pengaruh shift kerja,stres kerja dan lingkungan …
Post on 05-May-2022
12 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
PENGARUH SHIFT KERJA,STRES KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DIVISI PRODUKSI PT X
1)FIDIA PUTRI; 2)YUPITER GULO
Trisakti School of Management 1)Fidiaputri6@gmail.com , 2)yupiter@stietrisakti.ac.id
Abstract: This study aims to examine the effect of work shifts, work stress and work environment on employee performance in the production division. The object used in this study is PT X. Sampling using non-probability sampling technique with a total sample of 103 respondents. This study was analyzed using SPSS version 25. The analytical method used was multiple linear regression. The results of this study indicate that the work shift, work stress and work environment affect employee performance. Keywords: work shifts, work stress, work environment, employee performance. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh shift kerja, stres kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada divisi produksi. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT X. Pengambilan sampel menggunakan teknik Non Probability sampling dengan total sampel yang digunakan sebesar 103 responden. Penelitian ini dianalisis menggunakan SPSS versi 25. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel shift kerja, stres kerja dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan Kata kunci: shift kerja, stres kerja, lingkungan kerja, kinerja karyawan.
PENDAHULUAN Pada era globalisasi sumber daya manusia merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan tujuan suatu organisasi. Dalam suatu perusahaan memiliki beragam latar belakang pengetahuan oleh sebab itu diperlukan manajemen yang baik agar tujuan organisasi dapat tercapai. Manajemen sumber daya manusia adalah suatu perencanaan,pengorganisasian,pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengembangan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi. (Mangkunegara 2019,2).
Industri manufaktur merupakan kegiatan untuk mengubah barang yang belum jadi menjadi barang jadi dengan tangan , saat ini industri manufaktur sedang berkembang pesat diindonesia sebab industri manufaktur memiliki kontribusi pertumbuhan yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan sektor-sektor tradisional karena ukuran relatifnya dan keterkaitannya di seluruh sektor perekonomian, salah satu nya adalah perusahaan manufaktur kayu
Persaingan dalam industri manufaktur sangat ketat hal ini yang menjadi tantangan bagi PT X agar mampu bertahan dalam bersaing dalam industri manufaktur. Untuk bertahan menghadapi persaingan dibutuhkan cara alternatif salah satu nya dengan meningkatkan kinerja karyawan.
Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepada pekerja. (Mangkunegara 2019,67).
Oleh sebab itu untuk mengatasi persoalan yang ada di sebuah perusahaan ,karyawan akan dihadapkan dengan tuntutan
2
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan profesi yang dilaksanakan, namun karyawan akan mengalami keterbatasan dari apa yang dikerjakan untuk mengatasi nya dibutuhkan manajemen yang baik untuk meningkatkan kinerja karyawan.
Faktor pertama yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah shift kerja kegunaan menerapkan sistem kerja shift adalah cara yang sesuai diterapkan bagi perusahaan yang menjalankan produksinya secara penuh selama 24 jam yang membuat perusahaan diuntungkan dengan tetap menjalankan produksinya secara penuh tetapi tidak semua pekerja dapat menyesuaikan diri dengan sistem shift kerja
PT. X memiliki 8 jam kerja dalam 1 shift dan memiliki waktu enam hari untuk produksi, Dengan dua shift kerja yaitu yang dimulai pada pukul (07.00-15.00) dan untuk sistem kerja yang kedua pada pukul (15.00-23.00) tetapi jika produksi nya belum mencapai target sistem kerja shift malam nya akan bertambah jam kerja nya .
Faktor kedua yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah stres kerja. Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seseorang. (Hasibuan ,2013 dalam Ahmad ,2019). Kondisi tersebut dapat diperoleh dari dalam diri seseorang maupun lingkungan di luar diri seseorang. Stres kerja yang terjadi pada karyawan PT. X Industri dari Tuntutan tugas yang dikerjakan oleh pekerja dengan waktu yang sangat padat sehingga kurang nya waktu istirahat untuk karyawan
Faktor ketiga yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah Lingkungan kerja. Dari penelitian, ditemukan kendala situasi seperti kebisingan yang tinggi yang disebabkan oleh mesin produksi, dan penerangan adalah kondisi lingkungan kerja utama yang dapat memiliki dampak negatif pada kinerja karyawan dan harus mendapat perhatian khusus.
