analisis efisiensi alokatif penggunaan...
TRANSCRIPT
ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTO R PRODUKSI USAHATANI WORTEL ( Daucus carota L)
(Di Kecamatan Bumiaji Kota Batu)
RINGKASAN
Oleh: MOHAMMAD SHOIMUS SHOLEH
UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
MALANG 2012
ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTORPRODUKSI
MINAT SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperolehGelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S
ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTORPRODUKSI USAHATANI WORTEL ( Daucus carota
(Di Kecamatan Bumiaji Kota Batu)
Oleh:
MOHAMMAD SHOIMUS SHOLEH 0810440241
MINAT SOSIAL EKONOMI PERTANIAN PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperolehGelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI MALANG
2012
ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR -FAKTOR Daucus carota L)
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Malang, Juli 2012
Mohammad Shoimus Sholeh Nim. 0810440241
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Judul Skripsi : Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-Faktor
Produksi Usahatani Wortel (Daucus carota L) di Kecamatan
Bumiaji Kota Batu
Nama Mahasiswa : Mohammad Shoimus Sholeh
NIM : 0810440241
Program Studi : Agribisnis
Jurusan : Sosial Ekonomi Pertanian
Menyetujui : Dosen Pembimbing
Pembimbing Utama, Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR, MS NIP. 19581128 198303 1 005
Pembimbing Pendamping, Rosihan Asmara, SE. MP NIP. 19710216 200212 1 001
Mengetahui, Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Dr. Ir. Syafrial, MS NIP. 19580529 198303 1 001
Tanggal Persetujuan :
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan
MAJELIS PENGUJI
Penguji I Dr. Ir. Syafrial, MS NIP. 19580529 198303 1 001
Penguji II
Nur Baladina, SP, MP NIP. 19820214 200801 2 012
Penguji III Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR, MS NIP. 19581128 198303 1 005
Penguji IV
Rosihan Asmara, SE. MP NIP. 19710216 200212 1 001
Tanggal Lulus :
Skripsi Ini Ku Persembahkan Untuk Orang Yang Paling Berharga Dalam Kisah HidupkuCinta Kasih Dan Sayang
Abiku Mohammad Amin Di Setiap SujudnyaKatanya Untuk
Adikku Tersayang YaMenghiburku
Kakek Dan Nenekku Yang Selalu Memberi Cerita Klasik Dan Masa lalu Yang Membuatku Mengerti Indahnya dan Dari Hidup Dan Kehidupan
Keluarga Besar Dari Nenekku Yang Selalu Memberi Dukungan dan Ilmu
Teman-Temanku Mulai Dari Aku Kecil, TK, SD, SMP, SMA Sampai Sekarang Ini Yang Tak Mungkin Lepas Dari Kenangan Manis Dan Pahit Dalam Proses Menuju Impian
Teman Seperjuangan Agribis 2008 Dengan BerjutaYang Tak Mungkin Terulang Lagi Terima Kasih Allah, telah mengirim mereka dalam hidupku
Thank You Allah . . .Thank You Allah . . .Thank You Allah . . .Thank You Allah . . .
Thanks to all . . .Thanks to all . . .Thanks to all . . .Thanks to all . . .
“ Tersenyumlah pada semua orang me
Karena pada akhirnya mereka akan menangis melihat
tersenyum untuk yang terakhir kalinya
Skripsi Ini Ku Persembahkan Untuk Orang Yang Paling Berharga Dalam Kisah Hidupku Yang Mengisi Cerita Dengan
nta Kasih Dan Sayang
Abiku Mohammad Amin dan Umiku Syahriyah Dengan Doa Di Setiap Sujudnya Dan Semangat Di Setiap Untaian
Untuk Kesuksesanku
Adikku Tersayang Yang Selalu Tersenyum Untuk burku
Kakek Dan Nenekku Yang Selalu Memberi Cerita Klasik Dan Masa lalu Yang Membuatku Mengerti Indahnya dan
dup Dan Kehidupan
Keluarga Besar Dari Nenekku Yang Selalu Memberi gan dan Motivasi Di Setiap Langkah Dalam M
Temanku Mulai Dari Aku Kecil, TK, SD, SMP, SMA Sampai Sekarang Ini Yang Tak Mungkin Lepas Dari Kenangan Manis Dan Pahit Dalam Proses Menuju Impian
Teman Seperjuangan Agribis 2008 Dengan BerjutaTak Mungkin Terulang Lagi
Terima Kasih Allah, telah mengirim mereka dalam hidupku
Thank You Allah . . .Thank You Allah . . .Thank You Allah . . .Thank You Allah . . .
Tersenyumlah pada semua orang meskipun sebenarnya kau menangis
arena pada akhirnya mereka akan menangis melihat kita saat kita
tersenyum untuk yang terakhir kalinya”
Skripsi Ini Ku Persembahkan Untuk Orang Yang Paling Mengisi Cerita Dengan
Dengan Doa Dan Semangat Di Setiap Untaian
ng Selalu Tersenyum Untuk
Kakek Dan Nenekku Yang Selalu Memberi Cerita Klasik Dan Masa lalu Yang Membuatku Mengerti Indahnya dan Arti
Keluarga Besar Dari Nenekku Yang Selalu Memberi Di Setiap Langkah Dalam Menuntut
Temanku Mulai Dari Aku Kecil, TK, SD, SMP, SMA Sampai Sekarang Ini Yang Tak Mungkin Lepas Dari Kenangan Manis Dan Pahit Dalam Proses Menuju Impian
Teman Seperjuangan Agribis 2008 Dengan Berjuta Kisah
Terima Kasih Allah, telah mengirim mereka dalam hidupku
skipun sebenarnya kau menangis
kita saat kita
i
RINGKASAN
Mohammad Shoimus Sholeh. 0810440241. ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI WORTEL ( Daucus carota L) DI KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU. Di bawah bimbingan, Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani, AR, MS. dan Rosihan Asmara, SE. MP.
Wortel merupakan tanaman sayuran yang memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi. Wortel banyak diminati petani karena mudah perawatannya dan biaya yang dibutuhkan untuk memulai usahatani terjangkau dari kalangan bawah ke atas. Kota Batu merupakan salah satu daerah di Jawa Timur dan memiliki potensi di bidang pertanian khususnya tanaman wortel. Pada tahun 2007, Kota Batu menduduki peringkat ketiga produksi wortel terbesar setelah Pasuruan dan Malang dengan produksi sebesar 6900 ton.
Wortel sangat cocok dibudidayakan pada dataran tinggi atau perbukitan dengan kondisi tanah yang gembur dan subur, yang mana sesuai dengan keadaan lahan pertanian di Kecamatan Bumiaji yang berada pada dataran tinggi dan subur yaitu 1.000 - 1.700 m dpl dan sesuai dengan karakteristik tempat untuk budidaya tanaman sayur terutama wortel yaitu 1.200 - 1.500 m dpl. Kecamatan Bumiaji merupakan sentra penghasil wortel di Kota Batu karena memiliki produksi dan luas lahan terbesar dibandingkan dengan kecamatan lainnya dengan luas lahan 444,8 ha, produksi mencapai 6.733,5 ton dan produktivitas sebesar 15 ton/ha. Tanaman wortel yang baik dan dipelihara secara intensif dapat menghasilkan umbi antara 20 - 30 ton/ha (Hanum,2008). Maka dari itu petani masih dapat meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman wortel dengan penggunaan segala faktor produksi yang efisien, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.
Permasalahan petani dalam usahatani wortel di Kecamatan Bumiaji yaitu tidak efisiennya dalam penggunaan faktor-faktor produksi pada proses pembudidayaan wortel mulai dari pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan sampai panen. Penggunaan faktor-faktor produksi antar petani berbeda. Petani yang memiliki modal akan berusaha mendapatkan produksi wortel yang besar dengan pengalokasian faktor produksi yang besar pula, sedangkan petani yang keterbatasan modal akan cenderung meminimalkan penggunaan faktor produksi untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi tidak efisien. Menurut Soekartawi (2002), ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mengalokasikan sumberdaya secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
Tujuan penelitian yaitu: (1) untuk menganalisis faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi wortel, (2) menganalisis tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani, dan (3) menganalisis pendapatan usahatani wortel di Kecamatan Bumiaji Batu, sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Faktor-faktor produksi yang dianalisis yaitu benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja. Analisis yang digunakan yaitu fungsi produksi Coob-Douglas dengan menggunakan analisis Regresi Linier Berganda. Analisis faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata pada produksi
ii
wortel secara parsial dilihat dari nilai thitung atau besaran signifikansinya dengan uji t. Untuk mengetahui efisiensi alokatif dengan melihat nilai produk marginal (NPM). Sedangkan untuk mengetahui pendapatan petani menggunakan analisis pendapatan. Hasil yang diperoleh yaitu: 1. Faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani
wortel adalah benih, pestisida dan tenaga kerja dimana nilai thitung benih 1,72, pestisida 2,514 dan tenaga kerja 5,353 > ttabel 1,67. Sementara itu, faktor penggunaan pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap produksi wortel karena nilai thitung 0,746 < ttabel 1,67.
2. Dari hasil analisis diketahui bahwa NPMx/Px untuk penggunaan benih > 1 yaitu 3,94, sehingga alokasi penggunaan benih di daerah penelitian belum efisien. NPMx/Px untuk alokasi penggunaan pestisida < 1 yaitu sebesar 0,94, sehingga penggunaan pestisida di daerah penelitian tidak efisien. NPMx/Px untuk penggunaan tenaga kerja > 1 yaitu 2,17, sehingga alokasi penggunaan tenaga kerja di daerah penelitian belum efisien.
3. Rata-rata total penerimaan petani wortel di daerah penelitian sebesar Rp. 58.197.350,- dan rata-rata total biaya sebesar Rp. 25.434.007,-, sehingga diperoleh pendapatan usahatani wortel sebesar Rp. 32.763.343,- per hektar dalam satu musim tanam. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata usahatani wortel di Kecamatan Bumiaji Kota Batu menguntungkan.
Saran yang bisa diberikan dari hasil penelitian adalah (1) untuk mengatasi belum optimalnya penggunaan benih dan tenaga kerja, maka petani dapat menambah penggunaannya. Dengan menghitung NPMx/Px, penggunaan benih dalam luasan 1 hektar sebesar 35 kg dan tenaga kerja sebesar 607,19 HOK. Penggunaan faktor produksi di atas akan efisien secara alokatif dengan syarat produksi dan harga wortel, serta harga faktor-faktor produksi tidak berubah. (2) Dengan menggunakan pestisida nabati maka dapat mengurangi biaya produksi, tidak membasmi predator dan tidak merusak lingkungan, sehingga dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Tanaman sebagai pestisida nabati yang bisa dimanfaatkan antara lain Tembakau, sirsak, bawang putih, cabai merah, kemangi, nimba, cengkeh, biji srikaya dan sebagainya. Kata kunci: Wortel, Usahatani, Faktor Produksi, Efisiensi, Nilai Produk Marginal
iii
SUMMARY
Mohammad Shoimus Sholeh. 0810440241. ANALYSIS ALLOCATIVE EFFICIENCY OF PRODUCTION FACTORS USAGE IN CARROT FARMING ( Daucus carota L) AT BUMIAJI SUB DISTRICT, BATU CITY. Supervised by Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani, AR, MS and Rosihan Asmara, SE. MP
Carrots are vegetables that have high economic value. Carrot much interested by the farmers because of its easy maintenance and cost needed to start farming affordable from the bottom to the top. Batu is one of the areas in East Java and has the potential of agricultural crops, especially carrots. In 2007, Batu was ranked the third largest carrot production after Pasuruan and Malang with production of 6900 tons.
Carrots are very suitable cultivated in the highlands or hills with loose soil conditions and fertile, which is appropriate with the state of agricultural land in the District of Bumiaji located on the fertile plateau and 1000-1700 m above sea level and in accordance with the characteristics of a place for the cultivation of vegetable crops, especially carrot is 1200-1500 m above sea level. District of Bumiaji is producer of carrots in the center Batu because it has the largest area of production and compared to other districts with total area of 444.8 ha, production reached 6733.5 tons and productivity as much as 15 tons / ha. A good crop of carrots and maintained intensively can produce bulbs between 20-30 tones / ha (Hanum, 2008). Thus the farmers are still able to increase production and productivity of carrot plants with the use of all factors of production efficiently, so it can increase farmers' income.
The problem of farmers in carrot farming in the District of Bumiaji is the inefficient in the use of production factors in the cultivation of carrots ranging from land preparation, planting, and maintenance until harvest. The use of factors of production between farmers is different. Farmers who have capital will try to get a big carrot production with a large allocation of production factors as well; while farmers are limited capital will tend to minimize the use of factors of production to reduce costs. This indicates that the use of production factors is inefficient. According to Soekartawi (2002), the science of farming is defined as the science of allocating resources effectively and efficiently for the purpose of obtaining high profits at a particular time.
Research goals are: (1) to analyze the factors affecting the production of carrot production, (2) analyze the efficiency of farming production factors, and (3) analyze the carrot farm income in the District of Bumiaji Batu, which is expected to increase production and farmers' income. Factors of production are analyzed, namely seed, fertilizer, pesticides and labor. The analysis used is Coob-Douglas production function using Multiple Linear Regression analysis. Analysis of the factors which significantly affect production in carrot production is partially visible from t count value or amount of significance with t test. To find out the allocate efficiency is by looking at the value of marginal product (NPM). While to know the income of farmers is using the income analysis. The results obtained are:
iv
1. Production factors that significantly influenced the production of carrot farming are seed, pesticide and labor in which the value t count seed is 1.72, pesticide is 2.514 and labor is 5.353> 1.67 T Table. Meanwhile, the factors do not significantly affect the use of fertilizers on the production of carrot because t count value 0.746 <1.67 T Table.
2. From the analysis is known that NPMx / Px for the use of seed is> 1 is 3.94, so the allocation of seeds in the study area has not been efficient. NPMx / Px for the allocation of the use of pesticide is <1 is equal to 0.94, so the use of pesticides in the study area is inefficient. NPMx / Px for the use of labor> 1 is 2.17, so the allocation of labor in the study area has not been efficient.
3. The average total revenue carrot farmers in the study area is Rp. 58,197,350, - and the average total cost amounted to Rp. 25,434,007, -, in order to obtain a carrot farm income amounted to Rp. 32,763,343, - per hectare in one cropping season. This indicates that average of carrot farming in the District of Bumiaji Batu is profitable. Advice that can be given from the results of the study were (1) to overcome
the non optimal use of seeds and labor, the farmers can increase their use. By calculating NPMx / Px, the use of seeds in an area of 1 hectare is 35 kg and 607.19 HOK of employment. The use of production factors above will be locative efficiency in terms of production and the price of carrots, as well as the price of factors of production unchanged. (2) By using a pesticide plant then it can reduce production costs, not eradicate predators and do not damage the environment, thus increasing production and incomes of farmers. Vegetable crops as a pesticide that can be used include Tobacco, soursop, garlic, red pepper, basil, neem, clove, Sugar-apple seeds and so on.
Keywords: Carrot, Farming, Factor of Production, Efficiency, Value of Marginal Product
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan skripsi yang berjudul ”Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-
Faktor Produksi Usahatani Wortel (Daucus carota L) Studi Kasus di
Kecamatan Bumiaji, Kota Batu”. laporan skripsi ini disusun sebagai
persyaratan menyelesaikan jenjang S-1 di Program Studi Agribisnis Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.
Terima kasih kepada semua pihak atas segala bantuan baik berupa pendapat,
saran, dukungan moril dan do’a, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
skripsi. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani, AR, MS selaku dosen pembimbing I yang
telah memberikan arahan dan saran kepada penulis dalam menyusun skripsi.
2. Bapak Rosihan, SP. MP selaku dosen pembimbing ke-II yang telah memberi
masukan dan arahan kepada penulis untuk penyususnan hasil skripsi dan
memberi bimbingan selama kegiatan proses pembuatan skripsi.
3. Seluruh karyawan dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang telah
mendidik dan memberikan ilmu untuk keberlangsungan pencapaian yang baik.
4. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberi dukungan baik melalui do’a,
materi dan semangat atas kelancaran selama proses perkuliahaan mulai dari
awal kuliah sampai dalam proses penyususnan skripsi.
5. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penyusunan
skrispi.
Menyadari adanya keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan informasi,
penulis sangat mengharapkan saran dan masukan agar laporan skripsi ini menjadi
lebih baik. Semoga apa yang tertulis dalam laporan skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis dan pembaca.
Malang, Juli 2012
Penulis
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis di lahirkan di Desa Tambung Kecamatan Pademawu Kabupaten
Pamekasan. Sebagai anak ke dua dari empat bersaudara dan anak dari Bapak
Mohammad Amin dan Ibu Syahriyah. Penulis mempunyai hobi membuat cerpen,
kata-kata humoris, puisi dan catatan-catatan motivasi, serta membuat video.
Sekolah di SDN Tambung pada tahun 1996 - 2002, kemudian melanjutkan
ke SMPN 5 Pamekasan pada tahun 2002 - 2005. Selanjutnya meneruskan di
SMAN 2 Pamekasan pada tahun 2005 - 2008.
Penulis menjadi mahasiswa Universitas Brawijaya Fakultas Pertanian
Program Studi Agribisnis, pada tahun 2008. Selama menjadi mahasiswa
Universitas Brawijaya, penulis sering aktif di organisasi dan kegiatan-kegiatan
kampus. Organisasi yang di ikuti yaitu Forum Studi Islam Insan Kamil
(FORSIKA) tahun 2008 - 2009 dan pada tahun 2009 – 2010, menjadi ketua
Kesektariatan di FORSIKA.
Kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang pernah diikuti yaitu Program
Mahasiswa Wirausaha (PMW) Universitas Brawijaya (2010-2011) sebagai
penerima dana usaha. Lomba catur di Universitas Brawijaya sebagai perwakilan
dari Fakultas Pertanian tahun 2008-2009.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .................................................................................................... i
SUMMARY ....................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 6 1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................... 7
II. KERANGKA TEORITIS .......................................................................... 8 2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 8 2.2 Hipotesis ............................................................................................. 12 2.3 Batasan Masalah ................................................................................. 12 2.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ................................. 12
III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 15 3.1 Lokasi Penelitian ................................................................................ 15 3.2 Teknik Penentuan Sampel .................................................................. 15 3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 17 3.4 Teknis Analisi Data ............................................................................ 17 3.4.1 Analisis Deskripsi ..................................................................... 17
3.4.2 Analisis Fungsi Produksi Cobb-Douglas .................................. 18 3.4.3 Uji Asumsi Klasik .................................................................... 18 3.4.4 Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Wortel ....................................................................................... 20 3.4.5 Analisi Biaya, Penerimaan dan Keuntungan Usahatani Wortel ....................................................................................... 21
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 23 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian .................................................. 23 4.1.1 Letak Geografis ........................................................................ 23 4.1.2 Penggunaan Lahan .................................................................... 24 4.1.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ............... 26 4.2 Karakteristik Petani Responden .......................................................... 28 4.2.1 Usia Petani Responden .............................................................. 28 4.2.2 Tingkat Pendidikan Petani Responden ...................................... 28 4.2.3 Luas Lahan Petani Responden ................................................... 29 4.2.4 Status Kepemilikan Lahan ......................................................... 29
viii
4.2.5 Jumlah Tanggungan Keluarga ................................................... 30 4.2.6 Pekerjaan Sampingan................................................................. 31 4.3 Analisis Fungsi Produksi Usahatani Wortel ....................................... 31 4.3.1 Uji Normalitas ........................................................................... 32 4.3.2 Uji Heteroskedasitas .................................................................. 32 4.3.3 Uji Multikolinearitas .................................................................. 33 4.3.4 Uji Autokorelasi ........................................................................ 33 4.3.5 Pengujian Terhadap Model Regresi........................................... 34 4.4 Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani Wortel ................................................................................ 38 4.5 Analisis Pendapatan Usahatani Wortel ............................................... 40 4.5.1 Biaya Usahatani Wortel ............................................................. 40 4.5.2 Penerimaan Usahatani Wortel ................................................... 46 4.5.3 Pendapatan Usahatani Wortel .................................................... 46
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 48 5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 48 5.2 Saran .................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 50
LAMPIRAN ....................................................................................................... 53
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman Teks
1. Luas Area Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Wortel di Jawa Timur Tahun 2000-2010 ............................................................................ 2 2. Luas Area Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas di Kota Batu Tahun 2010 ................................................................................................ 3 3. Jumlah Petani Wortel di Dusun Jurangkwali, Desa Sumber Brantas dan Dusun Junggo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011 ............................................................................................................ 16 4. Persentase Luas Lahan Berdasarkan Jenis Penggunaan Lahan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011 ............................................. 24 5. Persentase Luas Lahan Berdasarkan Jenis Penggunaan Lahan di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011 ................. 25 6. Persentase Luas Lahan Berdasarkan Jenis Penggunaan Lahan di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011.......... 25 7. Persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata pencaharian di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011 ............................................. 26 8. Persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata pencaharian di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011........................... 27 9. Persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Matapencaharian di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011 ................... 27 10. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Golongan Usia di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011 ................................................................ 28 11. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011 ............................................. 28 12. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Luas Lahan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011 ................................................................ 29 13. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011 ............................................. 30 14. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011 ............................................. 30 15. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan Sampingan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011 ............................................. 31 16. Hasil Uji Heteroskedasitas ......................................................................... 32 17. Hasil Uji Multikolinearitas ......................................................................... 33 18. Hasil Uji Regresi ....................................................................................... 34 19. Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-faktor Produksi Usahatani Wortel di Kecamatan Bumiaji Kota Batu .................................................. 38 20. Rata-Rata Biaya Tetap Usahatani Wortel Per Hektar dalam 1 Musim Tanam di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu ................................................. 40 21. Rata-Rata Biaya Variabel Untuk Sarana Produksi Usahatani Wortel Per Hektar dalam 1 Musim Tanam di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu ..... 41 22. Rata-Rata Biaya Variabel Untuk Sarana Produksi Usahatani Wortel Per hektar dalam 1 Musim Tanam di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu ...... 43
x
23. Rata-Rata Biaya Variabel Usahatani Wortel Per Hektar dalam 1 Musim Tanam di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu ................................................. 45 24. Rata-Rata Total Biaya Usahatani Wortel Per Hektar dalam 1 Musim Tanam di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu ................................................. 46 25. Rata-Rata Total Biaya Usahatani Wortel Per Hektar dalam 1 Musim Tanam di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu ................................................. 47
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman Teks
1. Kerangka Pemikiran Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani Wortel di Kecamatan Bumiaji ................................... 11 2. Penentuan Sampel ...................................................................................... 16
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman Teks
1. Peta Kecamatan Bumiaji ........................................................................... 53 2. Quisioner Untuk Responden ..................................................................... 54 3. Karakteristik Responden ........................................................................... 58 4. Peralatan Usahatani ................................................................................... 59 5. Sarana Produksi Per Hektar dalam Satu Musim Tanam ........................... 60 6. Penggunaan Tenaga Kerja Per Hektar dalam Satu Musim Tanam ........... 62 7. Produksi Usahatani dalam Satu Musim Tanam ........................................ 65 8. Biaya Tetap Per Hektar dalam Satu Musim Tanam .................................. 66 9. Biaya Variabel Untuk Sarana Produksi Per Hektar dalam Satu Musim Tanam ........................................................................................................ 68 10. Biaya Variabel Untuk Tenaga Kerja Per Hektar dalam Satu Musim Tanam ........................................................................................................ 71 11. Total Biaya Variabel Per Hektar dalam Satu Musim Tanam .................... 74 12. Total Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Petani Wortel Per Hektar dalam Satu Musim Tanam ........................................................................ 76 13. Analisis Usahatani Wortel Per Hektar Dalam Satu Musim Tanam Di Kecamatan Bumiaji Kota Batu.................................................................. 78 13. Uji Asumsi Klasik ..................................................................................... 79 14. Uji Regresi ................................................................................................ 80 15. Hasil Perhitungan Efisiensi Alokatif ......................................................... 81 16. Dokumentasi ............................................................................................. 83
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan. Sektor pertanian
sangat berpengaruh terhadap berkembangnya sektor lain (non-pertanian),
sehingga memiliki peranan penting bagi perkembangan perekonomian khususnya
di Indonesia. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi
yang nyata melalui pembentukan capital, penyediaan bahan pangan, bahan baku
industri, pakan dan bioenergi, penyerap tenaga kerja, sumber devisa negara,
sumber pendapatan, serta pelestarian lingkungan melalui praktek usahatani yang
ramah lingkungan (Kementrian Pertanian, 2009). Di samping penyedia lapangan
kerja, sektor pertanian juga penghasil non migas dan bahan baku bagi industri.
