kompetensi sdm enginerring
Post on 28-Feb-2018
229 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
1/59
KompetensiSecara umum, setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan ini para peserta akan memiliki kompetensi untuk
melakukan perencanaan pengembangan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan, yang meliputi Rencana
Operasional, Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah, Proposal Pengembangan Sekolah, dan Kerangka
Acuan atauTerm of Reference (TOR) kegiatan.
B. Indikator Ketercapaian Kompetensi1. menyusun Rencana Operasional (Renop) pengembangan sekolah berlandaskan kepada
keseluruhan rencana strategis yang telah disusun, melalui pendekatan, strategi, dan proses
penyusunan perencanaan operasional yang memegang teguh prinsip-prinsip penyusunan rencana
operasional yang baik.
2. menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan elan!a "ekolah (RAP") berlandaskan kepada
keseluruhan rencana tahunan yang telah disusun, melalui pendekatan, strategi, dan proses
penyusunan perencanaan RAP" yang memegang teguh prinsip-prinsip penyusunan rencana
RAP" yang baik.
#. menyusun Proposal melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan Rencana $egiatan
yang memegang teguh prinsip-prinsip penyusunan proposal yang baik.
%. menyusun $erangka Acuan $egiatan atau Term of Reference(&OR) berlandaskan Renop,
RAP", atau Proposal Pengembangan yang telah disusun, melalui pendekatan, strategi, dan proses
penyusunan &OR yang memegang teguh prinsip-prinsip penyusunan rencana &OR yang baik.
C. Alokasi WaktuAlokasi waktu diklat ini adalah 4 hari @ 10 jam, pelajaran @ 45 menit, atau 40 jam pelajaran/45 menit.
D. Mata Pendidikan dan Pelatihan1. Rencana Operasional Pengembangan "ekolah 'asar
2. Rencana Anggaran Pendapatan dan elan!a "ekolah
E. Skenario PembelajaranDiklat ini harus diselenggarakan dengan pendekatan Andragogi. Selain itu dijelaskan prinsip-prinsip, diskusi
kelompok pendalaman, latihan-latihan praktek dan kreativitas berinovasi didorong dan dibimbing oleh Fasilitator,
lakukan studi banding terhadap bahan-bahan dari sekolah yang berhasil.
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
2/59
RENCANA OPERASIONAL
A. Pengertian Rencana OperasionalRencana Operasional (Renop) sekolah merupakan rencana implementasi Rencana Stratejik sekolah dalam kurun
waktu satu tahun. Renop sering juga disebut Rencana Tahunan. Renop berisi langkah-langkah operasional yang
akan ditempuh selama satu tahun oleh sekolah, unit-unit, dan atau individu-individu staf dalam rangka mencapai
tujuan operasional. Tujuan operasional merupakan jabaran dan tahapan-tahapan untuk mencapai tujuan stratejik.
Renop disusun oleh unit-unit atau individu staf yang ada dalam struktur organisasi sekolah dan mengacu pada
program yang relevan dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Renop pengembangan kegiatan kurikuler,
renop pengembangan kegiatan kesiswaan, renop peningkatan kerjasama dengan masyarakat, dan sebagainya
merupakan contoh-contoh Renop yang dapat dikembangkan di SD/MI. Renop berfungsi sebagai alat yang
digunakan oleh masing-masing unit penyusunnya sebagai: (1) penjamin bahwa program pengembangan akan
terealisasi dalam kegiatan operasional sekolah sehari-hari, (2) pedoman pelaksanaan kegiatan semesteran, bulanan,
mingguan, dan harian, dan (3) justifikasi rinci penyusunan Rencana Anggaran dan Belanja tahunan.
B. Komponen-Komponen Rencana
OperasionalKomponen-komponen Renop sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Program Pengembangan yang dirumuskan
dalam dokumen Renstra. Perbedaan pokok antara keduanya terletak pada kurun waktu kegiatan dan rincian dari
masing-masing komponen itu. Komponen-komponen Renop meliputi:
1. atar elakang dan Rasional
alasan atau argumentasi yang mendasari kegiatan yang diusulkan.
1. "asaran
hasil yang akan peroleh pada akhir kegiatan operasional
1. *ndikator $iner!a
tolak ukur kuantitatif pencapaian sasaran
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
3/59
1. Rancangan $egiatan
jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan operasional selama satu tahun.
1. "umber 'aya dan 'ana +ang dibutuhkan
1. !enis dan kualikasi sumber daya manusia, sarana-prasarana, dan inormasi yang
dibutuhkan dalam implementasi kegiatan.2. !umlah dan sumber dana yang dibutuhkan untuk pengadaan, peningkatan kualitas,
pemeliharaan, dan pengoperasian sumber daya yang dibutuhkan.
2. ad/al $egiatan
kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan dan batas waktu tugas harus diselesaikan
1. Penanggung a/ab $egiatan
Pejabat atau staf yang bertanggung jawab keterlaksanaan Renop
Berikut diuraikan penjelasan rinci masing-masing komponen Renop tersebut.
Latar Belakang dan Rasional
Latar Belakang dan Rasional ini menguraikan secara ringkas dan padat mengenai alas atau argumentasi yang
mendasari kegiatan yang diusulkan. Beberapa hal yang perlu diuraikan dalam bagian ini meliputi:
1. Pen!elasan mengenai akar permasalahan yang telah berhasil diidentikasi pada telaah diri saat
menyusun Renstra, yang akan diselesaikan dengan melaksanakan Renop ini. 0asalah tersebut
harus di!elaskan sedemikian rupa, sehingga tergambar permasalahan tersebut secara utuh dan
menyeluruh (termasuk cakupannya, beratringannya, aktor-aktor yg berpengaruh pada
permsalahan tersebut).
2. $ebi!akan dan tu!uan yang dirumuskan dalam Rencana &indak dalam dokumen Renstra
#. Apabila Renop yang disusun untuk tahun kedua dan seterusnya dari siklus implementasi
Renstra, dalam latar belakang !uga perlu dikemukakan
1) capaian-capaian tujuan jangka panjang yang telah diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya.
2) Masalah dan kendala yang dihadapi yang belum terselesaikan pada tahun sebelumnya.
3) Praktik-praktik baik (good practices) yang diperoleh pada tahun sebelumnya dan perlu dipertahankan pada
Renop yang sedang disusun
1. Argumentasi (alasan) tentang mengapa uraian Renop yang akan dilaksanakan adalah pilihan
yang paling tepat untuk menyelesaikan akar permasalahan tersebut diatas. Argumenalasan
tersebut dapat didasarkan pada pembenahan aktor-aktor yang berpengaruh pada akar
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
4/59
permasalahan tersebut atau dapat berdasarkan teori ilmiah dan pengalaman dalam menghadapi
akar permasalahan tersebut.
Sasaran (Objective)
Sasaran merupakan penjabaran atau diturunkan dari tujuan. Sasaran adalah penggambaran hal yang ingin
diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil sekolah guna mencapai tujuan (target terukur). Sasaran adalah
hasil yang akan dicapai secara nyata oleh sekolah atau unit yang ada di sekolah dalam rumusan yang lebih spesifik,
terukur, dalam kurun waktu satu tahun.
Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk
diwujudkan pada tahun bersangkutan. Setiap sasaran disertai target masing-masing. Sasaran diupayakan untuk
dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu/tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan.
Rumusan sasaran yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut.
1. "asaran harus sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku setta se!alan
dengan kebi!aksanaan pemerintah pusat, propinsi, maupun kabupatenkota.
2. "asaran ditetapkan mengacu pada dan merupakan milestonepencapaian isi, misi, tu!uan
sekolah, strategi, serta kebi!akan dan tu!uan yang dituangkan dalam Renstra "ekolah.
#. "asaran harus dapat di!abarkan ke dalam se!umlah indikator kiner!a.
%. "asaran harus mengacu pada masalah-masalah yang teridentikasi dalam telaah diri dan
merupakan upaya yang dikembangkan untuk men!a/ab isu-isu strate!ik.
3. "asaran harus merupakan tindak lan!ut dari pengalaman atau permasalahan yang
teridentikasi pada tahun sebelumnya.
4. "pesik, sasaran menggambarkan hasil spesik yang diinginkan, dan bukan cara
pencapaiannya.
5. 'apat dinilai dan terukur, sasaran harus terukur dan dapat digunakan untuk memastikan apa
dan kapan pencapaiannya.
6. 0enantang namun dapat dicapai, tetapi tidak boleh mengandung target yang tidak layak.
7. erorientasi pada hasil, sasaran harus mensepesikasikan hasil yang ingin dicapai.
18. 'apat dicapai dalam /aktu tahun tertentu.
Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau
tujuan yang telah ditetapkan. Indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta
digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan,
tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi, serta untuk meyakinkan bahwa kinerja hari demi hari organisasi/unit
kerja yang bersangkutan menunjukkan kemajuan dalam rangka dan atau menuju tujuan dan sasaran yang telah
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
5/59
ditetapkan. Tanpa indikator kinerja sulit bagi kita untuk menilai kinerja (keberhasilan atau ketidakberhasilan) sekolah
atau unit kerja yang ada di bawahnya. Secara umum indikator kinerja memiliki fungsi:
1. 0emper!elas tentang apa, berapa dan kapan suatu kegiatan dilaksanakan.
2. 0enciptakan konsensus yang dibangun oleh berbagai pihak terkait untuk menghindari
kesalahan interpretasi selama pelaksanaan kebi!akanprogramkegiatan.
#. 0embangun dasar bagi pengukuran, analisis, dan ealuasi kiner!a sekolah atau unit ker!a yang
ada di dalamnya.
Indikator kinerja yang baik hendaknya memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:
1. "pesik dan !elas, sehingga dapat dipahami dan tidak ada kemungkinan kesalahan interpretasi
2. 'apat diukur secara obyekti baik secara kuantitati maupun kualitati.
#. Relean, indikator kiner!a harus menangani aspek-aspek obyekti yang relean dengan sasaran
yang ingin dicapai.
%. 'apat dicapai, penting, dan harus berguna untuk menun!ukan keberhasilan masukan,
keluaran, hasil, manaat, dampak, dan proses.
3. 9arus cukup :eksibel dan sensiti terhadap perubahan.
4. ;ekti, datainormasi yang berkaitan dengan indikator kiner!a yang bersangkutan dapat
dikumpulkan dan dianalisis.
Terdapat enam jenis indikator kinerja yang sering digunakan dalam pengukuran kinerja sekolah, yaitu :
1. Indikator masukan (input): segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan pendidikan
dapat ber!alan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. *ndikator ini dapat berupa kualitas
sis/a baru, kelekatan persaingan dalam seleksi sis/a baru, releansi kurikulum dengan kebutuhan
dunia ker!a, kualitas Renstra yang disusun sekolah, dan sebagainya.
2. Indikator proses (process): merupakan gambaran mengenai perkembangan atau aktiitas
yang ter!adi atau dilakukan dalam proses pendidikan di sekolah. =, peningkatan peringkat rata-rata
=>= di tingkat kabupatenkota, atau peningkatan !umlah sis/a yang lulus >=, dapat digolongkan
sebagai indikator output.
