village activity mapping service availability mapping ... · village activity mapping service...
Post on 04-Jan-2020
22 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Village Activity MappingService Availability Mapping
Provinsi Jawa Barat
Deni K Sunjaya, Dewi MDH
Universitas Padjadjaran
HOTEL HORISON MAKASSAR, 28-29 September 2011
FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia
Baseline data GAVI HSS Kemenkes RI di 5 propinsi
Tujuan kegiatan menilai dan mendapatkan gambaran dasar(1) kegiatan mobilisasi masyarakat;
(2) pengelolaan program KIA dan imunisasi
(3)ketersediaan sarana yang berkaitan dengan KIA dan imunisasi
Mixed Method (Jawa Barat)
◦ Survey: (a) 5893 Desa (b) 1038 Puskesmas dan (c) 30 RS pada 26 kabupaten/kota
◦ Interview: 26 Dinkes, 26 Puskesmas, 26 Bides, 26 Kader, 26 Perangkat Desa
97.30%
2.50%
Keberadaan Bidan Desa di Desa/Kelurahan
Ya
Tidak
4.60%
47.30%
25.50%
10.60%
4.80%2.90% 1.20% 0.50% 0.50%
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
35.00%
40.00%
45.00%
50.00%
Tidak ada
Bidan
1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah Bidan yang praktik di Desa
90.00%
9.90%
0 0
Bidan Desa yang menetap di wilayah kerja
Ya
Tidak
51.30%48.60%
Tenaga Kesehatan lain yang melakukan pelayanan KIA
Ya
Tidak
VAM
Bidan Desa di Kab Bogor
59.90%27.00%
8.20%4.70%
Jenis Kepegawaian Bidan
PNS
PTT Pusat
PTT Daerah
Lain-lain
13.90%1.00%
82.40%
1.40%
1.30%
0.00%
Pendidikan Bidan
D1
D2
D3
D4
S1
S2
55.50%44.50%
Bidan Desa yang mendapatkan Pelatihan P4K
Ya Tidak
Pelatihan imunisasi
20.20%
79.70%
Bidan yang mendapatkan pelatihan MTBS
Ya
Tidak51.10%48.80%
Bidan yang mendapatkan pelatihan Imunisasi
Ya
Tidak
12.00%
18.70%
18.90%14.70%
10.60%
8.20%
5.60%
3.20% 2.50%
1.50%1.50% 0.50%
0.80%
Jumlah Dukun Bayi yang masih aktif membantu persalinan
Tidak Ada
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
Rp. 20000
Rp. 25000
Rp. 30000
Rp. 50000
Rp. 75000
Rp. 100000
Rp. 150000
Besaran Insentif Dukun Bayi
89%
11%
Kemitraan Bidan dan Dukun Bayi
Ada
Tidak ada
77%
23%
Insentif Dukun Bayi
Ada Tidak ada
Jumlah paraji
94.10%
5.90%
Desa yang memiliki Desa Siaga
Sudah
Belum
Desa yang memiliki Poskesdes
Ya Tidak
0.00%
2.00%
4.00%
6.00%
8.00%
10.00%
12.00%
14.00%
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Rata-rata Jumlah Kader per Posyandu
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
35.00%
0 1 2 3 4 5 6
Jumlah Kader yang sudah dilatih KIA
49%
51%
Dana Operasional Posyandu
Ya
Tidak
17%
33%
43%
Pendidikan Ketua Kader/Ketua PKK
Tidak Tamat SD
Tamat SD
SLTP
SLTA
Akademi / PT
Posyandu: 91 % madya (5363)
79%
21%
Kegiatan Surveillans (Pemantauan) KIAoleh Kader
Ya
Tidak
44%
56%
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)setiap Bulan
Ya
Tidak
49.00%50.90%Ya
Tidak
Alokasi anggaran desa utk KIA
42.90%
26.10%
21.40%
0.10%
8.90%