Peningkatan produksi dan produktivitas hasil pertanian sangat diperlukan untuk
meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani.
Wortel merupakan salah satu sayuran yang banyak di budidaya di
Indonesia. Sayuran ini sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia dan populer
sebagai sumber vitamin A karena memiliki kadar karotena (provitamin A). Selain
itu, wortel juga mengandung vitamin B, C, sedikit vitamin G, serta zat-zat lain
yang bermanfaat bagi kesehatan manusia (Hanum, 2008). Tanaman wortel
membentuk daun roset dan akar tunggang lumbung besar berdaging. Daun yang
muncul dari batang memiliki tangkai daun panjang yang membesar. Lembar
daunnya terbagi secara berulang dengan segmen lembar daun kecil, sempit dan
sangat terbelah. Akar tunggang, awalnya panjang, ramping, tumbuh vertikal,
mulai memanjang dengan cepat dan mencapai panjang potensialnya dalam 12-24
hari setelah berkecambah.
Produksi dan produktivitas wortel di Jawa Timur fluktuatif. Produksi dan
produktivitas terendah pada tahun 2002 dengan luas panen 2.119 ha menghasilkan
produksi sebesar 18.020 ton dengan produktivitas 85,04 ku/ha. Pertumbuhan
produksi dan produktivitas terbesar pada tahun 2010 yaitu dengan luas panen
3.597 ha menghasilkan produksi 53.798 ton dengan produktivitas 149,6 ku/ha, hal
tersebut menunjukkan bahwa produktivitas tanaman wortel semakin meningkat.
Luas area tanam panen, produksi dan produktivitas wortel di Jawa Timur pada
tahun 2001-2010 dapat dilihat pada Tabel 1.
2
Tabel 1. Luas Area Tanam, Panen, Produksi Dan Produktivitas Wortel di Jawa Timur Tahun 2001-2010
Tahun Luas Panen
(ha) Produksi
(ton) Produktivitas
(ku/ha) 2001 3,269.00 38,540.00 117.90 2002 2,119.00 18,020.00 85.04 2003 2,984.00 33,721.00 113.00 2004 3,243.00 45,473.00 140.20 2005 3,114.00 44,125.00 141.70 2006 3,002.00 44,297.00 147.60 2007 3,479.00 44,204.00 127.10 2008 3,824.00 47,727.00 124.80 2009 3,662.00 46,483.00 126.90 2010 3,597.00 53,798.00 149.60
Sumber : Kementrian Pertanian Republik Indonesia (2011)
Kota Batu merupakan salah satu daerah yang berada di Jawa Timur dan
memiliki potensi di bidang pertanian khususnya tanaman wortel. Berdasarkan data
Dinas Pertanian Jawa Timur (2011), pada tahun 2007, Kota Batu menduduki
peringkat ketiga luas panen dan produksi terbesar setelah Pasuruan dan Malang
dengan luas panen 452 ha dan produksi sebesar 6.900 ton, serta memliki
produktivitas terbesar ketiga yaitu sebesar 15,26 ton/ha setelah Mojokerto dengan
produkstivitas sebesar 22,18 ton/ha dan ponorogo dengan produkstivitas 18,13
ton/ha. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Batu memiliki potensi dalam usahatani
wortel dan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman wortel
dengan penggunaan faktor produksi yang efisien.
Kecamatan Bumiaji merupakan sentra penghasil wortel di Kota Batu
karena memiliki produksi dan luas lahan terbesar dibandingkan dengan kecamatan
lainnya di Kota Batu dengan luas lahan 444,8 ha, produksi mencapai 6.733,5 ton
dan produktivitas sebesar 15 ton/ha. Luas tanam di Kecamatan Batu hanya 13,05
ha dengan produksi 138,591 ton dan produktivitas sebesar 10,62 ton/ha,
sedangkan di Kecamatan Junrejo tidak membudidayakan wortel. Hal ini
mencerminkan bahwa usahatani wortel di Kecamatan Bumiaji memiliki potensi
yang bagus dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kota Batu. Luas area
tanam, panen, produksi dan produktivitas di tiap-tiap kecamatan di Kota Batu
tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 2.
3
Tabel 2. Luas Area Tanam, Panen, Produksi Dan Produktivitas di Kota Batu Tahun 2010
No Kecamatan Luas Tanam
(Ha) Luas
Panen (Ha) Produksi
(Ton) Produktivitas
(Ton/Ha) 1 Bumiaji 444,80 444,80 6.733,50 15,00 2 Batu 13,05 13,05 138,59 10,62 3 Junrejo - - - -
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu (2011)
Pada Tabel 2, produktivitas wortel di Kecamatan Bumiaji paling tinggi di
bandingkan dengan kecamatan. Tanaman wortel yang baik dan dipelihara secara
intensif dapat menghasilkan umbi antara 20 - 30 ton/ha (Hanum,2008). Makadari
itu petani masih dapat meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman wortel
dengan penggunaan segala faktor produksi yang efisien, sehingga dapat
meningkatkan pendapatan petani.
Penduduk di Kecamatan Bumiaji rata-rata bermata pencaharian sebagai
petani dan salah satu tanaman yang banyak di budidaya yaitu tanaman sayur.
Wortel sangat cocok dibudidayakan pada dataran tinggi atau perbukitan dengan
kondisi tanah yang gembur dan subur, yang mana sesuai dengan keadaan lahan
pertanian Kecamatan Bumiaji yang berada pada dataran tinggi dan subur. Wortel
merupakan salah satu tanaman sayuran yang diminati oleh petani. Wortel
merupakan tanaman sayuran yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Tanaman wortel tergolong tanaman yang perawatannya cukup mudah. Resiko
kegagalan bertanam wortel umumnya sangat kecil bila dibandingkan dengan
tanaman sayuran lainnya. Skala usahatani wortel sangat bervariasi, mulai dari luas
lahan yang digunakan, pengolahan dan perlakuan lahan, perawatan sampai dengan
obat-obatan yang digunakan. Wortel banyak diminati petani karena mudah
perawatannya dan biaya yang dibutuhkan untuk memulai usahatani terjangkau
dari kalangan bawah ke atas. Panen wortel biasanya umur 3,5 – 4 bulan, akan
tetapi di daerah penelitian umur panen bisa mencapai umur 5 bulan, hal ini terjadi
karena petani ingin mencapai harga yang tinggi. Jika pada saat umur 3,5 – 4 bulan
harga wortel rendah, maka petani tidak memanen wortel. Petani membiarkan
wortel sampai umur 5 bulan untuk mendapatkan harga yang maksimal.
Upaya peningkatan produksi wortel bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas dan pendapatan petani. Petani dihadapkan suatu masalah yaitu tidak
4
efisiennya dalam penggunaan segala faktor produksi pada proses pembudidayaan
wortel mulai dari pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan sampai panen.
Perlakuan dalam penggunaan segala faktor produksi antar petani berbeda. Petani
yang memiliki modal akan berusaha mendapatkan produksi wortel yang banyak
dengan penggunaan faktor produksi yang besar, sedangkan petani yang
mempunyai keterbatasan modal cenderung meminimalkan penggunaan faktor
produksi untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan faktor-faktor produksi tidak efisien, sehingga berdampak
menurunnya output dan pendapatan yang diperoleh petani.
Oleh karena itu, diambil judul penelitian “Analisis Efisiensi Alokatif
Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani Wortel Di Kecamatan Bumiaji
Batu”, agar diketahui faktor-faktor produksi yang sangat berpengaruh terhadap
produksi wortel, serta berapa penggunaan faktor produksi yang optimal untuk
mencapai tefisiensi alokatif, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan
pendapatan petani wortel di Kecamatan Bumiaji Kota Batu.
1.2 Rumusan Masalah
Potensi pertanian terutama sayuran di Kecamatan Bumiaji Kota Batu
sangat bagus sesuai tempatnya yang berada di dataran tinggi yaitu 1.000 - 1.700 m
dpl dan sesuai dengan karakteristik tempat untuk budidaya tanaman sayur
terutama wortel yaitu 1.200 – 1.500 m dpl. Penggunaan faktor produksi yang tepat
akan menghasilkan produksi dari usahatani yang maksimal, sehingga akan
berpengaruh terhadap pendapatan yang akan diterima petani. Produksi tanaman
wortel tergolong bagus, akan tetapi hal tersebut di dorong dengan penggunaan
faktor produksi yang banyak, sehingga mempengaruhi hasil pendapatan yang
diterima petani. Begitu juga sebaliknya, penggunaan faktor produksi yang kecil
mengakibatkan hasil produksi wortel yang sedikit atau kurang maksimal.
Pendapatan petani didasarkan pada biaya yang dikeluarkan dan produksi
usahatani yang dihasilkan dalam satu musim tanam. Untuk meningkatkan
produksi dan pendapatan, penggunaan faktor-faktor produksi harus efisien dan
efektif. Efektif bila petani dapat mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki
sebaik-baiknya dan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan
keluaran (output) yang melebihi masukan (input) (Soekartawi, 2002).
5
Akan tetapi dalam fenomena yang ada, petani tidak efisien dalam
penggunaan segala faktor produksi. Salah satu contoh penggunaan bahan pestisida
yang intensif dan tidak sesuai dosis mengakibatkan menambahnya biaya sarana
produksi dan secara berkelanjutan mengakibatkan menurunnya hasil produksi
karena akan rentan terhadap hama dan penyakit. Pestisida digunakan untuk
membasmi hama dan penyakit, sehingga produksi wortel yang dihasilkan bagus.
Makadari itu petani intensif melakukan penyemprotan agar tanaman wortel tidak
rusak. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan dan pemanfaatan faktor
produksi tidak maksimal. Petani melakukan penyemprotan secara intensif agar
menghasilkan produksi wortel yang bagus, sehingga menambah biaya yang
dikeluarkan untuk penyemprotan dan biaya tenaga kerja. Hal ini menggambarkan
bahwa penggunaan pestisida tidak efisien dan pendapatan petani dari usahatani
wortel semakin berkurang.
Pupuk sebagai penunjang dalam pertumbuhan tanaman. Penggunaan
pupuk akan mempengaruhi hasil usahatani. Pupuk yang digunakan oleh petani
yaitu pupuk kandang, urea SP36 atau TSP, KCL, NPK dan ZA. Dalam
penerapannya, jenis dan dosis penggunaan pupuk antar petani berbeda-beda
meskipun dalam luasan yang sama, tergantung pengalaman dan ekonomi petani.
Selisih penggunaan benih cukup besar antar petani meskipun dalam luasan lahan
yang sama. Petani yang memiliki modal dalam pengunaan pupuk cenderung lebih
besar dan sebaliknya, bagi petani yang memiliki modal sedikit cenderung
menimimalkan penggunaan pupuk untuk mengurangi biaya variabel yang
dikeluarkan.
Benih yang digunakan merupakan hasil dari budidaya petani setempat atau
lokal. Dalam penanaman, benih di sebar di lahan yang telah di olah. Rata-rata
penggunaan benih di Kecamatan Bumiaji dalam luasan satu hektar menggunakan
55,6 kobok atau 8,9 kg/ha. Menurut Hanum (2008), kebutuhan benih wortel
adalah 15-20 g/10 m2 atau 15-20 kg/ha. Petani meminimalkan penggunaan benih
karena nantinya pada proses produksi dilakukan penjarangan dimana sebagian
tanaman wortel akan dicabut. Pada proses penjarangan dimana wortel yang
pertumbuhannya tidak bagus akan dicabut dan agar tidak terjadi persaingan antar
tanaman wortel, sehingga apabila banyak tanaman wortel yang terkana hama
6
penyakit atau pertumbuhannya tidak maksimal, maka tanaman wortel yang tersisa
di lahan semakin sedikit dan berdampak pada menurunnya produksi dan
pendapatan yang diteima oleh petani wortel. Hal ini menggambarkan bahwa
penggunaan benih belum efisien.
Selain itu, faktor pengalaman petani atau tenaga kerja dalam mengelola
usahatani mulai dari pengolahan lahan sampai panen juga menjadi permasalahan
bagi petani. Faktor produksi tidak hanya dilihat dari segi jumlah atau ketesediaan
dalam waktu yang tepat. Akan tetapi juga dilihat dari segi efisiensi
penggunaannya. Faktor penting dalam pengolahan usahatani yaitu tanah atau
lahan, tenaga kerja dan modal (Mubyarto, 1989). Ketiga faktor tersebut saling
membutuhkan dan berkaitan dalam menunjang hasil dari usahatani.
Menurut Soekardono (2005), dilihat dari konsep efisiensi ekonomis,
pemakaian faktor produksi dikatakan efisien apabila ia dapat menghasilkan
keuntungan maksimum. Rendahnya produksi usahatani salah satunya disebabkan
tidak efisiensinya penggunaan faktor produksi. Hal itu akan berpengaruh pada
produksi dan pendapatan yang diperoleh petani. Pentingnya konsep efisiensi yaitu
untuk mengoptimalkan penggunaan faktor-faktor produksi agar mendapatkan
produksi wortel yang maksimal dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan
pendapatan petani wortel.
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, timbul beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Faktor-faktor produksi apa yang berpengaruh terhadap produksi wortel di
Kecamatan Bumiaji Kota Batu?
2. Bagaimana tingkat efisiensi faktor-faktor produksi terhadap produksi wortel di
Kecamatan Bumiaji Kota Batu?
3. Berapa pendapatan yang diterima petani dari hasil usahatani di Kecamatan
Bumiaji Kota Batu?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menganalisis faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi
wortel di Kecamatan Bumiaji Kota Batu.
2. Menganalisis tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani
wortel di Kecamatan Bumiaji Kota Batu.
7
3. Menganalisis pendapatan usahatani wortel di Kecamatan Bumiaji Kota Batu.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan informasi bagi para instansi yang terkait untukmeningkatkan
produksi dan produktivitas wortel di Kecamatan Bumiaji Batu.
2. Sebagai informasi dan bahan pertimbangan yang berguna bagi para petani
dalam peningkatkan efisiensi yang dapat meningkatkan produktivitas dan
pendapatan dari usahatani wortel.
3. Sebagai bahan referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya dan bagi
penelitian pada bidang yang sama.
8
II. KERANGKA TEORITIS
2.1 Kerangka Pemikiran
Kecamatan Bumiaji merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Batu
yang mempunyai potensi dalam bidang hasil pertanian terutama tanaman sayuran
wortel. Luas lahan dan produktivitasnya lebih besar di bandingkan kecamatan
lainnya Tanahnya sangat cocok untuk tanaman wortel dan tempatnya yang berada
di dataran tinggi 1.000 - 1.700 m dpl sesuai dengan karakteristik tempat untuk
budidaya tanaman sayur terutama wortel yaitu 1.200 – 1.500 m dpl.
Produktivitas dipengaruhi oleh besar kecilnya input yang digunakan dalam
usahatani. Penggunaan faktor produksi yang minimal akan menyebabkan
menurunnya jumlah produksi begitu juga sebaliknya, penggunaan faktor produksi
yang berlebih menyebabkan penggunaannya menjadi tidak efisien. Penggunaan
faktor produksi diperlukan untuk mendapatkan hasil produksi yang maksimal
yang berpengaruh terhadap pendapatan petani wortel. Permasalahan petani dalam
usahatani wortel di Kecamatan Bumiaji yaitu tidak efisiennya dalam penggunaan
faktor-faktor produksi pada proses pembudidayaan wortel mulai dari pengolahan
lahan, penanaman, pemeliharaan sampai panen. Penggunaan faktor-faktor
produksi antar petani berbeda. Petani yang memiliki modal akan berusaha
mendapatkan produksi wortel yang besar dengan pengalokasian faktor produksi
yang besar pula, sedangkan petani yang keterbatasan modal akan cenderung
meminimalkan penggunaan faktor produksi untuk mengurangi biaya yang
dikeluarkan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi tidak
efisien. Menurut Soekartawi (2002), ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari mengalokasikan sumberdaya secara efektif dan efisien untuk tujuan
memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
Dalam produksi pertanian, produksi fisik dihasilkan oleh bekerjanya
beberapa faktor produksi yaitu tanah atau lahan, modal dan tenaga kerja
(Mubyarto, 1989). Faktor modal bisa meliputi uang atau barang seperti benih,
pupuk dan pestisida yang digunakan. Ketiga faktor tersebut saling berkaitan dan
menunjang dalam proses produksi usahatani, serta mempengaruhi produktivitas
sesuai dengan penggunaan dan pemanfaatannya. Produktivitas tanaman
merupakan perbandingan antara penerimaan (output) dan pengeluaran yang
9
digunakan dalam usahatani (input). Produktivitas tersebut akan mempengaruhi
pendapatan yang akan diterima oleh petani.
Faktor produksi yang diduga berpengaruh terhadap produksi wortel di
daerah penelitian yaitu tenaga kerja dan modal yang meliputi biaya untuk
pembelian benih, pupuk, pestisida dan upah tenaga kerja. Ketersediaan tenaga
kerja sebagai penunjang dalam pelaksanaan usahatani. Kebutuhan jumlah tenaga
kerja tergantung dengan luasan lahan yang dikelola dan berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaiakan proses produksi usahatani. Tenaga kerja yang
berasal dari keluarga lebih cenderung produktif dalam mengelola usahataninya
dibandingkan dengan tenaga kerja luar karena hasil produksi sepenuhnya di
rasakan oleh petani yang mengelola dan memiliki usahataninya, sedangkan tenaga
kerja luar hanya berorientasi terhadap upah.
Benih merupakan sarana produksi yang digunakan oleh petani, rata-rata
benih berasal dari petani di daerah tersebut. Mayoritas petani mengetahui cara
membudidayakan wortel yang digunakan untuk memproduksi benih wortel. Lahan
yang digunakan untuk budidaya benih wortel merupakan lahan pertanian yang
sudah digunakan budidaya sayuran, sedangkan kandungan residunya sangat
tinggi, sehingga kualitas benih yang dihasilkan rendah. Kualitas dan kapasitas
benih yang digunakan akan mempengaruhi produksi wortel.
Pupuk digunakan untuk penunjang pertumbuhan tanaman. Volume dan
jenis penggunaan pupuk akan mempengaruhi produktivitas tanaman wortel.
Produksi wortel akan meningkat apabila penggunaan pupuk tepat dan sesuai
dengan dosis. Pupuk yang digunakan dalam usahatani wortel yaitu urea, KCL,
NPK, ZA, TSP atau SP36 dan pupuk kandang
Pestisida digunakan untuk mengendalikan atau membasmi hama penyakit.
Hama dan penyakit dapat merusak tanaman yang akan menurunkan produksi
wortel. Penggunaan pestisida bertujuan untuk mencegah atau membasmi hama
dan penyakit, sehingga hasil produksi wortel bagus, akan tetapi penggunaan yang
berlebih akan merusak atau mencemari lingkungan sekitar, dan dalam jangka
panjang dapat menurunkan produksi wortel.
Metode yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang
berpengaruh terhadap produksi wortel yaitu dengan menggunakan analisis fungsi
10
produksi Cobb-Douglas. Alat yang digunakan adalah analisis Regresi Linier
Berganda dengan melihat nilai thitung dapat diketahui faktor yang berpengaruh
nyata terhadap produksi wortel.
Penelitian terdahulu tentang analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor
produksi dalam usahatani padi sawah di Desa Bulu, Kecamatan Berbek,
Kabupaten Nganjuk yang dilakukan oleh Romauli (2008) dengan menggunakan
metode analisis fungsi produksi Cobb-Douglas diperoleh hasil bahwa benih, urea,
ponska dan tenaga kerja berpengaru nyata terhadap produksi padi sawah.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis efisiensi ekonomi penggunaan
faktor-faktor produksi pada usahatani kedelai di Kabupaten Sukoharjo yang
dilakukan oleh Wiwit (2010) dengan menggunakan fungsi produksi Cobb-
Douglass diperoleh hasil bahwa variabel yang secara signifikan mempengaruhi
produksi kedelai yaitu variabel luas lahan, pupuk kandang, pestisida padat.
Selanjutnya dilakukan analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi
yang berpengaruh terhadap produksi wortel untuk mengetahui apakah usahatani
tersebut sudah efisien. Dengan melihat nilai produk marginal (NPM) dapat
diketahui sudah efisien atau tidak penggunaan faktor-faktor produksinya. Apabila
NPMx sama dengan Px, maka penggunaan faktor produksi tersebut efisien.
