analisis capital adequacy ratio (car) dan penilaian

14
ISSN 2356-3966 E-ISSN: 2621-2331. A. Fauzi, A. Marundha, I. Setyawan, F. Syarief, RA. Harianto, R. Prakmuty. Analisis Capital … JURNAL ILMIAH MANAJEMEN BISNIS DAN INOVASI UNIVERSITAS SAM RATULANGI VOL.7 NO.1 MARET 2020, HAL.114-127 114 ANALISIS CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BANK SYARIAH XXX Achmad Fauzi, Amor Marundha, Iwan Setyawan, Faroman Syarief, Raden Achmad Harianto, Rachmat Pramukty Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. Institut Bisnis & Informatika Kosgoro 1957 A R T I C L E I N F O Keywords: Bank Health, Capital Adequacy Ratio Kata Kunci: Kesehatan Bank, Rasio Kecukupan Modal Abstract: The bank soundness rating in terms of the Capital Adequacy Ratio (CAR) is used to measure the soundness of a bank based on capital against Risk Weighted Assets (RWA). Therefore, evaluating the soundness of a bank is very important because it is useful to know the condition of the bank in a very good, good, good enough, bad or not good condition. And later it will be used by the parties concerned in making decisions. Data collection methods include the method of observation, interviews and literature study, where the discussion used is descriptive qualitative, namely the method of data analysis without using statistical methods. By looking at the case studies that occur, the focus and subfocus of research become a reference in this study. The results of the acquisition of CAR PT. Bank XXX Syariah in 2018 amounted to 16.25%, in 2017 amounted to 15.48% and in 2018 amounted to 14.92%. From the results of the acquisition of CAR, it shows that PT. Bank XXX Syariah is in a state of "Very Good" because it has met the minimum standard stipulation of Bank Indonesia CAR of 8%. Abstrak: Penilaian tingkat kesehatan bank ditinjau dari Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank didasarkan pada modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Oleh karena itu, penilaian terhadap tingkat kesehatan bank sangatlah penting karena berguna untuk mengetahui kondisi bank dalam keadaan sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik atau tidak baik. Dan nantinya akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan. Metode pengumpulan data meliputi metode observasi, wawancara dan studi pustaka, dimana pembahasan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu metode analisis data tanpa menggunakan metode statistik.Dengan melihat pada studi kasus yang terjadi , fokus dan subfokus penelitian menjadi acuan dalam penelitian ini. Hasil perolehan CAR PT. Bank XXX Syariah pada tahun 2018 sebesar 16,25%, tahun 2017 sebesar 15,48% dan tahun 2018 sebesar 14,92%. Dari hasil perolehan CAR tersebut, menunjukkan bahwa PT. Bank XXX Syariah dalam keadaan “Sangat Baik” karena sudah memenuhi standar minimum ketetapan CAR Bank Indonesia sebesar 8%. Corresponding author: Achmad Fauzi [email protected] JURNAL ILMIAH MANAJEMEN BISNIS DAN INOVASI UNIVERSITAS SAM RATULANGI (JMBI UNSRAT)

Upload: others

Post on 30-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN PENILAIAN

ISSN 2356-3966 E-ISSN: 2621-2331. A. Fauzi, A. Marundha, I. Setyawan, F. Syarief, RA. Harianto, R. Prakmuty. Analisis Capital …

JURNAL ILMIAH MANAJEMEN BISNIS DAN INOVASI UNIVERSITAS SAM RATULANGI VOL.7 NO.1 MARET 2020, HAL.114-127

114

ANALISIS CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN

BANK PADA PT BANK SYARIAH XXX

Achmad Fauzi, Amor Marundha, Iwan Setyawan, Faroman Syarief, Raden Achmad Harianto, Rachmat Pramukty Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. Institut Bisnis & Informatika Kosgoro 1957

A R T I C L E I N F O

Keywords: Bank Health, Capital Adequacy Ratio Kata Kunci: Kesehatan Bank, Rasio Kecukupan Modal

Abstract: The bank soundness rating in terms of the Capital Adequacy Ratio (CAR) is used to measure the soundness of a bank based on capital against Risk Weighted Assets (RWA). Therefore, evaluating the soundness of a bank is very important because it is useful to know the condition of the bank in a very good, good, good enough, bad or not good condition. And later it will be used by the parties concerned in making decisions. Data collection methods include the method of observation, interviews and literature study, where the discussion used is descriptive qualitative, namely the method of data analysis without using statistical methods. By looking at the case studies that occur, the focus and subfocus of research become a reference in this study. The results of the acquisition of CAR PT. Bank XXX Syariah in 2018 amounted to 16.25%, in 2017 amounted to 15.48% and in 2018 amounted to 14.92%. From the results of the acquisition of CAR, it shows that PT. Bank XXX Syariah is in a state of "Very Good" because it has met the minimum standard stipulation of Bank Indonesia CAR of 8%. Abstrak: Penilaian tingkat kesehatan bank ditinjau dari Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank didasarkan pada modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Oleh karena itu, penilaian terhadap tingkat kesehatan bank sangatlah penting karena berguna untuk mengetahui kondisi bank dalam keadaan sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik atau tidak baik. Dan nantinya akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan. Metode pengumpulan data meliputi metode observasi, wawancara dan studi pustaka, dimana pembahasan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu metode analisis data tanpa menggunakan metode statistik.Dengan melihat pada studi kasus yang terjadi , fokus dan subfokus penelitian menjadi acuan dalam penelitian ini. Hasil perolehan CAR PT. Bank XXX Syariah pada tahun 2018 sebesar 16,25%, tahun 2017 sebesar 15,48% dan tahun 2018 sebesar 14,92%. Dari hasil perolehan CAR tersebut, menunjukkan bahwa PT. Bank XXX Syariah dalam keadaan “Sangat Baik” karena sudah memenuhi standar minimum ketetapan CAR Bank Indonesia sebesar 8%.