%. Indikator dampak (outcome): segala sesuatu yang mencerminkan berungsinya keluaran
kegiatan pada !angka menengah (eek langsung). *nikator ini biasanya sulit dicapai dalam kurun
/aktu Renop (1 tahun), akan tetapi harus sudah terukur setelah masa siklus Renstra (%-3 tahun)
selesai atau hampir selesai. umlah sis/a yang diterima di !urusan aorit di perguruan tinggiternama, !umlah sis/a yang langsung mendapatkan peker!aan setelah lulus, semakin pendeknya
masa tunggu sis/a untuk mendapatkan peker!aan pertama setelah mereka lulus, adalah contoh-
contoh indikator outcome.
3. Indikator akibat (impact): segala sesutu yang merupakan akibat dari outcomes.
Peningkatan popularitas sekolah akibat banyaknya sis/a cepat mendapatkan peker!aan,
meningkatnya !umlah sis/a yang mendatar sebagai sis/a baru akibat dari banyak nya sis/a yang
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
6/59
diterima di perguruan tinggi unggulan, cepatnya promosi atau perkembangan karir lulusan di
dunia ker!a merupakan contoh-contoh indikator akibat tersebut.
Untuk mengukur keberhasilan capaian Indikator Kinerja, maka dalam Renop harus dicantumkan kondisi saat
disusunnya Renop dan kondisi yang diharapkan dicapai setelah kegiatan dilaksanakan. Kondisi saat disusunnya
Renop digunakan sebagaibaseline. Selain itu, jika indikator bersifat spesifik maka perlu dijelaskan bagaimana dan
kapan indikator itu akan diukur.
Tabel 1.1 Contoh
Penyajian Indikator Kinerja
Sasaran IndikatorBase-
line
Targ
et
Metode
Pengukuran
0eningkatnya
releansi
kompetensi
sis/a di bidang
&*$ dengan
kebutuhan dunia
ker!a
? Rata-
rata nilai
hasil >!i
$ompetensi
yang
dilakukan
Asosiasi
Proesi
(output)
4,53 6,88
Rata-rata nilai
semua
peserta u!i
kompetensi
? umlah
sis/a yang
lolos >!i
$ompetensi
oleh Asosiasi
Proesi
(output)
43@188
@
umlah yang
lulus dibagi
!umlah
peserta u!i
kompetensi
? umlahlulusan yang
beker!a di
bidang &*$
(outcomes)
&idak
diketahu
i
188
@
"tudisampling
setelah
mereka lulus
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
7/59
Rancangan Kegiatan
Rancangan kegiatan menjabarkan rincian, tahapan, dan langkah-langkah kegiatan (sub-kegiatan) yang akan
dilaksanakan dalam satu tahun. Pada setiap langkah (sub-kegiatan) harus dijelaskan, maksud dan tujuannya yang
ingin dicapai secara ringkas dan jelas. Rancangan kegiatan yang efektif harus memenuhi beberapa persyaratan
sebagai berikut.
1. $egiatan tersebut bukan merupakan inestasi atau pengadaan sumberdaya. =amun harus
berupa dampak dari inestasi atau upaya pemanaatan inestasi. $egiatan dapat berlangsung
terus-menerus sementara inestasi merupakan implikasi dan hanya merupakan tahap paling a/al
dari sebuah kegiatan.
2. $egiatan tersebut tidak kompleks, sehingga dapat dipahami dengan mudah dan dapat
dilaksanakan dengan baik.
#. $egiatan tersebut dapat diukur tingkat keberhasilannya. >ntuk itu perlu ditetapkan indikator
keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang dapat diukur. *ndikator keberhasilan kegiatan, umumnya
berupa indikator keluaran (output), namun dimungkinkan untuk mencantumkan indikator
keberhasilan dampak (impact/ outcomes).
%.
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
8/59
Kegiatan Investasi
penun!ang P&$
Peningkatan peringkat dalam ke!uaraan
omba $arya *lmiah Rema!a ($*R) di
tingkat $abupaten (outcome)
Pelatihan pembimbingan $*R bagi
guru.
Penyediaan karya ilmiah sis/a
sekolah lain yang telah berhasil
memenangi $*R
Peningkatan keberterimaan sis/a dalam
Prakerin (impact).
Penyesuaian peralatan lab dengan
standar industri.
Peningkatan =et/orking dengan
'>'*
Peningkatan releansi antara RPP yangdisusun guru dengan "$ dan "* (output)
okakarya penyusunan RPP di
sekolah $onsultan pengembangan $&"P
dan RPP
Peningkatan keeektian pembela!aran
&eknologi *normasi dan $omunikasi
Pelatihan untuk meningkatkan
kompetensi guru &*$ di bidang
!aringan.
Penambahan peralatan
laboratorium.
Perluasan daya tampung
laboratorium komputer
Sumber daya yang dibutuhkan
Sumber daya yang dicantumkan dalam Renop merupakan uraian rinci mengenai jenis, kualifikasi, dan kuantitas
sumber daya yang dibutuhkan agar kegiatan/sub-kegiatan yang direncanakan dapat dilaksanakan dan dijaga
keberlangsungannya (sustainability). Sumber daya ini dapat meliputi SDM, pra-sarana dan sarana pendidikan,
buku-buku perpustakaan, keahlian, informasi, teknologi, sistem manajemen,networking, bahan habis pakai untukkegiatan manajemen.
Pemilihan dan penetapan sumber daya yang dibutuhkan hendaknya memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut.
1. >raian harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan untuk melaksanakan kegiatan.
2. 9arus di!elaskan asal sumber daya tersebut, misal membeli, menye/a, memin!am,
memperbaiki yang telah ada, atau meningkatkan kapasitas.
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
9/59
#. "umber daya tidak hanya dapat diperoleh melalui sis/a atau orang tua sis/a, namun !uga bisa
didapatkan dari sumber lain, termasuk sumber dana yang berasal dari non-pemerintah.
%. "etiap kegiatan atau sub-kegiatan dimungkinkan membutuhkan lebih dari satu sumber daya.
3. 'imungkinkan adanya !uga kegiatan yang tidak membutuhkan penambahan sumber daya
baru, tetapi menggunakan sumber daya yang sudah ada, sehingga pada bagian ini tidak ada
sumber daya yang dibutuhkan.4. Pada bagian ini harus disebutkan secara ringkas, tentang !enis, kualikasi, spesikasi, dan
!umlah masing-masing sumberdaya yang diperlukan (contoh komputer dengan spesikasi tertenu,
guru atau sta dengan kompetensi tertentu, alat laboratorium, !enis inormasi, peraturan di bidang
tertentu, konsultan di bidang tertentu)
5. 0encantumkan !umlah dana yang dibutuhkan untuk mengadakan, perbaikan, peningkatan
kapasitas sumber daya tersebut
6. Apabila sumber daya diusulkan kepada donor atau pemerintah, asal sumber dana yang akan
digunakan harus sesuai dengan $omponen Pembiayaan +ang oleh 'iusulkan (Eligible Cost
Component).
PENYUSUNANRANCANGAN ANGGARAN
PENDAPATAN BELANJA
SEKOLAH (RAPBS)
Pembahasan tentang Rencana Anggaran pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) berikut ini didasarkan pada
asumsi bahwa sistem penganggaran di sekolah menggunakan pendekatan yang disebut sistem penganggaran
berbasis sekolah atauSchool-based Budgeting System. Dengan sistem ini alokasi anggaran sekolah bersifat
lump-sum atau kita kenal juga dengan sistem hibah blok (block grant). Sistem ini memberikan keleluasaan kepada
sekolah untuk menggali, mengalokasikan dan mengelola anggaran sesuai dengan kebutuhan baik untuk operasional
sehari-hari maupun untuk pengembangan sebagaimana direncanakan dalam Renstra maupun Renop.
Spear (dalam Gorton dan Schneider, 1991) mengidentifikasi beberapa keunggulan sistem penganggaran berbasis
sekolah itu meliputi: (1) sekolah dapat menunjukkan keunikan kebutuhan masing-masing sekolah (2) kajian yang
bersifat kooperatif terhadap program-program dan praktik-praktik yang telah berjalan, (3) keterlibatan guru dalam
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
10/59
penentuan status finansial sekolah dan pembatasan penggunaan anggaran, (4) hubungan yang lebih akrab antara
guru dengan orang tua, dan (5) keputusan yang diambil lebih dekat dengan kebutuhan siswa.
Selain itu, sistem penganggaran berbasis sekolah juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diantisipasi oleh
pihak sekolah, komite sekolah, pengurus yayasan, atau dinas pendidikan. Pertama, sekolah akan menjadi semacam
kerajaan-kerajaan kecil yang dapat berdampak pada terhambatnya kerjasama antar satu sekolah dengan yang lain.
Kedua, sekolah memerlukan waktu yang lebih banyak baik untuk menyusun RAPBS maupun untuk keperluan
pengawasan dan pemeriksaan keuangan. Ketiga, karena sistem tersebut harus melibatkan semua warga sekolah,
guru-guru harus meluangkan waktu khusus untuk melibatkan diri dalam penyusunan RAPBS, dan ini dapat
berdampak terkuranginya konsentrasi guru terhadap tugas profesionalnya.
C. Sistem Perencanaan,
Pemrograman, dan Penganggaran
(lanning! rograming! and Budgetting System)Sebuah pendekatan sistematis dalam perencanaan anggaran yang perlu dipahani oleh kepala SD/MI adalah apa
yang disebut Sistem Perencanaan, Pemrograman, dan Penganggaran (lanning! rograming! and Budgetting
Systematau PPBS). Secara sederhana PPBS merupakan pemintaan sumber daya yang didasarkan dengan tujuan,
program, dan sasaran organisasi alih-alih dengan barang atau jasa yang akan dibeli, SDM, atau bahan-bahan
lainnya. Jika tujuan disetujui oleh pengambil keputusan, maka apapun pengeluaran yang diperlukan untuk mencapai
tujuan itu akan disetujui. Meskipun pendekatan tradisional dalam penganggaran juga menekankan pada
perencanaan dan pemrograman, proses penganggaran ini tidak diorganisasikan pada derajat yang sama untuk
semua program dan tujuan sebagaimana diterapkan dalam PPBS. Pendekatan tradisional juga tidak menerapkan
derajat evaluasi yang sama untuk semua program maupun tujuan.
Ubben dan Hughes (dalam Gorton dan Schneider, 1991) mengidentifikasi langkah-langkah paling sederhana dalam
PPBS:
1. Perumusan tu!uan yang harus dicapai.
2. *detikasi sasaran untuk mencapai tu!uan tersebut.
#. Pengembangan program dan proses yang dibutuhkan untuk mencapai tu!uan dan sasaran
tersebut.
%. 0elakukan praktik-praktik ealuasi ormati dan sumati.
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
11/59
3. &elaah dan prosedur bersiklus yang menun!ukkan apakah, atau se!auh mana, program dan
proses berhasil mencapai tu!uan dan sasaran dan !ika tidak, untuk membantu menentukan
prosedur, proses, atau program lain.
Untuk memudahkan memahami PPBS, kita dapat membandingkannya dengan pendekatan tradisional sebagaimana
diuraikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Perbandingan
PPBS dan Pendekatan
Penganggaran TradisionalPPBSTahapan:
Pendekatan Tradisional
Tahapan:
1. 0enilai (assess) kebutuhanpendidikan
2. 0enentukan kebutuhan gurumengenai barang-barang, buku, dansebagainya.
#. 0erumuskan tu!uan dan kriteriadan metode yang digunakan untukmengealuasi sasaran
%. 0enentukan tingkat kepentinganusulan anggaran guru berdasarkanhasil penilaian kebutuhan yangdilakukan oleh pengambilkeputusan.