Menurut Soekardono (2005), untuk menentukan tingkat produksi optimum
menurut konsep efisiensi ekonomis, tidak cukup hanya dengan mengetahui fungsi
produksi, tetapi ada syarat lagi yang harus diketahui, yaitu rasio harga input-
output. Agar keuntungan mencapai maksimum maka turunan pertama fungsi
tersebut harus sama dengan nol, sehingga diperoleh nilai produk marginal (NPM)
dari faktor produksi yang digunakan harus sama dengan harga satuan faktor
produksi itu (Px).
Kemudian dilakukan analisis pendapatan usahatani wortel untuk
mengetahui berapa pendapatan yang diterima oleh petani dengan menghitung
selisish antara penerimaan atau output yang di peroleh petani dengan semua biaya
yang dikeluarkan atau input yang digunakan dalam satu kali musim tanam.
Dengan penggunaan faktor produksi yang efisien, maka akan meningkatkan
pendapatan petani wortel. Kerangka penelitian disajikan Gambar 1.
11
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani Wortel di Kecamatan Bumiaji
Input (variabel bebas)
Output (variabel terikat)
Kombinasi Faktor-Faktor Produksi: 1. Tenaga Kerja 2. Modal (benih, pupuk dan pestisida)
Produksi Usahatani Wortel
Peningkatan Pendapatan Usahatani
Wortel
Analisis Efisiensi Alokatif
(NPMx/Px = 1)
Analisis Pendapatan Usahatani Wortel
Permasalahan: Kurang maksimalnya penggunaan faktor-faktor produksi, sehingga penggunaannya tidak efisien dan
berdampak pada produksi wortel dan pendapatan petani
Input (variabel bebas)
Output (variabel terikat)
Kombinasi Faktor-Faktor Produksi: 1. Benih 2. Pupuk 3. Pestisida 4. Tenaga Kerja
Produksi Usahatani Wortel
Peningkatan Pendapatan Usahatani
Wortel
Usahatani Wortel di Kecamatan Bumiaji Kota Batu
Analisis Efisiensi Alokatif
(NPMx/Px = 1)
Analisis Pendapatan Usahatani
Keterangan : garis analisis garis kerangka
Analisis Fungsi Produksi Coob-
Couglas
Analisis Regresi Linier Berganda
Potensi: 1. Luas lahan dan produktivitas
wortel di Kecamatan Bumiaji lebih besar dibandingkan dengan kecamatan yang lain di Kota Batu
2. Tempatnya sesuai dengan karakteristik budidaya tanaman wortel
12
2.2 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan, maka dalam penelitian ini
dapat ditarik hipotesis yaitu:
1. Diduga faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi pada
usahatani wortel di Kecamatan Bumiaji Batu adalah benih, pupuk, pestisida
dan tenaga kerja.
2. Diduga penggunaan faktor produksi usahatani wortel di Kecamatan Bumiaji
Batu tidak efisien.
3. Diduga usahatani wortel di Kecamatan Bumiaji Batu menguntungkan.
2.3 Batasan Masalah
1. Yang dimasukkan dalam variabel bebas yaitu sarana produksi dan tenaga
kerja, sedangkan lahan tidak dimasukkan dalam variabel karena sifatnya tetap
atau termasuk biaya tetap.
2. Tempat penelitian di Kecamatan Bumaji Batu, khususnya Desa Sumber
Brantas dan Desa Tulungrejo.
3. Responden adalah petani yang menanam tanaman wortel pada tahun 2011-
2012.
4. Yang diteliti adalah tentang pengaruh faktor produksi (tenaga kerja, benih,
pupuk dan pestisida) terhadap produksi wortel, tingkat pendapatan atau
keuntungan dan tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi usahatani wortel.
2.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel yang diamati yaitu informasi mengenai usahatani wortel yang
diusahakan oleh petani. Variabel tersebut didefinisikan terlebih dahulu untuk
memudahkan pengumpulan data yaitu:
1. Efisisensi alokatif adalah efisiensi yang dicapai apabila nilai produk marginal
(NPM) dari faktor produksi yang digunakan harus sama dengan harga satuan
faktor produksi itu (Px).
2. Luas lahan adalah sebidang tanah yang digunakan untuk usahatani wortel
dalam satu kali musim tanam dan dalam satuan hektar (ha).
3. Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dipakai dalam proses usahatani
wortel dalam satu kali musim tanam mulai dari pengolahan lahan, penanaman,
13
pemupukan, pemeliharaan sampai dengan panen baik berasal dari dalam
keluarga maupun dari luar keluarga petani yang dihitung dalam HOK (Hari
Orang Kerja).
4. Benih adalah total benih wortel yang digunakan petani dalam usahatani setiap
satu kali musim tanam dalam luasan lahan tertentu yang dinyatakan dalam
satuan kilogram per hetar dalam satu musim tanam (kg/ha/musim tanam).
5. Pupuk adalah penggunaan pupuk sebagai penunjang dalam usahatani wortel
setiap satu kali musim tanam yaitu pupuk kandang, urea, TSP atau SP36,
KCL, NPK, ZA yang diukur dalam kilogram per hektar dalam satu musim
tanam (kg/ha/musim tanam).
6. Pestisida adalah obat-obatan yang digunakan untuk mengendalikan atau
membasmi hama atau penyakit yang diukur dalam satuan kilogram per hektar
dalam satu musim tanam (kg/ha/musim tanam).
7. Produksi adalah hasil tanaman wortel yang dihasilkan dalam satu musim
tanam dengan satuan kilogram per hektar dalam satu musim tanam
(kg/ha/musim tanam).
8. Harga jual adalah harga jual wortel yang diterima petani yang diukur dengan
satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).
9. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani wortel
yang besar kecilnya tidak dipengaruhi dengan besar kecilnya output yang
diperoleh yang meliputi biaya pajak lahan dan penyusutan peralatan yang
dikeluarkan oleh petani dalam satu musim tanam yang diukur dengan satuan
rupiah per hektar dalam satu musim tanam (Rp/ha/musim tanam).
10. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani wortel
yang besar kecilnya dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan yang
meliputi biaya pembelian benih, pupuk kandang, pupuk kimia, pestisida, serta
upah tenaga kerja dalam satu kali musim tanam yang diukur dengan satuan
rupiah per hektar dalam satu musim tanam (Rp/ha/musim tanam).
11. Total biaya adalah semua pengeluaran yang meliputi biaya tetap dan variabel
dalam usahatani wortel tiap satu musim tanam yang diukur dengan satuan
rupiah per hektar dalam satu musim tanam (Rp/ha/musim tanam).
14
12. Total penerimaan adalah hasil perkalian antara jumlah produksi wortel dengan
harga jual dengan satuan rupiah per hektar dalam satu musim tanam
(Rp/ha/musim tanam).
13. Pendapatan usahatani adalah selisih antara total penerimaan dan total biaya
yang dikeluarkan dalam usahatani wortel per satu kali musim tanam dengan
satuan rupiah per hektar dalam satu musim tanam (Rp/ha/musim tanam).
15
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) di
Kecamatan Bumiaji Batu Propinsi Jawa Timur. Teknik purposive dilakukan
dengan dasar pertimbangan yakni Kecamatan Bumiaji merupakan Kecamatan di
Kota Batu yang wilayahnya berada pada hulu DAS Brantas yang memiliki banyak
sumbermata air dan berpotensi sebagai lahan pertanian khususnya tanaman
sayuran wortel, dimana luas lahan, produksi dan produktivitasnya paling besar
dibandingkan kecamatan lainnya di Kota Batu (lihat Tabel 2).
3.2 Teknik Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah petani wortel di Kecamatan Bumiaji,
Kota Batu. Penentuan sampel menggunakan metode sampel gugus bertahap.
Metode sampel gugus bertahap merupakan metode dimana pengambilan sampel
yang dilakukan secara bertahap berdasarkan wilayah-wilayah yang ada
(Singarimbun dan Effendi, 2008). Populasi dapat dibagi-bagi dalam gugus tingkat
pertama, kemudian gugus tingkat pertama dapat pula dibagi dalam gugus tingkat
kedua, dan seterusnya. Demikian juga sampel satu dari populasi sampling pertama
dijadikan populasi sampling kedua untuk menentukan sampel dua dan begitu
seterusnya sampai ditentukan sampel sesuai dengan penelitian yang dilakukan.
Tahap pertama yaitu menetapkan desa sampel yaitu dari 9 desa wilayah di
Kecamatan Bumiaji dipilih 2 desa sebagai sampel. Pemilihan dilakukan secara
sengaja atau purposive dipilih dua desa yaitu Desa Sumber Brantas dan Desa
Tulungrejo dengan pertimbangan kedua desa tersebut memiliki potensi untuk
usahatani wortel dan petani yang banyak membudidayakan wortel.
Tahap Kedua, dengan terpilihnya 2 desa sampel tersebut, selanjutnya tiap
desa dipilih satu dusun sebagai sampel. Pemilihan dusun berdasarkan jumlah
petani yang banyak membudidayakan wortel. Desa Sumber Brantas memiliki 3
dusun dan di Desa Tulungrejo terdapat 5 dusun.
16
Tabel 3. Jumlah Petani Wortel di Dusun Jurangkwali, Desa Sumber Brantas dan Dusun Junggo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011
No Desa Dusun Petani Wortel (Orang) 1 Sumber Brantas Jurangkwali 249
2 Tulungrejo Junggo 379
Sumber : Data primer (2012)
Dari Tabel 3 diketahui jumlah petani wortel di Dusun Jurangkwali Desa
Sumber Brantas sebanyak 249 petani dan di Dusun Junggo Desa Tulungrejo
sebanyak 379 petani. Tidak semua petani tersebut akan dijadikan responden,
tetapi akan ditarik lagi sampel tahap ketiga secara random dan berimbang.
Menurut Arikunto (1998), apabila jumlah populasi lebih dari 100, maka
dapat diambil antara 10% – 15% atau 20% – 25% atau lebih dari jumlah populasi.
Pada tahap ketiga peneliti mengambil sampel 10% dari jumlah petani wortel di
lokasi penelitian dikarenakan keterbatasan waktu dan tenaga. Jumlah petani dari
masing-masing dusun yaitu:
Dusun Jurangkwali Desa Sumber Brantas : 25 petani sayur
Dusun Junggo Desa Tulungrejo : 38 petani sayur
Berdasarkan perhitungan di atas, jumlah petani yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini sebanyak 63 petani. Untuk mendapatkan sampel yang
menggambarkan populasi, dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Penentuan Sampel
Tahap I
Wonorejo
Junggo
Gerdu
Kekep
Gondang
Sumber Brantas
Tulungrejo
Punten
Sumbergongo
Gunugsari
Bumiaji
Bulukerto
Pandanrejo
Giripurno
Kecamatan Bumiaji
Jurangkwali
Krajan
Lemahpuith
10% Petani Wortel
10% Petani Wortel
Tahap II Tahap III
17
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari dua macam, yaitu data primer dan
data sekunder.
1. Data Primer
Metode pengambilan data primer ini dilakukan dengan cara:
a. Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data dengan tanya jawab
langsung kepada petani wortel. Wawancara dilaksanakan dengan dilengkapi
kuisioner, yaitu suatu daftar pertanyaan yang berhubungan dengan judul
penelitian untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Data yang diambil yaitu
mengenai karakteristik responden, luas lahan, faktor-faktor produksi yang
digunakan serta biayanya dan produksi yang dihasilkan dalam satu musim
tanam.
b. Observasi merupakan kegiatan pengamatan secara langsung di lapangan
mengenai fenomena yang ada baik merupakan aktivitas sehari-hari maupun
kegiatan yang berhubungan penelitian. Dalam kegiatan penelitian data yang
diambil yaitu mengenai faktor-faktor produksi dan kuantitasnya yang
digunakan dalam usahatani wortel.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pustaka, peneliti terdahulu
dan lembaga atau instansi terkait yang yang digunakan sebagai data pelengkap
dan pendukung dari hasil lapang yang diperoleh atau data primer. Data sekunder
diperoleh dengan bertanya dan mengambil langsung dari kantor Desa Sumber
Brantas, Desa Tulungrejo dan Dinas Pertanian. Data yang digunakan yaitu luas
lahan, produksi wortel dan jumlah penduduk.
3.4 Teknik Analisis Data
3.4.1 Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan keadaan yang
berhubungan dengan masalah penelitian yang tidak bisa dijelaskan secara
kuantitatif serta untuk mempermudah peneliti dalam menggambarkan atau
menjelaskan data yang diperoleh. Analisis ini meliputi keadaan usahatani wortel
18
di lokasi penelitian, karakteristik petani, keadaan penduduk dan letak geografis
daerah penelitian.
3.4.2 Analisis Fungsi Produksi Cobb_Douglas
Model fungsi produksi Cobb-Douglas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
Y= b0 X1b1 X2b2 X3b3 X4b4 eu
Keterangan :
b0 = intersep/konstanta b1..,b4 = elastisitas produksi dari X1,...,X4 Y = produksi (kg) X1 = benih (koboan) X2 = pupuk (kg) X3 = pestisida (kg) X4 = tenaga kerja (HOK) e = bilangan natural u = galat
Untuk mempermudah pendugaan hasil fungsi, fungsi Cobb-Douglas
diturunkan menjadi bentuk linier sebagai berikut :
LnY = β0 + β1LnX1 + β2LnX2 + β3LnX3 + β4LnX4 + u
Pertimbangan yang digunakan dalam menganalisis fungsi produksi Cobb-
Douglas yaitu umum digunakan dalam penelitian empiris di bidang pertanian,
memiliki penyelesaian relatif lebih mudah dibandingkan dengan fungsi produksi
lain dan dapat ditransfer ke dalam bentuk linier.
3.4.3 Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi yang dihasilkan melalui proses perhitungan tidak selalu
merupakan model yang baik untuk melakukan estimasi terhadap variabel
independennya. Model regresi yang baik harus bebas dari penyimpangan asumsi
klasik, yang terdiri dari asumsi kenormalan, multikolinearitas, heteroskedasitas,
dan autokorelasi.
1. Uji Normalitas
Gujarati (2010) mengemukakan bahwa regresi linear membutuhkan
asumsi kenormalan data dengan beberapa alasan sebagai berikut :
a. Data berdistribusi normal akan menghasilkan model prediksi yang tidak bias
serta memiliki varians yang minimum.
19
b. Data berdistribusi normal akan menghasilkan model yang konsisten yaitu
dengan meningkatnya jumlah sampel ke jumlah yang tidak terbatas, maka
penaksir mengarah ke nilai populasi yang sebenarnya.
Salah satu pengujian normalitas dengan menggunakan teknik Kolmogorov
Smirnov. Uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji
normalitasnya dengan data normal baku. Penerapan pada Uji Kolmogorov
Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji
mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data
tersebut tidak normal. Jika signifikansi di atas 0,05, maka berarti tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal baku,
artinya data yang uji normal.
2. Heteroskedastisitas
Hetersoskedasitas terjadi apabila variasi ut tidak konstan atau berubah
ubah secara sistematik seiring dengan berubahnya nilai variabel independen
(Gujarati, 2010). Uji statistik yang digunakan yaitu Uji Glejser. Uji Glejser
dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai absolut
residualnya. Apabila menghasilkan signifikansi >0,05, maka variabel pada model
regresi yang digunakan tidak terjadi gejala heteroskedasitas.
3. Multikolinearitas
Masalah multikolinearitas muncul jika terdapat hubungan yang sempurna
atau pasti di antara satu atau lebih variabel independen dalam model.Dalam kasus
terdapat multikolinearitas yang serius, koefisien regresi tidak lagi menunjukkan
pengaruh murni dari variabel independen dalam model.Untuk mendeteksi apakah
terjadi masalah multikol maka dapat melihat nila VIF (variance inflation factor).
Jika nilai VIF di atas 10, maka terjadi masalah multikolinieritas, sebaliknya nilai
VIF di bawah 10, berarti variabel tidak mengalami masalah multikolinieritas.
4. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada
korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode sebelumnya (t-1). Uji autokorelasi menggunakan Uji Durbin
Waston. Jika du < d < 4–du, maka Ho ditolak yang berarti tidak ada autokorelasi
baik positif maupun negatif.
20
Jika syarat asumsi telah terpenuhi terhadap persamaan regresi, maka
melihat nilai koefisien determinasi (R2), nilai statistik F, dan uji T untuk menguji
ketepatan regresi.
a. Koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) merupakan besaran yang digunakan untuk
menunjukkan seberapa besar keseluruhan model dalam menerangkan nilai
variabel terikat. Dalam penelitian ini, ingin diketahui seberapa besar persentase
faktor-faktor produksi (X) dalam mempengaruhi hasil produksi (Y).
b. Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X) secara
keseluruhan terhadap variabel terikat (Y). Jadi, digunakan untuk melihat apakah
semua faktor produksi (benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja) berpengaruh
terhadap produksi wortel.
Jika Fhitung>Ftabel , maka tolah Ho terima Ha, artinya semua variabel bebas (X)
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y)
Jika Fhitung<Ftabel , maka terima Ho tolak Ha, artinya semua variabel bebas (X)
tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y)
c. Uji T
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial masing-masing
variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y). Jadi, setiap faktor-faktor
produksi diuji t untuk mengetahui apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap
produksi wortel.
Jika thitung>ttabel , maka tolah Ho terima Ha, artinya variabel bebas berpengaruh
nyata terhadap variabel terikat.
Jika thitung<ttabel , maka terima Ho tolak Ha, artinya variabel bebas tidak
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
3.4.4 Analisis Efisiensi Penggunan Faktor Produksi Usahatani Wortel
Usahatani wortel dapat dikatakan efisien apabila nilai produk marginal
(NPM) suatu faktor produksi sama dengan harganya. Untuk mengetahui tingkat
efisiensi alokatif dari usahatani ditunjukkan dengan nilai rasio NPMxi dengan Pxi
dari masing-masing faktor produksi.
21
Ep = ��/�
��/�=
��.�
��.� =
� (���� � �������)
�� (���� � ���������)
π = TR − TC
π max tercapai pada saat π′ = 0
dy. Py
dx=
dx. Px
dx
dy. Py
dx= Px
MPP.Py = Px
NPMx = Px, Jadi
NPMxi
Pxi= 1
Keterangan :
NPMxi = nilai produk marginal (Rp) Py = harga produk persatuan (Rp) Epi = elastisitas produk ke-i Y = produksi (kg) Xi = faktor produksi ke i
3.4.5 Analisis Biaya, Penerimaan dan Keuntungan Usahatani Wortel
1. Analisis Biaya Usahatani Wortel
Biaya usahatani merupakan total biaya tetap yang meliputi penyusutan
peralatan dan sewa lahan, serta biaya variabel seperti biaya benih, pupuk,
pestisida dan tenaga kerja per hektar dalam satu kali musim tanam yang
digunakan dalam usahatani wortel. Besarnya biaya produksi dapat dihitung
sebagai berikut :
TC = FC + VC
Keterangan :
TC = Biaya Total (Rp) FC = Biaya Tetap (Rp) VC = Biaya Variabel (Rp)
2. Analisis Penerimaan Usahatani Wortel
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara jumlah produksi wortel yang
dihasilkan per hektar dalam satu kali musim tanam dengan harga jualnya per
produksi. Besar penerimaan yang diterima dipengaruhi oleh besarnya produksi
22
usahatani serta harga jual per produk. Penerimaan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
TR = Y.Py
Keterangan :
TR = Total Penerimaan (Rp) Py = Harga per satuan produksi (Rp) Y = Jumlah produksi (Rp)
3. Analisis Pendapatan Usahatani Wortel
Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan yang di dapat
dengan total biaya yang dikeluarkan selama kegiatan usahatani berlangsung dalam
satu musim tanam. Besarnya pendapatan usahatani dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
π = TR – TC
Keterangan : π = Pendapatan (Rp)
23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian
4.1.1 Letak Geografis
Kecamatan Bumiaji secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kota
Batu, Jawa Timur dan merupakan wilayah terluas di Kota Batu yaitu 12,797,89
Ha atau ± 64,28 % dari seluruh wilayah Kota Batu. Kecamatan Bumiaji memiliki
9 desa yaitu Desa Sumberbrantas, Tulungrejo, Sumbergondo, Punten, Bulukerto,
Gunungsari, Bumiaji, Pandanrejo dan Giripurno.
Adapun batas-batas administratif Kecamatan Bumiaji Kota Batu adalah
sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten Malang dan Mojokerto
Sebelah Selatan : Kecamatan Batu
Sebelah Barat : Kabupaten Malang
Sebelah Timur : Kabupaten Malang
Gambar peta Kecamatan Bumiaji dapat dilihat pada Lampiran 1.
Dalam penelitian ini diambil dua sebagai lokasi penelitian, yaitu Desa
Tulungrejo dan Desa Sumber Brantas. Berikut kondisi geografis Desa Tulungrejo
dan Desa Sumber Brantas.
a. Desa Tulungrejo
Desa Tulungrejo merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan
Bumiaji. Luas Wilayah Desa Tulungrejo yaitu 80,701Km2. Jarak antara Desa
Tulungrejo dengan Kecamatan Bumiaji yaitu 1,5 Km, dengan Pemerintahan Kota
6 km dan dengan Pemerintahan Provensi 133 km. Desa Tulungrejo memiliki lima
dusun yaitu Dusun Gondang, Dusun Kekep, Dusun Gerdu, Dusun junggo dan
Dusun Wonorejo.
Adapun batas-batas Desa Tulungrejo adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Sumberbrantas.
Sebelah Selatan : Desa Punten.
Sebelah Barat : Kehutanan.
Sebelah Timur : Desa Sumbergondo.
24
b. Desa Sumber Brantas
Desa Sumber Brantas sebelumnya secara administratif ikut pemerintahan
Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Akan tetapi, mulai tahun 2005
dipisah dari Desa Tulungrejo yang sebelumnya bernama Dusun Sumber Brantas
menjadi Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Desa Sumber
Brantas memiliki luas 541,1364 Ha. Jarak antara pusat pemerintahan Kota Batu
dengan Desa Sumber Brantas yaitu 18 km. Suhu rata-rata 12˚c - 22 ˚c dengan
curah hujan yang tinggi dan ketinggian dari permukaan laut 400 - 1.700 dpa. Desa
Sumber Brantas terdiri dari tiga dusun yaitu Dusun Krajan, Dusun Lemah Putih
dan Dusun Jurang Kuali.
