sss.10. mata refraksi.ppt [read-only] -...

Post on 20-Jun-2018

223 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

REFRACTION

The change in speed as a light ray goes from one light ray goes from one material to another causes the ray to deviate from its incident direction

Tiap mata diperiksa terpisah.� Tiap mata diperiksa terpisah.

� Tanpa / dengan kaca mata

DISTANCE VISUAL ACUITY

1 minute of arc

EE

DISTANCE VISUAL ACUITY

1 minute of arc

E

VA =

Distance over which the test letter is viewed

Distance at which detail subtends 1 min of arc

= 6 / 6

E6 m viewing distance

6 meters

1 minute

1 minute

E

E

VA= 6/6

VA= 6/12 E6 meters

6 meters

1 minute

36 meters

12 meters

E

EVA= 6/36

E

E

� OPTOTYPE SNELLEN.

� MENGHITUNG JARI.� MENGHITUNG JARI.

� GOYANGAN TANGAN.

� DENGAN SENTER.

Alat Pengukuran Visus

Snellen eye chart

Rosenbaum pocket

chart

� Setiap huruf nya membentuk sudut 5 menit

pada jarak tertentu.pada jarak tertentu.

� Pemeriksaan dilakukan pada jarak 5 atau 6

meter : mata tidak berakomodasi.

� Tajam penglihatan : pembilang / penyebut.

� Pembilang : jarak pasien dengan Snellen.

� Penyebut : jarak yang dapat dibaca.

� Visus 6/6 : dapat melihat huruf pada

jarak 6 meter, yang orang normal dapat

melihat huruf tersebut dari jarak 6 meter.

� Visus 6/30 : dapat melihat huruf pada

jarak 6 meter, yang orang normal dapat

melihat huruf tersebut dari jarak 30 meter.

� Tdk dapat mengenal huruf terbesar pada

kartu Snellen.

� Normal : jari dapat dilihat secara terpisah

pada jarak 60 meter.

� 1/60 : hanya dapat menghitung jari dari jarak 1 m.

� 3/60 : hanya dapat menghitung jari dari jarak 3 m.

Pemeriksaan Tajam Penglihatan

dengan HITUNG JARI

• Bila pasien belum dapat melihat huruf teratas atau terbesar dari kartu Snellen atau kartu E maka mulai HITUNG maka mulai HITUNG JARI pada jarak 3 meter (tulis 03/060).

• Hitung jari 3 meterbelum bisa terlihat maka maju 2 meter (tulis 02/060), bila belum terlihat maju 1meter (tulis 01/060).

� Digunakan untuk visus < 1/60.

� Orang normal dapat melihat gerakan /� Orang normal dapat melihat gerakan /

lambaian tangan dari jarak : 300 meter.

� Visus 1/300 : hanya dapat melihat

lambaian tangan dari jarak 300 meter.

Pemeriksaan Tajam Penglihatan

dengan goyangan tangan

• Bila belum juga terlihat

maka lakukan maka lakukan

GOYANGAN TANGAN

pada jarak 1 meter (tulis

01/300)

� Visus < 1/300.

� Orang normal dapat melihat sinar dari jarak

tak berhingga.

� Hanya mengetahui ada / tdknya cahaya,

visus : 1/~ ⇒ proyeksi ( +/- ).

Pemeriksaan Tajam Penglihatan

dengan senter

Goyangan tangan belum terlihat

maka senter mata pasien dan

tanyakan apakah responden tanyakan apakah responden

dapat melihat SINAR SENTER

Bila tidak dapat melihat sinar

senter disebut

BUTA TOTAL

VISUS MEMBAIK ⇒ KELAINAN

REFRAKSI ( + ) YANG DAPAT DIKOREKSI

DENGAN KACA MATA

Pemeriksaan Tajam Penglihatan

dengan PINHOLE

• Bila pasien tidak

dapat melanjutkan

lagi bacaan huruf di

kartu Snellen atau kartu Snellen atau

kartu E maka pada

mata tersebut

dipasang PINHOLE

Pemeriksaan Tajam Penglihatan

dengan PINHOLE

• Dengan pinhole pasien dapat melanjutkan

bacaannya sampai baris normal (20/20)

berarti pasien tersebut GANGGUAN

REFRAKSIREFRAKSI

Pemeriksaan Tajam Penglihatan

dengan PINHOLE

• Bila dengan pinhole pasien tidak dapat melanjutkan bacaannya mungkin ada kelainan pada mata

PINHOLE

KEADAAN MATA, DIMANA SINAR-

SINAR SEJAJAR DENGAN GARISSINAR SEJAJAR DENGAN GARIS

PANDANG TANPA AKOMODASI

DIBIASKAN PADA MAKULA LUTEA.