Menurut Lestari, et.,al., (2020) Shift kerja berpengaruh tidak signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan dan penelitian Chou dan Hsieh (2010) yang menunjukkan bahwa khususnya shift malam dapat memiliki dampak negatif pada kualitas tidur dan secara moderat menyebabkan kinerja kerja yang buruk . serta menurut penelitian Triana Megawati Supomo (2014) Shift kerja berpengaruh dan positif terhadap kinerja karyawan.
Menurut Lestari, et.,al., (2020) menyatakan bahwa variabel stres kerja berpengaruh dan negatif terhadap kinerja karyawan dan menurut Tri Wartono ( 2017) stres kerja berpengaruh dan positif terhadap kinerja karyawan serta menurut peneliti Lindanur Sipatu (2019) menyatakan bahwa stres kerja berpengaruh dan positif terhadap kinerja karyawan.
Menurut Lestari, et.,al., (2020) yang menyatakan bahwa variabel Lingkungan kerja berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan dan menurut Al-Omari dan Okasheh (2017) menyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh dan negatif terhadap kinerja karyawan serta Malik, et. al., (2011) Lingkungan kerja berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan.
Shift Kerja Menurut .Suma’mur (2013) dalam Rikit
(2020).Shift kerja merupakan pola waktu kerja yang telah diberikan pada tenaga kerja untuk mengerjakan sesuatu oleh perusahaan dan biasanya dibagi atas kerja pagi, sore dan malam
Stres Kerja Menurut Mangkunegara (2019,157)
menyatakan bahwa stres kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan.stres kerja ini muncul dari gejala seperti emosi tidak stabil,
3
perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur dan gugup.
Lingkungan Kerja Menurut sedarmayanti (2018,2)
lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok Kinerja Karyawan
Menurut Sedarmayanti (2019, 283) kinerja adalah Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi , sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal,tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
Gambar 1 Model Penelitian
Keterangan : X1 : Shift kerja X2 : Stres kerja X3 : Lingkungan kerja Y : Kinerja karyawan Hipotesis :
H1 : Terdapat pengaruh Antara shift kerja terhadap kinerja karyawan H2 : Terdapat pengaruh Antara stres kerja terhadap kinerja karyawan H3 : Terdapat pengaruh Antara lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan METODE PENELITIAN
Bentuk penelitian ini menggunakan penelitian kausalitas. Penelitian kausalitas yaitu hubungan sebab akibat. Jadi, disini ada variabel independen dan variabel dependen (Sugiyono, 2020,21).
Menurut Sugiyono (2020,285) menyatakan bahwa “populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah karyawan yang bekerja di perusahaan PT. X sebanyak 103 karyawan didivisi Produksi.
Menurut Sugiyono (2020,285) menyatakan bahwa “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan.teknik pengambilan sampel non Probability sampling yang artinya “teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang yang sama kepada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social.” (Sugiyono,2020,146).
Tabel 1 Variabel ,indikator dan skala pengukuran
4
Variabel Independen Indikator Skala
Shift kerja Stress kerja Lingkungan kerja Kinerja karyawan
1.Pembagian waktu Shift 2.Pergantian shift 1.Gejala Fisik 2.Gejala perilaku 3.Gejala Psikologis 4.Tuntutan tugas 5.Struktur organisasi 1.Suasana kerja 2.Hubungan kerja 3.Fasilitas kerja 1.Perilaku inovatif 2.Pengambilan inisiatif 3.Tingkat potensi diri 4.Manajemen waktu 5.Pencapaian kualitas dan kuantitas pekerjaan 6.Kemampuan diri untuk mencapai tujuan 7.Hubungan rekan kerja dengan pelanggan 8.Pengetahuan produk perusahaan dan produk pesaing
Likert Likert Likert Likert
Sumber : Jurnal Lestari,et.,al(2020) “Pengaruh Shift Kerja, Stres Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di PT. Liku Telaga Gresik”. HASIL DAN PENELITIAN
Peneliti mendistribusikan kuesioner berjumlah 103 dan kuesioner yang tidak kembali adalah 0 serta kuesioner yang tidak sesuai kriteria berjumlah 0 sehingga kuesioner yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini berjumlah 103 yang akan diolah menggunakan SPSS versi 25. Penyebaran kuesioner ini
dilakukan dalam waktu 9 hari melalui google form. Berikut adalah karakteristik responden yang berdasarkan jumlah sampel nya yaitu sebanyak 103. Karakteristik responden dalam penelitian ini seperti usia, jenis kelamin, status keluarga, tingkat pendidikan, divisi pekerjaan, dan lama bekerja.