Adapun batas-batas Desa Sumber Brantas adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Hutan dan Kabupaten Mojokerto
Sebelah Selatan : Dusun Wonorejo dan Desa Tulungrejo
Sebelah Barat : Hutan dan Gunung Anjasmoro
Sebelah Timur : Hutan Gunung Arjuno dan Gunung Welirang
4.1.2 Penggunaan Lahan
Sebagian besar wilayah Kecamatan Bumiaji berupa hutan dengan luas
3.262 ha atau 23,59%, sedangkan sisanya digunakan untuk ladang, sawah dan
lainnya. Mengenai jenis lahan yang ada di Kecamatan Bumiaji Kota Batu, dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Persentase Luas Lahan Berdasarkan Penggunaan Tanah di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011
No Penggunaan Luas (ha) Persentase (%) 1. Sawah 1303 14.22 2. Pekarangan 259 2.83 3. Ladang/Tegalan 2163 23.59 4. Perkebunan 903 9.85 5. Padang Rumput/Gembalaan 9 0.10 6. Hutan 3262 35.58 7. Perikanan Darat/Air Tawar 0.49 0.01 8. Pemukiman 1053 11.49 9. Lain – lain 216 2.35
J u m l a h 9168.47 100,00 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu, 2011.
Berdasarkan Tabel 4 penggunaan tanah di Desa Sukolilo mayoritas adalah
hutan 23,59%, kemudian ladang 23,59% dan sawah 14,22%. Dari data dapat
25
diketahui bahwa ketergantungan penduduk pada pertanian cukup besar, sehingga
tidak sedikit penduduk yang terjun di bidang pertanian khususnya dalam usahatani
sayuran, salah satunya yaitu budidaya wortel.
a. Desa Tulungrejo
Sebagian besar penggunaan lahan di Desa Tulungrejo adalah untuk lahan
pertanian. Hal ini karena lahannya cukup subur sehingga berpotensi untuk
dijadikan lahan pertanian. Berikut di bawah persentase luas lahan berdasarkan
jenis penggunaan lahan di Desa Tulungrejo yang disajikan ada Tabel 5.
Tabel 5. Persentase Luas Lahan Berdasarkan Jenis Penggunaan Lahan di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu Tahun 2011
No. Jenis Penggunaan Lahan Luas lahan (Ha) Persentase (%)
1. Sawah 40.255 4,99 2. Ladang/Tegalan 559.227 69,34 3. Pemukiman 102.257 12,68 4. Lain – lain 104.740 12,99
J u m l a h 806.479 100,00
Sumber: Kantor Desa Tulungrejo, 2011.
Dari Tabel 5, jenis penggunaan tanah di Desa Tulungrejo 69,34%. adalah
ladang . Dari data dapat diketahui bahwa penduduk Desa Tulungrejo tidak sedikit
yang terjun di dunia pertanian. Tanahnya cocok untuk tanaman sayur khususnya
budidaya tanaman wortel dan kentang serta tanaman tahunan yaitu apel.
b. Desa Sumber Brantas
Desa Sumber Brantas berdasarkan penggunaan atas lahan memiliki luas
sebesar 541,1364 Ha. Berikut penggunaan lahan di Desa Sumber Brantas yang
dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Persentase Luas Lahan Berdasarkan Jenis Penggunaan Lahan di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu Tahun 2011
No. Jenis Penggunaan Lahan Luas lahan (Ha) Persentase (%) 1 Pemukiman 94,5710 17,48
2 Pekarangan 51,6320 9,54
3 Pertanian 358,3234 66,22
4 Lain-lain 36,6100 6,76
Jumlah 541,1364 100,00 Sumber: Kantor Desa Sumber Brantas, 2011.
26
Dari Tabel 6, penggunaan lahan di Desa Sumber Brantas terbesar adalah
lahan pertanian dengan luas 358,3234 Ha atau 66,22 %. Sebagian besar lahan
pertanian ditanami tanaman sayuran seperti kentang, wortel, kubis dan sawi.
Karena tanaman sayuran tersebut cocok dibudidayakan di Desa Sumber Brantas.
4.1.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Pada umumnya sumber mata pencaharian penduduk di Kecamatan
Bumiaji Kota Batu adalah petani. Komposisi penduduk Kecamatan Bumiaji
berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat di Tabel 7.
Tabel 7. Persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011
No Keterangan Jumlah (Orang) Persentase(%)
1 Petani 12828 43.21 2 Pekerja Disektor Jasa/Perdagangan 2151 7.24 3 Pekerja Disektor Industri 749 2.52 4 Mengurus Rumah Tangga 1062 3.57 5 Pelajar / Mahasiswa 2298 7.74 6 Lain-lain 10602 35.72
Jumlah 29690 100,00
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu, 2011.
Berdasarkan Tabel 7, mayoritas penduduk di Kecamatan Bumiaji bermata
pencaharian sebagai petani yaitu sebanyak 12.828 penduduk atau 43,21% dari
total penduduk berdasarkan mata pencaharian, sisanya sebagai pekerja disektor
jasa, industri, buruh tani dan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas
perekonomian di dominasi oleh sektor pertanian, sehingga tidak sedikit penduduk
yang berusahatani wortel khususnya tanaman wortel.
a. Desa Tulungrejo
Mayoritas mata pencaharian penduduk di Desa Tulungrejo adalah sebagai
petani. Hal ini dikarenakan lahan yang subur sehingga sangat cocok untuk
dijadikan lahan pertanian. Persentase jumlah penduduk Desa Tulungrejo
berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 8.
27
Tabel 8. Persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu Tahun 2011
No Keterangan Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1. Petani 1663 77,7 2. Pekerja disektor jasa/perdagangan 185 8,7 3. Pekerja disektor industry 292 13,6
Jumlah 2140 100,0
Sumber: Kantor Desa Tulungrejo, 2011.
Dari data pada Tabel 8 di atas, mayoritas penduduk Desa Tulungrejo
bermata pencaharian sebagai petani yaitu sebanyak 1.663 penduduk atau 77,7%
dari total penduduk berdasarkan mata pencaharian. Hal ini menunjukkan bahwa
aktivitas perekonomian di dominasi oleh sektor pertanian, sehingga penduduk
mengandalkan kegiatan usahatani dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
b. Desa Sumber Brantas
Mayoritas mata pencaharian penduduk di Desa Tulungrejo adalah sebagai
petani. Hal ini dikarenakan lahan yang subur sehingga sangat cocok untuk
dijadikan lahan pertanian. Persentase jumlah penduduk Desa Tulungrejo
berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu Tahun 2011
No Keterangan Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1. Petani 1.481 58,4 2. Pekerja disektor jasa/perdagangan 318 12,6 3. Buruh 737 29,0
Jumlah 2536 100,0 Sumber: Kantor Desa Sumber Brantas, 2011.
Berdasarkan pada Tabel 9 di atas, dapat diketahui bahwa persentase
jumlah penduduk Desa Sumber Brantas yang paling besar bermatapencaharian
sebagai petani yaitu 58,74%. Sisanya bermatapencaharian sebagai buruh 29% dan
pekerja disektor jasa/perdagangan 12,6%. Hal ini menunjukkan bahwa pertanian
merupakan sektor penting dalam perekonomian di Desa Sumber Brantas, sehingga
bertani merupakan pekerjaan utama sebagai sumber pendapatan.
28
4.2 Karakteristik Petani Responden
4.2.1 Usia Petani Responden
Faktor usia berkaitan dengan mudahnya atau cepatnya petani dalam
menerima informasi atau mengadopsi inovasi, serta dalam melakukan proses
produksi usahatani wortel. Distribusi petani responden berdasarkan kelompok usia
dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Golongan Usia di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011
No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 21 – 30 5 7,94 2 31 – 40 18 28,57 3 41 – 50 22 34,92 4 51 – 60 10 15,87 5 61 – 70 8 12,70
Jumlah 63 100,00 Sumber : Data primer yang diolah, 2012.
Persentase terbesar usia petani responden berada pada kisaran umur 41 -
50 tahun yaitu 34,92% dan terendah pada kisaran umur 21 - 30 tahun yaitu 7,94%.
Umur petani responden mulai dari umur 21 - 70 tahun. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pada umur tersebut petani masih produktif dalam berusahatani wortel.
4.2.2 Tingkat Pendidikan Petani Responden
Sumber daya manusia yang diukur dari tingkat pendidikan merupakan
faktor penting dalam mengakomodasi teknologi maupun ketrampilan dalam
usahatani wortel. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka pengetahuan atau
informasi tentang usahatani wortel semakin besar, sehingga akan berpengaruh
terhadap manajemen usahataninya. Berikut ini merupakan Tabel karakteristik
petani responden berdasarkan tingkat pendidikan.
Tabel 11. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011
No Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Tidak tamat SD 5 7,94 2 Tamat SD 28 44,44 3 Tamat SMP 13 20,63 4 Tamat SLTA 15 23,81 5 D1, D2, D3 atau S1 2 3,18
Jumlah 63 100,00 Sumber : Data primer yang diolah, 2012.
29
Dari Tabel 11 dapat diketahui bahwa persentase terbanyak petani
responden memiliki tingkat pendidikan SD yaitu 44,44% dan terendah dengan
pendidikan D1, D2, D3 atau S1 sebesar 3,18% . Sedangkan tingkat pendidikan
SMP dan SMA masing-masing sebesar 20,63% dan 23,81%. Hal ini menunjukkan
bahwa rendahnya tingkat pendidikan diantara petani responden dapat memberikan
dampak pada proses produksi usahatani yang dilakukan yang akan mempengaruhi
hasil produksi usahatani wortel.
4.2.3 Luas Lahan Petani Responden
Luas lahan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap
produksi usahatani wortel. Luas lahan juga dapat berdampak terhadap petani
dalam mengelola usahatani untuk lebih produktif. Berikut merupakan Tabel
distribusi luas lahan yang digunakan petani dalam usahatani wortel.
Tabel 12. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Luas Lahan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011
No Luas lahan (ha) Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 <0,5 45 71,43 2 0,51 – 1 16 25,40 3 1,1 – 1,5 2 3,17
Jumlah 63 100,00 Sumber : Data primer yang diolah, 2012.
Dari Tabel 12 dapat diketahui bahwa luas lahan yang digunakan untuk
usahatani wortel terbanyak di Kecamatan Bumiaji yaitu 71,43%. Sedangkan
jumlah petani yang memiliki luas lahan antara 0,51 - 1 ha sebesar 3,17% dan luas
lahan 1,1-1,5 sebesar 3,17%. Faktor luasan lahan berpengaruh terhadap jumlah
produksi yang dihasilkan.
4.2.4 Status Kepemilikan Lahan
Pemilik lahan mempunyai kebebasan dalam mengolah lahan dan
mempunyai kepuasan penuh atas hasil produksi yang didapat, jika sewa lahan
akan menambah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan proses produksi.
Sedangkan sistem bagi hasil akan berdampak tingkat produktif petani. Bagi hasil
yang menguntungkan untuk penggarap akan meningkatkan kinerja petani dan
sebaliknya. Berikut merupakan Tabel distribusi jumlah responden berdasarkan
status kepemilikan luas lahan yang digunakan petani untuk usahatani wortel.
30
Tabel 13. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011
No Status Lahan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Milik 50 79,36 2 Sewa 13 20,64
Jumlah 63 100,00
Sumber : Data primer yang diolah, 2012.
Berdasarkan Tabel 13, mayoritas status kepemilikan lahan di Kecamatan
Bumiaji yaitu milik sendiri sebesar 79,36%. Sedangkan petani yang menyewa
sebesar 20,64%. Banyaknya petani yang memiliki lahan sendiri, menggambarkan
bahwa mereka mempunyai hak penuh dalam mengolah lahannya guna untuk
meningkatkan produksi wortel dan pendapatan mereka lebih besar dibandingkan
dengan petani yang menyewa lahan karena tidak harus membayar biaya sewa
lahan dan seluruh hasil produksi adalah miliknya.
4.2.5 Jumlah Tanggungan Keluarga
Profil keluarga petani sampel merupakan penduduk asli dan pendatang
yang telah lama tinggal di Kecamatan Bumiaji Kota Batu dan pada umummya
sudah mempunyai keluarga yang telah menikah dan tercatat sebagai pemilik lahan
wortel. Petani sampel umumnya mempunyai tanggungan keluarga. Semakin
banyak tanggungan keluarga maka semakin besar pengeluaran yang harus
dikeluarkan untuk kelangsungan hidupnya. Dari segi positif, banyaknya jumlah
keluarga dapat membantu dalam usahatani wortel, sehingga dapat mengurangi
biaya tenaga kerja dalam proses produksi usahatani. Jumlah tanggungan keluarga
petani dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini :
Tabel 14. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011
No Jumlah Tanggungan (Orang) Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 1 5 7,93 2 2 19 30,16 3 3 27 42,86 4 4 8 12,70 5 5 4 6,35
Jumlah 63 100,00
Sumber : Data primer yang diolah, 2012.
31
Tabel 14, jumlah tanggungan keluarga petani wortel antara 1 - 5 orang
dalam satu keluarga. Petani wortel responden rata-rata memiliki tanggungan
keluarga sebanyak 3 dengan persentase 42,86%. Jumlah tanggungan keluarga
berpengaruh terhadap pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
4.2.6 Pekerjaan Sampingan
Selain bekerja sebagai petani dalam mengelola usahatani wortel, petani
responden juga melakukan pekerjaan sampingan, seperti buruh tani, pedagang dan
lain-lain. Mereka sepenuhnya tidak bergantung pada usahataninya, dikarenakan
pada musim kemarau sebagian petani tidak melakukan proses produksi usahatani.
Air merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan tanaman, jika faktor tersebut
tidak dipenuhi akan berdampak pada pertumbuhan tanaman wortel. Data
pekerjaan sampingan petani sampel usahatani wortel dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan Sampingan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011
No Pekerjaan Sampingan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Tidak ada 44 69,84 2 Pedagang 12 19,05 3 Buruh tani 5 7,94 4 Dan lain-lain 2 3,17
Jumlah 63 100,00
Sumber : Data primer yang diolah, 2012.
Rata-rata petani responden tidak memiliki pekerjaan sampingan dengan
persentase 69,84%. Sedangkan yang memiliki pekerjaan sampingan sebagai
pedagang dan buruh tani sebesar 19,05% dan 7,94%. Hal tersebut menunjukkan
bahwa usahatani wortel berperan penting dalam memenuhi kebutuhan untuk
kelangsungan hidup petani.
4.3 Analisis Fungsi Produksi Usahatani Wortel
Fungsi produksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah fungsi
produksi Cobb-douglas yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor produksi
yang berpengaruh terhadap usahatani wortel. Analisis yang digunakan yaitu
analisis regresi berganda dengan menggunakan program SPSS17.
32
Pengujian statistik dengan menggunakan model regresi berganda metode
kuadrat terkecil biasa (Ordinary least Squares), akan menghasilkan sifat Best
Linier Unbiased Estimator (BLUE) (Gujarati, 2010). Serangkaian uji dapat
dilakukan agar persamaan regresi yang terbentuk dapat memenuhi persyaratan
BLUE ini, yaitu uji normalitas data, uji gejala multikolinearitas, uji gejala
heteroskedasitas, dan uji gejala autokorelasi.
4.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data berdistribusi normal
atau tidak. Salah satu pengujian normalitas pada model regresi dapat
menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov. Pada penelitian ini, didapat
hasil Asymtotic Significance sebesar 0,935 yang lebih besar daripada 0,05.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal. Hasil uji normalitas melalui SPSS dapat dilihat pada Lampiran 14.
4.3.2 Uji Heteroskedasitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Hasil pengujian terhadap gejala heteroskedasitas dengan menggunakan Uji
Glejser dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Hasil Uji Heteroskedasitas
Model Koefisien Sig t (Constant) -0,008 0,978
Benih 0,018 0,583 Pupuk 0,008 0,263
Pestisida -0,032 0,137 Tenaga Kerja -0,002 0,958
Sumber : Data primer yang diolah, 2012.
Berdasarkan Tabel 16, nilai Significance pada masing-masing variabel
independen > 0,05. Berdasarkan hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa
variabel pada model regresi yang digunakan tidak terjadi gejala heteroskedasitas.
Hasil uji heteroskedstistas melalui SPSS dapat dilihat pada Lampiran 14.
33
4.3.3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi hubungan
antar variabel independen dengan variabel independen lainnya. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi hubungan antar variabel independennya.
Apabila terjadi hubungan, maka terjadi masalah multikolinearitas. Gejala
multikolinearitas dapat dilihat dengan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika
nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10, maka tidak adanya gejala
multikolinearitas pada model regresi dan sebaliknya. Hasil pengujian terhadap
multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Hasil Uji Multikolinearitas
Model Tolerance VIF Benih 0,867 1,154 Pupuk 0,952 1,051
Pestisida 0,678 1,475 Tenaga Kerja 0,614 1,629
Sumber : Data primer yang di olah, 2012.
Berdasarkan Uji Multikolinearitas, nilai Variance Inflation Factor (VIF)
pada variabel benih, pestisida, tenaga kerja dan pupuk lebih kecil dari 10 tetapi
pada variabel lahan nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 10
berarti mengalami gejala multikolinearitas, jadi terjadi korelasi antara variabel
lahan dengan variabel bebas yang lain. Hasil uji multikolenieritas melalui SPSS
dapat dilihat pada Lampiran 14.
4.3.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu dengan kesalahan
sebelumnya. Uji autokorelasi menggunakan Uji Durbin Watson. Jika du < d < 4–
du, berarti tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif.
Nilai du pada penelitian ini yaitu 1,7296. Berdasarkan Uji Autokorelasi,
pengujian terhadap model regresi yang digunakan menghasilkan nilai DW 2.054
lebih besar dari du dan kurang dari 4 - du, yaitu 1,7296 < 2,054 > 2,2704, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi. Hasil uji Autokorelasi
melalui SPSS dapat dilihat pada Lampiran 14.
34
4.3.5 Pengujian Terhadap Model Regresi
Setelah data diuji asumsi klasik, selanjutnya untuk mengetahui besarnya
pengaruh faktor-faktor produksi terhadap usahatani wortel dilakukan Uji
Koefisien Determinasi, Uji F dan Uji t. Hasil analisis regresi dengan
menggunakan empat variabel independen (benih, pupuk, pestisida dan tenaga
kerja) dan variabel dependen yaitu produksi usahatani wortel dapat dilihat pada
Tabel 18.
Tabel 18. Hasil Uji Regresi
Model B T Sig. Constant 7,061 14,830 0,000
Benih 0,094 1,720 0,091 Pupuk 0,008 0,746 0,459
Pestisida 0,089 2,514 0,015 Tenaga Kerja 0,313 5,353 0,000
R2 = 0,609 Fhitung = 22,543. Ftabel =3,66 (tingkat kesalahan 1%) ttabel = 1,67 (tingkat kesalahan 10%)
Sumber : Data primer yang diolah, 2012.
Berdasarkan hasil uji regresi, dapat dibentuk persamaan regresi sebagai
berikut:
LNY = 7,061 + 0,094 lnX1 + 0,008 lnX2 + 0,089 lnX3 + 0,313 lnX4 + u
Dimana : X1 = benih (kg) X2 = pupuk (kg) X3 = pestisida (kg) X4 = tenaga kerja (HOK)
1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Dalam penelitian ini, nilai R2 sebesar 0.609 atau 60,9%, maka dapat
dikatakan bahwa kemampuan variabel bebas dalam memberikan informasi
terhadap variabel terikat cukup tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel bebas seperti benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja mempunyai
pengaruh sebesar 60,9% terhadap peningkatan atau penurunan produksi usahatani
wortel, sedangkan sisanya 39,1% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
dimasukkan dalam model karena tidak dapat di ukur secara kuantitatif. Hasil uji
koefisien determinasi dapat dilihat pada Lampiran 15.
35
2. Analisis Uji Keragaman (Uji F)
Uji F merupakan uji yang bertujuan untuk mengetahui keberartian nilai
R2. Dari uji F melalui pengolahan data dengan menggunakan SPSS, diperoleh
nilai Fhitung sebesar 22,543 dan nilai signifikansinya 0,000. Nilai Ftabel dengan
tingkat kepercayaan 99% (α = 0,01) untuk df N1 = 4 dan df N2 = 58 sebesar 3,66.
Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa nilai Fhitung (22,543) > Ftabel
(3,36), sehingga seluruh variabel bebas yang meliputi benih, pupuk, pestisida dan
tenaga kerja berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu produksi usahatani
wortel. Hasil dari uji F dapat dilihat pada Lampiran 15.
3. Uji t
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara parsial
terhadap variabel terikat. Uji t dilakukan dengan membandingkan nilai thitung
dengan nilai ttabel, dengan tingkat kepercayaan 90% (α = 0.1) dan degree of
freedom (df) dengan rumus n-1 sebesar 62, diperoleh nilai ttabel sebesar 1,67. Hasil
analisis regresi variabel bebas yang berpengaruh terhadap produksi usahatani
wortel dapat dilihat pada Tabel 19.
a. Benih
Nilai koefisien regresi pada benih mempunyai tanda positif dan besarnya
adalah 0,094 dan nilai thitung 1,720. Nilai thitung lebih besar dari pada ttabel yaitu
1,720 > 1,67. Secara statistik faktor benih berpengaruh nyata terhadap produksi
wortel di daerah penelitian. Hal ini menunjukkan semakin banyak benih yang
digunakan untuk usahatani wortel, maka produksi yang dihasilkan semakin besar.
Dalam proses penjarangan tanaman wortel yang pertumbuhannya kurang
maksimal, seperti daun yang layu, terkena hama dan penyakit atau tanamannya
kerdil akan dicabut, sehingga semakin banyak benih yang digunakan, maka sisa
tanaman wortel di lahan semakin banyak juga, sehingga dapat meningkatkan
produksi wortel. Nilai koefisien regresi sebesar 0,094 menunjukkan bahwa
peningkatan penggunaan bibit sebesar 1% akan menaikkan produksi sebesar
0,094%, demikian juga pengurangan penggunaan benih sebesar 1% akan
menurunkan produksi sebesar 0,094%.