3. 0enentukan program danprioritas untuk mencapai tu!uan
4. 0elakukan estimasi usulananggaran guru.
5. 0enentukan dan mengestimasibiaya yang diperlukan untukmenyediakan sumber daya yangdibutuhkan untuk melaksanakanprogram
6. 0engorganisasikan anggaran
berdasarkan kategori kebutuhan,misalnya perangkat bela!ar-menga!ar, buku, pelatihan, dansebagainya.
7. 0engorganisasikan anggaranmenurut bidang program dan tu!uan
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
12/59
Tampak pada Tabel 2.1 bahwa PPBS memberi penekanan yang sangat besar pada perumusan dan evaluasi tujuan
program dan pada keterkaitan pendanaan dengan kebutuhan yang diajukan sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan
itu, dari pada mementingkan item-item yang akan didanai.
Persoalan yang paling sering dihadapi sekolah dalam penerapan PPBS adalah kebutuhan waktu yang cukup
panjang. Selain itu, penekanan hubungan antara alokasi anggaran dengan tujuan yang dapat dirumuskan dengan
jelas serta penentuan tujuan-tujuan pendidikan terbukti bukan hal yang mudah untuk dilakukan dan bahkan sering
mendatangkan keputus-asaan. Persoalan lainnya terkait dengan sulitnya dicapai kesepakatan di antara pihak yang
terlibat mengenai data dan proses yang harus dilalui dalam proses pelaksanaannya dan juga keterbatasan
kemampuan pimpinan sekolah terkait dengan teknik-teknik pengambilan keputusan yang beorientasi sistem tersebut.
Namun demikian, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa PPBS tetap memiliki keunggulan dibandingkan dengan
pendekatan tradisonal. Di era yang dilingkupi keterbatasan sumber dana dan tuntutan akuntabilitas yang terus
meningkat saat ini, tidak ada pilihan lain bagi sekolah kecuali menerpkan sistem penganggaran yang sistematis
seperti ditawarkan dalam PPBS tersebut.
D. Masalah-Masalah Terkait Dengan
Penyusunan RAPBSSalah satu implikasi dari penerapan Manajemen Berbasis Sekolah sebagaimana diamanatkan dalam perundang-
undangan sistem pendidikan kita adalah diharuskannya pimpinan sekolah (terutama Kepala Sekolah) untuk
mengemban tanggung jawab yang lebih besar dalam proses pengembangan RAPBS. Oleh karena itu disarankan
agar awal sedari para pimpinan itu menyadari berbagai masalah yang harus mereka hadapi untuk melaksanakan
tanggung jawab yang besar itu. Berikut ini diuraikan beberapa masalah yang sering muncul dalam proses
penyusunan RAPBS dengan menggunkan pendekatan sistematis dalam konteks disentralisasi pendidikan tersebut.
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
13/59
Anggaran diusulkan didasarkan uang yang tersedia
dan tidak didukung pengetahuan yang memadai
Sekolah yang melibatkan guru atau pihak lain dalam penyusunan anggaran kadang-kadang mendapati usulan
anggaran dari orang-orang yang tidak benar-benar membutuhkan apa yang mereka minta atau tidak memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai barang-barang itu atau bagaimana mereka akan menggunakannya. Banyak
guru, misalnya, mengusulkan produk-produk baru komputer yang mereka ketahui hanya melalui cerita dari mulut ke
mulut bahwa produk itu efektif membantu kegiatan belajar siswa.
Untuk mencegah masalah ini disarankan agar kepala sekolah meminta semua pihak yang mengajukan anggaran
untuk membuat alasan-alasan tertulis pada setiap butir usulan, bagaimana akan digunakan, dan sejauh mana calon
pengguna itu telah memahami pengetahuan yang diperlukan untuk memanfaatkan barang yang diusulkan itu atau
pengetahuan atau keterampilan apa yang ia perlukan agar dapat memanfaatkannya dengan baik. Selain itu pengusul
juga perlu diminta menunjukkan apakah usulannya tersebut benar-benar dibutuhkan atau bersifat esensial.
Kurang lengkapnya penjelasan tentang pentingnya
usulan anggaran untuk meningkatkan belajar siswa
Usulan anggaran dapat dimaksudkan untuk penggantian atau penambahan barang yang dimiliki. Masalah yang
sering muncul berkaitan dengan ini adalah bahwa ketidakjelasan keterkaitan antara item-item yang diusulkan itu
dengan peningkatan kegiatan belajar siswa dan bagaimana peningkatan itu akan diukur. Untuk mencegah hal ini
kepala sekolah perlu meminta para pengusul untuk memberikan alasan-alasan yang kuat bagaimana barang-barang
yang diusulkan akan membantu meningkatkan belajar siswa dan bagaimana peningkatan belajar itu akan diukur.
Penurunan anggaran pendidikan dari tahun ke tahun
Kebijakan wakil rakyat, kondisi perekonomian, pergantian pemimpin politik (bupati, wali kota, gubernur, bahkan
presiden) di daerah atau program-program kemasyarakatan lain sering berdampak pada pengurangan anggaran
pendidikan yang disediakan oleh pemerintah. Selain beberapa kondisi eksternal itu, penurunan anggaran juga sering
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
14/59
terjadi karena faktor internal sekolah. Penurunan jumlah siswa merupakan kondisi internal yang paling dominan
penurunan anggaran sekolah. Kemungkinan terjadinya pengurangan semacam ini sangat beragam antara satu
daerah dengan daerah yang lain, antara satu sekolah dengan sekolah yang lain. Namun demikian tidak ada satu
daerahpun yang dapat menjamin terbebas dari hal itu.
Apabila terjadi, penurunan anggaran semacam itu bukan merupakan persoalan yang sederhana. Pengurangan itu
dapat berakibat pada modifikasi atau eliminasi program, pengurangan staf, penundaan pemeliharaan dan perbaikan
fasilitas, yang dapat berdampak pada timbulnya frustrasi, kekecewaan dan penurunan moral kerja. Meskipun tidak
semua dampak pengurangan anggaran itu dapat dihindarkan, namun akibatnya dapat diminimalkan apabila
pendekatan panganggaran yang digunakan rasional dan adil. Salah satu pendekatan yang tampaknya dapat
membantu mengatasi dampak tersebut adalah pendekatan yang disebut "ero-base budgeting atau
penganggaran tanpa pertumbuhan yang dikenal dengan ZBB (Gorton dan Schneider, 1991).
ZBB berusaha untuk menghindarkan penganggaran yang tidak menentu, dalam mana anggaran yang ada tidak
dipersoalkan dan perhatian difokuskan hanya pada anggaran yang baru atau anggaran tambahan yang akan
diberikan. Selain itu, ZBB juga mempertimbangkan keseluruhan anggaran dan memerlukan perbandingan antar
semua bidang anggaran. Mundt, Olsen, dan Steinberg (dalam Gorton dan Schneider, 1991:163) mendefinisikan ZBB
sebagai
a process in which #decision packages$ are prepared to describe the funding of e%isting and new
programs at alternati&e ser&ice le&els! both lower and higher than current le&el! and funds are
allocated to program based on rankings of these alternati&es'
Dengan kata lain, dalam penerapan ZBB, sekolah harus melakukan justifikasi yang ketat terhadap setiap butir
anggaran yang diusulkan setiap tahun. Justifikasi itu harus mencakup rasional, tujuan dan sasaran, kriteria evaluasi,
dan sumber daya yang dibutuhkan bagi level-level alternatif layanan pada masing-masing program. Langkah-langkah
umum ZBB meliputi:
1. *dentikasi unit-unit pengambilan keputusan (dibatasi pada program-program yang
membutuhkan sumber daya).
2. Analisis paket-paket keputusan (dokumen yang memaparkan tu!uan, kegiatan, sumber daya
dan anggaran masing-masing keputusan).
#. 0embuat peringkat paket keputusan.
%. Pengalokasian anggaran.
3. Penyiapan anggaran resmi.
Selain langkah-langkah di atas, Hudson dan Steinberg (dalam Gorton dan Schneider, 1991) menyarankan biang-
bidang sebagai berikut sebagai pertimbangan dalam penentuan prioritas.
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
15/59
1. Budget ad. Pada anggaran yang baik biasanya terdapat mar!in pengaman. ika kondisi
memaksa dilakukan pengurangan anggaran, pada alokasi ini yang dapat dipertimbangkan untuk
dilakukan penghematan.
2. engurangan (umlah kelas. Apabila penurunan !umlah sis/a ter!adi pada kelas tertentu atau,
di "0$, pada program keahlian tertentu hingga mencapai angka kurang dari batas minimal,
pela!aran-pela!aran yang bersiat duplikasi dapat dikurangi tanpa mengurangi kualitas ataustandar yang ditetapkan dalam $&"P.
#. )ungsi-fungsi layanan non-pembela(aran. $arena ter!adi pengurangan anggaran, perlu
dilakukan pengka!ian kembali terhadap kegiatan-kegiatan non-pembela!aran seperti pemeliharan,
transportasi, premi asuransi, prosedur pengadaan yang lebih esien, tanpa mengurangi program
pembela!aran.
%. Rencana bidang prasarana. ika anggaran tepaksa harus dikurangi, perlu dilakukan penin!auan
kembali rencana-rencana renoasi atau pembangunan gedung atau pengadaan prasarana lainnya.
3. *ayanan pendukung pembela(aran. Penurunan !umlah sis/a dapat berdampak pada
menurunnya kebutuhan bahan, sta layanan khusus seperti bimbingan konseling, media
pembela!aran, dan kegiatan administrasi. Oleh karena itu dipertimbangkan pengurangan pada
kebutuhan-kebutuhan itu tanpa mengurangi standar kualitas.4. rogram pembela(aran. Pengurangan program ini dapat dilakukan hanya !ika pengurangan
anggaran tidak teratasi dengan semua usaha yang disebutkan di atas.
Kurangnya kemampuan dalam mengevaluasi usulan
anggaran
Kepala sekolah biasanya seorang generalis yang bekerja bersama sekelompok guru yang merupakan para spesialis
mata pelajaran tertentu. Kepala sekolah ada kalanya juga memiliki spesialisasi di bidang-bidang tertentu. Akan tetapi
kecil kemungkinannya seorang kepala sekolah mampu menguasai dengan baik semua bidang dalam program
pendidikan. Konsekuensinya, selama penyusunan RAPBS, kepala sekolah sering menerima usulan anggaran pada
bidang-bidang yang ia hanya memiliki pengetahuan yang sangat terbatas.
Untuk mengurangi dampak negatif dari keterbatasan tersebut, kepala sekolah dapat melakukan satu atau lebih dari
alternatif-alternatif berikut. Pertama, kepala sekolah dapat meminta guru yang memiliki keahlian yang cukup untuk
membantu melakukan justifikasi usulan yang kepala skeolah tidak memiliki cukup pengetahuan. Dampak negatif dari
alternatif ini adalah kepala sekolah dapat dipandang hanya sebagai tukang stempel atas usulan anggaran yang
dibuat guru.
Alternatif kedua adalah kepala sekolah berusaha meningkatkan pengetahuannya tentang hal-hal yang ia belum tahu.