Tabel 2 Karakteristik Usia Responden
5
Sumber : Analisa data responden diolah dengan SPSS versi 25
Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa jumlah responden yang berusia 20-30 tahun lebih banyak dari jumlah responden yang memiliki usia 30,1-40 tahun dan 40,1-50 tahun. Dari total responden yang memiliki usia 20-30 tahun
berjumlah 71 orang atau 67,6% sedangkan responden yang memiliki usia 30,1-40 tahun berjumlah 31 orang atau 31,4% serta respoden yang memiliki uisa 40,1-50 tahun berjumlah 1 atau 1,0%
Tabel 3 Karakteristik Responden Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki-laki Perempuan Total
34 69 103
33,0 67,0 100,0
33,0 67,0 100,0
33,0 100,0
Sumber : Analisa data responden diolah dengan SPSS versi 25 Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa jumlah responden yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari jumlah responden laki-laki. Dari total responden yang berjenis kelamin
perempuan berjumlah 69 orang atau 67% sedangkan responden yang memiliki jenis kelamin laki-laki berjumlah 34 orang atau 33%.
Tabel 4 Karakteristik Responden Status Keluarga
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Belum menikah Menikah Total
25 78 103
24,3 75,7 100,0
24,3 75,7 100,0
24,3 100,0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 20-30 tahun 30,1- 40 tahun 40,1- 50 tahun Total
71 31 1 103
67,6 31,4 1,0 100,0
67,6 31,4 1,0 100,0
67,6 99 100,0
6
Sumber : Analisa data responden diolah dengan SPSS versi 25 Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa jumlah responden yang sudah menikah lebih banyak dari jumlah responden yang belum menikah. Dari total responden yang sudah menikah
berjumlah 78 orang atau 75,7% sedangkan responden yang belum menikah berjumlah 25 orang atau 24,3%.
Tabel 5 Karakteristik Responden Tingkat Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SD SMP SMA/SMK D3 S1 Total
4 38 59 1 1 103
3,90 39,6 57,3 1,0 1,0 100,0
3,90 39,6 57,3 1,0 1,0 100,0
3,90 39,6 57,3 1,0 100,0
Sumber : Analisa data responden diolah dengan SPSS versi 25
Berdasarkan tabel 5 menunjukan bahwa jumlah responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SMA/SMK lebih banyak dari jumlah responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SD, SMP, D3 dan S1. Dari total responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SMA/SMK berjumlah 59
orang atau 57,3% sedangkan responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SMP berjumlah 38orang atau 36,9%, tingkat pendidikan terakhir SD berjumlah 4 orang atau 3,9%, tingkat pendidikan D3 berjumlah 1 orang atau 1% serta yang memiliki tingkat pendidikan terakhir S1 berjumah 1 orang atau 1%.
Tabel 6 Karakteristik Responden Lama Bekerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3bln-2 tahun 2,1- 3 tahun 3,1- 6tahun Total
50 43 10 103
48,5 41,7 9,70 100,0
48,5 41,7 9,70 100,0
90,3 41,7% 100,0
Sumber : Analisa data responden diolah dengan SPSS versi 25
Berdasarkan tabel 6 menunjukan bahwa jumlah responden yang memilik masa kerja 3 bulan-2 tahun lebih banyak dari jumlah responden yang memiliki masa kerja 2,1-3 tahun dan 3,1-6 tahun. Dari total responden yang memiliki masa keerja 3 bulan -2 tahun berjumlah 50 orang atau 75,7% sedangkan responden yang memiliki masa kerja 2,1-3 tahun berjumlah 43 orang atau 41,7%. Serta yang memiliki masa kerja 3,1-6 tahun berjumlah 10 orang atau 9,70%.
Uji validitas dapat digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Apabila nilai r hitung lebih kecil dari nilai r table , maka pertanyaan tersebut tidak valid namun apabila nilai r hitung lebih besar dari nilai r table , maka pertanyaan tersebut valid.