36
b. Pupuk
Nilai koefisien regresi pada pupuk mempunyai tanda positif dan besarnya
adalah 0,008 dan nilai thitung 0,746. Nilai thitung lebih kecil dari pada ttabel yaitu
0,746 < 1,67. Secara statistik faktor pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap
produksi wortel di daerah penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
pupuk dalam jumlah yang berbeda kemungkinan besar memiliki hasil produksi
wortel dalam jumlah yang sama dan penggunaan alokasi pupuk yang besar belum
tentu menghasilkan produksi yang tinggi. Hal tersebut terjadi di karenakan petani
responden dalam pemberian pupuk melebihi dosis anjuran dan jenis
penggunannya tidak sesuai, sehingga berdampak pada produksi wortel dan ada
juga sebagian yang menekan biaya untuk pupuk, sehingga lebih irit dalam
penggunaannya.
Menurut Suwalan et al (2004) dalam Sahara dan Idris (2010) respon
tanaman terhadap pemberian pupuk akan meningkat apabila pupuk yang
digunakan tepat jenis, dosis, waktu dan cara pemberian. Sedangkan menurut
Susila (2006), pupuk yang digunakan dalam usahatani wortel yaitu pupuk
kandang 15.000 kg/ha, pupuk urea 100 kg/ha, SP 100 kg/ha, dan KCl 30 kg/ha. Di
daerah penelitian, jenis pupuk yang digunakan antar petani berbeda-beda jenis dan
dosisnya, rata-rata pupuk yang digunakan yaitu NPK 378 kg/ha, ZA 53,1 kg/ha,
KCL 4,9 kg/ha, SP 69,1 kg/ha, urea 149,8 kg/ha dan jarang yang menggunakan
pupuk kandang, hal ini tergantung dengan pengalaman petani dalam berusahatani
wortel. Penambahan penggunaan pupuk tidak akan meningkatkan produksi wortel
karena nilai elastisitasnya nol atau mencapai titik produksi maksimal.
c. Pestisida
Nilai koefisien regresi pada pestisida mempunyai tanda positif dan
besarnya adalah 0,089 dan nilai thitung 2.514. Nilai thitung lebih besar dari pada ttabel
yaitu 2.514 > 1,67. Secara statistik faktor pestisida berpengaruh nyata terhadap
produksi wortel di daerah penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
pestisida bertujuan untuk mencegah atau membasmi hama penyakit yang
mengganggu tanaman wortel. Jika petani tidak melalukan penyemprotan pestisida,
maka produksi wortel akan rendah karena terserang oleh hama atau penyakit,
37
sehingga petani intensif melakukan penyemprotan agar tanamannya tidak rusak
atau gagal panen.
Menurut Djojosumarto (2008), pestisida adalah semua zat kimia atau
bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan salah satunya untuk
memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak
tanaman atau hasil-hasil pertanian. Oleh sebab itu, petani di daerah penelitian
intensif menggunakan pestisida untuk mendapatkan hasil produksi wortel yang
bagus, sehingga penggunaan pestisida berpengaruh nyata terhadap produksi
wortel.
Nilai koefisien regresi sebesar 0,053 menunjukkan bahwa peningkatan
penggunaan pestisida sebesar 1% akan meningkatkan produksi wortel sebesar
0,053%, demikian juga pengurangan penggunaan pestisida sebesar 1% akan
menurunkan produksi wortel sebesar 0,053%.
d. Tenaga kerja
Nilai koefisien regresi pada tenaga kerja mempunyai tanda positif dan
besarnya adalah 0,313 dan nilai thitung 5,353. Nilai thitung lebih besar dari pada ttabel
yaitu 5,353 > 1,67. Secara statistik faktor tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap
produksi wortel di daerah penelitian. Tenaga kerja digunakan mulai dari
pengolahan, penanaman, pemupukan, penjarangan dan penyiangan, penyemprotan
sampai dengan panen, dimana hal itu akan berpengaruh terhadap produksi wortel.
Kurangnya tenaga membuat proses produksi usahatani menjadi terhambat atau
tidak maksimal, sehingga berdampak pada menurunnya produksi wortel. Sebagai
contoh, kegiatan penjarangan bertujuan untuk mencabut tanaman wortel yang
pertumbuhannya tidak maksimal seperti daunnya layu, terkena hama dan penyakit
serta mencegah terjadinya persaingan dalam mengambil unsur hara dalam tanah.
Untuk lahan 1 hektar rata-rata membutuhkan tenaga kerja sebanyak 123,3 HOK.
Jika tenaga kerja yang digunakan kurang dari 123,3 HOK maka proses
penjarangan yang dilakukan oleh tenaga kerja tidak maksimal, dalam kata lain,
mereka hanya mencabut tanaman wortel tanpa melihat kondisi tanaman wortel
yang cocok untuk dicabut. Maka dari itu penggunaan tenaga kerja berpengaruh
terhadap produksi wortel.
38
Nilai koefisien regresi sebesar 0,313 menunjukkan bahwa peningkatan
penggunaan tenaga kerja sebesar 1% akan meningkatkan produksi wortel sebesar
0,313%, demikian juga pengurangan penggunaan tenaga kerja sebesar 1% akan
menurunkan produksi wortel sebesar 0,313%.
4.4 Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-Faktor Produksi
Usahatani Wortel
Efisiensi faktor produksi pada usahatani wortel di Kecamatan Bumiaji
Kota Batu dapat diketahui dengan menghitung rasio NPM suatu faktor produksi
dengan harga masing-masing faktor produksi NPMx/Px. perhitungan yang
digunakan untuk analisis efisiensi alokatif faktor-faktor produksi mencantumkan
nilai koefisien regresi yang berasal dari fungsi produksi Cobb- Douglas.
Berdasarkan hasil analisis fungsi produksi Cobb-Douglas, diketahui bahwa tidak
semua variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model berpengaruh secara nyata
terhadap produksi wortel, hanya terdapat tiga variabel yang berpengaruh nyata
terhadap produksi wortel yaitu faktor benih, pestisida dan tenaga kerja. Hasil
perhitungan efisiensi dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani Wortel di Kecamatan Bumiaji Kota Batu
Variabel bix Y PY x Px PMx NPMx NPMx/Px
Benih 0,094 23278,94 2500 8,89 156250 246,14 615360,06 3,94
Pestisida 0,089 23278,94 2500 42,60 130000 48,63 121586,01 0,94
Tk 0,313 23278,94 2500 280,27 30000 26,00 64993,65 2,17
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2012.
1. Efisiensi Alokatif Benih
Dari hasil analisis diketahui NPMx/Px penggunaan benih sebesar 3,94
dimana angka tersebut lebih besar dari 1, sehingga penggunaan tenaga kerja di
daerah penelitian belum efisien. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan benih
sebanyak 8,89 kg/ha di daerah penelitian belum efisien. Mahalnya benih wortel
membuat petani menggunakan benih wortel seminimal mungkin agar biaya sarana
produksi yang dikeluarkan sedikit. Pengetahuan petani tentang budidaya wortel
terutama dalam penggunaan benih mengakibatkan penggunaan benih belum
efisien, mengingat rata-rata pendidikan petani responden lulusan SD. Agar
39
penggunaan benih dapat optimal maka perlu dilakukan penambahan penggunaan
benih untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Dari penambahan
tersebut penggunaan benih optimal mencapai 35 kg.
2. Efisiensi Alokatif Pestisida
Dari hasil analisis diketahui NPMx/Px penggunaan pestisida sebesar 0,93
dimana angka tersebut lebih kecil dari 1, sehingga penggunaan pestisida di daerah
penelitian tidak efisien. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pestisida sebesar
42,6 kg dalam 1 hektar di daerah penelitian tidak efisien. Penggunaan pestisida di
daerah penelitian sangat intensif dan tidak sesuai takaran atau dosis. Dalam 1
musim tanam penyemprotan dilakukan antar 6 - 12 kali. Petani berkeyakinan
bahwa jika tidak dilakukan penyemprotan pestisida hasil produksi wortel tidak
bagus, apalagi pada musim penghujan. Ditinjau dari penggunaan pestisida yang
intensif dan tidak sesuai dengan takaran, mengakibatkan penggunaan pestisida di
daerah penelitian tidak efisien. Agar penggunaan pestisida dapat optimal maka
perlu dilakukan pengurangan penggunaan pestisida, sehingga dapat meningkatkan
produksi dan pendapatan petani wortel. Dari pengurangan penggunaan pestisida
optimal mencapai 39,84 kg.
3. Efisiensi Alokatif Tenaga Kerja
Dari hasil analisis diketahui NPMx/Px penggunaan tenaga kerja sebesar
2,17 dimana angka tersebut lebih besar dari 1, sehingga penggunaan tenaga kerja
di daerah penelitian belum efisien. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
tenaga kerja sebanyak 280,27 HOK dalam proses produksi usahatani mulai dari
pengolahan lahan sampai panen dengan luasan lahan 1 hektar di daerah penelitian
belum efisien. Agar penggunaan tenaga kerja dapat optimal maka perlu dilakukan
penambahan penggunaan tenaga kerja, sehingga dapat meningkatkan produksi dan
pendapatan petani wortel. Di daerah penelititan yang membutuhkan tenaga kerja
paling banyak yaitu pada proses penjarangan dan penyaingan. Banyak lahan yang
tanaman wortelnya sangat dekat, sehingga pertumbuhannya kurang maksimal
karena terjadi persaingan antar tanaman wortel dalam perebutan unsur hara.
Sebagian lahan ada tanaman rumput, sehingga pertumbuhan wortel tidak
terganggu, akibatnya produksi wortel yang dihasilkan tidak bagus. Dari
penambahan tersebut penggunaan tenaga kerja optimal mencapai 607,19 HOK.
40
Hasil perhitungan analisis efisiensi alokatif faktor produksi pestisida dan
tenaga kerja untuk usahatani wortel dapat dilihat pada lampiran 16.
4.5 Analisis Pendapatan Usahatani Wortel
4.5.1 Biaya Usahatani Wortel
Biaya merupakan modal yang dikeluarkan untuk menjalankan proses
produksi usahatani wortel, mulai dari pengadaan faktor-faktor produksi yang
meliputi biaya sarana produksi untuk pembelian benih, pupuk dan pestisida
sampai dengan biaya tenaga kerja untuk proses pengolahan, penanaman,
pemupukan, pemeliharaan dan panen. Biaya dibagi menjadi dua yaitu biaya tetap
dan biaya variabel. Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung oleh
besarnya faktor produksi yang digunakan untuk usahatani wortel yaitu sarana
produksi dan tenaga kerja. Sedangkan biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya
tidak dipengaruhi oleh besarnya output yang dihasilkan yaitu penyusutan
peralatan dan sewa lahan. Berikut merupakan komponen biaya dalam usahatani
wortel yang dilakukan oleh petani responden:
1. Komponen Biaya Tetap
Pada usahatani wortel, yang termasuk biaya tetap adalah biaya sewa lahan,
dan biaya penyusutan peralatan. Sewa lahan untuk lahan 1 hektar per tahun
sebesar Rp 20.000.000,-. Sedangkan peralatan yang digunakan untuk usahatani
wortel rata-rata menggunakan cangkul, sabit, disel dan selang. Biaya tetap yang
dikeluarkan oleh petani responden di daerah penelitian yaitu sewa lahan per hektar
permusim tanam ditambah dengan penyusutan peralatan usahatani. Rata-rata
biaya tetap di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Rata-Rata Biaya Tetap Usahatani Wortel Per Hektar dalam 1 Musim Tanam di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu
Komponen Biaya Tetap Biaya (Rp) Persentase (%)
Sewa Lahan 6.666.667 98,85 Penyusutan Peralatan 77.719 1,15
Jumlah 6.744.386 100,00
Sumber: Data primer yang diolah, 2012.
41
1) Sewa lahan
Sewa lahan adalah biaya yang dikeluarkan petani untuk menyewa lahan
yang digunakan untuk budidaya wortel selama satu kali musim tanam. Rata-rata
biaya sewa lahan seluas 1 hektar sebesar Rp.6.666.667-/ musim tanam dan
persentase terhadap total biaya tetap sebesar 98,85%.
2) Biaya Penyusutan
Biaya Penyusutan adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani tergantung
pada jumlah peralatan yang dimiliki oleh petani dan digunakan dalam proses
produksi usahatani wortel. Rata-rata biaya penyusutan sebesar Rp.77.719,- dan
persentase terhadap total biaya tetap sebesar 1,15 %. Peralatan yang rata-rata
dimiliki oleh petani yaitu cangkul, sabit, disel dan selang.
Dari kedua komponen biaya tetap, yang mempunyai nilai persentase
teringgi dalam pengeluaran biaya untuk usahatani wortel dalam satu musim tanam
yaitu biaya sewa lahan. Biaya sewa lahan dan penyusutan peralatan masing-
masing petani responden dapat dilihat pada Lampiran 8.
2. Komponen Biaya Variabel
Biaya variabel dalam usahatani wortel meliputi biaya sarana produksi
yaitu pembelian bibit, pupuk, dan pestisida, biaya upah tenaga kerja mulai dari
pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan dan panen serta biaya
lain-lain seperti uang angkot transportasi. Komponen biaya variabel usahatani
wortel di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 21 dan 22.
Tabel 21. Rata-Rata Biaya Variabel Untuk Sarana Produksi Usahatani Wortel Per Hektar dalam 1 Musim Tanam di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu
Komponen Penggunaan Biaya Variabel (Rp) Persentase (%) Benih (kg) 8,89 1.388.889 13,51 Pupuk Urea (kg) 149,81 269.714 2,62 Pupuk TSP / SP36 (kg) 69,05 96.711 0,94 Pupuk KCl (kg) 4,96 5.943 0,06 Pupuk NPK (kg) 377,93 2.381.200 23,17 Pupuk Kandang (sak) 2619,60 523.968 5,10 Pestisida (kg) 42,60 5.537.433 53,88 ZA (kg) 53,09 74.333 0,72
Total Biaya Sarana Produksi 10.278.192 100,00 Sumber: Data primer yang diolah, 2012.
42
1) Biaya sarana produksi
Biaya sarana produksi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh petani
responden untuk penggunaan bahan yang digunakan untuk budidaya wortel. Biaya
sarana produksi yang dikeluarkan sebagai berikut:
a) Biaya untuk pembelian benih
Benih yang digunakan untuk budidaya wortel merupakan hasil dari
budidaya petani setempat atau lokal. Penggunaan benih dalam luasan 1 hektar
rata-rata 8,89 kg tiap musim tanam dengan biaya rata-rata sebesar Rp. 1.388.889,-.
Diketahui bahwa rata-rata pembelian benih wortel adalah sebesar Rp 25.000,-.
Persentase biaya untuk penggunaan benih sebesar 13,51% dari total biaya sarana
produksi.
b) Biaya untuk pembelian pupuk.
Pupuk kimia yang digunakan oleh petani responden untuk menunjang
pertumbuhan wortel adalah pupuk urea rata-rata penggunaan 149,81 kg dengan
biaya sebesar Rp. 269.714,- , TSP 69,05 kg dengan biaya sebesar Rp. 96.711,- ,
KCL 4,96 kg dengan biaya sebesar Rp. 5.943,-, NPK 377,93 kg dengan biaya
sebesar Rp 2.381.200,-, pupuk kandang 2619,6 kg dengan biaya sebesar Rp
523.968,- dan pupuk ZA 53,09 kg dengan biaya sebesar Rp. 74.333,-. Persentase
biaya untuk penggunaan pupuk terbesar pada pupuk NPK yaitu sebesar 23,17%
dari total biaya sarana produksi.
c) Biaya untuk pembelian pestisida
Diketahui bahwa rata-rata pembelian pestisida adalah sebesar Rp.
5.537.433,- dalam satu musim tanam. Persentase biaya untuk penggunaan
pestisida sebesar 53,88% dari total biaya sarana produksi.
Persentase biaya sarana produksi terbesar terletak pada penggunaan
pestisida yaitu 31,16% dari total biaya variabel. Hal ini menunjukkan bahwa
ketergantungan petani terhadap pestisida masih tinggi, sehingga petani di daerah
penelitian intensif dalam melakukan penyemprotan menggunakan pestisida. Biaya
untuk pembelian benih, pupuk dan pestisida masing-masing petani responden
dapat dilihat pada Lampiran 9.
43
Tabel 22. Rata-Rata Biaya Variabel Untuk Sarana Produksi Usahatani Wortel Per Hektar dalam 1 Musim Tanam di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
Komponen HOK Biaya Variabel (Rp)
Persentase (%)
TK Pengolahan Laki-laki 92,68 2.780.476 33,06 Perempuan 0
TK Pananaman Laki-laki 19,75 703.413 8,36 Perempuan 4,37
TK Pemupukan Laki-laki 13,24 467.063 5,55 Perempuan 2,78
TK penyiangan & Penjarangan
Laki-laki 2,82 3.096.746 36,82 Perempuan 120,43
TK Penyemprotan Laki-laki 44,71 1.341.429 15,95 Perempuan 0
TK pengairan Laki-laki 0,71 22.302 0,26 Perempuan 0,02
Total Biaya Tenaga Kerja 8.411.429 100,00 Sumber: Data primer yang diolah, 2012.
2) Biaya tenaga kerja
Biaya rata-rata tenaga kerja yang dikeluarkan oleh petani wortel per hektar
dalam satu musim tanam dihitung berdasarkan Hari Orang Kerja (HOK) dengan
jam kerja efektif selama 7 jam dalam satu hari dan mulai jam kerja rata-rata 06:00
- 12:30. Jadi, 1 HOK sama dengan jam kerja. Rata-rata penggunaan biaya tenaga
kerja pada usahatani wortel di Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai berikut:
a) Pengolahan lahan
Pengolahan lahan untuk usahatani wortel dikerjakan oleh tenaga kerja laki-
laki dengan upah sebesar Rp.30.000,- per HOK. Untuk lahan dengan luasan 1
hektar, di perlukan sebanyak 92,68 HOK untuk proses pengolahan lahan. Rata-
rata biaya yang dikeluarkan untuk pengloahan lahan sebesar Rp. 2.780.476,-.
Persentase biaya tenaga kerja untuk pengolahan lahan sebesar 33,06% dari total
biaya tenaga kerja.
b) Penanaman
Penanaman wortel dikerjakan oleh tenaga kerja wanita dan laki-laki
dengan upah sebesar Rp. 30.000,- untuk laki-laki dan Rp. 25.000,- untuk
perempuan per HOK. Untuk lahan 1 hektar, rata-rata biaya tenaga kerja untuk
penanaman wortel adalah sebesar Rp. 703.413,- dengan rata-rata jumlah tenaga
44
kerja laki-laki 19,75 HOK dan perempuan 4,37 HOK. Persentase biaya tenaga
kerja untuk pengolahan lahan sebesar 8,36% dari total biaya tenaga kerja.
c) Pemupukan
Pemupukan wortel dikerjakan oleh tenaga kerja wanita dan laki-laki
dengan upah sebesar Rp 30.000,- untuk laki-laki dan Rp. 25.000,- untuk
perempuan per HOK. Untuk lahan dengan luasan 1 hektar, rata-rata biaya tenaga
kerja sebesar Rp. 467.063,- dengan rata-rata jumlah tenaga kerja laki-laki 13,24
HOK dan perempuan 2,8 HOK. Persentase biaya tenaga kerja untuk pengolahan
lahan sebesar 5,55% dari total biaya tenaga kerja.
d) Penjarangan dan penyiangan
Penjarangan merupakan perlakuan dengan mencabut sebagian tanaman
wortel yang pertumbuhannya kurang baik seperti daunnya layu atau tanamannya
kerdil yang bertujuan untuk mengurangi persaingan dalam mendapatkan unsur
hara dan memperoleh sinar matahari, sehingga pertumbuhannya bisa maksimal.
Penjarangan dan penyiangan wortel biasanya di kerjakan oleh tenaga kerja wanita,
akan tetapi jika tenaga kerja wanita tidak tercukupi maka akan menggunakan
tenaga kerja laki-laki. Penjarangan dan penyiangan dikerjakan oleh tenaga kerja
wanita dan laki-laki dengan upah sebesar Rp 30.000,- untuk laki-laki dan Rp.
25.000,- untuk perempuan per HOK. Untuk lahan dengan luasan 1 hektar, rata-
rata biaya tenaga kerja untuk penjarangan wortel adalah sebesar Rp. 3.096.746,-
dengan rata-rata jumlah tenaga kerja laki-laki 2,82 HOK dan perempuan 120,43
HOK. Persentase biaya tenaga kerja untuk penjarangan dan penyiangan sebesar
36,82% dari total biaya tenaga kerja.
e) Penyemprotan
Penyemprotan dilakukan untuk mengendalikan atau membasmi hama dan
penyakit. Penyemprotan dikerjakan oleh tenaga kerja laki-laki dengan upah
sebesar Rp 30.000,- per HOK. Untuk lahan dengan luasan 1 hektar, rata-rata biaya
tenaga kerja untuk penyemprotan wortel adalah sebesar Rp. 1.341.429,- dengan
rata-rata jumlah tenaga kerja laki-laki 44,71 HOK. Persentase biaya tenaga kerja
untuk pengolahan lahan sebesar 15,95% dari total biaya tenaga kerja.
45
f) Pengairan
Pengairan jarang dilakukan oleh petani karena lahan tipe tadah hujan,
tetapi sebagian petani ada yang melakukan pengairan pada waktu musim kemarau
untuk memperoleh produksi wortel yang bagus. Pengairan wortel dikerjakan oleh
tenaga kerja laki-laki. Untuk lahan dengan luasan 1 hektar, rata-rata biaya tenaga
kerja untuk pengairan wortel adalah sebesar Rp. 22.302,- dengan rata-rata jumlah
tenaga kerja laki-laki 0,71 HOK dan perempuan 0,02 HOK. Persentase biaya
tenaga kerja untuk pengolahan lahan sebesar 0,26% dari total biaya tenaga kerja.
Persentase biaya tenaga kerja terbesar terletak pada biaya untuk
penjarangan dan penyiangan yaitu sebesar 36,82% dari total biaya variabel. Hal
ini menunjukkan bahwa perlakuan penjarangan sangat penting agar mendapatkan
produksi wortel yang bagus. Biaya tenaga kerja mulai dari pengolahan lahan,
penanaman, pemupukan, penjarangan dan penyemprotan pestisida pada masing-
masing petani responden dapat dilihat pada Lampiran 10.