Meskipun cara ini fisibel dan harus diusahakan semaksimal mungkin oleh kepala sekolah sebagai bagian dari
tanggung jawab yang diembannya, meskipun cara itu tetap tidak akan mampu menjawab semua masalah di atas.
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
16/59
Alternatif ketiga adalah memanfaatkan jasa konsultansi dari orang-orang yang ada di lingkungan sekolah yang dapat
membantu kepala sekolah, seperti pengawas mata pelajaran, atau ahli dari universitas untuk mengevaluasi usulan
anggaran yang bersifat khusus di atas. Dengan asumsi bahwa konsultan semacam itu dapat diperoleh, kepala
sekolah harus tetap hati-hati dalam memilih konsultan agar objektivitas penilaian usulan anggaran benar-benar
terjamin.
Permintaan untuk membeli barang bermerk tertentu
atau ancaman sentralisasi anggaran
Banyak pihak yang mengusulkan anggaran menuntut merek-merek tertentu karena mereka yakin bahwa merek itu
memiliki kualitas dan kesesuaian yang tinggi dengan kebutuhan mereka. Terkait dengan usulan semacam ini muncul
karena hal itu terlarang dalam proses pengadaan yang menggunakan anggaran pemerintah. Pengadaan melalui
tender melarang penyebutan merk tertentu atas barang atau jasa yang akan diadakan dengan maksud agar diperoleh
harga terrendah dalam rangka efisiensi penggunaan uang negara.
Untuk mengatasi hal itu, pengusul anggaran harus berusaha keras agar barang yang diperoleh terjaga kualitas,
keawetan, dan kebermanfaatanya dengan cara menyebutkan secara rinci spesifikasi barang atau jasa yang
diusulkan. Selain itu keterlibatan para pengguna dalam penentuan usulan anggaran juga merupakan cara yang dapat
membantu mengatasi permasalahan merek tersebut. Keterlibatan pengguna ini juga akan mendorong optimalisasi
pemanfaatan ketika barang itu telah tersedia.
Selain itu, kecenderungan menggunakan barang dengan merek tertentu juga dapat bermasalah ketika harus terjadi
pergantian staf. Staf pengganti akan mengalami kesulitan jika sebelumnya ia tidak pernah mengoperasikan barang
dengan merek tertentu itu.
Kurangnya pembinaan, komunikasi dan konsultasi
dengan pihak-pihak terkait
Oleh karena proses penyusunan RAPBS sangat rumit, maka diperlukan pembinaan dan konsultasi yang intensif dari
pihak terkait, misalnya Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten. Konsultansi semacam itu penting untuk semua aspek
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
17/59
manajemen sekolah, akan tetapi jauh lebih penting berkaitan dengan proses penganggaran. Namun sayangnya,
persoalan kurangnya pembinaan dan konsultasi ini paling sering dijumpai di berbagai tempat.
Kurangnya konsultasi dan komunikasi tersebut dapat terjadi pada dua periode: (a) tahap awal, dan (2) tahap setelah
usulan anggaran dikirimkan ke pihak yang lebih atas (Dinas Pendidikan atau Yayasan). Persoalan yang sering terjadi
pada tahap awal adalah kurangnya informasi yang diperoleh sekolah mengenai kebijakan anggaran yang berlaku di
suatu wilayah dimana sekolah berada. Kebijakan dimaksud dapat mencakup jumlah dan alokasi anggaran, prosedur
dan mekanisme perencanaan dan pengusulan anggaran, dan parameter-parameter pengelolaan keuangan lainnya.
Bahkan sering dialami sampai dengan saat tahun pelajaran telah berlangsung, pihak sekolah belum mendapatkan
gambaran yang pasti mengenai informasi-informasi tersebut. Sekolah juga sering menerima informasi yang penuh
ketidak-pastian mengenai kebijakan anggaran daerah atau pusat.
Persoalan komunikasi sering juga terjadi saat usulan anggaran sekolah telah diserahkan kepada pengambil
keputusan di tingkat yang lebih tinggi. Modifikasi mata anggaran, pemangkasan alokasi anggaran, atau perubahan-
perubahan lain sering dilakukan oleh pengambil keputusan itu tanpa dikomunikasikan lebih dahulu dengan sekolah.
Persolan rendahnya derajat komunikasi juga dapat terjadi karena kurangnya inisiatif sekolah untuk berkonsultasi
dengan pihak di atasnya. Selain itu berbagai tekanan yang berasal dari pihak-pihak di luar Dinas Pendidikan, seperti
Dewan Pendidikan, Kepala Daerah, DPRD, dan pihak-pihak lain juga sering membuat pihak Dinas Pendidikan
terpaksa melakukan perubahan usulan anggaran sekolah tanpa memiliki cukup waktu untuk membahasnya dengan
sekolah pengusul. Satu-satunya cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi persoalan komunikasi tersebut adalah
pihak sekolah harus selalu proaktif untuk mendapatkan informasi yang cukup mengenai parameter-parameter
penganggaran yang harus dijadikan pegangan dalam proses penyusunan RAPBS dan juga terus memantau
perkembangan proses penetapan anggaran yang telah diserahkan kepada pengambil keputusan tersebut.
E. Perhitungan Anggaran Pendapatan dan
Belanja SekolahPendapatan dan belanja sekolah merupakan dua komponen pokok dalam RAPBS. Pendapatan sekolah adalah
segala penerimaan yang diperoleh sekolah yang berupa uang atau setara uang (buku, peralatan, bahan-bahan, dan
lain-lain) dalam satu tahun anggaran. Sedangkan belanja sekolah adalah segala pengeluaran yang dilakukan sekolah
dalam bentuk uang atau setara uang dalam satu tahun anggaran.
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
18/59
Pendapatan Sekolah
Sumber Pendapatan
Setiap sekolah memiliki sumber-sumber pendanaan yang berbeda-beda. Untuk sekolah yang diselenggarakan oleh
pemerintah (sekolah negeri) sumber pendapatan utama berasal dari pemerintah dan siswa. Sedangkan untuk
sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat sumber pendapatan biasanya berasal dari yayasan
penyelenggaranya, siswa, dan pemerintah. Pendapatan dari masing-masing sumber tersebut biasanya masih dirinci
lagi menjadi beberapa jenis anggaran. Tabel 2.1 menunjukkan beberapa contoh jenis anggaran dari masing-masing
sumber pendapatan sekolah.
Tabel 2.2 SumberPendapatan Sekolah
Sumber Pendapatan
Sekolah!nggaran
Pemerintah AP=
AP' Propinsi
AP' $abupaten$ota
Orang &ua "is/a$omite"ekolah
"umbangan Pelaksanaan Pendidikan ("PP)
antuan Pengembangan Pendidikan (PP)
iaya Pendataran 0urid aru
iaya >!ian Akhir "emester
iaya >!ian Akhir "ekolah
*uran ;kstra $urikuler
*uran Perpustakaan
antuan-bantuan lain yang ditentukan sekolah
+ayasan Penyelenggara iaya Operasional "ekolah
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
19/59
Sumber Pendapatan
Sekolah!nggaran
iaya Pengembangan "ekolah
'onatur antuan sukarela masyarakat umum insidental
antuan sukarela masyarakat umum rutin
antuan alumni
9asil >saha "ekolah $antin "ekolah
$operasi "ekolah
>nit >saha sekolah
Penye/aan gedung dan asilitas milik sekolah
ain-lain unga tabungan sekolah
"esuai dengan kebi!akan dan ketentuan sekolah maisng-masing
*) Penentuan sumber pendanaan SD/MI harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Perhitungan Pendapatan Sekolah
Frekuensi penerimaan selama satu tahun dari masing-masing sumber pendapatan berbeda-beda, sekali dalam satu
tahun, rutin setiap bulan, setiap semester, bahkan ada yang tidak dapat dipastikan. Sekolah umumnya tidak banyak
kesulitan untuk menghitung perkiraan pendapatan yang bersifat rutin, akan sering mengalami kesulitan dalam
memperkirakan pendapatan yang bersifat insidental atau tidak menentu. Tabel 2.3 dapat membantu sekolah
menghitung anggaran pendapatan dalam penyusunan RAPBS.
Tabel 2.3 Perhitungan
Anggaran Pendapatan
Sekolah
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
20/59
"
o
#raian
Penerimaan
Besaran
Satuan
Peneri
maan
$umlah
%a&ib
Ba'ar
(Sisa
*onatur
dst)
+reken
si
Pemba'
aran per
Tahun
$umlah
Penerim
aan Per
Tahun
($ol # B %
B 3)
1 2 # % 3 4
1. SPP
1.1 "PP $las
A
1.2 "PP $las
1.# dst
1. BPP
2.1 PP $las
A
2.2 PP $las
dst.
1. Bia'a PMB
1. iaya >!ian
3.1 >!ian
"emestar
3.2 >!ian
Akhir $las 4
1. dst.
Petunjuk Pengisian Tabel Perhitungan Angaran Pendapatan Sekolah:
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
21/59
$olom 1 'iisi =omor >rut
$olom 2'iisi "umber Pendapatan dan diuraikan menurut !enis-!enis anggaran pada masing-ma
"umber Pendapatan
$olom # 'iisi besaran atau !umlah yang harus dibayar oleh /a!ib bayar setiap satu kali pembay
$olom %'iisi !umlah pihak-pihak yang /a!ib membayar pada masing-masing !enis anggaran pe
(misal sis/a, donatur, alumni, dsb.)
$olom 3'isi berapa kali dalam satu tahun masing-masing /a!ib bayar harus membayar ("PP C
>!ian "emester C 2 PP C 1)
$olom 4'iisi !umlah penerimaan pada masing-masing enis Anggaran Pendapatan yang merup
kali antara kolom #, %, dan 3.
Belanja Sekolah
Jenis Anggaran Belanja Sekolah
Menurut Pasal 62 Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan biaya
pendidikan di sekolah meliputi biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. Biaya investasi meliputi biaya
penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya operasi
sekolah meliputi: (1) gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, (2) bahan
atau peralatan pendidikan habis pakai, dan (3) biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa
telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain
sebagainya. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti
proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Dari tiga macam biaya tersebut, dua diantaranya harus
dicantumkan dalam setiap RAPBS yang disusun sekolah.
1) Biaya Investasi Sekolah
Anggaran investasi dapat juga diartikan sebagai alokasi anggaran yang dibutuhkan sekolah untuk meningkatkan
pelaksanaan misinya melalui perbaikan atau peningkatan kinerjanya. Anggaran ini biasanya digunakan untuk
meningkatkan kapasitas (kemampuan) sumber daya yang dimiliki sekolah dalam mendukung peningkatan atau
perbaikan kegiatan pendidikan. Berikut ini beberapa contoh mata anggaran yang termasuk dalam anggaran
pengembangan sekolah.
a) Peningkatan kapasitas dan kompetensi guru dan staf sekolah: pelatihan, MGMP, PKG, magang, seminar.
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
22/59
b) Peningkatan sarana dan prasarana sekolah: pengadaan sarana atau prasarana baru, peningkatan kapasitas
sarana-prasarana yang telah ada, renovasi fasilitas fisik untuk merubah atau meningkatkan fungsi atau kapasitasnya.
c) Pengadaan bahan-bahan referensi untuk siswa maupun guru.
d) Pengembangan sistem atau perangkat lunak sekolah: pengembangan KTSP, penngembangan kebijakan,
aturan, atau sistem baru dalam rangka peningkatan kinerja sekolah, pengembangan model-model pembelajaran
yang baru melalui PTK atau PTS, dan lain-lain.
e) Biaya operasional manajemen dan bahan habis pakai untuk mendukung kegiatan-kegiatan pengembangan di
atas.