Corresponding author: Achmad Fauzi [email protected]

JURNAL ILMIAH MANAJEMEN BISNIS DAN INOVASI UNIVERSITAS SAM RATULANGI (JMBI UNSRAT)

Page 2: ANALISIS CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN PENILAIAN

ISSN 2356-3966 E-ISSN: 2621-2331. A. Fauzi, A. Marundha, I. Setyawan, F. Syarief, RA. Harianto, R. Prakmuty. Analisis Capital …

JURNAL ILMIAH MANAJEMEN BISNIS DAN INOVASI UNIVERSITAS SAM RATULANGI VOL.7 NO.1 MARET 2020, HAL.114-127

115

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal, didalam dunia perbankan rasio ini sangat penting karena menjadi kewajiban bagi setiap bank yang telah menjalankan operasinya untuk memelihara Capital Adequacy Ratio (CAR) agar bank tersebut dapat berkembang dengan baik, menampung risiko kerugiannya, serta dapat bersaing dengan perbankan lain. Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank didasarkan pada modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Capital Adequacy Ratio (CAR) dalam bentuk komposit peringkat akan digunakan menjadi dasar untuk menentukan penilaian tingkat kesehatan bank dalam keadaan baik, cukup baik, kurang baik atau tidak baik sesuai batas minimum Capital Adequacy Ratio (CAR) yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia. Bank yang dikatakan dalam kondisi baik diharapkan agar tetap mempertahankan kesehatan bank berupa peningkatan permodalan dan bagi bank yang kurang baik atau tidak baik diharapkan untuk segera melakukan perbaikan baik di dalam intern maupun ekstern bank untuk mencapai kecukupan permodalan untuk menanggung risiko solvabilitas yang lebih baik.

Oleh karena itu, penilaian terhadap tingkat kesehatan bank sangatlah penting karena berguna untuk menilai keberhasilan perbankan dalam perekonomian Indonesia dan industri perbankan, yang nantinya akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan. Termasuk PT. Bank XXX Syariah didalamnya, salah satu bank BUMN yang harus terus meningkatkan nilai kesehatan bank untuk lalu lintas perbankan bank milik pemerintah. Karena, semakin tinggi Capital Adequacy Ratio (CAR) mencerminkan bahwa bank memiliki kondisi tingkat kesehatan yang sangat baik sebagai hasil dari pengelolaan usaha yang sangat baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Perkembangan Bisnis Syariah, Kesehatan Bank Syariah dan Capital Adequacy Ratio (CAR).

TINJAUAN PUSTAKA Bisnis Bank Syariah

Imbalan yang diterima oleh bank syariah maupun yang dibayarkan kepada nasabah tergantung dari akad perjanjian antara nasabah dan bank. Perjanjian (akad) yang terdapat di perbankan syariah harus tunduk pada syarat dan rukun akan sebagaimana diatur dalam syariah islam. Undang-Undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008 dalam Ismail (2011:33) menyatakan bahwa: Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, secara cara dan proses dalam melakukan melakukan kegiatan usahanya. Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah (BUS), unit usaha syariah (UUS) dan bank perkreditan rakyat syariah (BPRS).

Ismail (2011:32), Kegiatan utama bank syariah mengacu pada hukum islam, saat kegiatan berlangsung tidak dibebankan bunga maupun tidak ada pinalti dalam bentuk bunga kepada nasabah. Bank Umum Syariah berdiri berdasarkan pada akte pendirian perusahaan, dan bank syariah bukan merupakan bagian dari bank konvensional. Contoh Bank Syariah, Bank Permata Syariah, Bank Panin Syariah, Bank CIMB Niaga Syariah, Bank Mandiri Syariah. Bank Konvensional merupakan induk dari unit usaha bank syariah. Bank konvensioanl berfungsi sebagai kantor induk dari unit usaha bank syariah, dimana berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/ atau unit syariah. Contoh unit syariah : Bank CIMB Niaga Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Bukopin Syariah. Sifat-sifat mulia yang dicontohkan oleh para Rasullah Saw yaitu shiddiq, amanah, tabligh dan fathonah.merupakan nilai-nilai mikro yang harus dimiliki oleh pelaku bank syariah Hasibuan (2011:39)

Page 3: ANALISIS CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN PENILAIAN

ISSN 2356-3966 E-ISSN: 2621-2331. A. Fauzi, A. Marundha, I. Setyawan, F. Syarief, RA. Harianto, R. Prakmuty. Analisis Capital …

JURNAL ILMIAH MANAJEMEN BISNIS DAN INOVASI UNIVERSITAS SAM RATULANGI VOL.7 NO.1 MARET 2020, HAL.114-127

116

menyimpulkan bahwa: Bank Umum Syariah (BUS) atau Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang beroprasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, atau dengan kata Bank berdasarkan Prinsip Syariah (BPS ) Bank syariah dalm operasinya harus mengacu kepada ketentuan-ketentuan Islam (Al-Quran dan Hadis). Ismail (2011:39) menyimpulkan bahwa menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dan investasi, menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana dari bank, dan juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa perbankan

Sumber: Ismail (2011:39)

Gambar II.1. Fungsi Utama Bank

Sumber: Ismail (2011:39)

Ditinjau Dari Segi Fungsinya Bank Umum Syariah

Ismail (2011:51) Salah satu dari kegiatan bank syariah adalah Kegiatan lalu lintas pembayaran dan kegitan usaha sesuai dengan prinsip syariah. kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum syariah dapat dilaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah .prinsip hukum islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa dibidang syariah merupak prinsip syariah yang harus dijalankan. Ismail (2011:53 ) menyatakan bahwa: Unit Usaha Syriah dapat berfungsi sebagai pembantu syariah dan/atau unit syariah Bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS).kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran Hal ini dikatenakan keterbatasn penghimpunan dana dan penyaluran dana.