Total biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani wortel di daerah
penelitian merupakan jumlah dari biaya sarana produksi ditambah dengan biaya
untuk tenaga kerja. Total biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Rata-Rata Biaya Variabel Usahatani Wortel Per Hektar dalam 1 Musim Tanam di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu
Komponen Biaya (Rp) Persentase (%) Sarana Produksi 10.278.192 54,99 Tenaga Kerja 8.411.429 45,01 Total Biaya Variabel 18.689.621 100,00
Sumber: Data primer yang diolah, 2012.
Jadi total biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani wortel di daerah
penelitian sebesar Rp 18.689.621,- dengan luasan 1 hektar dalam satu musim
tanam. Persentase biaya variabel terbesar yaitu pada penggunaan sarana produksi
yaitu 54,99%. Total biaya variabel untuk masing-masing petani responden dapat
dilihat pada Lampiran 11.
3. Total Biaya Usahatani Wortel
Total biaya usahatani wortel yang dikeluarkan meliputi jumlah dari biaya
tetap dan biaya variabel. Rata-rata total biaya variabel yang dikeluarkan oleh
petani wortel di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 24.
46
Tabel 24. Rata-Rata Total Biaya Usahatani Wortel Per Hektar dalam 1 Musim Tanam di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu
Komponen Biaya (Rp) Persentase (%)
Biaya Tetap 6.744.386 26,52 Biaya Variabel 18.689.621 73,48 Total Biaya 25.434.007 100,00
Sumber: Data primer yang diolah, 2012.
Dari dua komponen biaya tersebut terlihat bahwa proporsi biaya variabel
lebih besar dari pada biaya tetapnya yaitu masing-masing Rp 6.744.386,- untuk
biaya variabel dan Rp 18.689.621,- untuk biaya tetap. Jadi total biaya yang
dikeluarkan petani untuk usahatani wortel sebesar Rp. 25.434.007,-. Hal ini
menunjukkan bahwa besarnya pendapatan yang diperoleh petani dari usahatani
wortel dipengaruhi biaya variabel yaitu dengan persentase 73,48% dari total
biaya. Total biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing petani responden dapat
dilihat pada Lampiran 12.
4.5.2 Penerimaan Usahatani Wortel
Penerimaan usahatani wortel merupakan hasil perkalian antara jumlah
produksi wortel per hektar dalam satu musim tanam dengan harga wortel.
Besarnya penerimaan berarti dipengaruhi dari hasil produksi dan harga di pasar.
Rata-rata produksi usahatani wortel sebesar 23.278,94 kg. Rata-rata harga jual
wortel sebesar Rp. 2.500,-/kg. Dengan demikian dapat diketahui bahwa rata-rata
penerimaan petani responden dari hasil usahatani wortel adalah sebesar Rp
58.197.350,- per kektar dalam satu musim tanam. Besarnya penerimaan yang
diperoleh untuk masing-masing petani responden dapat dilihat di Lampiran 12.
4.5.3 Pendapatan Usahatani Wortel
Pendapatan usahatani wortel merupakan selisih antara penerimaan dari
hasil produksi usahatani wortel dengan total biaya yang dikeluarkan per hektar
dalam satu musim tanam. Rata-rata pendapatan usahatani wortel dengan luasan 1
hektar di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 25.
47
Tabel 25. Rata-Rata Total Biaya Usahatani Wortel Per Hektar dalam 1 Musim Tanam di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu
Komponen Biaya (Rp)
Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya
6.744.386 18.689.621 25.434.007
Penerimaan 58.197.350 Pendapatan 32.763.343
Sumber: Data primer yang diolah, 2012.
Pendapatan yang diterima oleh petani wortel di daerah penelitian rata-rata
sebesar Rp. 32.763.343,- per hektar dalam satu musim tanam, sehingga usahatani
wortel di Kecamatan Bumiaji Kota Batu menguntungkan. Besarnya pendapatan
yang diperoleh untuk masing-masing petani responden dapat dilihat di Lampiran
12.
48
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan :
1. Faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani
wortel adalah benih, pestisida dan tenaga kerja dimana nilai thitung 1,72 benih,
2,514 untuk pestisida dan 5,353 untuk tenaga kerja > ttabel 1,67. Sementara itu,
faktor penggunaan pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap produksi wortel
karena nilai thitung 0,746 < ttabel 1,67. Nilai koefisien regresi benih sebesar 0,094
menunjukkan bahwa peningkatan penggunaan benih sebesar 1% akan
meningkatkan produksi wortel sebesar 0,094% dan sebaliknya. Nilai koefisien
regresi pestisida sebesar 0,053 menunjukkan bahwa peningkatan penggunaan
pestisida sebesar 1% akan meningkatkan produksi wortel sebesar 0,053% dan
sebaliknya. Nilai koefisien regresi tenaga kerja sebesar 0,313 menunjukkan
bahwa peningkatan penggunaan tenaga kerja sebesar 1% akan meningkatkan
produksi wortel sebesar 0,313% dan sebaliknya.
2. Dari hasil analisis diketahui bahwa NPMx/Px untuk penggunaan benih > 1
yaitu sebesar 3,94, sehingga penggunaan benih belum efisien. Agar
penggunaan benih dapat optimal maka perlu dilakukan penambahan. NPMx/Px
untuk penggunaan pestisida < 1 yaitu sebesar 0,94, sehingga penggunaan
pestisida tidak efisien. Agar penggunaan pestisida dapat optimal maka perlu
dilakukan pengurangan. NPMx/Px untuk penggunaan tenaga kerja > 1 yaitu
2,17 sehingga penggunaan tenaga kerja belum efisien. Agar penggunaan tenaga
kerja dapat optimal maka perlu dilakukan penambahan.
3. Rata-rata total penerimaan petani wortel di daerah penelitian sebesar Rp.
58.197.350,- dan rata-rata total biaya sebesar Rp. 25.434.007,-, sehingga
diperoleh pendapatan usahatani wortel sebesar Rp. 32.763.343,- per hektar
dalam satu musim tanam. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata usahatani
wortel di Kecamatan Bumiaji Kota Batu menguntungkan.
49
5.2 Saran
Beberapa saran yang diajukan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengatasi belum optimalnya penggunaan benih, maka petani dapat
menambah penggunaan benih. Dengan menghitung NPMx/Px, penggunaan
benih dalam luasan 1 hektar maksimal sebesar 35 kg. Sedangkan penggunaan
tenaga kerja perlu ditambah terutama untuk proses penjarangan dan
penyiangan. Proses tersebut merupakan pencabutan wortel yang
pertumbuhannya kurang maksimal dan pencabutan rumput agar pertumbuhan
wortel tidak terganggu, sehingga produksi wortel yang dihasilkan bagus dan
dapat meningkatkan pendapatan petani. Penggunaan tenaga kerja dalam luasan
1 hektar maksimal sebesar 607,19 HOK. Penggunaan faktor produksi di atas
akan efisien secara alokatif dengan syarat produksi dan harga wortel, serta
harga faktor-faktor produksi tidak berubah.
2. Perlu adanya penyuluhan pertanian terkait budidaya tanaman wortel dari dinas
pertanian mengingat penggunaan faktor produksi yang berbeda antar petani
meskipun dalam luasan yang sama agar dapat meningkatkan produksi dan
pendapatan petani wortel. Kemudian di daerah penelitian penggunaan pestisida
intensif dilakukan. Optimalnya penggunaan pestisida per hektar dalam satu
musim tanam sebesar 39,84 kg. Dalam jangka pendek penggunaan pestisida
yang intensif dapat menekan serangan hama penyakit, sehingga produksi
wortel yang dihasilkan bagus, tetapi dalam jangka panjang residu pestisida
dalam tanah semakin tinggi, sehingga tanah menjadi asam dan beracun dan
resisten terhadap organisme pengganggu, akibatnya produksi wortel akan
menurun. Dengan menggunakan pestisida nabati maka dapat mengurangi biaya
produksi, tidak membasmi predator dan tidak merusak lingkungan, sehingga
dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Tanaman sebagai
pestisida nabati yang bisa dimanfaatkan antara lain Tembakau, sirsak, bawang
putih, cabai merah, kemangi, nimba, cengkeh, biji srikaya dan sebagainya.
50
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu. 2011. Rekapitulasi Data Dasar Pertanian Kecamatan Batu. Kota Batu.
Dinas Pertanian Jawa Timur. 2011. Luas Areal Tanam, Panen, Produksi, Produktivitas Dan Harga Tanaman Sayuran Dan Buah-Buahan Semusim Di Jawa Timur Tahun 2007. http://www.jatimprov.go.id/dbfile/Bidlahta/20080714011343_luas_areal_tanam_panen_produksi_produktivitas_dan_harga_tanaman_sayuran_dan_buah_semusim_wortel_2007.pdf. Di unduh pada tanggal 5 Februari 2012.
Gujarati, Damodar. 2010. Dasar-Dasar Ekonometrika. Salemba Empat. Jakarta.
Djojosumarto. P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Hanum, Chairani. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 2. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Indroyono. 2011. Analisis Efisiensi Alokatif Input Usahatani Jagung (Zea mays). Skripsi Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
Jogiyanto. 2005. Metodologi Penelitian Bisnis. BFE. Yogyakarta.
Kementrian Pertanian. 2009. Rancangan Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014. Jakarta. http://www.deptan.go.id/renbangtan/rancangan%20renstra%20deptan%202010-2014%20lengkap.pdf. Di unduh tanggal 26 Maret 2012.
Kementrian Pertanian Republik Indonesia. 2012. http://aplikasi.deptan.go.id/bdsp/newlok.asp. Di unduh tanggal 6 Februari 2012.
Makeham J.P dan Malcolm R.L. 1990. Manajemen Usahatani Daerah Tropis. Bogor.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta.
Nicholson, Walter. 1994. Teori Ekonomi Mikro. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta
51
Nurul, Diyah, S. 2011. Analisis Pendapatan dan Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi yang Mempengaruhi Usahatani Padi. Ringkasan Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
Olivia, Yessy, H. 2011. Efisiensi Teknis Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Lettuce Romaine Organik. Ringkasan Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
Pratita, Ananda. 2011. Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi dan Pendapatan Usahatani Jamur Tiram Putih. Ringkasa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
Rahayu, Wiwit dan Wida, Erlyna, R. 2010. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi pada Usahatani Kedelai di Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Negeri Solo. Solo.
Rubatzky, Vincent E. Dan Yamaguchi Mas. 1998. Sayuran Dunia 2. Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Romauli, Natal, D. 2008. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi dalam Usahatani Padi Sawah. Ringkasa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
Sahara, D., Idris. 2010. Efisiensi Produksi Sistem Usahatani Padi Pada Lahan Sawah Irigasi Teknis. Available at http://www.scribd.com/. Di unduh tanggal 23 Februari 2012.
Salvatore, Dominick. 1995. Teori Mikroekonomi. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Shinta, Agustina. 2005. Diklat Ilmu Usahatani. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
Singarimbun, M dan Sofyan, Effendi. 2008. Metode Penelitian Survai. LP3ES. Yogyakarta.
Soekardono, dkk. 2005. Teori Ekonomi Makro Pendekatan Grafis dan Matematis. Pondok Edukasi. Malang.
Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Soekartawi. 2002. Analisis Usaha tani. Universitas Indonesia. Jakarta.
52
Sudarsono. 1995. Pengantar Ekonomi Mikro. PT Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta.
Susila, A.D. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
54
Lampiran 2. Quisioner Untuk Responden
DAFTAR ISIAN
PENGGALIAN DATA PRIMER
PENELITIAN
Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-faktor Produksi Usahatani Wortel (Daucus carota L) Di Kecamatan Bumiaji Kota Batu
Nama Responden : ..........................................
Desa : ..........................................
Kecamatan : ..........................................
Kabupaten : ..........................................
Nama Enumerator : ..........................................
Tanggal : ..........................................
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
55
Keterangan :
Kolom (2) = 1. KK; 2. Isteri; 3. Anak; 4. Orang tua; 5. Saudara 6. Lainnya Kolom (3) =
1. Tidak punya ijazah; 2. SD sederajat;
3. SMP sederajat; 4. SMU sederajat; 5. D1; 6. D2;
7. D3; 8. D4; 9.S1; 10. S2; 11. S3.
Kolom (5) & (6) =
0 . Lainnya 1. Pertanian 2. Pertambanagan dan penggalian 3. Industri kerajinan 4. Listrik, gas dan air 5. Konstruksi/ bangunan 6. Perdagangan
7. Angkutan dan komunikasi 8. Keungan 9. Jasa 10. Tidak bekerja
11. Sekolah - � Tidak ada
KARAKTERISTIK RESPONDEN
No. Nama Hubungan Dalam
Keluarga
Pendidikan Tertinggi
Ditamatkan
Usia (Th)
Pekerjaan
Utama Sampi-ngan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1
� � � � � 2 � � � � � 3 � � � � � 4 � � � � � 5 � � � � � 6 � � � � � 7 � � � � � 8 � � � � � 9 � � � � �
56
ANALISIS USAHATANI SEMUSIM Lahan : Lahan 1 Luas Lahan : …… Ha Pengusaan lahan : milik/sewa/gadai
Uraian Tanaman Wortel
Satuan Harga per satuan
(Rp) Satuan Fisik
Sarana Produksi Satuan Rp
a. Benih/bibit
b. Pupuk urea
c. Pupuk TSP/ SP36
d. Pupuk KCl
e. Pupuk NPK
f. Pupuk kandang
g. Pestisida 1)
h. Biaya irigasi
(Satuan Hari Kerja Setara Pria)
Tenaga Kerja Dalam Keluarga
Pria = ….. jam Wanita = ……jam Upah Wanita = Rp ………….. Upah Pria = Rp …………..
a. Pengolhn lhn
b. Penanaman
c. Pemupukan
d. Penyiangan
e. Penyemp. pesti.
f. Pengairan
g. Panen
h.
Tenaga Kerja Luar Keluarga
a. Pengolhn lhn
b. Penanaman
c. Pemupukan
d. Penyiangan
e. Penyemp. pesti.
f. Pengairan
g. Panen
h. ………...
57
PERALATAN USAHATANI
No Nama
Alat/Mesin Jumlah (unit)
Harga awal /Unit (Rp)
Estimasi Umur Ekonomis (Lama
Pemakaian)
Jika sewa, nilai Sewa
(Rp)
1 Cangkul
2 Bajak
3 Garu
4 Sekop
5 Sabit
6 Ganco
7 Traktor
8 Diesel utk pompa air, dll
9 Lainnya
ANALISIS USAHATANI SEMUSIM Lahan : Lahan 1 Luas Lahan : …… Ha Pengusaan lahan : milik/sewa/gadai
Uraian Tanaman Wortel
Satuan Harga per satuan
(Rp) Satuan Fisik
Produksi Satuan Rp
Panen 1
Panen 2
Panen 3
Panen 4
Panen 5
Panen 6
Biaya lain –lain pada total produksi
Biaya lain
Sewa Lahan
Biaya Angkut
Penanganan pasca
panen
Pengkemasan
58
Lampiran 3. Karakteristik Responden
NO NAMA JUMLAH ANGGOTA
KELUARGA PENDIDIKAN USIA
PEKERJAAN
UTAMA
PEKERJAAN
SAMPINGAN
1 Kusmono 5 2 47 1
2 Pujiono 3 3 28 1 6
3 Sujono 4 4 46 1
4 Suliono 4 4 43 1 6
5 Sulianto 3 3 35 1
6 Suradi 5 2 61 1 0
7 Misgiarno 4 9 45 1 6
8 Suwardi 4 1 56 1
9 Syamsul 3 4 30 1 0
10 Ahmad 5 2 63 1 0
11 Sama'un 4 2 53 1
12 Sandi 2 4 32 1 9
13 Narko 3 2 50 1 0
14 Saidi 3 2 50 1
15 Suliono B 6 2 54 1
16 Sukono 2 2 70 1
17 Joko Santoso 3 2 38 1 6
18 Daseri 3 2 51 1
19 Agus w. 3 3 45 1 6
20 Sutrisno 4 2 58 1 6
21 Suwandi 3 2 42 1
22 Anto 4 4 41 1
23 Sarni 5 2 38 1 9
24 Miati 4 2 40 1
25 Misnan 5 4 46 2 1
26 Masudi 4 5 40 1 9
27 Suwandi 4 2 54 1 6
28 Sugianto 6 2 61 1
29 Musiran 6 2 63 1
30 Sudarmanto 4 3 40 1 0
31 Suyitno 5 3 44 1 6
32 sudarmaji 5 3 48 1
33 saniman 4 4 38 1
34 Mujiran 4 2 55 1
35 Agus 3 2 30 1
36 didik sulianto 3 4 32 1 6
37 Hartoyo 3 3 30 1
38 Andrea S. 4 1 64 1
39 Sugiri 4 4 37 1
40 Sugeng 4 3 52 1 0
41 Noto Utomo 4 4 38 1
42 H Bakar 4 2 56 1
43 Marjito 4 1 53 1
44 Supriyono 4 2 33 1
45 Nasrokim 2 3 53 1
46 Budianto 5 4 42 1 3
47 Kasil 4 2 48 1
48 Jamil 4 2 42 1
49 Ismanto 3 2 43 1 0
50 Sunardi 4 4 42 1 6
51 Bunawas 3 4 42 1 9
52 Suliono 4 2 44 1
53 Bawon S. 4 2 54 1
54 Purnomo 4 3 31 1
55 Sulianto B 3 3 32 1
56 Sulianto A 3 1 37 1 9
57 Abdul Hamid 6 1 70 1
58 Iwan S. 3 3 27 1
59 Miskad 3 2 67 1 6
60 Sumardi 2 4 47 1 6
61 Supeno 4 3 35 1 0
62 Sariyono 3 2 35 1
63 Nurianto 2 4 32 1
59
Lampiran 4. Peralatan Usahatani
No Nama Jumlah Peralatan
Cangkul Bajak Garu Sekop Sabit Ganco Traktor Diesel Selang
1 Kusmono 12 0 0 0 15 0 0 2 4
2 Pujiono 10 0 0 0 10 0 0 3 4
3 Sujono 8 0 0 0 2 0 0 2 4
4 Suliono 12 0 0 0 6 0 0 3 4
5 Sulianto 1 0 0 0 2 0 0 1 3
6 Suradi 3 0 0 0 1 0 0 1 3
7 Misgiarno 2 0 0 0 5 0 0 1 3
8 Suwardi 5 0 0 0 4 0 0 2 3
9 Syamsul 10 0 0 0 10 0 0 1 3
10 Ahmad 5 0 0 0 10 0 0 2 4
11 Sama'un 20 0 0 0 9 0 0 4 4
12 Sandi 1 0 0 0 1 0 0 1 1
13 Narko 2 0 0 0 2 0 0 1 1
14 Saidi 3 0 0 0 3 0 0 1 1
15 Suliono B 2 0 0 0 1 0 0 1 0
16 Sukoco 3 0 0 0 3 0 0 2 0
17 Joko S. 4 0 0 0 3 0 0 0 0
18 Daseri 6 0 0 0 4 0 0 1 0
19 Agus W. 2 0 0 0 2 0 0 1 0
20 Sutrisno 2 0 0 0 3 0 0 1 1
21 Suwandi 3 0 0 0 2 0 0 1 2
22 Anto 2 0 0 0 3 0 0 1 1
23 Sarni 2 0 0 0 4 0 0 1 3
24 Miati 3 0 0 0 3 0 0 1 1
25 Misnan 6 0 0 0 3 0 0 2 2
26 Masudi 8 0 0 1 10 0 0 5 2
27 Suwandi 5 0 0 0 5 0 0 1 2
28 Sugianto 15 0 0 0 15 0 0 4 2
29 Musiran 4 0 0 2 5 1 0 1 2
30 Sudarmanto 3 0 0 0 1 0 0 1 0
31 Suyitno 3 0 0 0 2 0 0 2 0
32 sudarmaji 5 0 0 2 5 0 0 2 0