2) Biaya Operasi atau Biaya Rutin
Biaya operasi adalah alokasi biaya yang dibutuhkan sekolah agar dapat mempertahankan atau meningkatkan sedikit-
demi sedikit pelaksanaan misi utamanya melalui pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sehari-hari. Dalam
Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 biaya operasi didefinisikan sebagai bagian dari dana pendidikan yang
diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi satuan pendidikan agar dapat berlangsungnya kegiatan pendidikan
yang sesuai standar nasional pendidikan secara teratur dan berkelanjutan. Anggaran operasional ini dapat
mencakup:
a) Gaji guru dan pegawai tetap
b) Honorarium guru/pegawai tidak tetap atau tenaga pendukung lainnya.
c) Biaya operasional, pemeliharaan, perawatan dan perbaikan sarana-prasarana sekolah sehingga dapat
berfungsi secara normal.
d) Biaya pengadaan bahan habis pakai pendukung kegiatan sekolah yang bersifat rutin.
e) Biaya tagihan berlanggaran: listrik, air, telepon, sambungan internet.
f) Biaya operasional pimpinan dan staf sekolah
Perhitungan Anggaran Belanja Sekolah
Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian awal bab ini bahwa perhitungan biaya sekolah harus didasarkan pada
rencana program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Operasional Sekolah (Renop). Namun
demikian prinsip fisibilitas implementasi program dan efisiensi penggunaan anggaran harus juga dipertimbangkan
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
23/59
pada saat melakukan perhitungan belanja sekolah untuk dituangkan dalam RAPBS. Dalam bahasa yang sederhana,
anggaran biaya yang dialokasikan untuk setiap kegiatan yang diusulkan harus cukup namun sama sekali tidak
dibenarkan terjadi pemborosan. Ketepatan dan kecermatan perhitungan anggaran dalam RAPBS menjadi pra-syarat
terwujudnya prinsip-prinsip itu. Beberapa langkah berikut dapat membantu sekolah untuk mendapatkan hasil
perhitungan yang tepat itu.
1) Volume pekerjaan yang akan dilaksanakan harus telah terdefinisikan dengan jelas. Untuk melaksanakan
pelatihan guru, misalnya, harus sudah dipastikan berapa orang yang akan mengikuti pelatihan, berapa lama, dan
dimana pelatihan yang akan laksanakan. Dari data ini akan mudah diperhitungkan biaya pelatihan yang harus dibayar
ke tempat pelatihan, biaya perjalanan, biaya hidup, dan biaya pendukung lainnya.
2) Spesifikasi dan kualifikasi barang atau jasa yang akan diadakan harus jelas dan rinci.
3) Sekolah harus memiliki informasi yang dapat dipercaya mengenai biaya satuan (unit cost) untuk setiap
barang atau jasa yang akan diadakan. Pemanfaatan berbagai media informasi dan komunikasi akan sangat
membantu mendapatkan informasi ini.
4) Biaya-biaya tambahan seperti pajak, kenaikan harga karena inflasi, biaya pengiriman, biaya pemasangan, dan
lain-lain harus diperhitungkan dengan cermat. Hal ini penting karena harga yang ditawarkan oleh penyedia barang
atau jasa biasanya belum termasuk biaya-biaya ini.
5) Untuk memudahkan proses pengadaan barang atau jasa dengan menggunakan anggaran pemerintah,
sekolah harus memahami dengan baik peraturan perundang-undangan mengenai prosedur pengadaan barang dan
jasa. Dengan pemahaman ini sekolah akan dapat mencegah terhambatnya implementasi kegiatan yang telah
diprogramkan yang diakibatkan oleh prosedur pengadaan barang/jasa itu.
6) Masing-masing sumber pendapatan biasanya telah ditetapkan untuk mendanai kegiatan atau pengadaan
barang/jasa tertentu. Penyusun RAPBS harus memahami dengan baik ketentuan-ketentuan tentang komponen-
komponen anggaran yang diperbolehkan untuk masing-masing sumber pendapatan itu.
7) Penyusun RAPBS harus memahami dengan baik ketentuan pembiayaan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku baik dari pemerintah pusat maupun daerah.
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
24/59
Tabel 2.4 dapat membantu sekolah menghitung anggaran operasi dalam penyusunan RAPBS, Tabel 2.5 dapat
digunakan untuk menyusun anggaran investasi pengembangan sekolah.
Tabel 2.4 PerhitunganBiaya Operasi Sekolah
"
o#raian
Sat
uan
,olu
me
Bia
'a
Sat
uan
$um
lah
Sum
ber
*an
a
K
et
.
/ 0 1 2 3 4
.Bia'a
5perasi
1.
1
Gaji
dan
Tunjang
an-
Tunjangan
1.
1a
&un!anga
n
abatan
$asek
O
1.
1
b
&un!anga
n
Dakasek
O
1.
1c
9onor
lemburO
1.
2
Bahan
Habis
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
25/59
"
o#raian
Sat
uan
,olu
me
Bia
'a
Sat
uan
$um
lah
Sum
ber
*an
a
K
et
.
/ 0 1 2 3 4
Pakai
1.
2a
ahan
Pembela
!aran
dalam
kelas
(kapurtulis,
spidol,
dsb)
Pak
et-
ula
n
12
1.
2
b
ahan
pembela
!aran di
lab
1.
2cA&$ O9 E
1.
2
d
0inuma
n harian
gurupeg
a/ai
Pak
et-
ula
n
12
1.
3
Biaya
Tak
Langsu
ng
rekeni
ng-
rekenin
g!
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
26/59
"
o#raian
Sat
uan
,olu
me
Bia
'a
Sat
uan
$um
lah
Sum
ber
*an
a
K
et
.
/ 0 1 2 3 4
1.
#aistrik
ula
n
1.
#
b
Air
ula
n
1.
#c&elepon
ula
n
1.
#
d
*nternet
ula
n
1.
"
Peme#i
haraan
dan
pera$a
tan
sarana-
prasara
na
1.
%a
Pengeca
tan
Fedung
ruang
kelas
1.
%
Perbaika
n
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
27/59
"
o#raian
Sat
uan
,olu
me
Bia
'a
Sat
uan
$um
lah
Sum
ber
*an
a
K
et
.
/ 0 1 2 3 4
bkompute
r
dst.
Petun&uk Pengisian Table .0
$olom 1 'iisi =omor >rut
$olom 2 'iisi >raian pengeluaran
$olom #'iisi satuan yang digunakan. 'alam contoh tersebut O C Orang-ulan O9 C Orang-9
Orang-am.
$olom %'iisi olume yang akan dibayar. 0isal, !ika !umlah /akasek C % maka olume &un!ang
Dakasek C % B 12 C %6 O. ika sulit menentukan satuan maka kolom ini dapat diisi GP
$olom 3 'isi besar biaya tiap satu satuan
$olom 4 'iisi !umlah biaya dalam satu tahun dan merupakan hasil kali dari % dan 3
$olom 5
'iisi "umber Pendapatan yang dialokasikan. ika satu kegiatan didanai melalui lebih da
sumber pendapatan, maka perlu disebutkan proporsi anggaran untuk masing-masing
0isal Pembangunan $elas aru dari AP= Rp. I. dan $omite "ekolah Rp I.
$olom 6
'iisi pen!elasan singkat mengenai anggaran yang bersangkutan. >ntuk iaya *nestas
sebaiknya diisi $egiatan atau $ode $egiatan dalam Renop yang mendasari mata angga
bersangkutan.
Tabel 2.5 PerhitunganBiaya Investasi
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
28/59
Progr
am
Kegia
tandalam
6enop
Kompone
n
!nggaran
Satua
n
,olu
me
Bia'
a
Satuan
$uml
ah
Bia'
a(071
)
Sum
ber
*ana
1 2 # % 3 4 5
Progra
m 1
?
Penge
mban
gan
"ta
O
?
Perala
tan
>nit
?
ahan
a!ar
;ksp.
?
Reno
asi
Fedu
ng
m2
?
0ebel
air
>nitp
aket
?
iaya
P&$
untuk
guru
udul
?
easis
/a
"
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
29/59
Progr
am
Kegia
tandalam
6enop
Kompone
n
!nggaran
Satua
n
,olu
me
Bia'
a
Satuan
$uml
ah
Bia'
a(071
)
Sum
ber
*ana
?
Promo
si
sekola
h
Paket
?
'st
Progra
m 2
?
Penge
mban
gan
"ta
?
Perala
tan
?
ahan
a!ar
?
Reno
asi
Fedu
ng
?
0ebelair
?
iaya
P&$
untuk
guru
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
30/59
Progr
am
Kegia
tandalam
6enop
Kompone
n
!nggaran
Satua
n
,olu
me
Bia'
a
Satuan
$uml
ah
Bia'
a(071
)
Sum
ber
*ana
?
easis
/a
?
Promo
si
sekolah
?
'st
'st.
umlah
Petun&uk Pengisian Table .1
$olom 1 'iisi !udul-!udul programkegiatan yang tercantum dalam R;=OP
$olom 2 'iisi komponen anggaran yang digunakan
$olom #'iisi satuan yang digunakan. 'alam contoh tersebut O C Orang-ulan O9 C Orang-9
Orang-am.
$olom % 'iisi olume yang akan dibayar.
$olom 3 'isi besar biaya tiap satu satuan
$olom 4 'iisi !umlah biaya dalam satu tahun dan merupakan hasil kali dari % dan 3
$olom 5
'iisi "umber Pendapatan yang dialokasikan. ika satu kegiatan didanai melalui lebih da
sumber pendapatan, maka perlu disebutkan proporsi anggaran untuk masing-masing
0isal Pembangunan $elas aru dari AP= Rp. I. dan $omite "ekolah Rp I.
Dari Rencana Belanja yang disajikan dalam Tabel 2.4 dan 2.5 biasanya masih diperlukan beberapa justifikasi atau
spesifikasi yang lebih rinci mengenai barang atau jasa yang diadakan. Sebagai contoh, Pelatihan Guru dalam Tabel
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
31/59
2.5 hanya dicantumkan biaya satuan untuk tiap Paket. Dalam penentuan biaya per paket ini, penyusun RAPBS
harus sudah memperhitungkan juga biaya perjalanan dan biaya hidup peserta selama mengikuti pelatihan. Untuk
pembangunan fasilitas fisik, biaya yang dicakup meliputi biaya perencanaan, biaya pengawasan, dan biaya
pelaksanaan pembangunan.
Selain perhitungan Anggaran Belanja tersebut, biasanya Penyusun RAPBS juga masih diharuskan memberikan
argumentasi atau justifikasi yang rinci untuk setiap mata anggatan yang diusulkan. Justifikasi ini dapat dibuat secara
khusus dalam bentuk Rencana Anggaran dan Belanja (RAB) atau Kerangka Acuan Kegiatan (Term of
Reference atau TOR). Bab berikut memberikan beberapa contoh bagaimana membuat TOR yang efektif.