Wardiah (2013:285) menyimpulkan bahwa: Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta ringkasan dari transaksi keuangan yang disusun untuk menyediakan informasi keuangan mengenai suatu perusahaan kepada pihak – pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembalian keputusan ekonomi. Akuntan mempunyai peran sebgai penyusun laporan keuangan perusahaan Daftar Pendapatan dan rugi-laba masuk sebagai neraca dan laba rugi dalam laporan keuangan. kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran Bank umum syariah dapat dilaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah

Kasmir, ( 2018 :174 ), Perkembangan metodelogi penilaian tingkat kesehatan bank yang bersifat dinamis, tidak hanya dilakukan untuk bank konvensional saja, tetapi juga dilakukan untuk Bank Syariah baik untuk bank umum syariah maupun bank perkreditan rakyat syariah untuk mendorong pengaturan kembali sistem peniliaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah dilakukan berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 9/1/PBI/2007 dalam Kasmir (2018:175) tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Prinsip Syariah yang berlaku mulai 24 Januari 2007. Dengan meningkatnya Eksposur resiko akan merubah profil resiko bank Syariah,

BANK SYARIAH

Penghimpunan Dana

Penyaluran Dana Pelayanan Jasa

Page 4: ANALISIS CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN PENILAIAN

ISSN 2356-3966 E-ISSN: 2621-2331. A. Fauzi, A. Marundha, I. Setyawan, F. Syarief, RA. Harianto, R. Prakmuty. Analisis Capital …

JURNAL ILMIAH MANAJEMEN BISNIS DAN INOVASI UNIVERSITAS SAM RATULANGI VOL.7 NO.1 MARET 2020, HAL.114-127

117

yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat kesehatan bank. Dalam penilaian tingkat kesehatan, Bank Syariah telah memasukkan risiko yang melekat pada aktivitas bank (inherent risk), yang merupakan bagian dari proses penilaian manajeman risiko. Faktor faktor penilian tingkat kesehatan bank antara lain sebagai berikut :

1. Kualitas aset (asset quality) 2. Manajemen (management) 3. Rentabilitas (earning) 4. Likuiditas (liquidity) 5. Resiko Pasar (sensitivity to market risk)

rasio keuangan pembentuk faktor financial (permodalan, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas dan sensitivitas terhadap risiko pasar) dihitung secara kuantitatif dan kualitatif dengan mempertimbangkan unsur judgment atau disebut juga sebagai Penilaian komponen laporan keuangan. Komponen Capital Adequacy Ratio (CAR) Mulyono dalam Wardiah (2013:295) mengemukakan bahwa “CAR merupakan perbandingan antara equity capital dan aktiva total loans dan securities”. Wardiah (2013:295) “CAR adalah rasio kecukupan modal bank atau kemampuan bank dalam permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian dalam perkreditan atau perdagangan surat – surat berharga. Rasio CAR menunjukkan kemampuan dari modal untuk menutupi kemungkinan kerugian atas kredit yang diberikan beserta kerugian pada investasi surat-surat berharga. CAR menurut standar SBI (Bank For International Settlements) minimum sebesar 8%. Jika kurang dari itu akan dikenakan sanksi oleh Bank Sentral. Haryani (2010:51) mengemukakan bahwa: CAR (Capital Adequacy Ratio) atau rasio kecukupan modal. CAR sebagai kontrol jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank.

Tabel II.2. Matriks Kriteria Penilaian Peringkat CAR

Rasio Peringkat Predikat

CAR ≥ 11% 1 Sangat Baik 9,5% ≤ CAR < 11% 2 Baik 8% ≤ CAR < 9,5% 3 Cukup Baik 6,5% ≤ CAR < 8% 4 Tidak Baik

CAR < 6,5% 5 Sangat Tidak Baik Sumber: Kodifikasi Peraturan BI tentang Penilaian Tingkat Kesehatan 2012

Permodalan Bank Rivai, (2012:469) “Modal sangat penting dalam sebuah perusahaan, adanya modal agar mampu berkembang dan bersaing secara sehat makanya permodalannya perlu disesuaikan dengan ukuran internasional yang lebih dikenal sebagai standar BIS (Bank for International Settlement). Zeurning, dkk (2011:211) “Penentuan sebuah kredit bisa dilihat dalam sebuah Laporan Equitas Perusahaan. Kecukupan modal dapat mempermudah jalannya sebuah bisnis, hal ini dapat dilihat sampai sejauh mana Asset yang dimiliki perusahaan. Neraca sebagai gambaran dari rasio kecukupan modal Darmawi, (2018:84), Modal Inti dan Modal pelengkap sebagai inti dari modal bank . Modal Sendiri bisa disebut juga sebagai modal inti karena dananya berasal dari pemilik. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No.7/53/DPbS dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada Semua Bank Umum Yang

Page 5: ANALISIS CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN PENILAIAN

ISSN 2356-3966 E-ISSN: 2621-2331. A. Fauzi, A. Marundha, I. Setyawan, F. Syarief, RA. Harianto, R. Prakmuty. Analisis Capital …

JURNAL ILMIAH MANAJEMEN BISNIS DAN INOVASI UNIVERSITAS SAM RATULANGI VOL.7 NO.1 MARET 2020, HAL.114-127

118

Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah “Pentingnya modal merupakan salah satu faktor penentu dalam pengembangan usaha dan menampung resiko kerugian.Perbankan Syariah di Indonesia dapat berkembang secara sehat dan mapu bersaing dengan perbankan Internasional , maka harus mengikuti aturan yang berlaku secara Internasional Sesuai dengan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Bank Indonesia No. 7/13/PBI/2005 dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 7/53/Dpbs mengemukakan bahwa “Modal bagi bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, terdiri dari modal inti (tier 1), modal pelengkap (tier 2) dan modal pelengkap tambahan (tier 3). Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)