AKOMODASI :

KEMAMPUAN LENSA MATA

UNTUK MENCEMBUNG

DAYA PEMBIASAN LENSA >>>, DIATUR O

REFLEKS AKOMODASI ( MELIHAT

KABUR ATAU MELIHAT DEKAT )

Teori Helmholtz : zonulla Zinnii

kendor akibat kontraksi otot kendor akibat kontraksi otot

silier sirkuler ⇒ lensa yang

elastis menjadi cembung &

diameter menjadi kecil.

Schernig : Bila musculus

Ciliaris berkontraksi maka

iris, corpus ciliaris tertarik ke iris, corpus ciliaris tertarik ke

belakang menyebabkan

zonulla zinnii tegang & lensa

menjadi cembung.

Anak-anak ⇒ akomodasi kuat ⇒ sering

didapati koreksi yang berlebihan pada

myopia

Beri sikloplegik atau sulfas atropin

untuk melumpuhkan otot siliar /

sphingter pupil

PUNCTUM REMOTUM :

Titik terjauh yang dapat dilihat

tanpa akomodasi.

PUNCTUM PROXIMUM :

Titik terdekat yang dapat dilihat

dengan akomodasi maksimal

� LENSA SPHERIS :

* CONVEX LENS (PLUS)

* CONCAVE LENS (MINUS)* CONCAVE LENS (MINUS)

� LENSA SILINDRIS :

* CONVEX LENS (PLUS)

* CONCAVE LENS (MINUS)

� LENSA PRISMA

Spherical Lenses

SPHERICAL CONVEX LENS ( THICK IN THE

CENTRE AND THIN AT THE PERIPHERY ) :

* IS A CONVERGING LENS

* IT MAY BE OF BICONVEX,PLANO-

CONVEX OR CONCAVO-CONVEX.

* USED FOR CORRECTION OF

HYPERMETROPIA,APHAKIA AND

PRESBYOPIA

SPHERICAL CONCAVE LENS ( THIN IN THE

CENTRE AND THICK AT THE PERIPHERY ) :

* IS A DIVERGING LENS

* THREE TYPES : BICONCAVE,PLANO-

CONCAVE,CONVEXO-CONCAVE

* USED FOR CORRECTION OF MYOPIA

AND AS HRUBY LENS FOR FUNDUS

EXAMINATION WITH SLIT LAMP

LENSA SPHERIS :

Mengalami sejumlah penyimpangan

(aberasi) :

� Aberasi Spheris : berkas sinar yang

dekat sumbu utama akan dibias pada

satu titik, tapi sinar yang jauh dari

sumbu utama akan dibias lebih dekat.

Abrasi Kromatik : sinar dengan

gelombang terpanjang dibias lebih

lemah dari sinar-sinar dengan

gelombang pendek.

Spheris positif : pembiasan konvergen

Spheris negatif : pembiasan divergen

LENSA SILINDRIS :

• Mempunyai poros ( axis ).

• Semua sinar melalui axis tidak dibiaskan.

• Sinar-sinar dalam bidang tegak lurus terhadap • Sinar-sinar dalam bidang tegak lurus terhadap

poros akan dibiaskan sesuai dengan apakah

silindris + / -.

CYLINDRICAL CONVEX LENS : IS A

SEGMENT OF A CYLINDER OF GLASS

CUT PARALLEL TO ITS AXIS.CUT PARALLEL TO ITS AXIS.

CYLINDRICAL CONCAVE LENS IS A

LENS CASTED IN A CONVEX

CYLINDRICAL MOULD.

CYLINDRICAL LENS USED TO

* PRESCRIBED TO CORRECT

ASTIGMATISMASTIGMATISM

* AS A CROSS CYLINDER USED

TO CHECK THE REFRACTION

SUBJECTIVELY

PRISM LENS :

* OBJECTIVE MEASUREMENT OF

ANGLE OF DEVIATIONANGLE OF DEVIATION

* THERAPEUTICALLY,PRISMS ARE

PRESCRIBED IN PATIENTS WITH

PHORIAS AND DIPLOPIA

Problems of Refraction

Figure 15.14a, b

HYPERMETROPIA

( rabun dekat = farsightedness =

longsightedness )

• Keadaan mata yang tidak• Keadaan mata yang tidak

berakomodasi memfokuskan

bayangan di belakang retina

Hypermetropia,and restoring of vision with convex lens

Penyebab :

• Hypermetropia Axial : sumbu bola mata

terlalu pendek. Setiap 1 mm pemendekan

diameter antero-posterior bola mata diameter antero-posterior bola mata

menghasilkan hypermetropia 3 D

• Hypermetropia curvatura:

hypermetropia disebabkan oleh

curvatura cornea ataupun lensa lebih

datar dari normal sehingga terjadi

penurunan refractive power dari mata. penurunan refractive power dari mata.