BAB IV
PENYUSUNAN PROPOSAL
DAN KERANGKA ACUAN
KEGIATANF. Penyusunan Proposal
Pengembangan SekolahProposal berasal dari katato propose artinya mengusulkan. Proposal pada umumnya berisi rencana yang bersifat
sekali pakai (single-use plan) yang dikembangkan untuk mencapai serangkaian tujuan yang tidak mungkin diulang-
ulang di masa depan. Usulan kegiatan dalam proposal dapat berupa program atau proyek. Yang dimaksud program
dalam hal ini adalah serangkaian sasaran (ob(ecti&es)dan rencana untuk mencapai satu tujuan yang dipandang
penting dan bersifat sekali capai (one-time goal). Program dirancang untuk melaksanakan sejumlah kegiatan untuk
kepentingan organisasi sekolah. Program merupakan kegiatan-kegiatan yang bersifat pokok, yang kadang kala
memerlukan waktu beberapa tahun untuk menyelesaikannya, serta sering memerlukan dibentuknya organisasi yang
terpisah. Program memiliki ruang lingkup yang luas dan terdiri dari atau terkait dengan sejumlah proyek.
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
32/59
Proyek pada prinsipnya sama dengan program, akan tetapi memiliki jangka waktu yang lebih pendek dan ruang
lingkup yang lebih spesifik. Dengan kata lain, proyek merupakan serangkaian tujuan jangka pendek dan rencana
dalam ruang lingkup yang sempit untuk mencapai satu tujuan yang dipandang penting dan bersifat sekali capai (one-
time goal). Proyek seringkali merupakan bagian dari program. Peningkatan pembelajaran berbasis satuan
pendidikan merupakan contoh sebuah program. Pengembangan KTSP, pengembangan silabus muatan lokal, dan
identifikasi kearifan lokal untuk diadopsi menjadi nilai-nilai yang dikembangkan dalam interaksi belajar-mengajar
merupakan proyek-proyek yang menjadi bagian dari program peningkatan pembelajaran berbasis satuan pendidikan
tersebut.
Proposal sebenarnya merupakan dokumen yang berisi paparan tertulis yang dimaksudkan
untukme'akinkanpihak lain sehingga bersedia memberikan dukungan (biasanya berupa dana) terhadap
implementasi program atau kegiatan yang diusulkan. Proposal penelitian mahasiswa, misalnya, biasanya diajukan
untuk mendapatkan persetujuan dari pimpinan jurusan atau dosen pembimbing untuk kemudian menjadi proyek
penelitian dalam rangka menyelesalaikan skripsi, tesis, atau disertasi. Disamping untuk mendapatkan persetjuan,
proposal juga diajukan untuk mendapatkan pendanaan dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan kegiatan yang
diusulkan. Kegiatan untuk pengembangan sekolah biasanya diusulkan kepada pemerintah, komite sekolah, yayasan,
atau pihak donor yang lain untuk disetujui dan untuk mendapatkan pendanaan.
Proposal diajukan atas dasar permintaan pihak lain (penyedia dana) atau atas inisiatif dari pembuat proposal itu
sendiri. Porposal yang dibuat atas dasar permintaan pihak lain biasanya telah disertai ketentuan mengenai substansi
dan format yang harus diikuti oleh sekolah pengusul. Sekolah tidak banyak mengalami kesulitan berkaitan dengan isi
dan format yang harus dituangkan dalam proposal.
Persoalan sering muncul apabila sebuah kegiatan yang dituangkan dalam proposal murni atas inisiatif sekolah itu
sendiri atau oleh pihak lain akan tetapi tidak disertai panduan yang rinci tentang cara-cara menyusun proposal.
Dalam hal yang demikian ini, sekolah harus mampu menuangkan gagasan pengembangannya kedalam sebuah
proposal yang mampu meyakinkan pihak lain bahwa kegiatan yang diusulkan benar-benar dibutuhkan oleh sekolah
dan layak untuk diberi dukungan. Uraian berikut ini memberikan pemahaman bagaimana menuangkan inisiatif
pengembangan sebuah sekolah dituangkan dalam bentuk proposal sehingga dapat meyakinkan pihak lain yang
berkepentingan agar bersedia mendukung implementasi kegiatan yang diusulkan itu. Uraian difokuskan pada prinsip-
prinsip penyusunan proposal yang baik, sistematika proposal, dan proses penyunanan proposal yang efektif.
Prinsip-Prinsip Penyusunan Proposal
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
33/59
Urgensi, relevansi, dan fisibilitas merupakan tiga prinsip penting yang harus dipegang teguh dalam dalam
penyusunan proposal pengembangan sekolah. Kegiatan yang diusulkan dalam sebuah proposal harus bersifat urgen
atau mendesak. Kemendesakan ini dapat dilihat dari dua hal.ertama, kegiatan dikatakan mendesak untuk
dilaksanakan apabila kegiatan itu benar-benar dimaksudkan untuk mengatasimasalahyang sangat penting dan
mendesak untuk dipecahkan oleh sekolah. Masalah terjadi ketika sekolah gagal mencapai apa tujuan yang telah
dirumuskan. Kinerja sekolah tidak memuaskan pihak-pihak yang berkepentingan. Ketika sekolah menetapkan
sasaran pengembangan adalah untuk mencapai rata-rata NUN sebesar 7,50 namun dalam kenyataannya angka
yang dicapai di bawah 7,50, dapat diartikan bahwa sekolah menghadapi masalah.
+edua, adanya peluang untuk pengembangan. Peluang ada ketika sekolah memandang adanya potensi sekolah
untuk mencapai hal-hal yang lebih dari apa yang telah ditetapkan dalam tujuan. Dari contoh tentang NUN di atas,
sekolah dapat dikatakan memiliki peluang apabila sekolah berhasil mencapai rata-rata NUN 7,50 akan tetapi dilihat
dari potensi yang dimiliki, sebenarnya sekolah itu mampu mencapai rata-rata NUN di atas 7,50.
Prinsip kedua untuk menghasilkan proposal yang baik adalah adanya relevansi eksternal dan internal kegiatan yang
diusulkan. Relevansi eksternal adalah relevansi kegiatan yang diusulkan dengan visi, misi, tujuan, kebijakan dan
program pengembangan yang tertuang dalam Rencana Stratejik Sekolah. Relevansi internal adalah relevansi antar
komponen-komponen dalam proposal itu.
Apapun yang diupayakan dalam rangka pengembangan sekolah harus tetap dalam kerangka pencapaian tujuan
stratejik sekolah. Visi, misi, tujuan, kebijakan dan program pengembangan yang tertuang dalam Rencana Stratejik
Sekolah harus menjadi rujukan utama dalam penyusunan proposal pengembangan sekolah. Tujuan dan kegiatan
yang diusulkan dalam sebuah proposal harus mencerminkan kebutuhan sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan
stratejik sekolah tersebut. Tujuan-tujuan stratejik sekolah tersebut harus digunakan sebagai pijakan dan tolak ukur
(benchmark) utama dalam identifikasi dan analisis masalah atau peluang yang merupakancikal-bakaldisusunnya
sebuah proposal pengembangan.
Relevansi internal sebuah proposal pengembangan dapat dilihat dari adanya hubungan fungsional dan sistematis
antar komponen yang disajikan dalam proposal. Setiap proposal pengembangan sekolah sekurang-kurangnya harus
mencakup komponen-komponen: identifikasi masalah atau peluang, tujuan pengembangan, deskripsi kegiatan,
rancangan implementasi, dan rencana anggaran. Dengan demikian sebuah proposal yang memiliki relevansi internal
yang baik dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
1. &u!uan kegiatan harus mencerminkan apa yang ingin dicapai untuk memecahkan masalah atau
memanaatkan peluang yang teridentikasi. &u!uan harus !uga berdampak pada pemberian
manaat yang sebesar-besarnya bagi bela!ar sis/a.
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
34/59
b. Pencapaian tujuan harus terukur. Oleh
karena itu, sasaran dan indikator keberhasilan yang
dirumuskan harus merupakan penjabaran rinci dari
tujuan yang ingin dicapai sehingga keduanya
merupakan tolok ukur yang tampak dari pencapaian
tujuan.
c. Deskripsi kegiatan harus sesuai dan terkait
dengan tujuan yang akan dicapai dan harus
merupakan pilihan terbaik dari sekian alternatif
kegiatan yang mungkin dapat dilaksanakan.
d. Organisasi pelaksana kegiatan, jadwal
kegiatan, dan rancangan monitoring dan evaluasi
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
35/59
pelaksanaan kegiatan yang tertuang dalam rancangan
implementasi kegiatan harus terkait dengan deskripsi
kegiatan yang diusulkan. Susunan kepanitiaan atau
satgas berikut jumlah personalia, waktu yang
dialokasikan, dan prosedur serta teknis evaluasi dan
monitoring yang akan diterapkan dalam pelaksanaan
kegiatan harus sesuai dengan ruang lingkup cakupan
kegiatan yang diusulkan.
e. Anggaran pembiayaan yang diusulkan harus
mempertimbangkan prinsip-prinsip efisiensi.
Komponen-komponen pembiayaan yang diusulkan
harus sesuai dengan kebutuhan kegiatan yang
diusulkan.
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
36/59
Prinsip ketiga dalam penyusunan proposal adalah prinsip keterlaksanaan. Sekolah dapat saja mengusulkan kegiatan
untuk mencapai tujuan dalam tingkatan yang paling ideal. Akan tetapi sekolah harus tetap memperhatikan
kemampuan sumber daya yang dimiliki baik yang berupa SDM, fasilitas, waktu, informasi maupun dana.
Keterbatasan sumber daya yang tersedia akan menentukan keterlaksanaan kegiatan yang diusulkan dan
keberhasilan pencapaian tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, sebuah kegiatan yang baik harus terjamin
keterlaksanaannya melalui dukungan sumber daya yang mampu disediakan.
Struktur Proposal Pengembangan Sekolah
Sebenarnya tidak ada format baku dalam penyusunan proposal pengembangan. Sekolah kegiatan harus
mengembangkan sendiri proposal sedemikian rupa sehingga proposal dapat memberikan informasi yang lengkap
mengenai mengapa, untuk apa, bagaimana, oleh siapa, kapan, dan dengan sumber daya apa sebuah kegiatan akan
dilaksanakan. Namun demikian, pada umumnya setiap proposal pengembangan selalu mencakup bagian-bagian
pokok sebagai berikut.
1. *normasi umum tentang sekolah
2. &elaah situasi dalam rangka identikasi masalah yang dihadapi oleh sekolah
#. Rancangan program pengembangan
%. *ndikator keberhasilan
3. Rencana implementasi program
4. Rangkuman kebutuhan sumber daya dan anggaran biaya
5. ampiran-lampiran
Berikut diuraikan secara singkat ruang lingkup dari komponen-komponen proposal tersebut.
Informasi Umum
Bagian ini dimaksudkan untuk menyampaikan informasi kepada pihak ke mana proposal yang diajukan mengenai
profil sekolah, rencana pengembangan sekolah, dan perkembangan sekolah selaman beberapa tahun terakhir. Profil
sekolah yang dipaparkan dapat mencakup
1) Identitas sekolah, yang meliputi nama, alamat lengkap, nama kepala sekolah, dan lain-lain.