7
Tabel 7 Uji validitas Shift Kerja
Variabel Shift kerja (X1)
r hitung r tabel Keterangan
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6
0,531 0,684 0,605 0,288 0,594 0,631
0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Analisa data responden diolah dengan SPSS versi 25
Tabel 8 Uji Validitas Stres Kerja
Variabel Stres kerja
r hitung r tabel Keterangan
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 X2.11 X2.12 X2.13 X2.14 X2.15
0,607 0,667 0,684 0,682 0,742 0,735 0,345 0,742 0,709 0,709 0,290 0,318 0,661 0,687 0,457
0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Analisa data responden diolah dengan SPSS versi 25
Tabel 9 Uji Validitas Lingkungan Kerja
Variabel Variabel
Lingkungan kerja (X3)
r hitung r tabel Keterangan
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6
0,740 0,789 0,805 0,744 0,588 0,679
0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Analisa data responden diolah dengan SPSS versi 25
8
Tabel 10 Uji Validitas Kinerja Karyawan
Variabel Variabel
Kinerja karyawan (Y)
r hitung r tabel Keterangan
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9
Y.10 Y.11 Y.12 Y.13 Y.14 Y.15 Y.16
0,542 0,612 0,580 0,506 0,712 0,712 0,685 0,585 0,671 0,657 0,676 0,648 0,541 0,374 0,640 0,637
0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937 0,1937
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Analisa data responden diolah dengan SPSS versi 25
Berdasarkan tabel hasil uji validitas bahwa seluruh variabel independen yaitu shift kerja, stres kerja, dan Lingkungan kerja serta variabel dependen ( Kinerja Karyawan ) memiliki r hitung positif dan lebih besar dari nilai r tabel yaitu 0,1937, sehingga disimpulkan bahwa seluruh hasil uji validitas valid yang berarti dapat digunakan untuk penelitian. Uji realibilitas digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini dengan
cara jika nilai cronbach alpha > 0,60, maka dikatakan realibel namun jika nilai cronbach alpha < 0,60 , maka dikatakan tidak realibel.berikut adalah hasil uji realibilitas dengan melihat nilai cronbach alpha dari setiap variabel independen dan dependen.
Tabel 11 Uji Reliabilitas
Variabel Jumlah pertanyaan
Cronbach’s Alpha Batas >0,60
Hasil
X1 X2 X3 Y
6 15 6 16
0,712 0,752 0,718 0,749
0,60 0,60 0,60 0,60
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber : Analisa data responden diolah dengan SPSS versi 25.
9
Berdasarkan tabel 11 menunjukan
bahwa seluruh variabel independen maupun dependen memiliki nilai cronbach alpha > 0,60, maka artinya reliabel.
Uji goodness of fit dilakukan menggunakan cara apabila sig < nilai alpha (0,05) maka model fit dan apabila sig > nilai
alpha (0,05), maka model tidak fit. Hasil uji goodness of fit juga dapat dilihat dari nilai F hitung > F tabel maka model fit dan apabila nilai F hitung < F tabel, maka model tidak fit.
Tabel 12 ANOVA
Model F Tabel F (n-k-1) Sig.
1 29,591 2,70 0,000
Sumber : Analisa data responden diolah dengan SPSS versi 25.
Berdasarkan pada tabel 12 menunjukan bahwa pada variabel shift kerja, stres kerja dan lingkungan kerja memiliki tingkat signifikan sebesar 0,000 yang berarti bahwa 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa model fit digunakan dalam model penelitian serta berdasarkan pada nilai F hitung > F tabel (29,591 > 2,70) maka dapat dikatakan bahwa model fit.
Hasil koefesien korelasi terdapat pada nilai koefesien determinasi adalah 0 dan 1, nilai
yang kecil artinya kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variaasi variabel dependen sangat terbatas.Nilai yang mendekati 1 artinya variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Tabel 13 Uji Koefisien korelasi dan Koefesien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square
1 0,688ª 0,473 0,457
Sumber : Analisa data responden diolah dengan SPSS versi 25.
Berdasarkan tabel 13 menunjukan bahwa angka coefficient correlation (R) sebesar 0,688 yang berarti shift kerja, stres kerja dan lingkungan kerja secara bersama-sama memiliki hubungan yang kuat terhadap kinerja karyawan.
Berdasarkan tabel 13 menunjukan bahwa diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,457 yang artinya menunjukan bahwa
sebesar 45,7% variasi variabel kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variansi variabel shift kerja, stres kerja, dan lingkungan kerja sedangkan sisanya adalah sebesar 54,3% dipengaruhi oleh variabel lain diluar dari yang dimasukan dalam model penelitian.