Darmawi (2018:97) mengemukakan bahwa “Terciptanya sistem perbankan yang aman dapat dilihat dari asset perusahaan yang sesuai dengan resikonya. Tujuannya adalah terciptnya sistim perbankan yang lebih aman. Dasar dari ATMR itu sendiri adalah dari Aktivanya, artinya elemen-elemen aktiva yang tercantum dalam neraca (on Balance Sheet) dan kewajiban yang masih bersifat administratif (Off Balance Sheet) sebagaimana tercermin pada kewajiban yang masih bersifat kontijensi dan atau komitmen yang disediakan oleh bank bagi pihak ketiga. Greuning, Zamir (2011:215), Tingkat modal dari sebuah bank harus berkaitan dengan profil resiko yang sepesifik terhadap bank tersebut pengukuran persyaratan kecukupan modal ditentukan oleh tiga komponen risiko-risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor:15/12/PBI/2013 ATMR yang digunakan dalam perhitungan modal minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) dan perhitungan pembentukan tambahan modal sebagai penyangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) terdiri atas: Risiko Kredit (Credit Risk) Risiko kredit adalah risiko keuangan yang disebabkan oleh ketidakmampuan (gagal bayar) dari debitur atas kewajiban pembayaran utangnya baik utang pokok maupun bunganya. Dalam perhitungan ATMR untuk risiko kredit, bank menggunakan Pendekatan Standar (Standardized Approach) dan Pendekatan Berdasarkan Internal Rating (Internal Rating based Approach). Risiko Operasional (Operational Risk) Risiko opersional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan atau tidak memadainya proses internal, manusia dan sistem atau sebagai akibat dari kejadian ekstenal. Dalam menghitung ATMR untuk risiko operasional, bank menggunakan Pendekatan Dasar (Basic Indicator Approach), Pendekatan Standar (Standardized Approach) dan Pendekatan yang lebih Kompleks (Advanced Measurement Approach). Risiko Pasar (Market Risk) Risiko Pasar adalah risiko yang timbul karena menurunnya nilai suatu investasi karena pergerakan pada faktor-faktor pasar. Risiko pasar yang wajib diperhitungkan oleh bank secara individual dan secara konsolidasi dengan perusahaan adalah risiko nilai tukar. Penelitian Terdahulu

Rahman dan Masngut (2018) Diketahui dari hasil penelitian bahwa model CAMEL yang digunakan untuk penilaian dengan penambahan rasio kepatuhan syariah (CAMELS) untuk mendeteksi kesulitan keuangan bank syariah di Malaysia . Diketahui semua bank syariah menunjukkan kinerja yang lebih baik selama tahun 2006-2010 dan hasilnya menunjukkan bahwa semua bank syariah memiliki rasio ETA yang tinggi dan menggambarkan kinerja yang baik dari modal yang cukup untuk menghadapi kesulitan

Page 6: ANALISIS CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN PENILAIAN

ISSN 2356-3966 E-ISSN: 2621-2331. A. Fauzi, A. Marundha, I. Setyawan, F. Syarief, RA. Harianto, R. Prakmuty. Analisis Capital …

JURNAL ILMIAH MANAJEMEN BISNIS DAN INOVASI UNIVERSITAS SAM RATULANGI VOL.7 NO.1 MARET 2020, HAL.114-127

119

keuangan. Dalam mengahdapai kesulitan keuangan sepanjang tahun beberapa bank Syariah sulit untuk menghadapi permasalahan tersebut hal ini terjadi karena kualitas dari Asset yang dimiliki bank tersebut

Panjaitan 2011, Dalam Penelitian Patuan Panjaitan yang berjudul “Variabel Internal dan Eksternal Terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan Sektor Perbankan.”Hasil penelitian ini memberikan beberapa kesimpulan, komposisi dana murah dan efesiensi mampu meningkatkan kinerja keuangan hal ini dilakukan dengan cara meningkatkan permodalan, kredit yang disalurkan, Kedua, kinerja keungan masih belum bisa menjelaskan dampak terhadap perusahaan , Ketiga, membaiknya kualitas kredit dan meningkatnya komposisi dana murah yang mampu meningkatkan kinerja keuangan.

Andriansyah (2009), Dalam Penelitian Ardiansyah yang berjudul “Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia dan Kontribusi bagi Pembangunan Nasional”. Hasil dari penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa dukungan pranata hukum yang memadai baik dari aspek legalitas hukum nasional, hukum islam, maupun dukungan peraturan pendukung operasionalnya sangatlah penting. Analisa terhadap data yang digunakan dalam paparan diatas juga menunjukkan bahwa perbankan syariah telah menunjukkan kinerja keuangan yang menggembirakan meskipun perannya masih perlu untuk terus dikembangkan perbankan syariah juga telah memberikan kontribusi penting bagi pembangunan nasional dengan melaksanakan fungsi intermediasi keuangan dan menjaga stabilitas keuangan nasional. Peran lain yang kini dituntut dari perbankan syariah adalah partisipasi aktif dalam pembiayaan pada sektor primer di Indonesia dan mempraktekkan prinsip syariah terutama prinsip bagi hasil dalam operasionalnya. Darwis, Analisis Perbandingan Pembiayaan Sistem Mudharabah Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Kendari Dan Bank Syariah Mandiri Cabang Kendari. Hasil penelitian menyatakan bahwa pembiayaan sistem mudharabah pada Bank Muamalat Cabang Kendari menerapkan jenis pembiayaan modal kerja dan investasi sedangkan pada bank Syariah Mandiri selain menerapkan pembiayaan modal kerja dan investasi juga menerapkan sistem PKPA yaitu Pembiayaan Kepada Koperasi Karyawan dan Para Anggotanya Hipotesis Penelitian

Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Undang-undang Republik indonesia nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah pada bab 1 pasal 1 dan ayat 7 menyebutkan bahwa bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatannya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah, Prinsip syariah menurut PBI No. 11/15/PBI/2009 adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 11/15/PBI/2009 tersebut sepanjang prinsip syariah telah difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia, maka prinsip syariah demi hukum telah berlaku sebagai hukum positif sekalipun belum atau tidak dituangkan dalam peraturan Bank Indonesia.