33 Saniman 10 0 0 0 7 0 0 2 0
34 Mujiran 4 0 0 0 4 0 0 2 0
35 Agus 10 0 0 0 5 0 0 5 2
36 Didik S. 6 0 3 0 2 0 0 4 6
37 Hartoyo 5 0 0 0 2 0 0 3 0
38 Andrea S. 6 0 0 2 4 1 0 0 4
39 Sugiri 6 0 0 0 6 0 0 2 0
40 Sugeng 10 0 0 4 4 3 0 3 0
41 Noto U. 10 0 0 0 2 0 0 1 0
42 H Bakar 15 0 0 0 0 0 0 1 5
43 Marjito 12 0 0 0 4 0 0 4 0
44 Supriyono 3 0 0 0 1 0 0 2 0
45 Nasrokim 10 0 0 0 0 0 0 4 0
46 Budianto 5 0 0 0 3 1 0 1 0
47 Kasil 4 0 0 0 1 0 0 2 0
48 Jamil 15 0 0 0 0 0 0 8 0
49 Ismanto 2 0 0 0 3 0 0 1 0
50 Sunardi 2 0 1 0 2 0 0 1 0
51 Bunawas 4 0 2 0 0 0 0 2 0
52 Suliono 4 0 0 0 1 0 0 1 0
53 Bawon S. 4 0 0 0 2 0 0 1 0
54 Purnomo 10 0 0 0 3 0 0 2 4
55 Sulianto B 3 0 0 0 1 0 0 1 1
56 Sulianto A 10 0 0 0 10 0 0 1 1
57 Abdul H. 1 0 0 0 2 0 0 2 2
58 Iwan S. 2 0 0 0 2 0 0 1 2
59 Miskad 1 0 0 0 1 0 0 1 1
60 Sumardi 0 0 0 0 0 0 0 2 2
61 Supeno 2 0 0 0 2 0 0 1 0
62 Sariyono 2 0 0 0 2 0 0 1 2
63 Nurianto 1 0 0 0 1 0 0 1 1
60
Lampiran 5. Sarana Produksi Per Hektar dalam Satu Musim Tanam
NO NAMA SARANA PRODUKSI
Benih (gram) UREA (kg) TSP / SP36 (kg) KCl (kg) NPK (Kg) Kandang (kg) Pestisida (kg) ZA (kg)
1 Kusmono 8000 0 0 0 300 0 77 0
2 Pujiono 7680 200 0 0 200 0 52 0
3 Sujono 8480 67 0 0 300 8333 72 0
4 Suliono 7680 200 0 0 400 0 92 0
5 Sulianto 6400 200 0 0 200 0 62 0
6 Suradi 9600 300 0 0 200 0 58 600
7 Misgiarno 11680 0 0 0 333 0 115 0
8 Suwardi 7680 200 0 0 500 8000 32 0
9 Syamsul 7680 200 0 0 800 6000 62 0
10 Ahmad 9600 0 0 0 400 0 77 0
11 Sama'un 7680 300 300 0 500 8000 80 0
12 Sandi 6720 417 417 0 417 0 33 0
13 Narko 13280 0 0 0 317 0 62 0
14 Saidi 7680 200 0 0 200 0 46 0
15 Suliono B. 8000 0 50 0 300 0 46 150
16 Sukoco 8000 0 0 0 500 0 48 0
17 Joko Santoso 6240 0 0 0 156 0 48 313
18 Daseri 7520 0 0 312,5 625 0 49 0
19 Agus Wahyudi 8000 0 0 0 300 0 19 500
20 Sutrisno 4800 0 0 0 100 0 38 100
21 Suwandi 6400 0 400 0 300 0 54 0
22 Anto 8960 0 0 0 556 0 19 0
23 Sarni 7680 200 0 0 200 0 45 0
24 Miati 3840 0 0 0 200 0 40 0
25 Misnan 7360 0 357 0 714 0 15 232
26 Masudi 9600 0 0 0 500 0 85 0
27 Suwandi 16000 0 500 0 500 0 36 0
28 Sugianto 9600 0 0 0 800 0 32 0
29 Musiran 11200 0 400 0 600 0 35 0
30 Sudarmanto 8000 0 0 0 600 8000 21 0
31 Suyitno 8320 1800 0 0 300 0 49 1200
32 Sudarmaji 11200 200 0 0 400 15000 36 0
61
Lanjutan lampiran 5
NO NAMA SARANA PRODUKSI
Benih (gram) UREA (kg) TSP / SP36 (kg) KCl (kg) NPK (Kg) Kandang (kg) Pestisida (kg) ZA (kg)
33 Saniman 15040 156 156 0 188 4688 19 0
34 Mujiran 9600 0 100 0 500 0 45 0
35 Agus 13280 139 0 0 278 0 74 0
36 Didik sulianto 8000 250 0 0 750 31250 38 0
37 Hartoyo 6720 250 0 0 83 9167 31 0
38 Andrea supari 4640 179 179 0 179 0 20 0
39 Sugiri 8000 313 313 0 313 0 44 0
40 Sugeng 8000 100 200 0 100 0 31 0
41 Noto Utomo 9600 400 0 0 600 0 31 0
42 H Bakar 12000 400 0 0 500 0 48 0
43 Marjito 9600 0 0 0 500 5000 27 0
44 Supriyono 7680 192 0 0 192 0 18 0
45 Nasrokim 12800 300 0 0 300 0 35 0
46 Budianto 8000 400 0 0 600 0 31 0
47 Kasil 9760 306 0 0 556 15972 24 0
48 Jamil 9600 0 0 0 500 25000 27 0
49 Ismanto 13280 0 0 0 417 0 46 0
50 Sunardi 8000 0 0 0 536 0 41 0
51 Bunawas 12800 100 0 0 200 0 31 0
52 Suliono 11200 200 0 0 200 0 26 0
53 Bawon S. 9600 0 0 0 625 0 31 0
54 Purnomo 6400 521 0 0 281 0 11 0
55 Sulianto B 8000 500 0 0 350 5000 19 0
56 Sulianto A 5280 17 0 0 125 0 38 0
57 Abdul Hamid 8000 0 0 0 500 0 31 0
58 Iwan Setiawan 9280 208 417 0 208 0 16 0
59 Miskad 12000 25 250 0 125 0 64 250
60 Sumardi 11200 0 0 0 200 0 23 0
61 Supeno 6080 0 0 0 625 0 52 0
62 Sariyono 10080 0 313 0 313 9375 38 0
63 Nurianto 6080 0 0 0 250 6250 38 0
Rata-rata 8891 149,81 69,05 4,96 377,93 2619,60 42,60 53,09
62
Lampiran 6. Penggunaan Tenaga Kerja Per Hektar dalam Satu Musim Tanam
NO NAMA
Pengolahan
(HOK)
Pananaman
(HOK)
Pemupukan
(HOK)
Penyiangan &
Penjarangan (HOK)
Penyemprotan
(HOK)
Pengairan
(HOK)
Total TK
(HOK)
L P L P L P L P L P L P L P
1 Kusmono 150 0 20 8 14 4 0 102 64 0 0 0 248 114
2 Pujiono 144 0 20 16 8 12 0 92 40 0 0 0 212 120
3 Sujono 148 0 13 12 11 9 0 84 53 0 0 0 225 105
4 Suliono 144 0 32 32 16 8 0 72 56 0 0 0 248 112
5 Sulianto 144 0 32 8 16 16 0 64 48 0 0 0 240 88
6 Suradi 144 0 24 12 16 12 0 144 64 0 0 0 248 168
7 Misgiarno 160 0 27 7 13 20 0 67 40 0 0 0 240 93
8 Suwardi 40 0 8 16 8 16 0 40 28 0 0 0 84 72
9 Syamsul 192 0 24 16 16 8 0 80 56 0 0 0 288 104
10 Ahmad 150 0 22 6 16 10 0 140 64 0 0 0 252 156
11 Sama'un 152 0 24 16 12 16 0 120 32 0 0 0 220 152
12 Sandi 67 0 25 0 33 0 0 150 58 0 0 0 183 150
13 Narko 83 0 17 0 25 0 0 250 58 0 0 0 183 250
14 Saidi 144 0 24 12 8 8 0 52 40 0 0 0 216 72
15 Suliono B 188 0 18 6 10 14 0 124 10 0 0 0 226 144
16 Sukoco 160 0 27 13 13 7 0 67 40 0 0 0 240 87
17 Joko Santoso 125 0 19 6 22 0 0 106 31 0 0 0 197 113
18 Daseri 150 0 31 0 25 0 0 113 44 0 0 0 250 113
19 Agus W. 100 0 16 4 14 0 0 220 24 0 0 0 154 224
20 Sutrisno 25 0 12 6 10 0 0 70 20 0 0 0 67 76
21 Suwandi 60 0 28 0 8 0 0 96 48 0 0 0 144 96
22 Anto 78 0 28 0 17 0 0 78 39 0 0 0 161 78
23 Sarni 104 0 32 0 8 0 0 72 56 0 0 0 200 72
63
Lanjutan lampiran 6
NO NAMA
Pengolahan
(HOK)
Pananaman
(HOK)
Pemupukan
(HOK)
Penyiangan &
Penjarangan (HOK)
Penyemprotan
(HOK)
Pengairan
(HOK)
Total TK
(HOK)
L P L P L P L P L P L P L P
24 Miati 50 0 20 0 8 0 0 160 28 0 0 0 106 160
25 Misnan 71 0 29 7 14 0 0 50 21 0 0 0 136 57
26 Masudi 100 0 20 0 20 0 10 240 50 0 2 0 202 240
27 Suwandi 75 0 25 0 15 0 0 175 150 0 0 0 265 175
28 Sugianto 44 0 8 0 12 0 0 48 28 0 0 0 92 48
29 Musiran 120 0 12 0 6 0 0 160 16 0 0 0 154 160
30 Sudarmanto 50 0 10 0 4 0 0 60 32 0 0 0 96 60
31 Suyitno 48 0 16 0 8 0 0 148 56 0 0 0 128 148
32 sudarmaji 120 0 20 0 8 0 0 64 80 0 0 0 228 64
33 Saniman 63 0 13 0 13 0 0 113 10 0 0 0 98 113
34 Mujiran 75 0 12 0 12 0 0 70 28 0 0 0 127 70
35 Agus 193 0 17 0 8 0 0 200 17 0 0 0 235 200
36 didik sulianto 53 0 15 15 15 5 50 75 68 0 23 0 223 95
37 Hartoyo 70 0 17 0 8 0 0 60 67 0 0 0 162 60
38 andrea supari 86 0 29 0 29 0 14 0 29 0 0 0 186 0
39 Sugiri 113 0 38 0 13 0 31 63 25 0 13 1 231 64
40 Sugeng 30 0 16 0 16 0 2 132 4 0 4 0 72 132
41 Noto Utomo 100 0 16 0 4 0 10 60 24 0 0 0 154 60
42 H Bakar 120 0 20 0 6 0 0 240 50 0 0 0 196 240
43 Marjito 50 0 10 0 8 0 0 200 64 0 0 0 132 200
44 Supriyono 38 0 10 0 8 0 0 121 35 0 0 0 90 121
45 Nasrokim 70 0 20 0 12 0 0 48 60 0 0 0 162 48
46 Budianto 100 0 20 0 12 0 0 48 48 0 0 0 180 48
64
Lanjutan lampiran 6
NO NAMA
Pengolahan
(HOK)
Pananaman
(HOK)
Pemupukan
(HOK)
Penyiangan &
Penjarangan (HOK)
Penyemprotan
(HOK)
Pengairan
(HOK)
Total TK
(HOK)
L P L P L P L P L P L P L P
47 Kasil 33 0 11 0 11 0 6 89 33 0 0 0 94 89
48 Jamil 75 0 20 0 15 0 0 110 45 0 0 0 155 110
49 Ismanto 50 0 17 0 8 0 33 238 42 0 0 0 150 238
50 Sunardi 50 0 7 0 11 0 21 125 21 0 4 0 114 125
51 Bunawas 80 0 16 0 16 0 0 160 40 0 0 0 152 160
52 Suliono 107 0 16 0 8 0 0 264 48 0 0 0 179 264
53 Bawon S. 80 0 20 0 20 0 0 150 60 0 0 0 180 150
54 Purnomo 83 0 21 0 19 0 0 71 29 0 0 0 152 71
55 Sulianto B 70 0 15 0 15 0 0 0 60 0 0 0 160 0
56 Sulianto A 50 0 17 0 33 0 0 167 58 0 0 0 158 167
57 Abdul Hamid 60 0 20 0 8 0 0 200 24 0 0 0 112 200
58 Iwan S. 75 0 25 0 17 0 0 167 50 0 0 0 167 167
59 Miskad 30 0 10 0 5 0 0 420 25 0 0 0 70 420
60 Sumardi 70 0 20 20 10 0 0 100 24 0 0 0 124 120
61 Supeno 75 0 13 17 8 0 0 104 67 0 0 0 163 121
62 Sariyono 100 0 25 0 13 0 0 175 150 0 0 0 288 175
63 Nurianto 60 0 40 20 20 10 0 113 38 0 0 0 158 143
65
Lampiran 7. Produksi Usahatani dalam Satu Musim Tanam
NO NAMA
Produksi Per
hektar
(Kg)
NO NAMA
Produksi Per
hektar
(Kg)
1 Kusmono 25000 39 Sugiri 21875
2 Pujiono 20000 40 Sugeng 20000
3 Sujono 22000 41 Noto Utomo 20000
4 Suliono 28000 42 H Bakar 26000
5 Sulianto 28000 43 Marjito 25000
6 Suradi 22000 44 Supriyono 19231
7 Misgiarno 26667 45 Nasrokim 22000
8 Suwardi 18000 46 Budianto 20000
9 Syamsul 24000 47 Kasil 20833
10 Ahmad 28000 48 Jamil 25000
11 Sama'un 24000 49 Ismanto 33333
12 Sandi 25000 50 Sunardi 25000
13 Narko 29167 51 Bunawas 20000
14 Saidi 25000 52 Suliono 25000
15 Suliono B. 25000 53 Bawon S. 22500
16 Sukoco 25000 54 Purnomo 14885
17 Joko S. 23438 55 Sulianto B 25000
18 Daseri 25000 56 Sulianto A 20833
19 Agus W. 25000 57 Abdul Hamid 20000
20 Sutrisno 16000 58 Iwan S. 25000
21 Suwandi 22000 59 Miskad 30000
22 Anto 22222 60 Sumardi 20000
23 Sarni 22000 61 Supeno 25000
24 Miati 20000 62 Sariyono 31250
25 Misnan 21429 63 Nurianto 25000
26 Masudi 30000 Rata-rata 23278,94
27 Suwandi 25000
28 Sugianto 18600
29 Musiran 22000
30 Sudarmanto 14000
31 Suyitno 24000
32 Sudarmaji 24500
33 Saniman 17500
34 Mujiran 25000
35 Agus 29167
36 Didik S. 25000
37 Hartoyo 20000
38 Andrea S. 17143
39 Sugiri 21875
66
Lampiran 8. Biaya Tetap Per Hektar dalam Satu Musim Tanam
No Nama Total
Penyusutan
Sewa
Lahan
Total
Biaya tetap
1 Kusmono 130444 6666667 6797111
2 Pujiono 147778 6666667 6814444
3 Sujono 113111 6666667 6779778
4 Suliono 149444 6666667 6816111
5 Sulianto 61833 6666667 6728500
6 Suradi 65500 6666667 6732167
7 Misgiarno 66000 6666667 6732667
8 Suwardi 96833 6666667 6763500
9 Syamsul 86667 6666667 6753333
10 Ahmad 111944 6666667 6778611
11 Sama'un 193778 6666667 6860444
12 Sandi 38944 6666667 6705611
13 Narko 41778 6666667 6708444
14 Saidi 44611 6666667 6711278
15 Suliono (Pak Tua) 30000 6666667 6696667
16 Sukoco 58500 6666667 6725167
17 Joko Santoso 10667 6666667 6677333
18 Daseri 40667 6666667 6707333
19 Agus Wahyudi 30667 6666667 6697333
20 Sutrisno 42444 6666667 6709111
21 Suwandi 55056 6666667 6721722
22 Anto 42444 6666667 6709111
23 Sarni 65333 6666667 6732000
24 Miati 44611 6666667 6711278
25 Misnan 87222 6666667 6753889
26 Masudi 174111 6666667 6840778
27 Suwandi 61389 6666667 6728056
28 Sugianto 164722 6666667 6831389
29 Musiran 66556 6666667 6733222
30 Sudarmanto 32167 6666667 6698833
31 Suyitno 57833 6666667 6724500
32 Sudarmaji 69944 6666667 6736611
33 Saniman 76333 6666667 6743000
34 Mujiran 61333 6666667 6728000
35 Agus 172222 6666667 6838889
36 didik sulianto 184667 6666667 6851333
37 Hartoyo 87167 6666667 6753833
38 andrea supari 67444 6666667 6734111
39 Sugiri 67000 6666667 6733667
67
Lanjutan lampiran 8
No Nama Total
Penyusutan
Sewa
Lahan
Total
Biaya tetap
40 Sugeng 115556 6666667 6782222
41 Noto Utomo 48000 6666667 6714667
42 H Bakar 113056 6666667 6779722
43 Marjito 128667 6666667 6795333
44 Supriyono 57167 6666667 6723833
45 Nasrokim 121667 6666667 6788333
46 Budianto 39389 6666667 6706056
47 Kasil 59333 6666667 6726000
48 Jamil 232500 6666667 6899167
49 Ismanto 31333 6666667 6698000
50 Sunardi 31889 6666667 6698556
51 Bunawas 61111 6666667 6727778
52 Suliono 34333 6666667 6701000
53 Bawon Sutrisno 35000 6666667 6701667
54 Purnomo 118111 6666667 6784778
55 Sulianto B 43278 6666667 6709944
56 Sulianto A 64444 6666667 6731111
57 Abdul Hamid 75722 6666667 6742389
58 Iwan Setiawan 52889 6666667 6719556
59 Miskad 38944 6666667 6705611
60 Sumardi 72222 6666667 6738889
61 Supeno 30667 6666667 6697333
62 Sariyono 52889 6666667 6719556
63 Nurianto 38944 6666667 6705611
Rata-rata 77719 6666667 6744386
68
Lampiran 9. Biaya Variabel Untuk Sarana Produksi Per Hektar dalam Satu Musim Tanam
NO NAMA
SARANA PRODUKSI Total Biaya
sarana produksi
(Rp)
Benih
(Rp)
UREA
(Rp)
TSP / SP36
(Rp)
KCl
(Rp)
NPK
(Rp)
Kandang
(Rp)
Pestisida
(Rp)
ZA
(Rp)
1 Kusmono 1250000 0 0 0 1890000 0 10000000 0 13140000
2 Pujiono 1200000 360000 0 0 1260000 0 6760000 0 9580000
3 Sujono 1325000 120600 0 0 1890000 1670000 9333333 0 14338933
4 Suliono 1200000 360000 0 0 2520000 0 12000000 0 16080000
5 Sulianto 1000000 360000 0 0 1260000 0 8000000 0 10620000
6 Suradi 1500000 540000 0 0 1260000 0 7540000 840000 11680000
7 Misgiarno 1825000 0 0 0 2097900 0 15000000 0 18922900
8 Suwardi 1200000 360000 0 0 3150000 1600000 4160000 0 10470000
9 Syamsul 1200000 360000 0 0 5040000 1200000 8000000 0 15800000
10 Ahmad 1500000 0 0 0 2520000 0 10000000 0 14020000
11 Sama'un 1200000 540000 420000 0 3150000 1600000 10400000 0 17310000
12 Sandi 1025000 750600 583800 0 2627100 0 4291667 0 9278167
13 Narko 2075000 0 0 0 1997100 0 8000000 0 12072100
14 Saidi 1200000 360000 0 0 1260000 0 6000000 0 8820000
15 Suliono B 1250000 0 70000 0 1890000 0 6000000 210000 9420000
16 Sukoco 1250000 0 0 0 3150000 0 6240000 0 10640000
17 Joko S. 975000 0 0 0 982800 0 6250000 438200 8646000
18 Daseri 1175000 0 0 374400 3937500 0 6406250 0 11893150
19 Agus W. 1250000 0 0 0 1890000 0 2470000 700000 6310000
20 Sutrisno 750000 0 0 0 630000 0 5000000 140000 6520000
21 Suwandi 1000000 0 560000 0 1890000 0 7000000 0 10450000
22 Anto 1400000 0 0 0 3502800 0 2500000 0 7402800
23 Sarni 1200000 360000 0 0 1260000 0 5800000 0 8620000
24 Miati 600000 0 0 0 1260000 0 5200000 0 7060000
69
Lanjutan lampiran 9
NO NAMA
SARANA PRODUKSI Total Biaya Sarana
produksi
(Rp)
Benih
(Rp)
UREA
(Rp)
TSP / SP36
(Rp)
KCl
(Rp)
NPK
(Rp)
Kandang
(Rp)
Pestisida
(Rp)
ZA
(Rp)
25 Misnan 1150000 0 499800 0 4498200 0 1964286 324800 8437086
26 Masudi 1500000 0 0 0 3150000 0 11000000 0 15650000
27 Suwandi 2500000 0 700000 0 3150000 0 4670000 0 11020000
28 Sugianto 1500000 0 0 0 5040000 0 4200000 0 10740000
29 Musiran 1750000 0 560000 0 3780000 0 4550000 0 10640000
30 Sudarmanto 1250000 0 0 0 3780000 1600000 2730000 0 9360000
31 Suyitno 1300000 3240000 0 0 1890000 0 6340000 1680000 14450000
32 sudarmaji 1750000 360000 0 0 2520000 3000000 4680000 0 12310000
33 Saniman 2350000 280800 218400 0 1184400 940000 2500000 0 7473600
34 Mujiran 1500000 0 140000 0 3150000 0 5850000 0 10640000
35 Agus 2075000 250200 0 0 1751400 0 9583333 0 13659933
36 Didik S. 1250000 450000 0 0 4725000 6250000 5000000 0 17675000
37 Hartoyo 1050000 450000 0 0 522900 1830000 4000000 0 7852900
38 Andrea S. 725000 322200 250600 0 1127700 0 2600000 0 5025500
39 Sugiri 1250000 563400 438200 0 1971900 0 5718750 0 9942250
40 Sugeng 1250000 180000 280000 0 630000 0 4000000 0 6340000
41 Noto U. 1500000 720000 0 0 3780000 0 4000000 0 10000000
42 H Bakar 1875000 720000 0 0 3150000 0 6240000 0 11985000
43 Marjito 1500000 0 0 0 3150000 1000000 3500000 0 9150000
44 Supriyono 1200000 345600 0 0 1209600 0 2307692 0 5062892
45 Nasrokim 2000000 540000 0 0 1890000 0 4600000 0 9030000
46 Budianto 1250000 720000 0 0 3780000 0 4000000 0 9750000
47 Kasil 1525000 550800 0 0 3502800 3190000 3125000 0 11893600
48 Jamil 1500000 0 0 0 3150000 5000000 3500000 0 13150000
70
Lanjutan lampiran 9
NO NAMA
SARANA PRODUKSI Total Biaya
Sarana Produksi
(Rp)
Benih
(Rp)
UREA
(Rp)
TSP / SP36
(Rp)
KCl
(Rp)
NPK
(Rp)
Kandang
(Rp)
Pestisida
(Rp)
ZA
(Rp)
49 Ismanto 2075000 0 0 0 2627100 0 5979167 0 10681267
50 Sunardi 1250000 0 0 0 3376800 0 5357143 0 9983943
51 Bunawas 2000000 180000 0 0 1260000 0 4000000 0 7440000
52 Suliono 1750000 360000 0 0 1260000 0 3400000 0 6770000
53 Bawon S. 1500000 0 0 0 3937500 0 4000000 0 9437500
54 Purnomo 1000000 937800 0 0 1770300 0 1458333 0 5166433
55 Sulianto B 1250000 900000 0 0 2205000 1000000 2500000 0 7855000
56 Sulianto A 825000 30600 0 0 787500 0 5000000 0 6643100
57 Abdul H. 1250000 0 0 0 3150000 0 4000000 0 8400000
58 Iwan S. 1450000 374400 583800 0 1310400 0 2083333 0 5801933
59 Miskad 1875000 45000 350000 0 787500 0 8320000 350000 11727500
60 Sumardi 1750000 0 0 0 1260000 0 3000000 0 6010000
61 Supeno 950000 0 0 0 3937500 0 6750000 0 11637500
62 Sariyono 1575000 0 438200 0 1971900 1880000 5000000 0 10865100
63 Nurianto 950000 0 0 0 1575000 1250000 5000000 0 8775000
Rata-Rata 1388889 269714 96711 5943 2381200 523968 5537433 74333 10278192
71
Lampiran 10. Biaya Variabel Untuk Tenaga Kerja Per Hektar dalam Satu Musim Tanam
NO NAMA
Pengolahan
(Rp)
Pananaman
(Rp)
Pemupukan
(Rp)
TK penyiangan &
Penjarangan (Rp)
Penyemprotan
(Rp)
Pengairan
(Rp)
Total TK
(Rp)
Total
Biaya TK
(Rp) L P L P L P L P L P L P L P
1 Kusmono 4500000 0 600000 200000 420000 100000 0 2550000 1920000 0 0 0 7440000 2850000 10290000
2 Pujiono 4320000 0 600000 400000 240000 300000 0 2300000 1200000 0 0 0 6360000 3000000 9360000
3 Sujono 4440000 0 390000 300000 330000 225000 0 2100000 1590000 0 0 0 6750000 2625000 9375000
4 Suliono 4320000 0 960000 800000 480000 200000 0 1800000 1680000 0 0 0 7440000 2800000 10240000
5 Sulianto 4320000 0 960000 200000 480000 400000 0 1600000 1440000 0 0 0 7200000 2200000 9400000