10
Tabel 14 Uji Analisis Linear Berganda
Model Unstandardized Coefiecients B
(constant) Shift kerja Stres kerja
Lingkungan kerja
14,002 0,428 0,170 1,266
Sumber : Analisa data responden diolah dengan SPSS versi 25. Artinya jika nilai shift kerja, Stres kerja ,
dan lingkungan kerja adalah 0, maka nilai kinerja karyawan yang dihasilkan adalah sebesar 14,002. 1) Koefesiensi Regresi Shift Kerja, Setiap kenaikan satu satuan shift kerja akan meningkatkan kinerja karyawan pada divisi produksi PT. X sebesar 0,428 satuan. Jika nilai stres kerja dan Lingkungan kerja dianggap konstan. 2) Koefesiensi Regresi Stres Kerja,
Setiap kenaikan satu satuan stres kerja akan meningkatkan kinerja karyawan pada divisi produksi PT. X sebesar 0,170 satuan. Jika nilai shift kerja dan Lingkungan kerja dianggap konstan. 3)Koefesiensi Regresi Lingkungan Kerja Setiap kenaikan satu satuan shift kerja akan meningkatkan kinerja karyawan pada divisi produksi PT. X sebesar 1,266 satuan. Jika nilai shift kerja dan stres kerja dianggap konstan.
Tabel 15 Uji Hipotesis Shift Kerja
Model Unstandardized coefficients b
t Sig.
(Constant) X1
14.002 2,653 0,009 0,016 0,428 2,456
Sumber : Analisa data responden diolah dengan SPSS versi 25 Berdasarkan tabel 15 menunjukan bahwa nilai sig variabel shift kerja sebesar 0,016 dimana nilai sig lebih besar dari 0,05, yang artinya maka
disimpulkan bahwa Ho ditolak yakni shift kerja berpengaruh terhadap variabel kinerrja karyawan
Gambar 2
Gambar 2 menunjukkan bahwa nilai t-hitung > t-tabel (2,456> 1,984) maka Ho ditolak artinya
variabel shift kerja berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan.
11
Tabel 16 Uji Hipotesis Stres Kerja
Model Unstandardized coefficients b
t Sig.
(Constant) X2
14.002 0,170
2,653 2,841
0,009 0,005
Sumber : Analisa data responden diolah dengan SPSS versi 25 Berdasarkan tabel 16 menunjukan bahwa nilai sig variabel stres kerja kerja sebesar 0,005 dimana nilai sig lebih kecil dari 0,05, yang artinya maka disimpulkan bahwa Ho ditolak yakni
variabel stres kerja berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan
Gambar 3
Gambar 3 diatas menunjukkan bahwa nilai t-hitung < t-tabel (2,841> 1,984) maka Ho ditolak,
artinya variabel stres kerja berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan.
Tabel 17 Uji Hipotesis Lingkungan Kerja
Sumber : Analisa data responden diolah dengan SPSS versi 25 Berdasarkan tabell 17 menunjukan bahwa nilai sig variabel lingkungan kerja sebesar 0,000 dimana nilai lebih kecil dari 0,05, yang artinya maka disimpulkan bahwa H0 ditolak yakni
lingkungan kerja berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan
Gambar 4
Model Unstandardized coefficients b
t Sig.
(Constant) 14.002 2,653 0,009
X3 1,266 7.376 0,000
12
Gambar 4 diatas menunjukkan bahwa nilai t-hitung > t-tabel (7.376 > 1,984) maka Ho ditolak,
artinya variabel lingkungan kerja berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan
PENUTUP
Pertama H1 pada variabel shift kerja ho ditolak yang artinya bahwa shift kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. X dengan nilai p-value (sig) 0,016 lebih kecil dari 0,05.Sedangkan nilai critical value (t) 2,456 lebih besar dari nilai t tabel 1,984.
Kedua H2 pada variabel stres kerja Ho ditolak maka yang artinya bahwa stres kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. X dengan nilai p- value (sig) 0,005 lebih kecil dari 0,05. Sedangkan nilai critical value (t) 2,841 lebih besar darii nilai t tabel 1,984 Ketiga H3 pada variabel lingkungan kerja Ho ditolak maka artinya bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. X dengan nilai p-value (sig) 0,000 lebih kecil dari 0,05. Sedangkan nilai critical value (t) 7,376 lebih besar dari nilai t tabel 1,984.