Setiap 1mm kenaikan radius curvatura

menghasilkan hypermetropia 6 D

• Index hypermetropia : perubahan index refractive dari lensa pada usia tua. Biasanya juga pada penderita diabetes yang dalam pengobatan

• Posititional hypermetropia : letak lensa • Posititional hypermetropia : letak lensa yang lebih posterior

• Tidak adanya lensa,yang menyebabkan aphakia (high hypermetropia)

Pembagian :

• Ringan : +0,25 D - +3,00 Dioptri.

• Sedang : +3,25 D - + 6,00 Dioptri• Sedang : +3,25 D - + 6,00 Dioptri

• Berat : > +6 Dioptri

Hypermetropia tdd :

• Hypermetropia Totalis : hypermetropia

yang dikoreksi sesudah diberikan yang dikoreksi sesudah diberikan

sikloplegia. ( Latent + manifest )

Hypermetropia Latent :

• Kelainan hypermetropia tanpa sikloplegik

diimbangi seluruhnya oleh akomodasi.

• Makin muda, komponen latent makin >>.

• Sehari-hari diatasi dengan akomodasi terus

menerus ( terutama pasien muda ).

Hypermetropia manifest :

• Hypermetropia yang dikoreksi dengan

akomodasi masih ada ( tanpa sikloplegik ).

• Dapat dikoreksi dgn kaca mata positif

maksimal.

• Tdd : hypermetropia absolut + fakultatif.

• Hypermetropia absolut : kelainan

refraksi tidak diimbangi dgn akomodasi

& memerlukan kaca mata positif u

melihat jauh.melihat jauh.

• Hypermetropia fakultatif :

hypermetropia dapat diimbangi dgn

akomodasi / kaca mata spheris positif.

Tanda subjektif :

• Mata lelah.

• Sakit kepala : frontal / fronto – temporal • Sakit kepala : frontal / fronto – temporal

headache.

• Silau.

• Astenophia akomodatif.

Tanda objektif :

• Ukuran bola mata tampak lebih kecil

• Diameter cornea lebih kecil dari normal• Diameter cornea lebih kecil dari normal

• Pupil mengecil ( miosis)

• COA dangkal

• Fundus examination : Pseudopapilitis &

Shot silk appearance

• A-scan USG ( biometry) : panjang

antero-posterior bola mata pendekantero-posterior bola mata pendek

Therapi :

• Koreksi dengan lensa spheris positif

yang terkuat yang memberikan visus yang terkuat yang memberikan visus

terbaik sehingga sinar difokuskan di

retina

Komplikasi :

• Hordeolum, blepharitis, chalazion yang

berulang

• Strabismus konvergen

• Amblyopia

• Primary narrow angle glaucoma

MYOPIA

( rabun jauh = short-sightedness

= near-sightedness )

• Bayangan dari benda yang terletak

jauh difokuskan di depan retina pada

mata yang tidak berakomodasi.

Myopic eye

Penyebab :

• Myopia Axial.

- Sumbu antero-posterior bola mata

terlalu panjang.terlalu panjang.

- Kelengkungan kornea normal.

- Lensa normal.

• Myopia Index : peningkatan index refractive

dari lensa yang biasanya berhubungan dengan

nuklear sklerosis

Misalnya karena perubahan daya bias :

Lensa : luxatio, sub-luxatio, cataract.

Cairan mata : pada penderita DM

• Myopia curvatura : terjadi akibat

peninggian curvatura kornea ataupun

lensa. Misalnya pada kornea terjadi :

keratoconus, keratoglobus,

keratoectasia

• Positional myopia : lensa terletak lebih

ke anterior

• Myopia yang terjadi akibat excessive

akomodasi,biasa pada pasien dengan

spasme akomodasi

Tanda Subjektif :

• Jauh kabur, terang dekat.

• Muscae Folitantes ( + ) : sebagian sel-sel

retina ada yang terlepas dan masuk ke corpus

vitreous, sehingga terlihat bintik-bintik hitam

di lapang pandang.

• Penderita sering mengernyitkan

mata (efek pinhole).

• Asthenopia konvergensi.• Asthenopia konvergensi.

• Night blindness

Tanda Objektif :

• Diameter cornea lebih besar

• COA dalam, iris agak bergetar

• Pupil dilatasi dan refleksnya agak lambat

• Fundus examination : myopic crescent,

Tigroid fundus.

Pembagian Myopia :

• Myopia Simplex ( stationer ) : kelainan fundus (-).

• Myopia Progresif : kelainan fundus (+), myopic

crescent, tigroid fundus, setiap tahun D bertambah crescent, tigroid fundus, setiap tahun D bertambah

sampai usia 25 thn.