Page 7: ANALISIS CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN PENILAIAN

ISSN 2356-3966 E-ISSN: 2621-2331. A. Fauzi, A. Marundha, I. Setyawan, F. Syarief, RA. Harianto, R. Prakmuty. Analisis Capital …

JURNAL ILMIAH MANAJEMEN BISNIS DAN INOVASI UNIVERSITAS SAM RATULANGI VOL.7 NO.1 MARET 2020, HAL.114-127

120

Konsep & Sistem Bank Konvensional dan Syariah

Gambar: Sistim Operasional Bank Syariah

METODE PENELITIAN

Penelitian menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan melalui tiga alur kegiatan yang

terjadi secara bersamaan yaitu: l) reduksi data (data reduction), 2) penyajian data (data displays dan 3) penarikan kesimpulan/verifikasi (conclusion drawing/veriffication). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis deskriptif dengan menerangkan proses berfikir induktif yaitu berangkat dari faktor- faktor khusus, peristiwa-peristiwa yang konkrit kemudian dari faktor-faktor atau peristiwa yang khusus dan konkrit kemudian itu ditarik generalisasi yang bersifat umum (Miles& Huberman, 2009). Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah Komponen Capital Adequacy Ratio (CAR), Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Metode Analisis

Metode analisa yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan studi kasus, Fokus penelitian pada Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan sub fokus pada risiko-risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Capital Adequacy Ratio (CAR) berperan sebagai aspek penilaian tingkat kesehatan bank dilihat dari sisi permodalan bank. Capital Adequacy Ratio(CAR) berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Capital Adequacy Ratio (CAR) didasarkan pada perbandingan antara Modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Permodalan merupakan unsur penting dalam keuangan bank karena modal merupakan penjamin kepercayaan dari masyarakat. Modal yang baik akan menambah kepercayaan masyarakat untuk menginvestasikan dananya pada bank tersebut karena modal dapat dijadikan sebagai penutup kerugian yang mungkin terjadi pada bank. Dalam praktiknya, struktur permodalan PT. Bank XXX Syariah terdiri dari modal inti (tier1) dan modal pelengkap (tier 2).

NASABAHPemilik

dan Penitip Dana

•Nasabah mitra,pengelolainvestasi,pembeli,penyewa.

• Instrumenpenyalurandana lain yangdibolehkan.

BANK SYARIAHSEBAGAI

PENGELOLADANA/

PENITIPAN DANA TITIPAN

SEBAGAI PEMILIK

DANA/PENJUAL/ PEMBERI

SEWA

SEBAGAI PENYEDIA

JASA KEUANGAN

1. Penghimpun Dana

Jasa administrasitabungan, ATM, transfer, kliring, Letter of Credit, Bank Garansi, transaksivaluta asing dsb.

2. Penyalur Dana

3. Menerima Pendapatan4. Menyalurkan Pendapatan

5. Penyediaan Jasa

Bagi hasil, margin, feeBagi hasil/bonus

SISTEM OPERASIONAL BANK SYARIAH

Page 8: ANALISIS CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN PENILAIAN

ISSN 2356-3966 E-ISSN: 2621-2331. A. Fauzi, A. Marundha, I. Setyawan, F. Syarief, RA. Harianto, R. Prakmuty. Analisis Capital …

JURNAL ILMIAH MANAJEMEN BISNIS DAN INOVASI UNIVERSITAS SAM RATULANGI VOL.7 NO.1 MARET 2020, HAL.114-127

121

Dilihat dari struktur permodalan, Dewan Komisaris menilai bahwa permodalan Perseroan masih

cukup baik, dengan adanya peningkatan modal secara berkelanjutan sejalan dengan kenaikan profitabilitas yang berkesinambungan. Pada tahun 2018 modal meningkat sebesar Rp. 277,38 miliar yang berasal dari laba, sehingga total modal menjadi Rp. 2,48 Triliun. Pada tahun 2017 total modal sebesar Rp. 2,25 Triliun, meningkat sebesar Rp. 249.823 juta atau sebesar 12,46% dari tahun sebelumnya. Dan pada tahun 2018 total modal meningkat menjadi sebesar Rp. 2,00 Triliun dari tahun sebelumnya Rp. 1,36 Triliun.

Gambar 2. fungsi Bank Syariah

Hasil Penelitian Capital Adequacy Ratio (CAR)

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank didasarkan pada Capital Adequacy Ratio (CAR) yang ditetapkan Bank Indonesia, yaitu rasio perbandingan antara Modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Dalam praktiknya, struktur modal terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Sedangkan untuk Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) terdiri dari risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar. Modal Inti Modal inti terdiri dari modal disetor, modal sumbangan, laba tahun lalu setelah dikurangi pajak dan laba tahun berjalan sebesar 50% yang diperhitungkan setelah pajak. 1. Modal disetor Modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya sebesar nominal saham. Modal disetor pada PT. Bank XXX Syariah periode tahun 2016-2018 nilai nominalnya masih tetap sama yaitu senilai Rp. 1,50 Triliun. 2. Modal sumbangan Modal yang diperoleh bank dari sumbangan saham dan selama periode 2016 - 2018 PT. Bank XXX Syariah tidak memiliki modal sumbangan. 3. Laba tahun lalu Laba tahun-tahun lalu setelah dikurangi pajak, yang belum ditetapkan penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham. Pada PT. Bank XXX Syariah nilai laba (rugi) tahun lalu yang dapat diperhitungkan pada tahun 2018 sebesar Rp. 245.250 Juta, tahun 2017 sebesar Rp. 378.499 Juta dan tahun 2018 sebesar Rp. 584.172 Juta.