Beberapa keterbatasan yang penulis peroleh selama proses penyusunan skripsi adalah: 1. pada penelitian ini peneliti hanya mengambil sampel sebesar 103 responden pada divisi produksi 2. Dalam penelitian ini hanya dilakukan pada
karyawan PT. X d karena keterbatasan waktu dan juga tenaga. 3. dalam penelitian ini variabel yang diteliti hanya variabel shift kerja, stres kerja , lingkungan kerja dan kinerja karayawan
Untuk keterbatasan yang terdapat pada penelitian ini, maka rekomendasi bagi penelitian selanjutnya sebagai berikut: 1)Rekomendasi bagi perusahaan yaitu supaya pihak perusahaan dapat meningkatkan lagi perhatiannya terhadap kondisi karyawan terakit dengan stres kerja , serta peningkatan perhatian terhadap llingkungan kerja perusahaan dengan lebih lagi agar kinerja karyawan dapat meningkat dalam menyelesaikan tujuan organisasi. Untuk shift kerja , perusahaan dapat memperhatikan hal seperti hak karyawan untuk berdiskusi terlebih dahulu dalam memilih shift kerja 2.) Rekomendasi yang diberikan untuk penelitian selanjutnya supaya dapat memperluas ruang lingkup dan menambah jumlah responden yang diteliti dapat lebih banyak untuk penelitian kedepannya. 3.) untuk peneliti selanjutnya peneliti harap dapat menambah variabel penelitian yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan
13
REFERENCES:
Ahmad, Yuliya, Bernhard Tewal, and Rita N. Taroreh. 2019. "Pengaruh Stres kerja, Beban
Kerja ,dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. FIF Group Manado." Jurnal EMBA 2811-2820.
Anwar , Prabu Mangkunegara. 2019. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arianto, Dony, and Asri Dwi Puspita. 2019. "Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kinerja Melalui Variabel Kelelahan dan Beban kerja Sebagai Variabel Intervening di PT.MI." Journal Of Industrial And Systems Optimization 23-28.
Budianto, A. Aji Tri, and Amelia Katini. 2015. "Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribusi Wilayah 1 Jakarta." Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen 100-124.
Cahyaningrum, Syamsiatul, and Jun Surjanti. 2018. "Pengaruh Stres Kerja dan Konflik Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan PT. Surya Cipta Internusa Gresik)." Jurnal Ilmu Manajemen 1-9.
Dessler, Gary. 2017. Human Resource Management. United States of America: Pearson Education Limited.
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25. Semarang: UNDIP.
Insan, Pribadi Darmawan, and Ahyar Yuniawan. 2016. "Pengaruh Gaya Kepemimpinan Partisipatif, Lingkungan Kerja, Kompensasi dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Bagian Keperawatan RSUD Tugurejo Semarang)." Diponegoro Journal of Economics 1-13.
Lestari, Yani Elviani, Moh Bukhori, and Fathorrahman . 2020. "Pengaruh Shift Kerja, Stres Kerja Dan Lingkungan Kerja." Jurnal Ekonomi 208-230.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2019. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Marsusanti, Eva. 2015. "Pengaruh Shift dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Departement Store Kota Sukabumi." SWABUMI 29-35.
Massie, Rachel Natalya, William A. Areros, and Wehelmina Rumawas. 2018. "Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Pengelola It Center Manado." Jurnal Administrasi Bisnis 41-49.
Rahmawanti , Nela Pima, Bambang Swasto, and Ariq Prasetya. 2014. "Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara)." Jurnal Administrasi Bisnis 1-9.
14
Robbins, Stephen P, and Mary Coulter. 2017. Management . United States of America: Pearson Education.
Robbins, Stephen P. 2017. Organizational Behavior. United States of America : Pearson Education Limited.
Sedarmayanti. 2019. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT Refika Aditama.
—. 2018. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju .
Sihaloho, Ronal Donra, and Hotlin Siregar. 2019. "Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.Super Setia Sagita Medan." Jurnal Ilmiah Socio 273-281.
Sipatu, Lidanur. 2013. "Pengaruh Motivasi , Lingkungan Kerja dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap RSUD Undata Palu." e-Jurnal Katalogis 147-158.
Sugiyono. 2020. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Wartono, Tri. 2017. "Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Majalah Mother And Baby)." | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang 41-55.
top related