2) Sejarah singkat sekolah;
3) Status akreditasi;
4) Jumlah siswa;
5) Jumlah guru;
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
37/59
Rencana pengembangan sekolah yang disajikan harus merupakan ringkasan Rencana Stratejik Sekolah. Uraian ini
dimaksudkan untuk menunjukkan keterkaitan antara rencana pengembangan yang akan diuraikan dalam proposal
yang bersangkutan dengan rencana pengembangan sekolah secara keseluruhan sebagaimana diuraikan dalam
Renstra sekolah. Hal-hal yang perlu dipaparkan dalam bagian ini antara lain meliputi:
1) Visi, misi, tujuan dan strategi yang ditetapkan oleh sekolah;
2) Kebijakan dan prioritas yang akan dikembangkan;
3) Kebijakan/rencana operasional yang telah dan akan diambil untuk mewujudkan rencana strategis tersebut.
Bagian terakhir dari komponen proposal ini adalah uraian singkat mengenai kemajuan atau prestasi yang dicapai
sekolah terkait dengan implementasi Renstra selama kurun waktu tertentu (misal 3 tahun). Hal-hal yang diuraikan
dalam bagian ini sekurang-kurangnya harus mencakup:
1) Strategi, program, atau kegiatan yang telah dilaksanakan;
2) Hasil-hasil (output) yang dicapai melalui pelaksanaan Strategi, program, atau kegiatan tersebut;
3) Dampak dari hasil tersebut terhadap proses dan hasil pembelaran serta terhadap kualitas dan daya saing
lulusan untuk melanjutkan studi atau mendapatkan pekerjaan;
4) Praktik-praktik baik (good practices) yang perlu dipertahankan untuk memelihara kesinambungan
pengembangan sekolah;
5) Kebijakan, program, kegiatan yang belum atau masih harus dilanjutkan, serta masalah-masalah yang timbul
dan perlu penanganan dengan segera;
Telaah Situasi Sekolah
Telaah Situasi merupakan titik tolak semua kemajuan. Karena itu peningkatan kemampuan dan komitmen untuk
melakukan Telaah Situasi secara benar dan terus menerus merupakan budaya yang harus dimiliki oleh setiap
organisasi. Tatacara Telaah Situasi yang baik dan benar dapat dilihat dalam Bagian II bahan diklat ini yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan tingkat kemampuan sekolah dan jenis Program yang diusulkan. Prinsip-prinsip
telaah situasi yang baik meliputi:
1) Pelaksanaannya melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) dengan sekolah;
2) Didukung dengan data-data yang akurat, lengkap dan mutakhir;
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
38/59
3) Analisis dilakukan secara mendalam sehingga mampu mengidentifikasi akar penyebab timbulnya berbagai
masalah di sekolah; dan
4) Telaah bersifat komprehensif menyangkut semua aspek keberlangsungan sekolah.
Telaah Situasi untuk pengembangan sekolah perlu dimulai dengan mengemukakan secara benar hal-hal sebagai
berikut.
1! Latar Be#akang
Berisi penjelasan tentang proses pelaksanaan Telaah Situasi, termasuk penjelasan tentang bagaimana berbagai
sumber data dan informasi diidentifikasi dan data serta informasi yang diperoleh dari sumber-sumber itu digunakan,
serta seberapa besar keterlibatan dan kontribusi dari semua warga sekolah dalam penyusunan Telaah Situasi.
2! %ondisi &ksterna#
Berisi penjelasan tentang kondisi eksternal (peluang dan tantangan) yang berpengaruh terhadap eksistensi sekolah.
Uraian tentang mengapa Sekolah ini harus ada dari sudut pandangstakeholderssangat diharapkan untuk
dikemukakan.
3! %ondisi 'rganisasi dan %e#embagaan
Bagian ini menjelaskan tentang bagaimana sistem organisasi dan tata kerja yang diterapkan di Sekolah serta
bagaimana keterkaitannya dengan komite sekolah, yayasan, atau instansi lain yang relevan. Perlu dijelaskan tentang
berbagai kelemahan dan keunggulan sistem tata kerja yang diterapkan tersebut.
"! Program Pembe#ajaran
Penjelasan bagian ini perlu difokuskan pada analisis tentang seberapa besar efisiensi, produktivitas dan efektivitas
penyelenggaraan program pembelajaran yang ada, serta kelemahan dan keunggulannya
(! )anajemen *umberdaya
Bagian ini berisi telaah tentang ketersediaan dan pengelolaan sumberdaya (manusia, finansial/uang, fasilitas fisik)
yang ada di Sekolah. Perlu dijelaskan tentang analisis berbagai kelemahan dan keunggulan sistem manajemen
sumberdaya yang diterapkan tersebut.
+! Permasa#ahan dan ,#ternati Penye#esaiannya
Bagian ini harus menjelaskan hubungan antara isu strategis, akar permasalahan yang sudah teridentifikasi, solusi
alternatif, pengembangan potensi-potensi yang ada, rencana dan target peningkatan kualitas dan perbaikan
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
39/59
kelemahan yang ada, sesuai dengan hasil analisis situasi. Dalam hal ini sekolah harus memilih program yang paling
tepat yang akan dilakukan dari berbagai penyelesaian alternatif yang ada.
Pada sisi lain, program yang diusulkan tersebut, harus dapat memanfaatkan potensi dan peluang yang telah di
identifikasi, sehingga pada akhirnya dapat memperbaiki kinerja dan kualitas dari program pembelajaran. Dengan
demikian, semua program yang sedang berjalan maupun yang sedang diusulkan untuk dilaksanakan dalam jangka
waktu tertentu ke depan harus menyertakan sumber daya yang dibutuhkan. Tiap program dapat ditabulasi seperti
terlihat pada Tabel 3.1. dibawah ini dan harus mempunyai hubungan yang jelas antara permasalahan yang
diidentifikasi, alternatif penyelesaikan masalah, dan kegiatan perencanaan beberapa tahun ke depan
Tabel 3.1 Matrik
permasalahan, alternatif
pemecahaan, dan program
yang diusulkan
Masala
h
!lternati8
Peme9ahan
Program
ang
*iusulkan
Sumber
Pembia'aanKeterangan
1 2 # % 3
Keterangan:
Kolom 1 diisi masalah-masalah yang teridentifikasi dalam telaah situasi;
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
40/59
Kolom 2 diisi kemungkinan solusi yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah;
Kolom 3 diisi solusi yang dipilih untuk mengatasi masalah denan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki oleh
sekolah atau yang sedang diusulkan melalui proposal yang disusun.
Kolom 4 diisi sumber pembiyaan untuk mendukung program terpilih, misalnya komite sekolah, SPP, BPP, donor, atau
yang lain.
Rancangan program pengembangan
Komponen proposal ini sebenarnya merupakan penjabaran lebih rinci dari usulan program yang telah diidentifikasi
pada bagian akhir telaah situasi. Penjabaran masing-masing usulan program itu sekurang-kurangnya mencakup: (1)
latar belakang dan rasional, (2) tujuan, (3) mekanisme dan rancangan kegiatan, (4) sumber daya dana yang
dibutuhkan, (5) jadwal pelaksanaan, (6) indikator keberhasilan, dan (7) rancangan keberlanjutan.
Bagian-bagian proporsal tersebut pada dasarnya tidak berbeda dengan bagian-bagian Renop yang diuraikan pada
Bab 1 yang diuraikan pada awal bahan diklat ini. Oleh karena itu, rincian dan ruang lingkup masing-masing bagian
tersebut sebenarnya tidak jauh berbeda dengan penjelasan pada Bab 1 tersebut. Hal yang membedakan keduanya
adalah pijakan yang dijadikan rujukan dalam pengembangan program atau kegiatan. Dasar pengembangan Renop
adalah hasil telaah yang dilakukan untuk penyusunan Renstra, sedangkan dasar dalam pengembangan proposal
adalah hasil telaah situasi yang dilakukan saat proposal itu di kembangkan. Kedua hasil telaah tersebut
dimungkinkan berbeda karena dilaksanakan pada waktu dan fokus yang berbeda.
Indikator keberhasilan
Untuk memudahkan pembaca mengetahui apa yang menjadi tolak ukur pencapaian tujuan semua program yang
diusulkan, selain untuk pada masing-masing program yang diusulkan, penyusun proposal perlu menyajikan sejumlah
indikator keberhasilan program secara keseluruhan. Indikator keberhasilan ini dapat berupa indikator kunci (key
performance indicator) dan indikator pendukung atau indikator tambahan. Indikator kunci biasanya merupakan
indikator keberhasilan kegiatan secara keseluruhan, dan sulit dicapai oleh program-program yang diusulkan secara
terpisah-pisah. Peningkatan persentase atau jumlah siswa yang lulus UNAS, tingkat keberhasilan siswa diterima
pada jurusan favorit di perguruan tinggi ternama, kecepatan siswa mendapatkan pekerjaan, misalnya, hanya dapat
dicapai melalui berbagai program pengembangan sekolah yang dilaksanakan secara terintegrasi. Oleh karena itu
angka-angka yang menunjukkan parameter-paremeter tersebut dapat dijadikan sebagai indikator kunci
pengembangan sekolah. Indikator-indikator seperti tingkat kehadiran siswa di kelas, tingkat penggunaan laboratorium
untuk, tingkat kunjungan siswa ke perpustakaan, transaksi bahan pustaka dengan siswa, dan sebagainya adalah
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
41/59
faktor-faktor yang dapat dicapai oleh program-program pengembangan khusus. Oleh karena itu indikator-indikator
semacam ini dapat digunakan sebagai tambahan atau pendukung pencapaian indikator kunci.
Untuk memudahkan pemantauan dan evaluasi kemajuan yang dicapai sekolah secara bertahap, dianjurkan indikator
keberhasilan tersebut disajikan secara serial dalam rentang waktu tertentu. Rentang waktu yang biasa dipakai adalah
saat awal (sebelum program yang diusulkan dalam proposal dilaksanakan) yang digunakan sebagai landasan awal
ataubaseline, saat pertengahan implementasi program ataumidterm, dan saat program telah berakhir ataunal.
Penyajian itu dapat dilakukan dalam bentuk tabel sebagaimana Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Indikator
KeberhasilanIndikator
!al
Program
(Base#ine)
;apaian
Tengah
()id)
!khir
Progra
m
(ina#)
Idikator Kun9i
$elulusan >!ian akhir (@)
Rata-Rata =>=
umlah "is/a yang
diterima di P& Jaorit
Persentase $enaikan kelas
(@)
ama tunggu mendapatkan
peker!aan pertama (bulan)
dst.
Indikator
PendukungTambahan
Penggunaan laboratorium
*PA untuk per minggu (!am)
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
42/59
&ingkat kehadiran sis/a
dalam kelas (@)
Rata-rata transaksi bahan
pustaka dengan sis/a (per
hari)
'st
Rencana Implementasi Program
Bagian ini terdiri dari tiga bagian sebagai berikut.
) 5rganisasi Program
Organisasi ini harus dibentuk untuk melaksanakan program yang diusulkan, memonitor dan mengevaluasi
pelaksanaannya. Organisasi ini harus sesuai dengan struktur organisasi yang ada di sekolah, artinya struktur yang
dibangun tidak saling tumpang-tindih atau bertentangan dengan struktur organisasi sekolah. Akan lebih baik jika
disertakan juga bagan organisasinya, deskripsi tugas dan tanggung jawab masing-masing, serta daftar nama
pelaksana yang terkait (Ketua Pelaksana, Wakil Ketua Bidang A, Wakil Ketua Bidang B, dsb, dan penanggung jawab
masing-masing program). Untuk lebih meyakinkan pihak-pihak yang terkait, perlu disertakan (dalam lampiran,
misalny)curiculum &itaemasing-masing pelaksana. Dalam organisasi ini harus tampak juga keterkaitannya dengan
struktur organisasi yang ada di sekolah.