Page 9: ANALISIS CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN PENILAIAN

ISSN 2356-3966 E-ISSN: 2621-2331. A. Fauzi, A. Marundha, I. Setyawan, F. Syarief, RA. Harianto, R. Prakmuty. Analisis Capital …

JURNAL ILMIAH MANAJEMEN BISNIS DAN INOVASI UNIVERSITAS SAM RATULANGI VOL.7 NO.1 MARET 2020, HAL.114-127

122

4. Laba tahun berjalan Laba tahun berjalan setelah dikurangi dengan taksiran hutang pajak. Laba tahun berjalan ini hanya diperhitungkan sebagai modal inti sebesar 50%. Pada PT. Bank XXX Syariah nilai laba tahun berjalan pada tahun 2016 sebesar Rp. 81.625 Juta, tahun 2017 sebesar Rp. 114.263 Juta dan tahun 2018 sebesar Rp. 277.375 Juta. Modal Pelengkap Dalam praktiknya, modal pelengkap terdiri atas pembentukan selisih aktiva tetap, cadangan umum dari penyisihan penghapusan aktiva produktif. 1. Pembentukan selisih aktiva tetap Nilai yang dibentuk sebagai akibat selisih penilaian kembali aktiva tetap milik bank yang telah mendapat persetujuan Direktorat Jenderal Pajak. PT. Bank XXX Syariah selama periode 2016-2018 hanya pada tahun 2017 memiliki penilaian kembali aktiva tetap sebesar Rp. 43,838 Juta. 2. Cadangan umum dari penyisihan penghapusan aktiva produktif Cadangan umum yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan, dengan maksud untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif. Pada PT. Bank XXX Syariah nilai cadangan umum penyisihan kerugian aset produktif (maksimum 1,25% dari ATMR) pada tahun 2016 sebesar Rp. 135.983 Juta, tahun 2017 sebesar Rp. 146.081 Juta dan tahun 2018 sebesar Rp. 154.458 Juta

Tabel III.1 Data Modal Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

PT. Bank XXX Syariah Kantor Pusat Jakarta Periode Tahun 2018 - 2019

(Dalam Jutaan Rupiah) Komponen

Modal Periode Tahun

2016 2017 2018 Modal Inti Rp. 1.868.375 Rp. 2.064.262 Rp. 2.428.140 Modal Pelengkap Rp. 135.983 Rp. 189.919 Rp. 58.458 Total Modal Rp. 2.004.358 Rp. 2.254.181 Rp. 2.486.598

Sumber: Laporan Keuangan PT. Bank XXX Syariah 2018 -2019 Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Pengukuran persyaratan aktiva tertimbang menurut risiko ditentukan oleh tiga faktor komponen risiko, yaitu risiko kredit/pembiayaan, risiko opersional, risiko pasar dan risiko kredit 1. Risiko keuangan yang disebabkan oleh ketidakmampuan (gagal bayar) dari debitur atas kewajibannya.

Nilai risiko kredit pada PT. Bank XXX Syariah pada tahun 2016 sebesar Rp. 10.686.023 Juta, tahun 2017 sebesar Rp. 12.414.816 Juta dan pada tahun 2018 sebesar Rp. 13.957.921 Juta.

2. Risiko Operasional Nilai risiko operasional PT. Bank XXX Syariah pada tahun 2016 sebesar Rp. 1.450.279 Juta, tahun 2017 sebesar Rp. 2.111.736 Juta dan tahun 2018 sebesar Rp. 2.701.744 Juta.

3. Risiko Pasar

Page 10: ANALISIS CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN PENILAIAN

ISSN 2356-3966 E-ISSN: 2621-2331. A. Fauzi, A. Marundha, I. Setyawan, F. Syarief, RA. Harianto, R. Prakmuty. Analisis Capital …

JURNAL ILMIAH MANAJEMEN BISNIS DAN INOVASI UNIVERSITAS SAM RATULANGI VOL.7 NO.1 MARET 2020, HAL.114-127

123

Risiko yang timbul karena menurunnya nilai suatu investasi karena pergerakan pada faktor-faktor pasar. Bank memfokuskan pengelolaan risiko pasar pada risiko pergerakan nilai tukar dan risiko pergerakan sukuk yang diklasifikasikan dengan nilai wajar. Nilai risiko pasar PT. Bank XXX Syariah pada tahun 2016 sebesar Rp. 192.597 Juta, tahun 2017 sebesar Rp. 32.478 Juta dan tahun 2018 sebesar Rp. 6.320 Juta.

Tabel III.2.