Asal Anggaran untuk KIA
ADD
APBD
PNPM
Otsus
Lain-lain
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Pemantauan KIA dikoordinasikan dan dimusyawarahkan Dipakai sebagai pengambil keputusan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Keberadaan dan keaktifan donor darah desa
Pengeluaran biayaUtk Posyandu
72%
28%
Ibu Hamil yang mendapatkanBuku KIA dengan Stiker P4K
Ya
Tidak
77%
23%
Bayi yang Mendapat Buku KIA
Ya
Tidak
63%
37%
Balita dengan Buku KIA
Ya
Tidak
SAM
• AdministrasiWaktu tempuh
Biaya transport
Daerah terpencil: 6,3 %
Waktu tempuh desa terjauh : 6 jam 35 menit
Biaya transportasi tertinggi: Rp 600 000,-
8 Puskesmas yang tidak memiliki fasilitas listrik
5 Puskesmas tidak menggunakan fasilitas air bersih
baik73%
rusak ringan16%
rusak sedang
7%
rusak berat
2%
perbaikan
2%
Kondisi PKM
tidak ada9%
satu86%
dua5%
tiga0%
Pusling
Jumlah dokter yang mengikuti pelatihan
Jumlah perawat ang mengikuti pelatihan
Jumlah bidan yang mengikuti pelatihan
Peralatan medik/non medik
• 50%-<70% memiliki resusitasi kit, stok buku KMS,
stok formulir MTBS bayi < 2 bulan dan bayi 2-59 bulan,
dan stok register kohort bayi.
• 48,07% memiliki stok pedoman teknis vitamin K1,
• 42,1% memiliki tensimeter dengan manset anak
• 7,91% memiliki ARI timer (timer ISPA).
• 26,78 % memiliki PONED kit
• 45 % memiliki stok kohort balita
• 57,4% tidak memiliki ruang persalinan,
• 24,1% tidak memiliki tempat tidur kebidanan
• 6,2% tidak memiliki tempat tidur periksa.
Logistik : Sarana cold chain Puskesmas:
• 90% memiliki cool pack, alat suntik, vaccine
carrier/termos.
• 72,1% memiliki refrigerator
• 77,2% memiliki safety box
• 10% Puskesmas tidak memiliki cool pack,
vaccine carrier dan alat suntik,
• 20-30% Puskesmas tidak memiliki refrigerator
dan safety box.
• memiliki stok vaksin sudah lebih dari 90%, baik untuk
stok vaksin HbO, DPT, Polio dan BCG.
• stok vaksin campak : 88,4%,
• stok format RR ada 64%.
• memiliki poster/iklan layanan masyarakat: 80,3%,
• yang memiliki genset : 44,2% dan
• memiliki wastafel : 50,2%.
• 11,6% puskesmas tidak mempunyai stok vaksin
campak,
Rumah Sakit Daerah
Kantong2 MasalahEkuitas Akses Efisiensi Mutu Keberlangsungan
SDM Kes v v v
Pembiayaan v v
Prasarana v v
Sarana v v
CSO v v
Perubahan pada tombol kebijakan
Financing Sistem jaminan pembiayaan kesehatan komprehensif
Payment Insentif
Organization Kejelasan peran Pusat, Propinsi dan Kabupaten/ KotaContracting Out
Regulation Distribusi tenaga dan fasilitas yankesStandarisasi
Behaviour Kepercayaan kepada upaya preventif dan nakes terlatih
Ucapan terimakasih
• Kementrian Kesehatan RI : DJ Gizi dan KIA
• Fak Kedokteran Unpad
• Prof Laksono Trisnantoro
• Dinkes Propinsi, Dinkes Kab/ Kota di Jawa Barat
• Narasumber: Dinkes, Puskesmas, Desa, Bidan, Kader
• Koordinator lapangan dan asesor
• Asisten dan analis
top related