setelah pemberian pakan konsentrat. Jumlah pakan yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan pokok sapi perah.
Selain pemberian pakan hijauan dan konsentrat Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
memberikan Mineral Urea Tetes (MUT) pada ternak perah.MUT berfungsi untuk
meningkatkan performa produksi, pertumbuhan jaringan dan reproduksi ternak.Adapun
komposisi dari Mineral Urea Tetes yaitu 50 % mineral makro dan mikro, 20 % garam, 20 – 25
% molasis dan 5 – 10 % urea. Diberikan dengan cara MUT diletakkan di tempat yang mudah
dijangkau oleh ternak, sehingga bisa mudah untuk dijilat ternak.
Pemberian air minum di BBPP batu diberikan secara ad libitum. Rasyaf (2004),
menyatakan bahwa air merupakan komponen yang sangat penting untuk metabolisme tubuh,
apabila ternak kekurangan air maka akan terjadi dehidrasi dan akan berakibat fatal bagi
produktivitas ternak.
Manajemen Kesehatan
Pada peternakan sapi perah BBPP Batu pencegahan penyakit yang dilakukan adalah
dengan sanitasi kandang dan pembersihan ternak setiap hari dengan tujuan supaya ternak
tidak terkena penyakit mastitis karena sapi perah sangat identik dengan penyakit mastitis yang
disebabkan oleh bakteri.Hal ini sesuai dengan pendapat Yulianto dan Saparinto, (2010) bahwa
tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk menciptakan kondisi ideal bagi ternak agar
penyakit tidak dapat menyerang yakni sterilisasi ternak, kandang dan peralatan.Selain sanitasi
Resla et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 1 Th. 2019: 222 – 230 Page 228
dan pembersihan kandang untuk mencegah ternak terserang penyakit mastitis BBPP
Batumelakukan pemvaksinan secara teratur serta uji laboratorium.Hal ini selaras dengan
Ditjennak, (2014) bahwa pencegahan penyakit pada ternak dapat dilakukan dengan pemberian
vaksinasi dan uji laboratorium terhadap penyakit tertentu.
Manajemen Pemerahan
Pemerahan di BBPP Batu dilakukan dua kali dalam satu hari dengan interval pemerahan
antara 9 hingga 10 jam. Pemerahan pagi hari dimulai pada jam 5 pagi dan siangpada jam 1
siang. Teknik pemerahan menggunakan mesin pemerahan.
Produksi susu rata-rata per ekor per pemerahan adalah sekitar 7 sampai 8 liter. Susu
yang dihasilkan pada pemerahan pagi lebih banyak dibandingkan dengan produksi susu yang
dihasilkan pada siang hari. Hal ini disebabkan oleh interval pemerahan dari siang ke pagi
lebih lama dibandingkan pagi ke siang sehingga produksi susu lebih banyak. Selaras dengan
pendapat Eckles dan Anthony (1956) Interval antara pemerahan tidak sama, maka produksi
susu akan lebih banyak pada interval yang lebih lama, dan kandungan lemak akan lebih tinggi
dari hasil pemerahan dengan interval yang lebih singkat. Interval pemerahan ini sangat
berpengaruh terhadap kandungan nutrien dalam susu khususnya kandungan lemak
(Gleeson etal., 2007).Efek lamanya interval antar pemerahan terhadap produksi susu akan
banyak dipengaruhi oleh karakteristik individu sapi seperti : kapasitas ambing, lama laktasi,
dan jumlah susu yang biasa diproduksi. Bila dihubungkan dengan laju sekresi susu dan lemak
maka pada interval yang lebih lama yaitu pemerahan pagi hari akan lebih sedikit lemaknya
bila dibandingkan dengan pemerahan sore hari (Smith, 1969).
KESIMPULAN
Sistem pemeliharaan sapi perah Friesian Holstein (FH) diBalai Besar Pelatihan
Peternakan (BBPP) Batudilakukan secara intensif yaitu dengan mengandangkan ternak setiap
Resla et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 1 Th. 2019: 222 – 230 Page 229
hari.Sapi perah dipelihara dalam kandang yang meliputi manajemen perkandangan,
pemberian pakan dan minum, pemerahan dan kesehatan.Manajemen ternak perah yang baik
dan benar apabila manajemen perkandangan, kesehatan, pemberian pakan dan minum dapat
dilaksanakan sesuai dengan apa yang semestinya.
UCAPAN TERIMA KASIH
Artikel ilmiah ini merupakan salah satu bagian dari Praktek Kerja Magang (PKM)
Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih
kepadabapak Ariffien S.P.,M.Si., dan bapak Ruby beserta karyawan selaku pembimbing
lapangan yang telah memberikan pengarahan dari awal sampai akhir pelaksanaan magang di
Divisi Perah Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu. Ucapan terimakasih penulis juga
sampaikan kepada panitia PKM Fakultas Peternakan Universitas Udayana serta rekan- tekan
yang tergabung dalam tim pelaksanaPKM.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2012. Lampung Dalam Angka. Badan Pusat
Statistik ProvinsiLampung.
Direktorat Jendral, Peternakan. 2013. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan. Livestock A
nd Animal Health Statistic 2013. Jakarta ; Direktorat Jendral Peternakan dan
Kesehatan Hewan. Kementrian Pertanian.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjennak Keswan).2014. Manual
Penyakit Mamalia. http://keswan.ditjennak.deptan.go.id
Eckles, H. dan L. Anthony. 1956. Dairy Cattle and Milk Production. Fifth Edition. The
Macmillan Co., New York.
Gleeson DE, O’Brien B, Boyle L, Earley B. 2007. Effect of milking frequency and nutritional
level on aspects of the health and welfare of dairy cows. Animal 1:125-132
Nurdin E. 2011. Manajemen Sapi Perah. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rasyaf, M. 2004. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.
Resla et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 1 Th. 2019: 222 – 230 Page 230
Setiawan. 2003. Beternak Sapi Perah Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta
Siregar, S. 1995. Tehnik Pemeliharaan dan Analisis Usaha Sapi Perah. PT. Penebar Swadaya,
Jakarta. Hal 107-121.
Smith, V. R. 1969. Physiology of Lactation. Fifth Edition. Lowa State University Press,
USA.
Sudono, A., Rosdiana R. F., Setiawan, B. S.2003. Beternak Sapi Perah Secara Intensif.
Jakarta(ID): Agromedia Pustaka.
Suryahadi, H., T. Toharmat, Nahrowi, Hadiyanto, I. G Permana dan I. Abdullah. 1997.
Manajemen Pakan Sapi Perah. Kerjasama Fakultas Peternakan IPB dengan GKSI-
CCA Kanada. http://google.com/Animal Science diakses 25 April 2008 21.00 WIB
Syarief, M. dan Sumoprastowo, R. M., 1990. Ternak Perah. CV Yasaguna. Jakarta.
Yulianto, P dan C. Saparinto. 2010. Pemeliharaan Sapi Perah Secara Intensif. Penebar
Swadaya. Jakarta.