Data ATMR Kewajiban Penyediaan Modal Minimum PT. Bank XXX Syariah Kantor Pusat Jakarta

Periode Tahun 2018 -2019 (Dalam Jutaan Rupiah)

Komponen ATMR

Periode Tahun

2016 2017 2018 Risiko Kredit/ Risiko Pembiayaan

Rp 10.686.023 Rp 12.414.816 Rp 13.957.921

Risiko Pasar Rp 192.597 Rp 32.478 Rp 6.320 Risiko Operasional Rp 1.450.279 Rp 2.111.736 Rp 2.701.744 Total ATMR Rp 12.328.899 Rp 14.559.030 Rp 16.665.985

Sumber : Laporan Keuangan PT. Bank XXX Syariah 2018 -2019 Capital Adequacy Ratio (CAR) Berikut ini penelitian Tingkat Kesehatan Bank pada PT. Bank XXX Syariah Kantor Pusat Jakarta berdasarkan Capital Adequacy Ratio (CAR) periode tahun 2016 - 2018 didasarkan pada rasio atau perbandingan antara total modal inti dan modal pelengkap yang dimiliki oleh bank dengan jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dengan rumus sebagai berikut:

Modal Inti + Modal Pelengkap CAR = X 100%

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

Diketahui : Laporan keuangan PT. Bank Syariah Kantor Pusat Jakarta periode tahun 2018 – 2018 Ditanya : Bagaimana Capital Adequacy Ratio (CAR) periode tahun 2018 –2018 ? Modal Inti + Modal Pelengkap Rumus = X 100%

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko Jawab : Rp. 1.868.375,- + Rp. 135.983 Tahun 2018 = X 100% Rp. 12.328.899,-

Rp. 2.004.358,- = X 100%

Rp. 12.328.899,- = 16,25%

Page 11: ANALISIS CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN PENILAIAN

ISSN 2356-3966 E-ISSN: 2621-2331. A. Fauzi, A. Marundha, I. Setyawan, F. Syarief, RA. Harianto, R. Prakmuty. Analisis Capital …

JURNAL ILMIAH MANAJEMEN BISNIS DAN INOVASI UNIVERSITAS SAM RATULANGI VOL.7 NO.1 MARET 2020, HAL.114-127

124

Rp. 2.064.262,- + Rp. 189.919,- Tahun 2017 = X 100% Rp. 14.559.030,-

Rp. 2.254.181,- = X 100%

Rp. 14.559.030,- = 15,48% Rp. 2.428.140,- + Rp. 58.458 Tahun 2018 = X 100%

Rp. 16.665.985,-

Rp. 2.486.598,- = X 100%

Rp. 16.665.985,- = 14,92%

Tabel III.3 Hasil Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR)

PT. Bank XXX Syariah Kantor Pusat Jakarta Periode Tahun 2016 -2018

Keterangan Tahun 2016 2017 2018 Hasil Perhitungan CAR

16,25% 15,48% 14,92%

Komponen rasio CAR ≥ 11% CAR ≥ 11% CAR ≥ 11% Peringkat 1 1 1 Predikat Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik

Sumber: Data yang diolah penulis Berdasarkan hasil Capital Adequacy Ratio (CAR) PT. Bank XXX Syariah periode tahun 2016– 2018 , Capital Adequacy Ratio (CAR) pada tahun 2016 menunjukkan angka rasio mencapai 16,25%, mengalami penurunan menjadi sebesar 15,48% pada tahun 2017 dan mengalami penurunan kembali menjadi sebesar 14,92% pada tahun 2018 . Dari hasil tersebut, menunjukkan bahwa nilai rasio tertinggi pada PT. Bank XXX Syariah yaitu pada tahun 2016 dan rasio terendah pada PT. Bank XXX Syariah yaitu pada tahun 2018 . Hasil Capital Adequacy Ratio (CAR) tersebut mencerminkan bahwa kondisi tingkat kesehatan bank pada PT. Bank XXX Syariah dalam Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Ditinjau dari Capital Adequacy Ratio (CAR) dalam predikat “sangat baik”, karena PT. Bank XXX Syariah Kantor Pusat Jakarta telah memenuhi standar minimum Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 8% yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dan rasio lebih dari 11%. Dengan kategori sangat baik tersebut, mencerminkan bahwa PT. Bank XXX Syariah Kantor Pusat Jakarta telah mengelola dengan baik modal bank dalam menyerap kerugian dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan.

Page 12: ANALISIS CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN PENILAIAN

ISSN 2356-3966 E-ISSN: 2621-2331. A. Fauzi, A. Marundha, I. Setyawan, F. Syarief, RA. Harianto, R. Prakmuty. Analisis Capital …

JURNAL ILMIAH MANAJEMEN BISNIS DAN INOVASI UNIVERSITAS SAM RATULANGI VOL.7 NO.1 MARET 2020, HAL.114-127

125

Dalam praktiknya, dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) yang tinggi sangatlah baik untuk kondisi bank karena bank memiliki kemampuan keuangan yang kuat dalam mendukung rencana pengembangan usaha dan pengendalian risiko apabila terjadi perubahan yang signifikan pada industri perbankan. Pembahasan Berdasarkan hasil Capital Adequacy Ratio (CAR) PT. Bank XXX Syariah periode tahun 2016 – 2018 , Capital Adequacy Ratio (CAR) pada tahun 2016 menunjukkan angka rasio mencapai 16,25%, mengalami penurunan menjadi sebesar 15,48% pada tahun 2017 dan mengalami penurunan kembali menjadi sebesar 14,92% pada tahun 2018 . Dari hasil tersebut, menunjukkan bahwa nilai rasio tertinggi pada PT. Bank XXX Syariah yaitu pada tahun 2016 dan rasio terendah pada PT. Bank XXX Syariah yaitu pada tahun 2018. Hasil Capital Adequacy Ratio (CAR) tersebut mencerminkan bahwa kondisi tingkat kesehatan bank pada PT. Bank XXX Syariah dalam Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Ditinjau dari Capital Adequacy Ratio (CAR) dalam predikat “sangat baik”, karena PT. Bank XXX Syariah Kantor Pusat Jakarta telah memenuhi standar minimum Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 8% yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dan rasio lebih dari 11%. Dengan kategori sangat baik tersebut, mencerminkan bahwa PT. Bank XXX Syariah Kantor Pusat Jakarta telah mengelola dengan baik modal bank dalam menyerap kerugian dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan. Dalam praktiknya, dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) yang tinggi sangatlah baik untuk kondisi bank karena bank memiliki kemampuan keuangan yang kuat dalam mendukung rencana pengembangan usaha dan pengendalian risiko apabila terjadi perubahan yang signifikan pada industri perbankan.

