ppt typhoid

Post on 20-Oct-2015

91 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Typhoid

TRANSCRIPT

Collaborative Learning (FP)

“TYPHOID”

Oleh: Kelompok 6

Anita Ika LestariKinanti PrimandiniWisam Wafi KurniawanMaretta Sekar DewiGiovanny SumeinarDewanti Erin SasmiDhinar Ika Wardhani PYuni WidiyaningsihBaiq Ririn Vihasti S.Isroah

DEFINISI

• Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella. ( Bruner and Sudart, 2002).

• Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. Sinonim dari penyakit ini adalah paratyphoid abdominalis,enteric fever, typhus dan para typhus abdominalis. (Syaifullah Noer, 1998).

• Demam typhoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran. (Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak, 1993).

EPIDEMIOLOGI

• Badan kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah sakit demam typhoid demam typhoid diseluruh dunia mencapai 16-33 juta jiwa dengan 500-600 ribu jiwa kematian tiap tahunnya (Hadinogoro 2011).

• Demam typhoid merupakan permasalahan kesehatan penting dibanyak negara berkembang, diperkirakan 17 juta orang mengidap penyakit ini tiap tahunnya. Indonesia diperkirakan insiden demam typhoid  adalah  800 penderita per 100.000    penduduk  pertahun, dengan angka  kematian   2% (Widoyono, 2011).

• Riset Kesehatan Nasional, 2007 menyebutkan prevalensi typhoid klinis nasional sebesar 1,6 %, sedangkan hasil prevalensi analisis lanjut ini sebesar 1,5 % yang artinya ada sakit demam typhoid typhoid 1.500 per 100.000 penduduk Indonesia ( Okky, 2012).

ETIOLOGI

• Etiologi typhoid adalah salmonella typhi. Adapun beberapa macam dari salmonella typhi adalah sebagai berikut:

• Salmonella thyposa, basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak bersepora mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu:

– Antigen O (somatic, terdiri dari zat komplek liopolisakarida)

– Antigen H (Antigen Flagella), – Antigen Vi

• Salmonella parathypi A• Salmonella parathypi B• Salmonella parathypi C

FAKTOR

RESIKO

• Sanitasi lingkungan yang buruk

• Personal hygiene yang buruk• Menjadikan sungai sebagai

sapiteng rumah tangga• Mengkonsumsi makanan

(khususnya sayuran) dalam kondisi mentah dan minum air yang tidak direbus .

• Pasteurisasi susu yang tidak baik

• Cara pengolahan dan penyajian makanan dan minuman yang tidak baik

MANIFESTASIKLINIS

Gejala klinis yang biasa ditemukan, yaitu :• Demam (biasanya ˃5 hari, terutama malam hari,

makin tinggi; rambut aisen tertentu bisa rontok), menggigil, nyeri/kembung, lidah kotor dengan tepian merah, sering konstipasi selama beberapa hari

• Ganguan pada saluran pencernaan• Gangguan kesadaran : Umumnya kesadaran

penderita menurun walaupun tidak berapa dalam, yaitu apatis sampai somnolen. Jarang terjadi sopor, koma atau gelisah

• Pada punggung terdapat roseola (bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit. Biasanya ditemukan pada minggu pertama demam) (ppni Klaten,2009)..

• Relaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit tifus abdominalis, akan tetapi berlangsung ringan dan lebih singkat. Terjadi pada minggu kedua setelah suhu badan normal kembali, terjadinya sukar diterangkan.

• Epitaksis• Bradikardi.

Next...Berdasarkan proses penyakitnya, manisfestasi yang muncul pada demam tifoid antara lain:

• Masa InkubasiMasa inkubasi dapat berlangsung 7-21 hari, walaupun pada umumnya adalah 10- 12 hari. Pada awal penyakit keluhan dan gejala penyakit tidaklah khas, berupa : anoreksia, rasa malas, sakit kepala bagian depan, nyeri otot, lidah kotor, gangguan perut (perut kembung dan sakit).

• Gambaran klasik demam tifoid (Gejala Khas)– Minggu Pertama (awal terinfeksi)– Minggu Kedua : suhu tubuh terus

meningkat– Minggu Ketiga : suhu tubuh menurun atau

normal– Minggu Keempat (stadium penyembuhan)

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

• Hematologi• Urinalisa• Kimia Klinik• Imunologi

– Widal Slide– ELISA Salmonella typhi/

paratyphi lgG dan lgM– Tes Tubex– Mikrobiologi Gall Culture– Biologi molecular

Next...Beberapa faktor yang mempengaruhi uji Widal antara

lain :

• Faktor-faktor yang berhubungan dengan Penderita– Keadaan umum gizi penderita– Waktu pemeriksaan selama perjalanan penyakit– Pengobatan dini dengan antibiotic– Penyakit-penyakit tertentu– Pemakaian obat imunosupresif atau

kortikosteroid dapat menghambat pembentukan antibodi.