• Myopia Maligna : kelainan fundus (+), tigroid fundus,

penambahan D sampai > 25 thn.

Klinis :

� Myopia Ringan : - 0,25 D - - 3,00 D

� Myopia Sedang : - 3,25 D - - 6,00 D� Myopia Sedang : - 3,25 D - - 6,00 D

� Myopia Berat : > - 6 D

Komplikasi :

• Esotropia : bila derajat kedua mata

hampir sama � punctum remotum yang

dekat � mata selalu konvergensi � bila dekat � mata selalu konvergensi � bila

menetap mengakibatkan juling .

• Retinal detachment ( Ablatio Retina )

Therapi :

• Koreksi dengan lensa Spheris terlemah

sehingga sinar dapat difokuskan tepat di

retina

Therapy operatif :

• Refractive corneal surgery :

- Radial keratotomy

- Photo-refractive keratectomy ( PRK)

- Laser in situ Keratomileusis

• Clear lens Extraction in unilateral high myopia

ASTIGMATISMA :

Mata menghasilkan suatu bayangan

dengan titik atau garis fokus

multipel.

Type Astigmatisma :

• Based on asymmetry of structure :

1. Corneal astigmatisma ( due to an 1. Corneal astigmatisma ( due to an

irregularly shaped cornea )

2. Lenticular astigmatisma ( due to an

irregularly shaped lens )

Based on axis of the principal

meridians

• Regular astigmatisma : letak

titik fokus pada tiap meridian titik fokus pada tiap meridian

teratur.

Terdiri atas :

Astigmatisma with the rule :

• Astigmatisma dengan daya bias yang lebih

besar terletak di meridian vertikal.

Astigmatisma against the rule :Astigmatisma against the rule :

• Astigmatisma dengan daya bias yang lebih besar

terletak di meridian horizontal.

• Irregular astigmatisma : letak

titik fokus pada tiap meridian

tidak teratur

Penyebab :

• Kelainan cornea : 90 %.

� perubahan kelengkungan cornea.

� tindakan operasi.

� trauma

• Kelainan lensa .

Jenis Astigmatisma :

1. Ast.Myopic Simplex : koreksi Cyl. ( - ).

2. Ast.Myop.Comp. : koreksi Sp (-) & Cyl (-).

3. Ast.Hypermetr.Simp. : koreksi Cyl (+).

4. Ast.Hypermetr.Comp. : koreksi Sp(+) & Cyl(+)

5. Astigmatisma Mixtus : koreksi

Sp(-) & Cyl (+)

Sp(+) & Cyl (-)

Therapy :

• Dengan lensa cylindris.

• Untuk irreguler astigmatisma : lensa

kontak, dan atau tindakan operasi

( mis. Penetrating keratoplasty ).

Cara koreksi :

• Koreksi dengan sp (+) / (-) sampai dapat

visus terbaik.

• Beri lensa fogging untuk menghilangkan

akomodasi.

• Kemudian dikoreksi dengan lensa cylindris

P R E S B Y O P I A

• Punctum proximum telah menjadi jauh

sehingga sulit melihat dekat / membaca.

• Mulai pada umur 40 thn.• Mulai pada umur 40 thn.

• Gangguan akomodasi pada usia lanjut :

� kelemahan otot akomodasi.

� Kurangnya elastisitas lensa.

Focusing for Close Vision

Figure 15.13b

• Koreksi dgn SP (+) :

� 40 tahun : Sp + 1,00 D

� 45 tahun : Sp + 1,50 D

� 50 tahun : Sp + 2,00 D� 50 tahun : Sp + 2,00 D

� 55 tahun : Sp + 2,50 D

� > 60 tahun : Sp + 3,00 D

Spheris + 3,00 D adalah lensa positif terkuat yang

diberikan, karena mata tidak berakomodasi bila

membaca pada jarak 33 cm � benda yang dibacamembaca pada jarak 33 cm � benda yang dibaca

terletak di titik api lensa +3,00D � sinar yang

keluar akan sejajar

Curved Top

Flat Top

Round Top

Progressive : tdk nampak batas

ANISOMETROPIA

• Keadaan refraksi kedua mata tidak seimbang � > 2D.

• Biasanya kongenital.

• Didapat : Traumatik Katarak, kerusakan kornea

� Simple hyperopic (myopic) Anisometropia.

� Compound hyperopic (myopic) Anisometropia.

� Mixed Anisometropia.

� Simple Astig. Anisometropia.

� Compound astigmatisma.

Penyebab :

Herediter

Variasi perkembangan refraksi error pd ke-

2 mata

Penyakit, injury pada satu mata

top related