6 Suradi 4320000 0 720000 300000 480000 300000 0 3600000 1920000 0 0 0 7440000 4200000 11640000
7 Misgiarno 4800000 0 810000 175000 390000 500000 0 1675000 1200000 0 0 0 7200000 2350000 9550000
8 Suwardi 1200000 0 240000 400000 240000 400000 0 1000000 840000 0 0 0 2520000 1800000 4320000
9 Syamsul 5760000 0 720000 400000 480000 200000 0 2000000 1680000 0 0 0 8640000 2600000 11240000
10 Ahmad 4500000 0 660000 150000 480000 250000 0 3500000 1920000 0 0 0 7560000 3900000 11460000
11 Sama'un 4560000 0 720000 400000 360000 400000 0 3000000 960000 0 0 0 6600000 3800000 10400000
12 Sandi 2010000 0 750000 0 990000 0 0 3750000 1740000 0 0 0 5490000 3750000 9240000
13 Narko 2490000 0 510000 0 750000 0 0 6250000 1740000 0 0 0 5490000 6250000 11740000
14 Saidi 4320000 0 720000 300000 240000 200000 0 1300000 1200000 0 0 0 6480000 1800000 8280000
15 Suliono B 5640000 0 540000 150000 300000 350000 0 3100000 300000 0 0 0 6780000 3600000 10380000
16 Sukoco 4800000 0 810000 325000 390000 175000 0 1675000 1200000 0 0 0 7200000 2175000 9375000
17 Joko S. 3750000 0 570000 150000 660000 0 0 2650000 930000 0 0 0 5910000 2800000 8710000
18 Daseri 4500000 0 930000 0 750000 0 0 2825000 1320000 0 0 0 7500000 2825000 10325000
19 Agus W. 3000000 0 480000 100000 420000 0 0 5500000 720000 0 0 0 4620000 5600000 10220000
20 Sutrisno 750000 0 360000 150000 300000 0 0 1750000 600000 0 0 0 2010000 1900000 3910000
21 Suwandi 1800000 0 840000 0 240000 0 0 2400000 1440000 0 0 0 4320000 2400000 6720000
22 Anto 2340000 0 840000 0 510000 0 0 1950000 1170000 0 0 0 4860000 1950000 6810000
23 Sarni 3120000 0 960000 0 240000 0 0 1800000 1680000 0 0 0 6000000 1800000 7800000
72
Lanjutan lamipran 10
NO NAMA
Pengolahan
(Rp)
Pananaman
(Rp)
Pemupukan
(Rp)
TK penyiangan &
Penjarangan (Rp)
Penyemprotan
(Rp)
Pengairan
(Rp)
Total TK
(Rp)
Total
Biaya TK
(Rp) L P L P L P L P L P L P L P
24 Miati 1500000 0 600000 0 240000 0 0 4000000 840000 0 0 0 3180000 4000000 7180000
25 Misnan 2130000 0 840000 175000 420000 0 0 1250000 630000 0 0 0 4020000 1425000 5445000
26 Masudi 3000000 0 600000 0 600000 0 300000 6000000 1500000 0 60000 0 6060000 6000000 12060000
27 Suwandi 2250000 0 750000 0 450000 0 0 4375000 4500000 0 0 0 7950000 4375000 12325000
28 Sugianto 1320000 0 240000 0 360000 0 0 1200000 840000 0 0 0 2760000 1200000 3960000
29 Musiran 3600000 0 360000 0 180000 0 0 4000000 480000 0 0 0 4620000 4000000 8620000
30 Sudarmanto 1500000 0 300000 0 120000 0 0 1500000 960000 0 0 0 2880000 1500000 4380000
31 Suyitno 1440000 0 480000 0 240000 0 0 3700000 1680000 0 0 0 3840000 3700000 7540000
32 Sudarmaji 3600000 0 600000 0 240000 0 0 1600000 2400000 0 0 0 6840000 1600000 8440000
33 Saniman 1890000 0 390000 0 390000 0 0 2825000 300000 0 0 0 2970000 2825000 5795000
34 mujiran 2250000 0 360000 0 360000 0 0 1750000 840000 0 0 0 3810000 1750000 5560000
35 Agus 5790000 0 510000 0 240000 0 0 5000000 510000 0 0 0 7050000 5000000 12050000
36 Didik S. 1590000 0 450000 375000 450000 125000 1500000 1875000 2040000 0 690000 0 6720000 2375000 9095000
37 Hartoyo 2100000 0 510000 0 240000 0 0 1500000 2010000 0 0 0 4860000 1500000 6360000
38 Andrea S. 2580000 0 870000 0 870000 0 420000 0 870000 0 0 0 5610000 0 5610000
39 Sugiri 3390000 0 1140000 0 390000 0 930000 1575000 750000 0 390000 25000 6990000 1600000 8590000
40 Sugeng 900000 0 480000 0 480000 0 60000 3300000 120000 0 120000 0 2160000 3300000 5460000
41 Noto U. 3000000 0 480000 0 120000 0 300000 1500000 720000 0 0 0 4620000 1500000 6120000
42 H Bakar 3600000 0 600000 0 180000 0 0 6000000 1500000 0 0 0 5880000 6000000 11880000
43 Marjito 1500000 0 300000 0 240000 0 0 5000000 1920000 0 0 0 3960000 5000000 8960000
44 Supriyono 1140000 0 300000 0 240000 0 0 3025000 1050000 0 0 0 2730000 3025000 5755000
45 Nasrokim 2100000 0 600000 0 360000 0 0 1200000 1800000 0 0 0 4860000 1200000 6060000
46 Budianto 3000000 0 600000 0 360000 0 0 1200000 1440000 0 0 0 5400000 1200000 6600000
47 Kasil 990000 0 330000 0 330000 0 180000 2225000 990000 0 0 0 2820000 2225000 5045000
73
Lanjutan lampiran 10
NO NAMA
Pengolahan
(Rp)
Pananaman
(Rp)
Pemupukan
(Rp)
TK penyiangan &
Penjarangan (Rp)
Penyemprotan
(Rp)
Pengairan
(Rp) Total TK
Total
Biaya TK
(Rp) L P L P L P L P L P L P L P
48 Jamil 2250000 0 600000 0 450000 0 0 2750000 1350000 0 0 0 4650000 2750000 7400000
49 Ismanto 1500000 0 510000 0 240000 0 1000000 5950000 1260000 0 0 0 4510000 5950000 10460000
50 Sunardi 1500000 0 210000 0 330000 0 630000 3125000 630000 0 120000 0 3420000 3125000 6545000
51 Bunawas 2400000 0 480000 0 480000 0 0 4000000 1200000 0 0 0 4560000 4000000 8560000
52 Suliono 3210000 0 480000 0 240000 0 0 6600000 1440000 0 0 0 5370000 6600000 11970000
53 Bawon S. 2400000 0 600000 0 600000 0 0 3750000 1800000 0 0 0 5400000 3750000 9150000
54 Purnomo 2490000 0 630000 0 570000 0 0 1775000 870000 0 0 0 4560000 1775000 6335000
55 Sulianto B 2100000 0 450000 0 450000 0 0 0 1800000 0 0 0 4800000 0 4800000
56 Sulianto A 1500000 0 510000 0 990000 0 0 4175000 1740000 0 0 0 4740000 4175000 8915000
57 Abdul H. 1800000 0 600000 0 240000 0 0 5000000 720000 0 0 0 3360000 5000000 8360000
58 Iwan S. 2250000 0 750000 0 510000 0 0 4175000 1500000 0 0 0 5010000 4175000 9185000
59 Miskad 900000 0 300000 0 150000 0 0 10500000 750000 0 0 0 2100000 10500000 12600000
60 Sumardi 2100000 0 600000 500000 300000 0 0 2500000 720000 0 0 0 3720000 3000000 6720000
61 Supeno 2250000 0 390000 425000 240000 0 0 2600000 2010000 0 0 0 4890000 3025000 7915000
62 Sariyono 3000000 0 750000 0 390000 0 0 4375000 4500000 0 0 0 8640000 4375000 13015000
63 Nurianto 1800000 0 1200000 500000 600000 250000 0 2825000 1140000 0 0 0 4740000 3575000 8315000
74
Lampiran 11. Total Biaya Variabel Per Hektar dalam Satu Musim Tanam
NO NAMA Biaya Sarana Biaya Total
Produksi Tenaga Kerja Biaya Variabel
1 Kusmono 13140000 10290000 23430000
2 Pujiono 9580000 9360000 18940000
3 Sujono 14338933 9375000 23713933
4 Suliono 16080000 10240000 26320000
5 Sulianto 10620000 9400000 20020000
6 Suradi 11680000 11640000 23320000
7 Misgiarno 18922900 9550000 28472900
8 Suwardi 10470000 4320000 14790000
9 Syamsul 15800000 11240000 27040000
10 Ahmad 14020000 11460000 25480000
11 Sama'un 17310000 10400000 27710000
12 Sandi 9278167 9240000 18518167
13 Narko 12072100 11740000 23812100
14 Saidi 8820000 8280000 17100000
15 Suliono (Pak Tua) 9420000 10380000 19800000
16 Sukoco 10640000 9375000 20015000
17 Joko Santoso 8646000 8710000 17356000
18 Daseri 11893150 10325000 22218150
19 Agus Wahyudi 6310000 10220000 16530000
20 Sutrisno 6520000 3910000 10430000
21 Suwandi 10450000 6720000 17170000
22 Anto 7402800 6810000 14212800
23 Sarni 8620000 7800000 16420000
24 Miati 7060000 7180000 14240000
25 Misnan 8437086 5445000 13882086
26 Masudi 15650000 12060000 27710000
27 Suwandi 11020000 12325000 23345000
28 Sugianto 10740000 3960000 14700000
29 Musiran 10640000 8620000 19260000
30 Sudarmanto 9360000 4380000 13740000
31 Suyitno 14450000 7540000 21990000
32 sudarmaji 12310000 8440000 20750000
33 Saniman 7473600 5795000 13268600
34 Mujiran 10640000 5560000 16200000
35 Agus 13659933 12050000 25709933
36 didik sulianto 17675000 9095000 26770000
37 Hartoyo 7852900 6360000 14212900
38 andrea supari 5025500 5610000 10635500
39 Sugiri 9942250 8590000 18532250
75
Lanjutan lampiran 11
NO NAMA Biaya Sarana Biaya Total
Produksi Tenaga Kerja Biaya Variabel
40 Sugeng 6340000 5460000 11800000
41 Noto Utomo 10000000 6120000 16120000
42 H Bakar 11985000 11880000 23865000
43 Marjito 9150000 8960000 18110000
44 Supriyono 5062892 5755000 10817892
45 Nasrokim 9030000 6060000 15090000
46 Budianto 9750000 6600000 16350000
47 Kasil 11893600 5045000 16938600
48 Jamil 13150000 7400000 20550000
49 Ismanto 10681267 10460000 21141267
50 Sunardi 9983943 6545000 16528943
51 Bunawas 7440000 8560000 16000000
52 Suliono 6770000 11970000 18740000
53 Bawon Sutrisno 9437500 9150000 18587500
54 Purnomo 5166433 6335000 11501433
55 Sulianto B 7855000 4800000 12655000
56 Sulianto A 6643100 8915000 15558100
57 Abdul Hamid 8400000 8360000 16760000
58 Iwan Setiawan 5801933 9185000 14986933
59 Miskad 11727500 12600000 24327500
60 Sumardi 6010000 6720000 12730000
61 Supeno 11637500 7915000 19552500
62 Sariyono 10865100 13015000 23880100
63 Nurianto 8775000 8315000 17090000
Rata-rata 10278192 8411429 18689621
76
Lampiran 12. Total Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Petani Wortel Per Hektar dalam Satu Musim Tanam
NO NAMA
Total
Biaya tetap
(Rp)
Total
Biaya
variabel (Rp)
Total
Biaya (Rp)
Penerimaan
(Rp)
Pendapatan
(Rp)
1 Kusmono 6797111 23430000 30227111 62500000 32272889
2 Pujiono 6814444 18940000 25754444 50000000 24245556
3 Sujono 6779778 23713933 30493711 55000000 24506289
4 Suliono 6816111 26320000 33136111 70000000 36863889
5 Sulianto 6728500 20020000 26748500 70000000 43251500
6 Suradi 6732167 23320000 30052167 55000000 24947833
7 Misgiarno 6732667 28472900 35205567 66667500 31461933
8 Suwardi 6763500 14790000 21553500 45000000 23446500
9 Syamsul 6753333 27040000 33793333 60000000 26206667
10 Ahmad 6778611 25480000 32258611 70000000 37741389
11 Sama'un 6860444 27710000 34570444 60000000 25429556
12 Sandi 6705611 18518167 25223778 62500000 37276222
13 Narko 6708444 23812100 30520544 72917500 42396956
14 Saidi 6711278 17100000 23811278 62500000 38688722
15 Suliono B 6696667 19800000 26496667 62500000 36003333
16 Sukoco 6725167 20015000 26740167 62500000 35759833
17 Joko S. 6677333 17356000 24033333 58595000 34561667
18 Daseri 6707333 22218150 28925483 62500000 33574517
19 Agus W. 6697333 16530000 23227333 62500000 39272667
20 Sutrisno 6709111 10430000 17139111 40000000 22860889
21 Suwandi 6721722 17170000 23891722 55000000 31108278
22 Anto 6709111 14212800 20921911 55555000 34633089
23 Sarni 6732000 16420000 23152000 55000000 31848000
24 Miati 6711278 14240000 20951278 50000000 29048722
25 Misnan 6753889 13882086 20635975 53572500 32936525
26 Masudi 6840778 27710000 34550778 75000000 40449222
27 Suwandi 6728056 23345000 30073056 62500000 32426944
28 Sugianto 6831389 14700000 21531389 46500000 24968611
29 Musiran 6733222 19260000 25993222 55000000 29006778
30 Sudarmanto 6698833 13740000 20438833 35000000 14561167
31 Suyitno 6724500 21990000 28714500 60000000 31285500
32 sudarmaji 6736611 20750000 27486611 61250000 33763389
33 Saniman 6743000 13268600 20011600 43750000 23738400
34 Mujiran 6728000 16200000 22928000 62500000 39572000
35 Agus 6838889 25709933 32548822 72915000 40366178
36 Didik S. 6851333 26770000 33621333 62500000 28878667
37 Hartoyo 6753833 14212900 20966733 50000000 29033267
38 andrea S. 6734111 10635500 17369611 42857500 25487889
77
Lanjutan Lampiran 12
NO NAMA
Total
Biaya tetap
(Rp)
Total
Biaya
variabel (Rp)
Total
Biaya (Rp)
Penerimaan
(Rp)
Pendapatan
(Rp)
39 Sugiri 6733667 18532250 25265917 54687500 29421583
40 Sugeng 6782222 11800000 18582222 50000000 31417778
41 Noto U. 6714667 16120000 22834667 50000000 27165333
42 H Bakar 6779722 23865000 30644722 65000000 34355278
43 Marjito 6795333 18110000 24905333 62500000 37594667
44 Supriyono 6723833 10817892 17541726 48077500 30535774
45 Nasrokim 6788333 15090000 21878333 55000000 33121667
46 Budianto 6706056 16350000 23056056 50000000 26943944
47 Kasil 6726000 16938600 23664600 52082500 28417900
48 Jamil 6899167 20550000 27449167 62500000 35050833
49 Ismanto 6698000 21141267 27839267 83332500 55493233
50 Sunardi 6698556 16528943 23227498 62500000 39272502
51 Bunawas 6727778 16000000 22727778 50000000 27272222
52 Suliono 6701000 18740000 25441000 62500000 37059000
53 Bawon . 6701667 18587500 25289167 56250000 30960833
54 Purnomo 6784778 11501433 18286211 37212500 18926289
55 Sulianto B 6709944 12655000 19364944 62500000 43135056
56 Sulianto A 6731111 15558100 22289211 52082500 29793289
57 Abdul H. 6742389 16760000 23502389 50000000 26497611
58 Iwan S. 6719556 14986933 21706489 62500000 40793511
59 Miskad 6705611 24327500 31033111 75000000 43966889
60 Sumardi 6738889 12730000 19468889 50000000 30531111
61 Supeno 6697333 19552500 26249833 62500000 36250167
62 Sariyono 6719556 23880100 30599656 78125000 47525344
63 Nurianto 6705611 17090000 23795611 62500000 38704389
Rata-rata 6744386 18689621 25434007 58197350 32763343
78
Lampiran 13. Analisis Usahatani Wortel Per Hektar Dalam Satu Musim Tanam Di Kecamatan Bumiaji Kota Batu
Analsis Usahatani Wortel Sewa Lahan Rp. 6.666.667 Penyusutan Peralatan Rp. 77.719
Total Biaya tetap Rp. 6.744.386
Benih 8,89 (kg) Rp. 1.388.889
Pupuk UREA 149,81(kg) Rp. 269.714
Pupuk TSP / SP36 69,05 (kg) Rp. 96.711
Pupuk KCl 4,96 (kg) Rp. 5.943
Pupuk NPK 377,93(kg) Rp. 2.381.200
Pupuk Kandang 2619,6 (kg) Rp. 523.968
Pestisida 42,6 (kg) Rp. 5.537.433
ZA 53,09 (kg) Rp. 74.333 Total Biaya Sarana Produksi Rp. 10.278.192
TK Pengolahan Laki-laki 92,68 (HOK)
Rp. 2.780.476 Perempuan 0
TK Pananaman Laki-laki 19,75 (HOK)
Rp. 703.413 Perempuan 4,37 (HOK)
TK Pemupukan Laki-laki 13,24 (HOK)
Rp. 467.063 Perempuan 2,78 (HOK)
TK penyiangan & Penjarangan
Laki-laki 2,82 (HOK) Rp. 3.096.746
Perempuan 120,43 (HOK)
TK Penyemprotan Laki-laki 44,71 (HOK)
Rp. 1.341.429 Perempuan 0
TK pengairan Laki-laki 0,71 (HOK)
Rp. 22.302 Perempuan 0,02 (HOK)
Total Biaya Tenaga kerja Rp. 8.411.429
Total Biaya Variabel Rp. 25.434.007
Penerimaan 23278,94 (kg) Rp. 58.197.350
Pendapatan Rp. 32.763.343
79
Lampiran 14. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 63
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .10823398
Most Extreme Differences Absolute .068
Positive .046
Negative -.068
Kolmogorov-Smirnov Z .538
Asymp. Sig. (2-tailed) .935
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Uji Heteroskedasitas Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.008 .289 -.028 .978
Benih .018 .033 .074 .553 .583
Pupuk .008 .007 .145 1.131 .263
Pestisida -.032 .022 -.229 -1.509 .137
TK -.002 .035 -.008 -.052 .958
a. Dependent Variable: ABSRES
Uji Multikolenieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 7.061 .476 14.830 .000
Benih .094 .054 .152 1.720 .091 .867 1.154
Pupuk .008 .011 .063 .746 .459 .952 1.051
Pestisida .089 .035 .251 2.514 .015 .678 1.475
TK .313 .058 .561 5.353 .000 .614 1.629
a. Dependent Variable: LN5
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .780a .609 .582 .11190 2.054
a. Predictors: (Constant), LN4, LN2, LN1, LN3
b. Dependent Variable: LN5
80
Lampiran 15. Uji Regresi Determinasi Koefisien (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .780a .609 .582 .11190
a. Predictors: (Constant), LN4, LN2, LN1, LN3
b. Dependent Variable: LN5
Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.129 4 .282 22.543 .000a
Residual .726 58 .013
Total 1.855 62
a. Predictors: (Constant), LN4, LN2, LN1, LN3
b. Dependent Variable: LN5
Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 7.061 .476 14.830 .000
Benih .094 .054 .152 1.720 .091
Pupuk .008 .011 .063 .746 .459
Pestisida .089 .035 .251 2.514 .015
TK .313 .058 .561 5.353 .000
a. Dependent Variable: LN5
81
Lampiran 16. Hasil Perhitungan Efisiensi Alokatif
PMx1 = �� .�
�1
NPMx1 = PMx1 . Py, X1 efisien jika ���
�= 1
Benih (X1)
Rata-rat produksi wortel (Y ) = 23278,94 Kg
Harga produksi wortel (Py) = Rp. 2.500,-
Rata-rata penggunaan benih ( X3 ) = 8,89 kg
Rata-rata harga input benih = Rp. 156.250,-
Koefisien regresi bi = 0,094
PMx1 = , �� . �����,��
�,��
= 246,14
NPMx1 = 246,14 . 2500
= 615360,06
Efisiensi ����� , �
����� = 3,94
Optimal = , �� . ����� . ��
����� = 35 kg
Pestisida (X3)
Rata-rata penggunaan pestisidia ( X3 ) = 42,6 kg
Rata-rata harga input pestisida = Rp. 130000
Koefisien regresi bi = 0,089
PMx1 = , �� . �����,��
��,�
= 48,63
NPMx1 = 48,63 . 2500
= 121586,01
Efisiensi ������, �
�� = 0,94
Optimal = , �� . ����� . ��
�� = 39,84 kg
82
Tenaga Kerja (X4)
Rata-rata penggunaan tenaga kerja ( X4 ) = 280,27 HOK
Rata-rata harga input tenaga kerja = Rp. 30000
Koefisien regresi bi = 0,313
PMx1 = ,��� . �����,��
�� ,��
= 26
NPMx1 = 26 . 2500
= 64993,65
Efisiensi �����,��
� = 2,17
Optimal = ,��� . ����� . ��
� = 607,19 HOK
83
Lampiran 17. Dokumentasi
Foto-foto Kegiatan
Wawancara Petani
Ikut Petani ke lahan
Diesel Untuk Alat Semprot Tempat Pencampuran Obat-Obatan