– Vaksinasi– Infeksi klinis atau subklinis oleh Salmonella

sebelumnya• Faktor-faktor teknis

– Aglutinasi silang– Konsentrasi suspensi antigen– Daya aglutinasi suspensi antigen dari strain

salmonella setempat lebih baik daripada suspensi antigen dari strain lain.

PENATALAKSANAAN

1. Perawatan• Penderita demam tifoid perlu dirawat

di rumah sakit untuk isolasi, observasi dan pengobatan. Penderita harus tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih 14 hari. Maksud tirah baring adalah untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus. Mobilisasi penderita dilakukan secara bertahap, sesuai dengan pulihnya kekuatan pasien.

• Penderita dengan kesadaran yang menurun, posisi tubuhnya harus diubah-ubah pada waktu-waktu tertentu untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitus. Defekasi dan buang air kecil perlu diperhatikan.

2. DIETMakanan yang diberi kepada penderita demam tifoid harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas. Susu 2 kali satu gelas sehari perlu diberikan. Jenis makanan untuk penderita dengan kesadaran menurun ialah makanan cair yang dapat diberikan melalui pipa lambung. Bila anak sadar dan nafsu makan baik, maka dapat diberikan makanan lunak dengan lauk pauk yang dicincang.

3. OBAT• Obat-obat antimikroba yang sering

digunakan antara lain ialah kloranfenikol, tiamfenikol, kortimoksazol, ampisilin dan amoksisilin, fluorokinolon.

• Pengobatan pada penderita demam tifoid biasanya diberikan kloramfenikol atau kortimoksazol. Di Indonesia kloramfenikol merupakan obat pilihan untuk penyakit demam tifoid. Obat ini sangat efektif untuk segera menurunkan deman. Deman berlebihan menyebabkan penderita harus dirawat dan diberikan cairan infus.

PENATALAKSANAAN

KOMPLIKASI

• Komplikasi intestinal– Perdarahan usus– Perforasi usus– Peritonitis

• Komplikasi extra intestinal– Komplikasi kardiovaskuler: kegagalan sirkulasi

(renjatan sepsis), miokarditis, trombosis, tromboplebitis.

– Komplikasi darah: anemia hemolitik, trobositopenia, dan syndroma uremia hemolitik.

– Komplikasi paru: pneumonia, empiema, dan pleuritis.– Komplikasi pada hepar dan kandung empedu:

hepatitis, kolesistitis.– Komplikasi ginjal: glomerulus nefritis, pyelonepritis

dan perinepritis.– Komplikasi pada tulang: osteomyolitis, osteoporosis,

spondilitis dan arthritis.– Komplikasi neuropsikiatrik: delirium, meningiusmus,

meningitis, polineuritis perifer, sindroma Guillain bare dan sidroma katatonia.

• Komplikasi di luar usus halus, terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis (bakteremia), yaitu meningitis, kolesistisis, ensefalopati, miokarditis, dan karier kronik, serta bronkitis terjadi pada akhir minggu pertama. Terjadi karena infeksi sekunder, yaitu bronkopneumonia. (Ngastiyah, 2005 : 237).

PEN PC RE IG MA EH RAN

Pencegahan primer dapat dilakukan dengan cara imunisasi dengan vaksin yang dibuat dari strain Salmonella typhi yang dilemahkan. Di Indonesia telah ada 3 jenis vaksin tifoid, yaitu:– Vaksin oral Ty 21 a Vivotif Berna.– Vaksin parenteral sel utuh

Typa Bio Farma. Dikenal 2 jenis vaksin yakni, K vaccine (Acetone in activated) dan L vaccine (Heat in activated-Phenol preserved).

– Vaksin polisakarida Typhim Vi Aventis Pasteur Merrieux

– Vaksin diberikan secara intramuscular dan booster setiap 3 tahun. Kontraindikasi pada hipersensitif, hamil, menyusui, sedang demam dan anak umur 2 tahun.

NextBeberapa usaha perbaikan sanitasi

lingkungan adalah:• Penyediaan air bersih untuk seluruh warga.

Tidak tercemar oleh air limbah dan kotoran lain. Untuk air minum masyarakat membiasakan dengan memasak sampai mendidih.

• Jamban keluarga yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Tidak terkontaminasi oleh lalat dan serangga lain.

• Pengelolaan air limbah, kotoran dan sampah, harus benar sehingga tidak mencemari lingkungan.

• Control dan pengawasan terhadap kebersihan lingkungan terlaksanan dengan baik dan berkesinambungan

• Membudayakan perilaku hidup bersih dan lingkungan bersih yang berlaku untuk seluruh lapisan masyarakat.

P E NCEGAHAN

SEKUNDER & TERSIER

Pencegahan sekunder dapat berupa :

• Penemuan penderita maupun carrier secara dini melalui penigkatan usaha surveilans demam tifoid.

• Perawatan umum dan nutrisi• Pemberian anti mikroba

(antibiotik)Pencegahan Tersier• Pencegahan tersier adalah upaya

yang dilakukan untuk mengurangi keparahan akibat komplikasi.

TERIMA KASIH

top related