) Program dan Pen&adalan
Jadwal implementasi keseluruhan program/kegiatan perlu dibuat tersendiri agar memudahkan pelaksanaannya dan
juga memberi pemahaman kepada pembaca proposal kapan setiap program yang diusulkan akan dilaksanakan.
Jadwal dalam bentuk bagan seperti tabel di bawah ini (Tabel 3.3) akan lebih memudahkan mehamai jadwal
pelaksanaan tersebut.
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
43/59
Tabel 3.3 Program dan
Penjadwalan
Pro
gra
m
Sub
-
Pro
gra
m
ata
u
Keg
iat
an
$adal Pelaksanaan
Tahun
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
44/59
m
1.#,
dst.
2.
Pro
gra
m 2
2.1
"ub
-
Pro
gra
m
2.1
2.2
"ub
-
Pro
gram
2.2
2.#
"ub
-
Pro
gra
m
2.#,
dst.
Catatan:
TW = Triwulan
*) = Bila kegiatan dilaksanakan dalam setahun, jadwal dapat dibuat bulanan; jika kegiatan dilaksanakan dalam 6
bulan atau kurang, jadwal dibuat dalam mingguan
/) Mekanisme Monitoring dan >valuasi
Monitoring dan evaluasi adalah bagian yang penting dari manajemen program agar implementasi program dapat
berjalan dan dapat mencapai target yang sudah ditetapkan. Jelaskan mekanisme monitoring dan evaluasi yang
dilaksanakan.
Rangkuman kebutuhan sumber daya dan anggaran biaya
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
45/59
Selain jadwal, kebutuhan sumber daya dan anggaran pendukung pelaksanaan program juga harus dirangkum
menjadi satu. Rangkuman ini mencakup semua kebutuhan sumber daya dan anggaran yang telah diuraikan pada
masing-masing program yang diusulkan. Tabel 3.4 dan Tabel 3.5 merupakan contoh rekapitulasi sumber daya dan
anggaran dimaksud.
Tabel 3.4 Rekapitulasi
Anggaran Biaya
Berdasarkan Program/Sub-Program
Pro
gra
m
Sub
-
Pro
gra
m
Kebu
tuha
n
Sum
ber
*a'a
(Kom
pone
n
!ngg
aran)
Sat
uan
,ol
um
e
Bia'
a
Sat
uan
Total
Bia'
a
Su
mb
er
Bia
'a
Prog
ram
1
"ub-
Prog
ram
1.1
1.1.1
Pelati
han
guru
Ora
ng-
hari
(O9
13 128.
888
1.68
8.88
8
$o
mit
e
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
46/59
)
1.1.2
Pemb
elian
alat
lab
>nit 5
1.53
8.88
8
12.2
38.8
88
Pe
md
a
"ub-
Prog
ram
1.2
1.2.1
okak
arya
deng
an
komit
e
$egi
ata
n
2
#.88
8.88
8
4.88
8.88
8
Pe
md
a
1.2.#
"emi
nar
$egi
ata
n
1
#.88
8.88
8
#.88
8.88
8
Pe
md
a
1.2.#
"tudi
bandi
ng
O9 38288.
888
18.8
88.8
88
$o
mit
e
"ub-
Prog
ram
1.#
1.#.1
Reno
asi
gedu
ng
Prog
ram
2
"ub-
prog
ram
2.1
2.1.1
Pemb.
Fedu
ng
baru
2.1.2
aha
n
pusta
ka
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
47/59
2.1.#
"ub-
prog
ram
2.2
2.2.1
umlah
$omite
Pemda
ain-lain
Dari Tabel 3.4 di atas, anggaran perlu dikelompokkan menurut komponen anggaran dan jadwal realisasi anggaran
sebagaimana Tabel 3.5.
Tabel 3.5 RekapitulasiKebutuhan Anggaran
menurut Komponen
Anggaran dan TahunRealisasi
Komp Satu Tot Tahun Tahun $um
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
48/59
onen
!ngg
aran
an
al
,ol
um
e
lah
Bia
'a
,ol
um
e
Bi
a'
a
,ol
um
e
Bi
a'
a
1 2 # % 3 4 5 6
1.
Pelatih
an
Furu
O9
2.
Penga
daan
alat
lab
paket
#.
Reno
asi
gedung
m2
%.
Pemb.
Fedun
g baru
m2
3.
okak
arya
$egia
tan
4.
ahan
pustak
a
;kse
mplar
5.
PeralaPaket
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
49/59
tan
kantor
6.
7.
dst
0ana!
emen
Progra
m
paket
Keterangan:
Kolom 1 : diisi komponen anggaran yang diajukan
Kolom 2 : diisi satuan yang dipakai
Kolom 3 : diisi jumlah volume komponen yang bersngkutan dari masing-masing program yang diusulkan
Kolom 4dan 6 : diisi volume yang akan direalisasikan pada tahun yang bersangkutan
Kolom 5 dan 7 : diisi jumlah biaya yang dibutuhkan pada tahun yang bersangkutan
Lampiran-Lampiran
Untuk lebih meyakinkan pembaca, proposal harus benar-benar valid dan dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu
setiap proposal pengembangan sekolah harus didukung dengan data atau informasi yang relevan, sahih, mutakhir,
dan dalam takaran yang cukup. Data-data yang demikian ini biasanya tidak mungkin disertakan dalam dokumen inti
proposal. Oleh karena itu data atau informasi ini dapat dikumpulkan dalam lampiran proposal. Data atau informasi
yang dilampirkan itu dapat meliputi:
1) Dokumen resmi pendukung penyelenggaraan sekolah: piagam pendirian sekolah, piagam akreditasi, sertifikat
tanah;
2) Data tentang keberhasilan selama beberapa tahun terakhir terkait dengan implementasi Renstra Sekolah;
3) Dokumen dan data pendukung telaah situasi sekolah: perkembangan jumlah, jumlah guru, tingkat kehadiran
siswa, tingkat kehadiran guru, jenis dan jumlah sarana pembelajaran, nilai hasil ujian siswa, dan data-data lain yang
dibutuhkan untuk memperkuat hasil analisis dalam analisis situasi;
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
50/59
4) Data pendukung justifikasi anggaran biaya: spesifikasi rinci komponen anggaran yang diusulkan, spesifikasi
barang atau jasa yang diadakan, atau kerangka acuan kegiatan yang menjabarkan secara rinci komponen anggaran
tertentu seperti pelatihan guru, loka karya dan seminar, studi banding, dan sebagainya.
G. Penyusunan Kerangka Acuan KegiatanKerangka Acuan atauTerm of Referencedisingkat TOR dibutuhkan saat sekolah akan mulai
mengimplementasikan semua kegiatan yang dirancang dalam Renop dan RAPBS atau Proposal Pengembangan
Sekolah. TOR ini dibutuhkan agar realisasi setiap komponen anggaran yang dituangkan dalam RAPBS atau
Proposal Pengembangan dapat berjalan efisien dan efektif. TOR pada intinya berisi jabaran rinci dan sangat teknis
mengenai mengapa, untuk apa, oleh siapa, bagaimana, kapan, dan dimana sebuah mata anggaran akan
direalisasikan. TOR berfungsi sebagai pedoman teknis dan pengendali yang digunakan oleh tim atau panitia untuk
melaksanakan sebuahe&entatau kegiatan. Beberapa mata anggaran yang memerlukan TOR antara lain:
1. Pengembangan kompetensi sta pelatihan, penataran, permagangan, seminar, lokakarya,
studi banding.
2. Pengembangan kebi!akan atau dokumen-dokumen pendukung pendidikan seperti $&"P,
$ebi!akan 'isiplin "is/a, $ebi!akan $esehatan ingkungan, dan sebagainya.
#. $egiatan-kegiatan seremonial atau seperti peringatan hari-hari besar, 0asa Orientasi "is/a
(0O"), pelatihan kepemimpinan sis/a.
%. $egiatan-kegiatan lain yang dipandang memerlukan pen!elasan rinci.
Sebenarnya tidak ada format baku dalam penyusunan TOR. Penanggung jawab kegiatan harus mengembangkan
sendiri TOR untuk masing-masing kegiatan sedemikian rupa sehingga siapapun yang diberi tugas melaksanakan
kegiatan akan merealisaikan kegiatan sesuai dengan apa yang diharapkan. Secara umum TOR berisi komponen-
komponen sebagai berikut.
1. udul
2. atar elakang dan Rasional
#. &u!uan
%. 9asil yang diharapkan
3. Ruang lingkup kegiatan
4. Rincian anggaran biaya
5. ad/al kegiatan
6. 0onitoring, ;aluasi dan Pelaporan
7. Pelaksanapenangung !a/ab kegiatan
Pada halaman berikut ini diuraikan secara singkat komponen-kompoenen TOR tersebut.
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
51/59
Judul TOR
Semua keterangan dalam judul tersebut dikutip langsung dari Renop atau Proposal yang menjadi dasar disusunnya
TOR yang bersangkutan.
Latar Belakang dan Rasional
Pada bagian ini perlu uraikan hal-hal sebagai berikut:
1. Pen!elasan permasalahan yang telah berhasil diidentikasi pada telaah dirisituasi saat
menyusun Renstra dan Renop atau Proposal Pengembangan, yang akan diselesaikan denganmelaksanakan komponen anggaran ini. 0asalah tersebut harus di!elaskan sedemikian rupa,
sehingga tergambar secara utuh dan menyeluruh (termasuk cakupannya, beratringannya, aktor-
aktor yg berpengaruh pada permasalahan tersebut).
2. Pemarapan kemendesakan atau pentingnya pemecahan masalah diatas yang mencakup
dampak negati yang akan timbul !ika tidak dipecahkan dan dampak positi yang diperoleh !ika
sebaliknya.
#. Argumentasi (alasan) tentang mengapa kegiatan yang akan dilaksanakan adalah pilihan yang
paling tepat untuk menyelesaikan akar permasalahan tersebut diatas. Argumenalasan tersebut
dapat didasarkan pada pembenahan aktor-aktor yang berpengaruh pada akar permasalahan
tersebut atau dapat berdasarkan teori ilmiah dan pengalaman dalam menghadapi akar
permasalahan tersebut.
Tujuan
Pada bagian ini diuraikan tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan komponen anggaran dimaksud.
Hasil Yang Diharapkan
-
7/25/2019 Kompetensi SDM Enginerring
52/59
Hasil atauoutputkegiatan merupakan uraian rinci mengenai yang mencakup jumlah, kualifikasi, atau karakteristik
keluaran yang diharapkan diperoleh melalui anggaran yang bersangkutan. Tabel 3.6 menyajikan contoh tujuan dan
hasil yang diharapkan dari beberapa komponen mata anggaran yang biasa diusulkan dalam RAPBS atau Proposal
Pengembangan Sekolah.
Tabel 3.6 Contoh-contoh
rumusan tujuan dan hasil
yang diharapkan$omponen
Anggaran&u!uan 9asil +ang diharapkan
Pelatihan Furu0eningkatkan kompetensi
guru di bidang I
&iga orang guru memiliki
kompetensi di bidang I. yang
sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh lembagainstansi
I
okakarya $&"P
0eningkatkan
pemahaman /arga
sekolah terhadap $&"P'ihasilkannya $
top related