PENUTUP

Kesimpulan Capital Adequacy Ratio (CAR) berperan sebagai aspek penilaian tingkat kesehatan bank dilihat dari sisi permodalan bank. Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Capital Adequacy Ratio (CAR) didasarkan pada perbandingan antara Modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Hasil penelitian Capital Adequacy Ratio (CAR) pada PT. Bank XXX Syariah untuk periode tahun 2016- 2018 menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) untuk tahun periode tersebut mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh laju peningkatan jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan jumlah modal PT. Bank XXX Syariah Kantor Pusat Jakarta. Saran Permodalan merupakan unsur penting dalam keuangan bank karena modal merupakan penjamin kepercayaan dari masyarakat. Modal yang baik akan menambah kepercayaan masyarakat untuk menginvestasikan dananya pada bank tersebut karena modal dapat dijadikan sebagai penutup kerugian yang mungkin terjadi pada bank. Untuk itu, permodalan PT. Bank XXX Syariah harus terus dipertahankan dan/atau ditingkatkan kembali untuk orientasi kedepannya. PT. Bank XXX Syariah harus memastikan memiliki kecukupan modal untuk mengatasi risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional. Risiko keuangan yang disebabkan oleh ketidakmampuan (gagal bayar) dari debitur atas kewajibannya. Risiko kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan atau tidak memadainya proses internal, manusia dan sistem atau

Page 13: ANALISIS CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN PENILAIAN

ISSN 2356-3966 E-ISSN: 2621-2331. A. Fauzi, A. Marundha, I. Setyawan, F. Syarief, RA. Harianto, R. Prakmuty. Analisis Capital …

JURNAL ILMIAH MANAJEMEN BISNIS DAN INOVASI UNIVERSITAS SAM RATULANGI VOL.7 NO.1 MARET 2020, HAL.114-127

126

sebagai akibat dari kejadian ekstenal yang mempengaruhi operasional bank. Risiko yang timbul karena menurunnya nilai suatu investasi karena pergerakan pada faktor-faktor pasar. Bank memfokuskan pengelolaan risiko pasar pada risiko pergerakan nilai tukar dan risiko pergerakan sukuk yang diklasifikasikan dengan nilai wajar.

DAFTAR PUSTAKA Abdul R., & Masngut, M. Y. (2014). The use of “CAMELS” in detecting financial distress of Islamic

banks in Malaysia. Journal of Applied Business Research, 30(2), 445–452. Abdullah. 2018. Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Alas, R., Übius, U., Lorents, P., & Matsak, E. (2017). Corporate Social Responsibility In European And

Asian Countries. Jurnal Manajemen Bisnis Dan Inovasi (JMBI) UNSRAT Vol. 4 No. 1 Aluy, C. A., Tulung, Joy Elly, & Tasik, H. H. (2017). Pengaruh Keberadaan Wanita Dalam Manajemen

Puncak Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Pada Bank Bumn dan Bank Swasta Nasional Devisa di Indonesia). Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi (EMBA), 5(2).

Andriansyah Yuli, (2009). Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia dan Kontribusinya bagi

Pembangunan Nasional. Jurnal Ekonomi Islam, Vol III, No 2. Ascarya. 2013. Akad dan produk bank syariah. Jakarta: Rajawali Pers. Darmawi. (2018). Manajemen Perbankan Jakarta: PT. Bumi Aksara. Greuning, HB., dan Zamir, I. (2011). Analisis Risiko Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba Empat. Haryani, I. (2010). Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet. Jakarta: Elexmedia Komputindo. Hasibuan, M. (2011). Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Ismail. (2011). Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana. Karamoy, H., & Tulung, J. E. (2020). The Effect Of Financial Performance And Corporate Governance To

Stock Price In Non-Bank Financial Industry. Corporate Ownership & Control, 17(2), 97-103. Kasmir. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Kasmir. (2018). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Pers. Mojambo, G. A., Tulung, J. E., & Saerang, R. T. (2020). The Influence of Top Management Team (TMT)

Characteristics Toward Indonesian Banks Financial Performance During The Digital Era (2014-2018). JMBI UNSRAT (Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis dan Inovasi Universitas Sam

Page 14: ANALISIS CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN PENILAIAN

ISSN 2356-3966 E-ISSN: 2621-2331. A. Fauzi, A. Marundha, I. Setyawan, F. Syarief, RA. Harianto, R. Prakmuty. Analisis Capital …

JURNAL ILMIAH MANAJEMEN BISNIS DAN INOVASI UNIVERSITAS SAM RATULANGI VOL.7 NO.1 MARET 2020, HAL.114-127

127

Ratulangi)., 7(1) Munawir. (2018 . Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: Liberty Yogyakarta. Panjaitan, H. (2011). Variabel Internal dan Eksternal Terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan

Sektor Perbankan. Jurnal Keuangan dan Perbankan .Vol 15, No. 3. , 405-415 Saerang, D. P. E., Tulung, J. E., & Ogi, I. W. J. (2018). The influence of executives’ characteristics on bank

performance: The case of emerging market. Journal of Governance & Regulation, 7(4), 13-18. Tulung, J.E. (2017). Resource Availability and Firm’s International Strategy as Key Determinants Of Entry

Mode Choice. Jurnal Aplikasi Manajemen, 15(1), 160-168. Tulung, J. E., & Ramdani, D. (2015). The Influence of Top Management Team Characteristics on BPD

Performance. International Research Journal of Business Studies, 8(3), 155-166.